LAKIP ESDM 2013

Embed Size (px)

Citation preview

  • KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERALDIREKTORAT JENDERAL ENERGI BARU TERBARUKAN

    DAN KONSERVASI ENERGITAHUN ANGGARAN 2012

    LAPORAN AKUNTABILITASKINERJA INSTANSI PEMERINTAH

    (LAKIP)

  • KATA PENGANTAR

    Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Tahun 2012 ini disusun dalam rangka memenuhi Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tanggal 5 Juni 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP), yang merupakan wujud pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas sesuai visi dan misi yang dibebankan kepada Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi dalam kurun waktu pelaksanaan kegiatan tahun 2012.

    Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) dimaksudkan sebagai sarana pengendalian, penilaian kinerja dalam rangka mewujudkan penyelenggaraan Pemerintah yang baik dan bersih sebagai umpan balik dalam perencanaan dan pelaksanaan kegiatan periode tahun berikutnya.

    Pelaksanaan penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

    (LAKIP) Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi mengacu kepada tugas yang telah ditetapkan didalam Rencana Strategis KESDM 2010 2014 dan Penetapan Kinerja Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Tahun 2012.

    Tingkat pencapaian sasaran dan tujuan serta hasil dan manfaat yang

    diperoleh pada tahun 2012 telah berorientasi pada pencapaian visi dan misi. Keberhasilan tersebut akan menjadi tolok ukur untuk peningkatan kinerja Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi di tahun depan.

    Mudah-mudahan, penyajian Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi

    Pemerintah (LAKIP) Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi ini menjadi cermin bagi kita semua untuk bahan mengevaluasi kinerja organisasi selama satu tahun agar dapat melaksanakan kinerja ke depan lebih baik

    Jakarta, Januari 2013 Sekretaris Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi, Dr. Ir. Djadjang Sukarna

  • DAFTAR ISI

    Hal

    KATA PENGANTAR ................................................................ i

    RINGKASAN EKSEKUTIF ................................................................ ii

    DAFTAR ISI ................................................................ xi

    BAB I PENDAHULUAN ................................................................ 1

    1.1. Latar Belakang ................................................................ 1

    1.2. Tugas dan Fungsi ................................................................ 2

    1.3. Struktur Organisasi ................................................................ 3

    1.4. Kekuatan Pegawai ................................................................ 9

    1.5. Profile Ditjen EBTKE ............................................................. 13

    BAB II RENCANA STRATEGIS

    2.1. Visi dan Misi ................................................................ 17

    2.2. Tujuan Strategis ................................................................ 17

    2.3. Sasaran Strategis ................................................................ 18

    2.4. Indikator Kinerja Utama .......................................................... 18

    2.5. Sasaran Yang Terkait Dengan Tujuan Strategis....................... 21

    BAB III RENCANA KINERJA DAN PENETAPAN KINERJA 2012

    3.1. Rencana Kinerja ............................................ 24

    3.2. Penetapan Kinerja ............................................ 27

    3.3. Anggaran ........................................... 30

    BAB IV AKUNTABILITAS KINERJA

    4.1. Pengukuran Capaian Kinerja ............................................. 31

    4.2. Analisa Capaian Kinerja ............................................. 34

    4.3. Akuntabilitas Keuangan ............................................. 97

    BAB V PENUTUP ............................................. 98

  • i

    Secara umum pengukuran capaian kinerja Ditjen EBTKE tahun 2012 dilakukan

    dengan cara membandingkan antara target dengan realisasi masing-masing

    indikator kinerja. Namun demikian untuk beberapa indikator kinerja sasaran dan

    kegiatan juga dilakukan perbandingan dengan realisasi capaian kinerja tahun-tahun

    sebelumnya. Secara umum dapat dikatakan bahwa sasaran strategis yang telah

    ditetapkan dalam Pengukuran Kinerja tahun 2012 dapat dicapai, namun belum

    sepenuhnya tercapai sesuai target yang diharapkan, hal ini dapat terlihat dari tabel

    hasil capaian kinerja tahun 2012 adalah sebagai berikut:

    Sasaran 1 : Meningkatnya kemampuan pasokan energi untuk domestik

    No Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi Capaian % Keterangan

    1 Jumlah produksi uap panas bumi

    ton 71.000.000 62.553.828 88,1

    Realisasi Produksi diperoleh dari: PLTP Yang tercapai

    : Kamojang, Salak, Darajat, Wayang Windu.

    PLTP yang tidak tercapai: Lahendong, Sibayak, Dieng, Ulubelu

    2 Jumlah produksi bioetanol

    Kl 6.000 0

    0

    Tidak tercapainya target karena masalah harga keekonomian bioethanol terlalu rendah menyebabkan pihak produsen bioethanol fuel grade belum memasok ke dalam negeri

    3 Jumlah produksi biodiesel

    Kl 900.000 700.000

    77,77

    Realisasi Produksi diperoleh dari: Data realisasi berdasarkan pemanfaatan di sektor transportasi PSO dan Non PSO

    RINGKASAN EKSEKUTIF

  • ii

    4 Jumlah produksi biogas

    M3 10.000 9.305

    93,05

    Realisasi Produksi diperoleh dari total produksi biogas dari: Ditjen EBTKE 1.199 M3

    (dari biogas digester 6 M3, 20M3, 40 M3, 90 M3 dan 136 M3

    BIRU Hivos 5.027 M)

    3 (biogas dogester 6 M3

    Digester fiber SWEN 1.824 Unit (Kapasitas 4 M

    )

    3, 5 M3, 11 M3) ~ 3.078,3 M3

    Sasaran 2 : Meningkatnya pembangunan infrastruktur energi

    No Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi Capaian % Keterangan

    1 Jumlah lokasi pembangunan infrastruktur bidang Panas Bumi

    lokasi 1 2

    200

    Melebihi target Realisasi diperoleh dari beroperasinya PLTP Ulubelu dan PLTP Ulumbu

    2 Jumlah lokasi pembangunan infrastruktur bidang Digester Biogas

    lokasi 7 10

    157,14

    Melebihi Target Realisasi diperoleh dari lokasi biogas digester rumah tangga, komunal limbah ternak, dan komunal limbah industri tahu dari Ditjen EBTKE di 10 Lokasi yakni Provinsi Sumatera Utara, Jambi, Lampung, Jawa Barat, DI Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulaweswi Barat, Sulawesi Tengah, NTT

    3 Jumlah lokasi pembangunan infrastruktur bidang PLTMH

    lokasi 25 0

    0 Realisasi tidak tercapai karena hasil pelelangan gagal

    4 Jumlah lokasi

    pembangunan infrastruktur bidang PLTS (Terpusat)

    lokasi 195

    120 62 Realisasi didapat dari pelaksanaan pembangunan infrastruktur energi terbarukan yang terdiri dari PLTS terpusat 15 kW di 177 lokasi dan PLTS terpusat interkoneksi jaringan di 3 Lokasi

    5 Jumlah lokasi pembangunan

    lokasi 7

    3 43 Realisasi didapat dari pelaksanaanpembangunan

  • iii

    infrastruktur bidang PLT Hybrid

    DME berbasis PLT hybrid 20 kW di 3 lokasi

    6 Jumlah lokasi pembangunan infrastruktur bidang PLT Arus Laut

    lokasi 1

    0 0 Realisasi tidak tercapai karena hasil pelelangan gagal

    Sasaran 3 : Meningkatnya pengembangan berbagai sumber energi dalam rangka diversifikasi energy

    No Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi Capaian % Keterangan 1 Persentase

    pemanfaatan BBN pada BBM transportasi

    % 7,5 7,5

    100

    Tercapai target yang ditentukan sebesar 75%

    2 Kapasitas terpasang total PLTP

    MW 1.341 1.341 100 Tercapai target dan realisasi didapat dari Tambahan dari kapasitas terpasang COD PLTP Ulubelu Unit 1 dan 2 (110 MW) serta PLTP Ulumbu unit 1 dan 2 ( 5 MW)

    3 Kapasitas terpasang Total PLTMH

    MW 1.582 0

    0 Realisasi tidak tercapai karena hasil pelelangan gagal

    4 Kapasitas tepasang Total PLTS

    MW 2,95 4,755 161 Melebihi Target Realisasi didapat dari pelaksanaan pembangunan infrastruktur energi terbarukan yang terdiri dari PLTS terpusat 15 kW di 177 lokasi dan PLTS terpusat interkoneski jaringan di 3 lokasi.

    5 Kapasitas terpasang Total PLT Hybrid

    MW 0.143 0,06 42 Realisasi didapat dari pelaksanaan pembangunan DME berbasi PLT hybrid 20 kW di 3 Lokasi

    6 Kapasitas terpasangTotal PLT Arus Laut

    MW 0.01 0 0 Realisasi Tidak tercapai karena hasil pelelangan gagal

    7 Kapasitas Total PLT Biomassa

    MW 10 21 210 Melebihi Target Capaian diperoleh dari hasil pembangunan 1 MW PLT Biogas POME Off Grid dan 20 MW PLTU Biomassa On Grid.

  • iv

    Sasaran 4 : Meningkatnya investasi sub sektor energi baru terbarukan dan konservasi energi (EBTKE)

    No Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi Capaian % Keterangan

    1 Jumlah WKP panas bumi yang telah ditetapkan

    WKP 5 8

    160

    Melebihi Target dan Realisasi didapat dari WKP yang telah ditetapkan yaitu Simbolon Samosir, Way-Ratai, Umbul-Telomoyo, Bora-Pulu, Gn. Lawu, Kepahiyang, Sembalun, Oka Ile Ange

    2

    Jumlah lokasi pengembangan panas bumi

    lokasi 3

    1 33,3 Realisasi didapat dari Proyek PLTP Muaralaboh telah menyelesaikan pemboran sumur ML-A1 dan Proyek PLTP Sorik Marapi baru menyelesaikan perizinan kehutanan. Serta Proyek PLTP Tampomas masih terkendala penolakan masyarakat

    Sasaran 5 : Terwujudnya peningkatan peran sub sektor EBTKE dalam pembangunan daerah

    No Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi Capaian % Keterangan

    1

    Jumlah PNBP dari sub sektor EBTKE

    Rp Triliun

    0,348 0,739

    212,4

    Melebihi Target Realisasi sampai 2012, PNBP berasal dari proyek Panas Bumi yang telah mencapai NOI (Kamojang, Darajat, dan salak dan Wayang Windu). Terdapat perubahan target PNBP dalam APBN-p 2012 dari Semula Rp 0,233 Triliyun menjadi Rp 0,348 Triliyun

  • v

    Sasaran 6 : Terwujudnya peningkatan peran sub sektor EBTKE dalam pembangunan daerah

    No Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi Capaian % Keterangan

    1

    Jumlah Desa Mandiri Energi (DME) berbasis BBN Non BBN

    DME

    50

    52

    104

    Melebihi Target Realisasi didapat dari pelaksanaan pembangunan DME Non BBN yang terdiri dari DME berbasis PLT Hybrid 20 kW di 3 desa DME berbasis alat produktif di 5 desa DAN DME berbasis BBN 44 Lokasi Sehingga

    - DME Non BBN 8 Lokasi

    - DME BBN 44 Lokasi

    Sasaran 7 : Terwujudnya peningkatan peran sub sektor EBTKE dalam pembangunan daerah

    No Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi Capaian % Keterangan

    1 Jumlah penurunan intensitas energi

    SBM/Milyar Rp

    6

    4,76

    79,33

    Realisasi didapat dari penurunan intensitas energi pada tahun 2012 sebesar 1% (dari sebesar 509,88 SBM/Milyar Rupiah pada 20 menjadi 505,12 SBM/Miliyar Rupiah)

    2

    Jumlah penurunan emisi karbon sub sektor energi

    Ton

    7,19 juta

    4,25 Juta

    59,11

    Realisasi didapat dari dari kegiatan yang terlaksana: 1. Penerapan program

    kemitraan konservasi energi

    2. Penyediaan dan pengelolaan enegi baru terbarukan dan konservasi enegi (PLT Biomassa, DME)

  • vi

    3. Pemanfaatan Biogas 4. Penggunaan gas

    alam sebagai bahan bakar angkutan umum perkotaan

    5. Peningkatan sambungan rumah yang teraliri gas bumi melalui pipa

    6. Reklaman lahan pasca tambang

    3

    Jumlah industri dan bangunan gedung yang telah di audit energi

    objek

    797

    806

    101,13

    Melebihi Target Realisasi tersebut tercapai dari pelaksanaan audit energi di bidang bangunan gedung dan industri yaitu bangunan gedung 55 objek dan industri 104 objek dan secara kumulatif s.d 2012 berjumlah 806 objek

    Ringkasan capaian kinerja Ditjen EBTKE tahun 2012 antara lain:

    1. Realisasi produksi uap panas bumi tahun 2012 ini sebesar 62.553.829 ton

    dengan target yag ditetapkan sebesar 71.000.000 atau capaian sebesar

    88,1%. Realisasi capain tersebut diperoleh dari PLTP Kamojang, G.Salak,

    Darajat, Wayang windu sedangkan yang tidak terealisasi adalah PLTP

    Lahendong, Sibayak, Dieng dan Ulubelu.

