Upload
lehuong
View
235
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
KOMUNIKASI ANTARPRIBADI PENGAJAR DAN MURID
DALAM PEMBELAJARAN BAHASA ARAB VIA WHATSAPP
DI LEMBAGA BELAJAR ISLAM DAN BAHASA ARAB
LEARNING CENTER
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Oleh:
Ilham Fauzan
NIM: 1110051000171
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1438 H / 2017 M
ABSTRAK
Nama : Ilham Fauzan
NIM : 1110051000171
Komunikasi Antarpribadi Pengajar Dan Murid Dalam Pembelajaran
Bahasa Arab Via WhatsApp di Lembaga Belajar Islam Dan Bahasa Arab
Learning Center
Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi berupa pesan dari
seorang komunikator kepada komunikan dengan tujuan tertentu yang
menggunakan bahasa sebagai salah satu alat penyampaiannya.
WhatsApp Messenger atau WhatsApp saja adalah aplikasi pesan untuk
smartphone dengan basic mirip BlackBerry Messenger. WhatsApp merupakan
aplikasi pesan lintas platform yang memungkinkan kita bertukar pesan tanpa
biaya SMS, karena WhatsApp menggunakan paket data internet yang sama untuk
email, browsing web, dan lain-lain. Aplikasi WhatsApp menggunakan koneksi 3G
atau WiFi untuk komunikasi data. Dengan menggunakan WhatsApp, kita dapat
melakukan obrolan online, berbagi file, bertukar foto dan lain-lain.
Lembaga Belajar Islam dan Bahasa Arab (BISA) Learning Center adalah
lembaga pendidikan yang bergerak dalam bidang bahasa yaitu bahasa Arab dan
Al-Quran. Hal terpenting dalam proses pembelajaran bahasa Arab di Lembaga
BISA Learning Center adalah seorang pengajar dengan murid. Namun ada yang
berbeda, selain adanya proses pembelajaran bahasa Arab secara tatap muka
langsung di dalam kelas, Lembaga BISA punya program untuk pembelajaran
bahasa Arab online via WhatsApp. Salah satu bentuk komunikasi yang dilakukan
dalam proses pembelajaran adalah komunikasi antarpribadi. Sehingga dibutuhkan
sebuah pendekatan dan strategi komunikasi antarpribadi agar pesan yang
disampaikan pengajar kepada murid dapat tersampaikan dengan baik, lancar, dan
efektif.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti melakukan penelitian
dengan rumusan masalah penelitian yaitu bagaimana pendekatan dan strategi
kendali komunikasi antarpribadi pengajar dan murid dalam pembelajaran bahasa
Arab online via WhatsApp di BISA Learning Center? Kemudian apa faktor
penghambat dan pendukung dalam pembelajaran bahasa Arab online via
WhatsApp di BISA Learning Center?
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif
dengan pendekatan deskriptif analisis, yaitu penelitian dengan memadukan
penelitian kepustakaan yang mencari fakta dengan tujuan untuk mendapatkan
gambaran secara sistematis, factual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat
serta berusaha mengungkap fakta suatu kejadian, objek, aktivitas, proses dan
manusia secara “apa adanya” serta hubungan antara fenomena yang diteliti dan
menggunakan jenis penelitian riset lapangan.
Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori pendekatan
komunikasi antarpribadi dan strategi kendali komunikasi Miller dan Stainberg.
Penelitian ini menemukan bahwa proses pendekatan komunikasi antarpribadi
yang dilakukan antara pengajar dan murid dalam pembelajaran bahasa Arab
online via WhatsApp pun menggunakan pendekatan psikologis, karena di semua
kelas mulai dari anak sekolah, dewasa hingga orang tua seorang pengajar harus
dapat memahami karakter dan kepribadian murid meskipun melalui pesan di teks
atau audio. Hambatannya adalah waktu yang terbatas, tidak bertemu dengan
langsung dan kemampuan menerima dan menghapal materi. Salah satu
pendukungnya berupa pendekatan khusus antara pengajar dan murid, serta
motivasi dari para pengajar.
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbilalamin… Pertama-tama penulis mengucap rasa
syukur yang tak terkira dan mendalam kepada Allah SWT atas diberikannya
nikmat sehat, nikmat Islam dan nikmat iman serta karunia-Nya sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik-baiknya. Shalawat serta salam
semoga senantiasa tercurah kepada pemimpin umat, Bagina Nabi Besar
Muhammad SAW, beserta keluarga besar serta para sahabat yang telah menjadi
suri tauladan bagi kita dalam melangkah. Terima kasih penulis ucapkan khusus
untuk Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang sudah memberikan
segala fasilitas kepada penulis dalam menimba ilmu dan menambah wawasan.
Penulis menyadari bahwa memiliki kekurangan, keterbatasan dan
kemampuan dalam pengetahuan. Untuk itu, kiranya pembaca dapat memaklumi
atas segala kekurangan yang terdapat pada skripsi ini. Di balik keberhasilan selalu
ada kebersamaan yang memberikan semangat, bimbingan, motivasi dan doa. Oleh
karena itu, tak lupa pada kesempatan ini dengan segenap kerendahan hati, penulis
ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Dr. Arief Subhan, M.A. selaku Dekan, Suparto, M.Ed. Ph.D, selaku Wakil
Dekan Bidang Akademik I, Dr. Roudhonah, M.Ag selaku Wakil Dekan
Bidang Administrasi Umum, dan Dr. Suhaimi, M.Si selaku Wakil Dekan
Bidang Akademik III
2. Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Ilmu Dakwah
dan Ilmu Komunikasi, Bapak Drs. Masran, M.A., dan Sekretaris Jurusan
KPI Ibu Fita Fatkhurokhmah, M.Si yang telah membantu memberikan
motivasi dan menuntun penulis dalam menempuh pembuatan skripsi.
3. Ibu Umi Musyarofah, M.A. selaku Dosen Pembimbing yang telah sabar
membimbing penulis dan memberikan arahan, saran serta masukan
sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Semoga apa yang telah Ibu
ajarkan mendapat balasan kebaikan dari Allah SWT.
4. Segenap Dosen Pengajar dan Civitas Akademika Fakultas Dakwah dan
Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah
memberikan ilmunya.
5. Kepada pengurus Perpustakaan Utama yang telah meminjamkan buku-
buku yang diperlukan sebagai referensi oleh penulis.
6. Kepada pengurus Perpustakaan Fakultas yang telah meminjamkan buku-
buku yang diperlukan sebagai referensi oleh penulis.
7. Ketua Yayasan BISA Khairul Umam, S.T, B.A yang telah memberikan
izin dalam melakukan penelitian. Serta kepada Ustadz Faruq Muhammad
Afif, Ustadz Nur Fajri Ramadhan, Ustadz Irham Maulana, Mas Kahfi
Ibrahim, Ibu Lia yang sudah bersedia menjadi narasumber untuk
wawancara penulis.
8. Papah dan Mamah tercinta Arif Fauzan dan Ella Nurlaela orang tua yang
selalu memberikan doa, semangat, motivasi, materi dan kasih sayangnya
selama ini kepada penulis. Semoga Allah senantiasa memberikan umur
yang panjang, diberikan kesehatan, serta keberkahan kepada mereka.
Aamiin.
9. Lia Anggraeni Sheriff pasangan yang selalu memberikan dukungan dalam
bentuk apapun setiap saat untuk penulis, agar segera diselesaikan skripsi
ini dan segera lulus, terima kasih banyak.
10. Teman dekat sekaligus sahabat saya yang selalu menemani saat saya
sedang mengerjakan skripsi, membantu memotivasi dan mengarahkan
skripsi ini hingga akhirnya selesai, Wildan Zulqarnaen. Juga kepada
sahabat-sahabat DPR yang sangat banyak yang tidak bisa saya sebutkan
satu persatu. Dan semua teman-teman yang saya kenal dalam hidup saya.
Terima kasih banyak semuanya.
Jakarta, 20 Oktober 2017
(Ilham Fauzan)
DAFTAR ISI
LEMBAR PERNYATAAN ………………………………………………… i
ABSTRAK ………………………………………………………………...... ii
KATA PENGANTAR ……………………………………………………… iv
DAFTAR ISI ………………………………………………………………... vii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ………………………………… 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah …………………… 6
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian …………………………. 7
D. Tinjauan Pustaka ………………………………………… 8
E. Metodologi Penelitian …………………………………… 10
F. Sistematika Penulisan …………………………………… 15
BAB II TINJAUAN TEORITIS
A. Konsep Dasar Komunikasi ……………………………… 17
1. Pengertian Komunikasi ……………………………… 17
2. Unsur-unsur Komunikasi ……………………………. 18
3. Bentuk-bentuk Komunikasi …………………………. 21
4. Sifat Komunikasi …………………………………….. 23
B. Komunikasi Antarpribadi ……………………………….. 24
1. Pengertian Komunikasi Antarpribadi ……………….. 24
2. Jenis-jenis Komunikasi Antarpribadi ……………….. 24
3. Tahap-tahap Hubungan Antarpribadi ……………….. 25
C. Pendekatan Komunikasi Aantarpribadi …………………. 29
D. Strategi Komunikasi Antarpribadi ………………………. 31
BAB III GAMBARAN UMUM LEMBAGA YAYASAN BISA
(BELAJAR ISLAM DAN BAHASA ARAB)
A. Profil Umum Lembaga BISA …………………………… 36
B. Sejarah Berdirinya Lembaga BISA …………………….. 38
C. Visi dan Misi Lembaga BISA ………………………….. 39
D. Struktur Kepengurusan Lembaga BISA ……………...... 40
E. Program, Fasilitas, dan Sarana Lembaga BISA ………… 41
F. Data Pengajar …………………………………………… 43
BAB IV ANALISIS DATA DAN HASIL TEMUAN
A. Pendekatan Komunikasi Antarpribadi Pengajar dengan Murid
dalam Pembelajaran Bahasa Arab Online Via WhatsApp di
Yayasan BISA Learning Center …………………………. 46
B. Strategi Komunikasi Antarpribadi Pengajar dengan Murid
dalam Pembelajaran Bahasa Arab Online Via WhatsApp di
Lembaga Yayasan BISA Learning Center ………………. 56
C. Faktor Penghambat Dan Pendukung Dalam Pembelajaran
Belajar Bahasa Arab Online Via WhatsApp di Yayasan BISA
Learning Center ………………………………………….. 60
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ………………………………………………. 63
B. Saran ……………………………………………………... 65
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………….. 66
LAMPIRAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Manusia adalah makhluk Tuhan yang paling sempurna, unik dan
menarik. Sempurna karena manusia dikaruniai akal pikiran, berbeda
dengan makhluk ciptaan lainnya. Sungguh menakjubkan ciptaan Allah
yang bernama manusia. Selain itu manusia juga dikatakan sebagai
makhluk sosial yang mengartikan bahwa manusia memiliki kebutuhan dan
kemampuan serta kebiasaan untuk berkomunikasi dan berinteraksi dengan
orang lain. Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak dapat hidup sendiri
atau mencukupi kebutuhannya sendiri meskipun dia mempunyai status
yang mapan, dan kekayaan, manusia selalu membutuhkan bantuan orang
lain.
Hubungan antar manusia dibangun melalui komunikasi, dengan
kata lain komunikasi menjadi sarana yang ampuh untuk membangun
sebuah relasi antara kita dengan orang lain1. Komunikasi antarpribadi
adalah komunikasi yang sangat berpengaruh dalam kehidupan sehari-hari.
Karena komunikasi antarpribadi adalah komunikasi yang berlangsung
dalam situasi tatap muka antara dua orang atau lebih, baik secara
terorganisasi atau kerumunan orang.
1 Agus M. Hardjana, Komunikasi Intrapersonal & Kkomunikasi Interpersonal,
(Yogyakarta: Kanisius, 2003), h. 111
2
Manusia memerlukan bantuan orang lain di sekitarnya. Untuk itu
manusia memerlukan adanya komunikasi. Sebagai makhluk sosial,
manusia akan selalu berkeinginan untuk berbicara, tukar menukar gagasan,
mengirim dan menerima informasi, membagi pengalaman, bekerja sama
dengan orang lain untuk memenuhi kebutuhan dan sebagainya2.
Komunikasi antarpribadi juga sangat penting bagi kehidupan
manusia. Komunikasi antarpribadi membentuk perkembangan intelektual,
membangun mentalitas, dan sosial manusia. Sebagai makhluk sosial,
manusia akan selalu berkeinginan untuk berbicara, menukar pikiran,
mengirim dan menerima informasi, memberi pengalaman, dan bekerja
sama dengan orang lain untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Bentuk komunikasi yang sering digunakan oleh manusia dalam
berinteraksi salah satunya adalah komunikasi interpersonal atau yang biasa
disebut komunikasi antarpribadi, yaitu komunikasi yang melibatkan dua
atau beberapa orang yang masih dapat diidentifikasikan atau bahkan
dikenal orang-orang yang terlibat3. Sebagai contoh pembentukan karakter
santri di pesantren berfungsi sebagai reformasi sosial yang menciptakan
perubahan dan perbaikan dalam kehidupan masyarakat.
Bahasa Indonesia adalah bahasa yang paling sering digunakan oleh
masyarakat Indonesia selain bahasa Inggris, Arab, Mandarin dan lain-lain.
Namun karena masyarakat Indonesia mayoritas beragama Islam, bahasa
2 Suranto Aw, Komunikasi Interpersonal (Yogyakarta: PT. Graha Ilmu, 2011), Cet. Ke-1,
h. 23. 3 Dasrun Hidayat, Komunikasi Antarpribadi Dan Medianya (Yogyakarta: PT. Graha Ilmu
2012), h. 21
3
Arab merupakan bahasa yang dipelajari selain bahasa Inggris, bahasa Arab
juga sudah digunakan dibeberapa negara Eropa.
Sumber pedoman utama umat Islam Al-Qur’an dan Hadits
keduanya ditulis pakai huruf Arab. Begitu juga dengan kitab-kitab kuning
yang dibuat oleh para ulama Islam dunia tentang berbagai cabang ilmu
agama Islam lainnya yang ditulis pakai bahasa Arab, seharusnya umat
Islam di Indonesia memberikan kontribusi yang lebih besar pada bahasa
Arab .
Bahasa Arab dapat dipelajari di pondok pesantren, sekolah-sekolah
Islam sejak di tingkat dasar sampai perguruan tinggi. Selain di pesantren
dan sekolah, mempelajari bahasa Arab juga bisa dilakukan di Lembaga
Pendidikan Bahasa (LPB) khusus bahasa Arab. Tujuan pengajarannya
adalah supaya para pelajar atau masyarakat umum mampu memahami
bahasa Arab, baik melalui pendengaran maupun tulisan dan mampu
mengutarakan pikiran dan perasaanya menggunakan bahasa Arab.
