12
KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR A. Pengertian Keterampilan Dasar Mengajar Keterampilan dasar mengajar (teaching skills) adalah kemampuan atau keterampilan yang bersifat khusus (most specific instructional behaviors) yang harus dimiliki oleh guru, dosen, instruktur atau widyaiswara agar dapat melaksanakan tugas mengajar secara efektif, efisien dan profesional (As. Gilcman,1991). Dengan demikian keterampilan dasar mengajar berkenaan dengan beberapa keterampilan atau kemampuan yang bersifat mendasar dan harus dikuasai oleh tenaga pengajar dalam melaksanakan tugas mengajarnya.Dalam mengajar ada dua kemampuan pokok yang harus dikuasai oleh seorang tenaga pengajar, yaitu : 1) Menguasai materi atau bahan ajar yang akan diajarkan (what to teach) 2) Menguasai metodologi atau cara untuk membelajarkannya (how to teach) Keterampilan dasar mengajar termasuk kedalam aspek no 2 yaitu cara membelajarkan siswa. Keterampilan dasar mengajar mutlak harus dimiliki dan dikuasai oleh tenaga pengajar, karena dengan keterampilan dasar mengajar memberikan pengertian lebih dalam mengajar. Mengajar bukan hanya sekedar proses menyampaikan materi saja, tetapi menyangkut aspek yang lebih luas seperti pembinaan sikap, emosional, karakter, kebiasaan dan nilai-nilai. B. Keterampilan membuka dan menutup pelajaran 1. Pengertian Keterampilan membuka dan menutup pelajaran Keterampilan membuka pelajaran adalah usaha guru untuk mengkondisikan mental peserta didik agar siap dalam menerima pelajaran. Dalam membuka pelajaran peserta didik harus mengetahui tujuan yang akan dicapai dan langkah-langkah yang akan ditempuh. Keterampilan menutup pelajaran adalah keterampilan guru dalam mengakhiri kegitan inti pelajaran. Dalam menutup pelajaran, guru dapat menyimpulkan materi pelajaran, mengetahui tingkat pencapaian peserta didik dan tingkat keberhasilan guna dalam proses belajar mengajar. 2. Tujuan membuka dan menutup pelajaran Tujuan yang ingin dicapai dengan menerapkan keterampilan membuka pelajaran adalah :

Keterampilan Dasar Mengajar

Embed Size (px)

DESCRIPTION

keterampilan mengajar

Citation preview

KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR

A. Pengertian Keterampilan Dasar MengajarKeterampilan dasar mengajar (teaching skills) adalah kemampuan atau keterampilan yang bersifat khusus (most specific instructional behaviors) yang harus dimiliki oleh guru, dosen, instruktur atau widyaiswara agar dapat melaksanakan tugas mengajar secara efektif, efisien dan profesional (As. Gilcman,1991). Dengan demikian keterampilan dasar mengajar berkenaan dengan beberapa keterampilan atau kemampuan yang bersifat mendasar dan harus dikuasai oleh tenaga pengajar dalam melaksanakan tugas mengajarnya.Dalam mengajar ada dua kemampuan pokok yang harus dikuasai oleh seorang tenaga pengajar, yaitu :1)Menguasai materi atau bahan ajar yang akan diajarkan (what to teach)2)Menguasai metodologi atau cara untuk membelajarkannya (how to teach)Keterampilan dasar mengajar termasuk kedalam aspek no 2 yaitu cara membelajarkan siswa. Keterampilan dasar mengajar mutlak harus dimiliki dan dikuasai oleh tenaga