kkw-nedi-mangan

Embed Size (px)

Citation preview

  • POTENSI MANGAN DI DESA DAPIHE

    KABUPATEN KEPULAUAN TALAUD

    PROVINSI SULAWESI UTARA

    KERTAS KERJA WAJIB

    Oleh :

    Nama Mahasiswa : JONELDIS T ONTORAEL

    NIM : 551114 / A

    Jurusan : KEINSPEKTURAN

    Prodi : INSPEKTUR

    Diploma : I (satu)

    KEMENTRIAN ENERGI DAN DAN SUMBER DAYA MINERAL

    BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

    PERGURUAN TINGGI KEDINASAN AKADEMI MINYAK DAN GAS BUMI

    PTK AKAMIGAS-STEM

    Cepu, Mei 2012

  • PEMBIMBING PRAKTEK KERJA LAPANGAN

    Mengetahui : Menyetujui :

    Kepala Dinas Kehutanan Pertambangan Kepala Seksi Pertambangan

    dan Energi Kabupaten Kepulauan Talaud Umum

    Drs. Melksion Saweduling, MM,ME Trys Bulawan, S.Hut

    NIP. 19620506 198603 1 016 NIP. 19850928 201102 2 001

  • Judul : POTENSI MANGAN DI DESA DAPIHE KABUPATEN

    KEPULAUAN TALAUD PROPINSI SULAWESI

    UTARA.

    Nama Mahasiswa : JONELDIS TEGEL ONTORAEL

    NIM : 551114 / A

    Jurusan : KEINSPEKTURAN

    Program Studi : INSPEKTUR

    Diploma : I (SATU)

    Menyetujui,

    Pembimbing Kertas Kerja Wajib

    DR.IR.SABARDI MUSLIKI, MSC

    NIP. 19490918 197809 1 001

    Mengetahui,

    Ketua Program Studi Keinspekturan

    Drs. LUCIUS RIYATNO, MM

    NIP. 100 004 478

  • KATA PENGANTAR

    Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas segala rahmat dan

    berkat-Nya penulis dapat menyelesaikan Kertas Kerja Wajib yang berjudul

    POTENSI MANGAN DI DESA DAPIHE KABUPATEN KEPULAUAN TALAUD PROPINSI SULAWESI UTARA sebagai salah satu syarat kelulusan program diploma I pada program studi Keinspekturan I PTK Akamigas STEM Cepu.

    Kertas Kerja Wajib (KKW) ini dapat diselesaikan atas dorongan, saran,

    bantuan pemikiran berbagai pihak. Oleh karena itu, perkenankanlah penulis

    mengucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada :

    1. Ibu dan Istri tercinta yang senantiasa mendukung dan mendoakan penulis; 2. Bapak Ir. Toegas S. Soegiarto, MT selaku Direktur PTK AKAMIGAS-STEM; 3. Bapak Drs. Lucius Riyatno, MM selaku Kepala Program Studi Keinspekturan

    PTK AKAMIGAS-STEM;

    4. Bapak Dr. Ir. Sabardi Musliki, MSc sebagai Pembimbing Penulis dalam menyelesaikan Kertas Kerja Wajib ini;

    5. Bapak Drs. Melksion Saweduling, MM, ME Kepala Dinas Kehutanan Pertambangan dan Energi Kabupaten Kepulauan Talaud.

    6. Bpk. Yoseph Arammana, S.Hut sebagai Sekretaris Dinas Kehutanan Pertambangan dan Energi Kabupaten Kepulauan Talaud, sebagai Pembimbing

    Penulis di lapangan.

    7. Rekan-rekan Dinas Kehutanan Pertambangan dan Energi Kabupaten Kepulauan Talaud.

    8. Rekan-rekan seperjuangan Program Studi Keinspekturan Tahun Akademik 2011/2012;

    9. Semua pihak yang telah membantu Penulis yang tidak bias disebutkan satu-persatu.

    Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Kertas Kerja wajib ini masih

    terdapat kekeliruan dan kekurangan-kekurangan. Oleh karena itu, penulis mohon

    masukan ataupun saran dari pembaca untuk melakukan perbaika di masa yang

    akan dating. Semoga apa yang dituangkan dalam Kertas Kerja Wajib ini

    bermanfaat untuk pembaca Pemerintah Kabupaten Kepulauan Talaud.

    Cepu, Mei 2012

    Penulis,

    Joneldis Tegel Ontorael

    Nim. 551114 / A

  • INTISARI

    Kabupaten Kepulauan Talaud merupakan Kabupaten yang paling Utara di

    Negara Republik Indonesia. Dengan ibukota Melonguane yang berjarak sekitar

    271 mil laut dari Ibukota Propinsi Sulawesi Utara yaitu Manado. Terletak antara

    3 38 00 - 5 33 00 Lintang Utara dan 126 38 00 - 127 10 00 Bujur Timur. Daerah Kabupaten Kepulauan Talaud merupakan salah satu daerah yang

    memiliki sumber daya mineral baik logam maupun non logam. Untuk logam

    diketahui mineral yang dapat diidentifikasi adalah pasir besi, nikel dan mangan.

    Non logam terdiri dari : lempung bentonitan, batu gamping, kalsit, batu hias

    (setengah permata), gipsum dan barit. Desa Dapihe Kecamatan TampanNamma

    merupakan salah desa yang memiliki potensi mangan. Mangan mempunyai warna

    abu-abu besi dengan kilap metalik sampai sub metalik, kekerasan sampai 2-6,

    serta kadang-kadang berstruktur fibrous dan radial. Endapan Mangan di Desa

    Dapihe dijumpai dalam bentuk nodul baik dalam batuan tufa karbonatan berwarna

    pink dan pada endapan teras aluvium. Melihat dari sifat fisiknya diperkirangan

    mangan yang dijumpai pada endapan teras adalah berasal dari hasil rombakan dari

    endapan tufa di bawahnya yang berwarna pink. Secara kualitatif perubahan nodul

    mangan tersebut mempunyai kadar tinggi yaitu :44,74% dengan ukuran 50 mm

    sesuai dengan keinginan pasar yang digunakan untuk industri metalurgi dan baja.

    Potensi sumber daya tereka dan terukur adalah 420.000 ton jadi bisa untuk

    dieksplotasi.

  • DAFTAR ISI

    Halaman

    KATA PENGANTAR ................................................................ i

    INTISARI ..................................................................................... ii

    DAFTAR ISI ................................................................................. iii

    DAFTAR GAMBAR .................................................................... v

    DAFTAR LAMPIRAN ................................................................. vi

    I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penulisan.................................................................... 1.2 Tujuan Penulisan ................................................................................ 1.3 Batasan Masalah ................................................................................. 1.4 Sistematika Penulisan .........................................................................

    II. ORIENTASI UMUM 2.1 Sejarah Singkat Kabupaten kepulauan Talaud .. 2.2 Struktur geografis Kabupaten Kepulauan Talaud . 2.3 Struktur Organisasi Dinas . 2.4 Tugas dan Fungsi Terkait .................................................................. 2.5 Sarana dan Fasilitas Kabupaten Kepulauan Talaud ...

    III. TINJAUAN PUSTAKA 3.1 Geologi ..

    3.1.1 Geomorfologi 3.1.2 Struktur Geologi 3.1.3 Stratigrafi ..

    3.2 Sumber Daya Mineral. 3.2.1 Endapan Mineral 3.2.2 Genesa Mangan...................................................................... 3.2.3 Kegunaan Mangan.................................................................

    3.3 Tahapan-tahapan Kegiatan Pertambangan . 3.3.1 Penyelidikan Umum 3.3.2 Eksplorasi............................................................................... 3.3.3 Studi Kelayakan.....................................................................

  • 3.3.4 Perencanaan .......................................................................... 3.3.5 Persiapan .............................................................................. 3.3.6 Penambangan.........................................................................

    IV. PEMBAHASAN 4.1 Geologi Regional ..

    4.1.1 Fisiografi 4.1.2 Morfologi 4.1.3 Stratigrafi ..

    4.2 Geologi Umum . 4.3 Geologi Lokal ..

    4.3.1 Stratigrafi .. 4.4 Struktur Geologi 4.5 Jebakan Mangan

    4.5.1 Umum 4.5.2 Endapan bijih Mangan di Desa Dapalan ...............................

    V. PENUTUP 5.1 Kesimpulan ...................................................................................... 5.2 Saran ................................................................................................

    DAFTAR PUSTAKA ..

    LAMPIRAN ..

  • DAFTAR GAMBAR

    Gambar 2.1 Peta Kabupaten Kepulauan Talaud Gambar 4.1 Peta Geologi Kabupaten Kepulauan Talaud . Gambar 4.2 Foto Bentang Alam di Desa Dapihe . Gambar 4.3 Foto Kenampakan Batuan Tufa Manganis Gambar 4.4 Foto Kenampakan Alam Adanya Struktur . Gambar 4.5 Foto Singkapan Nodul Mangan Dalam Tufa . Gambar 4.6 Foto Singkapan Nodul Mangan Dalam Endapan Aluvium ...

  • DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran 1. Struktur Organisasi Dinas Kehutanan Pertambangan & Energi

    Lampiran 2. Peta Geologi Desa Dapalan Kab. Kepulauan Talaud

    Lampiran 3. Peta Geologi Desa Dapalan Kab. Kepulauan Talaud

    Lampiran 4. Gambar Potensi Sumber Daya Mineral Kab. Kepulauan Talaud

    Lampiran 5. Foto Pembuatan Sumus Uji

    Lampiran 6. Pemerian Sumur Uji Endapan Mangan

  • I. PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang Penulisan

    Kebutuhan barang tambang mangan dewasa ini makin meningkat seiring

    dengan peningkatan teknologi dan kebutuhan akan mangan. Mangan merupakan

    logam yang digunakan untuk berbagai macam kebutuhan seperti campuran logam

    untuk menghasilkan baja, campuran untuk kebutuhan baterai dan untuk berbagai

    kebutuhan logam lainnya.

