81
KOMUNIKASI KELUARGA, SELF-ESTEEM, DAN PRESTASI AKADEMIK MAHASISWA TINGKAT PERSIAPAN BERSAMA (TPB) INSTITUT PERTANIAN BOGOR TAHUN AKADEMIK 2011/ 2012 PUTRI WIDHA SARI DEPARTEMEN ILMU KELUARGA DAN KONSUMEN FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2012

KOMUNIKASI KELUARGA, SELF-ESTEEM, DAN PRESTASI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/60810/I12pws.pdf · komunikasi keluarga, self-esteem, dan prestasi akademik mahasiswa

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: KOMUNIKASI KELUARGA, SELF-ESTEEM, DAN PRESTASI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/60810/I12pws.pdf · komunikasi keluarga, self-esteem, dan prestasi akademik mahasiswa

KOMUNIKASI KELUARGA, SELF-ESTEEM, DAN PRESTASI

AKADEMIK MAHASISWA TINGKAT PERSIAPAN BERSAMA (TPB)

INSTITUT PERTANIAN BOGOR TAHUN AKADEMIK 2011/ 2012

PUTRI WIDHA SARI

DEPARTEMEN ILMU KELUARGA DAN KONSUMEN

FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2012

Page 2: KOMUNIKASI KELUARGA, SELF-ESTEEM, DAN PRESTASI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/60810/I12pws.pdf · komunikasi keluarga, self-esteem, dan prestasi akademik mahasiswa

14  

 

Page 3: KOMUNIKASI KELUARGA, SELF-ESTEEM, DAN PRESTASI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/60810/I12pws.pdf · komunikasi keluarga, self-esteem, dan prestasi akademik mahasiswa

PERNYATAAN MENGENAI SRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi Komunikasi Keluarga, Self-

Esteem, dan Prestasi Akademik Mahasiswa Tingkat Persiapan Bersama (TPB)

Institut Pertanian Bogor Tahun Akademik 2011/ 2012 adalah karya saya dengan

arahan dari dosen pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada

perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya

yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam

teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Bogor, Desember 2012

Putri Widha Sari

NIM I24080075

 

Page 4: KOMUNIKASI KELUARGA, SELF-ESTEEM, DAN PRESTASI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/60810/I12pws.pdf · komunikasi keluarga, self-esteem, dan prestasi akademik mahasiswa

14  

 

Page 5: KOMUNIKASI KELUARGA, SELF-ESTEEM, DAN PRESTASI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/60810/I12pws.pdf · komunikasi keluarga, self-esteem, dan prestasi akademik mahasiswa

ABSTRACT

PUTRI WIDHA SARI. Family Communication, Self-Esteem, and Academic Achievement of The First-Year Students of Bogor Agricultural University Academic Year 2011/2012. Supervised by EUIS SUNARTI. This study aim to analyze the family communication that consists of general family communication and parents-child communication (socio and concept-oriented communication), self-esteem, and academic achievement of the first-year students of IPB. This research involved 85 male students and 120 female students who selected with stratified propotional random sampling. Independent t-test showed that there is significant differences of communication that adopted by parents between male and female students. The regression test results show that the mother's education and father’s income had a positive effect on students self-esteem. Meanwhile, the father's education had a negative effect on students self-esteem. General family communication had a positive effect on self-esteem and a negative effect to the academic achievement of students. Socio-oriented communication that adopted by parents had a positive effect on students self-esteem. Based on these results, parents and IPB’s support system, such as counselors, should help the students to solve their problem, particularly for students who have self-esteem and academic achievement problems.

Keywords: academic achievement, family communication, students, parents-child communication, self-esteem

ABSTRAK

PUTRI WIDHA SARI. Komunikasi Keluarga, Self-Esteem, dan Prestasi Akademik Mahasiswa Tingkat Persiapan Bersama (TPB) Institut Pertanian Bogor Tahun Akademik 2011/ 2012. Dibimbing oleh EUIS SUNARTI. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis komunikasi keluarga yang diukur menjadi dua bagian, yaitu komunikasi keluarga secara umum dan komunikasi orang tua-anak (komunikasi berorientasi sosial dan konsep), self-esteem, dan prestasi akademik mahasiswa Tingkat Persiapan Bersama (TPB) Institut Pertanian Bogor dengan melibatkan sebanyak 85 mahasiswa dan 120 mahasiswi yang dipilih secara stratified propotional random sampling. Hasil uji beda menunjukkan bahwa terdapat perbedaan positif nyata komunikasi yang diterapkan oleh orang tua antara mahasiswa TPB laki-laki dan perempuan. Hasil uji regresi menunjukkan bahwa lama pendidikan ibu, dan pendapatan ayah berpengaruh positif terhadap self-esteem mahasiswa TPB, sedangkan lama pendidikan ayah berpengaruh negatif terhadap self-esteem. Komunikasi keluarga secara umum berpengaruh positif terhadap self-esteem, dan berpengaruh negatif terhadap prestasi akademik mahasiswa TPB. Komunikasi berorientasi sosial yang diterapkan oleh orang tua berpengaruh positif terhadap self-esteem mahasiswa TPB. Berdasarkan hasil penelitian, orang tua serta sistem pendukung IPB, seperti konselor sebaiknya membantu mahasiswa TPB dalam menyelesaikan masalah, terutama bagi mahasiswa TPB yang memiliki masalah self-esteem dan prestasi akademik.

Kata kunci: komunikasi keluarga, komunikasi orang tua-anak, prestasi akademik, self-estem, mahasiswa

Page 6: KOMUNIKASI KELUARGA, SELF-ESTEEM, DAN PRESTASI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/60810/I12pws.pdf · komunikasi keluarga, self-esteem, dan prestasi akademik mahasiswa

14  

 

Page 7: KOMUNIKASI KELUARGA, SELF-ESTEEM, DAN PRESTASI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/60810/I12pws.pdf · komunikasi keluarga, self-esteem, dan prestasi akademik mahasiswa

RINGKASAN PUTRI WIDHA SARI. Komunikasi Keluarga, Self-Esteem, dan Prestasi Akademik Mahasiswa Tingkat Persiapan Bersama (TPB) Institut Pertanian Bogor Tahun Akademik 2011/ 2012. Dibimbing oleh EUIS SUNARTI.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis komunikasi keluarga, self-esteem, dan prestasi akademik mahasiswa Tingkat Persiapan Bersama (TPB) Institut Pertanian Bogor tahun akademik 2011/2012. Tujuan khusus dari penelitian ini adalah: 1) mengetahui komunikasi keluarga secara umum, komunikasi antara orang tua dan mahasiswa TPB, self-esteem, dan prestasi akademik mahasiswa TPB; 2) menganalisis perbedaan komunikasi keluarga secara umum, komunikasi antara orang tua dan mahasiswa TPB, self-esteem, dan prestasi akademik antara mahasiswa dan mahasiswi TPB; 3) menganalisis pengaruh karakteristik mahasiswa TPB, karakteristik keluarga mahasiswa TPB terhadap self-esteem, dan juga prestasi akademik mahasiswa TPB; 4) menganalisis pengaruh komunikasi keluarga secara umum, komunikasi antara orang tua dan mahasiswa TPB terhadap self-esteem mahasiswa TPB; 5) menganalisis pengaruh komunikasi keluarga secara umum, komunikasi antara orang tua dan mahasiswa TPB, dan self-esteem terhadap prestasi akademik mahasiswa TPB.

Desain penelitian adalah cross sectional yang dilakukan di Asrama Putra dan Putri TPB (Astra dan Astri TPB) IPB Dramaga secara purposive dengan pertimbangan Astra dan Astri TPB memiliki mahasiswa dari berbagai ragam budaya di Indonesia sehingga akan didapat karakteristik yang unik dan beragam. Pengambilan data dilakukan selama 3 bulan, yaitu pada bulan Mei hingga Juli 2012. Penarikan contoh menggunakan proportional random sampling, didapat sebanyak 85 mahasiswa dan 120 mahasiswi. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini sebagian besar mencakup data primer meliputi karakteristik keluarga mahasiswa TPB; karakteristik mahasiswa TPB; komunikasi keluarga, yang diukur menjadi dua bagian, yaitu komunikasi keluarga secara umum (nilai cronbach α= 0.878); dan komunikasi orang tua-anak (komunikasi berorientasi sosial [nilai cronbach α= 0.690] dan komunikasi berorientasi konsep [nilai cronbach α= 0.874]), self-esteem (nilai cronbach α= 0.729), dan prestasi akademik yang dikumpulkan melalui kuesioner. Data sekunder berupa jumlah populasi dan nama mahasiswa TPB IPB 2011/2012. Setelah data diperoleh, lalu diolah melalui proses pengkodean, pemasukan, pembersihan, dan analisis data. Data dan informasi yang diperoleh, dikategorikan berdasarkan Slamet (1993) kemudian disajikan dalam bentuk tabulasi silang (cross tabulation). Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif (rataan, standar deviasi, minimum, dan maksismum) dan analisis inferensia menggunakan uji independent-samples t-test dan uji regresi linear berganda dengan metode backward.

Usia mahasiswa TPB dalam penelitian ini berkisar antara 17 hingga 21 tahun dengan rataan umur 18,5 tahun. Hampir setengah mahasiswa (41,2%) dan mahasiswi (45,0%) merupakan anak sulung. Rataan uang saku per bulan mahasiswa adalah Rp662.000 dan mahasiswi adalah Rp673.000. Dua pertiga mahasiswa (65,9%) dan sebagian besar mahasiswi (81,7%) diterima di jalur masuk SNMPTN Undangan, sedangkan sisanya diterima lewat jalur SNMPTN Tertulis, UTMI, BUD, dan PIN. Usia ayah-ibu mahasiswa TPB hampir seluruhnya berada pada kategori dewasa madya (41-65 tahun), masih lengkap, dan

Page 8: KOMUNIKASI KELUARGA, SELF-ESTEEM, DAN PRESTASI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/60810/I12pws.pdf · komunikasi keluarga, self-esteem, dan prestasi akademik mahasiswa

berada pada kategori keluarga sedang (5-7 orang) dengan lebih dari sepertiga mahasiswa (41,5%) dan mahasiswi (39,0%) memiliki ayah-ibu tamatan SMA/ sederajat. Hampir seperempat mahasiswa memiliki ayah yang bekerja sebagai pegawai, guru, dan dosen yang tergolong sebagai pegawai negeri sipil (PNS), sedangkan lebih dari setengah mahasiswi (59,5%) memiliki ibu yang tidak bekerja atau sebagai ibu rumah tangga (IRT). Pendapatan ayah mahasiswa TPB berada di kisaran Rp1.000.001-Rp2.000.000, sedangkan pendapatan ibu mahasiswa TPB kurang dari Rp 1.000.000.

Sebaran mahasiswa TPB menunjukkan bahwa lebih dari setengah mahasiswa (52,9%) dan mahasiswi (58,4%) menyatakan bahwa masih ada anggota keluarga mahasiswa TPB yang mengatakan sesuatu yang negatif terhadap anggota keluarga lainnya ketika marah. Kurang dari 50,0 persen mahasiswa dan mahasiswi yang menyatakan bahwa orang tua mahasiswa TPB masih sering mengatakan pendapat orang tua mahasiswa TPB selalu benar dan anak seharusnya tidak berargumen dengan orang yang lebih tua. Tiga perempat mahasiswi (67,5%) menyatakan bahwa orang tua dan mahasiswa TPB sering memiliki waktu luang untuk berdiskusi ringan, sedangkan mahasiswa hanya kurang dari setengah mahasiswa TPB (42,4%). Lebih dari sepertiga mahasiswa (34,1%) dan hampir sepertiga mahasiswi (30,0%) masih sering merasa bahwa dirinya tidak berguna. Hal ini mengindikasikan bahwa masih terdapat mahasiswa TPB yang memiliki self-esteem rendah.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan komunikasi orang tua dan anak antara mahasiswa dan mahasiswi (α = 0,05). Orang tua mahasiswa TPB yang menerapkan, baik komunikasi berorientasi sosial maupun komunikasi berorientasi konsep, dalam keluarga lebih tinggi mahasiswi dibandingkan mahasiswa. Hasil uji pengaruh menunjukkan bahwa self-esteem mahasiswa lebih tinggi daripada mahasiswi. Lama pendidikan ayah mahasiswa TPB berpengaruh negatif nyata, sedangkan lama pendidikan ibu, pendapatan ayah, komunikasi keluarga secara umum, dan komunikasi beorientasi sosial yang diterapkan orang tua mahasiswa TPB kepada mahasiswa TPB berpengaruh positif nyata terhadap self-esteem mahasiswa TPB. Hasil uji regresi menunjukkan bahwa sebesar 18,3% faktor yang berpengaruh terhadap self-esteem mahasiswa TPB dapat dijelaskan oleh model, dimana nilai signifikansinya di bawah 0,05.

Hasil uji regresi menunjukkan bahwa sebesar 12,4% faktor yang berpengaruh terhadap prestasi akademik mahasiswa TPB dapat dijelaskan oleh model, dimana nilai signifikansinya di bawah 0,05. Hasil uji pengaruh menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh karakteristik mahasiswa TPB dan karakteristik keluarga mahasiswa TPB terhadap prestasi akademik mahasiswa TPB. Sedangkan, komunikasi keluarga secara umum berpengaruh negatif nyata terhadap prestasi akademik yang dicapai oleh mahasiswa TPB. Berdasarkan hasil penelitian, disarankan terhadap keluarga sebaiknya tetap menjalin komunikasi dengan mahasiswa TPB agar dapat membantu meningkatkan self-esteem dan prestasi akademik. Penelitian selanjutnya disarankan untuk mengembangkan instrumen komunikasi keluarga serta dapat menambah variabel lain yang bisa diteliti, diantaranya frekuensi komunikasi dan motivasi yang diduga juga memiliki pengaruh terhadap capaian prestasi akademik mahasiswa TPB.

Kata kunci: komunikasi keluarga, komunikasi orang tua-anak, prestasi akademik, self-estem, mahasiswa

Page 9: KOMUNIKASI KELUARGA, SELF-ESTEEM, DAN PRESTASI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/60810/I12pws.pdf · komunikasi keluarga, self-esteem, dan prestasi akademik mahasiswa

© Hak Cipta milik IPB, Tahun 2012

Hak Cipta dilindungi Undang-Undang

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan

atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan,

penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau

tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan

yang wajar IPB.

Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis ini

dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB.

 

Page 10: KOMUNIKASI KELUARGA, SELF-ESTEEM, DAN PRESTASI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/60810/I12pws.pdf · komunikasi keluarga, self-esteem, dan prestasi akademik mahasiswa

14  

 

Page 11: KOMUNIKASI KELUARGA, SELF-ESTEEM, DAN PRESTASI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/60810/I12pws.pdf · komunikasi keluarga, self-esteem, dan prestasi akademik mahasiswa

KOMUNIKASI KELUARGA, SELF-ESTEEM, DAN PRESTASI

AKADEMIK MAHASISWA TINGKAT PERSIAPAN BERSAMA (TPB)

INSTITUT PERTANIAN BOGOR TAHUN AKADEMIK 2011/ 2012

PUTRI WIDHA SARI

Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Sains pada Departemen Ilmu keluarga dan Konsumen

DEPARTEMEN ILMU KELUARGA DAN KONSUMEN

FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2012

Page 12: KOMUNIKASI KELUARGA, SELF-ESTEEM, DAN PRESTASI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/60810/I12pws.pdf · komunikasi keluarga, self-esteem, dan prestasi akademik mahasiswa

14  

 

Page 13: KOMUNIKASI KELUARGA, SELF-ESTEEM, DAN PRESTASI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/60810/I12pws.pdf · komunikasi keluarga, self-esteem, dan prestasi akademik mahasiswa

Judul Penelitian : Komunikasi Keluarga, Self-Esteem, dan Prestasi Akademik

Mahasiswa Tingkat Persiapan Bersama (TPB) Institut Pertanian

Bogor Tahun Akademik 2011/ 2012

Nama : Putri Widha Sari

NIM : I24080075

Disetujui,

Prof. Dr. Ir. Euis Sunarti, M.Si

Pembimbing

Diketahui,

Dr. Ir. Hartoyo, M.Sc.

Ketua Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen

Tanggal Lulus:

 

Page 14: KOMUNIKASI KELUARGA, SELF-ESTEEM, DAN PRESTASI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/60810/I12pws.pdf · komunikasi keluarga, self-esteem, dan prestasi akademik mahasiswa

14  

 

Page 15: KOMUNIKASI KELUARGA, SELF-ESTEEM, DAN PRESTASI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/60810/I12pws.pdf · komunikasi keluarga, self-esteem, dan prestasi akademik mahasiswa

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena atas karunia-Nya sehingga skripsi yang berjudul ‘Komunikasi Keluarga, Self Esteem, dan Prestasi Akademik Mahasiswa Tingkat Persiapan Bersama (TPB) Institut Pertanian Bogor Tahun Akademik 2011/ 2012’ berhasil diselesaikan. Skripsi ini disusun sebagai syarat kelulusan, guna memperoleh gelar Sarjana Sains pada Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen (IKK), Fakultas Ekologi Manusia (FEMA), Institut Pertanian Bogor (IPB). Penulis mengucapkan terima kasih yang ditujukan kepada:

1. Prof. Dr. Ir. Euis Sunarti, M.S, selaku dosen pembimbing skripsi yang telah banyak mencurahkan waktu, tenaga, dan pikirannya dengan memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis selama penyusunan skripsi.

2. Dr. Tin Herawati, SP., M.Si. dan Alfiasari, SP., M.Si., selaku dosen penguji dan dosen pemandu seminar dan sidang yang telah bersedia memberikan saran dan masukan yang membangun kepada penulis. Ir. Melly Latifah, M.Sc., selaku dosen pembimbing akademik serta seluruh staf pengajar Departemen IKK yang telah banyak memberikan arahan, wawasan, dan ilmu kepada penulis selama masa perkuliahan.

3. Dr. Ir. Irmansyah, M.Si., selaku kepala Badan Pengelola Asrama TPB IPB beserta staf, para Senior Resident, Lurah Gedung Asrama Putra dan Putri TPB (Yodi, Amir, Galih, Lukman, Silmi, Uswah, Niar, Nanda, Wardah), yang telah membantu penulis dalam pengambilan data penelitian, serta seluruh mahasiswa TPB angkatan 48, yang telah bersedia menjadi partisipan dalam penelitian ini.

4. Ayahanda Dr. Ir. Suwarto, MS. (Alm.) dan Ibunda Ir. Ermina Muhayati, selaku orang tua dan motivator kehidupan bagi penulis. Kakak penulis, Radityo Andi Dharma, S.TP. dan adik-adik penulis, Putri Wika Sari, saudara kembar sekaligus rekan satu tim dalam penelitian payung ini, Rofif Tyo Zaidan Fajar, serta Farhan Tyo Zahid Akbar, yang telah memberikan dukungan dan cinta kasih tiada tara kepada penulis. Om dan Tante, Ir. Heri Dwi Basuki, MBA., Suryana, dan Renny Damayanti, serta Putri Diyaah Bulan Tsabitah yang telah memberikan bantuan moril dan materi selama penyusunan skripsi ini.

5. Tim scripcute (Intan Islamia, Nisrina Kharisma, Raden Ifah Kholifah Pitriana, Fasih Vidiastuti Sholihah) selaku teman seperjuangan yang juga ikut memberikan kontribusi dalam menyelesaikan skripsi ini.

Akhir kata, semoga penelitian ini dapat memberikan sumbangan dan manfaat bagi dunia penelitian dan pendidikan.

