34
7 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdirinya Lembaga Pemasyarakatan Kejahatan memang merupakan perbuatan masyarakat yang sangat mengganggu ketentraman, kedamaian, serta ketenangan masyarakat.Keterlibatan wanita sebagai pelaku kriminalitas bukan merupakan sesuatu yang baru,walaupun keterlibatan ini relatif lebih kecil dibandingkan pria. Kriminalitas dilakukan wanita terjadi dalam bentuk kejahatan dan pelanggaran. Kriminalitas dilakukan kaum wanita dengan segala aspek antara lain kondisi yang memaksa untuk melakukan kriminalitas dan faktor ekonomi yang tidak dapat dihindarinya Di mata hukum, yang berbuat kriminal dianggap bersalah dan harus dipidana sesuai dengan tingkat kejahatan dan pelanggaran yang dilakukan, begitu pula wanita yang melakukan kejahatan. Mereka harus menjalani proses hukum di suatu tempat khusus dengan harapan suatu saat dapat kembali ke masyarakat setelah menyadari kesalahannya dan memperbaiki dirinya. Untuk mewadahi para pelaku kriminal tersebut diperlukan wadah sebagai tempat pembinaan sekaligus sebagai tempat pelaksanaan hukum pidana yang saat ini dikenal dengan Lembaga Pemasyarakatan. Berbagai upaya telah dilakukan Lembaga Pemasyarakatan dalam rangka mewujudkan pelaksanaan pidana yang efektif dan efisien agar narapidana dapat mengenal diri sendiri.Usaha itu berupa pembagian Lembaga Pemasyarakatan menurut kategori, baik usia maupun jenis kelamin. Undang- Undang No.12 tahun 1995 tentang Pemasyarakatan Pasal (12) ayat Makalah Pengkajian Psikososial di LAPAS IIA Malang

KULIAH LAPANGAN

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Kuliah Lapangan di Lembaga Pemasyarakatan Kota Malang

Citation preview

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Berdirinya Lembaga Pemasyarakatan

Kejahatan memang merupakan perbuatan masyarakat yang sangat mengganggu

ketentraman, kedamaian, serta ketenangan masyarakat.Keterlibatan wanita sebagai pelaku

kriminalitas bukan merupakan sesuatu yang baru,walaupun keterlibatan ini relatif lebih kecil

dibandingkan pria. Kriminalitas dilakukan wanita terjadi dalam bentuk kejahatan dan

pelanggaran. Kriminalitas dilakukan kaum wanita dengan segala aspek antara lain kondisi

yang memaksa untuk melakukan kriminalitas dan faktor ekonomi yang tidak dapat

dihindarinya

Di mata hukum, yang berbuat kriminal dianggap bersalah dan harus dipidana sesuai

dengan tingkat kejahatan dan pelanggaran yang dilakukan, begitu pula wanita yang

melakukan kejahatan. Mereka harus menjalani proses hukum di suatu tempat khusus dengan

harapan suatu saat dapat kembali ke masyarakat setelah menyadari kesalahannya dan

memperbaiki dirinya. Untuk mewadahi para pelaku kriminal tersebut diperlukan wadah

sebagai tempat pembinaan sekaligus sebagai tempat pelaksanaan hukum pidana yang saat ini

dikenal dengan Lembaga Pemasyarakatan. Berbagai upaya telah dilakukan Lembaga

Pemasyarakatan dalam rangka mewujudkan pelaksanaan pidana yang efektif dan efisien agar

narapidana dapat mengenal diri sendiri.Usaha itu berupa pembagian Lembaga

Pemasyarakatan menurut kategori, baik usia maupun jenis kelamin. Undang-Undang No.12

tahun 1995 tentang Pemasyarakatan Pasal (12) ayat (2) berbunyi : “Pembinaan Narapidana

Wanita di Lembaga Pemasyarakatan”

Tujuan didirikan Lembaga Pemasyarakatan wanita adalah untuk memisahkan antara

narapidana wanita dengan narapidana laki-laki demi faktor keamanan dan faktor psikologis.

Sejalan dengan pertambahan penduduk, masih adanya ketimpangan ekonomi dan

kesenjangan sosial dan makin ketatnya persaingan yang berkembang ke arah keangkuhan

dan kecemburuan sosial, maka kriminalitas akan semakin meningkat, baik dari segi kualitas

maupun kuantitas, begitu pula dengan kriminalitas wanita.

Malang, sebagai salah satu dari sedikit kota di Indonesia yang mempunyai Lembaga

Pemasyarakatan WanitaKelas IIA Malang yang sudah menerapkan sistem manajemen

pelayanan International ISO (International Organization forStandardization) 9001:2000.

Makalah Pengkajian Psikososial di LAPAS IIA Malang 1

Sehubungan dengan rencana kegiatan kuliah lapangan tentang aplikasi psikologi

keperawatan bagi Mahasiswa Prodi D-III Keperawatan Malang, pihak institusi menunjuk

Lembaga Pemasyarakatan Wanita Kelas II A sebagai lahan praktek. Pembelajaran disini

dimaksudkan untuk membekali mahasiswa agar memahami berbagai aspek psikologi sebagai

dasar dalam menghadapi pasien saat bertugas di Lahan Praktek Rumah Sakit kelak. Selain

itu, mahasiswa dapat melakukan pendekatan dan pengkajian psikologi pada warga binaan

lapas yang mungkin memiliki berbagi masalah psikologi. Serta agar mahasiswa dapat

mengaplikasikan di masyarakat secara langsung perkuliahan teori yang didapat dikelas.

