29
LAPORAN KOMUDA PENYULUHAN DAN PEMERIKSAAN GIGI DI SD MUHAMMADIYAH SAPEN (drg. Kinaryo dan drg. Rini) Disusun oleh: Rosita Kusumaningrum 20120340092 Nabila Yusaf 20120340093 Alninda Sukma Hutami 20120340094 Andhika Surya Yolanda 20120340095 Denny Tri Akbar 20120340096 Bella Septri 20120340097 Annisa Ananda Puteri 20120340098 HALAMAN JUDUL PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

komudasapen2-140605100833-phpapp02

Embed Size (px)

DESCRIPTION

a

Citation preview

LAPORAN KOMUDAPENYULUHAN DAN PEMERIKSAAN GIGIDI SD MUHAMMADIYAH SAPEN(drg. Kinaryo dan drg. Rini)

Disusun oleh:Rosita Kusumaningrum 20120340092Nabila Yusaf20120340093Alninda Sukma Hutami20120340094Andhika Surya Yolanda20120340095Denny Tri Akbar 20120340096Bella Septri 20120340097Annisa Ananda Puteri 20120340098HALAMAN JUDULPROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGIFAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTAKATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa, yang kiranya patut kami ucapkan, karena atas berkat rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan laporan Komuda di SD Muhammadiyah Sapen. Dalam laporan ini kami menjelaskan hasil pemeriksaan gigi dan mulut pada siswa/i SD Muhammadiyah Sapen untuk mengetahui oral hygiene serta kelainan yang timbul pada masa tumbuh kembang anak, selain itu juga mahasiswa mampu mengetahui perbedaan antara gigi desidui dan permanen. Kami mengucapkan terimakasih untuk instruktur kelompok kami drg. Kinaryo dan drg. Rini karena telah membimbing kami sehingga laporan ini dapat kami susun dengan baik. Kami menyadari, dalam laporanini masih ada kesalahan dan kekurangan. Hal ini disebabkan terbatasnya kemampuan, pengetahuan dan pengalaman yang kami miliki. Namun, demikian banyak pula pihak yang telah membantu kami dengan menyediakan dokumen atau sumber informasi, memberikan masukan pemikiran. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan dan kesempurnaan laporan ini di waktu yang akan datang. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kami pada khususnya dan pembaca pada umumnya.Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Yogyakarta, Februari 2014

Penyusun

LEMBAR PENGESAHAN

Nama Kegiatan: KOMUDATempat Kegiatan : SD Muhammadiyah Sapen YogyakartaTanggal Kegiatan: 26 Februari 2014Instruktur Pembimbing: 1. drg Kinaryo 2. drg Rini Nama Anggota: 1. Rosita Kusumaningrum (20120340092)2. Nabila Yusaf (20120340093)3. Alninda Sukma Hutami (20120340094)4. Andika Surya Yoelanda (20120340095)5. Deny Tri Akbar (20120340096)6. Bella Septri (20120340097)7. Annisa Ananda Putri (20120340098)

Yogyakarta, 3 Maret 2014

Anggota 1

Rosita KusumaningrumAnggota 2

Nabila YusafAnggota 3

Alninda Sukma HutamiAnggota 4

Andika Surya Yoelanda

Anggota 5

Deny Tri Akbar

Anggota 6

Bella Septri

Anggota 7

Annisa Ananda Putri

Menyetujui,

Pembimbing 1

drg. KinaryoPembimbing 2

drg. Rini

Mengetahui,

Penanggung Jawab Blok 10

drg. Atiek Driana Rahmawati, MDSc, Sp.KGA

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDULiKATA PENGANTARiiLEMBAR PENGESAHANiiiDAFTAR ISIvBAB I1PENDAHULUAN1I.1LANDASAN TEORI GIGI DESIDUI1I.2LANDASAN TEORI GIGI PERMANEN3I.3LANDASAN TEORI PENYULUHAN51.4TUJUAN KEGIATAN6BAB II7ISI7URAIAN KEGIATAN7BAB III13PENUTUP13KESIMPULAN DAN SARAN13DAFTAR PUSTAKA14LAMPIRAN15FOTO KEGIATAN15LEMBAR ODONTOGRAM16

