Upload
azzam-akhtar-fathul-islam
View
47
Download
3
Embed Size (px)
DESCRIPTION
bagus
Citation preview
KEWAJIBAN BERJAMAAH DAN AMAL JAMA’Iم�ع� الس� هن� ب ي ن م�ر�
� أ �ه� الل خ�م�س� ب �م� ك آم�ر� �ا �ن و�أ ق�ال� �م� ل و�س� �ه �ي ع�ل الل�ه ص�ل�ى ي$ �ب الن عن ع�ري� �ش� األ� �ح�ارث ال عن
ال� إ �قه ع�ن من� م ال� س� اإل� �ق�ة� رب �ع� ل خ� ف�ق�د� �ر� ب ش قيد� �ج�م�اع�ة� ال ق� ف�ار� م�ن� �ه� ن ف�إ �ج�م�اع�ة� و�ال ة� �هج�ر� و�ال ه�اد� �ج و�ال و�الط�اع�ة�
ق�ال� و�ص�ام� ص�ل�ى ن� و�إ �ه الل س�ول� ر� �ا ي Aج�ل ر� ف�ق�ال� �م� ه�ن ج� �ا ث ج� من� �ه� ن ف�إ �ة ي اهل �ج� ال د�ع�و�ى اد�ع�ى و�م�ن جع� �ر� ي �ن� أوأحمد ) الترمذى �ه الل �اد� ب ع ين� �م�ؤ�من ال مين� ل �م�س� ال �م� م�اك س� �ذي ال �ه الل د�ع�و�ى ب ف�اد�ع�وا و�ص�ام� ص�ل�ى ن� ( و�إ
Dari al-Harits al-Asy’ari dari Nabi SAW bersabda:”Dan saya perintahkan kepadamu lima hal dimana Allah memerintahkan hal tersebut: Mendengar, taat, jihad, hijrah dan jamaah. Sesungguhnya barangsiapa yang meninggalkan jamaah sejengkal, maka telah melepaskan ikatan Islam dari lehernya kecuali jika kembali. Dan barangsiapa yang menyeru dengan seruan Jahiliyah maka termasuk buih Jahannam. Seseorang berkata:” Wahai Rasulullah, walaupun mengerjakan shalat dan puasa. Rasul SAW menjawab:”walaupun shalat dan puasa. Maka serulah dengan seruan Allah yang telah menamakanmu muslimin, mukminin hamba Allah” (HR Ahmad dan at-Turmudzi)
ه�ه� �ر� �ك ي vا �ئ ي ش� �ميره أ من� �ى أ ر� م�ن� ق�ال� �م� ل و�س� �ه �ي ع�ل الل�ه ص�ل�ى yي �ب الن ع�ن �همم�ا ع�ن الل�ه ضي ر� �اس� ع�ب �ن اب عن
عليه *) متفق vة� ي اهل ج� vة� ميت م�ات� ال� إ ف�م�ات� ا vر� ب ش �ج�م�اع�ة� ال ق� ف�ار� م�ن� �ه� ن ف�إ �ه �ي ع�ل ر� �ص�ب �ي ف�لArtinya:Dari Ibnu Abbas ra dari Nabi SAW bersabda:” Barangsiapa melihat sesuatu yang ia tidak sukai pada pemimpinnya, maka bersabarlah karena barangsiapa yang meninggalkan jamaah sejengkal kemudian mati, kecuali mati dalam keadaan jahiliyah” (Muttafaqun ‘alaihi)Dua hadits tersebut diantaranya menyebutkan pentingnya umat Islam untuk tetap komitmen dalam jamaah. Dan siapa yang keluar walaupun sejengkal dari jamaah berarti telah melepaskan ikatan Islam dalam dirinya. Dan siapa yang telah keluar dari ikatan jamaah maka ia telah sesat dan celaka seperti binatang yang ikatannya lepas sehingga tidak dapat dijamin keselamatannya.MAKNA JAMA’AH DAN AMAL JAMA’IJama’ah menurut bahasa Arab berarti sejumlah besar manusia atau sekumpulan manusia yang berhimpun untuk mencapai tujuan yang sama (al-Mu’jam al- Wasith). Sedangkan secara istilah Syari’ah adalah sekelompok umat Islam yang bersepakat dalam suatu tujuan tertentu dan dipimpin oleh seorang pemimpin. Sedangkan makna amal jama’i adalah aktifitas (amal) yang muncul dari suatu jama’ah yang tersusun rapi sesuai dengan manhaj tertentu untuk merealisasikan tujuan tertentu.Sehingga amal jama’i dalam aplikasinya tidak selalu dikerjakan bersama-sama. Dapat saja suatu pekerjaan dikerjakan sendiri tetapi kalau yang melaksanakan kerjaan tersebut atas perintah atau penugasan dari jama’ah maka aktifitas tersebut termasuk amal jama’i. Begitu juga sebaliknya, walaupun suatu pekerjaan dilaksanakan secara berjama’ah tetapi tidak ada penugasan dari jama’ah atau tidak sesuai dengan tujuan jama’ah maka bukan amal jama’i.URGENSI JAMA’AH DAN AMAL JAMA’I1. Sunnah KauniyahBerjama’ah dan beramal jama’i merupakan Sunnah Kauniyah dimana seluruh mahluk Allah yang hidup melakukan amal jama’i. Tingkat yang paling mendasar dari amal jama’i adalah hidup berpasang-pasangan. Dan seluruh mahluk
diciptakan Allah secara berpasang-pasangan dimana satu sama laim saling membutuhkan. Allah swt berfirman yang artinya:Artinya:”Maha Suci Tuhan yang telah menciptakan pasangan-pasangan semuanya, baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka maupun dari apa yang tidak mereka ketahui”(QS Yaa Siin 36).Dari kehidupan berpasangan inilah satu sama lain saling melakukan amal jama’i. Dan dengan amal jama’i ini menghasilkan suatu kekuatan yang sangat dahsyat. Elektron jika dipertemukan dengan Proton aakan menghasilkan tenaga listrik yang besar. Benang sari jika dipertemukan dengan putik akan menghasilkan pembuahan pada tanaman, dimana buahnya dapat dinikmati manusia. Binatang jantan dan betina yang sejenis jika bersatu akan menghasilkan banyak keturunan yang sangat bermanfaat bagi manusia. Dan begitu juga manusia jika melakukan proses pernikahan akan menggabungkan dua kekuatan menjadi satu. Proses pernikahan, baik pada benda mati, tumbuh-tumbuhan, hewan dan manusia merupakan amal jama’i yang paling mendasar. Dan semakin kompleks masalah yang dihadapi semakin membutuhkan amal jama’i. Begitulah yang terjadi pada manusia.2. Hajah BasyariyahAmal jama’i merupakan kebutuhan manusia yang tidak dapat ditawar-tawar lagi karena manusia adalah mahluk sosial yang membutuhkan sesamanya. Perusahaan yang memproduk barang tertentu, lembaga sosial, ormas, partai dan negara adalah lembaga-lembaga tempat beramal jama’i dalam arti yang luas. Maka untuk melakukan amal yang besar diperlukan hidup berjama’ah, untuk merealisasikan aktifitas yang besar tersebut. Bahkan organisasi atau lembaga yang bergerak dalam lapangan yang batil dan sesatpun mereka melakukan amal jama’i dalam kesesatannya.Sehingga amal jama’i adalah hajah basyariyah (kebutuhan manusia) baik dalam melaksanakan aktifitas yang positif maupun negatif. Dalam kaitannya dengan aktifitas yang negatif (yang bertentangan dengan nilai Islam), banyak sekali lembaga-lembaga baik yang bersifat lokal, nasional, regional maupun internasional. Semuanya bersepakat dalam satu tujuan yaitu menjauhkan manusia dari Allah dan ajarannya. Allah swt berfirman yang artinya: “Syaitan telah menguasai mereka lalu menjadikan mereka lupa mengingat Allah; mereka itulah golongan syaitan. Ketahuilah, bahwa sesungguhnya golongan syaitan itulah golongan yang merugi”(QS Al-Maujadalah 19).3. Dharurah HarakiyahAmal jama’i merupakan kebutuhan harakah Islam karena harakah Islam selalu berhadapan dengan musuh-musuh Islam yang juga beramal jama’i dan kuat baik yang bersifat lokal, nasional, regional maupun internasional. Lembaga-lembaga yang jelas-jelas berhadapan dengan Islam diantaranya lembaga produk Yahudi seperti Zionisme Internasional, Rotary Club, Lions Club, Free Mason Re, IMF, bank Dunia dll. Bahkan pertarungan masa depan yang terbesar akan terjadi antara umat Islam yang tergabung dalam harakah Islam dengan Yahudi dengan segala kaki tangan dan produknya. Oleh karenannya Harakah Islam harus
semakin mengokohkan jama’ah dan meningkatkan amal jama’inya dalam bidang da’wah dan penyadaran umat Islam agar mereka tidak tersesatkan oleh antek-antek Yahudi .Harakah Islamiyah harus terus meningkatkan kinerjanya dan mewaspadai setiap bahaya yang mengancam harakah baik yang bersifat internal maupun eksternal. Tanpa amal jama’i yang tersusun rapi maka Harakah Islamiyah tidak akan menghasilkan capaian-capaian yang optimal. Da’wah yang merupakan tugas inti dari Harakah Islamiyah harus dilakukan dengan amal jama’i sehingga menjadi kuat dan mampu menghadapi berbagai macam bentuk kebatilan yang muncul dan berkembang di masyarakat4. Faridhah Syar’iyahLebih dari itu bahwa amal jama’i merupakan kewajiban Syari’ah dimana setiap muslim dituntut untuk melakukannya sesuai dengan ruang lingkupnya tugasnya masing-masing. Kewajiban tersebut akan semakin mengikat jika seorang muslim tadi sebagai seorang da’i. Karena da’wah yang ditangani secara sendirian sangat terpengaruh dengan unsur-unsur subyektifitas pribadainya disamping rentan dengan segala macam bentuk ujian. Dalil-dalil yang terkait dengan kewajiban amal jama’i:Al-Qur’an:Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya.Allah Swt. Berfirman: “Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan ni`mat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena ni`mat Allah orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu daripadanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.”Hadits Rasulullah saw:Hendaklah kalian berjamaah dan jangan bercerai berai, karena syetan bersama yang sendiri dan dengan dua orang lebih jauh. Barangsiapa ingin masuk ke dalam surga maka hendaklah komitmen kepada jama’ah” (HR At-Tirmidzi)
