8
 1 RESUME KEPERAWATAN ANAK 2014 RESUME KONSEP TERAPI BERMAIN Oleh : Muhamad Ibnu Hasan A. PENGERTIAN Terapi bermain merupakan salah satu intervensi yang efektif bagi anak untuk menurunkan atau mencegah kecemasan sebelum dan sesudah tindakan operatif, terapi  bermain juga merupakan suatu kegiatan dalam rangka meng urangi efek hospitalisasi bagi anak, terkait pertumbuhan dan perkembangan anak selanjutnya. Aktivitas bermain yang dilakukan anak-anak merupakan cerminan kemampuan fisik, intelektual, emosional dan sosial. Bermain merupakan media yang baik untuk  belajar karena dengan bermain anak akan berkata-kata (berkomunikasi), belajar menyesuaikan diri dengan lingkungan, melakukan apa yang dilakukannya, mengenal waktu, jarak serta suara. B. FUNGSI BERMAIN  Secara umum, fungsi dari bermain antara lain : 1. Perkembangan sensorimotor dimana aktifitas sensorimotor adalah komponen utama bermain pada semua usia dan merupakan bentuk dominan  permainan pada masa bayi. Permainan aktif p enting untuk perkembangan otot dan bermanfaat untuk melepas kelebihan energi. Melalui permainan sensori motor,anak menggali sifat dunia fisik . Bayi memperoleh kesan tentang diri mereka sendiri dan dunia mereka melalui sstimulasi taktil, auditorius, visual, dan kinestetik 2. Fungsi kreativitas yaitu anak- anak bereksperimen mencoba ide mereka dalam bermain melalui setiap media yang mereka miliki, termasuk bahan-  bahan mentah, fantasi, dan eksplorasi. Kreativitas merupakan hasil dari aktivitas tunggal meskipun berpikir kreatif sering kali ditingkatkan dalam kelompok ketika mendengar ide orang lain yang merangsang eksplorasi lanjutan dari idenya sendiri. Ketika anak merasakan kepuasan dari menciptakan sesuatu yang berbeda, mereka mentransfer minat kreativitas ke situasi di luar dunia bermain. 3. Perkembang an Intelektual melalui eksplorasi dan manipulasi, anak-anak  belajar mengenali warna, bentuk, ukuran, tekstur dan fungsi objek-objek. Permainan memberikan sarana untuk mempraktikkan dan mengembangkan keterampilan berbahasa, mempraktikkan pengalaman yang lalu untuk mengasimilasikannya ke dalam berbagai persepsi dan hubungan yang baru. Selain itu bermain juga akan membantu anak-anak untuk memahami dunia tempat mereka tinggal dan membedakan antara fantasi dan kenyataan 4. Fungsi Sosialisasi fungsi sosialisasi ditunjukkan sejak masa ba yi awal, anak- anak menunjukkan minat dan kesenangan apabila ditemani dengan anak lain. mereka belajar untuk saling memberi dan menerima, belajar dari kritikan

KONSEP BERMAIN

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Keperawatan Pediatric cuy....

Citation preview

  • 1

    RESUME KEPERAWATAN ANAK 2014

    RESUME KONSEP TERAPI BERMAIN

    Oleh : Muhamad Ibnu Hasan

    A. PENGERTIAN

    Terapi bermain merupakan salah satu intervensi yang efektif bagi anak untuk

    menurunkan atau mencegah kecemasan sebelum dan sesudah tindakan operatif, terapi

    bermain juga merupakan suatu kegiatan dalam rangka mengurangi efek hospitalisasi bagi

    anak, terkait pertumbuhan dan perkembangan anak selanjutnya.

    Aktivitas bermain yang dilakukan anak-anak merupakan cerminan kemampuan

    fisik, intelektual, emosional dan sosial. Bermain merupakan media yang baik untuk

    belajar karena dengan bermain anak akan berkata-kata (berkomunikasi), belajar

    menyesuaikan diri dengan lingkungan, melakukan apa yang dilakukannya, mengenal

    waktu, jarak serta suara.