    Mangan merupakan salah satu dari 12 (dua belas) unsur terbesar yang

    terkandung dalam kerak bumi. Mineral mangan yang diketahui ada sekitar 300

    jenis. Namun yang sering kita jumpai dalam cebakan bijih komersial ada 13 (tiga

    belas) jenis. Pirolusit dan psilcmelan merupakan mineral yang umum menjadi

    cebakan utama bijih mangan.

    Di Indonesia, cadangan mangan cukup besar namun tersebar dibanyak

    lokasi, yang secara individu umumnya berbentuk kantong atau lensa berukuran

    kecil dengan kadar yang bervariasi.

    Pada era otonomi daerah yang mulai pada tahun 2001maka informasi

    potensi bahan galian masing-masing kabupaten merupakan data dasar yang sangat

    penting dalam menentukan kebijakan pengelolaan bahan galian di daerah.

    Kegiatan inventarisasi sumber daya mineral ini diharapkan dapat menghasilkan

    kajian yang lebih rinci tentang potensi bahan galian yang meliputi jenis, sebaran,

  • kualitas dan kuantitasnya, sehingga dapat diketahui peluang pemanfaatannya

    disamping dalam rangka meningkatkan pendapatan asli daerah serta sebagai

    bahan pertimbangan investasi bagi pelaku usaha pertambangan.

    1.2 Tujuan Penulisan

    Tujuan utama dari penulisan Kertas Kerja Wajib ini adalah supaya kita dapat

    mengetahui potensi mangan yang ada di Kabupaten Kepulauan Talaud dan juga

    sebagai salah satu syarat kelulusan program diploma I pada Jurusan

    Keinspekturan Program Studi Inspektur PTK AKAMIGAS-STEM.

    1.3 Batasan Masalah

    Pembahasan pada Kertas Kerja Wajib ini dibatasi pada hal-hal yang

    berkaitan dengan potensi mangan di Desa Dapalan Kabupaten Kepulauan Talaud

    Propinsi Sulawesi Utara yang meliputi :

    1. Geologi Regional

    a) Fisiografi

    b) Morfologi

    c) Stratigrafi

    2. Geologi Umum

    3. Geologi Lokal

    a) Stratigrafi

    4. Struktur Geologi

  • 5. Jebakan Bijih Mangan

    a) Umum

    b) Endapan bijih mangan di Desa Dapalan

    1.4 Sistematika Penulisan

    Kertas Kerja Wajib ini terdiri dari lima bab, dengan sistematika sebagai

    berikut :

    1. Bab I Pendahuluan : menjelaskan mengenai latar belakang penulisan, tujuan

    penulisan, batasan masalah yang dibahas di dalam Kertas Kerja Wajib dan

    sistematika penulisan.

    2. Bab II Orientasi Umum : mengulas tentang sejarah singkat Kabupaten

    Kepulauan Talaud, struktur organisasi Dinas Kehutanan Pertambangan dan

    Energi, tugas dan fungsi dari Dinas Kehutanan Pertambangan dan Energi

    serta sarana dan fasilitas yang ada di Kabupaten Kepulauan Talaud.

    3. Bab III Tinjauan Pustaka : memberikan penjelasan tentang geologi, sumber

    daya mineral dan tahapan-tahapan kegiatan pertambangan.

    4. Bab IV Pembahasan : menguraikan tentang geologi regional Kabupaten

    Kepulauan Talaud, geologi umum Kabupaten Kepulauan Talaud dan geologi

    lokasi Desa Dapalan Kecamatan TampanNamma

    5. Bab V Penutup : berisi tentang kesimpulan dari penulisan kertas kerja wajib

    serta saran-saran untuk Pemerintah Kabupaten Kepulauan Talaud.

  • II. ORIENTASI UMUM

    2.1 Sejarah singkat Kabupaten Kepulauan Talaud

    Kabupaten Kepulauan Talaud merupakan Kabupaten yang paling Utara di

    Negara Republik Indonesia. Kabupaten Kepulauan Talaud bagian integral dari

    Propinsi Sulawesi Utara, beribukota Melonguane yang berjarak sekitar 271 mil

    laut dari Ibukota Propinsi Sulawesi Utara yaitu Manado. Terletak antara 3 38

    00 - 5 33 00 Lintang Utara dan 126 38 00 - 127 10 00 Bujur Timur.

    Adapun batas-batasnya adalah sebagai berikut :

    Sebelah Utara berbatasan dengan Republik Filipina (P. Mindanau )

    Sebelah Timur berbatasan dengan Laut Pasifik

    Sebelah Selatan berbatasan dengan Kebupaten Kepulauan Sangihe

    Dan sebelah Barat berbatasan dengan Laut Sulawesi.

    Kabupaten Kepulauan Talaud terdiri dari 19 (sembilan belas) kecamatan, dimana

    kecamatan terluas adalah Kecamatan Beo Utara (144,85 Km2) dan kecamatan

    terkecil adalah Kecamatan Miangas (2,39 Km2) Kabupaten Kepulauan Talaud

    merupakan pemekaran dari Kabupaten Kepulauan Sangihe ( pada saat itu masih

    Kabupaten Kepulauan Sangihe Talaud), berdasarkan Undang-Undang No. 8

    Tahun 2002. Sebagai daerah kepulauan, Kabupaten Kepulauan Talaud merupakan

    daerah bahari dengan luas lautnya sekitar 37.800 Km2 dan luas wilayah daratan

    1.251,02 Km2. Yang terdiri dari 16 gugusan pulau yaitu enam pulau berpenghuni

    sedangkan yang tidak berpenghuni terdiri dari 10 pulau. Umumnya ada tiga pulau

  • utama di Kabupaten Kepulauan Talaud, yaitu Pulau Karakelang, Pulau Salibabu,

    dan Pulau Kabaruan.

    Gambar 2.1 Peta Kabupaten Kepulauan Talaud

    2.2 Struktur Organisasi

    Dinas Kehutanan Pertambangan dan Energi Kabupaten Kepulauan Talaud

    dipimpin oleh Kepala Dinas dan dibantu oleh Sekretaris, Kepala Bidang Bina

    Program, Kepala Bidang Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan Sosial, Kepala

    Bidang Tata Guna Hutan, Perlindungan dan Pelestarian Alam, Kepala Bidang

    Pertambangan dan Energi.

    Sekretaris dalam kesehariannya dibantu oleh 3 (tiga) Subag yakni : Subag

    umum dan perlengkapan, Subag Kepegawaian, Subag Keuangan.

  • Kepala Bidang Bina Program, dalam kesehariaannya dibantu oleh 3 (tiga)

    seksi yaitu : Seksi Penyusunan Program dan Anggaran, Seksi Pengolahan Data

    dan Statistik, Seksi Evaluasi dan Pelaporan.

    Kepala Bidang Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan Sosial dibantu oleh 3

    (tiga) seksi yakni : Seksi Persemaian dan Aneka Usaha Kehutanan, Seksi

    Reboisasi dan Penghijauan, Seksi Perhutanan Sosial.

    Bidang Tata Guna Hutan, Perlindungan dan Pelestarian Alam dibantu oleh 3

    (tiga) seksi yakni : Seksi Pengendalian dan Peredaran Hasil Hutan, Seksi

    Pengamanan Hutan dan Pelestarian Sumber Daya Alam, Seksi Tata Guna Hutan,

    Pelindungan dan Penanggulangan Kebakaran.

    Bidang Pertambangan dan Energi dibantu oleh 3 (tiga) seksi yaitu : Seksi

    Pertambangan Umum, Seksi Geologi dan Sumber Daya Mineral, Seksi Energi.

    2.3 Tugas dan Fungsi Terkait

    Tugas Pokok Dinas Kehutanan Pertambangan dan Energi Kabupaten

    Kepulauan Talaud yakni : membantu Bupati memimpin satuan organisasi Dinas,

    menyiapkan rencana, menetapkan program dan kebijakan Dinas,

    menyelenggarakan ketatausahaan, pembinaan dan pelaksanaan tugas Dinas,

    pengawasan, evaluasi, monitoring/pelaporan.

  • Dalam melaksanakan tugas pokok di atas Dinas Kehutanan Pertambangan

    dan Energi mempunyai fungsi :

    1. Merumuskan kebijakan secara teknis dibidang Kehutanan Pertambangan

    Dan Energi;

    2. Melakukan pembinaan, pengamanan dan pemberdayaan kelestarian hutan,

    pengembangan pertambangan dan energi;

    3. Melaksanakan bimbingan teknis pengelolaan hutan pertambangan dan

    energi;

    4. Melaksanakan pengkajian, pengelolaan dan pengendalian pertambangan;

    5. Melaksanakan pengawasan, evaluasi dan pelaporan penyelenggaraan

    program dibidang Kehutanan Pertambangan dan Energi.

    2.3.1. Sekretariat

    Tugas Pokok Sekretariat yakni : Menyelenggarakan administrasi dan urusan

    umum perkantoran, pencatatan dan pemeliharaan sarana prasarana dan

    perlengkapan kantor, pembinaan administrasi kepegawaian dan penataan

    administrasi dan pengelolaan keuangan. Fungsi :1)Menyelenggarakan

    administrasi umum perkantoran, inventarisasi dan pencatatan barang / aset dan

    perlengkapan kantor, dan pengurusan surat-surat barang bergerak maupun tidak

    bergerak; 2) Menyelenggarakan pembinaan administrasi kepegawaian, disiplin

    pegawai, dan kesejahteraan pegawai; 3) Melakukan penataan administrasi dan

    pengelolaan keuangan.

