Upload
others
View
13
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
2
Daftar Isi
AKU TIDAK INGIN SEPERTI MEREKA ................................................................................... 3
Bangkitlah Insan Muda Islam ......................................................................................................... 5
Kaki mungil .................................................................................................................................. 10
Durjana Modern ............................................................................................................................ 11
FACEBOOK ................................................................................................................................. 12
HADIRMU ................................................................................................................................... 13
Ia Temanku bukan SAHABATKU ............................................................................................... 15
Impianku Terenggut oleh Butaku ................................................................................................. 16
Kutangguhkan cintaku .................................................................................................................. 18
Merah sang air............................................................................................................................... 19
Penting .......................................................................................................................................... 19
Petunjuk ........................................................................................................................................ 21
Sang penyempurna ........................................................................................................................ 22
Sesak dalam jutaan nafas .............................................................................................................. 24
Titik-Titik Air ............................................................................................................................... 26
Wajah tak berupa .......................................................................................................................... 30
Wajah mu ...................................................................................................................................... 32
Maya ............................................................................................................................................. 34
3
AKU TIDAK INGIN SEPERTI MEREKA
Andai kata itu tak terucap
Kantong mataku pasti tak menggelembung
Untuk sekedar membuat mereka tersenyum
Tiupan angin diselingi air
Ikatan duri menghujam jantungku
Dada terasa sesak oleh nafas mereka
Aliran darah terasa mati
Kilat-kilat cahaya mata yang hina
Ingin hatiku memeluk ridhonya
Naungan indah yang sejuk
Gelap takkan lama mengiringi
Intaian musuh pun akan menghilang
Nilai matipun akan luntur
Sesok cahaya hitam
Enggan meninggalkan mereka
Pencaran kegelapan menyelimuti auranya
Entah kenapa aku terpelanting
Ringkihnya badan tak lagi kuasa
Tentang mengejar awan putih yang indah
Indah di dalam surga cintaMU
4
Masa kini terjulang suara
Erangan sakit olehnya
Raut wajah tersangkut dariku
Elok rupa sungguh tak berarti
Karena masa lalu yang mengumbar kekerasan
Alangkah suram masa lalu mereka
10 Nopember 2011
5
Bangkitlah Insan Muda Islam
Usia muda
masa–masa penuh tanya
Penuh hiasan namun sebenarnya kelam
suram penuh rintangan
Batuan runcing tak lelah mengiringi setiap langkah
Langkah-langkah kecil yang berat
Namun semua terus melangkah menuju satu kenyataan
Bahagia atau sengsara
Insan-insan muda
Anggap nafasmu adalah janji
Janji bahwa kita harus melaksanakan satu tugas suci
Tugas suci yang ada sejak bermulanya zaman…
Sebuah tugas sebagai tanda sayangmu pada sesamamu
Tugas ini begitu suci
Hingga malaikat-malaikat nan suci tak kan lelah menemanimu
Langkahmu
Bahkan sehelai rambutmu
Takkan luput dari perlindungannya
Begitu sucinya tugas ini hingga
6
Tak satupun tugas lain yang setara atau bahkan lebih mulia . . .
Tugas suci
Tugas suci seorang insan muda islam
Adalah menyadarkan saudara-saudaranya yang tersesat
Tersesat dalam jurang derita
Jurang yang begitu kelam suram
Hingga tak setitikpun cahaya dapat menembus
Merasuk keruang itu
Karena didalamnya hanya ada orang-orang nista
Orang yang menistakan Islam
Orang yang menistakan kekuasaan Allah
Karena . . .
Mereka adalah Kafir
Nama yang dengan bangga mereka kumandangkan
Disetiap sudut kosong yang tak terjangkau oleh satu mata
Karena sesungguhnya
Mereka hanyalah segelintir orang yang takut!
Takut akan beban dunia dan derita dunia...
Takut akan kekecewaan
Bahkan mereka takut akan masa depan yang tak menentu
7
Tapi mereka tak takut akan api neraka yang membara
Mereka
Mereka adalah orang-orang lemah
Orang yang menghianati kehidupannya
Tergiur akan janji-janji dunia
Yang sebenarnya hanyalah sekejap
Dan takkan terulang lagi
Tapi itulah mereka
Mareka selalu membujuk. . .
