32
LAPORAN PROSES TUTORIAL disusun untuk memenuhi salah satu nilai mata kuliah Ilmu Dasar Keperawatan 1 Disusun oleh : Kelompok A Ketua : Nur Indah P. (213114045) Sriber 1 : Indra Rinaldi (213114086) Sriber 2 : Ghina Firyal R. (213114099) Anggota : 1. Rima Nurlatifah (213114001) 2. Siti Ayu Rahayu P. (213114002) 3. M. Renaldi Kartiwa (213114007) 4. Sri Sulastri M. (213114015) 5. Ryan Septiansyah (213114016) 6. Hanurita Christy P. (213114035) 7. Wilda Nur M. (213114044) 8. Dissa Aulia P. (213114060) 9. Desi Nurwijaya (213114061) 10. M. Andre Pratama (213114074) 11. Melyani Nur Aidah ( 213114081) 12. Shelly Nirmala D (213114087) 13. Galuh Dyah Arum (213114088) 14. Rio Afrizal (213114100) 15. Silvia Andriani A (213114113) 16. Regia Marsha L (213114120)

Konsep Calista Roy

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Laporan sebuah kasus yang berhubungan dengan konsep Calista Roy

Citation preview

Page 1: Konsep Calista Roy

LAPORAN PROSES TUTORIALdisusun untuk memenuhi salah satu nilai mata kuliah

Ilmu Dasar Keperawatan 1

Disusun oleh :

Kelompok A

Ketua : Nur Indah P. (213114045)

Sriber 1 : Indra Rinaldi (213114086)

Sriber 2 : Ghina Firyal R. (213114099)

Anggota :

1. Rima Nurlatifah (213114001)

2. Siti Ayu Rahayu P. (213114002)

3. M. Renaldi Kartiwa (213114007)

4. Sri Sulastri M. (213114015)

5. Ryan Septiansyah (213114016)

6. Hanurita Christy P. (213114035)

7. Wilda Nur M. (213114044)

8. Dissa Aulia P. (213114060)

9. Desi Nurwijaya (213114061)

10. M. Andre Pratama (213114074)

11. Melyani Nur Aidah ( 213114081)

12. Shelly Nirmala D (213114087)

13. Galuh Dyah Arum (213114088)

14. Rio Afrizal (213114100)

15. Silvia Andriani A (213114113)

16. Regia Marsha L (213114120)

Program Studi Ilmu Keperawatan (S1)Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal A. Yani Cimahi

2014

Page 2: Konsep Calista Roy

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT melimpahkan

rahmat dan kasih sayang-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah

ini dengan baik sesuai dengan yang diharapkan. Terimakasih kepada teman-

teman yang telah ikut membantu dan bekerjasama selama proses penulisan

laporan ini dan tak lupa kami ucapkan terimakasih kepada dosen

pembimbing yang telah memberikan waktu dan kesempatan, sehingga kami

dapat menyempurnakan makalah ini sesuai dengan waktu yang telah

ditentukan.

Dalam kesempatan kali ini kami akan membahas tentang Fraktur

Femur kanan Terbuka. Kami menyadari bahwa makalah ini masih perlu

mendapatkan bimbingan, kekurangan baik dari segi isi maupun penulisan.

Maka dari itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya

membangun demi memperbaiki makalah selanjutnya. Semoga apa yang

telah kami sampaikan dalam maklah ini bisa mengandung banyak manfaat

khususnya bagi kami yang masih dalam tahap belajar, dan umumnya bagi

semua pembaca.

Cimahi, November 2014

Penyusun

2

Page 3: Konsep Calista Roy

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................................

DAFTAR ISI.................................................................................................................................

BAB 1.............................................................................................................................................

1.1 Latar Belakang...........................................................................................3

1.2 Batasan Masalah........................................................................................4

1.3 Masalah......................................................................................................4

1.4 Tujuan Masalah.........................................................................................4

1.5 Sistematika Penulisan................................................................................5

BAB 2.............................................................................................................................................

