36
LABORATORIUM BIOFARMASEUTIKA FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS INDONESIA TIMUR LAPORAN LENGKAP ANATOMI DAN FISIOLOGI MANUSIA (PENGHAMBATAN TRANSPOR AKTIF GLUKOSA) OLEH: DEWI RATNASARI H FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS INDONESIA TIMUR MAKASSAR 2011

LABORATORIUM BIOFARMASEUTIKA

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: LABORATORIUM BIOFARMASEUTIKA

LABORATORIUM BIOFARMASEUTIKA

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS INDONESIA TIMUR

LAPORAN LENGKAPANATOMI DAN FISIOLOGI MANUSIA

(PENGHAMBATAN TRANSPOR AKTIF GLUKOSA)

OLEH:

DEWI RATNASARI H

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS INDONESIA TIMUR

MAKASSAR

2011

Page 2: LABORATORIUM BIOFARMASEUTIKA

BAB I

PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang

       Transpor aktif merupakan kebalikan dari transpor pasif dan bersifat tidak

spontan.Arah perpindahan dari transpor ini melawan gradien konsentrasi.Transpor

aktif membutuhkan bantuan dari beberapa protein. Contoh protein yang terlibat

dalam transpor aktif ialah channel protein dan carrier protein, serta

ionophore.Transport aktif terbagi atas transport aktif primer dan sekunder. Transport

aktif sekunder juga terdiri atas co-transport dan counter transport (exchange).

Transport aktif primer memakai energi langsung dari ATP.

(http://nadjeeb.wordpress.com/sistem-transport-pada-sel/)

Pada transpor sekunder co-transpor , glukosa atau asam amino akan ditransport

masuk dalam sel mengikuti masuknya Natrium. Natrium yang masuk akibat

perbedaan konsentrasi mengikutkan glukosa atau asam amino ke dalam sel,

meskipun asam amino atau glukosa di dalam sel konsentrasinya lebih tinggi dari

Page 3: LABORATORIUM BIOFARMASEUTIKA

luar sel, tetapi asam amino atau glukosa ini memakai energi dari Na (akibat

perbedaan konsentrasi Na). Sehingga glukosa atau asam amino ditransport

secara transport aktif sekunder co-transpor.

(http://nadjeeb.wordpress.com/sistem-transport-pada-sel/)

Pada proses counter transport/exchange, masuknya ion Na ke dalam sel akan

menyebabkan bahan lain ditransport keluar. Misalnya pada Na-Ca exchange dan

Na-H exchange. Pada Na-Ca exchange, 3 ion Na akan ditransport kedalam sel

untuk setiap 1 ion Ca yang ditransport keluar sel, hal ini untuk menjaga kadar Ca

intrasel, khususnya pada otot jantung sehingga berperan pada kontraktiitas jantung.

Na-H exchange terutama berperan mengatur konsentrasi ion Na dan Hidrogen

dalam tubulus proksimal ginjal, sehingga turut mengatur pH dalam sel.

(http://nadjeeb.wordpress.com/sistem-transport-pada-sel/)

Yang termasuk transpor aktif ialah coupled carriers, ATP driven pumps, dan light

driven pumps. Dalam transpor menggunakan coupled carriers dikenal dua istilah,

Page 4: LABORATORIUM BIOFARMASEUTIKA

yaitu simporter dan antiporter. Simporter ialah suatu protein yang

mentransportasikan kedua substrat searah, sedangkan antiporter mentransfer kedua

substrat dengan arah berlawanan.ATP driven pump merupakan suatu siklus

transpor Na+/K+ ATPase. Light driven pump umumnya ditemukan pada sel bakteri.

Mekanisme ini membutuhkan energi cahaya dan contohnya terjadi pada

Bakteriorhodopsin.

