Upload
zuhdi-allamsyah
View
221
Download
7
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Komparasi ISO 9001
Citation preview
Komparasi ISO 9000:2008 dengan ISO 9000:2015
Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 dibangun atas 8 (delapan) prinsip. Kedelapan
prinsip yang merupakan dasar-dasar penerapan ISO 9001:2008 ini dituangkan dalam bentuk
klausul-klausul (persyaratan) sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 yang juga berjumlah 8
(delapan) klausul. Kedelapan prinsip tersebut dapat dipaparkan sebagai berikut:
1. Fokus Pada Pelanggan
Keberlangsungan suatu perusahaan sangatlah bergantung kepada pelanggannya. Oleh
karena itu, pelanggan menjadi salah satu fokus penting yang harus diperhatikan.
Perusahaan yang menerapkan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 diharuskan
memiliki strategi khusus untuk teruse menerus memantau kepuasan pelanggan. Beberapa
hal yang harus dilakukan terkait prinsip ini adalah:
Meneliti dan memahami kebutuhan dan harapan pelanggan
Memastikan bahwa tujuan organisasi selaras dengan kebutuhan dan harapan
pelanggan.
Mengkomunikasikan pentingnya memenuhi kebutuhan dan harapan pelanggan di
seluruh tingkatan organisasi.
Mengukur kepuasan pelanggan (survey kepuasan pelanggan) dan menindaklanjuti
hasilnya.
Memastikan pendekatan yang seimbang antara kepuasan pelanggan dan kepuasan
pihak berkepentingan lainnya (seperti pemilik, karyawan, pemasok, pemodal,
masyarakat lokal dan masyarakat secara keseluruhan).
2. Kepemimpinan
Pemimpin merupakan elemen terpenting di dalam suatu organisasi. Keberhasilan suatu
organisasi biasanya dimulai dari kecakapan pemimpin dalam memaksimalkan potensi
sumber daya yang dimilikinya. Beberapa hal yang harus dilakukan terkait dengan prinsip
ini adalah:
Memperhatikan kebutuhan semua pihak yang berkepentingan termasuk pelanggan,
pemilik, karyawan, pemasok, pemodal, masyarakat lokal dan masyarakat secara
keseluruhan.
Membangun visi yang jelas tentang masa depan organisasi.
Menetapkan tujuan dan target yang SMART (Spesific, Measurable, Achievable,
Realistic, Time Target)
Menyediakan Sumberdaya yang diperlukan baik Sumber daya manusia atau assset.
Memberikan pelatihan-pelatihan untuk meningkatkan kompetensi karyawan
3. Keterlibatan Karyawan
Sebaik apapun strategi yang ditetapkan pihak manajemen tidak akan ada gunanya bila
tidak diamini oleh seluruh karyawan yang ada di organisasi. Oleh karena itu, peran aktif
dari karyawan sangat dibutuhkan untuk keberhasilan implementasi sistem manajemen
mutu. Beberapa hal yang harus dilakukan untuk prinsip ini adalah:
Setiap karyawan harus memahami pentingnya kontribusi dan peran mereka dalam
organisasi.
Setiap karyawan harus mengidentifikasi hambatan terhadap kinerja mereka.
Setiap karyawan harus memahami tugas dan tanggung jawab mereka.
Setiap karyawan harus secara aktif mencari kesempatan untuk meningkatkan
kompetensi, pengetahuan dan pengalaman.
Setiap karyawan bebas berbagi pengetahuan dan pengalaman.
4. Pendekatan Proses
Sebuah hasil yang hendak dicapai akan lebih efisien diraih ketika kegiatan-kegiatan dan
sumberdaya terkait dikelola sebagai suatu kesatuan proses yang tidak dapat dipisahkan. Ini
juga berarti bahwa yang terpenting dalam Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 adalah
proses bukan hasil. Artinya, target yang tidak tercapai bukanlah masalah majour yang
tidak dapat dimaafkan selama kegagalan tersebut dianalisis dan dilakukan perbaikan ke
depannya. Beberapa hal yang harus dilakukan terkait prinsip ini adalah:
Mendefinisikan dan menetapkan semua kegiatan yang diperlukan untuk memperoleh
hasil yang diinginkan.
Menetapkan tanggung jawab yang jelas dan akuntabilitas untuk mengelola kegiatan
kunci (utama) organisasi.
Menganalisis dan mengukur dari kemampuan kegiatan kunci.
Mengidentifikasi interaksi proses antara suatu bagian dengan bagian yang lain di
dalam organisasi.
Berfokus pada faktor-faktor seperti sumber daya, metode, dan bahan-bahan yang akan
meningkatkan kegiatan kunci dari organisasi.
Mengevaluasi risiko, konsekuensi dan dampak dari kegiatan pada pelanggan,
pemasok dan pihak berkepentingan lainnya.
