Upload
ngothuan
View
231
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian
Republik Indonesia
KULIAH UMUM
“Memulihkan dan Memperkuat Landasan bagi
Kenaikan Pertumbuhan Ekonomi Nasional
yang Berkelanjutan”
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS INDONESIA
9 NOVEMBER 2015
2
Outline
2
1. Perkembangan Ekonomi Dunia, Risiko dan
Dampaknya ke Indonesia
2. Perkembangan Ekonomi Indonesia: Tantangan
Perlambatan
3. Respon Kebijakan Pemerintah
4. Pekerjaan Rumah dan Beberapa Isu serta Persoalan
Mendasar Ekonomi Indonesia : Ajakan Pemerintah
3
Perkembangan Ekonomi Dunia, Risiko, dan Dampaknya
ke Indonesia
4
Perkembangan Ekonomi Dunia
• Ekonomi Global mengalami stagnasi dan ketidakseimbangan tabungan dan
investasi
• Negara maju (US, JP, EURO) menghindari reformasi yang bersifat struktural
karena biaya politik yang tinggi, akhirnya hanya mengandalkan kebijakan
moneter
• China sedang mengalami penyesuaian dari pertumbuhan tinggi menjadi
pertumbuhan sedang, dari investasi yang tinggi ke konsumsi yang lebih tinggi,
ditengah persoalan demografi
• Negara negara yang tergantung kepada China dan tergantung kepada
komoditas (Rusia, Brazil, Australia, Afrika Selatan, Malaysia, Indonesia,
Thailand) mengalami perlambatan ekonomi.
• Harga minyak yang turun tajam telah membuat kesulitan negara penghasil
minyak, terutama negara negara Timur tengah mengalami defisit fiskal yang
sangat besar (Saudi Arabia)
5
Resesi Global Dunia menjadi lebih lama manakala para
pemimpin politik menghindar
5
6
Ekonomi
negara maju
mengalami
stagnasi suku
bunga
mendekati
“zero”, dan
inflasi tetap
rendah padahal
kebijakan
pelonggaran
likuitas terus
berlangsung 6
7
Pemulihan Ekonomi Dunia Akan Sangat Lambat
• Dalam jangka menengah (3-5) tahun, perekonomian dunia akan pulih
secara gradual. Pemulihan ekonomi di negara maju tidak sebaik yang
diperkirakan, sementara itu negara berkembang masih akan
mengalami perlambatan.
• Negara negara di Asia masih tetap menjadi motor utama ekonomi
dunia hingga jangka menengah bertumbuh rata rata di kisaran 5%
7
8
Risiko Global Jangka Pendek dan Antisipasi Dampaknya ke
Indonesia
Perlambatan ekonomi dunia dan China yang jauh lebih dalam dari
perkiraan semula berdampak negatif terhadap permintaan dan harga
komoditas :
Defisit di neraca berjalan
Pengurangan pendapatan negara
Keutungan perusahaan berkurang atau bahkan rugi
Pendapatan rumah tangga menurun
Tekanan di pasar keuangan dengan volatilitas yang dapat disebabkan
oleh kenaikan suku bunga di US serta tekanan di pasar keuangan China
berpotensi mendorong perpindahan modal ke negara maju:
Tekanan pada sistem keuangan
Spill over ke sektor riil
Pembayaran hutang dan peminjaman kembali
9
Perkembangan Ekonomi Indonesia:
Tantangan Perlambatan
10
Pertumbuhan PDB
Pertumbuhan Ekonomi dan Pengendalian Inflasi
5.03 5.69 5.50 6.35 6.01 4.63 6.22 6.49 6.26 5.58 5.02 4.73
6.5 6.1
6.8 6.4
3.6
-1.1
4.8
4.1 3.7 3.6
-2.00
0.00
2.00
4.00
6.00
8.00Indonesia Peers (Baa1-Baa3)
Pertumbuhan ekonomi ekonomi Indonesia juga mengalami perlambatan seiring dengan
trend perekonomian global
Pada kwartal ketiga mulai terlihat pemulihan meskipun masih pada tahap awal. Belanja
pemerintah menjadi faktor pemicu untuk menstimulasi aktivitas ekonomi pada Q3.