(http://nadjeeb.wordpress.com/sistem-transport-pada-sel/)

B.   Maksud, Tujuan dan Prinsip Percobaan

a.   Maksud Percobaan

Pengujian suatu sampel yang diduga menghambat glukosa pada usus halus

ileum marmot (Cavia porcellus)

b.   Tujuan Percobaan

Page 5: LABORATORIUM BIOFARMASEUTIKA

Pengujian efek infus daun paliasa terhadap penghambat transpor aktif glukosa

pada usus coba marmut (Cavia porcellus) secara in vitro.

c.   Prinsip Percobaan

Pengujian suatu sampel daun paliasa (Kleinhovia hospital L.) yang dapat

menghambat transpor dalam pemindahan larutan Ringer Laktat. Diujikan pada kadar

glukosa pada marmut pada menit ke 10,20,dan 30 yang terabsorbsi atau terserap

dari membran usus halus yang diukur dengan spektrofotometer.

Page 6: LABORATORIUM BIOFARMASEUTIKA

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A.   Teori Umum

Transport aktif adalah pengangkutan lintas membran dengan menggunakan

energy ATP, melibatkan pertukaran ion Na+ dan K+ (pompa ion) serta protein

konstranspor yang akan membentuk ion Na+ bersama molekul lain seperti asam

amino dan gula.

 Arahnya dari daerah berkonsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah.

 Energi diperlukan karena ada zat yang harus dipindahkan melawan kecenderungan

alami berdifusi ke arah yang berlawanan.

 Berbeda dengan difusi yang dapat berjalan kedua arah, transporaktif merupakan

gerakan satu arah dan dipengaruhi oleh muatan listrik di dalam dan di luar sel.

(http://biologigonz.blogspot.com/2010/02/transport-aktif.html)

Transpor aktif glukosa dan peran insulin glukosa masuk ke dalam sel dapat

melalui dua cara, difusi secara pasif dan transpor aktif. Secara difusi pasif,

Page 7: LABORATORIUM BIOFARMASEUTIKA

masuknya glukosa tergantung pada perbedaan konsentrasi glukosa antara media

ekstraseluler dan di dalam sel. Secara transpor aktif, insulin berperan sebagai

pasilisator pada jaringan-jaringan tertentu.Insulin merupakan hormon anabolik utama

yang meningkatkan cadangan energi. (http://dunia-kesehatan.com/)

Pada semua sel, insulin meningkatkan kerja enzim yang merubah glukosa

menjadi bentuk cadangan energi yang lebih stabil (glikogen). Kekurangan insulin

pada jaringan yang membutuhkannya (jaringan adipose, otot rangka, otot jantung,

otot polos) dapat mengakibatkan sel kekurangan glukosa sehingga sel memperoleh

energi dan asam lemak bebas dan menghasilkan metabolitketon (ketosis)

(http://dunia-kesehatan.com/)

Transpor glukosa pada epitel usus menggunakan coupled transport. Coupled

transpor yaitu transpor yang terjadi dengan mendapat energi dari molekul lain,

dengan molekul yang pindah ada 2 dan searah. Sehingga untuk transpor glukosa

dibutuhkan Na+ agar masuk dari lumen ke epitel usus. Saat ATP dipecah oleh

ATPase menjadi ADP + PI, akan mengcouple energi untuk masuk Na+ dan glukosa

Page 8: LABORATORIUM BIOFARMASEUTIKA

dan lumen membran basalis, sehingga sistem transpor glukosa juga dapat disebut

transpor aktif sekunder. (http://id.shvoong.com/exact-sciencec/biology/209649-

mekanisme-transport-oksigen-dan-karbondioksida)  

Salah satu fungsi dari membran sel adalah sebagai lalu lintas molekul dan ion

secara dua arah. Molekul yang dapat melewati membran sel antara lain, ialah

molekul hidrofobik (CO2, O2) dan molekul polar dengn ukuran besar (glukosa), ion

dan substansi hidrofilik membutuhkan mekanisme khusus agar dapat masuk ke

dalam sel, sementara molekul dengan ukuran sangat kecil (air, etanol)

(http://nadjeeb.wordpress.com/sistem-transport-pada-sel/)

Banyaknya molekul yang masuk dan keluar membran menyebabkan terciptanya lalu

lintas membran. Lalu lintas membran digolongkan menjadi dua cara, yaitu dengan

transport pasif untuk molekul-molekul yang mampu melalui membran tanpa

mekanisme khusus dan transpor aktif untuk molekul yang membutuhkan mekanisme

khusus. (http://nadjeeb.wordpress.com/sistem-transport-pada-sel/)

