53
CLINICAL SCIENCE SESSION KONJUNGTIVITIS Nani Hendriani 1010312071 Emil Prasetyo Muhammad 1110311020 Rizkia Chairani Asri 1110313076 Preseptor dr. Rinda Wati, Sp.M

konjungtivitis

Embed Size (px)

DESCRIPTION

konjungtivitis

Citation preview

Page 1: konjungtivitis

CLINICAL SCIENCE SESSION

KONJUNGTIVITIS

Nani Hendriani 1010312071

Emil Prasetyo Muhammad 1110311020

Rizkia Chairani Asri 1110313076

Preseptor

dr. Rinda Wati, Sp.M

Page 2: konjungtivitis

PENDAHULUAN

Page 3: konjungtivitis

LATAR BELAKANG

Konjungtiva

Letak & Terpajan

Konjungtivitis

Page 4: konjungtivitis

LATAR BELAKANG

Konjungtivitis

AkutMenahu

n

Faktor Risiko

BakteriVirusAlergi

Page 5: konjungtivitis

BATASAN, TUJUAN, & METODE

Batasan Masalah• Membahas mengenai definisi, epidemiologi, etiologi,

klasifikasi, gambaran klinis, penatalaksanaan, komplikasi, dan prognosis dari konjungtivitis.

Tujuan Penulisan• Menambah pengetahuan penulisan mengenai

konjungtivitis.Metode Penulisan• Penulisan ini menggunakan metode penulisan tinjauan

kepustakaan merujuk pada berbagai literatur.

Page 6: konjungtivitis

ANATOMI KONJUNGTIVA

Page 7: konjungtivitis

DEFINISI KONJUNGTIVITIS

Konjungtivitis merupakan inflamasi pada konjungtiva, selaput bening yang

menutupi bagian berwarna putih pada mata dan permukaan bagian dalam

kelopak mata.

Page 8: konjungtivitis

EPIDEMIOLOGI

Berbagai Masyarakat, Tingkat Ekonomi, & Strata

Sosial

Prevalensi bervariasi

tergangtung penyebab

Alergi

15-40%

Infeksi:

Virus

Bakteri (50-75%)

Page 9: konjungtivitis

FAKTOR RISIKO

Higine

Iklim

UsiaLingkungan

Status Ekonomi

Page 10: konjungtivitis

PATOGENESIS

Perlindungan alamiah konjungtiva

Perlindugan fisik oleh

kelopak mata

Suhu rendah karena

terpapar udara

Pembilasan oleh air mata

Aktivitas lisozim yang

bersifat antibakteri

Perlindungan oleh

immunoglobular pada air

mata

Page 11: konjungtivitis

Mekanisme infeksi

Eksogen

• Kontak langsung melalui udara atau air

• Vektor• Benda perantara

lain (tangan dokter, tangan perawat, handuk digunakan bersama)

Lokal

• Dari sumber infeksi terdekat (kelenjar lakrimal, kelopak mata, nasofaring)

Endogen

• Secara hematogen (infeksi gonokokkus, meningokokkus)

Page 12: konjungtivitis

MANIFESTASI KLINIS

• Hiperemis

Page 13: konjungtivitis

• Discharge (sekret)

Page 14: konjungtivitis

• Chemosis (edema konjungtiva)

Page 15: konjungtivitis

• Hipertrofi folikel

Page 16: konjungtivitis

• Hipertrofi papiler

Page 17: konjungtivitis

• Membran dan pseudomembran

Page 18: konjungtivitis

• Phlyctenules

Page 19: konjungtivitis

• Formasi pannus

Page 20: konjungtivitis

KLASIFIKASI

Etio

Bakteri

Virus

Klamidia

Alergi

Page 21: konjungtivitis

Bakteri

Akut

• Akut kataralis atau konjungtivitis mukopurulen

• Konjungtivitis akut purulen

• Konjungtivitis akut membranosa

• Konjungtivitis akut pseudomembranosa

Kronik

• Konjungtivitis bakteri kronik

• Konjungtivitis angular kroni

Page 22: konjungtivitis

Konjungtivitis akut mukopurulen

• Etiologi

Penyebab tersering:

Staphylococcus aureus,

Koch-week bacillus,

Pneumococcus dan Streptococcus.

Page 23: konjungtivitis

Manifestasi Klinis

• Rasa tidak nyaman dan sensasi benda asing karena pembengkakan pembuluh darah.

• Fotofobia ringan.

• Sekret mukopurulen.

• Keluhan kelopak mata yang melekat karena adanya sekret terutama pada saat bangun pagi.

• Penglihatan yang sedikit kabur karena serpihan mukus di depan kornea.

• Keluhan adanya halo (gambaran pelangi) karena efek prismatik mukus pada kornea.

• Terlihatnya sekret yang kering pada forniks dan margin palpebra.