    B. FUNGSI BERMAIN

    Secara umum, fungsi dari bermain antara lain :

    1. Perkembangan sensorimotor dimana aktifitas sensorimotor adalah

    komponen utama bermain pada semua usia dan merupakan bentuk dominan

    permainan pada masa bayi. Permainan aktif penting untuk perkembangan otot

    dan bermanfaat untuk melepas kelebihan energi. Melalui permainan sensori

    motor,anak menggali sifat dunia fisik . Bayi memperoleh kesan tentang diri

    mereka sendiri dan dunia mereka melalui sstimulasi taktil, auditorius, visual,

    dan kinestetik

    2. Fungsi kreativitas yaitu anak- anak bereksperimen mencoba ide mereka

    dalam bermain melalui setiap media yang mereka miliki, termasuk bahan-

    bahan mentah, fantasi, dan eksplorasi. Kreativitas merupakan hasil dari aktivitas tunggal meskipun berpikir kreatif sering kali ditingkatkan dalam

    kelompok ketika mendengar ide orang lain yang merangsang eksplorasi

    lanjutan dari idenya sendiri. Ketika anak merasakan kepuasan dari

    menciptakan sesuatu yang berbeda, mereka mentransfer minat kreativitas ke

    situasi di luar dunia bermain.

    3. Perkembangan Intelektual melalui eksplorasi dan manipulasi, anak-anak

    belajar mengenali warna, bentuk, ukuran, tekstur dan fungsi objek-objek.

    Permainan memberikan sarana untuk mempraktikkan dan mengembangkan

    keterampilan berbahasa, mempraktikkan pengalaman yang lalu untuk

    mengasimilasikannya ke dalam berbagai persepsi dan hubungan yang baru.

    Selain itu bermain juga akan membantu anak-anak untuk memahami dunia

    tempat mereka tinggal dan membedakan antara fantasi dan kenyataan

    4. Fungsi Sosialisasi fungsi sosialisasi ditunjukkan sejak masa bayi awal, anak-

    anak menunjukkan minat dan kesenangan apabila ditemani dengan anak lain.

    mereka belajar untuk saling memberi dan menerima, belajar dari kritikan

  • 2

    RESUME KEPERAWATAN ANAK 2014

    teman sebayanya dibandingkan dari orang dewasa. anak-anak mempelajari

    yang benar dari yang salah, standar masyarakat, dan bertanggung jawab atas

    tindakan mereka. bermain dapat membantu anak-anak mengembangkan kompetensi baru yang mengarah pada peningkatan kepercayaan diri dan

    ketahanan mereka yang harus menghadapi perubahan di masa depan

    5. Perkembangan Kesadaran Diri bermula dari eksplorasi aktif tubuh anak

    dan kesadaran diri bahwa mereka terpisah dari ibu, proses identifikasi diri

    difasilitasi melalui kegiatan bermain. anak-anak belajar mengenali siapa diri

    mereka dan dimana posisi mereka. mereka mampu mengatur tingkah laku,

    mempelajari kemampuan diri, dan membandingkannya dengan anak-anak

    lain. selain itu, mereka juga mempu menguji kemampuan mereka,

    melaksanakan dan mencoba berbagai peran dan mempelajari dampak dari

    perilaku mereka pada orang lain

    6. Manfaat Terapeutik

    Memberikan sarana untuk melepaskan diri dari ketegangan dan stres yang dihadapi di lingkungan. bahwa terapi bermain merupakan salah satu

    tatalaksana selama semua fase penyakit dan setiap prosedur terutama

    prosedur invasif yang dapat mengurangi ansietas, tentunya setiap prosedur

    disesuaikan dengan tingkat pengetahuan dan kemampuan anak.

    Anak dapat mengekspresikan emosi dan melepaskan impuls yang tidak dapat diterima dalam cara yang dapat diterima masyarakat.

    Anak-anak mampu untuk mencoba menguji situasi yang menakutkan dan dapat menjalankan dan menguasai peran dan posisi yang tidak dapat

    mereka lakukan di dunia nyata

    Anak mampu mengkomunikasikan kebutuhan, rasa takut, dan keinginan mereka kepad pengamat yang tidak dapat mereka ekspresikan karena

    keterbatan keterampilan bahasa mereka.