Pentingnya Berjamaah dalam IslamIslam merupakan satu–satunya agama di dunia ini yang masih terpelihara orisinalitasnya (asholah), bahkan Islamlah satu–satunya agama yang sesuai dengan fitrah manusia itu sendiri. Islam juga merupakan satu–satunya agama yang diakui oleh Rabb semesta alam. Allah swt telah menegaskan hal ini di dalam Al Qur’an:“ Sesungguhnya agama disisi Allah ialah Islam......”(Qs. Ali ‘Imran: 18)
Allah swt mengutus para Nabi dan Rasul untuk menyebarkan dan mengajarkan Islam baik
untuk diri nya sendiri maupun untuk umat nya, Rasulullah Muhammad saw yang merupakan Nabi dan Rasul terakhir bagi ummat Islam juga mendapatkan tugas menyampaikan risalah dari Allah swt yang bertujuan untuk mengajarkan tauhid dan menyempurnakan akhlak. Dalam mengemban amanah menjadi Rasul Allah, Nabi Muhammad saw menyadari bahwa tugas yang diserahkan kepadanya tidak mungkin dapat dilakukan oleh satu orang manusia saja. Hal ini sudah disadari oleh Rasulullah saw sejak masa – masa pertama diturunkannya wahyu Ilahi, tetapi menurut Rasulullah saw Islam akan bisa tersebar luas di kalangan umat manusia dengan adanya suatu jama’ah yang kuat yang akan menerapkan islam pada dirinya kemudian kepada segenap alam.Firman Allah : “ Sesungguhnya Kami akan menurunkan kepadamu perkataan yang berat.“)al-muzammil :5(Ketika menafsirkan ayat ini, Sayyid Quthb berkata, “Yakni berat tanggung jawab dan konsekwensinya, bukan berarti lafazh atau maknanya, bahkan ia dimudahkan penyebutannya. Maka langkah pertama dalam kehidupan Rasulullah saw adalah menegakkan dan mewujudkan jama’ah tersebut. Hal lain yang juga menguatkan Rasulullah saw tentang jama’ah adalah melalui peri kehidupan para Nabi dan Rasul sebelumnya di dalam wahyu yang diturunkan Allah swt kepadanya, bahwa setap nabi yang mendapatkan sambutan baik dari dari kaumnya, lalu mereka membentuk suatu jama’ah yang mengemban tugas da’wahnya, maka berkembang serta kekallah da’wah dan lembaran – lembaran ajarannya. Kemudian jama’ah tersebut akan dibangkitkan pada hari kiamat mengikuti Nabinya dalam suatu bentuk yang indah. Tetapi sebaliknya Nabi yang tidak mendapatkan sambutan baik dari kaumnya dan tidak membentuk suatu jama’ah yang akan mengemban tugas da’wahnya maka sirnalah da’wah dan lembaran – lembaran ajarannya dan dibangkitkan pada hari kiamat tanpa sorang pengikut pun, namun ia seorang diri adalah satu umat.Nabi saw mengungkapkan makna ini dengan sabdanya yang diriwayatkan oleh imam muslim dari Ibnu Abbas ra.”Diperlihatkan kepadaku umat – umat terdahulu, lalu aku lihat seorang Nabi bersama kaumnya, dan ada pula seorang Nabi yang hanya disertai satu atau dua orang, bahkan ada seorang Nabi yang tidak diikuti seorang pun. Tiba – tiba diperlihatkan kepadaku sejumlah besar manusia, lalu aku mengira bahwa mereka adalah umatku, lalu dikatakan kepadak, “)Mereka( ini adalah Musa dan umatnya.” tetapi lihatlah ke ujung sana.” lalu aku melihatnya, dan tiba – tiba terlihat sejumlah besar manusia, lalu dikatakan kepadaku,” )Mereka( ini adalah umatmu.” Untuk lebih jelas mengenai jama’ah ada beberapa definisi yang bisa kita ketahui :1. Jama’ah menurut bahasa :Di dalam al-Mu’jam al- Wasith, jama’ah diartikan dengan : “sejumlah besar manusia”, atau “sekelompok manusia yang berhimpun untuk mencapai tujuan yang sama.”2. Jama’ah menurut syariat :Jama’ah menurut syariat seperti yang telah disimpulkan di dalam buku “Menuju Jama’atul Muslimin” adalah masyarakat umum atau pengikut Islam yang telah bersepakat dalam suatu perkara yaitu untuk menyepakati seorang amir.Selanjutnya tujuan dari jama’ah juga di bagi menjadi dua, yaitu:1. Tujuan Khusus :a. Pembentukan pribadi – pribadi muslim )binaa’ al-fard al-Muslim(b. Pembentukan rumah tangga muslim )binaa’ al-Usrah al-Muslimah(c. Pembentukan masyarakat Muslim )binaa’ al-mujtama’ al-Muslim(d. Penyatuan umat Islam)Tauhid al-ummah al-Islamiyah(2. Tujuan umum :a. Agar seluruh manusia mengabdi pada Rabb yang Mahaesa.b. Agar senantiasa memerintahkan yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkarc. Agar menyampaikan da’waha Islam kepada segenap umat manusiad. Agar menghapuskan fitnah dari segenap muka bumie. Agar memerangi segenap umat manusia sehingga mereka bersaksi dengan persaksian yang benar )syahadatain(
Jika melihat definisi serta tujuan dari sebuah jama’ah Islam maka tidak salah jika Rasulullah saw mengungkapkan pentingnya jama’ah ini bagi keberhasilan da’wah, dan menyatakan bahwa jama’ah inilah yang akan menentukan eksis atau tidaknya da’wah Islam. Hal ini diungkapkan Rasulullah saw dalam munajatnya kepada Allah swt pada perang badar, sebagaimana diriwayatkan dari Umar bin Khattab. Nabi saw menghadap kiblat, kemudian menjulurkan tangannya seraya berdo’a kepada Rabb-nya :“Ya Allah, jika kelompok)jama’ah( dari orang – orang Islam ini hancur, maka Engkau tidak akan disembah di muka bumi ini”)Hr. Muslim(Apa yang diungkapkan Rasulullah saw dalam do’anya mungkin saja terjadi karena Muhammad saw adalah kelompok )jama’ah( terakhir dari kelompok para Nabi dan Rasul yang mulia, kemudian juga karena Rasulullah saw tidak dapat membina jama’ah baru jika jama’ah yang telah dibina dan ditegakkannya selama lima belas tahun penuh di Mekkah dan Madinah ini hancur. Dengan demikian bila hal tersebut terjadi maka tidak akan ada ibadah kepada Allah di muka bumi.Terkait dengan urgensi atau pentingnya jama’ah di dalam Islam juga disepakati oleh para pemikir Islam masa kini bahwa jama’ah wajib ditegakkan. Berikut perkataan dari para pemikir masa kini terkait pentingnya jama’ah dalam Islam :Ustadz Al- Maududi mengatakan, “Di antara sunatullah di atas bumi ini ialah, bahwa da’wah )Islam( ini harus diperjuangkan oleh orang – orang yang senantiasa memeliharanya dan dan mengatur urusannya.Ustadz Hasan al-Banna mengatakan, “ Da’wah ini wajib dibawa oleh suatu jama’ah yang mempercayainya dan berjihad di jalannya.Ustadz Sayyid Quthb berkata, “ Bagaimana proses kebangkitan Islam dimulai? sesungguhnya ia memerlukan kepada golongan perintis yang menegakkan kewajiban ini.Ustadz Sa’id Hawwa berkata, “ Satu – satunya penyelesaian ialah harus tegak jama’ah.Ustadz Fathi Yakan berkata, “ Rasulullah tidak pernah sama sekali mengandalkan kepada kerja individual )infiradi(, tetapi sejak awal beliau telah menganjurkan penegakan jama’ah.Ustadz Muhammad Ahmad Rasyid berkata, “sesungguhnya titik awal sekarang adalah titik awal pada masa Rasulullah saw. Yaitu harus ada di permukaan bumi ini orang – orang yang menegakkan agama yang benar itu.Jika telah jelas hakikat ini dari Sirah Rasulullah saw dan kewajiban ini pun telah dipahami oleh para da’i Islam, maka setiap Muslim yang menyadari kewajiban da’wah Islam atas dirinya dn ingin bergerak untuk da’wah ini, wajib menjadikan langkah pertamanya dalam kehidupan ini sebagaimana langkah Rasulullah saw. Yaitu mencari jama’ah, atau mewujudkannya, untuk membantunya melaksanakan kewajiban da’wah yang amat berat tersebut. disusun:anggun setianto
Mengapa Perlu Jamaah Terbuka?Selasa, 21 Januari 2014
Oleh: Abu Ahmad
Setelah bertahun-tahun berlalu, syariat al-jamaah seakan hilang di telan bumi, di sinilah peran tandhim jahr (jamaah terbuka) dalam mengenalkan kembali suatu sistem ‘pranata sosiaIslam yang
telah lama hilang. Bagaimana sebenarnya sistem tandhim jahr tersebut? Mari kita simak dalam makalah berikut ini.
