10
Klasifikasi kehilangan gigi yang Di populerkan oleh DR.EDWARD KENNEDY (1925) merupakan Klasifikasi yang : paling banyak digunakan karena mudah dan sederhana Untuk pengetrapan Klasifikasi KENNEDY dikenal “ APPLEGATE RULES “ yaitu : 1 Klasifikasi baru dapat ditentukan setelah gigi-gigi yg harus dicabut telah selesai dikerjakan. 2 Apabila M3 hilang & tidak dibuatkan GT,maka tidak dipertimbangkan dalam klasifikasi. 3 Apabila M3 ada & dipakai sebagai gigi abutment, maka diikutkan dalam klasifikasi 4 Apabila M2 hilang & tidak diganti, maka tidak diikutkan dalam klasifikasi 5 Daerah kehilangan gigi paling posterior selalu menentukan klasifikasi 6 Daerah edentulous lainnya yg lebih dari ketentuan, disebut sebagai Modifikasi dari klas yg bersangkutan. 7 Luas dari modifikasi tidak dipertimbangkan hanya jumlah dari penambahan edentulous area 8 Klas IV Kennedy tidak ada modifikasi Berikut Klasifikasi Kennedy tersebut : Klas I kennedy Daerah tak bergigi terletak di bagian posterior dari gigi yang masih ada dan berada pada kedua sisi rahang (bilateral)

Klasifikasi Kehilangan Gigi Yang Di Populerkan Oleh DR

Embed Size (px)

DESCRIPTION

gctctbcfdxrxdesweaetd7fg8hujhi,jo,jugt6rswasxr6fy8ghuhgctctbcfdxrxdesweaetd7fg8hujhi,jo,jugt6rswasxr6fy8ghuhgctctbcfdxrxdesweaetd7fg8hujhi,jo,jugt6rswasxr6fy8ghuhgctctbcfdxrxdesweaetd7fg8hujhi,jo,jugt6rswasxr6fy8ghuhgctctbcfdxrxdesweaetd7fg8hujhi,jo,jugt6rswasxr6fy8ghuhv

Citation preview

Klasifikasi kehilangan gigi yang Di populerkan oleh DR.EDWARD KENNEDY (1925) merupakan Klasifikasi yang :paling banyak digunakan karena mudah dan sederhanaUntuk pengetrapan Klasifikasi KENNEDYdikenal APPLEGATE RULES yaitu :1 Klasifikasi baru dapat ditentukan setelah gigi-gigi yg harus dicabut telah selesai dikerjakan.2 Apabila M3 hilang & tidak dibuatkan GT,maka tidak dipertimbangkan dalam klasifikasi.3 Apabila M3 ada & dipakai sebagai gigi abutment, maka diikutkan dalam klasifikasi4 Apabila M2 hilang & tidak diganti, maka tidak diikutkan dalam klasifikasi5 Daerah kehilangan gigi paling posterior selalu menentukan klasifikasi6 Daerah edentulous lainnya yg lebih dari ketentuan, disebut sebagai Modifikasi dari klas yg bersangkutan.7 Luas dari modifikasi tidak dipertimbangkan hanya jumlah dari penambahan edentulous area8 Klas IV Kennedy tidak ada modifikasiBerikut Klasifikasi Kennedy tersebut :Klas I kennedyDaerah tak bergigi terletak di bagian posterior dari gigi yang masih ada dan berada pada kedua sisi rahang (bilateral)

Klas II kennedy : Daerah tak bergigi terletak di bagian posterior dari gigi yang masih ada< tetapi berada hanya pada salah satu sisi rahang saja (unilateral)

Klas III kennedy :Daerah yang tak bergigi terletk di antara gigi -gigi yang masih ada di bagian posterior maupun anteriornya dan unilateral

Klas IV kennedy :Daerah tak bergigi terletak pada bagian anterior dan gigi yang masih ada dan melewati garis median tengah

Klasifikasi applegated kennedy adalah suatu pengembangan dari klasifikasi kennedy yang telah di pakai selama bertahun-tahun oleh para tenaga kesehatan kususnya dokter gigi. Mengapa klasifikasi kennedy dirubah? Karena Applegate mengganggap perlu mengadakan perubahan-perubahan tertentu demi perbaikan. Hal ini dimaksudkan semata-mata untuk lebih mendekatkan prosedur klinis dengan pembuatan desain dengan klasifikasi yang dipakai.