Bogor, Desember 2012

Putri Widha Sari

Page 16: KOMUNIKASI KELUARGA, SELF-ESTEEM, DAN PRESTASI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/60810/I12pws.pdf · komunikasi keluarga, self-esteem, dan prestasi akademik mahasiswa

14  

 

Page 17: KOMUNIKASI KELUARGA, SELF-ESTEEM, DAN PRESTASI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/60810/I12pws.pdf · komunikasi keluarga, self-esteem, dan prestasi akademik mahasiswa

 

DAFTAR ISI

Halaman DAFTAR TABEL ........................................................................................... xix DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xx DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xx PENDAHULUAN .......................................................................................... 1 Latar Belakang .................................................................................. 1 Perumusan Masalah .......................................................................... 4 Tujuan Penelitian .............................................................................. 5 Kegunaan Penelitian ......................................................................... 6 TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................. 7 Teori Komunikasi Keluarga .............................................................. 7 Self-Esteem ........................................................................................ 11 Prestasi Akademik ........................................................................ … 12 Mahasiswa ......................................................................................... 12 Penelitian Terdahulu ......................................................................... 13 KERANGKA PEMIKIRAN ........................................................................... 15 METODE PENELITIAN ................................................................................ 17 Desain, Lokasi, dan Waktu ............................................................... 17 Jumlah dan Cara Pemilihan responden ............................................. 17 Jenis dan Cara Pengumpulan Data .................................................... 19 Pengolahan dan Analisis Data .......................................................... 20 Definisi Operasional ......................................................................... 24 HASIL PENELITIAN ..................................................................................... 27 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ................................................. 27 Karakteristik Mahasiswa TPB .......................................................... 28 Karakteristik Keluarga Mahasiswa TPB ........................................... 31 Komunikasi Keluarga ....................................................................... 35 Komunikasi Keluarga Secara Umum ................................................. 35 Komunikasi Orang Tua-Anak ........................................................... 37 Self-Esteem ........................................................................................ 40 Prestasi Akademik ............................................................................ 41 Perbedaan Komunikasi Keluarga secara Umum, Komunikasi Orang

Tua-Anak, Self-Esteem, dan Prestasi Akademik antara Mahasiswa dan Mahasiswi ................................................................................. 42

Pengaruh Karakteristik, Komunikasi Keluarga secara Umum, dan Komunikasi Orang Tua-Anak terhadap Self-Esteem ......................... 42

Pengaruh Karakteristik, Komunikasi Keluarga secara Umum, Komunikasi Orang Tua-Anak, dan Self-Esteem terhadap Prestasi Akademik ........................................................................................... 43

Pembahasan ....................................................................................... 44 SIMPULAN DAN SARAN ............................................................................ 51 Simpulan ........................................................................................... 51 Saran ................................................................................................. 51 DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 53 LAMPIRAN .................................................................................................... 57

Page 18: KOMUNIKASI KELUARGA, SELF-ESTEEM, DAN PRESTASI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/60810/I12pws.pdf · komunikasi keluarga, self-esteem, dan prestasi akademik mahasiswa

14  

 

Page 19: KOMUNIKASI KELUARGA, SELF-ESTEEM, DAN PRESTASI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/60810/I12pws.pdf · komunikasi keluarga, self-esteem, dan prestasi akademik mahasiswa

DAFTAR TABEL

Halaman 1 Ahli dan pendapatnya mengenai teori komunikasi keluarga ................. 9 2 Ahli dan pendapatnya mengenai tipe-tipe pola komunikasi keluarga ... 10 3 Sebaran contoh berdasarkan jenis kelamin ............................................ 19 4 Variabel, jenis data, skala, dan cara pengumpulan data ........................ 21 5 Sebaran mahasiswa TPB berdasarkan usia ............................................ 28 6 Sebaran mahasiswa TPB berdasarkan uang saku per bulan .................. 28 7 Sebaran mahasiswa TPB berdasarkan urutan kelahiran ........................ 29 8 Sebaran mahasiswa TPB berdasarkan jalur masuk ............................... 29 9 Sebaran mahasiswa TPB berdasarkan organisasi/ ekstrakurikuler ....... 30 10 Sebaran mahasiswa TPB berdasarkan fakultas ..................................... 30 11 Sebaran mahasiswa TPB berdasarkan kategori usia ayah-ibu .............. 31 12 Sebaran mahasiswa TPB berdasarkan kategori Pendidikan Terakhir

ayah-ibu ................................................................................................. 32 13 Sebaran mahasiswa TPB berdasarkan kategori pekerjaan ayah-ibu ..... 33 14 Sebaran mahasiswa TPB berdasarkan kategori pendapatan ayah-ibu ... 34 15 Sebaran mahasiswa TPB berdasarkan kategori kelengkapan orang tua 34 16 Sebaran mahasiswa TPB berdasarkan kategori besar keluarga ............. 35 17 Sebaran mahasiswa TPB yang menjawab setuju untuk pernyataan

komunikasi keluarga secara umum ....................................................... 36 18 Sebaran mahasiswa TPB berdasarkan kategori level dan persentase

komunikasi keluarga secara umum ....................................................... 36 19 Sebaran mahasiswa TPB yang menjawab sering untuk pernyataan

dimensi komunikasi berorientasi sosial ................................................. 38 20 Sebaran mahasiswa TPB berdasarkan kategori skor dimensi

komunikasi berorientasi sosial ............................................................... 38 21 Sebaran mahasiswa TPB yang menjawab sering untuk pernyataan

dimensi komunikasi berorientasi konsep ............................................... 39 22 Sebaran mahasiswa TPB berdasarkan kategori skor dimensi

komunikasi berorientasi konsep ............................................................ 40 23 Sebaran mahasiswa TPB yang menyetujui pernyataan self-esteem ...... 41 24 Sebaran mahasiswa TPB berdasarkan self-esteem ................................ 41 25 Sebaran mahasiswa TPB berdasarkan prestasi akademik ..................... 42 26 Hasil uji beda variabel penelitian antara mahasiswa TPB laki-laki dan

mahasiswa TPB perempuan .................................................................. 42 27 Hasil uji regresi karakteristik, komunikasi keluarga secara umum, dan

komunikasi orang tua-anak terhadap self-esteem .................................. 43 28 Hasil uji regresi karakteristik, komunikasi keluarga secara umum,

komunikasi orang tua-anak, dan self-esteem terhadap prestasi akademik ................................................................................................ 44

29 Hasil uji reliabilitas variabel komunikasi keluarga secara umum, dimensi komunikasi berorientasi sosial, dimensi komunikasi berorientasi konsep, dan self-esteem ......................................................... 59

Page 20: KOMUNIKASI KELUARGA, SELF-ESTEEM, DAN PRESTASI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/60810/I12pws.pdf · komunikasi keluarga, self-esteem, dan prestasi akademik mahasiswa

  

xx

DAFTAR GAMBAR HALAMAN

1 Sistem interpersonal dalam keluarga ..................................................... 8 2 Kerangka pemikiran penelitian “Komunikasi Keluarga, Self-esteem,

dan Prestasi Akademik Mahasiswa Tingkat Persiapan Bersama (TPB) Institut Pertanian Bogor Tahun Akademik 2011/ 2012” ........................ 16

3 Kerangka pengambilan contoh ............................................................... 18

DAFTAR LAMPIRAN HALAMAN

1 Hasil uji reliabilitas variabel komunikasi keluarga secara umum, dimensi komunikasi berorientasi sosial, dimensi komunikasi berorientasi konsep, dan self-esteem ......................................................... 59

2 Hasil uji validitas variabel komunikasi keluarga secara umum ................ 59 3 Hasil uji validitas variabel dimensi komunikasi berorientasi sosial .......... 59 4 Hasil uji validitas variabel dimensi komunikasi berorientasi konsep ....... 60 5 Hasil uji validitas variabel self-esteem ...................................................... 60

Page 21: KOMUNIKASI KELUARGA, SELF-ESTEEM, DAN PRESTASI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/60810/I12pws.pdf · komunikasi keluarga, self-esteem, dan prestasi akademik mahasiswa

1  

PENDAHULUAN

Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya manusia. Indeks

Pembangunan Manusia (IPM) di Indonesia menurut United Nations Development

Program, mengalami penurunan dari peringkat 108 pada tahun 2010 turun

menjadi 124 dari 187 negara yang disurvei (Kompas 2012). Program

penyelenggaraan pendidikan oleh pemerintah merupakan kunci untuk membentuk

sumber daya manusia yang berkualitas, sekaligus sebagai upaya dalam

meningkatkan IPM Indonesia. Salah satunya ditunjukkan dengan tersedianya

berbagai perguruan tinggi oleh pemerintah yang dapat menampung lulusan-

lulusan Sekolah Menengah Atas (SMA). Institut Pertanian Bogor (IPB)

merupakan salah satu dari lima perguruan tinggi favorit di Indonesia dan satu-

satunya yang memiliki program Tingkat Persiapan Bersama (TPB) dan wajib

asrama bagi mahasiswa tahun pertama.

Setiap semester, IPB mengevaluasi akademik mahasiswa dengan hasil

evaluasi berupa Indeks Prestasi Semester (IPS). Apabila mahasiswa di tahun

pertama akademik memiliki Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) di bawah 1,5,

mahasiswa tersebut terancam dikeluarkan dari IPB atau Drop Out (DO). Di

samping tuntutan terhadap nilai akademik, mahasiswa juga dihadapkan berbagai

permasalahan seperti, masalah pribadi, masalah akademik, dan masalah dengan

teman (Hernawati 2006). Hal ini membuat mahasiswa mencari solusi kepada

orang terdekat, yaitu melakukan komunikasi dengan keluarga.

Komunikasi sangat berperan penting dan memiliki dampak yang besar

dalam kehidupan manusia. Komunikasi merupakan modal utama manusia dalam

berhubungan dan berinteraksi satu sama lain. Kesuksesan seseorang dalam

menerima dan menangkap informasi ditentukan oleh komunikasi yang dilakukan

oleh orang tersebut. Penelitian yang dilakukan oleh Garg et al. 2002 menemukan

bahwa faktor pribadi remaja memiliki pengaruh yang sangat kuat terhadap

harapan untuk keberhasilan dalam pendidikan sebesar 76 persen dan terhadap

prestasi akademik memiliki pengaruh sebesar 65 persen.

Keluarga merupakan lingkungan dimana interaksi mahasiswa terjadi

pertama kali. Interaksi individu dalam keluarga mahasiswa terjadi pada antar

Page 22: KOMUNIKASI KELUARGA, SELF-ESTEEM, DAN PRESTASI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/60810/I12pws.pdf · komunikasi keluarga, self-esteem, dan prestasi akademik mahasiswa

2  

anggota keluarga. Interaksi yang terjadi pada masing-masing anggota keluarga

mahasiswa berbeda. Hal ini dikarenakan setiap anggota keluarga mahasiswa

memiliki perilaku yang berbeda, unik, dan khas. Keluarga sebagai lingkungan

yang pertama dikenal oleh anak memiliki pengaruh yang sangat besar dalam

membentuk karakter dan kepribadian anak melalui pembiasaan-pembiasaan sikap

dan perilaku yang ditanamkan sejak dini (Tjondrorini dan Mardiya 2012). Kurang

optimalnya tumbuh kembang anak, buruknya perilaku anak dan remaja atau

bahkan menurunnya prestasi akademik anak, tidak terlepas dari kedudukan

keluarga yang dianggap paling bertanggung jawab terhadap berbagai

permasalahan tersebut (Hurlock 1980, Gunarsa dan Gunarsa 2004).

Komunikasi adalah salah satu bentuk proses yang dilakukan saat

berinteraksi. Masing-masing anggota keluarga mahasiswa dapat menyampaikan

segala bentuk perasaan, rasa cinta dan kasih sayang, dukungan, serta emosi yang

disampaikan melalui komunikasi, baik dalam bentuk verbal maupun non verbal.

Komunikasi bersifat kontinuitas, dimana komunikasi akan terus terjadi selama

kehidupan masih berlangsung. Komunikasi juga merupakan salah satu cara yang

digunakan oleh mahasiswa untuk beradaptasi dengan lingkungan sosial.

Kecepatan adaptasi yang dimiliki mahasiswa berbeda-beda, contohnya ketika

tinggal di lingkungan yang baru, seperti asrama. Ada yang adaptasinya cepat dan

ada pula yang lambat, tergantung dari kemampuan adaptasi dan keterampilan

komunikasi yang dimiliki masing-masing individu. Disamping mahasiswa

menggunakannya sebagai alat untuk menyampaikan pesan kepada sesama dan

makhluk lainnya, mahasiswa juga menggunakan komunikasi sebagai alat untuk

mengambil pembelajaran dari lingkungan.

Pembelajaran komunikasi pertama kali didapat oleh seseorang yakni

berawal dari keluarganya. Komunikasi keluarga diartikan sebagai suatu tindakan

dalam menangkap dan menerima informasi, ide, pikiran, dan perasaan yang

dikenal diantara anggota unit keluarga (Olson & Barnes 1985) sehingga kepuasan

berkomunikasi yang dirasakan dalam keluarga pun dapat berbeda antarindividu.

Hasil penelitian Olson dan Barnes (1985) mengungkapkan bahwa komunikasi

yang berlangsung dengan baik antara orang tua dan remaja membuat hubungan

keluarga semakin erat sehingga dapat terwujudnya kasih sayang yang akan

Page 23: KOMUNIKASI KELUARGA, SELF-ESTEEM, DAN PRESTASI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/60810/I12pws.pdf · komunikasi keluarga, self-esteem, dan prestasi akademik mahasiswa

3  

mempermudah proses penyelesaian masalah. Komunikasi yang terjadi

antaranggota keluarga mahasiswa bisa berupa komunikasi antara orang tua dan

anak maupun komunikasi antara kakak dan adik. Komunikasi dalam keluarga

merupakan komunikasi yang paling ideal. Adanya perbedaan status bukan berarti

menjadi penghalang komunikasi antara orang tua dan anak sehingga komunikasi

bukan hanya sekedar formalitas melainkan kunci sebuah kesuksesan keluarga

(Zega 2009).

Self-esteem merupakan salah satu hasil pembelajaran yang membentuk

konsep diri mahasiswa sebagai akibat dari proses komunikasi yang dilakukan

secara terus menerus oleh mahasiswa tersebut. Self-esteem terbentuk dari hasil

pembelajaran atas didikan dari lingkungan terutama keluarga. Peran keluarga

dalam menanamkan self-esteem pada anak dapat menimbulkan bias apabila pesan

yang disampaikan melalui komunikasi tidak sesuai dengan isi pesan yang

dimaksud oleh pemberi pesan. Self-esteem juga diartikan sebagai komponen, sikap

evaluatif diri, afektif penilaian yang ditempatkan pada konsep diri yang terdiri

dari perasaan layak dari penerimaan, yang dikembangkan dan dikelola sebagai

konsekuensi dari kesadaran kompetensi, perasaan berprestasi, dan umpan balik

dari dunia luar (Guindon 2002). Penelitian yang Macuka et al. (2004) menemukan

bahwa terdapat hubungan positif antara interaksi keluarga dengan self-esteem.

Hasil penelitian ini menarik untuk dikaji lebih lanjut apakah komunikasi keluarga

berpengaruh terhadap self-esteem yang selanjutnya dapat memotivasi mahasiswa

dalam pencapaian prestasi akademik.

Berbagai kajian studi litelatur yang diperoleh mengenai komunikasi

keluarga, self-esteem, dan prestasi akademik menarik untuk diteliti lebih lanjut.

Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk mengetahui sejauh mana pengaruh yang

ditimbulkan dari komunikasi yang dilakukan antar anggota keluarga terhadap self-

esteem yang terbentuk dan bagaimana pengaruhnya prestasi akademik pada

individu, dalam penelitian ini, yaitu mahasiswa Tingkat Persiapan Bersama (TPB)

Institut Pertanian Bogor.

Perumusan Masalah Mahasiswa Tingkat Persiapan Bersama (TPB) merupakan mahasiswa

Institut Pertanian Bogor yang baru memasuki jenjang perguruan tinggi.

Page 24: KOMUNIKASI KELUARGA, SELF-ESTEEM, DAN PRESTASI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/60810/I12pws.pdf · komunikasi keluarga, self-esteem, dan prestasi akademik mahasiswa

4  

Mahasiswa TPB ini diwajibkan untuk mengikuti kegiatan asrama selama satu

tahun dalam rangka penyetaraan tingkat kemampuan akademik yang dikelola oleh

Badan Pengelola Asrama Tingkat Persiapan Bersama (TPB) Institut Pertanian

Bogor. Berdasarkan informasi dari Direktorat TPB menyatakan bahwa pencapaian

dengan prestasi akademik di atas 1,51 merupakan kewajiban yang mesti dipenuhi

oleh mahasiswa TPB sebagai syarat untuk melanjutkan studi di tahun-tahun

berikutnya. Hal ini membuat beban tersendiri bagi mahasiswa tahun pertama.

Data tahun 2008-2011 menunjukkan bahwa rata-rata indeks prestasi

kumulatif mahasiswa TPB IPB berkisar antara 2,71-2,791). Hal ini menunjukkan

bahwa rataan prestasi akademik mahasiswa TPB sejauh ini masih tergolong

sedang. Padahal tuntutan dunia kerja menghendaki lulusan-lulusan perguruan

tinggi dengan syarat indeks prestasi kumulatif minimal 3,00. Selain masalah

akademik, mahasiswa juga dihadapkan berbagai permasalahan seperti, masalah

pribadi, masalah dengan teman, serta masalah konsep diri, seperti perasaan layak

dari penerimaan sebagai konsekuensi dari kesadaran kompetensi dan perasaan

berprestasi (Garg et al. 2002; Guindon 2002; Hernawati 2006). Hal ini membuat

mahasiswa TPB mencari solusi, salah satunya melakukan komunikasi dengan

keluarga. Adanya permasalahan akademik diduga juga membuat mahasiswa TPB

melakukan komunikasi dengan keluarganya.

Setiap keluarga mahasiswa TPB pasti memberikan dukungan terhadap

mahasiswa TPB dalam mengatasi permasalahan-permasalahan yang dihadapi,

seperti permasalahan capaian prestasi akademik dan pengembangan diri

mahasiswa. Salah satu dukungan moril yang diberikan keluarga mahasiswa ialah

dalam bentuk komunikasi keluarga, baik komunikasi keluarga secara umum

maupun komunikasi antara orang tua dan anak. Hal ini dilakukan agar anak

mendapatkan rasa aman dan nyaman serta dorongan untuk bisa melakukan yang

terbaik selama masa adaptasi tersebut. Namun, setiap keluarga mahasiswa

memiliki penerapan cara dan pola komunikasi yang berbeda sehingga komunikasi

yang dirasakan oleh masing-masing anggota keluarga mahasiswa akan berbeda

pula. Selain itu, kewajiban tinggal di asrama membuat mahasiswa TPB jauh dari

orang tua, sehingga diduga intensitas bertemu antara mahasiswa TPB dan anggota

1) Kutipan pernyataan Rektor IPB Prof. Dr. Ir. Henry Suhardiyanto, M.Sc. (Sumber: Okezone, 26 Juli 2012)

 

Page 25: KOMUNIKASI KELUARGA, SELF-ESTEEM, DAN PRESTASI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/60810/I12pws.pdf · komunikasi keluarga, self-esteem, dan prestasi akademik mahasiswa

5  

keluarga menjadi berkurang, yang mengakibatkan komunikasi dengan keluarga

menjadi rendah dibandingkan ketika tinggal bersama keluarga.

Pencapaian prestasi akademik juga ditengarai dipengaruhi oleh self-

esteem. Mahasiswa TPB mengalami proses pembentukan diri sebagai akibat dari

pembelajaran terhadap lingkungan yang baru sejalan dengan konsep diri yang

terus berkembang. Salah satu konsep diri yang terus berkembang adalah self-

esteem (Santrock 2007). Banyak faktor yang dapat mengembangkan self-esteem,

salah satunya adalah interaksi yang dilakukan oleh antar anggota keluarga berupa

komunikasi keluarga.

Berdasarkan latar belakang masalah, perumusan utama dalam penelitian ini

adalah sejauh mana pengaruh komunikasi keluarga terhadap self-esteem yang

terbentuk, serta capaian prestasi akademik pada individu. Menjawab perumusan

masalah utama maka ditarik beberapa pertanyaan spesifik dalam penelitian ini,

yaitu:

1. bagaimana komunikasi keluarga secara umum, komunikasi antara orang tua

dan mahasiswa TPB, self-esteem, dan prestasi akademik mahasiswa TPB?

2. adakah perbedaan komunikasi keluarga secara umum, komunikasi antara orang

tua dan mahasiswa TPB, self-esteem, dan prestasi akademik antara mahasiswa

TPB laki-laki dan perempuan?

3. adakah pengaruh karakteristik contoh mahasiswa TPB, karakteristik keluarga

mahasiswa TPB terhadap self-esteem, dan juga prestasi akademik mahasiswa

TPB?

4. adakah pengaruh komunikasi keluarga secara umum, komunikasi antara orang

tua dan mahasiswa TPB terhadap self-esteem mahasiswa TPB?

5. adakah pengaruh komunikasi keluarga secara umum, komunikasi antara orang

tua dan mahasiswa TPB, dan self-esteem terhadap prestasi akademik

mahasiswa TPB?

Tujuan Penelitian Tujuan umum

Penelitian ini secara umum bertujuan untuk menganalisis komunikasi

keluarga, self-esteem, dan prestasi akademik mahasiswa Tingkat Persiapan

Bersama (TPB) Institut Pertanian Bogor Tahun Akademik 2011/ 2012.

Page 26: KOMUNIKASI KELUARGA, SELF-ESTEEM, DAN PRESTASI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/60810/I12pws.pdf · komunikasi keluarga, self-esteem, dan prestasi akademik mahasiswa

6  

Tujuan Khusus Adapun tujuan khusus penelitian adalah sebagai berikut :

1. mengidentifikasi komunikasi keluarga secara umum, komunikasi antara orang

tua dan mahasiswa TPB, self-esteem, dan prestasi akademik mahasiswa TPB;

2. menganalisis perbedaan komunikasi keluarga secara umum, komunikasi antara

orang tua dan mahasiswa TPB, self-esteem, dan prestasi akademik antara

mahasiswa TPB laki-laki dan perempuan;

3. menganalisis pengaruh karakteristik contoh mahasiswa TPB, karakteristik

keluarga mahasiswa TPB terhadap self-esteem, dan juga prestasi akademik

mahasiswa TPB;

4. menganalisis pengaruh komunikasi keluarga secara umum, komunikasi antara

orang tua dan mahasiswa TPB terhadap self-esteem mahasiswa TPB;

5. menganalisis pengaruh komunikasi keluarga secara umum, komunikasi antara

orang tua dan mahasiswa TPB, dan self-esteem terhadap prestasi akademik

mahasiswa TPB.

Kegunaan Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pengetahuan

yang bermanfaat bagi pihak lain maupun yang terkait dengan masalah program

wajib asrama dan tingkat persiapan bersama, khususnya kepada:

1. peneliti yang ingin mengkaji lebih jauh mengenai hubungan komunikasi

keluarga dan pengaruhnya terhadap variabel lain yang dimiliki oleh

mahasiswa TPB, seperti frekuensi, alokasi waktu, dan kualitas komunikasi

secara spesifik antara ayah-anak dan ibu-anak serta gaya pengasuhan yang

diterapkan orang tua mahasiswa TPB;

2. perguruan tinggi, memperoleh masukan tentang hasil penelitian pengaruh

komunikasi keluarga terhadap self-esteem dan prestasi akademik mahasiswa

TPB;

3. masyarakat, penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan

gambaran agar lebih sadar akan pentingnya komunikasi keluarga;

4. mahasiswa, memperoleh masukan dalam menyikapi masalah yang terjadi

dalam komunikasi keluarga, membangun self-esteem, dan peningkatan prestasi

akademik. 

Page 27: KOMUNIKASI KELUARGA, SELF-ESTEEM, DAN PRESTASI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/60810/I12pws.pdf · komunikasi keluarga, self-esteem, dan prestasi akademik mahasiswa

7  

TINJAUAN PUSTAKA

Teori Komunikasi Keluarga Pengertian Komunikasi Komunikasi merupakan suatu cara untuk memengaruhi individu agar si

pemberi pesan (sender) dan si penerima pesan (receiver) saling mengerti pesan

yang disampaikan satu sama lain. Bentuk pesan yang disampaikan bisa berupa

perasaan, perhatian, kenyataan, ataupun ide-ide. Proses komunikasi bisa

dilakukan, baik secara langsung (tanpa media pembantu) maupun tidak langsung

(dengan media pembantu, seperti surat, telepon, dan media lain). Terdapat tiga

komponen penting dalam komunikasi, diantaranya pemberi pesan, pesan, dan

penerima pesan. Disamping itu, bahasa dan media juga merupakan komponen

yang penting dalam proses komunikasi. Bahasa jika tidak dipahami pemberi dan

penerima pesan akan menimbulkan bias dalam komunikasi. Sedangkan media

dapat mempermudah komunikasi dari segi waktu, ruang, dan jarak (Guhardja et

al. 1989).