Kepercayaan investor masih belum sepenuhnya pulih
Inflasi inti cenderung terkendali dalam 4 tahun terakhir. Sementara Indonesia mengalami
deflasi pada bulan Oktober, dan diperkirakan laju inflasi akan berada dibawah 4% pada
tahun 2015
Inflasi
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
20
Jan Mar May Jul Sept Nov Jan Mar May Jul Sept Nov Jan Mar May Jul Sept Nov Jan Mar May Jul Sept
2012 2013 2014 2015
CPI y-o-y
Core y-o-y
Administered Prices y-o-y
Source: Bank Indonesia
11
Transaksi berjalan masih mengalami defisit namun sudah dalam trend yang menurun dan sudah jauh
dibawah 3% PDB.
Neraca Pembayaran Indonesia mengalami surplus dalam dua tahun terakhir akibat dari arus modal
dari luar yang bisa menutupi defisit ditransaksi berjalan.
Pada kuartal kedua arus modal masuk menurun tajam, sebagai akibat dari gejolak yang terjadi di
pasar keuangan China serta kepanikan di pasar dunia.
Ekspor Indonesia masih belum menunjukkan kinerja yang baik, karena terpengaruh oleh penurunan
permintaan global terhadap komoditas, sementara ekspor Indonesia sudah terlanjur didominasi
komoditas sejak tahun 2004.
Diversifikasi ekspor ke barang manufaktur menjadi pekerjaan rumah supaya ketergantungan kepada
komoditas berkurang
Source: BPS, Bloomberg
Transaksi Berjalan dan Arus Modal Masuk
0
20
40
60
80
100
120
140
-10
-5
0
5
10
15
20
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2
2012 2013 2014 2015
Current Account Capital & Financial Account
Overall Balance Reserve Assets
billions USD
billions USD
Neraca Pembayaran Nilai Tukar dan Total Ekspor
12.53
8000
9000
10000
11000
12000
13000
14000
15000
16000
10
12
14
16
18
20
2012 2013 2014 2015 Sep-15
Billio
ns U
SD
Export
IDR
Source: Bank Indonesia
IDR
/US
D
12
8.59 8.36 8.12 7.70 7.61 7.24 7.17 7.41 7.15 7.24 7.45 7.56
7.41 7.14 6.80
6.56 6.32 6.14
5.88 6.17
5.7 5.94 5.81
6.18
0
1
2
3
4
5
6
7
8
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Feb Ags Feb Ags Feb Ags Feb Ags Feb Ags Feb Ags
2010 2011 2012 2013 2014 2015
Jumlah Orang Menganggur
Tingkat Pengangguran (RHS)
(Juta (%)
Penciptaan Lapangan Pekerjaan
Pertanian
Industri
Konstruksi
Perdagangan
Transportasi Pergudangan Komunikasi
Keuangan
Jasa Kemasyarakatan/Peroran
gan
Lainnya
Sumber: BPS
Tingkat Pengangguran Penduduk Bekerja Menurut Sektor
• Penciptaan tenaga kerja juga menurun seiring dengan pertumbuhan ekonomi,
mengakibatkan kenaikan pengangguran.
• Penyerapan tenaga kerja masih lebih banyak disektor perdagangan dan pertanian yang
juga penyumpang terbanyak pekerja informal dengan produktivitas yang rendah.
• Sementara itu penciptaan lapangan kerja di sektor manufaktur mengalami perlambatan.