Page 24: konjungtivitis

• Laboratorium

Dengan pemeriksaan mikroskopik terhadap kerokan konjungtiva yang dipulas dengan pulasan Gram atau Giemsa; pemeriksaan ini mengungkapkan banyak neutrofil polimorfonuklear

Page 25: konjungtivitis

Konjungtivitis akut purulen

Dewas

a

Nenoatal

Page 26: konjungtivitis

Konjungtivitis Purulen Dewasa

Infiltrasi Supurasi Penyembuhan

Page 27: konjungtivitis

• Komplikasi

• Tukak kornea marginal yang mudah perforasi karena adanya daya lisis kuman gonokok. Perforasi kornea dapat mengakibatkan endoftalmitis dan panoftalmitis sehingga dapat terjadi kenutaan total. Dapat terjadi komplikasi sistemik seperti gonorrhea arthritis, endokarditis dan sepsis

Page 28: konjungtivitis

• Diagnosis

• Diagnosis pasti adalah pemeriksaan sekret dengan pewarnaan metilen biru dimana akan terlihat dipokok di dalam sel leukosit. Dengan pewarnaan gram akan terdapat sel intraselular atau ekstraseslular dengan sifat gram negatif. Dilakukan pula pemeriksaan sensitivitas pada agar darah dan coklat.

Page 29: konjungtivitis

Oftalmia Neonatorum

• Gejala

• Bola mata nyeri dan pegal

• Mata mengeluarkan belek atau kotor dalam bentuk purulen, mukoid dan mukopurulen tergantung penyebabnya

• Konjungtiva hiperemia dan kemotik. Kelopak biasanya bengkak.

• Kornea dapat terkena pada herpes simplek

Page 30: konjungtivitis

Konjungtivitis akut membranosa

• Merupakan peradangan akut pada konjungtiva yang ditandai dengan adanya membran pada konjungtiva dan disebabkan oleh Corynebacterium diphteriae atau Streptococcus haemolyticus

Page 31: konjungtivitis

infiltrasi

supurasi sikatrik

Page 32: konjungtivitis

Konjungtivitis akut pseudomembranosa

• Etiologi

• Dapat disebabkan oleh:

• Bakteri. Corynebacterium diphtheriae yang virulensinya rendah, Staphylococcus, Streptococcus, H. influenzae, N. ghonorrea

• Virus. herpes simplex dan adenovirus keratokonjungtivitis terkadang membentuk pseudomembran

• Iritan kimia. Amonia, perak nitrat, tembaga sulfat.

Page 33: konjungtivitis

• Manifestasi Klinis

• Terbentuknya membran putih kekuningan yang terlihat di forniks dan pada konjungtiva palpebra. Pseudomembran dapat terkelupas dengan mudah dan tidak berdarah.

Page 34: konjungtivitis

Konjungtivitis bakteri kronik

• Etio

• Faktor predisposisi

• Paparan yang lama pada debu, asap dan bahan kimia iritan

• Iritasi lokal karena trikiasis dan benda asing.

• Mikroorganisme penyebab

• S.aureus (tersering)

• Proteus, Klebsiella, E.coli.

• Sumber dan cara infeksi

• Sebagai kelanjutan dari infeksi mukopurulen akut apabila tidak diobati atau obat tidak tuntas.

• Infeksi kronis yang berhubungan dengan rhinitis kronis, dakriocystitis.

• Infeksi eksogen

Page 35: konjungtivitis

• Manifestasi Klinis

• Gejala

• Rasa terbakar di mata terutama pada malam hari

• Hiperemis ringan pada mata

• Persaan panas dan kering pada ujung kelopak mata

• Sekret mukoid ringan pada kantus

• Mersaakan lelah pada mata

• Tanda

• Hipertrofi papil pada konjungtiva palpebra

• Permukaan konjungtiva nampak lengket

• Batas kelopak mata bersatu

Page 36: konjungtivitis

Konjungtivitis angular kronik

• Jenis konjungtivitis kronis yang ditandai dengan peradanagn ringan di daerah kantus palpebra, disertai ekskoriasi kulit di sekitar daerah meradang. Konjungtivitis angular disebabkan oleh basil Morazella axenfeld. Pada konjungtivitis angular terdapat sekret mukopurulen dan pasien sering mengedip. Pengobatan yang sering diberikan adalah tetrasiklin atau basitrasin. Penyulit adalah blefaritis.

Page 37: konjungtivitis
Page 38: konjungtivitis
Page 39: konjungtivitis

TATALAKSANA

• Konjungtivitis bakterial

• Konjungtivitis mukopurulen akut

Antibiotik topikal (kloramfenikol

1%, gentamisin 0,3%,;siprofloksa

sin 0,3%, ofloksasin 0,3%,

atau gatifloksasin

0,3%)

Irigasi pada kantung

konjungtiva (larutan salin

hangat 2-3 kali dalam sehari)

Kacamata gelap untuk

menghindari fotofobia

Tidak diperbanTidak

menggunakan kortikosteroid.Analgetik dan antiinflamsi

Page 40: konjungtivitis

Antibiotik topikal

(Ceftriakson 1.0 gram 4x/hari IM selama 5 hari

(tanpa ulkus); seftriakson 1 gram IV/12 jam selama 3

hari (dengan ulkus kornea); diikuti dengan doksisiklin 100mg atau eritromisin

250-500 mg peroral 4x/hari.