Melalui syariat yang dibawa oleh Rasul-Nya, Allah n telah memerintahkan umat manusia agar hidup berjamaah, berkumpul, saling membantu, saling meringankan dan melarang dari berpecah belah, bercerai berai, juga saling menjatuhkan satu sama lainnya.
Hal ini merupakan perintah yang sangat sesuai dengan sifat manusia yang merupakan makhluk sosial. Benar, hanya Allah saja lah yang paling tahu apa yang kita (manusia) butuhkan.Proses interaksi sosial tersebut diatur secara global maupun terperinci dalam banyak nash Al-Qur’an Al-Karim dan Hadits Rasulullah n yang mengisyaratkan akan hal tersebut, di antaranya adalah firman Allah l:[2]
ا و+ ق- ر/ يع7ا و1ال1 ت1ف1 م: ب+ل: الله: ج1 م-وا ب:ح1 و1اع+ت1ص:
“Dan berpeganglah kamu semuanya pada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu
bercerai berai…” (Ali-Imran:103)
Dalam menafsirkan ayat ini, Al-Imam Ibnu Katsir mengatakan, “Ayat ini mengandung
perintah untuk berpegang teguh dengan Al-Qur’an, berjamaah serta menggalang persatuan dan
bersatu, serta larangan untuk bercerai-berai.”
Beliau menambahkan lagi dengan menyitir hadits dari Abu Hurairah, bahwa
Rasulullah nbersabda yang artinya:
“Sesungguhnya Allah ridha kepada kalian akan 3 hal dan marah akan 3 hal juga. Ia ridha kepada
kalian akan 3 hal; yakni bahwa kalian beribadah kepada-Nya saja dan jangan menyekutukan-Nya
dengan sesuatu, agar kalian berpegang teguh dengan tali Allah dan jangan bercerai berai, dan
agar kalian saling menasihati orang yang oleh Allah ditakdirkan memegang urusan kalian. Ia pun
marah kepada kalian akan 3 hal, yakni banyak bicara tanpa tahu sumber dari yang dibicarakan,
banyak bertanya dan menyia-nyiakan harta.”(HR Muslim)[3]
Rasulullah n juga bersabda, "Aku perintahkan kepada kalian agar berjamaah dan
jauhilah berfirqah. Sesungguhnya, setan itu bersama seorang yang sendirian dan ia dari dua orang
lebih jauh. Barangsiapa yang menginginkan tengah-tengahnya (kemewahan) Surga, maka
hendaklah ia berpegang kepada Jamaah."(Tirmidzi, Hakim, Ahmad dan disepakati Adz-Dzahabi dan
Ibnu Abi 'Ashim)
Masih banyak nash-nash lain yang menunjukkan kepada kita betapa Allah dan Rasul-
Nya mengajarkan agar kaum muslimin hidup berjamaah dan tidak hidup sendiri-sendiri (dinukil dari
Buku Panduan Resmi “Mengenal Jamaah Ansharut Tauhid”)
Kutipan berbagai nash di atas memberikan penekanan yang amat penting pada setiap
kaum muslimin untuk hidup dalam sebuah jamaah, dengan berjamaah ummat akan merasakan
adanya pimpinan yang harus ditaati dan merasakan pula bagaimana menjadi orang yang dipimpin.
Sehingga syari’at berjamaah ini pada akhirnya juga akan diamalkan oleh kaum muslimin,
sebagaimana amalan lainnya.
Faktanya masih banyak umat Islam yang belum memahami pentingnya hidup
berjamaah, kalau pun ada yang paham, mereka banyak yang apriori untuk hidup dalam sebuah
jamaah dan akhirnya memilih hidup sendiri-sendiri.
Dengan kata lain, fenomena yang menunjukkan banyaknya ummat yang enggan hidup
dalam jamaah, lebih banyak disebabkan karena tidak ada teladan yang bisa dilihat secara
langsung bagaimana praktik berjamaah menurut Islam.
Maka dari itu, ummat saat ini sangat membutuhkan adanya jamaah yang bisa
memberikan contoh secara langsung, bagaimana praktik berjamaah menurut Islam. Terlebih lagi,
setiap manusia akan lebih mudah menerima nilai-nilai, nasihat, pesan-pesan Islam jika secara
nyata bisa untuk dilihat.
Mengapa Harus Jamaah Terbuka
Hadirnya sebuah jamaah yang bersifat terbuka merupakan jawaban nyata akan kebutuhan umat
akan sebuah sistem alternatif seperti saat ini. Adapun alasan mengapa jamaah perlu terbuka,
antara lain:
A. Tarbiyyah dan dakwah kepada ummat
Salah satu landasan diterapkannya jamaah secara terbuka yakni pentingnya tarbiyyah
untuk umat. Sehingga umat bisa paham dan mengerti bahwa berjamaah adalah Syari’at
Islam yang harus diamalkan, sebagaimana syari’at lainnya semisal shaum, shalat, zakat
dan yang lainnya.
Dengan adanya pemahaman dan ilmu, kita berharap umat akan sadar dan kemudian
mengamalkan syari’at berjamaah. Sebagaimana yang telah dituntunkan dalam Islam,
kemudian meninggalkan bentuk organisasi yang tidak berpijak pada syari’at Islam.
Pada praktiknya, umat akan melihat kapasitas jamaah yang bersifat terbuka dalam
memberikan keteladanan. Adapun pelajaran dan manfaat yang bisa diambil umat dari
praktik berjamaah secara terbuka, antara lain:
1. Aqidah dan Manhaj Jamaah tersebut
2. Visi dan Misi Jamaah
3. Tata laksana dan pengelolaan jamaah
4. Permasalahan dan cara mengatasi masalah dalam jamaah, dan sebagainya
B. Tinjauan secara manajemen/penataan jamaah
1. Dengan adanya jamaah terbuka, akan sangat sulit terjadi manipulasi
kepemimpinan. Terlebih lagi jika jamaah tersebut menerapkan konsep
kepemimpinan Jamaah wal Imamah. Sebab mekanismenya dalam jamaah terbuka
jelas, sehingga kalaupun ada serah terima kepemimpinan akan dengan mudah
diketahui baik pada jajaran pengurus atau anggota lainnya.
2. Dengan adanya jamaah terbuka, jajaran pengurus dan anggota dituntut untuk
mengelola jamaah secara baik, sehingga penataan yang baik tidak hanya
bermanfaat bagi anggota jamaah tapi juga masyarakat secara umum.
Penataan ini tidak hanya meliputi penataan anggota-anggota internalnya saja, tetapi
juga dana dan asset jamaah. Untuk penataan dana dan asset dalam sebuah jamaah
terbuka sangat dibutuhkan transparansi dan akuntabilitas yang baik, mengapa?
Karena penanganan dan pengelolaan akan memberikan pencitraan yang baik pada
jamaah sendiri maupun ummat secara umum.
C. Peran serta umat dalam perjuangan
1. Dengan adanya jamaah terbuka, umat baik secara individu, kelompok, maupun
jamaah jika mempunyai keinginan untuk bergabung bersama dalam Jamaah terdapat
mekanisme yang jelas untuk bergabung, karena mudah untuk dihubungi, dengan
tetap mendasarkan pada rekruitmen kader yang terkontrol.
2. Selain ikut berperan secara aktif baik secara langsung maupun tak langsung, umat
pun bisa memberikan penilaian secara objektif terhadap dasar pijakan perjuangan,
baik dari sisi aqidah & manhajnya maupun kelayakan jamaah tersebut untuk
memimpin umat.
D. Mekanisme Kontrol dalam jamaah akan berjalan secara baik dan terkendali
1. Dengan adanya jamaah terbuka akan meminimalkan adanya kepentingan luar yang
akan merusak dan membunuh karakter jamaah, sebab data maupun pernyataan
yang disampaikan jamaah terbuka sangat jelas
2. Apabila ada orang di luar jama’ah yang ingin merusak dan memanfaatkan jamaah
untuk kepentingan yang jahat, akan mudah diketahui
Demikianlah, dengan adanya jamaah yang secara terbuka konsep gerak maupun langkah-
langkahnya, termasuk dalam menyelesaikan sejumlah persoalan yang muncul, akan memudahkan
umat untuk mengambil pelajaran dan manfaat.
Karena secara umum, jamaah yang mampu memberi suri teladan kepada umat, akan
memiliki saham yang lebih besar untuk memahamkan kebenaran kepada umat.red
- See more at: http://www.ansharuttauhid.com/read/publikasi/111/mengapa-perlu-jamaah-terbuka/#sthash.RhoZVKtP.dpuf
Alam mempunyai falsafah hidup yang bisa kita jadikan cermin.
Teramat rugi kalau kita tak mau mengambil pelajaran.
Berjamaah seperti air
Seharusnya seluruh jamaah dari umat Islam memiliki visi dan misi yang sama. Seperti air. Bagaimana pun keadaannya, di mana pun dia berada dan apa pun posisinya, air tetap memiliki visi dan misi yang sama: mencari tempat yang lebih rendah. Dalam perjalanannya itu, air akan menempuh segala cara. Jika ada yang menghadang, sebelum mencari jalan alternatif ia akan berusaha menembusnya. Jika tidak mampu, sementara ia memisahkan diri untuk bertemu pada masanya. Jika ia dihadang oleh kekuatan besar, air akan berkumpul, lalu meninggi dengan kekuatan dahsyatnya.