2.1 Analisis Kasus...........................................................................................6

2.1.1 Skenario Kasus..................................................................................6

2.1.2 Step 1 (Klasifikasi Istilah).................................................................6

2.1.3 Step 2 (Identifikasi Masalah).............................................................7

2.1.4 Step 3 (Klasifikasi Masalah)..............................................................7

2.1.5 Step 4 (Hipotesis)..............................................................................9

2.1.6 Step 5 (learning Issue)....................................................................10

2.1.7 Step 6 (Belajar Mandiri).................................................................10

2.1.8 Step 7 (Hipotesa).............................................................................11

BAB 3...........................................................................................................................................

3.1 Kesimpulan..............................................................................................20

3.2 Saran........................................................................................................20

DAFTAR PUSTAKA

3

Page 4: Konsep Calista Roy

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keperawatan sebagai profesi memenuhi syarat sebagai profesi keilmuan

karena mempunyai body of knowledge yang jelas. Paradigma keperawatan

dijadikan dasar pembentukkan model konseptual akhirnya memunculkan

teori-teori keperawatan. Teori keperawatan berkembang dan diterapkan

dalam praktek klinik keperawatan, penelitian, dan pendidikan. Salah satu

konseptual model keperawatan yang dimaksud adalah konseptual model dari

Sister Callista Roy tentang Adaptation model.

Teori adaptasi menurut Roy merupakan salah satu teori tentang bagaimana

menerapkan asuhan keperawatan yang berfokus pada kemampuan adaptasi

klien. Teori ini termasuk salah satu teori yang mudah diaplikasikan sehingga

banyak digunakan dalam penerapan asuhan keperawatan. Teori Roy dalam

pelaksanaannya menyentuh hampir semua aspek kehidupan baik secara fisik,

konsep diri, fungsi peran, dan interdependensi. (Roy, 1991). Roy

menganggap klien mempunyai daya adaptasi dalam mengatasi masalahnya.

Perawat dalam teori Roy dituntut untuk mengkaji kemampuan adaptasi klien

dan perawat membantu klien untuk beradaptasi terhadap perubahan termasuk

perubahan yang terjadi dalam tubuh klien, salah satunya perubahan dalam

otak.

4

Page 5: Konsep Calista Roy

1.2 Batasan Masalah

1.2.1 Step 1 : Klasifikasi Masalah

1.2.2 Step 2 : Identifikasi Masalah

1.2.3 Step 3 : Analisa Masalah

1.2.4 Step 4 : Hipotesis

1.2.5 Step 5 : Learning Issue

1.2.6 Step 6 : Belajar Mandiri

1.2.7 Step 7 : Sintesis

1.3 Masalah

1.3.1 Apa model konsep dan teori keperawatan Calista Roy?

1.3.2 Apa paradigm dari teori Calista Roy?

1.3.3 Bagaimana implementasi dari teori Calista Roy?

1.4 Tujuan Masalah

1.4.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui model konsep dan teori

keperawatan Calista Roy

1.4.2 Tujuan Khusus

1.4.2.1 Mahasiswa mampu memahami model

konsep dan teori keperawatan Calista Roy

1.4.2.2 Mahasiswa mampu mengetahui paradigma

dari teori Calista Roy

5

Page 6: Konsep Calista Roy

1.4.2.3 Mahasiswa mampu mengetahui

implementasi dari teori Calista Roy

1.5 Sistematika Penulisan

1.5.1 Studi Kepustakaan

Yaitu suatu pengumpulan yang diperoleh dengan cara

penelusuran buku-buku tentang tata tulis karya ilmiah

untuk memperoleh ketentuan-ketentuan dasar terhadap

materi yang akan dibahas.

1.5.2 Pencarian Internet

Yaitu penelusuran dari berbagai macam alamat

website yang mengenai tentang tata tulis karya ilmiah

yang ada di dalam internet untuk memperoleh materi

yang akan dibahas.

