Upload
hanifsudarmono
View
66
Download
13
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Kominusi merupakan proses mereduksi ukuran butir agar menjadi lebih kecil dan dapat digunakan dalam proses selanjutnya. Kominusi adalah salah satu tahapan dari preparasi. Dalam pengertian lain kominusi juga diartikan sebagai proses reduksi ukuran bijih mineral menjadi ukuran yang lebih kecil. Kegiatan Kominusi dilakukan dalam dua tahapan yaitu crushing dan grinding. Alat yang digunakan berupa Crusher Dan Juga Grinding Mill. Tujuan dari pemecahan dan penggilingan adalah untuk menghasilkan partikel-partikel yang lebih kecil. Partikel-partikel yang lebih kecil diperlukan baik oleh karena permukaannya yang besar atau oleh karena bentuk ukuran dan jumlahnya. Salah satu ukuran effisiensi operasi didasarkan atas energi yang diperlukan untuk membuat permukaan tambahan, luas permukaan satu-satuan massa partikel meningkat sangat besar dengan diperkecilnya ukuran partikel.Berbeda dengan pemecah dan penggiling ideal, dalam keadaan sebenarnya unit itu tidak menghasilkan produk yang seragam, baik kalau umpannya seragam maupun tidak. Hasil dari unit nyata selalu terdiri dari campuran partikel yang ukurannya berkisar dari maksimum tertentu sampai minimum yang submikroskopik. Beberapa mesin yang termasuk golongan penggiling, dirancang untuk mengendalikan ukuran partikel terbesar yang boleh terdapat didalam hasil, sedang partikel yang ukuran terkecil, tidak dikendalikan. Pada beberapa jenis penggiling jumlah halusan diusahakan minimum, namun tidak bisa di eliminasi jika umpannya homogen, baik dalam hal bentuknya maupun dalam struktur kimia dan fisik. Untuk setiap satuan pada hasil mungkin sama, tetapi biasanya butir-butir dalam hasil itu sangat beragam dalam jumlah dan besarnya.
Citation preview
KOMINUSI
Kominusi merupakan proses mereduksi ukuran butir agar menjadi lebih kecil dan dapat
digunakan dalam proses selanjutnya. Kominusi adalah salah satu tahapan dari preparasi.
Dalam pengertian lain kominusi juga diartikan sebagai proses reduksi ukuran bijih mineral
menjadi ukuran yang lebih kecil. Kegiatan Kominusi dilakukan dalam dua tahapan yaitu
crushing dan grinding. Alat yang digunakan berupa Crusher Dan Juga Grinding Mill.
1. Kriteria Kominusi
Kominusi adalah istilah umum yang sering digunakan untuk operasi penghancuran,
contohnya adalah mesin pemecah (crusher) atau mesin penggiling (grinder). Adapun syarat
dari pemecah atau penggiling yang ideal yaitu :
a. Memiliki kapasitas besar
b. Memerlukan masukan daya kecil persatuan hasil
c. Menghasilkan hasil dengan satu ukuran tertentu atau dengan distribusi ukuran tertentu
sesuai yang dikehendaki.
2. Karakteristik Hasil-hasil Kominusi
Tujuan dari pemecahan dan penggilingan adalah untuk menghasilkan partikel-
partikel yang lebih kecil. Partikel-partikel yang lebih kecil diperlukan baik oleh karena
permukaannya yang besar atau oleh karena bentuk ukuran dan jumlahnya. Salah satu
ukuran effisiensi operasi didasarkan atas energi yang diperlukan untuk membuat
permukaan tambahan, luas permukaan satu-satuan massa partikel meningkat sangat besar
dengan diperkecilnya ukuran partikel.
Berbeda dengan pemecah dan penggiling ideal, dalam keadaan sebenarnya unit itu
tidak menghasilkan produk yang seragam, baik kalau umpannya seragam maupun tidak.
