44
KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat, bimbingan, petunjuk dan penyertaan-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ KEPRIBADIAN” dengan baik. Saya mengucapkan banyak terimakasih kepada pihak – pihak yang telah membantu kami dalam penyusunan makalah ini baik itu teman-teman, dosen dan semua yang telah membantu yang kami tidak bisa sebut satu persatu. Besar harapan kami bahwa makalah ini dapat bernilai baik, dan dapat digunakan dengan sebaik-baiknya.Kami menyadari bahwa makalah yang kami susun ini belumlah sempurna untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran dalam rangka penyempurnaan untuk pembuatan makalah selanjutnya.Sesudah dan sebelumnya kami ucapkan terimakasih. DAFTAR ISI KATA PENGANTAR……………………………………………............. I DAFTAR ISI…………………………………………………………....... II BAB 1. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG……………………………………………….... 1 B. RUMUSAN MASALAH………..……………………………………. 1 C. TUJUAN……………………………………………….……………… 2 D. MANFAAT PENULISAN……………………………………………. 2 E. METODE PENULISAN………………………………………………. 2 BAB II. PEMBAHASAN A. IVAN PAVLOV .......................................................... ......................... 3 B. B.F.SKINNER………................................................... ........................ 6 C. NEAL MILLER DAN DOLLARD ....................................................... 9

kpg5

Embed Size (px)

DESCRIPTION

kpg 5

Citation preview

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat, bimbingan, petunjuk dan penyertaan-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul KEPRIBADIAN dengan baik.Saya mengucapkan banyak terimakasih kepada pihak pihak yang telah membantu kami dalam penyusunan makalah ini baik itu teman-teman, dosen dan semua yang telah membantu yang kami tidak bisa sebut satu persatu.Besar harapan kami bahwa makalah ini dapat bernilai baik, dan dapat digunakan dengan sebaik-baiknya.Kami menyadari bahwa makalah yang kami susun ini belumlah sempurna untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran dalam rangka penyempurnaan untuk pembuatan makalah selanjutnya.Sesudah dan sebelumnya kami ucapkan terimakasih.

DAFTAR ISIKATA PENGANTAR.............IDAFTAR ISI.......IIBAB 1. PENDAHULUANA. LATAR BELAKANG....1B. RUMUSAN MASALAH...1C. TUJUAN.2D. MANFAAT PENULISAN.2E. METODE PENULISAN.2BAB II. PEMBAHASANA. IVAN PAVLOV ...................................................................................3B. B.F.SKINNER...........................................................................6C.NEAL MILLER DAN DOLLARD .......................................................9 D .ALBERT BANDURA ...........................................................................14 E.GORDON ALLPORT ..........................................................................19 F.ABRAHAM MASLOW .......................................................................24 G.ARTHUR COMBS ...............................................................................31 H.CARL ROGERS ...................................................................................34 I.RAYMOND BERNARD CATTEL .....................................................37J.HANS EYSENCK...........................40BAB III. PENUTUPA. KESIMPULAN.....................................47B. SARAN.............48DAFTAR PUSTAKA.....49

BAB IPENDAHULUANA.Latar Belakang MasalahManusia adalah makhluk yang kompleks, kekompleksitasan manusia itu tiada taranya di muka bumi ini. Manusia lebih rumit dari makhluk apapun yang bisa dijumpai dan jauh lebih rumit dari mesin apapun yang bisa dibuat. Manusia juga sulit dipahami karena keunikannya. Dengan keunikannya, manusia adalah makhluk tersendiri dan berbeda dengan makhluk apapun. Juga dengan sesamanya. Tetapi, bagaimanapun sulitnya atau apapun hambatannya, manusia ternyata tidak pernah berhenti berusaha menemukan jawaban yang dicarinya itu. Dan barang kali sudah menjadi ciri atau sifat manusia juga untuk selalu mencari tahu dan tidak pernah puas dengan pengetahuan-pengetahuan yang diperolehnya, termasuk pengetahuan tentang dirinya sendiri dan sesamanya.Sekian banyak upaya yang telah diarahkan untuk memahami manusia. Tetapi tidak semua upaya tersebut membawa hasil, namun upaya pemahaman tentang manusia tetap memiliki arti penting dan tetap harus dilaksanakan. Bisa dikatakan bahwa kualitas hidup manusia, tergantung kepada peningkatan pemahaman kita tentang manusia. Dan psikologi, baik secara terpisah maupun sama-sama dengan ilmu-ilmu lain, sangat berperan secara mendalam dalam penganganan masalah kemanusiaan ini.B.Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dari makalah ini antara lain:1.sebutkan biografi dan teori kepribadian menurut para ahli berikut :A.Ivan pavlovB.B.F SkinnerC.Neal miller dan DollardD.Albert banduraE.Gordon allportF.Abraham maslowG.Arthur combsH.Carl rogersI.Raymond Bernard Cattell

C.Tujuan PenulisanBerdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan yang dapat dirumuskan dalam pembuatan makalah ini antara lain untuk mengetahuibiografi dan teori kepribadian menurut para ahli.D.Manfaat PenulisanDari segenap pembahasan yang telah dipaparkan, harapan yang ingin diwujudkan dalam makalah ini tercakup secara teoretis dan secara praktis yang meliputi:1.Secara teoretisMakalah ini diharapkan berguna untuk memberikan sumbangan terhadap usaha peningkatan dan pengembangan mutu pendidikan.2.Secara praktisTujuan praktis dari makalah ini adalah: meningkatkan pengetahuan mahasiswa Pendidikan Guru.Universitas negeri mulawarman samarinda tentang teori kepribadian serta biografibeberapa para ahli.E.Metodologi PenulisanMetode yang digunakan penulis dalam penulisan makalah ini antara lain:1.Studi kepustakaanDengan memanfaatkan buku-buku bimbngan dan konseling2.Studi elektromediaDengan memanfaatkan fasilitas Internet dan situs-situs pendukung guna memperoleh referensi sekunder.

BAB IIPEMBAHASAN

TEORI KEPRIBADIAN MENURUT PARA AHLI1.IVAN PAVLOV

A.BIOGRAFI Ivan Petrovich Pavlov (1849-1936) adalah seorang behavioristik terkenal dengan teori pengkondisian asosiatif stimulus-respons dan hal ini yang dikenang darinya hingga kini. Ia tidak pernah memiliki hambatan serius dalam sepanjang kariernya meskipun terjadi kekacauan dalam revolusi rusia.Pavlov lahir di kota kecil di Rusia tengah, anak seorang pendeta ortodoks pedesaan. Pada awalnya ia berniat mengikuti jejak ayahnya, namun mengurungkan dan pergi ke universitas di St. Petersburg untuk mengajar pada tahun 1870. Dari sinilah karir seorang pavlov mulai berjalan hingga ia memimpin institut Fisiologi Pavlovian di Akademi Ilmu Pengetahuan Rusia.Ia menemukan bahwa ia dapat menggunakan stimulus netral, seperti sebuah nada atau sinar untuk membentuk perilaku (respons). Dalam hal ini, eksperimen yang dilakukan pavlov menggunakan anjing sebagai subyek penelitian.Teori classical conditioningClassical conditioning yang juga disebut sebagai teoricontiguity( keterkaitan dua obyek atau lebih tanpa diselingi hal lain) dikembngkan oleh fisiologi Rusia, Ivan Petrovich Pavlov ( 1894- 1936).Dalam pengembangan teori ini , Pavlov melakukan serangkaian percobaan. Berikut adalah percobaan atau eksperimen yang dilakukan oleh Pavlov.Dalam eksperimen ini menunjukan makanan kepada anjing yang kemudian memakan makanan itu. Setiap ditunjukan makanan, anjing itu mengeluarkan air liur. Tampak bahwa makanan tersebut sebagai Stimulus ( UCS) menyebabkan respon ( R ), keluarnya air liur. Pada percobaan berikutnya bel dibunyikan sebelum makanan ditunjukan kepada anjing. Setelah beberapa percobaan, anjing mulai mengeluarkan air liur sebagai respons terhadap bunyi bel saja. dengan kata lain anjing tersebut telah terkondisi ( terbiasa ) untuk memindahkan ( mentrasferkan ) responnya, dalam hal ini keluarnya air liur dari stimulus adalah wajar, yakni makanan ke stimulus yang terkondisi (conditioned stimulus) dalam hal ini bunyi bel.

APLIKASI TORI PAVLOV DALAM PENDIDIKANMenjadikan lingkungan belajar yang nyaman dan hangat, sehingga kelasmenjadi satu kesatuan (saling berhubungan) dengan emosi positf (adanya hubungan persahabatan/kekerabatan)Pada awal masuk kelas, guru tersnyum dan sebagai pembukaan bertanya kepada siswa tetang kabar keluarga, hewan peliharaan/hal pribadi dalam hidup mereka.Guru berusaha agar siswa merespek satu sama lain pada prioritas tinggi dikelas, misalnya, pada diskusi kelas guru merangsang siswa untuk berpendapatPada sesi tanya jawab, guru berusaha membuat siswa berada dalam situasi yang nyaman dengan memberikan hasil (positf outcome masukn positif).

Conditioning Klasik (Classical Conditioning) IVAN PAVLOVConditioning adalah suatu bentuk belajar yang kesanggupan untuk berespon terhadap stimulus tertentu dapat dipindahkan pada stimulus lain. Prinsip dasar dari model conditioning klasik adalah sebuah unconditioned stimulus (US), unconditioned response (UR), dan conditioned stimulus (CS). US merupakan objek dalam lingkungan organisme yang secara otomatis diperoleh tanpa harus mempelajarinya terlebih dahulu atau bisa dikatakan sebagai proses yang nyata (UR). Sebagai contoh yang diberikan Pavlov yaitu anjing, anjing meneteskan air liurnya (UR) melihat sebuah tulang (US); seorang anak menangis (UR) ketika melihat sekor gorilla (US); seorang anak tertawa (UR) ketika ia melihat badut (US). UR terbentuk secara otomatis ketika respons tersebut berhadapan dengan US. Reaksi atau respon ini dinamakn respons alami. Conditioning klasik timbul ketika stimulus netral sebelumnya (CS) mampu menimbulkan respons yang nyata atau terlihat dengan sendirinya. Hal ini terjadi melalui pemasangan yang berulang-ulang antara US dan CS; dan CS disajikan pada waktu yang bersamaan dengan US. Pasangan ini masing-masing akan menghasilkan UR, karena UR merupakan respons alami terhadap US. Conditioning klasik diperoleh ketika US tidak diperoleh, CS dapat menghasilkan UR dari organisme tersebut. Dengan menerapkan strategi Pavlov ternyata individu dapat dikendalikan melalui cara mengganti stimulus yang tepat untuk mendapatkan pengulangan respon yang diinginka , sementara individu tidak menyadari bahwa ia dikendalikan oleh stimulus yang berasal dari luar dirinya.

APLIKASI CONDITIONING KLASIKAnak-anak mengasosiakan dokter dengan suntikan yang memyakitkan dan menangis ketika berjalan memasuki ruang praktik. Dalam kasus ini, suntikan merupakan US dan si dokter adalah CS. Sesuatu yang pada mulanya tidak membangkitkan respons alamiah, selanjutnya menimbulkan hal itu karena adanya pengasosiasian.

