Upload
others
View
6
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
- 1 -
KONSEP LITERASI
KEUANGAN
DALAM KURIKULUM
2013
PUSAT KURIKULUM
DAN PERBUKUAN
JAKARTA, 2017
23 November 2017
- 2 -
DAFTAR ISI
I. Defenisi ................................................ Error! Bookmark not defined.
II. Misi Pedagogis ..................................... Error! Bookmark not defined.
A. Misi Literasi ..................................... Error! Bookmark not defined.
B. Literasi Keuangan dalam Kurikulum 2013 ..... Error! Bookmark not
defined.
C. Literasi Keuangan dalam Pembelajaran Lintas Mata PelajaranError!
Bookmark not defined.
III. Tujuan Literasi Keuangan ...................... Error! Bookmark not defined.
IV. Kompetensi Literasi Keuangan .............. Error! Bookmark not defined.
V. Penjenjangan Literasi Keuangan ........... Error! Bookmark not defined.
VI. Penutup……………………………………………………………………………………..-31-
VII. Daftar Pustaka……………………………………………………………………………-32-
- 3 -
KATA PENGANTAR
Literasi adalah kemampuan mengetahui, memahami, dan memaknai
bahasa tertulis dalam kehidupan sehari-hari. Menurut UNESCO (2004),
literasi dimaknai sebagai kemampuan mengenali, mengerti, menafsirkan,
menciptakan, mengomunikasikan, menghitung, dan menggunakan bahan
kajian, cetak, tertulis, dan berbagai moda yang berhubungan dengan
beragam konteks. Literasi mencakup rentang pembelajaran yang
membuat individu mampu untuk mencapai tujuannya, mengembangkan
pengetahuan dan potensinya, dan berpartisipasi secara penuh dalam
masyarakat sebagai keseluruhan. Perkembangan selanjutnya, literasi
tidak hanya terbatas pada literasi bahasa di atas. Pada saat ini,
berkembang enam jenis literasi, yaitu baca tulis, numerasi, keuangan,
sains, digital dan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), serta literasi
budaya dan kewarganegaraan.
Keenam literasi di atas sudah dikembangkan dalam Kurikulum 2013.
Naskah ini pada dasarnya merupakan kajian konsep terhadap
pengembangan literasi dalam Kurikulum 2013, khususnya literasi
Keuangan. Di dalam naskah ini disajikan tentang definisi, misi pedagogis,
tujuan, kompetensi, dan penjenjangan literasi.
Naskah ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu, saran dan masukan
sangat diharapkan dari pembaca.
Jakarta, November 2017
Kepala Pusat Kurikulum dan Perbukuan
Dr. Awaluddin Tjalla
- 4 -
KONSEP LITERASI KEUANGAN DALAM KURIKULUM 2013
PENDAHULUANDefinisi
Dari perspektif pedagogi, literasi tidak hanya merupakan satu entitas mata
pelajaran, melainkan menjadi indikator dari keberhasilan implementasi
kurikulum. Literasi dalam Kurikulum Australia merupakan proses untuk
mencapai tahap pemaknaan (interpreting) teks melalui mendengar, membaca,
dan mencermati. Meskipun pendefinisian literasi tersebut berada dalam konteks
pengajaran bahasa, tetapi ruang lingkup dari definisi tersebut dapat berlaku
untuk mata pelajaran lain. PISA (The Programme for International Studet
Assessment) mendefinisikan literasi keuangan sebagai refleksi kompetensi
kognitif dari proses penerjemahan atas struktur dan karakteristik penyajian
tekstual sampai dengan pemahaman pengetahuan tentang fenomena alam.
Dalam upaya untuk mengembangkan pemahaman pengetahuan tersebut,
kompetensi metakognitif menjadi sarana penerjemahan, baik pada tahap
pemahaman terhadap struktur dan penyajian tekstual sampai dengan
pemahaman pengetahuan tentang fenomena alam. Pengajaran bahasa
merupakan titik tolak menuju literasi bidang lain. Frasa dan paragraf dalam
bahasa mengekspresikan struktur logika bahasa dan sekaligus struktur logika
cabang ilmu pengetahuan lainnya.
Proses pedagogi yang berlangsung melalui proses belajar mengajar di kelas
merupakan proses interaksi fungsional antara guru dan siswa serta antarsiswa.
Dalam proses interaksi tersebut, terdapat dua fenomena mengonstruksi
pengetahuan dan menginternalisasikan nilai-nilai kehidupan sosial. Keduanya
merupakan proses pengembangan kompetensi literasi. Dengan
mempertimbangkan bahwa proses pemelajaran membawa misi mengonstruksi
pengetahuan dan menginternalisasi nilai-nilai kehidupan, interaksi yang
berlangsung di ruang kelas tidak hanya bersifat tekstual, tetapi juga kontekstual.
Dengan mempertimbangkan kedua aspek tersebut, aspek tekstual dan
kontekstual bersifat saling melengkapi. Aspek tekstual memberikan karangka
pedagogis untuk menyeleksi konteks-konteks yang dapat diintegrasikan dalam
- 33 -
Pusat Kurikulum dan Perbukuan (2016). Silabus Mata Pelajaran Bahasa
Indonesia SD, SMP, SMA. Jakarta, Indonesia: Puskurbuk.
The Australian Curriculum_General Capabilities_Numeracy
"The Plurality of Literacy and its implications for Policies and
Programs". UNESCO Education Sector Position Paper: 13. 2004
Sumber: https://www.nationalnumeracy.org.uk/essentials-numeracy-all
- 32 -
Curren, Randal (2010). Education for Global Citizenship and Survival dalam
Yvonne Raley and Gerhard Preyer (Ed). Philosophy of Education in the
Era of Globalization. New York: Routledge. Hlm 67-90
Dale, Philip S. and Thoreson, Catherine Crain (March 1999), Language and
Literacy in a Developmental Perspective. Journal of Behavioral
Education, 9, 1. Hlm. 23-33.
Korkmaz, Sedat and Korkmaz, Şule Çelik (2013). Contextualization or de-
contextualization: student teachers’ perceptions about teaching a
language in context. Social and Behavioral Sciences, 93. Hlm, 895 –
899.
Pole, D. The Concept of Reason. (1972), dalam R.F.Dearden P.H.Hirst and
R.S.Peters (Eds). Education and the development of reason. London:
Routledge. Hlm. 112-130.
Trilling, Bernie and Fadel, Charles (2009). 21st Century Skills: Learning for Life
in Our Times. San Fransisco: John Wiley & Sons, Inc.
Freudenthal Institute, Utrecht University – the Netherlands.
Gerakan Nasional Literasi_ppt_2016
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia (2016). Peraturan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 24 Tahun 2016 tentang
Tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Pelajaran pada
Kurikulum 2013. Jakarta, Indonesia: Kemendikbud.
Pusat Kurikulum dan Perbukuan (2013). Naskah Akademik Kurikulum 2013.
Jakarta, Indonesia: Puskurbuk.
VII. DAFTAR PUSTAKA
- 5 -
proses belajar mengajar di kelas. Di lain pihak, aspek kontekstual memperkaya
pokok bahasan suatu topik dari mata pelajaran.
Dalam konteks ini, literasi tidak hanya bersandar pada kemampuan
membaca teks yang berdasarkan prinsip struktur bahasa dan perbendaharaan
kata pada teks tersebut, melainkan lebih jauh lagi sampai kepada pemaknaan
teks. Proses pemahaman terhadap aspek tekstual dan kontekstual harus
meningkat secara berjenjang, baik berdasarkan jenjang pendidikan maupun
kompleksitas pokok bahasan pada setiap jenjangnya. Pembentukan kompetensi
literasi atas setiap pokok bahasan pada setiap mata pelajaran meliputi tiga
tahapan, yaitu mengetahui (knowing), memahami (understanding), dan tahapan
tertinggi adalah memaknai (interpreting). Secara grafis, penjelasan dari setiap
tahap disajikan pada Gambar 1.
Gambar 1. Tahapan dalam Pengembangan Kompetensi Literasi
- 6 -
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, literasi berarti kesanggupan
membaca dan menulis, tetapi pengertiannya lebih luas dari itu. Merujuk
UNESCO, literasi adalah kemampuan mengenali, mengerti, menafsirkan,
menciptakan, mengkomunikasikan, dan menghitung, menggunakan bahan
cetak dan tertulis yang diasosiasikan dengan beragam konteks. Literasi
mencakup rentang pembelajaran yang memampukan individu untuk
mencapai tujuannya, mengembangkan pengetahuan dan potensinya, dan
berpartisipasi secara penuh dalam masyarakat sebagai keseluruhan.
Programme for International Student Assessment (PISA) dari OECD
mengkonsepsi literasi sebagai kapasitas siswa untuk menerapkan
pengetahuan dan keterampilan di bidang studi utama dan untuk
menganalisis, berpikir dan berkomunikasi secara efektif saat mereka
bertemu, memecahkan dan menafsirkan masalah dalam berbagai situasi
(OECD, 2010)
Salah satu ranah literasi adalah ranah keuangan. Dalam konteks ini, literasi
keuangan dapat diartikan sebagai kecakapan atau kesanggupan dalam hal
keuangan. Secara sederhana, literasi keuangan adalah kondisi seseorang
yang memiliki pengetahuan dan pemahaman tentang keuangan. The
President’s Advisory Council on Financial Literacy (2008), mendefinisikan
literasi keuangan sebagai “Kemampuan menggunakan pengetahuan dan
keterampilan untuk mengelola sumber daya keuangan secara efektif untuk
kesejahteraan keuangan jangka panjang (seumur hidup).” Menurut Otoritas
Jasa Keuangan Indonesia (OJK), literasi keuangan adalah rangkaian proses
atau aktivitas untuk meningkatkan pengetahuan, keyakinan dan
keterampilan konsumen dan masyarakat luas sehingga mereka mampu
mengelola keuangan dengan baik. Literasi keuangan mencakup pemahaman
mengenai prinsip dan konsep keuangan seperti perencanaan keuangan,
I. DEFINISI
- 31 -
Literasi keuangan adalah salah satu literasi yang dikembangkan untuk
kepentingan pendidikan di sekolah, khususnya, dan kemajuan pendidikan
Indonesia, pada umumnya. Dengan demikian, pendidikan dapat memenuhi
kriteria dan capaian yang diharapkan dan dapat memperbaiki kehidupan bangsa.
Dengan literasi yang baik, diharapkan agar bangsa Indonesia mampu bersaing
menyejajarkan diri di dunia internasional. Keberhasilan pencapaian literasi harus
didukung oleh seluruh komponen yang ada di dunia pendidikan, terutama peran
pendidik di sekolah yang berupaya membimbing, mengarahkan, mendidik,
mengevaluasi, memfasilitasi berkembangnya potensi peserta didik sesuai
dengan kompetensi yang diharapkan.
Konsep literasi keuangan ini diharapkan dapat digunakan sebagai pedoman bagi
pendidik dalam mencapai kompetensi literasi. Konsep literasi ini dapat
membawa perubahan terhadap pemahaman peserta didik sebagaimana literasi
yang sebenarnya diterapkan dalam proses belajar mengajar di sekolah.
VI. PENUTUP
- 30 -
Jenjang /
Aspek
Kelas 1-3
(Level 1)
Kelas 4-6
(Level 2)
Kelas 7-9
(Level 3)
Kelas 10 -12
(Level 4)
4. Dapat
membedakan
kepemilikan
sumber daya
(sendiri, orang
lain, dan
masyarakat)
5. Dapat
mendiskusikan
penggunaan
uang dalam
keluarga
produk.
4. Memahami
uang sebagai
sumberdaya
yang terbatas
5. Memahami
mengapa
orang bekerja
untuk
mendapatkan
uang.
barang/jasa
harus
mematuhi
peraturan
dan undang-
undang
perlindungan
konsumen.
4. Memahami
pengaruh
iklan pada
konsumen
dalam
membelanjak
an uang
5. Mengetahui
tempat yang
tepat untuk
mendapatkan
informasi
yang
membantu
pengambilan
keputusan
keuangan.
terpercaya dan
produk dan jasa
yang dilindungi
atau Undang-
Undang
Perlindungan
Konsumen.
