70
i PENGARUH SELF ESTEEM TERHADAP ORIENTASI PILIHAN PROFESI AKUNTAN” SKRIPSI Oleh : Topan Hidayat (C1C011016) UNIVERSITAS BENGKULU FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS JURUSAN AKUNTANSI 2016

PENGARUH SELF ESTEEM TERHADAP ORIENTASI PILIHANrepository.unib.ac.id/14145/1/SKRIPSI TOPAN.pdf · iv “PENGARUH SELF ESTEEM TERHADAP ORIENTASI PILIHAN PROFESI AKUNTAN”. SKRIPSI

  • Upload
    others

  • View
    3

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGARUH SELF ESTEEM TERHADAP ORIENTASI PILIHANrepository.unib.ac.id/14145/1/SKRIPSI TOPAN.pdf · iv “PENGARUH SELF ESTEEM TERHADAP ORIENTASI PILIHAN PROFESI AKUNTAN”. SKRIPSI

i

“PENGARUH SELF ESTEEM TERHADAP ORIENTASI PILIHAN

PROFESI AKUNTAN”

SKRIPSI

Oleh :

Topan Hidayat

(C1C011016)

UNIVERSITAS BENGKULU

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

JURUSAN AKUNTANSI

2016

Page 2: PENGARUH SELF ESTEEM TERHADAP ORIENTASI PILIHANrepository.unib.ac.id/14145/1/SKRIPSI TOPAN.pdf · iv “PENGARUH SELF ESTEEM TERHADAP ORIENTASI PILIHAN PROFESI AKUNTAN”. SKRIPSI

iv

“PENGARUH SELF ESTEEM TERHADAP ORIENTASI PILIHAN

PROFESI AKUNTAN”.

SKRIPSI

Diajukan Kepada Universitas Bengkulu

Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam

Menyelesaikan Gelar Sarjana Ekonomi (SE)

Oleh :

Topan Hidayat

(C1C011016)

UNIVERSITAS BENGKULU

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

JURUSAN AKUNTANSI

2016

Page 3: PENGARUH SELF ESTEEM TERHADAP ORIENTASI PILIHANrepository.unib.ac.id/14145/1/SKRIPSI TOPAN.pdf · iv “PENGARUH SELF ESTEEM TERHADAP ORIENTASI PILIHAN PROFESI AKUNTAN”. SKRIPSI

v

Page 4: PENGARUH SELF ESTEEM TERHADAP ORIENTASI PILIHANrepository.unib.ac.id/14145/1/SKRIPSI TOPAN.pdf · iv “PENGARUH SELF ESTEEM TERHADAP ORIENTASI PILIHAN PROFESI AKUNTAN”. SKRIPSI

v

Page 5: PENGARUH SELF ESTEEM TERHADAP ORIENTASI PILIHANrepository.unib.ac.id/14145/1/SKRIPSI TOPAN.pdf · iv “PENGARUH SELF ESTEEM TERHADAP ORIENTASI PILIHAN PROFESI AKUNTAN”. SKRIPSI

v

Motto

“Menjadi orang yang bermanfaat bagi sesamanya demi menggapai ridho

Allah SWT.”

“Jika kamu tidak bisa menjadi buah seperti yang banyak orang sukai, maka

jadilah akar yang selalu mencari air dan mencakar tanah agar buah yang

orang inginkan selalu ada dan bisa dinikmati.”

“Pendidikan melahirkan orang berilmu, tetapi agama melahirkan orang

berakhlak.”(Ibn Khaldun)

Orang yang berbakat bisa pergi jauh, tapi orang yang berusaha akan pergi

kemana saja.

Selagi peluang belum mencapai 0%, kesempatan berhasil masih ada.

Persembahan

Rasa syukur yang selalu ku ucapkan dalam setiap sujud dan doaku tak kan cukup membalas semua nikmat dan karunia yang Kau berikan padaku Ya Rabb….cukuplah Allah dan Rasul-Nya bagiku....

Skripsi ini ku persembahkan untuk kedua orang tua ku tercinta….mamaku Linda Yati wanita terhebat yang telah melahirkanku dan papaku Almutohirin lelaki terkuat dalam hidupku….begitu banyak yang telah mereka persembahkan untukku….kasih sayang, pengorbanan, perhatian, kesabaran, doa, ketulusan dan dukungan…. semuanya tak terhitung dan semuanya sungguh berharga dalam kehidupanku….mereka yang telah menginspirasiku untuk selalu lakukan yang terbaik….semoga Allah selalu menguatkanku untuk senantiasa berbakti kepada kalian “Rabbighfirlii wa li walidayya”.

Untuk abangku tercinta, Guslimadhaniyang telah membiayai keperluan kuliah semoga

karirnya lancar dan segera menikah dan adikku tersayang Muhammad Sabri (SMPN02) tingkatkan lagi prestasinya dan terus belajar…. Saudaraku yang telah membuat hidupku ramai, penuh warna, bahagia dan lebih berarti serta melatih diriku untuk selalu bersabar….bersabar menghadapi karakter-karakter unik kalian….Aku sangat cinta dan sangat menyayangi kalian dinda….serta tidak lupa untuk seluruh keluarga besarku, nenek-nenek ku dan almarhum mbah serta semuanya yang tidak dapat ku sebutkan satu persatu....

Penyempurna Agamaku….

Agama, Bangsa dan Negara serta Almamaterku….

Page 6: PENGARUH SELF ESTEEM TERHADAP ORIENTASI PILIHANrepository.unib.ac.id/14145/1/SKRIPSI TOPAN.pdf · iv “PENGARUH SELF ESTEEM TERHADAP ORIENTASI PILIHAN PROFESI AKUNTAN”. SKRIPSI

vi

SPECIAL THANKS TO

Teman-teman seangkatan seperjuangan Akuntansi A 2011 (Clan A 11) Adit, Viktor, Arif, Riko, Effryan, Bulan, Vicky, Inasa, Dipli, Arumi, dan yang lainnya serta bima, fani terima kasih atas bantuan dan kenangannya selama ini, senang sekali bisa bertemu & berkenalan dengan kalian semua.

Pacarku Maya Puspita Sari yang telah merawat dan memberi perhatian dan dukungank. Sohib-sohib ku yang selalu kumpul bersama Rian, Aman,Wira, Ravi, Ardi, Ame’, Effron, Andre,

Habibi, Eko, Ruffran Hady, Agung Pamuji, dll. Teman-teman angkatan 2011 & keluarga gedung K Akuntansi Unib. Pak Eddy, Pak Madani, Bunda Lisa, buk Fenny, buk Nikmah terima kasih atas pengalaman,

nasehat, motivasi, bimbingan dan bantuannya selama kuliah.

Orang-orang yang datang dan pergi dalam hidupku.

Page 7: PENGARUH SELF ESTEEM TERHADAP ORIENTASI PILIHANrepository.unib.ac.id/14145/1/SKRIPSI TOPAN.pdf · iv “PENGARUH SELF ESTEEM TERHADAP ORIENTASI PILIHAN PROFESI AKUNTAN”. SKRIPSI

vii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa skrispi dengan judul :

PENGARUH SELF ESTEEM TERHADAP ORIENTASI PILIHAN

PROFESI AKUNTAN

Yang diajukan untuk diuji pada tanggal januari 2016, adalah hasil karya saya.

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini tidak

terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara

menyalin atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang

menunjukan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari peulis lain, yang saya akui

seolah olah sebagai tulisan saya sendiri, dan tidak terdapat bagian atas keseluruhan

tulisan yang saya salin, tiru atau saya ambil dari tulisan orang lain tanpa

memberikan pengakuan pada penulis aslinya.

Apabila saya melakukan hal tersebut diatas, baik sengaja atau tidak dengan

ini saya menyatakan menarik skripsi yang saya ajukan sebagai hasil tuisan saya

sendiri. Bila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan menyalin

atau meniru tulisan orang lain seolah – olah hasil pemikiran saya sendiri berarti

gelar sarjana dan ijazah yang diberikan oleh universitas batal saya terima.

Bengkulu, Januari 2016

Yang membuat pernyataan,

Topan Hidayat

Page 8: PENGARUH SELF ESTEEM TERHADAP ORIENTASI PILIHANrepository.unib.ac.id/14145/1/SKRIPSI TOPAN.pdf · iv “PENGARUH SELF ESTEEM TERHADAP ORIENTASI PILIHAN PROFESI AKUNTAN”. SKRIPSI

viii

“THE EFFECT OF SELF-ESTEEM TO THE ORIENTATION OF THE

SELECTION OF THE ACCOUNTING PROFESSION”

by

Topan Hidayat 1)

Lisa Martiah Nila Puspita2)

Abstract

This study aims to determine the accounting profession chosen by students in

terms of self esteem owned. This study uses a quantitative approach which involves

the use of statistical analysis. This study uses primary data, a tool used in this

research is multinomial logistic regression with the help of SPSS version 18.

the results showed self esteem affect the orientation of the selection of the

accounting profession. Self esteem of students who chose the profession as an

accountant educator is the highest. Self-esteem of students who choose the

government accounting profession is the second highest. Self esteem of students

who choose the profession of accounting firms is the third highest. Fourth place is

the highest self-esteem of students who chose the profession as a public accountant,

and lastly the fifth highest self-esteem are students who choose the profession as a

forensic accountant.

Keywords : selfesteem, forensic accountants, public accountants, government

accountants, company accountant, accountanteducators

1) Candidate for Bachelor of Economics (Accounting) University of Bengkulu

2) Supervisor

Page 9: PENGARUH SELF ESTEEM TERHADAP ORIENTASI PILIHANrepository.unib.ac.id/14145/1/SKRIPSI TOPAN.pdf · iv “PENGARUH SELF ESTEEM TERHADAP ORIENTASI PILIHAN PROFESI AKUNTAN”. SKRIPSI

ix

“PENGARUH SELF ESTEEM TERHADAP ORIENTASI PILIHAN

PROFESI AKUNTAN”

Oleh

Topan Hidayat 1)

Lisa Martiah Nila Puspita, SE., M.Si., Ak, CA2)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profesi akuntan yang dipilih oleh

mahasiswa ditinjau dari self esteem yang dimiliki. Penelitian ini menggunakan

pendekatan kuantitatif yang melibatkan penggunaan analisis statistik. Penelitian ini

menggunakan data primer, alat yang digunakan dalam penenlitian ini adalah regresi

multinomial logistik dengan bantuan spss versi 18.

Hasil menunjukkan Self esteem mempengaruhi orientasi pemilihan profesi

akuntansi. Self esteem mahasiswa yang memilih profesi sebagai akuntan pendidik

adalah yang tertinggi. Self esteem mahasiswa yang memilih profesi akuntan

pemerintah adalah yang tertinggi kedua. Self esteem mahasiswa yang memilih

profesi akuntan perusahaan adalah yang tertinggi ketiga. Tempat keempat tertinggi

adalah Self esteem mahasiswa yang memilih profesi sebagai akuntan publik, dan

terakhir kelima tertinggi adalah Self esteem maha siswa yang memilih profesi

sebagai akuntan forensik.

Kata kunci : self esteem, akuntan forensik, akuntan publik, akuntan pemerintah,

akuntan perusahaan, akuntan pendidik.

1) Calon Sarjana Ekonomi (Akuntansi) Universitas Bengkulu

2) Dosen Pembimbing

Page 10: PENGARUH SELF ESTEEM TERHADAP ORIENTASI PILIHANrepository.unib.ac.id/14145/1/SKRIPSI TOPAN.pdf · iv “PENGARUH SELF ESTEEM TERHADAP ORIENTASI PILIHAN PROFESI AKUNTAN”. SKRIPSI

x

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr.wb.

Alhamdulillahirobbil’alamin, puji dan syukur kehadirat Allah SWTyang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi dengan judul “Pengaruh Self Esteem Terhadap Orientasi Pilihan Profesi

Akuntan”.

Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

Ekonomi (SE) pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Bengkulu. Dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis telah dibantu oleh berbagai

pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ayah dan Ibu tercinta dan tersayang yang telah bekerja keras, membimbing

dan selalu mendo’akan anakmu serta abang dan adikku Guslimadhani dan

Muhammad Sabri serta keluarga besarku.

2. Bunda Lisa Martiah Nila Puspita, SE, M.Si, Ak, CA selaku pembimbing

skripsi yang telah banyak meluangkan waktu dalam memberikan

bimbingan, masukan, arahan dan motivasi dalam penulisan skripsi ini.

3. Dewan penguji bapak Darman Usman, SE, MM, CPA, ibu Fenny Marietza,

SE, M.Ak, ibu Fitrawati Ilyas, SE, M.Bus, CPA. Bapak Madani Hatta, SE,

M.Si.

4. Bapak Eddy Suranta SE, M.Si, Ak, CA, Bapak Madani Hatta, SE, M.Si, Ak,

CA, dan Ibu Halimatusyadiah, SE, M.Si, Ak yang selalu memberi masukan

dan motivasi.

5. Bapak Fadli, SE, M.Si, Ak, CA selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Bengkulu.

6. Bapak Prof. Lizar Alfansi, SE, MBA, Ph.D selaku Dekan Fakultas Ekonomi

dan Bisnis Universitas Bengkulu.

7. Bapak Dr. Ridwan Nurazi, SE, M.Sc, Ak selaku Rektor Universitas

Bengkulu.

8. Ibu Fenny Marietza, SE, M.Ak selaku dosen pembimbing akademik.

Page 11: PENGARUH SELF ESTEEM TERHADAP ORIENTASI PILIHANrepository.unib.ac.id/14145/1/SKRIPSI TOPAN.pdf · iv “PENGARUH SELF ESTEEM TERHADAP ORIENTASI PILIHAN PROFESI AKUNTAN”. SKRIPSI

xi

9. Bapak dan Ibu dosen di lingkungan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Bengkulu khususnya dosen jurusan Akuntansi Universitas

Bengkulu yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masihbanyak kekurangan

diberbagai aspek yang memerlukan penyempurnaan. Oleh karena itu, penulis

mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak.Dan

semoga skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat bagi pembaca dan pihak-pihak

terkait.

