LAKIP - LAPORAN AKUNTANBILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Disusunnya LAKIP ini merupakan implementasi dari TapMPR No. XI/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan Negara yangbersih dan bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme dan Undang-Undang Republik Indonesia No. 28 Tahun 1999 tentangPenyelenggaraan Negara yang bersih dan bebas dari Korupsi,Kolusi dan Nepotisme yang kemudian ditindak lanjuti InstruksiPresiden No. 5 Tahun 2004 tentang Percepatan PemberantasanKorupsi.

Citation preview

  • PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR DINAS PEKERJAAN UMUM PENGAIRAN

    Jl. Gayung Kebonsari No. 169 Surabaya 60235

    Telp. (031) 8292419, 8292234, 8291711, 8295822 Faks. (031) 8292047

    Email : [email protected] Website : www.jatimprov.go.id

    DINAS PU PENGAIRAN PROVINSI JAWA TIMUR

    TAHUN ANGGARAN 2013

    LAPORAN AKUNTANBILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

    (LAKIP)

  • LAKIP Dinas Pekerjaan Umum Pengairan Tahun 2013

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Subhanahu

    Wataala atas rahmat dan hidayahNya semata, Laporan

    Akuntanbilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Dinas

    Pekerjaan Umum Pengairan Provinsi Jawa Timur Tahun 2013

    dapat diselesaikan.

    Disusunnya LAKIP ini merupakan implementasi dari Tap

    MPR No. XI/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan Negara yang

    bersih dan bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme dan Undang-

    Undang Republik Indonesia No. 28 Tahun 1999 tentang

    Penyelenggaraan Negara yang bersih dan bebas dari Korupsi,

    Kolusi dan Nepotisme yang kemudian ditindak lanjuti Instruksi

    Presiden No. 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan

    Korupsi.

    Instruksi Presiden No. 5 Tahun 2004 mewajibkan setiap

    Instansi Pemerintah sebagai unsur penyelenggara Pemerintah

    Negara mulai dari Pejabat Eselon II keatas untuk

    mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas pokok dan

    fungsinya serta kewenangan yang berdasarkan tolok ukur

    Perencanaan Strategis.

    Mengacu pada aturan tersebut diatas, Laporan

    Akuntanbilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Dinas

    Pekerjaan Umum Pengairan Provinsi Jawa Timur Tahun 2013

    disusun sebagai media untuk mempertanggungjawabkan

    keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan misi organisasi dalam

    mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dalam

    dokumen Penetapan Kinerja Dinas Pekerjaan Umum Pengairan

  • LAKIP Dinas Pekerjaan Umum Pengairan Tahun 2013

    Provinsi Jawa Timur Tahun 2013. Dan memuat unsur-unsur

    Perencanaan Strategik dan Evaluasi Kinerja serta Analisis

    pencapaian Kinerja yang telah dicapai oleh Dinas Pekerjaan

    Umum Pengairan Provinsi Jawa Timur Tahun 2013.

    Akhirnya LAKIP ini diharapkan dapat menjadi wujud

    pertangungjawaban Kinerja Dinas Pekerjaan Umum Pengairan

    Provinsi Jawa Timur Tahun 2013 dalam melaksanakan Visi dan

    Misinya sesuai Rencana Strategi Dinas.

    Surabaya, 23 Januari 2014

    KEPALA DINAS PEKERJAAN UMUM PENGAIRAN

    PROPINSI JAWA TIMUR

    Ir. SUPAAD, M.Si Pembina Utama Madya

    NIP. 1950816 198703 1 006

  • LAKIP Dinas Pekerjaan Umum Pengairan Tahun 2013

    DAFTAR ISI

    KATA PENGANTAR .....

    DAFTAR ISI ....

    DAFTAR TABEL ...

    IKHTISAR EKSEKUTIF ...

    BAB I PENDAHULUAN . 1

    1.1 LATAR BELAKANG 1

    1.2 LANDASAN HUKUM .. 2

    1.3 TUJUAN 3

    1.4 GAMBARAN UMUM DINAS PEKERJAAN UMUM

    PENGAIRAN PROVINSI JAWA TIMUR .. 4

    BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA .... 10

    2.1 RENCANA STARTEGIS TAHUN 2014-2019 .... 10

    2.1.1 Visi .. 10

    2.1.2 Misi . 11

    2.1.3 Tujuan 11

    2.1.4 Sasaran . 13

    2.1.5 Strategi dan Arah Kebijakan .. 14

    2.1.6 Program dan Kegiatan 15

    2.2 PENETAPAN KINERJA TAHUN 2013 . 19

    BAB III AKUNTABILITAS KINERJA . 22

    3.1 PENGUKURAN KINERJA .. 22

    3.2 EVALUASI DAN ANALISIS CAPAIAN KINERJA 23

    3.2.1 Tujuan pemenuhan kebutuhan air untuk

    Pertanian, Permukiman, Rumah Tangga dan

    Industri secara kuantitas dan kualitas ........... 23

  • LAKIP Dinas Pekerjaan Umum Pengairan Tahun 2013

    3.2.2 Tujuan mewujudkan sistem pengendalian dan

    pengurangan dampak daya rusak air serta

    melakukan upaya pemulihan kerusakan

    kualitas lingkungan 25

    3.3 TELAAHAAN RENSTRA .............. 26

    3.3.1 Pencapaian Program Penyediaan dan

    Pengelolaan Air Baku . 26

    3.3.2 Pencapaian Program Pengendalian Banjir dan

    Pengamanan Pantai . 27

    3.3.3 Pencapaian Program Pengembangan dan

    Pengelolaan Jaringan Irigasi , Rawa, dan

    Jaringan Pengairan Lainnya ............................. 29

    3.4 AKUNTABILITAS KEUANGAN 28

    3.4.1 Program Pengembangan dan Pengelolaan

    Jaringan Irigasi, Rawa dan Jaringan Pengairan

    Lainnya . 28

    3.4.2 Program Penyediaan dan Pengelolaan Air

    Baku . 28

    3.4.3 Pengendalian Banjir dan Pengamanan

    Pantai 28

    3.4.4 Program Pengembangan, Pengelolaan dan

    Konservasi Sungai, Danau dan Sumber Air

    Lainnya 29

    3.4.5 Program Penataan Kelembagaan dan

    Ketatalaksanaan .................. 29

    BAB IV PENUTUP........................................................... 32

    4.1 KESIMPULAN ........ 32

    4.2 SARAN/REKOMENDASI ....... 38

  • LAKIP Dinas Pekerjaan Umum Pengairan Tahun 2013

    DAFTAR LAMPIRAN

    LAMPIRAN I

    MATRIK RENCANA STRATEGIS DINAS PEKERJAAN

    UMUM PENGAIRAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN

    2014-2019.

    LAMPIRAN II

    PENGUKURAN KINERJA DINAS PEKERJAAN UMUM

    PENGAIRAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2013.

    LAMPIRAN III

    PENETAPAN KINERJA DINAS PEKERJAAN UMUM

    PENGAIRAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2013.

  • LAKIP Dinas Pekerjaan Umum Pengairan Tahun 2013

    DAFTAR TABEL

    Tabel 2.1 Matrik Hubungan Antara Misi dan Tujuan ..... 12

    Tabel 2.2 Matrik Hubungan Antara Tujuan dan Sasaran ....... 13

    Tabel 2.3 Rencana Kinerja Dinas Pekerjaan Umum Pengairan

    Provinsi Jawa Timur Tahun 2013 ........................... 20

    Tabel 3.0 Skala Pengukuran CapaianSasaran Tahun 2013 23

    Tabel 3.1 Pengukuran Kinerja Sasaran Terlayaninya

    Kebutuhan Air untuk Irigasi .... 24

    Tabel 3.2 Pengukuran Kinerja Sasaran Terlayaninya Air Baku

    untuk berbagai keperluan ................. 25

    Tabel 3.3 Pengukuran Kinerja Sasaran Penurunan Luas

    Genangan Banjir untuk Debit Periode Ulang Tertentu

    ................... 26

    Tabel 3.4 Capaian Kinerja Program Penyediaan dan

    Pengelolaan Air Baku Tahun 2009-2013........ 27

    Tabel 3.5 Capaian Kinerja Program Pengendalian Banjir dan

    Pengaman Pantai Tahun 2009-2013 ....................... 28

    Tabel 3.6 Capaian Kinerja Program Pengembangan dan

    Pengelolaan Jaringan Irigasi, Rawa, dan Jaringan

    Pengiaran Lainnya Tahun 2009-2013 ....................... 30

  • LAKIP Dinas Pekerjaan Umum Pengairan Tahun 2013

    IKHTISAR EKSEKUTIF

    Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah merupakan

    kewajiban suatu instansi pemerintah untuk

    mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan

    pelaksanaan misi organisasi dalam mencapai tujuan dan sasaran

    yang telah ditetapkan secara periodik.

    Evaluasi pada tahun 2013 perlu dilakukan untuk

    mengetahui dan menilai capaian yang telah dihasilkan. Evaluasi

    berguna untuk menyusun perencanaan tahun-tahun berikutnya

    sebagai bahan pertimbangan dan bahan masukan.

    Visi dan Misi

    Visi merupakan kondisi atau keadaan yang diharapkan

    terwujud pada akhir periode perencanaan sesuai dengan sasaran

    yang dapat dicapai dalam periode tertentu. Visi Dinas Pekerjaan

    Umum Pengairan Provinsi Jawa Timur Tahun 2009-2014

    sebagaimana dalam Rencana Strategi Dinas Pekerjaan Umum

    Pengairan Provinsi Jawa Timur Tahun 2009-2014 adalah sebagai

    berikut :

    Terwujudnya pengelolaan sumber daya air yang

    menyeluruh, terpadu dan berwawasan lingkungan untuk

    mencapai kesejahteraan rakyat, serta mendukung Persatuan

    dan Kesatuan Nasional yang dilaksanakan secara

    berkeadilan dengan bertumpu pada peran serta keswadayaan

    masyarakat

    Misi merupakan pernyataan tujuan yang ingin dicapai

    untuk mewujukan visi yang telah ditetapkan. Untuk mewujudkan

    visi tersebut, misi Dinas Pekerjaan Umum Pengairan Provinsi

    Jawa Timur Tahun 2009-2014 adalah sebagai berikut :

  • LAKIP Dinas Pekerjaan Umum Pengairan Tahun 2013

    Meningkatkan pengelolaan sumber daya air permukaan

    yang memberikan keadilan dan keselarasan masyarakat

    untuk memenuhi berbagai kebutuhan antar daerah dan antar

    kepentingan dengan melakukan konservasi sumber daya air,

    penadayagunaan sumber daya air dan pengendalian daya

    rusak air

    Dalam pelaksanaan pembangunan harus dapat diukur

    realisasinya, oleh karenanya Dinas Pekerjaan Umum Pengairan

    Provinsi Jawa Timur sejak tahun 2009 telah menetapkan

    Indikator Kinerja dalam setiap Sasaran sebagai alat ukur atas

    keberhasilan atau kegagalan untuk merepresentasikan dari

    integritas pembangunan selama 5 tahun kedepan (2009-2014).

    Adapun hasil pengukuran keberhasilan atau kegagalan

    dalam capaian setiap sasaran Pembangunan di Dinas Pekerjaan

    Umum Pengairan Provinsi Jawa Timur Tahun 2012 dengan alat

    ukur Indikator Kinerja adalah sebagai berikut :

    1. Pemenuhan kebutuhan air untuk pertanian, permukiman,

    rumah tangga dan industri secara kuantitas dan kualitas diukur

    melalui 2 (dua) Indikator Kinerja dengan capaian rata-rata

    sebesar : 100 %.

    2. Mewujudkan sistem pengendalian dan pengurangan dampak

    daya rusak air serta melakukan upaya pemulihan kerusakan

    kualitas lingkungan diukur melalui 1 (satu) Indikator Kinerja

    dengan capaian rata-rata sebesar : 100 %.

  • LAKIP Dinas Pekerjaan Umum Pengairan Tahun 2013 IV-32

    BAB IV

    P E N U T U P

    4.1 KESIMPULAN

    Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)

    disusun sebagai bentuk pertanggungjawaban Dinas Pekerjaan

    Umum Pengairan Provinsi Jawa Timur berkaitan dengan

    penyelenggaraan pemerintahan pada tahun 2013 sebagai bahan

    pengambilan keputusan dalam perencanaan tahun berikutnya. Dari

    hasil evaluasi terhadap kinerja Dinas Pekerjaan Umum Pengairan

    Provinsi Jawa Timur dapat disimpulkan bahwa sasaran-sasaran

    pada tiap-tiap tujuan yang ditetapkan pada Rencana Strategis

    dikatagorikan.