Antibiotik topikal (Ofloksasin, siprofloksasin, tobramisin/basitrasin/salep

eritromisin setiap 2 jam selama 2-3 hari, kemudian

5 kali selama 7 hari)

Irigasi mataSulfas atropine topical 1%1-2

kali/hari

Pasien dan pasangannya harus

diperiksa untuk mengetahui apakah

ada penyakit menular seksual lainnya.

Konjungtivitis Gonokokal

Page 41: konjungtivitis

Konjungtivitis Membranosa Akut

• Tetes mata penisilin (1:10.000 unit/ml) setiap 1/2 jam.

• Antidifteri serum setiap jam.• Sulfas atropine 1% salep (jika ulkus

kornea)• Antibiotik spektrum luas (salep) saat

tidur.

Terapi lokal

• Penisilin kristalin 5 unit lac IM 2 kali sehari selama 10 hari.

• Serum antidifteri (50.000 unit) IM.

Terapi sistemi

k

Page 42: konjungtivitis

Konjungtivitis Kronik Simpel

Faktor predisposisi

harus ditangani

Antibiotik topikal

(kloramfenikol atau

gentamisin 3-4 kali sehari selama 2 minggu)

Tetes mata astringen

Page 43: konjungtivitis

Konjungtivitis Angular

Oksitetrasiklin 1% salep 2-3

kali sehari selama 9-14

hari.

Zinc lotion pada siang hari dan

zinc oxide (salep) pada malam hari.

Page 44: konjungtivitis

Konjungtivitis Viral

• Konjungtivitis folikular virus akut

Biasanya hanya berupa terapi suportif. Obat antivirus tidak efektif. Pemakaian kortikosteroid pada fase aktif tidak dianjurkan.

• Konjungtivitis virus herpes simpleks

self-limited disease

• Konjungtivitis hemoragika akut

Sembuh sendiri dalam waktu 5-7 hari. antibiotic tetes mata spectrum luas dapat digunakan untuk mencegah infeksi bacterial

Page 45: konjungtivitis

Konjungtivitis Clamidia Trachoma

Topikal

• tetrasiklin 1% atau eritromisin 1% salep 4 kali sehari selama 6 minggu

• sulfacetamide 20% tetes 3 kali sehari diikuti dengan pemberian tetrasiklin 1% salep di malam hari selama 6 minggu.

Sistemik

• tetrasiklin atau eritromisin 250 mg oral 4 kali sehari selama 3-4 minggu

• doksisiklin 100 mg per oral 2 kali sehari selama 3-4 minggu atau dosis tunggal 1 gram azitromisin.

Kombinasi

• Tetrasiklin 1% atau eritromisin salep 4 kali sehari selama 6 minggu

• Tetrasiklin atau eritromisin 250 mg oral 4 kali sehari selama 2 minggu.

Page 46: konjungtivitis

Konjungtivitis Alergi

Jauhkan alergen

Paliatif lokal (vasokonstrikt

or, antihistamin

sistemik)

Page 47: konjungtivitis

KOMPLIKASI (Konjungtivitis Bakterial)

Konjungtivitis mukopurulen akut ulkus kornea perifer, keratitis superfisial,

blefaritis atau dakriosistitis.

Konjungtivitis gonokokal Ulkus

kornea hingga perforasi, Iridosiklitis ,

sistemik (arthritis gonore, endokarditis,

septikemia)

Konjungtivitis membranosa akut

ulkus kornea, simblefaron, trikiasis, entropion, dan serosis

konjungtiva.

Konjungtivitis angular Blefaritis dan ulkus kornea kataral perifer

Page 48: konjungtivitis

KOMPLIKASI

• Konjungtivitis viral• Konjungtivitis klamidia trakoma

ulkus kornea

• Konjungtivitis alergi

ulkus kornea, terutama pada keratokonjungtivitis vernal

Page 49: konjungtivitis

PROGNOSIS

Konjungtivitis bakteri akut hampir selalu

sembuh sendiri, ± 10-14 hari; jika diobati

dengan memadai ± 1-3 hari.

Konjungtivitis viral pada umunya dapat

sembuh sendiri.

Page 50: konjungtivitis

PENUTUP

Page 51: konjungtivitis

KESIMPULAN

Konjungtivitis radang pada konjungtiva yang dapat disebabkan oleh bakteri, virus, serta autoimun

(alergi)

berlangsung akut maupun kronik, bisa menyerang neonatus hingga dewasa

Diagnosis konjungtivitis dapat ditegakkan dari gambaran klinis hingga

pemeriksaan penunjang seperti pemeriksaan sekret dengan pewarnaan

Page 52: konjungtivitis

KESIMPULAN

Penatalaksanaan konjungtivitis secara

umum adalah dengan pemberian antibiotik

sistemik dan lokal (pada konjungtivitis bacterial), antiviral (konjungtivitis

viral), dan hindari kontak dengan allergen jika penyebabnya alergi

dengan irigasi okuler.

Page 53: konjungtivitis

TERIMA KASIH