16

BAB IPENDAHULUAN

I.1LANDASAN TEORI GIGI DESIDUIGigi desidui atau biasa disebut gigi susu adalah gigi yang tumbuh pada rahang anak kecil. Dimana gigi tersebut berjumlah 20 gigi, 10 gigi rahang atas dan 10 pada rahang bawah. Gigi sudah mulai berkembang pada masa kandungan sekitar 4-5 bulan. Pada saat lahir, maksila dan mandibula merupakan tulang yang telah dipenuhi oleh benih gigi dalam berbagai tingkat perkembangan. Gigi susu diharapkan sudah tumbuh lengkap pada usia 2 tahun. Kadang-kadang ada bayi yang usianya belum genap enam bulan giginya sudah mulai tumbuh atau juga anak sudah menginjak usia satu tahun giginya belum tumbuh sama sekali. Karena banyak faktor yang memengaruhi erupsi gigi, yaitu nutrisi, hormon, ataupun keturunan. Gigi susu merupakan space maintainer alami sebelum gigi permanen tumbuh. Kehilangan gigi desidui dapat menimbulkan banyak masalah. Antara lain terganggunya lengkung basal, lengkung alveolar dan lengkung gigi. Gigi dalam fungsinya sebagai alat pengunyahan menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan rahang. Selain itu, kehilangan dini gigi desidui juga mengakibatkan kehilangan ruang. Fungsi gigi desidui adalah Mempersiapkan secara mekanis makanan yang akan dicerna dan diasimilasi Mempertahankan ruang dalam lengkung gigi untuk tempat gigi permanen Memberi rangsangan terhadap pertumbuhan tulang rahang Membentuk suara Sebagai estetis Sebagai penuntun erupsinya gigi permanen Sebagai space maintener alamiFaktor faktor yang mempengaruhi pertumbuhan gigi desidui Pemberian makanan padat dan bergizi sesuai dengan tahap perkembangan anak akan membantu pertumbuhan rahang. Selain itu, ketebalan gusi juga akan bberkurang. Dengan demikian, pemberian makanan yang bergizi sesuai dengan perkembangannya dapat menjadi stimulus untuk membantu erupsi gigi. Proses erupsi gigi adalah suatu proses fisiologis berupa proses pergerakan gigi yang dimulai dari tempat pembentukkan gigi di dalam tulang alveolar kemudian gigi menembus gingiva sampai akhirnya mencapai dataran oklusal.

Tahap pra-erupsi pada gigi : a. Inisiasi (Bud Stage) Tahap inisiasi merupakan penebalan jaringan ektodermal dan pembentukkan kuntum gigi yang dikenal sebagai organ enamel pada minggu ke-10 IU. Perubahan yang paling nyata dan paling dominan adalah proliferasi jaringan ektodermal dan jaringan mesenkimal yang terus berlanjut. b. Proliferasi (Cap Stage) Dimulai pada minggu ke-11 IU, sel-sel organ enamel masih terus berproliferasi sehingga organ enamel lebih besar sehingga berbentukan cekung seperti topi. Bagian yang cekung diisi oleh kondensasi jaringan mesenkim dan berproliferasi membentuk papila dentis yang akan membentuk dentin. Papila dental yang dikelilingi oleh organ enamel akan berdiferensiasi menjadi pulpa. Jaringan mesenkim di bawah papila dental membentuk lapisan yang bertambah padat dan berkembang menjadi lapisan fibrosa yaitu kantong gigi (dental sakus) primitif. c. Histodiferensiasi (Bell Stage) Tahap bel merupakan perubahan bentuk organ enamel dari bentuk topi menjadi bentuk bel. Perubahan histodiferensiasi mencakup perubahan sel-sel perifer papila dental menjadi odontoblas (sel-sel pembentuk dentin).Waktu terjadinya erupsi gigi desidui Nama gigiErupsiAkar