    2. Produksi bioethanol sampai akhir tahun 2012 tidak tercapai dikarenakan masalah harga keekonomian bioethanol terlalu rendah menyebabkan pihak

    produsen bioethanol fuel grade belum memasok ke dalam negeri.

    3. Produksi biodiesel pada tahun ini belum tercapai yang ditargetkan yaitu

    sebesar 900.000 Kl, Realisasi sebesar 700.000 Kl atau capaian kinerja

    sebesar 77,77 %, belum tercapainya target dikarenakan kurangnya

    infrastruktur terkait dengan distribusi BBN di Pertamina produksi biodiesel.

    Dan Realisasi tersebut tercapai dari pemanfaatan biodisel di sektor

    transportasi Public Service Obligation (PSO) dan Non Public Service

    Obligation (PSO).

  • vii

    4. Produksi biogas terealisasi sebesar 9.305 M3 dari target 10.000 M3 atau

    capaian kinerja sebesar 93,05 %, diperoleh dari Ditjen EBTKE 1.199 M3

    (dari biogas digester 6 M3, 20 M3, 40 M3 , 90 M3 dan 236 M3, ) dan dari

    BIRU Hivos 5.027 M3 (dari biogas digester 6 M3) serta dari Digester fiber

    SWEN 1824 M (kapasitas 4 M3, 5 M3, 11) dan 3.078 M

    5. Lokasi pembangunan infrastruktur bidang Panas Bumi yaitu 2 lokasi atau

    200% dari target yang ditetapkan pada tahun 2012 ini adalah 1 lokasi.

    Pencapaian realisasi tersebut didapat dari Pembangunan Infrastruktur

    PLTP Ulubelu dan PLTP Ulumbu.

    3.

    6. Lokasi pembangunan infrastruktur bidang Digester Biogas yang telah

    ditetapkan adalah sejumlah 7 lokasi dan realisasi sebesar 10 lokasi atau

    capaian 157,14 % . melebihi target yang ditetapkan, adapun realisasi

    Jumlah Lokasi Pembangunan Infrastruktur Bidang Digester Biogas tersebut

    tercapai dari Lokasi biogas digester rumah tangga, komunal limbah ternak,

    dan komunal limbah industri tahu dari Ditjen EBTKE di 10 Lokasi yakni:

    Provinsi Sumatera Utara, Jambi, Lampung, Jawa Barat, Yogyakarta, Jawa

    Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, NTT.

    7. Tidak ada pembangunan infrastruktur bidang PLTMH dikarenakan gagal

    lelang. Tahun 2012 ini rencananya ada pembangunan PLTMH sebayak 25

    lokasi namun karena tidak ada pemenang lelang (tidak memenuhi

    persyaratan teknis) maka Pembangunan PLTMH sebanyak 25 lokasi tidak

    dapat dilaksanakan dan akan diusulkan kembali melalui DIPA EBTKE tahun

    anggaran 2013.

    8. Lokasi pembangunan infrastruktur bidang PLTS ditetapkan 195 lokasi dan

    realisasi sebesar 120 lokasi atau capaian 62 % , belum tercapainya

    target tersebut, karena ada dibeberapa lokasi pembangunan PLTS terpusat

    yang gagal lelang. Realisasi didapat dari pelaksanaan pembangunan

    infrastruktur energi terbarukan yang terdiri dari PLTS terpusat 15 kW di 177

    lokasi dan PLTS terpusat interkoneksi jaringan di 3 Lokasi.

    9. Lokasi pembangunan infrastruktur bidang PLT Hybrid yang telah ditetapkan

    adalah sejumlah 7 lokasi dan realisasi sebesar 3 lokasi atau capaian 43 %

    . Target tidak tercapai karena yang 4 lokasi gagal lelang.

  • viii

    10. Tidak terlaksananya pembangunan infrastruktur bidang PLT Arus Laut yang

    telah ditetapkan 1 lokasi disebabkan gagal lelang tidak ada yang memenuhi

    persyaratan teknis.Tidak ada pembangunan (tidak Tercapai Target)

    11. Persentase pemanfaatan Bahan Bakar Nabati (BBN) pada BBM transportasi

    tahun ini 2012 ditargetkan sebesar : 7,5 % Realisasi sebesar 7,5 % atau

    capaian sebesar 100 %. Realisasi penyerapan pemanfaatan Bahan Bakar

    Nabati (BBN) mengalami peningkatan 2,5 persen dari 5 persen pada tahun

    lalu menjadi 7,5 persen pada tahun ini.

    12. Kapasitas terpasang total PLTP tahun 2012 adalah sebesar 1.341 MW, dan

    realisasi sebesar 1.341 MW atau capaian 100 % . Realisasi tersebut

    tercapai dari Penambahan Kapasitas terpasang dari PLTP Ulubelu unit 1 dan

    unit 2 (110 MW) dan PLTP ulumbu unit 1 dan 2 (5 MW).

    13. Tidak tercapainya target kapasitas terpasang PLTMH sebesar 1.582 MW,

    dikarenakan gagal lelang, sehingga tidak ada pembanggunan PLTMH dan

    tidak ada penambahan kapasitas terpasang

    14. Target Kapasitas terpasang total PLTS terpusat sebesar 2,95 MW, dan

    realisasi sebesar 4.755 MW atau capaian 161 % . Melampai target yang

    ditetapkan.Realisasi tersebut tercapai dari pelaksanaan pembangunan PLTS

    terpusat 15 KW di 177 lokasi dan PLTS terpusat interkoneksi jaringan di 3

    lokasi

    15. Target Kapasitas terpasang total PLT Hybrid sebesar 0,143 MW, dan

    realisasi sebesar 0,06 MW /60 KW atau capaian 42 % . Target tidak

    tercapai. Pencapaian tidak sesuai target karena dari 7 lokasi yang

    direncanakan, yang telah terbangun 3 lokasi dengan total kapasitas 0,06

    MW, dan sisanya 4 lokasi dengan total kapasitas 0,08 MW tidak dapat

    tercapai karena gagal lelang . Realisasi tersebut tercapai dari pelaksanaan

    pembangunan DME berbasis PLT Hybrid 20 KW di 3 Lokasi.

    16. Target Kapasitas terpasang total PLT Arus Laut sebesar 0,01 MW, dan tidak

    terrealisasi karena gagal lelang. Pencapaian tidak sesuai target. Lelang

    tahap pertama gagal dan telah dilakukan lelang ulang namun tidak ada

    pemenang lelang (tidak memenuhi persyaratan teknis)

    17. Persentase pemanfaatan Bahan Bakar Nabati (BBN) pada BBM transportasi

    tahun ini 2012 ditargetkan sebesar : 7,5 % Realisasi sebesar 7,5 % atau

    capaian sebesar 100 %. Realisasi penyerapan pemanfaatan Bahan Bakar

  • ix

    Nabati (BBN) mengalami peningkatan 2,5 persen dari 5 persen pada tahun

    lalu menjadi 7,5 persen pada tahun ini.

    18. Target Kapasitas terpasang total PLT Biomassa sebesar 10 MW, dan

    realisasi sebesar 21 MW atau capaian 210 % . Kapasitas tersebut diperoleh

    dari hasil pembangunan 1 MW PLT Biogas POME Off Grid dan 20 MW PLTU

    Biomassa On Grid. Guna mendorong pengembangan energi baru terbarukan

    berbasis biomassa, diterbitkan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya

    Mineral (Permen ESDM) no.4 tahun 2012 terkait kebijakan feed in tariff

    19. Target penurunan intensitas energi sebesar 6 juta SBM/Milyar Rp, dan

    realisasi sebesar 4,76 SBM/Milyar Rp atau capaian 79,33 % . Penurunan

    intensitas energi pada tahun 2012 sebesar 1 % (dari 509,88 SBM/Milyar

    Rupiah pada tahun 2011 menjadi 505,12 SBM/Milyar Rupiah)

    20. Target penurunan Emisi Karbon Sub Sektor Energi adalah sebesar 5,07 juta

    ton dan realisasi sebesar 4,25 juta Ton atau capaian 83,82 % , hal tersebut

    belum tercapai target yang diinginkan. Realisasi tersebut tercapai dari

    kegiatan yang terlaksana:

    a. Penerapan program kemitraan konservasi energi

    b. Penyediaan dan Pengelolaan energi baru Terbarukan dan Konservasi

    Energi (PLTBiomass DME).

    c. Pemanfaatan Biogas

    d. Penggunaan Gas alam sebagai bahan bakar angkutan umum

    perkotaan

    e. Peningkatan sambungan rumah yang teraliri gas bumi melalui pipa

    f. Reklamasi lahan pasca tambang

    21. Target secara kumulatif jumlah industri dan bangunan gedung yang diaudit energi sebesar 797 objek, Ralisasi kumulatif s.d 2012 sabanyak 806 objek, atau capaian 101,13 %, telah melampaui target yang ditetapkan. Realisasi tersebut tercapai dari pelaksanaan audit energi di bidang bangunan gedung dan industri yaitu bangunan gedung 55 objek dan industri 104 objek dan secara kumulatif s.d 2012 berjumlah 806 objek:

    22. Target penetapan WKP panas bumi pada tahun 2012 sebanyak 5 WKP, terealisasi sebesar 8 WKP atau capaian sebesar 160 %, melebihi target. Realisasi tersebut tercapai dari 8 WKP yang telah ditetapkan: Simbolon Samosir, Way Ratai, Candi Umbul Telomoyo, Bora Pulu, Gn. Lawu,

  • x

    Kepahiang, Sembalun, Oka Ile Ange. 23. Target jumlah lokasi pengembangan panas bumi sebesar 3 lokasi, realisasi 1

    lokasi atau capaian kinerja 33,3 %. Tidak tercapai target. Realisasi tersebut

    tercapai dari Proyek PLTP Muaralaboh telah dilakukan pemboran sumur

    eksplorasi ML-A1 sedangkan Proyek PLTP Sorik Marapi: negosiasi PPA

    dengan PLN kawasan hutan dan Proyek PLTP Tampomas: terkendala

    penolakan masyarakat .