KELEBIHAN DAN KEKURANGANKelebihanDi saat individu tidak menyadari bahwa ia dikendalikan oleh stimulusyangberasal dari luar dirinya, akan memudahkan pendidik dalam melakukan pembelajaran terhadap anak didik tersebut.KekuranganJikainidilakukansecaraterusmenerus maka ditakutkan murid akan memiliki rasa ketergantungan atas stimulus yang berasal dari luar dirinya. Padahal seharusnya anak didik harus memiliki stimulus dari dirinya sendiri dalam melakukan kegiatan belajar dan kegiatan pemahaman2. B.F SKINNERA.BIOGRAFISkinner adalah anak dari seorang pengacara bernama Wiliam Skinner dan Grace Mange Skinner, ia lahir pada tanggal 20 Maret 1904.Setelah wisuda, ia menekuni dunia tulis menulis sebagai profesinya selama dua tahun. Pada tahun 1928, ia melamar masuk program pasca sarjana psikologi Universitas Harvard.Ia memperoleh MA pada tahun 1930 dan Ph.D pada tahun 1931. Pada tahun 1945, dia menjadi kepala departemen psikologi Universitas Indiana. Kemudian 3 tahun kemudian, tahun 1948, dia diundang untuk datang lagi ke Universitas Harvard.Di Universitas tersebut dia menghabiskan sisa karirnya.Skinner adalah seseorang yang aktif dalam berbagai kegiatan, seperti melakukan berbagai penelitian, membimbing ratusan calon doktor, dan menulis berbagai buku. Meski tidak sukses sebagai penulis buku fiksi dan puisi, ia menjadi salah satu penulis psikologi terbaik. Salah satu karyanya yang terkenal adalah Walden II. Pada tanggal 18 Agustus 1990, Skinner meninggal dunia karena penyakit Leukemia.

b. Teori kepribadian skinnerBehaviorisme telah menjadi salah satu dari wawasan utama dalam psikologi modern. Behaviorisme radikal menegaskan bahwa hanya perilaku diamati harus disertakan dalam teori ilmiah. Sejarahnya, ini merupakan suatu keberangkatan dari metode instropective Titchener dan metode psycoanalytic dari Freud dan masih berfungsi sebagai pengingat untuk menghadiri apa yang orang benar-benar melakukan serta dengan keadaan dimana mereka melakukannya.Prinsip dasar Behaviorisme1.Behavior is Lawful, Ilmu adalah usaha untuk menemukan keteraturan, menunjukkan bahwa peristiwa tertentu berhubungan secara teratur dengan peristiwa lain.2.Behavior can be Predicted, Ilmu bukan hanya menjelaskan tetapi juga meramalkan. Bukan hanya menangani peristiwa masa lalu tetapi juga masa yang akan datang.3.Behavior can be Controlled, Ilmu dapat melakukan antisipasi dan menentukan atau membentuk tingkah laku seseorang.Skinner bukan hanya ingin tahu bagaimana terjadinya perilaku tetapi juga ingin memanipulasinya. Skinner memandang tingkah laku sebagai produk kondisi anteseden tertentu dan menganggap kemampuan memanipulasi kehidupan dan tingkah laku manusia. Keberhasilan mengontrol kejadian atau tingkah laku manusia merupakan bukti kebenaran suatu teori. Skinner memahami dan mengontrol tingkah laku menggunakan teknik analisis fungsional tingkah laku (Functional analysis of behavior) yaitu suatu analisis tingkah laku dalam bentuk hubungan sebab akibat, bagaimana suatu respon timbul mengikuti stimuli atau kondisi tertentuSkinner adalah seorang behavioris kuat yang yakin akan pentingnya metode obyektif, keketatan eksperimental dan kapasitas eksperimen yang anggun serta ilmu pengetahuan induktif untuk memecahkan masalah-masalah tingkah laku yang paling kompleks. Salah satu ciri yang membedakan pandangan Skinner adalah ketidaksukaan Skinner pada teori formal dan penolakannya terhadap pendekatan postulat teori yang dipakai Hull dalam membangun teorinya. Ciri khusus yang lain, adalah penekanannya pada penelitian tentang respon-respon yang tidak harus dibangkitkan oleh stimulus (operan) tetapi sangat dipengaruhi oleh akibat-akibat dari respon-respon itu sendiri.

struktur kepribadianStrukutur kepribadian atau klasifikasi pokok menurut Skinner ada 2 yaitu reflex responden dan reflex operant.). Operant adalah sesuatu yang dihasilkan, dalam arti organisme melakukan sesuatu untuk menghilangkan stimulus yang mendorong langsung atau perilaku yang ditimbulkan oleh stimulus yang tidak jelas tetapi semata-mata ditimbulkan oleh organisme itu sendiri (dilakukan tanpa adanya stimulus penyebab). Contohnya, seekor tikus lari keluar dari labirin atau seseorang yang keluar dari pintu. Respondent adalah sesuatu yang dimunculkan, dimana organisme menghasilkan sebuah responden sebagai hasil langsung dari stimulus spesifik atau perilaku yang ditimbulkan oleh stimulus yang jelas (responden dibangkitkan oleh stimulus yang diketahui). Contohnya, seekor anjing yang mengeluarkan air liur ketika melihat dan mencium bau makanan atau seseorang yang mengedip ketika udara ditiupkan ke matanya.

dinamika kepribadian1.classical conditioning, kondisioning responden karena tingkah laku yang dipelajari menggunakan hubungan stimulus respon yang bersifat refleks bawaan.2.operant conditioning, respon yang ada karena organismenya sendiri yang melakukan dan ada konsekuensinya.3.reinforcement, positif reinforcement dan negatif reinforcement

perkembangan kepribadianTeori Skinner adalah tentang perubahan tingkah laku, belajar, dan modifikasi tingkah laku. Skinner yakin bahwa pemahaman tentang kepribadian akan tumbuh dari perkembangan tingkah laku manusia dalam interaksinya yang terus menerus dengan lingkungannya.Skinner tidak melihat alasan untuk membagi proses perkembangan ke dalam beberapa tahap. Ia juga tidak memberikan importansi khusus pada pengalaman-pengalaman masa kanak-kanak. Skinner memandang pengaruh eksternal lebih dominan dalam membentuk tingkah laku.1.PenghapusanPenghapusan atau extinction terjadi ketika kita mencabut penguat dari suatu pengkondisian operan. Penghapusan (extinction) adalah berkurangnya kecenderungan untuk merespon yang terjadi apabila perkuatan yang mengikuti respon tersebut tidak ada lagi.2.Stimulus Penghukum (punishing stimulus)Adalah stimulus aversif yang bila terjadi sesudah berlangsungnya sebuah respon operan akan mengurangi kemungkinan terjadinya respon tersebut di masa mendatang.ada 2 macam : positif dan negatif punishment3.Schedule of Reinforcementmacamnya : Continuous Reinforcement (Penguatan Berkelanjutan),Fixed Interval (Interval Tetap),Fixed Ratio (Perbandingan Tetap),Variable Interval (Interval Berubah),Variable Ratio (Perbandingan Berubah).4.Generalisasi dan diskriminasiGeneralisasi Stimulus (Stimulus Generalization) adalah proses timbulnya respon dari stimulus yang mirip dengan stimulus yang mestinya menimbulkan respon itu. Sedangkan diskriminasi stimulus (Stimulus Discrimination) adalah kemampuan untuk membedakan stimulus, sehingga stimulus itu tidak diberi respon, walaupun mirip dengan stimulus yang diberi penguat.

aplikasi1.tingkah laku abnormal, Tingkah laku abnormal dapat diubah menjadi normal dengan cara memanipulasi lingkungan2.modifikasi perilaku,Flooding adalah pendekatan alternatif terhadap masalah untuk mencegah agar respon penghindaran itu tidak terjadiAversive Theraphy adalah stimulus yang apabila dihilangkan (Withdrawal) meningkatkan kekuatan respon yang segera mengikutinyaToken Economy adalah pemerkuat terkondisi untuk menjembatani antara saat ketika respon yang dinginkan dilakukan dan ketika perkuatan tak terkondisinya terjadi.

B.NEAL MILLER dan DOLLARDA.Biografi John Dollard dan Neal E. MillerJohn Dollard lahir di Menasha, Wisconsin pada 29 Agustus 1900. Beliau menempuh pendidikan di Universitas Wisconsin dan mendapat gelar A. B. pada tahun 1922, pada tahun yang sama Dollard belajar di Universitas Chicago hingga memperoleh gelar A. M. pada tahun 1930 dan Ph. D dalam bidang sosiologi pada tahun 1931.Selama kurun waktu 1926 sampai 1929 beliau menjadi salah satu pembantu rektor Universitas Chicago. Sempat belajar di Jerman untuk beberapa tahun, Dollard kemudian menerima tugas penelitian di Institute of Human Relations di Universitas Yale pada 1932. Selanjutnya diangkat menjadi profesor Psikologi pada tahun 1952.Keyakinan Dollard dan dedikasi pribadinya terhadap penyatuan ilmu-ilmu pengetahuan sosial tercermin dalam tulisan-tulisan dan tugas akademik pada bidang antropologi, sosiologi, dan psikologi yang pernah diembannya dalam satu universitas.Neal E. Miller dilahirkan di Milwaukee, Wisconsin pada tanggal 3 Agustus 1909. Gelar B. S. dari Universitas Washington diperoleh pada tahun 1931, gelar M. A. Dari Universitas Stanford pada 1932, dan Ph. D pada bidang psikologi dari universitas Yale pada tahun 1935. Sejak tahun 1932 sampai 1935 Miller menjadi asisten bidang psikologi di Institute of Human Relations dan antara tahun 1935 sampai 1936 mendapat beasiswa pendidikan analisis di Institut Psikoanalisis Wina.Selain karena bekerja sama dengan Dollard, Miller juga sangat terkenal di kalangan psikolog karena karya eksperimental dan teoritisnya tentang proses memperoleh dorongan-dorongan, hakikat perkuatan, dan penelitian tentang konflik. Penelitian awalnya semata bersifat behavioral, tetapi sejak tahun 1950-an, Miller mulai menaruh perhatian pada mekanisme fisiologis yang mendasari dorongan, perkuatan, serta gejala sejenisnya.Dollard dan Miller bekerja sama di Institute of Human Relations Universitas Yale mengembangkan pendekatan interdisiplin 3 bidang ilmu, yaitu teori belajar, psikoanalitik dan antropologi sosial. Teori Dollard dan Miller banyak dipengaruhi oleh teori Hull-Spencer yang terutama menangani peran motivasi dalam tingkah laku dan bagaimana motivasi belajar dapat diperoleh. Dollard dan Miller berusaha menjelaskan konsep-konsep penting dari psikoanalitik seperti kecemasan-konflik-represi, menggunakan prinsip-prinsip psikologi belajar dan kondisi sosial dari belajar.Inti teori Dollard dan Miller merupakan suatu deskripsi tentang proses belajar. Teori belajar, dalam bentuknya yang paling sederhana, merupakan studi tentang keadaan-keadaan di mana hubungan antara suatu respon dan suatu stimulus isyarat terbentuk. Belajar terjadi menurut prinsip-prinsip psikologis tertentu. Latihan tidak selalu membuat sempurna.Individu yang belajar harus merasa terdorong untuk melakukan respon dan harus dihadiahi karena telah memberikan respon pada saat isyarat muncul. Secara sederhana, untuk belajar individu harus menginginkan sesuatu, memperhatikan sesuatu, berbuat sesuatu, dan memperoleh sesuatu. Prinsip-prinsip belajar yang diterapkan Dollard dan Miller dalam kehidupan sehari-hari ditemukan dalam penelitian laboratorium terkontrol yang umumnya menggunakan binatang sebagai subjek.