4. Memahami
bagaimana
pemerintah
menyediakan
layanan publik dan
mengapa pajak
harus dibayar.
5. Dapat melakukan
transaksi keuangan
dengan aman.
- 7 -
bunga berbunga, pengelolaan hutang, teknik penghematan yang
menguntungkan dan nilai waktu dari uang.
Berdasarkan definisi-definisi di atas, literasi keuangan mencakup (1)
kemampuan baca-tulis atau kemelekwacanaan mengenai keuangan; (2)
kemampuan mengintegrasikan antara menyimak, berbicara, membaca,
menulis dan berpikir tentang keuangan; (3) kemampuan yang siap
digunakan dalam menguasai gagasan baru atau cara mempelajarinya terkait
permasalahan keuangan; (4) piranti kemampuan sebagai penunjang
keberhasilannya dalam pengelolaan keuangan; (5) kemampuan performansi
membaca dan menulis yang selalu diperlukan terkait dengan permasalahan
keuangan; (6) kompetensi seorang akademisi dalam memahami wacana
keuangan secara profesional.
Lebih jauh, OJK mengklasifikasi tingkat literasi keuangan penduduk
Indonesia menjadi empat bagian, yakni:
1. Well literate, memiliki pengetahuan dan keyakinan tentang lembaga jasa
keuangan serta produk jasa keuangan, termasuk fitur, manfaat dan
risiko, hak dan kewajiban terkait produk dan jasa keuangan, serta
memiliki keterampilan dalam menggunakan produk dan jasa keuangan.
2. Sufficient literate, memiliki pengetahuan dan keyakinan tentang lembaga
jasa keuangan serta produk dan jasa keuangan, termasuk fitur, manfaat
dan risiko, hak dan kewajiban terkait produk dan jasa keuangan.
3. Less literate, hanya memiliki pengetahuan tentang lembaga jasa
keuangan, produk dan jasa keuangan.
4. Not literate, tidak memiliki pengetahuan dan keyakinan terhadap
lembaga jasa keuangan serta produk dan jasa keuangan, serta tidak
memiliki keterampilan dalam menggunakan produk dan jasa keuangan.
Literasi keuangan (financial literacy) sangat penting untuk dikuasai dan
seharusnya dimiliki oleh setiap orang. Seseorang yang memiliki literasi
- 8 -
keuangan tinggi mampu melihat uang dengan sudut pandang yang berbeda
dan memiliki kendali atas kondisi keuangannya. Ia tahu apa yang harus
dilakukan dengan uang yang sedang dimiliki dan akan dimilikinya serta tahu
cara memanfaatkan uang agar dirinya dapat mengendalikan uang.
Kurangnya literasi keuangan atau buta huruf keuangan dapat menyebabkan
orang membuat pilihan keuangan yang buruk sehingga berdampak negatif
terhadap kesejahteraan keuangan seseorang.
Untuk dapat menguasai literasi keuangan, orang perlu memperoleh
pendidikan keuangan. Dalam Recommendation on Principles and Good
Practices for Financial Education and Awareness, OECD mendefinisikan
pendidikan keuangan sebagai proses yang dijalani konsumen/investor
keuangan untuk memperbaiki pemahaman mereka tentang produk, konsep
dan risiko keuangan, serta mengembangkan keterampilan dan kepercayaan
diri untuk lebih sadar akan risiko dan peluang finansial melalui informasi,
instruksi dan/atau saran obyektif, untuk membuat pilihan berdasarkan
informasi, mengetahui ke mana harus mencari bantuan, dan mengambil
tindakan efektif lainnya untuk memperbaiki kesejahteraan finansial mereka
(OECD, 2005). Merujuk Financial Enhancement Group (FEG), pemahaman,
keterampilan dan gagasan untuk menerapkan pemahaman dan
keterampilan untuk menghasilkan tindakan efektif merupakan unsur kunci
dari definisi pendidikan keuangan. Meskipun demikian, perlu dicermati
bahwa berdasarkan definisi pendidikan keuangan ini, proses pendidikan
menjadi lebih penting daripada hasil.
Langkah-langkah utama untuk mencapai literasi keuangan meliputi
mengetahui dan memahami uang dan penggunaannya, keterampilan
merencanakan dan mengelola anggaran (sumber dan penggunaan),
memahami resiko penggunaan uang dan memberikan apresiasi atas
penngelolaan yang tepat, serta pemaknaan keuangan untuk dirinya, di
lingkungan keluarga dan masyarakat. Langkah-langkah ini juga bisa
- 29 -
Jenjang /
Aspek
Kelas 1-3
(Level 1)
Kelas 4-6
(Level 2)
Kelas 7-9
(Level 3)
Kelas 10 -12
(Level 4)
5. Menunjukkan
apresiasi ketika
menerima uang
atau hadiah
kesulitan jika
mereka tidak
memiliki
tabungan.
5. Memberikan
penghargaan
dengan berbagi
atau memberikan
sumber daya
kepada orang
lain.
jawab
keuangan dan
resiko dari
tidak memiliki
kecakapan
keuangan.
5. Memahami
akibat dari
keputusan
pengeluaran
terhadap
orang lain dan
lingkungan.
berbagai tingkat
resiko yang
berbeda.
5. Memahami resiko
dari
bertaruh/berjudi
atau aktivitas
illegal untuk
mendapatkan lebih
banyak uang.
Financial
Landscape/
Lanskap
Keuangan
1. Memahami
bagaimana
keluarga dan
masyarakat
disekitarnya
menggunakan
uang
2. Mengidentifikas
i lembaga
keuangan di
lingkungan
sekitarnya.
3. Mengetahui
barang-barang
yang dijual
dimasyarakat.
1. Memahami
bagaimana
seseorang
memiliki
pilihan dalam
menggunakan
uang yang
dimilikinya.
2. Dapat
menunjukkan
dan
mengidentifika
si perbedaan
beberapa
lembaga
keuangan di
lingkungannya
berdasarkan
produk dan
jasa yang
disediakan.
3. Memahami
jalur distribusi
dan rantai nilai
dari suatu
1. Memahami
faktor-faktor
yang dapat
mempengaru
hi keputusan
pengeluaran.
2. Memahami
setiap negara
memiliki
jenis, jumlah
dan kualitas
sumber daya
yang
berbeda.
3. Memahami
bahwa
produksi dan
distribusi
1. Peduli terhadap
kejahatan
keuangan dan
mengetahui
upaya-upaya
pencegahannya.
2. Dapat mengenali
faktor-faktor
penyebab
kemiskinan dan
pendapatan yang
tidak merata.
3. Dapat
mengidentifikasi
pemberi layanan
keuangan yang
- 28 -
Jenjang /
Aspek
Kelas 1-3
(Level 1)
Kelas 4-6
(Level 2)
Kelas 7-9
(Level 3)
Kelas 10 -12
(Level 4)
serta menghitung
kembalian
ataupun
jangka
panjang
panjang serta
mengantisipasi
perubahannya
Resiko dan
Keuntungan
menabung
1. Mempraktikkan
kebiasakan
menabung untuk
keperluan tertentu
2. Memahami
manfaat dari
tabungan
3. Memahami
konsekuensi dari
tindakan ceroboh
terhadap barang
yang dimilikinya
4. Memahami
manfaat berbagi
1. Memahami
konsekuensi dari
setiap tindakan
(resiko dan
manfaat)
2. Memahami
bagaimana dan
mengapa
menabung
diperlukan.
3. Menghargai
pentingnya
menjaga uang
dan sumber daya
lainnya agar
aman.
4. Memahami
bagaimana orang
bisa mengalami
1. Dapat
mengidentifik
asi produk
keuangan dan
mengenali
resiko dan
hasilnya,
seperti
tabungan,
asuransi,
saham, dll.
2. Menghargai
bagaimana
keluarga dan
masyarakat
mengatasi
atau memper-
siapkan diri
menghadapi
kejadian tak
terduga atau
keadaan
darurat.
3. Memahami
dampak
positif dan
negatif dari
suatu
keputusan
pengeluaran.
4. Memahami
akibat dari
tanggung
1. Memahami resiko
tidak memenuhi
kewajiban untuk
membayar atau
perjanjian kredit.
2. Memahami
pengaruh dari
tingkat bunga, nilai
tukar, kegagalan
pasar, pajak, dan
inflasi terhadap
suatu keputusan
keuangan.
3. Memahami cara
untuk menyusun
kembali anggaran
sebagai
penyesuaian
perubahan
kebutuhan, siklus
atau masalah.
4. Dapat
membandingkan
investasi dalam
- 9 -
mencakup meminta nasihat dari pakar keuangan. Pendidikan tentang topik
ini melibatkan pemahaman bagaimana uang bekerja, menciptakan dan
mencapai tujuan keuangan, dan mengelola tantangan finansial internal dan
eksternal.
OGIS
A. Misi Literasi
Pendidikan literasi keuangan diselenggarakan untuk mencapai misi
pedagogis yang terkait dengan kapasitas fungsional manusia sebagai
individu dan perannya dalam menjaga stabilitas dan kesehatan kondisi
keuangan masyarakat Indonesia. Misi pedagogis dalam pendidikan literasi
keuangan adalah:
1. Membangun sikap positif terhadap uang dan penggunaan uang secara
efektif dan efisien
2. Membiasakan anak sejak dini untuk mengatur keuangan
3. Mendorong para siswa agar mengerti akan literasi digital yang terkait
dengan industri keuangan, terutama perbankan
4. Menghasilkan masyarakat yang sehat dan sejahtera secara finansial
Secara lebih luas, pendidikan literasi keuangan dimaksudkan untuk
menghasilkan manfaat sebagaimana dilansir oleh Bank Indonesia sebagai
berikut:
1. Meningkatkan efisiensi ekonomi.
2. Mendukung stabilitas sistem keuangan.
3. Mengurangi shadow banking atau irresponsible finance.
II. MISI PEDAGOGIS
- 10 -
4. Mendukung pendalaman pasar keuangan.
5. Memberikan potensi pasar baru bagi perbankan.
6. Mendukung peningkatan Human Development Index (HDI) Indonesia.
7. Berkontribusi positif terhadap pertumbuhan ekonomi lokal dan
nasional yang sustain dan berkelanjutan.
Mengurangi kesenjangan (inequality) dan rigiditas low income trap,
sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang pada
akhirnya berujung pada penurunan tingkat kemiskinan.
B. Literasi Keuangan dalam Kurikulum 2013
Konsep keuangan pada saat ini bukan hanya berupa transaksi di lembaga
keuangan seperti Bank, namun penggunaanya menjadi sangat luas
setelah masuknya era digital dalam transaksi. Konsep literasi keuangan
dasar yang harus dimiiki setiap warga negara Indonesia adalah:
kemampuan baca tulis dan kemelekwacanaan mengenai keuangan. Oleh
karenanya Literasi Keuangan telah dijalankan pada Kurikulum 2013 untuk
tingkat pendidikan dari tingkat sekolah dasar sampai dengan sekolah
menengah.
Pendekatan yang dilakukan untuk Literasi Keuangan adalah melalui
empat (4) aspek berikut.
1. Uang dan penggunaanya
2. Perencanaan dan pengelolaan uang
3. Resiko dan keuntungan menabung.
4. Lanskap keuangan.
Berdasarkan empat (4) aspek tersebut di atas muatan literasi keuangan
pada kurikulum 2013, diarahkan untuk memberikan kemampuan kepada
- 27 -
Jenjang /
Aspek
Kelas 1-3
(Level 1)
Kelas 4-6
(Level 2)
Kelas 7-9
(Level 3)
Kelas 10 -12
(Level 4)
2. Memahami
pentingnya
menabung
3. Membandingkan
harga barang-
barang yang ingin
dibeli
4. Mampu
menetapkan
pilihan tentang
benda yang akan
digunakan.
