17
PEMBUATAN MEDIA ALAMI PLASMA DAN SERUM Oleh : Nama : Seruni Tyas Khairunissa NIM : B1J011075 LAPORAN PRAKTIKUM KULTUR JARINGAN HEWAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

kjh2

Embed Size (px)

DESCRIPTION

bknll

Citation preview

Page 1: kjh2

PEMBUATAN MEDIA ALAMI PLASMA DAN SERUM

Oleh :

Nama : Seruni Tyas KhairunissaNIM : B1J011075

LAPORAN PRAKTIKUM KULTUR JARINGAN HEWAN

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANUNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS BIOLOGIPURWOKERTO

2013

Page 2: kjh2

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan kultur sel meningkatkan kebutuhan akan media. Media

mengandung nutrisi yang dibutuhkan sel untuk pertumbuhan dan perkembangan

selama kondisi in vitro. Media yang akan digunakan harus disesuaikan dengan

jenis atau tipe sel yang akan dikultur. Media yang diperlukan untuk kultur sel atau

jaringan atau organ memerlukan pertimbangan antara lain, kondisi fisik dan kimia

dari suatu media, komponen media, seleksi media dan serum, dan media tanpa

serum (Roche, 2012).

Komponen dasar yang terdapat di dalam media antara lain garam

anorganik, glukosa, dan substansi organik lainnya. Komposisi dari komponen

tersebut disesuaikan dengan kebutuhan khusus sel yang akan dikultur. Sebagian

media yang komersial tersedia dalam bentuk larutan atau dalam bentuk bubuk

yang dilarutkan dalam air. Air yang digunakan harus air yang telah didestilasi

terlebih dahulu (Hülser, 2004).

Media mengandung nutrisi, hormon, dan faktor pertumbuhan yang

dibutuhkan untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangan. Media juga harus

diperhatikan pH dan osmolaritasnya tergantung pada jenis sel yang akan dikultur.

Media awalnya berasal dari media alami yaitu dari ekstrak jaringan dan cairan

tubuh yang mana harus diperlukan standarisasi untuk kultur jaringan. Media

terbagi menjadi tiga yaitu media basal, media dengan pengurangan serum, dan

media tanpa serum (Gibco, 2013).

B. Tujuan

Tujuan dari praktikum pembuatan media alami plasma dan serum yaitu

untuk membuat media alami berupa serum dan plasma darah yang berasal dari

darah ayam dan ikan.

Page 3: kjh2
Page 4: kjh2
Page 5: kjh2

II. MATERI DAN METODE

A. Materi

Alat-alat yang digunakan pada praktikum pembuatan media alami plasma

dan serum yaitu meja operasi, sentrifugator, tabung sentrifuge mikro 1,5 mL,

tabung sentriufge 15 mL plastik, spuit injeksi volume 1 dan 3 mL, alat bedah,

erlenmeyer, pipet transfer, lampu spiritus, refrigerator, bak pemeliharaan ikan

dengan volume 20 L, seser, spuit 1mL, tabung reaksi 10mL, pipet tetes, dan jarum

ose.

Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum pembuatan media alami

plasma dan serum yaitu alkohol 70%, heparin/ EDTA, kain kassa steril/tissu,

ayam jantan dewasa muda, umur kurang dari 1 tahun, marker/kertas label, dan

ikan nilem dengan ukuran 80-100g.

B. Metode

I. Mengambil darah melalui vena di sayap

1. Diberikan heparin atau EDTA pada tabung plastik, spuit, dan jarum injeksi

sebelum memulai pengambilan darah. Diperhitungkan sedemikian rupa

kadar heparin atau EDTA di dalam tabung sehingga kadarnya dalam darah

yang terambil tidak lebih dari 0,2mg.

2. Diletakkan ayam dengan posisi miring dan diikat pada meja operasi di

daerah tungkai, direntangkan sayap atasnya. Dicabuti bulu di daerah sikut

sampai terlihat sebuah vena besar yang mengalir di daerah tersebut.

3. Diusap kulit dengan alkohol 70%, ditusukkan dengan hati-hati jarum ke

dalam vena setelah kering. Kadang vena tertembus sehingga timbul

hematom yang luas dan dalam keadaan ini vena sulit dicari kembali.

4. Dihisap darah dengan hati-hati setelah jarum masuk ke dalam vena.

Penghisapan yang terlalu cepat menyebabkan dinding vena ikut terhisap ke

dalam lubang jarum diikuti terhentinya aliran darah. Dipindahkan darah ke

dalam tabung sentrifuge 15mL apabila darah yang diperoleh sudah cukup

banyak. Dicatat volume darah yang terambil.