• Penciptaan lapangan kerja menjadi fokus utama program ekonomi pemerintah kedepan,
mengingat pencari kerja baru yang berusia muda mencapai sekitar 2 juta pertahun
13
Pemerintah Mulai Merespon Secara Konsisten Sejak September 2015
14
Source: Ministry of Finance
Paket Kebijakan Ekonomi Jilid I
… mendorong daya saing industri nasional melalui kebijakan deregulasi, debirokrasi, dan insentif fiskal
Cut Red Tapes
• Deregulasi 81 peraturan
• Kebijakan deregulasi antara lain relaksasi persyaratan pemberian visa, penyesuaian harga untuk industri tertentu dan peningkatan fungsi koperasi
• Penyederhanaan pembuatan ijin usaha dan implementasi e-service
Percepatan Realisasi Proyek Strategis Nasional
• Penyederhanaan ijin tata ruang dan penyediaan lahan
• Percepatan pengadaan barang dan jasa pemerintah
• Kebijakan dalam mengatasi hambatan masalah hukum
• Penguatan peran pemerintah daerah dalam percepatan proyek strategis nasional
Mendorong Perumahan untuk masyarakat berpenghasilan
rendah
• Mendukung perumahan untuk masyarakat berpenghasilan rendah
• Perluasan kesempatan untuk investasi di sektor properti
Source: Ministry of Finance
15
Paket Kebijakan Ekonomi Jilid II
… kemudahan perijinan investasi dan memperbaiki ketentuan atas devisa hasil ekspor
Source: Ministry of Finance
Penyederhanaan Persyaratan Perijinan
• Memberikan perizinan investasi dalam waktu tiga jam
• Pengurusan Tax Allowance dan Tax Holiday yang lebih cepat
• Mempercepat ijin investasi dan produksi sektor kehutanan
Insentif Pajak
• Pembebasan PPN untuk alat transportasi. Pembebasan diberikan untuk galangan kapal, kereta api, pesawat dan termasuk suku cadangnya
• Pengurangan pajak bunga deposito diberikan pada eksportir yang berkewajiban melaporkan devisa hasil ekspor
Fasilitas logistik yang terintegrasi
• Fasilitas insentif pada pusat logistik
• Pembangunan dua pusat logistik berikat di Cikarang dan merak
16 Source: Ministry of Finance
Paket Kebijakan Ekonomi Jilid III
… fasilitasi dalam pelayanan keuangan, pembiayaan ekspor dan pengurangan beban usaha
Penurunan Harga BBM, Listrik dan Gas
• Penurunan harga BBM
• Penurunan harga gas untuk pabrik atau industri tertentu
• Penurunan tarif listrik untuk industri
Penyederhanaan Izin Pertanahan Dalam
Kegiatan Penanaman Modal
• 3 jam untuk informasi ketersediaan lahan
• Percepatan waktu persetujuan untuk ijin pembangunan gedung, dll
Perluasan Wirausahawan penerima KUR
• Keluarga yang mempunyai penghasilan tetap dapat menerima KUR untuk sektor usaha produktif
17
Source: Ministry of Finance
Paket Kebijakan Ekonomi Jilid IV
… peningkatan kesejahteraan pekerja
Sistem Pengupahan yang Adil, Sederhana dan Terproyeksi
• Penyusunan peraturan Upah Minimum Provinsi
• Formula untuk menyusun UMP untuk menjamin kepastian pengupahan
Kebijakan KUR yang lebih Murah dan Meluas
• Penerima KUR adalah individu atau perseorangan yang meliputi : UMKM yang produktif, calon TKI yang akan bekerja diluar negeri, anggota keluarga dari karyawan/karyawati atau TKI yang berpeghasilan tetap, TKI purna
• Usaha produktif yang meliputi: Pertanian, perikanan, dan perdagangan
18 Source: Ministry of Finance
Paket Kebijakan Ekonomi Jilid V
… memperbaiki lingkungan industri dan investasi melalui insentif pajak dan deregulasi perbankan
syariah
Revaluasi Aset
• Semenjak Peraturan dikeluarkan s.d. 31 Desember 2015 dikenakan tarif Pajak 3%
• 1 Januari – 30 Juni 2016 dikenakan tarif Pajak 4%
• 1 Juli s.d. 31 December 2016 dikenakan tarif pajak 6%
Menghilangkan Pajak Berganda Dana Investasi Real Estate, Properti dan
Infrastruktur
• Memperkenalkan produk baru dalam pasar modal
• Skema pajak baru untuk produk pasar modal tertentu (Kontrak Investasi Kolektif-Dana Investasi Real Estate)
Deregulasi di Bidang Perbankan Syariah
• Berkoordinasi dengan OJK, peraturan untuk meningkatkan pengembangan produk dan perluasan bisnis
19
Pasar menyambut positif adanya paket kebijakan pemerintah …
Respon pasar terhadap paket kebijakan pemerintah
Gambar diatas mengilustrasikan bagaimana pasar merespon series paket-paket
kebijakan ekonomi
PAKET III PAKET II
Pergerakan Nilai Tukar Mata Uang beberapa
negara utama ASEAN+India terhadap Dolar AS (2 September -1 November 2015)
Sumber: Bloomberg
PAKET I PAKET V PAKET IV
20
…Pasar menyambut positif adanya paket kebijakan pemerintah
Gambar diatas mengilustrasikan bagaimana pasar merespon series paket-paket
kebijakan ekonomi
Source :
Bloomberg, 2015
Respon pasar terhadap paket kebijakan pemerintah
Pergerakan Indeks Harga Saham beberapa
negara utama ASEAN+India (2 September -1 November 2015)
Sumber: Bloomberg
PAKET I PAKET III PAKET II PAKET IV PAKET V
21
Kepercayaan masih belum sepenuhnya pulih
• Permintaan terhadap kredit perbankan masih lemah serta masih
terlihat penundaan investasi swasta
• Rupiah masih berpotensi mengalami tekanan berat akibat dari
pergolakan sistem keuangan dunia terutama oleh ketidakpastian
kenaikan suku bunga di US serta kepanikan di pasar keuangan China
di samping penurunan harga komoditas secara terus menerus
• Yield atau hasil imbal balik dari surat hutang serta risk premium masih
di level yang tinggi
• Indeks kepercayaan pebisnis dan konsumen masih belum balik arah
22
Meskipun pasar sudah bereaksi positif namun pekerjaan jauh dari selesai.