5. Mampu
menghitung uang
yang dimiliki,
membeli barang
yang diinginkan
2. Mampu
membuat
perencanaan
menabung secara
sederhana
3. Memahami
perbedaan
antara keinginan
dan kebutuhan
4. Mampu
membuat
prioritas
pengeluaran
5. Memahami
tantangan untuk
menabung
dan
pengeluaran
2. Memahami
manfaat
perencanaan
untuk
menentukan
tindakan
keuangan
yang lebih
bijak
3. Memahami
alasan
mengapa
memutuskan
membeli
suatu barang
dari beberapa
pilihan
4. Memahami
terjadinya
perubahan
pengelolaan
keuangan
akibat suatu
masalah dan
pentingnya
meninjau
kembali
perencanaan
yang sudah
dibuat
5. Memahami
dampak dari
membelanjak
an uang baik
jangka pendek
2. Mengetahui cara
menghitung
kapasitas
pengeluaran
keuangan
(maksimal)
3. Membandingkan
antara pendapatan
dengan biaya hidup
4. Memahami waktu
yang tepat untuk
meminjam atau
menginvestasikan
uang
5. Menentukan target
keuangan untuk
jangka waktu
pendek,
menengah, dan
- 26 -
Jenjang /
Aspek
Kelas 1-3
(Level 1)
Kelas 4-6
(Level 2)
Kelas 7-9
(Level 3)
Kelas 10 -12
(Level 4)
konsep nilai
barang
berdasarkan harga
dan manfaatnya
3. Mampu mengenali
pecahan uang
dalam bentuk koin
maupun kertas
4. Mengapresiasi
sikap saling
berbagi barang
yang berguna
pada keluarga dan
teman
yang
merefleksikan
nilai barang
3. Memiliki
keterampilan
berhitung dalam
menggunakan
uang
4. Mengapresiasi
sikap
mendonasikan
uang kepada
yang
membutuhkan
5. Memahami
makna uang dan
lembaga
keuangan (bank,
koperasi)
pentingnya
menjadi
konsumen
yang memiliki
pengetahuan
3. Mengevaluasi
keputusan
atau tindakan
keuangan
yang telah
dilakukan
4. Memahami
manfaat uang
untuk
membantu
orang lain
5. Memahami
keterkaitan
antara
kepemilikan
uang,
penggunaan,
dan gaya
hidup
faktor yang
mempengaruhi
daya beli uang
3. Mampu
menginventarisir
hal negatif
mengenai suatu
barang/jasa yang
dikonsumsinya
4. Mampu
menganalisis biaya
tambahan yang
harus dikeluarkan
setelah pembelian
5. Memahami gaya
hidup yang
ekonomis dan
ramah lingkungan
Perencanaan
dan
pengelolaan
uang
1. Memahami
perbedaan antara
membelanjakan,
menabung, dan
berbagi uang
1. Menghargai nilai
suatu barang dan
mampu
menggunakannya
secara
bertanggung
jawab.
1. Mampu
menyusun
perencanaan
keuangan
pribadi yang
meliputi
pendapatan
1. Mengetahui cara
mengelola hutang
dan pegeluaran
secara efektif
- 11 -
peserta didik dalam mengatur keuangan sehingga misi literasi
sebagaimana yang telah diuraikan dapat tercapai dengan baik.
C Literasi Keuangan dalam Pembelajaran Lintas Mata Pelajaran.
Literasi keuangan dalam pemelajaran lintas mata pelajaran adalah literasi
yang memuat konteks pada suatu mata pelajaran dan akan terlihat
pemaknaan suatu pemelajaran antarmata pelajaran tersebut. Literasi
tersebut tidak berdiri sendiri, namun terintegrasi dalam suatu konteks
mata pelajaran dengan mata pelajaran lainnya yang memiliki fungsi dan
tujuan tertentu sebagai muatan pemelajaran.
Literasi keuangan merupakan salah satu muatan kurikulum 2013 yang
dibelajarkan secara terintegrasi baik di dalam mata pelajaran ilmu sosial ,
maupun mata pelajaran lainnya. Literasi keuangan secara eksplisit
merupakan muatan mata pelajaran ekonomi sebagai bagian dari ilmu
pengetahuan sosial. Namun demikian, dalam proses pembelajaran siswa
diberi kesempatan untuk mempelajari literasi keuangan yang terintegrasi
dengan mata pelajaran di luar IPS sebagai bagian dari pembelajaran lintas
kurikulum. Mengaplikasikan literasi keuangan dalam lintas kurikulum
dapat memperkaya pembelajaran bidang studi lainnya, dan pengalaman
tersebut memberikan kesempatan pada peserta didik untuk melihat
keterkaitan konsep IPS dengan konsep lainnya. Pada hakekatnya
pembelajaran yang mengaplikasikan literasi keuangan tidak lain untuk
memahami hubungan antar konsep terkait dengan keuangan dalam
kehidupan.
- 12 -
Contoh Penerapan Literasi Keuangan dalam Pembelajaran
Dalam Mata Pelajaran IPS
Di dalam pembelajaran IPS siswa diharapkan memiliki pengetahuan
mengenai uang dan penggunaan, yang meliputi pengetahuan
tentang uang, harga, investasi uang dan gaya hidup ekonomis.
Dalam aspek perencanaan dan pengelolaan uang, mata pelajaran IPS
mengajarkan perbedaan antara membelanjakan, menabung dan
berbagi uang. Dengan demikian dapat memahami dampak dari
membelanjakan uang dalam jangka pendek ataupun jangka panjang.
Aspek resiko dan keuntungan menabung, siswa diminta untuk
memahami manfaat dari tabungan, mengenali produk keuangan
dengan resikonya, memahami manfaat berbagi kepada orang yang
mengalami kesulitan keuangan
Pembelajaran IPS pada konsep Lanskap Keuangan, para siswa belajar
mengenai; bagaimana keluarga dan masyarakat menggunakan uang,
mengenali lembaga keuangan di lingkungan sekitar, pelayanan yang
diberikan lembaga keuangan dan melakukan transaksi keuangan
dengan aman.
Contoh Penerapan Literasi Keuangan dalam Proyeksi Kurikulum 2013
untuk Mata Pelajaran IPS
Penerapan literasi keuangan dalam kurikulum 2013 dijabarkan dalam
3tiga (3) aspek literasi, yaitu: mengetahui, memahami dan memaknai.
- 25 -
Perjenjangan dalam literasi keuangan merupakan salah satu aspek dalam
satu proses yang berkesinambungan mulai dari jenjang yang terendah
sampai dengan jenjang yang tertinggi. Perjenjangan ini penting untuk
dibuat agar capaian literasi mengarah pada kesesuaian kebutuhan
peserta didik dan kesesuaian dengan pertumbuhan mental dan psikologis
peserta didik serta kesesuaian dengan capaian kompetensi yang
diharapkan.
Perjenjangan tersebut memudahkan pula pendidik untuk menentukan
materi yang harus diberikan peserta didik dalam mencapai kompetensi
tersebut. Dengan demikian, penting sekali untuk menentukan tingkatan
kompetensi literasi peserta didik sesuai dengan jenjang peserta didik itu.
Tabel Penjenjangan Literasi Keuangan
Jenjang /
Aspek
Kelas 1-3
(Level 1)
Kelas 4-6
(Level 2)
Kelas 7-9
(Level 3)
Kelas 10 -12
(Level 4)
Uang dan
Penggunaan
1. Memiliki
pengetahuan
tentang uang dan
nilainya
2. Mengetahui
1. Memahami nilai
uang yang
dimiliki dan
mampu
bertanggung
jawab dalam
menggunakan
nya
2. Memahami harga
1. Memahami
nilai uang dan
pecahannya
2. Memahami
1. Mampu melakukan
negosiasi keuangan
dengan percaya
diri (berfikir kritis
tentang nilai uang)
2. Memahami faktor-
V. PENJENJANGAN LITERASI KEUANGAN
- 24 -
3. Konteks umum (Societal)
Konteks umum berkaitan dengan penggunaan pengetahuan keuangan dalam
kehidupan bermasyarakat baik lokal, nasional, maupun global dalam kehidupan
sehari-hari. Konteks umum dapat berupa masalah sistem voting, angkutan umum,
pemerintah, kebijakan publik, demografi, iklan, statistik nasional, masalah
ekonomi, dan lain sebagainya.
4. Konteks keilmuan (Scientific)
Kegiatan keilmuan yang secara khusus berkaitan dengan kegiatan ilmiah yang
lebih bersifat abstrak dan menuntut pemahaman dan penguasaan teori dalam
melakukan pemecahan masalah terkait keuangan.
A. Mengetahui, memahami dan memaknai hal-hal yang berkaitan dengan uang
dan penggunaannya, termasuk sumber-sumber pendapatan, metode
pembayaran dan pembelian, terbentuknya harga, pencatatan dan kontrak
keuangan, serta mata uang asing.
B. Mengetahui, memahami dan memaknai hal-hal yang berkaitan dengan
perencanaan dan pengelolaan keuangan, termasuk membuat anggaran
sederhana, mengelola pendapatan dan pengeluaran, menabung, merencanakan
keuangan jangka panjang, serta berkaitan dengan peminjaman uang.
C. Mengetahui, memahami dan memaknai hal-hal yang berkaitan dengan resiko
dan apresiasi dalam lingkup keuangan, termasuk memahami perubahan nilai
uang, mengidentifikasi resiko, memahami jaring pengaman dan asuransi
keuangan, memahami resiko dan manfaat atas penggunaan produk-produk
keuangan.
D. Mengetahui, memahami, dan memaknai hal-hal yang berkaitan dengan
keuangan untuk dirinya sendiri, dalam lingkungan keluarga, sekolah dan
masyarakat luas.
IV. KOMPETENSI LITERASI KEUANGAN
- 13 -
1. Aspek Uang dan Penggunaannya
Contoh KD IPS untuk aspek mengetahui literasi keuangan Aspek
Uang dan Penggunaannya.
Kelas IV
3.3 Mengetahui konsep kegiatan ekonomi dengan menggunakan
uang.
4.3 Menyajikan hasil kegiatan dengan ekonomi dengan
menggunakan uang.
Dengan melihat pada KD ketrampilan 4.3, maka siswa dapat
memberikan laporan dari pengamatannya. Oleh karenanya literasi
keuangan ada pada tahapan aspek mengetahui, untuk dapat
ditingkatkan aspek literasinya melalui pengalaman belajar.
Adapun KD IPS yang sudah berada pada aspek literasi memahami,
adalah seperti contoh di bawah ini.
Kelas V
3.3 Menganalisis peran ekonomi untuk kesejahteraan individu.
4.3 Membuat laporan tentang keberhasilan ekonomi pada
individu
Pada saat siswa dapat memahami peran ekonomi, maka
diharapkan mampu menganalisis perilaku individu dalam
melakukan kegiatan ekonomi, mempraktekkan kemampuan
berhitung.
- 14 -
Contoh KD IPS untuk aspek memaknai adalah sebagai berikut:
Kelas V
3.2 Menganalisis peran ekonomi dalam upaya menyejahterakan
kehidupan masyarakat di bidang sosial dan budaya untuk
memperkuat kesatuan dan persatuan bangsa.
4.2 Menyajikan hasil analisis peran ekonomi untuk
kesejahteraan masyarakat di bidang sosial ekonomi.
Pada KD 3.2 di atas para siswa dapat melakukan kegiatan yang
memunculkan jiwa wirausaha, seperti mengadakan bazaar di
sekolah, dengan menjual hasil pelajaran ketrampilan atau ekstra
kurikuler.
2. Perencanaan dan Penganggaran
Contoh di bawah ini adalah KD IPS aspek Perencanaan dan
Penganggaran pada tahap aspek mengetahui.
Kelas VII
3.3 Mengetahui konsep interaksi manusia dalam kegiatan
ekonomi seperti: konsumsi, produksi, permintaan dan
penawaran.
4.3 Mengetahui faktor-faktor yang memperngaruhi permintaan,
penawaran.