    24. Target Jumlah PNBP dari sub sektor EBTKE adalah 0,233 triliun (233 milyar rupiah) realisasi 0,730 triliun rupiah (739 milyar rupiah) atau capaian kinerja 212,4 %, Realisasi Melebihi target. Realisasi sampai TW IV 2012, PNBP berasal dari proyek Panas Bumi yang telah mencapai NOI (Kamojang, Darajat, dan salak dan Wayang Windu). Terdapat perubahan target PNBP dalam APBN-p 2012 dari Semula Rp 0,233 Triliyun menjadi Rp 0,348 Triliyun.

    25. Realisasi Desa Mandiri Energi (DME) berbasis BBN dan Non BBN pada

    tahun ini 2012 sebanyak 52 DME melebihi target yang ditetapakan yaitu 50

    DME. Realisasi tersebut tercapai dari 44 berbasis BBN dan 8 berbasis Non

    BBN.

    26. Jumlah peraturan yang terbit tahun ini 2012 adalah 12 peraturan

    27. Terbatasnya jumlah pegawai (PNS) di lingkungan Direktorat Jenderal Energi

    Baru Terbarukan dan Konservasi Energi.

  • Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012

    1

    1.1 LATAR BELAKANG

    Terselenggaranya Good Governance merupakan syarat bagi setiap

    Pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan

    serta cita-cita bangsa dan bernegara. Untuk itu diperlukan pengembangan dan

    penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas, terukur dan

    legitimate sehingga penyelenggaraan Pemerintahan dan pembangunan dapat

    berlangsung secara berdaya guna, berhasil guna, bersih dan bertanggung

    jawab serta bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme. Upaya pengembangan

    tersebut, didasarkan pada TAP MPR RI Nomor XI/MPR/1999 tentang

    Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi dan

    Nepotisme. Dalam pasal 3 Undang-undang tersebut dinyatakan bahwa asas-

    asas umum penyelenggaraan negara meliputi asas kepastian hukum, asas

    proporsionalitas, asas profesionalisme dan asas akuntabilitas. Dalam

    penjelasan mengenai pasal tersebut dirumuskan bahwa setiap kegiatan dan

    hasil akhir dari kegiatan penyelenggaraan harus dapat dipertanggungjawabkan

    kepada masyarakat dan rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi negara

    sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

    Dalam rangka itu, telah dikembangkan media pertanggungjawaban Laporan

    Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah atau LAKIP melalui Keputusan

    Kepala LAN Nomor 589/IX/6/99 tentang Pedoman Penyusunan Pelaporan

    Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Sesuai dengan dinamika

    perkembangan yang terjadi, Keputusan tersebut mengalami penyempurnaan

    dengan dikeluarkannya Keputusan Kepala LAN Nomor 239/IX/6/8/2003

    tentang Perbaikan Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja

    Instansi Pemerintah yang merupakan pelaksanaan Instruksi Presiden Republik

    Indonesia Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi

    Pemerintah.

    BAB I PENDAHULUAN

  • Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012

    2

    Penyampaian Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen

    EBTKE 2012 merupakan salah satu dokumen pertanggungjawaban kinerja

    pelaksanaan visi dan misi Ditjen EBTKE terhadap capaian tujuan dan sasaran

    yang telah ditetapkan. Selain itu, LAKIP ini juga merupakan salah satu wujud

    pertanggungjawaban dalam pelaksanaan tugas dan fungsi Ditjen EBTKE.

    1.2 TUGAS DAN FUNGSI Berdasarkan Peraturan Menteri Nomor 18 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata

    Kerja Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Direktorat Jenderal Energi

    Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi mempunyai tugas

    merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi

    teknis di bidang energi baru, terbarukan, dan konservasi energi. Dalam

    melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud Direktorat

    Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi

    menyelenggarakan fungsi:

    a. perumusan kebijakan di bidang energi baru, terbarukan, dan

    konservasi energi;

    b. pelaksanaan kebijakan di bidang energi baru, terbarukan, dan

    konservasi energi;

    c. penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang

    energi baru, terbarukan, dan konservasi energi;

    d. pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang energi baru,

    terbarukan, dan konservasi energi; dan

    e. pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan,

    dan Konservasi Energi.

  • Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012

    3

    1.3 STRUKTUR ORGANISASI

    Struktur organisasi sesuai Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral

    Nomor 18 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Energi dan

    Sumber Daya Mineral adalah sebagai berikut :

    a. Sekretariat Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan

    Konservasi Energi;

    b. Direktorat Panas Bumi;

    c. Direktorat Bioenergi;

    d. Direktorat Aneka Energi Baru dan Energi Terbarukan; dan

    e. Direktorat Konservasi Energi.

    Secara rinci struktur organisasi Ditjen EBTKE dapat dilihat pada Gambar 1.1

    Gambar 1.1.

    Struktur Organisasi Ditjen EBTKE

  • Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012

    4

    A. SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL ENERGI BARU, TERBARUKAN, DAN KONSERVASI ENERGI

    Sekretariat Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi

    mempunyai tugas melaksanakan koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan dan

    pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unit di lingkungan

    Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi.

    Dalam melaksanakan tugas Sekretariat Direktorat Jenderal Energi Baru,

    Terbarukan, dan Konservasi Energi menyelenggarakan fungsi:

    a. Koordinasi pelaksanaan kegiatan Direktorat Jenderal Energi Baru,

    Terbarukan, dan Konservasi Energi;

    b. Koordinasi dan penyusunan rencana, program dan anggaran, laporan,

    akuntabilitas, dan evaluasi kinerja, serta pengelolaan sistem informasi;

    c. Pengelolaan administrasi perbendaharaan, barang milik negara, serta

    akuntansi dan pertanggungjawaban keuangan;

    d. Koordinasi dan penyusunan rancangan peraturan perundang-undangan,

    pemberian pertimbangan dan penelaahan hukum, dan urusan hubungan

    masyarakat; dan

    e. Pengelolaan urusan ketatausahaan, perlengkapan, rumah tangga,

    kepegawaian, organisasi dan tata laksana.

    Sekretariat Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi

    terdiri atas:

    a. Bagian Rencana dan Laporan;

    b. Bagian Keuangan;

    c. Bagian Hukum;

    d. Bagian Umum dan Kepegawaian.

  • Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012

    5

    B. DIREKTORAT PANAS BUMI

    Direktorat Panas Bumi mempunyai tugas melaksanakan perumusan dan

    pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria,

    pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang panas bumi.

    Dalam melaksanakan tugas Direktorat Panas Bumi menyelenggarakan fungsi:

    a. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang program, pengawasan usaha,

    pelayanan dan bimbingan usaha, investasi dan kerja sama, keteknikan dan

    lingkungan panas bumi;

    b. Penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang program, pengawasan

    usaha, pelayanan dan bimbingan usaha, investasi dan kerja sama,

    keteknikan dan lingkungan panas bumi;

    c. Penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang

    program, pengawasan usaha, pelayanan dan bimbingan usaha, investasi

    dan kerja sama, keteknikan dan lingkungan panas bumi; dan

    d. Penyiapan pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang program,

    pengawasan usaha, pelayanan dan bimbingan usaha, investasi dan

    kerja sama, keteknikan dan lingkungan panas bumi.

    Direktorat Panas Bumi terdiri atas:

    a. Subdirektorat Penyiapan Program Panas Bumi;

    b. Subdirektorat Pengawasan Eksplorasi dan Eksploitasi Panas Bumi;

    c. Subdirektorat Pelayanan dan Bimbingan Usaha Panas Bumi;

    d. Subdirektorat Investasi dan Kerja Sama Panas Bumi;

    e. Subdirektorat Keteknikan dan Lingkungan Panas Bumi.

  • Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012

    6

    C. DIREKTORAT BIOENERGI

    Direktorat Bioenergi mempunyai tugas melaksanakan perumusan dan

    pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria,

    serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang bioenergi.

    Dalam melaksanakan tugas Direktorat Bioenergi menyelenggarakan fungsi:

    a. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang penyiapan program,

    pelayanan dan pengawasan usaha, investasi dan kerja sama, serta

    keteknikan dan lingkungan bioenergi;

    b. Penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang penyiapan program,

    pelayanan dan pengawasan usaha, investasi dan kerja sama, serta

    keteknikan dan lingkungan bioenergi;

    c. Penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di

    bidang penyiapan program, pelayanan dan pengawasan usaha, investasi

    dan kerja sama, serta keteknikan dan lingkungan bioenergi; dan

    d. Penyiapan pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang

    penyiapan program, pelayanan dan pengawasan usaha, investasi dan

    kerja sama, serta keteknikan dan lingkungan bioenergi.

    Direktorat Bioenergi terdiri atas:

    a. Subdirektorat Penyiapan Program Bioenergi;

    b. Subdirektorat Pelayanan dan Pengawasan Usaha Bioenergi;

    c. Subdirektorat Investasi dan Kerja Sama Bioenergi;

    d. Subdirektorat Keteknikan dan Lingkungan Bioenergi.

  • Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012

    7

    D. DIREKTORAT ANEKA ENERGI BARU DAN ENERGI TERBARUKAN

    Direktorat Aneka Energi Baru dan Energi Terbarukan mempunyai tugas

    melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma,

    standar, prosedur, dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi

    di bidang aneka energi baru dan energi terbarukan.

    Dalam melaksanakan tugas Direktorat Aneka Energi Baru dan Energi

    Terbarukan menyelenggarakan fungsi:

    a. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang penyiapan program,

    pelayanan dan pengawasan usaha, investasi dan kerja sama, serta

    keteknikan dan lingkungan aneka energi baru dan energi terbarukan;

    b. Penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang penyiapan program,

    pelayanan dan pengawasan usaha, investasi dan kerja sama, serta

    keteknikan dan lingkungan aneka energi baru dan energi terbarukan;

    c. Penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di

    bidang penyiapan program, pelayanan dan pengawasan usaha, investasi

    dan kerja sama, serta keteknikan dan lingkungan aneka energi baru

    dan energi terbarukan; dan

    d. Penyiapan pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang

    penyiapan program, pelayanan dan pengawasan usaha, investasi dan

    kerja sama, serta keteknikan dan lingkungan aneka energi baru dan

    energi terbarukan.

    Direktorat Aneka Energi Baru dan Energi Terbarukan terdiri atas:

    a. Subdirektorat Penyiapan Program Aneka Energi Baru dan Energi

    Terbarukan;

    b. Subdirektorat Pelayanan dan Pengawasan Usaha Aneka Energi Baru

    dan Energi Terbarukan;

    c. Subdirektorat Investasi dan Kerja Sama Aneka Energi Baru dan

    Energi Terbarukan;

    d. Subdirektorat Keteknikan dan Lingkungan Aneka Energi Baru dan

    Energi Terbarukan.

  • Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012

    8

    E. DIREKTORAT KONSERVASI ENERGI

    Direktorat Konservasi Energi mempunyai tugas melaksanakan perumusan

    dan

    pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria,

    serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang konservasi energi.