    Berdasarkan uraian capaian kinerja sasaran yang

    merupakan capaian kinerja dari pengukuran Indikator Kinerja Utama

    atau Indikator Kinerja Sasaran dan Rencana Strategis tahun

    2009-2014, yang merupakan capaian sasaran pada setiap tujuan

    dalam mencapai Misi dan Visi Dinas Pekerjaan Umum Pengairan

    Provinsi Jawa Timur, dapat diuraikan sebagai berikut :

    TUJUAN 1 : Pemenuhan kebutuhan air untuk pertanian,

    permukiman, rumah tangga dan industri secara

    kuantitas dan kualitas mendapat predikat nilai Baik

    (rata-rata : 100 %).

  • LAKIP Dinas Pekerjaan Umum Pengairan Tahun 2013 IV-33

    TUJUAN 2 : Mewujudkan sistem pengendalian dan

    pengurangan dampak daya rusak air serta

    melakukan upaya pemulihan kerusakan kualitas

    lingkungan mendapat predikat nilai Baik (rata-rata :

    100 %).

    Beberapa permasalahan yang masih menjadi perhatian bagi

    Dinas Pekerjaan Umum Pengairan Provinsi Jawa Timur

    sebagaimana berikut :

    1. Program Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan

    Irigasi, Rawa dan Jaringan Pengairan Lainnya

    Permasalahan yang dihadapi antara lain :

    - Laju penurunan kinerja jaringan irigasi dan tampungan air terjadi

    lebih cepat dibanding kemampuan melakukan perbaikan.

    - Pola pemakaian air irigasi di tingkat petani masih cukup tinggi,

    serta terjadi penyimpangan pengambilan air yang telah disepakati

    dalam rencana tata tanam dan pola alokasi air.

    - Pemanfaatan sumur air dangkal untuk irigasi yang berlebihan

    sehingga berpengaruh terhadap penurunan muka air tanah dan

    menyebabkan kekeringan pada sumur-sumur penduduk.

  • LAKIP Dinas Pekerjaan Umum Pengairan Tahun 2013 IV-34

    2. Program Penyediaan dan Pengelolaan Air Baku

    Permasalahan yang dihadapi antara lain :

    - Sejalan meningkatnya jumlah penduduk dan kualitas kehidupan

    masyarakat, jumlah kebutuhan air baku bagi rumah tangga,

    permukiman, pertanian maupun industri juga semakin

    meningkat. Peningkatan kebutuhan air baku yang tidak

    seimbang dengan kemampuan penyediaan diperkirakan akan

    memicu konflik antar pengguna air. Dengan berkembangnya

    daerah permukiman dan industri telah menurunkan area resapan

    air dan mengancam daya dukung lingkungan dalam

    menyediakan air. Selain itu, kapasitas infrastruktur penampung

    air, seperti waduk dan bendungan semakin menurun sebagai

    akibat meningkatnya sedimentasi, sehingga menurunkan

    keandalan penyediaan air untuk irigasi maupun air baku. Kondisi

    ini diperparah dengan kualitas operasi dan pemeliharaan yang

    belum optimal sehingga tingkat layanan prasarana sumber daya

    air, dari waktu ke waktu semakin menurun.

    - Kondisi Jaringan Irigasi Air Tanah (JIAT) sebagian besar tidak

    berfungsi dan memerlukan rehabilitasi.

    - Penggarap tanah Negara meminta santunan seperti pada tahun

    sebelumnya, sedangkan peraturan yang baru tidak ada santunan

    (Jabung Ring Dike).

    - Pembebasan tanah di Waduk Nipah (Sampang) belum

    mendapatkan persetujuan warga dan untuk pembebasan tanah

    Waduk Bendo (Ponorogo) terkendala persetujuan ijin prinsip dari

    Menteri Kehutanan.

  • LAKIP Dinas Pekerjaan Umum Pengairan Tahun 2013 IV-35

    - Terdapat permasalahan teknis berupa masalah geologi di Waduk

    Bajulmati (Banyuwangi) dan perbedaan hasil investigasi Waduk

    Kresek (Madiun)

    3. Program Pengendalian Banjir dan Pengamanan Pantai

    Permasalahan yang dihadapi antara lain :

    - Akibat kerusakan lingkungan terutama pada Daerah Tangkapan

    Air bagian hulu (hutan), aliran permukaan semakin besar dan

    menimbulkan erosi yang pada akhirnya terjadi sedimentasi di

    sungai dan waduk, sehingga berdampak mengurangi daya

    tampung sungai dan waduk yang dapat menyebabkan banjir;

    - Morfologi sungai yang berkelok-kelok, kemiringan memanjang

    relatif datar dan adanya pengaruh pasang surut air laut;

    - Sebagian besar kegiatan masyarakat (permukiman, industri,

    aktivitas ekonomi, transportasi) berada pada wilayah dataran

    banjir;

    - Infrastruktur yang dibangun oleh masyarakat diatas sungai justru

    mengurangi penampang basah aliran saat terjadi banjir;

    - Kondisi Kali Brantas saat ini terjadi kerusakan tanggul dan tebing,

    penurunan dasar sungai akibat penambangan pasir yang tidak

    terkendali, perubahan bentuk sungai, dan kerusakan prasarana

    pengairan;

    - Pembebasan tanah dan permasalahan sosial terhadap usulan

    kegiatan pembangunan infrastruktur sepanjang sungai Bengawan

    Solo;

  • LAKIP Dinas Pekerjaan Umum Pengairan Tahun 2013 IV-36

    - Koefisien Run Off saat ini pada WS. Bengawan Solo > 70%

    (koefisien runoff yang baik < 70%);

    - Jika terjadi hujan pada daerah hulu, maka elevasi muka air

    Bengawan Solo tinggi. Hal ini mengakibatkan aliran anak-anak

    sungai yang bermuara di Bengawan Solo tertahan dan meluap.

    Hal ini akan menyebabkan genangan banjir pada area

    permukiman, persawahan disekitar muara anak sungai Bengawan

    Solo;

    - Jika terjadi air laut pasang (tinggi 2-3m), maka aliran air pada

    Bengawan Solo tertahan tidak dapat mengalir ke laut;

    - Banyaknya permukiman dan persawahan pada daerah depresi

    (rutin genangan) disekitar Bengawan Solo; dan

    - Terdapat beberapa infrastruktur pengendali banjir yang belum

    selesai dibangun.

    4. Program Pengembangan, Pengelolaan, dan Konservasi

    Sungai, Danau, dan Sumber Air Lainnya

    Permasalahan yang dihadapi antara lain :

    - Kerusakan lingkungan yang semakin luas akibat kerusakan hutan

    secara signifikan telah menyebabkan penurunan daya dukung

    Daerah Aliran Sungai (DAS) dalam menahan dan menyimpan air.

    Hal yang memprihatinkan adalah indikasi terjadinya proses

    percepatan laju kerusakan daerah tangkapan air.

    - Kecenderungan meluas dan bertambahnya jumlah DAS kritis telah

    mengarah pada tingkat kelangkaan dan peningkatan daya rusak

    air yang semakin serius. Selain itu, kelangkaan air yang terjadi

    cenderung mendorong penggunaan sumber air yang tidak

  • LAKIP Dinas Pekerjaan Umum Pengairan Tahun 2013 IV-37

    bijaksana, antara lain pola eksploitasi air tanah secara berlebihan

    sehingga mengakibatkan terjadinya penurunan permukaan dan

    kualitas air tanah, intrusi air laut dan penurunan permukaan

    tanah. Kerusakan air tanah sangat sulit dipulihkan, sehingga

    apabila hal tersebut terjadi terus menerus secara pasti akan

    berujung pada terjadinya bencana lingkungan yang berimplikasi

    luas.

    5. Program Penataan Kelembagaan dan Ketatatalaksanaan

    Permasalahan yang dihadapi antara lain :

    - Perubahan paradigma pembangunan sejalan dengan semangat

    reformasi memerlukan beberapa lanhkah penyesuaian tata

    kepemerintahan, peran masyarakat, peran BUMN/BUMD dan

    peran swasta dalam pengelolaan infrastruktur sumber daya air.

    Penguatan peran masyarakat, Pemerintah Daerah, BUMN/BUMD

    dan swasta diperlukan dalam rangka memperluas dan

    memperkokoh basis sumber daya.

    - Pada aspek institusi, lemahnya koordinasi antar instansi dan

    antar daerah otonom telah menimbulkan pengelolaan sumber

    daya air yang tidak efisien, bahkan tidak jarang saling

    berbenturan. Pada sisi lain, kesadaran dan partisipasi masyarakat

    sebagai salah satu prasyarat terjaminnya keberlanjutan

    pengelolaan sumber daya air, masih belum mencapai tingkat

    yang diharapkan karena masih terbatasnya kesempatan dan

    kemampuan.

  • LAKIP Dinas Pekerjaan Umum Pengairan Tahun 2013 IV-38

    4.2 SARAN/REKOMENDASI

    Beberapa saran/rekomendasi terhadap

    permasalahan diatas adalah sebagai berikut :

    1. Program Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan

    Irigasi, Rawa dan Jaringan Pengairan Lainnya

    Solusi terhadap permasalahan diatas melalui :

    - Melaksanakan operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi

    kewenangan Provinsi di 169 DI seluas 167.289 Ha secara rutin

    untuk mempertahankan kinerja jaringan.

    - Melaksanakan operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi

    kewenangan Pusat di 35 DI seluas 295.933 Ha secara rutin

    untuk mempertahankan kinerja jaringan.

    - Mengembangkan jaringan irigasi air permukaan direncanakan

    seluas 37.100 yang diproyeksikan untuk meningkatkan IP>2

    (Jabung Ring Dike di Lamongan sebesar 2.300 Ha, Bojonegoro

    Barrage di Bojonegoro sebesar 12.000 Ha, Bengawan Jero di

    Lamongan sebesar 12.000 Ha, Waduk Bajulmati di Banyuwangi

    sebesar 1.800 Ha, Waduk Gonggang di Magetan sebesar 1.500

    Ha, Papar Peterongan di Kediri sebesar 7.000 Ha dan Rowo

    Paras di Kediri sebesar 500 Ha).

    - Melaksanakan studi untuk mengoptimalkan jaringan irigasi yang

    sudah ada dan mengaktifkan kembali tampungan-tampungan

    yang sudah tidak berfungsi.

    - Penyuluhan kepada Himpunan Petani Pemakai Air (HIPPA)

    mengenai efisiensi pemakaian air irigasi.

  • LAKIP Dinas Pekerjaan Umum Pengairan Tahun 2013 IV-39

    2. Program Penyediaan dan Pengelolaan Air Baku

    Solusi terhadap permasalahan diatas melalui :

    - Dengan semakin berkurangnya kapasitas dari bangunan-

    bangunan sumber daya air (waduk dan embung) akibat semakin

    meningkatnya laju sedimentasi dikarenakan kerusakan lingkungan

    pada Daerah Aliran Sungai (DAS) bagian hulu, maka sebagai salah

    satu upaya untuk tetap mempertahankan kapasitas tampungan

    bangunan waduk dan embung adalah dengan melakukan

    pengerukan sedimen di waduk dan embung;

    - Perbaikan rumah pompa dan Jaringan Irigasi Air Tanah perpipaan

    dilakukan secara regular;

    - Gubernur telah berkirim surat kepada Menteri Dalam Negeri dan

    Menteri Keuangan terkait dasar hukum pemberian santunan

    kepada penggarap tanah Negara. Beberapa Kepala Desa tidak

    bersedia mengeluarkan Surat Keterangan Kepemilikan Lahan,

    solusi yang ditempuh adalah masing-masing petani penggarap

    akan membuat Pakta Integritas;

    - Untuk pembebasan lahan Waduk Nipah (Sampang), bersama

    Pemkab Sampang dan tokoh masyarakat (ulama) telah

    diupayakan pendekatan/ penyuluhan kepada masyarakat, namun

    belum mencapai kesepakatan. Sedangkan untuk Waduk Bendo

    (Ponorogo), lahan pengganti milik Perhutani lintas kabupaten

    telah disetujui ijin prinsip dari Menteri Kehutanan seluas 54

    hektar; dan

    - Untuk permasalahan geologi di Waduk Bajulmati, dilakukan review

    desain serta diberikan tambahan waktu pelaksanaan dan untuk

    perbedaan hasil investigasi antara Kabupaten Madiun dan BBWS

  • LAKIP Dinas Pekerjaan Umum Pengairan Tahun 2013 IV-40

    Bengawan Solo pada Waduk Kresek (Madiun), Pemerintah Provinsi

    mengambil inisiatif untuk melakukan investigasi ulang dan

    hasilnya kedua belah pihak sepakat untuk memindahkan lokasi.