Pada penjelasan KD 3.3 di atas siswa mampu menghitung uang
yang dimiliki untuk membeli barang dan mengerti adanya konsep
keterbatasan dengan uang yang dimiliki. Dari sisi penawaran siswa
- 23 -
kehidupan sehari-hari; (2) menunjukkan sikap tanggung jawab dalam
memenuhi kewajiban dan hak sebagai warga masyarakat dalam
kehidupan sehari-hari dan (3) menjelaskan hak, kewajiban dan
tanggung jaab sebagai warga masyarakat. Berikut dijelaskan dalam
table di bawah ini.
I.
Tujuan pencapaian dengan melihat konteks yang dekat dan diketahui dalam
kehidupan sehari-hari peserta didik, yaitu:
1. Konteks pribadi (Personal)
Konteks pribadi yang berhubungan langsung dengan kegiatan pribadi peserta
didik sehari-hari, baik kegiatan diri sendiri, kegiatan dengan keluarga, maupun
kegiatan dengan teman sebayanya. Jenis konteks pribadi tidak terbatas pada
persiapan makanan, belanja, bermain, kesehatan pribadi, transportasi pribadi,
olahraga, traveling, jadwal pribadi, dan keuangan pribadi.
2. Konteks pekerjaan (Occupational)
Konteks pekerjaan yang berkaitan dengan kehidupan peserta didik di sekolah dan
atau tempat lingkungan peserta didik bekerja. Konteks pekerjaan tidak terbatas
pada hal-hal seperti mengukur, biaya dan pemesanan bahan bangunan,
menghitung gaji, pengendalian mutu, penjadwalan, arsitektur, dan pekerjaan
yang berhubungan dengan pengambilan keputusan. Konteks pekerjaan
berhubungan dengan setiap tingkat tenaga kerja, dari tingkatan terendah sampai
tingkatan yang tertinggi yang dikenal oleh peserta didik.
III. TUJUAN LITERASI KEUANGAN
- 22 -
pengetahuan yang berfungsi untuk mengkaji gejala sosial di
masyarakat, digunakan sebagai pendekatan untuk penerapan uang
dan penggunaannya. Sebagai contoh masyarakat ditekankan untuk
pentingnya menyisihkan uang untuk ditabung, membatasi diri dari
konsumsi berlebih, besar pengeluaran dan uang yang dimiliki, dan
sebagainya.
Untuk aspek perencanaan dan pengelolaan uang, mata pelajaran
Sosiologi memiliki kompetensi memahami faktor penyebab
ketimpangan sosial danpertautannya dengan perubahan sosial di
tengah-tengah globalisasi. Dengan pengetahuan mengenai
perencanaan dan pengelolaan uang, maka ketimpangan sosial dapat di
atasi.
5. PPKn
Mata pelajaran PPKn memiliki kompetensi memahami pengetahuan
faktual dengan cara mengamati ( mendengar, melihat, membaca) dan
menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, mahluk ciptaan
Tuhan dan kegiatannya dan benda-benda yang dijumpainya di rumah
dan di sekolah. Sebagai mata pelajaran mengenai pendidikan
Pancasila dan kewarganegaraan, siswa mempelajari simbol-simbol dan
falsafah dari Pancasila. Pancasila ada urat nadi, dasar dan falsafah
bangsa Indonesia yang diimplementasikan dalam kehidupan sehari-
hari. Demikian literasi keuangan adalah harus berdasarkan Pancasila
dan Undang-Undang Dasar 1945, yang dituangkan dalam
matapelajaran PPKn.
Kompetensi PPKn untuk menerapkan aspek perencanaan dan
pengelolaan uang adalah dengan: (1) menghargai kewajiban, hak dan
tanggung jawab sebagai warga masyarakat dan umat beragama dalam
- 15 -
mengetahui sifat produsen/penjual.
Contoh KD IPS untuk aspek memahami.
Kelas VIII
3.2 Memahami bagaimana terjadinya interaksi sosial akan
mempengaruhi pola permintaan dan pola penawaran suatu
perekonomian.
4.2 Membuat daftar kombinasi barang yang akan di konsumsi,
menghitung pendapatan nasional suatu perekonomian.
Pada KD 3.2 siswa memahami cara menetapkan pilihan kombinasi
barang yang dikonsumsi dan melakukan perhitungan pendapatan
suatu perekonomian dari pengeluaran yang dilakukan.
Contoh KD IPS untuk aspek memaknai.
Kelas IX
3.3 Menganalisa hubungan antara pendapatan nominal dengan
konsumsi atas suatu barang.
4.3 Menyajikan hasil analisis hubungan antara pendapatan
nominal dengan jumlah barang yang dikonsumsi.
Pada KD 3.3 siswa dapat mengerti arah perubahan pendapatan
nominal dengan jumlah barang yang dikonsumsi, menganalisa
jenis barang yang dikonsumsi (normal, inferior atau giffen).
- 16 -
3. Resiko dan Keuntungan Menabung
Contoh di bawah ini adalah KD IPS aspek Resiko dan Keuntungan
menabung pada tahap aspek mengetahui.
Kelas X
3.5 Mendeskripsikan lembaga jasa keuangan dalam
perekonomian manfaat dari menabung, resiko menabung
bukan pada lembaga yang tepat.
4.5 Menyajikan tugas, produk, dan peran lembaga jasa
keuangan dalam perekonomian Indonesia
Pada KD 3.5 di atas siswa dapat mengerti definisi, jenis-jenis
lembaga jasa keuangan yang ada di Indonesia. Selanjutnya siswa
mengerti tugas dan peran dari lembaga jasa keuangan tersebut.
Contoh KD IPS untuk aspek memahami.
Kelas X
3.6 Memahami dan menyajikan peran bank, lembaga keuangan
bukan bank, bank sentral dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK),
serta menyimulasikan sistem pembayaran dan alat
pembayaran.
4.6 Menyajikan peran bank sentral, sistem pembayaran, dan
alat pembayaran dalam perekonomian Indonesia.
Pada KD 3.6 untuk resiko dan keuntungan menabung para siswa
dapat memahami penggunaan bank dalam kehidupan sehari-hari.
- 21 -
Literasi keuangan harus diterapkan pada hubungan manusia secara
sosial, dengan demikian penggunaan mata pelajaran IPS diperlukan
agar literasi keuangan tercapai.
Dengan mengidentifikasi keragaman sosial, ekonomi, budaya, etnis,
dan agama di provinsi setempat sebagai identitas bangsa Indonesia;
serta hubungannya dengan karakteristik ruang, maka diharapkan
aspek uang dan penggunaannya, perencanaan dan pengelolaan
keuangan, resiko dan keuntungan menabung, serta lansekap keuangan
dapat diterapkan.
Sebagai contoh ada budaya di Indonesia yang masih melakukan barter
untuk pertukaran barang dengan barang, atau barang dengan jasa,
dalam hal ini penerapan literasi keuangan diupayakan tidak merusak
budaya atau kearifan lokal.
Kompetensi lainnya adalah mengidentifikasi kegiatan ekonomi dan
hubungannya dengan berbagai bidang pekerjaan, serta kehidupan
sosial dan budaya di lingkungan sekitar, digunakan untuk perencanaan
dan pengelolaan uang. Sebagai contoh kegiatan permintaan dan
penawaran baik untuk barang dan jasa (output) maupun untuk faktor
produksi, merupakan literasi keuangan yang diperlukan manusia
sebagai mahluk sosial.
4. Sosiologi
Pelajaran sosiologi adalah menerapkan konsep-konsep dasar Sosiologi
untuk memahami ragam gejala sosial di masyarakat. Ragam gejala
sosial misalnya adalah: buta huruf, pendidikan rendah, pengangguran,
kemiskinan, kesenjangan pendapatan erat kaitannya dengan
minimnya pengetahuan perihal literasi keuangan. Sesuai dengan
kompetensi memahami pengetahuan dasar Sosiologi sebagai ilmu
- 20 -
Mata pelajaran matematika sangat erat hubungannya dengan
penerapan literasi keuangan, karena matematika adalah alat untuk
menjelaskan hubungan antara variabel dalam konsep keuangan.
Kompetensi dasar pelajaran matematika yaitu menyelesaikan masalah
penaksiran dari jumlah, selisih, hasil kali, dan hasil bagi dua bilangan
cacah maupun pecahan dan desimal. Dalam pemahaman uang dan
penggunaannya, pelajaran matematika digunakan untuk mengenali
pecahan uang, melakukan penambahan, pengurangan, perkalian dan
pembagian uang.
Pada aspek perencanaan dan penggunaan uang, pelajaran matematika
digunakan untuk mengorganisasikan dan menyajikan data yang
berkaitan dengan diri peserta didik dan membandingkan dengan data
dari lingkungan sekitar dalam bentuk daftar, tabel, diagram gambar
(piktogram), diagram batang atau diagram garis.
Pemahaman mengenai literasi keuangan digunakan untuk resiko
usaha dan keuntungan menabung, dimana penerapan matematika
berupa menyelesaikan masalah berkaitan dengan aritmetika sosial
(penjualan, pembelian, potongan, keuntungan,kerugian, bunga
tunggal,persentase, bruto, neto, tara). Untuk aspek Financial
Landscape, siswa dapat menggunakan matematika Menyelesaikan
masalah yang berkaitan dengan peluang kejadian majemuk (peluang,
kejadian-kejadian saling bebas,saling lepas, dan kejadianbersyarat).
Dari penjelasan di atas, maka menguasai pelajaran matematika
dengan baik, membantu literasi keuangan pada siswa.
3. IPS.
Matapelajaran IPS menekankan pada hubungan antara manusia
sebagai mahluk sosial, dan bagaimana manusia juga menggunakan
alam sekitar dengan efisien dan menjaga lingkungan sekitarnya.
- 17 -
Memahami bank sentral dan OJK dapat melindungi keamanan
dana nasabah bank.
Contoh KD IPS untuk aspek memaknai.
3.6 Memaknai dampak positif dan negatif dari suatu keputusan
pengeluaran.
4.6 Menyajikan langkah yang tepat untuk menyusun
pengeluaran yang sesuai dengan kebutuhan.
Pada KD 3.6 untuk aspek memaknai, siswa dapat menggunakan
konsep keuangan untuk melakukan pengeluaran yang bijak,
seperti kebiasaan menyisihkan uang saku untuk ditabung di
celengan atau di bank.
4. Financial Landscape.
Contoh di bawah ini adalah KD IPS aspek Financial Landscape
pada tahap aspek mengetahui.
Kelas X
3.3 Menganalisis peran pelaku ekonomi dalam kegiatan
ekonomi.
4.3 Menyajikan hasil analisis peran pelaku ekonomi dalam
kegiatan Ekonomi.
Pada KD 3.3 di atas siswa dapat menjelaskan aktifitas ekonomi
seperti konsumsi dan produksi dari barang dan jasa, siswa dapat
mengidentifikasi pelaku ekonomi baik secara mikro maupun
makro.
- 18 -
Contoh di bawah ini adalah KD IPS aspek Financial Landscape
pada tahap aspek memahami.
Kelas XI
3.1 Menganalisis konsep dan metode penghitungan pendapatan
nasional.
4.1 Menyajikan hasil penghitungan pendapatan nasional
Pada KD 3.1 untuk aspek memahami Financial Landscape, maka
para siswa dapat melakukan perhitungan pendapatan nasional
dengan pendekatan pengeluaran, produksi dan pendapatan,
membedakan konsep GNP (gross national product) dengan GDP
(gross domestic product).
Contoh di bawah ini adalah KD IPS aspek Financial Landscape
pada tahap aspek memaknai.
Kelas XII
3.2 Menganalisis konsep pertumbuhan ekonomi dan
pembangunan ekonomi serta permasalahan dan cara
mengatasinya.
4.2 Menyajikan hasil temuan permasalahan pertumbuhan
ekonomi dan pembangunan ekonomi serta cara
mengatasinya.
- 19 -
Pada tahap memaknai aspek ini, maka siswa dapat menghitung
pertumbuhan ekonomi, peningkatan harga (indeks harga), inflasi,
neraca perdagangan dan konsep pertumbuhan ekonomi lainnya.