Page 6: kjh2

Darah untuk pembuatan plasma

5. Dimasukkan ke dalam tabung-tabung plastik setelah pengumpulan darah,

disentrifugasi tabung tersebut dengan kecepatan 2000-2500rpm selama 5

menit.

6. Di dalam tabung, darah yang sudah tersentrifugasi terpisah menjadi 2 lapis.

Dipindahkan lapisan yang jernih yang terletak di bagian atas menggunakan

pipet Psteur ke dalam tabung plastik atau wadah lain. Diperhatikan waktu

membuka dan menutup tabung, dipanaskan bibir tabung dan tutupnya di

atas lampu spirtus. Diisi 2 mL plasma ke dalam tiap tabung atau wadah

dengan pipet yang baru. Disimpan plasma di dalam lemari es pada suhu

4°C, pada suhu ini plasma tahan disimpan selama 2-3 minggu.

7. Diulangi langkah ke 2-4 tetapi digunakan spuit injeksi tanpa heparin

ataupun EDTA.

Darah untuk pembuatan serum

8. Dikumpulkan darah di dalam tabung falcon, dibiarkan 8 jam – 1 hari

supaya menjendal dan mengkerut.

9. Dibakar kawat, lalu dibebaskan jendalan darah dari dinding tabung.

Ditusukkan kawat yang sudah dingin menyusuri dnding tabung sampai ke

dasar, diputar kawat sepanjang dinding tabung.

10. Dimasukkan tabung ke dalam sentrifuge dan diputar dengan kecepatan

2000 rpm selama 5 menit. Dipindahkan lapisan jernih yang terletak di atas

tabung ke tabung baru seperti pada pembuatan plasma. Disimpan serum di

dalam lemari es pada suhu 4°C atau suhu -20°C. Pada suhu 4°C dapat

disimpan selama 2-3 minggu, sedang pada suhu -20°C dapat disimpan

selama 2-3 bulan.

11. Pengamatan

a. Diukur, dan dicatat volume darah yang diperoleh dengan kedua

macam cara yang telah dilaksanakan.

b. Diukur volume plasma dan serum yang dihasilkan.

c. Diamati warna plasma dan serum yang diperoleh.

II. Pengambilan plasma dan serum dari darah ikan

Page 7: kjh2

1. Diangkat ikan dari akuarium dan diidentifikasi jenis kelaminnya melalui

stripping. Diletakkan ikan nilem yang akan diambil darahnya pada posisi

horizontal dengan kepala di sebelah kiri dan bagian ventral di bawah.

2. Dipegang ikan tersebut dengan erat tanpa menggencetnya.

3. a. dimasukkan jarum injeksi secara tegak lurus dari bagian ventral menuju

ke arah tulang belakang pada posisi di dekat pangkal ekor. Ditarik jarum

agak kea rah ventral bila jarum telah menyentuh tulang belakang ikan dan

dicoba diambil darahnya.

b. Dilakukan hal serupa tetapi bada bagian jantung apabla upaya

mengambil darah melalui vena kaudal tidak berhasil.

4. Ditampung darah yang diperoleh dalam tabung reaksi yang bersih (terbuat

dari gelas). Dibiarkan darah membeku pada temperatur ruang selama 15-

30 menit kemudian disimpan dalam kulkas selama 12-24 jam untuk

mengoptimalkan pembekuan darah.

5. Dilonggarkan bekuan darah dari dinding tabung reaksi menggunakan

kawat steril (jarum ose).

6. Dipindahkan bekuan darah beserta serumnya ke dalam tabung sentrifugasi

dengan hati-hati.

7. Disentrifugasi bekuan darah dan serumna dengan kecepatan 1000g selama

10 menit.

8. Diambil serum dengan hati-hati menggunakan pipet tetes berujung kecil ke

dalam tabung sentrifugasi dan diberi label. Serum yang baik berwarna

orange jernih.

9. Disimpan dalam freezer

10. Pengamatan

a. Diukur dan dicatat volume darah yang diperoleh dengan kedua macam

yang telah dilaksanakan.

b. Diukur volume plasma dan serum yang dihasilkan.

c. Diamati warna plasma dan serum yang diperoleh.

11. diinterpretasikan hasil yang didapat dan dibahas dalam laporan praktikum.

