Upload
itsdana
View
9
Download
2
Embed Size (px)
Citation preview
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kewirausahaan merupakan pendorong perubahan teknologi dan pemicu
pertumbuhan ekonomi dengan mengenalkan kombinasi baru yang mempunyai
manfaat ekonomi dan sosial (Joseph Schumpeter). Kewirausahaan mengalihkan
sumberdaya dari sektor ekonomi yang kurang produktif ke sektor ekonomi dengan
produktivitas yang lebih tinggi (Jean Baptiste Say). Angka pengangguran terbuka
di Indonesia pada tahun 2009 masih mencapai 8,9 juta jiwa. Lebih dari satu
jutanya adalah penganggur bergelar sarjana lulusan diploma, sarjana maupun
pasca sarjana. Menghadapi realita ini, perlu langkah nyata dari semua pihak untuk
menekan angka pengangguran dan membangkitkan semangat wirausaha. Dengan
demikian lapangan kerja makin terbuka dan makin banyak tenaga kerja yang
terserap.
Salah satu tindakan pemerintah dalam mengurangi tingkat
pengangguran di Indonesia adalah menciptakan lapangan kerja yang bersifat padat
karya. Namun beberapa orang yang berpendidikan tinggi, tidak tertarik untuk
menekuni profesi berwirausaha. Minat mereka yang ingin bekerja di kantoran
lebih tinggi. Karena menurut mereka, semakin tinggi pendidikan mereka maka
semakin besar pula keinginan mereka untuk menduduki kursi kantoran dengan
jabatan yang tinggi. Mereka yang tidak berani untuk mengambil risiko besar
seperti berwirausaha.ini berarti mereka hanya ingin bekerja dengan orang lain
hanya mengandalkan upah atau gaji. Namun, mereka belum menyadari bahwa
semakin berkembangnya zaman, maka persaingan kerja pun semakin besar.
Mereka yang berpendidikan tinggi pun belum tentu mampu menduduki jabatan
yang tinggi.
Dewasa ini ditemukan banyak lulusan sarjana belum mampu menjadi
tumpuan ekonomi negara. Mereka hanya menjadi pengangguran-pengangguran
terdidik, sebaliknya orang-orang yang berwirausaha mampu menjadi pendorong
meningkatnya pertumbuhan ekonomi negara. Hal ini yang sedang digencarkan
oleh pemerintah. Pemerintah terus mengembangkan pertumbuhan persebaran para
wirausahawan di seluruh daerah. Mereka melakukan kerjasama, pelatihan-
pelatihan, serta bantuan secara moril dan materiil. Sehingga, dengan semakin
banyaknya para wirausahawan di Indonesia, maka pertumbuhan ekonomi tetap
berjalan. Dan menekan masalah pengangguran di Indonesia.
Fakta-fakta kehidupan yang dapat kita lihat bahwa para wirausahawan
yang sukses tidak berawal dari kondisi modal financial yang besar. Contohnya
adalah anne avantie. Wantia yang lahir di Semarang, 20 mei 1954 ini, mampu
membuat hasil karya kebayanya dapat digunakan oleh sejumlah selebriti
Indonesia hingga sejumlah ratu sejagad (miss universe) yang pernah datang ke
Indonesia. Padahal, beliau hanyalah lulusan SMA dan tanpa pendidikan formal di
bidang desain.
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimanakah konsep kewirausahaan?
1.3 Tujuan
1. Menjelaskan konsep dari kewirausahaan dan contoh nyata dari
kewirausahaan uang telah ada.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Konsep Kewirausahaan
2.1 Definisi Kewirausahaan
Entrepreneur berasal dari bahasa Perancis yaitu entreprendre yang artinya
memulai atau melaksanakan. Wiraswasta/wirausaha berasal dari kata wira: utama,
gagah berani, luhur; swa: sendiri; sta: berdiri; usaha: kegiatan produktif. Dari asal
kata tersebut, wiraswasta pada mulanya ditujukan pada orang-
orang yang dapat berdiri sendiri. Di Indonesia kata wiraswasta sering diartikan
sebagai orang-orang yang tidak bekerja pada sektor pemerintah yaitu; para
pedagang, pengusaha, dan orang-orang yang bekerja di perusahaan swasta,
sedangkan wirausahawan adalah orang-orang yang mempunyai usaha sendiri.