Bengkulu, Januari2016

Penulis

Page 12: PENGARUH SELF ESTEEM TERHADAP ORIENTASI PILIHANrepository.unib.ac.id/14145/1/SKRIPSI TOPAN.pdf · iv “PENGARUH SELF ESTEEM TERHADAP ORIENTASI PILIHAN PROFESI AKUNTAN”. SKRIPSI

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL SKRIPSI .................................................................. i

HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN .................................................................... iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN .............................................................. v

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ..................................................... vii

ABSTRAK ................................................................................................. viii

KATA PENGANTAR ............................................................................... x

DAFTAR ISI .............................................................................................. xii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xiv

DAFTAR TABEL ...................................................................................... xv

DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. xvi

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ........................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah ................................................................... 6

1.3 Tujuan Penelitian ..................................................................... 6

1.4 Manfaat Penelitian ................................................................... 6

1.5 Batasan Masalah ...................................................................... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................ 8

2.1 Teori Motivasi Maslow ........................................................... 8

2.2 Profesi Akuntan ....................................................................... 10

2.3 Self Esteem .............................................................................. 15

2.3.1 Pengertian Self Esteem .................................................. 15

2.3.2 Aspek-Aspek Self Esteem .............................................. 18

2.3.3 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Self Esteem ........... 20

2.3.4 Karakteristik Individu Berdasarkan Self Esteem Yang

Dimiliki .......................................................................... 21

2.4 Penelitian Terdahulu ................................................................ 23

Page 13: PENGARUH SELF ESTEEM TERHADAP ORIENTASI PILIHANrepository.unib.ac.id/14145/1/SKRIPSI TOPAN.pdf · iv “PENGARUH SELF ESTEEM TERHADAP ORIENTASI PILIHAN PROFESI AKUNTAN”. SKRIPSI

9

2.5 Kerangka Penelitian ................................................................ 25

2.6 Hipotesis .................................................................................. 26

BAB III METODE PENELITIAN ............................................................. 27

3.1 Jenis Penelitian ........................................................................ 27

3.2 Populasi dan Sampel ................................................................ 27

3.3 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ....................... 29

3.3.1 Orientasi Pilihan Profesi Akuntan Skala Nominal .......... 30

3.3.2 Self Esteem...................................................................... 30

3.4 Metode Pengumpulan Data ...................................................... 30

3.5 Metode Analisis Data ............................................................... 31

3.5.1 Analisis Statistik Deskriptif ............................................ 31

3.5.2 Uji Kualitas Data ............................................................ 31

3.5.2.1 Uji Validitas ......................................................... 31

3.5.2.2 Uji Reliabilitas ...................................................... 32

3.5.3 Uji Keseluruhan Model .................................................. 32

3.5.4 Uji Koefisien Determinan .............................................. 33

3.6 Uji Hipotesis ............................................................................ 33

3.6.1 Uji Parsial ...................................................................... 33

3.6.2 Uji Parameter Estimates ................................................ 34

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................... 36

4.1 Hasil ........................................................................................ 36

4.1.1 Analisis Statistik Deskriptif ........................................... 36

4.1.2 Uji Kualitas Data ........................................................... 39

4.1.2.1 Uji Validitas ......................................................... 39

4.1.2.2 Uji Reliabilitas ...................................................... 39

4.1.3 Uji Keseluruhan Model .................................................. 40

4.1.4 Uji Koefisien Determinan .............................................. 40

4.1.5 Uji Hipotesis .................................................................. 41

4.1.5.1 Uji Parsial ............................................................. 41

4.1.5.2 Parameter Estimates ............................................. 42

Page 14: PENGARUH SELF ESTEEM TERHADAP ORIENTASI PILIHANrepository.unib.ac.id/14145/1/SKRIPSI TOPAN.pdf · iv “PENGARUH SELF ESTEEM TERHADAP ORIENTASI PILIHAN PROFESI AKUNTAN”. SKRIPSI

10

4.2 Pembahasan ....................................................................... 46

BAB V PENUTUP ..................................................................................... 50

5.1 Kesimpulan ........................................................................ 50

5.2 Implikasi Penelitian ........................................................... 51

5.3 Keterbatasan Penelitian ..................................................... 51

5.4 Saran .................................................................................. 51

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ xvii

LAMPIRAN .............................................................................................. xviii

Page 15: PENGARUH SELF ESTEEM TERHADAP ORIENTASI PILIHANrepository.unib.ac.id/14145/1/SKRIPSI TOPAN.pdf · iv “PENGARUH SELF ESTEEM TERHADAP ORIENTASI PILIHAN PROFESI AKUNTAN”. SKRIPSI

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Penelitian.........................................................................

26

Page 16: PENGARUH SELF ESTEEM TERHADAP ORIENTASI PILIHANrepository.unib.ac.id/14145/1/SKRIPSI TOPAN.pdf · iv “PENGARUH SELF ESTEEM TERHADAP ORIENTASI PILIHAN PROFESI AKUNTAN”. SKRIPSI

9

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu.......................................................................23

Tabel 3.1 Jumlah Populasi..............................................................................28

Tabel 4.1 Deskripsi Variabel Profesi Akuntan...............................................36

Tabel 4.2 Deskripsi Variabel Self Esteem.......................................................37

Tabel 4.3 Deskripsi Statistik Self Esteem........................................................37

Tabel 4.4 Karakteristik Responden.................................................................48

Tabel 4.5 Uji Validitas dan Reliabilitas...........................................................39

Tabel 4.6 Uji OverallModel Fit......................................................................40

Tabel 4.7 Uji Koefisien Determinan................................................................41

Tabel 4.8 Uji Parsial.........................................................................................41

Tabel 4.9 Parameter Estimates........................................................................42

Page 17: PENGARUH SELF ESTEEM TERHADAP ORIENTASI PILIHANrepository.unib.ac.id/14145/1/SKRIPSI TOPAN.pdf · iv “PENGARUH SELF ESTEEM TERHADAP ORIENTASI PILIHAN PROFESI AKUNTAN”. SKRIPSI

10

Page 18: PENGARUH SELF ESTEEM TERHADAP ORIENTASI PILIHANrepository.unib.ac.id/14145/1/SKRIPSI TOPAN.pdf · iv “PENGARUH SELF ESTEEM TERHADAP ORIENTASI PILIHAN PROFESI AKUNTAN”. SKRIPSI

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Koesioner

Lampiran 2 Data Responden

Lampiran 3 Hasil Statistik Deskriptif

Lampiran 4 Hasil Uji Kualitas Data

Lampiran 5 Hasil Uji Keseluruhan Model

Lampiran 6 Hasil Uji Koefisien Determinan

Lampiran 7 Hasil Uji Hipotesa

Page 19: PENGARUH SELF ESTEEM TERHADAP ORIENTASI PILIHANrepository.unib.ac.id/14145/1/SKRIPSI TOPAN.pdf · iv “PENGARUH SELF ESTEEM TERHADAP ORIENTASI PILIHAN PROFESI AKUNTAN”. SKRIPSI

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sebagai manusia tentu menginginkan kehidupan yang layak bagi dirinya.

Keinginan untuk dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari dengan baik menjadi

motivasi tersendiri bagi setiap orang untuk mendapatkan pekerjaan yang layak.

Demikian juga halnya mahasiswa akuntansi yang juga termasuk dalam angkatan

kerja yang siap terjun kedunia kerja dengan memilih pekerjaan yang sesuai dengan

kemampuan dan motivasi yang dimilikinya.

Pemilihan sebuah profesi bagi mahasiswa akuntansi adalah tahap awal dari

pembentukan karir. Setelah berhasil menyelesaikan masa perkuliahan, lulusan

akuntansi tidak tertutup pada profesi akuntansi saja, banyak faktor yang melatar

belakanginya. Secara umum sarjana ekonomi akuntansi yang telah menyelesaikan

pendidikan strata satu memiliki alternatif pilihan karir yaitu dapat langsung bekerja

sebagai karyawan perusahaan, instansi pemerintah maupun berwirausaha atau bisa

melanjutkan pendidikan strata dua serta bisa melanjutkan pendidikan untuk menjadi

akuntan publik. Menurut S. R (2000) profesi akuntan di Indonesia dapat

dikelompokkan dalam 5 jenis yaitu akuntan forensik, akuntan publik, akuntan

pemerintah, akuntan intern, dan akuntan pendidik.

Akuntansi forensik adalah penerapan disiplin akuntansi dalam arti luas,

termasuk auditing pada masalah hukum untuk penyelesaian hukum didalam atau

diluar pengadilan (Tuanakotta, 2010:4). Akuntansi forensik juga disebut sebagai

audit forensik. Purjono (2012) juga menjelaskan auditor forensik pertama kali harus

mempertimbangkan apakah ia memiliki keahlian dan pengalaman yang dibutuhkan

Page 20: PENGARUH SELF ESTEEM TERHADAP ORIENTASI PILIHANrepository.unib.ac.id/14145/1/SKRIPSI TOPAN.pdf · iv “PENGARUH SELF ESTEEM TERHADAP ORIENTASI PILIHAN PROFESI AKUNTAN”. SKRIPSI

2

untuk menerima pekerjaan tersebut karena audit forensik memerlukan pengetahuan

tentang investigasi frauddan pengetahuan tentang hukum secara luas dan

mendalam.

Akuntan publik sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Republik

Indonesia Nomor 5 Tahun 2011 tentang Akuntan Publik, adalah seseorang yang

telah memperoleh izin untuk memberikan jasa akuntan publik. Kantor akuntan

publik yang selanjutnya disingkat KAP, adalah badan usaha yang didirikan

berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan dan mendapat izin usaha

berdasarkan UU No. 5 tahun 2011 tentang akuntan publik.

Akuntan perusahaan adalah akuntan yang berkerja dalam suatu perusahaan.

Tugas-tugas yang dikerjakan dapat berupa penyusunan sistem akuntansi,

penyusunnan laporan keuangan, penyusunan anggaran, menangani malah

perusahaan (Soemarso, 2004). Akuntan pemerintah adalah akuntan profesional

yang bekerja di instansi pemerintah. Instansi pemerintah yang dimaksudkan

adalah departemen seperti Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP),

Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK) dan Direktoral Jendral Pajak (Soemarso,

2004).

Akuntan pendidik melaksanakan proses penciptaan profesional, baik profesi

akuntan publik, akuntan perusahaan dan akuntan pemerintah. Seiring dengan

perkembangan perekonomian yang pesat, maka dibutuhkan akuntan yang

semakin banyak pula. Dalam konteks permasalahan inilah diperlukan

pemenuhan kebutuhan akan tenaga akuntan pendidik. Akuntan pendidik dalam

melaksanakan tugasnya berpedoman kepada Tri Dharma Perguruan Tinggi, yaitu

pengajaran, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat (Setiyani, 2005)

Page 21: PENGARUH SELF ESTEEM TERHADAP ORIENTASI PILIHANrepository.unib.ac.id/14145/1/SKRIPSI TOPAN.pdf · iv “PENGARUH SELF ESTEEM TERHADAP ORIENTASI PILIHAN PROFESI AKUNTAN”. SKRIPSI

3

Profesi akuntan, biasanya hanya terpusat pada laporan keuangan. Semua

informasi akuntansi yang dihasilkan, ada manusia yang membuatnya. Manusia atau

individu mempunyai sikap dalam memilih pekerjaan yang dilakukan serta ingin

penghargaan dari yang dilakukan. Penghargaan yang diberikan dapat

mempengaruhi prilaku dari manusia dalam proses menghasilkan suatu output

akuntansi. Penghargaan positif yang diterima seperti sanjungan, insentif, dan lain-

lain dapat menaikkan kebanggaan tersediri serta memandang positif terhadap diri

sendiri dan dijadikan sebagai motivator untuk melakukan lebih baik lagi.

Sebaliknya penghargaan negatif akan berdampak pada prilaku penerima dimana

akan bersikap pesimis dan berfikir negatif terhadap diri sendiri. Fenomena tersebut

akan mempengaruhi penilaian terhadap diri sendiri secara positif atau negatif yang

sering disebut dengan self esteem. Self esteem merupakan suatu keyakinan menilai

diri sendiri berdasarkan evaluasi diri secara keseluruhan self esteem yang tinggi

dimana individu melihat dirinya berharga, mampu dan dapat diterima. Sebaliknya

self esteem rendah tidak merasa baik dengan dirinya sendiri (Kreitner dan Kinicki,

2003:165).

Self esteem menunjukan keputusan yang diambil seseorang apakah ia

menilai dirinya secara negatif, positif, atau netral yang ditempatkan dalam suatu

wadah konsep diri. Konsep diri merupakan susunan kesadaran individu mengenai

keterlibatan khusus dalam seperangkat hubungan sosial yang sedang berlangsung

atau dalam suatu komunitas yang terorganisir (Ahmadi, 2011). Keterlibatan

individu dalam hubungan sosial dalam suatu organisasi atau perusahaan baik yang

berorientasi laba maupun non laba akan mempengaruhi kinerja yanng dicapai.

Contoh karyawan yang dilibatkan berpartisipasi dalam menyusun anggaran, dia

Page 22: PENGARUH SELF ESTEEM TERHADAP ORIENTASI PILIHANrepository.unib.ac.id/14145/1/SKRIPSI TOPAN.pdf · iv “PENGARUH SELF ESTEEM TERHADAP ORIENTASI PILIHAN PROFESI AKUNTAN”. SKRIPSI

4

akan merasa dirinya sangat berharga serta akan mengeluarkan segala potensi yang

dimilikinya. Hal ini dapat dikatakan bahwa individu yang memiliki self esteem

(harga diri) rendah akan mempengaruhi kinerjanya, karena Self esteemmengacu

pada bagaimana seseorang secara subjektif menilai dirinya sendiri, kemampuan

serta potensi yang dimilikinya. Seseorang dengan self esteem yang tinggi akan

selalu meningkatkan kinerjanya dengan seluruh kemampuan dan potensi yang

dimilkinya. Seperti hasil penelitian yang dilakukan oleh Donald et.al (2004:1) yang

mengatakan bahwa self esteem terbukti mempengaruhi kinerja karyawan. Individu

dengan tingkat self esteem yang tinggi akan memilki kinerja yang lebih baik

dibandingkan dengan individu dengan tingkat self esteem yang rendah, sebab

dengan sifat yang dimilikinya, individu merasa dituntut untuk menjalankan tugas

dengan sebaik-baiknya.

Menurut teori motivasi Maslow mengatakan bahwa manusia termotivasi

oleh suatu keinginan untuk memuaskan sejumlah kebutuhan yang ada dalam diri

seseorang. Adapun kebutuhan tersebut adalah kebutuhan fisiologis, rasa aman,

sosial, pengahargaan dan aktualisasi diri (Gitosudarmo dan Sudita, 1997). Secara

singkat bahwasanya setiap manusia membutuhkan penghargaan atas dirinya oleh

orang lain baik dapat berupa rasa dihormati,diharga atas prestasi, atau pengakuan

terhadap kemampuan yang dimiliki yang dapat membuat dirinya berharga. Tak

terkecuali mahasiswa, khususnya mahasiswa akuntansi yang merupakan sumber

daya tenaga akuntan profesional. mahasiswa memilih jurusan akuntasi memiliki

motivasi tersendiri seperti dikatakan oleh Fauziah (2008) bahwa mahasiswa

akuntansi termotivasi oleh anggapan akuntan dimasa akan datang sangat

dibutuhkan oleh banyak organisasi dan perusahaan, khususnya di Indonesia. Maka

Page 23: PENGARUH SELF ESTEEM TERHADAP ORIENTASI PILIHANrepository.unib.ac.id/14145/1/SKRIPSI TOPAN.pdf · iv “PENGARUH SELF ESTEEM TERHADAP ORIENTASI PILIHAN PROFESI AKUNTAN”. SKRIPSI

5

dari itu penulis berpendapat bahwasanya mahasiswa akuntansi merasa bangga jika

berkarir menjadi tenaga akuntan. Dengan kata lain mahasiswa akuntansi dalam

proses mencari suatu penghargaan dan status untuk dirinya seperti teori motivasi

yang dicetuskan oleh Maslow yang mengatakan bahwa individu memilki kebutuhan

akan penghargaan dan status (esteemdan status) dimana individu perlu memiliki,

menerima, dan berbagi sentimen. Individu perlu merasakan bahwa dirinya

berharga, merasakan juga bahwa orang lain memandang dirinya berharga (status),

dan percaya bahwa orang lain juga berharga (Davis & Newstrom, 1985).