    Dalam melaksanakan tugas Direktorat Konservasi Energi menyelenggarakan

    fungsi:

    a. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang penyiapan program

    pemanfaatan, pengaturan dan pengawasan efisiensi, tekno ekonomi energi,

    penerapan teknologi energi bersih dan efisiensi energi, bimbingan teknis,

    dan kerja sama konservasi energi;

    b. Penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang penyiapan program

    pemanfaatan, pengaturan dan pengawasan efisiensi, tekno ekonomi energi,

    penerapan teknologi energi bersih dan efisiensi energi, bimbingan teknis,

    dan kerja sama konservasi energi;

    c. Penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang

    penyiapan program pemanfaatan, pengaturan dan pengawasan efisiensi,

    tekno ekonomi energi, penerapan teknologi energi bersih dan efisiensi

    energi, bimbingan teknis, dan kerja sama konservasi energi; dan

    d. Penyiapan pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang

    penyiapan program pemanfaatan, pengaturan dan pengawasan efisiensi,

    tekno ekonomi energi, penerapan teknologi energi bersih dan efisiensi

    energi, bimbingan teknis, dan kerja sama konservasi energi;

    Direktorat Konservasi Energi terdiri atas:

    a. Subdirektorat Penyiapan Program Pemanfaatan Energi;

    b. Subdirektorat Pengawasan Efisiensi Energi;

    c. Subdirektorat Tekno Ekonomi Energi;

    d. Subdirektorat Penerapan Teknologi Energi Bersih dan Efisien;

    e. Subdirektorat Bimbingan Teknis dan Kerja Sama Konservasi Energi; dan

    f. Kelompok Jabatan Fungsional.

  • Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012

    9

    1.4 KEKUATAN PEGAWAI

    Untuk mengemban pelaksanaan tugas pokok dan fungsi, saat ini ( tahun 2012) Ditjen EBTKE memiliki Kekuatan Pegawai adalah sebagaimana tabel 11 :

    Tabel 1.1

    Jumlah Pegawai Negeri Sipil

    Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi

    NO UNIT

    JENIS KELAMIN JUMLAH KETERANGAN P W

    1 Setditjen Energi Baru, Terbarukan dan KE 23 17 40 - 2 Dit Panas Bumi 35 11 46 - 3 Dit Bio Energi 16 11 27 - 4 Dit Aneka Energi Baru dan Energi Terbarukan 26 9 35 - 5 Dit Konservasi Energi 25 11 36 -

    JUMLAH TOTAL 125 59 184

    Grafik 1.1

    40

    46

    27

    35 36

    0

    5

    10

    15

    20

    25

    30

    35

    40

    45

    50

    Setditjen Energi Baru, Terbarukan

    dan KE

    Dit Panas Bumi Dit Bio Energi Dit Aneka Energi Baru dan Energi

    Terbarukan

    Dit Konservasi Energi

    Jumlah Pegawai Negeri Sipil Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi

    Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral

  • Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012

    10

    Tabel 1.2 Jumlah Pegawai Negeri Sipil

    Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi

    Menurut Usia

    NO UNIT RANGE USIA JUMLAH 18-25 26-30 31-35 36-40 41-45 46-50 51-55 56>

    1 Setditjen Energi Baru, Terbarukan dan KE

    1 9 8 6 6 6 4 0 40

    2 Dit Panas Bumi 2 10 10 2 3 10 8 1 46 3 Dit Bio Energi 3 6 4 2 4 1 7 0 27

    4 Dit Aneka Energi Baru dan Energi Terbarukan

    2 9 2 3 3 6 8 2 35

    5 Dit Konservasi Energi 3 5 8 5 5 3 6 1 36

    JUMLAH TOTAL 11 39 32 18 21 26 33 4 184

    Grafik 1.2

    11

    39

    32

    1821

    26

    33

    4

    0

    5

    10

    15

    20

    25

    30

    35

    40

    45

    18-25 26-30 31-35 36-40 41-45 46-50 51-55 56>

    Jumlah Pegawai Negeri Sipil Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi

    Kementrian Energi dan Sumber Daya MineralMenurut Usia

  • Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012

    11

    Tabel 1.3 Jumlah Pegawai Negeri Sipil

    Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Menurut Masa Kerja

    NO UNIT MASA KERJA JUMLAH 0-10 11-20 21-30 31>

    1 Setditjen Energi Baru, Terbarukan dan KE 25 7 6 2 40 2 Dit Panas Bumi 24 7 12 3 46 3 Dit Bio Energi 17 2 3 5 27

    4 Dit Aneka Energi Baru dan Energi Terbarukan 19 1 13 2 35 5 Dit Konservasi Energi 25 3 3 5 36

    JUMLAH TOTAL 110 20 37 17 184

    Grafik 1.3

    110

    20

    37

    17

    0

    20

    40

    60

    80

    100

    120

    0-10 11-22 21-30 31>

    Jumlah Pegawai Negeri Sipil Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi

    Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral Menurut Masa Kerja

  • Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012

    12

    Tabel 1.4 Jumlah Pegawai Negeri Sipil

    Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Menurut Pendidikan

    KEKUATAN PEGAWAI SLTP SLTA D1 D3 S1 S2 S3 TOTAL

    Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi

    1

    28

    1

    5

    109

    36

    4

    184

  • Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012

    13

    1.5 PROFILE DITJEN ENERGI BARU, TERBARUKAN DAN KONSERVASI ENERGI ( EBTKE) Direktorat Jenderal ini secara resmi dibentuk berdasarkan Peraturan Presiden

    No. 24 tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian

    Negara serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I Kementerian

    Negara.

    Peningkatan peranan EBT dalam bauran energi nasional sudah lama

    dirasakan urgensi-nya. Berbagai kebijakan telah dikeluarkan untuk

    mendorong pengembangan EBT ini. Pembentukan Ditjen EBTKE merupakan

    salah satu terobosan penting. Selama ini, bidang EBTKE ditangani terpisah-

    pisah di beberapa Ditjen dalam lingkungan Kementerian ESDM.

    Secara umum, bidang EBTKE ditangani oleh salah satu direktorat di Ditjen

    Listrik dan Pemanfaatan Energi, yaitu Direktorat Energi Baru Terbarukan dan

    Konservasi Energi, Untuk jenis EBT secara spesifik ditangani terpisah oleh

    Direktorat Jenderal lainnya. Misalnya Panas Bumi dan Pengelolaan Air Tanah

    di Ditjen Mineral Batu Bara dan Panas Bumi. Sedangkan yang terkait Bahan

    Bakar Nabati, kebijakan niaga ditangani oleh Ditjen MIGAS.

    Seiring semakin pentingnya peranan EBTKE, dirasakan perlu dibentuk

    organisasi Pemerintah pada level Eselon I. Dengan demikian, diharapkan

    sinergi pengelolaan bidang EBTKE dapat lebih terjalin antar stakeholder

    sehingga peranan EBTKE sebagaimana ditargetkan dalam Perpres No. 5

    tahun 2006 sebesar 17% dan eleastisitas energi kurang dari 1 dapat tercapai.

    Tak lain, ini adalah panduan menuju Indonesia Hijau. Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi

    1. Dr. Ir. Luluk Sumiarso, dari tanggal 24 Agustus 2010 s.d 31 Mei 2011

    2. Dr. Ir. Kardaya Warnika, dari tanggal 22 Juli 2011 s.d 1 September 2012

    3. tgl 1 September 2012 sampai tersusunnya laporan ini, Dirjen EBTKE

    masih Kosong.

  • Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012

    14

    Lahirnya Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi

    (Ditjen EBTKE) sebagai unit baru di lingkungan Kementerian ESDM

    merupakan langkah penting dalam upaya percepatan pengembangan energi

    baru, terbarukan dan konservasi energi di Indonesia dalam rangka menjamin

    ketahanan energi nasional.

    Sebagai negara berkembang, kebutuhan energi di Indonesia terus meningkat

    untuk memenuhi kebutuhan pembangunan nasional. Dalam beberapa tahun

    terakhir pertumbuhan konsumsi energi Indonesia mencapai 7% per tahun.

    Pertumbuhan ini jauh lebih tinggi dari pertumbuhan konsumsi energi dunia

    yang hanya mencapai sekitar 2,6% per tahun. Tingginya laju konsumsi energi

    ini mengakibatkan berbagai masalah dan ketimpangan antara lain

    pengurasan sumberdaya fosil (minyak bumi, gas bumi, dan batubara) yang

    jauh lebih cepat dibandingkan dengan kecepatan untuk menemukan

    cadangan baru, sehingga diperkirakan dalam waktu yang tidak lama lagi

    cadangan energi fosil akan habis dan Indonesia akan sangat tergantung pada

    energi impor. Sementara itu potensi energi baru dan terbarukan di Indonesia

    sangat besar, dan di sisi lain penggunaan energi masih tergolong boros.

    Untuk mengantisipasi kondisi tersebut diatas, upaya diversifikasi dan

    konservasi energi harus dipercepat. Diversifikasi energi yaitu

    penganekaragaman pemakaian energi dengan meningkatkan pemanfaatan

    energi baru terbarukan seperti tenaga surya, biomassa, angin, energi air dan

    panas bumi. Sedangkan upaya konservasi energi yaitu penggunaan energi

    yang efisien, meliputi penggunaan pemanfaat energi yang efisien dan

    menerapkan management energi di semua sektor yaitu sektor industri,

    transportasi, rumah tangga dan komersial.

    Upaya pengembangan energi baru terbarukan dan konservasi energi

    memerlukan dana investasi yang besar, teknologi yang menunjang dan

    sumber daya manusia yang kompeten serta didukung arah kebijakan yang

    jelas dan konsisten. Dengan demikian pengembangan energi baru terbarukan

    dan konservasi energi dapat memberikan hasil yang maksimal dan

  • Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012

    15

    memberikan kontribusi guna memacu pembangunan ekonomi, terutama

    dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat dan penyediaan lapangan

    kerja.

    Pada beberapa dekade terakhir ini, dunia mengalami perubahan paradigma

    global terkait dengan perubahan iklim yang diakibatkan oleh peningkatan gas

    rumah kaca sebagai dampak dari pemanasan global yang disebabkan

    terutama dari pemanfaatan energi fosil. Saat ini, negara-negara di dunia

    secara intensif membahas peningkatan partisipasi semua negara di dunia

    dalam rangka mitigasi dan adaptasi perubahan iklim. Energi baru terbarukan

    merupakan energi yang bersih yang hampir tidak mengeluarkan emisinya ke

    udara, sehingga energi baru terbarukan merupakan energi yang tepat untuk

    masa depan, karena ramah terhadap lingkungan. Hal-hal tersebut akan

    mendorong aliran teknologi bersih dari negara-negara maju ke negara-negara

    berkembang, antara lain teknologi di bidang pengembangan energi baru

    terbarukan dan konservasi energi. Mengingat situasi nasional, regional dan

    global tersebut, peran energi baru terbarukan dan konservasi energi

    (disingkat EBTKE) sangat diperlukan, baik dalam mendukung penyediaan

    energi nasional maupun keberpihakan pada isu lingkungan.

    PENGERTIAN ENERGI BARU DAN ENERGI TERBARUKAN

    Berdasarkan UU No.30 Tahun 2007 tentang Energi yang dimaksud energi

    baru adalah energi yang berasal dari sumber energi baru dan yang dimaksud

    dengan energi terbarukan adalah energi yang berasal dari sumber energi

    terbarukan.

    Sumber energi baru adalah sumber energi yang dapat dihasilkan oleh

    teknologi baru baik yang berasal dari sumber energi terbarukan maupun

    sumber energi tak terbarukan, antara lain nuklir, hidrogen, gas metana batu

    bara (coal bed methane), batu bara tercairkan (liquified coal), dan batu bara

    tergaskan (gasified coal). (Pasal 1 Butir 4 UU No. 30 Tahun 2007 tentang

    Energi).

  • Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012

    16

    Sumber energi terbarukan adalah sumber energi yang dihasilkan dari sumber

    daya energi yang berkelanjutan jika dikelola dengan baik, antara lain panas

    bumi, angin, bioenergi, sinar matahari, aliran dan terjunan air, serta gerakan

    dan perbedaan suhu lapisan laut. (Pasal 1 Butir 6 UU No. 30 Tahun 2007

    tentang Energi).