pengajar, karena dengan keterampilan dasar mengajar memberikan pengertian lebih dalam mengajar. Mengajar bukan hanya sekedar proses menyampaikan materi saja, tetapi menyangkut aspek yang lebih luas seperti pembinaan sikap, emosional, karakter, kebiasaan dan nilai-nilai.B.Keterampilan membuka dan menutup pelajaran1.Pengertian Keterampilan membuka dan menutup pelajaranKeterampilan membuka pelajaran adalah usaha guru untuk mengkondisikan mental peserta didik agar siap dalam menerima pelajaran. Dalam membuka pelajaran peserta didik harus mengetahui tujuan yang akan dicapai dan langkah-langkah yang akan ditempuh.Keterampilan menutup pelajaran adalah keterampilan guru dalam mengakhiri kegitan inti pelajaran. Dalam menutup pelajaran, guru dapat menyimpulkan materi pelajaran, mengetahui tingkat pencapaian peserta didik dan tingkat keberhasilan guna dalam proses belajar mengajar.2.Tujuan membuka dan menutup pelajaranTujuan yang ingin dicapai dengan menerapkan keterampilan membuka pelajaran adalah :1)Menyiapkan mental siswa untuk memasuki kegiatan inti pelajaran2)Membangkitkan motivasi dan perhatian siswa dalam mengikuti pelajaran3)Memberikan gambaran yang jelas tentang batas-batas tugas yang harus dikerjakan siswa4)Menyadarkan siswa akan hubungan antara pengalaman/bahan yang sudah dimiliki/diketahui dengan yang akan dipelajari5)Memberikan gambaran tentang pendekatan atau kegiatan yang akan diterapkan atau dilaksanakan dalam kegiatan belajarTujuan yang ingin dicapai dengan menerapkan keterampilan menutup pelajaran adalah :1)Memantapkan pemahaman siswa terhadap kegiatan belajar yang telah berlangsung2)Mengetahui keberhasilan siswa dan guru dalam kegiatan pembelajaran yang telah dijalani3)Memberikan tindak lanjut untuk mengembangkan kemampuan yang baru saja dikuasai3.Komponen-komponen membuka dan menutup pelajaranKomponen keterampilan membuka pelajaran yang harus diperhatikan dan dikuasai oleh seorang guru antara lain :1)Menarik perhatian siswaLangkah yang paling awal dalam membuka pelajaran adalah menarik perhatian siswa, caranya antara lain :Memvariasikan gaya mengajar guruPenggunaan media yang menarik perhatian dan mampu mengundang pertanyaan siswaVariasi pola interaksi, penggunaan pola interaksi yang monoton misalnya klasikal secara terus menerus akan menurunkan perhatian siswa2)Menimbulkan motivasiMenimbulkan motivasi adalah tujuan dari membuka pelajaran agar para siswa siap untuk mengikuti topik pembahasan inti. Menimbulkan motivasi dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain :Sikap hangat dan antusias dalam mengajar, merupakan awal dari munculnya keinginan siswa untuk belajarMengunggah rasa ingin tahu siswa. Rasa ingin tahu merupakan alasan yang paling kuat bagi siswa dalam mempelajari sesuatuMengajukan ide/gagasan yang bertentangan, akan mampu mengunggah siswa untuk bertanya atau mengemukakan pendapatnyaMemperhatikan minat siswa. Dalam merancang kegiatan dan memilih topik hendaknya memperhatikan minat siswa karena minat siswa berkaitan erat dengan keinginannya untuk belajar3)Memberi acuanTujuan memberi acuan adalah memberikan gambaran singkat kepada siswa tentang