Lembaga pendidikan bahasa atau kursus bahasa asing harus
memiliki tenaga pengajar yang dapat melakukan komunikasi yang
mencangkup inovasi dan kreativitas yang tinggi dalam teknik pengajaran
dan menarik minat masyarakat agar berkeinginan untuk belajar di lembaga
tersebut. Oleh karena itu diperlukan keterampilan berkomunikasi dalam
4
cara mengajar yang mudah dan menyenangkan agar menarik minat
perhatian dan hati masyarakat umum.
Salah satu cara tersebut dengan mengenali terlebih dahulu
kebutuhan dan keinginan masyarakat demi tercapainya sebuah keputusan
yang memuaskan bagi masyarakat dan tentunya bagi lembaga pendidikan
yang menawarkan produk atau jasa tersebut. Komunikasi pasti berjalan
dengan baik jika pesan yang disampaikan komunikator sampai pada
komunikan maka dibutuhkan komunikasi yang tepat dan efektif. Hidup
yang sebenarnya adalah relasi dengan orang lain. Salah satu jenis frekuensi
terjadinya cukup tinggi adalah komunikasi antarpribadi.
Lembaga pendidikan bahasa asing sudah banyak di wilayah
Jabodetabek. Lembaga pendidikan bahasa asing umumnya seperti bahasa
Inggris, Arab, Jepang, Mandarin dan lain-lain. BISA adalah lembaga
pendidikan bahasa Arab dengan menggunakan system online via whatsapp
sampai saat ini sudah mengelola grup belajar Islam dan bahasa Arab lebih
dari 50.000 orang di seluruh dunia.
Lembaga pendidikan bahasa BISA dijadikan sebagai objek dalam
penelitian ini karena BISA adalah salah satu program unggulan yang
dijalankan oleh yayasan BISA (Belajar Islam dan Bahasa Arab), sebuah
yayasan yang fokus dalam bidang pengajaran Islam dan bahasa Arab
untuk semua tingkatan usia. Yayasan BISA mulanya bergerak secara
online, memanfaatkan media online seperti whatsapp dan facebook.
5
Program online Yayasan BISA sudah berjalan hampir 4 tahun
sejak pertama kali dibuka pada Desember 2013. Selama itu, lebih dari
25.000 peserta telah mengikuti pembelajaran secara online. Alhamdulillah,
sekitar 50% dari total peserta berhasil menyelesaikan pembelajaran
dengan baik. Satu hal yang sangat memotivasi kami, sekalipun belajarnya
online, tetapi peserta mendapatkan hasil yang baik dan dapat diterapkan
secara langsung. Para peserta yang lulus mampu menerapkan ilmu yang
dipelajari dalam memahami Al Qur’an.
Kami meyakini bila diajarkan secara online saja dapat dipahami
dengan mudah, apalagi bila diajarkan langsung secara tatap muka. Insya
Allah ini akan lebih mudah lagi untuk dipahami. Apalagi BISA memiliki
metode pengajaran sendiri yang disebut dengan metode BISA yang telah
teruji dipelajari puluhan ribu peserta lintas usia, daerah, dan latar belakang
pendidikan. Sesuai dengan salah satu misi kami mewujudkan
#IndonesiaMelekBahasaArab, kami ingin memberikan solusi belajar
bahasa Arab yang lengkap. Bagi yang sibuk, bisa mengikuti pembelajaran
secara online. Bagi yang kurang cocok belajar online, bisa mengikuti
langsung kelas di Lembaga BISA Learning Center. Bagi yang kurang
nyaman juga belajar dengan program kelas di Lembaga BISA Learning
Center, bisa memilih kelas privat di rumah atau kantor.
6
BISA ada 6 program online, belajar ilmu sharaf, belajar ilmu
nahwu, nahwu dengan ilmu akidah, juz one day one hadits, percakapan
bahasa Arab HIWARI, kuliah BISA.
Sebagai salah satu lembaga pendidikan bahasa asing khususnya
bahasa arab yang berada di wilayah jabodetabek, lembaga bahasa ini
memberikan kesempatan yang luas kepada masyarakat umum untuk
belajar Islam dan bahasa Arab secara baik dan benar. Untuk membahas
permasalahan di atas, maka penulis mengangkatnya ke dalam bentuk
skripsi yang berjudul
“KOMUNIKASI ANTARPRIBADI PENGAJAR DAN
MURID DALAM PEMBELAJARAN BAHASA ARAB VIA
WHATSAPP DI LEMBAGA BISA LEARNING CENTER”
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Berdasarkan penjelasan diatas, maka penelitian membatasi
masalahnya yaitu bentuk komunikasi antarpribadi yang terjadi anatara
pengajar dan murid online via WhatsApp di Lembaga BISA.
2. Perumusan Masalah
a. Bagaimana komunikasi antarpribadi pengajar dengan murid dalam
pembelajaran online via WhatsApp di Lembaga BISA?
7
b. Bagaimana strategi komunikasi antarpribadi pengajar dengan murid
dalam pembelajaran bahasa Arab online via WhatsApp di Lembaga
BISA?
c. Apa saja faktor pendukung dan penghambat komunikasi antarpribadi
pengajar dengan santri dalam pembelajaran bahasa Arab online via
WhatsApp di Lembaga BISA?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah yang menyangkut di atas,
tujuan penelitian ini adalah:
a. Mengetahui bentuk komunikasi antarpribadi yang diberikan
pengajar kepada murid dalam pembelajaran bahasa arab online via
WhatsApp.
b. Mengetahui strategi komunikasi antarpribadi pengajar kepada
murid dalam pembelajaran bahasa Arab via WhatsApp.
c. Mengetahui faktor pendukung dan penghambat komunikasi
antarpribadi pengajar kepada murid dalam pembelajaran bahasa
arab online via WhatsApp.
8
1. Manfaat Akademik
a) Menambah kajian ilmu pengetahuan bagi mahasiswa Fakultas
Dakwah dan Ilmu Komunikasi khususnya jurusan Komunikasi
dan Penyiaran Islam, tentang komunikasi antarpribadi yang
terjadi di Lembaga Pendidikan Islam.
b) Memberikan kontribusi nilai positif dalam bidang Komunikasi
dan Penyiaran Islam khususnya pada konsep komunikasi
antarpribadi dalam pembelajaran bahasa arab online via
WhatsApp.
2. Manfaat Praktis
Secara praktis penelitian ini diharapkan menjadi acuan dan
bahan dan pegangan bagi orang yang ingin mendalami ilmu
komunikasi, baik di lembaga maupun masyarakat.
D. Tinjauan Pustaka
Dalam penulisan skripsi ini, peneliti menggunakan beberapa
literatur buku dalam penyusunan diantaranya buku tentang Metodologi
Penelitian Kualitatif yang ditulis oleh Lexy J. Maleong, dan Dedi Mulyana
dalam buku Metodologi Penelitian Kualitati. Selain itu peneliti juga
9
menggunakan beberapa sumber buku untuk mendalami permasalahan,
yang fokus untuk dibahas diantaranya Joseph A. Davito dalam bukunya
Komunikasi Antar Manusia. Adapun peneliti juga menggunakan skripsi
terdahulu yang di tulis oleh mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi jurusan Komunikasi Penyiaran Islam dan penulis menemukan
beberapa skripsi yang dijadikan rujukan yang berhubungan dengan
komunikasi antarpribadi dalam penelitian ini, diantaranya adalah :
“Komunikasi Antarpribadi Pengasuh Dan Santri Pondok
Pesantren Al-Idrus Karanganyar, Lebak Banten” yang dikaji oleh Zaeni
Rokhi Jurusan Komunikasi Dan Penyiaran Islam 2010. Persamaan yakni
terletak pada objeknya yang meneliti tentang komunikasi antarpribadi
pengasuh/ustadz dan santri, serta pendekatan penelitian yang digunakan,
yaitu pendekatan kualitatif. Perbedaan penelitian ini terletak pada
subjeknya. Penelitian ini membahas tentang bagaimana komunikasi
antarpribadi antara pengasuh dengan santri untuk menciptakan lingkungan
yang efektif dalam kegiatan pondok serta masalah yang dialami santri di
Pondok Pesantren Al-Idrus.
“Komunikasi Interpersonal Antara Pengurus di Yayasan Bahrul
Hasanah Pabuaran Bojonggede” yang dikaji Siti Sabili Jahro Jurusan
Komunikasi Dan Penyiaran Islam 2012 adapun persamaanya adalah sama-
sama mengkaji tentang komunikasi antarpribadi yang disampikan secara
formal dan informal objeknya yaitu antara pengurus saja. Perbedaanya di
10
sini adalah penulis mengkaji komunikasi anatarpribadi pengajar dan murid
dalam pembelajaran bahasa Arab online via WhatsApp.
E. Metodologi Penelitian
1. Pendekatan Penelitan
Kata “metode” dan “metodologi” sering dicampuradukkan dan
disamakan. Padahal keduanya memiliki arti yang berbeda. Kata
metodologi berasal dari Yunani “metodos” dan “logos”, kata metodos
itu sendiri terdiri dari dua suku kata yaitu “metha” yang berarti melalui
atau melewati, dan “hodos” yang berarti jalan atau cara. Metode berarti
suatu jalan yang dilalui untuk mencapai tujuan. Logos artinya ilmu.
Metodologi sendiri merujuk kepada alur pemikiran umum atau
menyeluruh (general logic) dan gagasan teoritis (theoretic perspective)
suatu penelitian. Sedangkan kata “metode” menunjuk pada teknik yang
digunakan dalam sebuah penelitian seperti wawancara atau observasi.
Menurut Tarumingkeng dalam kata pengantar pada buku metode
penelitian kualitatif, dari asal katanya metode berarti “jalan” atau
“cara”. Metode penelitian berarti cara pengumpulan data dan analisis.
Dari analisa data tersebut kemudian peneliti akan mendapatkan hasil
11
apakah itu penegasan atas teori yang pernah ada (confirmation) atau
penemuan baru (discovery).
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif.
Penelitian kualitatif bertujuan untuk memperoleh pemahaman yang
otentik mengenai pengalaman orang-orang, sebagaimana di rasakan
orang bersangkutan.4
a. Paradigma Penelitian
Paradigma penelitian adalah kerangka berpikir yang menjelaskan
bagaimana cara pandang peneliti terhadap fakta kehidupan sosial dan
perlakuan peneliti terhadap ilmu dan teori5. Paradigma berisi
bagaimana mempelajari fenomena, realita serta cara yang digunakan
dalam penelitian, dan menginterpretasikan temuan.6
2. Subjek dan Objek Penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah
Lembaga BISA yang meliputi komunikator dan komunikan. Sedangkan
4 Dedy Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT Remaja Rosda Karya,
2008), h. 156 5 Juliansyah Noor, Metode Penelitian Skripsi Tesis Disertasi dan Karya Ilmiah,(Jakarta:
Kencana Prenada Media Group, 2012), h.33
6 Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2013), h.25.
12
objek penelitian adalah komunikasi yang dilakukan pengajar kepada murid
dalam pembelajaran bahasa arab online via WhatsApp.
3. Waktu dan Tempat Penelitian
a. Penelitan dilakukan selama 2 bulan (1 April-31 Mei 2017) di
Yayasan Lembaga BISA, Kukusan-Beji, Depok. Dan via
WhatsApp kepada beberapa murid.
4. Tahapan Penelitian
a. Pengumpulan Data
Untuk memperoleh berbagai data yang diperlukan dalam
penelitian maka dibutuhkan teknik atau alat pengumpul data
dengan langkah-langkah yang dilakukan penelitian ini:
1) Observasi
Observasi adalah metode yang digunakan peneliti untuk
mengamati atau melakukan pengindraan langsung terhadap
suatu kondisi, situasi, proses, aktivitas dan perilaku yang
dianggap peneliti dapat digunakan sebagai data pelengkap.
Observasi atau pengamatan langsung merupakan salah satu
teknik pengumpulan data yang sering digunakan untuk jenis
13
penelitian kualitatif. Dalam hal ini peneliti mengobservasi
komunikasi pengajar kepada murid dalam pembelajaran bahasa
arab via whatsapp.7
2) Wawancara
Wawancara (interview), yaitu suatu metode pengumpulan
berita, data, atau fakta di lapangan. “wawancara” dalam suatu
penelitian bertujuan mengumpulkan keterangan tentang
kehidupan manusia dalam suatu masyarakat serta pendirian-
pendirian itu, merupakan suatu pembantu utama dari metode
observasi.8
Prosesnya bisa dilakukan secara langsung dengan bertatap
muka langsung (face to face) atau berkomunikasi via WhatsApp
dengan narasumber yaitu dengan pengajar dan murid yang
terdaftar di grup WhatsApp program kelas online.
3) Dokumentasi
Dokumen-dokumen dapat mengungkapkan bagaimana
subjek mendefinisikan dirinya sendiri, lingkungan, dan situasi
yang dihadapinya suatu saat, dan bagimana kaitan antara
7 Antonius Birowo, Metode Penelitian Komunikasi : Teori dan Aplikasi (Yogyakarta:
Gintanyali, 2004), h. 186. 8 Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kualitatif; Aktualisasi Metodoiligis ke Arah
Ragam Varian kontemporer (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004), cet. Ke-3. h. 64.
14
definisi diri tersebut dalam hubungan dengan orang-orang di
sekelilingnya dengan tindakan-tindakannya.9
Dalam penelitian ini peneliti mencari dan mengumpulkan
data baik berupa foto, maupun booklet, brosur dan arsip tertulis
lainnya.
b. Analisis Data
Pada tahapan teknik analisis data yang peneliti gunakan
adalah dengan menggunakan analisis deskriptif kualitatif. Teknik
analisis data dilakukan sepanjang proses penelitian sejak peneliti
memasuki lapangan untuk mengumpulkan data. Peneliti
mendapatkan data-data dari wawancara pengajar via whatsapp
ersebut serta dan berbagai referensi yang sangat membantu peneliti
dalam menyelesaikan penelitian ini, baik diperoleh dari sumber
buku maupun sumber internet. Dalam penelitian ini, penulis
menganalisis komunikasi antarpribadi pengajar kepada murid
dalam pembelajaran bahasa arab online via WhatsApp. Setelah
data-data yang diperlukan telah terkumpul, lalu dianalisis dengan
teori yang digunakan. Peneliti menganalisis data dengan
memaparkan bentuk komunikasi antarpribadi teori Miller dan
Steinberg.
9Dedy Mulyana, Metodelogi Penelitian Kualitatif, h.195.
15
F. Sistematika Penulisan
Peneliti membagi kedalam lima bab agar mempermudah dalam
pembahasannya, di setiap bab terdapat sub bab, sistematika penulisan
sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Penulis akan menjabarkan tentang latar belakang masalah,
pembatasan dan perumusan masalah, tujuan penelitian dan manfaat
penelitian, metode penelitian, tinjauan pustaka, kerangka teori dan
sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN TEORITIS
Menjelaskan tentang teori-teori yang relevan untuk digunakan
dalam penulisan skripsi, guna menganalisa dan merancang system yang
diperoleh dari berbagai sumber seperti buku referensi maupun website
yang menjadi landasan penelitian skripsi ini yaitu; Pengertian komunikasi,
komunikasi antarpribadi, pendekatan komunikasi antarpribadi, strategi
komunikasi antarpribadi.