Hasil dari unit nyata selalu terdiri dari campuran partikel yang ukurannya berkisar dari
maksimum tertentu sampai minimum yang submikroskopik. Beberapa mesin yang
termasuk golongan penggiling, dirancang untuk mengendalikan ukuran partikel terbesar
yang boleh terdapat didalam hasil, sedang partikel yang ukuran terkecil, tidak
dikendalikan. Pada beberapa jenis penggiling jumlah halusan diusahakan minimum, namun
tidak bisa di eliminasi jika umpannya homogen, baik dalam hal bentuknya maupun dalam
struktur kimia dan fisik. Untuk setiap satuan pada hasil mungkin sama, tetapi biasanya
butir-butir dalam hasil itu sangat beragam dalam jumlah dan besarnya.
3. Efisiensi Pemecahan
Ratio energi permukaan yang baru terbentuk terhadap energi yang diserap oleh zat
padat disebut efisiensi pemecahan. Energi permukaan yang terbentuk pada waktu
pemecahan adalah kecil saja dibandingkan dengan total energi mekanik yang tersimpan
dalam bahan pada waktu rengkahnya dan kebanyakan dari energi mekanik itu diubah
menjadi kalor.
4. Analisis Ayakan
Analisis ayakan bertujuan dalam proses pemisahan ukuran. Analisis ayakan pada
material terdapat dua tempat pengamatan yaitu yang terdapat atau tertahan diatas ayakan
(screen) dan material yang lolos dari ayakan. Ayakan atau screen standar yang digunakan
untuk mengukur besarnya partikel dalam jangkauan ukuran antara 3 sampai 0,0015 inci.
Ayakan biasanya terbuat dari anyaman kawat sedang rapat ayaman (mesh) dan ukuran
kawatnya dibakukan dengan teliti. Bukaan ayak itu terbentuk bujur sangkar setiap ayakan
didefinisikan menurut rapat ayak perinci.
5. Proses Pencampuran
Pencampuran adalah operasi yang sangat penting bahkan dapat dikatakan
fundamental, hampir dalam setiap proses kimia. Pencampuran zat padat (mixing) dalam
beberapa hal sangat serupa dengan pencampuran zat cair yang berviskositas rendah. Dalam
kedua proses itu terjadi saling campur antara kedua komponen terpisah atau lebih, sehingga
membentuk hasil yang agak seragam.
Namun perbedaan penting antara kedua proses-proses itu. Pencampuran zat cair
bergantung pada pembentukan arus aliran yang membawa bahan yang belum bercampur
kedalam zona pencampuran disekitar impeler. Pada zat padat partikulat, arus demikian
tidak bisa terjadi.
Kominusi ada 2 (dua) macam, yaitu :
1. Peremukan / pemecahan (crushing)
2. Penggerusan / penghalusan (grinding)
Disamping itu kominusi, baik peremukan maupun penggerusan, bisa terdiri dari beberapa
tahap, yaitu :
- Tahap pertama / primer (primary stage)
- Tahap kedua / sekunder (secondary stage)
- Tahap ketiga / tersier (tertiary stage)
- Kadang-kadang ada tahap keempat / kwarter (quaternary stage)
1. Primary Crusher
Priymari crushing merupakan Merupakan peremukan tahap pertama, alat peremuk yang
biasanya digunakan pada tahap ini adalah Jaw Crusher. Umpan yang digunakan biasanya
berasal dari hasil penambangan dengan ukuran berkisar 1500 mm, dengan ukuran setting
antara 30 mm sampai 100 mm. Ukuran terbesar dari produk peremukan tahap pertama
biasanya kurang dari 200 mm.
1.1 Jaw Crusher
Jaw crusher digunakan untuk menghancurkan berbagai material, terutama batuan jenis
pertambangan seperti batu granit, kokas, batu bara, bijih mangan, bijih besi, ampelas,
melebur aluminium, oksida, kalsium karbida menyatu, batu kapur, kuarsit, paduan, dll.
Kompresi terbesar perlawanan dari material yang akan hancur adalah 320MPa. Jaw
Crusher banyak digunakan di pertambangan, metall-urgical industri, bahan bangunan, jalan
raya, kereta api dan industri kimia.