B. Teori Kepribadian Sosial Dollar dan MillerStruktur KepribadianDollard dan Miller menyerahkan tugas menentukan kebiasaan-kebiasaan khas masing-masing individu kepada peneliti lain. Sedangkan mereka sendiri lebih memusatkan bahasan mengenai proses belajar. Namun, keduanya menekankan bahwa segolongan kebiasaan yang penting bagi individu dihasilkan oleh stimulus verbal, baik dari individu itu sendiri maupun dariorang lain, dan responnya seringkali juga bersifat verbal.Selain itu, Dollard dan Miller juga mempertimbangkan dorongan sekunder (secondary drive), seperti rasa takut, sebagai bagian dari kepribadian yang relatif stabil. Menurut mereka, dorongan primer (primary drive) dan hubungan S-R yang bersifat bawaan (innate) juga menyumbang struktur kepribadian, walaupun kurang penting dibandingkan habit dan dorongan sekunder, karena dorongan primer dan hubungan S-R bawaan ini menentukan taraf umum seseorang, bukan membuat seseorang menjadi unikDinamika Kepribadian1. Motivasi -Dorongan (Motivation-Drives)Dollard dan Miller juga mengemukakan bahwa bukan hanya dorongan sekunder, tapi hadiah atau penguat yang primer ternyata juga diganti dengan hadiah atau penguat sekunder, misalnya, senyum orang tua secara bijak terus menerus dihubungkan dengan aktivitas pemberian makanan, penggantian popok dan aktivitas pemberian kenyamanan lainnya. Senyum akan menjadi hadiah sekunder yang sangat kuat bagi bayi sampai dewasa.Dollard dan Miller setuju dengan Freud yang memandang kecemasan adalah tanda bahaya, semacam antisipasi menghindari rasa sakit (yang pernah dialami pada masa lalu). Behaviorisme menjelaskan perolehan kecemasan sebagai tanda bahaya itu diperoleh melalui proses kindisioning klasik.2. Proses BelajarSebagian besar dorongan sekunder dipelajari melalui rasa takut dan anxiety. Untuk bisa blajar orang harus want something, notice something, do something, get something yang menjadi empat komponen utama belajar: drive, cue, response, reinforcement.3. Proses Mental Yang Lebih TinggiPerluasan Stimulus ResponDollard dan Miller teori belajar bukan hanya menjelaskan tingkah laku yang sederhana, tetapi juga hal-hal yang makna dan terapannya berkaitan dengan persoalan kepribadian yang kompleks.Generalisasi StimulusMenurut Dollar dan Miller, ada dua tipe interaksi individu dengan lingkungannya. Pertama, interaksi yang umumnya memiliki reapon berdampak segera (immediate effect) dan dituntun oleh cue. Kedua, respon menghasilkan isyarat (cue-producing response) yang membuka jalan terjadinya generalisasi atau diskriminasi.ReasoningCue producing response umumnya terjadi melalui sejumlah event internal yang disebut alur berpikir (train of thought). Reasoning pada dasarnya merupakan pengganti perbuatan nyata menjadi cue-producing response yang lebih efisien untuk memecahkan masalah daripada berbuat mencoba-coba. Reasoning memungkinkan orang menungkat proses pemilihan tindakan.BahasaDollard dan Miller sangat mementingkan peran bahasa dalam motivasi, hadiah, dan pandangan ke depan. Kata mampu membangkitkan drive atau memberi jaminan. Kata dapat berfungsi sebagai pengatur waktu; kata dapat menguatkan tingkah laku sekarang secara verbal. Jelasnya, intervensi verbal telah membuat tingkah laku manusia menjadi lebih kompleksSecondary DriveUmumnya drive sekunder bersifat rentan, manakala drive itu berulang-ulang gagal. Anak yang gagal mendapat pujian dari orang tua karena usahanya akan lama-lama berhenti mencoba meraih prestasi, beda halnya dengan seseorang yang haus,ia tidak akan berhenti mencari air walaupun terus menerus gagal. Namun ada juga drive sekunder yang mantab, bahkan mengalahkan drive primer, misalnya nilai kebenaran dan integritas.Model KonflikAda tiga macam konflik, yaitu konflik approach-avoindance (pilihan bernilai positif dan bernilai negatif), konflik avoindance-avoidance (pilihan bernilai negatif-negatif), dan konflik approach-approach (pilihan bernilai positif-positif).KetidaksadaranDollard dan Miller memandang penting faktor ketidaksadaran tetapi berbeda dengan Freud. Keduanya membagi isi ketidaksadaran menjadi dua. Pertama, ketidaksadaran berisi hal yang tidak pernah disadari, seperti; stimuli, drive, dan respon yang dipelajari bayi sebelum bisa berbicara sehingga tidak memiliki label verbal. Kedua, berisi apa yang pernah disadari tetapi tidak bertahan dan menjadi tidak disadari karena adanya represi. Kesadaran verbal sangat penting, karena label verbal sangat esensial dalam proses belajar. Generalisasi dan diskriminasi lebih efisien dengan memakai simbol verbal.

4. Perkembangan KepribadianA.Perangkat Innate : Respon Sederhana dan Primary ProcessB.Konteks SosialC.Situasi PembelajaranD.Tahap-Tahap Kritis Perkembangan

4. ALBERT BANDURAA. BiografiAlbert Bandura lahir 4 Desember 1925, di kota kecil Mundare, sebelah Alberta utara, Kanada. Dia dididik di sekolah dasar dan sekolah tinggi yang menjadi satu, dengan sumber daya yang minim, namun dengan tingkat keberhasilan yang luar biasa. Setelah SMA, dia bekerja pada suatu musim panas untuk mengisi kekurangan di Alaska Highway di Yukon.Ia menerima gelar sarjana psikologi dari University of British Columbia pada tahun 1949 dan gelar Ph. D. Dari University of Iowa pada tahun 1952. Di sanalah ia berada di bawah pengaruh tradisi behavioris dan teori pembelajaran. Sementara di Iowa, ia bertemu Virginia Varns, seorang instruktur di sekolah keperawatan. Mereka menikah dan memiliki dua orang putri. Setelah lulus, ia mengambil posisi postdoctoral di Wichita Guidance Center, Kansas.Pada tahun 1953, ia mulai mengajar di Standford University. Ia bekerja sama dengan mahasiswa lulusan pertama, Richard Walters, menghasilkan karya pertama mereka, Adolescent Aggression, tahun 1959. Bandura adalah presiden APA (American Psychological Association) pada tahun 1973 dan menerima penghargaan APA untuk Kontribusi Ilmiah Terkemuka tahun 1980. Di masih bekerja di Stanford hingga saat ini.