  • 1. Kepala Sub Bagian Umum dan Perlengkapan

    Tugas : menyelenggarakan administrasi umum perkantoran,

    inventarisasi dan pencatatan barang / aset kantor, pemeliharaan sarana

    prasarana perlengkapan kantor, pengurusan surat-surat kendaraan dan aset

    kantor, kebersihan halaman dan ruang kantor, dan tugas lain yang diberikan

    pimpinan.

    Staf Sub Bagian Umum dan Perlengkapan mempunyai tugas : 1)

    Melaksanakan pelayanan administrasi umum berupa mencatat dan

    mengagendakan surat masuk keluar dan mendistribusikannya sesuai dengan

    alamat dan sasaran surat. 2) Menginventaris dan mencatat barang/aset kantor.

    3) Melaksanakan pemeliharaan sarana-prasarana perlengkapan kantor 4)

    Melaksanakan pengurusan surat-surat kendaraan dan aset kantor lainnya, 5)

    Melaksanakan dan menjaga kebersihan halaman dan ruangan kantor 6)

    Melaksanakan tugas lainnya yang di berikan pimpinan.

    2. Kepala Sub bagian Kepegawaian

    Tugas: Menyelenggarakan pembinaan administrasi kepegawaian

    meliputi penyusunan formasi pegawai, usulan pengangkatan Pegawai,

    usulan kenaikan pangkat, usulan penempatan dalam jabatan, gaji berkala,

    pensiun, penyusunan Duk, disiplin, kesejahteraan Pegawai, dan tugas

    lainnya yang diberikan oleh pimpinan.

    Staf mempunyai tugas 1. Menyusun formasi pegawai; 2. Membuat

    usulan pengangkatan pegawai, kenaikan pengkat, penempatan dalam

    jabatan, gaji berkala, pensiun, penyusunan Duk; 3. Menerapkan disiplin

  • pegawai dan kesejahteraan pegawai; 4. Melaksanakan tugas lainnya yang di

    berikan pimpinan.

    3. Kepala Sub bagian Keuangan:

    Tugas: Menyelenggarakan penataan administrasi dan pengelolaan

    keuangan meliputi penyusunan anggaran kas, pengajuan SPP, penerbitan

    SPM, penyampaian SPJ, verifikasi, laporan keuangan, neraca, dan tugas lain

    yang diberikan pimpinan.

    Staf tugas 1. Melaksanakan penatausahaan administrasi dan pegelolaan

    keuangan yakni meliputi penyusunan anggaran kas, pengajuan SPP,

    penerbitan SPM dan Verifikasi serta membuat dan menyampaikan SPJ; 2.

    Menyusun dan membuat laporan keuangan dan neraca; 3. Melaksanakan

    tugas lainnya yang di berikan pimpinan.

    2.3.2 Kepala Bidang Bina Program

    Tugas Pokok : Menyelenggarakan kegiatan pengumpulan dan pengolahan

    data, pembuatan stastitik, penyusunan program dan anggaran serta pelaksanaan

    evaluasi dan pelaporan.

    Fungsi 1. Menyelenggarakan kegiatan pengumpulan dan pengolahan data

    serta pembuatan statistik; 2. Penyusunan rencana program dan kegiatan yang

    dibiayai APBD maupun APBN; 3. Pelaksanaan Evaluasi program, monitoring dan

    pelaporan.

  • A. Seksi Penyusunan Program Dan Anggaran

    Tugas 1. Membuat Rencana Program dan Kegiatan lima tahunan dan

    tahunan; 2. Membuat rencana Kerja Anggaran (RKA) dan RKA Perubahan; 3.

    Menyusun rencana kerja kegiatan dan rencana teknis kegiatan dana Dekon,

    APBD dan DAK; 4. Menyusun petunjuk teknis kegiatan; 5. Membuat laporan

    pelaksanaan tugas bulanan.

    Staf Seksi Penyusunan Program Dan Anggaran

    Tugas 1. Membuat rencana program kegiatan Dekonsentrasi, Dana

    Perbantuan; 2. Membuat proposal usulan kegiatan ke pemerintah pusat / propinsi;

    3. Mengarsipkan dokumen yang terkait dengan seksi; 4. Mengetik dan

    mengajukan konsep surat-surat dari seksi ke pimpinan; 5. Mengagendakan surat-

    surat yang masuk ke seksi; 6. Membuat laporan pelaksanaan tugas.

    B. Seksi Pengolahan Data Dan Statistik

    Tugas : 1. Mengumpulkan data, potensi sumberdaya hutan, lahan kritis, luas

    hutan berdasarkan fungsi, luas hutan, potensi pertambangan & energi, dan

    produksi hasil hutan; 2. Membuat format data dan statistik bidang kehutanan,

    pertambangan dan energi; 3. Membuat dan menyampaikan data dibidang

    kehutanan, pertambangan dan energi ke Bupati Kepulauan Talaud setiap bulan

    dan atau permintaan data dari instansi terkait 4. Menyampaikan data kehutanan,

    pertambangan dan energi jika diperlukan oleh kepala dinas; 5. Membuat laporan

    pelaksanaan tugas bulanan.

  • Tugas staf : 1. Menghimpunkan data potensi sumber daya hutan, lahan

    kritis, luas hutan berdasarkan fungsi, luas hutan, potensi pertambangan dan energi,

    serta data lainnya dari bidang-bidang; 2. Mengajukan konsep surat-surat dari seksi

    ke pimpinan; 3. Mengagendakan surat-surat yang masuk ke seksi; 4.

    Mengarsipkan dokumen yang terkait dengan seksi; 5. Membuat laporan

    pelaksanaan tugas; 6. Menyiapkan materi-materi pameran.

    C. Seksi Evaluasi Dan Pelaporan

    Tugas: 1. Membuat dan menyiapkan format laporan kegiatan APBD, APBN

    (Dana perbantuan, Dekonsentrasi); 2. Membuat dan menyiapkan format laporan

    bulanan koordinator/petugas lapangan; 3. Mengumpulkan dan mengelola laporan

    dari masing-masing bidang dan koordinator kecamatan; 4. Menyusun dan

    membuat laporan bulanan keuangan, aset, kondisi pegawai dan tugas-tugas rutin

    kantor lainnya ke Bupati; 5. Melaksanakan monitoring dan evaluasi pelaksanaan

    kegiatan di lapangan; 6. Membuat laporan kegiatan rutin dinas ke Bupati Kepulan

    Talaud; 7. Membuat LAKIP Dinas; 8. Menyiapkan laporan-laporan yang

    berkaitan dengan tugas pokok dan fungsi jika diperlukan; 9. Membuat laporan

    pelaksanaan tugas bulanan.

    Staf Seksi Evaluasi Dan Pelaporan mempunyai tugas: 1. Mengumpulkan

    data-data keuangan dan fisik pelaksanaan kegiatan di masing-masing bidang; 2.

    Membuat dan mengumpulkan dokumentasi kegiatan lapangan, kantor dll; 3.

    Mengajukan konsep surat-surat dari seksi ke pimpinan; 4. Mengetik konsep surat-

  • surat; 5. Mengagendakan surat-surat yang masuk ke seksi; 6. Mengarsipkan

    dokumen yang terkait dengan seksi; 7. Membuat laporan pelaksanaan tugas.

    2.3.3. Bidang Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan Sosial (RLPS)

    Tugas Pokok : Melaksanakan kegiatan rehabilitasi lahan dan perhutanan

    sosial. Dan memiliki fungsi : 1. Melaksanakan orientasi penentuan lokasi

    tegakan sumber benih, pembuatan bibit, dan pengembangan hasil hutan; 2.

    Melaksanakan inventarisasi hutan dan lahan, reboisasi, penghijauan dan kegiatan

    bintek; 3. Melaksanakan pengembangan hutan, inventarisasi potensi lahan milik,

    pengembangan dan penguatan kelompok tani hutan.

    A. Seksi Persemaian Dan Aneka Usaha Kehutanan

    Membuat usulan-usulan kegiatan pembuatan bibit untuk dana APBD

    &ABPN; Mengumpulkan data potensi usaha kehutanan; Mengumpulkan dan

    menyusun data jumlah dan jenis bibit tanaman kehutanan yang telah dibuat setiap

    bulannya; Menginventarisasi dan mengumpulkan data potensi hasil hutan kayu

    dan bukan kayu yang dapat dikembangkan menjadi usaha kehutanan;

    Melaksanakan evaluasi kegiatan pembuatan pesemaian (KBR,PL dll); Membuat

    dokumentasi setiap kegiatan persemaian dan usaha kehutanan; Menyiapkan data-

    data yang menyangkut seksi jika dibutuhkan; Menyiapkan dan mengajukan

    konsep-konsep surat; Mengagendakan surat yang masuk ke seksi; Mengarsipkan

    dokumen yang berkaitan dengan seksi.

  • B. Seksi Reboisasi Dan Penghijauan

    Mengumpulkan data-data dan peta lahan kritis; Menginventaris data

    kawasan hutan yang kritis; Melaksanakan bimbingan teknis dan reboisasi;

    Membuat usulan-usulan kegiatan reboisasi, penghijauan lingkungan, hutan pantai,

    dll; Melaksanakan evaluasi kegiatan reboisasi dan penghijauan; Membuat

    dokumentasi setiap kegiatan di seksi; Menyiapkan dan mengajukan konsep-

    konsep surat; Mengagendakan surat yang masuk dan keluar seksi; Mengarsipkan

    dokumen yang berkaitan dengan seksi.