Pekerjaan rumah : beberapa isu dan
masalah mendasar ekonomi yang harus ditangani
23
Kecenderungan Menabung Turun
Sektor keuangan didominasi oleh sektor
perbankan tetapi kecenderungan
masyarakat untuk menabung menurun • Gross Nasional Saving per GDP dan MPS
cenderung menurun.
• Jumlah rekening mengalami kenaikan, namun
Saldo per Rekening Tabungan cenderung
menurun.
GDP/Cap MPS
GNS/GDP
Sumber: OJK
24
Sementara Kebutuhan Pendanaan Investasi Meningkat
RPJMN 2015-2019 Rp Triliun
1) Dukungan pendanaan APBN yang diharapkan
2) Dukungan pendanaan BUMN yang diharapkan.
3) Kemampuan maksimal swasta melalui percepatan kerjasama pemerintah dan swasta
termasuk business to business
4) Kenaikan karena pertambahan komponen tol laut serta biaya rutin
5) Alokasi tersebut terdiri untuk kegiatan Angkutan Perkotaan Berbasis Rel dan Jalan.
6) Kemampuan PT PLN hanya sekitar 250 T, selebihnya memerlukan PMN
Sektor APBN1 APBD BUMN2 Swasta3 Total
Jalan 340.0 200.0 65.0 200.0 805.0
Kereta Api 150.0 - 11.0 122.0 283.0
Perhubungan Laut4 498.0 - 238.2 163.8 900.0
Udara 85.0 5.0 50.0 25.0 165.0
Darat (termasuk ASDP) 50.0 - 10.0 - 60.0
Transportasi Perkotaan 5 90.0 15.0 5.0 5.0 115.0
Ketenagalistrikan 6 100.0 - 445.0 435.0 980.0
Energi (Migas) 3.6 - 151.5 351.5 506.6
Teknologi Komunikasi dan
Informatika 12.5 15.3 27.0 223.0 277.8
Sumber Daya Air 275.5 68.0 7.0 50.0 400.5
Air Minum dan Limbah 227.0 198.0 44.0 30.0 499.0
Perumahan 384.0 44.0 12.5 87.0 527.5
TOTAL INFRASTRUKTUR 2,215.6 545.3 1,066.2 1,692.3 5,519.4
Persentase 40.14% 9.88% 19.32% 30.66%
100.00
%
Source:Bappenas
25
Pekerjaan Rumah dan Beberapa Isu serta Persoalan Mendasar
Ekonomi Indonesia
26
1. Perbaikan stok modal manusia berkualitas
2. Pemupukan tabungan dan modal secara berkesinambungan (baik
dari dalam maupun luar negeri)
3. Perbaikan Total Factor Productivity (TFP) atau penurunan ICOR
4. Perbaikan kelembagaan (hukum, legislatif dan eksekutif (pusat-
daerah)) secara terus menerus sehingga mampu mendukung
pembuatan kebijakan yang dapat memenuhi kebutuhan masyarakat
secara berkesinambungan dan mengimplementasi kebijakan secara
efektif dan efisien
ISU MENDASAR YANG MENJADI PEKERJAAN RUMAH DAN MASIH HARUS
DITANGANI SECARA SERIUS
27
Stok Kapital Manusia Berkualitas
• Kenaikan sumber daya manusia, yang berkualitas, sehat, berpendidikan (punya
keahlian)
• Akses secara luas terhadap pendidikan, kesehatan dan perumahan adalah dasar
pembentukan kualitas tenaga kerja
• Kualitas pendidikan dasar, relevansi dengan pekerjaan (sesuai dengan target
industrialisasi)
• Penyiapan pendidikan dan pelatihan prioritas STEM (science, technology, engineering,
mathematic)
• Standar tinggi pelatihan, magang, akademi, politetnik, kejuruan
• Peningkatan keahlian tenaga kerja secara terus menerus dan “long live (mengurangi
mismatch) produktivitas kenaikan kompensasi (gaji)
• Siapa yang membiayai training? Swasta, pemerintah (insentif pajak, pooling fund grup
swasta, dana pemerintah, hibah)
• Jika salah satu prioritas adalah menciptakan lapangan pekerjaan (karena Indonesia