Contoh Penerapan Literasi Keuangan dalam Proyeksi Kurikulum 2013
untuk Mata Pelajaran di luar IPS
Pada saat mempelajari IPS, maka semua konsep, teori dan pendekatan
dalam menjelaskan literasi keuangan akan menggunakan konsep IPS.
Dipihak lain literasi keuangan dapat digunakan untuk beberapa mata
pelajaran selain mata pelajaran ekonomi.
1. Bahasa Indonesia.
Literasi keuangan dalam pelajaran Bahasa Indonesia akan memberikan
pengetahuan faktual dengan konsep berbahasa yang jelas dan logis.
Dengan demikian literasi keuangan dibentuk dalam format yang baku,
mudah dimengerti dan diterapkan. Penggunaan Bahasa Indonesia
untuk menyampaikan penjelasan berupa gambar dan tulisan tentang
literasi keuangan, misalkan menyajikan data, gagasan dalam bentuk
teks deskripsi.
Contoh penerapan literasi keuangan menggunakan Bahasa Indonesia
yang benar untuk mendefinisikan: konsep uang, kegiatan ekonomi,
konsumen, produsen, pemerintah, sektor swasta, ekspor, impor
pengertian lembaga keuangan, perhitungan pendapatan nasional,
koperasi usaha kecil, kredit, ekonomi syariah, keuangan syariah, dan
lain sebagainya.
2. Matematika
- 18 -
Contoh di bawah ini adalah KD IPS aspek Financial Landscape
pada tahap aspek memahami.
Kelas XI
3.1 Menganalisis konsep dan metode penghitungan pendapatan
nasional.
4.1 Menyajikan hasil penghitungan pendapatan nasional
Pada KD 3.1 untuk aspek memahami Financial Landscape, maka
para siswa dapat melakukan perhitungan pendapatan nasional
dengan pendekatan pengeluaran, produksi dan pendapatan,
membedakan konsep GNP (gross national product) dengan GDP
(gross domestic product).
Contoh di bawah ini adalah KD IPS aspek Financial Landscape
pada tahap aspek memaknai.
Kelas XII
3.2 Menganalisis konsep pertumbuhan ekonomi dan
pembangunan ekonomi serta permasalahan dan cara
mengatasinya.
4.2 Menyajikan hasil temuan permasalahan pertumbuhan
ekonomi dan pembangunan ekonomi serta cara
mengatasinya.
- 19 -
Pada tahap memaknai aspek ini, maka siswa dapat menghitung
pertumbuhan ekonomi, peningkatan harga (indeks harga), inflasi,
neraca perdagangan dan konsep pertumbuhan ekonomi lainnya.
Contoh Penerapan Literasi Keuangan dalam Proyeksi Kurikulum 2013
untuk Mata Pelajaran di luar IPS
Pada saat mempelajari IPS, maka semua konsep, teori dan pendekatan
dalam menjelaskan literasi keuangan akan menggunakan konsep IPS.
Dipihak lain literasi keuangan dapat digunakan untuk beberapa mata
pelajaran selain mata pelajaran ekonomi.
1. Bahasa Indonesia.
Literasi keuangan dalam pelajaran Bahasa Indonesia akan memberikan
pengetahuan faktual dengan konsep berbahasa yang jelas dan logis.
Dengan demikian literasi keuangan dibentuk dalam format yang baku,
mudah dimengerti dan diterapkan. Penggunaan Bahasa Indonesia
untuk menyampaikan penjelasan berupa gambar dan tulisan tentang
literasi keuangan, misalkan menyajikan data, gagasan dalam bentuk
teks deskripsi.
Contoh penerapan literasi keuangan menggunakan Bahasa Indonesia
yang benar untuk mendefinisikan: konsep uang, kegiatan ekonomi,
konsumen, produsen, pemerintah, sektor swasta, ekspor, impor
pengertian lembaga keuangan, perhitungan pendapatan nasional,
koperasi usaha kecil, kredit, ekonomi syariah, keuangan syariah, dan
lain sebagainya.
2. Matematika
- 20 -
Mata pelajaran matematika sangat erat hubungannya dengan
penerapan literasi keuangan, karena matematika adalah alat untuk
menjelaskan hubungan antara variabel dalam konsep keuangan.
Kompetensi dasar pelajaran matematika yaitu menyelesaikan masalah
penaksiran dari jumlah, selisih, hasil kali, dan hasil bagi dua bilangan
cacah maupun pecahan dan desimal. Dalam pemahaman uang dan
penggunaannya, pelajaran matematika digunakan untuk mengenali
pecahan uang, melakukan penambahan, pengurangan, perkalian dan
pembagian uang.
Pada aspek perencanaan dan penggunaan uang, pelajaran matematika
digunakan untuk mengorganisasikan dan menyajikan data yang
berkaitan dengan diri peserta didik dan membandingkan dengan data
dari lingkungan sekitar dalam bentuk daftar, tabel, diagram gambar
(piktogram), diagram batang atau diagram garis.
Pemahaman mengenai literasi keuangan digunakan untuk resiko
usaha dan keuntungan menabung, dimana penerapan matematika
berupa menyelesaikan masalah berkaitan dengan aritmetika sosial
(penjualan, pembelian, potongan, keuntungan,kerugian, bunga
tunggal,persentase, bruto, neto, tara). Untuk aspek Financial
Landscape, siswa dapat menggunakan matematika Menyelesaikan
masalah yang berkaitan dengan peluang kejadian majemuk (peluang,
kejadian-kejadian saling bebas,saling lepas, dan kejadianbersyarat).
Dari penjelasan di atas, maka menguasai pelajaran matematika
dengan baik, membantu literasi keuangan pada siswa.
3. IPS.
Matapelajaran IPS menekankan pada hubungan antara manusia
sebagai mahluk sosial, dan bagaimana manusia juga menggunakan
alam sekitar dengan efisien dan menjaga lingkungan sekitarnya.
- 17 -
Memahami bank sentral dan OJK dapat melindungi keamanan
dana nasabah bank.
Contoh KD IPS untuk aspek memaknai.
3.6 Memaknai dampak positif dan negatif dari suatu keputusan
pengeluaran.
4.6 Menyajikan langkah yang tepat untuk menyusun
pengeluaran yang sesuai dengan kebutuhan.
Pada KD 3.6 untuk aspek memaknai, siswa dapat menggunakan
konsep keuangan untuk melakukan pengeluaran yang bijak,
seperti kebiasaan menyisihkan uang saku untuk ditabung di
celengan atau di bank.
4. Financial Landscape.
Contoh di bawah ini adalah KD IPS aspek Financial Landscape
pada tahap aspek mengetahui.
Kelas X
3.3 Menganalisis peran pelaku ekonomi dalam kegiatan
ekonomi.
4.3 Menyajikan hasil analisis peran pelaku ekonomi dalam
kegiatan Ekonomi.
Pada KD 3.3 di atas siswa dapat menjelaskan aktifitas ekonomi
seperti konsumsi dan produksi dari barang dan jasa, siswa dapat
mengidentifikasi pelaku ekonomi baik secara mikro maupun
makro.
- 16 -
3. Resiko dan Keuntungan Menabung
Contoh di bawah ini adalah KD IPS aspek Resiko dan Keuntungan
menabung pada tahap aspek mengetahui.
Kelas X
3.5 Mendeskripsikan lembaga jasa keuangan dalam
perekonomian manfaat dari menabung, resiko menabung
bukan pada lembaga yang tepat.
4.5 Menyajikan tugas, produk, dan peran lembaga jasa
keuangan dalam perekonomian Indonesia
Pada KD 3.5 di atas siswa dapat mengerti definisi, jenis-jenis
lembaga jasa keuangan yang ada di Indonesia. Selanjutnya siswa
mengerti tugas dan peran dari lembaga jasa keuangan tersebut.
Contoh KD IPS untuk aspek memahami.
Kelas X
3.6 Memahami dan menyajikan peran bank, lembaga keuangan
bukan bank, bank sentral dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK),
serta menyimulasikan sistem pembayaran dan alat
pembayaran.
4.6 Menyajikan peran bank sentral, sistem pembayaran, dan
alat pembayaran dalam perekonomian Indonesia.
Pada KD 3.6 untuk resiko dan keuntungan menabung para siswa
dapat memahami penggunaan bank dalam kehidupan sehari-hari.
- 21 -
Literasi keuangan harus diterapkan pada hubungan manusia secara
sosial, dengan demikian penggunaan mata pelajaran IPS diperlukan
agar literasi keuangan tercapai.
Dengan mengidentifikasi keragaman sosial, ekonomi, budaya, etnis,
dan agama di provinsi setempat sebagai identitas bangsa Indonesia;
serta hubungannya dengan karakteristik ruang, maka diharapkan
aspek uang dan penggunaannya, perencanaan dan pengelolaan
keuangan, resiko dan keuntungan menabung, serta lansekap keuangan
dapat diterapkan.
Sebagai contoh ada budaya di Indonesia yang masih melakukan barter
untuk pertukaran barang dengan barang, atau barang dengan jasa,
dalam hal ini penerapan literasi keuangan diupayakan tidak merusak
budaya atau kearifan lokal.
Kompetensi lainnya adalah mengidentifikasi kegiatan ekonomi dan
hubungannya dengan berbagai bidang pekerjaan, serta kehidupan
sosial dan budaya di lingkungan sekitar, digunakan untuk perencanaan
dan pengelolaan uang. Sebagai contoh kegiatan permintaan dan
penawaran baik untuk barang dan jasa (output) maupun untuk faktor
produksi, merupakan literasi keuangan yang diperlukan manusia
sebagai mahluk sosial.
4. Sosiologi
Pelajaran sosiologi adalah menerapkan konsep-konsep dasar Sosiologi
untuk memahami ragam gejala sosial di masyarakat. Ragam gejala
sosial misalnya adalah: buta huruf, pendidikan rendah, pengangguran,
kemiskinan, kesenjangan pendapatan erat kaitannya dengan
minimnya pengetahuan perihal literasi keuangan. Sesuai dengan
kompetensi memahami pengetahuan dasar Sosiologi sebagai ilmu
- 22 -
pengetahuan yang berfungsi untuk mengkaji gejala sosial di
masyarakat, digunakan sebagai pendekatan untuk penerapan uang
dan penggunaannya. Sebagai contoh masyarakat ditekankan untuk
pentingnya menyisihkan uang untuk ditabung, membatasi diri dari
konsumsi berlebih, besar pengeluaran dan uang yang dimiliki, dan
sebagainya.
Untuk aspek perencanaan dan pengelolaan uang, mata pelajaran
Sosiologi memiliki kompetensi memahami faktor penyebab
ketimpangan sosial danpertautannya dengan perubahan sosial di
tengah-tengah globalisasi. Dengan pengetahuan mengenai
perencanaan dan pengelolaan uang, maka ketimpangan sosial dapat di
atasi.
5. PPKn
Mata pelajaran PPKn memiliki kompetensi memahami pengetahuan
faktual dengan cara mengamati ( mendengar, melihat, membaca) dan
menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, mahluk ciptaan
Tuhan dan kegiatannya dan benda-benda yang dijumpainya di rumah
dan di sekolah. Sebagai mata pelajaran mengenai pendidikan
Pancasila dan kewarganegaraan, siswa mempelajari simbol-simbol dan
falsafah dari Pancasila. Pancasila ada urat nadi, dasar dan falsafah
bangsa Indonesia yang diimplementasikan dalam kehidupan sehari-
hari. Demikian literasi keuangan adalah harus berdasarkan Pancasila
dan Undang-Undang Dasar 1945, yang dituangkan dalam
matapelajaran PPKn.
Kompetensi PPKn untuk menerapkan aspek perencanaan dan
pengelolaan uang adalah dengan: (1) menghargai kewajiban, hak dan
tanggung jawab sebagai warga masyarakat dan umat beragama dalam
- 15 -
mengetahui sifat produsen/penjual.
Contoh KD IPS untuk aspek memahami.
Kelas VIII
3.2 Memahami bagaimana terjadinya interaksi sosial akan
mempengaruhi pola permintaan dan pola penawaran suatu
perekonomian.
