Upload
zhul-thaa-purpleholic
View
207
Download
7
Embed Size (px)
Citation preview
AnatomiAnatomiKonjungtiva merupakan membran mukosa
tipis yang membatasi permukaan dalam dari kelopak mata dan melipat ke belakang membungkus permukaan depan dari bola mata, kecuali bagian jernih di tengah-tengah mata (kornea). Membran ini berisi banyak pembuluh darah dan berubah merah saat terjadi inflamasi.
AnatomiAnatomiKonjungtiva terdiri dari
tiga bagian:Konjungtiva
palpebralis◦ Marginal konjungtiva◦ Tarsal konjungtiva◦ Orbital konjungtiva
Konjungtiva bulbarismenutupi sebagian
permukaan anterior bola mata. Terpisah dari sklera anterior oleh jaringan episklera dan kapsula Tenon
Forniks
Struktur histologis konjungtivaStruktur histologis konjungtivaLapisan epitel konjungtiva Stroma konjungtiva
◦Lapisan adenoid ◦Lapisan fibrosa
Konjungtiva mempunyai dua macam kelenjar :◦Kelenjar sekretori musin◦Kelenjar lakrimalis aksesorius
DefinisiDefinisiKonjungtivitis adalah radang konjungtiva
atau radang selaput lender yang menutupi belakang kelopak dan bola mata, dalam bentuk akut maupun kronis
Etiologi Etiologi a. infeksi oleh virus atau bakteri.b. reaksi alergi terhadap debu, serbuk
sari, bulu binatang.c. iritasi oleh angin, debu, asap dan polusi
udara lainnya; sinar ultraviolet
Gejala-gejala dari konjungtivitis Gejala-gejala dari konjungtivitis secara umumsecara umum Hiperemia Discharge ( sekret ) Chemosis ( edema conjunctiva ) Epifora (pengeluaran berlebih air mata) Pseudoptosis Hipertrofi papiler pembuluh darah t akan bercabang menutupi
papila seperti kerangka dari sebuah payung. Eksudat inflamasi akan terakumulasi diantara fibril, membentuk konjungtiva seperti sebuah gundukan
Hipertrofi folikel hiperplasia limfoid lokal Membran dan pseudomembran proses koagulasi
kuman/bahan toksik Fliktenula Granuloma stroma konjungtiva yang meradang dengan area
bulat merah dan terdapat injeksi vaskular Nodus limfatikus yang membengkak
KlasifikasiKlasifikasiMenurut penyebab terjadinya, konjungtivitis
dibagi menjadi beberapa bagian:Konjungtivitis Karena agen infeksi
◦ Konjungtivitis Bakterial◦ Konjungtivitis klamidia ◦ Konjungtivitis Virus
Konjungtivitis Folikuler Virus Akut◦ Demam Faringokonjungtival ◦ Keratokonjungtivitis Epidemika◦ Konjungtivitis Virus Herpes Simpleks◦ Konjungtivitis Hemoragika Akut
Konjungtivitis Virus Menahun◦ Blefarokonjungtivitis Molluscum Contagiosum◦ Blefarokonjungtivitis Varicella-Zoster◦ Keratokonjungtivitis Morbilli
◦ Konjungtivitis Jamur Konjungtivitis Candida Konjungtivitis jamur lain
KlasifikasiKlasifikasiKonjungtivitis Imunologik (Alergik)
◦Reaksi Hipersensitivitas Humoral Langsung Konjungtivitis Demam Jerami (Hay Fever) Konjungtivitis Vernalis
◦Reaksi Hipersensitivitas Tipe Lambat Phlyctenulosis
Konjungtivitis Akibat Penyakit Autoimun◦Keratokonjungtivitis Sicca
Konjungtivitis Kimia atau Iritatif◦Konjungtivitis Iatrogenik Pemberian Obat
Topikal◦Konjungtivitis Pekerjaan oleh Bahan Kimia
dan Iritans
Konjungtivitis BakterialKonjungtivitis BakterialAkut dan kronikStaphylococcus, Pneumococcus, dan
Haemophilus.Konjungtivitis bacterial akut dapat sembuh
sendiriLamanya penyakit mencapai 2 minggu jika
tidak diobatiKonjungtivitis hiperakut (purulen) yang
disebabkan Neisseria gonorroeae atau Neisseria meningitides menimbulkan komplikasi berat bila tidak diobati secara dini
Konjungtivitis BakterialKonjungtivitis BakterialTanda dan Gejala