    Anak mampu menerima diri dari orang dewasa dan perlu didampingi oleh orang dewasa untuk m embantu mengontrol agresi dan menyalurkan

    kecenderungan dekstruktif mereka.

    7. Nilai Moral anak segera mempelajari bahwa sebaya mereka kurang toleran

    terhadap kekerasan dibanding orang dewasa dan bahwa untuk

    mempertahankan tempat dalam kelompok bermain mereka harus

    menyesuaikan diri dengan standart kelompok tersebut.

    C. Faktor Yang Mempengaruhi Aktifitas Bermain 1. Tahap perkembangan anak

    Aktivitas bermain yang tepat dilakukan anak, yaitu sesuai dengan tahapan

    pertumbuhan dan perkembangan anak. Tentunya permainan anak usia bayi tidak

    lagi efektif untuk pertumbuhan dan perkembangan anak usia sekolah. Demikian

    juga sebaliknya karena pada dasarnya permainan adalah alat stimulasi

    pertumbuhan dan perkembangan anak. Dengan demikian, orang tua dan perawat

  • 3

    RESUME KEPERAWATAN ANAK 2014

    harus mengetahui dan memberikan jenis permainan yang tepat untuk setiap

    pertumbuhan dan perkembangan anak.

    a) Usia 0-1 tahun: untuk melatih refleks yaitu kerja sama antara mata dan

    tangan, mata dan telinga dalam koordinasi

    b) Usia 1-2 tahun : bertujuan melatih anak dalam gerakan mendorong atau

    menarik imajinasi kegiatan sehari-hari beberapa bunyi dan membedakannya.

    c) Usia 2-3 tahun : bertujuan menyalurkan perasaan anak keterampilan bahasa,

    motorik halus dan kasar, membedakan warna

    d) Usia 3-6 th : perainan yang mengebangkan kemampuan menilai yaitu

    kesamaan atau perbedaan sesuatu, kemampuan berbahasa sportivitas,

    koordinasi motorik dan kontrol emosi

    Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan pada anak antara lain :

    o Hubungan Interpersonal : Hubungan dengan orang terdekat

    memainkan peran penting dalam perkembangan, terutama dalam

    perkembangan emosi,intelektual,dan kepribadian.

    o Faktor Nutrisi : faktor diet mengatur pertumbuhan pada semua tahap

    perkembangan, dan efeknya ditunjukkan pada cara yang beragam dan

    rumit. selama periode pertumbuhan pranatal yang cepat, nutrisi buruk

    dapat memengaruhi perkembangan dari waktu implantasi ovum sampai

    kelahiran. selama masa bayi dan kanak-kanak, kebutuhan terhadap kalori

    relatif besar, seperti yang dibuktikan oleh peningkatan tinggi dan berat

    badan. pada waktu ini kebutuhan protein dan kalori lebih tinggi

    dibandingkan pada hampir setiap periode perkembangan pascanatal.

    ketika laju pertumbuhan melambat disertai dengan penurunan

    metabolisme, akibatnya terjadi penurunan kebutuhan kalori dan protein.

    o Faktor Neuroendokrin : Beberapa hubungan fungsional di yakini ada

    diantara hipotalamus dan endokrin yang mempangaruhi pertumbuhan.

    Ada tiga hormon yang mempengaruhi pertumbuhan yaitu tiroid,

    androgen, dan hormon pertumbuhan. Tampak bahwa setiap hormon yang

    mempunyai pengaruh bermakna pada pertumbuhan memanifestasikan

    efek utamanya pada periode pertumbuhan yang berbeda.

    o Faktor Keturunan : Karakteristik yang diturunkan mempunyai

    pengaruh besar pada perkembangan. jenis kelamin anak, yang ditentukan

    oleh seleksi acak pada waktu konsepsi., mengarahkan pola pertumbuhan

    dan prilaku orang lain terhadap anak. dalam semua budaya, sikap dan

    harapan berbeda sesuai dengan jenis kelamin anak. jenis kelamin dan

    determinan keturunan lain secara kuat mempengaruhi hasil akhir

    pertumbuhan dan laju perkembangan untuk mendapatkan hasil akhir

    tersebut.