Rahang atas

Insicivus central7.5 bulan 1.5 tahun

Insicivus lateral9 bulan 2 tahun

Caninus18 bulan 3.5 tahun

Molar pertama14 bulan 2.5 tahun

Molar kedua 24 bulan 3 tahun

Rahang bawah

Insicivus central6 bulan 1.5 tahun

Insicivus lateral7 bulan1.5 tahun

Caninus16 bulan3.5 tahun

Molar pertama12 bulan 2.5 tahun

Molar kedua 20 bulan 3 tahun

I.2LANDASAN TEORI GIGI PERMANENGigi permanen adalah gigi yang menggantikan gigi desidui. Gigi permanen atau gigi tetap berjumlah 32 gigi yang terdiri dari 16 gigi di rahang atas dan 16 pada rahang bawah. Gigi permanen atau tetap terdapat 5 jenis gigi yaitu insicivus, caninus, premolar dan molar. Setiap gigi memiliki fungsi yang berbeda-beda, yaitu : Insicivus Gigi insicivus memiliki fungsi untuk memotong makanan. Gigi insicivus pada dewasa maupun desidui memiliki jumlah yang sama yaitu 4 pada maxillaris dan 4 pada mandibularis. Caninus Gigi caninus memiliki fungsi untuk merobek makan. Gigi caninus ini sendiri merupakan pusat tumbuh kembang, apabila gigi caninus dicabut maka pusat tumuh kembang akann terganggu. Gigi caninus sendiri merupakan gigi terkuat karena memiliki akar yang panjang.

Premolar Gigi premolar berfungsi untuk membantu fungsi gigi molar. Gigi premolar hanya terdaoat pada gigi tetap atau permanen. Gigi premolar merupakan gigi yang menggantikan kedudukan gigi molar pertama dan kedua desidui.

Molar Gigi molar berfungsi untuk menghaluskan makanan. Gigi molar permanen berbeda dengan gigi desidui yaitu jumlah gigi molarnya, dimana gigi desidui hanya 2 tetai pada gigi permanen terdapat 3 gigi molar. Fungsi gigi permanen itu sendiri adalah Sama dengan fungsi gigi pada umumnya gigi permanen membantu pada saat mastikasi Membantu kita saat berbicara Menjaga estesis Pada usia 2 tahun kebanyakan gigi desidui pada anak-anak telah lengap, setalah itu pada umur 6 tahun sudah mulai tumbuh gigi permanen dan pada tahap ini disebut dengan tahapan mixdent. Mixdent adalah saat dimana terjadinya percampuran antara gigi desidui dan gigi permanen. Pada tahap gigi bercampur juga pertumbuhan tulang rahang sedang bertumbuh pesat. Disamping itu terdapat beberapa perbedaan yang membedakan gigi desidui dengan gigi permanen. Yaitu : Ukuran gigi permanen lebih besar dibandingkan gigi desidui Warnagigi desidui lebih putih oleh sebab itu disebut gigi susu Akar gigi permanen lebih besar dan panjang Pada gigi permanen, emailnya lebih tebalWaktu erupsi gigi permanen:Nama gigiErupsi