1.2 Tujuan

Perkuliahan lapangan untuk mata kuliah Psikologi ini secara umum bertujuan

untuk memberikan gambaran tentang fenomena yang terkait dengan bidang kajian

yang dipelajari dalam psikologi. Sedangkan tujuan khusus kuliah lapangan mata

kuliah Psikologi antara lain :

1. Menerapkan prinsip dan faktor sosial budaya dalam melaksanakan anamnese

2. Menerapkan prinsip pengkajian psikologi keperawatan dalam pengkajian pada

pasien dengan berbagai masalah psikologis

1.3 Rumusan Masalah

Rumusan Masalah secara Umum

1. Bagaimana gambaran umum Lembaga Pemasyarakatan Wanita II A Malang ?

2. Bagaimana struktur organisasi di Lembaga Pemasyarakatan Wanita II A Malang

?

3. Bagaimana tupoksi di Lembaga Pemasyarakatan Wanita II A Malang ?

4. Bagaimana visi dan misi di Lembaga Pemasyarakatan Wanita II A Malang ?

5. Bagaimana program kerja Lembaga Pemasyarakatan Wanita II A Malang ?

6. Bagaimana syarat dan prosedur menjadi penghuni Lembaga Pemasyarakatan

Wanita II A Malang ?

7. Bagaimana sarana dan prasarana di Lembaga Pemasyarakatan Wanita II A

Malang ?

Makalah Pengkajian Psikososial di LAPAS IIA Malang 2

Rumusan Masalah secara Khusus

1. Bagaimana pengkajian psikososial pada klien di Lembaga Pemasyarakatan Wanita

II A Malang ?

2. Contoh tugas pengkajian pada klien Lembaga Pemasyarakatan Wanita II A

Malang

Makalah Pengkajian Psikososial di LAPAS IIA Malang 3

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tentang Lembaga Pemasyarakatan

Lembaga Pemasyarakatan (disingkat LP atau LAPAS) adalah tempat untuk

melakukan pembinaan terhadap narapidana dan anak didik pemasyarakatan di Indonesia.

Sebelum dikenal istilah lapas di Indonesia, tempat tersebut di sebut dengan istilah penjara.

Lembaga Pemasyarakatan merupakan Unit Pelaksana Teknis di bawah Direktorat Jenderal

Pemasyarakatan Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia (dahulu Departemen

Kehakiman). Penghuni Lembaga Pemasyarakatan bisa narapidana (napi) atau Warga Binaan

Pemasyarakatan (WBP) bisa juga yang statusnya masih tahanan, maksudnya orang tersebut

masih berada dalam proses peradilan dan belum ditentukan bersalah atau tidak oleh hakim.

Pegawai negeri sipil yang menangangi pembinaan narapidana dan tahanan di lembaga

pemasyarakatan di sebut dengan Petugas Pemasyarakatan, atau dahulu lebih di kenal dengan

istilah sipir penjara. Konsep pemasyarakatan pertama kali digagas oleh Menteri

Kehakiman Sahardjo pada tahun 1962, dimana disebutkan bahwa tugas jawatan kepenjaraan

bukan hanya melaksanakan hukuman, namun tugas yang jauh lebih berat adalah

mengembalikan orang-orang yang dijatuhi pidana ke dalam masyarakat.

Dalam proses pembinaan narapidana oleh Lembaga Pemasyarakatan dibutuhkan

sarana dan prasarana pedukung guna mencapai keberhasilan yang ingin dicapai. Sarana dan

prasarana tersebut meliputi :

1. Sarana Gedung Pemasyarakatan

Gedung Pemasyarakatan merupakan representasi keadaan penghuni di dalamnya.

Keadaan gedung yang layak dapat mendukung proses pembinaan yang sesuai

harapan. Di Indonesia sendiri, sebagian besar bangunan Lembaga Pemasyarakatan

merupakan warisan kolonial, dengan kondisi infrastruktur yang terkesan ”angker”

dan keras. Tembok tinggi yang mengelilingi dengan teralis besi menambah kesan

seram penghuninya.

2. Pembinaan Narapidana

Bahwa sarana untuk pendidikan keterampilan di Lembaga Pemasyarakatan sangat

terbatas, baik dalam jumlahnya maupun dalam jenisnya, dan bahkan ada sarana

Makalah Pengkajian Psikososial di LAPAS IIA Malang 4

yang sudah demikian lama sehingga tidak berfungsi lagi, atau kalau toh berfungsi,

hasilnya tidak memadai dengan barang-barang yang diproduksikan di luar (hasil

produksi perusahan).

3. Petugas Pembinaan di Lembaga Pemasyarakatan

Berkenaan dengan masalah petugas pembinaan di Lembaga Pemasyarakatan,

ternyata dapat dikatakan belum sepenuhnya dapat menunjang tercapainya tujuan

dari pembinaan itu sendiri, mengingat sebagian besar dari mereka relatif belum

ditunjang oleh bekal kecakapan melakukan pembinaan dengan pendekatan

humanis yang dapat menyentuh perasaan para narapidana, dan mampu berdaya

cipta dalam melakukan pembinaan.