topik yang akan dibahas. Cara memberi acuan dapat dilakukan dengan:Menginformasikan tujuan yang akan dicapai dan batas-batas tugasMemberikan gambaran langkah-langkah yang akan dilakukan siswa agar kegiatan menjadi terarahMengingatkan masalah pokok yang akan dibahasMengajukan pertanyaan-pertanyaan yang bertujuan untuk mengantisipasi materi yang akan dibahas4)Membuat kaitanAgar pembelajaran menjadi bermakna guru perlu membuat kaitan antara materi baru yang akan disajikan dengan materi yang telah dikuasai siswa atau mempertentangkannya. Hal ini dapat dilakukan dengan cara :Pertanyaan-pertanyaan (tanya jawab)Mengingat kembali secara singkat materi sebelumnyaMenjelaskan konsep-konsep baru secara umum dengan menunjukkan faktaMenutup pelajaran dilakukan pada setiap akhir penggal kegiatan. Komponen menutup pelajaran yang perlu dikuasai guru antara lain:1)Meninjau kembali (mereview)Meninjau kembali tingkat penguasaan atau pemahaman siswa terhadap materi yang telah disajikan sebagai umpan balik dengan cara:Merangkum, pada dasarnya berlangsung selama proses pembelajaran. Hal ini dapat dilakukan oleh guru bersama peserta didik atau oleh peserta didik sendiri dengan bimbingan guruMembuat ringkasan inti pelajaran, merupakan cara untuk memantapkan penguasaan siswa terhadap materi pelajaran2)Mengevaluasi (menilai)Mengevaluasi keutuhan wawasan siswa dapat dilakukan dengan cara:Tanya jawab secara lisanMendemonstrasikan keterampilan berdasarkan pemahamannyaMenerapkan pemahamannya pada situasi baruMenyatakan pendapat tentang masalah yang akan dibahas (memberikan komentar)Memberikan soal tertulis yang dikerjakan oleh siswa secara tertulis3)Memberi tindak lanjutMemberikan tindak lanjut dengan cara memberikan:Tugas-tugas yang dapat dikerjakan secara individual (misalnya PR)Tugas kelompok untuk merancang atau memecahkan masalah berdasarkan teori yang baru dipelajari4.Prinsip-prinsip keterampilan membuka dan menutup pelajaran1)Dalam membuka pelajaran harus memberi makna kepada peserta didik, yaitu dengan menggunakan cara-cara yang relevan dengan tujuan dan bahan yang akan disampaikan2)Hubungan antara pendahuluan dengan inti pengajaran serta dengan tugas-tugas yang dikerjakan sebagai tindak lanjut nampak jelas dan logis3)Menggunakan apersepsi yaitu mengenalkan pokok pelajaran dengan menghubungkannya terhadap pengetahuan yang sudah diketahui oleh peserta didik.C.Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil1.Pentingnya keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil bagi seorang guruDalam setiap proses pembelajaran yang dilakukan, keterlibatan siswa merupakan hal yang sangat penting diperhatikan oleh guru. Upaya yang dapat dilakukan oleh guru adalah dengan menerapkan keterampilan dalam membimbing diskusi kelompok kecil.

Selain bertujuan untuk meningkatkan keterlibatan siswa dalam pembelajaran,ada alasan lain pentingnya menerapkan/mengamalkan diskusi kelompok. Yang pertama adalah, secara langsung siswa diajak mempraktekkan nilai Pancasila sila ketiga yang mengisyaratkan bahwa musyawarah dan mufakat untuk mengambil suatu keputusan merupakan ciri khas kehidupan bangsa Indonesia.