JAW CRUSHER
Berikut ini adalah bagian-bagian dari alat Jaw Crusher beserta keterangan dan
penjelasannya: 1. Fixed Jaw Plate adalah bagian yang tidak bergerak berfungsi untuk
menahan pada saat bagian yang lain bergerak menekan batuan. 2. Guard Sheet adalah
dinding yang bergerak dan bersifat kasar yang digunakan untuk menumbuk dan
menghancurkan bahan. 3. Kinetic jaw plate adalah bagian yang bergerak dan fungsinya
untuk memberikan tekanan pada batuan. 4. Active jaw adalah bagian yang membuat kinetic
jaw dapat bergerak. 5. Toggle Plate adalah seperti baut pecah, digunakan mengerakkan alat
penghancur. 6. Adjust Seat adalah bagian yang digunakan untuk mengatur naik turunnya
dinding penghancur. 7. Adjustable wedge adalah bagian penyesuai gerakan pada saat alat
bekerja. 8. Spring adalah digunakan untuk menggerakkan toggle plate. 9. Fly wheel adalah
roda yang berputar pada saat bekerja. 10. Frame adalah bagian pelindung luar atau penutup.
11. Eccentric shaft adalah poros yang berputar dan menyebabkan alat bergerak. 12. Bearing
adalah bagian yang berfungsi sebagai bantalan bagi eccentric shaft. 13. Belt pulley wheel
adalah sabuk yang menggerakkan roda dan di hubungkan ke motor penggerak.
Cara kerja jaw crusher secara umum; bahan galian di masukkan melalui rahang kemudian
bahan galian tersebut akan di tekan oleh dinding-dinding Fixed Jaw Plate dan Kinetic jaw
plate. Kemudian kinetic jaw plate akan bergerak yang digerakkan oleh fly wheel.
Kemudian dinding-dinding tersebut bergerak maju mundur dengan di atur oleh Toggle
Plate sehingga bahan galian akan tertumbuk oleh dinding-dinding tersebut sehinnga bahan
galian akan pecah dan berubah ukuran menjadi lebih kecil dari sebelumnya.
Secondary Crusher
Secondary Crusher merupakan peremukan tahap kedua, alat peremuk yang digunakan
adalah gyratory crusher dan cone crusher. Umpan yang digunakan berkisar 150 mm,
dengan ukuran antara 12,5 mm sampai 25,4 mm. Produk terbesar yang dihasilkan adalah
75 m.
2.1. Gyratory crusher
Gyratory crusher diperlihatkan (pada gambar 1.2) dibuat lebih lebar dan luas dalam bidang
dari bijih lebar yang keras dan aplikasi penghancur mineral. Pada dasarnya seperti pada
adukan semen dan palu penghancur. Kepala penghancur dapat dipindahkan seperti bentuk
kerucut yang dipotong ujungnya dan didalam sebuah selubung kerucut yang dipotong
ujungnya. Kepala penghancur berputar secara eksentris dan bahan penghancur yang terjerat
diantara campuran kerucut yang keluar dan bagian dalam kerucut yang berputar. Mesin ini
memiliki rahang bundar (circular jaw).Sebuah crushing head yang berbentuk kerucut
berputar di dalam sebuah funnel shaped casing yang membuka ke atas.Crushing head
tersebut berfungsi memcahkan umpan yang masuk.Alat ini mempunyai kapasitas yang
lebih besar dibandingkan dengan jaw crusher.Gerakan alat ini adalah kontinyu karena
crushing head dari alat ini bergerak dan bergoyang.Alat ini tidak sesuai dengan material
yang lengket seperti lempung karena kurang menguntungkan disebabkan biaya lebih besar
dibandingkan dengan jaw.
2.2 Cone Crusher
CONE CRUSHER
Cone Crusher cocok untuk menghancurkan berbagai macam bijih dan batu dengan
kekerasan menengah. Hal ini merupakan keunggulan yang dapat diandalkan konstruksi,
produktivitas yang tinggi, penyesuaian yang mudah dan kurang biaya operasi. Proses
pemecahan bahan olahan (Feed) dari pemecah rahang ini berlangsung continue dengan cara
gesekan & potongan. Akan tetapi pada pemecah kerucut ini cara memecahnya tidak berkala
seperti pemecah rahang, melainkan terus-menerus.Pada waktu pemecah kerucut ini bekerja,
ujung sumbu atas kerucut berfungsi sebagai engsel, sedangkan ujung bagian bawah
berkeliling hingga gerakan kerucut berayun mengelilingi bagian bawah dalam selubung
yang tetap. Akibat ayunan kerucut ini jarak antara kerucut dengan selubung berubah-ubah.