6

Page 7: Konsep Calista Roy

BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Analisis Kasus

2.1.1 Skenario Kasus

Seorang gadis bernama Lusi berusia 17 tahun , merupakan

mahasiswa disekolah terkenal di Cimahi, masuk RS karena mengalami

kecelakaan lalu lintas sehingga mengakibatkan dirinya mengalami Fraktur

Femur Kanan terbuka dan dirawat di ruang bedah. Sepanjang hari dia hanya

menangis. Pikirannya selalu muncul yang jelek-jelek saja tentang dirinya,

misal “kaki kanan saya tidak akan seperti sediakala, saya akan berjalan

dengan tongkat, merasa malu sekali menjadi perhatian, dan kasihan orang

lain, saya akan cacat, dan akan kehilangan masa bermain dengan teman-

teman sekolah, tidak akan ada pria yang suka dengan gadis cacat dan

bagaimana tanggung jawab saya sebagai pelajar, saya merasa malu sekali,

merasa diri tidak berharga”, setelah dirawat 3 hari Nn Lusi kesulitan

beradaptasi dengan keadaannya saat ini.

7

Page 8: Konsep Calista Roy

2.1.2 Step 1 (Klasifikasi Istilah)

Fraktur : Patah tulang

Femur : Tulang Paha

2.1.3 Step 2 (Identifikasi Masalah)

1. Bagaimana cara mengatasi kesulitan beradaptasi dengan keadaan

Nn. Lusi sekarang?

2. Bagaimana peran perawat dalam menangani pasien dengan fraktur?

3. Apakah ketika pasien sudah mengalami fraktur femur kanan akan

mengalami kecacatan?

4. Bagaimana peran perawat dalam mengatasi pasien yang sangat

ketakutan?

5. Bagaimana peran perawat dalam mengembalikan percaya diri

pasien?

6. Bagaimana cara mengembalikan psikologis Nn.lusi setelah

mengalami

kecelakaan itu?

7. Teori apa yang dapat diaplikasikan dalam kejadian Nn.Lusi?

2.1.4 Step 3 (Klasifikasi Masalah)

8

Page 9: Konsep Calista Roy

1. Perawat harus memberikan harapan dan motivasi untuk pasien agar

kecatatan yang dialaminya tidak menjadi masalah dan perawat juga bisa

membantu pasien untuk melakukan aktifitas agar kesulitan dalam

beradaptasi bisa diatasi dengan baik.

2. Peran perawat dalam menangani pasien fraktur femur yaitu harus

memenuhi kebutuhan dasar manusianya dan membantu pasien dalam

mobilisasi dan fisiotherapy .

3. Ketika pasien mengalami fraktur femur belum tentu terjadi kecacatan

tergantung kepada kondisi fraktur tersebut apabila kondisi fraktur tersebut

buruk terjadi infeksi adanya suatu syaraf yang putus kemungkina bisa

mengalami kecacatan, pertolongan pertama yg dilakukan dilokasi ada

kemungkinan semakin parah sebab pertolongan tidak optimal. Walaupun

tidak semakin parah kemungkinan pasien mengalami trauma.

4. Sebagai konselor dan konsultan perawat berperan dalam mengatasi pasien

yang sedang ketakutan dengan cara menenangkan pasien, memberikan

pendekatan secara spiritual, dan memberikan tekhnik relaksasi agara

pasien merasa lebih tenang dan tidak merasa ketakutan.

5. Peran perawat untuk mengembalikan rasa percaya diri, yaitu dengan

membantu membentuk mekanisme koping yang baik, memupuk rasa

percaya diri, memberikan motivasi, sugesti dan pengertian agar Nn Lusi

yakin bisa sembuh, disamping itu perawat bisa juga memberikan berbagai

alternative agar Nn Lusi merasa lebih baik, salah satunya memberikan

hypnotherapy, maupun fasilitas seperti gips, kursi roda dan kaki palsu.

6. Peran perawat agar psikologis membaik yaitu dengan cara memberi

konsultasi kepada Nn Lusi, membantu mengubah stressor kearah adaptif

dan memberikan pendekatan spiritual agar Nn Lusi dapat menanggulangi

stressor maladaptif.

9

Page 10: Konsep Calista Roy

7. Teory callista-roy: Memandang pasien sebagai sistem adaptasi membantu

pasien beradaptasi dengan perubahan kebutuhan fisiologis, konsep diri,

fungsi peran dan hubungan interpedensi selama sehat-sakit.