Kedua, diskusi kelompok di dalam kelas berkaitan dengan pendekatan PAKEM. Dengan pendekatan ini sebaiknya dominasi guru di dalam kelas dikurangi sehingga siswa berkesempatan untuk berpartisipasi secara lebih aktif. Tujuan pembelajaran dalam lingkup nilai dan sikap secara efektif akan tercapai melalui diskusi kelompok.2.Pengertian diskusi kelompok kecilDiskusi kelompok kecil adalah suatu proses belajar yang dilakukan dalam kerja sama kelompok bertujuan memecahkan suatu permasalahan, mengkaji konsep, prinsip atau kelompok tertentu. Untuk itu guru memiliki peran sangat penting sebagai pembimbing agar proses diskusi dapat berlangsung sesuai dengan tujuan pembelajaran.3.Komponen-komponen keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil1)Memusatkan perhatian siswa pada tujuan dan topik diskusiBisa saja dalam diskusi yang dilakukan menjadi sia-sia karena disebabkan oleh kurang terampilnya pemimpin diskusi dalam memusatkan perhatian. Maka untuk mengantisipasinya perlu dilakukan kegiatan pemusatan perhatian oleh guru dengan cara:Rumuskan tujuan dan topik yang akan dibahas pada awal diskusiKemukakan dengan tegas masalah-masalah khusus yang dibahas dan nyatakan kembali jika terjadi penyimpanganCatat perubahan atau penyimpangan yang tidak relevanSebelum ke tahap berikutnya, rangkum hasil pembahasan yang telah disepakati2)Memperjelas masalah maupun uraian pendapat/usulanKurang jelasnya gagasan/ide yang dikemukakan oleh siswa dapat menyebabkan perdebatan sengit. Dalam hal ini guru perlu memperjelas pendapat yang diajukan siswa agar tidak terjadi salah pengertian. Tujuannya adalah agar semua anggota kelompok mempunyai persepsi/gambaran yang sama terhadap gagasan yang diajukan. Memperjelas pendapat dapat dilakukan dengan:Merangkum usulan tersebut sehingga menjadi jelasMeminta komentar siswa tentang gagasan dengan mengajukan pertanyaanMenguraikan gagasan peserta didik dengan memberikan informasi tambahan atau contoh-contoh yang sesuai3)Menganalisis pandangan/pendapat siswaDi dalam diskusi sering terjadi perbedaan pendapat yang cukup tajam di antara anggota kelompok. Pemimpin diskusi hendaknya mampu menganalisis alasan perbedaan tersebut dengan cara:Meneliti apakah alasan tersebut memang mempunyai dasar yang kuatMemperjelas atau menguraikan inti gagasan tentang hal-hal yang disepakati maupun yang belum disepakati4)Meningkatkan urunan/uraian/usulan/pendapat siswaManfaat dari berdiskusi adalah melatih siswa untuk berfikir kritis dan berpartisipasi secara aktif. Agar uraian yang diberikan oleh siswa lebih meningkat kualitasnya, guru harus mampu mendorong siswa agar mempertajam uraian/pendapatnya itu. Cara yang dapat dilakukan antara lain:Mengajukan pertanyaan kunci yang dapat menantang siswa untuk berpikirMemberikan contoh-contoh yang sesuai secara tepat (bisa berbentuk verbal maupun nonverbal)Memberikan waktu untuk berpikir tanpa gangguan komentar lainMemberikan dukungan terhadap uraian/usulan pendapat siswa dengan penuh perhatian5)Menyebarkan kesempatan berpartisipasiGuru perlu mendorong dan menyebarkan kesempatan berpartisipasi agar setiap anggota kelompok mempunyai peran dalam menghasilkan keputusan/kesimpulan dan tidak didominasi atau dimonopoli oleh beberapa orang saja. Cara yang dapat dilakukan guru untuk menyebarkan kesempatan berpartisipasi antara lain:Memancing usulan siswa yang enggan berpartisipasi dengan memberikan pertanyaan secara halus dan bijaksanaMencegah terjadinya pembicaraan serentak dengan memberi giliran kepada siswa yang pendiam terlebih dahuluSecara bijaksana mencegah terjadinya memonopoli pembicaraan oleh siswa tertentuMendorong terjadinya interaksi antar siswa dengan meminta siswa mengomentari pendapat temannyaJika