    C. Seksi Perhutanan Sosial

    Membuat usulan pengembangan kegiatan pembangunan hutan rakyat/hutan

    kemasyarakatan untuk dana APBD/APBN; Membuat data dan menginventarisasi

    potensi lahan milik masyarakat yang tidak produktif; Menyiapkan data kelompok

    tani hutan rakyat dan hutan kemasyarakatan; Melakukan bimbingan teknis melalui

    pembinaan, pengembangan dan penguatan kelompok tani hutan rakyat/hutan

    kemasyarakatan; Membuat dokumentasi setiap kegiatan pembangunan hutan

    rakyat/hutan kemasyarakatan; Menyiapkan data yang menyangkut seksi jika

    diperlukan; Menyiapkan dan mengajukan konsep surat yang berhubungan dengan

    seksi; Mengagendakan surat masuk ke seksi; Membuat laporan kegiatan seksi;

    Mangarsipkan dokumen yang berkaitan dengan seksi.

  • 2.3.4. Bidang Tata Guna Hutan, Perlindungan Dan Pelestarian Alam

    Tugas dan fungsi Pokok: Melaksanakan tata guna hutan, perlindungan dan

    pelestarian alam; Melaksanakan orientasi, rekonstruksi dan pemeliharaan batas

    kawasan hutan, pengendalian kerusakan hutan, kebakaran dan penyuluhan;

    Memproses izin usaha kehutanan, mengawasi pemungutan retribusi, pengendalian

    pemanfaatan hasil hutan, pengendalian peredaran hasil hutan; Melaksanakan

    patroli, penyuluhan dan sosialisasi peraturan, pembentukan dan pembinaan

    kelompok pelestari alam.

    A. Seksi Pengendalian dan Peredaran Hasil Hutan

    Tugas : Membuat dan memproses izin usaha kehutanan; Mengawasi dan

    menertipkan peredaran hasil hutan; Mengevaluasi kegiatan pemungutan hasil

    hutan; Membuat data peredaran dan pemanfaatan hasil hutan serta pendaftaran

    gergaji rantai; Membuat dan menyiapkan surat pendaftaran gergaji rantai;

    Membuat laporan pelaksanaan tugas; Membuat buku kegiatan pendaftaran gergaji

    rantai; Menerima surat masuk pada bidang sesuai disposisi; Melaksanakan

    pengetikan surat-surat izin atau surat keterangan angkut kayu dan surat lain yang

    berkaitan dengan bidang TGHPSDA; Mengajukan konsep surat dari bidang untuk

    diteliti dan ditandatangani; Menata arsip surat masuk dan keluar; Membuat

    laporan pelaksanaan tugas.

  • B. Seksi Pengamanan Hutan dan Pelestarian SDA

    Tugas : Menyusun rencana patroli hutan dan peredaran hasil hutan;

    Membuat jadwal penyuluhan bidang kehutanan; Menyusun rencana sosialisasi

    peraturan bidang kehutanan; Mengarsipkan surat-surat; Membuat laporan

    pelaksanan tugas; Menyusun / membuat revisi PERDA tentang izin usaha

    kehutanan dan retribusi; Melaksakan pembentukan dan pembinaan kelompok tani

    PSDA; Menyusun data kelompok tani PSDA; Membuat laporan pelaksanaan

    tugas.

    C. Seksi Tataguna Hutan, Perlindungan dan Penanggulangan Kebakaran

    Tugas : Membuat usulan orientasi, rekonstruksi dan pemeliharaan batas

    kawasan hutan lindung; Menyusun rencana kegiatan pengendalian kerusakan

    hutan dan kebakaran hutan; Menyusun jadwal kegiatan penyuluhan; Membuat

    rencana orientasi lokasi rawan kebakaran; Mengarsipkan surat-surat yang

    berhubungan dengan seksi; Membuat laporan pelaksanaan tugas.

    2.3.5. Bidang Pertambangan dan Energi

    Tugas dan fungsi Pokok : Melakukan identifikasi dan inventarisasi potensi

    tambang dan energi, melakukan pembinaan, pengawasan, memfasilitasi kegiatan

    pertambangan dan energi; Melakukan pembinaan, pengawasan, memfasilitasi

    kegiatan pertambangan, memproses izin pertambangan; Melakukan identifikasi

    dan inventarisasi potensi tambang, melakukan pemetaan potensi tambang dan

  • energi; Melakukan identifikasi dan inventarisasi potensi sumber energi,

    pemanfaatan, pengendalian, koordinasi dan kerjasama dengan pihak terkait.

    A. Seksi Pertambangan Umum

    Tugas: Melakukan pembinaan, pengawasan, memfasilitasi kegiatan

    pertambangan, memproses izin pertambangan; Membantu kepala seksi dalam

    mengidentifikasi potensi dan sumber daya tambang dan membantu merumuskan

    pengamanan sumber daya tambang; Membantu melakukan kajian, pembinaan

    pelaksanaan pengelolaan tambang yang berbasis lingkungan; Membantu dalam

    hal kerja sama penelitian dan pengembangan pengelolaan tambang; Membantu

    dalam melaksanakan proses perizinan dan pengendalian penambangan.

    Usulan Program: Konsultasi ke instansi yang di anggap cukup mapan

    mengenai pertambangan, baik instansi pemerintah, maupun suasta,dalam hal ini

    ke Pemerintah Propinsi; Melakukan sosialisasi kepada masyarakat tentang

    pertambangan; Melakukan pengawasan tentang kegiatan pertambangan;

    Melakukan pengurusan izin pertambangan; Membuat laporan.

    B. Seksi Geologi dan Sumber Daya Mineral

    Tugas: Melakukan identifikasi dan inventarisasi potensi tambang,

    melakukan pemetaan potensi tambang dan energi.

    Tugas Staf : 1.Membantu kepala seksi dalam melakukan identifikasi dan

    inventarisasi potensi tambang, melakukan pemetaan potensi tambang dan energy;

  • Mengidentifikasi potensi tambang yang ada di Kabupaten Kepulauan Talaud;

    Menginventarisasi kembali kegiatan pertambangan yang ada di Kab. Kepl.

    Talaud, ada berapa perusahan calon investor tambang, sudah sejauh mana proses

    kegiatan pertambangan. Membandingkan Data yang ada dengan kondisi lapangan;

    Melakukan pengembangan sumber daya manusia melalui konsultasi/diklat;

    Membuat laporan tentang kegiatan pertambangan yang ada di Kabupaten

    Kepulauan Talaud.

    C. Seksi Energi:

    Tugas: Melakukan identifikasi dan inventarisasi potensi sumber energi,

    pemanfaatan pengendalian, koordinasi dan kerja sama dengan pihak terkait, baik

    pemerintah, maupun swasta.

    Tugas Staf : Membantu Kepala Seksi dalam melakukan identifikasi dan

    inventarisasi potensi sumber energi, pemanfaatan pengendalian, koordinasi dan

    kerja sama dengan pihak terkait.

    Usulan Program: Melakukan survei ke beberapa kecamatan yang di anggap

    memiliki potensi sumber energi; Melakukan infentarisir ke beberapa kecamatan,

    menganalisis sumber energi untuk dikembangkan; Melakukan kunjungan ke tiap-

    tiap kecamatan untuk mengevaluasi / monitoring pemanfaatan energi terbarukan

    (PLTS bantuan pemerintah pusat); Menyusun kembali daftar pemanfaatan PLTS

    tiap-tiap kecamatan; Menginventarisir kembali PLTS Tersebar dan Hibrid di

    Kepulauan Nanusa / Miangas; Melakukan kunjungan ke PT. PLN, Ranting,

    Cabang, dan Wilayah SULUTENGGO untuk berkoordinasi berhubungan dengan

  • energi, khususnya listrik; Membahas tentang peluang dan tantangan ketenaga

    listrikan di Kab. Kepl. Talaud; Memperhatikan dan membuat data kondisi

    jaringan listrik yang ada di Kab. Kepl. Talaud; Melakukan kunjungan ke beberapa

    APMS yang ada di Kab. Kepl.Talaud, dalam rangka pengawasan pendistribusian

    BBM; Membuat data kebutuhan BBM hingga lima tahun ke depan; Mengusulkan

    pengembangan sumber daya manusia melalui Diklat/konsultasi ke Dinas ESDM

    Propinsi, bahkan Kedepartemen, BP MIGAS mengusulkan mengadakan PPNS

    MIGAS, listrik untuk kab. Kepl. Talaud; Membuat laporan tentang kegiatan

    pendistribusian BBM tiap bulan; Membuat laporan tentang kegiatan

    ketenagalistrikan satu tahun berjalan di Kabupaten Kepulauan Talaud.

    2.4 Sarana dan Fasilitas

    Transportasi darat terdiri dari : Terminal Lirung, terminal Melonguane,

    terminal Beo, Terminal Mangaran.

    Transportasi laut terdiri dari : Pelabuha. Miangas Kecamatan Miagas,

    Pelabuhan Karatung di Kecamatan Nanusa, Pelabuhan Mangaran di Kecamatan

    Kabaruan, Pelabuhan Lirung di Kecamatan Lirung, Pelabuhan Melonguane di

    Ibukota Kabupaten Talaud, Pelabuhan Beo di Kecamatan Beo, Tambatan Perahu

    di Kecamatan Rainis, Tambatan Perahu di Kecamatan TampanNamma.