16
BAB III GAMBARAN UMUM
Berisi tentang profil umum Lembaga BISA, sejarah berdirinya, visi
dan misi, program-program kegiatan, dan struktur organisasi pengurus
Lembaga BISA.
BAB IV HASIL TEMUAN DAN ANALISIS DATA
Dalam bab ini memaparkan teori Miller dan Steinberg sebagai
pencapaian proses komunikasi antarpribadi pengajar dan murid dalam
pembelajaran online via WhatsApp. Strategi komunikasi yang dilakukan
pengajar kepada murid dalam pembelajaran bahasa Arab online via
WhatsApp. Dan faktor pendukung dan penghambat serta solusi dari
komunikasi antarpribadi pengajar dan murid dalam pembelajaran bahasa
arab online via WhatsApp di Lembaga BISA. Berisi hasil temuan
komunikasi antarpribadi di Yayasan Lembaga BISA.
BAB V PENUTUP DAN SARAN
Berisi kesimpulan dan saran-saran dari pembahasan penelitian ini.
17
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Konsep Dasar Komunikasi
1. Pengertian Komunikasi
Kata Komunikasi berasal dari bahasa latin Communicare yang artinya
memberitahukan. Kata tersebut kemudian berkembang dalam bahasa
Inggris Communication yang artinya proses pertukaran informasi, konsep,
ide, gagasan, perasaan, dan lain-lain antara dua orang atau lebih.
Istilah komunikasi dalam bahasa Inggris disebut dengan communication,
berasal dari kata communication atau dari kata communis yang berarti sama
atau sama maknanya atau pengertian bersama dengan maksud untuk
mengubah pikiran, sikap, perilaku penerima dan melaksanakan apa yang
diinginkan oleh komunikator.
Definisi komunikasi menurut para ahli diantaranya sebagai berikut:
A. Wilbur Schramm mendefinisikan komunikasi sebagai tindakan
melaksanakan kontak antara pengirim dan penerima, dengan
bantuan pesan pengirim dan penerima memiliki beberapa
pengalaman bersama yang memberi arti pada pesan dan symbol
yang dikirim oleh pengirim, dan diterima serta ditafsirkan oleh
penerima.10
10
Suranto AW, Komunikasi Sosial dan Budaya, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010), hal. 2
18
B. Edward Depari mendefinisikan komunikasi sebagai proses
penyampaian gagasan, harapan, dan pesan yang disampaikan
melalui lambing tertentu, mengandung arti, dilakukan oleh
penyampai pesan ditujukan kepada penerima pesan.
C. Hovland, Janis, dan Kelley merumuskan komunikasi adalah
proses di mana seorang individu (Komunikator) mentransmisikan
stimulus untuk mempengaruhi tindakan orang lain.11
Dari berbagai definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa pengertian
komunikasi secara sederhana adalah suatu proses pengiriman pesan
atau simbol-simbol yang mengandung arti dari seorang komunikator
kepada komunikan dengan tujuan tertentu. Jadi dalam berkomunikasi
terdapat suatu pola, symbol yang mengandung arti tertentu. Arti dan
makna symbol di sini tentu saja tergantung pada pemahaman dan
persepsi komunikan. Oleh karena itu, komunikasi akan berjalan efektif
bila komunikator dan komunikan (Pelaku komunikasi) mempunyai
persepsi dan pemahaman yang sama terhadap simbol. Apabila terdapat
perbedaan persepsi dan pemahaman, tujuan komunikasi dapat gagal.
11
Edi Santoso dan Mite Setiansah, Teori Komunikasi, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010), hal. 5
19
2. Unsur-unsur Komunikasi
Adapun unsur-unsur komunikasi dalam ruang lingkup komunikasi adalah
sebagai berikut:
a) Pesan atau Berita (Message)
Message adalah pesan, informasi, atau pengertian dari komunikator
yang penyampaiannya disampaikan kepada komunikan
(audiens/khalayak) melalui penggunaan bahasa atau lambang-
lambang. Lambang atau simbol tersebut dapat berupa gambar, tulisan,
gerakan tubuh, lambaian tangan, kedipan mata, kode morse, bunyi
sirine, warna, sinar, bunyi-bunyian, bendera, dan tentunya suara atau
bahasa yang diucapkan manusia.
b) Komunikator (Sender atau pengirim pesan/informasi)
Komunikator adalah seorang atau sekelompok orang yang
merupakan tempat asal pesan, sumber berita, informasi, atau pengertian
yang disampaikan atau bisa kita sebut sebagai orang atau pihak yang
mengirim/menyampaikan berita. 12
Dalamnya peran sebagai komunikator
tentunya seorang komunikator harus memiliki keterampilan
berkomunikasi yang baik agar pesan atau informasi yang disampaikan
kepada komunikan dapat efektif.
c) Media Komunikasi
Saluran atau media komunikasi adalah sarana tempat berlalunya
simbol-simbol/lambang-lambang yang mengandung makna
12
H.A.W. Widjaja, Ilmu Komunikasi Pengantar Studi, (Jakarta: PT Ineka Cipta, 2000), cet. Ke-2, hal. 93-94
20
berupa pesan/pengertian. Saluran atau medium komunikasi
tersebut berupa alat atau sarana yang menyalurkan suara (Audio)
untuk pendengaran, tulisan dan gambar (Visual) untuk
penglihatan, bau untuk penciuman, wujud fisik untuk perabaan,
dan sebagainya.
d) Komunikan (Reciever atau penerima pesan/berita)
Komunikan adalah seseorang atau kelompok orang sebagai subjek
yang dituju oleh komunikator (Pengirim/penyampai pesan), yang
menerima pesan-pesan (berita, informasi, pengertian) berupa
lambing-lambang yang mengandung arti dan makna.
e) Efek (Effect) atau umpan balik (Feedback)
Efek adalah hasil penerimaan pesan/informasi oleh komunikan,
pengaruh atau kesan yang timbul setelah komunikan menerima
pesan. Efek dapat berlanjut dengan memberikan respon,
tanggapan, atau jawaban yang disebut umpan balik. Hal yang
terpenting dalam komunikasi adalah bagaimana caranya agar
suatu pesan yang disampaikan komunikator menimbulkan efek
atau dampak tertentu pada komunikan. Dampak yang ditimbulkan
dapat diklasifikasikan menurut kadarnya, yaitu:
Dampak kognitif, adalah dampak yang timbul pada
komunikan yang menyebabkan dia menjadi tahu atau
meningkatkan intelektualitasnya
21
Dampak efektif, lebih tinggi kadarnya daripada dampak
kognitif. Tujuan komunikator bukan hanya sekedar supaya
komunikan tahu, tetapi bergerak hatinya, menimbulkan
pesan tertentu, misalnya perasaan iba, terharu, sedih,
gembira, marah, dan lain-lain.
Dampak behavioral, yang paling tinggi kadarnya, yakni
dampak yang timbul pada komunikan dalam bentuk perilaku
tindakan atau kegiatan.13
3. Bentuk-bentuk Komunikasi
Bentuk komunikasi dapat diklasifikasikan menurut jumlah pihak
yang terlibat dalam proses komunikasi, dimulai dari komunikasi yang
melibatkan jumlah peserta komunikasi paling sedikit, hingga komunikasi
yang melibatkan jumlah peserta paling banyak. Yakni meliputi:
a. Komunikasi intrapersonal
Proses komunikasi yang terjadi dalam diri sendiri.
Misalnya proses berpikir untuk memecahkan masalah
pribadi. Dalam hal ini ada proses tanya jawab dalam diri
sendiri sehingga dapat diperoleh keputusan tertentu.14
b. Komunikasi interpersonal
13
Onong Uchjana Effendy, Dinamika Komunikasi, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2000), cet. Ke-4, hal. 7 14
Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010) Cet. Ke-14 hal. 81
22
Komunikasi antara orang-orang secara tatap muka,
yang memungkinkan pesertanya menangkap reaksi orang
lain secara langsung, baik secara verbal maupun non verbal.
c. Komunikasi kelompok
Proses komunikasi yang berlangsung pada
sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama.
Contohnya seperti diskusi kelompok, seminar, rapat, dan
lain sebagainya.
d. Komunikasi publik
Komunikasi antara seorang pembicara sejumlah
besar orang (Khalayak), yang tidak bisa dikenali satu
persatu. Komunikasi ini sering disebut pidato, ceramah,
kuliah umum, dan lain sebagainya.
e. Komunikasi organisasi
Komunikasi yang terjadi dalam suatu organisasi,
bersifat formal dan informal. Berlangsung dalam jaringan
yang lebih besar daripada komunikasi kelompok.
f. Komunikasi massa
Komunikasi yang melibatkan banyak orang. Ada
sebagian ahli mengatakan bahwa komunikasi massa adalah
komunikasi melalui media massa, namun sebagian ahli lain
berpendapat bahwa komunikasi massa tidak harus
23
menggunakan media massa. Contohnya seperti kampanye
politik. 15
4. Sifat Komunikasi
Dilihat dari sifatnya, proses komunikasi dapat dibedakan menjadi:
a. Komunikasi tatap muka
Dalam hal ini pihak-pihak yang terkait dalam proses
komunikasi saling bertemu dan bertatap muka dalam suatu
tempat tertentu
b. Komunikasi verbal
Komunikasi dengan ciri bahwa pesan yang dikirimkan berupa
pesan verbal atau dalam bentuk ungkapan kalimat, baik secara
lisan maupun tulisan
c. Komunikasi non-verbal
Komunikasi dengan ciri bahwa pesan yang disampaikan berupa
pesan non-verbal atau bahasa isyarat, baik isyarat badaniah
(Gestural) maupun isyarat gambar (Pictoral).16
d. Komunikasi bermedia
Proses komunikasi dengan menggunakan media, seperti
telepon, surat, radio, dan lain-lain.
15
Suranto AW, Komunikasi Sosial dan Budaya, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010), hal. 13 16
Suranto AW, Komunikasi Sosial dan Budaya, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010), hal. 14
24
B. Komunikasi Antarpribadi
1. Pengertian Komunikasi Antarpribadi
Secara umum komunikasi antarpribadi dapat diartikan
sebagai suatu proses pertukaran makna antara orang-orang yang
saling berkomunikasi secara tatap muka (Face to face) dalam
keadaan tertentu. Dalam proses pertukaran makna tersebut selalu
mengalirkan pesan. Komunikasi tidak selalu menggunakan kata-
kata verbal semata. Terkadang menggunakan lambang-lambang
pesan yang disebut pesan-pesan non-verbal. Jenis komunikasi ini
dianggap paling efektif untuk menyampaikan informasi, pertukaran
makna dan mengubah sikap, pendapat atau perilaku manusia.
Komunikasi dengan kenalan, teman, sahabat, kekasih,
keluarga, satu lawan satu disebut komunikasi interpersonal atau
biasa disebut komunikasi antarpribadi. Komunikasi antarpribadi
adalah interaksi tatap muka antar dua atau beberapa orang, di mana
pengirim dapat menyampaikan pesan secara langsung dan
penerima pesan dapat menerima dan menanggapi secara langsung
pula.17
2. Jenis-jenis Komunikasi Antarpribadi
Berdasarkan sifatnya, komunikasi antarpribadi diklasifikasikan
menjadi dua jenis yaitu:
a. Komunikasi Diadik (Dyadic Communication)
17
Agus M. Hardjana, “Komunikasi Intrapersonal & Interpersonal”, (Yogyakarta: Kanisius, 2003) hal. 85
25
Komunikasi diadik adalah komunikasi antarpribadi yang
berlangsung antara dua orang yakni seseorang berlaku sebagai
komunikator yang menyampaikan pesan, dan seorang lagi
menjadi komunikan yang menerima pesan.
b. Komunikasi Triadik (Triadic Communication)
Komunikasi triadic adalah komunikasi antarpribadi yang
pelakunya terdiri dari tiga orang, yakni seorang komunikator
dan dua orang komunikan.18
Jika triadik dibandingkan dengan diadik, maka lebih efektif
komunikasi diadik. Karena komunikator memusatkan
perhatiannya hanya kepada seorang komunikan.
3. Tahap-tahap Hubungan Antarpribadi
Suatu hubungan antarpribadi berlangsung melewati tiga tahap:
pembentukan hubungan, peneguhan hubungan, dan pemutusan hubungan.
a. Pembentukan Hubungan Antarpribadi
Tahap ini disebut sebagai tahap perkenalan (Acquaintance
process) yang terfokus pada proses penyampaian dan penerimaan
informasi dalam pembentukan hubungan.
Steve Duck menulis: “Perkenalan adalah proses komunikasi
di mana individu mengirimkan (secara sadar) atau menyampaikan
(terkadang tidak sengaja) informasi tentang struktur da nisi
kepribadiannya kepada bakal sahabatnya, dengan menggunakan
18
Onong UChjana Effendy, “Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi”, (Bandung: Citra Aditya Bakti, 2007), hal. 63
26
cara-cara yang agak berbeda pada bermacam-macam tahap
perkembangan persahabatan.”19
Dalam tahap ini informasi yang dicari dan disampaikan
umumnya berkisar mengenai data demografis, usia, pekerjaan,
tempat tinggal, keadaan keluarga, dan sebagainya.
b. Peneguhan Hubungan Antarpribadi
Untuk memelihara dan mempererat hubungan antarpribadi
ada empat faktor yang amat penting dalam memelihara
keseimbangan ini, yaitu:
1. Keakraban
Merupakan pemenuhan kebutuhan akan kasih sayang.
Hubungan antarpribadi akan terpelihara apabila kedua belah
pihak sepakat tentang tingkat keakraban yang diperlukan.
2. Kontrol
Faktor kedua harus dapat mengontrol. Jika terjadi
pendapat yang berbeda dari pelaku komunikasi, maka harus
terjadi kesepakatan tentang siapa yang akan mengontrol, siapa
yang mendominasi percakapan, siapa yang dominan. Konflik
terjadi umumnya bila masing-masing berkuasa, atau tidak ada
pihak yang mengalah.
3. Respon yang tepat
19
Jalaludin Rakhmat, “Psikologi Komunikasi”, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2005), hal. 125
27
Dalam factor ini respons terbagi ke dalam dua
kelompok, yaitu konfirmasi dan diskonfirmasi. Konfirmasi
yang akan memperteguh hubungan antarpribadi sedangkan
diskonfirmasi akan merusaknya.
4. Nada emosional yang tepat
Faktor yang keempat adalah keserasian suasana
emosional ketika berlangsungnya komunikasi antarpribadi.
Walaupun dua orang yang sedang berinteraksi dalam
suasana emosional yang berbeda, tetapi interaksi akan stabil
jika seseorang mengerti dan ikut menyamakan suasana
emosional yang lain.