2.1.5 Step 4 (Hipotesis)

10

Fraktur Femur Kanan Terbuka

Stres

Halusinasi

HDR

Rasa Malu

Kesulitan Beradaptasi

Berkaitan dengan teori Callista Roy

Page 11: Konsep Calista Roy

2.1.6 Step 5 (learning Issue)

1. Mahasiswa mampu memahami konsep teori callista-roy

2. Mahasiswa mampu memahami paradigm dari teori callista-roy

3. Mahasiswa mampu mengimplementasikan teori callista-roy

2.1.7 Step 6 (Belajar Mandiri)

Kamis13 November 201416.00-18.00

Pembahasan kembali tentang hasil tutorial

Mulai menyusun laporan dan memulai pengetikan dari Bab I sampai dengan Bab II (Step 1 s.d. Step 5)

Mengerjakan laporan di Hotspot

Pembagian tugas kecil Semua anggota kelompok

hadir dan ikut bekerja samaSabtu15 November 201413.00 – 15.00

Pengumpulan tugas kecil Menyelesaikan penyusunan

dan pengetikan laporan dari Bab II (Step 6 dan Step 7) dan Bab III

Mengerjakan laporan di Hotspot

Semua anggota kelompok hadir dan ikut bekerja sama

Memeriksa ulang hasil pengetikan

Mengedit semua hasil laporan yang sudah lengkap

11

Page 12: Konsep Calista Roy

2.1.8 Step 7 (Hipotesa)

2.1.8.1 Pengertian Model Konsep dan Teori Keperawatan Sister

Calista Roy (Teori Roy)

Sister Calista Roy mengembangkan model adaptasi dalam keperawatan

pada tahun 1964. Model ini banyak digunakan sebagai falsafah dasar dan

model konsep dalam pendidikan keperawatan (Gaffar, 1999). Model

keperawatan adaptasi Roy adalah model keperawatan yang bertujuan

membantu seseorang untuk beradaptasi terhadap perubahan kebutuhan

fisiologis, konsep diri, fungsi peran, dan hubungan interdependensi selama

sehat sakit (Marriner-Tomery, dalam academia.edu). Teori adaptasi

Callista Roy memandang klien sebagai suatu system adaptasi. Model

adaptasi Roy menguraikan bahwa bagaimana individu mampu

meningkatkan kesehatannya dengan cara memepertahankan perilaku secara

adaptif karena menurut Roy, manusia adalah makhluk holistic yang

memiliki sistem adaptif yang selalu beradaptasi.

2.1.8.2 Tiga Tingkatan Adaptasi (Hidayat, 2008)

Tiga tingkatan konseptual model adaptasi roy adalah:

a Stimulus fokal adalah derajat perubahan atau stimulus yang secara

langsung mengharuskan manusia berespon adaptif. Stimulus fokal

adalah presipitasi perubahan tingkah laku.

b Stimulus konstektual adalah seluruh stimulus lain yang menyertai dan

memberikan konstribusi terhadap perubahan tingkah laku yang

disebabkan atau dirangsang oleh stimulus fokal.

12

Page 13: Konsep Calista Roy

c Stimulus residual adalah seluruh factor yang mungkin memberikan

konstribusi terhadap perubahan tingkah laku, akan tetapi belum dapat

di validasi.

2.1.8.3 Empat Mode Adaptasi (Hidayat, 2008)

1) Pertama, fungsi fisiologis, komponen system adaptasi ini yang

adaptasi fisiologis diantaranya oksigenasi, nutrisi, eliminasi,

aktivitas dan istirahat, integritas kulit, indera, cairan dan elektrolit,

fungsi neurologis dan fungsi endokrin.

2) Kedua, konsep diri yang mempunyai pengertian bagaimana

seseorang mengenal pola-pola interaksi social dalam berhubungan

dengan orang lain.

3) Ketiga, fungsi peran merupakan proses penyesuaian yang

berhubungan dengan bagaimana peran seseorang dalam mengenal

pola-pola interaksi social dalam berhubungan dengan orang lain

4) Keempat, interdependent merupakan kemampuan seseorang

mengenal pola-pola tentang kasih sayang, cinta yang dilakukan

melalui hubungan secara interpersonal pada tingkat individu

maupun kelompok.