Air selalu menjalani hidupnya dengan tenang. Namun, dalam ketenangannya itu ia menyimpan kekuatan dahsyat yang mampu merubuhkan rumah, menghanyutkan satu perkampungan, bahkan memporak-porandakan satu negeri. Jika suatu saat tugasnya berakhir, air akan melakukan regenerasi. Ketika ia sudah berkumpul di tempat yang rendah atau di laut, ia tak berhenti bergerak. Ia menguap, menjadi awan, dan melahirkan anak cucu baru bernama hujan.
Begitulah hidup berjamaah. Dengan visi dan misi yang sama, gerak jamaah akan terus berjalan sampai tujuannya tercapai. Di sinilah pentingnya memahami visi dan misi hidup berjamaah agar tidak salah bergerak.
Berjamaah seperti roda
Hidup berjamaah itu seperti roda. Umumnya roda terdiri dari beberapa bagian: ban, poros, dan jari-jari. Ketiga bagian itu merupakan elemen paling penting bagi roda. Ia tak mungkin bisa berputar baik kalau di antara ketiga bagian itu ada yang hilang. Masing-masing bagian itu mempunyai fungsi tersendiri. As atau poros berfungsi sebagai tempat berputar. Jari-jari berfungsi sebagai penghubung antara ban dan as. Dalam berjamaah juga demikian. As bisa kita analogikan sebagai kader inti, jari-jari sebagai kader pendukung, dan ban sebagai simpatisan.
Dalam perputarannya pun, roda mempunyai siklusnya. Di antara bagian roda itu tak ada yang abadi. Kadang dia berada di bawah, kadang di atas. Begitulah elemen dalam jamaah. Ia harus mengalami perputaran yang sehat. Tak boleh ada di antara personal jamaah yang selalu berada di atas, harus ada regenerasi, pergantian dan perputaran.
Berjamaah seperti pohon pisang
Dalam memompa semangat kerja berjamaah, kita bisa belajar dari jalan hidup pohon pisang. Di antara keunikan pohon pisang, sebelum berbuah ia tak hentinya berkembang. Bahkan, jika ada yang memotongnya, ia akan terus tumbuh dengan tunas baru. Perjalanannya tidak akan berhenti sampai ia berbuah dan memberikan manfaat bagi orang lain. Nnyaris seluruh “tubuh”nya bisa dimanfaatkan. Mulai dari batang pohonnya, daunya, gedebongnya, dan buahnya.
Begitu seharusnya hidup seorang Mukmin. Ia tak boleh mengenak henti. Seluruh hidupnya harus melahirkan karya. Karya yang bisa memberikan manfaat bagi orang lain. Personal sebuah jamaah hendaknya selalu berprinsip, untuk selalu memberikan kontribusinya pada jamaah.
Bukan sebaliknya, berpikir untuk mendapatkan sesuatu dari jamaah.
Berjamaah seperti menyambung kayu
Secara struktur, berjamaah itu seperti menyambung dua kayu. Agar bisa disatukan dua ujung kayu harus rela dipahat. Dari ujung potongan yang berbentuk simetris itulah kedua ujung kayu yang berhadapan bisa disatukan, selanjutnya diikat atau dipaku. Kedua potongan kayu juga harus rela kalau suatu saat mesti berada di atas atau di bawah. Jika kedua potongan kayu itu tak mau dipahat, akan sulit menyatukannya. Begitulah jamaah dalam umat Islam.
Struktur hidup berjamaah mengharuskan para personalnya untuk bersedia berada dalam posisi apa pun. Ada yang berada di atas sebagai pemimpin. Ada juga yang berada di bawah sebagai pendukung. Dalam posisinya masing-masing, para personal harus siap “dipahat” agar bisa disatukan dengan yang lain.
Berjamaah seperti lebah
Binatang ini memberikan pelajaran berharga bagi sebuah jamaah. Ia membangun “istananya” dengan cara yang sangat teliti. Kerja sama, kesabaran dan kejelian merupakan modal utamanya. Dalam setiap sarang lebah terdapat ribuan kantung yang semuanya berbentuk heksagonal atau segi enam yang dibuat untuk menyimpan madu. Setelah melakukan penelitian panjang, akhirnya para ahli matematika menemukan jawaban menarik. Di antara semua bentuk bangunan geometris, ternyata segi enam adalah bentuk terbaik untuk menyimpan kapasitas terbesar dengan bahan bangunan paling hemat. Untuk mengisi kantung-kantung dengan madu, lebah harus mengumpulkan cairan manis pada bunga. Ini adalah tugas yang sangat berat. Penelitian ilmiah terkini menyebutkan, untuk memproduksi ½ kg madu, lebah harus mengunjungi sekitar 4 juta kuntum bunga!
Maha suci Allah yang telah menciptakan lebah dan menjelaskan dalam firman-Nya, “Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah, ‘Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin manusia. Kemudian makanlah dari tiap-tiap )macam( buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan )bagimu(. Dari perut lebah itu keluar minuman )madu( yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda kebesaran Tuhan, bagi orang-orang yang memikirkan,” )QS an-Nahl: 68-69(.
dakwatuna.com – Iring-iringan kendaraan bermotor melintasi kota berduyun-duyun di hari Ahad sore. Di Kota tempat penulis mengukir gagasan sederhana ini, Kota Palu Sulawesi Tengah. Memberi kesan yang melihatnya bahwa mereka benar-benar kompak dalam hal kendaraan, seragam, dan beberapa atribut lain. Nampaknya bukan hanya satu komunitas kendaraan bermotor yang berkumpul di taman kota pada sore hari itu. Ada komunitas dengan kendaraan yang sederhana saja, ada pula komunitas dengan kendaraan bermotor yang agak mewah khusus kalangan menengah ke atas. Mereka sudah bersiap-siap di tempat seperti biasa yang mereka sepakati bersama, bersiap melakukan tour keliling kota di iringi beberapa polisi lalu lintas. Selain untuk mensosialisasikan tentang cara berkendara yang baik kepada masyarakat, juga membuktikan solidaritas mereka sebagai sesama rider.Komunitas rider tersebut ingin memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang pentingnya berkendara secara tertib dan taat pada peraturan-peraturan lalu lintas. Mereka menyadari bahwa kalau upaya ini di lakukan secara individualis saja, maka pengaruhnya mungkin tak terlihat bahkan tak terasa sama sekali. Maka mereka melakukannya secara bersama-sama, secara beramai-ramai agar muncul euforia tersendiri pada pesan-pesan yang ingin mereka sampaikan. Ada juga sekelompok anak muda yang berhimpun dalam komunitas sepeda. Dengan penuh percaya diri
mereka ingin menyampaikan nilai-nilai tentang hidup sehat. Dengan bersepeda maka akan mengurangi polusi dan sisi positif lainnya adalah menyehatkan badan dan sekali lagi mereka tak akan mampu untuk menyebarkan nilai-nilai positif ini apabila hanya di lakukan secara individu. Mereka memilih untuk berhimpun dalam suatu komunitas agar apa yang ingin mereka sampaikan dapat tersebar dengan luas.Ada lagi sekelompok anak muda yang berhimpun dalam kelompok pecinta alam. Menyebarkan nilai-nilai positif tentang bagaimana kemudian manusia yang memang pada dasarnya harus menghargai dan melestarikan lingkungan. Nilai yang ingin di sampaikan oleh kelompok pecinta alam ini sangat kontras dengan pemahaman para penganut paham kapitalis tentang bagaimana memandang alam dan lingkungan sekitar. Paham kapitalis memberi keleluasaan manusia untuk mengelola dan memanfaatkan alam dengan sebebas-bebasnya tanpa disertai tanggung jawab moral dan sosial. Mungkin hal ini juga yang mengakibatkan banyak perusahaan-perusahaan di sekitar kita mengelola dan memanfaatkan alam dengan sewenang-wenang. Sehingga yang terjadi adalah eksploitasi sumber daya alam yang tidak terkendali dan tidak bertanggungjawab karena bertindak dengan tujuan pemenuhan profit semata serta mengabaikan nilai-nilai etika dan moral. Inilah paham ekonomi kapitalisme.Kembali ke komunitas pecinta alam tadi, mereka adalah sekelompok anak muda yang mempunyai hobi menyusuri sungai, mendaki gunung, hiking, joging, climbing, yang tidak lain dan tidak bukan adalah dalam rangka mencintai alam dan melestarikan lingkungan. Sedikit mirip dengan konsep Islam tentang bagaimana cara pandang manusia terhadap alam dan lingkungan dan sekitarnya. Islam mengajarkan melalui Al-Quran dan As-Sunnah, bahwa manusia adalah khalifah di muka bumi. Khalifah adalah pemimpin, mulai dari memimpin dirinya sendiri, keluarga, masyarakat, sampai memimpin alam semesta. Alam pun adalah wewenang manusia untuk mengelola dan memanfaatkannya, Allah SWT adalah pemilik alam semesta ini dan manusia diberi hak untuk mengelola dan memanfaatkannya. Tentunya karena alam semesta ini adalah kepunyaan Allah SWT, maka harus dikelola berdasarkan aturan-aturan dari Allah, yaitu Syariat Islam. Dikelola dengan kebebasan yang bertanggungjawab. Betapa indah Islam mengatur tentang cara pandang manusia