    Berdasarkan butir-butir diatas maka jenis energi yang ditangani Ditjen EBT

    adalah:

    1. Panas bumi

    2. Bioenergi: Bioenergi cair (BBN), Bioenergi Gas (Gas Bio), Bioenergi

    (Pelet, Briket).

    3. Aneka Energi Baru dan Terbarukan: Tenaga Air , Tenaga Surya,

    Tenaga Angin, Tenaga Samudera, Tenaga Hidrogen.

    4. Coal Bed Methane (CBM), shale gas, nuklir, Batubara Tercairkan,

    Batubara Tergaskan.

    Untuk butir 4 sampai saat ini belum ditangani Ditjen EBT karena:

    - Shale gas dan CBM: masih ditangani Ditjen Migas (sementara).

    - Nuklir: dalam proses pengalihan dari BATAN.

    - Batubara Tercairkan dan Batubara Tergaskan: masih ditangani Ditjen

    Migas (sementara).

  • Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012

    17

    Rencana Strategis Ditjen EBTKE merupakan bagian dari Renstra KESDM 2010-

    2014. Oleh sebab itu, kebijakan dan program dalam Renstra Ditjen EBTKE harus

    selaras dengan kebijakan dan program dalam Renstra KESDM . Rencana Strategis

    EBTKE memuat visi, misi, tujuan, sasaran, indikator kinerja, program dan kegiatan

    sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Ditjen EBTKE. Rencana Strategis Ditjen

    EBTKE masih mengacu Rencana Strategis Kementerian ESDM

    2.1. VISI DAN MISI

    Visi : Terjaminnya ketersediaan energi bersih untuk memenuhi kebutuhan energi nasional

    (secara efisien) dalam rangka pembangunan yang berkelanjutan.

    Misi : 1. Memaksimalkan konservasi energi.

    2. Mengoptimalkan penyediaan dan mengutamakan pemanfaatan EBT dalam

    rangka diversifikasi.

    3. Meningkatkan peran swasta dalam pengembangan EBT skala besar dan

    partisipasi masyarakat dalam pengembangan EBT skala kecil.

    4. Meningkatkan produksi dalam negeri / kandungan lokal dalam mendukung

    pengembangan dan pemanfaatan EBTKE.

    2.2. TUJUAN STRATEGIS

    Tujuan strategis disesuai dengan tujuan strategis KESDM. Tujuan strategis

    Ditjen EBTKE tersebut merupakan kondisi yang ingin diwujudkan selama periode 5

    tahun, adalah:

    1. Terjaminnya pasokan energi dan bahan baku domestik, sub sektor EBTKE. 2. Terwujudnya peningkatan investasi sektor energi, sub sektor EBTKE. 3. Terwujudnya peran penting sektor ESDM, sub sektor EBTKE dalam

    penerimaan negara. 4. Terwujudnya peningkatan peran Sektor ESDM, sub sektor EBTKE dalam

    pembangunan daerah.

    BAB II RENCANA STRATEGIS

  • Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012

    18

    5. Terwujudnya pengurangan beban subsidi BBM dan Listrik

    6. Terwujudnya peran penting sektor ESDM dalam peningkatan surplus neraca

    perdagangan dengan pengurangi impor

    7. Terwujudnya peningkatan efek berantai/ketenagakerjaan

    2.3. SASARAN STRATEGIS Sasaran merupakan kondisi yang ingin dicapai setiap tahun. Sasaran ditetapkan

    berdasarkan tujuan yang ingin dicapai selama 5 tahun. Sasaran strategis Ditjen

    EBTKE tahun 2012 adalah sebagai berikut :

    1) Meningkatnya kemampuan pasokan energi untuk domestik

    2) Meningkatnya pembangunan infrastruktur energi

    3) Meningkatnya pengembangan berbagai sumber energi dalam rangka diversifikasi

    energi

    4) Meningkatnya investasi sub sektor energi baru terbarukan dan konservasi energi

    (EBTKE)

    5) Terwujudnya peran penting sub sektor EBTKE dalam penerimaan negara

    6) Terwujudnya peningkatan peran sub sektor EBTKE dalam pembangunan daerah

    7) Peningkatan efisiensi pemakaian dan pengolahan Energi

    2.4. INDIKATOR KINERJA UTAMA DITJEN EBTKE

    Untuk mewujudkan tujuan-tujuan nasional melalui pencapaian tujuan dan

    sasaran Kementerian ESDM, maka telah ditetapakan indikator kinerja utama

    Ditjen EBTKE sebagaimana tercantum dalam tabel 2.1

  • Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012

    19

    TABEL 2.1 IKU DITJEN EBTKE

    NO. URAIAN SATUAN ALASAN

    1. Jumlah realisasi PNBP sub sektor Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi terhadap target APBN

    Rp Mengukur seberapa besar peran Sub Sektor Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi dalam memenuhi target APBN

    2. Jumlah Produksi : Mengukur keberhasilan target produksi bidang energi baru, terbarukan, dan Konservasi energi.

    a. Uap panas bumi Ton

    b. Bioetanol Kilo Liter

    c. Biodiesel Kilo Liter

    d. Biogas M3

    3. Jumlah lokasi pembangunan infrastruktur bidang energi baru terbarukan

    Lokasi Mengukur peningkatan pembangunan infrastruktur di bidang energi baru terbarukan

    4. Persentase penurunan intensitas energi

    % Mengukur tingkat efisiensi penggunaan energi nasional

    5. Persentase penurunan emisi karbon sub sektor Energi

    % Mengukur tingkat keberhasilan penurunan emisi karbon subsektor energi

    6. Persentase pemanfaatan BBN pada BBM Transportasi

    % Mengukur pengembangan berbagai sumber energi dalam rangka diversifikasi energi

    7. Jumlah kapasitas terpasang pembangkit listrik energi baru, terbarukan

    MW

    8. Pangsa Energi Baru Terbarukan

    % Mengukur peran energi terbarukan dalam bauran energi nasional

    9. Jumlah Wilayah Kerja Pertambangan Panas Bumi yang telah ditetapkan

    WKP Mengukur hasil kegiatan pembinaan pengusahaan penetapan WKP panas bumi

  • Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012

    20

    NO. URAIAN SATUAN ALASAN

    10. Jumlah Desa Mandiri Energi (DME) berbasis Bahan Bakar Nabati dan non Bahan Bakar Nabati

    DME Mengukur peran sub sektor energi baru, terbarukan dan konservasi energi dalam pembangunan daerah.

    11. Jumlah kabupaten yang mendapat alokasi DAK Bidang Listrik Perdesaan (Energi Perdesaan)

    Kabupaten

    12 Jumlah industri dan bangunan gedung yang telah menerima layanan audit energi

    % Mengukur hasil kegiatan layanan audit energi kepada industri dan bangunan gedung melalui Program Kemitraan Konservasi Energi

  • Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012

    21

    2.5. SASARAN YANG TERKAIT DENGAN TUJUAN STRATEGIS

    Sesuai Rencana strategis KESDM tahun 2010 2014, sasaran strategis yang terkait dengan tujuan strategis, yang akan dicapai selama 1 (satu) tahun adalah sebagai berikut.

    2.5.1 Sasaran Yang Terkait Dengan Tujuan 1 (kesatu) Terjaminnya Pasokan Energi Dan Bahan Baku Domestik, Sub Sektor EBTKE Yaitu:

    No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Satuan

    1

    Meningkatnya kemampuan pasokan energi untuk domestik

    1 Jumlah produksi uap panas bumi

    ton

    2 Jumlah produksi bioetanol Kilo liter

    3 Jumlah produksi biodiesel Kilo liter

    4 Jumlah produksi biogas M3

    2

    Meningkatnya pembangunan infrastruktur energy

    1 Jumlah lokasi pembangunan infrastruktur bidang Panas Bumi

    lokasi

    2 Jumlah lokasi pembangunan infrastruktur bidang Digester Biogas

    lokasi

    3 Jumlah lokasi pembangunan infrastruktur bidang PLTMH

    lokasi

    4 Jumlah lokasi pembangunan infrastruktur bidang PLTS (Terpusat)

    lokasi

    5 Jumlah lokasi pembangunan infrastruktur bidang PLT Hybrid

    lokasi

    6 Jumlah lokasi pembangunan infrastruktur bidang PLT Arus Laut

    lokasi

  • Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012

    22

    3

    Meningkatnya pengembangan berbagai sumber energi dalam rangka diversifikasi energi

    1 Persentase Pemanfaatan BBN pada BBM Transportasi

    %

    2 Kapasitas terpasang total PLTP MW

    3 Kapasitas terpasang Total PLTMH

    MW

    4 Kapasitas tepasang Total PLTS MW

    5 Kapasitas terpasang Total PLT Hybrid

    MW

    6 Kapasitas terpasangTotal PLT Arus Laut

    MW

    7 Kapasitas terpasang Total PLT Biomassa

    MW

    4

    Peningkatan efisiensi pemakaian dan pengolahan Energi

    1 Jumlah penurunan intensitas energi

    SBM/Milyar Rp

    2 Jumlah penurunan emisi karbon sub sektor energi

    Ton

    3 Jumlah industri dan bangunan gedung yang telah di audit energi

    objek

    2.5.2. Sasaran Yang Terkait Dengan Tujuan 2 Meningkatnya Investasi Sektor

    ESDM, Sub Sektor EBTKE

    Sasaran Strategis Indikator Kinerja Satuan

    Meningkatnya investasi sub sektor energi baru terbarukan dan konservasi energi (EBTKE)

    1 Jumlah WKP panas bumi yang telah ditetapkan

    WKP

    2 Jumlah lokasi pengembangan panas bumi

    lokasi

  • Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012

    23

    2.5.3 Sasaran Yang Terkait Dengan Tujuan 3 Terwujudnya Peran Penting Sektor EBTKE Dalam Penerimaan Negara,

    Sasaran Strategis Indikator Kinerja Satuan

    Terwujudnya peran penting sektor EBTKE dalam penerimaan Negara

    Jumlah PNBP dari sub sektor EBTKE Rp Triliun

    2.5.4 Sasaran Yang Terkait Dengan Tujuan 4 Terwujudnya Peningkatan

    Peran Sektor Esdm Dalam Pembangunan Daerah

    Sasaran Strategis Indikator Kinerja Satuan

    Terwujudnya peningkatan peran sektor ESDM dalam pembangunan daerah

    Jumlah Desa Mandiri Energi (DME) berbasis BBN dan non BBN

    DME

  • Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012

    24

    3.1. RENCANA KINERJA TAHUN 2012

    Hasil penjabaran dari Renstra KESDM Tahun 2010-1014, dimana suatu rencana

    kinerja disusun setiap tahunnya. Rencana kinerja tahunan ini menggambarkan target

    kinerja yang ingin dicapai dalam satu tahun pelaksanaan anggaran.

    Rencana kinerja tahunan ini, juga mengaju kepada indikator kinerja utama (IKU)

    Ditjen EBTKE dan Renstra KESDM Tahun 2010-1014.

    Rencana kinerja Ditjen EBTKE Tahun 2012 adalah sebagaimana tercantum

    dalam tabel 3.1 dibawah ini.

