Upload
noviangie
View
90
Download
16
Embed Size (px)
Citation preview
1. PERALATAN TAMBANG
1.1 PENDAHULUAN
1. Dengan selesainya penjadwalan produksi tambang, kita dapat
menentukan berapa jumlah gilir kerja (shift) yang dibutuhkan untuk setiap
jenis alat untuk mencapai sasaran produksi. Dengan diketahuinya jumlah
gilir kerja, kita dapat menghitung jumlah tiap jenis alat serta jumlah
operator yang dibutuhkan.
2. Kita terutama akan membicarakan peralatan utama tambang seperti alat
bor lubang tembak, alat muat (shovel, loader) dan alat angkut (truk).
3. Kita akan membahas pula peralatan bantu utama lainnya seperti bulldozer,
grader dan truk air untuk meredam debu di jalan angkut.
4. Tahap-tahap umum dalam proses perhitungan alat:
a. Tentukan jadwal kerja tambang dan jumlah gilir kerja per tahun.
b. Tentukan jumlah waktu produktif (dalam menit) per gilir kerja untuk
setiap jenis alat.
c. Tentukan produktifitas gilir kerja (dengan satuan ton/shift) untuk setiap
jenis alat.
d. Hitung jumlah gilir kerja yang diperlukan untuk setiap jenis alat. Hitung
pula utilisasi alat dan jumlah operator yang diperlukan.
Peralatan dan Tenaga Kerja Tambang - 1
1.2 JADWAL KERJA TAMBANG
1. Biasanya tergantung pada skala operasi, adat kebiasaan dan undang-
undang setempat, serta keterpencilan lokasi kerja.
2. Perlu mempertimbangkan faktor-faktor seperti rotasi gilir kerja rutin, libur
terjadwal (hari besar atau hari perawatan alat) serta hari menganggur
karena cuaca buruk.
3. Untuk operasi berskala besar dan berkesinambungan:
a. Di Amerika Serikat tiga gilir kerja per hari @ 8 jam dengan rotasi 7-1,
7-2, 7-4 telah menjadi tradisi. Jadwal kerja ini memerlukan 4 orang kru
kerja dan memiliki periode 28 hari.
b. Dua gilir kerja @ 12 jam per hari juga semakin umum diterapkan.
Jumlah kru kerja tetap 4 orang, namun jadwal rotasinya lebih
kompleks.
c. Di lokasi terpencil di Kanada sistem kamp fly in - fly out sering dipakai
untuk lokasi tambang. Dua orang kru kerja diterbangkan ke lokasi
untuk bekerja 12 jam per gilir selama empat hari, kemudian
diterbangkan pulang dan diganti dengan 2 orang kru lain.
4. Untuk operasi yang lebih kecil dan jadwal tak berkesinambungan:
a. Dua gilir kerja per hari @ 10 jam lebih populer, dengan 20 jam operasi
per hari. Bekerja lima hari per minggu dengan 2 kru membutuhkan
kurang lebih 10 jam lembur per orang per minggu. Dengan jumlah kru
3 orang maka jumlah hari kerja menjadi 6 hari per minggu.
b. Jadwal semacam ini umum dipakai pada tambang-tambang logam
mulia berukuran kecil sampai sedang.
c. Sebagai catatan, perawatan alat dapat dilakukan secara memadai
selama waktu antar gilir, sehingga persentase waktu produktif selama
gilir kerja akan lebih tinggi.
Peralatan dan Tenaga Kerja Tambang - 2
5. Operasi penambangan terbuka umumnya dimulai dengan satu gilir kerja di
awal pra-produksi. Gilir kerja ditambah setelah ruang kerja yang cukup
luas tersedia di tambang dan kru dapat dilatih.
1.3 MENIT YANG PRODUKTIF PER GILIR KERJA
1. Dengan diketahuinya lama gilir kerja, tentukan atau perkirakan berapa
jumlah menit sebenarnya yang dimanfaatkan untuk kerja produktif.