Pengolahan proses informasi yang didapat dari berkomunikasi

menggunakan lima panca indra, yaitu penglihatan (visual), sentuhan (kinestetik),

pendengaran (auditorik), rasa, dan bau. Dari kelima panca indra tersebut, proses

komunikasi yang dilakukan diolah sehingga menjadi sebuah informasi. Sebelum

menjadi sebuah informasi, proses komunikasi melewati beberapa tahapan yang

dapat menimbulkan bias atau terjadi kesalahan dalam menerima informasi.

Pentingnya mendengarkan adalah kunci dari komunikasi yang efektif dimana

seseorang mampu mendengarkan secara aktif.

Denny (2007) mengemukakan beberapa gagasan agar komunikasi yang

dilakukan lebih baik, diantaranya bicara yang baik sebagai harapan, menghormati

orang yang diajak bicara, memberikan pujian, berbicara lebih sedikit daripada

mendengarkan, menaruh minat pada orang lain, memastikan bahwa kritikan yang

diberikan konstruktif, memastikan bahwa diri ini memahami apa yang dikatakan

sebelum menjawab, serta memaknai komunikasi sebagai alat untuk berbagi. Olson

& Barnes (1985) mengemukakan tentang teori komunikasi keluarga dimana peran

komunikasi tidak terlepas dari adanya interaksi manusia termasuk di keluarga.

Para peneliti dan ahli teori menyatakan bahwa di dalam konsep keluarga,

Page 28: KOMUNIKASI KELUARGA, SELF-ESTEEM, DAN PRESTASI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/60810/I12pws.pdf · komunikasi keluarga, self-esteem, dan prestasi akademik mahasiswa

8  

komunikasi merupakan inti dari pekerjaan yang dilakukan sehari-hari oleh

keluarga.

Komunikasi Keluarga

Perkembangan teori keluarga diawali dengan teori interaksi simbolik pada

tahun 1918. Teori ini berfokus pada suatu proses individu dalam mendefinisikan

dan menginterpretasi suatu kejadian (Sunarti 2006). Teori interaksi simbolik

dalam keluarga kemudian berkembang menjadi teori komunikasi keluarga dimana

pusat proses ide-ide yang diberikan berbentuk simbolik (Koerner & Fitzpatrick

2002). Berbagai literatur mengenai teori komunikasi keluarga pun dikumpulkan

untuk medapatkan pemahaman mengenai komunikasi keluarga (Tabel 1).

Komunikasi keluarga menurut Olson & Barnes (2004) adalah tindakan dalam

membuat informasi, ide-ide, gagasan, dan pengetahuan yang dirasakan oleh

anggota dalam unit keluarga. Komunikasi keluarga merupakan sebuah sistem

jaringan interaksi yang lebih bersifat interpersonal, dimana masing-masing

anggota keluarga mempunyai intensitas hubungan satu sama lain dan saling

tergantung2). Gambar 1 memperlihatkan sistem interaksi yang terjadi dalam

keluarga yang melibatkan orang tua (ayah dan ibu) dan dua orang anak. Semakin

banyak anggota keluarga, maka jumlah interaksi interpersonal yang terjadi akan

semakin banyak dan kompleks2).

Gambar 1 Sistem interpersonal dalam keluarga

Komunikasi keluarga secara umum dinyatakan baik apabila anggota

keluarga merasa puas, bisa saling mengungkapkan perasaannya satu sama lain

dengan saling memahami, mengerti, menghargai, mempercayai dan menyayangi

satu sama lain, sedangkan komunikasi yang kurang berkualitas mengindikasikan

Ayah Ibu

Anak Ke-1 Anak Ke-2

2) Guhardja et al., Diktat Kuliah Manajemen Sumberdaya Keluarga (Jurusan Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Masyarakat, Fakultas

Pertanian, Institut Pertanian Bogor), 1989.

Page 29: KOMUNIKASI KELUARGA, SELF-ESTEEM, DAN PRESTASI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/60810/I12pws.pdf · komunikasi keluarga, self-esteem, dan prestasi akademik mahasiswa

9  

kurangnya perhatian, pengertian, penghargaan, kepercayaan dan kasih sayang di

antara anggota keluarga. Baik tidaknya komunikasi yang dilakukan antar anggota

keluarga dapat diukur dengan menggunakan instrumen Skala Komunikasi

Keluarga dari Olson & Barnes (2004). Pengkategorian level dibagi berdasarkan

persentase, yaitu sangat rendah (10-20%), rendah (24-44%), sedang (50-65%),

tinggi (70-83%), dan sangat tinggi (86-99%) dimana setiap level memiliki

interpretasi yang berbeda.

Komunikasi keluarga secara umum dengan level sangat rendah (10-20%)

diinterpretasikan bahwa anggota keluarga sangat prihatin dengan kualitas

komunikasi keluarga mereka. Komunikasi keluarga secara umum dengan level

rendah (24-44%) diinterpretasikan bahwa anggota keluarga cukup prihatin dengan

kualitas komunikasi keluarga mereka. Komunikasi keluarga secara umum dengan

level sedang (50-65%) diinterpretasikan bahwa anggota keluarga merasa

komunikasi keluarga mereka secara umum baik, namun masih cukup prihatin

dengan kualitas komunikasi keluarga mereka. Komunikasi keluarga secara umum

dengan level tinggi (70-83%) diinterpretasikan bahwa anggota keluarga merasa

nyaman dan puas dengan kualitas komunikasi mereka. Komunikasi keluarga

secara umum dengan level sangat tinggi (86-99%) diinterpretasikan bahwa

anggota keluarga merasa sangat puas dan positif terhadap kualitas komunikasi

keluarga mereka. 

Tabel 1 Ahli dan pendapatnya mengenai teori komunikasi keluarga Ahli Teori komunikasi keluarga

Epstein, Bishop, ryan, Miller, & Keitner (1993)

Komunikasi keluarga adalah cara informasi verbal dan non-verbal yang dipertukarkan antara anggota keluarga.

Hybels & Weaver II (2004)

Semua komunikasi keluarga adalah transaksional.

Koerner & Fitzpatrick (2002)

Komunikasi keluarga merupakan formulasi dari teori umum keluarga dengan mempertimbangkan lingkungan komunikasi secara lebih spesifik yang dihadapi oleh keluarga.

Olson & Barnes (1985)

Komunikasi Keluarga yaitu tindakan dalam membuat informasi, ide-ide, gagasan, dan pengetahuan yang dirasakan oleh anggota dalam unit keluarga.

Hambatan Komunikasi Keluarga

Hambatan-hambatan yang sering terjadi dalam komunikasi biasanya, yaitu

topik pesan yang disampaikan dianggap tidak menarik, penampilan pemberi pesan

memengaruhi penerimaan isi pesan, penerima pesan tidak setuju atau tidak suka

Page 30: KOMUNIKASI KELUARGA, SELF-ESTEEM, DAN PRESTASI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/60810/I12pws.pdf · komunikasi keluarga, self-esteem, dan prestasi akademik mahasiswa

10  

dengan pesan yang dibawa oleh pemberi pesan, pemberi pesan berpura-pura

memperhatikan padahal pikirannya tidak tertuju pada pesan2). Hambatan dalam

komunikasi keluarga dapat disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu perbedaan

umur, perbedaan jenis kelamin, nilai yang dianut, perbedaan bahasa, dan

perbedaan status sosial.

Pola Komunikasi Keluarga

Pola komunikasi keluarga terbentuk akibat komunikasi yang dilakukan

antar anggota keluarga dengan melibatkan ekspresi emosi (Mcleod et al. 1972).

Berbagai tipe-tipe pola komunikasi dikumpulkan dari para ahli sebagai hasil dari

pencarian literatur (tabel 2). Menurut McLeod & Chaffee (1972), Ritchie &

Fitzpatrick (1990) dalam Borsella (2006), model pola komunikasi keluarga

merupakan merupakan model yang dibuat untuk dapat mengukur bagaimana

komunikasi antara orang tua dan anak mempengaruhi kenyataan persepsi dan

bagaimana komunikasi tersebut berkontribusi terhadap sosialisasi anak. Berikut

disajikan pada tabel 4 macam-macam tipe-tipe pola komunikasi keluarga menurut

beberapa ahli lainnya.

Tabel 2 Ahli dan pendapatnya mengenai tipe-tipe pola komunikasi keluarga Ahli Tipe-tipe pola komunikasi keluarga

Devito (1986) Empat bentuk pola komunikasi kekuarga; - Pola komunikasi persamaan - Pola komunikasi seimbang terpisah - Pola komunikasi tak seimbang pisah - Pola komunikasi Monopoli

Peterson (1998) Empat tipe pola komunikasi keluarga - Komunikasi afektif

- Komunikasi instrumental - Komunikasi tinggi lebih dominan - Komunikasi rendah lebih dominan

McLeod et al. (1972)

Dua fundamental orientasi komunikasi keluarga - Komunikasi berorientasi sosial - Komunikasi berorientasi konsep

Komunikasi antara orang tua dan anak dapat diukur dengan menggunakan

instrumen Skala Pola Komunikasi Keluarga Mcleod (1972) yang telah

dikembangkan oleh Ritchie (1990) terdiri dari dua dimensi, yaitu komunikasi

berorientasi sosial dan komunikasi berorientasi konsep. Dalam komunikasi

berorientasi sosial, anak-anak didorong untuk mengembangkan dan memelihara

Page 31: KOMUNIKASI KELUARGA, SELF-ESTEEM, DAN PRESTASI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/60810/I12pws.pdf · komunikasi keluarga, self-esteem, dan prestasi akademik mahasiswa

11  

keharmonisan hubungan serta menghindari pertengkaran dengan orang tua mereka

dan orang lain. Sedangkan, dalam komunikasi berorientasi konsep, anak

diharapkan untuk secara terbuka mengekspresikan dan mendiskusikan ide-ide

mereka secara perorangan, termasuk orang tua mereka (Chaffee, McLeod, &

Wackman 1973).

Self-Esteem Self-esteem merupakan penilaian diri atau persepsi diri yang dilakukan

oleh seorang individu terhadap dirinya atas penghargaan, penerimaan, dan

perlakuan orang lain terhadap dirinya (Coopersmith 1967, Branden 1999). Self-

esteem memiliki banyak aspek dan berkembang dalam konteks pengembangan

pengertian seseorang terhadap identitas diri. Rosenberg (1965) membagi self-

esteem ke dalam dua komponen secara global, yaitu sikap positif dan sikap

negatif. Komponen tersebut digunakan untuk menjelaskan gambaran atau

penilaian positif seseorang terhadap dirinya serta evaluasi global seseorang

mengenai dirinya (Santrock 2007).

Penelitian terhadap 300.000 individu mengenai seberapa tinggi self-esteem

mereka, menunjukkan bahwa self-esteem akan tinggi pada masa kanak-kanak,

menurun pada masa remaja, meningkat lagi pada masa dewasa sampai masa

dewasa akhir, di mana self-esteem kembali menurun. Di samping itu, masih dari

penelitian tersebut menunjukkan bahwa self-esteem perempuan lebih rendah

dibandingkan self-esteem laki-laki pada hampir seluruh rentang kehidupan

(Robins et al. 2002 dalam Santrock 2007).

Menurut Bowles (1999) dalam Santrock (2007) sebuah penelitian

menunjukkan bahwa korelasi antara self-esteem dan prestasi pada anak rendah.

Temuan tersebut menunjukkan bahwa bisa jadi prestasi akademik yang rendah

dapat menyebabkan self-esteem yang rendah atau sebaliknya, self-esteem yang

rendah dapat menyebabkan prestasi akademik yang rendah. Dukungan emosional

dan persetujuan sosial yang diberikan, serta ketika anak menghadapi masalah dan

mencoba mengatasinya ketimbang menghindarinya akan meningkatkan self-

esteem anak (Compas 2004, Folkman & Moskowitz 2004, Sykes 1995 dalam

Santrock 2007).

Page 32: KOMUNIKASI KELUARGA, SELF-ESTEEM, DAN PRESTASI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/60810/I12pws.pdf · komunikasi keluarga, self-esteem, dan prestasi akademik mahasiswa

12  

Prestasi Akademik Prestasi akademik merupakan capaian hasil belajar dari kemampuan dan

kecakapan tingkah laku yang dimiliki seseorang selama beberapa waktu yang bisa

dipengaruhi oleh situasi belajar. Hasil proses belajar tersebut dapat diukur dan

dinilai dengan menggunakan tes yang memiliki standar, baik dalam bentuk lisan

maupun tulisan (Sobur 2006).

Prestasi akademik adalah penyebutan untuk memperlihatkan capaian

tingkat keberhasilan seseorang akan tujuan yang telah dicapainya atas usaha dan

kerja kerasnya untuk belajar secara optimal (Setiawan 2006). Santrock (2007)

menyatakan bahwa prestasi akademik perempuan jauh lebih tinggi dibandingkan

dengan prestasi akademik laki-laki.

Mahasiswa Menurut Santrock (2003) mengenai tahapan perkembangan remaja

berdasarkan usia, mahasiswa tahun pertama akademik masuk ke dalam kategori

remaja akhir (late adolescent) yaitu usia 18-21 tahun. Susantoro (2003)

menyebutkan bahwa mahasiswa adalah kalangan muda yang berumur antara 19-

28 tahun yang memang dalam usia tersebut mengalami suatu peralihan dari tahap

remaja ke tahap dewasa. Susantoro dalam Siregar (2006) juga menyatakan bahwa

sosok mahasiswa kental dengan nuansa kedinamisan dan sikap keilmuwannya

yang dalam melihat sesuatu berdasarkan kenyataan objektif, sistematis, dan

rasional.

Tugas-tugas perkembangan yang dihadapi mahasiswa tingkat pertama dapat

dijelaskan dengan menggunakan teori perkembangan remaja. Beberapa tugas

perkembangan bagi remaja, diantaranya menerima keadaan fisiknya, memperoleh

kebebasan emosional, mampu bergaul, menemukan model untuk diidentifikasi,

mengetahui dan menerima kemampuan sendiri, memperkuat penguasaan diri atas

dasar skala nilai dan norma, serta meninggalkan reaksi dan cara penyesuaian

kekanak-kanakan (Gunarsa dan Gunarsa 2004).

Page 33: KOMUNIKASI KELUARGA, SELF-ESTEEM, DAN PRESTASI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/60810/I12pws.pdf · komunikasi keluarga, self-esteem, dan prestasi akademik mahasiswa

13  

Penelitian Terdahulu Hasil penelitian Ullrich dan Kreppner (1997) mengenai kualitas

komunikasi keluarga dan prestasi akademik pada remaja awal menunjukkan

bahwa perbedaan prestasi akademik yang dimiliki di sekolah membuat remaja

melakukan perilaku komunikasi dan format yang berbeda ketika berdiskusi

dengan orang tua mereka. Hasil penelitian Farahati et al. (2011) mengenai

hubungan komunikasi keluarga dengan kontrol lokus dan self-esteem pada remaja

menunjukkan bahwa pola komunikasi keluarga mempengaruhi karakteristik

kepribadian seseorang dimana keluarga yang bebas berkomunikasi memiliki

remaja dengan self-esteem yang tinggi daripada keluarga dengan komunikasi

terbatas.

Hasil penelitian Kurniadi (2011) mengenai intensitas komunikasi keluarga

dan prestasi belajar anak menyatakan bahwa tingginya komunikasi dalam

keluarga tidak membuat prestasi anak menjadi tinggi tidak ada hubungan yang

signifikan antara komunikasi keluarga dan prestasi belajar anak. Hasil penelitian

Wulandari (2009) menemukan bahwa tidak adanya hubungan yang signifikan

antara self-esteem dan prestasi akademik. Begitu pula dengan penelitian yang

dilakukan oleh Nurhayati (2011), hasil uji korelasi spearman tidak menunjukkan

bahwa tidak terdapat hubungan yang nyata antara self-esteem dengan prestasi

akademik. Hal ini sejalan dengan pernyataan Bowles (1999) dalam Santrock

(2007) yang menyatakan bahwa sebuah penelitian menunjukkan korelasi yang

rendah antara self-esteem dan prestasi pada anak.

Page 34: KOMUNIKASI KELUARGA, SELF-ESTEEM, DAN PRESTASI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/60810/I12pws.pdf · komunikasi keluarga, self-esteem, dan prestasi akademik mahasiswa

14  

 

Page 35: KOMUNIKASI KELUARGA, SELF-ESTEEM, DAN PRESTASI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/60810/I12pws.pdf · komunikasi keluarga, self-esteem, dan prestasi akademik mahasiswa

17  

KERANGKA PEMIKIRAN

Berdasarkan perumusan masalah, peneliti menduga terdapat pengaruh

komunikasi keluarga secara umum serta komunikasi antara orang tua dan anak

terhadap self-esteem dan juga terhadap prestasi akademik mahasiswa Tingkat

Persiapan Bersama (TPB) Institut Pertanian Bogor. Variabel yang mendukung

penelitian ini dibagi ke dalam dua jenis, yaitu variabel bebas dan variabel terikat.

Variabel bebas adalah variabel yang memengaruhi variabel–variabel lainnya.

Sedangkan, variabel terikat adalah variabel yang bisa dipengaruhi oleh variabel

lain. Terdapat enam variabel besar dalam penelitian ini, yaitu variabel

karakteristik mahasiswa TPB, karakteristik keluarga mahasiswa TPB, komunikasi

keluarga secara umum, komunikasi antara orang tua dan anak, self-esteem, dan

prestasi akademik mahasiswa TPB.

Variabel yang memengaruhi ditunjukkan dengan garis satu tanda panah.

Variabel karakteristik mahasiswa TPB dibagi ke dalam beberapa variabel yang

lebih spesifik lagi, diantaranya variabel usia, jenis kelamin, uang saku, urutan

anak, jalur masuk, organisasi/ kegiatan ekstrakurikuler, dan fakultas. Variabel

karakteristik keluarga mahasiswa TPB, terdiri dari variabel usia ayah-ibu,

pendidikan ayah-ibu, pekerjaan ayah-ibu, pendapatan ayah-ibu, besar keluarga,

dan kelengkapan orang tua.

Hambatan dalam komunikasi keluarga dapat disebabkan oleh beberapa

faktor, diantaranya perbedaan jenis kelamin dan perbedaan status sosial1). Hal ini

tidak menutup kemungkinan bahwa karakteristik mahasiswa TPB dan

karakteristik keluarga mahasiswa TPB berpengaruh terhadap self-esteem dan juga

terhadap prestasi akademik mahasiswa TPB.

Peneliti menduga bahwa terdapat pengaruh variabel komunikasi keluarga

secara umum, komunikasi antara orang tua dan anak terhadap self-esteem dan juga

terhadap prestasi akademik mahasiswa TPB serta pengaruh self-esteem terhadap

capaian prestasi akademik mahasiswa TPB. Gambar alur pemikiran dalam

penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 2.

Page 36: KOMUNIKASI KELUARGA, SELF-ESTEEM, DAN PRESTASI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/60810/I12pws.pdf · komunikasi keluarga, self-esteem, dan prestasi akademik mahasiswa

16  

Gambar 2 Kerangka pemikiran penelitian “Komunikasi Keluarga, Self-esteem,

dan Prestasi Akademik Mahasiswa Tingkat Persiapan Bersama

(TPB) Institut Pertanian Bogor Tahun Akademik 2011/ 2012”

Keterangan:

= Memengaruhi

 

Karakteristik mahasiswa TPB: • Usia • Jenis Kelamin • Uang Saku • Urutan Kelahiran • Organisasi/ Kegitan

Ekstrakurikuler

Karakteristik Keluarga mahasiswa TPB:

• Usia Ayah-Ibu • Lama pendidikan Ayah-

Ibu • Pekerjaan Ayah-Ibu • Pendapatan Ayah-Ibu • Kelengkapan Orang

Tua • Besar Keluarga

Komunikasi Keluarga • Komunikasi Keluarga

secara Umum • Komunikasi Orang Tua

dan Anak - Orientasi sosial - Orientasi konsep

Self Esteem (Rosenberg 1965)

Prestasi Akademik (Indeks Prestasi)

Page 37: KOMUNIKASI KELUARGA, SELF-ESTEEM, DAN PRESTASI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/60810/I12pws.pdf · komunikasi keluarga, self-esteem, dan prestasi akademik mahasiswa

17  

METODE PENELITIAN

Desain, Lokasi, dan Waktu Desain Penelitian ini adalah cross sectional, karena data yang

dikumpulkan hanya pada satu waktu dan tidak persis sama waktunya untuk setiap

responden (Peacock dan Peacock 2011), serta menggunakan metode survei.

Metode survei adalah teknik pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner

yang disebarkan kepada responden (West dan Turner 2009).

Lokasi penelitian adalah di Asrama Putra dan Putri Tingkat Persiapan

Bersama (Astra dan Astri TPB) Institut Pertanian Bogor (IPB) Dramaga.

Penentuan lokasi dilakukan secara purposive dengan pertimbangan Asrama Putra

dan Putri Tingkat Persiapan Bersama (Astra dan Astri TPB) memiliki mahasiswa

dari berbagai ragam budaya di Indonesia sehingga akan didapat karakteristik yang

unik dan beragam. Pengambilan data dilakukan mulai bulan Mei sampai Juli

2012. Rangkaian waktu penelitian meliputi persiapan, pengumpulan data,

pengolahan, dan analisis data serta penyusunan laporan hasil penelitian.

Jumlah dan Cara Pemilihan Contoh Populasi penelitian ini adalah mahasiswa Tingkat Persiapan Bersama

(TPB) mayor program sarjana Strata Satu (S1) IPB tahun ajaran 2011/ 2012 yang

berjumlah 3.494 mahasiswa. Oleh karena populasi yang begitu besar maka dipilih

sejumlah contoh yang akan mewakili populasi. Dalam penarikan contoh,

menggunakan probability sample, yaitu teknik penarikan contoh secara acak dari

populasi yang contoh individunya memiliki variasi dasar yang sama (Babbie,

2010). Probability sample yang digunakan proportional random sampling, yaitu

individu contoh merupakan bagian dari populasi Mahasiswa Tingkat Persiapan

Bersama (TPB) dengan memperhatikan proporsi jumlah laki-laki dan perempuan.