    3. Program Pengendalian Banjir dan Pengamanan Pantai

    Solusi terhadap permasalahan diatas melalui :

    - Pemeliharaan sungai dengan menggunakan alat berat secara

    swakelola;

    - Kajian pengendalian banjir di Kali Kemuning (Sampang);

    - Penanganan secara bertahap permasalahan banjir di Kali Welang,

    Kali Petung, dan Kali Rejoso (Pasuruan), Kali Merakan

    (Situbondo), Kali Selowogo (Situbondo), dan Kali Kembar

    (Tulungagung);

    - Melanjutkan pembangunan infrastruktur pengendali banjir di

    Bengawan Solo (Pemeliharaan Floodway Plangwot, Kali lamong),

    Kali Song, Kali Bodeng, Kali Ngasinan (Tulungagung/Trenggalek),

    Kali Kuncir (Nganjuk), Kali Surabaya (Medokan Semampir), Kali

    Kedung Larangan dan Kali Wrati (Pasuruan);

    - Sosialisasi serta pengaturan dan penegakan hukum untuk

    penertiban kegiatan masyarakat pada wilayah dataran banjir

    maupun ijin pembangunan infrastruktur oleh masyarakat di badan

    sungai;

    - Melanjutkan pembebasan tanah Remaining Work LSRIP;

    - Menteri Pekerjaan Umum telah menyetujui untuk menghentikan

    penambangan pasir di Kali Brantas dan mengalihkan

    penambangan pasir ke kantong lahar Gunung Kelud, sesuai

  • LAKIP Dinas Pekerjaan Umum Pengairan Tahun 2013 IV-41

    dengan usulan Gubernur Jawa Timur. Perlu tindak lanjut terkait

    dengan Surat Edaran Menteri ESDM tentang perijinan wilayah

    pertambangan baru;

    Penanganan WS Bengawan Solo Jangka Pendek :

    - Melakukan pemeliharaan secara rutin pada Saluran Floodway

    Plangwot-Sedayu Lawas di Lamongan;

    - Melakukan pemeliharaan secara rutin pada anak-anak sungai yang

    bermuara di Bengawan Solo untuk memperbesar daya tampung

    sungai;

    - Melakukan normalisasi pada waduk-waduk misalnya Waduk Pacal,

    Nglambangan, Prijetan, Gondang;

    - Khusus pada daerah depresi dilakukan Management Flood Prone

    Area/Pengelolaan pada Daerah Yang Rentan Bencana Banjir yaitu

    dengan melakukan :

    - Membangun Flood Evacuation Center yaitu daerah yang

    mempunyai elevasi tinggi digunakan sebagai Pusat Evakuasi

    saat Banjir untuk mempermudah akses pemberian bantuan

    pangan, kesehatan dll

    - Mempertahankan tradisi masyarakat yaitu Living Harmony

    with Flood (membiasakan hidup bersama banjir), misalnya

    Pola Tanam : Banjir-Padi-Polowijo, membangun rumah

    panggung, keterampilan membuat perahu sederhana,

    meliburkan sekolah saat terjadi banjir dll;

    - Menambah kapasitas Floodway Plangwot-Sedayu Lawas dari

    640 m3/dt menjadi 2.500 m3/dt (sesuai dengan kapasitas

    maksimum) dengan membangun penambahan pintu Inlet

    Flood Way dan memperlebar saluran floodway Plangwot;

  • LAKIP Dinas Pekerjaan Umum Pengairan Tahun 2013 IV-42

    - Mempercepat penyelesaian Jabung Ring Dike sebagai

    Retarding Basin sekaligus sebagai tampungan air baku;

    - Membangun pintu-pintu air pada muara anak-anak sungai

    Bengawan Solo dan anak-anak sungai Kali Madiun, dengan

    tujuan menahan masuknya aliran air Bengawan Solo jika

    elevasi muka air Bengawan Solo tinggi dan sebaliknya;

    - Normalisasi dan pembangunan tanggul Kali Lamong di

    Kabupaten Gresik dan Kota Surabaya;

    Penanganan WS Bengawan Solo Jangka panjang :

    - Melakukan reboisasi hutan di DAS Bengawan Solo oleh BP DAS

    Bengawan Solo;

    - Membangun waduk pengendali banjir di daerah hulu anak-anak

    sungai Bengawan Solo, untuk menampung aliran air permukaan

    sehingga mengurangi debit aliran air masuk ke sungai. Antara

    lain: membangun Waduk Pejok (vol. 6 jt m3), Waduk Gongseng

    (20 jt m3) dan embung-embung Solo Valley (50 jt m3), Waduk

    Tugu Madiun (20 jt m3), Waduk Kresek Madiun (1,5 jt m3),dan

    Waduk Bendo Ponorogo (33 jt m3);

    - Membangun chekdam-chekdam pada hulu anak-anak sungai;

    - Membangun tanggul-tanggul sungai Bengawan Solo khusus pada

    daerah yang padat penduduk; dan

    - Merevitalisasi sistem drainase Bengawan Jero (Lamongan).

  • LAKIP Dinas Pekerjaan Umum Pengairan Tahun 2013 IV-43

    4. Program Pengembangan, Pengelolaan, dan Konservasi

    Sungai, Danau, dan Sumber Air Lainnya

    Solusi terhadap permasalahan diatas melalui :

    - Penanaman pohon di DAS kritis dan sempadan irigasi guna

    mengembalikan fungsi daerah resapan air dan sebagai upaya

    pengawetan air.

    - Melaksanakan studi/kajian serta penyediaan data dan dokumen-

    dokumen perencanaan untuk penatagunaan sumber daya air.

    5. Program Penataan Kelembagaan dan Ketatatalaksanaan

    Solusi terhadap permasalahan diatas melalui :

    - Menguatkan koordinasi antar pengelola sumber daya air di setiap

    level pemerintahan dan kewenangan melalui lembaga koordinasi

    yang sudah ada seperti TKPSDA, Dewan Sumber Daya Air

    Provinsi, Komisi Irigasi Provinsi dan Kabupaten/Kota.

    - Sosialisasi kepada masyarakat tentang peraturan terkait dengan

    pengelolaan sumber daya air.

  • LAKIP Dinas Pekerjaan Umum Pengairan Tahun 2013 IV-44

    Demikian Laporan Akuntanbilitas Kinerja Instansi Pemerintah

    (LAKIP) Dinas Pekerjaan Umum Pengairan Provinsi Jawa Timur

    yang menggambarkan capaian Kinerja tiap-tiap Tujuan dan Sasaran

    pada tahun 2013 dalam mendukung pencapaian Visi dan Misi Dinas

    Pekerjaan Umum Pengairan Provinsi Jawa Timur.

    Surabaya, 23 Januari 2014

    KEPALA DINAS PEKERJAAN UMUM PENGAIRAN

    PROVINSI JAWA TIMUR

    Ir. SUPAAD, M.Si Pembina Utama Madya

    NIP. 19560816 198703 1 006

  • LAKIP Dinas Pekerjaan Umum Pengairan Tahun 2013 II-10

    BAB II

    PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

    Rencana Strategis atau yang disebut dengan RENSTRA

    merupakan suatu proses perencanaan yang berorientasi pada hasil

    yang ingin dicapai selama kurun waktu tertentu berisi visi, misi,

    tujuan, sasaran, dan strategi yang dilaksanakan melalui kebijakan

    dan program Kepala Daerah.

    RENSTRA Dinas Pekerjaan Umum Pengairan Provinsi Jawa

    Timur merupakan perencanaan jangka panjang dan bersifat global

    yang perlu dijabarkan dalam perencanaan yang lebih mikro,

    operasional, dan berjangka pendek dalam satu tahunan berupa

    Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Dinas Pekerjaan Umum Pengairan

    Provinsi Jawa Timur.

    2.1 RENCANA STRATEGIS TAHUN 2009 - 2014

    RENSTRA Dinas Pekerjaan Umum Pengairan Provinsi

    Jawa Timur Tahun 2009 2014 dibuat berdasar pada

    Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

    Tahun 2009 2014 yang ditetapkan dengan Peraturan

    Gubernur Jawa Timur tanggal 20 Mei 2009 nomor 38 Tahun

    2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah

    Daerah (RPJMD) Provinsi Jawa Timur Tahun 2009 2014.

    2.1.1 V i s i

    Visi Dinas Pekerjaan Umum Pengairan

    Provinsi Jawa Timur Tahun 2009 2014 adalah

    sebagai berikut :

  • LAKIP Dinas Pekerjaan Umum Pengairan Tahun 2013 II-11

    Terwujudnya pengelolaan sumber daya air yang

    menyeluruh, terpadu dan berwawasan

    lingkungan untuk mencapai kesejahteraan

    rakyat, serta mendukung Persatuan dan

    Kesatuan Nasional yang dilaksanakan secara

    berkeadilan dengan bertumpu pada peran serta

    keswadayaan masyarakat.

    2.1.2 M i s i

    Misi adalah sesuatu yang harus diemban

    atau dilaksanakan yang merupakan penjabaran dari

    visi yang telah ditetapkan. Misi Dinas Pekerjaan

    Umum Pengairan Provinsi Jawa Timur Tahun 2009

    2014 sebagai berikut :

    Meningkatkan pengelolaan sumber

    daya air permukaan yang memberikan keadilan

    dan keselarasan masyarakat untuk memenuhi

    berbagai kebutuhan antar daerah dan antar

    kepentingan dengan melakukan konservasi

    sumber daya air, pendayagunaan sumber daya

    air dan pengendalian daya rusak air.

    2.1.3 Tujuan

    Tujuan adalah sesuatu yang akan dicapai

    atau dihasilkan dalam jangka waktu 1 (satu) sampai

    dengan 5 (lima) tahun. Tujuan ditetapkan dengan

    mengacu kepada pernyataan visi dan misi serta

    didasarkan pada isu-isu dan analisis strategis.

  • LAKIP Dinas Pekerjaan Umum Pengairan Tahun 2013 II-12

    Tujuan yang terdapat dalam RENSTRA Dinas

    Pekerjaan Umum Pengairan Provinsi Jawa Timur

    Tahun 2009 2014 mendatang adalah sebagai

    berikut :

    1. Pemenuhan kebutuhan air untuk pertanian,

    pemukiman, rumah tangga dan industri secara

    kuantitas dan kualitas; dan

    2. Mewujudkan sistem pengendalian dan pengurangan

    dampak daya rusak air serta melakukan upaya

    pemulihan kerusakan kualitas lingkungan.

    Tabel : 2.1 Matriks Hubungan antara Misi dan Tujuan

    MISI

    TUJUAN

    INDIKATOR Meningkatkan pengelolaan sumber daya air permukaan yang memberikan keadilan dan keselarasan masyarakat untuk memenuhi berbagai kebutuhan antar daerah dan antar kepentingan dengan melakukan konservasi sumber daya air, pendayagunaan sumber daya air, dan pengendalian daya rusak air

    I

    Pemenuhan kebutuhan air untuk pertanian, permukiman, rumah tangga dan industri secara kuantitas dan kualitas

    1

    2

    Intensitas tanam/cropping intensity (CI) sebesar 225 % Rasio ketersediaan dan kebutuhan air baku sebesar 87 %

    II

    Mewujudkan sistem pengendalian dan pengurangan dampak daya rusak air serta melakukan upaya pemulihan kerusakan kualitas lingkungan

    1

    Prosentase penurunan luas genangan banjir sebesar 20 %

  • LAKIP Dinas Pekerjaan Umum Pengairan Tahun 2013 II-13

    2.1.4. S a s a r a n

    Sasaran yang hendak dicapai atau

    dihasilkan oleh Dinas Pekerjaan Umum Pengairan

    Provinsi Jawa Timur dalam kurun waktu 5 (lima)

    tahun (20092014), dapat dirumuskan berdasarkan

    tujuan yang ada , yaitu :

    Tujuan-1 : Pemenuhan kebutuhan air untuk

    pertanian, permukiman, rumah tangga dan industri

    secara kuantitas dan kualitas . Sasarannya adalah :

    a. Terlayaninya kebutuhan air untuk irigasi; dan

    b. Tersedianya air baku untuk berbagai keperluan.