    Satu-satunya transportasi udara di Kabupaten Kepulauan Talaud adalah

    Bandar Udara Melonguane yang terletak di Ibukota Kabupaten Talaud yaitu

    Melonguane.

  • III. TINJAUAN PUSTAKA

    3.1 Geologi

    Geologi adalah ilmu pengetahuan tentang bumi secara keseluruhan, meliputi

    asal kejadiannya, kandungannya, bentuk fisiknya, dan sejarahnya serta segala

    proses alamiah yang mempengaruhi perkembangannya.

    Sumber daya geologi adalah sumber daya alam yang berkaitan dengan

    geologi seperti sumber daya mineral, sumber daya energi dan sumber daya air.

    Peta geologi adalah peta yang menggambarkan sebaran formasi batuan,

    testruktur dan data geologi lainnya yang tersingkap di dalam permukaan bumi.

    3.1.1 Geomorfologi

    Geomorfologi merupakan suatu ilmu yang mempelajari asal (terbentuknya)

    topografi sebagai akibat dari pengikisan (erosi) elemen-elemen utama, serta

    terbentuknya material-material hasil erosi. Melalui geomorfologi dipelajari cara-

    cara terjadi, pemerian, dan pengklasifikasian relief bumi. Relief bumi adalah

    bentuk-bentuk ketidakteraturan secara vertikal (baik dalam ukuran ataupun letak)

    pada permukaan bumi, yang terbentuk oleh pergerakan-pergerakan pada kerak

    bumi. Konsep-konsep dasar dalam geomorfologi banyak diformulasikan oleh

    W.M. Davis.

  • Davis menyatakan bahwa bentuk permukaan atau bentangan bumi dikontrol

    oleh tiga faktor utama yaitu struktur, proses dan tahapan. Struktur di sini

    mempunyai arti sebagai struktur-struktur yang diakibatkan karakteristik batuan

    yang mempengaruhi bentuk permukaan bumi. Proses-proses yang umum terjadi

    adalah proses erosional yang dipengaruhi oleh permeabilitas, kelarutan, dan sifat-

    sifat lainnya dari batuan.

    Selanjutnya dalam mempelajari geomorfologi perlu dipahami istilah-istilah

    katastrofisme, uniformiaterianisme dan evolusi.

    1. Katastrofisme merupakan pendapat yang menyatakan bahwa gejala-gejala

    morfologi terjadi secara mendadak, contohnya letusan gunung api.

    2. Uniformiaterianisme sebaliknya berpendapat bahwa proses pembentukan

    morfologi cukup berjalan sangat lambat atau terus menerus, tapi mampu

    membentuk bentuk-bentuk yang sekarang, bahkan banyak perubahan-

    perubahan yang terjadi pada masa lalu juga terjadi pada pada masa sekarang

    dan seterusnya.

    3. Evolusi cenderung didefinisikan sebagai proses yang lambat dan dengan

    perlahan-lahan membentuk dan mengubah mejadi bentukan-bentukan baru.

    Analisis pada suatu daerah (secara regional) dapat dilakukan pada foto udara

    atau pada peta topografi. Analisis morfologi dapat dilakukan dengan pemisahan-

    pemisahan unsur-unsur morfologi menjadi bagian-bagian yang lebih kecil.

  • Suatu morfologi pada orde satu dapat dikelompokkan sebagai pegunungan

    dan dataran. Pada orde kedua, pegunungan dapat diuraikan lagi sebagai

    pegunungan plateu, pegunungan kubah, pegunungan lipatan, pegunungan

    kompleks dan gunung api. Sedangkan dataran, pada orde kedua dapat diuraikan

    lagi sebagai dataran pantai, dataran banjir, dataran danau, dataran aluvial, dan

    dataran glasial.

    3.1.2 Struktur Geologi

    Struktur geologi adalah ilmu mengenai distribusi tiga dimensi tubuh batuan

    dan permukaannya yang datar ataupun terlipat, beserta susunan internalnya.

    Struktur geologi mencakup bentuk permukaan yang juga dibahas pada studi

    geomorfologi, metamorfisme dan geologi rekayasa. Dengan mempelajari struktur

    tiga dimensi batuan dan daerah, dapat dibuat kesimpulan mengenai sejarah

    tektonik, lingkungan geologi pada masa lampau dan kejadian deformasinya. Hal

    ini dapat dipadukan pada waktu dengan menggunakan kontrol stratigrafi maupun

    geokronologi, untuk menentukan waktu pembentukan struktur tersebut.

    Secara lebih formal dinyatakan sebagai cabang geologi yang berhubungan

    dengan proses geologi dimana suatu gaya telah menyebabkan transformasi

    bentuk, susunan atau struktur internal batuan ke dalam bentuk, susunan atau

    susunan internal yang lain.

  • 3.1.3 Stratigrafi

    Stratigrafi adalah ilmu yang mempelajari lapisan-lapisan batuan dan

    hubungannya satu dengan yang lain (umur, hubungan lateral dan vertikal,

    penyebaran serta terjadinya) dengan tujuan untuk mengetahui sejarah bumi dan

    pengetahuan lainnya dari lapisan batuan yang mempunyai arti ekonomis.

    Unsur-unsur stratigrafi adalah : unsur batuan, unsur pelapisan dan unsur

    struktur sedimen. Beberapa istilah pelapisan adalah sebagai berikut :

    1. Varves : endapan danau gletser

    2. Cyclothems : lapisan berulang dalam skala besar, terdiri dari endapan marin

    diselingi endapan non marin.

    3. Transgresi : perubahan kenaikan muka air laut.

    4. Regresi : perubahan penurunan muka air laut.

    5. Unconformity (ketidakselarasan) : suatu bidang stratigrafi yang menunjukan

    adanya interupsi penting dalam catatan stratigrafi.

    Kontak stratigrafi/Kontak Antar Lapisan terdiri dari 2 (dua) macam yakni :

    Kontak Lapisan Selaras, kontak antara 2 (dua) lapisan yang sejajar atau kecil

    sekali interupsi pengedapan, terdiri atas 2 (dua) macam yakni :

    Kontak Tajam : hasil perubahan kondisi lingkungan pengendapan setempat

    suatu minor interupsi pengendapan atau terhentinya pengendapan sesaat.

  • Kontak berangsur : perubahan litologi berangsur sebagai refleksi perubahan

    lingkungan pengendapan yang berangsur pula.

    Kontak Lapisan Tidak Selaras, terputusnya pengendapan akibat perubahan

    kondisi lingkungan yang disebabkan pengangkatan atau erosi.

    Ada 4 (empat) macam ketidakselarasan yang dikenal yaitu :

    1. Angular Unconformity : lapisan yang lebih muda terletak di atas lapisan

    telah terlipat dan tererosi

    2. Disconformity : ketidakselarasan dimana lapisan di atas dan di bawah

    bidang ketidaselarasan adalah sejajar, dan bercirikan pada permukaan

    bidang ketidaklarasan merupakan bidang erosi yang tidak rata atau tidak

    beraturan.

    3. Paraconformity : ketidakselarasan dimana lapisan di atas dan di bawah

    permukaan bidang ketidakselarasan adalah sejajar, pada permukaan bidang

    ketidakselarasan tidak terdapat erosi atau tanda-tanda fisik lain.

    4. Nonconformity : ketidakselarasan yang terjadi antara lapisan batuan sedimen

    dan batuan beku atau metamorf yang lebih tua dan terkena erosi.

    Sistem stratigrafi menurut Komisi Stratigrafi (1961) dikenal 4 (empat)

    kategori dasar :

    1. Satuan Waktu Geologi, bagian dari teori untuk memudahkan dalam

    pernyataan hubungan waktu.

    2. Satuan Stratigrafi Waktu, tumpukan-tumpukan sedimen mempunyai ciri

    karena pembentukannya selama waktu tertentu.

  • 3. Satuan Stratigrafi Batuan terdiri dari :

    Kelompok satuan stratigrafi batuan yang tersusun dari dua atau lebih

    formasi yang berhubungan satu sama lain.

    Formasi satuan dasar dari satuan stratigrafi batuan yang merupakan

    bagian dari kelompok dan mempunyai ciri-ciri litologi yang khas,

    mungkin mempunyai satu macam jenis batuan yang mempunyai ciri-

    ciri yang berbeda dari satuan formasi lainnya.

    Anggota bagian dari formasi yang berkembang baik sehingga

    mempunyai ciri litologi yang dapat dibedakan dari bagian-bagian

    lainnya dalam formasi itu.

    Lapisan, lidah dan lensa merupakan bagian dari anggota yang dapat

    dipisahkan karena ciri litologinya yang lebih jelas (khas) lagi.

    4. Satuan Biostratigrafi, tubuh lapisan batuan yang dipersatukan berdasarkan

    kandungan fosil atau ciri-ciri paleontology.

    Kolom stratigrafi adalah urut-urutan satuan batuan suatu daerah, kronologis,

    sifat-sifat, pemerian umur, lingkungan pengendapan, dll.

    3.2 Sumber Daya Mineral

    Mineral adalah suatu zat padat dari unsur kimia atau persenyawaan kimia

    yang dibentuk oleh proses-proses anorganik dan mempunyai susunan kimiawi

    tertentu. Sumber daya mineral adalah endapan mineral yang diharapkan dapat

    dimanfaatkan secara nyata.

  • 3.2.1 Endapan Mineral

    Endapan mineral baik logam maupun non logam adalah suatu akumulasi

    atau konsentrasi di alam dari satu atau berbagai substansi yang dapat

    dimanfaatkan, umumnya dalam jumlah sedikit atau tersebar secara tidak merata di

    kerak bumi. Ada dua tipe endapan mineral yiatu primer dan sekunder.