Lebih jelasnya, dapat dilihat pada gambar kerangka penarikan contoh (Gambar 3).

Page 38: KOMUNIKASI KELUARGA, SELF-ESTEEM, DAN PRESTASI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/60810/I12pws.pdf · komunikasi keluarga, self-esteem, dan prestasi akademik mahasiswa

18  

Gambar 3 Kerangka pengambilan contoh

Untuk menentukan besar contoh keseluruhan dengan menggunakan rumus

Slovin berikut ini:

Keterangan: n = Jumlah sampel

N = Jumlah populasi mahasiswa S1 TPB IPB tahun 2011

e = error (5%)

Dengan rumus tersebut maka jumlah sampel penelitian adalah

Berdasarkan rumus Slovin, jumlah contoh yang harus diteliti adalah 360

contoh. Namun, kenyataan di lapang hanya 205 kuesioner yang dapat dipakai

dengan proporsi contoh 85 mahasiswa laki-laki dan 120 mahasiswa perempuan

sehingga error menjadi sebesar 0,07 (Tabel 3). Hal ini dikarenakan beberapa dari

kuesioner tidak diisi dikarenakan contoh tidak bersedia mengisi atau telah keluar

dari asrama. Penentuan jumlah contoh tiap subpopulasi perhitungannya sebagai

berikuti:

Dengan : Ni = Total subpopulasi tahun 2011

N = Total populasi

n = besarnya contoh

ni = besar contoh tahun 2011

Purposive

Proportional Random sampling L= 146

Mahasiswa TPB-IPB 2011/2012 (N= 3494)

Laki-laki (N1= 1449)

Perempuan (N2= 2045)

P= 214

Page 39: KOMUNIKASI KELUARGA, SELF-ESTEEM, DAN PRESTASI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/60810/I12pws.pdf · komunikasi keluarga, self-esteem, dan prestasi akademik mahasiswa

19  

Tabel 3 Sebaran contoh berdasarkan jenis kelamin

Jenis Kelamin

Subpopulasi Contoh (Slovin) Contoh yang Dipakai Persentase (%)

Laki-laki 1449 146 85 41,5 Perempuan 2045 214 120 58,5 Total 3494 360 205 100,0 Sumber: Badan Pengelola Asrama TPB IPB (2012)

Jenis dan Cara Pengumpulan Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini sebagian besar mencakup

data primer. Cara pengumpulan data primer dengan memberikan pertanyaan-

pertanyaan dalam bentuk kuesioner berupa self-report. Data sekunder mengenai

populasi mahasiswa TPB diperoleh dari Badan Pengelola Asrama TPB IPB

berupa jumlah mahasiswa, nomor kamar, dan jenis kelamin. Sedangkan data

sekunder berupa referensi dan pustaka diperoleh dari buku, artikel, internet, dan

literatur-literatur yang dikeluarkan oleh lembaga-lembaga serta dari hasil

penelitian-penelitian sebelumnya.

Kuesioner penelitian terdiri atas lima bagian, yaitu kuesioner karakteristik

mahasiswa TPB; karakteristik keluarga mahasiswa TPB; komunikasi keluarga

secara umum; komunikasi orang tua-anak; dan self-esteem contoh:

1. karakteristik mahasiswa TPB, meliputi : usia, jenis kelamin, uang saku per

bulan (saat TPB), jalur masuk, urutan kelahiran, indeks prestasi (semester

satu), organisasi/ kegiatan ekstrakurikuler, dan fakultas;

2. karakteristik keluarga mahasiswa TPB: usia ayah-ibu, pendidikan terakhir

ayah-ibu, pekerjaan ayah-ibu, pendapatan ayah-ibu, besar keluarga, dan

kelengkapan orang tua;

3. komunikasi keluarga secara umum diukur dengan menggunakan instrumen

skala komunikasi keluarga dari Olson dan Barnes (2004) sebanyak 10

pernyataan dengan Cronbach’s alpha 0.878 (Lampiran 1). Selain itu telah

dilakukan uji validitas per pernyataan (Lampiran 2). Skala yang digunakan

adalah skala Likert 0-4 dengan jawaban 0= sangat tidak setuju, 1=

kemungkinan besar kurang setuju, 2= ragu-ragu, 3= kemungkinan besar

setuju, 4= sangat setuju;

4. komunikasi orang tua-anak diukur dengan menggunakan instrumen skala

pola komunikasi keluarga dari Mcleod et al. (1972) menghasilkan dua puluh

Page 40: KOMUNIKASI KELUARGA, SELF-ESTEEM, DAN PRESTASI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/60810/I12pws.pdf · komunikasi keluarga, self-esteem, dan prestasi akademik mahasiswa

20  

tiga pernyataan dari dua komponen, yaitu komunikasi berorientasi sosial

sebanyak 10 pernyataan Cronbach’s alpha 0.690 (Lampiran 1) dan

komunikasi berorientasi konsep sebanyak 13 pernyataan dengan cronbach’s

alpha 0.874 (Lampiran 3). Selain itu telah dilakukan uji validitas per

pernyataan (Lampiran 4). Skala yang digunakan adalah skala Likert 0-3

dengan jawaban 0= tidak pernah, 1= jarang, 2= kadang-kadang, 3= sering;

5. self-esteem diukur dengan menggunakan instrumen skala self-esteem dengan

sepuluh pernyataan yang dibuat oleh Rosenberg dalam Santrock (2007)

dengan Cronbach’s alpha 0.729 (Lampiran 1). Selain itu telah dilakukan uji

validitas per pernyataan (Lampiran 5). Skala yang digunakan adalah skala

Likert 0-3 dengan jawaban 0= sangat tidak setuju, 1= tidak setuju, 2= setuju,

3= sangat setuju.

Pengolahan dan Analisis Data Data yang telah dikumpulkan dari kuesioner diolah dengan komputer.

Kegiatan yang dilakukan mulai dari data entry, data cleaning, dan analisis data.

Berikut urutan kegiatan dalam pengolahan data, yaitu penyusunan code-book

sebagai panduan entri dan pengolahan data; setelah data dientri, kemudian

dilakukan cleaning data untuk memastikan tidak ada kesalahan dalam

memasukkan data. Reliabilitas data dilakukan dengan menyajikan statistik

deskriptif untuk setiap peubah; pemberian skor terhadap jawaban kuesioner;

kategorisasi terhadap data; dan kemudian analisis data.

Data dan informasi yang diperoleh, dikategorikan berdasarkan Slamet

(1993) kemudian disajikan dalam bentuk tabulasi silang (cross tabulation) dan

dianalisis secara deskriptif, yaitu berkenaan dengan bagaimana data dapat

digambarkan atau dimaknai, baik secara numerik (menghitung rataan) atau secara

grafis (dalam bentuk tabel), untuk mendapatkan gambaran sekilas mengenai data

tersebut, sehingga lebih mudah dibaca dan dipahami. Cara pengkategorian

variabel disajikan pada Tabel 4. Untuk mengkategorikan skor komunikasi orang

tua-anak dan self-esteem menggunakan interval kelas yang dapat dihitung dengan

cara berikut:

 

Page 41: KOMUNIKASI KELUARGA, SELF-ESTEEM, DAN PRESTASI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/60810/I12pws.pdf · komunikasi keluarga, self-esteem, dan prestasi akademik mahasiswa

21  

Tabel 4 Variabel, jenis data, skala, dan cara pengumpulan data Variabel Skala Kategori

Karakteristik Mahasiswa TPB Usia Rasio 0. Usia 17 tahun

1. Usia 18 tahun 2. Usia 19 tahun 3. Usia 20 tahun 4. Usia 21 tahun

Jenis Kelamin Ordinal 0. Laki-laki 1. Perempuan

Uang Saku (Rp/ Bulan) Rasio 0. ≤ 500,000 1. 500,001-1,000,000 2. 1,000,001-1,500,000 3. > 1,500,000 (sebaran data)

Urutan Kelahiran Rasio 0. Sulung 1. Tengah 2. Bungsu 3. Tunggal

Organisasi/ Kegiatan Ekstrakurikuler Ordinal 0. Tidak 1. Ya

Karakteristik Keluarga Mahasiswa TPB Usia Ayah-Ibu Rasio 0. Dewasa muda (21-40)

1. Dewasa Madya (41-65) 2. Tua (>65) Santrock (2002)

Pendidikan Terakhir Ayah-Ibu Rasio 0. Tidak Tamat SD 1. SD/ sederajat 2. SMP/ sederajat 3. SMA/ sederajat 4. Diploma 5. Sarjana (S1) 6. Pascasarjana (S2) 7. Pascasarjana (S3) (lama pendidikan dalam tahun)

Pekerjaan Ayah-Ibu Ordinal 0. Tidak Bekerja 1. Bekerja:

1.a PNS/Guru/Dosen 1.b Polisi/ Polri/TNI (AD,AL, AU1.c Pegawai/Karyawan Swasta/

BUMN/Honorer 1.d Wiraswasta/ Wirausaha/ Pedag1.e Buruh Tani/ Buruh Non-Tani1.f Lainnya (ojek, supir, pendeta, d

(sebaran data) Pendapatan Ayah-Ibu Rasio 0. ≤ 1,000,000

1. 1,000,001-2,000,000 2. 2,000,001-3,000,000 3. 3,000,001-4,000,000 4. 4,000,001-5,000,000 5. > 5,000,000 (sebaran data)

Page 42: KOMUNIKASI KELUARGA, SELF-ESTEEM, DAN PRESTASI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/60810/I12pws.pdf · komunikasi keluarga, self-esteem, dan prestasi akademik mahasiswa

22  

Tabel 4 Variabel, jenis data, skala, dan cara pengumpulan data (lanjutan) Variabel Skala Kategori

Besar Keluarga Rasio 0. Keluarga Kecil (≤ 4 orang) 1. Keluarga Sedang (5-7 orang) 2. Keluarga Besar (≥ 8 orang) (BKKBN 2005)

Kelengkapan Orang Tua Ordinal 0. Tidak Utuh 1. Utuh

Komunikasi Keluarga Secara Umum Ordinal 0. Sangat Rendah 1. Rendah 2. Sedang 3. Tinggi 4. Sangat Tinggi

Komunikasi Orang Tua-Anak Komunikasi berorientasi sosial Ordinal 0. Rendah

1. Sedang 2. Tinggi

Komunikasi berorientasi konsep Ordinal 0. Rendah 1. Sedang 2. Tinggi

Self-esteem Ordinal 0. Rendah 1. Sedang 2. Tinggi

Prestasi Akademik (Indeks Prestasi) Rasio 0. Sangat Rendah (≤ 2,00) 1. Rendah (2,01-2,50) 2. Sedang (2,51-3,00) 3. Tinggi (3,01-3,50) 4. Sangat Tinggi (≥ 3,51)

Uji independent-samples t-test digunakan untuk melihat perbedaan

komunikasi keluarga secara umum, komunikasi orang tua-anak (komunikasi

berorientasi sosial, dimensi komunikasi berorientasi konsep), self-esteem, dan

prestasi akademik antara contoh laki-laki dan perempuan. Perbedaan rata-rata

pada variabel karakteristik ditunjukkan dengan nilai signifikansi (sig< 0,05).

Uji regresi linier berganda dalam penelitian ini menggunakan metode

backward dimana model regresi yang terbaik diambil dengan melihat nilai

Adjusted R Square.  Uji regresi linear berganda digunakan untuk menganalisis

pengaruh karakteristik contoh dan karakteristik keluarga contoh terhadap self-

esteem contoh, dan juga terhadap prestasi akademik contoh; analisis pengaruh

komunikasi keluarga (komunikasi keluarga secara umum dan komunikasi orang

tua-anak) contoh terhadap self-esteem contoh, dan juga terhadap prestasi

akademik contoh; dan analisis pengaruh self-esteem contoh terhadap prestasi

Page 43: KOMUNIKASI KELUARGA, SELF-ESTEEM, DAN PRESTASI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/60810/I12pws.pdf · komunikasi keluarga, self-esteem, dan prestasi akademik mahasiswa

23  

akademik contoh yang akan dilakukan uji analisis regresi dengan menggunakan

model: 

Keterangan: ŷ = peubah tak bebas x1, x2, …, xn = peubah bebas

b0 = konstanta b1, b2,…, bn = koefisien peubah bebas

ε = error

1) Uji regresi linear terhadap self-esteem

 

Keterangan: ŷ1 = self-esteem x10 = pekerjaan ayah

b0 = konstanta x11 = pekerjaan ibu

b(1-19) = koefisien regresi x12 = pendapatan ayah

x1 = usia x13 = pendapatan ibu

x2 = jenis kelamin x14 = besar keluarga

x3 = uang saku x15 = kelengkapan orang tua

x4 = urutan kelahiran x16 = komunikasi keluarga

x5 = organisasi/ kegiatan secara umum

ekstrakurikuler x17 = dimensi komunikasi

x6 = usia ayah berorientasi sosial

x7 = usia ibu x18 = dimensi komunikasi

x8 = lama pendidikan ayah berorientasi konsep

x9 = lama pendidikan ibu ε = Galat

2) Uji regresi linear terhadap prestasi akademik

 

Keterangan: ŷ1 = prestasi akademik x12 = pekerjaan ibu

b0 = konstanta x13 = pendapatan ayah

b(1-20) = koefisien regresi x14 = pendapatan ibu

x1 = usia x15 = besar keluarga

Page 44: KOMUNIKASI KELUARGA, SELF-ESTEEM, DAN PRESTASI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/60810/I12pws.pdf · komunikasi keluarga, self-esteem, dan prestasi akademik mahasiswa

24  

x2 = jenis kelamin x16 = kelengkapan orang tua

x3 = uang saku x17 = komunikasi keluarga

x4 = urutan kelahiran secara umum

x5 = organisasi/ kegiatan x18 = dimensi komunikasi

ekstrakurikuler berorientasi sosial

x7 = usia ayah x19 = dimensi komunikasi

x8 = usia ibu berorientasi konsep

x9 = lama pendidikan ayah x20 = self-esteem

x10 = lama pendidikan ibu ε = Galat

x11 = pekerjaan ayah

Definisi Operasional

Contoh adalah bagian dari populasi mahasiswa tingkat pertama Institut Pertanian

Bogor tahun akademik 2011/ 2012 yang menjadi unit analisis dalam

penelitian.

Mahasiswa Tingkat Persiapan Bersama (TPB) adalah mahasiswa tingkat

pertama Institut Pertanian Bogor tahun akademik 2011/ 2012 yang

menjadi contoh dalam penelitian.

Mahasiswa adalah mahasiswa tingkat pertama Institut Pertanian Bogor tahun

akademik 2011/ 2012 berjenis kelamin laki-laki yang menjadi contoh

dalam penelitian.

Mahasiswi adalah mahasiswa tingkat pertama Institut Pertanian Bogor tahun

akademik 2011/ 2012 berjenis kelamin perempuan yang menjadi contoh

dalam penelitian.

Karakteristik mahasiswa TPB adalah ciri-ciri aspek sosial ekonomi yang

melekat pada contoh berupa usia, jenis kelamin, uang saku per bulan,

jalur masuk, urutan kelahiran, indeks prestasi, organisasi atau kegiatan

ekstrakurikuler, dan fakultas.

Usia adalah lama hidup yang dijalani contoh sampai dengan saat penelitian ini,

yang dinyatakan dalam tahun.

Jenis kelamin adalah perbedaan contoh yang dibedakan menjadi laki-laki dan

perempuan.

Page 45: KOMUNIKASI KELUARGA, SELF-ESTEEM, DAN PRESTASI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/60810/I12pws.pdf · komunikasi keluarga, self-esteem, dan prestasi akademik mahasiswa

25  

Uang saku per bulan adalah jumlah nilai rupiah yang diperoleh contoh untuk

memenuhi kebutuhan sehari-hari dalam satu bulan.

Urutan kelahiran adalah status contoh diantara anak-anak yang ada di dalam

keluarga contoh, dibedakan menjadi anak tunggal, sulung, tengah,

bungsu.

Organisasi/ kegiatan ekstrakurikuler adalah keikutsertan contoh dalam

kegiatan berorganisasi ataupun kegiatan di luar akademik.

Fakultas adalah spesifikasi program studi sarjana yang diambil contoh sesuai

dengan sembilan bidang yang ditawarkan oleh IPB, yakni FAPERTA,

FKH, FPIK, FAPET, FAHUTAN, FMIPA, FEM, dan FEMA.

Karakteristik keluarga mahasiswa TPB adalah ciri-ciri aspek sosial ekonomi

yang melekat pada orangtua contoh berupa jenis kelamin, usia orang tua,

lama pendidikan orang tua, pekerjaan orang tua, pendapatan orang tua,

besar keluarga, kelengkapan orang tua.

Usia ayah adalah lama hidup yang dijalani ayah contoh sampai dengan saat

penelitian ini, yang dinyatakan dalam tahun.

Usia ibu adalah lama hidup yang dijalani ibu contoh sampai dengan saat

penelitian ini, yang dinyatakan dalam tahun.

Lama pendidikan ayah adalah lama pendidikan formal yang ditempuh oleh ayah

contoh dalam tahun.

Lama pendidikan ibu adalah lama pendidikan formal yang ditempuh oleh ibu

contoh dalam tahun.

Pekerjaan ayah adalah setiap kegiatan yang dilakukan ayah contoh yang

menghasilkan uang sebagai sumber penghasilan.

Pekerjaan ibu adalah setiap kegiatan yang dilakukan ibu contoh yang

menghasilkan uang sebagai sumber penghasilan.

Pendapatan ayah adalah akumulasi gaji, upah, atau hasil yang diperoleh ayah

contoh dari pekerjaan yang dinilai dengan uang selama satu bulan.

Pendapatan ibu adalah akumulasi gaji, upah, atau hasil yang diperoleh ibu

contoh dari pekerjaan yang dinilai dengan uang selama satu bulan.

Page 46: KOMUNIKASI KELUARGA, SELF-ESTEEM, DAN PRESTASI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/60810/I12pws.pdf · komunikasi keluarga, self-esteem, dan prestasi akademik mahasiswa

26  

Kelengkapan orang tua adalah bentuk hubungan yang sedang dijalani antara

ayah dan ibu kandung contoh sampai dengan waktu penelitian apakah

tidak utuh atau utuh.

Besar Keluarga adalah jumlah anggota keluarga inti contoh yang terdiri dari

ayah, ibu, kakak, adik, serta contoh.

Komunikasi keluarga adalah komunikasi yang melibatkan anggota keluarga

yang ada di dalamnya, baik komunikasi keluarga secara umum maupun

komunikasi antara orang tua dan anak.

Komunikasi keluarga secara umum adalah penilaian contoh terhadap

komunikasi yang dilakukan antara anggota dalam keluarga contoh.

Komunikasi orang tua-anak adalah pola komunikasi keluarga yang dilakukan

dalam keluarga dimana orang tua mendorong anak agar bisa

berkomunikasi. Pola komunikasi keluarga terbagi ke dalam dua dimensi,

yaitu dimensi orientasi sosial dan dimensi orientasi konsep.

Komunikasi berorientasi sosial adalah bentuk komunikasi keluarga dimana

orang tua mendorong anak untuk mengembangkan dan memelihara

keharmonisan hubungan serta menghindari pertengkaran dengan orang

tua mereka dan orang lain.

Komunikasi berorientasi konsep adalah bentuk komunikasi dimana orang tua

mendorong anak mengembangkan pandangan anak terhadap dunia dan

mendorong anak mengembangkan penilaian terhadap suatu masalah.

Self-esteem adalah penghargaan yang diberikan contoh kepada diri sendiri.

Prestasi akademik adalah capaian hasil evaluasi di perguruan tinggi yang di

dapat contoh selama belajar satu semester berupa indeks prestasi.

Indeks prestasi adalah hasil evaluasi di perguruan tinggi yang di dapat contoh

selama belajar satu semester berupa angka dari 0.00 sampai 4.00 yang

terkategori menjadi sangat rendah sampai sangat tinggi.

Page 47: KOMUNIKASI KELUARGA, SELF-ESTEEM, DAN PRESTASI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/60810/I12pws.pdf · komunikasi keluarga, self-esteem, dan prestasi akademik mahasiswa

27  

HASIL PENELITIAN

Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di Asrama Tingkat Persiapan Bersama (TPB) IPB

yang terletak di dalam Kampus Institut Pertanian Bogor, Dramaga. Asrama TPB

IPB merupakan Asrama yang wajib dihuni oleh Mahasiswa Tingkat Pertama

selama satu tahun (2 semester). Asrama TPB memiliki dua lokasi, yaitu Asrama

Putra (Astra) dan Asrama Putri (Astri), Astra terdiri dari 4 gedung, yakni Gedung

C1, Gedung C2, Gedung C3, dan Gedung C4 sedangkan Astri terdiri dari lima

gedung, yakni Gedung A1, Gedung A2, Gedung A3, Gedung A4, Gedung

Rusunawa, dan Gedung Asrama Silvasari. Setiap gedung memiliki sepuluh lorong

dengan masing-masing lorong terdiri dari 13-14 yang diisi 2-4 orang per kamar.

Asrama TPB IPB telah menjadi benchmark (patokan) bagi berbagai

perguruan tinggi dalam pengelolaan asrama serta pembinaan mahasiswa. Hal ini

terlihat pada berbagai kunjungan ke asrama TPB untuk melakukan studi banding.

Selain telah menjadi benchmark bagi berbagai perguruan tinggi, Asrama Tingkat

Persiapan Bersama memiliki berbagai keunggulan lainnya diantaranya, (1)

mahasiswa mendapatkan pembinan akademik, multibudaya dan kesempatan

mengikuti program-program pengembangan diri; (2) mahasiswa mempunyai

peluang berinteraksi dengan berbagai latar belakang bidang ilmu, budaya, agama

dan suku; (3) tersedianya jasa layanan terpadu berupa klinik kesehatan, cyber

asrama (internet gratis), kantin, dan warung; (4) akses pada fasilitas akademik

dengan waktu lebih leluasa baik siang maupun malam hari (BPA Asrama 2012).