Merayu . . . mengajak . . .
Para muslim yang tengah goyah
Para muslim mereka anggap bagai intan permata
Dimana sekalipun digenggamnya
Takkan dengan mudah mereka lepaskan
Para muslim yang telah jatuh
Terperosok masuk kedalam kaum kafir
Sesungguhnya mereka telah menghapus semua hal baik dalam dirinya
Bahkan mereka menghapus mimpi mereka akan Syurga
Semuanya hilang tak tersisa
8
Yang tersisa hanyalah duka nestapa yang akan mereka nikmati
Bersama dengan api neraka
Karena mereka telah mendustai agama
Agama yang sempurna
Agama yang menjanjikan kebahagiaan bagi penganutnya
kebahagiaan yang tak kan pernal luntur
Lapuk dimakan zaman
Karena Syurga itu kekal abadi sampai kapanpun
Syurga
Sebuah hadiah yang kita nantikan
Sebuah tempat yang maha sempurna
Yang tak ternilai harganya
Tak tergantikan oleh apapun,
Siapapun di dunia ini. . .
Meski terkadang
tanpa sadar kata-kata
Perbuatan
Pandangan
Bahkan kedipan mata
9
menjauhkan kita dari Syurga
Maka dari itu selagi matahari masih dapat bersinar
Bulan pun masih setia menemani bumi
Jangan kau sia-siakan
Usiamu yang hanya seujung jarum
Kita harus maju
Kita harus bangkit
Bangkit! . . .
Kobarkanlah semangatmua
Tinggalkan semua dosa-dosa mu
Hancurkan para ulat yang menggerogoti akar-akar Islam
Islam
Kita jaga Islam
Hingga kedua telapak kaki ini
Menginjak Pintu Syurga
10
Kaki mungil
Angin mendesir
Mengangkat tubuh mungilnya
Di pangkuan kehangatan
Senyum tersungging menemani singkat bahagianya
Siang nan terik dan malam yang dingin
Tak menciutkan hatinya yang mungil
Tapi…
Itulah detil kehidupan nya
Kala sang durjana datang
Bak seonggok daging yang hina
Memamerkan gigi-gigi tajamnya
Mengoyak hati mungilnya
Hujan
Hanyalah hujan
Yang temani tubuhnya yang
Mungil
11
Durjana Modern
Dunia ku kini
Tak sedikitpun celah untukku
Celah untukku tersenyum
Celah untukku belajar
Celah untuk semua mimipi-mimpi ku
Semua mereka rampas
Semua mimpiku mereka ambil
Semua mimpi tentang bangsaku mereka koyak
Sampai aku tak berdaya
Takk hanya itu
Mereka hancurkan teman-temanku
Dan Mereka gadaikan semua dengan kekuasaan
Kekuasaan yang semu
Tapi aku bukanlah kaki mungil yang hanya bisa diam
Aku tak suka mimpi ku,
Teman-temanku, diambil oleh mereka
Mereka
Mereka sang durjana modern
Perusak sendi-sendi bangsaku
Perusak sendi-sendi agamaku
Karena mereka
DURJANA LAKNATULLAH
12
Fatamorgana rusuh kehidupan merpati hitam
Andai kutapaki olehnya cita busuk pun terkelabui
Ego memuncak kala pagi baru menjelang
Bau harum semerbak hilang seketika
Ontel globalisasi berputar hebat
Onar fikir sungguh mengerikan
Koreng nesapa penumpuk dosa
13
HADIRMU
Angin semilir tak berujung memuali kesedihanku
Aku merasa tak ada
karena aku tak dapat merasakan
keberadaan ku dalam hidup ini
Aku hanya bagai angin
yang berlalu tanpa jejak
Aku ditinggal pergi oleh meraka
yang tiada simpati pada ku
Tenagaku tak kuasa menahan semua
Namun . . .