terhadap alam. Adapun sekelompok anak muda pecinta alam tadi begitu sadar bahwa untuk memberikan kesadaran kepada orang-orang di sekitarnya tentang bagaimana mencintai alam dan melestarikan lingkungan tidak bisa dilakukan hanya secara individualis. Butuh kerja sama, butuh kelompok, dan butuh wadah. Maka kelompok komunitas kendaraan bermotor, komunitas bersepeda, dan komunitas pecinta alam tadi, memilih untuk bekerja secara berjamaah.Sejatinya, manusia adalah makhluk individu sekaligus makhluk sosial. Dasar negara kita pun, yaitu Pancasila mengajarkan hal yang serupa. Sebagai makhluk individu, manusia harus memperhatikan apa-apa saja yang terkait dengan kebutuhan hidupnya. Imam Al-Ghazali menyimpulkan tentang lima kebutuhan dasar manusia, yakni agama, jiwa, akal, keturunan, dan harta. Pada saat yang sama manusia juga harus mampu menjadi makhluk sosial yang peduli akan sesama, peduli kepada lingkungan sekitarnya. Dan konsekuensi logisnya adalah manusia membutuhkan manusia lain dalam beberapa aktivitas sosial.Dalam buku “Guru Adalah Ustadz Adalah Guru”, Saiful Falah menganalogikan tentang betapa seorang manusia tidak akan bisa mengerjakan segala sesuatunya sendirian kecuali butuh bantuan manusia yang lain. Saiful Falah ber-analogi seperti ada dua buah gelas yang kosong, yang satunya di isi setengah terlebih dahulu. Kemudian, gelas yang sudah terisi setengah tadi di isi lagi dengan air sampai penuh. Bahkan air tersebut tertumpah ke meja dan ke lantai. Air yang tertumpah ke meja, bila ada kertas di meja tersebut, pastilah air akan merusak kertas tersebut. Air yang tertumpah sampai ke lantai akan menyebabkan lantai licin, tinggal menunggu waktu saja orang-orang akan jatuh disebabkan oleh lantai yang licin tersebut.Gelas tadi diibaratkan sebagai daya tampung manusia atas setiap masalah yang dihadapinya. Setiap manusia pasti memiliki batas daya tampung atas setiap masalah yang dihadapinya, apabila masalah tersebut terus tertampung dalam dirinya, maka tunggu saja masalah tersebut akan menimbulkan masalah baru dan merugikan orang lain sepanjang masalah tersebut tidak pernah di-sharing. Butuh gelas lain agar air yang tertampung dalam gelas kita bisa terakomodasi. Manusia butuh tempat sharing atau curahan hati agar setiap masalah yang di hadapi terasa sedikit lebih ringan dan mampu di hadapi. Gelas yang menjadi tempat berbagi air tadi hendaknya bukan gelas yang dipenuhi air juga, karena masalah bisa menjadi semakin runyam apabila partner sharing kita juga seseorang yang memiliki segudang masalah. Dan pada intinya, manusia tidak dapat hidup sendiri. Butuh sahabat, butuh orang lain, butuh kelompok, butuh wadah, butuh komunitas, agar hidupnya dapat dijalani dengan sebaik-baiknya. Sebagaimana hakikat manusia sesungguhnya, Sabda Rasulullah SAW: “Sebaik-baik manusia adalah bermanfaat bagi sesamanya..”.
Inilah fitrah manusia yang harus disadari oleh para pejuang dakwah. Inilah kaidah yang harus dipahami oleh para pewaris tugas Nabi dan Rasul. Tentang pilihan untuk berjamaah dalam hidupnya. Begitu banyak keutamaan-keutamaan yang diperoleh apabila perjuangan yang panjang dan melelahkan ini dikerjakan secara bersama-sama, secara berjamaah. Keistimewaan berdakwah di dalam Jamaah begitu banyak. Kita coba lihat bagaimana yang terjadi di Masjid Nabawi di masa Rasulullah SAW. Pemandangan mana yang lebih indah kita saksikan ketika kaum muslimin melaksanakan shalat secara berjamaah. Ada Suhail dari Romawi, Salman dari Persia, Bilal dari Habasyiyah, mereka semua di ikat dalam persaudaraan berdasarkan aqidah. Di ikat dengan indah oleh ukhuwah Islamiyah, betapa indahnya bergabung dan bekerja dalam jama’ah daripada secara sendiri-sendiri. ‘Umar bin Khaththab ra pernah berkata: “Tidak ada Islam melainkan dengan jamaah, tidak ada jamaah kecuali dengan imamah )kepemimpinan( dan tidak ada kepemimpinan kecuali dengan ketaatan.”Sebagai pejuang dakwah, kita pun harus memahami tujuan sebenarnya dari berjamaah ini. Tentang mengapa dakwah ini harus membentuk sebuah kesatuan barisan, keselarasan gerak, dan keseragaman tujuan. Dalam Buku Menuju Jama’atul Muslimin, Hussain bin Muhammad bin Ali Jabir, M.A. menjelaskan tentang tujuan-tujuan umum bagi jamaatul muslimin yaitu :
1. Supaya manusia menyembah Rabb yang Mahasatu2. Menjalankan prinsip amar ma’ruf nahi mungkar3. Menyampaikan Dakwah Islam kepada semua manusia4. Menghapuskan fitnah dari seluruh dunia5. Menaklukkan Roma, ibu kota Italia6. Memerangi semua manusia sehingga mereka bersaksi dengan kesaksian yang benar.
Masih dalam buku Menuju Jamaatul Muslimin, Nabiyullah Ibrahim as menyadari persoalan ini kemudian memohon kepada Allah SWT agar dianugerahi seorang penerus yang termasuk dalam golongan orang-orang shalih yang akan menjadi suatu jamaah pengemban dan pembela Dakwah-Nya. Firman Allah SWT. :“Ya Rabbi, anugerahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk ke dalam himpunan orang-orang yang Shaleh”. )QS. Ash-Shaffat : 100(.”Rasulullah SAW mengungkapkan pentingnya jama’ah ini bagi keberhasilan dakwah, dan menyatakan bahwa jama’ah inilah yang akan menentukan eksis atau tidaknya dakwah Islam. Ini diungkapkan beliau dalam munajatnya kepada Allah pada perang Badar sebagaimana diriwayatkan dari ‘Umar bin Khaththab ra. Pada waktu perang Badar, Nabi SAW menghadap kiblat, kemudian menjulurkan tangannya seraya berdoa kepada Rabb-nya :“Ya Allah, jika kelompok dari orang-orang Islam ini hancur, maka Engkau tidak akan disembah di muka bumi.”Wahai para pejuang dakwah, taatilah Rabbmu dan teladanilah para Nabi dan Rasul dengan mengambil langkah tegap untuk berjamaah. Insya Allah engkau takkan berada dalam kesesatan selama Jamaah Dakwah senantiasa berpegang teguh pada Al-Quran dan As-Sunnah. Pahamilah ini lalu ambil langkah yang pasti, ajak orang-orang di sekitarmu untuk turut serta mengambil langkah ini. Langkah yang akan membimbingmu, membimbing kita semua berada dalam jalan kebenaran, jalan yang diridhai Allah SWT., jalan yang telah diambil para Nabi dan Rasul, jalan yang telah diambil para pendahulu. Yakinlah dengan sebenar-benarnya keyakinan, keyakinan yang menghujam nurani, laksana kokohnya akar menunjang batang, ranting, dan daun. Tetaplah Berjamaah!Wahai para pejuang dakwah, jangan sampai tingginya gelombang sekularisasi, liberalisasi, dan ideologi-ideologi lain membuatmu pesimis membersamai ideologi yang mulia ini, ideologi yang di wariskan oleh para Nabi dan Rasul, dan dengan keoptimisan dan kemantapan hati kita menjadi pewaris tugas para Nabi dan Rasul. Jangan sampai realitas keummatan membuatmu pesimis dalam mengemban tugas yang mulia ini. Karena engkau adalah orang-orang yang telah di pilih oleh Allah SWT untuk bergabung dalam barisan Jama’atul Muslimin. Bersabarlah dan kuatkanlah kesabaranmu! Teruslah berada dalam Jamaah! Tetaplah Berjamaah!
Sumber: http://www.dakwatuna.com/2014/09/03/56557/tetaplah-berjamaah/#ixzz3hYwTwpEI Follow us: @dakwatuna on Twitter | dakwatunacom on Facebook
PERLUNYA KHILAFAT SERING KALI TERLUPAKAN OLEH KEBANYAKAN
MUSLIM...
...Apalagi sabda Rasulullah saw. tentang SANGAT pentingnya Khilafat 'alaa min
hajjinnubuwwah...
Sabda Rasulullah saw yang menegaskan dan memperjelas bagaimana kewajiban
bersatu )berjamaah dalam organisasi Islam yang Allah dirikan( itu merupakan jantung
kekuatan Islam, yang ditegaskan dalam firman Allah Ali Imran :104 ”Jangan bercerai
berai”.
Firman Allah : Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali Allah (agama tauhid
sejati, Pemimpin ‘Islam Sejati’ & Jamaah Islam Sejati, sebagai langkah awal,
pokok perjuangan), dan janganlah kamu bercerai berai (dalam golongan2), dan
ingatlah akan nikmat Allah atasmu ketika kamu dahulu )masa Jahiliyah( bermusuh-
musuhan, lalu Dia menyatukan hatimu dengan kecintaan antara satu sama lain
sehingga dengan nikmat-Nya kamu menjadi bersaudara ; dan kamu dahulu berada di
tepi jurang api, kemudian Dia menyelamatkan kamu darinya. Demikianlah Allah
menjelaskan Ayat-ayat-Nya kepadamu, supaya kamu mendapat petunjuk. )QS. Ali
Imran 3: 104(
” Kalian diperintahkan dengan lima perkara : Allah memerintahku dalam lima perkara
yaitu berjamaah (1), mendengar )2(, taat )3(, hijrah )4( dan jihad )5(, pada jalan Allah.