4.2 Membuat daftar kombinasi barang yang akan di konsumsi,
menghitung pendapatan nasional suatu perekonomian.
Pada KD 3.2 siswa memahami cara menetapkan pilihan kombinasi
barang yang dikonsumsi dan melakukan perhitungan pendapatan
suatu perekonomian dari pengeluaran yang dilakukan.
Contoh KD IPS untuk aspek memaknai.
Kelas IX
3.3 Menganalisa hubungan antara pendapatan nominal dengan
konsumsi atas suatu barang.
4.3 Menyajikan hasil analisis hubungan antara pendapatan
nominal dengan jumlah barang yang dikonsumsi.
Pada KD 3.3 siswa dapat mengerti arah perubahan pendapatan
nominal dengan jumlah barang yang dikonsumsi, menganalisa
jenis barang yang dikonsumsi (normal, inferior atau giffen).
- 14 -
Contoh KD IPS untuk aspek memaknai adalah sebagai berikut:
Kelas V
3.2 Menganalisis peran ekonomi dalam upaya menyejahterakan
kehidupan masyarakat di bidang sosial dan budaya untuk
memperkuat kesatuan dan persatuan bangsa.
4.2 Menyajikan hasil analisis peran ekonomi untuk
kesejahteraan masyarakat di bidang sosial ekonomi.
Pada KD 3.2 di atas para siswa dapat melakukan kegiatan yang
memunculkan jiwa wirausaha, seperti mengadakan bazaar di
sekolah, dengan menjual hasil pelajaran ketrampilan atau ekstra
kurikuler.
2. Perencanaan dan Penganggaran
Contoh di bawah ini adalah KD IPS aspek Perencanaan dan
Penganggaran pada tahap aspek mengetahui.
Kelas VII
3.3 Mengetahui konsep interaksi manusia dalam kegiatan
ekonomi seperti: konsumsi, produksi, permintaan dan
penawaran.
4.3 Mengetahui faktor-faktor yang memperngaruhi permintaan,
penawaran.
Pada penjelasan KD 3.3 di atas siswa mampu menghitung uang
yang dimiliki untuk membeli barang dan mengerti adanya konsep
keterbatasan dengan uang yang dimiliki. Dari sisi penawaran siswa
- 23 -
kehidupan sehari-hari; (2) menunjukkan sikap tanggung jawab dalam
memenuhi kewajiban dan hak sebagai warga masyarakat dalam
kehidupan sehari-hari dan (3) menjelaskan hak, kewajiban dan
tanggung jaab sebagai warga masyarakat. Berikut dijelaskan dalam
table di bawah ini.
I.
Tujuan pencapaian dengan melihat konteks yang dekat dan diketahui dalam
kehidupan sehari-hari peserta didik, yaitu:
1. Konteks pribadi (Personal)
Konteks pribadi yang berhubungan langsung dengan kegiatan pribadi peserta
didik sehari-hari, baik kegiatan diri sendiri, kegiatan dengan keluarga, maupun
kegiatan dengan teman sebayanya. Jenis konteks pribadi tidak terbatas pada
persiapan makanan, belanja, bermain, kesehatan pribadi, transportasi pribadi,
olahraga, traveling, jadwal pribadi, dan keuangan pribadi.
2. Konteks pekerjaan (Occupational)
Konteks pekerjaan yang berkaitan dengan kehidupan peserta didik di sekolah dan
atau tempat lingkungan peserta didik bekerja. Konteks pekerjaan tidak terbatas
pada hal-hal seperti mengukur, biaya dan pemesanan bahan bangunan,
menghitung gaji, pengendalian mutu, penjadwalan, arsitektur, dan pekerjaan
yang berhubungan dengan pengambilan keputusan. Konteks pekerjaan
berhubungan dengan setiap tingkat tenaga kerja, dari tingkatan terendah sampai
tingkatan yang tertinggi yang dikenal oleh peserta didik.
III. TUJUAN LITERASI KEUANGAN
- 24 -
3. Konteks umum (Societal)
Konteks umum berkaitan dengan penggunaan pengetahuan keuangan dalam
kehidupan bermasyarakat baik lokal, nasional, maupun global dalam kehidupan
sehari-hari. Konteks umum dapat berupa masalah sistem voting, angkutan umum,
pemerintah, kebijakan publik, demografi, iklan, statistik nasional, masalah
ekonomi, dan lain sebagainya.
4. Konteks keilmuan (Scientific)
Kegiatan keilmuan yang secara khusus berkaitan dengan kegiatan ilmiah yang
lebih bersifat abstrak dan menuntut pemahaman dan penguasaan teori dalam
melakukan pemecahan masalah terkait keuangan.
A. Mengetahui, memahami dan memaknai hal-hal yang berkaitan dengan uang
dan penggunaannya, termasuk sumber-sumber pendapatan, metode
pembayaran dan pembelian, terbentuknya harga, pencatatan dan kontrak
keuangan, serta mata uang asing.
B. Mengetahui, memahami dan memaknai hal-hal yang berkaitan dengan
perencanaan dan pengelolaan keuangan, termasuk membuat anggaran
sederhana, mengelola pendapatan dan pengeluaran, menabung, merencanakan
keuangan jangka panjang, serta berkaitan dengan peminjaman uang.
C. Mengetahui, memahami dan memaknai hal-hal yang berkaitan dengan resiko
dan apresiasi dalam lingkup keuangan, termasuk memahami perubahan nilai
uang, mengidentifikasi resiko, memahami jaring pengaman dan asuransi
keuangan, memahami resiko dan manfaat atas penggunaan produk-produk
keuangan.
D. Mengetahui, memahami, dan memaknai hal-hal yang berkaitan dengan
keuangan untuk dirinya sendiri, dalam lingkungan keluarga, sekolah dan
masyarakat luas.
IV. KOMPETENSI LITERASI KEUANGAN
- 13 -
1. Aspek Uang dan Penggunaannya
Contoh KD IPS untuk aspek mengetahui literasi keuangan Aspek
Uang dan Penggunaannya.
Kelas IV
3.3 Mengetahui konsep kegiatan ekonomi dengan menggunakan
uang.
4.3 Menyajikan hasil kegiatan dengan ekonomi dengan
menggunakan uang.
Dengan melihat pada KD ketrampilan 4.3, maka siswa dapat
memberikan laporan dari pengamatannya. Oleh karenanya literasi
keuangan ada pada tahapan aspek mengetahui, untuk dapat
ditingkatkan aspek literasinya melalui pengalaman belajar.
Adapun KD IPS yang sudah berada pada aspek literasi memahami,
adalah seperti contoh di bawah ini.
Kelas V
3.3 Menganalisis peran ekonomi untuk kesejahteraan individu.
4.3 Membuat laporan tentang keberhasilan ekonomi pada
individu
Pada saat siswa dapat memahami peran ekonomi, maka
diharapkan mampu menganalisis perilaku individu dalam
melakukan kegiatan ekonomi, mempraktekkan kemampuan
berhitung.
- 12 -
Contoh Penerapan Literasi Keuangan dalam Pembelajaran
Dalam Mata Pelajaran IPS
Di dalam pembelajaran IPS siswa diharapkan memiliki pengetahuan
mengenai uang dan penggunaan, yang meliputi pengetahuan
tentang uang, harga, investasi uang dan gaya hidup ekonomis.
Dalam aspek perencanaan dan pengelolaan uang, mata pelajaran IPS
mengajarkan perbedaan antara membelanjakan, menabung dan
berbagi uang. Dengan demikian dapat memahami dampak dari
membelanjakan uang dalam jangka pendek ataupun jangka panjang.
Aspek resiko dan keuntungan menabung, siswa diminta untuk
memahami manfaat dari tabungan, mengenali produk keuangan
dengan resikonya, memahami manfaat berbagi kepada orang yang
mengalami kesulitan keuangan
Pembelajaran IPS pada konsep Lanskap Keuangan, para siswa belajar
mengenai; bagaimana keluarga dan masyarakat menggunakan uang,
mengenali lembaga keuangan di lingkungan sekitar, pelayanan yang
diberikan lembaga keuangan dan melakukan transaksi keuangan
dengan aman.
Contoh Penerapan Literasi Keuangan dalam Proyeksi Kurikulum 2013
untuk Mata Pelajaran IPS
Penerapan literasi keuangan dalam kurikulum 2013 dijabarkan dalam
3tiga (3) aspek literasi, yaitu: mengetahui, memahami dan memaknai.
- 25 -
Perjenjangan dalam literasi keuangan merupakan salah satu aspek dalam
satu proses yang berkesinambungan mulai dari jenjang yang terendah
sampai dengan jenjang yang tertinggi. Perjenjangan ini penting untuk
dibuat agar capaian literasi mengarah pada kesesuaian kebutuhan
peserta didik dan kesesuaian dengan pertumbuhan mental dan psikologis
peserta didik serta kesesuaian dengan capaian kompetensi yang
diharapkan.
Perjenjangan tersebut memudahkan pula pendidik untuk menentukan
materi yang harus diberikan peserta didik dalam mencapai kompetensi
tersebut. Dengan demikian, penting sekali untuk menentukan tingkatan
kompetensi literasi peserta didik sesuai dengan jenjang peserta didik itu.
Tabel Penjenjangan Literasi Keuangan
Jenjang /
Aspek
Kelas 1-3
(Level 1)
Kelas 4-6
(Level 2)
Kelas 7-9
(Level 3)
Kelas 10 -12
(Level 4)
Uang dan
Penggunaan
1. Memiliki
pengetahuan
tentang uang dan
nilainya
2. Mengetahui
1. Memahami nilai
uang yang
dimiliki dan
mampu
bertanggung
jawab dalam
menggunakan
nya
2. Memahami harga
1. Memahami
nilai uang dan
pecahannya
2. Memahami
1. Mampu melakukan
negosiasi keuangan
dengan percaya
diri (berfikir kritis
tentang nilai uang)
2. Memahami faktor-
V. PENJENJANGAN LITERASI KEUANGAN
- 26 -
Jenjang /
Aspek
Kelas 1-3
(Level 1)
Kelas 4-6
(Level 2)
Kelas 7-9
(Level 3)
Kelas 10 -12
(Level 4)
konsep nilai
barang
berdasarkan harga
dan manfaatnya
3. Mampu mengenali
pecahan uang
dalam bentuk koin
maupun kertas
4. Mengapresiasi
sikap saling
berbagi barang
yang berguna
pada keluarga dan
teman
yang
merefleksikan
nilai barang
3. Memiliki
keterampilan
berhitung dalam
menggunakan
uang
4. Mengapresiasi
sikap
mendonasikan
uang kepada
yang
membutuhkan
5. Memahami
makna uang dan
lembaga
keuangan (bank,
koperasi)
pentingnya
menjadi
konsumen
yang memiliki
pengetahuan
3. Mengevaluasi
keputusan
atau tindakan
keuangan
yang telah
dilakukan
4. Memahami
manfaat uang
untuk
membantu
orang lain
5. Memahami
keterkaitan
antara
kepemilikan
uang,
penggunaan,
dan gaya
hidup
faktor yang
mempengaruhi
daya beli uang
3. Mampu
menginventarisir
hal negatif
mengenai suatu
barang/jasa yang
dikonsumsinya
4. Mampu
menganalisis biaya
tambahan yang
harus dikeluarkan
setelah pembelian
5. Memahami gaya
hidup yang
ekonomis dan
ramah lingkungan
Perencanaan
dan
pengelolaan
uang
1. Memahami
perbedaan antara
membelanjakan,
menabung, dan
berbagi uang
1. Menghargai nilai
suatu barang dan
mampu
menggunakannya
secara
bertanggung
jawab.
1. Mampu
menyusun
perencanaan
keuangan
pribadi yang
meliputi
pendapatan
1. Mengetahui cara
mengelola hutang
dan pegeluaran
secara efektif
- 11 -
peserta didik dalam mengatur keuangan sehingga misi literasi
sebagaimana yang telah diuraikan dapat tercapai dengan baik.
C Literasi Keuangan dalam Pembelajaran Lintas Mata Pelajaran.