◦Iritasi mata, ◦Mata merah (injeksi konjungtiva), ◦Sekret mata, ◦Palpebra terasa lengket saat bangun tidur ◦Kadang-kadang edema palpebra
Infeksi biasanya mulai pada satu mata dan menular ke mata sebelahnya melalui tangan
Infeksi dapat menyebar ke orang lain melalui bahan yang dapat menyebarkan kuman
Konjungtivitis BakterialKonjungtivitis BakterialPemeriksaan LaboratoriumPemeriksaan mikroskopik terhadap
kerokan konjungtiva yang dipulas dengan pulasan Gram atau Giemsa banyak neutrofil polimorfonuklear
Kerokan konjungtiva dan biakan disarankan untuk semua kasus dan diharuskan jika penyakit itu purulen, bermembran atau berpseudomembran
Konjungtivitis BakterialKonjungtivitis BakterialTerapi Sambil menunggu hasil laboratorium,
terapi topical antimikroba spektrum luas (polymyxin-trimethoprim)
Konjungtivitis purulen pada pulasan gram menunjukkan diplokokus gram negatif topical dan sistemik (ceftriaxon 1 g dosis tunggal IM atau ceftriaxon 1-2 g perhari selama 5 hari)
Konjungtivitis BakterialKonjungtivitis BakterialPada konjungtivitis purulen dan
mukopurulen akut, saccus konjungtiva harus dibilas dengan larutan garam agar dapat menghilangkan secret konjungtiva.
Untuk mencegah penyebaran penyakit ini, pasien dan keluarga diminta memperhatikan secara khusus hygiene perorangan.
Konjungtivitis BakterialKonjungtivitis BakterialPerjalanan dan PrognosisKonjungtivitis bakteri akut hampir selalu sembuh
sendiriInfeksi dapat berlangsung selama 10-14 hari; Jika diobati dengan memadai, 1-3 hari, kecuali
konjungtivitis stafilokokus blefarokonjungtivitis dan memasuki fase kronik) dan konjungtivitis gonokokus (tidak diobati perforasi kornea dan endoftalmitis)
menjadi gerbang masuk bagi meningokokus ke dalam darah dan meninges, hasil akhir konjungtivitis meningokokus adalah septicemia dan meningitis
Konjungtivitis klamidia Konjungtivitis klamidia TrakomaEtiologi : Chlamydia trachomatisInfeksi ini menyebar melalui kontak
langsung dengan sekret kotoran mata penderita trakoma atau melalui alat-alat kebutuhan sehari-hari seperti handuk, alat-alat kecantikan dan lain-lain
Penyakit ini sangat menular dan biasanya menyerang kedua mata
Vektor serangga : khususnya lalat
TrakomaTrakomaAwalnya merupakan konjungtivitis
folikular kronik pada masa kanak-kanak yang berprogresi menjadi konjungtival scarring kasus berat, bulu mata yang bengkok ke arah dalam timbul pada awal masa dewasa mengakibatkan scarring pada kornea, biasanya setelah umur tiga puluh tahun
TrakomaTrakomaTanda dan Gejala produksi air mata berlebih, fotofobia, nyeri, eksudasi, edema pada kelopak mata, chemosis pada konjungtiva
bulbar, hiperemia, hipertrofi papiler, folikel
tarsal dan limbal keratitis superior, formasi
pannus, dan tonjolan kecil dan nyeri
dari nodus preaurikular
keratitis epitelial superior, keratitis subepitelial, pannus, atau folikel limbal
superior, dan akhirnya terbentuk
peninggalan sikatrikal yang patognomonik dari folikel tersebut, yang dikenal dengan nama Herbert’s pits dengan bentuk depresi kecil dari jaringan ikat pada partemuan limbokorneal ditutupi oleh epitel
TrakomaTrakomaUntuk menegakkan keadaan endemik trakoma pada keluarga atau sebuah komunitas, sejumlah anak harus mempunyai minimal dua dari tanda berikut:Lima atau lebih folikel pada garis konjungtiva tarsal datar kelopak mata atas.Konjungtival scarring yang khas pada konjungtiva tarsal atas.Folikel limbal atau sekuelnya(Herbert’s pits).Ekstensi atau perpanjangan pembuluh darah ke arah kornea, paling sering tampak pada limbus superior.