2. Waktu non-produktif yang terjadwal meliputi waktu tempuh ke lokasi kerja
selama pergantian gilir kerja, waktu makan siang, pemeriksaan alat,
pengisian bahan bakar, dll.
3. Waktu tunda / menganggur tak terjadwal meliputi beberapa faktor yang
tergantung pada jenis alat:
a. Untuk mesin bor: waktu peledakan, waktu untuk pindah antar jenjang,
waktu tunggu untuk supervisi dll.
b. Untuk shovel dan loader: waktu peledakan, waktu untuk pindah antar
jenjang, waktu menunggu truk, waktu pindah yang singkat di permuka
kerja, waktu pembersihan di sekitar permuka kerja dll.
c. Untuk truk: waktu peledakan, waktu untuk pindah ke alat muat lain,
waktu menunggu di shovel, dump, crusher dll.
4. Salah satu cara untuk memperhitungkan waktu menganggur tak terjadwal
adalah dengan menggunakan faktor efisiensi kerja. Anggapan yang
umum dipakai adalah bahwa 45-55 menit dalam setiap jam akan
digunakan untuk kerja produktif. Waktu 50 menit per jam (efisiensi 83%)
merupakan standar historis (di luar waktu menganggur terjadwal).
Peralatan dan Tenaga Kerja Tambang - 3
1.4 ALAT BOR LUBANG TEMBAK
1. Ukuran berkisar dari air track drill kecil untuk lubang tembak berdiameter 5
inci, hingga rotary drill besar untuk lubang tembak berdiameter +12 inci.
Ukuran alat bor / lubang tembak biasanya terkait dengan tinggi jenjang.
Umumnya lebih disukai untuk membuat lubang tembak dalam satu pass,
tanpa berhenti untuk menyambung batang bor.
2. Perhitungan produktifitas alat bor memerlukan masukan
parameter-parameter seperti tinggi jenjang, kedalaman subgrade, powder
factor, laju pemboran, jarak antar lubang dan harga burden.
a. Kedalaman subgrade biasanya10-33% dari tinggi jenjang (umumnya
20%). Pedoman lain adalah 30% dari harga burden.
b. Kepadatan bahan peledak: ANFO (lubang kering) 0.78 - 0.95 g/cc;
slurry (lubang basah) 0.90 - 1.38 g/cc.
c. Powder factor berkisar dari 0.12 kg/ton hingga 0.50 kg/ton.
Kisaran yang umum adalah 0.20 - 0.33 kg/ton.
d. Laju pemboran berkisar dari 18 - 45 m/jam, angka 30 m/jam umum
dipakai, tergantung jenis batuan.
3. Berikut ini adalah salah satu cara untuk menghitung jarak antar lubang
tembak dan produksi pemboran per gilir kerja.
a. Diketahui: tingi jenjang, kedalaman subgrade, diameter lubang,
powder factor dan kepadatan bahan peledak.
b. Hitung: muatan bahan peledak (powder load) dalam kilogram powder
yang dimuat per meter lubang tembak.
c. Anggapan: jarak antar lubang sama dengan harga burden dan tinggi
pengisian stemming sama dengan harga burden pula.
d. Hasil: persamaan kuadrat untuk memperoleh jarak antar lubang,
harga burden, tinggi pengisian stemming serta tinggi kolom bahan
peledak.
e. Jarak antar lubang x harga burden x tinggi jenjang memberikan
volume batuan yang diledakkan untuk setiap lubang tembak. Laju
Peralatan dan Tenaga Kerja Tambang - 4
pemboran menghasilkan jumlah lubang tembak dan ton batuan per
gilir kerja.
1.5 PERALATAN DAN PENAMBANGAN
Kegiatan memberaikan batuan serta pengangkutan hasil pemberaian adalah
bagian terpenting dari suatu kegiatan penambangan. Bagian ini diistilahkan
sebagai satuan operasi penambangan (unit operations of mining).
Kegiatan-kegiatan yang berkaitan langsung dengan penggalian batuan
disebut operasi produksi sedangkan kegiatan lainnya yang tidak langsung
berkaitan dengan penggalian disebut operasi penunjang.