    Tabel 3.1 Rencana Kerja Tahun 2012

    Ditjen Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi

    No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Satuan Target

    1

    Meningkatnya kemampuan pasokan energi untuk domestik

    1 Jumlah produksi uap panas bumi

    ton 71 juta

    2 Jumlah produksi bioetanol

    Kilo liter 6.000

    3 Jumlah produksi biodiesel

    Kilo liter 900.000

    4 Jumlah produksi biogas

    M3 10.000

    2

    Meningkatnya pembangunan infrastruktur energy

    1 Jumlah lokasi pembangunan infrastruktur bidang Panas Bumi

    lokasi 1

    2 Jumlah lokasi pembangunan infrastruktur bidang Digester Biogas

    lokasi 7

    BAB III RENCANA DAN PENETAPAN KINERJA TAHUN 2012

  • Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012

    25

    3 Jumlah lokasi pembangunan infrastruktur bidang PLTMH

    lokasi 25

    4 Jumlah lokasi pembangunan infrastruktur PLTS (Terpusat)

    lokasi 195

    5 Jumlah lokasi pembangunan infrastruktur bidang PLT Hybrid

    lokasi 7

    6 Jumlah lokasi pembangunan infrastruktur PLT Arus Laut

    lokasi 1

    3

    Meningkatnya pengembangan berbagai sumber energi dalam rangka diversifikasi energi

    1 Persentase Pemanfaatan BBN pada BBM Transportasi

    % 7.5

    2 Kapasitas terpasang total PLTP

    MW 1.341

    3 Kapasitas terpasang total PLTMH

    MW 1.582

    4 Kapasitas tepasang Total PLTS

    MW 2.95

    5 Kapasitas terpasang total PLT Hybrid

    MW 0.143

    6 Kapasitas terpasangTotal PLT Arus Laut

    MW 0.01

    7 Kapasitas terpasang total PLT Biomassa

    MW 10

  • Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012

    26

    4

    Meningkatnya investasi sub sektor energi baru terbarukan dan konservasi energi (EBTKE)

    1 Jumlah WKP panas bumi yang telah ditetapkan

    WKP 5

    2 Jumlah lokasi pengembangan panas bumi

    lokasi 3

    5

    Terwujudnya peran penting sub sektor EBTKE dalam penerimaan negara

    Jumlah PNBP dari sub sektor EBTKE

    Rp Triliun 0.23 triliun rupiah

    6

    Terwujudnya peningkatan peran sub sektor EBTKE dalam pembangunan daerah

    Jumlah Desa Mandiri Energi (DME) berbasis BBN dan Non BBN

    DME 50

    7

    Peningkatan efisiensi pemakaian dan pengolahan Energi

    1 Jumlah penurunan intensitas energi

    SBM/Milyar Rp 6 juta

    2 Jumlah penurunan emisi karbon sub sektor energi

    Ton 5.07 juta

    3 Jumlah industri dan bangunan gedung yang telah di audit energi

    objek 797

  • Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012

    27

    3.2. PENETAPAN KINERJA TAHUN 2012 Penetapan kinerja tahunan ini menggambarkan target kinerja yang ingin dicapai

    dalam satu tahun pelaksanaan anggaran. Penetapan Kinerja ini mengaju kepada

    rencana kinerja tahun 2012. Hasil Penetapan Kinerja ini merupakan tolok ukur kebehasilan organisasi dan

    menjadi dasar penilaian akuntabilitas Ditjen EBTKE.

    Tabel 3.2 Penetapan Kinerja Tahun 2012

    Ditjen Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi

    No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Satuan Target

    1

    Meningkatnya kemampuan pasokan energi untuk domestik

    1 Jumlah produksi uap panas bumi

    ton 71 juta

    2 Jumlah produksi bioetanol

    Kilo liter 6.000

    3 Jumlah produksi biodiesel

    Kilo liter 900.000

    4 Jumlah produksi biogas

    M3 10.000

    2

    Meningkatnya pembangunan infrastruktur energy

    1 Jumlah lokasi pembangunan infrastruktur bidang Panas Bumi

    lokasi 1

    2 Jumlah lokasi pembangunan infrastruktur bidang Digester Biogas

    lokasi 7

    3 Jumlah lokasi pembangunan infrastruktur bidang PLTMH

    lokasi 25

    4 Jumlah lokasi pembangunan infrastruktur bidang PLTS (Terpusat)

    lokasi 195

  • Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012

    28

    5 Jumlah lokasi pembangunan infrastruktur bidang PLT Hybrid

    lokasi 7

    6 Jumlah lokasi pembangunan infrastruktur bidang PLT Arus Laut

    lokasi 1

    3

    Meningkatnya pengembangan berbagai sumber energi dalam rangka diversifikasi energi

    1 Persentase Pemanfaatan BBN pada BBM Transportasi

    % 7.5

    2 Kapasitas terpasang total PLTP

    MW 1.341

    3 Kapasitas terpasang Total PLTMH

    MW 1.582

    4 Kapasitas tepasang Total PLTS

    MW 2.95

    5 Kapasitas terpasang Total PLT Hybrid

    MW 0.143

    6 Kapasitas terpasangTotal PLT Arus Laut

    MW 0.01

    7 Kapasitas terpasang Total PLT Biomassa

    MW 10

    4

    Meningkatnya investasi sub sektor energi baru terbarukan dan konservasi energi (EBTKE)

    1 Jumlah WKP panas bumi yang telah ditetapkan

    WKP 5

    2 Jumlah lokasi pengembangan panas bumi

    lokasi 3

  • Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012

    29

    5

    Terwujudnya peran penting sub sektor EBTKE dalam penerimaan negara

    Jumlah PNBP dari sub sektor EBTKE

    Rp Triliun 0.23 triliun rupiah

    6

    Terwujudnya peningkatan peran sub sektor EBTKE dalam pembangunan daerah

    Jumlah Desa Mandiri Energi (DME) berbasis BBN dan Non BBN

    DME 50

    7

    Peningkatan efisiensi pemakaian dan pengolahan Energi

    1 Jumlah penurunan intensitas energi

    SBM/Milyar Rp 6 juta SBM/Milyar

    Rp

    2 Jumlah penurunan emisi karbon sub sektor energi

    Ton 5.07 juta

    3 Jumlah industri dan bangunan gedung yang telah di audit energi

    objek 797

  • Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012

    30

    3.3. ANGGARAN 2012

    Untuk mewujudkan tujuan-tujuan Kementerian ESDM melalui pencapaian tujuan dan

    sasaran Direktorat Jenderal EBTKE, maka telah ditetapkan Program Ditjen EBTKE

    dengan nomenklatur : Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi

    Energi (EBTKE). Yaitu :

    PROGRAM PENGELOLAAN ENERGI BARU TERBARUKAN DAN KONSERVASI ENERGI

    Program ini diuraikan menjadi kegiatan-kegiatan yang tertuang didalam DIPA 2012

    adalah sebagai berikut:

    Tabel 3.3

    Kegiatan dan Anggaran 2012

    NO KEGIATAN TOTAL ANGGARAN (RP)

    1 Kegiatan Pembinaan, Pengawasan dan Pengusahaan Panas Bumi 76.382.573.000

    2 Kegiatan Pembinaan, Pengawasan dan Pengusahaan Bioenergi 87.452.000.000

    3 Kegiatan Pembinaan, Pengawasan dan Pengusahaan Aneka Energi Baru dan Energi Terbarukan

    833.026.116.000

    4 Kegiatan Perencanaan Energi, Penerapan Konservasi Energi dan Teknologi Energi Bersih 73.861.010.000

    5 Kegiatan Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Ditjen Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi

    134.152.740.000

    TOTAL 1.204.874.439.000

  • Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012

    31

    4.1. PENGUKURAN CAPAIAN KINERJA

    Secara umum pengukuran capaian kinerja Ditjen EBTKE tahun 2012 dilakukan

    dengan cara membandingkan antara target dengan realisasi masing-masing

    indikator kinerja. Namun demikian untuk beberapa indikator kinerja sasaran dan

    kegiatan juga dilakukan perbandingan dengan realisasi capaian kinerja tahun-tahun

    sebelumnya.

    Secara umum dapat dikatakan bahwa sasaran strategis yang telah ditetapkan belum

    semuanya tercapai sesuai target yang diharapkan, hal ini dapat terlihat dari hasil

    pengukuran kinerja dan pencapaian sasaran. Rincian tingkat capaian kinerja

    masing-masing indikator dapat dilihat pada tabel 4.1.

    Tabel 4.1 Capaian Kinerja

    No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi Capaian

    %

    1

    Meningkatnya kemampuan pasokan energi untuk domestik

    1 Jumlah produksi uap panas bumi

    ton 71.000.000 62.553.828 88,1

    2 Jumlah produksi

    bioetanol Kilo liter 6.000 0

    0

    3 Jumlah produksi biodiesel

    Kilo liter 900.000 700.000

    77,77

    4 Jumlah produksi biogas

    M3 10.000 9.305

    93,05

    2

    Meningkatnya pembangunan infrastruktur energy

    1 Jumlah lokasi pembangunan infrastruktur bidang Panas Bumi

    lokasi 1 2 200

    BAB IV AKUNTABILITAS KINERJA

  • Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012

    32

    2 Jumlah lokasi pembangunan infrastruktur bidang Digester Biogas

    lokasi 7 10

    157,14

    3 Jumlah lokasi pembangunan infrastruktur bidang PLTMH

    lokasi 25 0 0

    4 Jumlah lokasi pembangunan infrastruktur bidang PLTS (Terpusat)

    lokasi 195

    120 62

    5 Jumlah lokasi pembangunan infrastruktur bidang PLT Hybrid

    lokasi 7

    3 43

    6 Jumlah lokasi pembangunan infrastruktur bidang PLT Arus Laut

    lokasi 1

    0 0

    3

    Meningkatnya pengembangan berbagai sumber energi dalam rangka diversifikasi energi

    1 Persentase Pemanfaatan BBN pada BBM Transportasi

    % 7,5 7,5

    100

    2 Kapasitas terpasang total PLTP

    MW 1.341 1.341 100

    3 Kapasitas terpasang Total PLTMH

    MW 1.582 0 0

    4 Kapasitas tepasang Total PLTS

    MW 2,95 4,755 161

    5 Kapasitas terpasang Total PLT Hybrid

    MW 0,143 0,06 42

    6 Kapasitas terpasangTotal PLT Arus Laut

    MW 0,01 0 0

  • Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012

    33

    7 Kapasitas terpasang Total PLT Biomassa

    MW 10 21 210

    4

    Meningkatnya investasi sub sektor energi baru

    1 Jumlah WKP panas bumi yang telah ditetapkan

    WKP 5 8 160

    2 Jumlah lokasi pengembangan panas bumi

    lokasi 3 1 33,3

    5

    Terwujudnya peran penting sub sektor EBTKE dalam penerimaan negara

    1 Jumlah PNBP dari sub sektor EBTKE

    Rp Triliun 0.348 triliun rupiah

    0,739

    212,4

    6

    Terwujudnya peningkatan peran sub sektor EBTKE dalam pembangunan daerah

    1 Jumlah Desa Mandiri Energi (DME) berbasis BBN dan Non BBN

    DME 50 52

    104

    7

    Peningkatan efisiensi pemakaian dan pengolahan Energi

    1 Jumlah penurunan intensitas energi

    SBM 6 juta SBM/Milyar Rp

    4,76 79,33

    2 Jumlah penurunan emisi karbon sub sektor energi

    Ton 5,07 juta 4,25 Juta 83,83

    3 Jumlah industri dan bangunan gedung yang telah di audit energi

    objek 797 806

    101,13

  • Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012

    34

    4.2. ANALISA CAPAIAN KINERJA

    Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi pada tahun ini,

    telah melaksanakan seluruh kegiatan yang menjadi tanggung jawab Ditjen EBTKE.