Literasi keuangan dalam pemelajaran lintas mata pelajaran adalah literasi
yang memuat konteks pada suatu mata pelajaran dan akan terlihat
pemaknaan suatu pemelajaran antarmata pelajaran tersebut. Literasi
tersebut tidak berdiri sendiri, namun terintegrasi dalam suatu konteks
mata pelajaran dengan mata pelajaran lainnya yang memiliki fungsi dan
tujuan tertentu sebagai muatan pemelajaran.
Literasi keuangan merupakan salah satu muatan kurikulum 2013 yang
dibelajarkan secara terintegrasi baik di dalam mata pelajaran ilmu sosial ,
maupun mata pelajaran lainnya. Literasi keuangan secara eksplisit
merupakan muatan mata pelajaran ekonomi sebagai bagian dari ilmu
pengetahuan sosial. Namun demikian, dalam proses pembelajaran siswa
diberi kesempatan untuk mempelajari literasi keuangan yang terintegrasi
dengan mata pelajaran di luar IPS sebagai bagian dari pembelajaran lintas
kurikulum. Mengaplikasikan literasi keuangan dalam lintas kurikulum
dapat memperkaya pembelajaran bidang studi lainnya, dan pengalaman
tersebut memberikan kesempatan pada peserta didik untuk melihat
keterkaitan konsep IPS dengan konsep lainnya. Pada hakekatnya
pembelajaran yang mengaplikasikan literasi keuangan tidak lain untuk
memahami hubungan antar konsep terkait dengan keuangan dalam
kehidupan.
- 10 -
4. Mendukung pendalaman pasar keuangan.
5. Memberikan potensi pasar baru bagi perbankan.
6. Mendukung peningkatan Human Development Index (HDI) Indonesia.
7. Berkontribusi positif terhadap pertumbuhan ekonomi lokal dan
nasional yang sustain dan berkelanjutan.
Mengurangi kesenjangan (inequality) dan rigiditas low income trap,
sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang pada
akhirnya berujung pada penurunan tingkat kemiskinan.
B. Literasi Keuangan dalam Kurikulum 2013
Konsep keuangan pada saat ini bukan hanya berupa transaksi di lembaga
keuangan seperti Bank, namun penggunaanya menjadi sangat luas
setelah masuknya era digital dalam transaksi. Konsep literasi keuangan
dasar yang harus dimiiki setiap warga negara Indonesia adalah:
kemampuan baca tulis dan kemelekwacanaan mengenai keuangan. Oleh
karenanya Literasi Keuangan telah dijalankan pada Kurikulum 2013 untuk
tingkat pendidikan dari tingkat sekolah dasar sampai dengan sekolah
menengah.
Pendekatan yang dilakukan untuk Literasi Keuangan adalah melalui
empat (4) aspek berikut.
1. Uang dan penggunaanya
2. Perencanaan dan pengelolaan uang
3. Resiko dan keuntungan menabung.
4. Lanskap keuangan.
Berdasarkan empat (4) aspek tersebut di atas muatan literasi keuangan
pada kurikulum 2013, diarahkan untuk memberikan kemampuan kepada
- 27 -
Jenjang /
Aspek
Kelas 1-3
(Level 1)
Kelas 4-6
(Level 2)
Kelas 7-9
(Level 3)
Kelas 10 -12
(Level 4)
2. Memahami
pentingnya
menabung
3. Membandingkan
harga barang-
barang yang ingin
dibeli
4. Mampu
menetapkan
pilihan tentang
benda yang akan
digunakan.
5. Mampu
menghitung uang
yang dimiliki,
membeli barang
yang diinginkan
2. Mampu
membuat
perencanaan
menabung secara
sederhana
3. Memahami
perbedaan
antara keinginan
dan kebutuhan
4. Mampu
membuat
prioritas
pengeluaran
5. Memahami
tantangan untuk
menabung
dan
pengeluaran
2. Memahami
manfaat
perencanaan
untuk
menentukan
tindakan
keuangan
yang lebih
bijak
3. Memahami
alasan
mengapa
memutuskan
membeli
suatu barang
dari beberapa
pilihan
4. Memahami
terjadinya
perubahan
pengelolaan
keuangan
akibat suatu
masalah dan
pentingnya
meninjau
kembali
perencanaan
yang sudah
dibuat
5. Memahami
dampak dari
membelanjak
an uang baik
jangka pendek
2. Mengetahui cara
menghitung
kapasitas
pengeluaran
keuangan
(maksimal)
3. Membandingkan
antara pendapatan
dengan biaya hidup
4. Memahami waktu
yang tepat untuk
meminjam atau
menginvestasikan
uang
5. Menentukan target
keuangan untuk
jangka waktu
pendek,
menengah, dan
- 28 -
Jenjang /
Aspek
Kelas 1-3
(Level 1)
Kelas 4-6
(Level 2)
Kelas 7-9
(Level 3)
Kelas 10 -12
(Level 4)
serta menghitung
kembalian
ataupun
jangka
panjang
panjang serta
mengantisipasi
perubahannya
Resiko dan
Keuntungan
menabung
1. Mempraktikkan
kebiasakan
menabung untuk
keperluan tertentu
2. Memahami
manfaat dari
tabungan
3. Memahami
konsekuensi dari
tindakan ceroboh
terhadap barang
yang dimilikinya
4. Memahami
manfaat berbagi
1. Memahami
konsekuensi dari
setiap tindakan
(resiko dan
manfaat)
2. Memahami
bagaimana dan
mengapa
menabung
diperlukan.
3. Menghargai
pentingnya
menjaga uang
dan sumber daya
lainnya agar
aman.
4. Memahami
bagaimana orang
bisa mengalami
1. Dapat
mengidentifik
asi produk
keuangan dan
mengenali
resiko dan
hasilnya,
seperti
tabungan,
asuransi,
saham, dll.
2. Menghargai
bagaimana
keluarga dan
masyarakat
mengatasi
atau memper-
siapkan diri
menghadapi
kejadian tak
terduga atau
keadaan
darurat.
3. Memahami
dampak
positif dan
negatif dari
suatu
keputusan
pengeluaran.
4. Memahami
akibat dari
tanggung
1. Memahami resiko
tidak memenuhi
kewajiban untuk
membayar atau
perjanjian kredit.
2. Memahami
pengaruh dari
tingkat bunga, nilai
tukar, kegagalan
pasar, pajak, dan
inflasi terhadap
suatu keputusan
keuangan.
3. Memahami cara
untuk menyusun
kembali anggaran
sebagai
penyesuaian
perubahan
kebutuhan, siklus
atau masalah.
4. Dapat
membandingkan
investasi dalam
- 9 -
mencakup meminta nasihat dari pakar keuangan. Pendidikan tentang topik
ini melibatkan pemahaman bagaimana uang bekerja, menciptakan dan
mencapai tujuan keuangan, dan mengelola tantangan finansial internal dan
eksternal.
OGIS
A. Misi Literasi
Pendidikan literasi keuangan diselenggarakan untuk mencapai misi
pedagogis yang terkait dengan kapasitas fungsional manusia sebagai
individu dan perannya dalam menjaga stabilitas dan kesehatan kondisi
keuangan masyarakat Indonesia. Misi pedagogis dalam pendidikan literasi
keuangan adalah:
1. Membangun sikap positif terhadap uang dan penggunaan uang secara
efektif dan efisien
2. Membiasakan anak sejak dini untuk mengatur keuangan
3. Mendorong para siswa agar mengerti akan literasi digital yang terkait
dengan industri keuangan, terutama perbankan
4. Menghasilkan masyarakat yang sehat dan sejahtera secara finansial
Secara lebih luas, pendidikan literasi keuangan dimaksudkan untuk
menghasilkan manfaat sebagaimana dilansir oleh Bank Indonesia sebagai
berikut:
1. Meningkatkan efisiensi ekonomi.
2. Mendukung stabilitas sistem keuangan.
3. Mengurangi shadow banking atau irresponsible finance.
II. MISI PEDAGOGIS
- 8 -
keuangan tinggi mampu melihat uang dengan sudut pandang yang berbeda
dan memiliki kendali atas kondisi keuangannya. Ia tahu apa yang harus
dilakukan dengan uang yang sedang dimiliki dan akan dimilikinya serta tahu
cara memanfaatkan uang agar dirinya dapat mengendalikan uang.
Kurangnya literasi keuangan atau buta huruf keuangan dapat menyebabkan
orang membuat pilihan keuangan yang buruk sehingga berdampak negatif
terhadap kesejahteraan keuangan seseorang.
Untuk dapat menguasai literasi keuangan, orang perlu memperoleh
pendidikan keuangan. Dalam Recommendation on Principles and Good
Practices for Financial Education and Awareness, OECD mendefinisikan
pendidikan keuangan sebagai proses yang dijalani konsumen/investor
keuangan untuk memperbaiki pemahaman mereka tentang produk, konsep
dan risiko keuangan, serta mengembangkan keterampilan dan kepercayaan
diri untuk lebih sadar akan risiko dan peluang finansial melalui informasi,
instruksi dan/atau saran obyektif, untuk membuat pilihan berdasarkan
informasi, mengetahui ke mana harus mencari bantuan, dan mengambil
tindakan efektif lainnya untuk memperbaiki kesejahteraan finansial mereka
(OECD, 2005). Merujuk Financial Enhancement Group (FEG), pemahaman,
keterampilan dan gagasan untuk menerapkan pemahaman dan
keterampilan untuk menghasilkan tindakan efektif merupakan unsur kunci
dari definisi pendidikan keuangan. Meskipun demikian, perlu dicermati
bahwa berdasarkan definisi pendidikan keuangan ini, proses pendidikan
menjadi lebih penting daripada hasil.
Langkah-langkah utama untuk mencapai literasi keuangan meliputi
mengetahui dan memahami uang dan penggunaannya, keterampilan
merencanakan dan mengelola anggaran (sumber dan penggunaan),
memahami resiko penggunaan uang dan memberikan apresiasi atas
penngelolaan yang tepat, serta pemaknaan keuangan untuk dirinya, di
lingkungan keluarga dan masyarakat. Langkah-langkah ini juga bisa
- 29 -
Jenjang /
Aspek
Kelas 1-3
(Level 1)
Kelas 4-6
(Level 2)
Kelas 7-9
(Level 3)
Kelas 10 -12
(Level 4)
5. Menunjukkan
apresiasi ketika
menerima uang
atau hadiah
kesulitan jika
mereka tidak
memiliki
tabungan.
5. Memberikan
penghargaan
dengan berbagi
atau memberikan
sumber daya
kepada orang
lain.
jawab
keuangan dan
resiko dari
tidak memiliki
kecakapan
keuangan.
5. Memahami
akibat dari
keputusan
pengeluaran
terhadap
orang lain dan
lingkungan.
berbagai tingkat
resiko yang
berbeda.
5. Memahami resiko
dari
bertaruh/berjudi
atau aktivitas
illegal untuk
mendapatkan lebih
banyak uang.
Financial
Landscape/
Lanskap
Keuangan
1. Memahami
bagaimana
keluarga dan
masyarakat
disekitarnya
menggunakan
uang
2. Mengidentifikas
i lembaga
keuangan di
lingkungan
sekitarnya.
3. Mengetahui
barang-barang
yang dijual
dimasyarakat.
1. Memahami
bagaimana
seseorang
memiliki
pilihan dalam
menggunakan
uang yang
dimilikinya.
2. Dapat
menunjukkan
dan
mengidentifika
si perbedaan
beberapa
lembaga
keuangan di
lingkungannya
berdasarkan
produk dan
jasa yang
disediakan.
3. Memahami
jalur distribusi
dan rantai nilai
dari suatu
1. Memahami
faktor-faktor
yang dapat
mempengaru
hi keputusan
pengeluaran.
2. Memahami
setiap negara
memiliki
jenis, jumlah
dan kualitas
sumber daya
yang
berbeda.
3. Memahami
bahwa
produksi dan
distribusi
1. Peduli terhadap
kejahatan
keuangan dan
mengetahui
upaya-upaya
pencegahannya.