Konsep pemasyarakatan sebagaimana yang dicetuskan Menteri Kehakiman DR

Sahardjo SH di Blitar 12 Januari 1962, dan sebagaimana yang dibahas dalam Konperensi

Dinas Direktorat Pemasyarakatan yang pertama di Lembang, Bandung (27 April 1964),

sebagai konsep yang menggantikan “boei” peninggalan kolonial menjadi konsep dengan

sepuluh prinsip pemasyarakatan:

10 PRINSIP PEMASYARAKATAN

1. Pengayoman, dengan memberikan kepadanya bekal hidup sebagai warga yang

baik dan berguna dalam masyarakat.

2. Menjatuhi pidana bukan tindakan balas dendam dari negara.

3. Tobat tidak dapat dicapai dengan penyiksaan, melainkan dengan bimbingan.

4. Negara tidak berhak membuat seseorang lebih buruk/lebih jahat daripada sebelum

ia masuk lembaga.

5. Selama kehilangan kemerdekaan bergerak, narapidana harus dikenalkan dengan

masyarakat dan tidak boleh diasingkan dari masyarakat.

6. Pekerjaan yang diberikan kepada narapidana tidak boleh bersifat mengisi waktu,

atau hanya diperuntukkan kepentingan jawatan atau kepentingan Negara sewaktu-

waktu saja.

7. Bimbingan dan didikan harus berdasarkan Pancasila.

Makalah Pengkajian Psikososial di LAPAS IIA Malang 5

8. Tiap orang adalah manusia dan harus diperlakukan sebagai manusia, meskipun ia

telah tersesat.

9. Narapidana hanya dijatuhi pidana kehilangan kemerdekaan sebagai satu-satunya

derita yang dapat dialami.

10. Disediakan dan dipupuk sarana-sarana yang dapatmen dengan fungsi-fungsi

rehabilitatif, korektif dan edukatif dalam sistem Pemasyarakatan.

Yang menjadi hambatan untuk melaksanakan Sistem Pemasyarakatan, ialah warisan

rumah-rumah penjara yang keadaannya menyedihkan, yang sukar untuk disesuaikan

dengan tugas Pemasyarakatan, yang letaknya di tengah-tengah kota dengan tembok

yang tinggi dan tebal.

2.2 Narapidana

Narapidana adalah terpidana yang menjalani pidana hilang kemerdekaan di

Lembaga Pemasyarakatan (UU No. 12 tahun 1995 tentang Pemasyarakatan). Narapidana

seperti halnya manusia pada umumnya mempunyai hak-hak yang juga harus dilindungi oleh

hukum. Hak-hak yang harus dilindungi tersebut terutama hak-hak yang sifatnya non-

derogable, yakni hak – hak yang tidak dapat diingkari atau diganggu gugat oleh siapapun

dan dalam keadaan apapun. Adapun hak-hak asasi tersebut dalam pasal 4 Undang-undang

Nomor 39 Tahun 1999 dirinci sebagai berikut: Hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa,

hak kebebasan pribadi, pikiran, dan hati nurani, hak beragama, hak untuk tidak diperbudak,

hak untuk diakui sebagai pribadi dan persamaan dihadapan hukum, dan hak untuk tidak

dituntut atas dasar hukum yang berlaku surut. Selanjutnya, dijabarkan lagi dalam Undang-

undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan, yakni di antaranya: hak untuk

memperoleh remisi, hak beribadah,hak untuk mendapat cuti, hak untuk berhubungan

dengan orang luar secara terbatas, hak memperoleh pembebasan bersyarat, dan hak-hak

lainnya seperti yang tercantum dalam pasal 14 Undang-undang Pemasyarakatan.

Hak-hak Asasi manusia yang telah tersebut di atas, kemudian dijabarkan lagi dalam

pasal 14 Undang-undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan, yaitu :

1. melakukan ibadah sesuai dengan agama atau kepercayaan;

2. mendapat perawatan, baik perawatan rohani maupun jasmani;

3. mendapatkan pendidikan dan pengajaan;

Makalah Pengkajian Psikososial di LAPAS IIA Malang 6

4. mendapatkan pelayanan kesehatan dan makanan yang layak;

5. mendapatkan bahan bacaan dan mengikuti siaran media masaa lainnya yang tidak

larangan;

6. mendapat upah atau premi atas pekerjaan yang dilakukan;

7. menerima kunjungan keluarga, penasehat hukum atau orang tertentu lainnya;

8. mendapat pengurangan masa pidana (remisi);

9. mendapatkan kesempatan berasimilasi termasuk  cuti mengunjungi keluarga;

10. mendapatkan pembebasan bersyarat;

11. mendapatkan cuti menjelang bebas;

12. mendapatkan hak-hak lain sesuai dengan peraturan perundnag-undangan yang

berlaku.

Makalah Pengkajian Psikososial di LAPAS IIA Malang 7

BAB IIIPEMBAHASAN

3.1 Pembahasan Umum

3.1.1 Sejarah Singkat

Lembaga Pemasyarakatan wanita Malang pada awalnya berada di tengah kota Malang

tepatnya di jalan Merdeka Timur Alun-Alun Malang. Dengan ciri khas bangunan peninggalan

kolonial Belanda. LP khusus wanita Malang berubah nama menjadi LP wanita klas IIA

Malang dan menempati gedung baru yang diresmikan oleh Kepala Kantor Wilayah pada

tanggal 16 Maret 1987 yang berlokasi di jalan Raya Kebonsari Sukun Malang dengan jarak 5

km dari pusat kota Malang.