    2. Status kesehatan anak

    Untuk melakukan akitivitas bermain diperlukan energy. Walaupun demikian,

    bukan berarti anak tidak perlu bermain pada saat sedang sakit. Kebutuhan bermain

    pada anak sama halnya dengan kebutuhan bekerja pada orang dewasa. Yang

    penting pada saat kondisi anak sedang menurun atau anak terkena sakit, bahkan

  • 4

    RESUME KEPERAWATAN ANAK 2014

    dirawat di rumah sakit, orang tua dan perawat harus jeli memilihkan permainan

    yang dapat dilakukan anak sesuai dengan prinsip bermain pada anak yang sedang

    di rawat di rumah sakit.

    3. Jenis kelamin anak

    4. Lingkungan yang mendukung

    Terselengaranya aktivitas bermain yang baik untuk perkembangan anak salah

    satunya dipengaruhi oleh nilai moral, budaya, dan lingkungan fisik rumah.

    Fasilitas bermain tidak selalu harus yang dibeli di toko atau mainan jadi,

    melainkan lebih diutamakan yang dapat menstimulus imajinasi dan kreativitas

    anak. Keyakinan keluarga tentang moral dan budaya juga mempengaruhi

    bagaimana anak dididik melalui permainan.

    5. Jenis permainan yang cocok dan sesuai dengan anak

    D. KATEGORI BERMAIN 1. Permainan aktif : Anak berperan aktif dari permainan, anak memperoleh

    kesenangan dari apa yang mereka perbuat sendiri atau mereka mainkan. Misalnya

    mewarnai gambar, puzzle, dan menempel gambar.

    Permainan aktif terdiri dari :

    Bermain mengamati/menyelidiki (exploratory play) : Perhatian pertama anak pada alat bermain adalah memeriksa apakah alat

    permainan tersebut. Anak memperhatikan alat permainan, mengocok-

    ngocok apakah ada bunyi, mencium, meraba, menekan, dan kadang-

    kadang berusaha membongkar.

    Bermain konstruksi (construction play) Misalnya dengan menyusun balok-balok menjadi rumah-rumahan, dll.

    Bermain drama (dramatic play) Misalnya main sandiwara boneka dan main rumah-rumahan.

    Bermain bola, tali, dsb

    2. Permainan pasif : Pada permainan ini anak lebih banyak melihat dan mendengar. Permainan ini cocok apabila anak sudah lelah bermain aktif dan membuthkan

    sesuatu untuk mengatasi kebosanan dan keletihannya. Dimana kesenangan

    diperoleh dari kegiatan orang lain. Misalnya menonton tv, melihat gambar-

    gambar di buku atau majalah, dan mendengarkan cerita atau musik

    E. KLASIFIKASI PERMAINAN

    Berdasarkan Isi permainan :

    1. Bermain afektif sosial : adalah adanya hubungan interpersonal yang menyenangkan antara anak dan orang lain. Bila orang dewasa berbicara,

    menyentuh, mencium, bayi akan belajar untuk menstimulasi emosi dan

    respon perilaku orang tua seperti tersenyum, mengeluarkan suara, memulai

    permainan dan aktivitas lain.

    Contoh permainan : Misalnya: bermain "cilukba". 2. Bermain untuk senang-senang : adalah permainan yang menggunakan alat

    dan bisa menimbulkan perasaan senang pada anak dan biasanya

    mengasyikkan.

  • 5

    RESUME KEPERAWATAN ANAK 2014

    Contoh permainan : Bermain dengan memegang bahan-bahan mentah

    seperti air, pasir, makanan, gerakan tubuh (diayun, diangkat, ditimang),

    kemampuan tubuh seperti mencium dan bersenandung Misalnya:

    memindahkan air ke botol.