TrakomaTrakomaWHO telah mengembangkan metode ringkas untuk
menggambarkan penyakit Trakoma. Klasifikasi FISTO TF: Lima atau lebih folikel pada konjungtiva tarsal
atas dengan ukuran tiap-tiap diameter folikel >0,5mm atau lebih.
TI: Infiltrasi dan hipertrofi papiler yang difus pada konjungtiva tarsal atas memenuhi setidaknya 50% pembuluh darah normal dalam.
TS: Scarring tarsal konjungtiva mudah terlihat sebagai garis putih atau lembaran putih.
TT: Trikiasis atau enteropion ditegakkan apabila setidaknya satu bulu mata menggosok bola mata.
CO: Opasitas (kekeruhan) kornea ditegakkan apabila terjadi opasitas yang terlihat pada pupil, biasanya menurunkan tajam pengelihatan sampai kurang dari 6/18)
Trakoma menurut Mc CallanTrakoma menurut Mc CallanStadium Nama Gejala
Stadium I Trakoma insipien Folikel imatur, hipertrofi papilar
minimal
Stadium II Trakoma Folikel matur pada dataran tarsal atas
Stadium IIA Dengan Hipertrofi folikular yang
menonjol
Keratitis, Folikel limbal
Stadium IIB Dengan Hipertrofi papilar yang
menonjol
Aktivitas kuat dengan folikel matur
tertimbun dibawah hipertrofi papilar
yang hebat
Stadium III Trakoma memarut (sikatrik) Parut pada konjungtiva tarsal atas,
permulaan trikiasis, entropion
Stadium IV Trakoma sembuh Tak aktif, tak ada hipertrofi papilar
atau folikular, parut dalam bermacam
derajat variasi
TrakomaTrakomaDiagnosakerokan konjungtiva yang diwarnai
dengan pengecatan giemsa, tetapi tidak selalu ditemukan.
sebagai massa sitoplasma berwarna ungu gelap atau biru yang tampak seperti topi yang menutupi nukleus dari sel epitel
Pulasan antibodi fluoresensi dan tes immunoassay enzim
PCR (polymerase chain reaction)
TrakomaTrakomaTerapitetrasiklin 1-1,5g per hari secara oral terbagi
dalam empat dosis untuk 3-4 minggudoksisiklin 100mg secara oral dua kali sehari
selama 3 minggueritromisin 1g per hari dalam empat dosis
terbagi untuk 3-4 mingguAzitromisin 1g diberikan oral pada anak-anakOintment topikal atau tetes mata, termasuk
preparat sulfonamid, tetrasiklin, eritromisin, dan rifampisin, digunakan 4 kali sehari selama 6 minggu
TrakomaTrakomaKomplikasi Jaringan parut pada konjungtiva
mengurangi secara drastis komponen akueosa pada tear film prekorneal komponen mukosanya mungkin berkurang oleh karena hilangnya sel goblet
distorsi kelopak mata atas dengan deviasi dari bulu mata ke arah dalam (trikiasis) atau keseluruhan pinggiran kelopak mata (enteropion) bulu mata secara konstan mengabrasi kornea menyebabkan ulserasi kornea, infeksi bakteri korneal, dan jaringan parut kornea
Konjungtivitis Virus:Konjungtivitis Virus:Konjungtivitis Folikuler Virus AkutKonjungtivitis Folikuler Virus AkutDemam Faringokonjungtivaladenovirus tipe 3 dan kadang – kadang oleh
tipe 4 dan 7demam 38,5-40⁰C, sakit tenggorokan, dan
konjungtivitis folikuler pada satu atau dua mata.
Folikuler sering sangat mencolok pada kedua konjungtiva dan pada mukosa faring.
Mata merah dan berair mata sering terjadi, dan kadang-kadang sedikit kekeruhan daerah subepitel.