Wirausahawan adalah orang yang berani membuka kegiatan produktif yang mandiri.
Kewirausahaan adalah proses penciptaan sesuatu yang baru pada nilai
menggunakan waktu dan upaya penelitian, menangggung resiko keuangan, fisik,
serta resiko social yang mengiringi, menerima imbalan moneter yang dihasilkan,
serta kepuasan dan kebebasan pribadi (Saidi & Hartati, 2008).
Suryana (2008) menjelaskan bahwa kewirausahaan adalah suatu disiplin
ilmu yang mempelajari tentang nilai, kemampuan, dan perilaku seseorang dalam
menghadapi tantangan hidup untuk memperoleh peluang dengan berbagai resiko
yang mungkin dihadapi.
2.2 Jenis Kewirausahaan
Jenis Kewirausahaan menurut Williamson (1961) adalah sebagai berikut:
1. Innovating Entrepreneurship Bereksperimentasi secara agresif, trampil
mempraktekkan transformasi-transformasi atraktif
2. Imitative Entrepreneurship Meniru inovasi yang berhasil dari para
Innovating Entrepreneur
3. Fabian Entrepreneurship Sikap yang teramat berhati-hati dan sikap
skeptikal tetapi yang segera melaksanakan peniruan-peniruan menjadi
jelas sekali, apabila mereka tidak melakukan hal tersebut, mereka akan
kehilangan posisi relatif pada industri yang bersangkutan.
4. Drone Entrepreneurship Drone = malas. Penolakan untuk memanfaatkan
peluang-peluang untuk melaksanakan perubahan-perubahan dalam rumus
Family Background
Goal, Orientation, Personality and
Motivation
Growing Up: Education and
Aging
ENTREPREUNEURSHIP
Work Experience
produksi sekalipun hal tersbut akan mengakibatkan mereka merugi
diandingkan dengan produsen lain.
2.3 Tujuan
1. Meningkatkan jumlah para wirausaha yang berkualitas
2. Mewujudkan kemampuan dan kemantapan para wirausaha untuk
menghasilkan kemauan dan kesejahteraan masyarakat.
3. Membudayakan semangat sikap, perilaku, dan kemampuan kewirausahaan
di kalangan masyarakat yang mampu, handal, dan unggul
4. Menumbuhkembangkan kesadaran dan orientasi kewirausahaan yang
tangguh dan kuat terhadap para masyarakat
2.4 Karakteristik Wirausaha
Delapan karakteristik menurut Scarborough dan Zimmerer yang dikutip
oleh Suryana (2008), yang meliputi:
1. Desire for responsibility, yaitu memiliki rasa tanggung jawab atas usaha-
usaha yang dilakukannya. Seorang yang memiliki rasa tanggung jawab akan
selalu mawas diri.
2. Preference for moderate risk, yaitu lebih memiliki resiko yang lebih
moderat, artinya menghindari resiko yang rendah dan menghindari resiko
yang tinggi.
3. Confidence in their ability to success, yaitu percaya akan kemampuan
dirinya untuk berhasil.
4. Desire for immediate feedback, yaitu selalu menghendaki umpan balik
yang segera.
5. High level of energi, yaitu memiliki semangat dan kerja keras untuk
mewujudkan keinginannya demi masa depan yang lebih baik.
6. Future orientation, yaitu berorientasi kemasa depan, perspektif, dan
berwawasan jauh ke depan.
7. Skill at organizing, yaitu memiliki keterampilan dalam mengorganisasikan
sumber daya untuk menciptakan nilai tambah.