    Suatu endapan mineral dinamakan suatu endapan bijih, apabila dapat

    ditambang secara ekonomis. Ada banyak konsentrasi mineral di alam, tetapi

    hanya sedikit yang dianggap sebagai endapan bijih.

    Pengelompokan mineral logam :

    1. Logam dasar : logam yang umum terdapat dan secara kimiawi lebih aktif,

    contoh : tembaga (Cu), timbal (Pb), timah (Sn), dan seng (Zn).

    2. Logam mulia : logam yang secara ekonomis sangat berharga dan banyak

    dibutuhkan. Contoh : emas (Au), perak (Ag), dan platina (Pt).

    3. Logam ringan dan jarang logam yang ditemukan dalam jumlah yang relatif

    sedikit dan tersebar di kulit bumi. Contoh : aluminium (Al), litium (Li),

    zirkonium (Zr), logam tanah jarang (REE).

    4. Logam besi dan paduan besi : logam yang lazim digunakan dalam industri

    dan campurannya, contoh : besi (Fe), kobal (Co), nikel (Ni), khrom (Cr),

    mangan (Mn).

  • 3.2.2 Genesa Mangan

    1. Cebakan Terrestial

    Menurut Park (1956), cebakan mangan dibagi dalam 5 tipe yaitu :

    - Cebakan hodrothermal.

    - Cebakan sedimenter, baik bersama-sama maupun tanpa affiliasi vulkanik.

    - Cebakan yang berasosiasi dengan aliran lava bawah laut.

    - Cebakan metamorfosa.

    - Cebakan laterit dan akumulasi residual

    Dari kelima tipe cebakan tersebut, sumber mangan komersial berasal dari

    cebakan sedimenter yang terpisah dari aktivitas vulkanik dan cebakan akumulasi

    residual.

    Cebakan sedimen laut mempunyai ciri khusus yaitu terbentuk pelapisan dan

    lensa-lensa. Seluruh cebakan bijih karbonat berasosiasi dengan dengan batuan

    karbonat atau grafitit dan kadang-kadang mengandung lempung yang

    menunjukkan adanya suatu pengurangan lingkungan pengendapan dalam

    cekungan terdekat. Sebaliknya cebakan bijih oksida lebih umum dan berasosiasi

    dengan sedimen klasik berukuran kasar, dengan sedikit atau sama sekali bebas

    dari unsur karbon organik. Cebakan bijih ini dihasilkan di bawah kondisi oksidasi

    yang kuat dan bebas sirkulasi air.

  • 2. Nodul

    Istilah nodul mangan umum digunakan walaupun sebenarnya kurang tepat,

    karena selain mangan terkandung pula unsur pasir, nikel, kobalt, dan

    molybdenum, sehingga akan lebih sesuai bila dinamakan dengan nodul poli-

    metal.

    Secara individu, nodul mempunyai kilap suram dengan warna coklat tanah

    hitam kebiruan. Tekstur permukaan dari halus hingga kasar. Setiap nodul

    mengandung satu atau lebih sisa-sisa makhluk air laut, pragmen batuan atau nodul

    lainnya. Nodul ini diliputi oleh lapisan mangan, besi, dan logam oksida lainnya

    yang berbentuk konsentris namun tidak terus menerus. Lapisan lempung

    kemudian mencari celah-celah di antara lapisan oksida tersebut secara tidak

    beraturan dan biasanya dapat dijadikan patokan dalam perhitungan periode

    pertumbuhan nodul bersangkutan.

    3.2.3 Kegunaan Mangan

    Kegunaan mangan sangat luas, baik untuk tujuan metalurgi maupun non

    metalurgi. Untuk tujuan non-metalurgi, mangan digunakan untuk produksi

    baterai, kimia, keramik dan gelas, glasir dan frit, pertanian, proses produksi

    uraniaum dan lainnya. Di Indonesia, industri hilir pemakai mangan adalah industri

    baterai, keramik dan porselen, industri logam, dan industri korek api.

  • 3.3 Tahapan-tahapan Kegiatan Pertambangan

    3.3.1 Pelidikan Umum

    Tahap awal kegiatan penemuan bahan galian yang didasarkan pada

    informasi kasar antara lain :

    Peta Geologi

    Penelusuran Daerah tertentu

    Jenis tumbuhan tertentu

    Anomali batuan dan tanah

    Tambang-tambang purbakala

    Dilaksanakan dengan cara :

    Sumur uji

    Pemboran Inti

    Parit uji

    Mendulang

    Foto Udara

    Data yang diperoleh masih kasar yang meliputi : lokasi endapan, jenis

    endapan, nama endapan dan taksiran kualitas/kadar.

  • 3.3.2 Eksplorasi

    Penyelidikan geologi atau eksplorasi umumnya dilaksanakan melalui 4

    (empat) tahap sebagai berikut : survai tinjau, prospeksi, ekplorasi umum dan

    ekplorasi rinci.

    Tujuan dari eksplorasi adalah untuk penentuan cadangan yang dapat

    ditambang baik jumlah maupun kuantitasnya.

    Data yang diperoleh dalam tahap eksplorasi adalah kualitas atau kadar,

    penyebaran kadar, bentuk dan letak serta ukuran dan sifat cadangan.

    Kegiatan dalam tahap eksplorasi adalah pengeboran, sumur uji, terowongan,

    dan shaft. Lewat kegiatan ekplorasi maka data yang diperoleh akan lebih rinci.

    3.3.3 Studi Kelayakan

    Aspek-aspek yang harus diperhatikan atau dijadikan dasar penilaian dalam

    studi kelayakan adalah :

    1. Aspek ekonomi (nilai cadangan, harga, pasar, dan biaya produksi)

    2. Aspek teknologi (teknik penambangan, pengolahan data dan peralatan)

    3. Aspek lingkungan (lingkungan sekitar kegiatan).

  • 3.3.4 Perencanaan

    1. Perencanaan Teknik

    a. Perencanaan sistim terbuka

    - Tambang terbuka

    - Tambang bawah tanah

    b. Penentuan target produksi

    - Produksi penambangan (kuantitas dan kualitas)

    - Produksi pengolahan (kuantitas, jenis dan kualitas)

    c. Penentuan teknik pengolahan

    2. Ekonomi

    a. Nilai cadangan

    b. Biaya produksi

    c. Keuntungan

    3. Lingkungan

    a. Lingkungan sekitarnya

    b. Pengelolaan lingkungan

    c. Dampak dan penanganannya

    d. Biaya pengeloaan

    3.3.5 Persiapan

    Persiapan konstruksi yang terdiri dari : pembangunan gedung (kantor,

    pabrik, laboratorium, aula, gudang dan bengkel), pembangunan tempat

  • penimbunan hasil bongkaran, pembangunan perumahan karyawan, sarana

    olahraga, dan pembangunan pelabuhan (laut dan udara).

    Pembangunan jalan masuk ke lokasi pertambangan, jalan utama dan jalan

    tambang. Pembangunan sarana lainnya termasuk pembangunan tempat

    pengeloaan lingkungan.

    3.3.6 Penambangan

    Penambangan adalah pekerjaan pengambilan endapan bahan galian dari

    batuan induknya. Sistem penambangan ada 2 (dua) macam yakni sistim tambang

    terbuka dan sistim tambang bawah tanah.

    Sistim tambang terbuka adalah sistim penambangan endapan bahan galian

    atau segala kegiatan penambangan yang dilakukan pada atau dekat permukaan

    bumi yang berhubungan langsung dengan udara luar.

    Sistim tambang bawah tanah adalah sistim penambangan endapan bahan

    galian atau segala kegiatan penambangan yang dilakukan jauh dari permukaan

    bumi, tidak berhubungan langsung dengan udara luar.

    Cara pemilihan sistim penambangan adalah dengan perhitungan Break Even

    Striping Ratio (BESR).

  • BESR = A B / C

    A = Nilai endapan per ton biji

    B = Biaya operasi per ton biji

    C = Biaya pengupasan per ton tanah penutup.

    Jika BESR < 1 maka sistim penambangan yang dipakai adalah dengan sistim

    tambang bawah tanah sedangkan jika BESR > 1 maka sistim penambangan yang

    dipakai adalah sistim tambang terbuka, tapi bila BESR = 1 maka tidak ada

    keuntungan (pulang pokok).

  • IV. PEMBAHASAN

    4.1 Geologi Regional

    4.1.1 Fisiologi

    Kabupaten Kepulauan Talaud terletak di sebelah Utara Pulau Sulawesi,

    sebelah Utara berbatasan dengan Republik Filipina (P. Mindanau), Timur

    berbatasan dengan Samudra Pasifik, Selatan berbatasan dengan Kebupaten

    Kepulauan Sangihe, Barat berbatasan dengan Laut Sulawesi.

    Geologi dan strukturnya sangat rumit bila dibandingkan dengan keadaan

    geologi dan struktur geologi lainnya yang terdapat di Indonesia. Kerumitan

    geologi dan struktur geologinya tersebut mencerminkan oleh adanya :

    Aneka ragam batuan dari berbagai umur seperti bongkah-bongkah asing

    beraneka macam ukuran yang terdapat pada formasi Karakellang dan batuan-

    batuan tersebut umumnya bersentuhan secara struktur.

    Pola/arah perlapisan dan kemiringan batuan dan struktur geologi terutama

    struktur (sesar, geser, dan normal) yang berkembang umumya saling

    memotong satu sama lainnya dan tidak mengikuti pola/keadaan geologi yang

    normal, hal ini menandakan bahwa aktivitas tektonik terjadi berulang kali.

    Terdapat batuan campur aduk yang hampir menutupi kurang lebih 45 % dari

    pulau Karakelang.