Sebenarnya keadaan tidak bergigi yang serupa, mungkin saja membutuhkan perawatan prostodontik yang berbeda, karena hal ini tergantung pula dari kondisi jaringan yang belum tentu sama. Karena itu, sangat masuk akal, bila dalam penerapan klasifikasi dipertimbangkan hal-hal lain yang lebih hakiki daripada sekedar melihat ruang kosong yang ditinggalkan gigi.Sejauh ini, pertimbangan-pertimbangan yang diberikan kepada keadaan-keadaan gigi dan jaringan pendukungnya tidak memadai, karena penekanan lebih banyak diberikan kepada ruang-ruang kosong yang sudah ditinggalkan gigi. Atas dasar pemikiran inilah, Applegate kemudian memperbaiki Klasifikasi Kennedy yang kemudian dikenal sebagai Klasifikasi Applegate-Kennedy. Applegate membagi rahang yang sudah kehilangan sebagian giginya menjadi 6 kelas dengan rincian sebagai berikut

Kelas I

Daerah yang tidak bergigi sama dengan klasifikasi Kennedy. Keadaan ini sering dijumpai pada rahang bawah dan biasanya telah beberapa tahun kehilangan gigi. Secara klinis dijumpai :

9 Derajat resorpsi residual ridge bervariasi.

10 Tenggang waktu pasien tidak bergigi akan mempengaruhi stabilitas gigi tiruan

11 yang akan dipasang.

12 Jarak antar lengkung rahang bagian posterior biasanya sudah mengecil.

13 Gigi asli yang masih tinggal sudah migrasi ke dalam berbagai posisi.

14 Gigi antagonis sudah ekstrusi dalam berbagai derajat.

15 Jumlah gigi yang masih tertinggal bagian anterior umumnya sekitar 6-10 gigi saja.

Ada kemungkinan dijumpai kelainan Sendi Temporo Mandibula.

Indikasi Pelayanan Prostodontik Kelas I : Gigi tiruan sebagian lepasan dengan desain bilateral dan perluasan basis distal.

Kelas II

Daerah tidak bergigi sama dengan kelas II Kennedy. Kelas ini sering tidak diperhatikan pasien. Secara klinis dijumpai keadaan :

16 Resorbsi tulang alveolar terlibat lebih banyak.

17 Gigi antagonis relatif lebih ekstrusi dan tidak teratur.

18 Ekstrusi menyebabkan rumitnya pembuatan restorasi pada gigi antagonis ini.

19 Pada kasus ekstrim, karena tertundanya pembuatan gigi tiruan (protesa) untuk Jangka waktu lama, kadang-kadang perlu pencabutan satu atau lebih gigi antagonis. Karena pengunyahan satu sisi, sering dijumpai kelainan Sendi Temporo Mandibula.

ndikasi Pelayanan Prostodontik Kelas II : Gigi tiruan sebagian lepasan disain bilateral perluasan basis distal.

Kelas III

Keadaan tidak bergigi paradental dengan kedua gigi tetangga, tidak lagi mampu memberi dukungan kepada gigi tiruan (protesa) secara keseluruhan. Secara klinis dijumpai keadaan :

20 Daerah tidak bergigi sudah panjang.

21 Bentuk dan panjang akar gigi kurang memadai.

22 Tulang pendukung mengalami resorpsi servikal dan atau disertai goyangnya gigi

23 secara berlebihan.

24 Beban oklusal berlebihan.

Indikasi Pelayanan Prostodontik Kelas III : Gigi tiruan sebagian lepasan dukungan gigi dengan desain bilateral.

Kelas IV

Daerah tidak bergigi sama dengan klas IV Kennedy. Pada umumnya untuk klas ini dapat dibuat gigi tiruan sebagian lepasan, bila :

25 Tulang alveolar sudah banyak hilang, seperti pada kasus akibat trauma.

26 Gigi harus disusun dengan overjet besar, sehingga dibutuhkan banyak gigi

27 pendukung.

28 Dibutuhkan distribusi merata melalui lebih banyak gigi penahan, pada pasien

29 dengan daya kunyah besar.