8. Value of achievement over money, yaitu selalu menilai prestasi dengan
uang.
2.5 Manfaat Kewirausahaan
Dari beerapa penelitian mengedintifikasi bahwa pemilik bisnis mikro,
kecil, atau percaya bahwa mereka cenderung bekerja lebih keras, menghasilkan
lebih banyak uang, dan lebih membanggakan daripada bekerja di suatu
perusahaan besar. Sebelum mendirikan usaha, setiap calon wirausaha sebaiknya
mempertimbangkan manfaat kepemilikan bisnis mikro, kecil atau menengah.
Thomas W Zimmerer et al. (2005) merumuskan manfaat kewirausahaan
adalah sebagai berikut:
1. Memberi peluang dan kebebasan untuk mengendalikan nasib sendiri
memiliki usaha sendiri akan memberikan kebebasan dan peluang bagi
pebisnis untuk mencapai tujuan hidupnya. Pebisnis akan mencoba
memenangkan hidup mereka dan memungkinkan mereka untuk
memanfaatkan bisnisnya guna untuk untuk mewujudkan cita-citanya.
2. Memberi peluang melakukan perubahan. Semakin banyak bisnis yang
memulai usahanya karena mereka dapat menagkap peluang untuk
melakukan berbagai perubahan yang menurut mereka sangat penting.
Mungkin berupa penyediaan perumahan sederhana yang sehat dan layak
pakai, dan mendirikan daur ulang limbah untuk melestarikan sumber daya
alam yang terbatas, pebisnis kini menemukan cara untuk
mengombinasikan wujud kepedulian mereka terhadap berbagai masalah
ekonomi dengan sosial dengan harapan untuk menjalani hidup yang lebih
baik.
3. Memberi peluang untuk mencapai potensi diri sepenuhnya. Banyak orang
menyadari bahwa bekerja di suatu perusahaan seringkali membosanka,
kurang menantang dan tidak ada daya tarik. Hal ini tentu tidak berlaku
bagi seorang wirausahawan, bagi mereka tidak banyak perbedaan antara
bekerja atau menyalurkan hobi atau bermain, keduanya sama saja. Bisnis-
bisnis yang dimiliki oleh wirausahawan merupakan alat untuk menyatakan
aktualisasidiri. Keberhasilan mereka adalah suatu hal yang ditentukan oleh
kreativitas, antusias, inovasi, dan visi mereka sendiri. Memiliki usaha atau
perusahaan sendiri memberikan kekuasaan kepada mereka, kebangkitan
spiritual dan mampu mengikuti minat atau hobinya sendiri.
4. Memiliki peluang untruk meraih keuntungan. Walaupun pada tahap awal
uang bukan daya tarik utama bagi wirausahawan, keuntungan
berwirausahawan merupakan faktor motivasi yang penting untuk
mendirikan usaha sendiri, kebanyakan pebisnis tidak ingin menjadi kaya
raya, tetapi kebanyakan diantara mereka yang menang menjadi
berkecukupan. Hampir 75% yang termasuk dalam daftar orang terkaya
(Majalah Forbes) merupakan wirausahawan generasi pertama. Menurut
hasil penelitian, Thomas stanley dan William Danko, pemilik perusahaan
sendiri mencapai 2/3dari jutawan Amerika serika. “Orang-orang yang
bekerja memiliki perusahaan sendiri empat kali lebih besar untuk menjadi
jutawan daripada orang-orang yang bekerja untuk orang lain (karyawan
perusahaan lain).
5. Memiliki peluang untuk berperan aktif dalam masyarakan dan
mendapatkan pengakuan atas usahanya. Pengusaha atau pemilik usaha
kecil seringkali merupakan warga masyarakat yang paling dihormati dan
dipercaya. Kesepakatan bisnis berdasarkan kepercayaan dan saling
merhormati adalah ciri pengusaha kecil. Pemilik menyukai kepercayaan
dan pengakuan yang diterima dari pelanggan yang telah dilayani dengan
setia selam bertahun-tahun. Peran penting yang dimainkan dalam sistem
bisnis dilingkungan setempat serta kesadaran bahwa kerja memilki
dampak nyata dalam melancarkan fungsi sosial dan ekonomi nasional
adalah merupakan imbalan bagi manajer perusaan kecil.