  • Proses penunjaman berlangsung lagi pada Kala Miosen dan dalam proses ini

    unsur-unsur struktur yang telah ada selama ini (sebelumnya) teraktifkan kembali

    di samping struktur-struktur yang baru yang terbentuk setelah itu. Dalam proses

    penunjaman berjalan, berlangsung pula pengendapan formasi Noiltoko (hasil

    aktivitas gunung api) dengan adanya akumulasi tufa di lereng palung yang

    dibarengi oleh proses lanjut pembentukan batuan campur aduk. Di tempat lain

    terendapkan Formasi Cablac yang terdapat di sundulan-sundulan struktur.

    Kegiatan gunung api mencapai puncaknya pada kala Miosen Akhir.

    4.1.2 Morfologi

    Berdasarkan peta topografi, pengamatan di lapangan serta kontrol terhadap

    batuan dan struktur, maka Kabupaten Kepulauan Talaud dapat dibedakan menjadi

    2 (dua) satuan morfologi yaitu : satuan morfologi peredaran dan satuan morfologi

    perbukitan bergelombang.

    Satuan morfologi pedataran tersebar di bagian daerah pesisir/pantai yang

    melingkari pulau Talaud ini, umumnya tersusun oleh batuan alluvial, dan endapan

    danau berupa : pasir, konglomerat napal, lempung dan batu gamping, sebagian

    berupa rawa dan umumnya digenangi air terutama pada waktu pasang naik.

    Termasuk dalam satuan ini adalah dataran-dataran sempit yang terdapat di

    beberapa tempat.

  • 1. Komplek Karakelang : secara litologi terdiri dari dua bagian pokok yaitu :

    lempung bersisik dan bongkah-bongkah asing yang bermacam-macam

    ukuran. Lepung bersisik mempunyai sifat seragam yaitu menunjukkan

    cermin sesar, lunak, berwarna eneka ragam (merah tua, kehijauan, hijau

    keabuan, merah kecoklatan, abu-abu kebiruan, dan merah jambu). Terlihat

    garis-garis alir dengan pendaunan lemah, terutama apabila matrik lempung

    ini terdapat di sekitar batuan yang lebih kompeten. Kadang-kadang

    mengembang bila lapuk, memperlihatkan kemas berondong jagung.

    Lempung bersisik ini merupakan metrik dari bongkah-bongkah asing yang

    berasal dari batuan yang lebih tua. Bongkah-bongkah asing tersebut antara

    lain batu gamping, batu pasir bermika, rijang, dan batuan lain dari formasi

    yang lebih tua. Orientasi bongkah-bongkah asing ini agak teratur yaitu

    sejajar (sub pararel) dengan poros pulau Karakelang dan kadang-kadang

    menunjukkan boudinasi dengan struktur kerucut dalam kerucut. Dalam

    lempung bersisik terkandung fosil-fosil foram yang menunjukkan umur

    formasi ini dari Mesozoikum sampai Pliosen. Kontaknya dengan formasi-

    formasi yang lebih tua cenderung bersifat tektonik.

    2. Formasi Noele (QTn) : Formasi disusun oleh napal pasiran berselang-seling

    dengan batu pasir, konglomerat dan sedikit tufa dasit seperti tersingkap di

    daerah Gemeh Kecamatan Essang. Perubahan fasies ke arah lateral maupun

    perubahan litologi ke arah vertikal sangat cepat. Napal berwarna putih

    keabu-abuan, pasiran, kadang-kadang lanauan, banyak mengandung fosil

    foram. Batu pasir kadang-kadang menunjukkan perlapisan bertahap,

  • berbutir sedang sampai kasar. Tebal masing-masing perlapisan berkisar

    antara 10-190 cm, pecahan-pecahan cangkang moluska umu terdapat dalam

    batu pasir ini. Komponen-komponen konglomerat agak membulat sampai

    membulat dan umumnya berasal dari rombakan-rombakan batuan malihan

    dan batuan yang lebih tua lainnya. Tufa berwarna putih, bersusunan dasit

    berlapis tipis sejajar, terdapat sebagai sisipan dalam napal. Formasi ini

    diperkirakan mempunyai kedalaman sekitar 700 m dan berumur Plio-

    Plistosen.

    3. Batu Gamping Terumbu (Ql) : Umumnya berupa batu gamping koral

    berwarna putih sampai kekuning-kuningan dan kemerahan serta batu

    gamping napalan. Setempat berkembang pula batu gamping terumbu dengan

    permukaan kasar berongga. Di bagian bawah biasanya menunjukkan

    perlapisan yang hampir datar atau terungkit sedikit (30 sampai 5

    0),

    sedangkan di bagian atas perlapisan tersebut tidak terlihat. Satuan ini

    membentuk topografi yang agak menonjol berupa bukit-bukit memanjang

    dengan puncak-puncak yang hampir datar. Puncak tertinggi didapatkan pada

    ketinggian sekitar 400 m di atas permukaan laut desa Riung Kecamatan

    TampanNamma. Fasies batu gamping napalan yang terdapat dalam satuan

    ini mengandung fosil-fosil yang berumur Plistosen dengan ketebalan

    maksimum 300 meter.

    4. Endapan Aluvium (Qa) dan Endapan Danau : terdiri dari pasir dan kerikil

    yang berasal dari bermacam-macam batuan, terdapat pada dataran banjir

  • PETA LOKASI POTENSI BAHAN GALIAN

    DI KABUPATEN KEPULAUAN TALAUD PROVINSI SULAWESI UTARA

    KETERANGAN :

    : Hutan Suaka Margasatwa

    : Hutan Lindung

    : Hutan Produksi Terbatas

    : Potensi Bahan Galian Mangan

    : Potensi Pasir Besi : Potensi Bahan Galian Nikel

    sungai-sungai seperti yang tersingkap di Desa Tuabatu Kecamatan

    TampanNamma. Lempung pasiran dan lumpur hitam terdapat di daerah

    rawa-rawa dan dataran pantai.

    Gambar 4.1 Peta Geologi Kabupaten Kepulauan Talaud

    Skala 1 : 250.000

    Lokasi Penelitian

  • 4.2 Geologi Umum

    Secara umum geologi disusun oleh batuan sedimen lingkungan laut. Hal ini

    dapat dilihat secara jelas dari susunan batuannya yang terdiri dari batu lempung,

    batu pasir, tufa, konglomerat yang bersifat gampingan, dibeberapa lokasi dijumpai

    adanya singkapan diatomae dan napal dengan sebaran yang cukup luas. Selain

    batuan tersebut di atas, di daerah Talaud juga banyak dijumpai batu gamping dan

    batu kapur. Batu kapur terutama terdapat di daerah pinggiran pantai.

    Secara fisik batuan sedimen memperlihatkan bentuk yang berlapis dimana

    perselingan antara batu pasir dan batu lempung maupun napal terlihat jelas

    batasnya. Lapisan batu pasir khususnya pada bagian-bagian tertentu banyak

    mengandung besi, memiliki warna coklat tua kemerahan hingga kekuningan.

    4.3 Geologi Lokal

    Endapan Mangan ditemukan di daerah Dapihe Kecamatan TampanNamma

    Kabupaten Kepulauan Talaud. Kondisi daerah sungai Dapihe.

    Gambar 4.2. Foto Bentang Alam di Desa Dapihe

  • 4.3.1 Stratigrafi

    Berdasarkan hasil pengamatan geologi di lapangan menunjukkan susunan

    batuan daerah Dapihe dan sekitanya dari tua ke muda adalah sebagai berikut :

    Satuan batuan bancuh (campur aduk) terdiri dari batuan sekis, gneiss, batu

    pasir meta, tufa berbutir halus hingga sedang, berwarna hijau, putih kotor,

    kecoklatan, hingga kemerahan. Satuan ini dijumpai pada bagian tenggara,

    sebaran batuan ini tidak begitu luas. Batuan ini muncul ke permukaan akibat

    adanya penaikan offset litologi karena deformasi tektonik (sesar). Pada satuan

    ini batuan bak sekis, metasedimen serta batuan lainnya bercampur aduk

    menjadi satu sehingga sulit untuk dibedakan perkelompok mana kelompok

    batuan meta dan kelompok batuan bukan batuan meta.

    Satuan batuan Tufa Manganis. Satuan ini berwarna pink, berbutir halus

    hingga sedang. Cirri lainnya yang dapat dikenal dari satuan ini adalah adanya

    perlapisan. Secara local batuan terlihat dalam keadaan masif, satuan ini

    tersingkap terutama di sepanjang sungai dan secara tidak selaras ditumpangi

    oleh batuan Tufa Karbonatan berwarna putih. Selain warnanya yang spesifik

    batuan ini juga mengandung bintik-bintik mangan.

    Satuan batuan tufa karbonatan. Satuan ini secara fisik memiliki warna putih

    hingga putih kotor, struktur massif, setempat higroskopis, berbutir halus

    hingga kasar, setempat memperhatikan bentuk yang bahlur (tidak padat), dan

    terkadang bercampur dengan tufa berwarna coklat. Satuan ini di daerah

  • Talaud memiliki sebaran yang cukup luas, menempati terutama pada daerah

    perbukitan baik pada bagian barat, maupun timur dan barat daya. Satuan ini

    secara tidak selaras (angular conformity) menumpangi satuan batuan tufa

    yang mengandung nodul mangan (bersifat manganis).

    Endapan Aluvium : Berdasarkan urutan posisi batuan endapan aluvium

    merupakan endapan teratas di daerah ini. Endapan ini dapat dibedakan

    dengan endapan alluvium yang terbentuk atau yang ada di pantai sekarang.