Penelitian sejenis juga telah dilakukan oleh Oktavia (2005) dengan judul

penelitian Analisis Faktor-Faktor yang Memotivasi Pemilihan Karir bagi

Mahasiswa Akuntansi, serta penelitian yang dilakukan oleh Adilia (2010) dengan

judul Hubungan Self Esteemdengan Optimisme Meraih Kesuksesan Karir pada

Mahasiswa. Profesi akuntan yang beragam tentu akan menyebabkan mahasiswa

memiliki pilihan yang beragam pula, oleh karena itu penulis menggunakan variabel

self esteem sebagai variabel independen untuk melihat profesi akuntan yang akan

dipilih pada kondisi mahasiswa memiliki self esteem yang tinggi dan mahasiswa

yang memiliki self esteem yang rendah. Dari uraian tersebut penulis melakukan

penelitian dengan judul “Pengaruh Self Esteem Terhadap Orientasi Pilihan

Profesi Akuntan”.

1.2 Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang di atas, penulis merumuskan bagaimana

pengaruhself esteem dengan orientasi profesi akuntan?

Page 24: PENGARUH SELF ESTEEM TERHADAP ORIENTASI PILIHANrepository.unib.ac.id/14145/1/SKRIPSI TOPAN.pdf · iv “PENGARUH SELF ESTEEM TERHADAP ORIENTASI PILIHAN PROFESI AKUNTAN”. SKRIPSI

6

1.3 Tujuan Penelitian

Dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruhself

esteemdengan orientasi profesi akuntan.

1.4 Manfaat Penelitian

1) Akdemisi

Hasil penelitian ini dapat berguna sebagai bahan referensi bagi penelitian

selanjutnya, serta dapat memberikan wacana bagi perkembangan studi

akuntansi.

2) Bagi penulis

Hasil penelitian diharapkan dapat bermanfaat sebagai wahana

mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh diperguruan tinggi serta

menambah wawasan dan pengalaman.

3) Untuk entitas terkait.

Dapat dijadikan sebagai bahan informasi sehingga pihak organisasi dapat

memahami apa yang dapat dijadikan motivasi bagi calon karyawan maupun

karyawan yang telah diperkerjakan selain motivasi dari segi materi sehingga

pihak organisasi dapat mengeluarkan potensi maksimal dari calon karyawan

maupun karyawan yang telah dipekerjakan.

1.5 Batasan Masalah

Dalam penelitian ini penulis membatasi masalah hanya berfokus pada

mahasiswa jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Bengkulu

agar tidak melenceng dari topik penelitian serta memudahkan dalam pencarian data

yang dibutuhkan.

Page 25: PENGARUH SELF ESTEEM TERHADAP ORIENTASI PILIHANrepository.unib.ac.id/14145/1/SKRIPSI TOPAN.pdf · iv “PENGARUH SELF ESTEEM TERHADAP ORIENTASI PILIHAN PROFESI AKUNTAN”. SKRIPSI

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teori Motivasi Maslow

Gitosudarmo dan Sudita (1997:29-32) mengatakan Teori motivasi pada

dasarnya dibedakan menjadi dua yaitu teori kepuasan (content theories) dan teori

proses (process theories). Teori kepuasaan tentang motivasi yang berkaitan dengan

faktor yang ada dalam diri seseorang yang memotivasinya. Teori kepuasaan

berkaitan dengan faktor-faktor yang membangkitkan atau memulai prilaku.

Terdapat empat teori yang termasuk kedalam teori kepuasaan antara lain : teori

hirarki kebutuhan, teori ERG, teori dua faktor, dan teori kebutuhan akan prestasi.

Teori hirarki kebutuhan yang dicetuskan oleh Maslow mengatakan bahwa manusia

ditempatkan kerjanya dimotivasi oleh suatu keinginan untuk memuaskan sejumlah

kebutuhan yang ada dalam diri seseorang. Teori ini dilandaskan pada tiga asumsi

dasar sebagai berikut :

1. Kebutuhan manusia tersusun dalam suatu hirarki, mulai dari hirarki

kebutuhan yang paling dasarsampai kebutuhan yang komplek atau paling

tinggi tingkatannya.

2. Keinginan untuk memenuhi kebuthan dapat mempengaruhi perilaku

seseorang, dimana hanya kebutuhan yang belum terpuaskan dapat

menggerakkan perilaku. Kebutuhan yang telah terpuaskan tidak dapat

berfungsi sebagai motivator.

3. Kebutuhan yang lebih tinggi berfungsi sebagai motivator apabila kebutuhan

yang hirarkinya lebih rendah paling tidak telah terpuaskan secara minimal.

Page 26: PENGARUH SELF ESTEEM TERHADAP ORIENTASI PILIHANrepository.unib.ac.id/14145/1/SKRIPSI TOPAN.pdf · iv “PENGARUH SELF ESTEEM TERHADAP ORIENTASI PILIHAN PROFESI AKUNTAN”. SKRIPSI

8

Atas dasar asumsi diatas, hirarki kebutuhan manusia menurut Maslow adalah

sebagai berikut:

1. Kebutuhan Fisiologis (Physiological Needs)

Kebutuhan fiologis merupakan hirarki kebutuhan manusia yang

paling dasar yang merupakan kebutuhan untuk dapat hidup seperti

makanan, minuman, perumahan,oksigen, tidur, sex, dan lain-lain.

2. Kebutuhan Rasa Aman (Security Needs)

Apabila kebutuhan fisiologis relatif sudah terpuaskan, maka muncul

kebutuhan yang kedua yaitu kebutuhan akan rasa aman. Kebutuhan rasa

aman ini meliputi keamanan akan perlindungan dari bahaya kecelakaan

kerja, jaminan akan kelangsungan pekerjaannya, dan jaminan akan hari tua

pada saat tidak lagi bekerja.

3. Kebutuhan Sosial (Social Needs)

Jika kebutuhan fisiologis dan rasa aman telah terpuaskan secara

minimal akan muncul kebutuhan sosial, yaitu kebutuhan persahabatan,

afiliasi, dan interaksi yang lebih erat dengan orang lain. Dalam organisasi

akan berkaitan dengan kebutuhan akan adanya kelompok kerja yang

kompak, supervisi yang baik, rekreasi bersama dan lain sebagainya.

4. Kebutuhan Penghargaan (Esteem Needs)

Kebutuhan ini meliputi kebutuhan keinginan untuk dihormati,

dihargai atas prestasi seseorang, pengakuan atas kemampuan dan keahlian

seseorang serta efektivitas kerja seseorang.

Page 27: PENGARUH SELF ESTEEM TERHADAP ORIENTASI PILIHANrepository.unib.ac.id/14145/1/SKRIPSI TOPAN.pdf · iv “PENGARUH SELF ESTEEM TERHADAP ORIENTASI PILIHAN PROFESI AKUNTAN”. SKRIPSI

9

5. Kebutuhan Aktualisasi Diri (Self-Actualization Needs)

Aktualisasi diri merupakan hirarki kebutuhan dari Maslow yang

paling tinggi. Aktualisasi diri berkaitan dengan proses pengembangan akan

potensi yang sesungguhnya dari seseorang. Kebutuhan untuk menunjukkan

kemampuan, keahlian, dan potensi yang dimilki seseorang. Aktualisasi diri

merupakan proses yang berlangsung terus-menerus dan tidak pernah

terpuaskan. Malahan kebutuhan akan aktualisasi diri cenderung potensinya

meningkat karena orang mengaktualisasi perilakunya. Seseorang yang

dominan oleh kebutuhan akan aktualisasi diri senang akan tugas-tugas yang

menantang keahlian dan kemampuannya.

Maslow mengatakan (Davis & Newstrom, 1985: 70) bahwa hanya terdapat

tiga kebutuhan tingkat tinggi yaitu kebuthan tingkat ketiga menyangkut

kepemilikan dan keterlibatan sosial, kebutuhan keempat mencakup kebutuhan

akan penghargaan dan status (esteem and status) yang perlu dimiliki, menerima,

dan berbagi sentimen. Individu perlu merasakan bahwa dirinya berharga,

merasakan juga bahwa orang lain memandang dirinya berharga, dan percaya orang

lain juga berharga. Kebutuhan pada tingkat keliama yaitu perwujudan diri, yang

berarti menjadi segala yang dengannya seseorang mampu menjadikannya.

2.2 Profesi Akuntan

Regar (1993:2) mengatakan bahwa menurut pendidikannya, keahlian dari

akuntan adalah bidang akuntansi dan pemeriksaan keuangan atau auditing.

Menurut Weygant, Kieso, dan Kimmnel (2011) profesi akuntan dapat

dikelompokkan dalam jenis yaitu akuntan publik, akuntan pemerintah, akuntan

intern, akuntan forensik dan akuntan pendidik.

Page 28: PENGARUH SELF ESTEEM TERHADAP ORIENTASI PILIHANrepository.unib.ac.id/14145/1/SKRIPSI TOPAN.pdf · iv “PENGARUH SELF ESTEEM TERHADAP ORIENTASI PILIHAN PROFESI AKUNTAN”. SKRIPSI

10

1. Akuntan Publik

Akuntan publik sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Republik

Indonesia Nomor 5 Tahun 2011 tentang Akuntan Publik, adalah seseorang yang

telah memperoleh izin untuk memberikan jasa akuntan publik. Kantor akuntan

publik yang selanjutnya disingkat KAP, adalah badan usaha yang didirikan

berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan dan mendapat izin usaha

berdasarkan UU No. 5 tahun 2011 tentang akuntan publik.

Mulyadi (2002) mengatakan Seseorang yang memasuki profesi sebagai

akuntan publik, ia harus terlebih dahulu mencari pengalaman profesi dibawah

pengawasan akuntan senior yang lebih berpengalaman. Disamping sebagai

pelatihan teknis yang mempunyai arti pula bahwa akuntan harus mengikuti

perkembangan yang terjadi didunia usaha dan profesinya. Menurut Pasal 6 UU

No. 5 tahun 2011 tentang akuntan publik, untuk mendapatkan izin menjadi

akuntan publik, seseorang harus memenuhi syarat sebagai berikut :

1) Memiliki sertifikat tanda lulus ujian profesi akuntan publik yang

sah.

2) Berpengalaman praktik memberikan jasa akuntan publik

3) Berdomisili diwilayah NKRI

4) Memilki NPWP

5) Tidak pernah dikenai sanksi administratif berupa pencabutan izin

akuntan publik

Page 29: PENGARUH SELF ESTEEM TERHADAP ORIENTASI PILIHANrepository.unib.ac.id/14145/1/SKRIPSI TOPAN.pdf · iv “PENGARUH SELF ESTEEM TERHADAP ORIENTASI PILIHAN PROFESI AKUNTAN”. SKRIPSI

11

6) Tidak perrnah terpidana yang telah mempunyai kekuatan hukum

tetap karen melakukan tindak kejahatan yang diancam dengan

pidana penjara 5 (lima) tahun atau lebih

7) Menjadi anggota Asosiasi Profesi Akuntan Publik yang ditetapkan

oleh Menteri

8) Tidak berada dalam pengampuan.

Berikut ini adalah jenjang karir akuntan publik (Mulyadi, 2002):

1 Auditor Junior. Bertugas melaksanakan prosedur audit secara rinci,

membuat kertas kerja untuk mendokumentasikan pekerjaan audit yang

telah dilaksanakan.

2 Auditor Senior, bertugas untuk melaksanakan audit dan bertanggung

jawab untuk mengusahakan biaya audit dan waktu audit sesuai dengan

rencana, mengarahkan, dan mereview pekerjaan auditor junior.

3 Manager, merupakan pengawas audit yang bertugas membantu auditor

senior dalam merencanakan program audit dan waktu audit: mereview

kertas kerja, laporan audit, dan menajemen letter.

4 Partner, bertanggung jawab atas hubungan dengan klien, dan

bertanggung jawab secara menyeluruh mengenai auditing.

2. Akuntan Perusahaan

Soemarso (2004)mengatakan akuntan perusahaan adalah akuntan

yang bekerja dalam suatu perusahaan. tugas-tugas yang dikerjakan dapat

berupa penyusunan system akuntansi, penyusunan laporan akuntansi

kepada menajemen, penyusunan anggaran, menangani masalah

perusahaan dan melakukan pemeriksaan intern. Adapun jenjang karir

Page 30: PENGARUH SELF ESTEEM TERHADAP ORIENTASI PILIHANrepository.unib.ac.id/14145/1/SKRIPSI TOPAN.pdf · iv “PENGARUH SELF ESTEEM TERHADAP ORIENTASI PILIHAN PROFESI AKUNTAN”. SKRIPSI

12

akuntan perusahaan pada bisnis dan industri di Amerika Serikat adalah

sebagai berikut :

a. Junior accountant. Merupakan Entry level karir pada profesi akuntan

perusahaan.

b. Senior accountant, merupakan jenjang karir seorang akuntan yang

bekerja pada perusahaan setelah berpengalaman sebagai Junior

accountant.

c. Corporate Controler, merupakan jenjang karir seorang akuntan setelah

melaksanakan fungsi sebagai Senior accountant.

d. Chief Finance Officer, merupakan karir puncak pada bidang akuntansi

perusahaan. posisi ini didapat setelah masa kerja minimum sepuluh

tahun.

3. Akuntan Pemerintah

Akuntan pemerintah adalah akuntan yang bekerja pada badan-badan

pemerintah. Badan-badan pemerintah disini adalah seperti departemen-

departemen. Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP). Badan

Pemeriksa Keuangan (BPK), dan Dirjen pajak (Soemarso, 2004)

4. Akuntan Pendidik

Akuntan pendidik adalah profesi akuntan yang memberikan jasa berupa

pelayanan pendidikan akuntansi kepada masyarakat melalui lembaga –

lembaga pelayanan yang ada, yang berguna untuk melahirkan akuntan-

akuntan yang terampil dan peofesional. Profesi akuntansi pendidik sangat di

butuhkan bagi kemajuan profesi akuntansi itu sendiri, karena ditangan mereka

para calon-calon akuntan dididik.Akuntan pendidik harus dapat melakukan

Page 31: PENGARUH SELF ESTEEM TERHADAP ORIENTASI PILIHANrepository.unib.ac.id/14145/1/SKRIPSI TOPAN.pdf · iv “PENGARUH SELF ESTEEM TERHADAP ORIENTASI PILIHAN PROFESI AKUNTAN”. SKRIPSI

13

transfer knowladge kepada mahasiswanya, memiliki tinggkat yang tinggi dan

menguasi pengetahuan bisnis dan akuntansi, tekhnologi informasi dan mampu

mengembangkan pengetahuanya melalui pendidikan.

Undang-Undang Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pasal 46

(2) menjelaskan bahwa dosen harus memiliki kualifikasi akademik minimum

lulusan program magister untuk program diploma atau program sarjana dan

lulusan program doktor untuk program pascasarjana. Jadi, calon akuntan

pendidik setelah menyelesaikan program S1-nya dapat melanjutkan

pendidikan ke jenjang S2 atau S3 pada universitas yang terakreditasi.

Adapun jenjang karir Akuntan Pendidik sebagai berikut:

1. Asisten ahli, merupakan jabatan dosen setingkat di bawah jabatan lektor.

2. Lektor, merupakan jabatan dosen setingkat di bawah jabatan lector

kepala.

3. Lektor kepala, merupakan jabatan dosen setingkat di bawah jabatan

profesor.

