1
Kontroversi denver 2 Meskipun pemeriksaan Denver merupakan pemeriksaan paling tua dan paling terkenal dalam menilai perkembangan anak. Pemeriksaan denver kemudian harus mengalami revisi menjadi Denver-II. Untuk menentukan adanya masalah pekembangan, secara individu anak dinilai tingkat intelegensinya, kemampuan berbahasa, prestasi serta kemampuannya dalam beradaptasi. Masalah perkembangan, termasuk keterlambatan berbahasa, kesulitan belajar, retardasi mental ringan dan keterambatan perkembangan fungsional, ditemukan pada sekitar 17% anak. Denver-II dapat mengidentifikasi dengan benar 83% kasus yang ada sehingga Pemeriksaan denver-II dapat dikatakan memiliki sensitivitas yang tinggi (Glscoe et al.,1992) . Namun, hampir 50% dari anak dengan perkembangan normal diidentifikasi sebagai abnormal, meragukan dan tidak dapat ditentukan. Karenanya, pemeriksaan Denver- II memiliki spesifitas yang rendah yakni 43%. Selain itu, meskipun telah dilakukan pda 2000 anak dalam menadapatkan data normatif, semua anak tersebut berasal dari Colorado, sehingga tidak diketahui apakah penilaian perkembangan dengan Denver dapat digunakan untuk anak-anak di seluruh dunia yang heterogen. Ditambah lagi, Denver II dipulbikasikan tanpa data mengenai validitas, sensitivitas dan spesifitas (Hamilton, 2006). Hal-hal tersebut iatas lah yang kemudian menjadi dasar kritikan terhadap pemeriksaan denver II. Sumber pustaka: Glascoe FP, Byrne KE, Ashford LG, Johnson KL, Chang B, Strickland B. 1992. Accuracy of the Denver-II in developmental screening. Pediatrics. 89 : 1221 1225 Hamilton S. 2006. Screening for developmental delay: Reliable, easy- to-use tools. The Journal of Family Practice. 55 (5):

Kontroversi Denver 2

Embed Size (px)

DESCRIPTION

kontroversi denver

Citation preview

Page 1: Kontroversi Denver 2

Kontroversi denver 2

Meskipun pemeriksaan Denver merupakan pemeriksaan paling tua dan paling terkenal dalam menilai perkembangan anak. Pemeriksaan denver kemudian harus mengalami revisi menjadi Denver-II. Untuk menentukan adanya masalah pekembangan, secara individu anak dinilai tingkat intelegensinya, kemampuan berbahasa, prestasi serta kemampuannya dalam beradaptasi. Masalah perkembangan, termasuk keterlambatan berbahasa, kesulitan belajar, retardasi mental ringan dan keterambatan perkembangan fungsional, ditemukan pada sekitar 17% anak. Denver-II dapat mengidentifikasi dengan benar 83% kasus yang ada sehingga Pemeriksaan denver-II dapat dikatakan memiliki sensitivitas yang tinggi (Glscoe et al.,1992) . Namun, hampir 50% dari anak dengan perkembangan normal diidentifikasi sebagai abnormal, meragukan dan tidak dapat ditentukan. Karenanya, pemeriksaan Denver-II memiliki spesifitas yang rendah yakni 43%. Selain itu, meskipun telah dilakukan pda 2000 anak dalam menadapatkan data normatif, semua anak tersebut berasal dari Colorado, sehingga tidak diketahui apakah penilaian perkembangan dengan Denver dapat digunakan untuk anak-anak di seluruh dunia yang heterogen. Ditambah lagi, Denver II dipulbikasikan tanpa data mengenai validitas, sensitivitas dan spesifitas (Hamilton, 2006). Hal-hal tersebut iatas lah yang kemudian menjadi dasar kritikan terhadap pemeriksaan denver II.

Sumber pustaka:

Glascoe FP, Byrne KE, Ashford LG, Johnson KL, Chang B, Strickland B. 1992. Accuracy of

the Denver-II in developmental screening. Pediatrics. 89:1221– 1225

Hamilton S. 2006. Screening for developmental delay: Reliable, easy-to-use tools. The Journal of Family Practice. 55 (5):