Page 8: kjh2
Page 9: kjh2

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Gambar 1. Serum dan plasma yang belum disentrifugasi

Gambar 2. Serum dan plasma yang sudah disentrifugasi

Page 10: kjh2

B. Pembahasan

Berdasarkan hasil pengamatan bahwa pembuatan media alami yang

dilakukan menggunakan serum dan plasma dari ikan dan ayam. Pengambilan

dilakukan dengan mengambil darah dari vena di sayap ayam dan vena kaudal di

pangkal ekor ikan. Darah tersebut disimpan di dalam kulkas lalu keesokan harinya

disentrifugasi 3000rpm selama 10 menit.

Media merupakan salah satu hal yang peling terpenting untuk kultur cel

atau jaringan. Medium kultur harus mengandung semua nutrisi untuk metabolisme

sel, pertumbuhan, dan proliferasi. Termasuk juga prekusor biosintetik untuk

anabolisme sel, substrat katabolik untuk metablisme energi, vitamin, dan elemen-

elemen lain yang berfungsi dalam katalitik dan fisiologis tergantung juga pada pH

dan osmolaritas. Penambahan kemikalia pada serum dari hewan juga diperlukan

tergantung pada jenis dan tipe sel atau jaringan yang dikultur (Brunner et al.,

2010).

Serum hewan merupakan pencampuran yang kompleks , tinggi rendahnya

biomolekul, dengan perbedaan keseimbangan fisiologis antara pemicu

pertumbuhan dan penghambat pertumbuhan. Biologi sel modern dan biokimia

melakukan identifikasi mengenai faktor pertumbuhan pada serum pada proses in

vivo seperti proliferasi sel dan perbaikan jaringan, merturasi sel dan diferensiasi.

Berikut ini adalah tabel mengenai kompenen di dalam serum (Brunner et al.,

2010).

Protein Components: Serum

proteins

Transport proteins

Attachment andSpreading Factors

AlbuminGlobulins (e.g. Immunglobulins, IgG)α1-Antitrypsin (Protease Inhibitor)α2-Macroglobulin (Protease Inhibitor)

TransferrinTranscortinα1-Lipoproteinβ1-Lipoprotein

FibronectinLaminin

Page 11: kjh2

EnzymesSerum Spreading Factor

Lactate Dehydrogenase

Alkaline Phosphatase

γ-Glutamyl TransferaseAlanine Aminotransferase (ALT/GPT)Aspartate Aminotransferase (AST/GOT)

Hormones Insulin Glucagon Corticosteroids Vasopressin Thyroid HormonesParathyroid HormoneGrowth Hormone

Pituitary Glandotropic Factors Prostaglandins

Growth Factors and Cytokines Epidermal Growth Factor (EGF)

Fibroblast Growth Factor (FGF)

Nerve Growth Factor (NGF)

Endothelial Cell Growth Factor

(ECGF) Platelet-derived Growth

Factor (PDGF) Insulin-like Growth

Factors (IGFs)

InterleukinsInterferons

Transforming Growth Factors (TGFs)

Fatty Acids and Lipids Free and Protein-bound Fatty AcidsTriglycerides

Phospholipids

Cholesterol

Ethanolamine

Phosphatidylethanolamine

Vitamins andTrace Elements

Retinol/Retinoic Acid (Vitamin

A) Vitamin B-Group:

Thiamine Riboflavin Pyridoxine/Pyridoxalphosphate

Cobalamin Folic Acid

Niacinamide/Nicotinic Acid

Panthotenic Acid

Page 12: kjh2

BiotinAscorbic Acid (Vitamin C)α-Tocopherol (Vitamin E)

Selenium, Iron, Zinc, andCu, Co, Cr, I, F, Mn, Mo, V, Ni, Sn

Carbohydrates Glucose

Galactose

Fructose

Mannose Ribose

Glycolytic Metabolites

Nonprotein Nitrogens Urea

Purines/Pyrimidines

Polyamines Creatinine

Amino Acids

Plasma merupakan salah satu media yang digunakan dalam praktikum ini.

Plasma yang biasa digunakan dlam

Page 13: kjh2

IV. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa :

1. Media alami dapat dibuat melalui serum dan plasma darah dari ikan dan ayam

melalui pengambilan darah dari vena di sayap ayam serta vena caudal di

pangkal sirip ekor ikan.

Page 14: kjh2

DAFTAR REFERENSI

Gibco. 2013. Cell Culture Basics. Life Technologies Corporation. Indonesia.

Roche, 2012. Culture of Animal Cells-Basic Techniques. Roche Diagnostics GmbH. Germany.

Hülser, F. Dieter. 2004. Brain Tumour Development and Invasion. Int. J. Dev. Biol. 48: 497-508 (2004).

Brunner, Daniel, J. Frank, H. Appl, H. Schöffl, W. Pfaller1,3 and Gerhard Gstraunthaler1,3