LP ini berdiri diatas tanah seluas 13.780 m2 dan luas bangunan 4107 m2.LP wanita

klas IIA Malang berkapasitas 164 orang, dan penghuni LP saat ini rata-rata 300 orang yang

terdiri dari narapidana dan tahanan. Saat ini petugas LP wanita klas IIA Malang berjumlah 67

orang termasuk petugas pengamanan 32 orang. Sejarah berdirinya LAPAS ini adalah sebagai

berikut:

1) Sebelum tahun 1969 Lembaga Pemasyarakatan wanita Malang yang berada di Jl.

Merdeka Timur no. 4 Malang disebut Lembaga Pemasyarakatan II yang

administrasinya menjadi satu dengan induknyayaitu daerah Pemasyarakatan Malang.

2) Surat Keputusan Menteri Kehakiman R.I .NO.DDP.4.1/5/4, tanggal 31 Maret 1969

memutuskan:

Memisahkan LP. Malang II Dari Induknya Yaitu Daerah Pemasyarakatan

Malang

Menetapkan LP. Malang II menjadi LP khusus wanita Malang terhitung mulai

tanggal 01 April 1969.

3) Surat Keputusan Menteri Kehakiman R.I NO.DDP 4.1/6/4 tanggal 15

April 1969 memutuskan: Ibu Sumijani dibebaskan dari pimpinan LP Wanita II dan

diangkat menjadi Direktris LP khusus wanita Malang terhitung mulai tanggal 01 April

1969.

4) Surat Keputusan Menteri Kehakiman R.I NO.DDP 4.2/15/79 tanggal 09 Desember

1970 memutuskan: Ibu RA. Sumijani bebas tugas terhitung mulai tanggal 01

Desember 1970

5) Surat Keputusan Menteri Kehakiman R.I NO.DDP 4.2/9/35 tanggal 02 April 1971

memutuskan Ibu Suwarni, SH diangkat menjadi Direktris LP khusus wanita Malang.

Makalah Pengkajian Psikososial di LAPAS IIA Malang 8

6) Surat Keputusan Menteri Kehakiman R.I NO.JS. 4/6/3 Tahun 1977 tanggal 30 Juli

1977 tentang penetapan klasifikasi dan balai BISPAE memutuskan: LP khusus wanita

Malang Klas I terhitung mulai tanggal 30 Juli 1977.

7) Surat Keputusan Menteri Kehakiman R.I NO.M.01-PR.04.03 tahun 1985 tanggal 26

Februari 1985 tentang organisasi dan tata kerja LP memutuskan: LP wanita Malang

Klas I menjadi LP klas IIA wanita Malang.

8) Peresmian gedung LP Wanita Malang baru di Jl. Raya Kebonsari tanggal 16 Maret

1987 oleh kepala kantor wilayah Departemen Kehakiman Jawa Timur Bpk. Charis

Subianto, SH.

9) Surat Keputusan Menteri Kehakiman R.I NO.A 2594-KP.04.04-1986 tanggal 01 Juli

1986 memutuskan Ibu Suwarni, SH pindah tugas dari LP Kelas IIA wanita Malang

menjadi kepala LP wanita kelas IIA Tangerang.

10) Surat Penunjukan kepala kantor Wilayah Departemen Kehakiman Jawa Timur No.

W10.KP.04.15-3322 tanggal 10 Desember 1986 memutuskan Drs. I. Soegiarto.

Jabatan kepala LP Kelas I Malang ditunjuk sebagai pejabat sementara LP kelas IIA

wanita Malang.

11) Pada tanggal 27 April 1987 menempati gedung LP kelas IIA wanita Malang.

12) Surat Menteri Kehakiman R.I No. A.1128-KP.04.04-1987 tentang pengangkatan dan

alih tugas pejabat eselon III dalam lingkungan Direktorat Jenderal Pemasyarakatan,

maka pada tanggal 22 Juni 1987 dilaksanakan pelantikan kepala LP klas IIA wanita

baru, Ibu Sri Hartati, SH. sampai dengan purna tugas tanggal 01 September 2000.

13) Surat Keputusan Menteri Hukum dan Perundang-undangan R.I No.M.2006-KP.04

tahun 2000, tanggal 27 Juni 2000 tentang pengangkatan dan alih tugas dalam

lingkunga Departemen Hukum dan Perundang-undangan maka pada tanggal 04

September 2000 dilaksanakan pelantikan kepala LP klas IIA wanita Malang yang

baru Ibu Hasnah,Bc.IP,SH. sampai dengan purna tugas tanggal 01 Januari 2004.

14) Surat Keputusan Menteri Kehakiman dan HAM RI No.A39.KP.04.04 tahun 2004

tanggal 5 Januari 2004 tentang pengangkatan dan alih tugas dalam lingkungan

Departemen Kehakiman dan HAM RI. Maka pada tanggal 25 Februari 2004

dilaksanakan pelantikan kepala LP Klas IIA Wanita Malang yang baru Ibu Purwani

Suyatmi, BC.IP,SH. Sampai dengan tanggal 03 Januari 2006 karena yang

bersangkutan alih tugas diangkat sebagai kepala Balai Pemasyarakatan Jakarta

Timur/Utara.