terjadi kebuntuan,maka guru meminta persetujuan untuk melanjutkan diskusi yang bertitik tolak dari salah satu pendapat siswa.6)Menutup diskusiIni adalah komponen terakhir dari keterampilan yang harus dikuasai guru dalam membimbing diskusi kelompok kecil agar tidak terjadi diskusi dengan hasil yang tidak jelas. Cara yang dapat ditempuh antara lain:Bersama-sama membuat rangkuman hasil diskusiMemberi gambaran tentang tindak lanjut hasil diskusiMelakukan penilaian/evaluasi proses maupun hasil diskusi4.Prinsip penggunaanPrinsip-prinsip membimbing diskusi kelompok kecil :1) Laksanakan diskusi dalam suasana yang menyenangkan2) Berikan waktu yang cukup untuk merumuskan dan menjawab permasalahan3) Rencanakan diskusi kelompok dengan sistematis4) Bimbinglah dan jadikanlah diri guru sebagai teman dalam diskusi

Hal-hal yang harus dihindari dalam membimbing diskusi kelompok kecil :1)Melaksanakan diskusi yang tidak sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan peserta didik2)Tidak memberikan kesempatan yang cukup kepada peserta didik untuk memikirkan pemecahan masalah3)Membiarkan diskusi dikuasai oleh peserta didik tertentu4)Membiarkan peserta didik mengemukakan pendapat yang tidak ada kaitannya dengan topik pembicaraan5)Membiarkan peserta didik tidak aktif6)Tidak merumuskan hasil diskusi dan tindak membentuk tindak lanjutD.Keterampilan mengelola kelas1.Pengertian keterampilan mengelola kelasKeterampilan mengelola kelas merupakan kemampuan guru dalam mewujudkan dan mempertahankan suasana belajar mengajar yang optimal.2.Tujuan dari pengelolaan kelas adalah :1)Mewujudkan situasi dan kondisi kelas yang memungkinkan peserta didik memgembangkan kemampuannya secara optimal2)Menghilangkan berbagai hambatan dan pelanggaran disipilin yang dapat merintangi terwujudnya interaksi belajar mengajar3)Mempertahankan keadaan yang stabil dalam susana kelas, sahingga bila terjadi gangguan dalam belajar mengajar dapat dikurangi dan dihindari4)Melayani dan membimbing perbedaan individual peserta didik5)Mengatur semua perlengkapan dan peralatan yang memungkinkan peserta didik belajar sesuai dengan lingkungan sosial, emosional dan intelektual peserta didik dalam kelas.3.Prinsip-prinsip Pengelolaan Kelas1)Keluwesan, digunakan apabila guru mendapatkan hambatan dalam perilaku peserta didik, sehingga guru dapat merubah strategi mengajarnya2)Kehangatan dan keantusiasan3)Bervariasi, gunakan variasi dalam proses belajar mengajar4)Tantangan, gunakan kata-kata, tindakan atau bahan sajian yang menantang5)Tanamkan displin diri, selalu mendorong peserta didik agar memiliki disipin diri6)Menekankan hal-hal positif, memikirkan hal positif dan menghindarkan konsentrasi pada hal negatif4.Komponen Keterampilan Pengelolaan Kelas1)Keterampilan yang bersifat preventif guru dapat menggunakan kemampuannya dengan cara :Memusatkan perhatianMenunjukkan sikap tanggapMenegurMembagi perhatianMemberi petunjuk-petunjuk yang jelasMemberi penguatan2)Keterampilan megelola kelas yang bersifat represif, guru dapat menggunakan keterampilan dengan cara :Pengelolaan kelompokModifikasi tingkah lakuMenemukan dan memecahkan tingkah laku yang menimbulkan masalah5.Hal-hal yang harus dihindari dalam mengembangkan keterampilanmengelola kelas :1)Ketidaktepatan memulai dan mengakhiri kegiatan2)Pengulangan penjelasan yang tidak perlu3)Penyimpangan4)Kesenyapan5)Bertele-teleE.Keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan1.Pengertian mengajar kelompok kecil dan peroranganKeterampilan mengajar kelompok kecil adalah kemampuan guru melayani kegiatan peserta didik dalam belajar secara kelompok dengan jumlah peserta didik berkisar antara 3 hingga 5 orang atau paling banyak 8 orang untuk setiap kelompoknya.