Maka barangsiapa yang keluar dari jamaah satu jengkal saja, berarti dia telah
melepaskan ikatan Islam dari lehernya. Mereka )para sahabat( bertanya : Hai
Rasulullah, meskipun dia itu shalat, dan shaum ? Rasul menjawab : Ya, meskipun dia itu
shaum, shalat, dan mengaku sebagai muslim !” )HR. Abu Dawud 3/322(.
Jadi Kewajiban semua orang Islam yang paling pertama & hukumnya wajib & berat
ujiannya adalah “BERJAMAAH PADA JALAN ALLAH” )BUKAN JALAN ‘tuhan MUI’ yg
tidak lurus & amanah sebagai ULAMA ,…atau ISLAM yang mengajarkan kekerasan(,
yaitu MENCARI AL JAMA’AH YANG ADA IMAM ZAMAN-NYA !!! yang bagaimana???
…yaitu mencari JAMAAH MILIK, (YG DIDIRIKAN OLEH) ALLAH TA’ALA. Buktinya
apa sebagai Jamaah-Nya Allah SWT, adakah stempel-Nya????
Sedangkan Perintah Allah yang sisanya…yaitu : mendengar kepada Imamah Haqqah,
Taat pada Pimpinan Khalifah, mengikuti perintah Hijrah & Jihad )Perang sebagai jihad
kecil, atau yang lainnya seperti dakwah sebagai jihad yang lebih besar(…itu perintah
semuanya dalam kerangka “Jamaah Al Haq” yang telah didirikan Allah SWT &…harus
diperintahkan oleh Imam yang haqqah…yang satu dan benar…bukan Imam yang
lainnya buatan manusia, yang berorientasi duniawi & politik !!!
Kenapa Wajib hukumnya??? karena musuh Islam di akhir zaman itu Dajjal,…Radikal
Yahudi, Freemasonry…yang sangatlah kuat & menguasai semua khasanah dunia ini…&
sangatlah jahat dalam tujuan organisasinya…karena pinternya mereka menggunakan
ORANG-ORANG ISLAM sendiri untuk melawan “ISLAM SEJATI” )Ahmadiyya Muslim
Internastional( yang didirikan oleh Hz. Imam Mahdi Muhammadi as, yang masih
keturunannya Rasul suci Muhammad saw & juga dari Salman Al Parsi )Iran, yang
sekarang dengan Syiah-nya(,…dimana keturunan Beliau saw dari sejak awal mula
memang ada niatan jahat dari setan-setan untuk memburu & berusaha melenyapkannya
!!!! Bersatunya orang-orang Islam adalah syarat untuk kemenangan Islam secara rohani,
& sebaliknya bercerainya akan mengakibatkan kemunduran & keruntuhan )cita-cita(
Islam itu sendiri !!!
maka,…” Barangsiapa meninggal di lehernya tidak ada bai’at maka ia mati dalam
keadaan jahiliyyah )bodoh rohaninya, seperti orang yang tidak mengerti / tuna ilmu &
ketaatan kepada Allah & Rasulullah saw & TIDAK PEDULI akan kebutuhan-kebutuhan
sangat mendesak & urgent, yg sangat penting dalam perjuangan Islam secara damai
untuk mencapai Rahmatal lil ‘alamin( )HR. Muslim 3/1478(.
Sungguh benar-lah Sabda Hz. Umar :
“Tidak ada Islam )yang satu( kecuali harus ada Jamaah-nya, tidak ada Jamaah kecuali
harus ada Imam-nya, tidak ada Imam kecuali harus ada baiat, tidak ada baiat kecuali
harus ada itaat.” )2( Sabda Khalifah Umar bin Khatab r.a.
Jadi ITAAT kepada Nabi suci saw = itaat kepada perintah Allah SWT, jika tidak
melaksanakan perintahnya = sebaliknya, berarti telah melanggar Perintah !!!!
Islam belum tercapai tujuan rahmatallilalamin-nya...bgmn mungkin sekarang
'KEPEMIMPINAN ROHANI/KHALIFAH" BELUMLAH ADA SPT YG DIJANJIKAN ALLAH
SWT DLM QS AN NUR : 56 ???...KEKHALIFAHAN JAMAAH IMAM MAHDI
MUHAMMAD, JAMAAH MUSLIM INTERNASIONAL...SDH BERUMUR LEBIH DARI 100
THN...KANG. BUKANKAH INI SDH MENJADI BUKTI YG CUKUP AKAN
KETANGGUHAN JAMAAH YG DITANAMKAN OLEH TANGAN ALLAH SWT
SENDIRI???ATAUKAH KITA AKAN MENGATAKAN BAHWA UTK MEMENANGKAN
ISLAM...TDK PERLU CAMPUR TANGAN LANGIT...CKP DGN TEORI2 POLITIK &
KENEGARAAN YG DIPELAJARI DI UNIVERSITAS TERKENAL ISLAM TIMUR
TENGAH OR UNIVERSITAS TERKENAL DI BARAT ???
Banyak orang Islam yg tidak mengerti akan hakekat Perintah Allah kepada Rasulullah
saw ini, Smoga Kita semuanya dapat mengambil hikmahnya & bermanfaat…Amin...
NOTE :
1. Kunjungilah ke Website-nya Ahmadiyah, untuk menambah wawasan internasional
Islam Kita, bahwa Cara-cara Jihad Fii sabillillah dalam Islam adalah Da’wah Ilallah bil
hikmah : www.ahmadiyya.or.id http://ahmadiyah.info/ ...in indonesian language dan the
official website of the Ahmadiyya muslim community
at : http://www.alislam.orgatau http://www.cinta-islam.web.id/ atauhttp://
www.ajaranislam.com/
Juga
di
:http://www.4shared.com/account/document/4oT_1Sy/6_Hakikat_Khilafat_alaa_Mi
nhaj.html
http://hankam.kompasiana.com/2013/06/07/kebenaran-imam-mahdi-pendiri-islam-
ahmadiyah-berdasarkan-alquran-hadits-sebagai-tanggapan-atas-kebenaran-
ahmadiyah-menurut-perspektif-sosio-politik-religius-by-anindya-gupita-
kumalasari-dan-tanggapan--563110.html
http://www.4shared.com/dir/9aGjXfWB/My_4shared_Sync.html
2. Untuk Pemirsa TV MTA di kawasan Asia, Timur Tengah & Kawasan Pasifik :
Satelit : - ASIASAT-3S - Video PID : 514 - Posisi : 105.5 BT - Audio PID : 1071
(main), 1072, 1073, 1081, 1082, 1083 - Frequensi : 3760 MHz - Polarization :
Horisontal - Symbol Rate : 25000 Mbps
3.
organisasi Islam Ahmadiyah telah berumur 124 tahun )s/d tahun 2013( dan InsyaAllah,
penyempurnaan-penyempurnaan nubuatan-nubuatan dalam Al-Quran akan
kemenangan Islam Sejati akan lewat managemen organisasi ini. Umur organisasi
Jamaah Islam Ahmadiyah ini hanya tersaingi oleh umur berdirinya organisasi CIA dan
Negara Amerika. Mari Kita sama-sama renungkan, betapa aniaya-nya orang-orang yang
senantiasamencintai kedustaan, kebatilan dan kejahatan dengan senantiasa melawan
kebenaran Islam Sejati !!!.
“Hai orang2 Muslim, Imam Mahdi/Isa yang dijanjikan Rasulullah saw itu benar2 sudah
datang, inilah "TALI ALLAH" YG SEBENARNYA & wajib hukumnya bergabung dalam Al
jamaahnya!!! ini lebih utama, pahalanya lebih besar dari hanya shalat berjamaah di
masjid, krn inilah Laylatul Qadr, yg sebenarnya!!!!...Smoga Allah SWT memberikan
karunia kepada Saudara2 Islam-ku untuk menyelidiki secara ilmiah &
seksama...kemudian menyatakan sami'na wa atha'na kepada perintah Rasulullah
saw...apabila Kamu mendengar Imam Mahdi Muhammadi / Isa Ibnu Maryam )Hadist
Ibnu Majah( sudah datang maka berbaiatlah Kamu )utk itaat( walaupun menghadapi
rintangan yang sebesar gunung es ; DAN SAMPAIKANLAH SALAMKU KEPADA IMAM
MAHDI tsb !!!.
...Kaifa antum idza nazalabnu maryam fiikum wa imaamukum minkum...
Bagaimana )sikap( kamu )akankah kamu menerima atau menolak( apabila Ibnu Maryam
turun di tengah kamu dan Imammu dari antara kamu?)HR. Bukhari(
Kaifa antum idza nazalabnu maryam fiikum faammakum...
