8
4) Sumber dari Beberapa Kategori Penghasilan Lainnya a. Pengantar Kategori penghasilan kena pajak (untuk WPDN) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 (1) UU PPh, tidak terbatas pada kategori penghasilan yang sumbernya tercantum dalam Pasal 24 (3). Untuk menentukan tempat sumber dari beberapa kategori penghasilan selanin yang tercantum dalam pasal tersebut, Pasal 24 (4) menyatakan bahwa penentuan tempat sumber penghasilan dimaksud harus memakai prinsip yang sama (the same principle approach) dengan yang dimaksud pada ayat (3). Ayat tersebut antara lain memakai kriteria: 1. Tempat kedudukan penerbit sekuritas 2. Pihak penyedia penghasilan atau penanggung beban bertempat kedudukan atau berada 3. Tempat harta (tak bergerak) terletak dan 4. Tempat menjalankan usaha atau melakukan kegiatan. b. Keuntungan karena Penjualan atau Pengalihan Harta Dari berbagai aspek, harta dapat meliputi harta bergerak dan tak bergerak, bisnis dan pribadi, finansial dan ril, berwujud dan tak berwujud. Sesuai dengan ketentuan pada Ayat (3), seseorang dapat sampai pada kesimpulan bahwa tempat sumber keuntungan dari penjualan saham atau sekuritas adalah negara tempat penerbit saham atau sekuritas bertempat kedudukan, keuntungan dari penjualan harta bergerak dan hak atas kekayaan intelektual (intangible) ditentukan sama dengan sewa dan royalti. Selanjutnya keuntungan dari penjualan atau

Ketentuan Tentang Sumber Penghasilan Bag 3

Embed Size (px)

DESCRIPTION

pajak internasional

Citation preview

4) Sumber dari Beberapa Kategori Penghasilan Lainnyaa. PengantarKategori penghasilan kena pajak (untuk WPDN) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 (1) UU PPh, tidak terbatas pada kategori penghasilan yang sumbernya tercantum dalam Pasal 24 (3). Untuk menentukan tempat sumber dari beberapa kategori penghasilan selanin yang tercantum dalam pasal tersebut, Pasal 24 (4) menyatakan bahwa penentuan tempat sumber penghasilan dimaksud harus memakai prinsip yang sama (the same principle approach) dengan yang dimaksud pada ayat (3). Ayat tersebut antara lain memakai kriteria:1. Tempat kedudukan penerbit sekuritas2. Pihak penyedia penghasilan atau penanggung beban bertempat kedudukan atau berada3. Tempat harta (tak bergerak) terletak dan4. Tempat menjalankan usaha atau melakukan kegiatan.

b. Keuntungan karena Penjualan atau Pengalihan HartaDari berbagai aspek, harta dapat meliputi harta bergerak dan tak bergerak, bisnis dan pribadi, finansial dan ril, berwujud dan tak berwujud. Sesuai dengan ketentuan pada Ayat (3), seseorang dapat sampai pada kesimpulan bahwa tempat sumber keuntungan dari penjualan saham atau sekuritas adalah negara tempat penerbit saham atau sekuritas bertempat kedudukan, keuntungan dari penjualan harta bergerak dan hak atas kekayaan intelektual (intangible) ditentukan sama dengan sewa dan royalti. Selanjutnya keuntungan dari penjualan atau pengalihan harta tak bergerak, sesuai dengan Penjelasan pasal 24 (4), berada di negara tempat harta tersebut terletak.c. Imbalan karena Jaminan Pengembalian UtangDalam rumusan Pasal 4 (1) (f) dan Pasal 23 (1) (a) angka (2) penghasilan berupa imbalan karena jaminan pengembalian utang disejajarkan dengan bunga (termasuk premium dan diskonto). Untuk tujuan pemberian KPLN, nampak bahwa seseorang dapat menentukan sumber penghasilan dari imbalan tersebut selaras dengan bunga, yaitu tempat kedudukan (keberadaan) si pembayar atau pihak penanggung beban imbalan karena jaminan pengembalian utang.