Pelaksanaan operasi produksi yang merupakan inti dari kegiatan
penambangan ditentukan oleh peralatan yang digunakan. Oleh karena itu
pemilihan peralatan yang tepat adalah salah satu keputusan yang paling kritis
yang diperlukan pada suatu tambang terbuka. Kriteria utama yang harus
dipenuhi adalah kelayakan teknologi, kecocokan ekonomik dan keamanan.
1.5.1. Pertimbangan Dalam Pemilihan Peralatan
Pemilihan peralatan yang sesuai dengan kondisi tambang serta kondisi
operasi yang diinginkan dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor-faktor
tersebut adalah dikelompokkan menjadi :
1. Faktor Unjuk Kerja
Faktor-faktor yang dikelompokkan di sini adalah yang berhubungan
langsung dengan produktivitas alat.
2. Faktor Rancangan
Berkaitan dengan kualitas dan efektivitas rancangan detil, termasuk
diantaranya kecanggihan perangkat antarmuka (interface) manusia-mesin,
tingkat teknologi yang diterapkan dan jenis pengendali.
Peralatan dan Tenaga Kerja Tambang - 5
3. Faktor Pendukung
Faktor-faktor ini ditunjukkan dalam pelayanan dan perawatan (service &
maintenance), ketersediaan suku cadang dan dukungan dari pabrik
pembuat.
4. Faktor Biaya
Merupakan faktor yang paling kuantitatif.
Kegiatan pemindahan tanah yang mencakup dua unit operasi, penggalian dan
penangkutan, merupakan inti dari kegiatan penambangan. Oleh karena itu
pemilihan peralatan untuk kegiatan tersebut merupakan tugas utama yang
harus dilakukan. Peralatan lainnya akan mengikuti karena sifatnya menunjang
kedua kegiatan tersebut atau unjuk pekerjaan lainnya.
1.6 ALAT MUAT (LOADER DAN SHOVEL)
1. Ukuran mulai dari front end loader dan back hoe untuk operasi
kecil-menengah, hydraulic shovel untuk operasi berskala menengah dan
cable shovel untuk operasi berskala besar. Di antara ketiga klasifikasi ini
terdapat daerah abu-abu (overlap) yang cukup luas.
2. Perhitungan produktifitas gilir kerja tergantung pada jumlah ton per satu
siklus shovel, waktu per siklus untuk shovel, ukuran truk dan waktu
spotting.
a. Faktor pengisian bucket berkisar dari 0.90 hingga 1.05
b. Waktu pemuatan per siklus: untuk shovel 0.5 - 0.6 menit, untuk loader
0.6 - 0.8 menit
c. Waktu spotting untuk truk: 0.3 - 0.5 menit
d. Ukuran alat muat dan alat angkut / truk biasanya disesuaikan agar truk
dapat terisi penuh dalam 3 - 6 kali siklus pemuatan (pass).
3. Prosedur pemilihan excavator mencakup pertimbangan-pertimbangan :
Peralatan dan Tenaga Kerja Tambang - 6
a. Output ideal, yang dinyatakan dalam m3/jam dan merupakan fungsi
dari ukuran bucket, jenis material yang digali, waktu kerja, tingkat
kesulitan penggalian, jenis alat angkut dan kondisi kerja.
b. Faktor operasi. Outpun standar pada penerapannya harus
disesuaikan dengan kondisi yang sebenarnya. Terhadap tiga faktor,
yaitu waktu kerja, kondisi operasi dan fragmentasi batuan, harus
dilakukan koreksi.