Bagaimana kamu apabila Ibnu Maryam turun di tengah kamu lalu mengimami
)memimpin( kamu? )HR Muslim(
NOTE (sbg pengingat): Peganglah selalu ayat2 AlQur’an, Sunnah & Hadist, mk
selamatlah.Sedangkan kata-kata lisan, ceramah & tulisan “Ulamauhum” )Ulama mereka,
bukan Ulamanya Rasulullah saw, “Al Ulama’u warosyatul anbiya( bukanlah Al-Qur’an yg
pasti benar dan juga bukan Allah Yang Maha Benar, sehingga haruslah kita cek
validitasnya dengan ayat2 Alqur’an sbg Al Hakim, yang akan memutuskan benar
tidaknya sesuatu ucapan, statement. Jika dibenarkan Al Qur’an mk wajib hukumnya Kita
terima sbg Muslim. I think what we “all” need rightnow is “the proof”)bukti, fakta,
argumen khususnya dari AlQur’an sebagai AL Hakim( not only just Information
statement that could be right )benar( or wrong )salah(
…LOVE 4 ALL HATRED FOR NONE…NO VIOLENCES SUPPORTED…HUMANITY
FIRST…
Kembali Ke Sistem Kaderisasi Rasulullah
Al Furqan – Senin, 20 Rabiul Awwal 1430 H / 16 Maret 2009 08:41 WIB
Pada tahun 70-an suksesi sebuah organisasi di kampus dinamakan plonco. Di akhir
tahun 1970-an sampai 1980-an namanya berubah menjadi Orientasi Studi
Pengenalan Kampus )OSPEK(. Dan di tahun 1990-an berubah sedikit menjadi
Orientasi Studi )OS(. Sekarang lebih dikenal dengan istilah ‘kaderisasi’.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia kaderisasi berarti proses, cara, perbuatan
mendidik atau membentuk seseorang menjadi kader. Kader merupakan orang yang
diharapkan akan memegang peranan penting di dalam pemerintahan, partai, ormas,
dan sebagainya. Dalam kehidupan kampus, kaderisasi ini bertujuan untuk
membentuk kader yang bisa menggerakkan organisasi, himpunan, ataupun
kelompok dengan kepentingan masing-masing agar dapat terus berkembang.
Baru-baru ini ada berita yang kesekian kalinya mengenai kaderisasi di kampus
)Orientasi Studi( yang menelan korban jiwa. Adalah salah seorang mahasiswa
Teknik Geodesi Institut Teknologi Bandung angkatan 2007 yang meninggal saat
mengikuti Program Penerimaan Anggota Baru Ikatan Mahasiswa Geodesi )PPAB
IMG( awal bulan Februari lalu. Sebelumnya juga banyak terjadi rentetan peristiwa
meninggalnya mahasiswa di perguruan tinggi di Indonesia. Seperti inikah muka
pendidikan di Indonesia. Bukankah perguruan tinggi seharusnya menjadi tempat
kaderisasi untuk mencetak pemimpin – pemimpin bangsa di masa yang akan
datang?
Memang jika kita meninjau sejarah, kaderisasi pada awal tahun 1980-an di desain
untuk membentuk persepsi kepada mahasiswa terhadap kondisi politik saat itu.
Pada saat itu Presiden Soeharto melalui Mentri Pendidikan dan Kebudayaan )P&K(,
Daoed Joesoef mengeluarkan kebijakan Normalisasi Kehidupan Kampus / Badan
Koordinasi Kampus )NKK/BKK( dimana militer Orde Baru menduduki kampus.
Mahasiswa pun berusaha untuk melawan, dan dibutuhkan kaderisasi agar
perlawanan terus berlanjut melawan tiran saat itu. Selain di latih secara fisik dan
mental, dalam kaderisasi mahasiswa saat itu, dituntut untuk berfikir kritis, ilmiah, dan
mampu mempertanggungjawabkan pernyataannya.
Seiring berjalannya waktu dan perkembangan zaman, seharusnya kaderisasi tidak
lagi berorientasi pada hal diatas, walaupun pelatihan fisik dan mental tetaplah perlu.
Tapi akan lebih baik jika pada saat kaderisasi saat ini lebih di fokuskan pada
penanaman nilai-nilai kepemimpinan, ilmu organisasi, diplomasi dan sebagainya
dengan metode simulasi, outbond dan metode kaderisasi kepemimpinan lainnya.
Kembali ke Sistem Kaderisasi Rasulullah
Rasulullah Muhammad saw merupakan contoh pemimpin luar biasa yang sangat
layak kita contoh sistem kaderisasinya. Melalui tangan dingin nya pengaruh islam
menyebar keseluruh pelosok dunia hanya dalam tempo 23 tahun sejak
kerasulannya. Kader-kadernya banyak mencatatkan tinta emas dalam sejarah
kehidupan manusia. Sebut saja Umar bin Khattab, ketika menjadi khalifah pengaruh
islam semakin kuat. Hal ini terbukti dengan banyaknya daerah kekuasaan islam saat
itu. Daerah kekuasaan Kekaisaran Byzantium dan Persia yang meliputi Palestina,
Suriah, Iran, dan Turki tak luput dari penguasaan umat islam. Sampai saat ini kader
– kader Rasulullah terus bermunculan, meneguhkan keberhasilan sistem kaderisasi
Rasulullah.
Kaderisasi menurut islam diartikan sebagai usaha mempersiapkan calon-calon
pemimpin hari esok yang tangguh dalam mempertahankan dan mengembangkan
identitas khairu ummah, umat terbaik. Ini sesuai dengan seruan Allah dalam Al-
Qur’an.
“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada
yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya
ahli kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang
beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.” )Q.S. Ali Imran :
110(
Dalam kaderisasi pasti memberikan pengarahan dan pelatihan. Masalahnya adalah
terkadang atau sering hal – hal yang disampaikan tidak dilakukan oleh pemberi
pelatihan di kehidupan sebenarnya. Contoh, dalam kaderisasi pemberi pelatihan
mengatakan bahwa kita harus disiplin, tapi ternyata ketika dia rapat untuk
mempersiapkan kaderisasi, dia sering terlambat. Hal inilah yang membuat banyak
kaderisasi saat ini tidak berjalan. Rasulullah, dalam mengkader, tidaklah
sembarangan. Beliau melakukan apa yang ia katakan. Sehingga kadernya menjadi
taat dan melaksanakan apa yang beliau serukan. Allah swt juga telah mengingatkan
kunci kaderisasi yang sukses dalam Al-Qur’an.
“Wahai orang-orang yang beriman, kenapakah kamu mengatakan sesuatu yang
tidak kamu kerjakan? Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan
apa-apa yang tidak kamu kerjakan.” )Q.S. Ash-Shaff : 2-3(
Selanjutnya Rasulullah dalam melakukan kaderisasi selalu teratur dan terencana.
Contoh diatas sudah cukup membuktikan bahwa kaderisasi yang beliau bangun
selalu terencana dengan sangat baik. Allah swt memberi kunci kaderisasi
selanjutnya dalam Al-Qur’an.
“Sesungguhnya Allah menyukai orang yang berperang dijalan-Nya dalam barisan
yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh”
)Q.S. Ash-Shaff : 4(
Disinilah dibutuhkan ilmu manajemen organisasi, hal ini penting untuk menjaga agar
kaderisasi tetap berlangsung. Jika manajemen organisasinya lumpuh maka hampur
dapat dipastikan kaderisasinya juga akan lumpuh.
Setelah kita melakukan apa yang kita katakan lalu direncanakan dengan rapi maka
selanjutnya peran pemimpinlah yang menentukan. Kaderisasi yang sukses tidak
lepas dari peran pemimpin yang menjalankan tugas dengan baik. Itulah beberapa
kiat yang Rasulullah lakukan dalam melakukan kaderisasi hingga meluasnya islam
di seluruh dunia.
Jadi, jika kita integrasikan sistem kaderisasi kampus dengan sistem kaderisasi
Rasulullah maka percayalah suatu kaderisasi akan terus berjalan dan berkembang.
Selanjutnya bila kaderisasi Rasulullah ini dibawa dan diterapkan dalam masyarakat
maka akan tercipta masyarakat madani. Karena kita tidak akan kehabisan stok
orang-orang hebat, terlatih, ter-tarbiyah dan terkader dengan baik. Insya Allah.
Untukmu Allah, Rasulullah, dan Islam! Allahuakbar!
Wallahu a’lam bishshawab.
Profil Penulis :
Sistem Kaderisasi Rasulullah
Proses kaderisasi merupakan hal yang sangat penting dalam dakwah kampus. Kaderisasi mempunyai fungsi produksi dan regenerasi. Proses kaderisasi dalam dakwah yang baik akan memproduksi dan mencetak kader yang baik pula. Secara kualitas dan kuantitas mempunyai kekuatan yang dapat mewujudkan visi dan misi dakwah. Karena pengkaderan tidak hanya berkaitan dengan perekrutan anggota saja tapi di samping itu perlu ada konsepan dalam pola pembinaan anggota baru sehingga menjadi anggota bagus yang siap diberi amanah dimanapun. Proses kaderisasi dakwah kampus harus mampu membentukan pemikiran, kepribadian, dan perilaku islami yang diharapkan.
Proses kaderisasi merupakan tugas mulia yang tidak mudah
dan bukan suatu persoalan yang sederhana. Maka dibutuhkan kinerja bersama untuk mewujudkan regenerasi tangguh itu dengan berbagai pihak yang ada di dalam organisasi tersebut dan dibutuhkan mekanisme yang baik dalam rangka mencetak output kader yang diharapkan yakni mempunyai iltizam terhadap dakwah.
Rasulullah Muhammad saw merupakan contoh pemimpin luar biasa yang sangat layak kita contoh sistem kaderisasinya. Melalui tangan dingin nya pengaruh islam menyebar keseluruh pelosok dunia hanya dalam tempo 23 tahun sejak kerasulannya. Kader-kadernya banyak mencatatkan tinta emas dalam sejarah kehidupan manusia. Misalnya, Umar bin Khattab ketika menjadi khalifah pengaruh islam semakin kuat dengan banyaknya daerah kekuasaan islam saat itu. Banyak daerah yang dikuasai seperti kekuasaan Kekaisaran Byzantium dan Persia yang meliputi Palestina, Suriah, Iran, dan Turki.