Jika empat faktor di atas telah terjalin dengan baik, dipastikan
komunikasi antarpribadi yang dilakukan oleh kedua belah pihak antara
komunikator dan komunikan dapat berjalan dengan baik, dan sesuai tujuan
sekaligus dapat menjaga keseimbangan dan mempererat hubungan
komunikasi.
c. Pemutusan Hubungan Antarpribadi
Terdapat lima sumber konflik pemutusan hubungan
antarpribadi yang diambil dari analisis R.D. Nye (1973) dalam
bukunya Conflict Among Humans yakni:
28
1. Kompetisi
Salah satu pihak berusaha memperoleh sesuatu
dengan mengorbankan orang lain, misalnya menunjukkan
kelebihan dalam bidang tertentu dengan merendahkan orang
lain.
2. Dominasi
Salah satu pihak berusaha mengendalikan pihak lain
sehingga orang itu merasakan hak-haknya dilanggar.
3. Provokasi
Salah satu pihak terus menerus berbuat sesuatu yang
ia ketahui menyinggung perasaan orang lain.
4. Kegagalan
Masing-masing berusaha menyalahkan orang lain
apabila tujuan bersama tidak tercapai.
5. Perbedaan nilai
Kedua pihak tidak sepakat tentang nilai-nilai yang
mereka anut.20
20
Jalaludin Rakhmat, “Psikologi Komunikasi”, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2005), hal. 129
29
C. Pendekatan Komunikasi antarpribadi
Proses pembelajaran dapat disebut juga bentuk pendekatan komunikasi
antarpribadi di mana komunikasi yang terjadi antara subjek didik dengan
pendidik, antara mahasiswa dengan dosen, antara siswa dengan guru, antara
pengajar dan murid. Komunikasi dalam bentuk diskusi dalam proses belajar
mengajar berlangsung sangat efektif, baik antara pengajar dengan murid
maupun diantara murid sendiri sebab mekanismenya memungkinkan murid
terbiasa mengemukakan pendapat secara argumentatif dan dapat mengkaji
dirinya.
Menurut Miller dan Steinberg mengemukakan bahwa suatu bentuk
komunikasi termasuk komunikasi antarpribadi atau bukan perlu dilakukan
pemahaman terhadap identifikasi tiga analisis tingkat informasi, yaitu21
:
1. Analisis Tingkat Kultural
Kebudayaan merupakan sekumpulan keteraturan, norma, institusi
social, kebiasaan, dan ide-ide yang dimiliki oleh sekumpulan orang.
Terkadang kebudayaan didefinisikan sebagai lokasi geografis, etnis, pola
religious. Para ahli menganggap bahwa orang yang termasuk kelompok
kebudayaan yang sama mempunyai kesamaan cara bertingkah laku, dan
tampak memiliki sikap dan nilai tertentu. Dengan demikian, kebudayaan
dapat memberi petunjuk bagaimana anggota kelompok kebudayaan tertentu
akan berkomunikasi satu dengan yang lainnya.
21
Muhammad Budyatna, ”Teori Komunikasi Antarpribadi”, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011), hal. 2
30
Terdapat dua macam kultur, yait homogeneous, apabila orang-orang
di suatu kultur berperilaku kurang lebih sama dan menilai sesuatu juga sama.
Sedangkan yang heterogenous adanya perbedaan-perbedaan di dalam pola
perilaku dan nila-nilai yang dianutnya. Ketika berhadapan dengan individu
yang spesifik, seseorang harus berhati-hati untuk menerapkan perkiraan
tentang orang tersebut berdasar data tingkat kebudayaan. Masing-masing
individu yang tergabung dalam suatu kelompok kebudayaan mempunyai
kepribadian sendiri-sendiri.22
2. Analisis Tingkat Sosiologis
Analisis tingkat sosiologis didasarkan pada pertimbangan yang
dibuat tentang orang lain dengan mengetahui kelompok tempat orang
tersebut termasuk. Ada pertimbangan untuk mengelompokkan seseorang ke
dalam kelompok tertentu berdasar keanggotaanya pada bentok kelompok
sosial yang dipilihnya. Namun ada juga keanggotaan kelompok yang tidak
dipilih sendiri oleh yang bersangkutan, mislanya termasuk ke dalam
kelompok orang tua, dewasa, dan remaja. Bagaimanapun juga, anggota yang
termasuk kelompok tertentu, baik yang dipilih sendiri maupun tidak,
mempunyai kesamaan dengan anggota lainnya dalam satu kelompok. Antar
kelompok itu sendiri mempunyai perbedaan yang merupakan ciri dari
masing-masing bentuk kelompoknya.
22
http://www.academia.edu/6874468/Komunikasi_antar_pribadi diakses pada bulan April 2017
31
3. Analisis Tingkat Psikologis
Analisis tingkat psikologis didasarkan pada dua orang yang sering
berinteraksi dan mendasarkan prediksinya mengenai satu sama lain terutama
pada data psikologis secara khusus menegaskan bahwa mereka mengenal
satu sama lain sebagai individu.23
Dan juga menuntut adanya saling
mengenal antar individu yang terlibat di dalam transaksi komunikasi.
Walaupun individu mempunyai sekumpulan data mengenai kebudayaan dan
sosiologis seseorang tidak dapat memperkirakan perilaku khusus seseorang
yang dihadapainya. Informasi mengenai data tingkat psikologis tidak dapat
dipisahkan dari proses keintiman yang terjalin, terkadang seseorang
memberikan informasi mengenai dirinya sendiri kepada orang lain, dan
mendapatkan informasi balik dari orang lain mengenai dirinya.
Sehingga di dalam komunikasi antarpribadi yang lebih ditekankan
adalah komunikasi yang berdasar pada analisis tingkat psikologis, tingkat
kebudayaan dan sosiologis digunakan sebagai pelengkap di dalam
mengumpulkan data tentang seseorang yang sedang dihadapi.24
D. Strategi Komunikasi Antarpribadi
Strategi kendali komunikasi terdiri dari banyak strategi kendali
komunikasi. Strategi-strategi komunikasi antarpribadi menjadi bagian dari pola
kendali komunikasi individu apabila ia memperoleh informasi baru mengenai
23
Muhammad Budyatna, “Teori Komunikasi Antarpribadi”, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011), hal. 5 24
http://academia.edu/6874468/Komunikasi_antar_pribadi diakses pada bulan April 2017
32
pendekatan-pendekatan yang lebih efektif guna memperoleh respons yang
diinginkan. Miller dan Stainberg (1975) membaginya dalam lima strategi,
diantaranya adalah25
:
1. Strategi Wortel Teruntai
Strategi wortel teruntai atau dagling carrot strategies berisikan atau
berupa pemberian imbalan yang diberikan oleh komunikator kepada pihak
lain. Strategi wortel teruntai ini berasumsikan bahwa komunikator dapat
meningkatkan probabilitas untuk memperoleh respons yang diinginkan
apabila komunikator memberikan imbalan kepada seseorang.
Tujuan dari strategi ini adalah untuk mengubah tingkat, arah, dan
substansi mengenai perilaku-perilaku dan memperkuat reinforce perubahan-
perubahan ini apabila hal itu diinginkan. Dua prosedur dasar bagi
implementasi strategi wortel teruntai adalah dengan menciptakan rangkaian-
rangkaian stimulus-response-reward dan menghasilkan pengembangan
strategi wortel pada orang lain. Di luar pemahaman tujuan-tujuan dan
prosedur-prosedur ini, strategi wortel yang efektif harus memiliki beberapa
kemampuan berkomunikasi.
2. Strategi Pedang Tergantung
Strategi pedang tergantung didasarkan pada asumsi bahwa
komunikator akan mengulang perilaku yang menyebabkan diberinya
imbalan. Komunikator yang hendak mengurangi probabilitas respons yang
25
Muhammad Budyatna, “Teori Komunikasi Antarpribadi”, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011) hal, 75
33
tidak diinginkan akan berlindung pada strategi pedang tergantung. Strategi
ini merupakan hukuman, seorang komunikator bisa menghukum pihak
lainnya agar orang itu mengurangi atau membatasi perilaku-perilaku yang
tidak disukai oleh yang memberi hukuman.26
Strategi pedang mirip dengan wortel, karena efektivitas kedua
strategi ini bergantung kepada apakah responden merasakan adanya
keuntungan atau manfaat pribadi dengan memberikan respons yang
diinginkan pengendali. Taktik utama dari pengendalian strategi pedang
adalah memicu strategi-strategi komplementer dari responden.
3. Strategi Katalisator
Strategi kendali katalisator atau catalyst control strategies terjadi di
mana seseorang komunikator mencoba memancing respons yang ia
inginkan, tetapi sebaliknya bukan memberikan imbalan atau ancaman
hukuman, komunikator sekedar mengingatkan kepada yang bersangkutan
akan suatu tindakan yang sepertinya bisa diterima dan diinginkan oleh yang
bersangkutan. Metode ini bergantung kepada keefektifan menjadikan
individu berperilaku dengan cara berinisiatif diri tanpa memberikan imbalan
atau hukuman baginya. Komunikator harus membekali dengan pesan atau
26
Muhammad Budyatna, “Teori Komunikasi Antarpribadi”, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011), hal. 79
34
informasi yang membangkitkan semangat untuk memicu proses ini, tetapi
individu sebagian besar bertindak atas kemauan sendiri.27
Perbedaan utama antara teknik-teknik katalisator dengan strategi
kendali komunikasi lainnya terletak pada ketidakmenonjolnya kendali. Pada
strategi wortel dan pedang, pengendali menekankan perannya sendiri di
dalam proses. Sedangkan strategi katalisator pengendali berusaha
mendapatkan respons yang diinginkan dengan menekankan pada si
pendengar.
4. Strategi Kembar Siam
Strategi kembar siam atau Siamese twin strategies bukan untuk
menciptakan hubungan yang diinginkan, melainkan merupakan hasil dari
semacam hubungan yang sudah terbentuk. Strategi ini hanya dapat
diimplementasikan setelah hubungan terbentuk. Terdapat dua syarat
hubungan yang menyebabkan berkembangnya strategi kembar siam;
Pertama, adanya tingkat ketergantungan yang tinggi antara para
komunikator. Kedua, tidak seorang pun dari keduanya lebih berkuasa
terhadap yang lain. Bahkan apabila kedua orang itu memiliki
ketergantungan, salah satu masih bisa mendominasi hubungan dengan
menggunakan strategi wortel atau pedang. Strategi kembar siam muncul
apabila kedua komunikator memiliki jumlah kendali kurang lebih sama.28
5. Strategi Dunia Khayal
27
Muhammad Budyatna, “Teori Komunikasi Antarpribadi”, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011), hal. 90 28
Muhammad Budyatna, “Teori Komunikasi Antarpribadi”, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011), hal. 94
35
Stategi kendali dunia khayal atau fairyland strategies mengandalkan pada ilusi
dan khayalan pada perasaan-perasaan yang ditimbulkan sendiri mengenai kendali.
Khayalan-khayalan ini dapat memberikan semacam ketenangan dari perasaan
cemas, tetapi memiliki dasar realitas yang tidak seberapa dan tidak cukup untuk
menggantikankendali sebenarnya. Orang-orang seperti ini hidup sebagai
pengkhayal total dari kenyataan, mereka sering menghabiskan waktu untuk
sekedar mengkhayal. Taktik yang digunakan oleh pengguna strategi dunia khayal
yaitu mengabaikan respons yang tidak diinginkan dengan memberikan penafsiran
yang positif.29
29
Muhammad Budyatna, “Teori Komunikasi Antarpribadi”, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011), hal. 100
36
BAB III
GAMBARAN UMUM LEMBAGA YAYASAN BISA (BELAJAR ISLAM
DAN BAHASA ARAB)
A. Profil Umum BISA (Belajar Islam dan Bahasa Arab)
Bahasa Arab adalah bahasa komunikasi yang dikenal erat hubungannya
dengan agama Islam. Kedatangan Islam sebagai ajaran agama di suatu
lingkungan masyarakat yang kemudian dianut sebagai pedoman hidupnya
menuntut para pemeluknya untuk memahami bahasa Arab yang merupakan
bahasa kitab suci ajaran Islam yaitu Al-Quran dan Al-Hadits Nabi Muhammad
SAW. Hubungan yang sinergis antara bahasa Arab dan Islam, tidak lain karena
Al-Quran diturunkan dalam bahasa Arab sekaligus juga melibatkan secara
langsung atau tidak, tradisi kehidupan bangsa Arab sebagai dasar umat Islam.
Yayasan BISA adalah lembaga yang bergerak di bidang jasa pendidikan
Bahasa Arab, Al-Quran, dan kajian Islam. Program BISA (Belajar Islam dan
Bahasa Arab) adalah program khusus non formal jarak jauh yang diluncurkan
sebagai bagian dari cita-cita untuk sebanyak mungkin membantu umat Islam
agar bisa “melek” ilmu Islam dan bahasa Arab di tengah-tengah kesibukan
dalam menjalani aktivitas masing-masing. Maka dari itu BISA bertekad
memudahkan siapa saja yang ingin belajar bahasa Arab dan ilmu Islam secara
online yang memanfaatkan kemajuan teknologi seperti website, email, dan
WhatsApp.
37
Kantor Yayasan BISA berlokasi di Jalan Rawa Pule Buntu RT 05 RW
02 No. 9 E, Kukusan, Beji, Depok. Kode pos 16425. Lokasi yang strategis
berada di lingkungan sekitar Universitas, Sekolah, perumahan, pusat
perbelanjaan, sehingga memungkinkan banyak masyarakat yang melihat dan
mengetahui keberadaan Yayasan BISA, lalu tetap bisa mengikuti programnya
walau sibuk, karena via online.
Lembaga BISA memiliki 12 program unggulan yaitu:
- Program BISA (Belajar Ilmu Sharaf)
- Program BINA (Belajar Ilmu Nahwu)
- Program NIKAH (Nahwu dengan Ilmu Akidah)
- Program SAKINAH (Bisa Fikih dengan Nahwu)
- Program KORAN (Kosakata Harian Bahasa Arab)
- Program JODOH (Just One Day Hadith)
- Program MODIST (Moesthalah Hadits)
- Percakapan Bahasa Arab HIWARI
- Program MAHAR (Terjemahan Bahasa Arab)
- KULIAH BISA
- Pesantren Kosan (Pesantren Mahasiswa/I UI dan sekitarnya)
- BLC (BISA Learning Centre)
Dengan pengajar professional yang bisa diikuti oleh semua kalangan khusus
pemula yang ingin belajar bahasa Arab dengan mudah dan menyenangkan secara
gratis.
38
B. Sejarah berdirinya BISA (Belajar Islam dan Bahasa Arab)
Terinspirasi dengan cara belajar online di MEDIU, ditambah nikmat
berupa waktu luang yang dimiliki, secara iseng-iseng pencetus BISA membuat
status pada 12 Desember 2013 yang berisi menanyakan adakah peminat belajar
bahasa Arab online? Tak disangka yang menjawab minat ada 44 orang ikhwan.