1.      Transpor Pasif

Page 9: LABORATORIUM BIOFARMASEUTIKA

Transpor pasif merupakan suatu perpindahan molekul menuruni gradient

konsentrasinya. Transport pasif ini bersifat spontan. Difusi, osmosis, dan difusi

terfasilitasi merupakan contoh dari transport pasif.Difusi ini terjadi akibat gerak

termal yang meningkatkan entropi atau ketidakteraturan sehingga menyebabkan

campuran yang lebih acak. Difusi akan berlanjut selama respirasi selular yang

mengkomsumsi O2 masuk. Osmosis merupakan difusi pelarut melintasi membran

selektif yang arah perpindahannya ditentukan oleh benda konsentrasi zat terlarut

total. Difusi terfasilitasi juga msih dianggap ke dalam transport pasif karena zat

terlarut berpindah menurut  gradient knsentrasinya.

a.    Difusi

Difusi adalah peristiwa mengalaminya/berpindahnya suatu zat dalam pelarut dari

bagian konsentrasi tinggi ke bagian yang berkonsentrasi rendah.Contoh yang

sederhana adalah pemberian gula pada cairan teh tawar. Lambat laun cairan

menjadi manis. Contoh lain adalah uap air dari cerek yang berdifusi dalam udara.

b.    Osmosis

Page 10: LABORATORIUM BIOFARMASEUTIKA

Osmosis adalah perpindahan air melalui membran permeable selektif dari bagian

yang lebih encer ke bagian yang lebih pekat.

c.    Transpor Lintas Membran

Proses transport melalui membran terjadi melalui dua mekanisme, yaitu transport

aktif dan pasif. Transpor pasif terjadi tanpa memerlukan energi. Sedangkan transport

aktif memerlukan energi.  

d.    Difusi Terfasilitasi

       Transpor dengan cara difusi fasilitasi mempunyai perbedaan dengan difusi

sederhana yaitu difusi fasilitas terjadi melalui carrier spesifik dan difusi ini

mempunyai kecepatan transport maksimum. Suatu bahan yang akan ditranspor

lewat cara ini akan terikat lebih dahulu dengan carrier protein yang spesifik dan

ikatan ini membuka channel tertentu untuk membawa ikatan ini ke dalam sel.

e.    Transpor Ion Channel

Transpor lewat ion channel khusus bagi ion-ion yang sulit ditranspor secara difusi

akibat muatan listriknya.Ion channel ini mempunyai sifat yang sangat selektif dan

Page 11: LABORATORIUM BIOFARMASEUTIKA

terbukanya channel tersebut akibat potensial listrik sepanjang membrane sel dan

melalui ikatan channel dengan hormone atau neurotransmitter.

2.      Transpor Aktif

       Transpor aktif merupakan kebalikan dari transport pasif dan bersifat tidak

spontan. Arah perpindahan dari transport ini melalui gradient konsentrasi. Transport

aktif membutuhkan beberapa protein. Contoh protein yang terlibat dalam transport

aktif ialah channel protein dan cairan protein, serta ionephor.

       Transpor aktif primer memakai energi langsung dari ATP misalnya pada Na-K

pump dan Ca pump. Pada Na-K pump, 3 Na akan di pump keluar sel sedangkan 2 K

akan di pompa ke dalam sel. Pada Ca pump, Ca akan dipompa keluar sel agar

konsentrasi Ca dalam sel rendah.

a.    Transpor Sekunder Co- Transpor

       Pada transport sekunder Co-transpor, glukosa atau asam amino akan ditranspor

masuk ke dalam sel mengikut masuknya Natrium. Natrium yang masuk akibat

perbedaan konsentrasi mengikutkan glukosa atau asam amino ke dalam sel

Page 12: LABORATORIUM BIOFARMASEUTIKA

meskipun asam amino atau glukosa di dalam sel kosentrasinya lebih tinggi dari luar

sel, tetapi glukosa ini memakai energy dari Na (akibat perbedaan konsentrasi Na)

sehingga glukosa ditranspor secara sekunder Co-transpor.

b.    Transpor Sekunder Counter- Transpor

       Pada proses counter transport, masuknya ion Na akan menyebabkan bahan lain

ditranspor keluar. Na-H extrogen berperan mengatur konsentrasi ion Na dan

hydrogen dalam tubulus proksimal ginjal, sehingga turut mengatur pH dalam sel.