Makalah Pengkajian Psikososial di LAPAS IIA Malang 9

15) Surat Keptusan Menteri Hukum dan HAM RI No. A-4663.KP.04.04 tahun 2005

tanggal 10 September tentang pengangkatan dan alih tugas dalam lingkungan

Departemen Hukum dan HAM RI pada tanggal 04 Januari 2006 dilaksanakan

pelantikan kepala LP klas IIA wanita Malang, Ibu Liesnardiyati, BC.IP,SH.MH.

16) Surat Kpeutusan Menteri Hukum dan HAM RI tanggal 01 Maret 2007 NO. A-

172.KP.04.04 tahun 2007 saudara Y.V. Endang Poernomowati, Bc.IP. diangkat

kepala Lembaga Pemasyarakatan klas IIA wanita Malang sampai dengan purna tugas.

17) Surat Keputusan Menteri Hukum dan HAM RI tanggal 14 Juni 2007 No. M-

998.KP.04.04 tahun 2007 saudara Entin Martini, Bc.IP,SH. Dilantik sebagai kepala

LP klas IIA wanita Malang.

18) Surat Keputusan Menteri Hukum dan HAM RI tanggal 27 Agustus 2008 No. M.HH-

709.KP.03.03 tahun 2008 saudara Martiningsih, Bc.IP,SH. dilantik sebagai kepala

Lembaga Pemasyarakatan klas IIA wanita Malang sampai dengan 31 Maret 2009.

19) Surat Keputusan Menteri Hukum dan HAM RI tanggal 14 April 2009 No.M.HH-

11.KP.03.03. tahun 2009 Saudari Enny Purwaniningsih, Bc.IP,SH, MH. diangkat

sebagai kepala Lembaga Pemasyarakatan wanita klas IIA wanita Malang.

Saat ini lembaga Pemasyarakatan Wanita II A Malang berkapasitas sebanyak 164

orang. Akan tetapi saat ini lembaga diisi oleh 361 warga, diantaranya 328 sudah

diputuskan hakim dan 33 orang lainnya belum memilliki status hokum yang tetap. LP

IIA Malang ini tidak hanya menerima narapidana dari Malang saja, akan tetapi dari

wilayah Indonesia Timur juga.

3.1.2 Visi, Misi, Kebijakan Mutu serta Peran dan Fungsi Lembaga

LP wanita klas IIA Malang memiliki visi, misi, kebijakan mutu, serta peran dan fungsi

lembaga sebagai berikut:

a) Visi

Terwujudnya warga binaan pemasyarakatan yang mandiri, berdaya saing

dan maju yang didukung oleh peningkatan Sumber Daya Manusia Petugas Lembaga

Pemasyarakatan guna meningkatkan mutu pelayanan pembinaan di dalam Lembaga

Pemasyarakatan.

b) Misi

Makalah Pengkajian Psikososial di LAPAS IIA Malang 10

Perwujudan Warga Binaan Pemasyarakatan yang potensial dalam kehidupan

bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Perwujudan kehidupan Warga Binaan Pemasyarakatan yang berkepribadian,

dinamis, kreatif dan berdaya tahan terhadap pengaruh globalisasi.

Perwujudan Sumber Daya Petugas Lembaga Pemasyarakatan yang berfungsi

melayani masyarakat secara professional, berdaya guna, produktif, transparan,

bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme.

c) Kebijakan Mutu

LP wanita klas IIA Malang berkomitmen untuk memenuhi kepuasan pelanggan

melalui pembangunan manusia mandiri, serta peningkatan disegala bidang yang

dilakukan secara berkesinambungan.

d) Peran dan Fungsi Lembaga

Peran dan fungsi dari lembaga ini adalah untuk pembinaan para tahanan dan

narapidana agar dapat kembali ke masyarakat dengan lebih baik, mempunyai bekal di

masyarakat dan lebih mempunyai arti.

3.1.3 Sarana dan Prasaran, serta Kegiatan Pembinaan

a. Pendidikan : Ruang pendidikan dan ruang perpustakaan

Kegiatan : Pembinaan pendidikan melalui kejar paket A, B, dan C,

pembinaan kesadaran hokum, dan perpustakaan

b. Agama : Mushola dan Gereja

Kegiatan : Pembinaan mental spiritual melalui pembinaan agama baik

secara umum maupun konseling

c. Olahraga : Lapangan volley, lapangan badminton, lapangan senam, tenis

meja, karambol

Kegiatan : Senam, bola volley, badminton, tenis meja, karambol

d. Kesenian : Gamelan, Seni tari, Kulintang

Kegiatan : Pembinaan seni karawitan, seni tari, kulintang, latihan orgen

e. Perawatan kesehatan : Ruang Poliklinik dilengkapi dengan sarana peralatan gigi,

Dokter Umum, Dokter Gigi paruh waktu

Perawat pelayanan kesehatan meliputi :

konsultasi kesehatan

pemeriksaan kesehatan

tes laboratorium

pengobatan

Makalah Pengkajian Psikososial di LAPAS IIA Malang 11

rawat inap

pemeriksaan gigi

konsultasi psikologi secara insidentil

f. Perawatan makanan : Tersedia ruang makan

Pelayanan makan : Dilaksanakan sehari 3 kali dengan system packing dan makan

bergantian tiap blok masing-masing bergiliran makan bersama

di ruang makan, dan minuman tersedia di masing-masing blok

g. Fasilitas pembinaan kemandirian : Ruang kegiatan kerja

Kegiatan : Meliputi pembuatan kecap, pembuatan tahu, merajut,

menjahit, border, payet, batik halus canting dan batik tulis dari

getah pelepah pisang

h. Fasilitas Lain-Lain : ruang kunjungan, wartel, koperasi

i. Lembaga Pemasyarakatan Wanita Klas IIA Malang ini terdiri dari lima blok, yaitu :

Blok I : Anak dan ibu menyusui, serta WNA

Blok ini dihuni oleh semua narapidana yang memiliki anak atau sedang

menyusui, serta WNA (Warga Negara Asing).

