Konsep Dasar Perencanaan Tambang

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Terdiri dari1. PENGERTIAN2. PERHITUNGAN CADANGAN BIJIH3. PERTIMBANGAN DASAR PERENCANAAN TAMBANG4. DASAR PEMILIHAN SISTEM PENAMBANGAN5. RANCANGAN TEKNIS PENAMBANGAN6. ALAT GALI DAN ALAT MUAT7. KAMUS ISTILAH DUNIA TAMBANG8. TUTORIAL SOFTWARE TAMBANG

Citation preview

  • KONSEP PERENCANAAN TAMBANG Konsep Dasar Perencanaan Tambang Konsep Dasar Perencanaan Tambang 1. PENGERTIAN Perencanaan adalah penentuan persyaratan dalan mencapai sasaran, kegiatan serta urutan teknik pelaksanaan berbagai macam kegiatan untuk mencapai suatu tujuan dan sasaran yang diinginkan. Pada dasarnya perencanaan dibagi atas 2 bagian utama, yaitu:

    1. Perencanaan strategis yang mengacu kepada sasaran secara menyeluruh, strategi pencapaiannya serta penentuan cara, waktu, dan biaya.

    2. Perencanaan operasional, menyangkut teknik pengerjaan dan penggunaan sumber daya untuk mencapai sasaran.

    3. Dari dasar perencanaan tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa suatu perencanaan akan berjalan dengan menggunakan dua pertimbangan yaitu pertimbangan ekonomis dan pertimbangan teknis. Untuk merealisasikan perencanaan tersebut dibutuhkan suatu program-program kegiatan yang sistematis berupa rancangan kegiatan yang dalam perencanaan penambangan disebut rancangan teknis penambangan Rancangan teknis ini sangat dibutuhkan karena merupakan landasan dasar atau konsep dasar dalam pembukaan suatu tambang khususnya tambang bijih nikel.

    2. PERHITUNGAN CADANGAN BIJIH Salah satu tahapan dalam melakukan perencanan tambang adalah melakukan perhitungan cadangan. Untuk setiap blok atau lubang dalam bijih harus dihitung kualitas dan kuantitasnya dengan baik. Dengan menggunakan data hasil perhitungan cadangan maka rencana produksi dapat dibuat. Untuk mengetahui cadangan bijih nikel di Tanjung Buli dihitung dengan menggunakan metode area of influence. Data bor yang dijadikan acuan perhitungan adalah data loging bor spasi 50 meter x 50 meter,dengan data elevasi terbaru. Untuk menghitung volume cadangan maka didapat dengan mengalikan antara luas blok dengan ketebalan yang mengandung bijih pada data log bor tersebut. Volume = luas x tebal Sedangkan menghitung tonnage cadangan diperoleh dari hasil kali volume blok dengan density insitu. Tonnage = Volume x Density 3. PERTIMBANGAN DASAR PERENCANAAN TAMBANG Dalam suatu perencanaan tambang, khususnya tambang bijih nikel terdapat dua pertimbangan dasar yang perlu diperhatikan, yaitu: 3.1 Pertimbangan Ekonomis Pertimbangan ekonomis ini menyangkut anggaran. Data untuk pertimbanganekonomis dalam melakukan perencanaan tambang batubara,yaitu:

    1. Nilai (value) dari endapan per ton batubara 2. Ongkos produksi, yaitu ongkos yang diperlukan sampai mendapatkan produk berupa bijih nikel diluar ongkos

    stripping. 3. Ongkosstripping of overburdendengan terlebih dahulu mengetahui stripping rationya. 4. Keuntungan yang diharapkan dengan mengetahui Economic Stripping Ratio. 5. Kondisi pasar

    3.2 Pertimbangan Teknis Yang termasuk dalam data untuk pertimbangan teknis adalah:

    1. Menentukan Ultimate Pit Slope (UPS) 2. Ultimate pit slope adalah kemiringan umum pada akhir operasi penambangan yang tidak menyebabkan

    kelongsoran atau jenjang masih dalam keadaan stabil. Untuk menentukan UPS ada beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu: Stripping ratio yang diperbolehkan Sifat fisik dan mekanik batuan Struktur Geologi Jumlah air dalam di dalam batuan

  • 3. Ukuran dan batas maksimum dari kedalaman tambang pada akhir operasi 4. Dimensi jenjang/bench

    Cara-cara pebongkaran atau penggalian mempengaruhi ukuran jenjang. Dimensi jenjang juga sangat tergantung pada produksi yang diinginkan dan alat-alat yang digunakan. Dimensi jenjang harus mampu menjamin kelancaran aktivitas alat mekanis dan faktor keamanan. Dimensi jenjang ini meliputi tinggi, lebar, dan panjang jenjang.

    5. Pemilihan sistem penirisan yang tergantung kondisi air tanah dan curah hujan daerah penambangan. 1. Kondisi geometrik jalan

    Kondisi geometrik jalan terdiri dari beberapa parameter antara lain lebar jalan, kemiringan jalan, jumlah lajur, jari-jari belokan,superelevasi,cross slope, dan jarak terdekat yang dapat dilalui oleh alat angkut.

    2. Pemilihan peralatan mekanis yang meliputi: Pemilihan alat dengan jumlah dan type yang sesuai Koordinasi kerja alat-alat yang digunakan.

    3. Kondisi geografi dan geologi Topografi

    Topografi suatu daerah sangat berpengaruh terhadap sistem penambanganyang digunakan. Dari faktor topografi ini,dapat ditentukan cara penggalian, tempat penimbunan overburden, penentuan jenis alat, jalur-jalur jalan yang dipergunakan,dan sistem penirisan tambang.

    Struktur geologi Struktur geologi ini terdiri atas lipatan, patahan, rekahan, perlapisan dan gerakan-gerakan tektonis.

    Penyebaran batuan Kondisi air tanah terutama bila disertai oleh stratifikasi dan rekahan.Adanya air dalam massa ini akan

    menimbulkan tegangan air pori. 4. DASAR PEMILIHAN SISTEM PENAMBANGAN Dengan perkembangan teknologi, sistem penambangan dibagi dalam tiga sistem penambangan yaitu:

    Tambang terbuka yaitu sistem penambangan yang seluruh kegiatan penambangannya berhubungan langsung dengan udara luar.