Pada waktu ruang itu sedang mengecil terjadi pemecahab dan pada waktu ruang membesar
bahan olhan yang sudah di giling akan turun. Pekerjaan ini berlangsung sepanjang keliling
kerucut dan terus-menerus.
Prinsip dan Mekanisme Cone Crusher
Mesin Cone Crusher terdiri dari bingkai, perangkat transmisi, hollow eccentric shaft,
bearing berbentuk mangkuk, penghancur berbentuk kerucut, springs dan tempat pengaturan
tekanan hidrolik untuk mengatur discharging opening.
Selama masa pengoperasian, motor menjalankan eccentric shaft shell untuk berbalik
melalui poros horisontal dan sepasang bevel gear. Poros dari crushing cone berayunan
dengan kekuatan eccentric shaft shell sehingga permukaan dari dinding penghancur
berdekatan dengan dinding roll mortar dari waktu ke waktu. Dalam hal ini, bijih besi dan
batu akan tertekan dan kemudian hancur.
Pemanfaatan agregat dalam proyek konstruksi sangatlah luas. Salah satu pemanfaatan
agregat adalah sebagai bahan dasar pembuat beton dan campuran aspal. Selain itu juga
digunakan sebagai bahan pembuat jalan. Guna mendapatkan kerikil atau batuan pecah yang
sesuai dengan ukuran yang diharapkan maka diperlukan suatu alat untuk memotong
material. Alat pemecah batuan yang digunakan adalah crusher
Cone Crusher digunakan dalam industri metalurgi, konstruksi, pembangunan jalan, kimia
dan industri fosfat. Cone crusher tepat untuk batu dan bijih keras dan setengah keras,
seperti bijih besi, bijih tembaga, batu kapur, kuarsa, granite, gritstone, dan sebagainya. Tipe
dari lubang crushing disesuaikan dengan bijih. Standard type digunakan untuk PYZ
(penghancuran sekunder); middle type untuk PYD (penghancuran tersier); short-head type
untuk penghancuran pertama dan kedua.
3. Tertiary Crusher
Fine crushing merupakan peremukan tahap lanjut dari secondary crushing, alat yang
digunakan adalah ball mill, rod mill, dan hammer mill . Umpan yang biasanya digunakan
kurang dari 25,4 mm.untuk memperkecil material hasil penambangan yang umumnya
masih berukuran bongkah digunakan alat peremuk. Material hasil dari peremukan
kemudian dilakukan pengayakan atau screening yang akan menghasilkan dua macam
produk yaitu produk yang lolos ayakan yang disebut undersize yang merupakan produk
yang akan diolah lebih lanjut atau sebagai produk akhir, dan material yang tidak lolos
ayakan yang disebut oversize yang merupakan produk yang harus dilakukan peremukan
lagi.
3.1.Ball mill
BALL MILL
Mill ini merupakan sebuah silinder horizontal dengan diameter sama dengan
panjangnya,yang dilapisi dengan suatu plat.Alat ini memiliki suatu silinder yang terisi
dengan bola baja.cara kerjanya yaitu dengan diputar,sehingga material yang dimasukkan
hancur oleh bola-bola baja.Biasanya diameter ball mill sama dengan panjang ball mill.