Blok II : Khusus narapidana narkoba

Sebagian besar penghuni LP ini adalah kasus narkoba sehingga pada

blok ini tidak cukup untuk menampung narapidana narkoba jadi ada sebagian

narapidana yang ditempatkan di blok yang lain.

Blok III: Hukuman satu tahun ke atas

Pada blok ini ada bermacam-macam kasus diantaranya kasus

pencurian, kasus pemalsuan surat, kejahatan mata uang, pembunuhan, dan lain

sebagainya.

Blok IV: Kasus-kasus bukan narkoba

Pada blok ini ada bermacam-macam kasus diantaranya kasus

pencurian, penggelapan, trafficking, dan lain sebagainya. Lama masa

hukuman napi di blok ini juga bermacam-macam, ada yang dibawah satu

tahun dan ada yang diatas satu tahun.

Blok V: Tahanan dan penghuni baru

Pada blok ini hanya dihuni khusus tahanan dan penghuni baru LAPAS.

Makalah Pengkajian Psikososial di LAPAS IIA Malang 12

Pada setiap blok ada tiga sel pengasingan kecuali blok I. sel

pengasingan ini digunakan pada narapidana atau tahanan yang mengalami

hukuman atau bagi narapidana dan tahanan PSK.

3.1.4 Struktur Organisasi

3.2 Pembahasan Khusus

3.2.1 Deskripsi Pelaksanaan Penelitian

Program Kegiatan kuliah lapangan untuk menerapkan pengkajian

psikologi

Kegiatan Wawancara

Tujuan Pendekatan dan pengkajian psikologi pada warga binaan

lapas yang memiliki berbagai masalah psikologi

Waktu 2 jam

Jam : 09.00 WIB – 11.00 WIB

Makalah Pengkajian Psikososial di LAPAS IIA Malang

Kepala Lambaga Pemasyarakatan

KASIE. ADM. KAMTIB

KASUBSIE. KEAMANAN

KASUBSIE PELAP. TATIB

KASIE. GIATJA

KASUBSIE BIMKERS & PENGELOLAAN

HASIL KERJA

KASUBSIE SARANA KERJA

KASIE. BINADIK

KASUBSIE REGISTRASI

KASUBSIE BIMKEMAS

KA K.P.L.P

PETUGAS KEAMANAN

KA.SUB.BAG TATA USAHA

KAUR. KEPEG/KU KAUR. UMUM

13

Tempat Balai Serbaguna

3.2.2 Observasi Klien

Contoh salah satu pengkajian psikologi pada narapidana di Lembaga Pemasyarakatan

Kelas IIA Malang

i. Identitas

1. Identitas Subjek

Nama : Ny. NC

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat/Tgl Lahir : Malang

Agama : Islam

Anak ke : 3 dari 3 bersaudara

Status Perkawinan : Kawin

Pendidikan : -

Pekerjaan : Karyawan salon

Alamat : Surabaya

Lama di Lapas : 2 tahun

2. Alasan masuk lapas

Klien kedapatan membawa barang bukti narkoba yang menurut klien bukan

miliknya. Klien mengaku dijebak oleh seseorang yang membantu mencari kontrakan

ii. Psikososial

1. Aspek diri

a. Body image

Rapi, terawat, sopan

b. Konsep bakat

Apakah saudara memiliki bakat dalam bidang tertentu? Jika iya, bisa saudara

ceritakan bakat saudara?

Iya, klien memiliki bakat dalam bidang konveksi. Menurut klien, beberapa

anggota juga memiliki bakat serupa

Makalah Pengkajian Psikososial di LAPAS IIA Malang 14

Lalu usaha apa yang saudara lakukan untuk terus mangasah bakat saudara?

Klien pernah mempunyai perusahaan sendiri dalam bidang konveksi

c. Peran diri

Apakah saudara berkomunikasi baik dengan sesama penghuni disini? Jika iya

bagaimana cara anda berkomunikasi baik dengan sesama penghuni disini?

Cukup baik, klien berkomunikasi sesama penghuni dengan jujur dan

terbukadalam mengatakan sesuatu

d. Ideal diri

Apakah saudara mempunyai cita-cita? Jika iya, apa cita-cita saudara?

Iya, ingin mempunyai usaha konveksi sendiri seperti sebelumnya

Apakah cita-cita saudara sejalan dengan bakat yang saudara miliki?

Iya, sangat beruntung

e. Harga diri

Apakah saudara bisa menerima lingkungan sekarang ini?