B.    Uraian Bahan

1.    Eter ( FI edisi III Hal. 66 )

Nama Resmi           : AETHER ANAESTHETICUS

Nama Lain               : Eter Anestesi

RIM                           : C4H10

BM                             : 74,12

Page 13: LABORATORIUM BIOFARMASEUTIKA

Pemerian                 : Cairan transparan, tidak berwarna, bau khas, rasa manis  dan membakar, sangat

mudah menguap ; sangat mudah terbakar, campuran uapnya dengan oksigen,

udara atau dinitrogenoksida pada kadar tertentu dapat meledak.

Kelarutan                 : Larut dalam 10 bagian air, dapat dicampur dengan etanol (95%) P dengan kloroform

P dengan minyak lemak dan minyak atsiri.

Penyimpanan         : Dalam wadah tertutup rapat

K/P                            : Anestesi umum

2.    Glukosa ( FI edisi III Hal. 1.268 )

Nama Resmi           : GLUCOSUM

Nama Lain               : Glukosa

RIM                           : C6H12O6 . H2O

BM                             : 198,17

Pemerian                 : Hablur tidak berwarna, serbuk irablur atau butiran putih, rasa manis, tidak berbau.

Page 14: LABORATORIUM BIOFARMASEUTIKA

Kelarutan                 : Mudah larut dalam air, sangat mudah larut dalam air mendidih, agak sukar larut

dalam etanol (95%)P.

Penyimpanan         : Dalam wadah tertutup baik

K/P                            : Kolonigenikum

3.    Injeksi Ringer Laktat FI edisi III Hal.206)

Nama Resmi          :NATRII LACTIS, INJECTIO COMPOSITOR

Nama Lain              : Injeksi Ringer Laktat, Injeksi Natrium Majemuk

RM                            : C3H5NCO3

Pemerian                : Larutan jernih, tidak berbau, mempunyai rasa yang

khas

Penyimpanan        : Dalam wadah tertutup rapat

K/P                           : Zat tambahan

4.    Komposisi Ringer Laktat

Page 15: LABORATORIUM BIOFARMASEUTIKA

Komposisi :    Setiap 100 ml larutan mengandung :

-       Natrium Laktat              3  - 1 gram

-       Natrium Klorida                        6,0 gram

-       Kalium klorida               0,2 gram

-       Kalsium klorida             0,2 ml

5.    Larutan Ringer Laktat

Nama Resmi          :    NATRII CITRORIDI INFUNDIBILIUM CAPOSITANA

Nama Lain              : Larutan Ringer

Pemerian                : Larutan jernih, tidak berwarna, rasa agak asin

Kelarutan                : Larut dalam air

Penyimpanan        : Dalam wadah dosis tunggal

K/P                           : Infus intravenous

C.     Uraian Hewan Uji

Page 16: LABORATORIUM BIOFARMASEUTIKA

1.    Klasifikasi Marmut ( Caviaporcellus )

Kingdom                  : Animalia

Phylum                    : Chordata

Subphylum             : Vertebrata

Class                        : Mammalia

Ordo                         : Rodentia

Sub Ordo                 : Hystricomorpha

Family                      : Caviidae

Sub Family             : Cavvinae

Genus                      : Cavia

Spesies                   : Cavia porcellus

2.    Karakteristik Marmut ( Cavia porcellus )

Masa tumbuh          : 15 bulan

Masa laktasi            : 21 hari

Masa puber             : 60 – 70 hari

Page 17: LABORATORIUM BIOFARMASEUTIKA

Masa hidup             : 6 – 7 hari

Beranak                   : 18 bulan – 4 tahun

Masa kelahiran       : 3 -4 ekor

Frek.kelahiran         : per tahun 4 ekor

Laju respirasi           : 100 – 150 / menit

Suhu tubuh             : 37,8º C- 39,5º C

3.    Morfologi Marmut ( Cavia porcellus )

Marmut merupakan hewan golongan menyusui dan mempunyai kelenjar susu,

bersifat unipar (melahirkan anak), bernafas dengan paru-paru, mempunyai gigi segi

sepasang yang khas berbentuk pekat besar dan kuat serta dapat tumbuh besar.