Dalam proses penyesuaian diri individu harus meningkatkan energi

agar mampu melaksanakan tujuan untuk kelangsungan kehidupan,

perkembangan, reproduksi dan keunggulan sehingga proses ini

memiliki tujuan meningkatkan respon adaptasi.

Teori adaptasi suster Callista Roy memandang klien sebagai suatu

system adaptasi. Sesuai dengan model Roy, tujuan dari keperawatan

13

Page 14: Konsep Calista Roy

adalah membantu seseorang untuk beradaptasi terhadap perubahan

kebutuhan fisiologis, konsep diri, fungsi peran, dan hubungan

interdependensi selama sehat dan sakit (Marriner-Tomery,1994 dalam

academia.edu). Kebutuhan asuhan keperawatan muncul ketika klien

tidak dapat beradaptasi terhadap kebutuhan lingkungan internal dan

eksternal. Seluruh individu harus beradaptasi terhadap kebutuhan

berikut:

1. Pemenuhan kebutuhan fisiologis dasar

2. Pengembangan konsep diri positif

3. Penampilan peran social

4. Pencapaian keseimbangan antara kemandirian dan ketergantungan

Perawat menetukan kebutuhan di atas menyebabkan timbulnya

masalah bagi klien dan mengkaji bagaimana klien beradaptasi terhadap

hal tersebut. Kemudian asuhan keperawatan diberikan dengan tujuan

untuk membantu klien beradaptasi.

2.1.8.4 Konsep Keperawatan dengan Model Adaptasi Roy

(academia.edu)

Empat elemen penting yang termasuk dalam model adaptasi keperawatan

adalah : (1) Manusia; (2) Lingkungan; (3) Kesehatan; (4) Keperawatan.

Unsur keperawatan terdiri dari dua bagian yaitu tujuan keperawatan dan

aktivitas keperawatan, juga termasuk dalam elememn penting pada konsep

adaptasi.

14

Page 15: Konsep Calista Roy

Gambar 1. Konsep Sentral dari Paradigma Keperawatan (Somantri, 2006)

a. Manusia

Roy mengemukakan bahwa manusia sebagai sebuah sistem adaptif.

Sebagai sistem adaptif, manusia dapat digambarkan secara holistic

sebagai satu kesatuan yang mempunyai input, control, output, dan

proses umpan balik. Proses control adalah mekanisme koping yang

dimanifestasikan dengan cara adaptasi. Lebih spesifik manusia di

definisikan sabagai sebuah sistem adaptif dengan aktivitas kognator

dan regulator untuk mempertahankan adaptasi dalam empat cara

adaptasi yaitu : fungsi fisiologi, konsep diri, fungsi peran, dan

interdependensi.

b Konsep sehat;

Roy mendefinisikan sehat sebagai suatu continuum dari meninggal

sampai tingkatan tertinggi sehat. Dia menekankan bahwa sehat

merupakan suatu keadaan dan proses dalam upaya dan menjadikan

dirinya secara terintegrasi secara keseluruhan, fisik, mental dan social.

Integritas adaptasi individu dimanifestasikan oleh kemampuan

15

MANUSIA

KESEHATAN

LINGKUNGAN

/ MASYARAKAT

INTERVENSI

KEPERAWATAN

Page 16: Konsep Calista Roy

individu untuk memenuhi tujuan mempertahankan pertumbuhan dan

reproduksi.

Sakit adalah suatu kondisi ketidakmampuan individu untuk

beradapatasi terhadap rangsangan yang berasal dari dalam dan luar

individu.Kondisi sehat dan sakit sangat individual dipersepsikan oleh

individu. Kemampuan seseorang dalam beradaptasi (koping)

tergantung dari latar belakang individu tersebut dalam mengartikan

dan mempersepsikan sehat-sakit, misalnya tingkat pendidikan,

pekerjaan, usia, budaya dan lain-lain.

c. Konsep lingkungan;

Roy mendefinisikan lingkungan sebagai semua kondisi yang berasal

dari internal dan eksternal,yang mempengaruhi dan berakibat terhadap

perkembangan dari perilaku seseorang dan kelompok. Lingkunan

eksternal dapat berupa fisik, kimiawi, ataupun psikologis yang

diterima individu dan dipersepsikan sebagai suatu ancaman.