Klien kurang bisa menerima dengan keadaan lingkungan saat ini

Apa yang saudara pernah raih, hingga saudara bisa merasakan sukses dalam

hidup saat ini?

Ketika usaha konveksi klien dalam titik puncaknya/dalam masa jayanya

Apa harapan saudara terhadap masa depan setelah keluar dari lapas?

Klien berharap ingin bersama anak-anaknya kembali, menjalani

kehidupan normal,dan membangun usaha konveksi baru

2. Aspek keluarga

Bisa anda ceritakan bagaimana keadaan keluarga saudara?

Klien pernah kawin, namun sekarang sudah cerai, dikarenakan klien berasumsi

tidak adanya kecocokan dalam menjalani kehidupan bersama dengan

suaminya. Anak pertama klien berada di Jakarta bersama saudara, 3 lainnya

Makalah Pengkajian Psikososial di LAPAS IIA Malang 15

bersama kakek (ayah klien)

Bagaimana keadaan ekonomi keluarga saat ini?

Sehubungan dengan klien tidak bekerja, maka segala biaya ditanggung oleh

saudara serta ayah klien

GENOGRAM

3. Aspek Fisiologis

Bisa saudara ceritakan bagaimana akhir-akhir ini kondisi kesehatan saudara?

Klien mengalami sariawan dan sudah diperiksakan di poliklinik

Bagaimana pola makan di tempat ini?

Frekwensi : 3x perhari

Menu : berisi 4 sehat 5 sempurna

Variasi menu: ada 10 variasi menu untuk 10 hari makan

Jumlah : 1 set tempat makan biasa

Jam makan : pagi, siang, sore

Apakah saudara merasakan gangguan saat makan?

Klien merasa tidak mengalami gangguan saat makan

Bagaimana keadaan ruangan tidur saudara?

Terlalu banyak penghuni dimana kapasitas kamar melebihi batas normal

Apakah saudara memiliki gangguan tidur?

Makalah Pengkajian Psikososial di LAPAS IIA Malang 16

Tidak mengalami gangguan tidur

Berapa kali saudara mandi?

2x sehari

Bagaimana keadaan kamar mandi?

Kadang bersih, kadang kotor, tergantung pengguna kamar mandi sebelumnya

Lalu bagaimana saudara mencuci pakaian?

Klien mencuci sendiri pakaiannya

4. Aspek social

Menurut saudara siapa orang yang paling berarti dalam kehidupan saudara?

Mengapa?

Anak klien karena klien menganggap mereka adalah penyemangat hidup klien

Bisakah saudara menceritakan teman anda satu ruangan?

Menurut klien terkadang ada teman satu kamar yang sering sekali membuat

masalah

Adakah hambatan dalam berhubungan dengan orang lain ?

Tidak ada

5. Aspek Spiritual

Bagaimana pemahaman saudara dengan adanya Tuhan?

Sangat paham akan keberadaan Tuhan dan nilai keyakinannya

Bagaimana cara menjalani ibadah saudara sehari-hari?

Menjalani sholat 5 waktu dengan berjamaah

Apa saja yang dapat saudara lakukan untuk beribadah?

Klien berpuasa dan mengikuti pengajian rutin

6. Aspek emosi

Apa yang membuat saudara sedih?

Makalah Pengkajian Psikososial di LAPAS IIA Malang 17

Meninggalkan keluarga terutama anak-anak klien saat klien di lapas

Apa yang dilakukan bila ada perasaan sedih?

Menghibur diri dengan menjalani aktivitas di lapas

Apa yang membuat saudara marah?

Teman satu kamar klien yang sering mencari masalah dengan klien

Apa yang dilakukan pada saat marah?

Klien memilih diam untuk menahan amarahnya

Bagaimana cara saudara mengatasi masalah yang menekan?

Lebih mendekatkan diri pada Tuhan, misalnya dengan berpuasa

iii. Status Mental Klien

Status mental klien :