Sedangkan keterampilan dalam pengajaran perorangan atau pengajaran individual adalah kemampuan guru dalam mennetukan tujuan, bahan ajar, prosedur dan waktu yang digunakan dalam pengajaran dengan memperhatikan tuntutan-tuntutan atau perbedaan-perbedaan individual peserta didik.2.Tujuan guru mengembangkan keterampilan mengajar kelompok kecil danPerorangan1) Keterampilan dalam pendekatan pribadi2) Keterampilan dalam mengorganisasi3) Keterampilan dalam membimbing belajar4) Keterampilan dalam merencakan dan melaksanakan KBM3.Komponen-komponen keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan1)Keterampilan mengadakan pendekatan secara pribadiSyarat dalam pembelajaran kelompok kecil dan perorangan adalah terjadinya hubungan yang sehat dan akrab antara guru-siswa,siswa-siswa. Situasi ini bisa tercipta jika guru mengadakan pendekatan secara pribadi. Pendekatan secara pribadi dapat ditampilkan dengan cara:Menunjukkan kehangatan dan kepekaan terhadap kebutuhan dan perilaku siswa, baik dalam kelompok kecil maupun peroranganMendengarkan dengan penuh rasa simpati gagasan yang dikemukakan siswaMerespon secara positif pendapat/gagasan yang dikemukakan oleh siswaMembangun hubungan berdasarkan rasa saling mempercayaiMenunjukkan kesiapan untuk membantu tanpa mendominasi/mengambil alih tugas siswaMenunjukkan kesediaan untuk menerima perasaan siswa dengan penuh pengertianBerusaha mengendalikan situasi hingga siswa merasa aman, penuh pemahaman, merasa dibantu, serta merasa menemukan alternatif pemecahan masalah yang dihadapi.2)Keterampilan mengorganisasikan kegiatan pembelajaranDalam mengajar kelompok kecil dan perorangan, salah satu peran guru adalah sebagai organisator kegiatan pembelajaran. Agar guru dapat mengorganisator kegiatan dengan baik, langkah yang dapat ditempuh oleh guru adalah:Memberikan orientasi umum tentang tujuan, tugas/masalah yang akan dipecahkan sebelum dikerjakan oleh siswaMemvariasikan kegiatan yang mencakup penetapan/penyediaan ruangan kerja, peralatan, cara kerja, langkah pengerjaan dan alokasi waktu kegiatanMembentuk kelompok yang tepat dalam jumlah, tingkat kemampuan, dan lain-lainMengkoordinasi kegiatanMembagi-bagi perhatian pada berbagai tugas dan kebutuhan siswaMengakhiri kegiatan dengan suatu kulminasi yang dapat berupa laporan hasil yang dicapai siswa3)Keterampilan membimbing dan memberi kemudahan belajarDalam mengajar kelompok kecil dan perorangan, guru diharapkan dapat membantu siswa agar dapat menyelesaikan tugasnya tanpa mengalami frustasi. Dalam hal ini guru harus menguasai keterampilan berikut.Memberi penguatan secara tepat sehingga siswa terdorong untuk belajar dan merasa diperhatikan oleh guruMelaksanakan/mengembangkan supervisi proses awal sebagai sikap tanggap guru terhadap proses kerja siswa pada awal kegiatanMelaksanakan supervisi proses lanjut yang menekankan pemberian bantuan secara selektif agar kegiatan terarah sampai menjelang akhir kegiatanMelaksanakan supervisi pemaduan yang memusatkan perhatian pada kesiapan kelompok/perorangan untuk melakukan kegiatan akhir (misalnya merangkum atau memantapkan konsep)4)Keterampilan merancangkan dan melaksanakan kegiatan pembelajaranTugas utama guru dalam mengajar kelompok kecil dan perorangan adalah membantu siswa baik secara kelompok maupun secara perorangan agar dapat melakukan tugas dengan baik. Agar dapat melakukan tugas ini, guru harus menguasai keterampilan yang berkaitan dengan pengembangan kurikulum di tingkat kelas (merencanakan dan melaksanakan pembelajaran). Keterampilan merencanakan dan melaksanakan pembelajaran adalah sebagai berikut.Membantu siswa menerapkan tujuan pelajaran hingga siswa berkeinginan mencapainyaMerancang kegiatan belajarBertindak dan berperan