    Tambang dalam yaitu sistem penambangan yang aktivitas penambangannya dibawah permukaan atau di dalam tanah.

    Tambang bawah air (Under water Mining) Dalam penentuan sistem penambangan yang akan digunakan ada beberapa hal yang harus diperhatikan, diantaranya adalah: - Letak kedalaman endapan apakah dekat dengan permukaan bumi atau jauh dari permukaan. - Pertimbangan ekonomis yang tujuannya untuk memperoleh keuntungan yang maksimal dengan Mining

    Recovery yang maksimal dan relatif aman. - Pertimbangan teknis - Pertimbangan Teknologi.

    Ketiga sistem penambangan yang telah disebutkan sebelumnya, mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing serta sesuai dengan karakteristik dari endapan yang akan ditambang. Khusus dalam penelitian ini akan dibahas sistem penambangan secara tambang terbuka. Metode penambangan yang biasanya digunakan untuk tambang bijih adalah metode open pit, open mine, open cut, dan open cast. Perbedaan dari keempat metode ini dapat dilihat pada gambar berikut: Pada kegiatan penambangan menggunakan empat metode diatas, bijih berasal dari penggalian excavator baik dilakukan sendiri atau dengan kombinasi alat lain cara penggalian bijih nikel yang digunakan pada metode penambangan open pit,open cut, open cast dan open mine adalah:

    1. Sistem jenjang tunggal (Single Bench) Sistem jenjang tunggal biasanya dipakai untuk menambang bahan galian yang relatif dangkal dan memungkinkan unutk beroperasi dengan jenjang tunggal.

    Tinggi jenjang maksimum yang stabil, kemiringannya tergantung pada jenis batuan yang ditambang. Ketinggian jenjang yang aman ditetapkan dengan mempertimbangkan keselamatan pekerja dan peralatan.

  • Ketinggian jenjang berhubungan erat dengan kesetabilan permukaan yang aman adalah apabila alat-alat yang berioperasi dan pekerja dalam kondisi tidak aman, dimana tempat yang enjadi landasan terdapat kemungkinan akan runtuh/longsor. Besarnya hasil produksi yang dihasilkan dengan jenjang tunggal sangat terbatas dan ditentukan oleh kapasitas alat. Selain itu juga ditentukan oleh luas permukaan kerja (front).

    2. Sistem jenjang bertingkat (Multiple bench) Penambangan dengan jenjang bertingkat umumnya digunakan untuk menambang bahan galian yang kompak (massive) dan endapan bijih tebal yang sanggup ditambang jika menggunakan cara penambangan dengan jenjang tunggal. Jenis batuannya harus kuat dan keras agar dapat mendukung beban yang ada diatasnya. Kemiringan lereng dapat dibuat lebih vertikal jika daya dukung batuan besar. Pit slope bervariasi antara 20 - 70. Dari horizontal. Hal ini diaksud agar mendapatkan perolehan bijih yang lebih banyak lagi. Kestabilan jenjang perlu dijaga terutama untuk mempertinggi faktor keamanan. Untuk menghindari kecelakaan, beberapa cara dapat dilakukan yaitu dengan pembersihan bongkah-bongkah batu yang menempel pada dinding jenjang, mengetahui daerah kritis,pengeringan, dan memonitor pergerakan dan pergeseran.

    Pada pemilihan sistem penambangan secara tambang terbuka ada beberapa faktor yang berpengaruh terhadap pemilihan sistem penambangan, yaitu :

    - Jumlah Tanah Penutup Tanah penutup atau overburden yaitu tanah yang berada di atas lapisan bijih. Sebelum pengambilan bijih, terlebih dahulu tanah penutupnya harus dikupas. Jumlah dari tanah penutup harus diketahui dengan jelas untuk menentukan nilai Stripping Ratio.

    - Jumlah Cadangan Bijih Dari data hasil pemboran dan eksplorasi, dapat diketahui jumlah cadangan bijih yang dapat ditambang (mineable). Dari jumlah bijih nikel hasil perhitungan cadangan tersebut terdapat standar pengurangan yang digunakan oleh perusahaan sehinggga diperoleh mining recovery. Standar pengurangan tersebut dapat berupa: Geologi faktor Mining loss Dilution

    - Batas Penambangan (Pit Limit) dan Stripping ratio Batas penambangan ditentukan dengan cara menentukan daerah yang layak untuk diproduksi. Cara penentuannya adalah dengan memisahkan daerah yang layak dalam masalah kadar,diman kelayakan kadar adalah cut off grade (COG). COG adalah kadar rata-rata terendah yang asih menguntungkan. Kemudian langkah selanjutnya adalah menghitung stripping ratio (SR). SR adalah perbandingan antara volume tanah penutup yang dipindahkan per satuan berat bijih (satuan m3/ton). Sehingga dengan mengetahui nilai SR, maka dari daerah yang sudah memenuhi syarat COG dilihat lagi SRnya. Jika SRnya lebih besar dari SR yang ditentukan perusahaan, maka daerah tersebut tidak layak untuk diproduksi.

    5. RANCANGAN TEKNIS PENAMBANGAN Rancangan teknis penambangan merupakan bagian dari suatu perencanaan tambang. Rancangan penambangan ini merupakan program penambangan yang akan dikerjakan dan telah diberikan batas-batas dan aturan tegas yang harus dipenuhi dalam setiap aktivitasnya sebagai bagian dari keseluruhan perencanaan tambang tersebut. Setelah menganalisa dasar dari pemilihan sistem penambangan, maka dibuat suatu rancangan penambangan atau teknis pelaksanaan penambangan tersebut. Analisa yang dibuat berupa metode penambangan yang akan diterapkan. 5.1. Persiapan Penambangan Persiapan penambangan merupakan kegiatan pendahuluan dari aktivitas penambangan. Persiapan penambangan ini berupa pembersihan areal yang akan ditambang (Land Clearing), pembuatan jalan tambang, penanganan masalah air (drainase) dan pengupasan tanah penutup (Stripping OB). Pembersihan lahan adalah suatu pekerjaan tahap awal pada kegiatan penambangan. Pembersihan lahan ini dilakukan untuk menyingkirkan pepohonan dan semak belukar yang tubuh di sekitar areal penambangan dan mempersiapkan akses masuk ke tambang atau pembuatan jalan angkut. Penanganan masalah air tambang mencakup pembuatan saluran, sumuran, dan kolam pengendapan. Dimensi saluran, sumuran dan kolam pengendapan harus dibuat sesuai dengan debit air yang ada sehingga air tambang tidak langsung mengalir ke air bebas yang dapat menimbulkan masalah lingkungan. Pekerjaan pengupasan