Terbayang sesosok mentari dalam hitam ku
yang bersinar mengisi jiwaku yang sepi
Tatapan nya begitu dalam
Hingga aku tak dapat menahan getarannya
Wajahnya
mengalihkan semua kepayahan
dalam kesendirian dihimpit cobaan
Desah nafasnya
memberikan nafas untukku
14
Ku buka sedikit pintu hatiku
Agar kasih yang kau bawa
Dapat kurasa hingga ketulangku
Aku yang selama ini mengharapkan mu
Ada . . .
Tapi baru sekarang ku temukan dirimu
Diantara bulir-bulir pasir yang tercecer
Berhamburan bersama kepedihanku
Suara mu yang begitu merdu
Membawa ku mengalir
Melewati rintangan demi rintangan
Bagai air yang tak berdosa
15
Ia Temanku bukan SAHABATKU
Pertama kali
“Aneh”
Tak pernah terbesit diasaku
Kalau ia…
Keni menjadi temanku
Teman mengasihi kesedihan
TAPI
Kala aku tengah bersedih?
Dimana ia?
Ia sedang berkumpul
Memupuk kebahagiaan
Bersama kebahagiaan semut-semut merah itu
Akhirnya
Aku tahu
Ia memang temanku
Tapi bukan…
SAHABATKU
16
Impianku Terenggut oleh Butaku
Iming-iming angan besar
Merangkak naik seiring terbit fajar
Puncak bukit tak lahi jauh
Injakanku tak boleh goah
Andaikata Allah tak mengizinkan
Naungan ilahi ak berkehendak
Rahmat Allah akan tetap kupertahankan
Untuk hidupku yang lebih baik
Terang langit di kala siang
Enggan mendepak nurani kehidupan
Rindu akan mimpiku
Entah kapan akan hadir dalam hidupku
Notasi kehidupan begitu mengalun
Gondok-gondok kerusuhan menumpuk
Gendang kehidupan berabuh ringan
Unsure-sur tak berhenti bereaksi
Teropong langit mendayu-dayu
Ontel berputar seiring pedal dikayuh
Lalu aku?
Entah mengapa aku malas mengayuh
Hantu besar itu begitu mengerikan
17
Bayangan hitam yang tadinya hanya kuanggap semu
Unsur mata terbelalak
Tetes air mtaku tak bisa menebus duka itu
Ah… aku percaya sesuatu
Kuasa ilahi tak bisa kuatur
Untuk hidupku nanti hanya ALLAH yang tahu
18
Kutangguhkan cintaku
Ku lihat cinta terbit di asaku
Melingkari rindu akan cerita sehari-hari
Camar pagi memecah lamunan panjangku
Meninggikan angan untuk meninggalkanmu
CINTAKU
Kuloloskan sebuah harapan
Untuk menggapai temanmu lainnya
Sehingga aku bisa meningkatkan hidup
Cinta dan sayangku
Untuk mereka yang mengerti inginku
Ketertarikanku akan dirimu
Harus ku mampatkan atau …
Ku hilangkan semuaa citra tentangmu
Ku tangguhkan cintaku demi …
Demi ketenanganku
Demi surgaku bersama cinta-cintaku yang lain … T_T
31-10-2011
19
Merah sang air
Pagi hening dengan deru mesin
Tubuh yang mungil disudut bumi
terpaku menatap sang langit
Tubuhnya menggigil di temani debur ombak
yang seirama dengan detak jantungnya
Dari matanya tersorot harapan
Harapan yang mungkin sama dengan teman-temannya
Yakni . . .
BEBAS!
Ia menjerit
Menyeru ”GEMBEL”
Ia tak dapat membendung amarahnya
Dengan baju berlumur darah
Tubuh yang sudah hancur
Ia langkahkan kaki dengan penuh kepastian
HIDUP atau MATI
Penting
20
Suara-suara bergeming
Saling tumpang tanpa banding
Bingung dan sepi bersanding
Tatkala malam tak berdinding
Beratap titian air tak terbimbing
Tak tahu entah apa yang ku sanding
Cahaya putih yang berkilau
Bagai goresan mutiara
Tercecer berhamburan
Semua tak gentar menantang fikiran
Yang mengaung begitu girang
Penantianku . . .