sebagai penasehat siswa jika diperlukanMembantu siswa menilai pencapaian dan kemajuannya sendiri4.Penerapan Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil dan PeroranganSebelum menerapkan keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan, guru harus terlebih dahulu memahami pentingnya menguasai keterampilan ini. Ada beberapa poin yang harus dipahami guru terkait pentingnya penguasaan keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan, yaitu:1)Siswa memiliki kemampuan dan cara belajar yang berbeda. Dalam pengajaran klasikal, guru memperlakukan siswa dengan cara yang sama, sehingga perbedaan kemampuan, dan cara belajar siswa hampir tidak mendapat perhatian. Pengajaran kelompok kecil dan perorangan merupakan alternatif pilihan terbaik untuk menutupi kebutuhan itu. Begitupun pengajaran secara klasikal tetap perlu dilakukan agar siswa menyadari bahwa tidak semua kebutuhannya dapat dipenuhi.2)Pengajaran kelompok kecil dan perorangan memungkinkan terjadinya hubungan yang lebih akrab dan sehat antara guru-siswa, dan siswa-siswa. Guru dapat memberikan perhatian yang cukup pada siswa yang memerlukannya. Hal ini akan membuat siswa merasa lebih percaya diri untuk belajar.3)Ada kalanya siswa lebih mudah belajar dengan cara mengajar temannya atau dengan cara belajar bersama temannya seperti mengerjakan tugas bersama dan saling bertukar gagasan. Pengajaran kelompok kecil dan perorangan memungkinkan hal demikian terjadi.4)Kegiatan kelompok kecil memungkinkan siswa terlibat lebih aktif dalam belajar, terciptanya kebiasaan bekerjasama, tenggang rasa dan saling menghargai. Sifat kepemimpinannya juga dapat berkembang karena bekerja dalam kelompok memerlukan seseorang sebagai pemimpin kelompok.5)Kegiatan individual atau perorangan memungkinkan siswa memiliki rasa tanggung jawab belajar yang lebih besar dan dapat belajar sesuai dengan kebutuhannya sendiri.Setelah memahami pentingnya penguasaan keterampilan membimbing kelompok kecil dan perorangan, kini saatnya guru menerapkan keterampilan tersebut. Dalam menerapkan keterampilan ini, ada beberapa hal yang harus diperhatikan agar mengajar kelompok kecil dan perorangan dapat digunakan secara efektif. Wardani dan Julaeha (2007:8.63) mengemukakan setidaknya terdapat 6 hal yang harus diperhatikan guru dalam menerapkan keterampilan ini. Keenam hal tersebut adalah sebagai berikut.1)Bagi guru yang terbiasa dengan pengajaran klasikal, sebaiknya mulai dengan pengajaran kelompok kecil, kemudian perorangan. Sedangkan bagi guru yang belum memiliki pengalaman mengajar sebaiknya mulai dengan pengajaran perorangan, kemudian bertahap ke pengajaran kelompok kecil.2)Topik-topik dan hal-hal yang bersifat umum diberikan secara klasikal, sedangkan pembahasannya dilakukan dalam kelompok kecil atau perorangan.3)Melakukan pengorganosasian siswa, sumber, materi, ruangan, waktu yang diperlukan sebelum memulai pengajaran kelompok kecil atau perorangan.4)Kegiatan kelompok kecil/perorangan yang efektif selalu diakhiri dengan kulminasi berupa rangkuman, laporan atau pemantapan, yang memberikan kesempatan bagi sisa untuk saling belajar.5)Guru perlu mengenal siswa secara pribadi agar pengajaran perorangan berlangsung efektif sehingga kondisi belajar dapat diatur dengan tepat.6)Kegiatan peorangan dapat bervariasi, misalnya belajar dengan bahan siap pakai, belajar sendiri dengan jadwal harian yang disiapkan sendiri atau bisa bergabung dalam kelompok kecil.Itulah beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menerapkan keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan. Dengan memperhatikan hal-hal tersebut diharapkan kegiatan yang dilakukan akan benar-benar menjadi efektif dan sesuai dengan tujuan yang diharapkan.