4. Profesor, merupakan jabatan akademik tertinggi pada satuan pendidikan

tinggi yang mempunyai kewenangan membimbing calon doktor. Profesor

memiliki kewajiban khusus menulis buku dan karya ilmiah yang

disebarluaskan kepada masyarakat.

5. Akuntan Forensik

Akuntansi forensik adalah penerapan disiplin akuntansi dalam arti luas,

termasuk auditing pada masalah hukum untuk penyelesaian hukum didalam

atau diluar pengadilan (Tuanakotta, 2010:4). Akuntansi forensik juga disebut

sebagai audit forensik. Menurut Wiratmaja (2010) audit forensik merupakan

Page 32: PENGARUH SELF ESTEEM TERHADAP ORIENTASI PILIHANrepository.unib.ac.id/14145/1/SKRIPSI TOPAN.pdf · iv “PENGARUH SELF ESTEEM TERHADAP ORIENTASI PILIHAN PROFESI AKUNTAN”. SKRIPSI

14

suatu pengujian mengenai bukti atas suatu pernyataan atau pengungkapan

informasi keuangan untuk menentukan keterkaitan dengan ukuran-ukuran

standar yang memadai untuk kebutuhan pembuktian dipengadilan.

Purjono (2012) juga menjelaskan auditor forensik pertama kali harus

mempertimbangkan apakah ia memiliki keahlian dan pengalaman yang

dibutuhkan untuk menerima pekerjaan tersebut karena audit forensik

memerlukan pengetahuan tentang investigasi frauddan pengetahuan tentang

hukum secara luas dan mendalam. Tahap perencanaan merupakan tahap kedua

setelah penerimaan tugas. Tahap ini mengindentifikasi jenis fraudyang terjadi,

seberapa lama fraud berlangsung, siapa pelaku, dan kualifikasi kerugian

financialyang diderita klien. Auditor mempertimbangkan cara terbaik

mendapatkan bukti dan memberikan saran untuk pencegahan terjadinya fraud

tersebut.

2.3 Self Esteem

2.3.1 Pengertian Self Esteem

Menurut Minchinton (1993) Self esteem adalah penilaian terhadap diri sendiri.

Merupakan tolak ukur harga diri individu sebagai seorang manusia, berdasarkan

pada kemampuan penerimaan diri dan prilaku sendiri atau tidak. dapat

dideskripsikan sebagai penghormatan terhadap diri sendiri atau perasaan mengenai

diri yang didasarkan pada keyakinan mengenai apa dan siapa diri kita sebenarnya.

Harga diri (self esteem) adalah hal menyukai diri. Ini bukan hanya sekedar suatu

kesombongan atau keangkuhan sebagaimana orang yang tersinggung “harga

dirinya” tapi percaya pada diri dan tindakan diri sendiri, atau nilai-nilai yang

diberikan kepada diri sendiri tentang emosi, fisikal, dan spritual. Hal ini

memungkinkan self esteem mampu memberikan sumbangan bermakna bagi proses

Page 33: PENGARUH SELF ESTEEM TERHADAP ORIENTASI PILIHANrepository.unib.ac.id/14145/1/SKRIPSI TOPAN.pdf · iv “PENGARUH SELF ESTEEM TERHADAP ORIENTASI PILIHAN PROFESI AKUNTAN”. SKRIPSI

15

kehidupan individu selanjutnya, maupun bagi perkembangan pribadi yang normal

dan sehat.

Yovita (2008) mengatakan self esteem ditinjau dari kondisinya dibedakan

dalam 2 (dua) kondisi yaiu strong (kuat) dan weak (lemah). Ciri-ciri orang yang

memiliki self esteem yang kuat adalah sebagai berikut :

a. Self confidence (percaya diri) yaitu menghadapi segala sesuatu dengan

penuh percaya diri dan tidak mudah putus asa, menyadari sepenuhnya

kelebihan dan kekurangan yang ada pada diri sendiri. Rasa percaya diri

dimanfaatkan untuk bisa mengatasi segala permasalahan yang muncul

sehingga tidak mudah putus asa dan bila berhasil juga tidak besar kepala.

b. Goal Oriented (mengacu hasil akhir) yaitu ketika ingin melaksankan

sesuatu selalu memikirkan langkah yang akan dilakukan untuk mencapai

tujuan dengan memikirkan segala konsekuensi yang diperkirakan akan

muncul serta memiliki alternatif lainnya untuk mencapai tujuan tersebut.

c. Appreciative (mengahargai) yaitu merasa cukup dan selalu bisa menghargai

yang ada disekelilingnya serta dapat membagi kesenangan dengan orang

lain.

d. Contented (puas/senang) merupakan bisa menerima apa adanya dengan

segala kelebihan dan kelemahannya serta mempunyai toleransi yang tinggi

atas kelemahan orang lain dan mau belajar dari orang lain.

Seseorang yang mempunyai self esteem yang kuat akan mampu membangun

relasi yang baik dan sehat dengan orang lain, bersikap sopan dan menjadikan

dirinya orang yang berhasil.

Ciri-ciri orang yang memiliki self esteem lemah (weak) adalah :

Page 34: PENGARUH SELF ESTEEM TERHADAP ORIENTASI PILIHANrepository.unib.ac.id/14145/1/SKRIPSI TOPAN.pdf · iv “PENGARUH SELF ESTEEM TERHADAP ORIENTASI PILIHAN PROFESI AKUNTAN”. SKRIPSI

16

a. Critical (selalu mencela) yaitu selalu mencela orang lain, banyak

keinginannya dan sering kali tidak terpenuhi, senang memperbesar masalah-

masalah kecil dan sering kali tidak mengakui kelemahan.

b. Self- Centred (mementingkan diri sendiri) yaitu memiliki sifat egois, tidak

peduli dengan kebutuhan dan perasaan orang lain, segala sesuatu berpusat

pada diri sendiri, tidak ada tenggang rasa dengan lainnya yang akhirnya

berakibat bisa menjadi frustasi.

c. Cynical(sinis/suka mengolok-olok) yaitu senang meledek orang lain dengan

omongan yang sinis, sering mensalahartikan pemikiran, kegiatan, kebaikan,

serta niat baik orang lain.

d. Diffident (malu-malu) yaitu menyangkal atas semua kelemahan yang

dimiliki, tidak pernah bisa membuktikan kelebihan dan sering kali gagal

dalam melakukan sesuatu.

Self esteem dapat menjadi sumber yang berfungsi mengatur hubungan sosial

individu. Terakhir,self esteem diselidiki sebagai penahan (tenaga) diri yang

menyediakan perlindungan diri terhadap pengalaman yang berbahaya atau

menyakitkan.Self esteem sebagai motif diri, motif diri memberikan suatu standar

petunjuk dalam berprilaku.

2.3.2 Aspek-Aspek Self Esteem

Menurut Minchinton (1993) mengatakan Self esteem bukanlah sifat atau aspek

tunggal saja, melainkan sebuah kombinasi dari beragam sifat dan prilaku.

Minchinton menjabarkan tiga aspek self esteem, yaitu perasaan mengenai diri

sendiri, perasaan terhadap hidup, serta hubungan dengan orang lain.

1. Perasaan mengenai diri sendiri.

Page 35: PENGARUH SELF ESTEEM TERHADAP ORIENTASI PILIHANrepository.unib.ac.id/14145/1/SKRIPSI TOPAN.pdf · iv “PENGARUH SELF ESTEEM TERHADAP ORIENTASI PILIHAN PROFESI AKUNTAN”. SKRIPSI

17

Seseorang haruslah menerima dirinya secara penuh, apa adanya.

Mampu menilai diri sendiri sebagai seorang manusia. Dengan begitu,

perasaannya tentang dirinya sendiri tidak bergantung pada kondisi

eksternal. Apa pun yang terjadi dapat merasa nyaman dengan diri sendiri

dan dapat menilai keunikan yang ada didalam diri tanpa menghiraukan

karakter atau kemampuan yang dimiliki atau tidak.

Seseorang yang memiliki harga diri yang tinggi dapat menghormati

dirinya dan memiliki keyakinan penuh bahwa diri kita adalah sesosok yang

penting, dan apapun itu jika tidak berlaku bagi orang lain, setidaknya

berlaku bagi diri kita sendiri. Selain itu juga dapat memaklumi dan

memaafkan diri sendiri, atas segala kekurangan dan ketidaksempurnaan

yang dimiliki. Individu yang memiliki harga diri yang tinggi juga mampu

menghargai nilai personal mereka sebagai seorang individu, sehingga

mereka tidak mudah terpengaruh oleh pendapat orang lain. Mereka tidak

akan merasa lebih baik ketika mereka dipuji atau merasa buruk ketika

mereka di kritisi. Perasaan baik mengenai diri sendiri tidak bergantung pada

kondisi luar. Seseorang dengan harga diri tinggi memegang kendali atas

emosinya sendiri. Sebaliknya, keadaan yang buruk dapat mempengaruhi

perasaan seseorang dengan self esteem rendah, akibatnya suasana hatinya

(mood) pun menurun.

2. Perasaan terhadap Hidup.

Perasaan terhadap hidup berarti menerima tanggung jawab atas

sebagian hidup yang dijalaninya. Maksudnya, seseorang dengan self esteem

tinggi akan menerima realita dengan lapang dada dan tidak menyalahkan

Page 36: PENGARUH SELF ESTEEM TERHADAP ORIENTASI PILIHANrepository.unib.ac.id/14145/1/SKRIPSI TOPAN.pdf · iv “PENGARUH SELF ESTEEM TERHADAP ORIENTASI PILIHAN PROFESI AKUNTAN”. SKRIPSI

18

keadaan hidup ini (atau orang lain) atas segala masalah yang dihadapinya.

Ia sadar bahwa semuanya itu terjadi dengan pilihan dan keputusannya

sendiri, bukan karena faktor eksternal. Karena itu, ia pun akan membangun

harapan atau cita-cita secara realistis sesuai dengan kemampuan yang

dimilikinya.

Perasaan seseorang terhadap hidup juga menentukan apakah ia akan

menganggap sebuah masalah adalah rintangan hebat atau kesempatan bagus

untuk mengembangkan diri. Selain itu, seseorang denganself esteem tinggi

juga tidak berusaha mengendalikan orang lain atau situasi yang ada.

Sebaliknya, ia akan dengan mudah menyesuaikan diri dengan keadaan.

3. Hubungan dengan Orang Lain.

Seseorang dengan toleransi dan penghargaan yang sama terhadap

semua orang berarti memiliki self esteem yang bagus. Ia percaya bahwa

setiap orang, termasuk dirinya, mempunyai hak yang sama dan patut

dihormati. Karena itu, seseorang denganself esteem tinggi mampu

memandang hubungannya dengan orang lain secara lebih bijaksana. Saat

seseorang merasa nyaman dengan dirinya sendiri, ia pun akan menghormati

orang lain sebagaimana adanya mereka. Ia tidak akan memaksakan

kehendak atau nilai-nilai kepada orang lain karena ia tidak membutuhkan

penerimaan dari orang tersebut agar ia merasa berharga. Mereka memiliki

pemikiran yang masuk akal, dapat menerima kekurangan orang lain,

berwatak tenang, fleksibel, dan bertanggung jawab dalam menjalin

hubungan dengan orang lain. Memandang tiap orang secara sama dan dapat

menghormati orang lain tanpa pandang bulu.

Page 37: PENGARUH SELF ESTEEM TERHADAP ORIENTASI PILIHANrepository.unib.ac.id/14145/1/SKRIPSI TOPAN.pdf · iv “PENGARUH SELF ESTEEM TERHADAP ORIENTASI PILIHAN PROFESI AKUNTAN”. SKRIPSI

19

2.3.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Self Esteem

1) Faktor jenis kelamin

Simon & Rosenberg mengatakan bahwa pengaruh jenis kelamin

pada individu salah satunya pertumbuhan fisik yang diakibatkan masa

pubertas. Diamana perempuan cenderung lebih memperhatikan perubahan

fisiknya dan penerimaan sebaya (Steinberg, 2002) .

2) Kondisi Fisik

Coopersmith (1967) menemukan adanya hubungan yang konsisten

antara daya tarik fisik dan tinggi badan dengan harga diri. individu dengan

kondisi fisik yang menarik cenderung memiliki harga diri yang lebih baik

dibandingkan dengan kondisi fisik yang kurang menarik(Adilia ,2010).

3) Lingkungan Keluarga

Peran keluarga sangat menentukan bagi perkembangan harga diri

anak. Dalam keluarga, seorang anak untuk pertama kalinya mengenal orang

tua yang mendidik dan membesarkankannya serta sebagai dasar untuk

bersosialisasi dalam lingkungan yang lebih besar. Keluarga harus

menemukan suatu kondisi dasar untuk mencapai perkembangan harga diri

anak yang baik.

4) Lingkungan Sosial.

Pembentukan harga diri dimulai dari seseorang yang menyadari

dirinya berharga atau tidak. Hal ini merupakan hasil dari proses

lingkungan, penghargaan, penerimaan dan perlakuan orang lain terhadap

dirinya. Termasuk penerimaan dari teman dekat, mereka bahkan mau

melepaskan prinsip yang dipegang agar diterima oleh teman dekatnya.

Page 38: PENGARUH SELF ESTEEM TERHADAP ORIENTASI PILIHANrepository.unib.ac.id/14145/1/SKRIPSI TOPAN.pdf · iv “PENGARUH SELF ESTEEM TERHADAP ORIENTASI PILIHAN PROFESI AKUNTAN”. SKRIPSI

20

Dengan kata lain individu tersebut mau berbuat hal yang sama dengan apa

yang dilakukan oleh teman dekatnya agar diterima dan diakui walau pun

yang dilakukan tersebut adalah hal yang negatif.

2.3.4 Karakteristik Individu Berdasarkan Self Esteem Yang Dimiliki

Minchinton (1993) menjelaskan sekurang-kurangnya terdapat beberapa

karakteristik individu ditinjau dari tinggi rendahnya atau positif negatifnya self

esteem, yaitu:

a. Karakteristik individu dengan self esteem tinggi.

1) Seseorang yang memiliki self esteem yang tinggi, ia akan memiliki ciri-

ciri seperti: dapat menerima dan mengapresiasikan dirinya sendiri

dalam kondisi apapun, merasa nyaman dengan keadaan dirinya,

berprasangka baik terhadap dirinya sendiri, jika tidak bagi orang lain,

setidaknya bagi diri nya sendiri serta memiliki kontrol emosi yang baik

dan terbebas dari perasaan yang tidak menyenangkan, kemarahan,

ketakutan, kesedihan dan rasa bersalah.

2) Seseorang yang memiliki self esteem yang tinggi memiliki suatu

keyakinan bahwa ia memiliki rasa bertanggung jawab dan merasa

mampu mengontrol setiap bagian kehidupannya.

3) Tingginya self esteem dapat terlihat dari bagaimana cara seseorang

dalam bentuk rasa penghormatan, toleransi, kerja sama dan saling

memiliki antara satu dengan yang lain.

4) Seseorang dengan self esteemyang tinggi dapat merancang,

merencanakan, dan merealisasikan segala sesuatu yang diharapkan atau

menjadi tujuan hidupnya secara optimal.

Page 39: PENGARUH SELF ESTEEM TERHADAP ORIENTASI PILIHANrepository.unib.ac.id/14145/1/SKRIPSI TOPAN.pdf · iv “PENGARUH SELF ESTEEM TERHADAP ORIENTASI PILIHAN PROFESI AKUNTAN”. SKRIPSI

21

b. Karakteristik individu dengan self esteem yang rendah.