6. Memiliki peluang untuk melakukan sesuatu yang disukai dan
menumbuhkan rasa senang dalam mengerjakan. Hal yang didasarkan oleh
pengusaha kecil atau pemilik perusahaan kecil adalah bahwa kegiatan
usaha mereka sesungguhnya bukan kerja. Kebanyakan kewierausahawan
yang berhasil memilih masuk dalam bisnis tertententu, sebab mereka
tertarik dan mrenyukai pekerjaan tersebut. Mereka menyalurkan hobi atau
kegemaran mereka menjadi pekerjaan mereka dan mereka senang bahwa
mereka melakukannya. Wirausahawan harus mengikutu nasihat Harvey
McKey. Menurut McKey: “Carilah dan dirikan usaha yang anda sukai
dan anda tidak akan penrnah terpaksa harus bekerja sehari pun dalam
hidup anda” Hal ini yang menjadi penghargaan terbesar bagi
pebisnis/wirausahawan bukan tujuannya, melainkan lebih kepada proses
atau perjalanannya.
2.6 Fungsi Kewirausahaan
Setiap Wirausaha memiliki fungsi pokok dan fungsi tambahan sebagai
berikut:
1. Fungsi pokok wirausaha yaitu:
1). Membuat keputusan-keputusan penting dan mengambil resiko tentang
tujuan dan sasaran perusahaan.
2). Memutuskan tujuan dan sasaran perusahaan.
3). Menetapkan bidang usaha dan pasar yang akan dilayani.
4). Menghitung skala usaha yang diinginkannya.
5). Menentukan modal yang diinginkan (modal sendiri atau modal dari
luar).
6). Memilih dan menetapkan kreteria pegawai/karyawan dan
memotivasinya.
7). Mengendalikan secara efektif dan efesien.
8). Mencari dan menciptakan cara baru.
9). Mencari terobosan baru dalam mendapatkan masukan atau input serta
mengelolahnya menjadi barang atau jasa yang menarik.
10). Memasarkan barang dan jasa tersebut untuk memuaskan pelanggan dan
sekaligus dapat memperoleh dan mempertahankan keuntungan
maksimal.
2. Fungsi tambahan wirausaha, yaitu:
1). Mengenali lingkungan perusahaan dalam rangka mencari dan
menciptakan peluang usaha.
2). Mengendalikan lingkungan ke arah yang menguntungkan bagi
perusahaan.
3). Menjaga lingkungan usaha agar tidak merugiakan masyarakat maupun
merusak lingkungan akibat dari limbah usaha yang mungkin
dihasilkannya.
4). Meluangkan dan peduli atas CSR. Setiap pengusaha harus peduli dan
turut serta bertanggung jawab terhadap lingkungan sekitar.
2.7 Nilai-nilai dan Perilaku Wirausaha
Nilai-Nilai Perilaku
Komitmen Menyelesaikan tugas hingga selesai.
Resiko
Moderat
Tidak melakukan spekulasi, melainkan perhitungan yang
matang.
Melihat
Peluang
Memanfaatkan peluang yang ada sebaik mungkin.
Objektivitas Melakukan pengamatan secara nyata untuk memperoleh
kejelasan
Umpan Balik Menganalisis data kinerja waktuuntukmemandukegiatan.
Optimisme Menunjukkan kepercayaan diri yang besar walaupun berbeda
dalam situasi berat
Uang Melihat uang sebagai suatu sumber daya, bukan tujuan
akhir
Manajemen
Proaktif
Mengelola berdasarkan perencanaan masa depan.