Penantianku kini telah bermuara
Kala setapak anak tangga mampu ku raih dan tak pernah kusangka
Anak tangga yang usang itu
Adalah
Jawaban dari semua pertanyaan ku
tentang hidupku
21
Petunjuk
Langkah hidupku begitu berat
Kala hidup ku penuh rintangan
Penuh sesak dengan cobaan
Namun hanya Engkau yang menguatkanku
Bangun dari keterpurukan yang begitu pedih
Menyesakkan dadaku yang semakin sempit
Tak terbendung sembab ku
Teraliri aliran air mataku
Yang tak bisa ku redam
Tangisku menetes seirama dengan
Hujan yang turun dengan derasnya
Mengiringi langkah menuju hangatnya
Surgamu
22
Sang penyempurna
Disudut kosong aku termenung
Terngiang sebuah kisah
Seorang figur pemimpin
Utusan sang pemilik dunia
Pemilik jiwa ku yang bimbang tak berdaya
Porak poranda tak bertuan
Nafasku sesak
Seakan tak ada lagi oksigen untukku
Sang penyempurna telah lahir
Membawa kesejukan yang tiada tara
Ia bagai oasis di gurun pasir yang tandus
Yang tak kan pernah surut sampai kapanpun
Ia lah standar keimanan
Ia lah contoh bagi umat sesudahnya
Karena ia yang terakhir
Tapi ialah Sang penyempurna
Hadirnya bagai kucuran nikmat
Yang mengucur bagai aliran air
Yang mengalir begitu fleksibel
Melewati celah demi celah
Yang begitu sulit
23
Tapi ia tetap kukuh
Dan akan terus menguras semua energi nya
Ia lah
Sang penyempurna
Ia tak pernah lupa bersyukur
Meski ia tahu
Walau ia hanya melamun
dari ia lahir sampai ajal menjemput
Ia tetap akan mendapat tempat impian
Tempat yang tiada tandingannya
Tempat idaman semua
Namun . . .
Sang pencipta berkehendak lain
Ia akan tetap menjadi insan yang terbaik
Mutiara yang selalu bersinar dimanapun
Kapanpun
Di zaman apapun ia lah sang penyempurna
24
Sesak dalam jutaan nafas
Ku songsong pagi dengan senyuman
Yang teriring dengan lantunan penyeru
Yang selalu siap membawaku
Bersujud dan kutumpahkan semua
Semua keluh resah dan gelisah
Kepada Sang Maha Satu
Kuratapi hidupku yang begitu malang
Sesak melihat diriku yang hanya diam
Melihat para pemburu dosa berkeliaran
Dengan senyum yang selalu tersungging
Menghiasi wajahnya yang tak indah
Mereka menggerogoti kebahagiaan mereka
Mereka aniaya dirinya sendiri
Hanya dengan selember kertas yang penuh dengan dusta
Tapi !!!!
Tinta pecundang itulah jannah bagi mereka
Menjadi tolak ukur kehidupan mereka
Menjadi sebuah acuan untuk mendapatklan kebahagiaan semu
Kebahagiaan dunia
25
Yang hanya akan menghantarkan mereka menuju
Malaikat Malik .a.s.
Neraka!!!
26
Titik-Titik Air
Titik-tik air
yang jatuh berguguran
Membuat hatiku gelisah dan bertanya
Akan seperti apakah hidupku?
hidup saudara-saudara ku
di dunia yang hitam kelam dan penuh noda
yang saat ini tengah ku pijak
Titik-titik air
yang berkumpul dibawah pelupuk mataku
Bagaikan beban yang begitu berat
yang harus ku tanggung
Tanpa ada kekuatan tuk menghentikannya
Sampai akhirnya ku lelah!
aku lelah!
Tubuhkupun tak mampu lagi berdiri tegak
dan akhirnya aku jatuh terkulai lemas
Ketika mataku terpejam
kulihat titik-tik air
27
yang berselimutkan awan hitam
bercampur guntur yang saling bersahutan
Membuat gelisah dan bertanya-tanya
Adakah suatu hal yang kan terjadi
Bagiku . . .
Bagi saudara-saudaraku?
Tapi aku tak dapatkan jawaban
Hingga aku mulai putus asa . . .