1) Seseorang dengan self esteem yang rendah meyakini bahwa dirinya

memiliki kemampuan instrinsik yang kecil, meragukan kemampuan

dirinya, merasa bahwa keberhasilan yang diperolehnya merupakan

sebuah prestasinya, selalu takut untuk mencoba segala sesuatu dan

memiliki kontrol emosi yang buruk, merasa tidak bahagia, tertekan serta

merasa bahwa dirinya tidak berarti atau sia-sia.

2) Seseorang dengan self esteem yang rendah merasa bahwa kehidupan ini

berada di luar kontrol dan tanggung jawab dirinya dan berjalan begitu

saja, terkadang merasa lemah dan merasa di bawah kontrol atau kendali

orang lain.

3) Seseorang yang memiliki self esteem yang rendah tidak dapat merasakan

arti pentingnya hubungan interpersonal, bersikap tidak toleran, kurang

dapat bekerja sama, dan kurang rasa memiliki antara satu sama lainnya.

4) Seseorang dengan self esteem yang rendah juga kurang dapat

merancang, merencanakan, dan merealisasikan segala sesuatu yang

diharapkan atau menjadi tujuan hidupnya secara optimal.

Individu dengan self esteem yang tinggi akan lebih mudah beradaptasi dengan

lingkungan mereka, karena mereka dapat mengekspresikan diri dengan baik dalam

lingkungan dimana mereka berada. Lain halnya dengan individu yang memiliki

self esteem rendah, mereka dikatakan kurang dapat mengekspresikan diri dengan

baik dan sangat tergantung dengan lingkungan mereka. Kebanyakan dari mereka

merasa takut akan mengalami kegagalan dalam mengadakan hubungan sosial

Page 40: PENGARUH SELF ESTEEM TERHADAP ORIENTASI PILIHANrepository.unib.ac.id/14145/1/SKRIPSI TOPAN.pdf · iv “PENGARUH SELF ESTEEM TERHADAP ORIENTASI PILIHAN PROFESI AKUNTAN”. SKRIPSI

22

dengan orang lain dalam lingkungan mereka karenanya secara pasif selalu

mengikuti apa yang ada dalam lingkungan.

2.4 Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1

Penelitian Terdahulu

No Penulis Tahun Judul Hasil

1 Muharnia Dewi

Adilia

2010 Hubungan Self

Esteem Dengan

Optimisme Meraih

Kesuksesan Karir

Pada Mahasiswa

terdapat korelasi

antara self esteem

dengan optimisme

mahasiswa dalam

menghadapi

kesusksesan karirnya

2 Melani Oktavia 2005 Analisis Faktor-

Faktor yang

Memotivasi Pilihan

Karir Bagi

Mahasiswa

Akuntansi

Faktor-faktor yang

memotivasi

pemilihan karir

mahasiswa akuntansi

dimulai dari : nilai

intrisik profesi,

pengetahuan

mengenai

keuntungan,

fleksibelitas profesi,

peluang, kerja dan

persepsi

pengorbanan suatu

profesi. Berjumlah

101 responden

memilih profesi

sebagai akuntan

publik, 35 orang

memilih akuntan

intern, 15 orang

memilih akuntan

pemerintah, 4 orang

memilih akuntan

pendidik.

3 Jadongan Sijabat 2004 Perbedaan Faktor-

Faktor yang

Memperngaruhi

dalam Pemilihan

Profesi Akuntan

Publik dan Non

Akuntan Publik.

Mahasiswa memilih

profesi akuntan publi

lebih

mempertimbangkan

penghasilan awal,

penghasilan jangka

pendek,pelatihan

profesional.

Sedangkan non

Page 41: PENGARUH SELF ESTEEM TERHADAP ORIENTASI PILIHANrepository.unib.ac.id/14145/1/SKRIPSI TOPAN.pdf · iv “PENGARUH SELF ESTEEM TERHADAP ORIENTASI PILIHAN PROFESI AKUNTAN”. SKRIPSI

23

akuntan publik lebih

mempertimbangkan

nilai intrisik

pekerjaan. Faktor

pertimbangan pasar

tidak menunjukan

adanya perbedaan

antara mahasiswa

yang memilih

profesi akuntan

publik dengan non

akuntan publik.

4 Hiras Pasaribu &

Indra

Kusumawardhani

2013 Analisis Perbedaan

Persepsi Mahasiswa

Akuntansi Yang

Mempengaruhi

Pilihan Karir

terdapat perbedaan

persepsi

mahasiswa akuntansi

semester awal dan

semester akhir yang

dilihat dari

keinginan

karir akuntan yang

ditinjau dari gaji

atau penghargaan

finansial, pelatihan

profesional,

pengakuan

profesional, nilai-

nilai sosial,

lingkungan kerja,

dan

personalitas. Dalam

hal pertimbangan

pasar kerja

disimpulkan tidak

terdapat

perbedaan

pandangan

mahasiswa akuntansi

semester awal dan

semester akhir.

2.5 Kerangka Penelitian

Page 42: PENGARUH SELF ESTEEM TERHADAP ORIENTASI PILIHANrepository.unib.ac.id/14145/1/SKRIPSI TOPAN.pdf · iv “PENGARUH SELF ESTEEM TERHADAP ORIENTASI PILIHAN PROFESI AKUNTAN”. SKRIPSI

24

Self esteem adalah kemampuan seseorang untuk menilai dan memberi

penghargaan atas dirinya sendiri. Mahasiswa dipandang telah memiliki kematangan

dalam berfikir dan mengambil keputusan mengenai profesi yang akan dijalani di

masa depan. Dengan self esteem yang tinggi dapat mempengaruhi keputusan dalam

menentukan profesi yang dipilih, jika seseorang memilki self esteem yang tinggi ia

akan berfikir ia mampu melaksanakan tugas dari profesi tersebut sehingga dalam

menentukan profesi yang diambil tidak dipengaruhi oleh orang lain dengan kata

lain benar-benar mengusai bidang profesi tersebut serta individu menggambarkan

dirinya secara positif dan bangga akan pekerjaan tersebut. Individu yang memiliki

self esteem yang rendah memiliki rasa pesimis dan cenderung ragu-ragu dalam

menentukan profesi atau karir masa depannya. Self esteem yang tinggi

menimbulkan rasa optimis dalam melakukan berbagai hal.

Gambar 2.1

Kerangka Penelitian

Profesi Akuntan : 1. Akuntan publik 2. Akuntan intern 3. Akuntan

pemerintah 4. Akuntan

pendidik

Self Esteem

Page 43: PENGARUH SELF ESTEEM TERHADAP ORIENTASI PILIHANrepository.unib.ac.id/14145/1/SKRIPSI TOPAN.pdf · iv “PENGARUH SELF ESTEEM TERHADAP ORIENTASI PILIHAN PROFESI AKUNTAN”. SKRIPSI

25

2.6 Hipotesis

H0: Tidak ada pengaruh antara self esteem tehadap orientasi pilihan profesi

akuntan.

Ha: Ada pengaruh antara self esteem terhadap orientasi pilihan profesi akuntan.

Page 44: PENGARUH SELF ESTEEM TERHADAP ORIENTASI PILIHANrepository.unib.ac.id/14145/1/SKRIPSI TOPAN.pdf · iv “PENGARUH SELF ESTEEM TERHADAP ORIENTASI PILIHAN PROFESI AKUNTAN”. SKRIPSI

26

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah peneltian deskriptif kuantitatif. Menurut Sekaran

(2006) penelitian deskriptif dilakukan untuk mengetahui dan mampu menjelaskan

karakteristik variabel yang diteliti dalam suatu situasi. Tujuannya adalah

memberikan kepada peneliti sebuah riwayat atau untuk menggambarkan aspek

yang relevan dengan fenomena perhatian dari perspektif seseorang, organisasi,

orientasi industri atau lainnya.Sedangkanpenelitian eksploratori merupakan

penelitian yang bertujuan menghimpun informasi awal yang akan membantu upaya

menetapkan masalah dan merumuskan hipotesis.

3.2 Populasi dan Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek

yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini

adalah mahasiswa jurusan akuntansi strata satu (S1) Fakultas Ekonomis dan Bisnis

Universitas Bengkulu. Adapun rincian populasi yang digunakan dalam penelitian

ini adalah sebagai berikut :

Tabel 3.1

Jumlah Populasi

Angkatan Jumlah Mahasiswa

2011 12

2012 135

Jumlah 147

Sumber :Arsip Akademik Fakultas Ekonomi dan Bisnis (2015).

Sedangkan sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa S1 jurusan

akuntansi tingkat akhir yang belum pernah bekerja, sehingga mereka diharapkan

Page 45: PENGARUH SELF ESTEEM TERHADAP ORIENTASI PILIHANrepository.unib.ac.id/14145/1/SKRIPSI TOPAN.pdf · iv “PENGARUH SELF ESTEEM TERHADAP ORIENTASI PILIHAN PROFESI AKUNTAN”. SKRIPSI

27

telah mendapatkan berbagai informasi mengenai profesi bagi sarjana akuntansi dan

merencanakan profesi yang akan dipilih setelah menyelesaikan studinya. Selain itu,

mahasiswa tingkat akhir yang telah melewati mata kuliah Auditing 1 dan Auditing

2, alasannya karena mahasiswa yang telah mengambil mata kuliah Auditing dinilai

cukup mengetahui tentang tugas dan tanggung jawab berbagai profesi akuntan.

Besarnya jumlah sampel yang digunakan didasarkan pada teori slovin yang

dijabarkan dengan rumus sebagai berikut :

𝒏 =𝐍

𝟏 + 𝐍 𝐞𝟐

Dimana:

n = Ukuran Sampel

N = Ukuran Populasi

e = Taraf Kesalahan (error) sebesar 0,1 (10%)

Dari rumus diatas dapat ditarik sampel yang digunakan dengan rincian sebagai

berikut :

𝒏 =𝐍

𝟏 + 𝐍 𝐞𝟐

𝒏 =𝟏𝟒𝟕

𝟏 + 𝟏𝟒𝟕 (𝟎. 𝟏)𝟐

𝒏 =𝟏𝟒𝟕

𝟐. 𝟒𝟕

𝒏 = 𝟓𝟗. 𝟓 = 59

Dengan demikian, sampel yang digunakan dalam penelitian ini minimal sebesar 59

orang. Namun untuk mengantisipasi koesioner yang tidak kembali atau cacat, maka

koesioner yang didistribusikan adalah berjumlah 60 orang.

Page 46: PENGARUH SELF ESTEEM TERHADAP ORIENTASI PILIHANrepository.unib.ac.id/14145/1/SKRIPSI TOPAN.pdf · iv “PENGARUH SELF ESTEEM TERHADAP ORIENTASI PILIHAN PROFESI AKUNTAN”. SKRIPSI

28

3.3 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Definisi operasional variabel adalah penentuan variabel sehingga menjadi

variabel yang dapat diukur. Definisi operasional menjelaskan cara tertentu yang

digunakan oleh peneliti dalam mengoperasionalisasikan variabel sehingga

memungkinkan peneliti yang lain untuk melakukan replikasi pengukuran dengan

cara yang sama atau mengembangkan cara pengukuran variabel yang lebih baik.

Adapun definisi operasional yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

3.3.1 Orientasi Pilihan Profesi Akuntan Skala Nominal

Orientasi pilihan profesi akuntan (Y) merupakan variabel dependen yang

dipengaruhi oleh variabel independen. Variabel orientasi pilihan profesi

akuntan terdiri dari akuntan forensik, akuntan publik, akuntan pemerintah,

akuntan perusahaan, dan akuntan pendidik. untuk mengukur variabel dependen

menggunakan simbol “1” untuk mahasiswa yang memilih akuntan forensik,

“2” untuk mahasiswa yang memilih akuntan publik, “3” untuk mahasiswa yang

memilih akuntan pemerintah, “4” untuk mahasiswa yang memilih akuntan

perusahaan, “5” untuk mahasiswa yang memilih akuntan pendidik.

3.3.2 Self Esteem

Variabel self esteem (X) yaitu variabel yang menjadi penyebab

berubahnya variabel dependen (Y). Self esteemmerupakan tolak ukur harga diri

seseorang sebagai seorang manusia, berdasarkan pada kemampuan penerimaan

diri dan prilaku sendiri atau tidak. Intrumen untuk self esteem menggunakan

skala Rosenberg dan diukur dengan skala likert 1-7 dimana poin tujuh (7)

Page 47: PENGARUH SELF ESTEEM TERHADAP ORIENTASI PILIHANrepository.unib.ac.id/14145/1/SKRIPSI TOPAN.pdf · iv “PENGARUH SELF ESTEEM TERHADAP ORIENTASI PILIHAN PROFESI AKUNTAN”. SKRIPSI

29

menunjukkan bahwa self esteem seseorang sangat tinggi, sampai poin satu (1)

yang menunjukkan self esteem seseorang sangat rendah.

3.4 Metode Pengumpulan Data

Penelitian ini dilakukan pada mahasiswa S1 Akuntansi Universitas

Bengkulu yangsedang berada di tingkat akhir. Metode pengumpulan data dalam

penelitian ini adalah dengan cara menyebarkan kuesioner secara langsung setelah

perkuliahan selesai.Angket (kuesioner) merupakan suatu teknik pengumpulan data

dan informasi dengan memakai daftar pertanyaan yang diajukan kepada responden.

Penyebaran kuesioner dilakukan dengan menggunakan teknik Simple Random

Sampling yakni proses pemilihan sampel dimana seluruh anggota populasi

mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih yang akan dipilih secara random

(acak). Data dari hasil penyebaran kuesioner kepada responden akan diolah dan

diseleksi kembali sesuai kebutuhan peneliti.

3.5 Metode Analisis Data

3.5.1 Analisis Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif merupakan proses transformasi data penelitian dalam

bentuk tabulasi sehingga mudah dipahami dan diiterpretasikan. Analisis

deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran umum dari semua variabel

penelitian yang digunakan dalam penelitian ini, dengan melihat tabel statistik

deskriptif yang menunjukkan hasil pengukuran mean, nilai minimal dan

maksimal serta standar deviasi semua variabel tersebut.

3.5.2 Uji Kualitas Data

Page 48: PENGARUH SELF ESTEEM TERHADAP ORIENTASI PILIHANrepository.unib.ac.id/14145/1/SKRIPSI TOPAN.pdf · iv “PENGARUH SELF ESTEEM TERHADAP ORIENTASI PILIHAN PROFESI AKUNTAN”. SKRIPSI

30

3.5.2.1 Uji Validitas

Menurut Ghozali (2013) uji validitas digunakan untuk mengukur sah

atau valid tidaknya suatu kuesioner. Kuesioner dikatakan valid jika

pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang

akan diukur oleh kuesioner tersebut. Mengukur validitas dapat dilakukan

dengan melakukan korelasi antar skor butir pertanyaan dengan total skor

konstruk atau variabel. Uji signifikansi dilakukan dengan melihat nilai

signifikansi correlation pada taraf signifikansi 0,05. Artinya suatu item

dianggap valid jika berkorelasi signifikan terhadap skor total.