Rahang atas

Insicivus centralis7-8 tahun

Insicivus lateralis8-9 tahun

Caninus11-12 tahun

Premolar pertama10-11 tahun

Premolar kedua10-12 tahun

Molar pertama6 tahun

Molar kedua11-13 tahun

Molar ketiga 17-22 tahun

Rahang bawah

Insicivus centralis6-7 tahun

Insicivus lateralis7-8 tahun

Caninus9-10 tahun

Premolar pertama10-12 tahun

Premolar kedua11-12 tahun

Molar pertama6 tahun

Molar kedua11-13 tahun

Molar ketiga17-21 tahun

I.3LANDASAN TEORI PENYULUHANPengertian penyuluhan dalam arti umum adalah ilmu social yang mempelajari system dan proses perubahan pada individu serta masyarakat agar dapat terwujud perubahan yang lebih baik sesuai dengan yang diharapkan (Setiana. L. 2005). Penyuluhan dapat dipandang sebagai suatu bentuk pendidikan untuk orang dewasa. Dalam bukunya A.W. van den Ban dkk. (1999) dituliskan bahwa penyuluhan merupakan keterlibatan seseorang untuk melakukan komunikasi informasi secara sadar dengan tujuan membantu sesamanya memberikan pendapat sehingga bisa membuat keputusan yang benar. Penyuluhan adalah proses perubahan perilaku dikalangan masyarakat agar mereka tahu, mau dan mampu melakukan perubahan demi tercapainya peningkatan produksi, pendapatan atau keuntungan dan perbaikan kesejahteraannya (Subejo, 2010). Dalam perkembangannya, pengertian tentang penyuluhan tidak sekadar diartikan sebagai kegiatan penerangan, yang bersifat searah (one way) dan pasif. Tetapi, penyuluhan adalah proses aktif yang memerlukan interaksi antara penyuluh dan yang disuluh agar terbangun proses perubahan perilaku (behaviour) yang merupakan perwujudan dari: pengetahuan, sikap, dan ketrampilan seseorang yang dapat diamati oleh orang/pihak lain, baik secara langsung (berupa: ucapan, tindakan, bahasa-tubuh, dll) maupun tidak langsung (melalui kinerja dan atau hasil kerjanya). Keterampilan berkomunikasi merupakan salah satu factor yang melekat pada diri seorang penyuluh. Dalam komunikasi verbal diperlukan keterampilan berbicara dan menulis, mendengarkan dan membaca, dan berpikir serta bernalar.Semakin mengerucut, mengarah pada penyuluhan kesehatan. Penyuluhan kesehatan adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan dengan cara menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan, sehingga masyarakat tidak saja sadar, tahu dan mengerti, tetapi juga mau dan bisa melakukan suatu anjuran yang ada hubungannya dengan kesehatan. Penyuluhan kesehatan adalah gabungan berbagai kegiatan dan kesempatan yang berlandaskan prinsip-prinsip belajar untuk mencapai suatu keadaan, dimana individu, keluarga, kelompok atau masyarakat secara keseluruhan ingin hidup sehat, tahu bagaimana caranya dan melakukan apa yang bisa dilakukan, secara perseorangan maupun secara kelompok dan meminta pertolongan (Effendy, 1998). Kegiatan penyuluhan tidak berhenti pada penyebar-luasan informasi/inovasi, dan memberikan penerangan, tetapi merupakan proses yang dilakukan secara terus-menerus, sekuat-tenaga dan pikiran, memakan waktu dan melelahkan, sampai terjadinya perubahan perilaku yang ditunjukkan oleh penerima manfaat penyuluhan (beneficiaries) yang menjadi klien penyuluhan.Berdasarkan teknik komunikasi metode penyuluhan dibedakan menjadi dua golongan yaitu:1. Metode penyuluhan langsung, yaitu metode penyuluhan tanpa melalui perantara misalnya kursus tani, demonstrasi, widya karya.2. Metode penyuluhan tidak langsung, yaitu metode penyuluhan melalui perantara atau media seperti pertunjukan film, siaran melalui radio atau televisi dan penyebaran bahan tercetak.

1.4TUJUAN KEGIATAN1 Mahasiswa mampu mengelola anak untuk dilakukan pemeriksaan gigi2 Mahasiswa mampu melakukan penyuluhan tentang kesehatan gigi dan mulut pada anak3 Mahasiswa mampu berinteraksi dengan anak sehingga anak menjadi kooperatif untuk dilakukan pemeriksaan gigi4 Mahsiswa mampu melakukan pemeriksaan gigi dan mulut pada anak

BAB IIISI

URAIAN KEGIATANKegiatan pemeriksaan dan penyuluhan di SD Muhammadiyah Sapen berlangsung dengan lancar dan kondusif. Siswa/i kelas IV A1 yang berjumlah 40 anak tergolong kooperatif sehingga memudahkan kami dalam mencapai tujuan dari kegiatan Komuda.Berikut hasil pemeriksaan terhadap 40 siswa/i kelas IV A 1 SD Muhammadiyah Sapen:

Nama Mahasiswa: Rosita Kusuma NNIM: 20120340092NONama MuridUmurdef-tDMF-TOHIKeterangan