    Tujuan-2 : Mewujudkan sistem pengendalian dan

    pengurangan dampak daya rusak air serta

    melakukan upaya pemulihan kerusakan kualitas

    lingkungan. Sasarannya adalah :

    a. Penurunan luas genangan banjir untuk debit

    periode ulang tertentu.

    Tabel : 2.2 Matriks Hubungan antara Tujuan, dan Sasaran

    TUJUAN

    SASARAN

    Uraian Indikator Uraian Indikator

    I

    Pemenuhan kebutuhan air untuk pertanian, permukiman, rumah tangga dan industri secara kuantitas dan kualitas

    Intensitas

    tanam/cropping

    intensity (CI) sebesar

    225 %

    Rasio ketersediaan dan

    kebutuhan air baku

    sebesar 87 %

    1

    2

    Terlayaninya kebutuhan air untuk irigasi Tersedianya air baku untuk berbagai keperluan

    Intensitas tanam/cropping

    intensity (CI) sebesar 225 %

    Rasio ketersediaan dan

    kebutuhan air baku sebesar

    87 %

  • LAKIP Dinas Pekerjaan Umum Pengairan Tahun 2013 II-14

    II

    Mewujudkan sistem pengendalian dan pengurangan dampak daya rusak air serta melakukan upaya pemulihan kerusakan kualitas lingkungan

    Prosentase penurunan luas genangan banjir sebesar 20 %

    1

    Penurunan luas genangan banjir untuk debit periode ulang tertentu

    Prosentase penurunan luas genangan banjir sebesar 20 %

    2.1.5 Strategi dan Arah Kebijakan

    Strategi adalah cara mencapai tujuan dan

    sasaran. Strategi Dinas Pekerjaan Umum Pengairan

    adalah sebagai berikut :

    a. Meningkatkan kemampuan penyediaan air;

    b. Penyempurnaan peraturan perundang-undangan

    dibidang pengairan;

    c. Mengoptimalkan pengelolaan sumber daya air;

    d. Peningkatan koordinasi tata pengaturan air;

    e. Mewujudkan azas kemanfaatan umum,

    keseimbangan dan kelestarian lingkungan;

    f. Meningkatkan daya resap di daerah tangkapan air dan

    pengamannya;

    g. Peningkatan peran serta swasta dan masyarakat;

    h. Pengelolaan manajemen data;

    i. Melibatkan stakeholder (pemangku kepentingan) dan

    customers (penerima manfaat) untuk sadar air; dan

    j. Memanfaatkan potensi yang ada dengan

    meningkatkan efisiensi.

    Kebijakan merupakan ketentuan-ketentuan

    yang telah ditetapkan oleh yang berwenang untuk

    dijadikan pedoman, pegangan atau petunjuk dalam

    pengembangan ataupun pelaksanaan

  • LAKIP Dinas Pekerjaan Umum Pengairan Tahun 2013 II-15

    program/kegiatan guna tercapainya kelancaran dan

    keterpaduan dalam mewujudkan sasaran, tujuan,

    serta visi dan misi instansi pemerintah. Kebijakan

    Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Jawa Timur adalah

    sebagai berikut :

    a. Mempertahankan dan meningkatkan produksi

    pertanian melalui optimalisasi lahan dan sumber daya

    air;

    b. Menyediakan air baku lainnya untuk berbagai

    keperluan;

    c. Penataan daerah manfaat sungai;

    d. Peningkatan koordinasi tata pengaturan air seluruh

    stakeholder;

    e. Konservasi dan pelestarian sumber daya air;

    f. Pengelolaan kualitas air dan pengendalian

    pencemaran air;

    g. Pengendalian perijinan dan rekomendasi;

    h. Pelaksanaan peraturan perundangan terkait

    kewenangan Provinsi;

    i. Melaksanakan PP 14/1994; PP 15/1994 dan PP

    16/1994; dan

    j. Melaksanakan pengendalian anggaran keuangan

    secara efektif dan efisien.

    2.1.6 Program dan Kegiatan

    a) Program Penyediaan dan Pengelolaan Air Baku

    didukung oleh 5 (lima) kegiatan yaitu operasi dan

    pemeliharaan, rehabilitasi saluran pembawa dan

    pembuang serta prasarana air baku lainnya;

  • LAKIP Dinas Pekerjaan Umum Pengairan Tahun 2013 II-16

    pembangunan prasarana pengambilan dan saluran

    pembawa air baku, terutama pada kawasan-kawasan

    dengan tingkat kebutuhan air baku tinggi di wilayah

    penduduk miskin yang sulit air; pembangunan dan

    normalisasi sumur-sumur air tanah dengan

    memperhatikan prinsip-prinsip conjunctive use

    dengan air permukaan pada daerah-daerah rawan air,

    pulau-pulau kecil dan daerah tertinggal; sinkronisasi

    kegiatan antara penyediaan air baku dengan kegiatan

    pengolahan dan distribusi; dan pemberdayaan

    kelembagaan masyarakat lokal untuk mengelola dan

    memanfaatkan sumber daya air melalui swaorganisasi

    dan swakelola.

    b) Program Pengendalian Banjir dan Pengamanan

    Pantai didukung oleh 6 (enam) kegiatan yaitu

    peningkatan pembangunan prasarana pengendali

    banjir dan pengamanan pantai, terutama pada

    daerah-daerah rawan bencana banjir dan abrasi air

    laut pada wilayah strategis, daerah tertinggal, serta

    pulau-pulau kecil yang terkait/terpengaruh oleh

    muara sungai; mendukung peningkatan

    pembangunan embung-embung untuk penampungan

    air hujan di wilayah rawan banjir, sekaligus berfungsi

    untuk kegiatan perikanan, irigasi, dan sumber air

    baku; pengendalian daya rusak air di sungai

    Bengawan Solo di wilayah Kabupaten Bojonegoro,

    Tuban, Lamongan, Gresik, dengan melakukan

    pengelolaan daerah rawan bencana banjir (Flood

    Prone Area Management) sebagai contoh membuat

    Pusat Evakuasi Korban Banjir (Flood Evacuation

  • LAKIP Dinas Pekerjaan Umum Pengairan Tahun 2013 II-17

    Center) di Bojonegoro dan Tuban, dan membuat

    tampungan sementara (Retarding Basin); rehabilitasi,

    operasi dan pemeliharaan sungai, prasarana

    pengendali banjir (pompa banjir, doorlaat, floodway),

    dan pengamanan pantai, termasuk tanggul dan

    normalisasi sungai; pengaturan dan penegakan

    hukum untuk penertiban terhadap hunian liar di

    daerah bantaran sungai; dan pemberdayaan dan

    pengembangan budaya masyarakat setempat dalam

    pengendalian banjir.

    c) Program Pengendalian Banjir dan Pengamanan

    Pantai didukung oleh 7 (tujuh) kegiatan yaitu

    pemberdayaan petani pemakai air, terutama dalam

    pengelolaan jaringan irigasi; peningkatan kinerja

    jaringan irigasi yang belum berfungsi; rehabilitasi

    jaringan irigasi terutama pada daerah penghasil

    pangan; pengelolaan jaringan irigasi, serta jaringan

    pengairan lainnya yang tersebar di seluruh wilayah

    Jawa Timur; optimalisasi pemanfaatan lahan irigasi

    yang telah dikembangkan; peningkatan kegiatan

    operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi; dan

    revitalisasi peran-peran lokal tradisional dalam

    pengelolaan dan pemeliharaan sumber daya air untuk

    irigasi pertanian.

    d) Program Pengembangan, Pengelolaan, dan

    Konservasi Sungai, Danau, dan Sumber Air Lainnya

    didukung oleh 9 (sembilan) kegiatan yaitu

    penatagunaan sumber daya air; penyelenggaraan

    konservasi air tanah pada wilayah kritis air;

    peningkatan kegiatan operasi dan pemeliharaan

  • LAKIP Dinas Pekerjaan Umum Pengairan Tahun 2013 II-18

    waduk, danau, embung, serta bangunan penampung

    air lainnya; rehabilitasi bangunan tampungan air

    seperti waduk/embung; percepatan pembangunan

    waduk, embung, dan bangunan penampung air

    lainnya dalam skala kecil di wilayah rawan

    kekeringan; peningkatan pemanfaatan potensi

    kawasan dan air waduk, danau, embung, dan

    bangunan penampung air lainnya, termasuk untuk

    pengembangan wisata tirta; pengembangan

    pembiayaan kompetitif (competitive fund) untuk

    konservasi air oleh kelompok masyarakat maupun

    pemerintah daerah; penggalian dan pengembangan

    budaya masyarakat dalam konservasi air; dan

    pengembangan teknologi tepat guna.

    e) Program Penataan Kelembagaan dan Ketatalaksanaan

    didukung oleh 8 (delapan) kegiatan yaitu

    penyusunan/penyesuaian peraturan perundang-

    undangan tentang pengelolaan sumber daya air,

    sungai, pengusahaan sumber daya air wilayah sungai,

    irigasi, dan pembiayaan pengelolaan sumber daya air

    wilayah sungai; penataan dan perkuatan

    kelembagaan pengelola sumber daya air daerah

    Provinsi, maupun Kabupaten/Kota; pengembangan

    dan pembentukan wadah koordinasi pengelolaan

    sumber daya air tingkat Provinsi, Wilayah Sungai

    (WS), dan/atau Kabupaten/Kota; perkuatan Unit

    Pelaksana Teknis Pengelolaan Sumber Daya Air

    Wilayah Sungai (UPT PSDAWS); pembangunan

    sistem informasi dan pengelolaan data yang dapat

    memenuhi kebutuhan data dan informasi yang akurat,

  • LAKIP Dinas Pekerjaan Umum Pengairan Tahun 2013 II-19

    aktual, dan mudah diakses; peningkatan partisipasi

    masyarakat dalam pengembangan, pengelolaan, dan

    konservasi sungai, danau, dan sumber air lainnya;

    peningkatan kemampuan dan pemberdayaan

    masyarakat dan Himpunan Petani Pemakai Air

    (HIPPA) dalam hal teknis, organisasi, dan administrasi

    pengembangan dan pengelolaan irigasi dan sumber

    daya air lainnya; dan penegakan hukum dan

    peraturan terkait dengan pengelolaan sumber daya

    air.

    2.2 PENETAPAN KINERJA TAHUN 2013

    Rencana Strategis (RENSTRA) berisikan perencanaan

    yang global dengan penjabaran hanya sampai kepada

    program hingga perlu dioperasionalisasikan dengan

    perencanaan yang lebih mikro sampai penjabaran terakhir

    pada kegiatan-kegiatan namun masih dalam satu rangkuman

    dari seluruh perencanaan, perencanaan yang lebih mikro tadi

    disebut dengan Rencana Kinerja Tahunan (RKT).

    Penyusunan RKT berdasarkan Peraturan Menteri

    Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi

    Birokrasi (PERMENPAN & RB) Nomor : 29 Tahun 2010

    Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan

    Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.

  • LAKIP Dinas Pekerjaan Umum Pengairan Tahun 2013 II-20

    Adapun Rencana Kinerja Tahun 2013 Dinas Pekerjaan Umum

    Pengairan Provinsi Jawa Timur adalah sebagai berikut :

    Tabel : 2.3 Rencana Kinerja Tahun 2013

    Pemerintah Provinsi Jawa Timur

    TUJUAN

    SASARAN

    INDIKATOR

    TARGET

    1

    Pemenuhan kebutuhan air untuk pertanian, permukiman, rumah tangga dan industri secara kuantitas dan kualitas

    1

    2

    Terlayaninya kebutuhan air untuk irigasi Tersedianya air baku untuk berbagai keperluan

    1

    Intensitas tanam/cropping intensity (CI) sebesar 225 %

    225 %

    2

    Rasio ketersediaan dan kebutuhan air baku sebesar 87 %

    87 %

    2

    Mewujudkan sistem pengendalian dan pengurangan dampak daya rusak air serta melakukan upaya pemulihan kerusakan kualitas lingkungan

    1

    Penurunan luas genangan banjir untuk debit periode ulang tertentu

    1

    Prosentase penurunan luas genangan banjir sebesar 4 %

    4 %

    Rencana Kinerja Tahunan Pemerintah Provinsi Jawa

    Timur Tahun 2013 yang telah dibuat untuk melaksanakan

    kegiatan, program dan sasaran di tahun 2013 menjadi tumpuan

    bagi Pemerintah Provinsi Jawa Timur untuk mewujudkan kinerja

    Output ataupun Outcome yang ditetapkan dalam Penetapan

    Kinerja Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2013

    berdasarkan pada Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2004

    tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi yang ditindaklanjuti

    dengan surat edaran Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara

    nomor SE/31/M.PAN/12/2004 tentang Penetapan Kinerja.