3.5.2.2 Uji Reliabilitas

Menurut Ghozali (2013) Reliabilitas sebenarnya adalah alat untuk

mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau

konstruk. Kuesioner self esteem dikatakan reliabel atau handal, jika

jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari

waktu ke waktu. Kuesioner self esteemreliabilitasnya diukur dengan uji

statistik Cronbach Alpha.Kuesioner self esteem dikatakan reliabel jika

nilai Cronbach Alpha > 0,6.

3.5.3 Uji Keseluruhan Model (Overall Model Fit)

Penilaian keseluruhan model ditunjukkan dengan Log Likelihood

value (nilai -2LogL), yaitu dengan cara membandingkan antara nilai -

2LogL pada intercept only, dimana model hanya memasukkan konstanta,

dengan nilai -2LogL final, dimana model memasukkan konstanta dan

variabel bebas juga variabel kontrol. Apabila nilai -2LogL final > nilai -

2LogL intercept only, hal ini menunjukkan model regresi yang semakin

baik. Log Likelihood pada regresi logistik mirip dengan pengertian “Sum

Page 49: PENGARUH SELF ESTEEM TERHADAP ORIENTASI PILIHANrepository.unib.ac.id/14145/1/SKRIPSI TOPAN.pdf · iv “PENGARUH SELF ESTEEM TERHADAP ORIENTASI PILIHAN PROFESI AKUNTAN”. SKRIPSI

31

of Square Error” pada model regresi, sehingga penurunan Log

Likelihood menunjukkan model regresi yang semakin baik (Ghozali,

2013).

3.5.4 Uji Koefisien Determinan (R2)

Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui besarnya

pengaruh variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen.

Koefisien determinasi pada regresi logistik dapat dilihat pada nilai

Nagelkerke R Square dan Cox & Snell R Square. Nilai Nagelkerke R

Squaredan Cox & Snell R Square diinterpretasikan seperti R Square pada

regresi berganda (Ghozali, 2013).

3.6 Uji Hipotesis

3.6.1 Uji parsial

Uji parsial merupakan pengujian yang dilakukan untuk uji signifikan

tiap-tiap parameter.

H0 : βij = 0 untuk suatu i dan j tertentu; i =1, ......, p;j = 0,1,....,q

H1 : βij ≠ 0

Statistik uji yang digunakan adalah :

βj

W =

SE(βj)E

Dimana βj adalah penaksiran parameter βj dan SE (βj) adalah penduga

standart error dari βj, p adalah banyaknya variabel prediktor. H0 ditolak jika

nilai statistik uji W ≥ Zα/2 dan jika p-value ≤ α (0.05) yang berarti berpengaruh

terhadap variabel respon.

3.6.2 Uji Parameter Estimates

Page 50: PENGARUH SELF ESTEEM TERHADAP ORIENTASI PILIHANrepository.unib.ac.id/14145/1/SKRIPSI TOPAN.pdf · iv “PENGARUH SELF ESTEEM TERHADAP ORIENTASI PILIHAN PROFESI AKUNTAN”. SKRIPSI

32

Hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan regresi logistik

(logistik regression) karena variabel dependen maupun variabel independen dalam

model regresi tidak selalu bersifat kuantitatif, tetapi dapat pula bersifat

kualitatif.Variabel kualitatif ini sering disebut sebaga variabel buatan atau variabel

dummy. Variabel kualitatif biasanya menunjukkan ada tidaknya kualitas suatu

atribut.

Ghozali (2013) mengungkapkan bahwa analisis regresi logistik digunakan

untuk mengetahui satu variabel independen atau lebih (X) terhadap satu variabel

dependen (Y), dimana variabel independen merupakan data interval atau rasio dan

variabel dependen merupakan data nominal (kategorik) dimana tidak ada tersirat

makna pemeringkatan atau variabel yang lebih baik diantara 5 pilihan variabel yang

digunakan. Dalam teknik analisis, tidak perlu melakukan uji normalitas data

karenaregresi logistik tidak memerlukan asumsi normalitas pada variabel bebasnya.

Pengujian hipotesis dapat dilihat melalui koefisien regresi. Koefisien regresi

dari tiap variabel-variabel yang diuji menunjukkan bentuk hubungan antara

variabel. Pengujian hipotesis dilakukan dengan cara membandingkan antara nilai

probabilitas (sig) dengan tingkat signifikansi ().

Dalam melakukan analisis dan uji hipotesis, prosedur yang dilakukan dibantu

dengan menggunakan program komputer yaitu SPSS for Windows. Untuk

menentukan penerimaan atau penolakan hipotesis didasarkan pada tingkat

signifikansi () 0,05 (5%) dengan kriteria:

1. Apabila nilai signifikan (Sig.) > tingkat signifikansi (), maka H0

diterima atau Ha ditolak.

Page 51: PENGARUH SELF ESTEEM TERHADAP ORIENTASI PILIHANrepository.unib.ac.id/14145/1/SKRIPSI TOPAN.pdf · iv “PENGARUH SELF ESTEEM TERHADAP ORIENTASI PILIHAN PROFESI AKUNTAN”. SKRIPSI

33

2. Apabila nilai signifikan (Sig.) < tingkat signifikansi (), maka H0 ditolak

atau Ha diterima.

Adapun perumusan yang dibentuk adalah sebagai berikut:

Log Y = β0+β1X1+e

Dimana :

Y = Pemilihan profesi profesi akuntan (Y=1 akuntan forensik, Y= 2 akuntan

publik, Y= 3 akuntan pemerintah, Y = 4 akuntan perusahaan, Y= 5

akuntan pendidik)

X1 = Self esteem

β0 = Parameter model

β1 = Koefisien regresi

e = error

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Page 52: PENGARUH SELF ESTEEM TERHADAP ORIENTASI PILIHANrepository.unib.ac.id/14145/1/SKRIPSI TOPAN.pdf · iv “PENGARUH SELF ESTEEM TERHADAP ORIENTASI PILIHAN PROFESI AKUNTAN”. SKRIPSI

34

4.1 Hasil

4.1.1 Analisis Statistik Deskriptif

Analisis deskriptif memberikan gambaran umum dari semua variabel

penelitian yang digunakan. Hasil analisis deskriptif dalam penelitian ini dapat

dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 4.1

Deskriptif Variabel Profesi Akuntan

Variabel N %

Kategori Akuntan Forensik 8 10,0

Akuntan Publik 23 28,8

Akuntan Pemerintah 15 18,8

Akuntan Perusahaan 30 37,5

Akuntan Pendidik 4 5,0

Total 80 100

Sumber : Data Diolah, 2015

Pada tabel 4.1 diatas menunjukkan data yang digunakan valid serta tidak ada data

yang hilang, dari 5 variabel profesi akuntan, mahasiswa yang memilih profesi

sebagai akuntan forensik berjumlah 8 orang atau 10% dari total sampel yang

digunakan. Mahasiswa yang memilih profesi sebagai akuntan publik berjumlah 23

orang atau 28,8% dari total sampel yang digunakan. Mahasiswa yang memilih

profesi sebagai akuntan pemerintah berjumlah 15 orang atau 18,8% dari total

sampel yang digunakan. Mahasiswa yang memilih profesi sebagai akuntan

perusahaan berjumlah 30 orang atau 37,5% dari total sampel yang digunakan.

Mahasiswa yang memilih profesi sebagai akuntan pendidik berjumlah 4 orang atau

5% dari total sampel yang digunakan.

Tabel 4.2

Deskriptif Variabel Self Esteem

Page 53: PENGARUH SELF ESTEEM TERHADAP ORIENTASI PILIHANrepository.unib.ac.id/14145/1/SKRIPSI TOPAN.pdf · iv “PENGARUH SELF ESTEEM TERHADAP ORIENTASI PILIHAN PROFESI AKUNTAN”. SKRIPSI

35

Variabel Rentang

Teoritis

Rentang

Aktual

Mean

Teoritis

Mean

Aktual

Standar

Deviasi

Self

Esteem

9 -63 11-62 36 47,17 15,023

Sumber :Data Diolah, 2015

Hasil pengujian analisis deskriptif sel esteem yang disajikan pada tabel 4.2

diatas diketahui bahwa mean aktual sebesar 47,17 lebih tinggi dari mean teoritisnya

sebesar 36, maka dapat disimpulkan secara keseluruhan self esteem mahasiswa

program studi S1 akuntansi di Universitas Bengkulu tinggi. Berikut self esteem

mahasiswa yang memilih profesi akuntan yang diinginkan :

Tabel 4.3

Deskriptif Variabel Self esteem

Variabel

N

Rentang Aktual

Mean

Standar

Deviasi Minimum Maksimum

Akuntan Forensik 8 11 60 31,12 20,691

Akuntan Publik 23 11 60 46,39 16,423

Akuntan Pemerintah 15 16 61 47,67 15,582

Akuntan Perusahaan 30 18 62 51,20 9,707

Akuntan Pendidik 4 46 59 51,75 6,292

Sumber : Data Diolah, 2015

Berdasarkan tabel 4.3 diketahui self esteem mahasiswa yang memilih

profesi akuntan akuntan publik memiliki mean aktual sebesar 46,39, akuntan

pemerintah memiliki mean aktual sebesar 47,67, akuntan perusahaan memiliki

mean aktual sebesar 51,20, dan akuntan pendidik memiliki mean aktual sebesar

51,75 lebih tinggi dari nilai mean teoritis. Hal ini menunjukkan bahwa mahasiswa

memiliki harga diri dan keyakinan yang tinggi untuk memilih profesi sebagai

akuntan publik, akuntan pemerintah, akuntan perusahaan, dan akuntan pendidik.

self esteem mahasiswa yang memilih profesi sebagai akuntan forensik memiliki

mean aktual sebesar 31,12 lebih rendah dari mean teoritis. Hal ini berarti bahwa

mahasiswa tidak memiliki harga diri dan keyakinan yang tinggi untuk memilih

profesi sebagai akuntan forensik.

Page 54: PENGARUH SELF ESTEEM TERHADAP ORIENTASI PILIHANrepository.unib.ac.id/14145/1/SKRIPSI TOPAN.pdf · iv “PENGARUH SELF ESTEEM TERHADAP ORIENTASI PILIHAN PROFESI AKUNTAN”. SKRIPSI

36

4.1.2 Karakteristik Responden

Tabel berikut menunjukkan karakteristik responden yang digunakan dalam

penelitian ini, responden dikelompokkan kedalam 3 macam yaitu berdasarkan usia,

semester, dan jenis kelamin :

Tabel 4.4

Karakteristik Responden

Frekuensi %

Semester 9 26 32,5

7 54 67,5

Usia 23 10 12,5

22 17 21,3

21 33 41,3

20 20 25,0

Gender Laki-laki 38 47,5

Perempuan 42 52,5

Total 80 100

Sumber : Data Diolah, 2015

Dari tebel 4.4 diatas diketahui mahasiswa yang berada pada semester 9

berjumlah 26 orang atau sekitar 32,5% dari total responden dan semester 7

berjumlah 54 orang atau sebesar 67,5% dari total responden. Usia mahasiswa yang

berumur 23 tahun berrjumlah 10 orang atau 12,5% dari total responden, usia 22

tahun berjumlah 17 orang atau 21,3% dari total reponden, usia 21 tahun berjumlah

33 orang 41,3% dari total responden, dan usia 20 tahun berjumlah 20 orang atau

25,0% dari total responden. Mahasiswa yang berjenis kelamin laki-laki berjumlah

38 orang atau 47,5% dari total responden dan mahasiswa yang berjenis kelamin

perempuan berjumlah 42 orang atau 53,5% dari total responden.

4.2 Uji Kualitas Data

4.2.1 Uji Validitas

Page 55: PENGARUH SELF ESTEEM TERHADAP ORIENTASI PILIHANrepository.unib.ac.id/14145/1/SKRIPSI TOPAN.pdf · iv “PENGARUH SELF ESTEEM TERHADAP ORIENTASI PILIHAN PROFESI AKUNTAN”. SKRIPSI

37

Uji validitas digunakan untuk menguji sejauh mana ketepatan alat ukur

dapat mengungkapkan konsep gejala atau kejadian yang diukur. Mengukur

validitas dapat dilakukan dengan melakukan korelasi antar skor butir pertanyaan

dengan total skor kontruk atau variabel dengan tingkat signifikan correlation 0,05

atau 5%. Hasil pengujian validitas pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel

berikut ini :

Tabel 4.5

Uji Validitas dan Reliabilitas

Nilai Sig

Valid 0,743-0,958 0,000

Cronbach Alpha 0,954

Sumber : Data Diolah, 2015

Pengujian validitas dan realibilitas menggunakan 10 pertanyaan. Hasil pengujian

menunjukkan hanya 9 pertanyaan yang dapat digunakan dikarenakan pertanyaan

ke-10 memiliki nilai butir pertanyaan yang tidak berkorelasi dengan nilai butir

pertanyaaan lainnya, hanya berkorelasi dengan butir pertanyaan ke-9.

Dari tabel 4.5 diatas diketahui nilai total skor kontruk memiliki rentang nilai

antara 0,0743-0,958 dengan signifikansi korelasi sebesar 0,000, sehingga dapat

disimpulkan bahwa indikator pertanyaan yang digunakan dalam penelitian ini valid

untuk mengukur variabel.

4.2.2 Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur kehandalan suatu kuesioner

yang digunakan. Suatu kuesioner yang digunakan handal jika nilai kuesioner self

esteem memiliki nilai cronbach alpha > 0,6. Dalam penelitian ini hasil uji

reliabilitas dapat dilihat pada tabel 4.5 memiliki nilai cronbach alpha indikator

pertanyaan variabel self esteem lebih besar dari 0,6 yaitu sebesar 0,954. Hal ini

Page 56: PENGARUH SELF ESTEEM TERHADAP ORIENTASI PILIHANrepository.unib.ac.id/14145/1/SKRIPSI TOPAN.pdf · iv “PENGARUH SELF ESTEEM TERHADAP ORIENTASI PILIHAN PROFESI AKUNTAN”. SKRIPSI

38

menjelaskan bahwa hasil data dari kuesioner yang digunakan adalah reliabel atau

dapat dipercaya.

4.3 Uji Keseluruhan Model

Uji keseluruhan model dilakukan dengan melihat nilai Likelihood. Jika

terjadi penurunan dari angka -2 Loglihood pada moddel final, maka model yang

digunkan lebih baik atau layak digunakan. Hasil penilaian Overall Model Fit dapat

dilihat pada pengujian model fitting information berikut :

Tabel 4.6

Uji Overall Model Fit Model Model Fitting

Criteria Likelihood Ratio Tests

-2 Log

Likelihood Chi-Square Df Sig.

Intercept Only 149,246

Final 138,965 10,281 4 0,036

Sumber : Data Diolah, 2015

Pada tabel diatas diketahui adanya penurunan nilai -2 Loglihood awal (intercept

only) 149,246 menjadi -2 Loglihood final sebesar 138,965. Penurunan nilai ini

menunjukkan bahwa model fit dengan data dengan nilai chi-square sebesar 10,281

yang dihasilkan dari penurunan -2 loglihood dengan Df sebesar 4 dan tingkat

sugnifikansi sebesar 0,036. Nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05, maka

disimpulkan bahwa self esteem berpengaruh signifikan terhadap orientasi pilihan

profesi akuntan.