1XXXXX10 tahund: 0e: 0f: 0

D: 0M: 0F: 0Baik

2XXXXX9 tahund: 3e: 0f: 0D: 0M: 0F: 0Baik Decay: 74 karies superfisial 75 karies superfisial 84 karies superfisial

3XXXXX10 tahund: 3e: 0f: 2D: 0M: 0F: 0Baik Decay: 55 karies superfisial 64 karies superfisial 65 karies superfisialFilling: 74 75

4XXXXX10 tahund: 1e: 0f: 0D: 0M: 0F: 0BaikDecay: 63 karies superfisial pada bukal dan palatal

5XXXXX8 tahund: 3e: 0f:0D: 0M: 0F: 0Baik

Decay: 53 karies superfisial 54 karies superfisial 84: karies superfisial

Nama Mahasiswa: Nabila YusafNIM: 20120340093NONama MuridUmurdef-tDMF-tOHI

Keterangan

1XXXXX10 tahund: 0e: 0f: 0D: 0M: 0F: 0Baik74 luksasi

2XXXXX9 tahund: 9e: 0f: 0D: 0M: 0F: 0Baik Decay: 53 karies media 55 karies superfisial 64 karies superfisial 65 karies superfisial 84 karies superfisial 85 karies superfisial 74 karies superfisial 75 karies superfisial

3XXXXX9 tahund: 0e: 0f: 0D: 0M: 0F: 0Baik

4XXXXX9 tahund: 0e: 0f: 0D: 0M: 0F: 0Baik

Nama Mahasiswa: Alninda Sukma HutamiNIM: 20120340094NONama MuridUmurdef-tDMF-tOHIKeterangan

1XXXXX10 tahund: 0e: 0f: 0D: 0M: 0F: 0Baik

2XXXXX9 tahun d: 0e: 0f: 0D: 0M: 0F: 0Baik

3XXXXX9 tahund: 0e: 0f: 0D: 0M: 0F: 0Baik

4XXXXX9 tahund: 3e: 1f: 0D: 0M: 0F: 0Baik Decay: 52 karies palatal media 54 karies distal superfisial 62 karies palatal mediaEksfoliasi: 74 sisa radix

5XXXXX10 tahund: 1e: 0f: 0D: 0M: 0F: 0Baik Decay: 84 karies distal superfisial

6XXXXX10 tahund: 0e: 0f: 0D: 0M: 0F: 0Baik

Nama Mahasiswa: Andhika SuryaNIM: 20120340095NONama MuridUmurdef-tDMF-tOHIKeterangan

1XXXXX9 tahund: 1e: 0f: 0D: 1M: 0F: 0Baik Decay: 65 karies palatal media 34 karies distal media

2XXXXX9 tahund: 1e: 3f: 0D: 0M: 1F: 0Baik Decay: 75 karies superfisial oklusalEksfoliasi: 64 karies profunda pada oklusal 84 karies profunda oklusal 85 karies profunda oklusal 46 karies profunda oklusal

3XXXXX9 tahund: 2e: 0f: 0D: 0M: 0F: 0Baik Decay: 55 karies media distal 65 karies media distal

4XXXXX9 tahund: 0e: 1f: 0D: 2M: 0F: 0Baik Decay: 26 karies superfisial oklusal 36 karies superfisial oklusalEksfoliasi: 55 karies profunda oklusal

6XXXXX10 tahund: 0e: 1f: 0D: 0M: 0F: 0Baik Eksfoliasi: Radiks 73

7XXXXX10 tahund: 3e: 5f: 0D: 1M: 0F: 0Baik Decay: 53 karies superfisial labial 62 karies superfisial labial 63 karies superfisial labial 46 karies superfisial oklusalEksfoliasi: 55 karies profunda oklusal 65 karies profunda oklusal 84 karies profunda oklusal 74 karies profuna oklusal Radiks 85

8XXXXX9 tahund: 0e: 0f: 0D: 0M: 0F: 0Baik

Nama Mahasiswa: Deny Tri AkbarNIM: 20120340096NONama MuridUmurdef-tDMF-tOHIKeterangan