D.   Uraian Tumbuhan

1.    Klasifikasi Daun Paliasa (Kleinhovia hospita L)

Regnum          : Plantarum

Divisio              : Spermatophyta

Page 18: LABORATORIUM BIOFARMASEUTIKA

Subdevisio      : Dyanyoethales

Class                : Dycotyledonae

Ordo                 : Stercolliales

Family              : Stercolliceae

Genus              : Klein

Spesies            : Kleinhovia hospita L

2.    Morfologi Daun Paliasa

Pohon tinggi, tumbuh tegak mencapai kurang lebih 4-12 meter, banyak cabang,

batang bulat, berkayu dan bertangkai, dan agak bulat, terdapat rambut halus di

permukaan daun, ujung meruncing, pangkal berbentuk mirip jantung, pertulangan

daun menyirip.

3.    Kegunaan

Obat penyakit lever, mengobati radang hati, dan sebagai obat diabetes.

4.    Kandungan

Page 19: LABORATORIUM BIOFARMASEUTIKA

Kandungan kimia yang terdapat pada tanaman ini adalah mengandung ekstrak

etanol dengan dosis 250, 500, 750, dan 1000 mg/kgbb.

E.      Uraian Mekanisme Absorbsi (Resep-resep yang rasional)

-     Transport Aktif       

-     Transport Pasif

-     Pinositosis

 

BAB III

METODE KERJA

A.   Alat dan Bahan

a.    Alat yang digunakan

1.     Airator

Page 20: LABORATORIUM BIOFARMASEUTIKA

2.     Benang wol

3.     Bunsen

4.     Gelas kimia

5.     Gunting

6.     Pinset

7.     Pisau bedah

8.     Spektofotometer

9.     Spoit 1 ml

10.  Statif

11.  Termometer

12.  Vial

b.    Bahan yang digunakan

1.     Eter

2.     Infus daun  Paliasa ( Kleinhovia hospita L)

3.     Glukosa

Page 21: LABORATORIUM BIOFARMASEUTIKA

4.     Kapas

5.     Marmut ( Cavia porcellus )

6.     Ringer Laktat (RL)

B.     Cara Kerja

a.    Pembuatan infus daun Paliasa

1.    Disiapkan alat dan bahan

2.    Daun Paliasa ( Kleinhoviahospita L) ditimbang sebanyak 15 g, dimasukan ke dalam

gelas kimia dan ditambahkan dengan aquadest, sebanyak berat  sampel. Dibiarkan

selama kurang lebih 15 menit, sehingga semua permukaan simplisia basah lali

dicukupkan volumenya sampai 10 ml dengan aquadest.

b.    Penghambat transpor aktif glukosa ( Perlakuan I )

1.    Disiapkan alat dan bahan

2.    Dibius marmut ( Caviaporcellus ) dengan eter, diletakan pada papan bedah lalu

keempat kakinya ditusuk dengan jarun pentul.

Page 22: LABORATORIUM BIOFARMASEUTIKA

3.    Lalu bedah pada bagian abdomennya hingga usus halusnya.

4.    Dikeluarkan ususnya dan diambil kurang lebih 5 cm, lalu dicuci dengan larutan NaCl.

5.    Diikat salah satu ujungnya dengan benang kemudian diisi dengan menggunakan

larutan glukosa sebanyak 1 ml sebagai pembanding pada menit ke-5,10, dan 20.

6.    Diukur dengan spektofotometer.

c.    Perlakuan II

1.    Disiapkan alat dan bahan

2.    Usus yang lain diisi dengan larutan glukosa sebanyak 1 ml yang telah dicampur

dengan infus daun paliasa ( Kleinhoviahospita L ) sebanyak 1 ml.