    Adapun capaian tujuan dan sasaran yang diuraikan dalam Renstra KESDM dan

    Penetapan Kinerja Ditjen EBTKE adalah sebagai berikut:

    TUJUAN 1 : TERJAMINNYA PASOKAN ENERGI DAN BAHAN BAKU DOMESTIK, SUB SEKTOR EBTKE

    Untuk tercapainya tujuan tersebut perlu ada sasaran yang ditetapkan. Sasaran

    strategis dalam tujuan Terjaminnya Pasokan Energi dan Bahan Baku Domestik

    yang telah ditetapakan tahun 2012 adalah sebagai berikut:

    1. Meningkatnya kemampuan pasokan energi untuk domestik, Sub Sektor EBTKE

    2. Meningkatnya pembangunan infrastruktur energi, Sub Sektor EBTKE

    3. Meningkatnya pengembangan berbagai sumber energi dalam rangka

    diversifikasi energi

    4. Peningkatan efisiensi pemakaian dan pengolahan energi

    SASARAN 1: MENINGKATNYA KEMAMPUAN PASOKAN ENERGI UNTUK DOMESTIK, SUB SEKTOR EBTKE

    Keberhasilan pencapaian sasaran ini diukur melalui pencapaian 4 indikator kinerja,

    target, realisasi dan capaiannya diuraikan dalam tabel berikut

    Tabel 4.2

    Sasaran Meningkatnya Kemampuan Pasokan Energi untuk Domestik

    No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi Capaian

    %

    1

    Meningkatnya kemampuan pasokan energi untuk domestik

    1 Jumlah produksi uap panas bumi

    ton 71 juta 62.553.829 88,1

    2 Jumlah produksi bioetanol

    Kilo liter 6.000 0

    0

    3 Jumlah produksi biodiesel

    Kilo liter 900.000 700.000

    77,77

    4 Jumlah produksi biogas

    M3 10.000 9.305

    93,05

    Penjelasan

  • Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012

    35

    1. Jumlah Produksi Uap Panas Bumi

    Target jumlah produksi uap panas bumi ditetapkan tahun ini sebesar

    71.000.000 ton dan realisasi sebesar 62.553.829 ton atau capaian sebesar 88,1%. Dari Jumlah produksi uap panas bumi yang tercapai tersebut diatas

    diperoleh dari PLTP Kamojang, G.Salak, Darajat, Wayang windu dan tidak

    terealisasi PLTP Lahendong, Sibayak Dieng dan Ulubelu. Secara rinci dapat

    dilihat pada Tabel di bawah ini. Tabel 4.3

    Realisasi Produksi Uap Panas Bumi pertahun

    No Area Alamat Pengembang Produksi (ton)

    2010 2011 2012 1 Kamojang Kamojang JABAR PGE 12.446.134 12.472.068 10.054.439

    2 Lahendong Lahendong - Tompaso, SULUT PGE 2.964.180 2.441.258 2.981.394

    3 Sibayak Siabayk - Sinabung, SUMUT PGE 548.411 312.285 126.692

    4 Gunung.Salak Cibeureum - Parabakti, JABAR CGS 24.271.622 24.673.075 22.435.090

    5 Darajat Darajat, JABAR CGI 14.264.431 14.131.343 13.020.926 6 Wayang Windu Pengalengan, JABAR SEGWWL 13.675.168 13.348.645 12.071.993 7 Dieng

    Datarang Tinggi Dieng, JATENG GDE 1.221.300 1.231.435 913.208

    8 Ulubelu Tanggamus, Lampung PGE 0 0 950.087 TOTAL 69.391.246 68.610.109 62.553.829

    Sumber dari EBTKE Desember 2012

    Tabel 4.4

    0

    5000000

    10000000

    15000000

    20000000

    25000000

    30000000

    Prod

    uksi

    (ton

    )

    PODUKSI UAP PANAS BUMI

    2010

    2011

    2012

  • Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012

    36

    Realisasi Produksi Listrik Tenaga Panas Bumi pertahun

    No Area Alamat Pengembang Produksi Listrik (MWh)

    2010 2011 2012 1 Kamojang Kamojang JABAR PGE 1.652.600 1.646.572 1.345.053 2 Lahendong Lahendong - Tompaso,

    SULUT PGE 402.736 328.788 408.413 3 Sibayak Siabayk - Sinabung,

    SUMUT PGE 59.589 30.717 12.658 4 Gunung.Salak Cibeureum - Parabakti,

    JABAR CGS 2.864.331 3.011.104 2.740.240 5 Darajat Darajat, JABAR CGI 2.196.482 2.192.605 2.018.844 6 Wayang Windu Pengalengan, JABAR SEGWWL 1.921.403 1.878.832 1.705.238 7

    Dieng Datarang Tinggi Dieng, JATENG GDE 174.200 171.336 130.458

    8 Ulubelu

    Tanggamus, Lampung PGE 0 0 141.445 TOTAL 9.271.341 9.259.954 8.502.349

    Sumber dari EBTKE Desember 2012

    0

    500000

    1000000

    1500000

    2000000

    2500000

    3000000

    3500000

    Prod

    uksi

    Lis

    trik

    (MW

    h)

    PRODUKSI LISTRIK TENAGA PANAS BUMI

    2010

    2011

    2012

  • Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012

    37

    2. Jumlah Produksi Bioethanol

    Jumlah produksi bioethanol sampai akhir tahun 2012 belum tercapai dengan target sebesar 6.000 Kilo liter, dikarenakan masalah harga keekonomian bioethanol terlalu rendah menyebabkan pihak produsen bioethanol fuel grade

    belum memasok ke dalam negeri.

    Secara rinci dapat dilihat pada Tabel di bawah ini.

    Tabel 4.5

    Tabel Realisasi Produksi Bioetanol 2012

    URAIAN SATUAN Produksi Bioetanol 2012

    Target Realisasi Ket

    Bioetanol KL 6.000 0

    Produksi bioethanol sampai

    akhir tahun 2012 tidak tercapai dikarenakan masalah harga

    keekonomian bioethanol terlalu

    rendah menyebabkan pihak

    produsen bioethanol fuel grade

    belum memasok ke dalam

    negeri

    Bioetanol adalah etanol yang diproduksi dengan cara fermentasi menggunakan

    bahan baku nabati. meliputi tanaman tebu, singkong, sagu, sorgum, aren serta

    bahan baku sumber serat.

  • Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012

    38

  • Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012

    39

  • Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012

    40

  • Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012

    41

  • Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012

    42

    3. Jumlah Produksi Biodiesel

    Jumlah produksi biodiesel pada tahun ini belum tercapai yang ditargetkan yaitu

    sebesar 900.000 Kl, Realisasi sebesar 700.000 Kl atau capaian kinerja

    sebesar 77,77 %, belum tercapainya target dikarenakan kurangnya infrastruktur

    terkait dengan distribusi BBN di Pertamina produksi biodiesel. Dan Realisasi

    tersebut tercapai dari pemanfaatan biodisel di sektor transportasi Public Service

    Obligation (PSO) dan Non Public Service Obligation (PSO). Secara rinci dapat

    dilihat pada tabel dibawah ini

    Tabel 4.6

    Realisasi Produksi Biodiesel pertahun

    URAIAN SATUAN REALISASI

    2011 2012 Ket

    Biodiesel KL

    358.812

    700.000

    Tercapainya realisasi

    tersebut dari pemanfaatan

    biodisel di sektor

    transportasi Public Service

    Obligation (PSO) dan Non

    Public Service Obligation

    (PSO).

    Dari tabel diatas Realisasi Produksi Biodiesel pada tahun 2010 sebesar 4.500

    KL , tahun 2011 sebesar 358,812 KL dan tahun 2012 ini sebesar 700.000 KL.

    Perbandingan realisasi Produksi Biodiesel tahun 2011 dengan tahun 2012

    menigkat sebesar 341.000 KL, atau 195%.

    Biodiesel adalah bahan bakar mesin diesel

    yang terbuat dari sumberdaya hayati yang

    berupa minyak lemak nabati atau lemak

    hewani. Senyawa utamanya adalah ester.

    Biodiesel dapat dibuat dari transesterifikasi

    asam lemak. Asam lemak dari minyak lemak

  • Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012

    43

    nabati direaksikan dengan alkohol menghasilkan ester dan produk samping

    berupa gliserin yang juga bernilai ekonomis cukup tinggi. Biodiesel telah banyak

    digunakan sebagai bahan bakar pengganti solar.

    Bahan baku biodiesel yang dikembangkan bergantung pada sumber daya alam

    yang dimiliki suatu negara, minyak kanola di Jerman dan Austria, minyak kedelei

    di Amerika Serikat, minyak sawit di Malaysia, dan minyak kelapa di Filipina

    Indonesia mempunyai banyak sekali tanaman penghasil minyak lemak nabati,

    diantaranya adalah kelapa sawit, kelapa, jarak pagar, jarak, nyamplung, dan

    lain-lain. Beberapa tanaman yang potensial untuk bahan baku biodiesel dapat

    dilihat pada Tabel dibawah ini.

    Contoh Bahan baku biodiesel

    Jenis Tanaman Sumber Minyak Jarak Pagar Inti biji Jarak Kaliki Biji Kacang Suuk Biji Kapok / Randu Biji Karet Biji Kecipir Biji Kelapa Inti biji Kelor Biji Kemiri Inti biji Kusambi Sabut Nimba Inti biji Saga Utan Inti biji Sawit Sabut dan biji Nyamplung Inti biji Randu Alas Biji Sirsak Inti biji Srikaya Biji

  • Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012

    44

  • Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012

    45

  • Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012

    46

    4. Jumlah Produksi Biogas

    Jumlah produksi biogas tahun 2012

    sebesar 10.000 M3 dan terialisasi hanya

    sebesar 9.305 M3

    Ditjen EBTKE 1.199 M

    atau capaian kinerja

    sebesar 93,05 %, capaian tersebut

    diperoleh dari : 3

    digester 6 M

    (dari biogas 3, 20 M3, 40 M3 , 90 M3

    dan 236 M

    3,

    BIRU Hivos 5.027 M

    ) 3 (dari biogas digester 6 M3

    Digester fiber SWEN 1824 M (kapasitas 4 M

    ) 3, 5 M3, 11) dan 3.078 M

    3.

    Tabel 4.7

    Realisasi Produksi Biogas pertahun

    URAIAN SATUAN REALISASI

    2011 2012 Ket

    Biogas M3 13.835,76 9.305

    Capaian didapat dari:

    Ditjen EBTKE 1.199 M3

    (dari biogas digester 6 M3,

    20 M3, 40 M3 , 90 M3 dan

    236 M3,

    BIRU Hivos 5.027 M

    ) 3 (dari

    biogas digester 6 M3

    Digester fiber SWEN 1824

    M (kapasitas 4 M

    )

    3, 5 M3,

    11) dan 3.078 M3.

    Dari tabel tersebut diatas Realisasi Produksi Biogas pada tahun 2011 sebesar

    13.835 M3 sedangkan untuk tahun 2012 sebesar 9.305 M3, adanya penurunan

    produksi sebesar 4.530 M

    Potensi bahan baku biogas di Indonesia mencapai 684.8 MW, yang sebagian

    besar berasal dari kotoran hewan ternak dan bahan organik lainnya.

    3 .

    Pengembangan biogas dilakukan melalui dua pendekatan, yaitu:

  • Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012

    47

    Pengembangan biogas skala kecil untuk pemanfaatan rumah tangga, dengan

    melaksanakan kegiatan Program Desa Mandiri Energi (DME) Berbasis BBN

    Biogas, dan Program Biogas Nasional yang berskala rumah tangga bernama

    Program Biogas Rumah (Program BIRU);

    Pengembangan biogas skala besar untuk pemanfaatan komersial dengan

    mendorong pemanfaatan biogas pada industri-industri pertanian untuk listrik.