1XXXXX9 tahund: 0e: 0f: 0D: 1M: 0F: 0Baik Decay: 46 karies superfisial

2XXXXX9 tahund: 1e: 0f: 0D: 0M: 0F: 0Baik Decay: 55 karies superfisial

3XXXXX9 tahund: 0e: 0f: 0D: 0M: 0F: 0Baik

4XXXXX9 tahund: 2e: 0f: 0D: 0M: 0F: 0Baik Decay: 53 karies superfisial 63 karies sueprfisial

5XXXXX9 tahund: 0e: 0f: 0D: 0M: 0F: 0Baik

Nama Mahasiswa: Bella SeptriNIM: 20120340097NONama MuridUmurdef-tDMF-tOHIKeterangan

1XXXXX10 tahund: 0e: 0f: 0D: 0M: 0F: 0Baik

2XXXXX10 tahund: 1e: 0f: 0D: 0M: 0F: 0Baik Decay: 75 karies superfisial

3XXXXX9 tahund: 0e: 0f: 0D: 0M: 0F: 0Baik 84 luksasi

4XXXXX10 tahund: 0e: 0f: 0D: 1M: 0F: 0Baik Decay: 21 karies superfisial pada incisal

5XXXXX9 tahund: 0e: 2f: 0D: 0M: 0F: 0Baik Eksfoliasi: 84 karies profunda di distal 85 karies profunda di oklusal

6XXXXX10 tahund: 1e: 0f: 0D: 0M: 0F: 0Baik

Decay: 55 karies superfisial di oklusal + persistensi

Nama Mahasiswa: Annisa Ananda PuteriNIM: 20120340098NONama MuridUmurdef-tDMF-tOHIKeterangan

1XXXXX10 tahund: 0e: 0f: 0D: 1M: 1F: 0Baik Decay: 46 karies oklusal superfisial

2XXXXX9 tahund: 1e: 0f: 0D: 0M: 0F: 0Baik Decay: 75 karies oklusal superfisial

3XXXXX10 tahund: 1e: 0f: 0D: 0M: 0F: 0Baik Decay: 74 karies oklusal superfisial

4XXXXX9 tahund: 2e: 0f: 0D: 0M: 0F: 0Baik Decay: 55 karies oklusal superfisial 65 karies oklusal superfisial

5XXXXX9 tahund: 2e: 0f: 0D: 0M: 0F: 0Baik Decay: 55 karies oklusal superfisial 64 karies oklusal superfisial

6XXXXX9 tahund: 0e: 0f: 0D: 1M: 0F: 0Baik Decay: Karies superfisialPersistensi pada 34

BAB IIIPENUTUP

KESIMPULAN DAN SARANDari pemeriksaan gigi dan mulut pada anak SD kelas 4 dengan umur rata-rata 9 tahun, terdapat karies dan partial erupted. Untuk keterangan karies, ada beberapa anak memiliki karies, dan ada beberapa anak dengan free karies karena menggosok gigi dua kali sehari. Ada ditemukan pula gigi yang sudah erupsi sebelum waktunya.Kebanyakan murid mengalami karies pada bagian pit dan fissure pada permukaan oklusal molar. Dan ada juga yang terdapat sisa radix, yaitu karies yang sudah pernah sehingga tinggal akarnya saja. Faktor penyebab karies adalah gigi, mikroorganisme dan waktu.Keberhasilan pemeriksaan gigi dan mulut terhadap anak adalah ketika kita dapat melakukan pendekatan ke anak agar anak kooperatif dan mau dilakukan pemeriksaan

DAFTAR PUSTAKA

Effendi, Nasrul. 1998. Dasar-Dasar Keperawatan Kesehatan. Edisi 2. Jakarta : EGCEntjang I. 1991. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Bandung : PT. Citra Aditya BaktiMubarak, Wahid Iqbal dan Nurulk Chayatin. 2009. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta : Salemba MedikaNotoatmodjo, Soekidjo. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat : Prinsip-Prinsip Dasar. Jakarta : Rineka CiptaDenman.S. 2002. The Health Promoting School, Policy, Reasearch and Practice. London : Routledge16

LAMPIRAN

FOTO KEGIATAN

LEMBAR ODONTOGRAM

1