5. Pendekatan Sistem Pada Manajemen
Mengidentifikasi, memahami dan mengelola proses yang saling berkaitan sebagai suatu
sistem memberikan kontribusi pada efektifitas dan efisiensi organisasi dalam mencapai
tujuan organisasi. Beberapa hal yang harus dilakukan terkait prinsip ini:
Penataan sistem untuk mencapai tujuan organisasi dengan cara yang paling efektif
dan efisien.
Memahami keterkaitan antara proses-proses dalam suatu sistem.
Menyelaraskan dan mengintegrasikan proses-proses yang ada.
Memberikan pemahaman yang lebih baik tentang peran dan tanggung jawab yang
diperlukan untuk mencapai tujuan bersama dan dengan demikian mengurangi
hambatan lintas-fungsional.
Memahami kemampuan organisasi dan menetapkan kendala sumber daya sebelum
mengambil tindakan.
Terus meningkatkan sistem melalui pengukuran dan evaluasi.
6. Perbaikan yang Terus Menerus
Perbaikan berkesinambungan dari kinerja keseluruhan organisasi harus menjadi tujuan
tetap organisasi. Ini juga berarti bahwa organisasi tidak boleh puas terhadap hasil yang
dicapai. Harus selalu ada peningkatan performa dari tahun ke tahun. Beberapa hal yang
harus dilakukan tekait prinsip ini adalah:
Secara periodik melakukan pemeriksaan sistem seperti menjalankan kegiatan
inetranal audit
Secara periodik mengadakan rapat khusus yang membahas masalah yang berkaitan
dengan sistem manajemen mutu (biasa disebut rapat tinjauan manajemen).
7. Pendekatan Faktual pada Pengambilan Keputusan
Keputusan yang efektif adalah keputusa didasarkan pada analisis data dan informasi yang
benar. Hal yang harus dilakukan terkait prinsip ini adalah:
Memastikan bahwa data dan informasi yang ada cukup akurat dan dapat diandalkan.
Membuat data yang dapat diakses oleh mereka yang membutuhkannya.
Menganalisis data dan informasi menggunakan metode yang valid.
Membuat keputusan dan mengambil tindakan berdasarkan pada analisis faktual,
seimbang dengan pengalaman dan intuisi.
8. Hubungan yang Saling Menguntungkan dengan Pemasok
Suatu organisasi dan pemasoknya adalah saling tergantung dan hubungan yang saling
menguntungkan dan meningkatkan kemampuan keduanya untuk mencapai target. Mutu
produk atau jasa yang diberikan oleh pihak ketiga (vendor, rekanan, supplier) sangat
mempengaruhi mutu akhir produk (barang maupun jasa) suatu organisasi. Oleh karena itu,
memantau kinerja pemasok merupakan hal yang sangat ditekankan dalam Sistem
Manajemen Mutu ISO 9001:2008. Hal yang harus dilakukan terkait prinsip ini adalah:
Membangun hubungan yang menyeimbangkan keuntungan jangka pendek dengan
pertimbangan jangka panjang.
Melakukan seleksi dan evaluasi terhadap semua pemasok produk (barang/jasa) yang
mempengaruhi hasil akhir produk (barang/jasa) organisai.
10 Perubahan Utama Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2015
Perubahan-perubahan yang terjadi pada ISO 9001:2015 dapat dirangkum sebagai berikut:
1. Klausul Bertambah
ISO 9001:2008 memiliki 8 klausul sedangkan ISO 9001:2015 memiliki 10 klausul. Bila
diperhatikan, struktur klausul ISO 9001:2015 lebih rapi karena telah dikelompokkan
dengan baik.
Gambar 1. Perbandingan Klausul ISO 9001:2008 dan ISO 9001:2015
2. Prinsip ISO 9001 Berkurang
ISO 9001:2008 memiliki 8 prinsip adapun ISO 9001:2015 memiliki 7 prinsip. Berikut
perbandingan 8 prinsip IS0 9001:2008 dengan 7 prinsip ISO 9001:2015:
Gambar 2. Quality Management Principles
3. Istilah baru untuk dokumen
Pada ISO 9001:2008, dibedakan antara dokumen mutu (documents) dan rekaman mutu
(records). Pada ISO 9001:2015 keduanya disebut sebagai informasi terdokumentasi
(documented information). Dengan penggabungan istilah ini, organisasi diberikan
kebebasan dalam menentukan informasi terdokumentasi yang dibutuhkan. Tidak lagi
dipersyaratkan harus dalam bentuk prosedur (seperti 6 prosedur wajib).
4. Tidak Ada Prosedur Wajib
ISO 9001:2015 sepertinya berupaya untuk menghilangkan kesan bahwa penerapan ISO
9001 hanya bertumpu pada pembuatan SOP atau prosedur saja. ISO 9001:2015 tidak lagi
terlalu mementingkan dokumen. ISO 9001:2015 berorientasi kepada proses. Meskipun,
keberadaan sistem dokumentasi tetap diperlukan. Hanya saja disederhanakan menjadi
“Informasi terdokumentasi”.