• Waktu Kerja. Waktu kerja sebenarnya didasarkan pada 100%
waktu yang tersedia. Koreksi berdasarkan kondisi kerja dan
manajemen adalah sbb. :
Ketersediaan Waktu aktual
Baik 55 menit/jam; 7 hari/minggu
Sedang 50
Kurang 40
• Kondisi operasi. Hal ini merefleksikan berbagai faktor kerja seperti
sudut ayun, kedalaman galian, bucket factor, dan kondisi
pemuatan. Koreksi yang umum diterapkan adalah sbb. :
Kondisi Koreksi
Baik 80%
Sedang 70%
Kurang 60%
• Framentasi batuan. Jika material yang digali adalah tanah, maka
digolongkan sebagai mudah, sedang dan sulit digali (easy,
average and hard digging). Untuk batuan, dimana peledakan
hampir selalu diperlukan maka :
Fragmentasi (penggalian) Output
well blasted (easy) nilai maksimum
rata-rata (average) nilai rata-rata
Peralatan dan Tenaga Kerja Tambang - 7
poorly blasted (hard) nilai minimal
Rule of tumb :
Ukuran bucket (m3) = produksi per shift (ton) /1200
POWER SHOVEL LOADING OUTPUT
Bucket Capacity, yd3 (m3)
Earth Bank yd3 (m3/hr)
Rock Bank yd3 (m3/hr)
5 (3.8) 420-605 (320-465) 375-500 (285-380) 8 (6.1) 600-825 (460-630) 490-675 (375-515) 9 (6.9) 680-930 (520-710) 555-770 (425-590)
10 (7.6) 750-1025 (575-785) 615-845 (470-645) 15 (11.5) 1140-1550 (870-1185) 925-1270 (705-970) 25 (19.1) 1900-2500 (1455-1910) 1540-2075 (1175-1585)
Assumed conditions : 1. Specific weight, bank material: Earth 1.5 tons/yd3 (1.8 tonnes/m3) Rock 2.0 tons/yd3 (2.4 tonnes/m3) 2. Range of digging: hard to easy (with rock, poorly to well blasted) 3. Working time: 60 min/hr (job management factor = 100%) 4. Swing: optimum (900) 5. Depth of cut: farovable (100%) 6. Combined depth/swing factor: 100% 7. Bucket factor: 1.0 8. Cycle: loading into haulage units on grade Source: Hartman 1987, Modified after Pfleider (1973a) 4. Konsep Pemilihan Tipe backhoe dan loading shovel
a. Tinggi Jenjang (kemudahan pemuatan)
Dari sudut pandang kemudahan pemuatan suatu truk, acuan untuk
pemilihan loading shovel bila tinggi jenjang lebih besar dari 5 m dan
untuk tipe backhoe bila tinggi jenjang kurang dari 5 m.
Untuk tipe backhoe agar pemuatan dapat dilakukan dengan efisien
tinggi jenajng sebaiknya kurang dari tinggi truk.
Peralatan dan Tenaga Kerja Tambang - 8
b. Fungsi Penggalian
Loading shovel : Baik untuk memuat batuan hasil peledakan yang
terdiri dari bongkah besar sehingga gaya gali
(digging force) diperlukan.
Pada penggalian permukaan datar, gaya tekan
horisontal kuat, namun jika menggali diatas
permukaan tanah gaya tekan tersebut semakin
kecil.
Backhoe : Merupakan alat serba guna untuk menggali dan
memuat. Peningkatan volume bucket, tengahnya
harus diperpendek.
1.7 ALAT ANGKUT (TRUK)
1. Alat angkut yang umum digunakan di tambang terbuka adalah truk jungkit
atau dump truck. Pertimbangan penting dalam proses pemilihan alat
angkut adalah :
a. Ukuran
Kapasitas truk lebih banyak dinyatakan atas dasar berat dibandingkan
dinyatakan atas dasar volume. Hal ini didasarkan pada pertimbangan
untuk menghindari terjadinya kelebihan muatan yang akan
membabani mesin.
Secara umum truk dapat dibedakan menjadi dua golongan, yaitu truk
berukuran normal dan berukuran raksasa/besar.