  • LAKIP Dinas Pekerjaan Umum Pengairan Tahun 2013 II-21

    Pada tanggal 31 Desember 2010 muncul Peraturan

    Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara nomor 29

    Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja

    dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah yang

    menjadikan Penetapan Kinerja sebagai komitmen kinerja

    Gubernur Jawa Timur dinyatakan dalam Perjanjian Kinerja,

    sebagaimana dapat dilihat pada lampiran Penetapan Kinerja

    Dinas Pekerjaan Umum Pengairan Provinsi Jawa Timur

    Tahun 2013.

    Penetapan Kinerja Pemerintah Provinsi Jawa Timur

    Tahun 2013 dijadikan acuan untuk mengukur Kinerja Dinas

    Pekerjaan Umum Pengairan Provinsi Jawa Timur Tahun 2013

    dan melaporkannnya dalam LAKIP.

  • LAKIP Dinas Pekerjaan Umum Pengairan Tahun 2013 III-22

    BAB III

    AKUNTABILITAS KINERJA

    Akuntabilitas Kinerja dalam format Laporan Akuntabilitas Kinerja

    Instansi Pemerintah (LAKIP) Dinas Pekerjaan Umum Pengairan

    Provinsi Jawa Timur tidak terlepas dari rangkaian mekanisme fungsi

    perencanaan yang sudah berjalan mulai dari Perencanaan Strategis

    (Renstra), Rencana Kinerja Tahunan (RKT), dan Penetapan Kinerja

    (PK) Dinas Pekerjaan Umum Pengairan Provinsi Jawa Timur.

    Pertanggungjawaban kinerja pelaksanaan pembangunan

    sifatnya terukur, terdapat standar pengukuran antara yang diukur

    dengan piranti pengukurannya. Pertanggungjawaban pengukuran yang

    diukur adalah kegiatan, program, dan sasaran, yang prosesnya adalah

    sejauh mana kegiatan, program, dan sasaran dilaksanakan tidak salah

    arah dengan berbagai piranti perencanaan yang telah dibuat.

    3.1 PENGUKURAN KINERJA

    Adapun pengukuran kinerja dilakukan dengan cara

    membandingkan target setiap indikator kinerja sasaran dengan

    realisasinya. Setelah dilakukan penghitungan akan diketahui

    selisih atau celah kinerja (peformance gap). Selanjutnya

    berdasarkan selisih kinerja tersebut dilakukan evaluasi guna

    mendapatkan strategi yang tepat untuk peningkatan kinerja dimasa

    yang akan datang (performance improvement).

    Dalam memberikan penilaian tingkat capaian kinerja

    setiap sasaran, menggunakan skala pengukuran 4 (empat)

    kategori sebagai berikut :

  • LAKIP Dinas Pekerjaan Umum Pengairan Tahun 2013 III-23

    TABEL : 3.0. Skala Pengukuran Capaian Sasaran Kinerja

    Tahun 2013

    NO PERSENTASE CAPAIAN KATEGORI CAPAIAN

    1 Lebih dari 100 % Sangat Baik

    2 75 % sampai 100 % Baik

    3 55 % sampai 75 % Cukup

    4 Kurang dari 55 % Kurang

    3.2. EVALUASI DAN ANALISIS CAPAIAN KINERJA

    Pengukuran kinerja Dinas Pekerjaan Umum Pengairan

    Provinsi Jawa Timur tahun 2013 menggunakan metode yang

    diatur dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara

    dan Reformasi Birokrasi Nomor : 29 tahun 2010 tentang Pedoman

    Penyusunan Penetapan Kinerja dan Laporan Akuntabilitas Kinerja

    Instansi Pemerintah.

    Hasil pengukuran kinerja beserta evaluasi setiap tujuan dan

    sasaran Dinas Pekerjaan Umum Pengairan Provinsi Jawa Timur

    tahun 2012 disajikan sebagai berikut :

    3.2.1 TUJUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN AIR UNTUK

    PERTANIAN, PERMUKIMAN, RUMAH TANGGA DAN

    INDUSTRI SECARA KUANTITAS DAN KUALITAS

    Tujuan Pemenuhan Kebutuhan Air untuk

    Pertanian, Permukiman, Rumah Tangga dan Industri

    secara Kuantitas dan Kualitas dijabarkan kedalam 2 (dua)

    Sasaran dengan 2 (dua) indikator.

  • LAKIP Dinas Pekerjaan Umum Pengairan Tahun 2013 III-24

    Sasaran Terlayaninya Kebutuhan Air untuk Irigasi

    diukur melalui 2 (dua) indikator yaitu Intensitas

    Tanam/Cropping Intensity (CI) sebesar 225 % dan Rasio

    Ketersediaan dan Kebutuhan Air Baku sebesar 87 %.

    Indikator kinerja, target dan realisasi dari sasaran

    ini disajikan dalam Tabel 3.1. sebagai berikut :

    TABEL : 3.1. Pengukuran Kinerja Sasaran Terlayaninya

    Kebutuhan Air untuk Irigasi

    NO INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI (%)

    1 2 3 4 5

    1

    Intensitas tanam/cropping intensity (CI) sebesar 225 %

    225 % 225 % 100 %

    Berdasarkan Hasil Pengukuran Sasaran 1.1 pada

    Tabel 3.1, dapat disimpulkan bahwa pencapaian sasaran

    Terlayaninya Kebutuhan Air untuk Irigasi pada tahun 2013

    tergolong Baik.

    TUJUAN 1 SASARAN 1.1

    Pemenuhan kebutuhan air untuk pertanian, permukiman, rumah tangga dan indsutri secara kuantitas dan kualitas

    Terlayaninya kebutuhan air untuk irigasi

    TUJUAN 1 SASARAN 1.2.

    Pemenuhan Kebutuhan Air

    untuk Pertanian,

    Permukiman, Rumah Tangga

    dan Industri secara

    Kuantitas dan Kualitas

    Tersedianya Air Baku untuk

    berbagai Keperluan

  • LAKIP Dinas Pekerjaan Umum Pengairan Tahun 2013 III-25

    Indikator kinerja, target dan realisasi dari sasaran

    ini disajikan dalam Tabel 3.2. sebagai berikut :

    Berdasarkan Hasil Pengukuran Sasaran 1.2 pada

    Tabel 3.2, dapat disimpulkan bahwa pencapaian sasaran

    Tersedianya Air Baku untuk berbagai Keperluan pada

    tahun 2013 tergolong Baik.

    3.2.2 TUJUAN MEWUJUDKAN SISTEM PENGENDALIAN

    DAN PENGURANGAN DAMPAK DAYA RUSAK AIR

    SERTA MELAKUKAN UPAYA PEMULIHAN

    KERUSAKAN KUALITAS LINGKUNGAN

    Tujuan Mewujudkan Sistem Pengendalian dan

    Pengurangan Dampak Daya Rusak Air serta Melakukan

    Upaya Pemulihan Kerusakan Kualitas Lingkungan

    dijabarkan kedalam 1 (satu) Sasaran dengan 1 (satu)

    indikator.

    Sasaran Penurunan Luas Genangan Banjir untuk

    Debit Periode Ulang Tertentu diukur melalui 1 (satu)

    indikator yaitu Prosentase Penurunan Luas Genangan

    Banjir sebesar 4 %.

    TABEL : 3.2. Pengukuran Kinerja Sasaran Tersedianya Air

    Baku untuk berbagai Keperluan

    NO INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI (%)

    1 2 3 4 5

    1 Rasio ketersediaan dan kebutuhan air baku sebesar 87 %

    87 % 87 % 100 %

  • LAKIP Dinas Pekerjaan Umum Pengairan Tahun 2013 III-26

    TUJUAN 2 SASARAN 2.1

    Mewujudkan sistem pengendalian dan pengurangan dampak daya rusak air serta melakukan upaya pemulihan kerusakan kualitas lingkungan

    Penurunan luas genangan banjir untuk debit periode ulang tertentu

    Indikator kinerja, target dan realisasi dari sasaran ini

    disajikan dalam Tabel 3.3. sebagai berikut :

    TABEL : 3.3. Pengukuran Kinerja Sasaran Penurunan Luas

    Genangan Banjir untuk Debit Periode Ulang

    Tertentu

    NO INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI (%)

    1 2 3 4 5

    1

    Prosentase penurunann luas genangan banjir sebesar 4 %

    4 % 4 % 100 %

    Berdasarkan Hasil Pengukuran Sasaran 2.1 pada

    Tabel 3.3, dapat disimpulkan bahwa pencapaian sasaran

    Penurunan Luas Genangan Banjir untuk Debit Periode

    Ulang Tertentu pada tahun 2013 tergolong Baik.

    3.3 TELAAHAN RENSTRA

    2.1.1 Pencapaian Program Penyediaan Dan Pengelolaan Air

    Baku

    Program Penyediaan dan Pengelolaan Air Baku

    dimaksudkan menyediakan air baku untuk memenuhi

    kebutuhan pertanian dan rumah tangga terutama

    masyarakat miskin di pedesaan dan perkotaan, serta

    industri, dengan sasaran rasio ketersediaan dan

    kebutuhan air baku sebesar 87 %. Untuk mengukur

    keberhasilan sasaran dari pelaksanaan program tersebut

  • LAKIP Dinas Pekerjaan Umum Pengairan Tahun 2013 III-27

    dapat dilihat dari perkembangan capaian kinerja program

    sebagai berikut :

    Tabel 3.4.

    Capaian Kinerja Program Penyediaan dan Pengelolaan Air Baku

    Tahun 2019-2013

    Uraian

    Capaian Kinerja Program

    Satuan 2009 2010 2011 2012 2013

    Rasio

    ketersediaan

    dan kebutuhan

    air baku

    sebesar 87 %

    % 87 87 87 87 87

    Capaian Kinerja Program Penyediaan dan

    Pengelolaan Air Baku dapat dilihat dari rasio ketersediaan

    dan kebutuhan air baku selama lima tahun terakhir (2009-

    2013).

    2.1.2 Pencapaian Program Pengendalian Banjir Dan

    Pengamanan Pantai

    Program Pengendalian Banjir dan Pengamanan

    Pantai dimaksudkan untuk mengurangi tingkat resiko dan

    lama genangan banjir, serta menanggulangi akibat

    bencana banjir dan abrasi air laut yang menimpa daerah

    produksi, permukiman, dan sarana publik lainnya,

    sehingga dampak bencana banjir dan kekeringan dapat

    dikurangi, serta terlindunginya daerah pantai dari abrasi

  • LAKIP Dinas Pekerjaan Umum Pengairan Tahun 2013 III-28

    laut, terutama pada pulau-pulau kecil, dan wilayah

    strategis serta yang terkait/terpengaruh oleh muara

    sungai, dengan sasaran prosentase penurunan luas

    genangan banjir sebesar 4 %. Untuk mengukur

    keberhasilan sasaran dari pelaksanaan program tersebut

    dapat dilihat dari perkembangan capaian kinerja program

    sebagai berikut :

    Tabel 3.5.

    Capaian Kinerja Program

    Pengendalian Banjir dan Pengaman Pantai

    Tahun 2009-2013

    Uraian

    Capaian Kinerja Program

    Satuan 2009 2010 2011 2012 2013

    Prosentase

    penurunan luas

    genangan banjir

    sebesar 20 %

    % 3,21 3,17 20,00 4,00 4,00

    Capaian Kinerja Program Pengendalian Banjir

    dan Pengamanan Pantai dapat dilihat prosentase

    penurunan luas genangan banjir. Selama lima tahun

    terakhir (2009-2013) menunjukkan peningkatan pada

    tahun 2009 prosentase penurunan luas genangan banjir

    sebesar 3,21 % naik menjadi 4 % di tahun 2012. Pada

    Tahun 2011 terdapat prosentase penurunan luas

    genangan banjir yang cukup signifikan yaitu sebesar 20 %,

    dikarenakan adanya pengaruh pembangunan tanggul

  • LAKIP Dinas Pekerjaan Umum Pengairan Tahun 2013 III-29

    Kanor (Bojonegoro) oleh Balai Besar Wilayah Sungai

    Bengawan Solo (Dana APBN). Untuk Provinsi memberikan

    kontribusi sebesar Rp. 10,4 Milyar yang digunakan untuk

    biaya pembebasan lahan.