Yang khas adalah limfadenopati preaurikuler (tidak nyeri tekan)
Demam FaringokonjungtivalDemam FaringokonjungtivalKerokan konjungtiva terutama
mengandung sel mononuclear, dan tak ada bakteri yang tumbuh pada biakan. Keadaan ini lebih sering pada anak-anak daripada orang dewasa dan mudah menular di kolam renang berchlor rendah
Tidak ada pengobatan spesifik. Konjungtivitisnya sembuh sendiri, umumnya dalam sekitar 10 hari.
Keratokonjungtivitis EpidemikaKeratokonjungtivitis Epidemikaadenovirus tipe 8, 19, 29, dan 37
(subgroub D dari adenovirus manusia)Umumnya bilateral pada orang dewasa terbatas pada bagian
luar mata. Namun, pada anak-anak mungkin terdapat gejala sistemik infeksi virus seperti demam, sakit tenggorokan, otitis media, dan diare
Awalnya sering pada satu mata saja, dan biasanya mata pertama lebih parah.
Keratokonjungtivitis EpidemikaKeratokonjungtivitis EpidemikaTanda dan gejalaPada awalnya terdapat injeksi konjungtiva
dengan nyeri sedang dan berair mata, kemudian diikuti dalam 5-14 hari oleh fotofobia, keratitis epitel, dan kekeruhan subepitel yang bulat.
Nodus preaurikuler yang nyeri tekan adalah khas.
Keratokonjungtivitis EpidemikaKeratokonjungtivitis EpidemikaEdema palpebra, kemosis, dan hyperemia
konjungtiva menandai fase akut. Folikel dan perdarahan konjungtiva sering muncul dalam 48 jam. Dapat membentuk pseudomembran
berlangsung paling lama 3-4 minggu. Kekeruhan subepitel terutama terdapat di pusat kornea, bukan di tepian, dan menetap berbulan-bulan namun menyembuh tanpa meninggalkan parut
Keratokonjungtivitis EpidemikaKeratokonjungtivitis EpidemikaLaboratorium Kerokan konjungtiva menampakkan reaksi
radang mononuclear primer; bila terbentuk pseudomembran, juga terdapat banyak neutrofil
Keratokonjungtivitis EpidemikaKeratokonjungtivitis EpidemikaTerapi Sekarang ini belum ada terapi spesifik,
namun kompres dingin akan mengurangi beberapa gejala
Agen antibakteri harus diberikan jika terjadi superinfeksi bacterial
Konjungtivitis Virus Herpes Konjungtivitis Virus Herpes SimpleksSimpleksbiasanya mengenai anak kecilinjeksi unilateral, iritasi, sekret mukoid, nyeri, dan
fotofobia ringanTerjadi pada infeksi primer HSV atau saat episode
kambuh herves pada mataSering disertai keratitis herves simplek dengan kornea
tampak lesi-lesi epithelial yang umumnya menyatu membentuk satu ulkus atau ulkus-ulkus epithelial yang bercabang banyak (dendritik)
Vesikel kadang-kadang muncul di palpebra dan tepian palpebra, disertai edema hebat pada palpebra
Khas terdapat nodus preaurikuler yang terasa nyeri jika ditekan
Konjungtivitis Virus Herpes Konjungtivitis Virus Herpes SimpleksSimpleks
LaboratoriumTidak ditemukan bakteri di dalam kerokan atau
dalam biakan. Jika konjungtivitisnya folikuler, reaksi radangnya
terutama mononuclear, namun jika pseudomembran, reaksinya terutama
polimorfonuklear akibat kemotaksis dari tempat nekrosis.
Ditemukannya sel – sel epithelial raksasa multinuclear mempunyai nilai diagnostik
Konjungtivitis Virus Herpes Konjungtivitis Virus Herpes SimpleksSimpleksTerapi pada anak di atas 1 tahun atau pada orang
dewasa umunya sembuh sendiri dan mungkin tidak perlu terapi
Namun, antivirus local maupun sistemik harus diberikan untuk mencegah terkenanya kornea
Ulkus kornea mungkin diperlukan debridemen kornea dengan mengusap ulkus dengan kain kering, meneteskan obat antivirus, dan menutupkan mata selama 24 jam
Konjungtivitis Virus Herpes Konjungtivitis Virus Herpes SimpleksSimpleksAntivirus topical sendiri harus diberikan 7
– 10 hari: trifluridine setiap 2 jam sewaktu bangun atau
salep acyclovir 5 kali sehari selama 10 hari atau
acyclovir oral 400 mg 5 kali selama 7 hari
Konjungtivitis Hemoragika AkutKonjungtivitis Hemoragika AkutEpidemiologiPertama kali diketahui di Ghana dalam
tahun 1969. Konjungtivitis ini disebabkan oleh coxackie virus A24. Masa inkubasi virus ini pendek (8-48 jam) dan berlangsung singkat (5-7 hari)
Konjungtivitis Hemoragika AkutKonjungtivitis Hemoragika AkutTanda dan gejalaMata terasa sakit, fotofobia, sensasi benda asing,
banyak mengeluarkan air mata, merah, edema palpebra, dan hemoragi subkonjungtival.