Prinsip Kerja Ball Mill
Mesin Ball Mill ini memilikit tipe horisontal,berbentuk tabung, dan dua tempat
penyimpanan. Bagianluar mesin berjalan sepanjang roda gigi.Material masuk secara spriral
dan merata dalam tempatpenyimpanan pertama. Dalam tempat penampungan ini ada ladder
scaleboard atau ripplescaleboard, dan steelball dengan berbagai macam spesifikasi yang
dipasang pada scaleboard.Seiring dengan perputaran tubuh barel yang kemudian
menghasilkan gaya sentrifugal, steel ball akanterbawa pada ketinggian tertentu dan jatuh
untuk membuat material tergiling. Setelah prosespenggilingan dalam tempat penyimpanan
pertama, material akan masuk dalam tempatpenampungan kedua untuk kembali digiling
dengan steel ball dan scaleboard. Akhirnya, bubuk akandibawa ke papan penampungan
produk akhir dan proses kerja sepenuhnya lengkap.
3.2.Rod mill
Media grinding ini alat ini berupa batang-batang besi/baja yang panjangnyya sama
dengan panjang mill.Cara kerjanya dengan diputar.sehingga batang baja terangkat lalu
jatuh dan menjatuhi material yang ada dalam rod mill sehingga hancur. Rod mills mampu
mereduksi feed dengan ukuran 50 mm menjadi produk dengan ukuran 300 μm. Rasio
reduksi biasanya antara 15: Mill dengan panjang 6,4 m, diameternya tidak boleh lebih dari
4,57 m. Rod mills dengan diameter lebih dari 4,57 m dengan panjang 6,4 m dapat
digunakan dengan motor 1640 kW. Daya yang dibutuhkan untuk kapasitas tertentu dapat
diperkirakan dengan persamaan Bond: 1 s.d. 20:1. Ciri khusus dari rod mill adalah panjang
cylindrical shell-nya antara 1,5 dan 2,5 kali
ROD MILL
3.3. Hammer Mill
Hammer mill dipakai dalam proses grinding untuk memperkecil produk dari secondary crushing dengan ukuran umpan yang diperbolehkan adalah kurang dari satu inch. Alat ini merupakan satu-satunya alat yang berbeda cara penghancurannya dibandingkan alat grinding lainnya. Pada hammer mill proses penghancuran menggunakan shearing stress, sedangkan pada secondary crushing lainnya menggunakan compressive stress.
Bagian – bagian alat dari hammer mill :
1. Hopper, sebagai bak penampung material yang akan direduksi.
2. Revolving disk, sebagai tempat duduknya palu (hammer) yang dihubungkan dengan
mesin penggerak dengan perantara sabuk.
3. Palu (hammer), sebagai pemecah umpan (feed) yang masuk.
4. Riffle (penyekat), sebagai pengatur banyaknya umpan yang masuk.
5. Screen, sebagai penyaring untuk memisahkan material yang berbentuk ½ lingkaran dan
terletak pada bagian bawah hammer mill.
6. Discharge, sebagai tempat keluarnya poduksi hasil reduksi.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Peremukan Dengan Hummer Mill
1. Ketahanan Batuan, Ketahanan batuan dipengaruhi kerepasan (friability) dan kerapuhan
(brittleness) dari kandungan mineralnya. struktur mineral yang sangat halus biasanya lebih
tahan daripada batuan yang berstrukturkasar.
2. Ukuran material umpan, Apabila ukuran feed terlalu besar maka material akan sulit
dipecahkan oleh palu, sehingga menimbulkan kesukaran pada palu dan revolving disk, palu
akan berhenti memukul jika hal ini terjadi akan mempercepat hammer mill rusak dan tidak
akan menghasilkan produk yang baik.
3. Kekerasan material, jika material terlalu keras maka akan menyebabkan sulit bagi
hammer mill untuk beroperasi dengan baik, oleh karena itu pemilihan atau pengenalan
terhadap kekerasan material yang akan diolatr sangatlah penting. umumnya hammer mill
dipergunakan untuk material yang agak lunak.
4. Material yang lembab akan menyebabkan proses pengolahan yang agak sulit. Apabila
material lembab akan dapat menyebabkan penumpukan material pada celah-celah hammer
mill yang kosong dan pada lubang screen. Keadaan kondisi seperti ini sulit untuk
meloloskan material dan membuat hammer mill cepat rusak, sehingga menurunkan
efisiensi produksi. Besarnya kecilnya kadar air yang dikandung oleh suatu material tentu
akan mempengaruhi kinerja dari alat pengolahan yang digunakan dan hasil penggerusan
yang berupa produk akhir dari rangkaian pengolahan yang dilakukan, dalam hal ini
kemampuan kerja Hammer Mill akan dipengaruhi oleh besar kecilnya kadar ak tersebut.