Kemudian dimulai lah angkatan pertama pada Desember 2013 dengan metode,
penjelasan, dan konsep pelajaran yang sama sekali belum dipikirkan
sebelumnya.
Awalnya pencetus BISA merencanakan pembelajaran sampai
pembahasan paling dasar saja. Namun secara mengejutkan para peserta
merespon positif metode yang diberikan bahkan cenderung meminta tambahan
materi sehingga terbentuklah sebuah metode yang disebut metode BISA. Nama
metode ini mencerminkan harapan dan optimism bahwa semua BISA belajar
bahasa Arab atas izin dan kemudahan darai Allah.
Angkatan kedua dimulai Februari 2014 dengan105 peserta yang terdiri
dari 75 ikhwan dan 30 akhwat. Dilanjutkan angkatan ketiga di mana diterima
250 peserta yang terdiri dari 175 ikhwan dan 75 akhwat. Hal yang sangat
menggembirakan adalah, itu adalah angkatan dengan rasio DO yang paling
sedikit sejauh sampai saat ini, Alhamdulillah karena BISA Learning Center
mulai menerapkan proses pendaftaran yang sedikit dibuat lebih rumit untuk
menyaring peserta yang benar-benar serius atau sekedar coba-coba.
Angkatan keempat lebih luar biasa lagi peminatnya, khususnya akhwat,
hanya dalam waktu 2x24 jam kuota langsung penuh, bahkan menyisakan
39
antrian yang jumlahnya hampir seratus, padahal kuota akhwat 250 peserta dan
ikhwan 250 peserta. Alhamdulillah sejak angkatan kelima hingga saat ini,
peserta yang mendaftar program BISA selalu di atas 100 orang setiap bulannya.
Ini menandakan besarnya minat kaum muslimin untuk belajar bahasa Arab.
Inilah harapan BISA Learning Center yang sesungguhnya. Silakan sibukan diri
sebagai dokter, dosen, buruh, wirausaha, mahasiswa, karyawan, dan apapun
pekerjaan dan kesibukan anda, tapi sediakan waktu untuk mempelajari bahasa
kitab suci dan nabi kita. Sungguh bahasa Arab bukan hanya bisa dikuasai oleh
lulusan pesantren saja, tapi siapa saja bisa dengan izin Allah SWT.30
C. Visi dan Misi Lembaga Yayasan BISA (Belajar Islam dan Bahasa
Arab)
Visi
Menjadi lembaga pendidikan dan dakwah Islam terdepan dalam
mewujudkan generasi Islam berilmu dan beramal.
Misi
Menyelanggarakan kegiatan Belajar Islam dan Bahasa Arab tanpa
batasan waktu, usia, pekerjaan, dan jarak.
Memasyarakatkan bahasa Arab di Indonesia untuk
#IndonesiaMelekBahasaArab. Mendorong terwujudnya pendidikan
Islam berkelanjutan yang tidak terbatas pada usia sekolah (SD-SMA)
dan kuliah (S1-S3) melalui pendidikan Islam.
30
Wawancara dengan Ust. Faruq Muhammad Afif pada hari Kamis, tanggal 27 April 2017 di Yayasan BISA, Kukusan Beji, Depok.
40
Mendakwahkan pokok aqidah ahlus sunnah wal jama’ah berdasarkan
Al-Quran dan Hadits.31
D. Struktur Kepengurusan Lembaga Yayasan BISA (Belajar Islam dan
Bahasa Arab)
31
http://www.bisa.id diakses pada hari Kamis, tanggal 27 April 2017
PEMBINA
Muhammad Mirjani, Lc
BENDAHARA
Lailatul Hidayah, B.A
SEKRETARIS
Mutmainnah Jawas, Lc
KETUA YAYASAN
Khairul Umam, S.T, B.A
KADIV. PENDIDIKAN
Nur Fajri Ramadhan
KADIV. UMUM & ADMIN
Lailatulhidayah, B.A
KAPROG. HADITS
Irham Maulana, Lc
KAPROG. PESANTREN KOSAN
Nur Fajri Ramadhan
KAPROG.BAHASA
ARAB
Nur Fajri Ramadhan
41
E. Program, Fasilitas dan Sarana Lembaga BISA
Bahasa Arab adalah bahasa Al-Quran dan hadits Nabi. Karenanya
merupakan bahasa keagamaan bagi seluruh umat Islam di dunia. Sebagai
bahasa Al-Quran, bahasa Arab mempunyai status khusus bagi umatnya. Maka
sudah seharusnya, umat Islam di duniaberusaha mempelajari bahasa Arab agar
mampu mengartikan dan menafsirkan dengan baik kitab suci Al-Quran dan
kandungan yang ada di dalamnya. Maka dari itu Lembaga BISA menawarkan
beberapa program, fasilitas, dan sarana bagi masyarakat muslim pemula yang
ingin belajar bahasa Arab online via WhatsApp di sela-sela kesibukannya
masing-masing. Diantaranya adalah:
Program
Lembaga BISA Menawarkan Beberapa Program:
1. Program Online:
a. Belajar Ilmu Sharaf (BISA)
b. Belajar Ilmu Nahwu (BINA)
c. Nahwu dengan Ilmu Akidah (NIKAH)
d. Just One Day One Haditsh (JODOH)
e. Percakapan Bahasa Arab HIWARI
f. KULIAH BISA
2. Program Tatap Muka:
a. BLC (BISA Learning Centre)
b. Pesantren Kosan (Pesantren untuk mahasiswa/I UI dan
sekitarnya)
42
Fasilitas dan Sarana
Fasilitas yang didapat ketika mengikuti program belajar bahasa Arab
secara online via WhatsApp adalah:
- Bergabung di group WhatsApp bersama dengan pembina,
para Ustadz pengajar, dan peserta lainnya satu angkatan.
- Memiliki kontak para Ustadz pengajar yang bisa dihubungi
untuk menanyakan hal yang berkaitan dengan belajar bahasa
Arab.
- Dalam 2 bulan mendapatkan 8 kali pertemuan online via
WhatsApp, masing-masing berdurasi 90 menit.
- Mendapatkan sertifikat kelulusan digital jika lulus.
- Dapat menjadi pengajar bila telah menjadi alumni.32
32
Wawancara dengan Ust. Faruq Muhammad Afif pada hari Kamis, tanggal 27 April 2017 di Yayasan BISA, Kukusan Beji, Depok.
43
F. Data Pengajar
Nama Pendidikan
Terakhir
Mengajar
sejak
Ustadz Muhammad
Mirjani, Lc
Alumni Univ.
Islam Madinah
2013
Ahmad Ied Ahmad
Zaki, Lc
Alumni Univ. Al
Azhar
2013
Arif Fathul Ulum,
Lc
Alumni Univ.
Islam Madinah
2013
Ja’far Shalih, Lc Alumni Darul
Hadits, Yaman
2014
Hasan Al Jaizy, Lc Alumni LIPIA 2014
Khairul Umam, S.T,
B.A
Alumni UI dan
alumni Univ. Al
Madinah
Internasional
2013
Athoilah, B.A Alumni Univ. Al
Madinah
Internasional
2013
Irham Maulana, Lc Alumni LIPIA 2015
Muhshon Baidhowi,
Lc
Alumni LIPIA 2015
44
Ahmad Jaelani, Lc Alumni LIPIA 2013
Nur Fajri Ramadhan Mahasiswa LIPIA 2016
Lailatul Hidayah,
B.A
Alumni Univ. Al
Madinah
Internasional
2013
Muthmainnah
Jawas, Lc
Alumni LIPIA 2014
Rahimah Tartila, Lc Alumni LIPIA 2014
Lili Mukarramah,
B.A
Alumni Univ. Al
Madinah
Internasional
2014
45
BAB IV
ANALISIS DATA DAN HASIL TEMUAN
Lembaga Yayasan BISA (Belajar Islam dan Bahasa Arab) Learning Center
adalah lembaga pendidikan non formal. Yang memberikan fasilitas untuk semua
kalangan agar bisa memahami dan membaca bahasa Arab dan Al-Quran di
tengah-tengah kesibukannya, karena bisa belajar online via WhatsApp. Seseorang
yang mempelajari bahasa Arab dengan niat yang benar, insya Allah akan
mendapatkan pahala dari Allah SWT karena telah mempelajari bahasa Al-Quran.
Sebagaimana firman Allah yang berbunyi:
“Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa Al-Qur’an dengan berbahasa
Arab, agar kamu memahaminya.” (QS. Yusuf : 2)
Sebagian orang menganggap bahwa bahasa Arab adalah bahasa yang sulit
nuntuk dipelajari. Terlebih lagi mengajarkan bahasa Arab yang tidak memiliki
harakat (Arab gundul) kepada anak-anak, orang dewasa, dan orang lanjut usia
yang masih asing atau awam dengan huruf-huruf Arab. Mengajar anak-anak sudah
pasti berbeda dengan orang dewasa dan lansia di kelas. Sebenarnya hal ini tidak
terjadi apabila seseorang yang ingin belajar bahasa Arab itu, memiliki semangat
dan niat belajar yang tinggi dan pengajarnya mempunyai metode pengajaran yang
baik dan benar serta pendekatan komunikasi dan strategi komunikasi antarpribadi
yang efektif sehingga proses pembelajaran bahasa Arab dapat berjalan lancar.
46
Apalagi zaman sekarang sudah canggih, kita semua bisa belajar online via
WhatsApp sehingga sesibuk apapun kita sudah tidak ada alasan lagi untuk tidak
belajar.
Murid anak-anak, dewasa, dan lansia pasti memiliki kepribadian dan
karakteristik yang sangat berbeda dalam memahami serta mempelajari kata atau
kalimat bahasa Arab yang diajarkan. Sebagaimana hasil dari analisis yang penulis
amati selama di lapangan bahwa para pengajar Yayasan BISA dalam proses
pembelajaran online via WhatsApp, terdapat pendekatan komunikasi kepada
murid-muridnya dengan tujuan untuk mengembangkan semua potensi yang ada
semaksimal mungkin serta tercapainya keefektifan komunikasi antara ustaz
dengan murid-murid dalam proses pembelajaran.
A. Pendekatan Komunikasi Antarpribadi Pengajar dengan Murid dalam
Pembelajaran Bahasa Arab Online Via WhatsApp di Yayasan BISA
Learning Center
1. Pendekatan Komunikasi Antarpribadi Ustadz Nur Fajri Ramadhan
dengan Saudara Kahfi Ibrahim
Pendekatan yang dilakukan antara pengajar dan murid secara online
via WhatsApp antara dua orang atau lebih di dalam Group WhatsApp dapat
disebut dengan pendekatan komunikasi antarpribadi, hal ini dilakukan agar
proses pembelajaran yang berlangsung dapat berjalan lancar dan efektif.
Hal ini lah yang sangat diperhatikan oleh para Ustadz di Lembaga
Yayasan BISA dalam kegiatan proses pembelajaran. Seperti hasil
47
wawancara penulis dengan salah satu pengajar Ustadz Nur Fajri
Ramadhan mengatakan bahwa:
“Sudah dua tahun saya mengajar di sini. Hal paling pertama yang saya
lakukan pada saat mengajar secara online di Group WhatsApp adalah saya
mendeskripsikan dulu apa yang akan kita pelajari dari dasar. Setelah itu
saya mencari tahu dengan bertanya titik atau hal yang mereka sukai,
misalnya mereka sukanya membaca dan menulis. Maka saya akan tuliskan
itu di Group WhatsApp penjelasannya, detilnya bagaimana, kalau tulisan
Arabnya saya tuliskan di kertas, lalu saya foto, kirimkan ke Group
WhatsApp. Jika mereka lebih suka mendengar, ya saya lebih banyak
menjelaskan dengan voice note di group WhatsApp. Saya juga harus
mengetahui kepribadian murid tersebut, agar komunikasi dapat efektif.
Biasanya kalau kirim video atau voice note gaya bicara saya juga santai,
dan sesekali saya selipkan gaya bahasa yang lucu baik itu via text, video
ataupun voice note di group WhatsApp agar tidak bosan.”33
Seperti hasil wawancara diketahui bahwa Ustadz Nur Fajri Ramadhan
lebih dulu memaparkan dan menjelaskan materi yang akan diajarkan pada
hari itu dari buku panduan yang ada, kemudian dia harus menyesuaikan
proses pengajaran yang murid tersebut inginkan, bisa dengan bentuk narasi
dan menjelaskan, menulis atau mengulang kata-perkata bahasa Arab
tersebut sampai murid mengucapkannya dengan benar. Dan semua proses
belajar mengajar itu terjadi di group WhatsApp sebagai pengganti kelas
33
Wawancara dengan Ustadz Nur Fajri Ramadhan, Kamis, 18 Mei 2017 di Yayasan BISA. Kukusan, Beji, Depok.
48
tatap muka yang aktifitasnya berbentuk text dan voice note. Dan juga tidak
lupa Ustadz menyisipkan sesekali cerita lucu, dan gaya bicara melalu text
dan voice note yang santai agar suasana di group WhatsApp tidak kaku,
bisa lebih akrab, dan tidak membosankan. Selain itu juga Ustadz harus
bisa mengetahui kepribadian dari muridnya yang rata-rata dewasa dan
pekerja seperti Mas Kahfi Ibrahim. Karena menurut Ustadz Nur Fajri
Ramadhan, jika sudah mengetahui karakter dan kepribadian dari muridnya
yang rata-rata sudah dewasa, berumah tangga, atau bahkan ada yang sudah
tua, proses belajar mengajar akan lebih mudah dan tidak canggung atau
kaku karena sudah saling mengenal satu sama lain, dan insya Allah
pelajaran lebih mudah dimengerti jika suasananya santai.
Berbekal rekomendasi dan izin dari Ustadz Nur Fajri Ramadhan, maka
saya diperbolehkan untuk menghubungi salah satu murid dari Yayasan
BISA Learning Center ini. Lalu penulis pun mewawancarainya via
WhatsApp. Dari wawancara dengan Mas Kahfi Ibrahim, dia adalah
seorang karyawan swasta di sebuah perusahaan agency, pekerja keras,
usianya baru memasuki kepala 3, belum menikah. Kesibukan kerjanya
Mas Kahfi Ibrahim di perusahaan agency ini terbilang banyak, terkadang
di waktu libur pun dia harus kerja. Namun Mas Kahfi Ibrahim tetap
menyempatkan waktu selama 90 menit di setiap minggunya, untuk
mengikuti kelas belajar bahasa Arab yang dia ikuti di group WhatsApp
BISA.34
Dan Mas Kahfi Ibrahim ini termasuk salah satu murid yang sangat
34
Wawancara dengan Kahfi Ibrahim, Sabtu, 20 Mei 2017 via WhatsApp.
49
semangat sekali ingin belajar, walaupun terdapat kesulitan di dalamnya.