Kadang-kadang terjadi kemosis. Hemoragi subkonjungtiva umumnya difus, namun dapat berupa bintik-bintik pada awalnya, dimulai di konjungtiva bulbi superior dan menyebar ke bawah
limfadenopati preaurikuler, folikel konjungtiva, dan keratitis epithelial
Konjungtivitis Hemoragika AkutKonjungtivitis Hemoragika AkutPenyebaranVirus ini ditularkan melalui kontak erat
dari orang ke orang dan oleh benda penular seperti sprei dan air. Penyembuhan terjadi dalam 5-7 hari
Terapi Tidak ada pengobatan yang pasti
Blefarokonjungtivitis Molluscum Blefarokonjungtivitis Molluscum ContagiosumContagiosumSebuah nodul molluscum pada tepian atau kulit
palpebra dan alis mata dapat menimbulkan konjungtivitis folikuler menahun unilateral, keratitis superior, dan pannus superior, dan mungkin menyerupai trachoma
Reaksi radang yang mononuclear (berbeda dengan reaksi pada trachoma), dengan lesi bulat, berombak, putih mutiara, non-radang dengan bagian pusat, adalah khas molluscum kontagiosum
Blefarokonjungtivitis Molluscum Blefarokonjungtivitis Molluscum ContagiosumContagiosumBiopsy menampakkan inklusi sitoplasma
eosinofilik, yang memenuhi seluruh sitoplasma sel yang membesar, mendesak inti ke satu sisi
Eksisi, insisi sederhana nodul yang memungkinkan darah tepi memasukinya, atau krioterapi akan menyembuhkan konjungtivitisnya
Blefarokonjungtivitis Varicella-Blefarokonjungtivitis Varicella-ZosterZosterTanda dan gejala Hyperemia dan konjungtivitis infiltrate disertai
dengan erupsi vesikuler khas sepanjang penyebaran dermatom nervus trigeminus cabang oftalmika adalah khas herpes zoster.
Konjungtivitisnya biasanya papiler, namun pernah ditemukan folikel, pseudomembran, dan vesikel yang kemudian berulserasi. Limfonodus preaurikuler yang nyeri tekan terdapat pada awal penyakit. parut pada palpebra, entropion, dan bulu mata salah arah adalah sekuele
Blefarokonjungtivitis Varicella-Blefarokonjungtivitis Varicella-ZosterZosterTerapi Acyclovir oral dosis tinggi (800 mg oral lima
kali sehari selama 10 hari), jika diberi pada awal perjalanan penyakit, agaknya akan mengurangi dan menghambat penyakit.
Keratokonjungtivitis MorbilliKeratokonjungtivitis MorbilliTanda dan gejalakonjungtiva tampak mirip kaca yang aneh, yang
dalam beberapa hari diikuti pembengkakan lipatan semiluner. Beberapa hari sebelum erupsi kulit, timbul konjungtivitis eksudatif dengan secret mukopurulen, dan saat muncul erupsi kulit, timbul bercak-bercak Koplik pada konjungtiva dan kadang-kadang pada carunculu
Agen ini dapat menimbulkan konjungtivitis purulen yang disertai ulserasi kornea dan penurunan penglihatan yang berat.
Keratokonjungtivitis MorbilliKeratokonjungtivitis MorbilliKerokan konjungtivitis menunjukkan
reaksi sel mononuclear, kecuali jika ada pseudomembran atau infeksi sekunder. Sedian terpulas giemsa mengandung sel-sel raksasa.