B.TeoriBehaviorisme, dengan tekanannya pada metode eksperimen, terfokus pada variabel yang dapat kita amati, ukur, dan manipulasi, dan menghindari apapun yang bersifat subjektif, internal, dan tidak tersedia mental. Pada metode eksperimen, prosedur standarnya adalah memanipulasi satu variabel, kemudian mengukur dampaknya pada yang lain. Semua ini bermuara pada suatu teori kepribadian yang menyatakan bahwa lingkungan mempengaruhi perilaku seseorang.Bandura berpikir bahwa ini agak terlalu sederhana untuk fenomena yang sedang ia amati agresi pada remaja dan memutuskan untuk menambahkan sesuatu pada rumusan di atas yaitu ia membenarkan bahwa lingkungan menyebabkan suatu perilaku, tetapi perilaku mempengaruhi suatu lingkungan juga. Ia menamai konsep ini sebagaireciprocal determinism(determinisme timbal balik): dunia dan perilaku seseorang saling menyebabkan satu sama lain.Ada tiga konsep inti di teori pembelajaran sosial ini. Pertama, adalah gagasan bahwa orang dapat belajar melalui observasi, kedua, gagasan yang menyatakan mental internal merupakan bagian penting dari proses ini. Terakhir, teori ini menyatakan bahwa hanya karena seseorang memplajari sesuatu bukan berarti selalu terjadi perubahan dalam perilakunya. Ketiga konsep tersebut akan diuraikan secara lebih rinci pada uraian di bawah ini.1. Orang dapat belajar melalui observasiBandura mengidentifikasi tiga model dasar pembelajarn observasional:1. Model hidup, yang melibatkan seorang individu nyata mendemostrasikan sebuah perilaku.2. Model instruksional verbal, yang melibatkan deskripsi atau penjelasan dari sebuah perilaku3. Model simbolik, yang melibatkan karakter nyata atau fiksi menampilkan perilaku dalam buku-buku, film, program televisi, atau media online.4. Keadaan mental penting untuk pembelajaranBandura mengemukakan bahwa penguatan eksternal dan lingkungan bukan satu-satunya faktor yang mempengaruhi pembelajaran dan perilaku. Dia menggambarkan penguatan intrinsik sebagai bentuk penghargaan internal, seperti rasa bangga, puas, dan sensasi dari perolehan sebuah prestasi atau pencapaian. Penekanan pada pikiran internal dan kesadaran menjadi penghubung antara teori pembelajaran dan teori perkembangan kognitif. Sementara banyak buku teks yang menempatkan teori pembelajaran sosial dengan teori tingkah laku (behaviorisme), Bandura sendiri mendiskripsikan pendekatannya sebagai teori kognitif sosial.1. Belajar tidak selalu mengarah pada perubahan perilakuPenganut paham behaviorisme percaya bahwa belajar menyebabkan perubahan permanen dalam perilaku, sedangkan pembelajaran observasional menunjukkan bahwa orang dapat mempelajari informasi baru tanpa menunjukkan perilaku baru.Pembelajaran Observasional atau pemodelanBandura mengatakan bahwa seseorang belajar melalui pengamatan perilaku orang lain, sikap, dan hasil dari perilaku tersebut. Sebagian besar perilaku manusia dipelajari dengan mengamati melalui pemodelan: dari mengamati orang lain terbentuk gagasan tentang perilaku baru dilakukan, dan kemudian informasi (gagasan) tersebut menjadi panduan dalam melakukan tindakan. (Bandura). Teori pembelajaran sosial menjelaskan perilaku manusia dalam hal interaksi timbal balik yang berkesinambungan antara kognitif, perilaku, dan pengaruh lingkungan. Bandura menetapkan bahwa ada langkah tertentu yang terlibat dalam proses pemodelan:1. Attention (perhatian) jika kita ingin belajar sesuatu, kita harus memperhatikan. Apapun yang mengurangi perhatian, akan memberikan dampak negatif pada pembelajaran observasional. Misalnya kita sedang mengantuk, sakit, panik, gugup akan mengurangi perhatian kita pada apa yang sedang kita pelajari.2. Retention (penyimpanan) Kemampuan untuk menyimpan informasi juga merupakan bagian penting dari proses pembelajaran. Retensi dapat dipengaruhi oleh sejumlah faktor, tetapi kemampuan untuk memperoleh informasi dan kemudian bertidak sangat penting pada pembelajaran observasional.3. Reproduction (Reproduksi) mereproduksi gambaran yang bisa berupa tingkah laku nyata, atau pun imajinasi ketika kita melakukan hal yang sedang kita perhatikan.4. Motivasi Dan tentu saja, dengan semua hal di atas, kita tidak akan melakukannya jika tidak memiliki motivasi untuk mengimitasi, yaitu memiliki alasan yang tepat untuk mengimitasi. Bandura mengklasifikasikan alasan mengimitiasi menjadi hal-hal di bawah ini:1. Past reinforcement2. Promised reinforcement3. Vicarous reinforcementTentu saja, ada motivasi negatif, yang memberikan kita alasan untuk tidak mengimitasi seseorang:1. Past punishment2. Promised punishment3. Vicarous punishmentBandura percaya pada determinisme timbal balik, yaitu dunia dan perilaku seseorang menyebabkan setiap lain, sedangkan behaviorisme dasarnya menyatakan bahwa lingkungan seseorang menyebabkan perilaku seseorang, Bandura, yang sedang belajar agresi remaja, menemukan ini terlalu sederhana, dan di samping itu dia menyarankan bahwa perilaku menyebabkan lingkungan juga. Kemudian, Bandura segera dianggap sebagai kepribadian sebagai interaksi antara tiga komponen: lingkungan, perilaku, dan proses psikologis seseorang (kemampuan seseorang untuk menghibur gambar dalam pikiran dan bahasa).Teori pembelajaran sosial kadang-kadang disebut sebagai jembatan antara behavioris dan teori pembelajaran kognitif karena meliputi perhatian, memori, dan motivasi. Teori ini berkaitan dengan Teori Pembangunan Sosial Vygotsky dan teori Belajar tersituasi dari Lave, yang juga menekankan pentingnya belajar sosial.Self RegulationSelf regulation (kontrol diri) aturan yang kita tetapkan untuk mengontrol diri kita sendiri. Menurut Bandura, ada tiga langkah yang bisa dilakukan, antara lain:1. Pengamatan diri. Kita melihat diri kita sendiri, mengenali diri sendiri.2. Penilaian. Kita membandingkan apa yang kita lihat dengan apa yang menjadi standar.3. Respon diri. Jika sudah membandingkan dengan standar, kita memberi reward jika kita kita mencapai standar, atau kita memberi punishment (hukuman) jika tidak mencapai standar. Baik reward maupun punishment, ada dua macam, yaitu yang terlihat dan yang tidak terlihat. Yang terlihat misalnya, makan-makan, jalan-jalan, ataupun berjanji tidak nonton tivi terlalu banyak. Yang tidak terlihat misalnya perasaan bangga, puas ataupun perasaan bersalah dan malu.Menghukum diri sendiri dengan berlebihan akan menjadikan hal yang buruk terjadi pada diri sendiri. Bandura melihat tiga kemungkinan hasil dari menghukum sendiri yang berlebihan:1. Kompensasi, misalnya delusi.2. Tidak aktif, misalnya apatis, depresi, bosan yang berlebihan.3. Melarikan diri, misalnya dengan obat-obatan dan alkohol, atau bahkan bunuh diri.Bandura merekomendasikan untuk mereka yang menderita miskin konsep diri untuk mempraktekanself regulationdengan cara sebagai berikut:1. pengamatan diri kenali diri sendiri! Pastikan Anda memiliki gambaran yang akuran tentang perilaku Anda.2. penilaian jangan patok standar terlalu tinggi! Sesuaikan dengan kemampuan dan usaha Anda.3. respon diri Gunakan reward, bukan punishment. Rayakan kemenangan Anda, jangan terpaku pada kegagalan.5. GORDON ALLPORTA. BIOGRAFIGordon Allport lahir di Montezuma, Indiana, pada 11 November 1897, anak bungsu dari empat bersaudara. Seorang anak laki-laki pemalu dan rajin, Dia agak sedikit sering diejekdan menjalani masa kanak-kanak yang cukup terisolasi. Ayahnya adalah seorang dokter desa, yang berarti bahwa Gordon dibesarkan dengan ayah pasien dan perawat, dan semua perlengkapan rumah sakit mini. Setiap orang bekerja keras. Kehidupan awal adalah dinyatakan cukup menyenangkan dan lancar.Salah satu yang cerita Allport selalu disebutkan dalam biografi-nya: Ketika ia berusia 22, ia pergi ke Wina. Dia telah berjanji untuk bertemu dengan Sigmund Freud. Ketika dia tiba di kantor Freud, Freud hanya duduk dan menunggu Gordon untuk memulai. Setelah sedikit, Gordon tidak bisa lagi berdiam diri, dan ia bercerita pengalamannya dalam perjalanan untuk bertemu Freud. Dia menyebutkan bahwa ia telah melihat anak kecil di bus yang terlihat sangat kesal karena harus duduk di mana orang tua kotor duduk sebelahnya. Gordon berpikir ini adalah sesuatu yang mungkin telah dipelajari dari ibunya, yang sangat rapi dan agak dominan jenis rupanya. Freud, bukannya sebagai pengamat sederhana, membawanya menjadi ekspresi dari beberapa yang mendalam, proses dalam pikiran bawah sadar Gordon, dan berkata "Dan adalah bahwa anak kecil itu Anda?"Pengalaman ini membuatnya sadar bahwa kadang-kadang psikologi menggali terlalu dalam, dengan cara yang sama bahwa ia sebelumnya menyadari bahwa behaviorisme sering tidak cukup menggali secara mendalam.Allport menerima gelar Ph.D. di Psikologi pada tahun 1922 dari Harvard, berikut langkah-langkah kaki kakaknya Floyd, yang menjadi seorang psikolog sosial yang penting. Karirnya dihabiskannya untuk mengembangkan teori, memeriksa isu-isu sosial seperti sebagai prasangka dan mengembangkan tes kepribadian. Dia meninggal di Cambridge Massachusetts di tahun 1967.B.TeoriMenurut Allport Kepribadian manusia adalah asli. Individu lebih merupakan makhluk masa kini daripada makhluk masa lampau. Allport mempelajari individu-individu yang normal dan dengan demikian mengembangkan suatu teori yang hampir seluruhnya mengenai Kepribadian sehat. Allport mengemukakan teori tentang jurang antara kepibadian neurotis dan Kepribadian sehat antara masa dewasa dan masa kanak-kanak. Allport melihat pentingnya peningkatan dan bukan pengurangan tingkat tegangan adalah sesuai dengan pengalaman dan pengetahuan saya sendiri tentang tokoh-tokoh sejarah. Manusia yang hidup dan aktif membutuhkan kehidupan yang beraneka ragam,mereka tidak puas dengan kegiatan yang rutin. Kita semua mengenal orang-orang yang berspekulasi dan memilih kesempatan-kesempatan,yang secara aktif mencari perangsang dan tantangan dalam kehidupan mereka.Dalam teori Allport antisipasi-antisipasi adalah penting dalam membantuuntuk menentukan siapa dan apakah kita ini,dalam membentuk identitas-diri kita. Mereka mengetahui diri mereka dan menerima keterbatasan-keterbatasan mereka dan tidak terpukul oleh keterbatasan itu. Tampak jelas bahwa kalau sehat memiliki suatu gambaran diri dan identitas diri yang kuat,merasakan suatu perasaan harga diri,dapat memberi cinta secara terbuka dan tanpa syarat,merasa aman secara emosional,dan memiliki tujuan-tujuan serta suatu perasaan akan maksud yang memberi arti dan arah kepada kehidupan. Allport dapat memberikan kebenaran-kebenaran kekal didukung oleh pengetahuan kita tentang kehidupan pria-wanita,wanita-wanita historis dan kontemporer,yang telah memperlihatkan sifat-sifat dan atribusi yang dilukiskan dengan begitu semangat.Kepribadian, watak, dan temperamenta. KepribadianKepribadian adalah organisasi dinamis dalam individu sebagai system Pshycipysis yang menentukan caranya yang khas dalam menyesuaikan diri terhadap sekitar.b. WatakWatak adalah Character is personality evaluated, and personality is character devaluated (watak adalah kepribadian dinilai, dan kepribadian adalah watak tak dinilai).c. TemperamentTemperamnet adalah kesamaan yang sangat erat dengan hubungannya dengan factor-faktor biologs atau fisologis dan karenanya sedikit sekali mengalami modifikasi didalam perkembangan. Peranan utama disini lebih penting/besar daripada segi-segi kepribadian yang lain.Bagi Alport kepribadian adalah gejala karakteristik daripada sifat emosi dari individu, termasuk juga mudah tidaknya kena rangsangan emosi, kekuatan serta kecepatanya bereaksi, kualitas kekuatan suasana hati : gejala ini tergantung kepada factor konstitusional, dan karenanya terutama berasal dari keturunan. (Allport, 1951,p.54).Sifata. Sifat adalah system neuropsikis yang digeneralisasikan dan diarahkan, dengan kemampuan untuk menghadapi bermacam-macam perangsang secara sama, memulai serta membimbing tingkah laku adaptif dan ekspresif secara sama.b. Sikap menurut Allport, merupakan hal yang sangat sukar dan sulit untuk di beri definisi, karena sikap bisa di kategorikan sebagai sifat . Namun ada perbedaan diantara kedua hal tersebut, yakni :Sikap (attitude) itu berhubungan dengan sesuatu obyek, sedangkan sifat (trait) tidak.Sikap biasanya membeikan penilaian (menerima atau menolak) terhadap obyek yang dihadapi, sedangkan sifat tidak.c. TypeAllport membedakan antara sifat dan type :Menurut Allport orang dapat memiliki sesuatu sifat tetapi tidak sesuatu type. Type adalah konstruksi ideal si pengamat dan seseorang dapat disesuaikan dengan type itu tetapi dengan konsekuensi diabaikan sifat-sifat khas individulnya.Sifat dapat mencerminkan sifat kahs pribadi sedangkan type malah menyembunyikannya. Jadi bagi Allport, type menunjukkan perbedaan-perbedaan perbuatan yang tak begitu sama dengan kenyataan, sedangkan sifat adalah refleksi sebenarnya daripada yang bernar-benar adaD. IntensiLebih penting dari penyelidikan mengenai masa lampau ialah penyelidikan mengenai intensi atau keinginan individu mengenai masa depannya. Intensi ini lebih dikenal dengan harapan-harapan, keinginan-keinginan, ambisi, cita-cita, rencana-rencana seseorang.E. ProponioumPropium itu berkembang dari masa bayi sampai masa adolensi melalui tujuh tingkat diri,yaitu:diri jasmaniah,identitas diri,harga diri,perluasan diri,gambaran diri,diri sebagai rasional,dan perjuangan diri.Tujuh propium ini berkembang dari masa bayi sampai masa adolensi.Suatu kegagalan yang hebat pada setiap tingkat melumpuhkan integrasi harmonis dalam propium. Pengalaman-pengalaman masa kanak-kanak sangat penting dalam perkembangan kepribadian sehat.- Diri jasmaniahKira-kira pada usia 15 bulan,inilah tingkat pertama perkembangan propium. Bayi tidak dapat membedakan antara diri (saya) dan dunia sekitarnya.Perasaan diri bukan merupakan bagian dari warisan keturunan kita.- Identitas diriAllport berpendapat bahwa segi yang penting dalam identitas diri adalah nama orang.Anak mempelajari namanya,menyadari bahwa perasaan tentan saya atau diri tetap bertahan dalam menghadapi pengalaman-pengalaman yg berubah-ubah. Nama itu menjdi lambang kehidupan seseorang untuk mengenalkan dirinya terhadap orang lain. Apabila ia menjadi terkenal maka namalah yang terkenal sebelumnya.- Harga diriHal ini menyangkut perasaan bangga dari anak sebagai suatu hasil atas usahanya sendiri.Anak ingin belajar membuat benda-benda,menyelidiki dan memuaskan perasaan ingin tahunya tentang lingkungan,memanipulasi dan mengubah lingkungan itu.Inti dari munculnya harga diri ialah kebutuhan anak akan otonomi.- Perluasan diri (self extension)Mulai usia sekitar 4 tahun,anak mulai menyadari orang-orang lain dan benda-benda dalam lingkungannya dan fakta bahwa beberapa di antaranya adalah milik anak tersebut.- Gambaran diriHal ini menunjukkan bagaimana anak melihat dirinya dan pendapatnya tentang dirinya.Lewat pujian dan hukuman,anak belajar bahwa orang tuanya ingin agar anaknya bertingkah laku baik sesuai keinginannya.- Diri sebagai perilaku rasionalSetelah anak mulai sekolah,diri sebagai pelaku rasional mulai timbul.Anak belajar bahwa ia dapat memecahkan masalah-masalah dengan menggunakan proses-proses yang logis dan rasional.6.ABRAHAM MASLOWA. BIOGRAFIAbraham Harold Maslow dilahirkan di Brooklyn, New York, pada tanggal 1 April 1908. Maslow dibesarkan dalam keluarga Yahudi Rusia dengan orangtua yang tidak mengenyam pendidikan tinggi. Pada masa kecilnya, ia dikenal sebagai anak yang kurang berkembang dibanding anak lain sebayanya. Ia mengatakan bahwa dirinya adalah seorang anak Yahudi yang tumbuh dalam lingkungan yang mayoritas dihuni oleh non Yahudi. Ia merasa terisolasi dan tidak bahagia pada masa itu. Ia bertumbuh di perpustakaan di antara buku-buku. Ia awalnya berkuliah hukum, namun pada akhirnya, ia memilih untuk mempelajari psikologi dan lulus dari UniversitasWisconsin. Pada saat ia berkuliah, ia menikah dengan sepupunya yang bernama Bertha pada bulan desember 1928 dan bertemu dengan mentor utamanya yaitu profesor Harry Harlow.Ia memperoleh gelar bachelor pada 1930, master pada 1931, dan Ph.D pada 1934. Maslow kemudian memperdalam riset dan studinya di Universitas Columbia dan masih mendalamisubjek yang sama. Di sana ia bertemu dengan mentornya yang lain yaitu Alfred Adler, salah satu kolega awal dari Sigmund Freud. Pada tahun 1937-1951, Maslow memperdalam ilmunya di Brooklyn College.Di New York, ia bertemu dengan dua mentor lainnya yaitu Ruth Benedict seorang antropologis, dan Max Wertheimer seorang Gestalt psikolog, yang ia kagumi secara profesional maupun personal. Kedua orang inilah yang kemudian menjadi perhatian Maslow dalam mendalami perilaku manusia, kesehatan mental, dan potensi manusia. Ia menulis dalam subjek-subjek inidengan mendalam. Tulisannya banyak meminjam dari gagasan-gagasan psikologi, namun dengan pengembangan yang signifikan. Penambahan tersebut khususnya mencakup hirarki kebutuhan, berbagai macam kebutuhan, aktualisasi diri seseorang, dan puncak dari pengalaman. Maslow menjadi pelopor aliran humanistik psikologi yang terbentuk pada sekitar tahun 1950hingga 1960-an. Pada masa ini, ia dikenal sebagai "kekuatan ke tiga" di samping teori Freud dan behaviorisme.Maslow menjadi profesor di Universitas Brandeis dari 1951 hingga 1969, dan menjabat ketua departemen psikologi di sana selama 10 tahun. Di sinilah ia bertemu dengan Kurt Goldstein (yang memperkenalkan ide aktualisasi diri kepadanya) dan mulai menulis karya-karyanya sendiri. Di sini ia juga mulai mengembangkan konsep psikologi humanistik. Ia menghabiskan masa pensiunnya di California, sampai akhirnya ia meninggal karena serangan jantung pada 8 Juni 1970. Kemudian, Pada tahun 1967,Asosiasi Humanis Amerika menganugerahkan gelar Humanist of the Year.