Ukuran normal : 20, 27, 32, 36, 50, 77, 90, 117 ton
Ukuran raksasa : 135, 158, 180, 225, 270, 315 ton b. Faktor operasi
• Waktu kerja (lihat excavator)
• Waktu ayunan (swing) optimal :
ukuran normal : 4-6 ayunan/truk
ukuran raksasa : 5-8 ayunan/truk
• Bucket factor
Peralatan dan Tenaga Kerja Tambang - 9
Kondisi pemuatan Bucket factor
Baik 120%
Sedang 90%
Kurang 60%
• Cycle time
t = tte + ts + tl + ttl + td dimana
tte = waktu tempuh kosong
ts = waktu posisi truk (spot time)
tl = waktu pemuatan
ttl = waktu tempuh isi
td = waktu penumpahan muatan (dumping time)
• Unit Cadangan
Unit cadangan diperlukan untuk tetap menjamin kelancaran
kegiatan pengangkutan walaupun terjadi hambatan karena
kerusakan alat angkut. Rule of tumb : untuk setiap 5 atau 6 truk
perlu disediakan 1 unit cadangan.
2. Prosedur untuk menghitung jumlah gilir kerja dan armada truk yang
diperlukan adalah sebagai berikut:
a. Siapkan peta tahunan tambang (atau perkiraannya) yang dibuat
berdasarkan penjadwalan produksi.
b. Siapkan peta tahunan untuk daerah pembuangan / waste dump (atau
perkiraannya) yang dibuat berdasarkan penjadwalan produksi.
c. Lakukan pengukuran (dari peta-peta di atas) untuk memperoleh profil
jalur pengangkutan truk untuk tiap tahun. Untuk kajian yang lebih rinci
tiap profil dapat dibuat per jenjang per tahap (pushback), per jenis
material, per tahun (hasilnya beberapa ratus profil!). Persen
kemiringan jalan dan jarak tiap segmen jalan angkut diukur untuk tiap
profil.
Peralatan dan Tenaga Kerja Tambang - 10
d. Waktu daur (cycle time) dan produktifitas truk untuk tiap profil dihitung
berdasarkan kurva kinerja rimpull untuk truk yang dipakai. Kemudian
jumlah gilir kerja per tahun yang dibutuhkan untuk setiap profil jalan
angkut dapat dihitung.
1.8 PENENTUAN JUMLAH ALAT DARI DATA PRODUKSI PER GILIR
KERJA
1. Jumlah gilir kerja yang diperlukan dihitung dengan membagi produksi
material total yang ditargetkan untuk suatu periode dengan produksi alat
per gilir kerja.
2. Jumlah gilir kerja ini kemudian dibagi dengan gilir kerja operasional per
tahun untuk tambang ybs., dan dibagi dengan faktor ketersediaan
mekanis (mechanical availability) dan faktor pemakaian maksimum dari
ketersediaan mekanis (maximum utilization of availability). Hasilnya ialah
jumlah unit alat (angkanya tidak bulat sehingga biasanya harus dibulatkan
ke atas jika angka desimalnya melebihi 0.1)
3. Alat bor beroda rantai dan shovel tidak mudah berpindah tempat. Jika ada
beberapa daerah kerja yang aktif (beberapa pushback) perlu satu unit alat
per pushback. Mungkin lebih baik memiliki dua unit yang lebih kecil
daripada satu unit besar.
4. Beberapa definisi:
a. Mechanical Availability = Gilir Yang Tersedia Untuk Bekerja
(MA) Jumlah Gilir Kerja Total
b. Utilization of Availability = Gilir Yang Sebenarnya Bekerja
(UA) Gilir Yang Tersedia Untuk Bekerja
c. Total Utilization = Gilir Yang Sebenarnya Bekerja
(per unit peralatan) Jumlah Gilir Kerja Total
Peralatan dan Tenaga Kerja Tambang - 11
5. Beberapa Persamaan:
a. Gilir Kerja Yang Dibutuhkan = Produksi Yang Dibutuhkan
Produktivitas per Unit-Gilir Kerja
b. Jumlah Alat dalam Armada = Jumlah Gilir Kerja Yang Diperlukan
Jumlah Gilir Kerja Total x MA x UA
c. Utilization = Jumlah Gilir Kerja Yang Diperlukan
(untuk Armada) Jumlah Armada x Jumlah Gilir Kerja Total
1.9 PERALATAN PEMBANTU
1. Alat bantu utama terdiri dari buldozer (beroda rantai dan ban karet), grader,
truk air, kadang-kadang ditambah juga dengan loader pembantu yang
berukuran kecil.