    Secara megaskopis endapan ini disusun oleh batuan lepas terdiri dari batuan

    yang ada sebelumnya seperti batuan tufa manganis, tufa karbonatan batuan

    metamorfik dan nodul-nodul mangan. Mengingat posisinya yang terletak

    lebih tinggi serta kondisi morfologinya yang agak berbeda dibanding dengan

    endapan alluvium yang ada di pantai sekarang, menyebabkan endapan ini

    tidak memiliki sebaran yang cukup luas, terjebak dalam suatu cekungan yang

    kecil (small basin).

    Gambar 4.3. Foto Kenampakan batuan Tufa Mangnis

  • 4.4 Struktur Geologi

    Sepintas daerah ini terlihat cukup sederhana secara litologi, namun

    berdasarkan pengamatan struktur daerah ini memiliki perubahan pola arah

    perlapisan yang cukup signifikan. Indikasi yang menunjukkan adanya pola

    struktur yang agak rumit dilihat dari pola indikasi struktur berupa drag fault yang

    teramati di sungai. Salah satu indikasi adanya struktur geologi dicirikan oleh drag

    fault pada batuan tufa (Gambar 4.4)

    Pada sisi lain pemunculan batuan asing di sebelah barat lokasi merupakan

    daerah kontak struktur antara batuan tufa kerbonatan (putih) dengan batuan tufa

    manganis sekaligus menujukkan batas sebaran batuan mengandung mangan di

    sebelah barat laut. Gambaran umum kondisi geologi lokal dapat dilihat pada peta

    geologi (Gambar. 4.1)

    Gambar 4.4. Foto Kenampakkan Adanya Struktur (drag fault)

  • 4.5 Jebakan Bijih Mangan

    4.5.1. Umum

    Mangan (Mn) termasuk unsur logam terbanyak ke-12 dalam kerak bumi.

    Namun demikian jarang sekali ditemukan dalam konsentrasi yang cukup tinggi

    untuk membentuk endapan bijih mangan. Unsur Mn diketahui dapat membentuk

    lebih dari 300 mineral, di antaranya hanya sekitar lusinan yang merupakan

    tambang berarti. Logam Mn tidak terdapat dalam keadaan bebas kecuali di

    meteor, akan tetapi keberadaannya tersebar luas di seluruh dunia dalam bentuk

    bijih. Bijih umumnya hadir sebagai mineral kelompok oksida, silikat, dan

    karbonat, namun hanya beberapa mineral saja yang mempunyai arti ekonomi

    antara lain Pirolusit, Manganit, Psilomelan, Hausmanit, Rhodokrosit dan

    Rhodonit. Bijih mangan utama adalah pirolusit yang mempunyai komposisi

    oksida dan terbentuk dalam cebakan tipe sedimenter dan residu. Sedangkan

    mangan berkomposisi oksida lainnya namun bukan sebagai mineral utama dalam

    cebakan bijih antara lain bauksit, manganit, hausmanit, dan lithiofori. Sedangkan

    yang berkomposisi karbonat dan silika masing-masing adalah rhodokrosit dan

    rhodonit.

    Logam mangan penggunaannya dapat dikelompokkan menjadi 3 (tiga)

    bagian yaitu industri metalurgi, kimia, dan industri baterai.

  • Kwalitas bijih mangan dan jenis produksi paduan Mn yang lazin digunakan

    dalam kegiatan perdagangan dunia tidak banyak variasinya. Data yang bersumber

    dari International Manganese Institute memperlihatkan produksi bijih mangan

    dunia terdapat dalam terdapat dalam tiga tingkatan kwalitas sebagai berikut :

    Kadar Tinggi (>44%Mn), Kadar Menengah (30-44%Mn), Kadar

    Rendah(

  • kecil di bawah 1 mm, tersebar secara merata dalam batuan tufa berbutir halus

    sedang. Manifestasi yang kuat dengan keberadaan mangan jenis ini terlihat dari

    warna batuan tufa yang relative berwarna pink. Endapan mangan di daerah ini

    dijumpai dalam bentuk nodul terdapat baik pada batuan tufa karbonatan berwarna

    pink (Gambar 4.5) dan pada endapan teras alluvium (Gambar 4.6). Melihat dari

    sifat fisiknya diperkirakan mangan yang dijumpai pada endapan teras adalah

    berasal dari hasl rombakan dari endapan tufa di bawahnya yang berwarna pink.

    Secara geologi daerah Talaud disusun oleh empat satuan batuan : satuan

    batuan bancuh, satuan batuan tufa manganis, satuan batuan karbonatan dan

    endapan alluvium. Hasil pengamatan di lapangan diketahui bahwa satuan batuan

    yang diduga mengandung mangan adalah satuan batuan berwarna pink, satuan ini

    secara geologi bersifat tidak selaras dengan satuan di atasnya. Mangan pada

    satuan ini dijumpai dalam bentuk nodul dengan ukuran bervariasi dari beberapa

    milimeter hingga mencapai 10 sentimeter.

    Gambar 4.5. Foto singkapan Nodul Mangan dan Tufa

  • Dari hasil penelusuran di lapangan diketahui bahwa kandungan mangan ke

    arah hilir semakin berkurang sedangkan ke arah atas semakin bertambah. Hal ini

    diketahui dari kerapatan adanya nodul mangan baik yang terdapat pada batuan

    tufa pink maupun pada endapan alluvium.

    Dari beberapa sumur uji yang telah dibuat ternyata prosentase terdapatnya

    nodul mangan tidak merata. Dari sebagian yang mengandung nodul mangan maka

    diperkirakan luas sebaran mempunyai dimensi 400.000 m2, dengan ketebalan

    lapisan yang mengandung mangan rata-rata 10 m. Dengan berat jenis 4 ton/m3 dan

    prosentase rata-rata keterdapatan nodul mangan adalah 20%, maka sumber daya

    tereka endapan nodul mangan primer (dalam batuan tufa) adalah 400.000 x 10 x 4

    x 20% = 3.200.000 (ton). Berdasarkan perhitungan di atas maka diperoleh :

    Volume tanah penutup : Lapisan tanah penutup memiliki ketebalan antara

    5-20m. Jika ketebalan rata-rata adalah 20 meter, maka volume lapisan tanah

    penutup adalah 2.000.000 m3 (insitu).

    Volume Bahan galian batu mangan : berdasarkan hasil pengamatan

    geologi, pada areal seluas 80 Ha, diketahui rata-rata ketebelan batu mangan

    10 meter. Sehingga jumlah cadangan tereka sebanyak 420.000 ton.

  • Gambar 4.6. Foto singkapan nodul mangan dalam endapan aluvium

  • V. PENUTUP

    5.1 Kesimpulan

    Daerah Talaud adalah satu daerah yang memiliki potensi sumber daya

    mineral, baik mineral logam yang terdiri dari besi dan mangan, maupun mineral

    non logam yang terdiri dari lempung bentonitan, batu gamping, kalsit, sirtu,

    gypsum dan barit.

    Endapan mangan di daerah Dapihe terdapat dalam batuan tufa karbonatan

    endapan alluvium dalam bentuk nodul berwarna pink. Hasil analisa adalah

    Mn total = 54,13%.

    Hasil pengamatan lapangan menunjukkan bahwa kearah hilir sungai

    prosentase keterdepan berkurang sedangkan ke arah hulu jumlah nodul

    mangan semakin banyak.

    Hasil analisa X-Ray terhadap batuan tufa yang mengandung mangan

    diketahui terdiri atas unsur monmorilonit, halloysite, calcite dan alpha

    quartz.

    Secara kualitatit nodul mangan sekunder tersebut memiliki kadar tinggi

    ((Mn tot : 54,13%) yang cocok untuk industri metalurgi. Namun demikian

    potensi sumber daya tereka sangat banyak jumlahnya yaitu sebanyak

    3.200.000 ton bahkan ada jumlah cadangan tereka sebanyak 420.000 ton

  • sehingga sangat ekonomis untuk diusahakan penambangannya dengan

    skala menengah. Sedangkan untuk penambangan skala rakyat dengan cara

    sederhana perlu diberikan beberapa penyuluhan.

    5.2 Saran

    Penyuluhan kepada masyarakat untuk penambangan mangan di daerah

    Sungai Dapihe dengan cara sederhana.

    Pemerintah Kabupaten Kepulauan Talaud melalui Dinas Kehutanan

    Pertambangan dan Energi harus mencari sumber potensi mangan di daerah

    lain, sehingga melalui sumber daya mineral tersebut dapat menambah

    pendapatan asli daerah (PAD) di Kabupaten Kepulauan Talaud.

  • DAFTAR PUSTAKA

    1. Bambang Pardiarto, Bambang S., Dwi Nugroho S., 2005, Tinjauan Endapan

    Bijih Mangan di Indonesia : Permasalahan dan Peluang Pengembangan,

    Mineral dan Energi, vol 3, no. 2 Juni 2005, Balitban Mineral dan Energi.

    2. Bemmelen. R.W.Van, 1949, The Geologi Of Indonesia, Vol II Economic

    Geology; The Haque, Netherland.

    3. H.M.D. Rosadi, S. Tjokrosapoetro, S. Gafoer, K. Suwitodirdjo, 1979, Peta

    Geologi Sulawesu Utara, Skala 1 : 250.000.

    4. Katili. J.A; 1980, Geotektonics Of Indonesia, a modern view; Departemen

    Of Geology, Bandung Institute Of Technology, Bandung.

    5. Tushadi Madiadipoera, 1982, Bahan Galian Industri Indonesia, Direktorat

    Sumber Daya Mineral, Bandung.