B. TEORIa. Hirarki KebutuhanMaslow berpendapat bahwa motivasi manusia diorganisasikan ke dalam sebuah hirarki kebutuhan, yaitu suatu susunan kebutuhn yang sistematis, suatu kebutuhan dasar yang harus dipenuhi sebelum kebutuhan dasar lainnya muncul. Kebutuhan ini bersifat instinktif yang mengaktifkan atau mengarahkan perilaku manusia. Meskipun kebutuhan itu bersifat instinktif, namun perilaku yang digunakan untuk memuaskan kebutuhan tersebut sifatnya dipelajari, sehingga terjadi variasi perilaku dari setiap orang dalam cara memuaskannya. Kebutuhan itu mempunyai beberapa karakteristik sebagai berikut.

1) Kebutuhan FisiologisKebutuhan ini merupakan kebutuhan manusia yang paling dasra, kebutuhan untuk mempertahankan hidupnya secara fisik, yaitu kebutuhan akan makanan, minuman , seks, istirahat (tidur), dan oksigen. Maslow mengemukakan bahwa manusia adalah binatang yang berhasrat dan jarang mencapai taraf kepuasan yang sempurna, kecuali untuk suatu saat yang terbatas. Apabila suatu hasrat itu telah terpuaskan, maka hasrat lain muncul sebagai pengggantinya.

2) Kebutuhan Rasa AmanKebutuhan ini sangat penting bagi setiap orang, baik anak, remaja, maupun dewasa. Pada anak kebutuhan akan rasa aman ini nampak dengan jelas, sebab mereka suka mereaksi secara langsung terhadap sesuatu yang mengancam dirinya. Agar kebutuhan anak akan rasa aman ini terpenuhi, maka perlu diciptakan iklim kehidupan yang memberi kebebasan untuk berekspresi. Namun pemberian kebebasan untuk berekspresi atau berperilaku itu perlu bimbngan dari orang tua, karena anak belum memiliki kemampuan untuk mengarahkan perilakunya secara tepat dan benar. Pada orang dewasa, kebutuhan ini memotivasinya untuk mrncari kerja, menjadi peserta asuransi, atau menabung uang. Orang dewasa yang sehat mentalnya, ditandai dengan perasaan aman, bebas dari rasa takut dan cemas. Sementara yang tidak sehat ditandai dengan perasaan seolah-olah selalu dalam keadaan terancam bencana besar.

3) Kebutuhan Pengakuan dan Kasih SayangApabila kebutuhan fisiologis dan rasa aman sudah terpenuhi, maka individu mengembangkan kebutuhan untuk diakui dan disayangi atau dicintai. Kebutuhan ini dapat diekspresikan dalam berbagai cara, seperti: persahabatan, percintaan, atau pergaulan yang lebih luas. Melalui kebutuhan ini seseorang mencari pengakuan, dan curahan kasih sayang dari orang lain, baik dari orang tua, saudara, guru, pimpinan, teman, atau orang dewasa lainnya.Kebutuhan untuk diakui lebih sulit untuk dipuaskan pada suasana masyarakat yang mobilisasinya sangat cepat, terutama di kota besar, yang gaya hidupnya sudah bersifat individualistik. Hidup bertetangga, aktif di organisasi, atau persahabatn dapat memberikan kepuasan akan kebutuhan ini.Kebutuhan kan kasih sayang, atau mencintai dan dicintai dapat dipuaskan melalui hubungan yang akrab dengan orang lain. Maslow membedakan antara cinta dengan seks, meskipundiakuinya bahwa seks merupakan salah satu cara pernyataan kebutuhan cinta. Dia sepentapat dengan Rogers yaitu: keadaan dimengerti secara mendalan dan diterima dengan sepenuh hati. Maslow berpendapat bahwa kegagalan dalam mencapai kepuasan kebutuhan cinta atau kasih sayang merupakan penyebab utama dari gangguan emosional ataumaladjustment.4) Kebutuhan PengahrgaanJika seseorang telah merasa dicintai atau diakui, maka orang itu akan mengembangkan kebutuhan perasaan berharga. Kebutuhan ini meliputi dua kategori, yaitu: (a) harga diri meliputi kepercayaan diri, kompetensi, kecukupan, prestasi, dan kebebasan; (b) penghargaan dari orang lain meliputi pengakuan, perhatian, prestise, respek, dan kedudukan (status).Memperoleh kepuasan dari kebutuhan ini memunhkinkan individu memiliki rasa perccaya diri akan kemampuan dan penampilannya; menjadi lebih kompeten; dan produktif dalam semua aspek kehidupan. Sebaliknya apabila seseorang mengalami kegagalan dalam memperoleh kepuasan atau mengalamilack of self-esteemmaka dia akan mengalami rendah diri,tidak berdaya, tidak bersemangat, dan kurang percaya diri terhadap kemampuannya untuk mengetasi masalah kehidupan yang dihadapinya.

5) Kebutuhan KognitifSecara alamiah manusia memiliki hasrat ingin tahu (memperoleh pengetahuan, atau pengalaman tentang sesuatu). Hasrat ini mulai berkembang sejak akhir usia bayi dan awal masa anak, yang diekspresikan sebagai rasa ingin tahunya dalam bentuk pengajuan pertanyaan tentang berbagai hal, baik diri maupun lingkungannya. Rasa ingin tahu ini biasanya terhambat perkembangannya oleh lingkungan, baik kkeluarga maupun sekolah. Kegagalan dalam memenuhi kebutuhan ini akan menghambat pencapaian perkembangan kepribadian secara penuh. Menurut Maslow, rasa ingin tahu ini merupakan cirri mental yang sehat. Kebutuhan kognitif ini diekspresikan sebagai kebutuhan untuk memahami, menganalisis, mengevaluasi, menjelaskan, mencari sesuatu atau suasana baru dan meneliti.6) Kebutuhan EstetikaKebutuhan estetik (order and beauty) merupakan cirri orang yang sehat mentalnya. Melalui kebutuhan inilah manusia dapat mengembangkan kretivitasnya dalam bidang seni (lukis, rupa, patung, dan grafis), arsitektur, tata busana, dan tata rias. Di samping itu orang yng sehat mentalnya ditandai dengan kebutuhan keteraturan, keserasian, atau keharmonisan dalam setiap aspek kehidupannya, seperti dalam cara berpakaian (rapi dengan keterpaduan warna yang serasi), dan pemeliharaan ketertiban lalu lintas. Orang yang kurang sehat mentalnya, atau sedang mengalami gangguan emosional, dan stress biasanya kurang memeperhatikan kebersihan, dan kurang apresiatif terhadap keteraturan dan keindahan.7) Kebutuhan Aktualisasi DiriKebutuhan ini merupakan puncak dari hirarki kebutuhan manusia yaitu perkembangan atau perwujudan potensi dan kapasitas secara penuh. Maslow berpendapat bahwa manusia dimotivasi untuk menjadi segala sesuatu yang dia mampu untuk menjadi itu. Walaupun kebutuhan lainnya terpenuhi, namun apabila kebutuhan katualisasi diri tidak terpenuhi, tidak mengembangkan atau tidak mampu menggunakan kemampuan bawaannya secara penuh, maka seseorang akan mengalami kegelisahan, ketidaktenangan, atau frustasi.b. Kepribadian yang SehatMaslow berpendapat bahea seseorang akan memiliki kepribadian yang sehat, apabila dia telah mampu untuk mengaktualisasikandirinya sebagai dirinya secara penuh (self-actualizing person). Dia mengemukakan teori motivasi bagiself-actualizing persondengan nama metemotivation,meta-needs, B-motivation,ataubeing values(kebutuhan untuk berkembang). Seseorang yang telah mampu mengaktualisasikan dirinya tidak termotivasi untuk mengejar sesuatu (tujuan) yang khusus, mereduksi ketenangan, atau memuaskan suatu kekurangan. Mereka secara menyeluruh tujuannya akan memperkaya, memperluas kehidupannya dan mengurangi keterangan melalui bermacam-macam pengalaman yang menantang. Dia berusaha untuk mengembangkan potensinya secara maksimal, dengan memperhatikan lingkungannya. Dia juga berada dalam keadaanmenjadi yaitu spontan, alami, dan senang mengekspresikan potensinya secara penuh.Sementara motivasi bagi orang yang tidak mampu mengaktualisasikan dirinya, dia dinamaiD-motivationatauDeficiency. Tipe motivasi ini cenderung mengejar hal yang khusus untuk memenuhi kekurangan dalam dirinya, seperti mencari makanan untuk memenuhi rasa lapar. Ini berarti bahwa kebutuhan khusus (lapar) untuk tujuan yang khusus (makanan) menghasilkan motivasi untuk memperoleh sesuatu yang dirasakannya kurang (mencari makanan). Motif ini tidak hanya berhubungan dengan kebutuhan fisiologis, tetapi juga rasa aman, cinta kasih, dan penghargaan.Terkait denganmetaneeds, Maslow selanjutnya mengatakan bahwa kegagaln dalam memuaskannya akan berdampak kurang baik bagi individu, sebab dapat menggagalkan pemuasan kebutuhan yang lainnya, dan juga melahirkan metapatologi yang dapat merintangi perkembangannya. Metapatologi merintangiself-actualizersuntuk mengekspresikan, menggunakan, memenuhi potensinya, merasa tidak berdaya, dan depresi. Individu tidak mampu mengidentifikasi sumber penyebab khusus dari masalah yang dihadapinya dan usaha untuk mengatasinya.Mengenaiself-actualizing person, atau orang yang sehat mentalnya, Maslow mengemukakan cirri-cirinya sebagai berikut.1) Mempersepsi kehidupan atau dunianya sebagaimana apa adanya, dan merasa nyaman dalam menjalaninya.2) Menerima dirinya sendiri, orang lain, dan lingkungannya.3) Bersikap mandiri atau independent.4) Memiliki apresiasi yang segar terhadap linkungan di sekitarnya.5) Memiliki minat social: simpati, empati, dan altruis.6) Bersikap demokratis (toleran, tidak rasialis, dan terbuka).7) Kreatif (fleksibel, spontan, terbuka, dan tidak takut salah).

Pandangannya terhadap hakikat manusia, Maslow berpendapat bahwa manusia itu bersifat optimistik, bebas berkahendak, sadar dalam memilih, unik, dapat mengatasi pengalaman masa kecil, dan baik. Menurut dia, kepribadian itu dipengaruhi oleh hereditas dan lingkungan.Dalam kaitannya dengan peran lingkungan, khususnya sekolah dalam mengembangkanself-actualization, Maslow mengemukakan beberapa upaya yang seyogianya dilakukan oleh sekolah (dalam hal ini guru-guru) yaitu sebagai berikut.1) Membantu siswa dalam menemukan identitasnya (jati dirinya) sendiri.2) Membantu siswa untuk mengeksplorasi pekerjaan.3) Membantu siswa untuk memahami keterbatasan (nasib) dirinya.4) Membantu siswa untuk meperoleh pemahaman tentang nilai-nilai.5) Membantu siswa agar memahami bahwa hidup ini berharga.6) Mendorong siswa agar mencapai pengalaman puncak dalam kehidupannya.7) Memfasilitasi siswa agar dapat memuaskan kebutuhan dasarnya (rasa aman, rasa berharga, dan rasa diakui).