Terdapat beberapa fasilitas yang dimiliki oleh asrama TPB IPB, yakni

fasilitas gedung; terdiri dari televisi, ruang bersama, mushola, halaman tempat

jemuran, kamar mandi, tempat mencuci pakaian, dan lain-lain serta fasilitas

lorong, seperti setrika, pemanas air atau dispenser, dan lain-lain. Fasilitas kamar;

dimana masing-masing mahasiswa dapat memakai satu tempat tidur, satu meja

belajar, satu lampu belajar, rak handuk, lemari pakaian, dan gantungan pakaian.

Selain itu, terdapat fasilitas penunjang, seperti laundry atau bibi cuci, penyediaan

minuman galon, lapangan olahraga (lap.basket, lap. voli), ambulance, kantin

asrama, mini market (agri mart), pusat fotocopy, koperasi, bus transportasi, lab

komputer/ cyber mahasiswa asrama, serta penjernihan air.

Page 48: KOMUNIKASI KELUARGA, SELF-ESTEEM, DAN PRESTASI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/60810/I12pws.pdf · komunikasi keluarga, self-esteem, dan prestasi akademik mahasiswa

28  

Karakteristik Mahasiswa TPB

Usia. Rentang usia mahasiswa TPB berusia 17 hingga 21 tahun. Dari total

jumlah keseluruhan, hampir setengah mahasiswa TPB (46,8%) berada pada usia

19 tahun. Proporsi terbesar sebaran mahasiswa TPB berdasarkan usia

menunjukkan bahwa lebih dari setengah mahasiswa (50,6%) berusia 19 tahun,

sedangkan setengah mahasiswi (50,0%) berusia 18 tahun. Jika dilihat dari rata-

rata usia, rata-rata mahasiswa berusia 18,6 tahun, sedangkan mahasiswi rata-rata

berusia 18,5 tahun. Secara keseluruhan, rata-rata usia mahasiswa TPB adalah 18,5

tahun (Tabel 5).

Tabel 5 Sebaran mahasiswa TPB berdasarkan usia Usia (tahun) Mahasiswa (%) Mahasiswi (%) Total (%)

17 3,5 4,2 3,9 18 38,8 50,0 45,4 19 50,6 44,2 46,8 20 5,9 1,7 3,4 21 1,2 0,0 5,0

Total 100,0 100,0 100,0 Rata-rata ± SD 18,6±0,7 18,4±0,6 18,5±0,7 Min-maks 17-21 17-20 17-21

Uang Saku per Bulan. Uang saku per bulan mahasiswa TPB menyebar

pada rentang ≤ Rp500.000 hingga ≥ Rp1.500.000 dengan selang Rp500.000. Dari

total jumlah mahasiswa TPB, lebih dari setengahnya (51,7%) memiliki uang saku

pada rentang Rp500.001 hingga Rp1.000.000. Proporsi terbesar secara

keseluruhan menunjukkan bahwa lebih dari setengah mahasiswa (50,6%)

memiliki uang saku per bulan ≤ Rp500.000, sedangkan lebih dari setengah

mahasiswi (57,5%) memiliki uang saku per bulan antara Rp500.001-Rp1.000.000

(Tabel 6).

Tabel 6 Sebaran mahasiswa TPB berdasarkan uang saku per bulan Uang Saku (Rp/ bulan) Mahasiswa (%) Mahasiswi (%) Total (%) ≤ 500.000 50,6 39,2 43,9 500.001-1.000.000 43,5 57,5 51,7 1.000.001-1.500.000 5,9 2,5 3,9 > 1.500.000 0,0 0,8 0,5 Total 100,0 100,0 100,0

Jika dilihat dari uang saku per bulan minimal dan maksimal, mahasiswa

memliki uang saku per bulan minimal Rp300.000 dan maksimal Rp1.500.000,

sedangkan mahasiswi memiliki uang saku per bulan minimal Rp300.000 dan

maksimal Rp2.000.000. Rata-rata uang saku per bulan yang dimiliki oleh

Page 49: KOMUNIKASI KELUARGA, SELF-ESTEEM, DAN PRESTASI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/60810/I12pws.pdf · komunikasi keluarga, self-esteem, dan prestasi akademik mahasiswa

29  

mahasiswa sebesar Rp662.000, sedangkan mahasiswi sebesar Rp673.000. Secara

keseluruhan, rata-rata uang saku mahasiswa TPB adalah sebesar Rp669.000

(Tabel 6).

Urutan Kelahiran. Urutan kelahiran mahasiwa TPB dibagi ke dalam

empat kategori, yaitu anak sulung, anak tengah, anak bungsu, dan anak tunggal.

Dari total jumlah keseluruhan, hampir setengah mahasiswa TPB (43,4%)

merupakan anak sulung. Proporsi terbesar sebaran mahasiswa TPB berdasarkan

urutan kelahiran menunjukkan bahwa hampir setengah mahasiswa (41,2%)

merupakan anak sulung. Demikian pula mahasiswi, hampir setengahnya (50,0%)

merupakan anak sulung (Tabel 7).

Tabel 7 Sebaran mahasiswa TPB berdasarkan urutan kelahiran Urutan Kelahiran Mahasiswa (%) Mahasiswi (%) Total (%)

Sulung 41,2 45,0 43,4Tengah 28,2 30,0 29,3Bungsu 27,1 22,5 24,4Tunggal 3,5 2,5 2,9Total 100,0 100,0 100,0

Jalur Masuk. Jalur masuk mahasiwa TPB dibagi ke dalam lima kategori,

yaitu SNMPTN Undangan, SNMPTN Tertulis, UTMI, BUD, dan PIN. Dari total

jumlah keseluruhan, hampir tiga perempat mahasiswa TPB (73,1%) diterima

melalui jalur masuk SNMPTN Undangan. Proporsi terbesar sebaran mahasiswa

TPB berdasarkan jalur masuk menunjukkan bahwa dua pertiga mahasiswa

(65,9%) diterima melalui jalur masuk SNMPTN Undangan. Demikian pula

mahasiswi, sebagian besar (81,7%) diterima di jalur masuk SNMPTN Undangan.

Berdasarkan penelitian, tidak terdapat mahasiswa TPB (0,0%), baik laki-laki

maupun perempuan, yang diterima melalui jalur masuk PIN (Tabel 8).

Tabel 8 Sebaran mahasiswa TPB berdasarkan jalur masuk Jalur Masuk Mahasiswa (%) Mahasiswi (%) Total (%)

SNMPTN Undangan 65,9 81,7 73,1SNMPTN Tertulis 22,4 8,3 14,1UTMI 4,7 6,7 5,9BUD 7,1 3,3 4,9PIN 0,0 0,0 0,0Total 100,0 100,0 100,0

Organisasi/ Kegiatan Ekstrakurikuler. Organisasi atau kegiatan

ekstrakurikuler dibagi berdasarkan keikutsertaan mahasiswa TPB, yaitu

mahasiswa TPB yang ikut dan tidak ikut organisasi atau kegiatan ekstrakurikuler.

Page 50: KOMUNIKASI KELUARGA, SELF-ESTEEM, DAN PRESTASI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/60810/I12pws.pdf · komunikasi keluarga, self-esteem, dan prestasi akademik mahasiswa

30  

Dari total jumlah keseluruhan, lebih dua pertiga mahasiswa TPB (68,8%)

mengikuti organisasi atau kegiatan ekstrakurikuler. Proporsi terbesar sebaran

mahasiswa TPB berdasarkan keikutsertaan menunjukkan bahwa lebih dua pertiga

mahasiswa (69,4%) dan mahasiswi (68,8%) mengikuti organisasi atau kegiatan

ekstrakurikuler (Tabel 9).

Tabel 9 Sebaran mahasiswa TPB berdasarkan organisasi/ ekstrakurikuler Organisasi/ Ekstrakurikuler Mahasiswa (%) Mahasiswi (%) Total (%)

Ikut 69,4 68,3 68,8 Tidak ikut 30,6 31,7 31,2 Total 100,0 100,0 100,0

Fakultas. Mahasiwa TPB menyebar ke dalam sembilan fakultas yang ada

di IPB, yaitu FAPERTA, FKH, FPIK, FAPET, FAHUTAN, FATETA, FMIPA,

FEM, dan FEMA. Dari total jumlah keseluruhan, paling banyak mahasiswa TPB

(23,9%) berasal dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA)

dan paling sedikit (3,4%) berasal dari Fakultas Peternakan (FAPET) (Tabel 10).

Proporsi terbesar sebaran mahasiswa TPB berdasarkan fakultas

menunjukkan bahwa paling banyak, baik mahasiswa (20,0%) maupun mahasiswi

(26,7%) berasal dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA).

Jumlah mahasiswa TPB terkecil berdasarkan fakultas berbeda antara mahasiswa

dan mahasiswi. Sebanyak 4,7 persen mahasiswa TPB laki-laki berasal dari

Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) sedangkan sebanyak 0,8 persen mahasiswi

berasal dari Fakultas Peternakan (FAPET) (Tabel 10).

Tabel 10 Sebaran mahasiswa TPB berdasarkan fakulstas Fakultas Mahasiswa (%) Mahasiswi (%) Total (%)

FAPERTA 11,8 9,2 10,2 FKH 4,7 3,3 3,9 FPIK 11,8 10,0 10,7 FAPET 7,0 0,8 3,4 FAHUTAN 11,8 15,8 14,2 FATETA 18,8 7,5 12,2 FMIPA 20,0 26,7 23,9 FEM 10,6 14,2 12,7 FEMA 3,5 12,5 8,8 Total 100,0 100,0 100,0

Karakteristik Keluarga Contoh

Usia Ayah-Ibu. Rentang usia ayah-ibu mahasiswa TPB dikategorikan

menjadi empat, yaitu dewasa muda (21-40), dewasa madya (41-65), tua (>65),

dan meninggal. Dari total jumlah keseluruhan, baik ayah (88,3%) maupun ibu

Page 51: KOMUNIKASI KELUARGA, SELF-ESTEEM, DAN PRESTASI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/60810/I12pws.pdf · komunikasi keluarga, self-esteem, dan prestasi akademik mahasiswa

31  

mahasiswa TPB (84,4%), sebagian besar berada pada kategori usia dewasa madya

(41-65 tahun). Proporsi terbesar sebaran keluarga mahasiswa TPB berdasarkan

usia ayah-ibu menunjukkan bahwa sebagian besar, baik usia ayah mahasiswa

(85,9%) maupun mahasiswi (90,0%), berada pada kategori usia dewasa madya.

Begitu pula dengan ibu mahasiswa (85,9%) dan mahasiswi (83,3%) (Tabel 11).

Jika dilihat dari rata-rata usia, rata-rata ayah mahasiswa berusia 50 tahun

dan ayah mahasiswi rata-rata berusia 49,8 tahun. Secara keseluruhan, rata-rata

usia ayah mahasiswa TPB adalah 50,1 tahun. Sedangkan, rata-rata usia ibu

mahasiswa TPB, baik mahasiswa maupun mahasiswi, hampir memiliki rata-rata

usia yang sama, yaitu usia 46,9 dan 46,5 tahun. Secara keseluruhan, rata-rata usia

ibu mahasiswa TPB adalah 46,7 tahun (Tabel 11).

Tabel 11 Sebaran mahasiswa TPB berdasarkan kategori usia ayah-ibu Usia (tahun) Mahasiswa (%) Mahasiswi (%) Total (%)

Ayah Dewasa Muda (21-40) 2,4 0,8 1,4Dewasa Madya (41-65) 85,9 90,0 88,3Tua (>65) 1,2 0,8 1,0Meninggal 10,6 8,3 9,3Total 100,0 100,0 100,0Rata-rata ± SD 50,7±5,8 49,8±4,6 50,1±5,1 Min-maks 40-70 39-70 39-70 Ibu Dewasa Muda (2140) 10,6 13,3 12,2Dewasa Madya (41-65) 85,9 83,30 84,4Tua (>65) 0,0 0,8 0,5Meninggal 3,5 2,5 2,9Total 100,0 100,0 100,0Rata-rata ± SD 46,9±5,5 46,5±5,4 46,7±5,4Min-maks 35-64 37-69 35-69

Pendidikan Terakhir Ayah-Ibu. Jenjang pendidikan terakhir ayah-ibu

mahasiswa TPB dibagi ke dalam sembilan kategori, yaitu tidak tamat SD, SD/

sederajat, SMP/ sederajat, SMA/ sederajat, diploma, sarjana (S1), pascasarjana

(S2), dan pascasarjana (S3). Dari total jumlah keseluruhan, baik ayah (41.5%)

maupun ibu mahasiswa TPB (39.0%), lebih dari seperempatnya menempuh

pendidikan sampai jenjang SMA/ sederajat (Tabel 12).

Proporsi terbesar sebaran keluarga contoh berdasarkan jenjang pendidikan

terakhir menunjukkan bahwa, baik ayah mahasiswa (38,8%) dan mahasiswi

(43,3%) maupun ibu mahasiswa (34,1%) dan mahasiswi (42,5%), lebih dari

seperempatnya mengenyam pendidikan SMA/ sederajat. Hanya 0,5 persen ayah

Page 52: KOMUNIKASI KELUARGA, SELF-ESTEEM, DAN PRESTASI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/60810/I12pws.pdf · komunikasi keluarga, self-esteem, dan prestasi akademik mahasiswa

32  

mahasiwa TPB perempuan yang mengenyam pendidikan pascasarjana (S3)

sedangkan tidak ada satupun (0,0%), baik ayah mahasiswa maupun ibu

mahasiswa dan mahasiswi, yang mengenyam pendidikan pascasarjana (S3)

(Tabel 12). 

Tabel 12 Sebaran mahasiswa TPB berdasarkan kategori pendidikan terakhir ayah dan ibu

Pendidikan Terakhir Mahasiswa (%) Mahasiswin (%) Total (%) Ayah Tidak tamat SD 7,1 2,5 4,4 SD/ sederajat 14,1 5,8 9,3 SMP/ sederajat 3,5 5,0 4,4 SMA/ sederajat 38,8 43,3 41,5 Diploma 7,1 7,5 7,3 Sarjana (S1) 22,4 28,3 25,9 Pascasarjana (S2) 7,1 6,7 6,8 Pascasarjana (S3) 0,0 0,5 0,5 Total 100,0 100,0 100,0 Ibu Tidak tamat SD 9,4 2,5 5,4 SD/ sederajat 15,3 13,3 14,1 SMP/ sederajat 10,6 7,5 8,8 SMA/ sederajat 34,1 42,5 39,0 Diploma 4,7 8,3 6,8 Sarjana (S1) 23,5 23,3 23,4 Pascasarjana (S2) 2,4 2,5 2,4 Pascasarjana (S3) 0,0 0,0 0,0 Total 100,0 100,0 100,0

Pekerjaan Ayah-Ibu. Jenis pendidikan ayah-ibu mahasiswa TPB dibagi

ke dalam tujuh kategori, yaitu PNS/ guru/ dosen, polisi/ polri/ TNI (AD, AL, AU),

pegawai/ karyawan swasta/ BUMN/ Honorer, wiraswasta/ wirausaha/ pedagang,

buruh tani/ buruh non tani, tidak bekerja, dan lainnya (ojek, supir, pendeta,

dokter). Dari total jumlah keseluruhan, seperempat ayah mahasiswa TPB (24,9%)

bekerja sebagai PNS/ guru/ dosen, sedangkan lebih dari setengah ibu mahasiswa

TPB (59,5%) tidak bekerja atau sebagai ibu rumah tangga (IRT) (Tabel 13).

Proporsi terbesar sebaran keluarga mahasiswa TPB berdasarkan jenis

pekerjaan menunjukkan bahwa hampir seperempat ayah mahasiswa (24,7%)

bekerja sebagai PNS/ guru/ dosen dan lebih dari seperempat mahasiswi (27,5%),

bekerja sebagai pegawai/ karyawan swasta/ BUMN/ Honorer. Sedangkan, baik

ibu mahasiswa (57,6%) maupun mahasiswi (60,8%), lebih dari setengahnya tidak

bekerja atau sebagai ibu rumah tangga (IRT) (Tabel 13).

Page 53: KOMUNIKASI KELUARGA, SELF-ESTEEM, DAN PRESTASI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/60810/I12pws.pdf · komunikasi keluarga, self-esteem, dan prestasi akademik mahasiswa

33  

Tabel 13 Sebaran mahasiswa TPB berdasarkan kategori pekerjaan ayah-ibu Pekerjaan Mahasiswa (%) Mahasiswi (%) Total (%)

Ayah Bekerja:

PNS/ Guru/ Dosen 24,7 25,0 24,9 Polisi/ Polri/TNI (AD,AL, AU) 4,7 1,7 2,9 Pegawai/ Karyawan Swasta/ BUMN/ Honorer

10,6 27,5 20,5

Wiraswasta/ Wirausaha/ Pedagang

16,5 21,7 19,5

Buruh Tani/ Buruh Non Tani 22,4 10,8 15,6 Lainnya (ojek, supir, pendeta) 3,5 1,7 2,4

Tidak Bekerja 17,6 11,7 14,1 Total 100,0 100,0 100,0 Ibu Bekerja:

PNS/ Guru/ Dosen 18,8 23,3 21,5 Polisi/ Polri/TNI (AD,AL, AU) 0,0 0,8 0,5 Pegawai/ Karyawan Swasta/ BUMN/ Honorer

8,2 4,2 5,9

Wiraswasta/ Wirausaha/ Pedagang

7,1 6,7 6,8

Buruh Tani/ Buruh Non-Tani 7,1 4,2 5,4 Lainnya (Dokter) 1,2 0,0 0,5

Tidak Bekerja 57,6 60,8 59,5 Total 100,0 100,0 100,0

Pendapatan Ayah-Ibu. Pendapatan keluarga dalam penelitian dipisah

menjadi pendapatan ayah dan ibu guna mendapatkan gambaran seberapa besar

masing-masing kontribusi pendapatan ayah-ibu mahasiswa TPB. Pendapatan

ayah-ibu mahasiswa TPB menyebar pada rentang ≤ Rp1.000.000 hingga ≥

Rp5.000.000 dengan selang Rp1.000.000. Dari total jumlah keseluruhan, lebih

dari seperempat ayah mahasiswa TPB (30,7%) dan hampir tiga perempat ibu

mahasiswa TPB (71,7%) memiliki pendapatan ≤ Rp1.000.000. Proporsi terbesar

sebaran keluarga mahasiswa TPB berdasarkan pendapatan menunjukkan bahwa

lebih dari sepertiga ayah mahasiswa (35,3%) dan lebih dari seperempat mahasiswi

(27,5%) memiliki pendapatan ≤ Rp1.000.000. Demikian pula, baik tiga perempat

ibu mahasiswa (74,1%) maupun lebih dari dua pertiga mahasiswi (70,0%),

memiliki pendapatan ≤ Rp1.000.000 (Tabel 14).

Jika dilihat dari pendapatan minimal dan maksimal, ayah mahasiswa

memiliki pendapatan minimal Rp0 dan maksimal Rp10.000.000, sedangkan ibu

mahasiswi memiliki pendapatan minimal Rp0 dan maksimal Rp8.000.000. Secara

keseluruhan, rata-rata pendapatan yang dimiliki oleh ayah mahasiswa TPB

Page 54: KOMUNIKASI KELUARGA, SELF-ESTEEM, DAN PRESTASI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/60810/I12pws.pdf · komunikasi keluarga, self-esteem, dan prestasi akademik mahasiswa

34  

sebesar Rp2.268.700, sedangkan ibu mahasiswa TPB sebesar Rp863.460 (Tabel

14).

Tabel 14 Sebaran mahasiswa TPB berdasarkan kategori pendapatan ayah-ibu Pendapatan Mahasiswa (%) Mahasiswi (%) Total (%)

Ayah ≤ 1.000.000 35,3 27,5 30,7 1.000.001-2.000.000 31,8 19,2 24,4 2.000.001-3.000.000 11,8 25,8 20,0 3.000.001-4.000.000 10,6 13,3 12,2 4.000.001-5.000.000 9,4 7,5 8,3 > 5.000.000 1,2 6,7 4,4 Total 100,0 100,0 100,0 Ibu ≤ 1.000.000 74,1 70,0 71,7 1.000.001-2.000.000 9,4 15,0 12,7 2.000.001-3.000.000 10,6 10,0 10,2 3.000.001-4.000.000 2,4 3,3 2,9 4.000.001-5.000.000 1,2 1,7 1,5 > 5.000.000 2,4 0,0 1,0 Total 100,0 100,0 100,0

Kelengkapan Orang Tua. Kelengkapan orang tua mahasiwa TPB dibagi

berdasarkan ke dalam dua kategori, yaitu tidak utuh dan utuh. Dari total jumlah

keseluruhan, sebagian besar ayah-ibu mahasiswa TPB (86,4%) memiliki orang tua

utuh atau pasangan lengkap. Proporsi terbesar sebaran mahasiswa TPB

berdasarkan status hubungan menunjukkan bahwa sebagian besar, baik mahasiswa

(83,5%) maupun mahasiswi (88,4%), memiliki orang tua utuh atau lengkap (Tabel

15).

Tabel 15 Sebaran mahasiwa TPB berdasarkan kategori kelengkapan orang tua Kelengkapan Orang Tua Mahasiswa (%) Mahasiswi (%) Total (%)

Tidak utuh 16,5 11,6 13,6 Utuh 83,5 88,4 86,4 Total 100,0 100,0 100,0

Besar Keluarga. Rentang besar keluarga mahasiswa TPB dikategorikan

menjadi tiga, yaitu keluarga kecil (≤ 4 orang), keluarga sedang (5-7 orang),

keluarga besar (≥ 8 orang). Dari total jumlah keseluruhan, hampir dua pertiga

keluarga mahasiwa TPB (62,4%) termasuk ke dalam kategori keluarga sedang (5-

7 orang). Proporsi terbesar sebaran keluarga mahasiwa TPB berdasarkan besar

keluarga menunjukkan bahwa, baik dua pertiga keluarga mahasiswa (63,5%)

maupun hampir dua pertiga mahasiswi (61,7%) termasuk ke dalam kategori

keluarga sedang (5-7 orang). Jika dilihat dari besar keluarga minimal dan

Page 55: KOMUNIKASI KELUARGA, SELF-ESTEEM, DAN PRESTASI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/60810/I12pws.pdf · komunikasi keluarga, self-esteem, dan prestasi akademik mahasiswa

35  

maksimal, keluarga mahasiswa memiliki besar keluarga minimal tiga orang dan

maksimal sebelas orang, sedangkan keluarga mahasiswi memiliki besar keluarga

minimal tiga orang dan maksimal dua belas orang. Secara keseluruhan, rata-rata

besar keluarga mahasiwa TPB berjumlah lima orang (Tabel 16).