Misalnya ketika ada kosa kata bahasa Arab yang sulit untuk dimengerti
dan diucapkan. Sesuai dengan wawancara saya dengan Mas Kahfi Ibrahim
yang mengatakan:
“Ya kesulitan sih tidak terlalu banyak, paling dari lafazhnya dari
pengucapannya, harakatnya, seperti itu. Biasanya juga bahasa Arab itu
hurufnya gundul, ini yang agak susah juga, karena kita harus cari
harakatnya yang sesuai supaya bisa dibaca dan diartikan secara benar.
Saya agak lama juga kadang mengertinya, mungkin karena tercampur
pikiran dengan pekerjaan. Jadi kalau sudah sangat bingung saya biasanya
langsung mengirim pesan pribadi kepada Ustadz saja”35
Kesulitan yang dialami Mas Kahfi Ibrahim dalam pembelajaran bahasa
Arab terdapat pada kosa kata bahasa Arab yang gundul. Karena masih
belajar di level dasar, terkadang Mas Kahfi Ibrahim masih sulit
memberikan harakat yang sesuai dan benar sehingga dia seringkali salah
dalam pengucapan kosa kata tersebut. Memang cukup sulit disaat pikiran
sedang terpenuhi oleh kerjaan, namun harus belajar bahasa Arab juga, tapi
Mas Kahfi Ibrahim tidak menyerah dan tetap semangat. Maka dari itu jika
dia tengah mengalami kesulitan, pikirannya sedang buntu, dan kesalahan
dalam proses pembelajaran, dia tidak segan-segan untuk bertanya kepada
pengajar. Ustadz Nur Fajri Ramadhan biasanya pasti membantu menjawab
pesan-pesan yang masuk ke WhatsApp-nya yang berisi kesulitan-kesulitan
35
Wawancara dengan Kahfi Ibrahim, Sabtu, 20 Mei 2017 via WhatsApp.
50
yang ditanyakan oleh murid-muridnya tak terkecuali Mas Kahfi Ibrahim.
Jika murid masih kebingungan, akan dijelaskan dengan voice note
dijelaskan perlahan betul agar sampai mengerti dan paham.
Untuk mengatasi kesulitan dalam menghafal dan menulis kosa kata
bahasa Arab, Mas Kahfi Ibrahim tidak hanya terpaku belajar di Yayasan
BISA saja, sebagaimana yang diungkapkan Mas Kahfi Ibrahim:
“Pasti, karena kan waktu belajar cuma seminggu sekali, setiap
pertemuan 90 menit. Saya sudah terlanjur ketagihan belajar bahasa Arab,
jadi mau belajar dari sumber-sumber lain. Biasanya kalau sedang di kantor
waktu saya agak senggang sedikit, saya sambil buka google lalu googling
tentang belajar dasar-dasar bahasa Arab. Seringkali saya menemukan
materi yang sudah saya pelajari di BISA, jadi berasa lebih mengerti.”.
Belajar bahasa Arab di Yayasan BISA pun tak lepas dari diberikannya
tugas. Jadi setiap pertemuan di group WhatsApp pasti ada tugasnya, jadi
minggu depan sudah bisa diserahkan dan dibahas tugas-tugasnya ada yang
salah atau tidak. Dan metode penghafalan bahasa Arab dengan cara
pengucapan yang berulang-ulang tiga sampai lima kali perkata, dan wajib
bersuara keras serta jelas melalu voice note. Kenapa tidak melalui video,
hanya voice note saja? Karena alasannya agar cepat, dan lebih irit kuota
dan tidak terlalu memakan memori juga kalau voice note. Para Ustadz
pengajar pun mempercayai sepenuhnya kepada murid-murid untuk tidak
melakukan kecurangan pada proses menghafal, seperti melihat buku atau
51
catatan. Metode ini pun sambil mengamalkan nilai-nilai kejujuran dalam
kehidupan sehari-hari.
“Ya kita sih percaya saja kalau sedang menguji murid-murid kasih
tugas hapalan atau ketika ujian lisan. Semua mengirim hapalan berbentuk
voice note, karena kalau video ribet, terlalu memakan waktu, memori HP,
juga kuota, dan belum lagi yang tidak percaya diri jika dirinya direkam.
Lebih baik pakai voice note saja simpel. Soal dia bohong mencontek buku
atau catatan, itu urusan dia sama Allah. Selain dosa sudah membohongi
kami, kelak nanti ilmunya jadi tidak berguna untuk dia karena tidak benar-
benar menghafal, kan jadi dia sendiri yang rugi. Lagi pula metode seperti
gini kan agar melatih mereka juga, agar terus jujur dalam kehidupan
sehari-hari, iya kan. Tapi sejauh yang saya liat sih, pada jujur semua.
Seringkali pada saat ujian atau tugas menghapal ya banyak saja yang salah
dan atau lupa-lupa.”36
Kata Pak Ustadz Nur Fajri Ramadhan.
Pendekatan komunikasi memang sangat penting agar dapat
membangun keakraban antara keduanya, tidak hanya di dalam group
WhatsApp saat sedang proses belajar mengajar saja. Komunikasi juga
terjadi di luar group WhatsApp, komunikasi pribadi di WhatsApp antara
Ustadz dan murid saja di luar waktu belajar mengajar. Sesuai dengan
pernyataan Mas Kahfi Ibrahim:
36
Wawancara dengan Ustadz Nur Fajri Ramadhan, Kamis, 18 Mei 2017 di Yayasan BISA. Kukusan, Beji, Depok.
52
“Oh iya ada, saya suka mengirim pesan pribadi ke Ustadz,
menanyakan apa yang belum dimengerti, lebih santai berdiskusi,
terkadang sambil membahas hal lain, soal kerjaan, dan lain-lain agar
suasana tidak kaku. Terkadang saya kalau lagi tidak enak bertanya dengan
Ustadz melulu, saya juga mengirim pesan pribadi kepada murid lain yang
kelihatannya lebih mengerti dari saya. Jadi saling kenal, sambil diskusi, ya
jadi menambah teman baru juga, menambah ilmu juga. Jadi bermanfaat
sekali”37
Namun dalam suatu pendekatan komunikasi antarpribadi yang
dilakukan Ustadz dengan para muridnya terdapat perbedaan. Seperti cara
berkomunikasi lewat japri (jalur pribadi) di WhatsApp antar Ustadz dengan
murid, tergantung siapa muridnya. Jika laki-laki dewasa tentu hampir tidak
ada batasan, mulai dari gaya bicara, apa yang dibahas seputar
pembelajaran, bercandaan, dan pembahasan lain di luar belajar bahasa
Arab.
Beda hal lagi dengan murid-murid wanita. Terlebih murid wanita
dewasa, yang sudah berumah tangga, atau bahkan yang sudah berumur di
atas Ustadz. Para Ustadz pasti jaga jarak untuk chat jalur pribadinya, dan
sekaligus menghormati yang lebih tua. Yang penting jika ada yang
ditanyakan, pak Ustadz tetap sama isi penjelasannya.
“Ya kalau sesama laki-laki kan enak tidak ada batasan selama sopan.
Kita santai saja mau ngobrol di WhatsApp jam berapapun juga, selama
37
Wawancara dengan Kahfi Ibrahim, Sabtu, 20 Mei 2017 via WhatsApp.
53
tahu waktu, seputar belajar bahasa Arab dan sesekali ada selipan-selipan
bercanda, atau bahas hal lain di luar belajar ya bebas-bebas saja. Nah kalau
dengan murid perempuan, kita jaga jarak nih. Kita paham agama kan,
apalagi buat murid perempuan yang sudah berumah tangga atau jauh lebih
tua umurnya di atas kita. Kita mesti menghormati mereka, yang penting
apa yang kita sampaikan sama dan isinya mereka mengerti”.38
2. Pendekatan komunikasi antarpribadi Ustadz Irham Maulana dengan
Ibu Lia
Ustadz Irham pertama kali bergabung di Yayasan BISA Learning
Center ini pada tahun 2016 lalu, tepatnya pada awal Januari. Sudah satu
tahun lebih dia mengajar di Yayasan BISA, dan dia juga sekarang
menjabat sebagai Kepala Program Hadits.
Pendekatan komunikasi antarpribadi sangat penting bagi Ustadz dan
murid-muridnya. Karena murid-murid yang beragam, dari anak sekolah,
kuliah, karyawan, ibu rumah tangga, sampai yang sudah tua pun ada. Dan
tentunya pendekatan komunikasi antarpribadi terhadap masing-masing
mereka tentunya berbeda.
“Ya kalau sama ibu-ibu, apalagi yang lebih tua dari kita ya, mesti
menghormati. Walaupun dia murid kita, tapi tetap saja usianya jauh di atas
saya. Jadi saya harus bisa menghormati, jaga sikap dan perkataan yang
sesuai kalau murid ibu-ibu ini sedang bertanya melalui pesan pribadi ke
38
Wawancara dengan Ustadz Nur Fajri Ramadhan, Kamis, 18 Mei 2017 di Yayasan BISA. Kukusan, Beji, Depok.
54
saya. Saya tetap santai tidak kaku, tapi bahasanya juga sesuai sama si ibu,
jadi kita tetap sopan”39
kata Ustadz Irham.
Seperti hasil wawancara, diketahui bahwa Ustadz Irham terlebih
dahulu memahami tutur kata atau bahasa yang sesuai dengan kategori
murid-muridnya. Dan Ustadz Irham harus bisa mengetahui kepribadian
dari murid-muridnya yang beragam, dari mulai anak sekolah, kuliah,
karyawan, sampai ibu rumah tangga seperti Ibu Lia. Karena menurut
Ustadz Irham, walaupun muridnya beragam usia dan karakternya, jika
sudah mengetahui karakter dan kepribadian dari muridnya pasti proses
belajar mengajar akan lebih lancar dan tidak kaku.
“Ya belajar di sini enak, tidak kaku, ustadznya baik-baik dan sabar. Ya
namanya ibu-ibu, kalau belajar lagi kan agak-agak lambat gitu ya jadinya
mau tidak mau kan saya selesai kelas di group WhatsApp nya tuh ya pasti
bertanya kembali dengan pak ustadznya.”40
Kesulitan yang dialami oleh Ibu Lia dalam pembelajaran bahasa Arab
pun hampir sama dengan murid-murid dewasa lainnya, yaitu pada kosa
kata bahasa Arab yang gundul. Karena masih belajar di level dasar,
kesulitan utama Ibu Lia ini pasti pada saat memberikan harakat yang
sesuai dan benar. Rata-rata ini masalah utama yang dihadapi murid-murid
yang dewasa sampai orang tua. Terlebih metode pembelajaran via
WhatsApp ini walaupun simpel tanpa membutuhkan waktu untuk keluar,
39
Wawancara dengan Ustadz Irham Maulana, Kamis, 18 Mei 2017 di Yayasan BISA. Kukusan, Beji, Depok. 40
Wawancara dengan Ibu Lia, Sabtu, 20 Mei 2017 via WhatsApp.
55
hanya berdiam diri di rumah, tapi kalau ibu-ibu atau bapak-bapak yang
sedikit agak lama mencerna materi hanya dengan membaca pesan di group
WhatsApp pada saat pembelajaran ini juga jadi faktor utama yang
menghalangi. Walaupun di dalam WhatsApp ada fitur voice note, tetap saja
terkadang ibu-ibu dan bapak-bapak masih agak lama untuk mengerti
materi. Mereka harus mengulang-ngulang sendiri lagi suara lewat voice
note yang dikirim dari Pak Ustadz.
“Iya ini cara belajar dari handphone seperti ini enak sih, walaupun
ternyata Yayasannya tidak begitu jauh dari rumah saya. Hanya tetap saja
yang namanya ibu-ibu, ada saja yang diurus di rumah, bersih-bersih, beres-
beres, belum lagi arisan, dan lain-lain deh kegiatan ibu-ibu. Kalau kita
harus berangkat lagi ke tempat les lagi pasti susah dan memakan waktu,
sebenarnya sih bisa aja disempatkan tapi sering kita sudah lelah sehabis
aktivitas, dan butuh waktu istirahat dan santai di rumah. Nah belajar dari
handphone di WhatsApp seperti ini enak. Setelah bersih-bersih rumah,
sambil beristirahat dan santai, waktunya ada kelas ya sudah tinggal buka
handphone saja, buka WhatsApp lalu kita belajar dari rumah. Nah tapi saya
juga mengalami kesulitan, namanya kita ibu-ibu kan ya sudah agak lama
gitu untuk berpikir jadi suka lambat untuk mencerna materi. Jadi kalau di
handphone ini kita harus pelan-pelan bacanya, kalo ada voice note tuh kita
harus dengerin berkali-kali sampai paham. Tapi biasanya setelah selesai
kelas di grupnya, saya kirim pesan pribadi ke Ustadznya, menanyakan lagi
sampai mengerti pokoknya. Sayang kan kalo sampai tidak mengerti dan
56
paham sekali, nantinya kan agar bisa berguna untuk mengajari anak saya
juga, atau tetangga-tetangga saya.”41
Tapi insya Allah dengan segala hambatan-hambatan yang ada, bisa
dilalui dengan lancar dan berhasil. Semua materi dan penjelaskan yang
disampaikan oleh Ustadz-ustadz pengajar pun bisa diterima dengan
prosesnya masing-masing murid. Walau banyak pertanyaan seusai kelas,
dan harus dijelaskan ulang lagi dengan lebih perlahan semua murid pun
bisa mengerti. Terlihat dari hasil ujian yang dijalankan oleh semua murid,
rata-rata hasilnya bagus dan memuaskan. Jadi di balik mudahnya belajar
bahasa Arab online via WhatsApp ini tetap ada hambatannya, dan
hambatan-hambatannya bisa dilalui oleh para pengajar dan murid-
muridnya.
B. Strategi Komunikasi Antarpribadi Pengajar dengan Murid dalam
Pembelajaran Bahasa Arab Online Via WhatsApp di Lembaga Yayasan
BISA Learning Center
Selain pendekatan komunikasi antarpribadi, ada hal lain yang dapat
mempengaruhi efektif dan lancarnya suatu hubungan komunikasi antara
pengajar dengan murid yaitu sebuah strategi. Miller dan Steinberg
mengungkapkan bahwa sebuah strategi komunikasi antarpribadi terbagi
menjadi lima yakni, strategi wortel teruntai, strategi pedang tergantung,
41
Wawancara dengan Ibu Lia, Sabtu, 20 Mei 2017 via WhatsApp.