d. Hadiah dari Undian atau Pekerjaan atau Kegiatan, dan PenghargaanPasal 26 (1) (e) dan Pasal 23 (1) (a) angka (4) meminta kepada pihak yang membayarkan untuk memotong pajak atas hadiah dan penghargaan selain yang telah dipotong pajak sebagaimana diatur dalam Pasal 21 (1) (e). Selanjutnya, untuk keperluan yang sama, Pasal 21 (e) juga menunjuk kepada (pihak) yang melakukan pembayaran. Nampaknya bahwa untuk penentuan sumber penghasilan dari hadiah dan penghargaan berlaku pendekatan pembayaran dan pembebanan biaya. Negara domisili pembayar atau tempat pembebanan hadiah dan undian, pada penghasilan kena pajak merupakan sumber penghasilan dimaksud.e. Penerimaan Kembali Pembayaran Pajak yang Telah Dibebankan sebagai BiayaSesuai dengan ketentuan Pasal 27 KUP dapat terjadi pengembaliaan Pajak Penghasilan diikuti dengan pemberian bunga dalam rangka meningkatkan kesetaraan (level of playing field) antara wajib pajak dengan administrasi pajak. Karena pembayaran PPh bukan merupakan beban pengurang penghasilan kena pajak adalah cukup adil apabila pengembalian PPh juga bukan merupakan penghasilan kena pajak sehingga tidak perlu ditentukan sumbernya. Mengenai penerimaan imbalan bunga pengembalian PPh ini akan menambah kemampuan ekonomis WP, sehingga merupakan penghasilan kena pajak dan oleh karenanya perlu ditentukan tempat sumber penghasilannya. Untuk keperluan tersebut, pendekatan pembayaran cukup memadai sebagai penentu sumber penghasilan. Imbalan bunga yang diberikan administrasi pajak Indonesia dianggap bersumber di negara tersebut.f. Penerimaan atau Perolehan Pembayaran BerkalaPasal 26 (1) (f) meminta kepada pembayar (SPDN) untuk memotong pajak atas pembayaran berkala (dan lainnya). Oleh karena itu, tampak bahwa pendekatan pembayaran berlaku untuk penentuan lokasi sumber penghasilan. Pembayaran berkala yang diberikan oleh WPDN akan dianggap bersumber dari Indonesia.g. Keuntungan karena Pembebasan UtangPasal 4 (1) (k) menyatakan adanya keuntungan (penghasilan) dari pembebasan utang. Sementara itu, Pasal 6 (1) (a) menyatakan bahwa piutang yang nyata-nyata tidak tertagih dapat dikurangkan dari penghasilan bruto. Dalam praktik pembukuan komersial piutang yang nyata-nyata tidak tertagih sering dihapuskan dari pembukuan (penghapusbukuan, write off). Sementara itu orang sering mempertanyakan kesamaan antara pembebasan utang (sebagai penghasilan) dengan penghapusbukuan piutang. Walaupun keduanya berasal dari inisiatif kreditor, sementara (dari KBBI) pembebasan lebih merupakan upaya dari kreditor untuk melepaskan (sepenuhnya) debitor dari kewajiban melunasi utang (dan memungkinkan secara rela memberitahukan kepadanya), penghapusbukuan hanya untuk tujuan pembukuan saja. Suatu piutang dapat dihapuskan (dari pembukuan) dan pada umumnya debitor tidak dibebaskan dari kewajiban melunasinya karena upaya penagihan berjalan terus. Dari pembebasan tersebut nampak bahwa pembebasan utang agak sulit dipersamakan dengan penghapusbukuan piutang.Dalam menentukan letak sumber suatu penghasilan, Pasal 24 (3) selain mengikuti pendekatan pembayaran juga menerapkan pendekatan penanggung beban. Karena penghasilan pembebasan piutang tidak dibayarkan tetapi dapat merupakan beban (pengurang penghasilan) kreditor, tampak bahwa letak sumber dari penghasilan karena pembebasan utang dapat dilokalisasi di negara tempat kedudukan kreditor.h. Keuntungan karena Selisih KursTransaksi penjualan dan penerimaan lainnya, serta pembelian dan pengeluaran lainnya dari valuta asing ke rupiah dapat menghasilkan keuntungan (sebagai penghasilan menurut Pasal 4 (1) (I) atau kerugian (sebagai pengurang penghasilan bruto menurut Pasal 6 (1)). Baik penjualan dan penerimaan, maupun pembelian dan pengeluaran dapat terjadi karena transaksi usaha, finansial dan transaksi lainnya. Untuk keperluan penentuan dan letak sumber penghasilannya, kiranya dapat, sesuai dengan kasus yang dihadapi, diikuti penalaran penentuan sumber untuk laba usaha (lokasi tempat usaha) atau kriteria lainnya (tempat kedudukan penerbit sekuritas, pembayar atau penanggung beban).i. Penghasilan dari Kegiatan di Angkasa Luar dan Laut LepasDengan kemajuan