    2.1.3 Pencapaian Program Pengembangan Dan Pengelolaan

    Jaringan Irigasi, Rawa, Dan Jaringan Pengairan

    Lainnya

    Program Pengembangan dan Pengelolaan

    Jaringan Irigasi, Rawa, dan Jaringan Pengairan Lainnya

    dimaksudkan untuk mewujudkan kinerja yang lebih baik

    dalam pengelolaan jaringan irigasi serta jaringan

    pengairan lainnya untuk meningkatkan pemenuhan

    kebutuhan air pertanian dan pengendalian pemanfaatan

    air tanah untuk irigasi, dengan sasaran Intensitas

    tanam/cropping intensity (CI) sebesar 225 %. Untuk

    mengukur keberhasilan sasaran dari pelaksanaan program

    tersebut dapat dilihat dari perkembangan capaian kinerja

    program sebagai berikut :

  • LAKIP Dinas Pekerjaan Umum Pengairan Tahun 2013 III-30

    Tabel 3.6.

    Capaian Kinerja Program Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi, Rawa, dan Jaringan Pengairan Lainnya

    Tahun 2009-2013

    Uraian

    Capaian Kinerja Program

    Satuan 2009 2010 2011 2012 2013

    Intensitas

    tanam/cropping

    intensity

    % 225 225 225 225 225

    Capaian Kinerja Program Pengembangan dan

    Pengelolaan Jaringan Irigasi, Rawa, dan Jaringan

    Pengairan Lainnya dapat dilihat dari bertahannya

    intensitas tanam/cropping intensity pertahun selama lima

    tahun terakhir (2009-2013). Intensitas tanam/cropping

    intensity merupakan prosentase luas tanam selama

    periode Musim Tanam I, Musim Tanam II, dan Musim

    Tanam III.

    3.4 AKUNTABILITAS KEUANGAN

    3.4.1 Program Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan

    Irigasi, Rawa, dan Jaringan Pengairan Lainnya

    Program Pengembangan dan Pengelolaan

    Jaringan Irigasi, Rawa, dan Jaringan Pengairan Lainnya

    dengan pagu sebesar Rp. 107.032.664.147, terealisasi

    sebesar 95,58% atau Rp. 102.297.351.808.

  • LAKIP Dinas Pekerjaan Umum Pengairan Tahun 2013 III-31

    3.4.2 Program Penyediaan dan Pengelolaan Air Baku

    Program Penyediaan dan Pengelolaan Air Baku

    dengan pagu sebesar Rp. 20.714.113.770, terealisasi

    sebesar 94,48% atau Rp. 19.570.741.178.

    3.4.3 Pengendalian Banjir dan Pengamanan Pantai

    Program Pengendalian Banjir dan Pengamanan

    Pantai dengan pagu sebesar Rp. 35.772.256.928,

    terealisasi sebesar 93,19% atau Rp. 33.337.134.405.

    3.3.4 Program Pengembangan, Pengelolaan, dan Konservasi

    Sungai, Danau, dan Sumber Air Lainnya

    Program Pengembangan, Pengelolaan, dan

    Konservasi Sungai, Danau, dan Sumber Air Lainnya

    dengan pagu sebesar Rp. 33.251.366.040, terealisasi

    sebesar 92,51% atau Rp. 30.759.327.540.

    3.3.5 Program Penataan Kelembagaan dan Ketatalaksanaan

    Program Penataan Kelembagaan dan

    Ketatalaksanaan dengan pagu sebesar

    Rp. 11.379.816.150, terealisasi sebesar 93,31% atau

    Rp. 10.618.729.155.

  • LAKIP Dinas Pekerjaan Umum Pengairan Tahun 2013 IV-32

    BAB IV

    P E N U T U P

    4.1 KESIMPULAN

    Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)

    disusun sebagai bentuk pertanggungjawaban Dinas Pekerjaan

    Umum Pengairan Provinsi Jawa Timur berkaitan dengan

    penyelenggaraan pemerintahan pada tahun 2013 sebagai bahan

    pengambilan keputusan dalam perencanaan tahun berikutnya. Dari

    hasil evaluasi terhadap kinerja Dinas Pekerjaan Umum Pengairan

    Provinsi Jawa Timur dapat disimpulkan bahwa sasaran-sasaran

    pada tiap-tiap tujuan yang ditetapkan pada Rencana Strategis

    dikatagorikan.

    Berdasarkan uraian capaian kinerja sasaran yang

    merupakan capaian kinerja dari pengukuran Indikator Kinerja Utama

    atau Indikator Kinerja Sasaran dan Rencana Strategis tahun

    2009-2014, yang merupakan capaian sasaran pada setiap tujuan

    dalam mencapai Misi dan Visi Dinas Pekerjaan Umum Pengairan

    Provinsi Jawa Timur, dapat diuraikan sebagai berikut :

    TUJUAN 1 : Pemenuhan kebutuhan air untuk pertanian,

    permukiman, rumah tangga dan industri secara

    kuantitas dan kualitas mendapat predikat nilai Baik

    (rata-rata : 100 %).

  • LAKIP Dinas Pekerjaan Umum Pengairan Tahun 2013 IV-33

    TUJUAN 2 : Mewujudkan sistem pengendalian dan

    pengurangan dampak daya rusak air serta

    melakukan upaya pemulihan kerusakan kualitas

    lingkungan mendapat predikat nilai Baik (rata-rata :

    100 %).

    Beberapa permasalahan yang masih menjadi perhatian bagi

    Dinas Pekerjaan Umum Pengairan Provinsi Jawa Timur

    sebagaimana berikut :

    1. Program Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan

    Irigasi, Rawa dan Jaringan Pengairan Lainnya

    Permasalahan yang dihadapi antara lain :

    - Laju penurunan kinerja jaringan irigasi dan tampungan air terjadi

    lebih cepat dibanding kemampuan melakukan perbaikan.

    - Pola pemakaian air irigasi di tingkat petani masih cukup tinggi,

    serta terjadi penyimpangan pengambilan air yang telah disepakati

    dalam rencana tata tanam dan pola alokasi air.

    - Pemanfaatan sumur air dangkal untuk irigasi yang berlebihan

    sehingga berpengaruh terhadap penurunan muka air tanah dan

    menyebabkan kekeringan pada sumur-sumur penduduk.

  • LAKIP Dinas Pekerjaan Umum Pengairan Tahun 2013 IV-34

    2. Program Penyediaan dan Pengelolaan Air Baku

    Permasalahan yang dihadapi antara lain :

    - Sejalan meningkatnya jumlah penduduk dan kualitas kehidupan

    masyarakat, jumlah kebutuhan air baku bagi rumah tangga,

    permukiman, pertanian maupun industri juga semakin

    meningkat. Peningkatan kebutuhan air baku yang tidak

    seimbang dengan kemampuan penyediaan diperkirakan akan

    memicu konflik antar pengguna air. Dengan berkembangnya

    daerah permukiman dan industri telah menurunkan area resapan

    air dan mengancam daya dukung lingkungan dalam

    menyediakan air. Selain itu, kapasitas infrastruktur penampung

    air, seperti waduk dan bendungan semakin menurun sebagai

    akibat meningkatnya sedimentasi, sehingga menurunkan

    keandalan penyediaan air untuk irigasi maupun air baku. Kondisi

    ini diperparah dengan kualitas operasi dan pemeliharaan yang

    belum optimal sehingga tingkat layanan prasarana sumber daya

    air, dari waktu ke waktu semakin menurun.

    - Kondisi Jaringan Irigasi Air Tanah (JIAT) sebagian besar tidak

    berfungsi dan memerlukan rehabilitasi.

    - Penggarap tanah Negara meminta santunan seperti pada tahun

    sebelumnya, sedangkan peraturan yang baru tidak ada santunan

    (Jabung Ring Dike).

    - Pembebasan tanah di Waduk Nipah (Sampang) belum

    mendapatkan persetujuan warga dan untuk pembebasan tanah

    Waduk Bendo (Ponorogo) terkendala persetujuan ijin prinsip dari

    Menteri Kehutanan.

  • LAKIP Dinas Pekerjaan Umum Pengairan Tahun 2013 IV-35

    - Terdapat permasalahan teknis berupa masalah geologi di Waduk

    Bajulmati (Banyuwangi) dan perbedaan hasil investigasi Waduk

    Kresek (Madiun)

    3. Program Pengendalian Banjir dan Pengamanan Pantai

    Permasalahan yang dihadapi antara lain :

    - Akibat kerusakan lingkungan terutama pada Daerah Tangkapan

    Air bagian hulu (hutan), aliran permukaan semakin besar dan

    menimbulkan erosi yang pada akhirnya terjadi sedimentasi di

    sungai dan waduk, sehingga berdampak mengurangi daya

    tampung sungai dan waduk yang dapat menyebabkan banjir;

    - Morfologi sungai yang berkelok-kelok, kemiringan memanjang

    relatif datar dan adanya pengaruh pasang surut air laut;

    - Sebagian besar kegiatan masyarakat (permukiman, industri,

    aktivitas ekonomi, transportasi) berada pada wilayah dataran

    banjir;

    - Infrastruktur yang dibangun oleh masyarakat diatas sungai justru

    mengurangi penampang basah aliran saat terjadi banjir;

    - Kondisi Kali Brantas saat ini terjadi kerusakan tanggul dan tebing,

    penurunan dasar sungai akibat penambangan pasir yang tidak

    terkendali, perubahan bentuk sungai, dan kerusakan prasarana

    pengairan;

    - Pembebasan tanah dan permasalahan sosial terhadap usulan

    kegiatan pembangunan infrastruktur sepanjang sungai Bengawan

    Solo;

  • LAKIP Dinas Pekerjaan Umum Pengairan Tahun 2013 IV-36

    - Koefisien Run Off saat ini pada WS. Bengawan Solo > 70%

    (koefisien runoff yang baik < 70%);

    - Jika terjadi hujan pada daerah hulu, maka elevasi muka air

    Bengawan Solo tinggi. Hal ini mengakibatkan aliran anak-anak

    sungai yang bermuara di Bengawan Solo tertahan dan meluap.

    Hal ini akan menyebabkan genangan banjir pada area

    permukiman, persawahan disekitar muara anak sungai Bengawan

    Solo;

    - Jika terjadi air laut pasang (tinggi 2-3m), maka aliran air pada

    Bengawan Solo tertahan tidak dapat mengalir ke laut;

    - Banyaknya permukiman dan persawahan pada daerah depresi

    (rutin genangan) disekitar Bengawan Solo; dan

    - Terdapat beberapa infrastruktur pengendali banjir yang belum

    selesai dibangun.

    4. Program Pengembangan, Pengelolaan, dan Konservasi

    Sungai, Danau, dan Sumber Air Lainnya

    Permasalahan yang dihadapi antara lain :

    - Kerusakan lingkungan yang semakin luas akibat kerusakan hutan

    secara signifikan telah menyebabkan penurunan daya dukung

    Daerah Aliran Sungai (DAS) dalam menahan dan menyimpan air.

    Hal yang memprihatinkan adalah indikasi terjadinya proses

    percepatan laju kerusakan daerah tangkapan air.

    - Kecenderungan meluas dan bertambahnya jumlah DAS kritis telah

    mengarah pada tingkat kelangkaan dan peningkatan daya rusak

    air yang semakin serius. Selain itu, kelangkaan air yang terjadi

    cenderung mendorong penggunaan sumber air yang tidak

  • LAKIP Dinas Pekerjaan Umum Pengairan Tahun 2013 IV-37

    bijaksana, antara lain pola eksploitasi air tanah secara berlebihan

    sehingga mengakibatkan terjadinya penurunan permukaan dan

    kualitas air tanah, intrusi air laut dan penurunan permukaan

    tanah. Kerusakan air tanah sangat sulit dipulihkan, sehingga

    apabila hal tersebut terjadi terus menerus secara pasti akan

    berujung pada terjadinya bencana lingkungan yang berimplikasi

    luas.

    5. Program Penataan Kelembagaan dan Ketatatalaksanaan

    Permasalahan yang dihadapi antara lain :

    - Perubahan paradigma pembangunan sejalan dengan semangat

    reformasi memerlukan beberapa lanhkah penyesuaian tata

    kepemerintahan, peran masyarakat, peran BUMN/BUMD dan

    peran swasta dalam pengelolaan infrastruktur sumber daya air.