mengalami labor surplus yang besar), sektor mana yang manjadi fokus (Manufaktur
yang beroriensi ekspor, dengan produktivitas yang lebih tinggi dari sektor pertanian)
28
Pemupukan Tabungan Dalam Negeri untuk Menutupi Gap Antara
Tabungan dan Investasi
• Kenaikan tabungan rumah tangga sejalan dengan kenaikan pendapatan, suku bunga
tabungan yang menarik, kemajuan sektor keuangan, anggaran belanja pemerintah yang
disiplin ditengah bonus demografi yang kita sedang nikmati.
• Arah inisiatif penting adalah memindahkan tabungan fisik (tanah, rumah, emas, ...)
menjadi tabungan keuangan (deposit, skema asuransi, dana pensiun, tabungan
berkontrak dll).
• Harus dipastikan tingkat bunga tabungan riil yang positif dalam lingkungan inflasi yang
rendah dan stabil.
• Usaha untuk mencapai sasaran ini dapat difasilitasi oleh perjanjian atas kerangka
kebijakan moneter antara BI dan Pemerintah. Kebijakan moneter yang konsisten dan
kredibel menjaga inflasi dan ekpektasi inflasi menjadi kunci utama.
• Dari tren urbanisasi dan perpanjangan usia hidup, banyak potensi perpindahan dari
tabungan keuangan bank kepada tabungan berkontrak seperti dana provident dan
pensiun, produk asuransi jiwa.
• Produk keuangan dengan elemen jaminan sosial seperti diatas juga ideal untuk
pembiayaan proyek infrastruktur yang membutuhkan jangka waktu pengembalian yang
lama.
• Reformasi sektor keuangan diarahkan untuk memfasilitas hal tersebut di atas
29
Masuknya Tabungan Luar Negeri dan Pengelolaan Neraca Berjalan
• Defisit neraca berjalan adalah cermin dari tabungan (arus modal) luar negeri yang masuk, yang harus
dikendalikan dengan baik dan menjadi bagian integral dari strategi pembiayaan pembangunan
ekonomi.
• Kita memerlukan tabungan luar negeri berupa arus modal yang stabil masuk ke dalam negeri,
utamanya bentuk ekuitas maupun FDI. Namun ketergantungan yang terlalu besar terhadap tabungan
luar negeri menaikkan kerentanan terhadap krisis keuangan.
• Penciptaan lingkungan bisnis yang nyaman buat FDI, termasuk ketersediaan infrastruktur, kemudahan
pemberian izin, kepastian aturan dan hukum, proteksi kepemilikan, dll.
• Strategi untuk menarik modal asing (FDI) untuk pembiayaan investasi di sektor manufaktur dan sektor
pendukungnya serta prioritas untuk manufaktur yang berorientasi ekspor, akan menjamin
keseimbangan beraca berjalan jangka panjang.
• Pembiayaan investasi publik yang tergantung kepada pembiayan luar negeri juga harus dikendalikan.
• Gelombang arus modal, jika tidak dikelola secara hati hati, seringkali terkait dengan ketidak
seimbangan makro-ekonomi dan keuangan serta potensi krisis. Daya absorbsi pasar keuangan dalam
negeri harus di perbesar dan diperdalam, sehingga dapat meminimalisir dampaknya terhadap rupiah.
• Pengelolaan hutang luar negeri pemerintah maupun swasta perlu dikendalikan secara baik
• Volatilitas kebijakan moneter ekonomi maju baru baru ini menjadi sumber volatilitas arus modal dan
nilai tukar di negara berkembang, termasuk indonesia.