Tabel 16 Sebaran mahasiwa TPB berdasarkan kategori besar keluarga Besar Keluarga Mahasiswa (%) Mahasiswi (%) Total (%)

Keluarga Kecil (≤ 4 orang) 29,4 35,0 32,7 Keluarga Sedang (5-7 orang) 63,5 61,7 62,4 Keluarga Besar (≥ 8 orang) 7,1 3,3 4,9 Total 100,0 100,0 100,0

Komunikasi Keluarga

Komunikasi keluarga merupakan tindakan dalam membuat informasi, ide-

ide, gagasan, dan pengetahuan yang dirasakan oleh anggota dalam unit keluarga

(Olson & Barnes 2004). Komunikasi dalam sebuah keluarga melibatkan anggota-

anggota keluarga yang ada di dalamnya sehingga dapat dilihat komunikasi

keluarga secara umum serta komunikasi antara orang tua dan anak.

Komunikasi Keluarga secara Umum

Komunikasi keluarga secara umum dinyatakan baik apabila anggota

keluarga merasa puas, bisa saling mengungkapkan perasaannya satu sama lain

dengan saling memahami, mengerti, menghargai, mempercayai dan menyayangi

satu sama lain, sedangkan komunikasi yang kurang berkualitas mengindikasikan

kurangnya perhatian, pengertian, penghargaan, kepercayaan dan kasih sayang di

antara anggota keluarga (Olson & Barnes, 2004).

Berdasarkan sepuluh pernyataan untuk mengukur baik tidaknya suatu

komunikasi yang terjadi dalam keluarga mahasiswa TPB, terdapat enam

pernyataan dimana mahasiwa TPB menjawab sering, memiliki persentase di atas

80,0 persen (Tabel 17). Berdasarkan keenam pernyataan mahasiwa TPB,

disimpulkan bahwa setiap anggota keluarga mahasiwa TPB merasa puas terhadap

komunikasi keluarga mahasiwa TPB, dimana tiap anggota keluarga bisa

mengungkapkan rasa cinta dan kasih sayang, saling mengerti terhadap

permasalahan yang dihadapi, saling berkata jujur, saling mengutarakan ide dan

pendapat, dan saling mengerti perasaan satu sama lain.

Hasil penelitian yang menunjukkan bahwa empat pernyataan lain yang

persentasenya berada di bawah 80,0 persen dapat dilihat pada tabel 17. Lebih dari

Page 56: KOMUNIKASI KELUARGA, SELF-ESTEEM, DAN PRESTASI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/60810/I12pws.pdf · komunikasi keluarga, self-esteem, dan prestasi akademik mahasiswa

36  

setengah mahasiswa (52,9%) dan mahasiswi (58,4%) menyatakan bahwa masih

ada anggota keluarga mahasiwa TPB yang mengatakan sesuatu yang negatif

terhadap anggota keluarga lainnya ketika marah (Tabel 17). Hal ini

mengindikasikan bahwa keluarga mahasiswa TPB masih kurang dalam rasa saling

menghargai antara anggota keluarga dan kontrol emosi diri.

Tabel 17 Sebaran mahasiwa TPB yang menjawab setuju untuk pernyataan komunikasi keluarga secara umum No. Pernyataan Mahasiswa (%) Mahasiswi (%)

Setiap anggota keluarga: 1. Merasa puas dengan cara mereka

berkomunikasi. 88,2 79,2

2. Saling mengungkapkan rasa cinta dan kasih sayangnya.

85,9 80,9

3. Dapat saling mendiskusikan permasalahan. 82,4 80,0 4. Mencoba mengerti perasaan satu sama lain. 80,0 77,5 5. Saling mengungkapkan perasaan yang

sebenarnya. 52,9 58,4

6. Ketika mengajukan pertanyaan kepada satu sama lain, mereka mendapatkan jawaban yang sejujurnya.

77,7 77,5

7. Ketika marah, jarang saling mengatakan sesuatu yang negatif .

76,5 77,5

8. Pendengar yang sangat baik. 85,9 79,1 9. Dapat saling mengungkapkan apa yang

mereka inginkan satu sama lain. 87,0 86,6

10. Saling mendiskusikan ide-ide dan keyakinan . 68,2 71,7

Dari total jumlah keseluruhan, lebih dari seperempat komunikasi keluarga

mahasiwa TPB secara umum (30,7%) berada pada kategori sedang (50,0-65,0%).

Proporsi terbesar sebaran mahasiwa TPB berdasarkan komunikasi keluarga

mahasiwa TPB secara umum menunjukkan bahwa hampir sepertiga mahasiswa

(32,9%) berada pada kategori skor sedang (50,0-65,0%) sedangkan hampir

sepertiga mahasiswi (30,0%) berada pada kategori sangat tinggi (86,0-99,0%)

(Tabel 18).

Tabel 18 Sebaran mahasiwa TPB berdasarkan kategori level dan persentase komunikasi keluarga secara umum

Kategori Level Komunikasi Keluarga secara Umum

Mahasiswa (%) Mahasiswi (%) Total (%)

Sangat Rendah (10,00-20,00%) 3,5 5,80 4,9 Rendah (24,00-44,00%) 14,1 10,8 12,2 Sedang (50,00-65,00%) 32,9 29,2 30,7 Tinggi (70,00-83,00%) 27,1 24,2 25,4 Sangat Tinggi (86,00-99,00%) 22,4 30,0 26,8 Total 100,0 100,0 100,0

Page 57: KOMUNIKASI KELUARGA, SELF-ESTEEM, DAN PRESTASI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/60810/I12pws.pdf · komunikasi keluarga, self-esteem, dan prestasi akademik mahasiswa

37  

Komunikasi Orang Tua dan Anak

Komunikasi antara orang tua dan anak adalah komunikasi yang dilakukan

dalam keluarga yang melibatkan percakapan antara orang tua dan anak dalam

mengungkapkan serta mendiskusikan argumen, pendapat, ataupun ide satu sama

lain. Pola komunikasi keluarga, dalam penelitian ini adalah komunikasi antara

orang tua dan anak terbagi ke dalam dua dimensi, yaitu dimensi komunikasi

berorientasi sosial dan dimensi komunikasi berorientasi konsep (Chaffe et al.

1973).

Dimensi Komunikasi Berorientasi Sosial. Komunikasi berorientasi

sosial adalah bentuk komunikasi dimana orang tua mendorong anak untuk

mengembangkan dan memelihara keharmonisan hubungan serta menghindari

pertengkaran dengan membiasakan anak untuk mengungkapkan pendapat ataupun

argumen. Berdasarkan sepuluh pernyataan, terdapat sembilan pernyataan yang

memiliki persentase di bawah 50,0 persen dimana mahasiswa dan mahasiswi

menyatakan bahwa orang tua mahasiwa TPB masih sering mengatakan pendapat

orang tua mahasiwa TPB selalu benar dan anak seharusnya tidak berargumen

dengan orang yang lebih tua.

Ada beberapa hal yang menurut orang tua mahasiwa TPB seharusnya tidak

perlu dibicarakan karena mahasiwa TPB akan mengetahuinya ketika beranjak

dewasa. Hal ini mengindikasikan bahwa masih terdapat orang tua mahasiwa TPB

yang kurang mendorong mahasiwa TPB untuk mengungkapkan pendapat ataupun

argumen. Sebagian besar orang tua mahasiswa (85,9%) dan hampir seluruh orang

tua mahasiswi (95,8%) sering memberikan mahasiwa TPB nasihat. Namun, lebih

dari sepertiga mahasiswa (40,0%) dan lebih dari setengah mahasiswi (50,8%)

mengaku tidak ingin dilibatkan dalam aturan yang dibuat oleh orang tua contoh

(Tabel 19). Hal ini mengindikasikan bahwa orang tua mahasiswa dan mahasiswi

telah berusaha menjaga keharmonisan hubungan dengan menyampaikan pesan-

pesan yang baik kepada mahasiwa TPB, tetapi masih terdapat mahasiswa TPB

yang belum mendukung upaya orang tua dalam pelaksanaan aturan yang telah

dibuat.

Page 58: KOMUNIKASI KELUARGA, SELF-ESTEEM, DAN PRESTASI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/60810/I12pws.pdf · komunikasi keluarga, self-esteem, dan prestasi akademik mahasiswa

38  

Tabel 19 Sebaran mahasiwa TPB yang menjawab sering untuk pernyataan dimensi komunikasi berorientasi sosial No. Pernyataan Mahasiswa (%) Mahasiswi (%)

Orang tua mengatakan bahwa: 1. Anak akan mengetahui segala hal dengan

lebih baik ketika dewasa.*) 38,8 44,2

2. Pendapat orang tua selalu benar dan anak tidak perlu mempertanyakannya.*)

10,6

3,3

3. Anak seharusnya tidak berargumen dengan orang yang lebih tua.*)

12,9

5,8

4. Ada beberapa hal yang seharusnya tidak perlu dibicarakan.*)

10,6

11,7

Sikap orang tua: 5. Kesal jika pendapat anak berbeda dengan

mereka.*) 7,1

7,5

6. Tidak ingin mengetahui lebih lanjut, jika

tidak dapat menerima pendapat anak.*) 9,4

8,3

7. Mengharapkan anak mematuhi hal-hal yang

penting.*) 31,8

27,5

8. Biasa memberi nasihat kepada anak. 85,9 95,8 9. Menganggap bahwa menjadi bos

(menduduki suatu posisi yang tinggi) itu adalah hal yang penting.*)

28,2

18,3

Sikap anak: 10. Anak berharap dilibatkan dalam aturan

yang dibuat oleh orang tua. 40,0 50,8

Keterangan: *) Pernyataan yang dibalik

Rentang dimensi komunikasi berorientasi sosial yang diterapkan oleh

orang tua mahasiwa TPB kepada mahasiswa TPB berdasarkan kategori dibagi

menjadi tiga, yaitu rendah (5-13), sedang (14-21), dan tinggi (22-30). Dari total

jumlah keseluruhan, lebih dari setengah keluarga mahasiwa TPB (55,6%) berada

pada kategori skor sedang (14-21). Proporsi terbesar sebaran mahasiwa TPB

berdasarkan dimensi komunikasi berorientasi sosial menunjukkan bahwa lebih

dari dua pertiga keluarga mahasiswa (65,9%) berada pada kategori sedang (14-

21). Demikian pula keluarga mahasiswi, lebih dari setengahnya (55,0%) berada

pada kategori sedang (14-21) (Tabel 20).

Tabel 20 Sebaran mahasiwa TPB berdasarkan kategori skor dimensi komunikasi berorientasi sosial

Kategori Dimensi Komunikasi Berorientasi Sosial

Mahasiswa (%) Mahasiswi (%) Total (%)

Rendah (5-13) 21,2 14,20 36,6 Sedang (14-21) 65.9 55,00 55,6 Tinggi (22-30) 12,9 30,80 7,8 Total 100,0 100,0 100,0

Page 59: KOMUNIKASI KELUARGA, SELF-ESTEEM, DAN PRESTASI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/60810/I12pws.pdf · komunikasi keluarga, self-esteem, dan prestasi akademik mahasiswa

39  

Dimensi Komunikasi Berorientasi Konsep. Komunikasi berorientasi

konsep adalah bentuk komunikasi dimana orang tua mendorong anak

mengembangkan pandangan anak terhadap dunia dan mendorong anak

mengembangkan penilaian terhadap suatu masalah dengan mendiskusikan, serta

mengungkapkan ide atau gagasan secara terbuka (Mcleod et al. 1972). Secara

keseluruh pernyataan komunikasi berorientasi konsep (13 pernyataan)

menunjukkan persentase mahasiswa lebih rendah dibanding dengan persentase

mahasiswi (Tabel 21).

Tabel 21 Sebaran mahasiwa TPB yang menjawab sering untuk pernyataan dimensi komunikasi berorientasi konsep No. Pernyataan Mahasiswa (%) Mahasiswi (%)

Sikap orang tua: 1. Menanyakan pendapat anak saat berdiskusi. 44,7 68,3 2. Memberikan gagasan, kepercayaan, dan

motivasi kepada anak dalam mengahadapi permasalahan.

76,5 86,7

3. Sering berkata bahwa anak seharusnya selalu melihat permasalahan dari kedua sisi.

34,1 55,8

4. Mendukung anak-anaknya mengekspresikan perasaan.

58,8 72,5

5. Sangat terbuka dengan perasaan kepada anak. 48,2 65,0 6. Sangat senang mendengar pendapat anak,

meskipun tidak setuju. 36,5 55,0

Sikap anak: 7. Menceritakan kepada orang tua tentang apa

yang dipikirkan. 44,7 62,5

8. Menceritakan segala sesuatunya kepada orang tua.

30,6 50,8

9. Menunjukkan perasaan dan emosi kepada orang tua.

32,9 49,2

10. Sangat senang membicarakan suatu hal dengan orang tua, meskipun tidak sependapat.

30,6 60,0

Sikap orang tua dan anak: 11. Sering membicarakan aktifitas yang telah

dilakukan seharian. 41,2 63,3

12. Mempunyai waktu luang, berdiskusi ringan tentang sesuatu yang sederhana.

42,4 67,5

13. Sering membicarakan tentang perencanaan dan harapan terhadap masa depan anak.

61,2 74,2

Berdasarkan tiga belas pernyataan, terdapat enam pernyataan yang

memiliki selisih persentase di bawah 20,0 persen dimana hal ini menunjukkan

bahwa orang tua mahasiswi lebih sering mendorong untuk mengekspresikan dan

mendiskusikan ide-ide yang dimiliki daripada mahasiswa. Lima pernyataan

lainnya yang memiliki selisih persentase antara mahasiswa dan mahasiswi lebih

Page 60: KOMUNIKASI KELUARGA, SELF-ESTEEM, DAN PRESTASI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/60810/I12pws.pdf · komunikasi keluarga, self-esteem, dan prestasi akademik mahasiswa

40  

dari 20,0 persen dapat dilihat pada tabel 21. Lebih dari tiga perempat mahasiswi

(67,5%) menyatakan bahwa orang tua dan mahasiwi sering memiliki waktu luang

untuk berdiskusi ringan, sedangkan mahasiswa hanya kurang dari setengah contoh

(42,4%) (Tabel 21).

Rentang dimensi komunikasi berorientasi konsep yang diterapkan oleh

orang tua contoh kepada mahasiswa TPB berdasarkan kategori dibagi menjadi

tiga, yaitu rendah (12-21), sedang (22-31), dan tinggi (32-41). Dari total jumlah

keseluruhan, lebih dari setengah keluarga mahasiwa TPB (54,1%) berada pada

kategori tinggi (32-41). Proporsi terbesar sebaran mahasiwa TPB berdasarkan

dimensi komunikasi berorientasi konsep menunjukkan bahwa lebih dari setengah

keluarga mahasiswa (53,3%) berada pada kategori sedang (22-31). Sedangkan

keluarga mahasiswi, lebih dari dua pertiganya (68,3%) berada pada kategori skor

tinggi (32-41) (Tabel 22).

Tabel 22 Sebaran mahasiwa TPB berdasarkan kategori skor dimensi komunikasi berorientasi konsep

Kategori Dimensi Komunikasi Berorientasi Konsep

Mahasiswa (%) Mahasiswi (%) Total (%)

Rendah (12-21) 10,6 7,5 8,8 Sedang (22-31) 53,3 24,2 37,1 Tinggi (32-41) 34,1 68,3 54,1 Total 100,0 100,0 100,0

Self-Esteem

Self-esteem adalah penghargaan atau evaluasi positif yang diberikan

seseorang kepada diri sendiri (Santrock 2007). Berdasarkan sepuluh pernyataan,

terdapat tujuh pernyataan yang memiliki persentase di atas 60,0 persen dimana

mahasiswa dan mahasiswi merasa bahwa dirinya berharga. Namun, lebih dari

setengah mahasiswa (57,7%) dan hampir setengah mahasiswi (47,5%) masih

merasa rendah diri dimana mahasiwa TPB tidak merasa memiliki sesuatu yang

baik dari dirinya. Disamping itu, lebih dari sepertiga mahasiswa (34,1%) dan

hampir sepertiga mahasiswi (30,0%) masih sering merasa bahwa dirinya tidak

berguna (Tabel 23). Hal ini mengindikasikan bahwa masih terdapat mahasiswa

TPB memiliki self-esteem yang rendah.

Page 61: KOMUNIKASI KELUARGA, SELF-ESTEEM, DAN PRESTASI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/60810/I12pws.pdf · komunikasi keluarga, self-esteem, dan prestasi akademik mahasiswa

41  

Tabel 23 Sebaran mahasiwa TPB yang menyetujui pernyataan self-esteem No. Pernyataan Mahasiswa (%) Mahasiswi (%) 1. Secara keseluruhan puas dengan dirinya. 75,3 75,0 2. Sering kali merasa sebagai orang yang tidak

berguna.*) 34,1 30,0

3. Merasa memiliki kualitas-kualitas yang baik. 85,9 85,0 4. Dapat melakukan hal-hal sebaik yang

dilakukan orang lain. 81,2 77,5

5. Merasa tidak ada yang bisa dibanggakan.*) 65,8 61,7 6. Adakalanya merasa tidak ada sesuatu yang

baik pada dirinya.*) 57,7 47,5

7. Merasa bahwa dirinya berharga, setidaknya sama dengan orang lain

91,8 92,5

8. Berharap dapat lebih menghormati dirinya.*) 2,4 2,5 9. Secara umum menolak bahwa dirinya adalah

orang yang gagal.*) 85,8 89,1

10. Bersikap positif terhadap dirinya 97,7 98,3 Keterangan: *) Pernyataan yang dibalik

Rentang self-esteem mahasiswa TPB berdasarkan kategori skor dibagi

menjadi tiga, yaitu rendah (6-13), sedang (14-21), dan tinggi (22-29). Dari total

jumlah keseluruhan, tiga perempat mahasiwa TPB (75,1%) berada pada kategori

sedang (14-21). Proporsi terbesar sebaran mahasiwa TPB berdasarkan self-esteem

menunjukkan bahwa lebih dari setengah keluarga mahasiswa (67,1%) berada pada

kategori sedang (14-21). Demikian pula keluarga mahasiswi, sebagian besarnya

(80,8%) berada pada kategori sedang (14-21) (Tabel 24).

Tabel 24 Sebaran mahasiwa TPB berdasarkan self-esteem Kategori tingkat stres Mahasiswa (%) Mahasiswi (%) Total (%)

Rendah (6-13) 9,4 7,5 8,3 Sedang (14-21) 67,1 80,8 75,1 Tinggi (22-29) 23,5 11,7 16,6 Total 100,0 100,0 100,0

Prestasi Akademik

Rentang prestasi akademik mahasiwa TPB berdasarkan besar prestasi

akademik dibagi menjadi lima, yaitu sangat rendah (≤ 2,00), rendah (2,01-2,50),

sedang (2,51-3,00), tinggi (3,01-3,50), dan sangat tinggi (≥ 3,51 ). Dari total

jumlah keseluruhan, lebih dari sepertiga mahasiwa TPB (36,1%) berada pada

kategori skor tinggi (3,01-3,50). Proporsi terbesar sebaran mahasiwa TPB

berdasarkan prestasi akademik menunjukkan bahwa lebih dari sepertiga

mahasiswa (36,5%) dan mahasiswi (35,8%) berada pada kategori skor tinggi

(3,01-3,50) (Tabel 25).

Page 62: KOMUNIKASI KELUARGA, SELF-ESTEEM, DAN PRESTASI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/60810/I12pws.pdf · komunikasi keluarga, self-esteem, dan prestasi akademik mahasiswa

42  

Tabel 25 Sebaran mahasiwa TPB berdasarkan prestasi akademik Prestasi akademik Mahasiswa (%) Mahasiswi (%) Total (%)

Sangat rendah (≤ 2,00) 3,5 3,3 3,4 Rendah (2,01-2,50) 9,4 7,5 8,3 Sedang (2,51-3,00) 23,5 27,5 25,9 Tinggi (3,01- 3,50) 36,5 35,8 36,1 Sangat Tinggi (≥ 3,51) 27,1 25,8 26,3 Total 100,0 100,0 100,0

Perbedaan Komunikasi Keluarga secara Umum, Komunikasi Orang Tua-Anak, Self-Esteem, dan Prestasi Akademik antara Mahasiswa dan Mahasiswi

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan komunikasi

orang tua dan anak antara mahasiswa dan mahasiswi dengan nilai signifikansi di

bawah 0,05. Orang tua mahasiswa TPB yang menerapkan, baik komunikasi

berorientasi sosial maupun komunikasi berorientasi konsep, dalam keluarga lebih

tinggi mahasiswi dibandingkan mahasiswa (Tabel 26). Namun, dalam penelitian

ini tidak terdapat perbedaan komunikasi keluarga secara umum, self-esteem, dan

prestasi akademik antara mahasiswa dan mahasiswi.

Tabel 26 Hasil uji beda variabel penelitian antara mahasiswa dan mahasiswi

Variabel (skor) Rata-rata p-value Mahasiswa Mahasiswi Komunikasi Keluarga secara Umum 29,87 29,85 0,980 Dimensi komunikasi Berorientasi Sosial 17,59 19,80 0,001* Dimensi komunikasi Berorientasi Konsep 28,68 32,81 0,000** Komunikasi Orang Tua-Anak 46,27 52,61 0,027* Self-Esteem 18,33 17,52 0,126 Prestasi Akademik 3,137 3,134 0,964 Keterangan: **= nyata pada p ≤ 0,01 *= nyata pada p ≤ 0,05

Pengaruh Karakteristik, Komunikasi Keluarga secara Umum, dan Komunikasi Orang Tua-Anak terhadap Self-Esteem

Hasil uji pengaruh menggunakan metode backward menunjukkan bahwa

mahasiswa memiliki self-esteem yang tinggi daripada mahasiswi. Lama

pendidikan ayah contoh berpengaruh negatif nyata, sedangkan lama pendidikan

ibu contoh berpengaruh positif nyata terhadap self-esteem mahasiswa TPB.