  • yang dilakukan pada tanah penutup,biasanya dilakukan bersama-sama dengan clearing dengan menggunakan alat bulldozer. Pekerjaan ini dimulai dari tepat yang lebih tinggi, dan tanah penutup didorong ke bawah ke arah yang lebih rendah sehingga alat dapat bekerja dengan bantuan gaya gravitasi. 5.2. Desain Jenjang dan Analisis Kemantapan Lereng Karena letak bijih berada dilapisan bawah dari permukaan dan tertutup oleh lapisan tanah penutup, maka untuk mencapai lapisan bijih itu biasanya dibuat jenjang/bench. Suatu jenjang yang dibuat harus mampu menampung dan mempermudah pergerakan alat-alat mekanis pada saat aktivitas pengupasan tanah penutup dan pengambilan bijih. Dimensi suatu jenjang dapat ditentukan dengan mengetahui data produksi yang diinginkan, peralatan mekanis yang digunakan, material yang digali, jenis pembongkaran dan penggalian yang dipergunakan dan batas kedalaman penggalian atau tebalnya lapisan bijih, serta data sifat mekanik dan sifat fisik batuan unutk kestabilan lereng. Dimensi daripada jenjang adalah:

    1. Panjang jenjang Panjang jenjang tergantung pada produksi yang diinginkan dan luas dari areal penambangan atau dibuat sampai pada batas penambangan yang direncanakan. Pada dasarnya adalah alat-alat mekanis yang digunakan mempunyai ruang gerak yang cukup untuk bermanuver dalam aktivitasnya.

    2. Lebar jenjang Lebar jenjang dirancang sesuai dengan jarak yang dibutuhkan oleh alat mekanis dalam beroperasi, dalam hal ini alat gali/muat dan alat angkut.Untuk menghitung lebar jenjang minimum dapat dihitung dengan menggunakan persamaan: Wmin = 2R +JP + C + JA Dimana: W min = Lebar jenjang minimum R = Radius putar alat muat excavator back hoe JP = Jangkauan penumpahan BH C = Lebar alat angkut JA = Jarak aman

    3. Tinggi jenjang Tinggi jenjang adalah jarak vertikal yang diukur dari kaki jenjang ke puncak jenjang tersebut. Tinggi jenjang dibuat tergantung dari faktor keamanan suatu lereng dan tinggi maksimum penggalian dari alat gali yang digunakan. Analisis kemantapan lereng (slope stability) diperlukan sebagai pendekatan untuk memecahkan masalah kemungkinan longsor yang akan terjadi pada suatu lereng. Lereng pada daerah penambangan dapat mengalami kelongsoran apabila terjadi perubahan gaya yang bekerja pada lereng tersebut. Perubahan gaya ini dapat terjadi karena pengaruh alam atau karena aktivitas penambangan. Kemantapan lereng tergantung pada gaya penggerak (driving force) yaitu gaya yang menyebabkan kelongsoran dan gaya penahan (resisting force) yaitu gaya penahan yang melawan kelongsoran yang ada pada bidang gelincir tersebut serta tergantung pada besar atau kecilnya sudut bidang gelincir atau sudut lereng. Menurut prof. Hoek (1981) kemantapan lereng biasanya dinyatakan dalam bentuk faktor keamanan yang dapat dirumuskan sebagai berikut: Dimana: Fk > 1 berarti lereng aman Fk = 1 berarti lereng dalam keadaan seimbang Fk < 1 berarti lereng dianggap tidak stabilAda beberapa faktor yang mempengaruhi kemantapan dari lereng diantaranya adalah:

    1. Geometri lereng 2. Sifat fisik dan mekanik tanah/batuan 3. Struktur geologi 4. Pengaruh air tanah 5. Pengaruh gaya-gaya luar

  • 6. Kedudukan lereng terhadap bidang perlapisan batuan 7. Faktor waktu.

    Longsoran pada suatu lereng dapat terjadi dengan beberapa bentuk atau cara. Hal ini yang membuat analisa dari kemantapan lereng sangat penting menurut Hoek & Bray (1981), klasifikasi longsoran dapat dibagi atas : 1. Longsoran busur

    Bidang gelincir dari longsoran ini mempunyai bentuk busur lingkaran. Longsoran ini biasanya terjadi pada lereng dengan batuan yang sudah mengalai pelapukan, tanah atau batuan yang ikatan anatarbutirnya relatif lemah. Analisis kemantapan lereng dengan bentuk longsoran busur adalah yang paling banyak dipakai terutama pada pekerjaan sipil dan pertambangan atau tambang terbuka di daerah tropis.

    2. Longsoran bidang (Plane failure) Pergerakan material pada jenis longsoran ini akan melalui satu bidang luncur. Bidang luncur adalah bidang lemah pada lereng perlapisan, sesar, dan kekar. Longsoran ini dapat terjadi jika terdapat bidang luncur dan arah bidang luncur relatif sejajar dengan kemiringan lereng. Kemiringan lereng lebih besar dari sudut geser dalam dan terdapat bidang bebas pada kedua sisi lereng.

    3. Longsoran baji (wedge failure) Bidang luncur dari longsoran jenis ini merupakan dua bidang lemah yang saling berpotongan. Arah pergerakan akan searah dengan garis perpotongan bidang lemah tersebut.

    4. Longsoran guling ( topling failure) Longsoran guling terjadi pada jenis batuan yang keras dan pada batuan tersebut banyak terdapat bidang lemah yang relatif sejajar satu sama lain. Kondisi yang memungkinkan terjadinya longsoran ini adalah jika kemiringan lereng berlawanan arah dengan kemiringan bidang-bidang lemahnya. Longsoran tanah pada daerah penambangan diasumsikan bahwa: 1. Material yang membentuk lereng dianggap homogen dngan sifat mekanik akibat beban sama

    ke segala arah 2. Longsoran yang terjadi menghasilkan bidang luncur berupa busur 3. Tinggi permukaan air pada lereng adalah jenuh sampai kering sesuai dengan standar yang

    telah ditetapkan. Untuk menganalisa keungkinan longsoran, ada beberapa macam cara yang digunakan. Salah satu diantara cara yang digunakan adalah dengan menggunakan diagaram Hoek & Bray dimana tanah dengan lima macam kondisi permukaan air tanahnya dibagi ke dalam lima diagram. Pemilihan metode ini selain dan cepat hasilnya juga cukup teliti dan sering dipergunakan untuk tahap perancangan.