30
Peningkatan Produktivitas Untuk Pertumbuhan Tinggi Secara
Berkesinambungan
• Produktivitas merupakan penentu utama tingkat pengembalian investasi dalam suatu ekonomi
baik dalam tingkat nasional, maupun di tingkat sektoral.
• Mengimplementasikan reformasi terintegrasi yang mendorong transfer teknologi, memfasilitasi
perubahan struktural dan mengurangi “kesalahan alokasi” sumberdaya akan menaikkan
produktivitas dan potensi pertumbuhan
• Secara umum, kenaikan kuantitas dan kualitas infrastruktur dan modal manusia, perdagangan
yang lebih terbuka, sistem keuangan yang maju dan efisien, kebijakan perpajakan dan
pengeluaran yang tepat (efisien dan efektif) dan lembaga ekonomi yang handal yang
memajukan kompetisi, memfasilitasi masuk dan keluar, mendorong kewirausahaan dan
inovasi akan menaikkan produktivitas.
• Tiga peluang pertumbuhan produktivitas :
– Mengejar pertumbuhan dengan menyerap teknologi dan ide dari negara maju. Hal ini dapat
dilakukan melalui imitasi, difusi dan adaptasi teknologi dan ide, mengingat Indonesia masih
jauh dari “technology frontier”
– Perubahan struktural kepada sektor dan aktivitas baru dengan produktivitas yang lebih
tinggi. Hal ini akan sangat tergantung kepada berbagai reformasi kebijakan, kelembagaan,
serta kemampuan tenaga kerja dan ketersediaan modal untuk berpindah kepada sektor
yang lebih tinggi produktivitasnya.
– Pertumbuhan produktivitas dalam satu sektor melalui perbaikan alokasi sumberdaya yang
lebih efektif.
31
ILUSTRASI
2014 2015 2016 2017 2018 2019
PDBtumbuh 5.1 5.8 6.6 7.1 7.5 8
I/GDP 32.7 33.3 34.1 35.1 36.1 37.1
ICOR 6.4 5.7 5.2 4.9 4.8 4.6
Tabungan
External 3.1 3 2.9 2.4 1.8 1.1
Domestik 29.6 30.3 31.2 32.7 34.3 36
• Untuk dapat bertumbuh sebesar 8% dalam lima tahun (medium term), Indonesia
membutuhkan investasi sejumlah 37.1% dari total PDBnya.
• Dari total 37.1% PDB tersebut, diperlukan tabungan domestik yang sejumlah 36% dari
total PDB, dan 1.1% sisanya dari tabungan luar negeri. Tabungan luar negeri tak lain
adalah capital account surplus (FDI) atau current account defisit di neraca
pembayaran Indonesia.
• Tak hanya itu, nilai ICOR juga harus diturunkan ke tingkat 4.6.
Semakin kecil nilai ICOR berarti semakin efisien suatu negara memproduksi output.
• Sebagai pembanding : ICOR India:4.4, ICOR China: 5.2, sementara I/GDP India
~35%, I/GDP China ~ 45%
yang memperlihatkan kenaikan Investasi (Tabungan) dan penurunan ICOR atau
kenaikan ICOR atau Kenaikan TFP menjadi kunci mencapai pertumbuhan yang
lebih tinggi
32
• Lembaga-lembaga ekonomi mempengaruhi pembangunan ekonomi karena mereka menciptakan insentif (positif atau negatif) yang berdampak terhadap modal fisik maupun modal manusia
Institutions incentives investment growth/jobs
• Lembaga-lembaga ekonomi menjadi “endogeneus” dan ditentukan oleh pilihan bersama masyarakat berdasarkan konsekuensi ekonomi yang ditimbulkannya.
• Lembaga yang produktif (efisien dan efektif) akan menghasilkan pertumbuhan dan lapangan kerja (pembangunan ekonomi) yang lebih baik serta berkesinambungan
AJR 2004, NBER, AR 2012, Why Nation Fail
FORMASI KELEMBAGAAN DAN EFEKTIVITASNYA SANGAT MENENTUKAN Acemoglu, Johnson and Robinson (AJR, 2004) (AR 2012)
33
Acemoglu, Johnson and Robinson, NBER 2004
Kelembagaan Politik dan Ekonomi Menjadi Penentu Kinerja Pertumbuhan
dan Distribusi Pendapatan Kedepan
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian
Republik Indonesia www.ekon.go.id
2015