Titik-titik air
yang semula membuatku putus asa
Namun aku terus mencoba menggali dan menggali
hingga akhirnya ku temukan sebuah kenyataan
bahwa
Titik-titik air itu
Menandakan jutaan air mata
yang jatuh tak terbendung
dari setiap pelupuk mata saudara-saudara ku
yang jauh disana . . .
28
Saudara-saudaraku yang tak tahu apa-apa
Diterjang ribuan peluru musuh yang tak tahu arah
Hingga tubuh mereka tercabik-cabik
Sampai-sampai mereka tak mampu lagi berdiri tegap
dan akhirnya jatuh terkulai
dilautan darah
Mengapa?
Mengapa?
Mengapa semua itu terjadi
Pada sudara-saudaraku yang tak berdosa
Mereka dibunuh, dibuang bagaikan sampah
Oleh orang-orang bodoh
Orang bodoh !
Bahkan mereka adalah orang gila
Orang gila yang hanya bernafsu pada kekuasaan
Hingga meraka lupa
Bahwa yang mereka bunuh adalah manusia
Yang tak lain dan tak bukan
Adalah sesamanya
29
Sekian lama ku terdiam dan mataku terpejam
Aku tersadar bahwa titik-titik air ini
Entah kapan kan berhenti
Namun yang ku tahu
Selama saudara-saudaraku masih menanggung lara
dan duka nestapa
Titik-tik air ini kan tetap mengalir
Mengalir. . . dan tetap mengalir
Nama : Nur Indah Sari
Kelas : X-1
30
Wajah tak berupa
Wajah itu. . .
Tak berupa
Namun
Wajah itu begitu akrab
Dan tak asing bagiku
Seakan kami telah berada pada sebuah tempat
Yang sangat agung
Hingga kami tak akan mungkin melupakan
Satu diantara kami
Wajah itu
Selalu hadir menemani tidur
Menggantikan kasih
yang tak pernah tersampaikan
pada diriku
Wajahnya menyejukkan hatiku yang berdesir
Mengangkat tanganku tuk menggampainya
Namun ketika tanganku sampai
Mentari menghapus semua
Mengahantarkan aku menuju hari yang nyata bagiku
Dan mungkin
Bagi wajah misterius di balik mimpiku
31
Salam rindu untuk wajah misteriusku
Naungilah setiap langkahku
Wajah berselimut gaun ptih
Nampak bagai putri
Mendayungkan gaunnya
Menyapu wajahku
32
Wajah mu
Wajahmu . . .
Menghantuiku dikala larutnya malam
Membuatku merinding
Tapi . . . entah mengapa
Wajahmu
Tetap di hati ku
Menemani
Tidurku yang sepi
Terbaring
diantara ribuan pemburu darah
yang begitu haus akan tinta merah
yang mengalir lewat pembuluh
yang ada di seluruh bagian tubuh ku
Senyummu yang lebar
Menggambarkan suasana hatimu
Yang tengah gembira
Menerima setumpuk nikmat
Dari Sang pemilik dunia
langit
dan semuanya
Semua itu menggantikan resah di dada
33
Yang tak dapat kubendung
dengan seluruh tenaga ku
Yang tersisa . . .
Kaulah yang selama ini kunanti
Menjawab semua teka teki dalam hidupku yang begitu rumit. . . .
34
Maya
Tatapan mata yang menyorot
Menusuk otot-otot ku yang tegang
Kedipan matanya bagai rangkaian yang indah
Tapi . . .
Aku tak dapat mengartikannya
Lewat lisanku yang tajam
Namun hatiku dapat mengertikannya dengan begitu indah
Indah
Seirama dengan hatiku . . .
Waktu demi waktu ku terus hargai hadirmu
Namun semakin lama ku memikirkanmu
Aku semakin merasa
Bahwa dirimu hanyalah maya
Maya yang tampak begitu jelas bagai nyata
Getaranmu yang begitu membara
Ku artikan hanya untukku
Tapi ternyata
Semua itu untuk sekuntum bunga
Yang indah namun berduri bagi ku
Karena durinya menusuk hatiku
Hingga aku harus merasakan hal yang semu
yang mearambat lewat durinya yang bagitu tajam
35
Sekarang . . .
Kau miliknya
Dan aku biarlah tetap mengenangmu
A poetry by : Nur Indah Sari