Kaderisasi menurut islam diartikan sebagai usaha mempersiapkan calon-calon pemimpin hari esok yang tangguh dalam mempertahankan dan mengembangkan identitas khairu ummah, umat terbaik. Ini sesuai dengan seruan Allah dalam Al-Qur’an.
“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya ahli kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.” (Q.S. Ali Imran : 110)
Proses kaderisasi membutuhkan keteladanan. Seperti yang
dicontohkan Rasulullah, yaitu dengan melakukan apa yang ia katakan. Sehingga kadernya menjadi taat dan melaksanakan apa yang beliau serukan. Allah swt juga telah mengingatkan kunci kaderisasi yang sukses dalam Al-Qur’an.
“Wahai orang-orang yang beriman, kenapakah kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan? Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan.” (Q.S. Ash-Shaff : 2-3)
Selanjutnya Rasulullah dalam melakukan kaderisasi selalu teratur dan terencana. Contoh diatas sudah cukup membuktikan bahwa kaderisasi yang beliau bangun selalu terencana dengan sangat baik. Allah swt memberi kunci kaderisasi selanjutnya dalam Al-Qur’an.
“Sesungguhnya Allah menyukai orang yang berperang dijalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh” (Q.S. Ash-Shaff : 4)
Pengkaderan adalah sebagai ruh dari organisasi dan menjadi sarana regenarasi. Disinilah dibutuhkan ilmu manajemen organisasi, hal ini penting untuk menjaga agar kaderisasi tetap berlangsung. Jika manajemen organisasinya lumpuh maka hampur dapat dipastikan kaderisasinya juga akan lumpuh.
Setelah kita melakukan apa yang kita katakan lalu direncanakan dengan rapi maka selanjutnya peran pemimpinlah yang menentukan. Kaderisasi yang sukses tidak lepas dari peran pemimpin yang menjalankan tugas dengan baik. Itulah beberapa kiat yang Rasulullah lakukan dalam melakukan kaderisasi hingga meluasnya islam di seluruh
dunia.
Jadi, jika kita integrasikan sistem kaderisasi kampus dengan sistem kaderisasi Rasulullah maka kaderisasi akan terus berjalan dan berkembang. Selanjutnya bila kaderisasi Rasulullah ini dibawa dan diterapkan dalam masyarakat maka akan tercipta masyarakat madani. Karena kita tidak akan kehabisan stok orang-orang hebat, terlatih, ter-tarbiyah dan terkader dengan baik.
Sistem Kaderisasi dalam Sirah NabawiyahPirman 10/03/14 | 10:30 Resensi Buku Belum ada komentar 3.915 Hits
Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran,
atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Judul Asli: Manhaj Tarbawi
Judul Terjemahan: Sistem Kaderisasi dalam Sirah Nabawiyah
Penulis: Syeikh Muhammad Munir al-Ghadban
Penerjemah: Khalis
Penerbit: Robbani Press – Jakarta
Tebal: xiii + 437 Halaman ; 23,5 cm
ISBN: 979-9078-80-6
Cover buku “Sistem Kaderisasi dalam Sirah Nabawiyah”.
dakwatuna.com – Pertarungan antara kebaikan dan keburukan akan terus berlangsung hingga akhir
zaman. Karena memang seperti itulah tabiat kehidupan yang sudah Allah ciptakan. Sehingga,
sebagai seorang muslim, kita harus menyadari betul akan hal ini. Dan, bersungguh-sungguh agar
terus menerus berada dalam kebaikan, hingga ajal menjemput kita.
Perjuangan memenangkan kebaikan Islam ini, merupakan pekerjaan yang tak kan pernah usai.
Bahkan, ia lebih panjang dari usia masing-masing kita. Maka, estafet dalam hal ini, sangatlah penting.
Jika tidak, kebaikan akan kalah. Meskipun pada akhirnya, karena sunnatullah, kebaikan akan kembali
memenangkan laga. Meskipun, tanpa kita di dalamnya.
Perjuangan memenangkan kebaikan ini juga berlangsung dalam berbagai medan. Karena memang,
Islam adalah agama yang menyeluruh. Mulai dari medan aqidah, syariah, politik, hingga dalam
keseharian kita. Mulai dari aspek terkecil, diri dan keluarga, hingga aspek yang lebih besar; menjadi
guru bagi alam semesta.
Di tahap inilah, perlu dipahami betul tentang makna jihad dan aplikasinya sebagaimana dilakukan
oleh Rasulullah dan generasi terbaik yang sezaman dengan beliau. Karena salah paham terhadap
makna dan pelaksanaan jihad, bisa berakibat fatal. Mulai dari menganggap diri paling benar,
mengkafirkan sesama muslim hanya karena beda ‘baju’ organisasi, hingga dengan mudahnya
menumpahkan darah dengan dalih jihad qital. Tentu, kita tak menghendaki hal ini terjadi. Apalagi, kita
hidup di Indonesia yang aman ini. Di mana perjuangan, tak melulu berbentuk mengangkat senjata
sebagaimana saudara kita di belahan bumi lainnya.
Jihad yang merupakan amal tertinggi dalam Islam ini, disyariatkan secara bertahap. Karena
kebertahapan ini memang bagian dari ajaran Islam, bukan serta merta apalagi revolusi berdarah.
Bahkan, dalam proses perang sekalipun, pimpinan dan pasukan kaum muslimin sudah terlebih
dahulu mengajak agar musuh-musuh Islam masuk ke dalam agama damai ini, dengan cara yang
santun. Pun, dalam proses perang itu sendiri, Islam melarang membunuh orang tua jompo, anak-
anak, ibu hamil, dan merusak tumbuh-tumbuhan maupun hewan yang tidak terlibat dalam perang.
Jihad ini, awalnya dilarang oleh Allah ketika kaum muslimin berada di Mekkah. Banyak riwayat yang
menerangkan peristiwa ini, di antaranya ketika ada sahabat yang mengajukan agar kaum Muslimin
melawan siksaan kaum kafir Mekkah, namun Rasulullah menolaknya karena belum adanya perintah
untuk berjihad.
Perintah untuk jihad ini baru diturunkan ketika kaum muslimin berhijrah ke Madinah. Namun, tidak
serta merta. Dimulai dari perang kecil melawan suku-suku di Madinah yang menyerang kaum
muslimin, kemudian hanya memerangi kaum kafir yang memerangi kaum muslimin, hingga
memerangi seluruh kaum kafir, di manapun mereka berada, secara keseluruhan.
Perintah jihad ini, tidak terhenti ketika Rasulullah wafat. Tapi menjadi kewajiban abadi yang akan
terus ada hingga kemenangan Islam kembali terwujud di muka bumi ini. Sehingga, masing-masing
ormas Islam, harakah atau organisasi apapun yang mengaku memperjuangkan Islam, harus
senantiasa mengingatkan dan mentarbiyah anggotanya tentang materi ini. Tidak sekedar itu, mereka
harus pula melakukan serangkaian latihan fisik untuk menuju kesempurnaan jihad di segala aspeknya
ini.
Mudahnya, materi tentang jihad ini banyak kita dapati dalam wahyu-wahyu langit, khususnya di dalam
surah-surah tentang jihad, seperti Al-Anfal, At-Taubah, Al-Fath, dan surah lainnya.
Penting diingat, dalam rangkaian perang yang dipimpin Thalut atau Perang Badar, kita mencatat satu
hal, bahwa golongan besar, bisa dikalahkan oleh golongan yang jumlahnya lebih kecil, jika
pertolongan Allah menyertai mereka. Lebih lanjut, dalam Perang Badar ini, Al-Quran mencatat bahwa
ribuan malaikat, diturunkan oleh Allah untuk membantu kaum muslimin Madinah yang memerangi
kafirin pimpinan Abu Sofyan.
Yang membedakan kedua golongan ini adalah motif. Jika kaum kafir berperang lantaran gengsi,
sombong dan pamer harta, maka kaum muslimin hanya berperang lantaran Allah, sehingga Allah
memenangkan mereka.
Buku yang ditulis oleh Syeikh Munir Ghadban ini, sangat relevan untuk kita kaji ulang. Meskipun,
ditulis pada masa puluhan tahun Islam. Dirangkai dengan analisa yang tajam, disertai dengan banyak
dalil shahih dari tafsir Sayyid Quthb, Imam ath-Thabari, Imam al-Qurthubi dan juga tafsir Ibnu Katsir,
membuat buku ini semakin berbobot. Ditambah lagi dengan banyaknya keterangan hadits-hadits
shahih, semakin menambah bobot dan kualitas buku ini. Yang tak kalah serunya, pengalaman beliau
dalam dakwah, menjadikan sajian dalam buku ini serasa hidup. Sehingga kita seperti mendengar
langsung taujih beliau, dan bersemangat dalam setiap lembarnya. Jihad, adalah sumber semangat
dalam setiap amal Islami yang kita lakukan. Pun, jika kita hanya mampu berjihad dengan menafkahi
keluarga dan merawat kedua orang tua kita.
Sumber: http://www.dakwatuna.com/2014/03/10/47465/sistem-kaderisasi-dalam-sirah-nabawiyah/#ixzz3hYycyY7e Follow us: @dakwatuna on Twitter | dakwatunacom on Facebook