Sedangkan lingkungan internal adalah keadaan proses mental dalam

tubuh individu (berupa pengalaman, kemampuan emosional,

kepribadian) dan proses stressor biologis (sel maupun molekul) yang

berasal dari dalam tubuh individu. Manifestasi yang tampak akan

tercermin dari perilaku individu sebagai suatu respons. Dengan

pemahaman yang baik tentang lingkungan akan membantu perawat

dalam meningkatkan adaptasi dalam merubah dan mengurangi resiko

akibat dari lingkungan sekitar.

d Keperawatan;

16

Page 17: Konsep Calista Roy

Keperawatan adalah bentuk pelayanan professional berupa pemenuhan

kebutuhan dasar dan diberikan kepada individu baik sehat maupun

sakit yang mengalami gangguan fisik, psikis dan social agar dapat

mencapai derajat kesehatan yang optimal.

Roy mendefinisikan bahwa tujuan keperawatan adalah meningkatkan

respon adaptasi berhubungan dengan empat mode respon adaptasi.

Perubahan internal dan eksternal dan stimulus input tergantung dari

kondisi koping individu. Kondisi koping seseorang atau keadaan

koping seseorang merupakan tingkat adaptasi seseorang. Tingkat

adaptasi seseorang akan ditentukan oleh stimulus fokal, kontekstual,

dan residual. Fokal adalah suatu respon yang diberikan secara

langsung terhadap ancaman/input yang masuk.Penggunaan fokal pada

umumnya tergantung tingkat perubahan yang berdampak terhadap

seseorang. Stimulus kontekstual adalah semua stimulus lain seseorang

baik internal maupun eksternal yang mempengaruhi situasi dan dapat

diobservasi, diukur, dan secara subjektif disampaikan oleh individu.

Stimulus residual adalah karakteristik/riwayat dari seseorang yang ada

dan timbul releva dengan situasi yang dihadapi tetapi sulit diukur

secara objektif.

Model adaptasi Roy memberikan petunjuk untuk perawat dalam

mengembangkan proses keperawatan. Elemen dalam proses

keperawatan menurut Roy meliputi pengkajian tahap pertama dan

kedua, diagnosa, tujuan, intervensi, dan evaluasi, langkah-langkah

tersebut sama dengan proses keperawatan secara umum.

1). Pengkajian

17

Page 18: Konsep Calista Roy

Roy merekomendasikan pengkajian dibagi menjadi dua bagian,

yaitu pengkajian tahap I dan pengkajian tahap II.

Pengkajian pertama meliputi pengumpulan data tentang perilaku

klien sebagai suatu system adaptif berhubungan dengan masing-

masing mode adaptasi: fisiologis, konsep diri, fungsi peran dan

ketergantungan. Oleh karena itu pengkajian pertama diartikan

sebagai pengkajian perilaku,yaitu pengkajian klien terhadap

masing-masing mode adaptasi secara sistematik dan holistic

Setelah pengkajian pertama, perawat menganalisa pola perubahan

perilaku klien tentang ketidakefektifan respon atau respon adaptif

yang memerlukan dukungan perawat.Jika ditemukan

ketidakefektifan respon (mal-adaptif), perawat melaksanakan

pengkajian tahap kedua.Pada tahap ini, perawat mengumpulkan

data tentang stimulus fokal, kontekstual dan residual yang

berdampak terhadap klien. Menurut Martinez, factor yang

mempengaruhi respon adaptif meliputi: genetic; jenis kelamin,

tahap perkembangan, obat-obatan, alcohol, merokok, konsep diri,

fungsi peran, ketergantungan, pola interaksi social; mekanisme

koping dan gaya, strea fisik dan emosi; budaya;dan lingkungan

fisik

2). Perumusan diagnosa keperawatan

Roy mendefinisikan 3 metode untuk menyusun diagnosa

keperawatan:

18

Page 19: Konsep Calista Roy

a). Menggunakan tipologi diagnosa yang dikembangkan oleh Roy

dan berhubungan dengan 4 mode adaptif .dalam mengaplikasikan

diagnosa ini, diagnosa pada kasus Nn. Lusi “Fraktur Femur Kanan

Terbuka”.

b). Menggunakan diagnosa dengan pernyataan/mengobservasi dari

perilaku yang tampak dan berpengaruh tehadap stimulusnya.