    Guna mendorong hal tersebut, Pemerintah telah mengeluarkan Peraturan

    Menteri No. 4 Tahun 2012 Tentang Harga Pembelian Tenaga Listrik oleh PT

    PLN (Persero) dari Pembangkit Tenaga Listrik yang Menggunakan Energi

    Terbarukan Skala Kecil dan Menengah atau Kelebihan Tenaga Listrik.

    Program DME Berbasis BBN Biogas merupakan kegiatan yang didanai APBN,

    yang ditujukan untuk memperkenalkan teknologi biogas kepada masyarakat.

    Program Biogas Rumah (BIRU) merupakan kerjasama antara Pemerintah

    Indonesia melalui Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi

    Energi dengan Pemerintah Belanda. Program ini diinisiasi oleh Pemerintah

    Indonesia pada Joint Energy Working Group yang bertujuan untuk membentuk

    sektor pasar biogas.

  • Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012

    48

    SASARAN 2 : MENINGKATNYA PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR ENERGI

    Keberhasilan pencapaian sasaran ini diukur melalui pencapaian 9 indikator kinerja,

    target, realisasi dan capaiannya diuraikan dalam tabel berikut

    Tabel 4.8 Sasaran Meningkatnya Pembangunan Insfrastruktur Energi

    No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi Capaian

    %

    2

    Meningkatnya pembangunan infrastruktur energy

    1 Jumlah lokasi pembangunan infrastruktur Bidang Panas Bumi

    lokasi

    1 2

    200

    2 Jumlah lokasi pembangunan infrastruktur Bidang Digester Biogas

    lokasi

    7

    10

    157,14

    3 Jumlah lokasi pembangunan infrastruktur Bidang PLTMH

    lokasi

    25

    0

    0

    4 Jumlah lokasi pembangunan infrastruktur Bidang PLTS (Terpusat)

    lokasi

    195

    120

    62

    5 Jumlah lokasi pembangunan infrastruktur Bidang PLT Hybrid

    lokasi 7

    3

    43

    6 Jumlah lokasi pembangunan infrastruktur Bidang PLT Arus Laut

    lokasi

    1

    0

    0

    Penjelasan

  • Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012

    49

    1. Jumlah Lokasi Pembangunan Infrastruktur Bidang Panas Bumi

    Tercapainya target lokasi pembangunan infrastruktur bidang Panas Bumi yaitu

    2 lokasi atau 200% dari target yang ditetapkan pada tahun 2012 ini adalah 1

    lokasi. Pencapaian realisasi tersebut didapat dari Pembangunan Infrastruktur

    PLTP Ulubelu dan Ulumbu.

    Realisasi pembangunan infrastruktur bidang Panas Bumi pertahun tercantum

    tabel dibawah ini.

    Tabel 4.9

    Realisasi pembangunan infrastruktur bidang Panas Bumi pertahun

    URAIAN SATUAN REALISASI

    Ket 2011 2012

    pembangunan infrastruktur bidang Panas Bumi

    Lokasi 2 2

    Pencapaian

    realisasi

    tahun 2012

    tersebut

    didapat dari

    Pembangunan

    Infrastruktur

    PLTP Ulubelu

    dan Ulumbu

    Pada tahun 2012 ini adanya penambahan 2 lokasi di PLTP Ulubelu dan Ulumbu

    sedangkan pada tahun 2011 ada penambahan 2 lokasi fasilitas produksi Panas

    Bumi yaitu: Penambahan PLTP Lahendong Unit 4(20 MW) dan penambahan

    Ulumbu (100 KW).

  • Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012

    50

    2. Jumlah Lokasi Pembangunan Infrastruktur Bidang Digester Biogas

    Target lokasi pembangunan infrastruktur bidang Digester Biogas yang telah

    ditetapkan adalah sejumlah 7 lokasi dan realisasi sebesar 10 lokasi atau

    capaian 157,14 % . melebihi target yang ditetapkan, adapun realisasi Jumlah

    Lokasi Pembangunan Infrastruktur Bidang Digester Biogas tersebut tercapai dari

    Lokasi biogas digester rumah tangga, komunal limbah ternak, dan komunal

    limbah industri tahu dari Ditjen EBTKE di 10 Lokasi yakni: Provinsi Sumatera

    Utara, Jambi, Lampung, Jawa Barat, Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur,

    Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, NTT.

    Realisasi pembangunan infrastruktur bidang Digester Biogas pertahun

    tercantum dalam tabel bibawah ini

    Tabel 4.10

    Realisasi pembangunan infrastruktur bidang Digester Biogas

    URAIAN SATUAN REALISASI Ket 2011 2012

    pembangunan infrastruktur bidang Digester Biogas

    Lokasi 17 10

    Realisasi pembangunan infrastruktur bidang Digester Biogas untuk tahun 2012 ini melebihi target yang ditetapkan, adapun realisasi Jumlah Lokasi Pembangunan Infrastruktur Bidang Digester Biogas tersebut tercapai dari Lokasi biogas digester rumah tangga, komunal limbah ternak, dan komunal limbah industri tahu dari Ditjen EBTKE di 10 Lokasi

  • Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012

    51

    Pada tabel diatas, terlihat bahwa jumlah lokasi fasilitas produksi Biogas ditahun

    2011 ini adalah 17 lokasi, hal ini didapat

    Ditjen EBTKE di 9 lokasi yakni Provinsi Lampung, Jawa Barat (2 lokasi),

    Jogjakarta, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan

    Selatan, dan Sulawesi Barat.

    Biogas BIRU Hivos di 8 lokasi yakni Provinsi Jawa Barat, Jawa tengah,

    Jogjakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur

    dan Sulawesi Selatan.

    Sedangkan untuk tahun 2012 yaitu 10 lokasi:

    Provinsi Sumatera Utara, Jambi, Lampung, Jawa Barat, Yogyakarta, Jawa

    Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, NTT.

    Digester adalah suatu alat pengolah bahan buangan/ limbah organik menjadi

    biogas. Kegunaan digester biogas antara lain sebagai energi untuk memasak,

    mengurangi masalah sanitasi lingkungan dan lain-lain.

    Manfaat energi biogas adalah sebagai pengganti bahan baker khususnya

    minyak tanah dan dipergunakan untuk memasak. Dalam skala besar, biogas

    dapatdigunakan sebagai pembangkit energi listrik. Di samping itu, dari proses

    produksi biogas akan dihasilkan sisa kotoran ternak yang dapat langsung

    dipergunakansebagai pupuk organik pada tanaman/budidaya pertanian.Limbah

    biogas, yaitu kotoran ternak yang telah hilang gasnya (slurry)merupakan pupuk

    organik yang sangat kaya akan unsur-unsur yang dibutuhkanoleh tanaman.

  • Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012

    52

    3. Jumlah Lokasi Pembangunan Infrastruktur Bidang PLTMH

    Tidak ada pembangunan infrastruktur bidang

    PLTMH dikarenaka gagal lelang. Tahun 2012

    ini rencananya ada pembangunan PLTMH

    sebayak 25 lokasi namun karena tidak ada

    pemenang lelang (tidak memenuhi

    persyaratan teknis) maka Pembangunan

    PLTMH sebanyak 25 lokasi tidak dapat

    dilaksanakan dan akan diusulkan kembali

    melalui DIPA EBTKE tahun anggaran 2013

    Tabel 4.11

    Realisasi Pembangunan Infrastruktur Bidang PLTMH

    Uraian Satuan Realisasi

    Ket Rencana

    Realisasi

    Pembangunan Infrastruktur Bidang PLTMH

    Lokasi

    25

    0

    Tahun 2012

    Pembangungan

    PLTMH Tersebut Tidak

    Terrealisasi Karena

    Gagal Lelang

  • Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012

    53

    4. Jumlah Lokasi Fasilitas PLTS Target lokasi pembangunan infrastruktur bidang PLTS ditetapkan 195 lokasi

    dan realisasi sebesar 120 lokasi atau capaian 62 % , belum tercapainya

    target tersebut, karena ada dibeberapa lokasi pembangunan PLTS terpusat

    yang gagal lelang. Realisasi didapat dari pelaksanaan pembangunan

    infrastruktur energi terbarukan yang terdiri dari PLTS terpusat 15 kW di 177

    lokasi dan PLTS terpusat interkoneksi jaringan di 3 Lokasi

    Realisasi pembangunan PLTS adalah sebagaimana tercantum tabel

    dibawah ini :

    Tebel 4.12 Realisasi Pembangunan PLTS Terpusat Tahun 2012

    1. PLTS Terpusat 15 KW

    NO PROVINSI NO KABUPATEN KECAMATAN DESA UNIT TOTAL JUMLAH UNIT

    1 SUMATERA BARAT 1 Sijunjung Sumpur Kudus

    Sisawah Jorong Simawik 1

    5 2 Solok Payung Sekaki Kipek Aie Luo 1 3 Pasaman Mapat Tunggul Sungai Belut 1

    4 Pasaman Barat Sungai Beremas

    Pulau Panjang (2 unit) 2

    2 RIAU 1 Kepulauan Meranti Pulau Merbau Tanjung Bunga 1

    6

    2 Kepulauan Meranti Merbau Tanjung Kulim 1 3 Rokan Hulu Rambah Hilir Serombou Indah 1 4 Indragiri Hilir Mandah Bolak Raya 1

    5 Kuantan Singingi Pangean Pulau Deras 1 6 Bengkalis Rupat Dusun Teluk 1

    3 JAMBI 1 Tanjung Jabung Timur Sadu Sungai Itik (p. Berhala) 1

    4 2 Bungo Lembur Lubuk Mengkuang Rantau Tipu 1

    3 Sarolangun Pelawan Pematang Kolin 1 4 Batanghari Maro Sebo Ulu Batu Sawar 1

  • Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012

    54

    4 SUMATERA SELATAN 1

    Banyuasin Banyuasin I

    Air Kumbang Bakti 2

    7 2 Muara Sugihan Gilirang 2 3 Sidomakmur 1

    4 Ogan Komering Ilir Kandis Lubuk Segonang 2 5 BENGKULU 1 Seluma Seluma Utara Sinar Pagi 1

    5

    2 Kaur Nasal Bangun Mufakat (Batu Lungun) 1

    3 Kaur Nasal

    Batu Lungun (Bangun bersama) 1

    4 Kaur Nasal Air Palawan 1 5

    Kaur

    Maje

    Sinar Mulya

    1

    6 BANGKA BELITUNG 1

    Bangka Selatan Lepar Pongok

    Penutuk (Pulau Panjang) 1

    5

    2 Bangka Selatan Lepar Pongok Penutuk (Tinggi) 1

    3 Bangka Barat Simpang Teritip Berang 1

    4 Belitung Timur Dendang Nyuruk(Tungkup) 1

    5 Bangka Barat Simpang Teritip Ibul 1

    7 JAWA BARAT 1 Cianjur

    Naringgul Wanasari 1

    6 2 Cinerang 1 3 Cijati Sukaluyu 1

    8 DKI JAKARTA 1 Kep. Seribu P. Sabira 1 9 BANTEN 1 Serang Pulo Ampel Pulo Panjang 2 10 JAWA

    TENGAH 1 Banyumas Sumpiuh Banjarpanepen 1

    8

    2 Banjarnegara Kalibening Kalisat Kidul 1 3 Blora Kradenan Ngeblak 1

    11 DI. YOGYAKARTA 1 Gunung Kidul Gedangsari

    Sampang (Sidomulyo) 1

    2 Tegalrejo (ketelo) 1

    12 JAWA TIMUR 1 Sumenep Giligenting Banmaling 1

    2 Jombang Plandan Klitih (Rapahombo) 1

    3

    Bojonegoro

    Bubulan

    Clebung (Maor)

    1

  • Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Ditjen EBTKE 2012

    55