    5.3. Pembongkaran, Pemuatan dan Pengangkutan Pembongkaran adalah upaya yang dilakukan untuk melepaskan batuan dari batuan induknya baik dengan cara penggalian dengan enggunakan alat gali maupun dengan cara pemboran dan peledakan. Pada intinya pembongkaran ini bertujuan agar batuan dapat dengan mudah dan cepat dilepaskan serta alat muat dapat dengan mudah memuat material ke alat angkut. Pemuatan adalah kegiatan lanjutan setelah pembongkaran batuan pada loading point yang bertujuan untuk memuat material ke alat angkut kemudian diangkut ke titik dumping baik itu grizzly atau pada disposal area. Banyaknya material yang dibongkar, dimuat, dan diangkut oleh masing-masing alat dinyatakan dalam jumlah produksi yang dapat diketahui dengan menggunakan persamaan yang dikemukakan oleh Partanto Projosumarto berikut:

    1. Produksi alat gusur Dimana: P(BD) = produksi bulldozer (ton/jam) Fk = faktor koreksi (%) BF = Blade faktor (%) KB = kapasitas blade (m3) SF = swell factor (%) D = density (ton/m3)

  • 2. Produksi alat muat/gali Dimana: P(BH) = produksi excavator back hoe (ton/jam) Eff. = effisiensi kerja (%) KB = kapasitas blade (m3) SF = swell factor (%) FF = fill factor (%) D = density (ton/m3) Ct = Cycle time (menit)

    3. Produksi alat angkut Dimana: P(DT) = produksi dump truck (ton/jam) Eff. = effisiensi kerja (%) KB = kapasitas blade (m3) SF = swell factor (%) FF = fill factor (%) n = jumlah pengisian D = density (ton/m3) Ct = Cycle time (menit)

    5.4. Penirisan Tambang Penirisan tambang adalah upaya untuk mencegah atau mengeluarkan air yang masuk atau menggenangi suatu daerah penambangan yang dapat aktivitas penambangan. Perkiraan air yang masuk ke dalam tambang berasal dari air lipasan berupa air hujan dan air tanah berupa rembasan. Upaya yang dilakukan pada penirisan tambang ini diantaranya adalah:

    * Pembuatan drainage/saluran air Saluran air tambang berfungsi untuk mencegah air dari luar tambang serta menampung air limpasan pada suatu daerah dan mengalirkannya ke tempat yang lain. Saluran air ini dibuat di luar areal penambangan.

    * Pemompaan Pemompaan ini dilakukan jika air yang telah masuk ke dalam tambang tidak bisa dialirkan langsung menuju saluran yang dibuat. Untuk mengeluarkan air yang masuk kedalam tambang maka dibuatlah suatu saluran penirisan dan pemompaan. Besarnya debit air yang kedalam lokasi penambangan dapat dihitung dengan menggunakan metode rasional dengan persamaan sebagai berikut: Q = 0,278 x C x I x A Dimana: Q = Debit air yang masuk kedalam lokasi tambang (m3/detik) C = Koefisien pengaliran I = Intensitas curah hujan (mm/jam) A = luas daerah tangkapan hujan (m2) Dimensi saluran yang akan dibuat untuk mengalirkan air dari tambang dapat diketahui dengan menggunakan persamaan Manning berikut ini: Q = 1/n x R2/3 x S1/2 x A Dimana: Q = Debit air dalam saluran per detik (m3/detik) n = Koefisien kekerasan saluran S = gradien kemiringan dasar saluran A = Luas penampang R = jari-jari hidrolis

  • Beberapa bentuk-bentuk saluran yaitu: 1. Bentuk penampang segitiga

    Bentuk ini biasanya dipergunakan untuk saluran dangkal. Saluran bentuk ini tidak mudah digerus oleh air. Kelemahannya adalah membutuhkan waktu yang cukup lama dalam pembuatannya.

    2. Bentuk penampang segiempat Bentuk saluran ini digunakan untuk debit air yang besar kelebihannya yaitu mudah dalam pembuatannya dan biasanya dibangun pada bahan yang stabil misalnya kayu, batu dan lain-lain. Kelemahannya adalah mudah terjadi pengikisan sehingga terjadi pengendapan pada dasar saluran.

    3. Bentuk penampang trapesium Bentuk penampang ini adalah bentuk kombinasi antara segitiga dan segiempat. Biasanya digunakan untuk saluran yang berdinding tanah dan tidak dilapisi sebab stabilitas kemiringan dinding dapat disesuaikan.Bentuk ini sering digunakan pada daerah tambang karena tahan terhadap pengikisan dan mudah digunakan pada daerah tambang karena tahan terhadap pengikisan dan mudah dalam pembuatannya serta cocok untuk debit air yang besar.

    Dan untuk menghitung dimensi saluran yang optimum dapat digunakan persamaan efisiensi hidrolis: A = (b + zh) h) P = b + 2h 1 + (z)2 R = A/P Dimanan : b = Lembar dasar saluran (m) A = Luas penampang basah (m2) P = Keliling basah (m) R = jari-jari hidrolik (m)

    Pembuatan sump / sumuran Sumuran dibuat untuk menampung air yang masuk kedalam tambang dan dibuat pada dasar bukaan kemudian dipompa keluar menuju kolampengendapan atau settling pond yang lainnya. Setelah dari tambang tersebut diendapkan, sebagian dipergunakan untuk keperluan.