2.8 Proses Kewirausahaan
Proses kewirausahaan menurut Bygrave mampu dirumuskan dalam sebuah
model yaitu proses perintisan dan pengembangan kewirausahaan. Proses
pengembangan kewirausahaan diawali dari proses inovasi, proses pemicu, proses
pelaksanaan dan proses pertumbuhan.
1. Proses Inovasi
Adanya inovasi yang berasal dalam diri seseorang mendorong dia mencari
usaha untuk memulai usaha. Beberapa faktor yang mendorong terjadinya
iovasi, yaitu keinginan berprestasi, adanya sifat penasaran, keinginan
mananggung risiko, pendidikan dan pengalaman.
2. Proses pemicu
Beberapa faktor yang mendorong seseorang untuk terjun ke dunia bisnis
yaitu adanya ketidakpuasan terhadap pekerjaan yang ada, terjadinya
pemutusan hubungan kerja (PHK), dorongan faktor usia, keberanian
menanggung resiko dan komitmen yang tinggi terhadap bisnis.
3. Proses pelaksanaan
Beberapa faktor yang mendorong pelaksanaan dari sebuah bisnis, yaitu
kesiapan mental wirausaha secara total, adanya manajer sebagai
palaksanaan kegiatan, adanya komitmen terhadap bisnis dan adanya visi
jauh ke depan untuk mencapai keberhasilan.
4. Proses pertumbuhan
Proses pertumbuhan didorong faktor organisasi, yaitu adanya tim yang
kompak dalam menjalankan usaha, adanya strategi mantap, adanya
struktur dan budaya organisasi yang baik, dan adanya produk yang
menjadi unggulan.
2.8 Faktor Keberhasilan dan Kegagalan menjadi Wirausaha
Faktor Penyebab Keberhasilan Wirausaha Menurut Hendro (2011) ada
beberapa faktor yang menyebabkan wirausaha berhasil adalah :
1. Faktor Peluang
2. Faktor SDM
3. Faktor Keuangan
4. Faktor Organisasional
5. Faktor Perencanaan
6. Faktor Pengelolaanusaha
7. Faktor Pemasaran dan Penjualan
8. Faktor Administrasi
9. Faktor Peraturan Pemerintah, Politik, Sosial, dan BudayaLokal
10. Catatan Bisnis
Faktor Penyebab Kegagalan Wirausaha
Menurut Zimmerer (Suryana, 2003) ada beberapa factor
yang menyebabkan wirausaha gagal dalam menjalankan
usahanya :
1. Tidak kompeten dalam manajerial
Tidak kompeten atau tidak memiliki kemampuan dan pengetahuan mengelola
usaha merupakan factor penyebab utama yang membuat perusahaan kurang
berhasil
2. Kurangberpengalamanbaikdalamkemampuan
Mengkoordinasikan, ketrampilanmengelolaSDM,
maupunkemampuanmengintegrasikanoperasiperusahaan.
3. Kurangdapatmengendalikankeuangan
Agar perusahaandapatberhasildenganbaik factor yang paling
utamadalamkeuanganadalahmemeliharaalirankas.
Yaitumengaturpengeluarandanpenerimaansecaracermat.
4. Gagaldalamperencanaan
Perencanaanmerupakantitikawaldarisuatukegiatan,
sekaligagaldalamperencanaanmakaakanmengalamikesulitandalampelaksanaan.
5. Lokasi yang kurangmemadai
Lokasiusaha yang strategismerupakan factor yang
menentukankeberhasilanusaha.Lokasi yang
tidakstrategidapatmengakiatkanperusahaansukarberoperasikarenakurangefisie
n.
6. Kurangnyapengawasanperalatan.
Pengawasanerathubungannyadenganefisiensidanefektifitas.
Kurangpengawasanmengakibatkanpenggunaanalattidakefisiendanefektif.
7. Sikap yang kurangsungguh-sungguhdalamberusaha
Sikap yang setengah-setengahterhadapusahaakanmengakibatkanusahayang
dilakukanmenjadilabildangagal.
Dengansikapsetengahhati,kemungkinangagalmenjadibesar.