5. Jarak terhadap screen, Jika palu terlalu dekat dengan screen akan menyebabkan
sulitnya palu memukul dan menggerakkan feed atau material. Jarak palu jauh dari screen
akan menyebabkan material terlalu lunak di proses, sebaiknya jarak spasi palu terhadap
screen disesuaikan dengan bentuk palu, screen dan bahan galian.
6. Pemasukan material kedalam hammer mill ikut juga mempengaruhi produksi. Apabila
feed dimasukkan secara kontiniu, maka produksi yang diharapkan lebih besar dengan
waktu yang sama dari cara tersebut.
Mekanisme Peremukan Batuan
Pecahnya batuan pada alat peremuk rahang disebabkan akibar kuat tekanan material umpan
lebih kecil dan pada kuat tekan yang ditimbulkanoleh alat peremuk, sudut singgung
material nip angel, dan arah dan resultan gaya akhir yang mengarah ke bawah sedemikian
sehingga batuan tersebut pecah. Adapun gaya yang bekerja pada peremuk ini adalah:
1. Gaya tekan, Gaya yang dihasilkan oleh gerakan rahang ayun yang bergerak menekan
batuan.
2. Gaya gesek, Merupakan gaya yang berkerja pada permukaan antara ratrang diam
maupun rahang ayun dengan batuan.
3. Gaya gravitasi, Adalah gaya yang bekerja pada batuan sehingga mempengaruhi arah
gerak material kearah bawah (gravitasi)
4. Gaya menahan, Merupakan gaya tahan yang dimiliki batuan atas gaya yang timbul
akibat gerakan rahang ayun terhadap rahang diam.Batuan akan pecah dengan hasil partikel
yang kasar, jika pecahnya batuan tersebul akibat tekanan ataupun tarikan, sebaliknya akan
halus jika pecahnya batuan tersebut disebabkan akibat gesekan.
HAMMER MILL
Sizing
Merupakan pengelompokan mineral, dapat dilakukan dengan beberapa cara,yaitu:
1. Screening
Prosedur pemisahan komponen-komponen campuran dapat dikelompokan menjadi dua
golongan yaitu secara operasi difusional (diffusional operation) dan pemisahan mekanik
(mechanical separation). Operasi diffusional adalah prosedur pemisahan berdasarkan atas
perpindahan fase atau perpindahan fase ke fase yang lain, sedang pemisahan mekanik adalah
prosedur pemisahan yang meliputi partikel zat padat.
Pemisahan secara mekanik ditujukan untuk campuran yang heterogen dengan besar
ukuran partikel lebih besar 0,1µm. teknik pemisahannya didasarkan atas besaran-besaran fisika
antara lain: ukuran, bentuk dan densitas.
Screening adalah proses pengelompokan material berdasarkan ukuran lubang ayakan
sehingga ukurannya seragam. Bahan yang ditahan oleh ayakan disebut oversize, yang melewati
(lolos) disebut undersize.
Tujuan dilakukan screening adalah:
- Mempertinggi kapasitas unit operasi lainnya
- Mencegah terjadinya over crushing atau over grinding
- Memenuhi permintaan pasar
- Menyempurnakan langkah dalam “concentration process”
Kadangkala pengayakan terjadi bertingkat-tingkat, sehingga akan didapatkan hasil
dengan berbagai fraksi ukuran (sized fraction) yang berjenjang dari fraksi yang maksimum dan
fraksi yang minimum. Pengayakan juga dapat dilakukan pada kondisi basah, tetapi pada
umumnya pengayakan dilakukan pada kondisi kering.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan material untuk menerobos lubang ayakan
adalah:
- Ukuran bukaan ayakan
- Ukuran relatif partikel
- Pantulan dari material
- Kandungan air
Berdasarkan bentuk permukaannya, screen terbagi atas:
- Parallel rod screen
- Panched plate
- Woven wire screen