2. Peralatan bantu ini tidak kalah pentingnya dengan peralatan tambang
utama yang telah dibahas (alat bor, alat muat, alat angkut). Lingkungan
kerja dari peralatan tambang utama ini diciptakan dan dipelihara oleh alat
bantu. Jika ditangani dengan baik, produktivitas tambang keseluruhan
akan maksimal.
3. Buldozer beroda rantai diperlukan untuk pembuatan jalan (di dalam dan di
luar tambang), pembuatan dropcut (penggalian akses ke jenjang yang
lebih rendah), dan untuk memelihara daerah pembuangan (waste dump).
4. Buldozer berban karet digunakan untuk pekerjaan pembersihan disekitar
daerah pemuatan shovel, memelihara tanggul pengaman dan jalan.
5. Grader dan truk air digunakan dalam pembuatan dan perawatan jalan.
6. Utilisasi keseluruhan alat bantu ini cenderung rendah (di bawah 60%).
Peralatan dan Tenaga Kerja Tambang - 12
Tabel 1. Contoh Jadwal Operasi Penambangan
____________________________________________________________
Contoh 1.
3 gilir kerja per hari
8 jam per gilir kerja
7 hari per minggu
360 hari operasi per tahun (memperhitungkan 5 hari raya dan
waktu menganggur tak terjadwal)
1080 gilir kerja operasional per tahun
4 kru tambang dengan sistem rotasi 7-1, 7-2, 7-4
Contoh 2.
2 gilir kerja per hari
10 jam per gilir kerja
6 hari per minggu
304 hari operasi per tahun (memperhitungkan 8 hari raya dan
waktu menganggur tak terjadwal)
608 gilir kerja operasional per tahun
3 kru tambang dengan rotasi
____________________________________________________________
Peralatan dan Tenaga Kerja Tambang - 13
Tabel 2. Waktu Produktif Per Gilir Kerja
__________________________________________________________
Komponen Waktu (Menit)
Waktu Terjadwal per Gilir Kerja @ 8 Jam 480
Waktu Tak Produktif Terjadwal:
Waktu perjalanan / ganti gilir kerja 20
Makan siang 30
Pemeriksaan peralatan 15
Sub Total: 65
Waktu Produktif Bersih Yang Terjadwal 415
Jumlah Waktu Produktif per Gilir Kerja 346
(dengan efisiensi kerja 83% atau 50 menit per jam)
Waktu Tak Produktif Yang Terjadwal 69
__________________________________________________________
Tabel 3. Contoh Karakteristik Material
__________________________________________________________
Density Insitu Rata-Rata, Kering (ton/m3) 2.67
Kandungan Air (di daerah kering) 4%
Swell Factor Rata-Rata Untuk Perhitungan Alat 40%
Density Loose, Kering (ton/ m3) 1.91
Density Loose, Basah (ton/ m3) 1.99
__________________________________________________________
Peralatan dan Tenaga Kerja Tambang - 14
2. TENAGA KERJA TAMBANG
2.1 TENAGA KERJA SALARIED STAFF
Terdiri dari tenaga supervisor dan staf yang bekerja di operasi penambangan,
pemeliharaan, serta engineering. Tabel I menunjukkan jabatan dan jumlah
personel, serta gaji pokok masing-masing (contoh di Amerika Serikat).
Banyak di antara jabatan ini yang jumlah personelnya hanya seorang (manajer
tambang, superintendent, insinyur kepala dll). Karena itu personel pada level
ini harus menguasai bidang keahlian yang cukup luas (dengan pelatihan
silang) sehingga selama liburan atau cuti sakit semua tugas dapat tetap
tertangani.
1.2 TENAGA KERJA HOURLY LABOR
Terdiri dari tenaga kerja di Operasi Penambangan (Mine Operations) dan
Pemeliharaan (Maintenance). Tabel II memperlihatkan contoh daftar tenaga
kerja untuk kategori ini.