Dengan menggunakan metode diagnosa ini maka diagnosanya

adalah “Patah tulang paha kanan terbuka sehingga klien

mengalami stres”.

c). Menyimpulkan perilaku dari satu atau lebih adaptif mode

berhubungan dengan stimulus yang sama, yaitu berhubungan

Misalnya jika seorang gadis mengalami patah tulang paha, dimana

ia mengalami percobaan bunuh diri. Pada kasus ini, diagnosa yang

sesuai adalah “kegagalan peran berhubungan dengan keterbatasan

fisik untuk menjalani aktifitasnya”

3). Intervensi keperawatan

Intervensi keperawatan adalah suatu perencanaan dengan tujuan

merubah ataumemanipulasi stimulus fokal, kontekstual, dan

residual. Pelaksanaannya juga ditujukan kepada kemampuan klien

dalam koping secara luas, supaya stimulus secara keseluruhan

dapat terjadi pada klien, sehinga total stimuli berkurang dan

kemampuan adaptasi meningkat.

19

Page 20: Konsep Calista Roy

Tujuan intervensi keperawatan adalah pencapaian kondisi yang

optimal, dengan menggunakan koping yang konstruktif.Tujuan

jangka panjang harus dapat menggambarkan penyelesaian masalah

adaptif dan ketersediaan energi untuk memenuhi kebutuhan

tersebut (mempertahankan, pertumbuhan, reproduksi).Tujuan

jangka pendek mengidentifikasi harapan perilaku klien setelah

manipulasi stimulus fokal, kontekstual dan residual.

4) Implementasi

Implementasi keperawatan direncanakan dengan tujuan merubah

atau memanipulasi fokal, kontextual dan residual stimuli dan juga

memperluas kemampuan koping seseorang pada zona adaptasi

sehinga total stimuli berkurang dan kemampuan adaptasi

meningkat.

e). Evaluasi

Penilaian terakhir dari proses keperawatan berdasarkan tujuan

keperawatan yang ditetapkan. Penetapan keberhasilan suatu

asuhan keperawatan didasarkan pada perubahan perilaku dari

kriteria hasil yang ditetapkan, yaitu terjadinya adaptasi pada

individu.

20

Page 21: Konsep Calista Roy

BAB 3

PENUTUPAN

3.1 Kesimpulan

Teori Calista Roy merupakan teori yang memandang

individu sebagai makhluk bio-psiko-sosio-spiritual sebagai satu

kesatuan yang utuh memilik mekanisme koping untuk beradaptasi

terhadap perubahan lingkungan, sehingga individu selalu

berinteraksi terhadap perubahan lingkungan. Untuk mampu

beradaptasi setiap individu akan berespon terhadap kebutuhan

fisiologis, kebutuhan akan konsep diri yang positif, kemampuan

untuk hidup mandiri serta kemampuan akan berperan dan berfungsi

secara optimal untuk memelihara integritas diri dan individu selalu

berada dalam rentang sehat-sakit yang berhubungan dengan koping

yang efektif dalam memelihara proses adaptasi.

21

Page 22: Konsep Calista Roy

3.2 Saran

Sebaiknya dalam mengimplementasikan teori Calista Roy kita harus

selalu memandang manusia itu unik dan holistik, sehingga dalam

melakukan asuhan keperawatan harus memperhatikan bahwa setiap

individu itu berbeda.

DAFTAR PUSTAKA

Gaffar, La Ode Jumadi. 1999. Pengantar Keperawatan Profesional.

Jakarta : EGC

Somantri, Irman. 2006. Konsep Dasar Keperawatan. Cimahi : Stikes A.

Yani Press

Hidayat, A. Aziz Alimul. 2008. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan.

Jakarta : Salemba Medika

www.academia.edu.com

22