2. Dapat mengenali
faktor-faktor
penyebab
kemiskinan dan
pendapatan yang
tidak merata.
3. Dapat
mengidentifikasi
pemberi layanan
keuangan yang
- 30 -
Jenjang /
Aspek
Kelas 1-3
(Level 1)
Kelas 4-6
(Level 2)
Kelas 7-9
(Level 3)
Kelas 10 -12
(Level 4)
4. Dapat
membedakan
kepemilikan
sumber daya
(sendiri, orang
lain, dan
masyarakat)
5. Dapat
mendiskusikan
penggunaan
uang dalam
keluarga
produk.
4. Memahami
uang sebagai
sumberdaya
yang terbatas
5. Memahami
mengapa
orang bekerja
untuk
mendapatkan
uang.
barang/jasa
harus
mematuhi
peraturan
dan undang-
undang
perlindungan
konsumen.
4. Memahami
pengaruh
iklan pada
konsumen
dalam
membelanjak
an uang
5. Mengetahui
tempat yang
tepat untuk
mendapatkan
informasi
yang
membantu
pengambilan
keputusan
keuangan.
terpercaya dan
produk dan jasa
yang dilindungi
atau Undang-
Undang
Perlindungan
Konsumen.
4. Memahami
bagaimana
pemerintah
menyediakan
layanan publik dan
mengapa pajak
harus dibayar.
5. Dapat melakukan
transaksi keuangan
dengan aman.
- 7 -
bunga berbunga, pengelolaan hutang, teknik penghematan yang
menguntungkan dan nilai waktu dari uang.
Berdasarkan definisi-definisi di atas, literasi keuangan mencakup (1)
kemampuan baca-tulis atau kemelekwacanaan mengenai keuangan; (2)
kemampuan mengintegrasikan antara menyimak, berbicara, membaca,
menulis dan berpikir tentang keuangan; (3) kemampuan yang siap
digunakan dalam menguasai gagasan baru atau cara mempelajarinya terkait
permasalahan keuangan; (4) piranti kemampuan sebagai penunjang
keberhasilannya dalam pengelolaan keuangan; (5) kemampuan performansi
membaca dan menulis yang selalu diperlukan terkait dengan permasalahan
keuangan; (6) kompetensi seorang akademisi dalam memahami wacana
keuangan secara profesional.
Lebih jauh, OJK mengklasifikasi tingkat literasi keuangan penduduk
Indonesia menjadi empat bagian, yakni:
1. Well literate, memiliki pengetahuan dan keyakinan tentang lembaga jasa
keuangan serta produk jasa keuangan, termasuk fitur, manfaat dan
risiko, hak dan kewajiban terkait produk dan jasa keuangan, serta
memiliki keterampilan dalam menggunakan produk dan jasa keuangan.
2. Sufficient literate, memiliki pengetahuan dan keyakinan tentang lembaga
jasa keuangan serta produk dan jasa keuangan, termasuk fitur, manfaat
dan risiko, hak dan kewajiban terkait produk dan jasa keuangan.
3. Less literate, hanya memiliki pengetahuan tentang lembaga jasa
keuangan, produk dan jasa keuangan.
4. Not literate, tidak memiliki pengetahuan dan keyakinan terhadap
lembaga jasa keuangan serta produk dan jasa keuangan, serta tidak
memiliki keterampilan dalam menggunakan produk dan jasa keuangan.
Literasi keuangan (financial literacy) sangat penting untuk dikuasai dan
seharusnya dimiliki oleh setiap orang. Seseorang yang memiliki literasi
- 6 -
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, literasi berarti kesanggupan
membaca dan menulis, tetapi pengertiannya lebih luas dari itu. Merujuk
UNESCO, literasi adalah kemampuan mengenali, mengerti, menafsirkan,
menciptakan, mengkomunikasikan, dan menghitung, menggunakan bahan
cetak dan tertulis yang diasosiasikan dengan beragam konteks. Literasi
mencakup rentang pembelajaran yang memampukan individu untuk
mencapai tujuannya, mengembangkan pengetahuan dan potensinya, dan
berpartisipasi secara penuh dalam masyarakat sebagai keseluruhan.
Programme for International Student Assessment (PISA) dari OECD
mengkonsepsi literasi sebagai kapasitas siswa untuk menerapkan
pengetahuan dan keterampilan di bidang studi utama dan untuk
menganalisis, berpikir dan berkomunikasi secara efektif saat mereka
bertemu, memecahkan dan menafsirkan masalah dalam berbagai situasi
(OECD, 2010)
Salah satu ranah literasi adalah ranah keuangan. Dalam konteks ini, literasi
keuangan dapat diartikan sebagai kecakapan atau kesanggupan dalam hal
keuangan. Secara sederhana, literasi keuangan adalah kondisi seseorang
yang memiliki pengetahuan dan pemahaman tentang keuangan. The
President’s Advisory Council on Financial Literacy (2008), mendefinisikan
literasi keuangan sebagai “Kemampuan menggunakan pengetahuan dan
keterampilan untuk mengelola sumber daya keuangan secara efektif untuk
kesejahteraan keuangan jangka panjang (seumur hidup).” Menurut Otoritas
Jasa Keuangan Indonesia (OJK), literasi keuangan adalah rangkaian proses
atau aktivitas untuk meningkatkan pengetahuan, keyakinan dan
keterampilan konsumen dan masyarakat luas sehingga mereka mampu
mengelola keuangan dengan baik. Literasi keuangan mencakup pemahaman
mengenai prinsip dan konsep keuangan seperti perencanaan keuangan,
I. DEFINISI
- 31 -
Literasi keuangan adalah salah satu literasi yang dikembangkan untuk
kepentingan pendidikan di sekolah, khususnya, dan kemajuan pendidikan
Indonesia, pada umumnya. Dengan demikian, pendidikan dapat memenuhi
kriteria dan capaian yang diharapkan dan dapat memperbaiki kehidupan bangsa.
Dengan literasi yang baik, diharapkan agar bangsa Indonesia mampu bersaing
menyejajarkan diri di dunia internasional. Keberhasilan pencapaian literasi harus
didukung oleh seluruh komponen yang ada di dunia pendidikan, terutama peran
pendidik di sekolah yang berupaya membimbing, mengarahkan, mendidik,
mengevaluasi, memfasilitasi berkembangnya potensi peserta didik sesuai
dengan kompetensi yang diharapkan.
Konsep literasi keuangan ini diharapkan dapat digunakan sebagai pedoman bagi
pendidik dalam mencapai kompetensi literasi. Konsep literasi ini dapat
membawa perubahan terhadap pemahaman peserta didik sebagaimana literasi
yang sebenarnya diterapkan dalam proses belajar mengajar di sekolah.
VI. PENUTUP
- 32 -
Curren, Randal (2010). Education for Global Citizenship and Survival dalam
Yvonne Raley and Gerhard Preyer (Ed). Philosophy of Education in the
Era of Globalization. New York: Routledge. Hlm 67-90
Dale, Philip S. and Thoreson, Catherine Crain (March 1999), Language and
Literacy in a Developmental Perspective. Journal of Behavioral
Education, 9, 1. Hlm. 23-33.
Korkmaz, Sedat and Korkmaz, Şule Çelik (2013). Contextualization or de-
contextualization: student teachers’ perceptions about teaching a
language in context. Social and Behavioral Sciences, 93. Hlm, 895 –
899.
Pole, D. The Concept of Reason. (1972), dalam R.F.Dearden P.H.Hirst and
R.S.Peters (Eds). Education and the development of reason. London:
Routledge. Hlm. 112-130.
Trilling, Bernie and Fadel, Charles (2009). 21st Century Skills: Learning for Life
in Our Times. San Fransisco: John Wiley & Sons, Inc.
Freudenthal Institute, Utrecht University – the Netherlands.
Gerakan Nasional Literasi_ppt_2016
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia (2016). Peraturan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 24 Tahun 2016 tentang
Tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Pelajaran pada
Kurikulum 2013. Jakarta, Indonesia: Kemendikbud.
Pusat Kurikulum dan Perbukuan (2013). Naskah Akademik Kurikulum 2013.
Jakarta, Indonesia: Puskurbuk.
VII. DAFTAR PUSTAKA
- 5 -
proses belajar mengajar di kelas. Di lain pihak, aspek kontekstual memperkaya
pokok bahasan suatu topik dari mata pelajaran.
Dalam konteks ini, literasi tidak hanya bersandar pada kemampuan
membaca teks yang berdasarkan prinsip struktur bahasa dan perbendaharaan
kata pada teks tersebut, melainkan lebih jauh lagi sampai kepada pemaknaan
teks. Proses pemahaman terhadap aspek tekstual dan kontekstual harus
meningkat secara berjenjang, baik berdasarkan jenjang pendidikan maupun
kompleksitas pokok bahasan pada setiap jenjangnya. Pembentukan kompetensi
literasi atas setiap pokok bahasan pada setiap mata pelajaran meliputi tiga
tahapan, yaitu mengetahui (knowing), memahami (understanding), dan tahapan
tertinggi adalah memaknai (interpreting). Secara grafis, penjelasan dari setiap
tahap disajikan pada Gambar 1.
Gambar 1. Tahapan dalam Pengembangan Kompetensi Literasi
- 4 -
KONSEP LITERASI KEUANGAN DALAM KURIKULUM 2013
PENDAHULUANDefinisi
Dari perspektif pedagogi, literasi tidak hanya merupakan satu entitas mata
pelajaran, melainkan menjadi indikator dari keberhasilan implementasi
kurikulum. Literasi dalam Kurikulum Australia merupakan proses untuk
mencapai tahap pemaknaan (interpreting) teks melalui mendengar, membaca,
dan mencermati. Meskipun pendefinisian literasi tersebut berada dalam konteks
pengajaran bahasa, tetapi ruang lingkup dari definisi tersebut dapat berlaku
untuk mata pelajaran lain. PISA (The Programme for International Studet
Assessment) mendefinisikan literasi keuangan sebagai refleksi kompetensi
kognitif dari proses penerjemahan atas struktur dan karakteristik penyajian
tekstual sampai dengan pemahaman pengetahuan tentang fenomena alam.
Dalam upaya untuk mengembangkan pemahaman pengetahuan tersebut,
kompetensi metakognitif menjadi sarana penerjemahan, baik pada tahap
pemahaman terhadap struktur dan penyajian tekstual sampai dengan
pemahaman pengetahuan tentang fenomena alam. Pengajaran bahasa
merupakan titik tolak menuju literasi bidang lain. Frasa dan paragraf dalam
bahasa mengekspresikan struktur logika bahasa dan sekaligus struktur logika
cabang ilmu pengetahuan lainnya.
Proses pedagogi yang berlangsung melalui proses belajar mengajar di kelas
merupakan proses interaksi fungsional antara guru dan siswa serta antarsiswa.
Dalam proses interaksi tersebut, terdapat dua fenomena mengonstruksi
pengetahuan dan menginternalisasikan nilai-nilai kehidupan sosial. Keduanya
merupakan proses pengembangan kompetensi literasi. Dengan
mempertimbangkan bahwa proses pemelajaran membawa misi mengonstruksi
pengetahuan dan menginternalisasi nilai-nilai kehidupan, interaksi yang
berlangsung di ruang kelas tidak hanya bersifat tekstual, tetapi juga kontekstual.
Dengan mempertimbangkan kedua aspek tersebut, aspek tekstual dan
kontekstual bersifat saling melengkapi. Aspek tekstual memberikan karangka
pedagogis untuk menyeleksi konteks-konteks yang dapat diintegrasikan dalam
- 33 -
Pusat Kurikulum dan Perbukuan (2016). Silabus Mata Pelajaran Bahasa
Indonesia SD, SMP, SMA. Jakarta, Indonesia: Puskurbuk.
The Australian Curriculum_General Capabilities_Numeracy
"The Plurality of Literacy and its implications for Policies and
Programs". UNESCO Education Sector Position Paper: 13. 2004
Sumber: https://www.nationalnumeracy.org.uk/essentials-numeracy-all