Karena tidak ada terapi spesifik, hanya tindakan penunjang saja yang dilakukan, kecuali jika ada infeksi sekunder
Konjungtivitis JamurKonjungtivitis JamurCandida spp (biasanya Candida albicans)umumnya tampak sebagai bercak putihpemeriksaan kerokan Kerokan menunjukkan reaksi radang sel
polimorfonuklear. Organism mudah tumbuh pada agar darah atau media Saburaud dan mudah diidentifikasi sebagai ragi bertunas (budding yeast) atau sebagai pseudohifa (jarang)
terhadap amphotericin B (3-8 mg/mL) dalam larutan air (bukan garam) atau terhadap krim kulit nystatin (100.000 U/g) 4-6x / hari
Konjungtivitis Imunologik (Alergik):Reaksi Hipersensitivitas Humoral Langsung
Konjungtivitis Demam Jerami (Hay Fever)ringan umumnya menyertai demam jerami
(rhinitis alergika).ada riwayat alergi terhadap tepung sari,
rumput, bulu hewan, dan lainnyagatal-gatal, berair mata, mata merah, dan
sering mengatakan bahwa matanya seakan-akan “tenggelam dalam jaringan sekitarnya”
serangan akut sering terdapat kemosis berat
Konjungtivitis Demam Jerami (Hay Konjungtivitis Demam Jerami (Hay Fever)Fever)Laboratorium Sulit ditemukan eosinofil dalam kerokan
konjungtivaTerapi Meneteskan vasokonstriktor local pada tahap
akut (epineprin, larutan 1:1000 yang diberikan secara topical, akan menghilangkan kemosis dan gejalanya dalam 30 menit). Kompres dingin membantu mengatasi gatal-gatal dan antihistamin hanya sedikit manfaatnya
Konjungtivitis VernalisKonjungtivitis VernalisDikenal sebagai “catarrh musim semi” dan
“konjungtivitis musiman” atau “konjungtivitis musim kemarau”
Tanda dan gejalagatal-gatal yang sangat dan kotoran mata
berserat-serat. riwayat keluarga alergi (demam jerami, eczema, dan lainnya). Konjungtiva tampak putih seperti susu, dan terdapat banyak papilla halus di konjungtiva tarsalis inferior.
Konjungtiva palpebra superior sering memiliki papilla raksasa mirip batu kali.
Konjungtivitis VernalisKonjungtivitis VernalisLaboratorium Pada eksudat konjungtiva yang dipulas
dengan Giemsa terdapat banyak eosinofil dan granula eosinofilik bebas
Terapi Steroid topikal dan sistemik, yang
mengurangi rasa gatalCyclosporyn topikal 2 %
Konjungtivitis AtopikKonjungtivitis AtopikTanda dan gejalaSensasi terbakar, kotoran mata berlendir,
merah, dan fotofobia. Tepian palpebra eritemosa, dan konjungtiva tampak putih seperti susu. Terdapat papilla halus, namun papilla raksasa tidak berkembang seperti pada keratokonjungtivitis vernal, dan lebih sering terdapat di tarsus inferior
Konjungtivitis AtopikKonjungtivitis AtopikBiasanya ada riwayat alergi (demam
jerami, asma, atau eczema) pada pasien atau keluarganya. Kebanyakan pasien pernah menderita dermatitis atopic sejak bayi
Parut pada lipatan-lipatan fleksura lipat siku dan pergelangan tangan dan lutut sering ditemukan
Konjungtivitis AtopikKonjungtivitis AtopikLaboratorium Kerokan konjungtiva menampakkan
eosinofil, meski tidak sebanyak yang terlihat sebanyak pada keratokonjungtivitis vernal
Terapi Antihistamin oral termasuk terfenadine (60-
120 mg 2x sehari), astemizole (10 mg empat kali sehari), atau hydroxyzine (50 mg waktu tidur, dinaikkan sampai 200 mg)
Reaksi Hipersensitivitas Tipe Lambat Reaksi Hipersensitivitas Tipe Lambat Phlyctenulosis Phlyctenulosis
DefinisiKeratokonjungtivitis phlcytenularis adalah
respon hipersensitivitas lambat terhadap protein mikroba, termasuk protein dari basil tuberkel, Staphylococcus spp, Candida albicans, Coccidioides immitis, Haemophilus aegyptus, dan Chlamydia trachomatis serotype L1, L2, dan L3
PhlyctenulosisPhlyctenulosisTanda dan Gejala lesi kecil yang keras, merah, menimbul, dan
dikelilingi zona hyperemia. Di limbus sering berbentuk segitiga, dengan apeks mengarah ke kornea. Di sini terbentuk pusat putih kelabu, yang segera menjadi ulkus dan mereda dalam 10-12 hari
iritasi dan air matafotofobia hebatTerapi kortikosteroid topicalAntibiotika topical
Konjungtivitis Akibat Penyakit Autoimun:Keratokonjungtivitis Sicca
Berkaitan dgn. Sindrom Sjorgen (trias: keratokonj. sika, xerostomia, artritis).