7. ARTHUR COMBSa. biografiArthur W. Combs (1912-1999) adalah seorang pendidik / psikolog yang memulai karir akademis sebagai profesor ilmu biologi dan psikolog sekolah di sekolah umum di Alliance, Ohio (1935-1941). Ia menerima gelar MA dalam Konseling, sekolah di The Ohio State University (1941) dan diterima di program doktor dalam psikologi klinis pada lembaga, di mana Carl Rogers menjabat sebagai guru dan mentor. Dia menyelesaikan gelar doktor pada tahun 1945.Arthur W. Combs memulai karir profesionalnya di sekolah umum, Alliance, Ohio pada tahun 1935. Untuk meningkatkan keahliannya dalam membantu siswa, ia mencari gelar doktor di Klinik Psikologi di negara bagian Ohio dan menghabiskan sepuluh tahun berikutnya untuk mengoperasikan klinik dan pelatihan siswa dan konseling psikologis di Syracuse University dan psychoterapy).Pada tahun 1949 ia terpilih sebagai Presiden Asosiasi Psikologi di New York dan pada tahun yang sama ia turut menulis (dengan Donald L. Snygg) perilaku individu: kerangka kerja baru untuk psikologi. Buku ini menyajikan suatu kerangka komprehensif dan sistematis untuk membuat rasa terbaik dari pengalaman manusia, perilaku dan hubungan antara keduanya

B.TEORIBersama dengan Donald Snygg (1904 - 1967) mereka mencurahkan banyak perhatian pada dunia pendidikan. Meaning (makna atau arti) adalah konsep dasar yang sering digunakan. Belajar terjadi bila mempunyai arti bagi individu, guru tidak bisa mamaksakan materi yang tidak disukai atau tidak relevan dengan kehidupan mereka. Anak tidak bisa matematika atau sejarah bukan karena bodoh tetapi karena mereka tidak mau dan terpaksa serta merasa sebenarnya tidak ada alasan penting mereka harus mempelajarinya. Perilaku buruk itu sesungguhnya tak lain hanyalah dari ketidakmauan seseorang untuk melakukan sesuatu yang tidak akan memberikan kepuasan baginyaMencermati kondisi di atas, seorang guru hendaknya memahami betul karakter siswa, dengan cara melihat potensi yang terdapat pada diri anak. Sebagai ilustrasi; seorang Ahmad Dani tidak begitu pintar matematikanya, namun dia memiliki kelebihan dalam dunia musik yang sampai saat ini menempatkan dia sebagai musisi teratas.Seorang guru sebagai fasilitator hendaknya dapat mencermati realitas siswa yang tidak menyukai materi yang diberikan. Guru diharapkan melihat kondisi bakat siswa yang ada pada dirinya. Karena bakat, potensi dimiliki masing-masing oleh siswa siswa.Menurut Combs sebagaimana dikutip oleh Rumini, dkk. (1993) perilaku yang keliru atau tidak baik terjadi karena tidak adanya kesediaan seseorang melakukan apa yang seharusnya dilakukan sebagai akibat dari adanya sesuatu yang lain, yang lebih menarik atau memuaskan. Misalkan guru mengeluh murid-muridnya tidak berminat belajar, sebenarnya hal itu karena murid-murid itu tidak berminat melakukan apa yang dikehendaki oleh guru. Kalau saja guru tersebut lalu mengadakan aktivitas-aktivitas yang lain, barangkali murid-murid akan berubah sikap dan reaksinya.Guru tidak bisa memaksakan materi yang tidak disukai atau tidak relevan dengan kehidupan siswa. Guru harus memahami perilaku siswa dengan mencoba memahami dunia persepsi siswa tersebut sehingga apabila ingin merubah perilakunya, guru harus berusaha merubah keyakinan atau pandangan siswa yang ada.Arthur Combs berpendapat bahwa banyak guru membuat kesalahan dengan berasumsi bahwa siswa mau belajar apabila materi pelajarannya disusun dan disajikan sebagaimana mestinya. Combs memberikan lukisan persepsi diri dan dunia seseorang seperti 2 lingkaran (besar dan kecil) yang bertitik pusat : 1. lingkaran kecil adalah gambaran dari persepsi diri dan lingkungan besar. 2. adalah persepsi dunia. Makin jauh peristiwa-peristiwa itu dari persepsi diri makin berkurang pengaruhnya terhadap perilakunya. Jadi, hal-hal yang mempunyai sedikit hubungan dengan diri, makin mudah hal itu terlupakan. (http://elearning-po.unp.ac.id). Jadi jelaslah mengapa banyak hal yang dipelajari oleh murid segera dilupakan, karena sedikit sekali kaitannya dengan dirinya.Arthur W. Combs menjelaskan bagaimana persepsi ahli-ahli psikologi dalam memandang tingkah laku. Untuk mengerti tingkah laku manusia, yang penting adalah mengerti bagaimana dunia ini dilihat dari sudut pandangnya. Pernyataan ini adalah salah satu dari pandangan humanistik mengenai perasaan, persepsi, kepercayaan, dan tujuan tingkah laku inner (dari dalam) yang membuat orang berbeda dengan orang lain. Untuk mengerti orang lain, yang penting adalah melihat dunia sebagai yang dia lihat, dan untuk menentukan bagaimana orang berpikir, merasa tentang dia atau tentang dunianya. Combs menyatakan bahwa tingkah laku menyimpang adalah akibat yang tidak ingin dilakukan, tetapi dia tahu bahwa dia harus melakukan( Sri Esti Wuryani Djiwandono 2002, hlm. 182-183).Arthur Combs, seorang humanis, berpendapat bahwa perilaku batiniah, seperti perasaan, persepsi, keyakinan, dan maksud, menyebabkan seseorang berbeda dengan orang lain. Untuk memahami orang lain, kita harus melihat dunia orang lain seperti ia merasa dan berpikir tentang dirinya. Seorang pendidik dapat memahami perilaku peserta didik jika ia mengetahui bagaimana peserta didik memersepsikan perbuatannya pada suatu situasi. Apa yang kelihatannya aneh bagi kita, mungkin saja tidak aneh bagi orang lain.Dalam proses pembelajaran, menurut para ahli psikologi humanistis, jika peserta didik memperoleh informasi baru, informasi itu dipersonalisasikan ke dalam dirinya. Sangatlah keliru jika pendidik beranggapan bahwa peserta didik akan mudah belajar kalau bahan ajar disusun rapi dan disampaikan dengan baik, karena peserta didik sendirilah yang menyerap dan mencerna pelajaran itu. Yang menjadi masalah dalam proses pembelajaran bukanlah bagaimana bahan ajar itu disampaikan, tetapi bagaimana membantu peserta didik memetik arti dan makna yang terkandung di dalam bahan ajar itu. Apabila peserta didik dapat mengaitkan bahan ajar dengan kehidupannya, pendidik boleh berbesar hati karena misinya telah berhasil

8. CARL ROGERSA. BIOGRAFICARL ROGERSLahir di Illinois dan sejak kecil menerima penanaman yang ketat mengenai kerja keras dan nilai agama Protestan. Kelak kedua hal ini mewarnai teori-teorinya. Setelah mempelajari teologi, ia masuk Teachers College di Columbia Uni, dimana banyak tokoh psikologi mengajar. Di Columbia Uni ia meraihgelarPh.D.Rogers bekerja sbg psikoterapis dan dari profesinya inilah ia mengembangkan teori humanistiknya. Dalam konteks terapi, ia menemukan dan mengembangkan teknik terapi yang dikenal sebagai Client-centered Therapy.Dibandingkan teknik terapi yang ada masa itu, teknik ini adalah pembaharuan karena mengasumsikan posisi yang sejajar antara terapis dan pasien (dalam konteks ini pasien disebut klien). Hubungan terapis-klien diwarnai kehangatan, saling percaya, dan klien diberikan diperlakukan sebagai orang dewasa yang dapat mengambil keputusan sendiri dan bertanggungjawab atas keputusannya.Tugas terapis adalah membantu klien mengenali masalahnya, dirisnya sendiri sehingga akhrinya dapat menemukan solusi bagi dirinya sendiri.Keseluruhan pengalaman eksternal dan internal psikologis individu membentuk organisma.Organisma adalah kenyataan yang dihayati individu, dan disebut sebagai subjective reality, unik dari satu individu ke individu lainnya. Self (diri) berkembang dari organisma. Semakin koheren organisma dan self, semakin sehat pribadi tersebut dan sebaliknya.Sebagaimana ahli humanistic umumnya, Rogers mendasarkan teori dinamika kepribadian pada konsep aktualisasi diri. Aktualisasi diri adalah daya yang mendorong pengembangan diri dan potensi individu, sifatnya bawaan dan sudah menjadi cirri seluruh manusia. Aktualisasi diri yang mendorong manusia sampai kepada pengembangan yang optimal dan menghasilkan cirri unik manusia seperti kreativitas, inovasi, dan lain-lain

B.TEORIRogers tidak terlalu memberi perhatian kepada teori kepribadian. Baginya cara mengubah dan perhatian terhadap proses perubahan kepribadian jauh lebih penting dari ada karakteristik keppribadian itu sendiri. Namun demikian, karena dalam konseling selalu memperhatikan perubahan perubahan kepribadian, maka atas dasar pengalamannya Rogers memiliki pandangan khusus yang sekaligus menjadi dasar dalam menerapkjan asumsi asumsinya terhadap proses konseling.Rogers mengungkapkan terdapat tiga unsur yang sangat essensial dalam hubunbgannya dengan kepribadian, yaitu ;1. Self, adalah bagian dari kepribadian yang terpenting dalam pandangan Rogers.Self disebut pula self concept, merupakan persepsi dan nilai nilai individu tentang dirinya atau hal hal lain yangberhubungan dengan dirinya. Self meliputi dua hal,(1)Self real, merupakan gambaran sebenarnya tentang dirinya yang nyata,(2) Ideal self, merupakan apa yang menjadi kesukaan, harapan, atau yang idealisasi tentang dirinya.2. Medan Fenomenal (fenomenal field) merupakan keseluruhan pengalaman seseorang yang diterimanya baik yang disadari maupun yang tidak disadari. Kita mampu memahami fenomenal field seseorang hanya dengan menggunakan kerangka pemiiran internal individu yang bersangkutan (imternal frame of referance)3. Organisme, merupakan keseluruhan totalitas imdividu yang meliputi ; pemikiran, perilaku dan keadaan fisik. Organisme mempunyai satu kecenderungan dan dorongan dasar, yaitu mengaktualisasikan, mempertahankan dan mengembangkandiri.Kepribadian menurut Rogers merupakan hasil dari interaksi yang terus menerus antara organisme, self dan medan fenomenal. Untuk memahami perkembangan kepribadian perlu dibahas tentang dinamika kepribadian berikut1.Kecenderungan mengaktualisasikan diri. Rogers beranggapan bahwa organismw manusia adalah unik dan memiliki kemampuan untuk mengarahkann mengatur, mengontrol dirinya dan mengembangkan potensinya. Kecenderungan mengaktalisasikan ini sifatnya terarah, konstruktif dan ada dalam kehidupannya. Kecenderungan mengaktualisasi sebagai daya dorong ( motive force ) individu, yang bersufat inherent, karena sudah dimiliki sejak dilahirkan, hal ini ditunjukan dengan kemampuan bayi untuk memberikn penilaian apa yang terasa baik (actualizing) dan yang terasa tidak baik (nonactualizing) terhadap peristiwa yang diterimanya.2. Penghargaan positif dari orang lainSelf berkembang dari interaksi yang dilakukan oeganisme dengan realitas lingkungannya, dan hasil interaksi ini menjadi pengalaman bagi ndividu. Lingkngan sosial yang sangat berpengaruh adalah orang orang yang bermakna baginya, seperti orang tua atau terdekat lainnya. Seseorang akan berkembang positif, apabila di dalam berinteraksi itu mendapatkan penghargaan, penerimaan, dan cinta dari orang lain (positive regard). Tentunya penghargaan positif yang diberikan kepada individutidak diberikan dengan cara memaksa atau bersyarat karena pemberian penghargaan yang bersyarat akan menghambat pertumbuhannya.3. Person yang berfungsi secara utuh. Individu yang terpenuhi kebutuhannya, yaitu memperoleh penghargaan positif tanpa syarat dan mengalami penghargaan diri, akan dapat memncapai kondisi yang kongruensi antara self dan engalamannya, pada akhirnya dia akan dapat mencapai penyesuaian psikologis secara baik. Rogers menegaskan bahwa orang yang demikian ini menjadi pribadi yang berfungsi secara sempurna (fully functional person), yang ditandai oleh keterbukaan terhadap pengalaman, percaya kepada organismenya sendiri, dapat mengekpresikan perasaan perasaannya secara bebas, bertindak secara mandiri, dan krteatif (Rogers, 1970). Fully functioning ini pada dasrnya sebagai tujuan hidup manusia9.Raymond Bernard CattellA.BIOGRAFIRaymond Bernard Cattell dilahirkan di kota Staffordshire,Inggris pada tahun 1905.Ketika kecil, Cattel sama seperti anak-anak pada umumnya yaitu memiliki banyak waktu luang untuk bermain diluar.Akan tetapi ketika berusia 9 tahun,Inggris memasuki perang dunia 1 dan sebuah rumah disamping rumah Cattell dijadikan rumah sakit di mana ia melihat orang yang penuh luka dari medan perang di Perancis.Hal itu membuatnya menjadi lebih sadar betapa singkatnya hidup seseorangdan membuatnya menjadi serius.Ia memperoleh gelar B.Sc dari Universitas London pada tahun 1924 dan selanjutnya Ph.D dalam psikologi tahun 1929.Tahun 1928-1931 menjadi Lektor pada University College of South West,Exeter,di Inggris.Kemudian pada tahun 1932-1937 menjadi direktur City Psychological Clinic di Leicester,Inggris. Ia kemudian mendapat gelar D.S.c. oleh Universitas London berkat jasa-jasanya dalam research mengenai kepribadian. Pada tahun 1937-1938 menjadi research associate pada Teacher College di Columbia University,menjadi dosen di 1938-1924 di Clark University dan pada tahun 1942-1944 sebagai dosen pada Harvard University kemudian sejak tahun 1944 menjadi research professor of Psychology pada Illinois University. Raymon B. Cattell meninggal di rumahnya di Honolulu pada tanggal 2 Februari 1998.