    3. Permainan ketrampilan : adalah permainan yang membutuhkan keterampilan anak, khususnya motorik halus dan kasar.

    Contoh permainan : Permainan keterampilan yang mengulang tindakan

    yang berulang-ulang, rasa senang dan mempraktekkan kemampuan baru,

    Misalnya: memegang benda-benda kecil, naik sepeda.

    4. Permainan simbolik atau pura-pura : adalah anak memainkan peran orang lain melalui permainannya. Permainan ini mulai pada masa bayi akhir dan

    merupakan bentuk permainan yang dominan pada anak prasekolah.Anak

    belajar dan mempraktikkan peran dan identitas yang dimainkan oleh keluar

    game reka dan masyarakat. Anak yang lebih besar menjalankan tema tertentu,

    memerankan sebuah cerita, dan menyusun drama itu sendiri.

    Contoh permainan : Anak memainkan replika benda-benda di masyarakat,

    memberikan media untuk belajar tentang peran orang dewasa seperti

    menggunakan telepon, mengendarai mobil-mobilan, meminang boneka,

    berkembang menjadi drama yang semakin kompleks dan bersambung yang

    dibuat anak prasekolah. Misalnya: bermain sebagai ibu guru, ibu rumah

    tangga dll.

    5. Games : Games atau permainan adalah jenis permainan menggunakan alat tertentu yang menggunakan perhitungan atau skor. Permainan yang

    dimainkan untuk anak prasekolah bukan permainan kompetitif karena anak

    prasekolah tidak suka kalah dan akan mencoba untuk curang, ingin mengubah

    aturan, menuntut pengecualian dan kesempatan untuk mengubah cara

    mereka. Permainan kompetitif cocok untuk anak usia sekolah dan remaja

    6. Perilaku Unoccupied atau Unoccupied Play : Dari mulai bayi lahir sampai berusia kira-kira 3 bulan .Anak tidak memainkan alat permainan tertentu, dan

    situasi atau objek yang ada di sekelilingnya yang digunakannya sebagai alat

    permainan. Anak melamun, memainkan pakaian atau objek lain, atau berjalan

    tanpa tujuan

    Berdasarkan Karakter permainan :

    1. Permainan pengamat : Anak hanya mengamati temannya yang sedang bermain, tanpa ada inisiatif untuk ikut berpartisipasi dalam permainan, seperti

    menendang bola

    2. Permainan Tunggal : Anak tampak berada dalam kelompok permainannya, tetapi anak bermain sendiri dengan alat permainan yang dimilikinya, dan alat

    permainan tersebut berbeda dengan alat permainan yang digunakan

    temannya, tidak ada kerja sama, ataupun komunikasi dengan teman

    sepermainannya. Bermain sendiri mengajari anak bagaimana dia bisa menghibur dirinya sendiri. Permainan ini paling banyak dimainkan oleh anak

    usia kurang dari 3 tahun. Misalnya anak bermain menggunakan telepon mainan ditempat yang sama dengan temannya (seperti playgroup)

  • 6

    RESUME KEPERAWATAN ANAK 2014

    3. Permainan Parallel : Anak dapat menggunakan alat permainan yang sama, tetapi antara satu anak dengan anak lain tidak terjadi kontak satu sama lain

    sehingga tidak ada sosialisasi satu sama lain. Misalnya, masing-masing anak

    berdampingan bermain dalam suatu kelompok bermain dengan alat yang

    berbeda

    4. Permainan Asosiatif : Pada permainan ini sudah terjadi komunikasi antara satu anak dengan anak lain, tetapi tidak terorganisasi, tidak ada pemimpin

    atau yang memimpin permainan, dan tujuan permainan tidak jelas. Misalnya,

    dua anak bermain boneka, saling meminjami pakaian boneka, dan melakukan

    percakapan serupa tetapi tidak ada yang mengarahkan tindakan teman lain

    atau menetapkan aturan mengenai batasan sesi permainan.

    5. Permainan Kooperatif : Aturan permainan dalam kelompok tampak lebih jelas pada permainan jenis ini, juga tujuan dan pemimpin permainan.