  • Pengantar Teknologi Mineral 1. Alat gali, Alat gali muat. Backhoe (pull shovel). Backhoe sering juga disebut pull shovel, adalah alat dari golongan shovel yang khusus dibuat untuk menggali material di bawah pennukaan tanah atau di bawah tempat kedudukan alatnya. Galian di bawah permukaan ini misalnya parit, lubang untuk fondasi bangunan, lubang galian pipa dan sebagainya. Keuntungan backhoe ini jika dibandingkan dragline dan clamshell ialah karena backhoe dapat menggali sambil mengatur dalamnya galian yang lebih baik. Karena kekauan konstruksinya, backhoe ini lebih menguntungkan untuk penggalian dengan jarak dekat dan memuatkan hasil galian ke truk. Tipe backhoe dibedakan dalam beberapa hal antara lain dari alat kendali dan undercarriage nya. Menurut alat kendali:

    1. Dengan kendali kabel (cable controlled). 2. Dengan kendali hidrolis (hydraulic controlled)

    Menurut undercarriage nya: 1. Roda rantai (crawler mounted). 2. Roda karet (wheel mounted)

    Cara Kerja Backhoe; Sebelum mulai bekerja dengan backhoe sebaiknya kita pelajari lebih dahulu kemampuan alat seperti yang diberikan oleh pabrik pembuatnya, terutama mengenai jarak jangkauan, tinggi maksimal pembuangan dan dalamnya galian yang mampu dicapai, karena kemampuan angkat alat ini tidak banyak berpengaruh terhadap kemampuan standar alatnya. Untuk mulai menggali dengan backhoe bucket dijulurkan ke depan ke tempat galian, bila bucket sudah pada posisi yang diinginkan lalu bucket diayun ke bawah seperti dicangkulkan, kemudian lengan bucket diputar ke arah alatnya sehingga lintasannya seperti terlihat pada gambar di bawah. Setelah bucket terisi penuh lalu diangkat dari tempat penggalian dan dilakukan swing, dan pembuangan material hasil galian dapat dilakukan ke truk atau tempat yang lain.

    Roda karet (wheel mounted)

    Roda rantai (crawler mounted)

  • Power shovel Dengan memberikan shovel attachment pada excavator, maka didapatkan alat yang disebut dengan power shovel. Alat ini baik untuk pekerjaan menggali tanah tanpa bantuan alat lain, dan sekaligus memuatkan ke dalam truk atau alat angkut lainnya. Alat ini juga dapat untuk membuat timbunan bahan persediaan (stock pilling). Pada umumnya power shovel ini dipasang di atas crawler mounted, karena diperoleh keuntungan yang besar antara lain stabilitas dan kemampuan floatingnya. Power shovel di lapangan digunakan terutama untuk menggali tebing yang letaknya lebih tinggi dari tempat kedudukan alat. Macam shovel dibedakan dalam dua hal, ialah shovel dengan kendali kabel (cable controlled), dan shovel dengan kendali hidrolis (hydraulic controlled). Cara Kerja/Power Shovel Pada dasarnya gerakan-gerakan selama bekerja dengan shovel ialah:

    1. maju untuk menggerakkaa dipper menusuk tebing 2. mengangkat dipper/bucket untuk mengisi 3. mundur untuk melepaskan dari tanah/tebing 4. swing (memutar) untuk membuang (dump) 5. berpindah jika sudah jauh dan tebing galian, dan menaikkan/menurunkan sudut boom jika diperlukan

    Power shovel Dragline. Dragline adalah alat untuk menggali tanah dan memuatkan pada alat-alat angkut. misalnya truk atau ke tempat penimbunan yang dekat dengan tempat galian. Pada umumnya power shovel sampai dengan kapasitas 2.5 cu-yd dapat diubah menjadi dragline, dengan melepas boom shovel diganti boom dan bucket dragline. Untuk beberapa proyek. power shovel atau dragline digunakan untuk menggali, tetapi dalam beberapa hal, dragline mempunyai keuntungan yang umumnya disebabkan oleh keadaan medan dan bahan yang perlu digali. Dragline biasanya tidak perlu masuk ke dalam tempat galian untuk melaksanakan pekerjaannya, dragline dapat bekerja dengan ditempatkan pada lantai kerja yang baik, kemudian menggali pada tempat yang penuh air atau berlumpur Jika hasil galian terus dimuat ke dalam truk, maka truk tidak periu masuk ke dalam lubang galian yang kotor dan berlumpur yang menyebabkan teriebaknya truk tersebut. Dragline sangat baik untuk penggalian pada parit-parit, sungai yang tebingnya curam, sehingga kendaraan angkut tidak periu masuk ke lokasi penggalian. Satu kerugian dalam menggunakan dragline untuk menggali ialah produksinya yang rendah, antara 70% - 80% dibandingkan dengan power shovel untuk ukuran yang sama. Macam dragline ada tiga tipe ialah crawler mounted, wheel mounted dan truck mounted. Crawler mounted digunakan pada tanah-tanah yang mempunyai daya dukung kecil sehingga floating-nya besar, tetapl kecepatan geraknya rendah dan biasanya diperlukan bantuan alat angkut untuk membawa alat sampai ke lokasi pekerjaan. Cara Kerja Dragline ; Penggalian dimulai dengan swing pada keadaan bucket kosong menuju ke posisi menggali, pada saat yang sama drag cable dan hoist cable dikendorkan, sehingga bucket jatuh tegak lurus ke bawah. Sesudah sampai di tanah maka drag cable ditarik, sementara hoist cable digerak-gerakkan agar bucket dapat mengikuti permukaan tebing galian sehingga dalamnya lapisan tanah yang terkikis dalam satu pass dapat teratur, dan terkumpul dalam bucket. Kadang-kadang hoist cable dikunci pada saat penggalian, berarti pada saat drag cable ditarik, bucket bergerak mengikuti lingkaran yang berpusat pada ujung boom bagian atas. Keuntungan cara ini ialah bahwa tekanan gigi bucket ke dalam tanah adalah maksimal. Setelah bucket terisi penuh, sementara drag cable masih ditarik, hoist cable dikunci sehingga

  • bucket terangkat lepas dari pennukaan tanah. Hal ini untuk menjaga agar muatan tidak tumpah, juga dijaga posisi dump cable tetap tegang dan tidak berubah kedudukannya. Kemudian dilakukan swing menuju tempat (dump)nya material dari bucket. Sebaiknya truk ditempatkan sedemikian rupa sehingga swing tidak melewati kabin truk. Jika bucket sudah ada di atas badan truk, drag cable dikendrokan bucket akan terjungkir ke bawah dan muatan tertuang.