B. TEORICattell memberi definisi yang sangat umum mengenai kepribadian yaitu :Personality is that which permits a prediction of what a person will do in a given situationBerdasarkan definisi tersebut,Cattell berpendapat bahwa tujuan dari pada penelitian mengenai kepribadian adalah menentukan hukum-hukum mengenai apa yang akan dilakukan oleh berbagai orang dalam berbagai situasi dalam lingkungan,yaitu mengenai segala aktifitas individu baik yang nampak maupun tidak. Kepribadian yang dimaksud Cattell fokus dengan seluruh bentuk perilaku, baik luar dan dalam.Cattell bertujuan untuk memprediksikan perilaku dengan subjek penelitiannya yaitu orang-orang normal yang di pelajari kepribadiannya,karena menurutnya bahwa tidak bijak jika ingin mengubah perilaku seseorang tetapi tidak mengetahui dan memahami secara terperinci apa yang harus diubah.Teori kepribadian Cattell berangkat dari teorinya George W. Allport yakni mengenaitraityang lebih dikembangkan lagi.Traitsendiri yaitusebuah kecenderungan reaksi yang relativ permanen yang merupakan bagian dari kepribadian. Adapun teori dari Cattell dikenal denganAnalisis Faktor, yaitu sebuah prosedur statistik untuk mengukur faktor-faktor umum pada individu.Dalam hal ini Cattell menggunakan 3 metode pendekatan,antara lainLife Record,yaitu catatan mengenai tingkah laku dalam kehidupan sehari-hari disebut juga sebagai dataL, kemudian adaSelf Ratingyaitu sebagai pelengkap untuk melengkapi data yang diperoleh dengan metode life record atau disebut juga dataQ, danObjective Test, yang merupakan observasi terhadap individu dalam situasi yang diadakan secara khusus supaya dapat dibuat ramalan mengenai tingkah laku individu tersebut dalam situasi-situasiyang lain atau disebut juga dataT.

POKOK-POKOK TEORI CATTELL

Terdapat beberapa pokok-pokok teori Cattell untuk lebih memahami pendapatnya yaitu :Trait,erg,metaerg,self,dan specification equation1. TraitMenurut Cattell yaitu suatu struktur mental untuk menunjukkan keajegan dan ketetapan dalam tingkah laku itu atau sebuah kecenderungan reaksi yang relativ permanen yang merupakan bagian dari kepribadian. Ada beberapa penjabaran mengenai trait yaitu :A. Common trait dan Unique trait-Common trait(sifat umum) adalah sifat yang dimiliki oleh semua individu atau setidaknya oleh sekelompok individu yang hidup dalam lingkungan sosial yang sama.-Unique trait (sifat khusus).Adalah sifat yang hanya dimiliki oleh individu masing-masing dan tidak dapat ditemukan pada individu lain. Dibagi menjadi 2,yaitu :Relatively unique,kekhususannya timbul dari pengaturan unsur-unsur sifat itu.Intrinsically unique,yang benar-benar hanya ada pada individu khusus tertentu.B. Surface trait dan Source traitSurface trait adalah sifat yang nampak atau sifat permukaan,dan Source trait adalah variabel yang mendasari berbagai sifat yang nampak. Sifat permukaan merupakan hasil interaksi dari pada sifat asal.Menurut Cattell, bagi orang lain,sifat permukaan itu lebih diakui dari pada sifat asal,karena dapat langsung disaksikan melalui observasi sederhana,tetapi tetap saja sifat asallah yang lebih menentukan perilaku.2. Erg.Ergberasal dari bahasa Yunani yaituergonyang berarti kerja atau energi yang digunakan Cattell untuk menempatkan konsep dorongan atau insting.Ergmerupakan unit dasar darimotivasi dan diarahkan menuju tujuan yang spesifik.Erglebih mengarah ke sesuatu yang lebih dasar ( primer) atau dibawa sejak lahir.3. Metaerg.Metaerg dapat dikatakan bersesuaian dengan erg, akan tetapi metaerg merupakan hasil dari pengalaman atau sosiokultural. Jika erg dibawa sejak lahir, maka metaerg terbentuk melaluiperkembangan individu seperti sentiment.

4. Self.Dalam teori Cattell kepribadian merupakan suatu hal yang bersifat dinamis, yaitu mengenai struktur sifat-sifat dan interaksinya. Self merupakan aspek yang mengorganisasikan struktur tersebut serta menjamin stabilitasnya.Self berfungsi untuk mengintegritaskan segala komponen kepribadian, sehingga kepribadian merupakan suatu unitas. Hal yang mengatur ini disebut oleh Cattell sebagai self sentiment atau structural self.Di dalam self dibagi 2 lagi yaituideal self( diri yang diinginkan oleh seseorang),danreal self(ciri yang seharusnya menurut pertimbangan rasional).Real selfpada masa kanak-kanak merupakan refleksi dariideal self. Jika perkembangan cukup baik,ideal selfdan real selfakan menjelma menjadistructural self, dan inilah individu yang dikenal berpendirian dan juga bertingkah laku yang realistis.5. Specification Equation.Yaitu tingkah laku individu yang dapat diramalkan yang harus memenuhi keadaan yang ideal di mana si ahli psikologi mengenal segala variabel relevant yang mempengaruhi tingkah laku serta mempunyai alat pengukur yang benar-benar tepat untuk mengukur variabel tersebut. Tiap orang telah mengetahuibahwa tingkah laku itu merupakan hasil faktor yang berasal dari dalam (dorongan,kebutuhan dsb) dan pengaruh luar (lingkungan,situasi,dsb) namun orang-orang tidak tahu bagaimana menentukan faktor tersebut dan bagaimana mengukurnya,dan penelitian Cattell dapat menjelaskan tentang hal ini.

10. Hans EysenckA.BIOGRAFIHans Eysenck lahir di Jerman pada tanggal 4 Maret 1916. Ayahnya adalah seorang aktor dan bercerai dengan ibunya saat dia baru berusia 2 tahun. Eysenck kemudian dirawat oleh neneknya. Dia hidup bersama neneknya sampai usia 18 tahun, ketika nazi mulai berkuasa. Sebagai seorang simpatisan Yahudi, terang saja kehidupannya terancam.Dia kemudian pindah ke Inggris guna melanjutkan pendidikanya. Dia menerima gelar doktor di bidang psikologi dari University of London tahun 1940. Selama Perang Dunia II, dia bekerja sebagai psikolog di bagian gawat darurat perang. Di sinilah dia melakukan penelitian tentang kevalidan diagnosis-diagnosis psikiatri. Hasil penelitian inilah yang kemudian membuatnya sangat menentang psikologi klinik sepanjang kariernya.Setelah Perang usai, dia mengajar di University of London dan menjadi ketua bagian psikologi pada The Institute of Psychiatry di Bethlehem Royal Hospital. Karena dia telah menulis 75 buku dan sekitar 700 artikel, tidak salah kalau dia merupakan salah satu penulis psikologi paling terpandang. Eysenck pensiun tahun 1983 dan terus berkarya sampai dia meninggal pada tanggal 4 September 1997.

B.TEORIEysenck berpendapat dasar umum sifat-sifat kepribadian berasal dari keturunan, dalam bentuk tipe dan trait. Dia juga berpendapat bahwa semua tingkahlaku dipelajari dari lingkungan. Menurutnnya kepribadian adalah keseluruhan pola tingkahlaku aktual maupun potensial dari organisme, sebagaimana ditentukan oleh keturunan dan lingkungan. Pola tingkahlaku itu berasal dan dikembangkan melalui interaksi fungsional dari empat sektor utama yang mengorganisir tingkahlaku; sektor kognitif (intelligence), sektor konatif (character), sektor afektif (temperament), sektor somatik (constitution).