57
strategi katalisator, strategi kembar siam dan strategi dunia khayal.42
Dari
hasil observasi yang telah diamati oleh penulis di Lembaga Yayasan BISA
dengan dua pengajar dan dua murid yang berbeda latar belakangnya, maka
penulis menganalisis strategi komunikasi antarpribadi yang digunakan
oleh Ustadz dalam mengajar bahasa Arab sebagai berikut:
1. Strategi Wortel Teruntai
Sesuai dari hasil observasi lapangan yang penulis amati dengan
wawancara di Lembaga Yayasan BISA, proses pembelajaran
bahasa Arab online via WhatsApp pun bisa diterapkan strategi
wortel teruntai. Jadi ketika murid-murid sedang menyimak
penjelasan dari Ustadz di group WhatsApp, terkadang Ustadz
menyelipkan kuis berisi pertanyaan seputar materi yang sudah
dijelaskan minggu lalu. Yang bisa menjawab dengan benar, akan
mendapatkan imbalan berupa pelajaran tambahan khusus bagi yang
merasa kurang puas atas waktu belajar 90 menit yang diberikan
setiap minggunya di group WhatsApp. Dengan imbalan seperti ini,
bisa memacu murid untuk lebih giat lagi, terutama bagi yang tidak
terlalu cepat menangkap materi-materi yang diberikan. Dengan
imbalan ini jadi bisa punya waktu lebih banyak dan lebih jelas
bertanya pribadi kepada Ustadz.
42
Muhammad Budyatna, Teori Komunikasi Antarpribadi, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011), hal.2.
58
2. Strategi Pedang Tergantung
Strategi pedang tergantung ini bentuknya adalah hukuman,
yang bertujuan untuk membatasi perilaku-perilaku yang tidak
disukai oleh pemberi hukuman. Setelah penulis melakukan
observasi, karena usia paling muda untuk bisa belajar di Yayasan
BISA ini adalah 17 tahun, maka tidak mungkin adanya hukuman
itu. Memberikan hukuman lebih tepat dilakukan terhadap murid
yang masih anak-anak, tapi di sini tidak ada murid yang masih
anak-anak.
Sebagai contoh, karena kelas di sini dijalankan di group
WhatsApp tanpa bertatap muka, jadi jika ujian menghapal murid-
murid hanya mengirimkan voice note suara hasil menghapal
mereka. Ustadz pun tidak bisa melihat para murid, apakah mereka
benar-benar menghapal atau mencontek. Dan nampaknya untuk di
kelas dewasa seperti ini, strategi memberikan hukuman tidak
efektif. Karena akan menciptakan suasana yang kurang disukai.43
3. Strategi katalisator
Dalam strategi katalisator ini, tidak memberikan imbalan
ataupun hukuman, tapi hanya sebuah peringatan atau nasihat.
Biasanya peringatan atau nasihat terjadi saat kelas berlangsung,
ketika kelas dimulai tidak sedikit murid-murid yang menyimak
43
Wawancara dengan Ustadz Nur Fajri Ramadhan, Kamis, 18 Mei 2017 di Yayasan BISA. Kukusan, Beji, Depok.
59
kelas di group WhatsApp sambil tetap melakukan aktifitas lain di
luar menatap layar handphone untuk menyimak kelas. Ustadz
paham betul kondisi itu, maka biasanya diberikan peringatan untuk
agar fokus dan mendengarkan materi yang sudah dijelaskan Ustadz
yang dikirim di kelas group WhatsApp. Agar tidak terlalu banyak
yang bertanya-tanya lewat pesan pribadi kepada Ustadz untuk
bertanya-tanya lagi, mengulang-ngulang lagi apa yang sudah
dijelaskan dan diajarkan.
Ustadz akan memberi peringatan tidak melayani pertanyaan-
pertanyaan ulang seputar materi yang sudah diberikan tadi dengan
alas an sehabis kelas, Ustadz sibuk dengan urusannya yang lain
jadi tidak bisa setiap saat online di WhatsApp untuk merespon
pertanyaan murid-murid yang belum mengerti. Peringatan dan
nasihat juga biasanya berlangsung saat sebelum ujian berlangsung.
Biasanya Ustadz mengingatkan untuk tidak curang atau mencontek
dalam mengerjakan ujian hapalan. Karena jika mencontek seperti
membaca teks pada saat hapalan, selain dosa telah membohongi
Ustadz, dan kelak ilmunya pun jadi tidak terpakai karena muridnya
sendiri tidak benar-benar menghapalnya.
Untuk menghadapi murid-murid usia dewasa ini, strategi
katalisator ini sangat efektif untuk diterapkan. Karena strategi ini
tidak ada imbalan atau hukuman, namun sebuah strategi yang
60
memberikan sebuah pola pikir dan motivasi untuk menjadi lebih
baik.44
4. Strategi Kembar Siam dan Dunia Khayal
Sama seperti strategi pedang tergantung, kedua strategi ini
tidak ditemukan dalam proses penelitian.
C. Faktor Penghambat Dan Pendukung Dalam Pembelajaran Belajar
Bahasa Arab Online Via WhatsApp di Yayasan BISA Learning Center
Dalam proses pembelajaran bahasa Arab online via Whatsapp di Yayasan
BISA Learning Center, tentunya terdapat faktor-faktor penghambat di
dalamnya. Diantaranya adalah:
1. Waktu yang sangat singkat dan terbatas. Yakni delapan kali
pertemuan online via WhatsApp, masing-masing hanya 90
menit selama dua bulan.
2. Dari segi intelegensi atau kemampuan berpikir, menghapal, dan
menulis huruf Arab yang masih dalam tahap pengenalan atau
pemula.
3. Komunikasi yang tak senyaman dan selancar tatap muka
langsung. Karena hanya melalui aplikasi WhatsApp, sehingga
komunikasi terbatas.
44
Wawancara dengan Ustadz Nur Fajri Ramadhan, Kamis, 18 Mei 2017 di Yayasan BISA. Kukusan, Beji, Depok.
61
4. Tidak terpantaunya aktifitas murid pada saat kelas berlangsung
apakah benar-benar fokus memperhatikan atau tidak.
5. Tidak terpantaunya proses ujian lisan dan tulis. Karena bisa
terjadinya kecurangan seperti mencontek pada saat ujian
menghapal, dan melihat catatan pada saat menulis huruf Arab.
6. Pengajar tidak bisa terlalu memahami karakter muridnya.
Sehingga ada kesulitan untuk melakukan pendekatan
komunikasi antara pengajar dan murid, begitupun sebaliknya.
7. Adanya sistem drop out. Walaupun ini bisa menjadi motivasi
agar murid bisa fokus dan serius saat belajar dan ujian, tapi bisa
menyebabkan mental down ketika di-drop out, lalu jera untuk
belajar bahasa Arab lagi.
Selain faktor penghambat, tentunya terdapat faktor pendukung
yang sangat menunjang proses pembelajaran. Diantaranya adalah:
1. Materi pembelajaran yang berupa voice note berisi suara
penjelasan langsung dari Ustadz pengajar. Sehingga bisa
disimpan, dan didengarkan berkali-kali kapanpun sampai
benar-benar memahaminya.
2. Hemat waktu dan tenaga. Belajar jadi efisien bisa tetap sambil
bersantai di rumah tanpa perlu pergi ke tempat belajar, karena
proses belajarnya langsung di handphone via aplikasi
WhatsApp.
62
3. Motivasi dan share pengalaman pengajar kuliah di luar negeri.
Yang bisa membuat murid mempunyai semangat yang tinggi
dalam hal ingin mengenal dan mempelajari bahasa Arab yang
merupakan bahasa Al Quran, dari pengajar yang professional.
4. Terdapat para alumni dari angkatan-angkatan sebelumnya yang
membantu mengajar. Jadi lebih memahami kondisi murid-
murid angkatan baru, karena mereka pernah mengalami berada
di posisi sebagai murid di angkatan sebelumnya.
5. Ustadz pengajar yang ramah dan tidak pelit ilmu untuk berbagi.
Bahkan ketika di luar jam kelas, para Ustadz pun bisa
menyempatkan waktunya untuk membalas pesan yang berisi
pertanyaan-pertanyaan dari para murid yang belum benar-benar
paham.
6. Bisa menjadi pengajar. Setelah lulus, murid-murid bisa
membantu para Ustadz menjadi pengajar untuk angkatan-
angkatan berikutnya.
7. Semuanya gratis dan mendapatkan sertifikat kelulusan digital.
63
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan hasil temuan data yang dipaparkan di
dalam skripsi ini, dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Pendekatan komunikasi yang dilakukan seorang pengajar kepada
muridnya secara online via WhatsApp agar materi yang disampaikan
dapat diterima dan diserap oleh murid-muridnya adalah dengan cara
mengetahui karakteristik dan psikologis murid-muridnya dari latar
belakang mereka yang beragam. Kemudian memahami karakter
mereka dan mengerti karakter mereka, agar dapat memaklumi jika ada
murid yang tidak langsung mengerti dengan materi yang disampaikan,
karena usia murid-murid di sini beragam, dan lebih banyak didominasi
yang sudah dewasa dan ada juga yang sudah tua.
Sesuai dengan teori Miller dan Stainberg, proses pembelajaran bahasa
Arab yang dilakukan di Lembaga Yayasan BISA ini menerapkan
komunikasi antarpribadi melalui pendekatan secara psikologis via
WhatsApp. Karena para Ustadz atau pengajar mengetahui latar
belakang murid-muridnya apa, jadi para Ustadz atau pengajar pun bisa
memahami karakteristik mereka via WhatsApp. Walaupun tidak bisa
sejelas atau sedetil bila bertatap muka langsung, tetapi cukup
membantu, sehingga seorang pengajar dapat akrab dengan muridnya
dan materi yang disampaikan pun bisa diterima.
Jadi dengan metode seperti itu, dapat memberikan semangat dan
motivasi belajar yang tinggi, tanpa ada yang merasa belajar bahasa
Arab tersebut karena sebuah keterpaksaan, dan ini sangat efektif sekali.
Namun belajar bahasa Arab karena sebuah keinginan dan motivasi dari
64
dalam dirinya sendiri, agar dapat lebih memahami dan mengerti lebih
dalam lagi tentang bahasa Arab.
2. Sedangkan strategi kendali komunikasi yang diterapkan pengajar
terhadap murid dalam pembelajaran bahasa Arab berbeda-beda.
Seperti menghadapi murid yang sudah dewasa seperti saudara Kahfi
Ibrahim, bisa dengan mudah akrab dengan pengajar karena selain
sesame pria, juga sudah sama-sama dewasa. Dari cara komunikasi via
WhatsApp pun lebih mengalir dan tidak terlalu kaku.
Berbeda hal strategi yang diterapkan untuk menghadapi murid yang
sudah tua seperti Ibu Lia. Dengan menggunakan strategi katalisator,
seorang pengajar hanya memberikan nasihat dan motivasi sesering
mungkin tanpa ada embel-embel apapun untuk murid tersebut.
Dikarenakan usia yang sudah tidak muda lagi, sehingga yang
dibutuhkan murid dari kategori seperti Ibu Lia ini hanyalah sebuah
dorongan dan motivasi agar dapat menimbulkan semangat yang tinggi
dalam hal mempelajari, memahami, bahasa Arab dengan lebih baik.
3. Terdapat faktor penghambat dan pendukung dalam pembelajaran
bahasa Arab, diantaranya adalah waktu yang sangat minim bagi
seorang pemula yang baru mengenal bahasa Arab. Yakni hanya 90
menit di tiap pertemuan, dalam satu bulan hanya ada empat pertemuan,
dan kelas hanya berlangsung selama dua bulan. Serta dari segi
intelegensi yang masih pemula atau dalam tahap pengenalan bahasa
Arab, karena tingkat kecerdasaan tiap murid berbeda, terlebih lagi
yang dikarenakan faktor usia. Sehingga tidak bisa terlalu cepat
menangkap materi yang hanya disampaikan di WhatsApp saja tanpa
bertatap muka.
Sedangkan faktor pendukung dalam pembelajaran bahasa Arab di
Lembaga Yayasan BISA Learning Center ini adalah, karena proses
pembelajarannya yang online via WhatsApp, sehingga bisa menghemat
65
waktu dan tenaga bagi para murid dan juga pengajar. Tidak perlu
membuang energy untuk pergi ke satu tempat untuk melakukan proses
belajar mengajar, cukup bisa bersantai di rumah dan menatap layar
handphone masing-masing.
B. Saran
Dalam hal penelitian ini penulis merasa perlu memberikan saran,
agar ke depannya Lembaga Yayasan BISA Learning Center dapat menjadi
lebih baik lagi dari sebelum-sebelumnya.
1. Agar menambahkan jumlah pengajar perempuan atau ustadzah,
karena berdasarkan data yang penulis kumpulkan hanya ada
satu. Tujuannya agar dapat menyeimbangi murid-murid yang
wanita.
2. Waktu belajar menurut penulis lebih efektif hanya 60 menit
saja namun dalam satu minggu ada dua kali pertemuan.
Sehingga murid-murid tidak hanya menerima pembelajaran
satu kali seminggu dan langsung banyak materi yang diberikan.
Dengan waktu pertemuan yang lebih sedikit, materi yang
disampaikan lebih sedikit sehingga bisa cepat diterima dan
dimengerti, lalu untuk menunggu kelas berikutnya tidak harus
sampai terlalu lama menunggu satu minggu kemudian.
3. Sesekali mengirimkan materi ndalam bentuk video, jadi tidak
hanya dalam bentuk audio di voice note saja. Sehingga murid
bisa melihat bagaimana pengajarnya memberikan materi, dan
mungkin langsung bisa mencontohkan atau mempraktekan
teori-teorinya, sehingga itu bisa lebih dimengerti para murid
yang sudah tua.
66
LAMPIRAN
67
68
69
LAMPIRAN 1
Wawancara Penelitian
Pewawancara : Ilham Fauzan
Narasumber : Ustadz Faruq Muhammad Afif
Pelaksanaan Wawancara : Kamis, 27 April 2017 di Lembaga BISA, Beji,
Depok.
T: Apa itu Lembaga BISA Learning Center?
J: Lembaga BISA adalah yayasan atau lembaga yang punya tekad memudahkan
siapa saja yang ingin belajar bahasa Arab. Kalau kita ini pakenya secara online via
WhatsApp.
T: Bagaimana sejarah berdirinya Yayasan BISA Learning Center?
J: Terinspirasi dengan cara belajar online di MEDIU, ditambah nikmat berupa
waktu luang yang dimiliki, secara iseng-iseng pencetus BISA membuat status
pada 12 Desember 2013 yang berisi menanyakan adakah peminat belajar bahasa
Arab online? Tak disangka yang menjawab minat ada 44 orang ikhwan.
Kemudian dimulai lah angkatan pertama pada Desember 2013 dengan metode,
penjelasan, dan konsep pelajaran yang sama sekali belum dipikirkan sebelumnya.
Awalnya pencetus BISA merencanakan pembelajaran sampai pembahasan paling
dasar saja. Namun secara mengejutkan para peserta merespon positif metode yang
70
diberikan bahkan cenderung meminta tambahan materi sehingga terbentuklah
sebuah metode yang disebut metode BISA. Selebihnya di website kami ada kok
Mas.
T: Apa Visi dan Misi Lembaga BISA?
J: Ya sama seperti tadi, lihat saja di website kita, ada juga di sana.
T: Berapa jumlah murid yang terdapat di Lembaga BISA dari awal hingga
saat ini?
J: Dari awal hingga saat ini mungkin jumlahnya sudah ribuan, saya lupa angka
pastinya. Yang jelas sudah ribuan.