3.    Dipanaskan Ringer Laktat (RL) pada suhu tertentu, yaitu 37oC

4.    Kemudian masing-masing usus (ileum) dimasukan ke dalam gelas kimia yang berisi

Ranger Laktat (RL) pada suhu 37oC

5.    Diambil larutan uji yang ada, lalu diujikan pada waktu 10 menit, 20 menit, 30 menit,

kemudian larutan tersebut dimasukkan ke dalam vial yang telah disiapkan.

Page 23: LABORATORIUM BIOFARMASEUTIKA

6.    Vial yang berisi Ranget Laktat (RL) tersebut diukur daya serap absorbennya pada

spektofotometer dan hasil daya serap absorbennya yang akan diukur ditunggu

dalam selang beberapa hari.

7.    Diukur kadar glukosa yang telah dipakai dalam spektofotometer

8.    Dihitung kadar glukosanya dengan menggunakan table anava

9.    Dihitung faktor hitungnya dan faktor labelnya lalu dibandingkan.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A.   Tabel Hasil Pengamatan

Waktu Perlakuan Jumlah

Page 24: LABORATORIUM BIOFARMASEUTIKA

(menit)

Glukosa

 5 %

Glukosa + Infus Daun

Paliasa 10 % b/v

10

20

30

0,10

0,05

0,16

0,12

0,08

0,25

0,22

0,13

0,41

Total (∑) 0,31 0,45 0,76

 

C.   Pembahasan

           Adapun yang dilakukan pada percobaan ini yaitu untuk mengetahui apakah

infus daun paliasa (Kleinhovia hospita L)dapat menghambat transport aktif glukosa

dengan menggunakan Marmut (Cavia porcellus) yang dibius dengan eter lalu

dibedah bagian perutnya kemudian diangkat usus halusnya (ileum) dan dipotong

Page 25: LABORATORIUM BIOFARMASEUTIKA

kurang lebih 5 – 10 cm kemudian dicuci dengan RL agar mencegah tumbuhnya

bakteri dan mencegah agar usus halus tidak mengembang dan mengerut. Setelah

dicuci, ujung yang satu diikat dengan benang wol kemudian diisi dengan glukosa ± 1

ml kemudian diikat ujung yang lain. Lalu dimasukka ke dalam gelas kimia yang berisi

RL dengan suhu 37ºC. Diambil larutan tersebut sebanyak 3 cc pada interval waktu

10’, 20’, dan 30’ dan dimasukkan ke dalam vial, lalu diukur kadar glukosanya.

Pada perlakuan yang kedua, ileum diisi dengan glukosa dan infus daun paliasa

(Kleinhovia hospital L) untuk mengetahui apakah sampel tersebut dapat

menghambat transport aktif glukosa atau tidak.Kemudian dimasukkan ke dalam

gelas kimia yang sudah berisi larutan RL dan diukur suhunya sampai 37º C pada

menit ke 10, 20, dan 30. Diambil 3 cc dan dimasukkan ke dalam vial.

Botol vial yang sudah terisi RL, dilakukan pengamatan dengan menggunakan

spektrofotometer lalu diabil datanya pada saat perhitungan Fh.

Pada hasil percobaan didapat hasil faktor hitung dari glukosa adalah 0,5357

sedangkan hasil dari faktor tabuntuk 0,05 adalah 7,71 dan untuk 0,01 yaitu 21,20.

Page 26: LABORATORIUM BIOFARMASEUTIKA

Hal ini berarti faktor tabel lebih besar daripada faktor hitung sehingga dapat

disimpulkan bahwa pemberian infus daun paliasa (Kleinhovia hospita L) tidak dapat

mempengaruhi transport aktif glukosa.