5. Manual Mutu Tidak Wajib
Banyak yang merasa manual mutu hanyalah dokumen formalitas yang tidak memberi
manfaat tambahan. Oleh karena itu, keberadaan manual mutu di ISO 9001:2015 tidak
wajib. Ini bukan berarti manual mutu yang sudah dibuat harus dihapus. Kita masih boleh
menggunakannya bila dibutuhkan.
6. Management Representative Tidak Harus Ada
ISO 9001:2015 tidak mewajibkan keberadaan management representative yang harus
ditunjuk secara resmi. Ini bisa jadi agar penerapan ISO 9001 diharapkan tidak hanya
bertumpu pada seorang penanggug jawab saja. Setiap orang, khususnya penanggung
jawab dari setiap bagian/divisi/departemen memiliki tugas dan tanggung jawab yang sama
dalam penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001:2015
7. Tidak ada pengecualian klausul (exclution)
ISO 9001:2008 membolehkan pengecualian salah satu dari klausul atau subklausul 7 bila
ada peraturan yang tidak relevan. Tidak ada satupun klausul ISO 9001:2015 yang secara
tegas menjelaskan tentang kebolehan mengecualikan salah satu klausul ISO 9001:2015.
8. Mengganti Istilah Preventive Action dengan Risk Management
Ini salah satu unsur perubahan yang paling signifikan dari ISO 9001:2015. Istilah tindakan
pencegahan kini diganti dengan cakupan yang lebih luas, yaitu manajemen resiko.
9. Membedakan Istilah Produk dan Jasa
Produk menurut ISO 9001:2008 bisa berupa barang dan jasa sebagaimana yang tercantum
pada klausul 3 Istilah dan Definisi:
Bila di seluruh naskah Standar Internasional ini di temukan istilah “produk” , ia dapat juga
berarti “jasa”
Pada versi ISO 9001:2015, keduanya dibedakan untuk memberikan batasan yang jelas
antara barang dengan jasa.
10. Mengganti Beberapa Istilah
Ada beberapa istilah yang diganti pada versi ISO 9001:20015. Diantaranya:
“supplier” diganti dengan “external provider”
“Purchased Product” diganti dengan “Externally provided products and services”
“Work Environment” diganti dengan “Environment for the operation of the process”
Bila dilihat, perubahan istilah tersebut bertujuan agar istilah yang digunakan tidak terkesan
hanya berkaitan dengan barang saja tetapi juga termasuk jasa. Perubahan istilah ini bukan
berarti perusahaan yang telah menerapkan ISO 9001:2008 wajib mengganti istilah yang
ada. Istilah yang sudah ada masih bisa digunakan sesuai kebutuhan.
Contoh SOP (Standard Operating Procedure)
Standar Operasional Prosedur
Aktivitas Penebangan
(Pemotongan Pohon di Blok )
I. Tujuan
Proses aktivitas penebangan dilaksanakan dengan benar dan mendapatkan hasil sesuai
dengan target perusahaan.
II. Tanggung Jawab
Operator Chainsaw
Melakukan pemotongan pohon
Membersihkan cabang dan ranting pohon
Membuka jalur winching
Mengisi formulir hasil kerja
Menyerahkan dan melaporkan formulir
III. Dokumen terkait
PLKDN.103.11 Daftar Hasil Penebangan
PLKDN.103.19 Daftar Absensi Kerja
PLKDN.103.20 Daftar Pemakaian BBM
PLKDN.103.21 Peta Kerja
IV. Standar Operasional Prosedur
1. Persiapan Peralatan
1.1. Mempersiapkan mesin chainsaw dengan melakukan pengecekan pada mesin
chainsaw, memperbaiki mesin chainsaw jika mesin mengalami kerusakan.
1.2. Melakukan pengisisan BBM pada mesin chainsaw dan mencatat pemakaiannya
pada lembar konsumsi BBM setiap hari.
1.3. Mengisi Absensi sebelum melakukan aktivitas pekerjaan. Dan Jika berhalangan
untuk bekerja, pekerja harus melapor kepada mandor produksi.
2. Melakukan Penebangan
2.1 Memilih jenis pohon yang akan ditebang dengan memilih pohon yang
berdiameter di atas 40 cm.
2.2 Menentukan arah rebah sesuai arah penyaradan kayu, dan melihat posisi pohon,
normal atau miring.
2.3 Membersihkan cabang dan ranting serta memotong ujung dan pangkal pohon.
2.4 Membuka jalur winching yang sesuai dengan arah penyaradan.
3. Setelah Melakukan Penebangan
3.1 Mengisi formulir hasil kerja.
3.2 Menyerahkan dan melaporkan formulir hasil kerja kepada mandor produksi.
3.3 Membersihkan chainsaw dan alat-alat lain selesai bekerja.
3.4 Memeriksa chainsaw setiap sore hari untuk persiapan besoknya. Bagian-bagian
yang perlu diperiksa adalah rantai gergaji, bilah gergaji, kopling, saringan
minyak dan bahan bakar, busi, sistem pembuangan asap, rem rantai, dan
pelindung pegangan depan.