4.4 Uji Koefisien Determinan

Pengujian koefisien deterrminan dilakukan untuk menguji goodness of

fitdari model regresi. Nilai statistik R-Square pada analisis multinomial logistik

dilihat pada nilai Pseudo-Square, Cox and Snell, Nagelkerke dan McFadden berikut

ini :

Tabel 4.7

Page 57: PENGARUH SELF ESTEEM TERHADAP ORIENTASI PILIHANrepository.unib.ac.id/14145/1/SKRIPSI TOPAN.pdf · iv “PENGARUH SELF ESTEEM TERHADAP ORIENTASI PILIHAN PROFESI AKUNTAN”. SKRIPSI

39

Uji Koefisien Determinan (R2)

Cox and Snell 0,121

Nagelkerke 0,128

McFadden 0,045

Sumber : Data Diolah, 2015

Nilai koefisien Cox and Snell sebesar 0,121, nilai McFadden sebesar 0,045

dan nilai koefisien Nagelkerke pada tabel R-Square sebesar 0,128 yang berarti

sebesar 12,8% orientasi pilihan profesi akuntan dipengaruhi oleh self esteem,

sisanya sebesar 87,2% dipengaruhi oleh variabel lain diluar dari variabel dalam

penelitian ini.

4.5 Uji Hipotesis

4.5.1 Uji Parsial

Uji parsial digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independen

terhadap variabel dependen. Jika nilai signifikan < 0,05, maka secara parsiaal

variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen. Uji parsial dapat

diketahui dengan melihat hasil uji likelihood ratio test sebagai berikut.

Tabel 4.8

Uji Parsial Effect Model Fitting

Criteria Likelihood Ratio Tests

-2 Log

Likelihood of

Reduced

Model Chi-Square df Sig.

Intercept 145,404 6,440 4 0,169

SE 149,246 10,281 4 0,036

Sumber : Data Diolah, 2015

Hasil perhitungan multinomial logistik melalui likelihood ratio

testmenunjukkan bahwa variabel independen self esteem secara statistik

mempengaruhi variabel dependen (orientasi pilihan profesi akuntan). Hal ini

ditunjukkan dari nilai signifikansi probabilitas variabel self esteemlebih kecil dari

alpha 0,05 yaitu 0,036. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa variabel self

Page 58: PENGARUH SELF ESTEEM TERHADAP ORIENTASI PILIHANrepository.unib.ac.id/14145/1/SKRIPSI TOPAN.pdf · iv “PENGARUH SELF ESTEEM TERHADAP ORIENTASI PILIHAN PROFESI AKUNTAN”. SKRIPSI

40

esteem secara statistik memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pengambilan

keputusan mahasiswa dalam menentukan profesi akuntan.

4.5.2 Uji Parameter Estimates

Tabel 4.9

Parameter Estimates

*Reference Category

Sumber : Data Diolah, 2015

Pengujian parameter estimates digunakan untuk mengetahui hubungan

antar variabelyang digunakan. Hasil pengujian parameter estimates pada kelompok

1 dengan akuntan forensik sebagai referensi kategori menunjukkan nilai B yang

positif, dapat disimpulkan bahwa, semakin tinggi kecenderungan mahasiswa

memilih profesi sebagai akuntan forensik dalam kondisi self esteem yang tinggi,

semakin tinggi pula kecenderungan mahasiswa memilih profesi sebagai akuntan

publik, akuntan pemerintah, akuntan perusahaan, dan akuntan pendidik serta

memiliki perbedaan yang signifikan yang ditunjukkan dengan nilai self esteem

mahasiswa yang memilih profesi sebagai akuntan publik, akuntan pemerintah,

akuntan perusahaan < 0,05 (5%) dan tidak memiliki perbedaan yang sigifikan

dengan mahasiswa yang memilih profesi sebagai akuntan pendidik ditunjukkan

dengan nilai signifikan akuntan pendidik > 0,005 (5%). Hasil pengujian

menunjukkan nilai exp (B) profesi akuntan publik sebesar 1,051, akuntan

pemerintah sebesar 1,057, akuntan perusahaan sebesar 1,080, akuntan pendidik

B Sig Exp(B) B Sig Exp(B) B Sig Exp(B) B Sig Exp(B) B Sig Exp(B)

Akuntan Forensik * * * -0,049 0,041 0,952 -0,055 0,04 0,946 -0,08 0,003 0,926 -0,082 0,116 0,922

Akuntan Publik 0,049 0,041 1,051 * * * -0,006 0,797 0,994 -0,03 0,202 0,973 -0,032 0,517 0,968

Akuntan Pemerintah 0,055 0,040 1,057 0,006 0,797 1,006 * * * -0,02 0,375 0,979 -0,026 0,605 0,974

Akuntan Perusahaan 0,077 0,003 1,080 0,027 0,202 1,028 0,022 0,375 1,022 * * * -0,005 0,926 0,995

Akuntan Pendidik 0,082 0,116 1,085 0,032 0,517 1,033 0,026 0,605 1,027 0,005 0,926 1,005 * * *

KATEGORIKelompok 1 Kelompok 2 Kelompok 3 Kelompok 4 Kelompok 5

Page 59: PENGARUH SELF ESTEEM TERHADAP ORIENTASI PILIHANrepository.unib.ac.id/14145/1/SKRIPSI TOPAN.pdf · iv “PENGARUH SELF ESTEEM TERHADAP ORIENTASI PILIHAN PROFESI AKUNTAN”. SKRIPSI

41

sebesar 1,085. Hasil tersebut menunjukkan bahwa dalam kondisi self esteem tinggi,

probabilitas kecenderungan mahasiwa memilih profesi sebagai akuntan publik

sebesar 1,051 kali lipat, akuntan pemerintah sebesar 1,057 kali lipat, akuntan

perusahaan sebesar 1,080 kali lipat, dan akuntan pendidik sebesar 1,085 kali lipat

dibandingkan dengan mahasiswa yang memilih profesi sebagai akuntan forensik .

Hasil pengujian parameter estimates pada kelompok 2 dengan akuntan

publik sebagai referensi kategori menunjukkan nilai B yang positif dengan

mahasiswa yang memilih profesi akuntan pemerintah, akuntan perusahaan, dan

akuntan pendidik. Hal ini berarti bahwa semakin tinggi kecenderungan mahasiswa

memilih profesi sebagai akuntan publik dalam kondisi self esteem yang tinggi maka

semakin tinggi kecenderungan mahasiswa yang memilih profesi sebagai akuntan

pemerintah, akuntan perusahaan, dan akuntan pendidik. Self esteem mahasiswa

yang memilih profesi sebagai akuntan publik tidak memiliki perbedaan yang

signifikan dengan self esteem mahasiswa yang memilih profesi sebagai

akuntanpemerintah, akuntan perusahaan, dan akuntan pendidik, hal ini diketahui

dari dari nilai signifikansi profesi akuntan pemerintah, akuntan perusahaan, dan

akuntan pendidik > 0,05 atau 5%. Hasil pengujian menunjukkan Nilai exp (B)

profesi akuntan forensik sebesar 0,952, profesi akuntan pemerintah sebesar 1,006,

profesi akuntan perusahaan sebesar 1,028, profesi akuntan pendidik sebesar 1,033.

Hasil tersebut menunjukkan bahwa dalam kondisi self esteem yang tinggi,

probabilitas kecenderungan mahasiswa memilih profesi sebagai akuntan forensik

sebesar 0,952 , profesi akuntan pemerintah sebesar 1,006 kali lipat, profesi akuntan

perusahaan sebesar 1,028 kali lipat, profesi akuntan pendidik sebesar 1,033 kali

Page 60: PENGARUH SELF ESTEEM TERHADAP ORIENTASI PILIHANrepository.unib.ac.id/14145/1/SKRIPSI TOPAN.pdf · iv “PENGARUH SELF ESTEEM TERHADAP ORIENTASI PILIHAN PROFESI AKUNTAN”. SKRIPSI

42

lipat dibandingkan dengan mahasiswa yang memilih profesi sebagai akuntan

publik.

Pengujian parameter estimates pada kelompok 3 dengan akuntan

pemerintah sebagai refensi kategori menunjukkan Nilai B yang negatif dengan

mahasiswa yang memilih profesi sebagai akuntan forensik dan profesi akuntan

publik, maka dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi kecenderungan mahasiswa

yang memilih profesi sebagai akuntan forensik dan profesi akuntan publik dalam

kondisi self esteem yang tinggi, semakin tinggi pula kecenderungan mahasiswa

memilih profesi sebagai akuntan pemerintah. Hasil pengujian menunjukkan nilai B

yang positif dengan mahasiswa yang memilih profesi sebagai akuntan perusahaan

dan profesi akuntan pendidik, maka dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi

kecenderungan mahasiswa memilih profesi sebagai akuntan pemerintah dalam

kondisi self esteem yang tinggi, semakin tinggi pula kecenderungan mahasiswa

memilih profesi sebagai akuntan perusahaan dan profesi akuntan pendidik. Self

esteem mahasiswa yang memilih profesi sebagai akuntan pemerintah tidak

memiliki perbedaan yang signifikan dengan mahasiswa yang memilih profesi

sebagai akuntan publik, akuntan perusahaan, dan akuntan pendidik ditunjukkan

dengan nilai signifikansi > 0,05 (5%). Hasil pengujian menunjukkan nilai exp (B)

profesi akuntan forensik sebesar 0,946, profesi akuntan publik sebesar 0,994,

profesi akuntan perusahaan sebesar 1,022, profesi akuntan pendidik sebesar 1,027.

Hasil tersebut menunjukkan bahwa dalam kondisi self esteem tinggi, probabilitas

kecenderungan mahasiswa memilih profesi sebagai akuntan forensik sebesar 0,946

kali lipat, profesi akuntan publik sebesar 0,994kali lipat, profesi akuntan perusahaan

sebesar 1,022kali lipat, profesi akuntan pendidik sebesar 1,027kali lipat

Page 61: PENGARUH SELF ESTEEM TERHADAP ORIENTASI PILIHANrepository.unib.ac.id/14145/1/SKRIPSI TOPAN.pdf · iv “PENGARUH SELF ESTEEM TERHADAP ORIENTASI PILIHAN PROFESI AKUNTAN”. SKRIPSI

43

dibandingkan dengan mahasiswa yang mahasiswa yang memilih profesi sebagai

akuntan pemerintah.

Pengujian parameter estimates pada kelompok 4 dengan profesi akuntan

perusahaan sebagai referensi kategori menunjukkan nilai B yang negatif dengan

mahasiswa yang memilih profesi akuntan forensik, profesi akuntan publik, dan

profesi akuntan pemerintah, maka dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi

kecenderungan mahasiswa memilih profesi akuntan forensik, profesi akuntan

publik dan profesi akuntan pemerintah dalam kondisi self esteem yang tinggi,

semakin tinggi pula kecenderungan mahasiswa yang memilih profesi sebagai

akuntan perusahaan. Hasil pengujian menunjukkan nilai B yang positif dengan

mahasiswa yang profesi akuntan pendidik, maka dapat disimpulkan bahwa semakin

tinggi mahasiswa memilih profesi akuntan perusahaan dalam kondisi self esteem

tinggi, semakin tinggi pula mahasiswa yang memilih profesi sebagai akuntan

pendidik. Hasil pengujian menunjukkan nilai exp (B) ) profesi akuntan forensik

sebesar 0,926, profesi akuntan publik sebesar 0,973, profesi akuntan pemerintah

sebesar 0,979, profesi akuntan pendidik sebesar 1,005. Hasil tersebut menunjukkan

bahwa dalam kondisi self esteem tinggi, probabilitas kecenderungan mahasiswa

yang memilih profesi akuntan forensik sebesar 0,926 kali lipat, profesi akuntan

publik sebesar 0,973kali lipat, profesi akuntan pemerintah sebesar 0,979kali lipat,

profesi akuntan pendidik sebesar 1,005 kali lipat dibandingkan dengan mahasiswa

yang memilih profesi sebagai akuntan perusahaan.

Pengujian parameter estimates pada kelompok 5 dengan profesi akuntan

pendidik sebagai referensi kategori menujukkan nilai B yang negatif dengan

mahasiswa yang memilih profesi akuntan forensik, profesi akuntan publik, profesi

Page 62: PENGARUH SELF ESTEEM TERHADAP ORIENTASI PILIHANrepository.unib.ac.id/14145/1/SKRIPSI TOPAN.pdf · iv “PENGARUH SELF ESTEEM TERHADAP ORIENTASI PILIHAN PROFESI AKUNTAN”. SKRIPSI

44

akuntan pemerintah, profesi akuntan perusahaan, maka dapat disimpulkan bahwa

semakin tinggi kecenderungan mahasiswa yang memilih profesi akuntan forensik,

profesi akuntan publik, profesi akuntan pemerintah, profesi akuntan perusahaan

dalam kondisi self esteem yang tinggi, semakin tinggi pula kecenderungan

mahasiswa memilih profesi sebagai akuntan pendidik. Hasil pengujian

menunjukkan nilai exp (B) profesi akuntan forensik sebesar 0,922, profesi akuntan

publiksebesar 0,968, profesi akuntan pemerintah sebesar 0,974, profesi akuntan

perusahaan sebesar 0,995. Hasil tersebut menunjukkan bahwa dalam kondisi self

esteem tinggi, probabilitas kecenderungan mahasiswa memilih profesi akuntan

forensik sebesar 0,922 kali lipat, profesi akuntan publiksebesar 0,968kali lipat,

profesi akuntan pemerintah sebesar 0,974kali lipat, profesi akuntan perusahaan

sebesar 0,995kali lipat dibandingkan dengan mahasiswa yang memilih profesi

sebagai akuntan pendidik.

4.6 Pembahasan

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa self esteem mahasiswa yang

memilih profesi sebagai akuntan pendidik lebih tinggi dibandingkan self esteem

mahasiswa yang memilih profesi akuntan lainnya. Mahasiswa memiliki beberapa

faktor yang memungkinkan dalam memilih profesi sebagai akuntan pendidik yang

dapat menaikkan prestise dirinya, seperti penelitian yang dilakukan oleh Widyasari

(2010) yang meneliti mahasiswa Universitas Diponegoro dan UNIKA

Soegijapranata pada tahun 2010 menyebutkan mahasiswa Universitas Diponegoro

dan UNIKA Soegijapranata memiliki persepsi bahwa profesi akuntan pendidik bisa

melanjutkan pendidikan kejenjang yang lebih tinggi dan mendapatkan gelar sampai

tertinggi seperti profesor, dengan memperoleh gelar tertinggi akan merasa dihargai

Page 63: PENGARUH SELF ESTEEM TERHADAP ORIENTASI PILIHANrepository.unib.ac.id/14145/1/SKRIPSI TOPAN.pdf · iv “PENGARUH SELF ESTEEM TERHADAP ORIENTASI PILIHAN PROFESI AKUNTAN”. SKRIPSI

45

oleh orang lain. Maslow mengatakan bahwa individu membutuhkan akan

penghargaan dan status, serta juga profesi akuntan pendidik keamanan kerja lebih

terjamin dimungkinkan jauh dari PHK dan tunjangan hari tua sehingga mahasiswa

beranggapan bahwa memilih profesi sebagai akuntan pendidik lebih aman

dibandingkan dengan profesi akuntan lainnya. Dilihat dari budaya bengkulu,

masyarakat bengkulu bangga jika bekerja sebagai pegawai negri, menjadi pegawai

negeri sipil memberikan kebanggaan tersendiri bagi mereka.