    Penguatan peran masyarakat, Pemerintah Daerah, BUMN/BUMD

    dan swasta diperlukan dalam rangka memperluas dan

    memperkokoh basis sumber daya.

    - Pada aspek institusi, lemahnya koordinasi antar instansi dan

    antar daerah otonom telah menimbulkan pengelolaan sumber

    daya air yang tidak efisien, bahkan tidak jarang saling

    berbenturan. Pada sisi lain, kesadaran dan partisipasi masyarakat

    sebagai salah satu prasyarat terjaminnya keberlanjutan

    pengelolaan sumber daya air, masih belum mencapai tingkat

    yang diharapkan karena masih terbatasnya kesempatan dan

    kemampuan.

  • LAKIP Dinas Pekerjaan Umum Pengairan Tahun 2013 IV-38

    4.2 SARAN/REKOMENDASI

    Beberapa saran/rekomendasi terhadap

    permasalahan diatas adalah sebagai berikut :

    1. Program Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan

    Irigasi, Rawa dan Jaringan Pengairan Lainnya

    Solusi terhadap permasalahan diatas melalui :

    - Melaksanakan operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi

    kewenangan Provinsi di 169 DI seluas 167.289 Ha secara rutin

    untuk mempertahankan kinerja jaringan.

    - Melaksanakan operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi

    kewenangan Pusat di 35 DI seluas 295.933 Ha secara rutin

    untuk mempertahankan kinerja jaringan.

    - Mengembangkan jaringan irigasi air permukaan direncanakan

    seluas 37.100 yang diproyeksikan untuk meningkatkan IP>2

    (Jabung Ring Dike di Lamongan sebesar 2.300 Ha, Bojonegoro

    Barrage di Bojonegoro sebesar 12.000 Ha, Bengawan Jero di

    Lamongan sebesar 12.000 Ha, Waduk Bajulmati di Banyuwangi

    sebesar 1.800 Ha, Waduk Gonggang di Magetan sebesar 1.500

    Ha, Papar Peterongan di Kediri sebesar 7.000 Ha dan Rowo

    Paras di Kediri sebesar 500 Ha).

    - Melaksanakan studi untuk mengoptimalkan jaringan irigasi yang

    sudah ada dan mengaktifkan kembali tampungan-tampungan

    yang sudah tidak berfungsi.

    - Penyuluhan kepada Himpunan Petani Pemakai Air (HIPPA)

    mengenai efisiensi pemakaian air irigasi.

  • LAKIP Dinas Pekerjaan Umum Pengairan Tahun 2013 IV-39

    2. Program Penyediaan dan Pengelolaan Air Baku

    Solusi terhadap permasalahan diatas melalui :

    - Dengan semakin berkurangnya kapasitas dari bangunan-

    bangunan sumber daya air (waduk dan embung) akibat semakin

    meningkatnya laju sedimentasi dikarenakan kerusakan lingkungan

    pada Daerah Aliran Sungai (DAS) bagian hulu, maka sebagai salah

    satu upaya untuk tetap mempertahankan kapasitas tampungan

    bangunan waduk dan embung adalah dengan melakukan

    pengerukan sedimen di waduk dan embung;

    - Perbaikan rumah pompa dan Jaringan Irigasi Air Tanah perpipaan

    dilakukan secara regular;

    - Gubernur telah berkirim surat kepada Menteri Dalam Negeri dan

    Menteri Keuangan terkait dasar hukum pemberian santunan

    kepada penggarap tanah Negara. Beberapa Kepala Desa tidak

    bersedia mengeluarkan Surat Keterangan Kepemilikan Lahan,

    solusi yang ditempuh adalah masing-masing petani penggarap

    akan membuat Pakta Integritas;

    - Untuk pembebasan lahan Waduk Nipah (Sampang), bersama

    Pemkab Sampang dan tokoh masyarakat (ulama) telah

    diupayakan pendekatan/ penyuluhan kepada masyarakat, namun

    belum mencapai kesepakatan. Sedangkan untuk Waduk Bendo

    (Ponorogo), lahan pengganti milik Perhutani lintas kabupaten

    telah disetujui ijin prinsip dari Menteri Kehutanan seluas 54

    hektar; dan

    - Untuk permasalahan geologi di Waduk Bajulmati, dilakukan review

    desain serta diberikan tambahan waktu pelaksanaan dan untuk

    perbedaan hasil investigasi antara Kabupaten Madiun dan BBWS

  • LAKIP Dinas Pekerjaan Umum Pengairan Tahun 2013 IV-40

    Bengawan Solo pada Waduk Kresek (Madiun), Pemerintah Provinsi

    mengambil inisiatif untuk melakukan investigasi ulang dan

    hasilnya kedua belah pihak sepakat untuk memindahkan lokasi.

    3. Program Pengendalian Banjir dan Pengamanan Pantai

    Solusi terhadap permasalahan diatas melalui :

    - Pemeliharaan sungai dengan menggunakan alat berat secara

    swakelola;

    - Kajian pengendalian banjir di Kali Kemuning (Sampang);

    - Penanganan secara bertahap permasalahan banjir di Kali Welang,

    Kali Petung, dan Kali Rejoso (Pasuruan), Kali Merakan

    (Situbondo), Kali Selowogo (Situbondo), dan Kali Kembar

    (Tulungagung);

    - Melanjutkan pembangunan infrastruktur pengendali banjir di

    Bengawan Solo (Pemeliharaan Floodway Plangwot, Kali lamong),

    Kali Song, Kali Bodeng, Kali Ngasinan (Tulungagung/Trenggalek),

    Kali Kuncir (Nganjuk), Kali Surabaya (Medokan Semampir), Kali

    Kedung Larangan dan Kali Wrati (Pasuruan);

    - Sosialisasi serta pengaturan dan penegakan hukum untuk

    penertiban kegiatan masyarakat pada wilayah dataran banjir

    maupun ijin pembangunan infrastruktur oleh masyarakat di badan

    sungai;

    - Melanjutkan pembebasan tanah Remaining Work LSRIP;

    - Menteri Pekerjaan Umum telah menyetujui untuk menghentikan

    penambangan pasir di Kali Brantas dan mengalihkan

    penambangan pasir ke kantong lahar Gunung Kelud, sesuai

  • LAKIP Dinas Pekerjaan Umum Pengairan Tahun 2013 IV-41

    dengan usulan Gubernur Jawa Timur. Perlu tindak lanjut terkait

    dengan Surat Edaran Menteri ESDM tentang perijinan wilayah

    pertambangan baru;

    Penanganan WS Bengawan Solo Jangka Pendek :

    - Melakukan pemeliharaan secara rutin pada Saluran Floodway

    Plangwot-Sedayu Lawas di Lamongan;

    - Melakukan pemeliharaan secara rutin pada anak-anak sungai yang

    bermuara di Bengawan Solo untuk memperbesar daya tampung

    sungai;

    - Melakukan normalisasi pada waduk-waduk misalnya Waduk Pacal,

    Nglambangan, Prijetan, Gondang;

    - Khusus pada daerah depresi dilakukan Management Flood Prone

    Area/Pengelolaan pada Daerah Yang Rentan Bencana Banjir yaitu

    dengan melakukan :

    - Membangun Flood Evacuation Center yaitu daerah yang

    mempunyai elevasi tinggi digunakan sebagai Pusat Evakuasi

    saat Banjir untuk mempermudah akses pemberian bantuan

    pangan, kesehatan dll

    - Mempertahankan tradisi masyarakat yaitu Living Harmony

    with Flood (membiasakan hidup bersama banjir), misalnya

    Pola Tanam : Banjir-Padi-Polowijo, membangun rumah

    panggung, keterampilan membuat perahu sederhana,

    meliburkan sekolah saat terjadi banjir dll;

    - Menambah kapasitas Floodway Plangwot-Sedayu Lawas dari

    640 m3/dt menjadi 2.500 m3/dt (sesuai dengan kapasitas

    maksimum) dengan membangun penambahan pintu Inlet

    Flood Way dan memperlebar saluran floodway Plangwot;

  • LAKIP Dinas Pekerjaan Umum Pengairan Tahun 2013 IV-42

    - Mempercepat penyelesaian Jabung Ring Dike sebagai

    Retarding Basin sekaligus sebagai tampungan air baku;

    - Membangun pintu-pintu air pada muara anak-anak sungai

    Bengawan Solo dan anak-anak sungai Kali Madiun, dengan

    tujuan menahan masuknya aliran air Bengawan Solo jika

    elevasi muka air Bengawan Solo tinggi dan sebaliknya;

    - Normalisasi dan pembangunan tanggul Kali Lamong di

    Kabupaten Gresik dan Kota Surabaya;

    Penanganan WS Bengawan Solo Jangka panjang :

    - Melakukan reboisasi hutan di DAS Bengawan Solo oleh BP DAS

    Bengawan Solo;

    - Membangun waduk pengendali banjir di daerah hulu anak-anak

    sungai Bengawan Solo, untuk menampung aliran air permukaan

    sehingga mengurangi debit aliran air masuk ke sungai. Antara

    lain: membangun Waduk Pejok (vol. 6 jt m3), Waduk Gongseng

    (20 jt m3) dan embung-embung Solo Valley (50 jt m3), Waduk

    Tugu Madiun (20 jt m3), Waduk Kresek Madiun (1,5 jt m3),dan

    Waduk Bendo Ponorogo (33 jt m3);

    - Membangun chekdam-chekdam pada hulu anak-anak sungai;

    - Membangun tanggul-tanggul sungai Bengawan Solo khusus pada

    daerah yang padat penduduk; dan

    - Merevitalisasi sistem drainase Bengawan Jero (Lamongan).

  • LAKIP Dinas Pekerjaan Umum Pengairan Tahun 2013 IV-43

    4. Program Pengembangan, Pengelolaan, dan Konservasi

    Sungai, Danau, dan Sumber Air Lainnya

    Solusi terhadap permasalahan diatas melalui :

    - Penanaman pohon di DAS kritis dan sempadan irigasi guna

    mengembalikan fungsi daerah resapan air dan sebagai upaya

    pengawetan air.

    - Melaksanakan studi/kajian serta penyediaan data dan dokumen-

    dokumen perencanaan untuk penatagunaan sumber daya air.

    5. Program Penataan Kelembagaan dan Ketatatalaksanaan

    Solusi terhadap permasalahan diatas melalui :

    - Menguatkan koordinasi antar pengelola sumber daya air di setiap

    level pemerintahan dan kewenangan melalui lembaga koordinasi

    yang sudah ada seperti TKPSDA, Dewan Sumber Daya Air

    Provinsi, Komisi Irigasi Provinsi dan Kabupaten/Kota.

    - Sosialisasi kepada masyarakat tentang peraturan terkait dengan

    pengelolaan sumber daya air.

  • LAKIP Dinas Pekerjaan Umum Pengairan Tahun 2013 IV-44

    Demikian Laporan Akuntanbilitas Kinerja Instansi Pemerintah

    (LAKIP) Dinas Pekerjaan Umum Pengairan Provinsi Jawa Timur

    yang menggambarkan capaian Kinerja tiap-tiap Tujuan dan Sasaran

    pada tahun 2013 dalam mendukung pencapaian Visi dan Misi Dinas

    Pekerjaan Umum Pengairan Provinsi Jawa Timur.

    Surabaya, 23 Januari 2014

    KEPALA DINAS PEKERJAAN UMUM PENGAIRAN

    PROVINSI JAWA TIMUR

    Ir. SUPAAD, M.Si Pembina Utama Madya

    NIP. 19560816 198703 1 006

  • LAMPIRAN-LAMPIRAN :

    - MATRIK RENSTRA

    DINAS PU PENGAIRAN PROVINSI JAWA TIMUR

    TAHUN 2009-2014

    - PENETAPAN KINERJA

    DINAS PU PENGAIRAN PROVINSI JAWA TIMUR

    TAHUN 2013

    - PENGUKURAN KINERJA

    DINAS PU PENGAIRAN PROVINSI JAWA TIMUR

    TAHUN 2013

  • VISI :

    MISI :

    TUJUAN : 1.

    2.

    TUGAS : 1. Melaksanakan kebijakan pengelolaan sumber daya air permukaan;

    2. Melaksanakan kewenangan di bidang sumber daya air permukaan yang bersifat lintas Kabupaten/Kota; dan

    3.

    FUNGSI : 1.

    2.

    3.

    4.