8.Ketidakmampuandalammelakukan peralihan/transisikewirausahaan.
Wirausaha yang
kurangsiapmenghadapidanmelaksanakanperubahan,tidakakanmenjadiwira
usaha yang berhasil.
Keberhasilandalamberwirausahahanyabisadiperolehapabilaberanimengadak
anperubahandanmampumembuatperalihansetiapwaktu.
2.9 Kompetensi dalam Wirausaha
Kompetensi perlu dimiliki oleh wirausahawan seperti halnya profesi lain
dalam kehidupan, kompetensi ini mendukungnya ke arah kesuksesan. Dan &
Bradstreet business Credit Service (1993 : 1) mengemukakan 10 kompetensi yang
harus dimiliki, yaitu :
1. knowing your business, yaitu mengetahui usaha apa yang akan
dilakukan. Dengan kata lain, seorang wirausahawan harus mengetahui
segala sesuatu yang ada hubungannya dengan usaha atau bisnis yang akan
dilakukan.
2. knowing the basic business management, yaitu mengetahui dasar-dasar
pengelolaan bisnis, misalnya cara merancang usaha, mengorganisasi dan
mengenalikan perusahaan, termasuk dapat memperhitungkan,
memprediksi, mengadministrasikan, dan membukukan kegiatan-kegiatan
usaha. Mengetahui manajemen bisnis berarti memahami kiat, cara, proses
dan pengelolaan semua sumberdaya perusahaan secara efektif dan efisien.
3. having the proper attitude, yaitu memiliki sikap yang sempurna terhadap
usaha yang dilakukannya. Dia harus bersikap seperti pedagang,
industriawan, pengusaha, eksekutif yang sunggung-sungguh dan tidak
setengah hati.
4. having adequate capital, yaitu memiliki modal yang cukup. Modal tidak
hanya bentuk materi tetapi juga rohani. Kepercayaan dan keteguhan hati
merupakan modal utama dalam usaha. Oleh karena itu, harus cukup
waktu, cukup uang, cukup tenaga, tempat dan mental.
5. managing finances effectively, yaitu memiliki kemampuan / mengelola
keuangan, secara efektif dan efisien, mencari sumber dana dan
menggunakannnya secara tepat, dan mengendalikannya secara akurat.
6. managing time efficiently, yaitu kemampuan mengatur waktu seefisien
mungkin. Mengatur, menghitung, dan menepati waktu sesuai dengan
kebutuhannya.
7. managing people, yaitu kemampuan merencanakan, mengatur,
mengarahkan / memotivasi, dan mengendalikan orang-orang dalam
menjalankan perusahaan.
8. statisfying customer by providing high quality product, yaitu memberi
kepuasan kepada pelanggan dengan cara menyediakan barang dan jasa
yang bermutu, bermanfaat dan memuaskan.
9. knowing Hozu to Compete, yaitu mengetahui strategi / cara bersaing.
Wirausaha harus dapat mengungkap kekuatan (strength), kelemahan
(weaks), peluang (opportunity), dan ancaman (threat), dirinya dan pesaing.
Dia harus menggunakan analisis SWOT sebaik terhadap dirinya dan
terhadap pesaing.
10. copying with regulation and paper work, yaitu membuat aturan /
pedoman yang jelas tersurat, tidak tersirat. (Triton, 2007 :137 – 139)
BAB 3
PEMBAHASAN
Contoh penerapan kewirausahaan
Kota Surabaya sebagai kota metropolitan kedua di Indonesia setelah
Jakarta selalu ramai dikunjungi oleh turis domestik maupun mancanegara. Begitu
banyak aset sejarah Surabaya yang dijadikan sebagai obyek wisata yang menarik
pecinta eksotika bangunan bersejarah. Karena peminat wisata sejarah Surabaya
yang cukup besar ini menjadikan peluang bisnis bagi Dwita Roesmika dan Hendra
Wardhana, untuk membuat sebuah toko cinderamata berlatar belakang Surabaya.