1. Penampilan : rapi

2. Pembicaraan : cepat

3. Aktifitas sehari-hari : rajin

4. Alam perasaan : sedih

5. Daya tilik diri : diplaycement

6. Interaksi selama wawancara : kooperatif

iv. Mekanisme Koping

Adaptif

Contoh : berbicara dengan orang lain,

mengatasi masalah, melakukan aktivitas

positif, olahraga dll

Maladaptive

Contoh : minum alkohol, menghindar tanpa

menyelesaikan, mencederai diri dll

Berbicara dengan orang lain

Mengatasi masalh

Melakukan aktifitas positif

Berdoa

Beribadah

Mengkonsumsi narkoba

Makalah Pengkajian Psikososial di LAPAS IIA Malang 18

Olahraga

v. Masalah Psikososial dan Lingkungan

Masalah Psikososial dan lingkungan

1. Masalah yang berhubungan dengan lingkungan

Klien merasa lingkungannya kotor akibat ulah penghuni lain. Contohnya

kamar mandi yang kurang bersih karena penghuni lain

2. Masalah yang berhubungan dengan pendidikan

Masalah pendidkan pada klien sendiri tidak ada, namun klien

mengkhawatirkan pendidikan anaknya

3. Masalah yang berhubungan dengan pekerjaan

Klien pernah mengalami kebangkrutan dalam menjalankan usaha konveksinya

4. Masalah yang berhubungan dengan ekonomi

Sebelum bercerai klien tidak ada masalah dengan keadaan ekonominya, namun

setelah bercerai klien harus bekerja untuk menghidupi anak-anaknya, sebelum

klien masuk ke lapas

5. Masalah yang berhubungan dengan keluarga

Bercerai dengan suaminya karena tidak adanya kecocokan dalam menjalani

kehidupan berkeluarga bersama

6. Masalah yang berhubungan dengan kesehatan

Tidak ada masalah kesehatan

vi. Daftar Masalah Keperawatan

No Aspek Masalah

1 Aspek DiriKlien merasa kurang menerima dengan lingkungannya saat

ini

Makalah Pengkajian Psikososial di LAPAS IIA Malang 19

2 Aspek Keluarga Klien mengalami perceraian

3 Aspek Fisiologis Ruang tidur kurang nyaman

4Aspek Sosial Klien merasa terganggu dengan teman 1 kamar yang

mencari masalah

5 Aspek Spiritual Klien tidak mengalami masalah spiritual

6 Aspek Emosi Klien merasa sedih selama di lapas

vii. Daftar Diagnosa Keperawatan

No Aspek Diagnosa

1 Aspek Diri

Konflik peran orang tua b.d pengalaman social yang tidak

menyenangkan akibat penyalahagunaan obat yang d.d klien

mengaku tidak bisa merawat anaknya

2

Aspek Keluarga Gangguan keluarga b.d kehilangan anggota kelurga karena

penahanan yang d.d klien mengeluh tidak bisa bertemu

keluarganya

3Aspek Fisiologis Nyeri b.d peradangan pada rongga mulut yang d.d klien

mengeluh nyeri disekitar bibir

4Aspek Sosial Resiko isolasi social b.d riwayat hubungan yang tidak

memuaskan akibat penyalah gunaan obat

5 Aspek Spiritual

6 Aspek Emosi

viii. Menentukan Rencana Tindakan

No Masalah Aspek Rencana Tindakan

1 Aspek DiriMenganjurkan klien untuk sering berkomunikasi kelurag

yang mengasuh anak-anaknya

2Aspek Keluarga Menganjurkan klien untuk sering berkomunikasi dengan

anggota keluarganya

3 Aspek fisiologis Menganjurkan klien untuk mengkonsumsi vitamin C

4Aspek sosial Menganjurkan klien untuk percaya diri dan tetap

bersosialisasi kepada orang lain

5

6

Makalah Pengkajian Psikososial di LAPAS IIA Malang 20

ix. Kesimpulan Pengkajian Psikologi

Klien displacement terhadap lingkungan lapas saat ini dikarenakan klien ingin

hidup normal dan bersama anak-anaknya kembali. Serta klien ingin mempunyai

usaha sendiri setelah keluar dari lapas

Makalah Pengkajian Psikososial di LAPAS IIA Malang 21

BAB IV

PENUTUP

4.1 KESIMPULAN

Berdasarkan makalah yang kami susun dapat disimpulkan bahwa, walaupun sebagai

warga Binaan Lembaga Pemasyarakatan mereka mempunyai hak dan kewajiban yang sama

seperti masyarakat pada umunya. Di dalam mengisi peran sebagai warga binaan di LP,

mereka tetap menjalankan peran seperti masyarakat pada umunya. Contohnya : memenuhi

kebutuhan rohani, kebutuhan ekonomi, social, dll. Di dalam LP, mereka tidak hanya

menjalani hukm pidana yang ditimpakan, mereka juga mendapatkan pembinaan diri dan

mendapatkan berbagai ketrampilan.Dengan berbekal ketrampilan yang diberikan, Warga

Binaan dapat mandiri dalam kehidupan baik di dalam LP maupun ketika mereka keluar kelak.

Dengan adanya Lembaga Pemasyarakatan diharapkan Warga Binaan dapat kembali ke

masyarakat setelah menyadari kesalahannya dan dapat memperbaiki dirinya kelak.

Dalam melakukan pengkajian di LP memiliki banyak hambatan, diantaranya Bahasa

dan emosi klien yang tidak kami pahami sebelumnya. Oleh karena itu, dibutuhkan ketelitian

dalam berkomunikasi baik verbal maupun non verbal.

4.2 SARAN

Meskipun secara garis besar kami telah memberikan apresiasi yang lebih untuk Lapas

IIA Malang, namun kami juga tidak lupa untuk memberikan saran/masukan yang semoga

bisa menjadi acuan untuk melakukan perbaikan pelayanan kepada klien demi tercapainya

tujuan awal lembaga. Diantaranya adalah :

1. Membangun ruangan/gedung baru untuk ruang sel para penghuni LP

2. Menambah kegiatan-kegiatan yang bermanfaat untuk para penghuni LP

3. Segera mencari tenaga medis untuk mengisi kekosongan dokter gigi

Makalah Pengkajian Psikososial di LAPAS IIA Malang 22

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Makalah Pengkajian Psikososial di LAPAS IIA Malang 23

Sambutan-Sambutan oleh Pengelola Lapas dan Dosen di Balai Pertemuan Lapas

Pemberian Tali Asih oleh Perwakilan Mahasiswa kepada Pengelola Lapas

Makalah Pengkajian Psikososial di LAPAS IIA Malang 24

Mading, Hasil Karya Penghuni Lapas. Salah Satu Sarana untuk Membagi Informasi

Foto Bersama Mahasiswa di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II-A Malang