1. Operasi Penambangan
a. Sebagian besar tenaga kerja di operasi penambangan adalah
operator alat.
b. Jumlah operator yang dibutuhkan untuk tiap jenis alat dihitung sebagai
berikut:
Jumlah Operator = Jumlah Alat per Armada x Jumlah Kru x Utilisasi
Contoh:
20 truk x 4 kru x 0.71 = 56.8 (bulatkan menjadi 57 supir / operator)
Peralatan dan Tenaga Kerja Tambang - 15
(Biasanya dibulatkan ke atas jika desimal di atas 0.2)
Operator memerlukan pelatihan silang (cross training) untuk
menguasai lebih dari satu macam peralatan, terutama untuk periode
ketika jumlah alat yang tersedia dan dijadwalkan untuk beroperasi
lebih banyak dari rata-rata.
c. Personel pada operasi penambangan selain operator adalah:
i. Juru Ledak
ii. Juru Ledak Pembantu
iii. Petugas Pompa - bertanggung jawab untuk pengoperasian
pompa-pompa penirisan tambang.
iv. Kru Servis - para operator peralatan ringan misalnya:
• truk dan wheel loader kecil untuk pemeliharaan jalan dan
pembersihan tambang
• air track drill dan back hoe kecil untuk membuat selokan dan
sump
• truk servis (lowboy, flatbed)
v. Buruh Kasar - membantu dalam pekerjaan-pekerjaan
penunjang seperti pemindahan dan pemasangan pompa,
pemeliharaan jaln dan pembersihan tambang.
2. Pemeliharaan Tambang
a. Personel untuk mine maintenance ini terdiri dari mekanik, tukang las
dan tukang listrik yang bertugas memelihara dan merawat armada
peralatan tambang.
b. Jumlah personelnya biasanya berkisar dari 50% hingga 70% dari
jumlah personel untuk operasi penambangan (angka yang rendah ada
kaitannya dengan perbaikan besar yang dikontrakkan ke luar).
c. Memperkirakan jumlah tenaga kerja untuk pemeliharaan:
i. Sebagai pedoman dapat dilihat porsi tenaga pemeliharaan dalam
biaya operasi per jam dari peralatan utama tambang. Biaya
Peralatan dan Tenaga Kerja Tambang - 16
operasi per jam kali jumlah jam yang terjadwal per tahun dibagi
dengan gaji rata-rata petugas pemeliharaan per tahun
memberikan ancar-ancar jumlah personel yang dibutuhkan.
ii. Dari angka di atas tambahkan 10% untuk personel perawatan alat
penunjang.
iii. Kemudian tambahkan tenaga kerja lain yang belum termasuk di
atas seperti personel ban, bahan bakar, pelumas dan buruh kasar
lainnya.
3. Tambahan untuk Cuti, Sakit dan Absen
a. Harus memperhitungkan tambahan untuk pegawai yang libur/hari
raya, sakit dan absen (VS&A = Vacation, Sick leave, Absentees).
i. Dengan menambah personel
ii. Gunakan personel yang ada untuk bekerja lembur
iii. Personel yang dikontrak dari luar
b. Contoh perhitungan VS&A
Jumlah minggu kerja per tahun 52
Minggu kerja yang hilang karena:
Libur 2
Hari raya 1
Sakit dan Absen 1
Total minggu yang hilang 4
Tambahan personel untuk VS&A = 4 / 52 atau sekitar 8%
Peralatan dan Tenaga Kerja Tambang - 17
Tabel 4. Daftar Salaried Personnel (Contoh di A.S.)