    Kebanyakan anak baru siap untuk bermain kooperatif setelah usianya lebih

    dari 3 tahun Misalnya, satu atau dua anak memainkan peran dan mengarahkan

    aktivitas orang lain melalui satu media permainan, seperti main puzzle

    bersama.

    Berdasarkan Usia anak :

    1. Bayi usia 0-3 bulan : Pada usia ini karakteristik khas permainan pada bayi yaitu adanya interaksi sosial yang menyenangkan antara bayi dan orangtua

    Contoh permainan : mainan gantung yang berwarna terang dengan bunyi

    musik yang menarik

    2. Bayi usia 4-6 bulan : Pada usia ini adanya stimulus penglihatan dan pendengaran.

    Contoh permainan : mengajak nonton TV, memberi mainan yang mudah

    dipegang dan berwarna terang, biarkan bayi bermain air didalam bak mandi

    3. Bayi usia 7-9 bulan : Pada usia ini stimulus penglihatan dan pendengaran lebih jelas.

    Contoh permainan : kertas, alat tulis, boneka yang berbunyi, gelas sendok,

    bola

    4. Anak usia todler Contoh permainan : boneka, kereta api, truk, sepeda roda tiga, alat memasak,

    bola, pasir, tanah liat, lilin

    5. Anak usia pra sekolah Contoh permainan : associative play, dramatic play, skill play

    Berdasarkan Kualitas Permainan :

    1. Constructive Play : Tipe bermain ini mengajarkan anak menciptakan sesuatu, dimulai

    ketika anak bayi dan menjadi lebih kompleks sesuai fase pertumbuhan anak.

    Pada bayi, bayi akan mengambil benda dan meletakkan di mulutnya. Usia

    toddler diketahui bahwa anak akan mulai menggambar, bermain pasir dan

    balok susun. Anak dengan percaya diri akan menyusun dan memanipulasi

    benda menjadi bentuk yang lebih bagus seperti yang dia inginkan.

  • 7

    RESUME KEPERAWATAN ANAK 2014

    2. Expressive Play : Merupakan tipe permainan yang mengajarkan anak untuk

    mengekspresikan perasaannya. Orangtua dapat menggunakan bahan seperti,

    tinta, crayon, pensil warna dan marker untuk menggambar dan menulis.

    Untuk melakukan ekspresif play dapat digunakan juga instrumental musik.

    3. Fantasy Play : Pada permainan ini anak belajar tentang peraturan dan situasi baru.

    Anak juga akan belajar bereksperimen tentang bahasa dan emosi.

    4. Cooperative play : Kooperatif play diperagakan pada akhir masa pra-sekolah. Permainan

    ini diterapkan dengan adanya peraturan-peraturan tertentu. Permainan dengan

    peraturan mengajarkan pada anak tentang konsep bahwa hidup mempunyai

    peraturan tertentu yang harus ditaati oleh semuanya.