Berbekal keinginan kuat untuk dapat memberikan sesuatu yang khas dari
kota Surabaya selain makanan dan sesuatu yang sifatnya tahan lama, Dwita dan
Hendra membangun sebuah toko cinderamata. Bahasa sapaan sehari-hari
masyarakat Surabaya akhirnya menginspirasi nama dari toko cenderamata ini,
sehingga dinamailah Cak-Cuk Surabaya Kata-kata Kota Kita. Di tengah
persaingan tajam antara pengusaha cinderamata, Cak-Cuk berhasil menempatkan
brandnya ditempat terdepan mayoritas pecinta kota Surabaya, tentunya dengan
melakukan inovasi terus-menerus. Hingga kini Cak-Cuk mempunyai tiga cabang
di Surabaya, yakni di Jl. Dharmawangsa, Jl. Gunung Sari dan Jl. A.Yani.
Berbagai cenderamata bertemakan Surabaya telah diproduksi oleh toko
yang berdiri sejak 2005 ini, di antaranya kaos, pin, magnet, patung, mug, tas,
remi, dan monodolly. Harga yang ditawarkan beragam dari mulai Rp 5000,- untuk
Pin dan Kaos dihargai mulai Rp 44.000,- untuk anak-anak dan Rp 64.000,- untuk
dewasa. Dari semua cenderamata yang dijual, kaos menjadi barang favorit
pengunjung untuk dibeli.
Terdapat empat macam tema sablon kaos di antaranya Surabaya Kota
Pahlawan, Surabaya Kota Meso, Surabaya Kota Makanan, dan Surabaya kota
Lokalisasi. Seluruh kaos berbahan katun dengan berbagai model baik yang
berkerah, oblong hingga lengan panjang, produksi Bandung yang kemudian
diproduksi sendiri di pabrik Surabaya dan disablon di Sidoarjo.
Cak-Cuk juga menawarkan promo setiap pembelian cenderamata minimal
Rp.100.000,- berlaku untuk kelipatannya akan mendapatkan voucher senilai
Rp.28.000,- yang bisa ditukarkan sewaktu-waktu. Untuk menjaga keorisinilan
Cak-Cuk Surabaya mereka tidak membuka cabang di luar kota ataupun
memasarkannya selain di Surabaya. “Kami menerima pesanan tetapi untuk
menjaga agar Cak-Cuk menjadi sesuatu yang hanya dapat ditemui jika berkunjung
di Surabaya, maka kami tidak memasarkannya ke tempat selain Surabaya”.
Kelebihan kaos cak-cuk surabaya
1. Merupakan oleh-oleh khas surabaya yang identik dengan kata-kata yang
unik ala arek suroboyo.
2. Merupakan pioner usaha kaos khas surabaya
3. Harga dari kaos cak-cuk relatif terjangkau
4. Menjual berbagai macam jenis sovenir (selain kaos)
Kekurangan kaos cak-cuk surabaya
1. Desain kaos yang monoton, hanya ada model kaos oblong saja. Tidak ada
pilihan model misalnya untuk kaos khusus perempuan dan ukuran anak-
anak.
2. Pilihan model gambar yang terdapat di katalog tidak semuanya tersedia di
outlet. Kalau pun ada harus memesan terlebih dahulu dan memerlukan
waktu hingga barang yang dipesan tersebut selesai dibuat sehingga
pengunjung tidak dapat langsung membawa pulang sebagai oleh-oleh.
3. Outlet yang saat ini ada kurang eyecatching, tempatnya yang kecil
terkesan sumpek. Sehingga tidak dapat menampung banyak pengunjung,
walaupun outlet yang ada terdapat di tempat-tempat yang strategis.
Tempat yang kecil juga membuat para pengunjung kesulitan mencari
lokasi outlet.
4. Tidak adanya lahan parkir bagi pengunjung karena outlet yang terlalu
dekat dengan batas jalan raya.