Deskripsi Kerja Jumlah Gaji Pokok / Th
Operasi Penambangan
Manajer Tambang 1 US $80,000 (?) Superintendent Tambang 1 $60,000 General Foreman Tambang 1 $50,000 Shift Foreman Tambang 4 $45,000 Kontrol Produksi 1 $35,000 Foreman Pemboran & Peledakan 1 $45,000 Tata Usaha 1 $24,000 Sekretaris 1 $20,000 Pemeliharaan Tambang
Superintendent Pemeliharaan 1 $60,000 General Foreman Bengkel 1 $50,000 General Foreman Reparasi Lapangan 1 $50,000 Shift Foreman Bengkel 4 $45,000 Petugas Suku Cadang 1 $32,000 Tata Usaha 1 $24,000 Engineering dan Geologi
Insinyur Ahli Kepala 1 $58,000 Insinyur Ahli Tambang 2 $52,000 Sarjana Ahli Geologi 1 $48,000 Insinyur Tambang 1 $48,000 Sarjana Geologi 2 $42,000 Ahli Ukur Tambang 1 $38,000 Pembantu Pengukur Tambang 1 $32,000 Pengontrol Kadar Bijih 1 $35,000 Teknisi 2 $35,000
Tabel 5. Daftar Hourly Personnel (Jumlah Harus Dihitung)
Peralatan dan Tenaga Kerja Tambang - 18
Tahun Ke
Deskripsi Kerja Pra-Prod. 1 2 .. .. .. n-1 n
Operasi Penambangan
Operator Pemboran
Operator Shovel
Operator Loader
Operator Haul Truck
Operator Dozer Roda Rantai
Operator Dozer Ban Karet
Operator Grader
Operator Truk Air
Jur Ledak
Pembantu Juru Ledak
Petugas Pompa
Kru Servis
Buruh Kasar
Jumlah untuk Operasi:
Pemeliharaan Tambang
Mekanik (montir)
Mekanik Pembantu
Tukang Las
Tukang Listrik
Petugas Ban
Petugas Bh.Bakar & Pelumas
Buruh Kasar
Jumlah untuk Pemeliharaan:
Tambahan untuk VS&A:
Jumlah Hourly Personnel Total:
2.3 ORGANISASI
Peralatan dan Tenaga Kerja Tambang - 19
Bentuk organisasi yang umum diterapkan pada suatu perusahaan tambang
adalah organisasi staf dan garis (staf-and-line organization). Kegiatan
pertambangan secara teknologi dan ekonomi merupakan kegiatan yang
kompleks sehingga diperlukan dukungan staf yang ahli. Sementara itu dalam
pelaksanaannya pengawasan garis (line supervision) diperlukan pada setiap
unit produksi. Gambaran diagram organisasi dari suatu perusahaan tambang
besar dapat dilihat pada gambar 1.
Dalam kegiatan pertambangan, bagian produksi harus didukung paling tidak
oleh fungsi-fungsi perencanaan, keuangan, kepegawaian, hukum, hubungan
masyarakat, kesehatan dan keselamatan kerja dan riset & pengembangan.
Menurut Hartman (1987), diperkirakan tiga orang karyawan di bidang
pendukung untuk setiap dua orang bagian produksi.
Jumlah tenaga kerja yang berhubungan dengan produksi merupakan fungsi
dari skala kegiatan tambang tersebut. Secara umum tenaga kerja di bagian
operasi penambangan mencakup :
• Operator peralatan tambang utama
Jumlahnya ditentukan oleh jumlah alat dan jumlah kru, sedangkan jumlah
kru ditentukan oleh jumlah shift produksi. Sebagai contoh, untuk 3 shift per
hari, 8 jam per shift, 7 hari per minggu, maka diperlukan 4 kru
• Operator peralatan penunjang
Seperti peralatan perawatan jalan, alat angkut, back hoe untuk membuat
parit, dll.
• Juru ledak dan kru
• Tenaga perawatan
Termasuk di dalamnya mekanik, teknisi listrik dan las yang bertugas untuk
pemeliharaan peralatan tambang.
Peralatan dan Tenaga Kerja Tambang - 20
Gambar 1. Organization Chart for Large Mining Operation, Including Mineral Processing and Smelting (After Boyd, 1973. By permission from Society of Mining Engineers, Inc., Littleton, CO.)
Peralatan dan Tenaga Kerja Tambang - 22
3. DAFTAR PUSTAKA
Hartman, H.L. (1987), Introductory Mining Engineering, John Wiley & Sons,
Singapore.
Komatsu (1996), Spesifications and Applications Handbook, Edition 17.
Peralatan dan Tenaga Kerja Tambang - 23