Artinya, semakin tinggi tingkat pendidikan ayah contoh maka semakin rendah

self-esteem mahasiswa TPB. Sedangkan, semakin tinggi tingkat pendidikan ibu

mahasiswa TPB maka semakin tinggi pula self-esteem mahasiswa TPB.

Pendapatan ayah mahasiswa TPB, komunikasi keluarga mahasiswa TPB

secara umum, dan komunikasi beorientasi sosial yang diterapkan orang tua kepada

mahasiswa TPB berpengaruh positif nyata terhadap self-esteem. Artinya, semakin

Page 63: KOMUNIKASI KELUARGA, SELF-ESTEEM, DAN PRESTASI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/60810/I12pws.pdf · komunikasi keluarga, self-esteem, dan prestasi akademik mahasiswa

43  

tinggi pendapatan ayah maka semakin baik pula self-esteem mahasiswa TPB.

Semakin baik komunikasi keluarga mahasiswa TPB secara umum maka semakin

baik pula self-esteem mahasiswa TPB.

Hasil penelitian selanjutnya diketahui bahwa semakin baik komunikasi

beorientasi sosial yang diterapkan orang tua kepada mahasiswa TPB maka

semakin baik pula self-esteem mahasiswa TPB. Hasil uji regresi untuk faktor-

faktor yang mempengaruhi self-esteem mahasiswa TPB diperoleh adjusted R

square sebesar 0,183. Artinya, sebesar 18,3% faktor yang berpengaruh terhadap

self-esteem mahasiswa TPB dapat dijelaskan oleh model, sedangkan sisanya

dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti dimana nilai signifikansinya di

bawah 0,05 (Tabel 27).

Tabel 27 Hasil uji regresi karakteristik, komunikasi keluarga secara umum, dan komunikasi orang tua-anak terhadap self-esteem

Variabel

Self-Esteem Koefisien tidak

terstandarisasi (B) Koefisien

terstandarisasi (β) Sig.

(Constant) 8,649 0,001 Jenis kelamina) -2,014 -0,269 0,001** Lama pendidikan ayah (tahun) -0,195 -0,209 0,043* Lama pendidikan ibu (tahun) 0,233 0,221 0,036* Pekerjaan ayahb) 1,441 0,094 0,203 Pendapatan ayah (rupiah) 0,495 0,197 0,020* Pendapatan ibu (rupiah) -0,366 -0,102 0,192 Kelengkapan orang tuac) -1,072 -0,113 0,110 Komunikasi Keluarga secara Umum (skor)

0,140 0,220 0,007**

Dimensi Komunikasi Berorientasi Sosial (skor)

0,188 0,236 0,001**

Dimensi Komunikasi Berorientasi Konsep (skor)

0,074 0,123 0,134

Keterangan: Adjusted R Square= 18,3%; **= nyata pada p ≤ 0,01; *= nyata pada p ≤ 0,05; a)(0= laki-laki, 1= perempuan); b)(0= tidak bekerja, 1= bekerja); c)(0= tidak utuh, 1= utuh)

Pengaruh Karakteristik, Komunikasi Keluarga secara Umum, Komunikasi Orang Tua-Anak, dan Self-Esteem terhadap Prestasi Akademik

Hasil uji regresi untuk faktor-faktor yang memengaruhi prestasi akademik

mahasiswa TPB diperoleh adjusted R square sebesar 0,124. Artinya, sebesar

12,4% faktor yang berpengaruh terhadap prestasi akademik mahasiswa TPB dapat

dijelaskan oleh model, sedangkan sisanya dijelaskan oleh variabel lain yang tidak

diteliti dimana nilai signifikansinya di bawah 0,05 (Tabel 28). Hasil uji pengaruh

menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh karakteristik mahasiswa TPB dan

Page 64: KOMUNIKASI KELUARGA, SELF-ESTEEM, DAN PRESTASI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/60810/I12pws.pdf · komunikasi keluarga, self-esteem, dan prestasi akademik mahasiswa

44  

karakteristik keluarga mahasiswa TPB dalam penelitian ini terhadap prestasi

akademik mahasiswa TPB. Namun, komunikasi keluarga mahasiswa TPB secara

umum berpengaruh negatif nyata terhadap prestasi akademik yang dicapai oleh

mahasiswa TPB. Artinya, semakin rendah komunikasi keluarga mahasiswa TPB

secara umum maka semakin tinggi prestasi akademik yang diraih mahasiswa TPB.

Hal ini mengindikasikan bahwa rendahnya permasalahan yang dihadapi

mahasiswa TPB menyebabkan rendahnya komunikasi yang dilakukan kepada

keluarga secara umum, yang ditunjukkan dengan tingginya pencapaian prestasi

akademik mahasiswa TPB. Hasil penelitian menggunakan metode backward

menunjukkan bahwa tidak ditemukan adanya pengaruh self-esteem terhadap

prestasi akademik ditunjukkan dengan nilai signifikan model tinggi sehingga

tereleminasi dari model (tabel 28).

Tabel 28 Hasil uji regresi karakteristik, komunikasi keluarga secara umum, komunikasi orang tua-anak, dan self-esteem terhadap prestasi akademik

Variabel

Prestasi Akademik Koefisien tidak

terstandarisasi (B) Koefisien

terstandarisasi (β) Sig,

(Constant) 3,164 0,000 Urutan kelahiran 0,075 0,122 0,085 Organisasi/ kegiatan Ekstrakurikuler

0,153 0,130 0,069

Lama pendidikan ibu (tahun) 0,023 0,151 0,056 Pendapatan ayah (rupiah) -0,052 -0,140 0,072 Besar keluarga (orang) -0,034 -0,081 0,268 Kelengkapan orang tua 0,114 0,081 0,256 Komunikasi Keluarga secara Umum (skor)

-0,028 -0,304 0,000**

Dimensi Komunikasi Berorientasi Sosial (skor)

0,016 0,138 0,061

Keterangan: Adjusted R Square= 12,4%; **= nyata pada p ≤ 0,01; *= nyata pada p ≤ 0,05;

a)(0= lainnya, 1= sulung); b)(0= tidak, 1= ya); c)(0= tidak utuh, 1= utuh)

PEMBAHASAN Penelitian ini menggunakan grand theory interaksi keluarga yang berfokus

kepada komunikasi keluarga. Teori interaksi simbolik dalam keluarga kemudian

berkembang menjadi teori komunikasi keluarga dimana pusat proses ide-ide yang

diberikan berbentuk simbolik (Koerner & Fitzpatrick 2002). Komunikasi keluarga

menurut Olson & Barnes (2004) adalah tindakan dalam membuat informasi, ide-

ide, gagasan, dan pengetahuan yang dirasakan oleh anggota dalam unit keluarga.

Page 65: KOMUNIKASI KELUARGA, SELF-ESTEEM, DAN PRESTASI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/60810/I12pws.pdf · komunikasi keluarga, self-esteem, dan prestasi akademik mahasiswa

45  

Para ahli keluarga menyatakan bahwa komunikasi adalah aspek yang sangat

penting dalam membangun hubungan keluarga yang sehat (Chibocus et al. 2005).

Gambaran terhadap karakteristik mahasiswa TPB didapat bahwa hampir

seluruh mahasiswa TPB termasuk ke dalam kategori remaja akhir (late

adolescent) yaitu 18-21 tahun. Hal ini sesuai dengan pernyataan Santrock (2003)

mengenai tahapan perkembangan remaja berdasarkan usia menyatakan bahwa

rentang usia 18-21 tahun, yang dalam penelitian ini adalah usia mahasiswa TPB,

termasuk dalam kategori remaja akhir (late adolescent). Uang saku per bulan

mahasiswa TPB menunjukkan bahwa rentang uang saku contoh menyebar pada ≤

Rp500.000 hingga ≥ Rp1.500.000 dengan rata-rata uang saku per bulan contoh

sebesar Rp669.000. Proporsi terbesar mahasiswa TPB merupakan anak sulung.

Sebagian besar mahasiswa TPB diterima melalui jalur masuk SNMPTN

Undangan. Data penelitian menunjukkan lebih dari setengah mahasiswa TPB

mengikuti organisasi atau kegiatan ekstrakurikuler, paling banyak berasal dari

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) dan paling sedikit

berasal dari Fakultas Peternakan (FAPET).

Karakteristik keluarga mahasiswa TPB diteliti untuk melihat sejauh mana

pengaruhnya terhadap self-esteem dan juga terhadap prestasi akademik. Gambaran

karakteristik keluarga mahasiswa TPB didapat bahwa usia ayah-ibu contoh

mahasiwa TPB secara keseluruhan berada pada kategori dewasa madya (41-65

tahun), mengacu pada Santrock (2002) yang mengkategorikan umur menjadi tiga

kelompok, dewasa muda (21-40 tahun), dewasa madya (41-65 tahun), dan Tua

(>65 tahun). Secara keseluruhan, rata-rata usia ayah mahasiswa TPB adalah 50,10

tahun. Sedangkan, rata-rata usia ibu mahasiswa TPB adalah 46,70 tahun.

Data penelitian menunjukkan bahwa pendidikan terakhir ayah-ibu

mahasiswa TPB rata-rata hanya sampai pendidikan SMA/ sederajat, seperempat

ayah mahasiswa TPB bekerja sebagai PNS/ guru/ dosen, sedangkan lebih dari

setengah ibu mahasiswa TPB tidak bekerja atau sebagai ibu rumah tangga (IRT).

Berdasarkan penelitian, pendapatan ayah-ibu mahasiswa TPB menyebar pada

rentang ≤ Rp1.000.000 hingga ≥ Rp5.000.000 dengan rata-rata pendapatan yang

dimiliki oleh ayah mahasiswa sebesar Rp2.268.700, sedangkan ibu mahasiswa

TPB sebesar Rp863.460. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hampir seluruh

Page 66: KOMUNIKASI KELUARGA, SELF-ESTEEM, DAN PRESTASI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/60810/I12pws.pdf · komunikasi keluarga, self-esteem, dan prestasi akademik mahasiswa

46  

orang tua mahasiswa TPB merupakan pasangan lengkap atau utuh. Rentang besar

keluarga mahasiswa TPB menurut BKKBN (2005) dikategorikan menjadi tiga,

yaitu keluarga kecil (≤ 4 orang), keluarga sedang (5-7 orang), keluarga besar (≥ 8

orang). Berdasarkan penelitian, lebih dari setengah keluarga mahasiswa TPB

termasuk ke dalam kategori keluarga sedang (5-7 orang) dengan rata-rata besar

keluarga contoh berjumlah 5 orang.

Komunikasi keluarga merupakan sebuah sistem jaringan interaksi yang

lebih bersifat interpersonal, dimana masing-masing anggota keluarga mempunyai

intensitas hubungan satu sama lain dan saling tergantung2). Komunikasi keluarga

secara umum dapat diukur dengan menggunakan instrumen Skala Komunikasi

Keluarga dari Olson & Barnes (2004). Fakta mengenai gambaran komunikasi

keluarga mahasiswa secara umum dalam penelitian ini berada pada kategori

sedang, sedangkan mahasiswi berada pada kategori sangat tinggi. Secara

keseluruhan, komunikasi keluarga mahasiswa TPB berada pada kategori sedang.

Keluarga mampu mewujudkan kasih sayang antar anggota keluarga yang satu

dengan yang lainnya sehingga hubungan keluarga semakin rapat (Olson dan

Barnes 2004). Namun, masih cukup banyak anggota keluarga yang mengeluarkan

kata-kata negatif ketika marah. Hal ini mengindikasikan bahwa masih kurangnya

anggota keluarga dalam mengontrol emosi diri. Perilaku anak dalam mengontrol

emosi berkaitan dengan gaya pengasuhan yang diterapkan orang tua kepada anak

(Sunarti 2004).

Komunikasi yang dilakukan antara orang tua dan anak dengan melibatkan

ekspresi emosi dapat membentuk sebuah pola komunikasi keluarga (Mcleod et al.

1972). Menurut McLeod & Chaffee, 1972; Ritchie & Fitzpatrick (1990) dalam

Borsella (2006), model pola komunikasi keluarga merupakan merupakan model

yang dibuat untuk dapat mengukur bagaimana komunikasi keluarga memengaruhi

kenyataan persepsi dan bagaimana komunikasi tersebut berkontribusi terhadap

sosialisasi anak-anak. Pola komunikasi keluarga berdasarkan skala instrumen pola

komunikasi terbagi menjadi dua dimensi, yaitu dimensi komunikasi berorientasi

sosial dan dimensi komunikasi berorientasi konsep (Chaffe et al. 1973).

Hal menarik yang ditemukan dalam penelitian ini, diketahui bahwa orang

tua, baik mahasiswa maupun mahasiswi, dalam penerapan komunikasi

Page 67: KOMUNIKASI KELUARGA, SELF-ESTEEM, DAN PRESTASI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/60810/I12pws.pdf · komunikasi keluarga, self-esteem, dan prestasi akademik mahasiswa

47  

berorientasi sosial lebih tinggi dibandingkan komunikasi berorientasi konsep.

Orang tua mahasiswa TPB dapat mengomunikasikan kepada mahasiswa TPB

bagaimana cara menjaga keharmonisan keluarga dan hubungan sosial antara satu

sama lain dalam keluarga. Sementara itu, komunikasi berorientasi konsep yang

diterapkan orang tua mahasiswa TPB tergolong masih rendah. Orang tua

mahasiswa TPB kurang membiasakan mahasiswa TPB untuk melakukan diskusi

terbuka mengenai permasalahan-permasalahan. Namun, penerapan komunikasi

berorientasi, baik sosial maupun konsep, dalam penelitian ini mahasiswi lebih

baik daripada mahasiswa. Hal ini mengindikasikan bahwa mahasiswi lebih

terbuka terhadap perasaan dan lebih senang berdiskusi dengan orang tua

dibandingkan dengan mahasiswa.

Self-Esteem adalah gambaran atau penilaian positif seseorang terhadap

dirinya serta evaluasi global seseorang mengenai dirinya (Santrock 2007).

Berdasarkan penelitian, tiga perempat mahasiswa TPB memiliki self-esteem

dengan kategori sedang. Namun, fakta yang ditemukan dalam penelitian

ditemukan bahwa masih terdapat cukup banyak mahasiswa TPB memiliki self-

esteem yang rendah. Prestasi akademik merupakan capaian hasil belajar dari

kemampuan dan kecakapan tingkah laku yang dimiliki seseorang selama beberapa

waktu yang bisa dipengaruhi oleh situasi belajar. Hasil proses belajar tersebut

dapat diukur dan dinilai dengan menggunakan tes yang memiliki standar, baik

dalam bentuk lisan maupun tulisan (Sobur 2006). Berdasarkan penelitian, lebih

dari setengah mahasiswa TPB memiliki prestasi akademik di bawah sama dengan

3. Hal ini menunjukkan bahwa masih terdapat mahasiswa TPB yang memiliki

prestasi akademik yang rendah. Temuan ini menunjukkan betapa pentingnya

pengadaan fasilitas layanan bimbingan dan konselor oleh pihak Institut Pertanian

Bogor guna membantu mahasiswa TPB yang membutuhkan konsultasi dalam

menyelesaikan permasalahan yang dihadapi terutama masalah pribadi dan prestasi

akademik, mengingat dalam temuan penelitian ini masih terdapat self-esteem dan

indeks prestasi mahasiswa TPB yang rendah.

Hasil uji rata-rata menunjukkan bahwa terdapat perbedaan dimensi

komunikasi berorientasi sosial, dimensi komunikasi berorientasi konsep, dan

komunikasi orang tua-anak antara mahasiswa dan mahasiswi. Hal ini

Page 68: KOMUNIKASI KELUARGA, SELF-ESTEEM, DAN PRESTASI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/60810/I12pws.pdf · komunikasi keluarga, self-esteem, dan prestasi akademik mahasiswa

48  

menunjukkan bahwa pola komunikasi yang diterapkan oleh orang tua mahasiswa

TPB, baik sosial maupun konsep, dirasakan lebih baik oleh mahasiswi daripada

mahasiswa. Sejalan dengan penelitian McNaughton (2000) yang menyatakan

bahwa  terdapat perbedaan pada beberapa item skala pola komunikasi antara

mahasiswa dan mahasiswi.

Fakta menarik yang ditemukan dalam penelitian mengenai self-esteem

diketahui bahwa self-esteem mahasiswa lebih tinggi daripada mahasiswi. Hal ini

menguatkan pernyataan Santrock (2007) mengenai self-esteem yang menyatakan

bahwa self-esteem laki-laki lebih tinggi dibandingkan self-esteem perempuan pada

hampir seluruh rentang kehidupan. Gunarsa dan Gunarsa (2004) menyatakan

bahwa keadaan sosial ekonomi akan berpengaruh terhadap kehidupan individu

dalam keluarga. Status sosial ekonomi digambarkan dengan tingkat pendidikan

dan pendapatan seseorang.

Pendidikan ayah-ibu, serta pendapatan ayah menunjukkan adanya

pengaruh terhadap self-esteem mahasiswa TPB. Semakin tinggi pendidikan ibu

mahasiswa TPB, maka semakin tinggi self-esteem mahasiswa TPB. Hal ini diduga

bahwa ibu yang berpendidikan tinggi memiliki gaya pengasuhan yang baik,

sehingga self-esteem anak berkembang dengan baik. Penelitian Wulandari (2009)

menyatakan bahwa terdapat hubungan positif nyata antara gaya pengasuhan

authoritative dengan self-esteem. Namun, semakin rendah pendidikan ayah

mahasiswa TPB maka semakin tinggi self-esteem mahasiswa TPB. Sejauh ini

belum ditemukan penelitian yang mengkonfirmasi temuan ini. Namun, diduga

rendahnya pendidikan orang tua membuat mahasiswa TPB melakukan intropeksi

terhadap dirinya sehingga mendorong mahasiswa TPB untuk lebih baik dari

ayahnya. Kemungkinan hal tersebut yang melandasi mahasiswa, yang memiliki

pendidikan ayah yang rendah, untuk meningkatkan kualitas dirinya.

Semakin tinggi pendapatan ayah mahasiswa TPB, maka semakin tinggi

pula self-esteem mahasiswa TPB. Semakin tinggi taraf kehidupan suatu

masyarakat, semakin tinggi tuntutan hidup bagi remaja (Gunarsa dan Gunarsa

2004), sehingga pendapatan ayah yang tinggi dapat mendukung untuk memenuhi

kebutuhan-kebutuhan remaja. Apabila kebutuhan-kebutuhan ini terpenuhi, maka

anak akan merasa nyaman dalam melaksanakan tugas-tugas perkembangan

Page 69: KOMUNIKASI KELUARGA, SELF-ESTEEM, DAN PRESTASI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/60810/I12pws.pdf · komunikasi keluarga, self-esteem, dan prestasi akademik mahasiswa

49  

selanjutnya, salah satunya adalah pengembangan self-esteem. Namun, dalam

penelitian ini pendapatan ibu tidak menunjukkan adanya hubungan dengan self-

esteem. Secara tidak langsung, hal ini diduga terdapat pengalokasian pendapatan

yang berbeda antara ayah dan ibu yang bekerja, dimana pendapatan ayah, yang

mayoritas lebih besar dari pendapatan ibu, dialokasikan untuk biaya pendidikan

dan fasilitas keluarga. Sedangkan pendapatan ibu dialokasikan untuk biaya

keperluan rumah tangga, seperti belanja kebutuhan dapur sehari-hari.

Komunikasi keluarga secara umum dan juga komunikasi beorientasi sosial

yang diterapkan oleh orang tua kepada mahasiswa TPB berpengaruh positif

signifikan terhadap self-esteem. Semakin baik komunikasi antar anggota keluarga,

semakin tinggi berorientasi sosial yang diterapkan oleh orang tua kepada

mahasiswa TPB maka semakin baik pula self-esteem mahasiswa TPB. Hal ini

menunjukkan bahwa komunikasi yang baik dalam keluarga menandakan adanya

kenyamanan hubungan antara anggota keluarga, dimana kenyamanan hubungan

anak dengan orang tua menimbulkan kepuasan sehingga berpengaruh terhadap

terbentuknya self-esteem anak yang tinggi (Santrock 2007).

Komunikasi keluarga secara umum juga berpengaruh terhadap prestasi

akademik. Fakta yang ditemukan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa

komunikasi keluarga secara umum berpengaruh negatif nyata (B= -0,028 p=

0,000) terhadap prestasi akademik. Artinya penurunan satu skor komunikasi

keluarga secara umum akan meningkatkan skor prestasi akademik sebesar 0,304.

Semakin rendah komunikasi yang dilakukan antara mahasiswa TPB dan keluarga,

maka prestasi akademik yang dicapai mahasiswa TPB semakin tinggi. Hal ini

diduga tempat tinggal mahasiswa TPB yang berjauhan dari orang tua karena wajib

tinggal di asrama oleh IPB menyebabkan intensitas mahasiswa TPB dan keluarga

menjadi berkurang.

Penelitian Sari (2012) menunjukkan bahwa kemandirian mahasiswa TPB

terkategori sedang cenderung tinggi, sehingga rendahnya komunikasi

mengindikasikan bahwa mahasiswa TPB yang mandiri, memiliki prestasi

akademik tinggi. Sementara, hasil temuan penelitian Kurniadi (2001) mengenai

intensitas komunikasi keluarga dan prestasi belajar anak menyatakan bahwa tidak

ada hubungan yang signifikan antara komunikasi keluarga dan prestasi belajar

Page 70: KOMUNIKASI KELUARGA, SELF-ESTEEM, DAN PRESTASI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/60810/I12pws.pdf · komunikasi keluarga, self-esteem, dan prestasi akademik mahasiswa

50  

anak. Kurnadi (2001) menduga bahwa hal ini ada kaitannya dengan kualitas

komunikasi yang dilakukan oleh orang tua dalam mendukung prestasi anak. Hal

ini membuat dugaan bahwa sikap orang tua yang berlebihan mengharapkan agar

anak memiliki prestasi yang tinggi dapat membuat anak merasa tertekan apabila

harapan orang tua tidak selaras dengan kemampuan ataupun minat dan pribadi

anak (Gunarsa dan Gunarsa 2004).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh antara self-

esteem dengan prestasi akademik. Hal ini mendukung pernyataan Bowles (1999)

dalam Santrock (2007) yang menyatakan bahwa sebuah penelitian menunjukkan

korelasi yang rendah antara self-esteem dan prestasi pada anak. Hasil penelitian

terhadap uji rata-rata menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan prestasi akademik

antara mahasiswa dan mahasiswi. Hal ini tidak sejalan dengan pernyataan

Santrock (2007) yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan prestasi akademik,

dimana prestasi perempuan lebih tinggi dibandingkan dengan prestasi laki-laki.