HIRARKI FAKTOR-FAKTOR KEPRIBADIANKepribadian sebagai organisasi tingkahlaku oleh Eysenck dipandang memiliki empat tingkatan hirarkis, beturut-turut dari hirarki yang tinggi ke hirarki yang rendah: tipe traits habit respon spesifik.1. Hirarki tertinggi:Tipe, kumpulan dari trait, yang mewadahi kombinasi trait dalam suatu dimensi yang luas.2. Hirarki kedua:Trait, kumpulan kecenderungan kegiatan, koleksi respon yang saling berkaitan atau mempunyai persamaan tertentu. Ini adalah disposisi kepribadian yang penting dan permanen.3. Hirarki ketiga:Kebiasaan tingkahlaku atau berfikir, kumpulan respon spesifik, tingkahlaku/fikiran yang muncul kembali untuk merespon kejadian yang mirip.4. Hirarki terendah:Respon spesifik, tingkahlaku yang secara aktual dapat diamati, yang berfungsi sebagai respon terhadap suatu kejadian.Eysenck menemukan tiga dimensi tipe, yakni ekstraversi (E), neurotisisme (N), dan psikotisme (P). Masing-masing dimensi saling asing, sehingga dapat berlangsung kombinasi antar dimensi secara bebas. Masing-masing tipe merupakan kumpulan dari 9 trait, sehingga semuanya ada 27 trait (Gambar 10). Trait dari ekstraversi adalah: sosiabel (sociable), lincah (lively), aktif (active), asertif (assertive), mencari sensasi (sensation seeking), riang (carefree), dominan (dominance), bersemangat (surgent), berani (venture some). Trait dari neurotisisme adalah: cemas (anxious), tertekan (depressed), berdosa (guild feeling), harga diri rendah (low self esteem), tegang (tension), irasional (irrational), malu (shy), murung (moody), emosional (emotional). Trait dari psikotisme adalah: agresif (aggressive), dingin (cold), egosentrik (egocentric), takpribadi (impersonal), impulsif (impulsive), antisosial (antisocial), tak empatik (tak empatik), kreatif (creative), keras hati (tough-minded).TIPEEysenck menemukandan mengelaborasikan tiga tipe E,N,P- tanpa menyatakan secara eksplisit peluang untuk menemukan dimensi yang lain pada masa yang akan datang.Neurotitisme dan Psikotisme itu bukan sifat patologis, walaupun tentu individu yang mengalami gangguan akan memperoleh skor yang ekstrim. Tiga dimensi itu adalah bagian normal dari struktur kepribadian. Semuanya bersifat bipolar; ekstraversi lawannya introversi, neurotisisme lawannya stabilita, dan psikotisme lawannya fungsi superego. Semua orang berada dalam rentangan bipolar itu mengikuti kurva normal, artinya sebagian besar orang berada ditengah-tengah polarisasi, dan semakin mendekati titik ekstrim, jumlahnya semakin sedikit.1. EkstraversiKonsep Eysenck mengenai ekstraversi mempunyai sembilan sifat sebagaimana ditunjukkan oleh trait-trait dibawahnya, dan introversi adalah kebalikan dari trait ekstraversi, yakni: tidak sosial, pendiam, pasif, ragu, banyak fikiran, sedih, penurut, pesimis, penakut.Eysenck yakin bahwa penyebab utama perbedaan antara ekstraversi dan introversi adalah tingkat keterangsangan korteks (CAL = Cortical Arausal Level), kondisi fisiologis yang sebagian besar bersifat keturunan. CAL adalah gambaran bagaimana korteks mereaksi stimulasi indrawi. CAL tingkat rendah artinya korteks tidak peka, reaksinya lemah. Sebaliknya CAL tinggi, korteks mudah terangsang untuk bereaksi. Orang yang ekstravers CAL-nya rendah, sehingga dia banyak membutuhkan rangsangan indrawi untuk mengaktifkan korteksnya. Sebaliknya introvers CAL-nya tinggi, dia hanya membutuhkan rangsangan sedikit untuk mengaktifkan korteksnya. Jadilah orang yang introvers menarik diri, menghindar dari riuh-rendah situasi disekelilingnya yang dapat membuatnya kelebihan rangsangan.Orang introvers memilih aktivitas yang miskin rangsangan sosial, seperti membaca, olahraga soliter (main ski, atletik), organisasi persaudaraan eksklusif. Sebaliknya orang ekstravers memilih berpartisipasi dalam kegiatan bersama, pesta hura-hura, olahraga beregu (sepakbola, arung jeram), minum alkohol dan mengisap mariyuana. Eysenck menghipotesakan ekstravers (dibanding introvers) melakukan hubungan seksual lebih awal dan lebih sering, dengan lebih banyak pasangan, dan dengan perilaku seksual yang lebih bervariasi. Ektravers yang ketagihan alkohol dan narkotik cenderung mengkonsumsi dalam jumlah yang lebih besar.

2. NeurotisismeSeperti ekstraversi-introversi, neurotisisme-stabiliti mempunyai komponen hereditas yang kuat. Eysenck melaporkan beberapa penelitian yang menemukan bukti dasar genetik dari trait neurotik, seperti gangguan kecemasan, histeria, dan obsesif-kompulsif. Juga ada keseragaman antara orang kembar-identik lebih dari kembar-fraternal dalam hal jumlah tingkahlaku antisosial dan asosial seperti kejahatan orang dewasa, tingkahlaku menyimpang pada anak-anak, homoseksualitas, dan alkoholisme.Orang yang skor neurotiknya tinggi sering mempunyai kecenderungan reaksi emosional yang berlebihan dan sulit kembali normal sesudah emosinya meningkat. Namun neurotisisme itu bukan neurosis dalam pengertian yang umum. Orang bisa saja mendapat skor neurotisisme yang tinggi tetapi tetap bebas dari simpton gangguan psikologis. Menurut Eysenck, skor neurotisisme mengikuti model stres-diatesis (diathesis-stress model); yakni skor N yang tinggi lebih rentan untuk terdorong mengembangkan gangguan neurotik dibanding skor N yang rendah, ketika menghadapi situasi yang menekan.Dasar biologis dari neurotisisme adalah kepekaan reaksi sistem syaraf otonom (ANS=Automatic Nervous Reactivity). Orang yang kepekaan ANS-nya tinggi, pada kondisi lingkungan wajar sekalipun sudah merespon secara emosional sehingga mudah mengembangkan gangguan neurotik. Neurotisisme dan ekstraversi dapat digabung dalam bentuk hubungan CAL dan ANS, dan dalam bentuk garis absis ordinat. Kedudukan setiap orang pada bidang dua dimensi itu tergantung kepada tingkat ekstraversi dan neurotisismenya. Pada gambar 11, A adalah orang introvert-neurotik (ekstrim introvers dan ekstrim neurotisisme) atau orang yang memiliki CAL tinggi dan ANS tinggi. Orang itu cenderung memiliki simpton-simpton kecemasan, depresi, fobia, dan obsesif-kompulsif, yang oleh Eysenck disebut mengidap gangguan psikis tingkat pertama (disorders of the first kind). B adalah orang ekstravers-neurotik atau orang yang memiliki CAL rendah dan ANS tinggi. Orang itu cenderung psikopatik, kriminal dan delingkuen, atau mengidap gangguan psikis tingkat kedua (disorders of the second kind). C adalah orang normal yang introvers; tenang, berfikir mendalam, dapat dipercaya. D adalah orang yang normal-ekstravers; riang, responsif, senamg bicara/bergaul.

Neurotisisme dan Extraversi-IntroversiMasalah lain yang diselidiki Eysenck adalah interaksi antara kedua dimensi tadi dan apa pengaruhnya terhadap persoalan-persoalan psikologis. Dia menemukan, misalnya, bahwa orang yang mengalami gangguan fobia dan obsesif-kompulsif biasanya adalah orang introvert, sementara orang yang mengalami gangguan keseimbagan mental (misalnya, paralisis histerikal) atau gangguan ingatan (misalnya amnesia) biasanya adalah orang ekstravert.Dia menjelaskan begini: orang neurotistik akut sangat peka terhadap hal-hal yang menakutkan. Kalau orang ini introvert, mereka akan belajar menghindari situasi yang menyebabkan kepanikan itu secepat mungkin, bahkan ada yang langsung panik walaupun situasinya belum terlalu gawat orang inilah yang mengidap fobia. Sementara orang introvert lainnya akan mempelajari perilaku-perilaku yang dapat menghilangkan kepanikan mereka, seperti memeriksa segala sesuatunya berulang kali atau mencuci tangan berulang kali karena ingin memastikan tidak ada kuman yang akan membuat mereka sakit.Sebaliknya, orang neurotistik yang ekstravert akan mengabaikan dan cepat melupakan hal-hal yang menakutkan mereka. Mereka memakai mekanisme pertahanan klasik, seperti penolakan dan represi. Mereka dengan mudah akan melupakan, misalnya akhir pekan yang buruk.

3.PsikotismeOrang yang skor psikotisisme-nya tinggi memiliki trait agresif, dingin, egosentrik, tak pribadi, impulsif, antisosial, tak empatik, keatif, keras hati. Sebaliknya orang yang skor psikotisismenya rendah memiliki trait merawat/baik hati, hangat, penuh perhaitan, akrab, tenang, sangat sosial,empatik, kooperatif, dan sabar. Seperti pada ekstraversi dan neurotisisme, psikotisisme mempunyai unsur genetik yang besar. Secara keseluruhan tiga dimensi kepribadian itu 75% bersifat herediter, dan hanya 25% yang menjadi fungsi lingkungan. Seperti pada neurotisisme, psikotisisme juga mengikuti model stres-diatesis (diathesis-stress model). Orang yang variabel psikotismenya tinggi tidak harus psikotik, tetapi mereka mempunyai predisposisi untuk mengidap stress dan mengembangkan gangguan psikotik. Pada masa orang hanya mengalami stress yang rendah, skor P yang tinggi mungkin masih bisa berfungsi normal, tetapi ketika mengalami stress yang berat, orang menjadi psikotik yang ketika stress yang berat itu sudah lewat fungsi normal kepribadian sulit untuk diraih kembali.Psikotisme, dapat digabung bersama-sama dengan neurotisisme dan ekstraversi, menjadi bentuk tiga dimensi. Tiga garis yang saling berpotongan ditengah-tengah dan saling tegak lurus, menggambarkan hubungan antara ketiga dimensi itu. Setiap individu dapat digambarkan dalam sebuah titik pada ruangan yang diantarai oleh tiga garis dimensi itu.Menurut Eysenck dan Gudjonsson, ada korelasi negatif antara androgen (testoterone) dengan CAL. Androgen dihasilkan oleh kelenjar adrenal kelamin laki-laki (testis) dan kelenjal adrenal perempuan (ovarium). Semakin tinggi androgen anak, semakin rendah CAL. Akibatnya muncul sifat-sifat maskulinitas, seperti tingkahlaku agresi. Secara hipotesis, hormon androgen menjadi mediator hubungan antara CAL yang rendah dengan kriminalitas.KecerdasanEysenck sesungguhnya ingin memasukkan kecerdasan sebagai dimensi keempat dari kepribadian. Seperti tiga dimensi yang lain, kecerdasan lebih banyak dipengaruhi oleh keturunan. Namun penelitian disekitar kecerdasan masih belum dapat mengelaborasi faktor kecerdasan itu dengan keseluruhan kepribadian manusia. Banyak kontroversi tentang hubungan antara kecerdasan dengan ras, yang belum terselesaikan.

BAB IIIKESIMPULAN DAN SARAN

A.KESIMPULANKepribadian adalah keseluruhan cara seorang individu bereaksi dan berinteraksi dengan individu lain. Kepribadian paling sering dideskripsikan dalam istilah sifat yang bisa diukur yang ditunjukkan oleh seseorang.Para ahli tampaknya masih sangat beragam dalam memberikan rumusan tentang kepribadian. Dalam suatu penelitian kepustakaan yang dilakukan oleh Gordon W. Allport (Calvin S. Hall dan Gardner Lindzey, 2005) menemukan hampir 50 definisi tentang kepribadian yang berbeda-beda.Berangkat dari studi yang dilakukannya, akhirnya dia menemukan satu rumusan tentang kepribadian yang dianggap lebih lengkap. Menurut pendapat dia bahwa kepribadian adalah organisasi dinamis dalam diri individu sebagai sistem psiko-fisik yang menentukan caranya yang unik dalam menyesuaikan diri terhadap lingkungannya.Kata kunci dari pengertian kepribadian adalah penyesuaian diri. Scheneider (1964) mengartikan penyesuaian diri sebagai suatu proses respons individu baik yang bersifat behavioral maupun mental dalam upaya mengatasi kebutuhan-kebutuhan dari dalam diri, ketegangan emosional, frustrasi dan konflik, serta memelihara keseimbangan antara pemenuhan kebutuhan tersebut dengan tuntutan (norma) lingkungan.

B.SARANDemi kesumpurnaan makalah ini, penulis sangat mengharapkan kritikan dan saran yang bersifat menbangun kearah kebaikan demi kelancaran dan kesumpurnaan penulisan ini.

DAFTAR PUSTAKA

http://noviapiaviapiyuk.blogspot.com/2013/05/teori-kepribadian-menurut-ivan.htmlhttp://dyah-retno-p-psycho08.blogspot.com/2010/05/teori-kepribadian-skinner.htmlhttp://my.opera.com/bieordinary/blog/2011/10/07/kepribadian-soekarno-menurut-dollard-dan-millerhttp://matreg1pasca.wordpress.com/2011/11/01/teori-pembelajaran-sosial-albert-bandura/http://makalahkitasemua.blogspot.com/2009/12/teori-kepribadian-allport.htmlhttp://sastrawanpemula.blogspot.com/2013/05/teori-kepribadian-abraham-maslow.htmlhttp://adhisusilokons.wordpress.com/2010/05/18/aplikasi-teori-kepribadian-carl-rogers/