    Dragline CLAMSHELL Clamshell adalah alat gali yang mirip dengan dragline yang hanya tinggal mengganti bucketnya saja. Clamshell terutama digunakan untuk mengerjakan bahan-bahan lepas, seperti pasir, kerikil, lumpur dan lain-lainnya. Batu pecah dan batubara dapat juga diangkut secara massa oleh clamshell. Clamshell bekerja dengan mengisi bucket, mengangkat secara vertikal ke atas, kemudian gerakan swing dan mengangkutnya ke tempat yang dikehendaki di sekelilingnya untuk kemudian ditumpahkan ke dalam truk, atau alat-alat angkut lain, atau hanya menimbun saja. Karena cara mengangkat dan membuang muatan vertikal, maka clamshell cocok untuk pekerjaan pengisian pada hopper yang lebih tinggi letaknya. Bucket Clamshell Bucket clamshell yang digunakan terdapat dalam berbagai ukuran, mempunyai dua macam bucket yakni :

    1. Heavy duty bucket, yang dilengkapi dengan gigi yang dapat dilepas, digunakan untuk penggalian 2. Light duty bucket, untuk mengangkat bahan ringan, tanpa dilengkapi oleh gigi-gigi.

    Kapasitas bucket dihitung dalam 3 macam ukuran yaitu: 1. Water level capasity adalah kapasitas bucket dimana bucket terendam air (digantungkan setinggi permukaan

    air) 2. Plate line capacity, adaleh kepasitas, dimana bucket terisi rata mengikuti! garis sepanjang puncak clamshell

    Heaped capacity, adalah kapasitas bucket munjung.

    CLAMSHELL

  • EXCAVATOR Alat-alat gali sering disebut sebagai excavator, yang mempunvai bagian-bagian utama antara lain:

    1. Bagian atas yang dapat berputar (revolving unit) 2. Bagian bawah untuk berpindah tempat (travelling unit), dan 3. Bagian-bagian tambahan (attachment) yang dapat diganti sesuai pekerjaan yang akan dilaksanakan.

    Attachment yang penting kita ketahui adalah crane, dipper shovel, backhoe, dragline dan clamshell. Bagian bawah excavator ini ada yang digunakan roda rantai (track/crawler) dan ada yang dipasang di atas truk (truck mounted). Umumnya excavator mempunyai tiga pasang mesin pengerak pokok yaitu :

    1. Penggerak untuk mengendalikan attachment, misalnya untuk gerakan menggali mengangkat dan sebagainya 2. Penggerak untuk memutar revolving unit berikut attachment yang dipasang 3. Penggerak untuk menjalankan excavator pindah dan satu tempat ke tempat lain

    Excavator adalah alat yang bekerjanya berputar bagian atasnya pada sumbu vertikal di antara sistem roda-rodanya, sehingga excavator yang beroda ban (truck mounted), pada kedudukan arah kerja attachment tidak searah dengan sumbu memanjang sistem roda-roda, sering terjadi proyeksi pusat berat alat yang dimuati berada di luar pusat berat dari sistem kendaraan, sehingga dapat menyebabkan alat berat tergulmg. Untuk mengurangi kemungkinan terguling ini diberikan alat yang disebut out-triggers.

    Excavator 2. Alat angkut Articulated Dump Truck disingkat ADT, digunakan untuk memindahkan dan membuang material dengan kapasitas terbatas dan kondisi jalan berlumpur.

    Articulated Dump Truck

  • Off Highway Truck Sama halnya dengan ADT, Off Highway Truckjuga digunakan untuk memindahkan material dengan kapasitas yang besar mulai 40T sampai 360T.

    Off Highway Truck Ponton. Adalah alat angkut sungai seperti terlihat di gambar dibawah ini

    Ponton. Belt conveyor Fungsinya adalah untuk membawa material yang diangkut.

    Belt conveyor

  • Dump truck scania Termasuk di dalam kategori alat pengangkut material, karena alat ini dapat mengangkut material secara vertical dan kemudian memindahkannya secara horizontal pada jarak jangkau yang relatif kecil. Untuk pengangkutan material lepas (loose material) dengan jarak tempuh yang relatif jauh, alat yang digunakan dapat berupa belt, truck dan wagon. Alat-alat ini memerlukan alat lain yang membantu memuat material ke dalamnya.

    Scania 3. Alat gali angkut, muat Backhoe Loader merupakan gabungan dari dua alat berat yang berbeda fungsinya. Bagian depan dilengkapi dengan bucket dan berfungsi sebagaimana loader dan bagian belakang dilengkapi dengan perlengkapan yang sama dengan yang digunakan padaexcavator.

    Backhoe Loader Alat muat (loader). Loader adalah alat pemuat material hasil galian/gusuran alat lain yang tidak dapat langsung dimuatkan ke alat angkut, misalnya Bulldozer, Grader, dll. Pada prinsipnya Loader adalah alat pembantu untuk memuatkan dari stockpile ke kendaraan angkut atau alat-alat lain, di samping dapat juga berfungsi untuk pekeriaan awal, misalnya clearing ringan, menggusur bongkaran, menggusur tonggak kayu kecil, menggali fondasi basement, dan lain-lain. Sebagai pengangkut material dalam jarak pendek juga lebih baik dari pada Bulldozer, karena pada Bulldozer ada material yang tercecer, sedang pada Loader material tidak ada yang tercecer.

  • Macam Loader ditinjau dari alat untuk bergeraknya dibedakan dua macam: 1. Loader dengan roda rantai (crawler mounted)

    Crawler Mounted 2. Loader dengan roda karet (wheel loader)

    wheel loader CARA KERJA LOADER ; Loader bekerja dengan gerakan dasar pada bucket dan cara membawa muatan untuk dimuatkan ke alat angkut atau alat yang lain. Gerakan bucket yang penting ialah menurunkan bucket diatas permukaan tanah, mendorong ke depan (memuat /menggusur), mengangkat bucket, membawa dan membuang muatan. Apabila material harus dimuatkan ke alat angkut, misalnya truk, ada beberapa cara pemuatan ialah :

    1. V loading, ialah cara pemuatan dengan lintasan seperti bentuk huruf V 2. L loading, truk di belakang Loader, kemudian lintasan seperti membuat garis tegak lurus 3. Cross loading, cara pemuatan dengan truk juga ikut aktif

    Overhead loading, dengan Loader khusus, bucket dapat digerakkan melintasi di atas kabin opeator.