30 Diperlukan dukungan dan retensi tambahan dari gigi penahan.

31 Mulut pasien depresif, sehingga perlu penebalan sayap untuk memenuhi faktor

32 estetik.

Indikasi pelayanan Prostodontik Kelas IV :

33

Geligi tiruan cekat, bila gigi gigi tetangga masih kuat.

Geligi tiruan sebagian lepasan dengan desain bilateral dan dukungan gigi atau

aringan atau kombinasi.

34

Pada kasus meragukan, sebaiknya dibuat Gigi Tiruan Sebagian Lepasan.

Kelas V

Daerah tak bergigi paradental, dimana gigi asli anterior tidak dapat dipakai sebagai gigi penahan atau tak mampu menahan daya kunyah. Kasus seperti ini banyak dijumpai pada rahang atas, karena gigi caninus yang dicabut karena malposisi atau terjadinya kecelakaan.

Gigi bagian anterior kurang disukai sebagai gigi penahan, biasanya karena salah satu alasan berikut ini :

35 Daerah tak bergigi sangat panjang.

36 Daya kunyah pasien berlebihan.

37 Bentuk atau panjang akar gigi penahan kurang memadai.

38 Tulang pendukung lemah.

Penguatan dengan splin tidak diharapkan, dan sekalipun dilakukan tetap tidak memberikan dukungan yang memadai, tetapi tetap dirasakan perlunya mempertahankan geligi yang masih tinggal ini.

Indikasi Pelayanan Prostodontik Kelas V : Geligi tiruan sebagian lepasan dengan desain bilateral dan prinsip basis berujung bebas tetapi di bagian anterior.

Kelas VI

Daerah tak bergigi paradental dengan ke dua gigi tetangga gigi asli dapat dipakai sebagai gigi penahan. Kasus seperti ini sering kali merupakan daerah tak bergigi yang terjadi pertama kalinya dalam mulut. Biasanya dijumpai keadaan klinis :

39 Daerah tak bergigi yang pendek.

40 Bentuk atau panjang akar gigi tetangga memadai sebagai pendukung penuh.

41 Sisa prosesus alveolaris memadai.

42 Daya kunyah pasien tidak besar.

Indikasi Pelayanan Prostodontik Kelas VI :

43

Geligi tiruan cekat.

Geligi tiruan sebagian lepasan dukungan gigi dan desain unilateral (protesa sadel).

Dalam Pemilihan geligi tiruan lepasan dalam hal ini didasarkan pada :

44

Usia pasien masih muda.

Mencegah ekstrusi gigi antagonis.

Pulpa gigi masih lebar.

Kesehatan pasien tidak memungkinkan dilakukannya preparasi segera.

Kendala waktu untuk pembuatan gigi tiruan cekat.

Pasien menolak pembuatan geligi tiruan cekat45

Keadaan sosial ekonomi pasien tak menunjang.

Selain ke enam kelas tersebut di atas, Klasifikasi Aplegate-Kennedy mengenal juga modifikasi untuk daerah tak bergigi tambahan :

46

Bila tambahan ini terletak di anterior, maka disebut kelas. modifikasi A.

Pada penambahan yang terletak di posterior, sebutan menjadi kelas modifikasi P.

Untuk penambahan ruangan yang lebih dari satu, dimuka huruf petunjuk modifikasi diberi tambahan angka Arab sesuai jumlahnya.

Contoh : Kelas II Modifikasi 2A (atau 1P atau 2A & 3P dan seterusnya).

Klasifikasi GTSL menurut MC.Cracken:

Berdasarkan penyangga:

1. The all-tooth supported denture removable bridge

Seluruhnya tooth supported beban yang diterima diteruskan oleh occlusal rest pada gigi penyangga di kedua sisi.

Sadel pada kedua sisi dibatasi gigi penyangga, sehingga tidak terjadi gerakan rotasi (ungkitan)

Disain gigi tiruan dapat unilateral atau bilateral

2. The tooth tissue supported denture.

Sebagian ridge atau tissue supported dan sebagian tooth supported.

Gigi penyangga hanya pada stu sisi sadel, sehingga memungkinkan gerakan rotasi atau ungkitan pada waktu gigi tiruan berfungsi, diperlukan indirect retainer.