Gejala:khas: hiperemia konjungtivitis bulbi dan gejala
iritasi yang tidak sebanding dengan tanda-tanda radang.
Dimulai dengan konjungtivitis kataralis Pada pagi hari tidak ada atau hampir tidak
ada rasa sakit, tetapi menjelang siang atau malam hari rasa sakit semakin hebat.
PhlyctenulosisPhlyctenulosisLapisan air mata berkurang (uji Schirmer:
abnormal)Pengobatan:air mata buatan
Konjungtivitis Kimia atau Iritatif:Konjungtivitis Kimia atau Iritatif:Konjungtivitis Iatrogenik Konjungtivitis Iatrogenik Pemberian Obat TopikalPemberian Obat TopikalKonjungtivitis folikular toksik atau konjungtivitis
non-spesifik infiltrate, yang diikuti pembentukan parut, sering kali terjadi akibat pemberian lama dipivefrin, miotika, idoxuridine, neomycin, dan obat-obat lain yang disiapkan dalam bahan pengawet atau yang menimbulakan iritasi.
Jika produksi air mata berkurang akibat iritasi yang kontinyu, konjungtiva kemudian akan cedera karena tidak ada pengenceran terhadap agen yang merusak saat diteteskan kedalam saccus conjungtivae.
Konjungtivitis Iatrogenik Konjungtivitis Iatrogenik Pemberian Obat TopikalPemberian Obat TopikalKerokan konjungtiva sering mengandung
sel-sel epitel berkeratin, beberapa neutrofil polimorfonuklear. Pengobatan terdiri atas menghentikan agen penyebab dan memakai tetesan yang lembut atau lunak, atau sama sekali tanpa tetesan. Sering reaksi konjungtiva menetap sampai berminggu-minggu atau berbulan-bulan lamanya setelah penyebabnya dihilangkan
Konjungtivitis Pekerjaan oleh Konjungtivitis Pekerjaan oleh Bahan Kimia dan IritansBahan Kimia dan IritansAsam, alkali, asap, angin, dan hamper
setiap substansi iritan yang masuk ke saccus conjungtiva dapat menimbulkan konjungtivitis. Beberapa iritan umum adalah pupuk, sabun, deodorant, spray rambut, tembakau, bahan-bahan make-up, dan berbagai asam dan alkali
namun mata yang terkena seringkali merah dan terasa mengganggu secara menahun
Konjungtivitis Pekerjaan oleh Konjungtivitis Pekerjaan oleh Bahan Kimia dan IritansBahan Kimia dan IritansPada luka karena asam itu mengubah sifat
protein jaringan dan efek langsung. Alkali tidak mengubah sifat protein dan cenderung cepat menyusup kedalam jaringan dan menetap di dalam jaringan konjungtiva. Disini mereka terus menerus merusak selama berjam-jam atau berhari-hari lamanya, tergantung konsentrasi molar alkali tersebut dan jumlah yang masuk.
Konjungtivitis Pekerjaan oleh Konjungtivitis Pekerjaan oleh Bahan Kimia dan IritansBahan Kimia dan IritansPembilasan segera dan menyeluruh
saccus conjungtivae dengan air atau larutan garam sangat penting, dan setiap materi padat harus disingkirkan secara mekanik. Jangan memakai antidotum kimiawi
kompres dingin selama 20 menit setiap jam, teteskan atropine 1% dua kali sehari, dan beri analgetika sistemik bila perlu