  • Kamus Istilah Dunia Tambang Kamus Istilah Dunia Tambang REVIEW ; Abu : Sisa pembakaran dari mineral-mineral yang tidak hangus dalam batubara seperti lempung,kuarsa,pasir,lanau dan belerang bila batubara dibakar.Mineral-mineral tersebut secra kimia dan fisika sama dengan lempung, kuarsa,pasir,lanau, dan belerang yang terdapat dialam Acril : Singkatan dari australian coal industriyresearchlaboratory.Laboratorium dan pusat penelitian/pengkajian batubara serta analisa teknologi,kimia dan praktis, baik untuk maksud ilmia maupun untuk industri secara luasdi Australia. Adb : Singkatan dari air dried basis (lihat dried basis) Air asam penirisan: Air bersifat asam yang ditiriskan dari tambang batubara dalam atau tambang batubara terbuka yang dihasilkan oleh reaksi organik atau inorganik bahan-bahan mengandung pirit (besi sulfida) dengan air dan oksigen sehingga air ini mengandung asam belerang dan besi. Air-dried basis: disingkat ADB atau adb, berarti analisis conto batubara dalam keadaan kadar kelembaban yang hampir sama dengan kelembaban udara sekitarnya. Air dried : disingkat AD atau ad, berarti conto batubara dikeringkan secara alami atau dalam alat pengering pada suhu ruang sebelum dianalisis. Analisis batubara : analisis senyawa-senyawa pembentuk batubara dan jumlah yang terkandung dalam batubara dengan metoda kimia. Analisis proksimat: penentuan pesentase dari kadar kelembaban, zat terbang , karbon tertambat (karbon tetap) dan abu dengan cara tertentu di laboratorium umumnya untuk batubara dan kokas. Walaupun tidak tepat analisa proksimat lebih sering mencantumkan nilai kalor batubara, analisa dilakukan pada basis conto sebagai diterima(as-reveived), bebas kelembaban (moistur free) dan bebas-abu-(ash-free). Analisis ultimat : analisa laboratorium untuk menentukan kandungan abu, karbon, hidrogen, ogsigen dan belerangdalam batubara dengan metoda tertentu. Kandungan itu dinyatakan dalam persen pada basis contoh dikeringkan pada suhu 105C dalam keadan bebas kelembaban dan abu. Antiklin : lapisan yang membentuk dua sisi kemiringan berlawanan arah(seakan-akan mempunyai kemiringan yang berlawanan) sama seperti atap rumah.

  • Tutorial Autocad Land Devlopment Tutorial Autocad Land Devlopment 1. Membuat Project baru Untuk membuat file gambar pada Autocad Land Development Desktop terlebih dahulu membuat file "project " terlebih dahulu , yaitu menyimpan basis data untuk semua modul berdasarkan proyek tersebut

    atau

    Untuk membuat file gambar yang berbasis Project , pada Autocad Land Development , terlebih dahulu membuka perintah : File New, selanjutnya pada layar akan ditampilkan sebagai berikut: diatas hanyalah sedikit previewnya aja sob... ntuk downlod tutorialx "KLIK DISINI"

  • Tutorial MineScape Tutorial MineScape REVIEWS!!! MEMBUAT PROJECT BARU * pilih create project

    ubah nama project aja - setting satuan2 yg digunakan klik create project Pilih project name yg dibuat, klik ok

    kalu mau tutorial lengkap beserta video silahkan hubungi saya.... ;) DOWNLOAD

  • Tutorial Surpac Lengkap Tutorial Surpac Disini saya akan post bagaimana menggunakan surpac walaupun software ini udah termasuk bahari dari minescape tapi juga masih digemari banyak orang2 tambang,,, hehhee :D untuk pembuatan ;

    1. Cara bikin croop line 2. Cara bikin DTM 3. Cara bikin section 4. Cara Design jalan hauling 5. Cara download alat NIKON 6. Cara membikin topo udara dengan global mapper 7. Cara Membuat data base survey 8. Modul4 Block Model3D 9. banyyak lagi......... :D 1. Cara bikin croop line

    Syaratnya DTM Topograpi dan Dtm Floor yang sudah di extrac melebihi topgrapy. Seperti gambar di bawah

    Cara extrac floor.

    Contoh di atas adalah gambar di mana hasil floor yang sudah di zone thiknes. Selanjutnya klik seperti gambar di bawah.

  • Teknik Pemboran Dan Peledakan Peledakan ?

    Kapan lakukan peledakan ? Apa yang diledakkan ? Kenapa perlu pelajari teknik peledakan ?

    Faktor-faktor yang pengaruhi hasil peledakkan: 1. Ada tidaknya bidang bebas (free face) 2. Jenis batuan yang diledakkan 3. Jenis bahan peledak/kekuatannya 4. Cara peledakan yang dilakukan

    serentak delay

    5. Tingkat kerapatan pada isian 6. Perbandingan antara burden, spacing, steming dan kedalaman lubang tembak 7. fragmentasi Batuan Secara geologis :

    batu beku batu sedimen batu metamorf

    Sifat batuan yang penting untuk diperhatikan dan dipertimbangkan : 1.Kekuatan (strength)

    kuat tekan (compressive strength) kuat tarik (tensile strength)

    klasifikasi berdasar kuat tekan : a. sangat kuat > 25000 psi b. kuat 10.000 25.000 psi c. lemah 5.000 10.000 psi d. sangat lemah < 5.000 psi Kekuatan batuan juga dipengaruhi oleh struktur geologi. Banyak kekar batuan lemah belum tentu mudah diledakkan. 2. Bobot isi (density) 3. Kecepatan propagasi energi kemampuan meneruskan gelombang kejut (detonasi). makin rapat batuan makin tinggi densitas kecepatan meneruskan propagasi makin besar 4. Daya lenting (resilience) sifat deformasi batuan (elass, plass) 5. Struktur batuan, kekar : - masif, spasi kekar > 6