Self esteem mahasiswa yang memilih profesi sebagai akuntan perusahaan

merupakan yang tertinggi kedua. Ada beberapa hal yang dapat dijadikan alasan

mahasiswa termotivasi memilih profesi sebagai akuntan perusahaan seperti yang

disebutkan dalam penelitian Pasaribu (2013) bahwa profesi akuntan perusahaan

memberikan gaji awal yang tinggi serta kenaikan gaji yang lebih cepat . Demikian

mahasiswa beranggapan bahwa dengan bekerja sebagai akuntan perusahaan maka

kebutuhan dasar akan dapat terpenuhi sesegera mungkin.

Mahasiswa yang memilih profesi sebagai akuntan pemerintah merupakan

profesi dengan self esteem mahasiswa tertinggi ketiga. Hal yang mungkin menjadi

pertimbangan mahasiswa dalam memilih profesi sebagi akuntan pemerintah sama

halnya dengan mahasiswa yang memilih profesi sebagai akuntan pendidik seperti

penelitian yang dilakukan oleh Sylviana (2013) yang meneliti mahasiswa akuntansi

Universitas Semarang menyebutkan bahwa mahasiswa beranggapan bekerja

sebagai akuntan pemerintah dana pensiun, sehingga mahasiswa tidak merasa

khawatir dengan kehidupan dimasa tua ketika sudah tidak bekerja lagi selain itu

penelitian Widyasari (2010) menyebutkan bahwa profesi akuntan pemerintah

memberikan kesempatan untuk bekerja dengan ahli dibidang lainnya, dengan

Page 64: PENGARUH SELF ESTEEM TERHADAP ORIENTASI PILIHANrepository.unib.ac.id/14145/1/SKRIPSI TOPAN.pdf · iv “PENGARUH SELF ESTEEM TERHADAP ORIENTASI PILIHAN PROFESI AKUNTAN”. SKRIPSI

46

demikian bekerja sebagai akuntan pemerintah bisa menjadi tempat aktualisasi diri,

individu dapat menunjukkan kemampuan, keahlian, dan potensi yang dimilikinya.

Pada urutan keempat profesi akuntan yang dipilih oleh mahasiswa pada

kondisi self esteem tinggi adalah akuntan publik. Penyebab yang mungkin menjadi

pertimbangan oleh mahasiswa adalah anggapan mahasiswa itu sendiri tentang

akuntan publik, Fauziah (2008) mengatakan dalam penelitiannya pada mahasiswa

Universitas Brawijaya bahwa mahasiswa yang memilih profesi sebagai akuntan

publik beranggapan profesi akuntan publik merupakan profesi yang bergengsi

tinggi, pekerjaan yang dilakukan oleh akuntan publik sering berhadapan dengan

berbagai macam jenis klien dan melakukan pertemuan dengan klien diluar kantor

sehingga memberikan kebanggaan tersendiri, selain itu Pasaribu (2013)

mengatakan profesi akuntan publik memberikan kesempatan untuk berkembang

ketimbang dengan profesi akuntan lainnya.

Self esteem mahasiswa yang terendah adalah self esteem mahasiswa yang

memilih profesi sebagai akuntan forensik. Penyebab yang mungkin adalah

pengetahuan mahasiswa S1 akuntansi di Universitas Bengkulu tentang profesi

akuntan forensik yang minim, mengingat bahwa mata kuliah yang diberikan

merupakan mata kuliah pilihan, sehingga banyak mahasiswa yang lebih memilih

mata kuliah lain sesuai dengan peminatannya, selain itu profesi akuntan forensik

dalam menyelesaikan pekerjaannya tidak hanya membutuhkan pengetahuan ilmu

akuntansi saja, tapi juga membutuhkan pengetahuan ilmu hukum secara luas.

BAB V

PENUTUP

Page 65: PENGARUH SELF ESTEEM TERHADAP ORIENTASI PILIHANrepository.unib.ac.id/14145/1/SKRIPSI TOPAN.pdf · iv “PENGARUH SELF ESTEEM TERHADAP ORIENTASI PILIHAN PROFESI AKUNTAN”. SKRIPSI

47

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan bahwa self esteem

berpengaruh terhadap profesi akuntan yang dipilih oleh mahasiswa S1 reguler di

Universitas Bengkulu. Dalam kondisi self esteem tinggi pada mahasiswa S1

Akuntansi di Universitas Bengkulu, mahasiswa memilih profesi sebagai akuntan

pendidik sebagai pilihan utama dengan nilai rata-rata self esteem tertinggi. Self

esteem mahasiswa yang memilih profesi sebagai akuntan perusahaan merupakan

yang tertinggi kedua. Mahasiswa yang memilih profesi sebagai akuntan pemerintah

merupakan profesi dengan self esteem mahasiswa tertinggi ketiga. Pada urutan

keempat profesi akuntan yang dipilih oleh mahasiswa pada kondisi self esteem

tinggi adalah akuntan publik. Self esteem mahasiswa yang terendah adalah self

esteem mahasiswa yang memilih profesi sebagai akuntan forensik.

Ditinjau dari self esteemyang dimiliki mahasiswa S1 akuntansi yang

memilih profesi sebagai akuntan forensik memiliki perbedaan yang signifikan

dengan mahasiswa yang memilih profesi sebagai akuntan publik, akuntan

pemerintah, akuntan perusahaan dan tidak signifikan dengan mahasiswa yang

memilih profesi sebagai akuntan pendidik, serta mahasiswa yang memilih profesi

sebagai akuntan publik, akuntan pemerintah, akuntan perusahaan, serta akuntan

pendidik tidak memiliki perbedaan yang signifikan. Dari hasil pengujian parameter

estimates menunjukkan bahwa dalam kondisi self esteem yang tinggi pada

mahasiswa, semakin tinggi kecenderungan mahasiswa memilih profesi sebagai

akuntan forensik, akuntan publik, akuntan pemerintah dan akun perusahaan

semakin tinggi pula kecenderungan mahasiswa memilih profesi sebagai akuntan

pendidik

Page 66: PENGARUH SELF ESTEEM TERHADAP ORIENTASI PILIHANrepository.unib.ac.id/14145/1/SKRIPSI TOPAN.pdf · iv “PENGARUH SELF ESTEEM TERHADAP ORIENTASI PILIHAN PROFESI AKUNTAN”. SKRIPSI

48

5.2 Implikasi Penelitian

Dari hasil penelitian, untuk meningkatkan self esteem mahasiswa S1

Akuntansi reguler di Universitas Bengkulu dapat dilakukan dengan membuat

kurikulum pendidikan tidak hanya teori saja, akan tetapi juga melakukan praktik

dilapangan secara langsung, seperti praktik audit disuatu perusahaan yang bekerja

sama dengan pihak Universitas Bengkulu, sehingga mahasiswa mendapat

pengalaman, dan kemampuan lebih dibandingkan dengan hanya belajar teori serta

mendapat keyakinan diri setelah lulus. Selain itu dapat juga menambah peminatan

yang ada seperti membuka peminatan akuntansi forensik.

5.3 Keterbatasan Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis memperoleh data yang hanya

menggambarkan pengetahuan sekilas mahasiswa terhadap profesi akuntan yang

dipilih, data yang diperoleh tidak dapat menggambarkan bahwa mahasiswa yang

menjadi responden benar-benar memahami profesi akuntan yang diinginkan.

5.4 Saran

Adapun saran yang diberikan untuk penelitian berikutnya dengan topik

yang sama adalah sebagai berikut :

1. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menggunakan pertanyaan tertutup

dan pertanyaan terbuka serta data wawancara sebagai instrumen penelitian,

agar penelitian yang lebih lengkapdan pengaruh bias tidak dapat diukur.

2. Menggunakan responden dari seluruh universitas yang ada di Bengkulu baik

negeri maupun swasta agar hasil penelitian dapat digenaralisasikan secara

luas.

Page 67: PENGARUH SELF ESTEEM TERHADAP ORIENTASI PILIHANrepository.unib.ac.id/14145/1/SKRIPSI TOPAN.pdf · iv “PENGARUH SELF ESTEEM TERHADAP ORIENTASI PILIHAN PROFESI AKUNTAN”. SKRIPSI

49

DAFTAR PUSTAKA

Adilia, Muharnia Dewi. 2010. “Hubungan Self Esteem Dengan Optimisme Meraih

Kesuksesan Karir Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta”.Skripsi Tidak Dipublikasikan. UIN Syarif

Hidayahtullah. Jakarta.

Page 68: PENGARUH SELF ESTEEM TERHADAP ORIENTASI PILIHANrepository.unib.ac.id/14145/1/SKRIPSI TOPAN.pdf · iv “PENGARUH SELF ESTEEM TERHADAP ORIENTASI PILIHAN PROFESI AKUNTAN”. SKRIPSI

50

Ahmadi, Dadi. 2011. “Pemaknaan Hakikat diri Akuntan Publik”. Mimbar, Vol.

XXVII, No. 2 (Desember 2011): 167-172.

Chirdiansyah, Yoesdhita Agisio.2008. “Perbedaan Persepsi, Motivasi, dan Minat

Mahasiswa Akuntansi Universitas Brawijaya Atas PemilihanBidang Kerja

Setelah Menjadi Sarjana Akuntansi”. Skripsi Tidak Dipublikasikan.

Universitas Brawijaya.

Donald, G. Gardner, Linn Van Dyne, & Jon L. Pierce. 2004. “The Effect of Pay

Level on Organization-Based Self Esteem& Performance: A Fild Study”.

Journal of Occupational and Organizational Psycology, Vol. 77, pp. 307-

322.

Davis, Keith, John W. Newstrom. 1985. “Human Behavior At Work:

Organizational Behavior. Seventh Edition. Alih Bahasa: Agus Dharma,

S.H., M.Ed. Jakarta: Erlangga.

Fauziah, Meylina Winda. 2008. “Analisi Pandangan Mahasiswa Akuntansi Tentang

Faktor-faktor yang Mempengaruhi dalam Pemilihan Karir Sebagai Akuntan

Publik dan Non Akuntan Publik (Studi Empiris Pada Mahasiswa Akuntansi

S1 Universitas Brawijaya)”. Skripsi Tidak Dipublikasikan. Universitas

Brawijaya.

Gitosudarmo, Indriyo, I Nyoman Sudita. 1997. “Perilaku Keorganisasian, Edisi

Pertama”. Yogkarta : BPFE.

Ikatan Akuntansi Indonesia. 2014. “Bersiap Diri Menyambut Pasar Tunggal

ASEAN”.

http://www.iaiglobal.or.id/v02/berita/detail.php?catid&id=617/diakses

pada 20 Mei 2015.

Kreitner, Robert and Angelo Kinicki. 2003. “Perilaku Organisasi, Edisi Pertama”.

Jakarta : Salemba Empat.

Nadlari. Jauhari T.M. 2015. “Persepsi Mahasiswa Akuntansi Mengenai Faktor-Faktor

Yang Membedakan Pemilihan Karir”. Skripsi Tidak Dipublikasikan.

Universitas Pendidikan Ganesha. Singaraja

Weygant, Jerry J, Donald E. Kieso, Paul D. Kimmel. 2011. “Finacial Accounting :

IFRS Edition”. Hoboken : John Wiley & son, inc.

Mulyadi. 2002.”Auditing”. Edisi Enam. Jakarta: Salemba Empat.

Minchinton, J. 1993. “Maximum Self EsteeM : The Hand Book for Reclaiming Your

Sense of self Worth”. Kuala Lumpur : Golden Books Center Sdn, Bhd.

Page 69: PENGARUH SELF ESTEEM TERHADAP ORIENTASI PILIHANrepository.unib.ac.id/14145/1/SKRIPSI TOPAN.pdf · iv “PENGARUH SELF ESTEEM TERHADAP ORIENTASI PILIHAN PROFESI AKUNTAN”. SKRIPSI

51

Oktavia, Melani. 2005. “Analisis Faktor-Faktor Yang Memotivasi Pemilihan Karir Bagi

Mahasiswa Akuntansi”. Skripsi Tidak Dipublikasikan. Universitas

Widyatama. Bandung.

Pasaribu, Hiras & Indra Kusumawardhani. 2013. “Analisis Perbedaan Persepsi

Akuntansi Yang Mempengaruhi Pilihan Karir”. Jurnal Akuntansi, Vol. 2,

No. 1 Oktober 2013:18-35.

Purjono.2012.Peranan Audit Forensikdalam Pemberantasan Korupsi di

Lingkungan Instansi Pemerintah “Suatu Tinjauan Teoritis”. Widyaiswara

Pusdiklar Bea dan Cukai.http://www.bppk.depkeu.go.id (diakses 21

september 2015).

Republik Indonesia. 2011. Undang-Undang No. 5 Tahun 2011 : Tentang Akuntan

Publik.

Republik Indonesia. 2005. Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 Pasal 26 Ayat 2 : Tentang

Guru Dan Dosen

Regar, Moenaf. H. 1993. Mengenal Profesi Akuntan dan Memahami Laporannya. Bumi

Aksara : Jakarta

Soemarso, S. R . 2004. “Akuntansi Suatu Pengantar”. Edisi 5. Jakarta: Salemba

Empat.

Setiyani, Rediana. 2005. “Faktor-Faktor Yang Membedakan Mahasiswa Akuntansi

Dalam Memilih Profesi Sebagai Akuntan Publik dan Non Akuntan Publik.

(Studi empiris Pada Mahasiswa Akuntansi Perguruan Tinggi Negri di Pulau

Jawa)”.Tesis, Program Studi Magister Sains UNDIP.

Sijabat, Jadongan. 2004. “Perbedaan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Dalam

Pemilihan Profesi Akuntan Publik dan Non Akuntan Publik”. Tesis Tidak

Dipublikasikan. Universitas Dipenogoro. Semarang.

Steinberg, L. 2002. “Adolescence, Fith Edition. New York : Mc. Graw-Hill Colage

.

Sylviana, Netty, Nina Ernawati, Ardiani Ika Sulistyawati. 2013. “Persepsi

Mahasiswa Akuntansi Mengenai Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

Pemilihan Karir”. Jurnal Dinamika Akuntansi. Vol 5, No 2, September

2013.

Tuanakotta, Theodorus M.2010. Akuntansi Forensik & Audit Investigatif. Jakarta:

Salemba Empat.

Widyasari, Yuanita. 2010. “Persepsi Mahasiswa Akuntansi Mengenai Faktor-Faktor Yang

Membedakan Pemilihan Karir”. Skripsi Tidak Dipublikasikan, Universitas

Diponegoro. Semarang.

Wiratmaja, I Dewa Nyoman. 2010. “Akuntansi Forensik Dalam Upaya

Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi”. (online). Karya Ilmiah yang Tidak

Dipublikasikan, Universitas Udayana.Vol. 5, No. 2

Page 70: PENGARUH SELF ESTEEM TERHADAP ORIENTASI PILIHANrepository.unib.ac.id/14145/1/SKRIPSI TOPAN.pdf · iv “PENGARUH SELF ESTEEM TERHADAP ORIENTASI PILIHAN PROFESI AKUNTAN”. SKRIPSI

52

Yovita, Fanny. 2008. “Pengaruh Self Esteem dan Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja

Individual Pada Karyawan PT. Raja Besi. Skripsi Tidak Dipublikasikan.

Universitas Katolik Soegijapranata. Semarang.