        Faktor-faktor yang menyebabkan kesalahan adalah :

1.         Pembuatan infus daun paliasa yang kurang baik

2.         Alat dan bahan yang digunakan kurang steril

3.         Kurangnya keterampilan praktikan dalam melakukan prktek

Pada percobaan, pengujian di menit ke-10 dengan perlakuan penambahan RL

dan glukosa didapat hasil 0,10, pada menit ke-20 didapat hasil 0,05 dan pada menit

ke-30 didapatkan 0,16. Sedangkan pada perlakuan RL, glukosa dan sampel

diperoleh data pada menit ke-10 yaitu 0,12 pada menit ke-20 sebanyak 0,08 dan

pada menit ke-30 didpatkan hasil 0,25.

Berdasarkan tabel ANAVA, F hitung lebih kecil daripada F tabel yang  berarti

data yang diperoleh nonsignifikan atau tidak berbeda nyata. Hal ini berarti sampel

daun paliasa tidak berpengaruh pada penghambatan transport aktif glukosa.

Page 27: LABORATORIUM BIOFARMASEUTIKA

Adanya perbedaan kadar glukosa pada larutan RL yang mengandung glukosa

saja dan yang mengandung glukosa ditambah infus daun paliasa disebabkan karena

transportasi aktif glukosa dihambat dengan adanya penambahan infus daun paliasa

ini juga dapat menghambat transpor untuk meningkatkan sekresi pankreas untuk

memproduksi insulin berfungsi sebagai penghambat transpor aktif glukosa karena

daun paliasa mengandung glikosida yang ada pada proses hidrolisis dan dapat

menghasilkan asam sianida yang menyebabkan keracunan currier pada transpor

aktif glukosa.

Penggunaan RL dalam praktikum ini karena konsentrasi cairan RL sama dengan

cairan dalam tubuh. Selain itu RL berfungsi sebagai carrier atau pembawa,

sedangkan glukosa tidak mudah melewatimembran, oleh karena itu harus dibantu

dengan carrier.

Adapun faktor – faktor lain yang juga ikut  berpengaruh dalam mekanisme

penghambatan transport aktif glukosa, yaitu:

a.  Suhu, dalam hal ini disesuaikan dengan suhu tubuh. Manusia normal 36º - 37º C.

Page 28: LABORATORIUM BIOFARMASEUTIKA

b.  Penggnaan Bunsen, yang bertujuan untuk memanaskan RL dalam gelas kimia

hingga encapai suhu 37º C.

c.   Penggunaan usus halus ileum. Berdasarkan pada sifat membran, ileum mempunyai

daya elastisitas dalam menyerap zat dari luar maupun dari dalam.

d.  Lama penyerapan. Semakin lama glukosa yang terdapat dalam darah maka semakin

banyak penyerapan yang terjadi.

BAB V

PENUTUP

A.   Kesimpulan

       Dari hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa :

1.  Faktor hitung dari glukosa adalah sebesar 0,5357 sedangkan faktor tabel untuk 0,05

= 7,71 dan 0,01 = 21,20. Hal ini berarti faktor hitung lebih kecil daripada faktor tabel

(nonsignifikan = tidak berbeda nyata)

Page 29: LABORATORIUM BIOFARMASEUTIKA

2.  Pemberian infus daun paliasa tidak mempengaruhi transport aktif glukosapada usus

hewan uji marmut.

B.   Saran

Kami sebagai praktikan mengharapkan alat-alat yang digunakan dalam praktikum

Anatomi dan Fisiologi Manusia dapat dimaksimalkan fungsinya agar hasil yang

diperoleh dalam percobaan bisa lebih akurat.

DAFTAR PUSTAKA

Page 30: LABORATORIUM BIOFARMASEUTIKA

Dirjen POM.1979. Farmakope Indonesia Edisi III.Jakarta: Depkes RI.

http://biologiganz.blogspot.com/2010/02/transpor-aktif.html.

http://dunia-kesehatan.com

http://id.wikipedia.org/wiki/membran-sel

http://plantamor.com/index.php?plant=746

http://nadjeeb.wordpress.com/sistem-transpor-pada-sel/

http://starfish7-koga.blogspot.com/2010/10/marmut-cavia-poscellus.html .

Steenis, Van. 1997.   Flora . Jakarta: PT.Pradya Paramita

Tim Dosen.2011. “Anatomi dan Fisiologi Manusia”. Penuntun Raktikum UIT. Makassar.