    bongkah, spasi kekar 1 6 pecah, spasi kekar 3 1 hancur, fragmen ukuran < 3

  • 1.Black Powder pertama muncul di cina abad 12

    tidak tahan panas mudah meledak

    digunakan sebagai mesiu. Pabrik BP pertama didirikan di Milton Massacusset (AS) tahun 1675. Tambang yang pertama kali gunakan BP adalah tambg timah (1689) di Cornwall England, tambg tembaga (1705) di Simsbury connecticut. BP dipakai di Switzerland untuk jalan raya albula (1696) 2. Dynamite Berbentuk gelatin. Ditemukan pertama kali tahun 1846 oleh Ascanio Sobrero. Pabrik nitroglycerin dibangun (1861) Alfred Nobel dekat stockholm, Heleneborg swedwen. Dilakukan penelitian untuk penggunaan dynamite pada tambang batubara permissibilitas. Penggunaan ethylene glycol dynitrate + NG mengatasi masalah membekunya dynamit 3. Amonium Nitrate & Tovex WG Untuk dapat meledak perlu pemanas, aman bila tidak dicampur dynamite. Ditemukan pertama oleh J.R. Glauber tahun 1859. Handak water gel mulai dipasarkan tahun 1957, 1958 Du Pont membuat Tovex WG diameter besar. Tovex < dibuat mulai tahun 1970. 4. Initiating Devices Tahun 1745 Dr. Watson dari Royal Society of England meledakkan BP dengan electrick spark. Ben Franklin memampatkan BP dalam tabung Moses Show gun powder (pengapian listrik) William Bickford Sumbu api Alfred Nobel mengembangkan detonator komersial berupa mercury fulminate. H. Julius Smith detonator listrik, blsng machine, delay cap. 1973 dikembangkan sumbu ledak dengan bahan PETN, pembungkus dari cotton diganti plastik. Tahun 1946 munculnya delay dengan interval pendek dalam milidetik sampai detik. 1950 an muncul delay connector untuk memperoleh efek perlambatan dalam sumbu ledak 1976 diperkenalkan non-electric delay cap & delay blasting seperti nonel dan hercudet. 5. Industri Handak di Indonesia Pabrik handak untuk industri satu-satunya ada di Tasikmalaya (Jabar) bernama DAHANA. Produksinya berupa Damotin, geodin, sumbu api dan sumbu ledak sebelum download modul peledakan dan laporannya budayakan like facebook, share, dan pastinya tinggalkan komentarx disini biar saya tau kritik dan saran dari anda. tks

  • Gelogi Struktur Gelogi Struktur Pengertian Dasar Geologi struktur Geologi struktur adalah bagian dari ilmu geologi yang mempelajari tentang bentuk (arsitektur) batuan sebagai hasil dari proses deformasi. Proses deformasi adalah perubahan bentuk dan ukuran pada batuan akibat dari gaya (force) yang terjadi di dalam bumi. Gaya tersebut pada dasarnya merupakan proses tektonik yang terjadi di dalam bumi. Di dalam pengertian umum, geologi struktur adalah ilmu yang mempelajari tentang bentuk batuan sebagai bagian dari kerak bumi serta menjelaskan proses pembentukannya. Beberapa penulis menganggap bahwa geologi struktur lebih ditekankan pada studi mengenai unsur-unsur struktur geologi, misalnya perlipatan (fold), rekahan (fracture), sesar (fault), dan sebagainya, sebagai bagian dari satuan tektonik (tectonic unit), sedangkan tektonik dan geotektonik dianggap sebagai suatu studi dengan skala yang lebih besar, yang mempelajari obyek-obyek geologi seperti cekungan sedimentasi, rangkaian pegunungan, lantai samudera, dan sebagainya. Kekar (Fracture) Adalah struktur rekahan/retakan terbentuk pada batuan akibat suatu gaya yang bekerja pada batuan tersebut dan belum mengalami pergeseran. Secara umum, struktur kekar dapat dikelompokkan berdasarkan sifat dan karakter retakan/rekahan serta arah gaya yang bekerja pada batuan tersebut. Kekar yang umumnya dijumpai pada batuan adalah sebagai berikut:

    Shear Joint Shear Joint/kekar Gerus adalah retakan atau rekahan yang berbentuk pola saling berpotongan membentuk sudut lancip dengan arah gaya utama. Kekar jenis shear pada umumnya bersifat tertutup

    Tention Joint Tention Joint / retakan atau rekahan yang berpola sejajardengan arah gaya utama, umumnya bentuk rekahan bersifat tebuka

  • Extention Joint Extention Joint adalah retakan/rekahan yang berpola tegak lurus dengan arah gaya utama dan bentuk tekahan umumnya terbuka Lipatan (Fold)

    Deformasi batuan yang berbentuk gelombang sinusiodal dimana gaya yang bekerja pada batuan tidak melampaui batas elastisnya, sehingga batuan tidak mengalami persesaran. Lipatan sinklin adalah bentuk lipatan yang cekung ke arah bawah, sedangkan lipatan antiklin adalah lipatan yang cembung ke arah atas.

    Berdasarkan kemiringan sayap-sayap suatu lipatan, maka lipatan dapat dibagi menjadi beberapa jenis

    Lipatan Simetri Lipatan simetri, lipatan yang kemiringan lapisan batuan pada kedua sayapnya memiliki sudut yang sama besarnya

  • Lipatan Asimetri Lipatan asimetri, lipatan yang kemiringan lapisan batuan pada keda sayapnya tidak sama besar

    Lipatan Rebah Lipatan Rebah/Overtune fold, lipatan yg kedua sayapnya telah mengalami pembalikan arah kemiringan lapisan batuannya

    Lipatan Sesar Lipatan Sersar, lipatan yang berbentuk seperti segitiga Patahan (Sesar) Pergesaren sebagian massa/tubuh batuan dari kedudukan semula yang diakibatkan oleh gaya yang bekerja pada batuan tersebut. Sesar geologi ada 3 jenis;

  • Sesar Mendatar Sesar mendatar, sesar yang pergerakannya sejajar, blok bagian kiri realtif bergerak ke arah yang berlawanan dengan blok bagian kanannya

    Sesar Naik 2. Sesar Naik, sesar di mana salah satu blok batuan bergeser ke arah atas dan blok bagian lainnya bergeser ke arah bawah di sepanjang bidang sesarnya

    Sesar Turun 3. Sesar Turun, sesar yang terjadi karena pergeseran blok batuan akibat pengaruh gaya gravitasi.