T: Program apa saja yang ditawarkan di Lembaga BISA?
J: Ya ini juga sudah tertera di website Mas.
T: Apakah ada hambatan dalam proses belajar mengajar via online seperti
ini?
J: Ya hambatan sih sudah pasti ada, tapi pasti hambatan-hambatan yang ada selalu
kita cari solusinya. Seperti yang Ibu-ibu atau Bapak-bapak agak susah menangkap
materinya kalau cuma di WhatsApp, tapi ya kita sabar mengajarinya sampai bisa.
T: Berapa banyak staf dan pengajar yang ada di Lembaga BISA ini?
J: Kurang lebih ada 8 orang lah termasuk saya.
T: Fasilitas dan sarana apa saja yang ada di Yayasan BISA?
71
J: Kalau di BISA Learning Center yang tatap muka sih ya banyak Mas, bisa dicek
di websitenya lagi. Tapi kalau yang via WhatsApp ini karena tidak butuh hadir, ya
paling fasilitasnya lebih ke keuntungan ikut kelas ini, ada group WhatsAppnya,
kenal sama pengajar-pengajar, ustadz-ustadz, nanti dapat e-sertifikatnya juga, ya
kurang lebih seperti itu Mas.
T: Apakah Lembaga BISA Learning Center ini sudah berizin resmi?
J: Ya sejauh ini sih kami masih informal alias belum berizin resmi. Tapi kita
punya rencana mau diurus perizinan resminya agar diakui Negara, makanya kita
butuh bantuan dana juga sih. Doakan saja ya Mas.
Narasumber Pewawancara
Ust. Faruq Muhammad Afif Ilham Fauzan
72
LAMPIRAN 2
Draft Wawancara
Pewawancara : Ilham Fauzan
Narasumber : Ustadz Nur Fajri Ramadhan
Pelaksanaan Wawancara : Kamis, 18 Mei 2017 di Yayasan BISA. Kukusan,
Beji, Depok.
T: Sudah berapa lama Ustadz mengajar di Lembaga BISA?
J : Saya sudah dari 2015, berarti saya sudah dua tahun mengajar.
T: Seperti apakah pendekatan komunikasi yang dilakukan agar murid dapat
memahami dan menangkap apa yang Ustadz ajarkan via WhatsApp?
J : Hal paling pertama yang saya lakukan pada saat mengajar secara online di
Group WhatsApp adalah saya mendeskripsikan dulu apa yang akan kita pelajari
dari dasar. Setelah itu saya mencari tahu dengan bertanya titik atau hal yang
mereka sukai, misalnya mereka sukanya membaca dan menulis. Maka saya akan
tuliskan itu di Group WhatsApp penjelasannya, detilnya bagaimana, kalau tulisan
Arabnya saya tuliskan di kertas, lalu saya foto, kirimkan ke Group WhatsApp.
Jika mereka lebih suka mendengar, ya saya lebih banyak menjelaskan dengan
73
voice note di group WhatsAp. Saya juga harus mengetahui kepribadian murid
tersebut, agar komunikasi dapat efektif. Biasanya kalau kirim video atau voice
note gaya bicara saya juga santai, dan sesekali saya selipkan gaya bahasa yang
lucu via text, video atau voice note di group WhatsApp agar tidak bosan.
T: Apakah metode pembelajaran modern via WhatsApp yang sangat
memudahkan dan menyenangkan ini dapat efektif?
J : Saya kira iya, dapat, karena sangat mudah dipahami kok kita hanya perlu
berkomunikasi dari handphone masing-masing, dibaca, didengar, dipahami semua
materi-materinya, Insya Allah lancar semuanya.
T: Terkadang murid dari kalangan orang tua itu lebih susah memahami ya
karena tidak bertemu langsung? Bagaimana cara mengatasi itu?
J : Ya saya harus mengetahui karakter dan kepribadian dari murid yang rata-rata
sudah dewasa, berumah tangga, atau bahkan sudah tua. Jadi saya bisa
menempatkan diri dengan benar, sesuai porsinya, dan terhadap orang yang sudah
tua saya harus lebih sabar dan pelan-pelan. Jadi nantinya proses belajar mengajar
akan lebih mudah dan tidak canggung atau kaku karena sudah saling mengenal
satu sama lain, dan insya Allah pelajaran lebih mudah dimengerti jika suasananya
74
santai
T: Adakah perbedaan komunikasi antarpribadi yang diterapkan, antara
kelas anak muda dan dewasa atau orang tua pada saat belajar bahasa Arab?
J : Sejauh ini sih sama saja jika di group WhatsApp saya sampaikan dengan
bahasa yang santai namun tetap sopan, paling perbedaannya hanya ketika ada
murid yang mengirim pesan pribadi ke saya untuk menanyakan materi atau
pelajaran yang masih belum dia mengerti. Tentu beda dong perlakuannya kan.
T: Adakah perbedaan komunikasi antarpribadi yang diterapkan, antara
murid pria dan wanita pada saat pembelajaran bahasa Arab?
J : Ya pada saat murid menghubungi lewat pesan pribadi, kalau sesama laki-laki
kan enak tidak ada batasan selama sopan. Kita santai saja mau ngobrol di
WhatsApp jam berapapun juga, selama tahu waktu, seputar belajar bahasa Arab
dan sesekali ada selipan-selipan bercanda, atau bahas hal lain di luar belajar ya
bebas-bebas saja. Nah kalau dengan murid perempuan, kita jaga jarak nih. Kita
paham agama kan, apalagi buat murid perempuan yang sudah berumah tangga
atau jauh lebih tua umurnya di atas kita. Kita mesti menghormati mereka, yang
penting apa yang kita sampaikan sama dan isinya mereka mengerti.
75
T: Bagaimana mekanisme saat melakukan tes atau ujian?
J : Ya kita sih percaya saja kalau sedang menguji murid-murid kasih tugas
hapalan atau ketika ujian lisan. Semua mengirim hapalan berbentuk voice note,
karena kalau video ribet, terlalu memakan waktu, memori HP, juga kuota, dan
belum lagi yang tidak percaya diri jika dirinya direkam. Lebih baik pakai voice
note saja simpel. Soal dia bohong mencontek buku atau catatan, itu urusan dia
sama Allah. Selain dosa sudah membohongi kami, kelak nanti ilmunya jadi tidak
berguna untuk dia karena tidak benar-benar menghafal, kan jadi dia sendiri yang
rugi. Lagi pula metode seperti gini kan agar melatih mereka juga, agar terus jujur
dalam kehidupan sehari-hari, iya kan. Tapi sejauh yang saya liat sih, pada jujur
semua. Seringkali pada saat ujian atau tugas menghapal ya banyak saja yang salah
dan atau lupa-lupa.
Narasumber Pewawancara
Ust. Nur Fajri Ramadhan Ilham Fauzan
76
LAMPIRAN 3
Draft Wawancara
Pewawancara : Ilham Fauzan
Narasumber : Ustadz Irham Maulana
Pelaksanaan Wawancara : Kamis, 18 Mei 2017 di Yayasan BISA. Kukusan,
Beji, Depok.
T: Sudah berapa lama Ustadz mengajar di Lembaga BISA?
J : Saya sudah satu tahun lebih mengajar dari Januari 2016, dan saat ini sekaligus
menjabat sebagai Kepala Program Hadits.
T: Hal apa yang memotivasi ustadz untuk menjadi pengajar di Lembaga
BISA?
J : Yang memotivasi adalah karena agama. Terdapat nilai-nilai dakwah terutama
dalam hal menyampaikan sebuah risalah pesan Allah, baik itu berkenaan dengan
pengajaran Al-Quran, bahasa Arab maupun kajian-kajian Islam lainnya.
T: Seperti apakah pendekatan komunikasi antarpribadi yang Ustadz
lakukan kepada murid yang sudah tua dalam proses pembelajaran?
77
J : Contoh kalau sama ibu-ibu, apalagi yang lebih tua dari kita ya, mesti
menghormati. Walaupun dia murid kita, tapi tetap saja usianya jauh di atas saya.
Jadi saya harus bisa menghormati, jaga sikap dan perkataan yang sesuai kalau
murid ibu-ibu ini sedang bertanya melalui pesan pribadi ke saya. Saya tetap santai
tidak kaku, tapi bahasanya juga sesuai sama si ibu, jadi kita tetap sopan.
T: Apakah metode pembelajaran modern via WhatsApp yang mudah ini
dapat efektif untuk murid yang berusia tua?
J : Oh tentu efektif, karena para orang tua ini memang agak lebih susah
menangkap ketimbang murid yang masih muda. Kalau kita tidak menerapkan
seperti yang saya bilang sebelum jawaban ini, pasti jadi aka nada jarak. Dengan
pendekatan komunikasi antarpribadi yang saya lakukan, jadi lebih efektif karena
menjadi tidak ada jarak, lebih santai, dan bisa diterima.
T: Adakah kesulitan dalam proses pengajaran bahasa Arab terhadap murid
yang sudah tua?
J : Ya paling itu, mereka tidak bisa terlalu cepat menangkap materi, jadi banyak
yang suka bertanya lewat pesan pribadi agar lebih jelas, jadi ya saya jelaskan lagi
78
pelan-pelan, santai, sampai semuanya dimengerti.
Narasumber Pewawancara
Ust. Irham Maulana Ilham Fauzan
79
LAMPIRAN 4
Draft Wawancara
Pewawancara : Ilham Fauzan
Narasumber : Kahfi Ibrahim
Pelaksanaan Wawancara : Sabtu, 20 Mei 2017 via WhatsApp
T: Usia anda berapa? Apakah sudah menikah?
J : Saya baru memasuki 30 tahun, kebetulan belum menikah.
T: Apa pekerjaan anda?
J : Saya seorang karyawan di sebuah perusahaan agency
T: Bagaimana proses pembelajaran bahasa Arab via WhatsApp?
J : Menyenangkan dan sangat memudahkan, karena di sela-sela kesibukan saya
bekerja, saya bisa menambah ilmu tanpa harus mengeluarkan tenaga lebih, cukup
dari handphone saja via WhatsApp. Tapi tentu saja ada kesulitan-kesulitannya.
T: Lalu apa saja kesulitan selama proses pembelajaran bahasa Arab?
J : Ya kesulitan sih tidak terlalu banyak, paling dari lafazhnya dari
pengucapannya, harakatnya, seperti itu. Biasanya juga bahasa Arab itu hurufnya
80
gundul, ini yang agak susah juga, karena kita harus cari harakatnya yang sesuai
supaya bisa dibaca dan diartikan secara benar. Saya agak lama juga kadang
mengertinya, mungkin karena tercampur pikiran dengan pekerjaan.
T: Apakah ada komunikasi di luar kelas di group WhatsApp itu?
J : Oh iya ada, saya suka mengirim pesan pribadi ke Ustadz, menanyakan apa
yang belum dimengerti, lebih santai berdiskusi, terkadang sambil membahas hal
lain, soal kerjaan, dan lain-lain agar suasana tidak kaku. Terkadang saya kalau
lagi tidak enak bertanya dengan Ustadz melulu, saya juga mengirim pesan pribadi
kepada murid lain yang kelihatannya lebih mengerti dari saya. Jadi saling kenal,
sambil diskusi, ya jadi menambah teman baru juga, menambah ilmu juga. Jadi
bermanfaat sekali.
T: Pernahkah anda belajar di luar kelas BISA?
J : Pasti, karena kan waktu belajar cuma seminggu sekali, setiap pertemuan 90
menit. Saya sudah terlanjur ketagihan belajar bahasa Arab, jadi mau belajar dari
sumber-sumber lain. Biasanya kalau sedang di kantor waktu saya agak senggang
sedikit, saya sambil buka google lalu googling tentang belajar dasar-dasar bahasa
Arab. Seringkali saya menemukan materi yang sudah saya pelajari di BISA, jadi
81
berasa lebih mengerti.
T: Menurut anda apa manfaatnya jika kita dapat memahami dan mengerti
bahasa Arab?
J : Banyak, bisa berguna di kemudian hari, entah itu untuk pekerjaan, pada saat
umrah atau naik haji. Yang terpenting, kita jadi bisa lebih mengerti dan
memahami Al-Quran.
82
LAMPIRAN 5
Draft Wawancara
Pewawancara : Ilham Fauzan
Narasumber : Ibu Lia
Pelaksanaan Wawancara : Sabtu, 20 Mei 2017 via WhatsApp
T: Usia anda berapa? Apakah sudah menikah?
J : Saya sudah 42 tahun, sudah menikah.
T: Apa pekerjaan anda?
J : Saya seorang ibu rumah tangga
T: Bagaimana proses pembelajaran bahasa Arab via WhatsApp?
J : Iya ini cara belajar dari handphone seperti ini enak sih, walaupun ternyata
Yayasannya tidak begitu jauh dari rumah saya. Hanya tetap saja yang namanya
ibu-ibu, ada saja yang diurus di rumah, bersih-bersih, beres-beres, belum lagi
arisan, dan lain-lain deh kegiatan ibu-ibu. Kalau kita harus berangkat lagi ke
tempat les lagi pasti susah dan memakan waktu, sebenarnya sih bisa aja
disempatkan tapi sering kita sudah lelah sehabis aktivitas, dan butuh waktu
83
istirahat dan santai di rumah. Nah belajar dari handphone di WhatsApp seperti ini
enak. Setelah bersih-bersih rumah, sambil beristirahat dan santai, waktunya ada
kelas tinggal buka handphone saja, buka WhatsApp lalu kita belajar dari rumah.
T: Lalu apa saja kesulitan selama proses pembelajaran bahasa Arab?
J : Nah saya juga mengalami kesulitan, namanya kita ibu-ibu kan ya sudah agak
lama gitu untuk berpikir jadi suka lambat untuk mencerna materi. Jadi kalau di
handphone ini kita harus pelan-pelan bacanya, kalo ada voice note tuh kita harus
dengerin berkali-kali sampai paham.
T: Apakah ada komunikasi di luar kelas di group WhatsApp itu?
J : Sudah pasti ada kalau saya. Biasanya setelah selesai kelas di grupnya, saya
kirim pesan pribadi ke Ustadznya, menanyakan lagi sampai mengerti pokoknya.
Sayang kan kalo sampai tidak mengerti dan paham sekali, nantinya kan agar bisa
berguna untuk mengajari anak saya juga, atau tetangga-tetangga saya.
T: Pernahkah anda belajar di luar kelas BISA?
J : Tidak mas, saya tidak terlalu mengerti kalau harus mencari-cari sendiri
T: Menurut anda apa manfaatnya jika kita dapat memahami dan mengerti
bahasa Arab?
84
J : Bisa untuk mengajari anak, tetangga, mudah-mudahan kalau kesampaian
umrah atau haji jadi bisa berguna juga ilmunya ini.
85
LAMPIRAN 6
Kantor Yayasan BISA
Logo BISA
86
LAMPIRAN 7
Foto Sidang Munaqasyah 20 Oktober 2017