    F. TERAPI BERMAIN SESUAI FUNGSINYA 1. Fungsi Perkembangan Sensori Motor

    a. Untuk bayi : Taktil, auditorius, visual, kinestik

    b. Todler dan pra-sekolah : Maturitas, permainan sensori motor, naik sepeda,

    roler skating, "cilukba", tepuk tangan, pengulangan verbal dan imitasi gestur

    sederhana, anak mulai belajar bagaimana berjalan sendiri, memahami bahasa

    dan merespons disiplin, seperti berbicara dengan mainan, menguji kekuatan

    dan ketahanannya. Stimulasi untuk pertumbuhan psikososial sama pentingnya

    dengan makanan untuk pertumbuhan fisik. Interaksi dengan orang-orang

    menjadi semakin penting. Permainan taktil sangat penting bagi anak, terutama

    pada anak toodler yang sedang melakukan eksplorasi. Permainan air, pasir,

    menggambar dengan jari, dan membentuk tanah liat memberi kesempatan yang

    baik untuk menghasilkan sesuatu yang kreatif dan manipulatif

    c. Anak pra sekolah : aktivitas pertumbuhan fisik dan penghalusan ketrampilan

    motorik mencakup melompat, berlari, memanjat, dan berenang. Hal ini dapat

    mengajarkan keamanan serta perkembangan dan koordinasi otot. Aktivitas

    anak prasekolah yang paling khas adalah permainan imitatif, imaginatif dan

    dramatik, seperti permainan boneka, mainan rumah tangga, pesawat terbang,

    kit dokter dan perawat memberikan waktu bagi anak untuk mengekspresikan

    diri

    2. Fungsi Perkembangan Intelektual

    Jenis permainan yang sesuai fungsi ini seperti puzzle, dan permainan membantu

    mereka menyelesaikan masalah, buku cerita, film, dan koleksi benda yang dapat

    memperluas pengetahuan sekaligus kesenangan.

    3. Fungsi Sosial

    Jenis permainan yang membangun hubungan sosial melalui interaksi antara ibu

    dan anak, memberi kritik dan mempelajari peran seks yang diharapkan.

    4. Fungsi Kreativitas

    Jenis permainan yang merangsang anak-anak bereksperimen dan mencoba ide

    mereka dalam bermain melalui setiap media yang dimiliki, termasuk bahan-bahan

    mentah, fantasi, dan eksplorasi

  • 8

    RESUME KEPERAWATAN ANAK 2014

    5. Fungsi Kesadaran Diri

    Jenis permainan yang diharapkan anak-anak mampu menguji kemampuan

    mereka, melaksanakan dan mencoba berbagai peran dan mempelajari dampak dari

    perilaku mereka kepada orang lain.

    6. Fungsi Manfaat Terapeutik

    Jenis permainan yang didalamnya anak-anak banyak menunjukkan diri mereka

    sendiri dalam bermain, melalui bermain anak-anak mampu mengkomunikasikan

    kebutuhan, rasa takut, dan keinginan mereka kepada pengamat yang tidak dapat

    mereka ekspresikan karena keterbatasan keterampilan bahasa mereka

    7. Fungsi Nilai Moral

    Jenis permainan yang didalamnya anak harus menaati aturan perilaku yang

    diterima budaya (adil, jujur, control diri, dan mempertimbangkan orang lain)

    G. HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN DALAM AKTIVITAS BERMAIN

    1. Ekstra energi : Untuk bermain diperlukan ekstra energi. Anak yang sakit, kecil

    keinginannya untuk bermain.

    2. Waktu : Anak harus mempunyai waktu yang cukup untuk bermain

    3. Alat Permainan : Untuk bermain diperlukan alat permainan yang sesuai dengan

    umur dan taraf perkembangannya.

    4. Ruangan untuk bermain :Ruangan tidak usah terlalu lebar dan tidak perlu

    ruangan khusus untuk bermain. Anak bisa bermain di ruang tamu, halaman,

    bahkan ruang tidurnya.

    5. Pengetahuan Cara Bermain : Anak belajar bermain melalui coba-coba sendiri,

    meniru teman-temannya, atau diberi tahu caranya oleh orang lain. Cara yang

    terakhir adalah yang terbaik, karena anak tidak terbatas pengetahuannya dalam

    menggunakan alat permainannya dan anak akan mendapatkan keuntungan lain

    yang lebih banyak.

    6. Teman Bermain : Anak harus merasa yakin bahwa ia mempunyai teman bermain

    kalau ia memerlukan, apakah itu saudaranya, orang tuanya atau temannya. Karena

    kalau anak bermain sendiri, maka ia akan kehilangan kesempatan belajar dari

    teman-temannya. Sebaliknya kalau terlalu banyak teman bermain dengan anak

    lain maka dapat mengakibatkan anak tidak mempunyai kesempatan yang cukup

    untuk menghibur diri sendiri dan menemukan kebutuhannya sendiri. Bila kegiatan

    bermain dilakukan bersama orang tuanya,maka hubungan orang tua dengan anak

    menjadi akrab, dan ibu/ayah akan segera mengetahui setiap kelainan yang terjadi

    pada anak mereka secara dini.