    5. Pelaksanaan pengelolaan dan pembangunan/perbaikan Sistem Irigasi lintas Kabupaten/Kota; dan

    6. Pelaksanaan tugas-tugas ketatausahaan.

    Meningkatkan pengelolaan sumber daya air permukaan yang memberikan keadilan dan keselarasan masyarakat untuk memenuhi berbagai kebutuhan antar daerah dan antar kepentingan dengan

    melakukan konservasi sumber daya air, pendayagunaan sumber daya air dan pengendalian daya rusak.

    REVIEW MATRIK RENSTRA

    DINAS PU PENGAIRAN PROVINSI JAWA TIMUR

    TAHUN 2009 - 2014

    Terwujudnya pengelolaan sumber daya air yang menyeluruh, terpadu dan berwawasan lingkungan untuk mencapai kesejahteraan rakyat, serta mendukung Persatuan dan Kesatuan Nasional yang

    dilaksanakan secara berkeadilan dengan bertumpu pada peran serta keswadayaan masyarakat.

    Perumusan kebijaksanaan teknis operasional pembangunan pengelolaan sumber daya air permukaan lintas Kabupaten/Kota;

    Pelaksanaan pembinaan teknis operasional dalam pengelolaan sumber daya air permukaan yang meliputi penyusunan program, pelaksanaan fasilitasi, monitoring, evaluasi dan dan monitoring

    serta Operasional dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi dan Drainase lintas Kabupaten/Kota beserta bangunan-bangunan pelengkapnya;

    Pelaksanaan pengelolaan perijinan pemanfaatan sumber daya air permukaan (mendirikan, mengubah ataupun membongkar bangunan-bangunan yang berada di dalam, diatas maupun melintasi

    sumber-sumber air atau saluran irigasi) lintas Kabupaten/Kota;

    Pemenuhan kebutuhan air untuk pertanian, permukiman, rumah tanggga dan industri secara kuantitas dan kualitas; dan

    Mewujudkan sistem pengendalian dan pengurangan dampak daya rusak air serta melakukan upaya pemulihan kerusakan kualitas lingkungan.

    Melaksanakan kewenangan dekonsentrasi yang dilimpahkan kepada Gubernur dan Tugas Pembantuan di bidang sumber daya air permukaan sesuai perundangan yang berlaku.

    Pelaksanaan fasilitasi penyelenggaraan koordinasi dan kerjasama pengelolaan sumber daya air permukaan antar Kabupaten/Kota dalam pengembangan prasarana dan sarana pengairan;

  • Tujuan 1 (M1) :

    2009 2010 2011 2012 2013 2014

    Indikator Kinerja

    Tujuan

    : 225 225 225 225 225 225

    TAHUN

    DASAR

    2009

    Target Target Target Target Target

    1 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

    1 Intensitas

    tanam/cropping

    intensity (CI)

    sebesar 225 %

    CI = ((Jumlah luas tanam

    pada MT I + MT II + MT III) /

    (Total luas baku sawah)) x

    100%

    MT = Musim Tanam

    Baku Sawah = Sawah

    Beririgasi Teknis

    225 225 225 225 225 225 Rehabilitasi dan

    peningkatan fungsi

    jaringan irigasi

    diprioritaskan pada

    areal yang

    ketersediaan

    airnya terjamin dan

    petani

    penggarapnya

    sudah siap,

    terutama di daerah

    lumbung padi

    Program

    Pengembangan dan

    Pengelolaan Jaringan

    Irigasi, Rawa, dan

    Jaringan Pengairan

    Lainnya

    Bidang Operasi

    dan Pemeliharaan

    serta Unit

    Pelaksana Teknis

    Pengelolaan

    Sumber Daya Air

    Wilayah Sungai

    (UPT PSAWS) se-

    Jawa Timur

    Bidang Operasi

    dan Pemeliharaan

    URAIAN INDIKATOR

    KINERJA UTAMA

    DEFINISI OPERASIONAL &

    FORMULA PERHITUNGAN

    2

    TARGET TAHUNAN

    2010 2011 201420132012 PROGRAM/KEGIATAN

    NO

    KEBIJAKAN

    Terlayaninya kebutuhan air

    untuk irigasi

    SASARAN STRATEGIS STRATEGI PENCAPAIAN SUMBER DATA

    Intensitas tanam/cropping intensity (CI) sebesar 225 %

    Pemenuhan kebutuhan air untuk pertanian,

    permukiman, rumah tangga dan industri secara

    kuantitas dan kualitas

    PENANGGUNG

    JAWAB

  • Tujuan 1 (M1) :

    2009 2010 2011 2012 2013 2014

    Indikator Kinerja

    Tujuan

    : 87 87 87 87 87 87

    TAHUN

    DASAR

    2009

    Target Target Target Target Target

    1 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

    1 Rasio ketersediaan

    dan kebutuhan air

    baku sebesar 87 %

    Rasio = ((Volume

    ketersediaan air baku) /

    (Volume kebutuhan air

    baku)) x 100 %

    87 87,00 87,00 87,00 87,00 87,00 Pemenuhan

    kebutuhan air baku

    diprioritaskan pada

    pemenuhan

    kebutuhan pokok

    rumah tangga

    miskin, terutama di

    wilayah rawan

    defisit air

    Program Penyediaan

    dan Pengelolaan Air

    Baku

    Bidang

    Pendayagunaan

    Sumber Daya Air,

    Bidang

    Pembangunan

    dan

    Pengembangan,

    dan Unit

    Pelaksana Teknis

    Pengelolaan

    Sumber Daya Air

    Wilayah Sungai

    (UPT PSAWS) se-

    Jawa Timur

    Bidang

    Pendayagunaan

    Sumber Daya Air

    2

    Tersedianya air baku untuk

    berbagai keperluan

    SUMBER DATA PENANGGUNG

    JAWAB

    INDIKATOR

    KINERJA UTAMA

    2010 2011 2012 2013 2014 KEBIJAKAN PROGRAM/KEGIATAN

    Rasio ketersediaan dan kebutuhan air baku sebesar 87

    %

    NO SASARAN STRATEGIS DEFINISI OPERASIONAL &

    FORMULA PERHITUNGAN

    TARGET TAHUNAN STRATEGI PENCAPAIAN

    URAIAN

    Pemenuhan kebutuhan air untuk pertanian,

    permukiman, rumah tangga dan industri secara

    kuantitas dan kualitas

  • Tujuan 2 (M1) :

    2009 2010 2011 2012 2013 2014

    Indikator Kinerja

    Tujuan

    : 100 96 92 88 84 80

    TAHUN

    DASAR

    2009

    Target Target Target Target Target

    1 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

    1 Prosentase

    penurunan luas

    genangan banjir

    sebesar 20 %

    Prosentase Penurunan =

    ((Luas genangan banjir yang

    ditangani) / (Luas genangan

    banjir total)) x 100 %

    100 96 92 88 84 80 Penanggulangan

    banjir diutamakan

    pada wilayah

    berpenduduk

    padat yang dihuni

    masyarakat miskin

    dan wilayah

    strategis

    Program Pengendalian

    Banjir dan Pengamanan

    Pantai

    Bidang Operasi

    dan Pemeliharaan

    serta Unit

    Pelaksana Teknis

    Pengelolaan

    Sumber Daya Air

    Wilayah Sungai

    (UPT PSAWS) se-

    Jawa Timur

    Bidang Operasi

    dan Pemeliharaan

    NO SASARAN STRATEGIS DEFINISI OPERASIONAL &

    FORMULA PERHITUNGAN

    TARGET TAHUNAN STRATEGI PENCAPAIAN

    PROGRAM/KEGIATAN2014 KEBIJAKAN2013

    Mewujudkan sistem pengendalian dan pengurangan

    dampak daya rusak air serta melakukan upaya

    pemulihan kerusakan kualitas lingkungan

    Prosentase penurunan luas genangan banjir sebesar 20

    %

    2

    PROVINSI JAWA TIMUR

    SUMBER DATA PENANGGUNG

    JAWAB

    URAIAN INDIKATOR

    KINERJA UTAMA

    2010 2011 2012

    Pembina Utama Madya

    NIP. 19560816 198703 1 006

    Ir. SUPAAD, M.Si

    Penurunan luas genangan

    banjir untuk debit periode

    ulang tertentu

    Surabaya, 28 Januari 2013

    KEPALA DINAS PU PENGAIRAN

  • PENETAPAN KINERJA TAHUN 2013

    Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang bertanda tangan dibawah ini:

    Nama : Ir. SUPAAD, M.Si Jabatan : Kepala Dinas PU Pengairan Provinsi Jawa Timur

    Selanjutnya disebut pihak pertama

    Nama : Dr. H. SOEKARWO Jabatan : Gubernur Jawa Timur

    Selanjutnya disebut pihak kedua.

    Pihak pertama pada tahun 2013 ini berjanji akan mewujudkan target kinerja tahunan sesuai lampiran perjanjian ini dalam rangka mencapai target kinerja jangka menengah seperti yang telah ditetapkan dalam dokumen perencanaan. Keberhasilan dan kegagalan

    pencapaian target kinerja tersebut menjadi tanggung jawab pihak pertama.

    Pihak kedua akan memberikan supervisi yang diperlukan serta akan melakukan evaluasi akuntabilitas kinerja terhadap capaian kinerja dari perjanjian ini dan mengambil tindakan yang diperlukan dalam rangka pemberian penghargaan dan sanksi.

    Pihak Kedua,

    Surabaya, 28 Januari 2013

    Pihak Pertama

    Kepala Dinas PU Pengairan Provinsi Jawa Timur

    Dr. H. SOEKARWO Ir. SUPAAD, M.Si

  • ANGGARAN

    5

    225 % 105.730.527.740

    - 3.269.808.000

    - 7.524.058.000

    - 7.505.404.400

    - 6.150.077.650

    - 12.101.205.000

    32

    Program Pengembangan

    dan Pengelolaan Jaringan

    Irigasi, Rawa dan

    Jaringan Pengairan

    Lainnya

    di Wilayah UPT PSAWS

    Bango Gedangan

    Terlayaninya kebutuhan air

    untuk irigasi

    Intensitas

    tanam/cropping

    intensity (CI) sebesar

    225 %

    SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA

    1

    TARGET

    Pelaksanaan Operasi dan

    Pemeliharaan Jaringan

    Irigasi

    di Wilayah UPT PSAWS

    Puncu Selodono

    di Wilayah UPT PSAWS

    Buntung Peketingan

    di Wilayah UPT PSAWS

    Madiun

    Satuan Kerja Perangkat DaerahTahun Anggaran

    : Dinas PU Pengairan Provinsi Jawa Timur: 2013

    PENETAPAN KINERJA TAHUN 2013DINAS PU PENGAIRAN PROVINSI JAWA TIMUR

    PROGRAM/KEGIATAN

    4

    Pengelolaan Irigasi dan

    Bangunan Pengairan :

  • ANGGARAN

    532

    SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA

    1

    TARGET PROGRAM/KEGIATAN

    4

    - 4.958.898.390

    - 6.776.481.500

    - 8.375.275.750

    - 4.026.205.000

    - 9.679.898.700

    - Pelaksanaan, evaluasi,

    dan pelaporan

    pembangunan/peningkat

    an/rehabilitasi sarana

    SDA

    1.777.820.350

    - Operasional Rehabilitasi

    Daerah Irigasi

    492.320.000

    - 281.250.000

    - WS Welang Rejoso 750.000.000

    di Wilayah UPT PSAWS

    Bondoyudo Mayang

    Peningkatan Pengelolaan

    Kelembagaan Irigasi

    Partisipatif

    Rehabilitasi Prasarana

    Sistem Irigasi Prioritas :

    di Wilayah UPT PSAWS

    Bengawan Solo

    di Wilayah UPT PSAWS

    Sampean Baru

    di Wilayah UPT PSAWS

    Madura

    di Wilayah UPT PSAWS

    Gembong Pekalen

  • ANGGARAN

    532

    SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA

    1

    TARGET PROGRAM/KEGIATAN

    4

    - WS Pekalen Sampean 2.815.000.000

    - UPT PSAWS Bango

    Gedangan

    3.370.000.000

    - UPT PSAWS Puncu

    Selodono

    641.000.000

    - UPT PSAWS Buntung

    Paketingan

    2.400.450.000

    - UPT PSAWS Madiun 2.900.000.000

    - UPT PSAWS Sampean

    Baru

    700.000.000

    - UPT PSAWS Bondoyudo

    Mayang

    1.240.000.000

    - UPT PSAWS Gembong

    Pekalen