Hal ini menurut Santrock (2007) dikarenakan terdapat faktor lain yang

berhubungan dengan prestasi tidak diteliti, seperti motivasi yang mendorong anak

untuk belajar dan berprestasi.

Keterbatasan dalam penelitian, yaitu perlu adanya pengembangan

instrumen yang lebih sensitif mengenai komunikasi keluarga secara umum yang

mengarah pada pernyataan komunikasi mengenai prestasi akademik. Selain itu,

penggunaan metode self-report dengan pernyataan tertutup yang digunakan dalam

penelitian, hasil yang didapat kurang menggambarkan lebih dalam mengenai

komunikasi keluarga mahasiswa TPB.

Page 71: KOMUNIKASI KELUARGA, SELF-ESTEEM, DAN PRESTASI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/60810/I12pws.pdf · komunikasi keluarga, self-esteem, dan prestasi akademik mahasiswa

 

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa komunikasi keluarga secara umum,

komunikasi orang tua-anak berorientasi sosial, self-esteem, dan prestasi akademik

mahasiswa TPB termasuk pada kategori sedang. Sedangkan, komunikasi

beorientasi konsep termasuk ke dalam kategori tinggi. Hasil uji rata-rata

menunjukkan bahwa komunikasi orangtua tua-anak mahasiswi lebih tinggi

daripada mahasiswa, sedangkan komunikasi keluarga secara umum, self-esteem,

dan prestasi akademik tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan antara

mahasiswa dan mahasiswi.

Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa mahasiswa memiliki self-estem

yang lebih tinggi dibandingkan mahasiswi. Lama pendidikan yang ditempuh ayah

berpengaruh negatif nyata terhadap self-esteem mahasiswa TPB. Fakta yang

ditemukan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa lama pendidikan yang

ditempuh ibu, pendapatan ayah, komunikasi yang dilakukan antara mahasiswa

TPB dan keluarga secara umum, serta komunikasi orang tua-anak berorientasi

sosial berpengaruh nyata terhadap self-esteem mahasiswa TPB. Hasil uji regresi

juga menunjukkan bahwa komunikasi keluarga mahasiswa TPB secara umum

berpengaruh terhadap self-esteem. Sedangkan, self-esteem mahasiswa TPB tidak

menunjukkan adanya pengaruh terhadap prestasi akademik.

Saran

Keluarga merupakan tempat yang paling utama dan pertama dalam

melakukan pembelajaran komunikasi serta membentuk dan mengembangkan self-

esteem dan prestasi anak. Oleh karena itu, keluarga sebaiknya tetap menjalin

komunikasi dengan mahasiswa TPB agar dapat membantu meningkatkan self-

esteem dan prestasi akademik. Perlu juga digali lebih dalam terhadap

permasalahan-permasalahan lainnya yang dihadapi mahasiswa TPB mengingat

masih terdapat mahasiswa TPB dari mahasiswa TPB yang memiliki self-esteem

dan prestasi akademik rendah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masih

terdapat mahasiswa TPB yang memiliki self-esteem rendah dan hampir setengah

mahasiswa TPB memiliki indeks prestasi di bawah sama dengan 3. Oleh sebab

itu, mahasiswa TPB disarankan mengikuti berbagai program kegiatan positif yang

Page 72: KOMUNIKASI KELUARGA, SELF-ESTEEM, DAN PRESTASI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/60810/I12pws.pdf · komunikasi keluarga, self-esteem, dan prestasi akademik mahasiswa

52  

dapat membantu mengembangkan kepribadian dan potensi diri. Selain itu,

dipandang perlu adanya peningkatan sistem pendukung IPB, seperti fungsi

layanan bimbingan dan konseling guna membantu mahasiswa TPB dalam

menyelesaikan masalah, terutama bagi mahasiswa TPB yang memiliki masalah

self-esteem dan prestasi akademik. Penelitian selanjutnya disarankan untuk

mengembangkan instrumen komunikasi keluarga serta dapat menambah variabel

lain yang bisa diteliti, diantaranya frekuensi komunikasi dan motivasi yang diduga

juga memiliki pengaruh terhadap capaian prestasi akademik mahasiswa TPB.

 

Page 73: KOMUNIKASI KELUARGA, SELF-ESTEEM, DAN PRESTASI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/60810/I12pws.pdf · komunikasi keluarga, self-esteem, dan prestasi akademik mahasiswa

DAFTAR PUSTAKA

Borsella AS. 2006. Family Communication Patterns and Reported Physical Child Abuse. USA: ProQuest information and Learning Company.

[BPA Asrama TPB IPB]. 2012. Keunggulan asrama. Diambil dari http://asramatpb.ipb.ac.id/index.php/keunggulan-asrama.

Branden, N. (1999). Kiat jitu meningkatkan harga diri. Alih Bahasa. Jakarta : Pustaka delapratesa.

Chaffe SH, Mcleod JM, Wackman DB (1973). Family communication patterns and adolescent political participation. In J. Dennis (Ed.), Socialization to politics, (pp. 349-364). NY: Wiley & Sons.

Chibucos TR, Leite RW, Weis DL. 2005. Family Theory. London: Sage Publications, Inc.

Coopersmith, S. (1967). The antecendents of self esteem. San Fransisco : W. H. Freeman and Company.

Denny R, Paramita A. 2007. Succeed for Yourself 3rd Edition. Hariono S Imam, penerjemah. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Epstein, N. B. Bishop, D., Ryan, C., Miller, & Keitner, G., (1993). The mcmaster model view of healthy family functioning. In Froma Walsh (Eds.), Normal Family Processes (pp. 138-160). The Guilford Press: New York/ London.

Farahati, Ashtiani, Moradi. 2011. Relationship between family communication patterns and locus of control and self-esteem in adolescents. Journal of Behavioral Sciences [internet]. [diunduh 03 September 2012]; 5(3), 279-285). Tersedia pada: http://www.jbs.ir/browse.php?a_id=837&sid=1&slc _lang=en

Garg R, Kauppi C, Lewlo J, Urajnik D. 2002. A structural model of educational aspirations. Journal of Career Development, Volume 29, Issue 2, pp 87-108.

Greenberg JS. 2002. Comprehensive Strees Management 7th Edition. USA: McGraw-Hill.

Guindon MH. 2002. Toward accountability in the use of the self-esteem construct. Journal of Counseling and Development, Spring 2002, v80, (p 204-214).

Gunarsa, SD; Gunarsa YSD. 2004. Psikologi Praktis: Anak, Remaja, dan Keluarga. Jakarta: BPK Gunung Mulia.

Hargie O. 1997. The Handbook of Communication Skills, 2nd Edition. London: Routledge.

Hurlock, EB. 1980. Psikologi perkembangan: suatu pendekatan sepanjang rentang kehidupan. Istiwidayanti, Soedjarwo, penerjemah; Sijabat RM, editor. Jakarta: Erlangga. Terjemaan dari: Developmental, Psycoloy: A Life Span Approach.

Hernawati N. 2006. Tingkat Stres dan Stategi Koping Menghadapi Stres Pada Mahasiswa Tingkat Persiapan Bersama Tahun Akademik 2005/ 2006. [artikel ilmiah]. Bogor: Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Institut Pertanian Bogor.

Hsu JL, Chang KM. 2006. Purchase of clothing and its linkage to family communication and lifestyles among young adults. Journal of Fashion

Page 74: KOMUNIKASI KELUARGA, SELF-ESTEEM, DAN PRESTASI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/60810/I12pws.pdf · komunikasi keluarga, self-esteem, dan prestasi akademik mahasiswa

54

Marketing and Management, Volume 12, No 2, Pages 147-163, 2008. Emerald Group Publishing limited.

Hybles S, Weaver II RL. 2004. Communicating Effectively Sevent Edition. New York: McGraw-Hill.

Koerner AF, Fitzpatrick MA. 2002. Toward a theory of family communication Journal of Theory Communication, Volume 12, Issue 1, Pages 70-91, Februari 2002. Internal Communication Association, Published Online.

Kurniadi A. 2011. Intensitas komunikasi keluarga dan prestasi belajar anak (studi korelasi antara intensitas komunikasi keluarga dengan prestasi belajar pelajar kelas 5 Sekolah Dasar Djama’atul Ichwan Kota Surakarta Tahun ajaran 2009-2010) [abstrak]. Digital library Universitas Sebelas Maret. http://digilib.uns.ac.id/pengguna.php?mn=detail&d_id=14865. [terhubung berkala]. [ 28 Oktober 2012].

Lin Y. 1997. Human communication. a publication of the pacific and asian communication association. Vol. 10, No. 2, pp. 121 – 135.

Nurhayati S. 2011. Analisis Kecerdasan Emosional, Kematangan Sosial, Self-Esteem, dan Prestasi Akademik pada Mahasiswa Penerima Program Beasiswa Santri Berprestasi (PBSB) IPB [Skripsi]. Bogor: Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor.

Mcnaughton. 2000. Gender differences in parent child communication patterns Journal of Communication Patterns [internet]. [diunduh 27 Februari 2012].

McLeod JM, Atkin CK, Chaffee SH. 1972. Family communicatin patterns. Public Domain, U.S. Government Publication. Page 284. Full citation below.

Olson DH, Barnes H. 2004. Family Communication. Minneapolis: Life Innovations, Inc.

Peacock J, Peacock P. 2011. Oxford Handbook of Medical Statistics. New York: Oxford University Press Inc.

Pope J. 2012. Types of Communication Pattern in Families. http://www.ehow.com/info_7948054_types-communication-patterns-families.html. [terhubung berkala]. [02 Mei 2012].

Ritchie LD, Fitzpatrick MA. 1990. Family communication patterns measuring intrapersonal perceptions of interpersonal relationships. Communication Research 17(4): 523-545.

Rosenberg M. 1965. Society and The Adolescent Self-Image. Princeton, NJ: Princeton University Press.

Rubin A, Babbie E. 2010. Research Methods for Social Work, Seventh Edition. USA: Brooks/ Cole, Cengage Learning.

Santrock JW. 2002. Life Span Development, Eighth Edition. New York: McGraw-Hill.

Santrock JW, Kristiaji WC, Sumiharti Y. 2003. Adolescence Perkembangan Remaja. Shinto B Adelar dan Sherly Saragih, penerjemah. Jakarta: Erlangga.

Santrock JW, Hardani W. 2007. Perkembangan Anak, Edisi Ketujuh, Jilid Dua. Mila Rachmawati dan Anna Kuswanti, penerjemah. Jakarta: Erlangga.

Setiawan. 2000. Meraih Nilai Akademik Maksimal. http://www.pend-tinggi.com/nilai098+akademik.html. [terhubung berkala]. [1 Maret 2012].

Page 75: KOMUNIKASI KELUARGA, SELF-ESTEEM, DAN PRESTASI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/60810/I12pws.pdf · komunikasi keluarga, self-esteem, dan prestasi akademik mahasiswa

55  

Sobur A. 2006. Psikologi Umum. Bandung: Pustaka Setia. Siregar AR. 2006. Motivasi Berprestasi Mahasiswa Ditinjau dari Pola Asuh.

[skripsi]. http://www.library.usu.ac.id. [terhubung berkala]. [1 Maret 2012].

Slamet. 1993 Analisis Kuantitatif Untuk Data Sosial. Solo: Dabara Publisher. Sunarti E. 2004. Mengasuh dengan Hati. Jakarta: PT Elex Media Komputindo. Sunarti E. 2009. Indikator Keluarga Sejahtera: Sejarah Pengembangan, Evaluasi,

dan Keberlanjutannya. Bogor: Fakultas Ekologi Manusia, Insitut Pertanian Bogor.

Tjondrorini, Mardiya. 2012. Komunikasi Mengokohkan Fungsi Keluarga. Jakarta: BKKBN

Ullrich M, Kreppner K. 1997. The quality of family communication and academic achievement in early adolescence. Meeting Papers [internet]. [diunduh 27 Februari 2012]. Tersedia pada: http://www.eric.ed.gov/ERICWebPortal/search/detailmini.jsp?_nfpb=true&_&ERICExtSearch_SearchValue_0=ED409994&ERICExtSearch_SearchType_0=no&accno=ED409994

West R, Turner LH. 2009. Introducing Communication Theory: Analysis aAnd Application, 3rd Ed. New York: McGraw-Hill.

Wulandari A. 2009. Analisis persepsi gaya pengasuhan orang tua, keterampilan social, prestasi akademik, dan self-esteem mahasiswa tingkat persiapan bersama (TPB) di Institut Pertanian Bogor [skripsi]. Bogor: Fakultas Ekologi Manusia, Insitut Pertanian Bogor.

Zega MI. 28 April 2009. Komunikasi Kunci Kesuksesan Keluarga. Gloria Cyber Ministries. Diambil dari http://www.glorianet.org/index.php/manati/ 1044-keluarga

Page 76: KOMUNIKASI KELUARGA, SELF-ESTEEM, DAN PRESTASI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/60810/I12pws.pdf · komunikasi keluarga, self-esteem, dan prestasi akademik mahasiswa

54

Page 77: KOMUNIKASI KELUARGA, SELF-ESTEEM, DAN PRESTASI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/60810/I12pws.pdf · komunikasi keluarga, self-esteem, dan prestasi akademik mahasiswa

LAMPIRAN

Page 78: KOMUNIKASI KELUARGA, SELF-ESTEEM, DAN PRESTASI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/60810/I12pws.pdf · komunikasi keluarga, self-esteem, dan prestasi akademik mahasiswa

14  

 

Page 79: KOMUNIKASI KELUARGA, SELF-ESTEEM, DAN PRESTASI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/60810/I12pws.pdf · komunikasi keluarga, self-esteem, dan prestasi akademik mahasiswa

Lampiran 1 Hasil uji reliabilitas variabel komunikasi keluarga secara umum, dimensi komunikasi berorientasi sosial, dimensi komunikasi berorientasi konsep, dan self-esteem No. Variabel Cronbach’s Alpha N of Item 1. Komunikasi Keluarga Secara Umum 0,878 10 2. Dimensi Komunikasi Berorientasi Sosial 0,690 10 3. Dimensi Komunikasi Berorientasi Konsep 0,874 13 5. Self-Esteem 0,729 10

Lampiran 2 Hasil uji validitas variabel komunikasi keluarga secara umum No. Pernyataan Validitas

Setiap anggota keluarga: 1. Merasa puas dengan cara mereka berkomunikasi. 0,720** 2. Saling mengungkapkan rasa cinta dan kasih sayangnya. 0,745** 3. Dapat saling mendiskusikan permasalahan. 0,762** 4. Mencoba mengerti perasaan satu sama lain. 0,673** 5. Saling mengungkapkan perasaan yang sebenarnya. 0,586** 6. Ketika mengajukan pertanyaan kepada satu sama lain, mereka

mendapatkan jawaban yang sejujurnya. 0,625**

7. Ketika marah, jarang saling mengatakan sesuatu yang negatif . 0,671** 8. Pendengar yang sangat baik. 0,713** 9. Dapat saling mengungkapkan apa yang mereka inginkan satu sama

lain. 0,689**

10. Saling mendiskusikan ide-ide dan keyakinan . 0,770**

Lampiran 3 Hasil uji validitas variabel dimensi komunikasi berorientasi sosial No. Pernyataan Validitas Orang tua mengatakan bahwa: 1. Anak akan mengetahui segala hal dengan lebih baik ketika dewasa.*) 0,369** 2. Pendapat orang tua selalu benar dan anak tidak perlu

mempertanyakannya.*) 0,684**

3. Anak seharusnya tidak berargumen dengan orang yang lebih tua.*) 0,636** 4. Ada beberapa hal yang seharusnya tidak perlu dibicarakan.*) 0,595** Sikap orang tua: 5. Kesal jika pendapat anak berbeda dengan mereka.*) 0,696** 6. Tidak ingin mengetahui lebih lanjut, jika tidak dapat menerima

pendapat anak.*) 0,025

7. Mengharapkan anak mematuhi hal-hal yang penting.*) 0,479** 8. Biasa memberi nasihat kepada anak. 0,626** 9. Menganggap bahwa menjadi bos (menduduki suatu posisi yang tinggi)

itu adalah hal yang penting.*) 0,449**

Sikap anak: 10. Anak berharap dilibatkan dalam aturan yang dibuat oleh orang tua. 0,327** Keterangan: *) Pernyataan yang dibalik

Page 80: KOMUNIKASI KELUARGA, SELF-ESTEEM, DAN PRESTASI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/60810/I12pws.pdf · komunikasi keluarga, self-esteem, dan prestasi akademik mahasiswa

  

Lampiran 4 Hasil uji validitas variabel dimensi komunikasi berorientasi konsep No. Permyataan Validitas

Sikap orang tua:: 1. Menanyakan pendapat anak saat berdiskusi. 0,647** 2. Memberikan gagasan, kepercayaan, dan motivasi kepada anak dalam

mengahadapi permasalahan. 0,652**

3. Sering berkata bahwa anak seharusnya selalu melihat permasalahan dari kedua sisi.

0,635**

4. Mendukung anak-anaknya mengekspresikan perasaan. 0,645** 5. Sangat terbuka dengan perasaan kepada anak. 0,618** 6. Sangat senang mendengar pendapat anak, meskipun tidak setuju. 0,636** Sikap anak: 7. Menceritakan kepada orang tua tentang apa yang dipikirkan. 0,669** 8. Menceritakan segala sesuatunya kepada orang tua. 0,715** 9. Menunjukkan perasaan dan emosi kepada orang tua. 0,505** 10. Sangat senang membicarakan suatu hal dengan orang tua, meskipun

tidak sependapat. 0,690**

11. Sikap orang tua dan anak: Sering membicarakan aktifitas yang telah dilakukan seharian. 0,659** 12. Mempunyai waktu luang, berdiskusi ringan tentang sesuatu yang

sederhana. 0,677**

13. Sering membicarakan tentang perencanaan dan harapan terhadap masa depan anak.

0,518**

Lampiran 5 Hasil uji validitas variabel self-esteem

No. Pernyataan Validitas 1. Secara keseluruhan puas dengan dirinya. 0,568** 2. Sering kali merasa sebagai orang yang tidak berguna.*) 0,604** 3. Merasa memiliki kualitas-kualitas yang baik. 0,578** 4. Dapat melakukan hal-hal sebaik yang dilakukan orang lain. 0,506** 5. Merasa tidak ada yang bisa dibanggakan.*) 0,731** 6. Adakalanya merasa tidak ada sesuatu yang baik pada dirinya.*) 0,665** 7. Merasa bahwa dirinya berharga, setidaknya sama dengan orang lain 0,503** 8. Berharap dapat lebih menghormati dirinya.*) 0,129 9. Secara umum menolak bahwa dirinya adalah orang yang gagal.*) 0,653** 10. Bersikap positif terhadap dirinya 0,335** Keterangan: *) Pernyataan yang dibalik

Page 81: KOMUNIKASI KELUARGA, SELF-ESTEEM, DAN PRESTASI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/60810/I12pws.pdf · komunikasi keluarga, self-esteem, dan prestasi akademik mahasiswa

RIWAYAT PENULIS

Penulis dilahirkan di Madiun pada tanggal 13 November 1990.

Penulis merupakan anak kedua dari lima bersaudara, pasangan

Dr. Ir. Suwarto, MS. (Alm.) dan Ir. Ermina Muhayati. Adik

dari Radityo Andi Dharma, S.TP. ini, mulai mengenal dunia

pendidikan formal pada TK Arafah tahun 1994 selama setahun.

Penulis menempuh pendidikan dasar di SD Eria Medan (kelas

1-2), SDN Panaragan II Bogor (kelas 3-5), dan lulus pada tahun 2001 dari SDN

Polisi 5 Bogor (kelas 6). Penulis melanjutkan pendidikan ke SMPN 03 Bogor

(kelas 1-3 semester 1), dan lulus pada tahun 2004 dari SMPN 01 Lubuk Pakam

Medan (kelas 3 semester 2), lalu melanjutkan sekolah ke SMAN 01 Lubuk Pakam

Medan (kelas 1 semester 1), SMAN 05 Bogor (kelas 1 semester 2-3), hingga lulus

tahun 2007. Tahun berikutnya, 2008, penulis diterima di Institut Pertanian Bogor

melalui SNMPTN tertulis bersama adik kembarnya, Putri Wika Sari, S.Si. Penulis

mendapatkan minor Sistem Informasi dari Departemen Ilmu Komputer, FMIPA.

Selama mengikuti perkuliahan, kakak dari Rofif Tyo Zaidan Fajar dan si

bungsu, Farhan Tyo Zahid Akbar ini, aktif pada beberapa organisasi

kemahasiswaan, diantaranya sebagai anggota UKM Tae Kwon Do IPB, sekretaris

divisi keputrian FORSIA, sekretaris Divisi dan anggota Divisi HR HIMAIKO

(dua periode), anggota Divisi HRD IDC, konsultan KTKA di CDC HIMAIKO,

serta anggota Tanoto Scholars IPB angkatan 4. Selain itu, penulis juga aktif

diberbagai kepanitiaan kampus, salah satunya sebagai ketua divisi acara dan

koordinator lapang ‘Pagelaran Seni Luar Biasa’, Laskar Inspirasi-PKMM (2011).

Selama menjadi mahasiswa, penulis juga sering mengikuti berbagai

kegiatan seminar dan pelatihan yang diadakan, baik di dalam maupun di luar

kampus, salah satunya sebagai peserta “Kuliah Pencegahan HIV & AIDS pada

Kalangan Remaja” oleh UNICEF, UI-IPB (2012), serta menjadi peserta magang

di “Labschool Pendidikan Karakter”, IPB-ISFA dan Green TV IPB (2012).

Penulis melaksanakan KKP di Desa Kutamendala, Tonjong, Kabupaten Brebes.

Kontak penulis: HP (+62812 8088 9017), Email ([email protected]),

FB ([email protected]), Twitter (@putriwidhasari)