teknologi berbagai kegiatan dapat dilakukan di angkasa luar atau di laut lepas di luar wilayah Indonesia. Kegiatan tersebut misalnya berupa publikasi di angkasa luar atau laut lepas, persewaan angkasa atau satelit (telekomunikasi), pemberian jasa, penangkapan ikan, dan sebagainya. Untuk mengenakan pajak atas penghasilan tersebut, harus ditentukan letak sumber penghasilan dimaksud. Untuk menentukan apakah sumber dimaksud terletak atau dapat dianggap berada di Indonesia, tampaknya siapa yang membayar (penyedia penghasilan) atau penanggung beban (sebagai pengurang penghasilan kena pajak) dapat dipertimbangkan. Dengan demikian, apabila penyedia penghasilan adalah WPDN Indonesia atau pengeluaran tersebut menjadi pengurang penghasilan kena pajak Indonesia, maka negara tersebut dapat disebut sebagai tempat asal sumber penghasilan dan oleh karenanya dapat dikenakan pajak.j. Premi AsuransiPasal 26 (2) menyatakan bahwa premi asuransi yang dibayarkan kepada perusahaan asuransi di luar negeri dipotong pajak (penghasilan Indonesia). Hal tersebut menyiratkan bahwa letak sumber dari penghasilan berupa premi asuransi (tanpa menyebut jenis pertanggungannya) ditentukan berdasarkan (tempat kedudukan atau keberadaan) si pembayar. Premi asuransi yang dibayar oleh perusahaan Indonesia dapat dianggap berasal dari sumber yang terletak di negara tersebut.k. Penghasilan dari Selisih Lebih Karena Penilaian Kembali AktivaSesuai dengan konsep pertumbuhan (accretion concept of income), tambahan nilai karena kembali aktiva juga merupakan penghasilan yang dikenakan pajak. Untuk menentukan sumber penghasilan dari selisih lebih penilaian kembali aktiva, rujukan dapat diarahkan pada letak aktiva tetap atau wajib pajak mana yang akan membebankan depresiasi dari tambahan nilai dimaksud.5) Multiplisitas Penerapan KTSPKlaus Vogel dalam Mc Lure (1989) menganggap bahwa pengertian istilah sumber cukup jelas karena istilah tersebut dengan sendirinya sudah mendefinisikan (self defining) ketegasan tersebut tidak diikuti oleh kriteria penentu sumber penghasilan itu sendiri. Tergantung kondisi perekonomian dan kepentingan nasional suatu negara berbagai kriteria yang berbeda dapat dipakai untuk merumuskan KTSP suatu kategori penghasilan. KTSP tersebut sekaligus melegalisir yurisdiksi sumber negara dimaksud. Penerapan berbagai kriteria yang berbeda antar negara pemungut pajak dalam perumusan KTSPnya menimbulkan penggandaan sumber (cascading source) atas suatu kategori penghasilan yang dianggap sebagai sumber di lebih dari satu negara. Selain itu, masalah klasifikasi atas pemilahan kategori penghasilan (misalnya antara sewa, royalti atau imbalan jasa) sering menimbulkan kerancuan dalam penentuan sumber penghasilan. Kedua persoalan tersebut dapat menyebabkan benturan klaim sumber penghasilan (overlapping of source claim) yang akan berujung pada timbulnya PBI.6) Aspek Perjanjian Penghindaran Pajak BergandaUntuk mengalokasikan hak pemajakan atas kategori penghasilan tertentu kepada salah satu negara penandatanganan, P3B mempunyai ketentuan tersendiri tentang sumber penghasilan. Dalam bahasa P3B istilah asal (originating atau arising) lebih sering dipakai ketimbang istilah sumber. Dapat terjadi bahwa kriteria penentu asal penghasilan P3B tidak sama dengan kriteria penentu KTSP. Apabila terdapat kekurangserasian antara kriteria penentu asal (sumber) penghasilan dalam P3B dengan ketentuan domestik, maka prioritas pemberlakuan diberikan pada ketentuan dalam P3B. Contohnya Amerika Serikat (1988) menyatakan bahwa sumber penghasilan yang berupa royalti terletak di negara tempat pemanfaatan harta atau hak. Apabila harta tersebut dimanfaatkan di luar Indonesia, walaupun penyedia penghasilan WPDN Indonesia, sesuai dengan ketentuan P3B sumber penghasilan royalti tersebut bukanlah Indonesia. Dengan demikian, negara tersebut demi kehormatan hukum pajak internasional harus menahan diri dari mengenakan pajak atas royalti dimaksud (walaupun ketentuan domestik memberikan hak pemajakan atas itu). Perbedaan ketentuan demikian tentu dapat berlaku pula untuk penghasilan dari penyerahan jasa, penghasilan bunga, dan sebagainya.