36

· PDF filesudah lama menjadi tempat rakyat menyadarkan ... Disisi lain , untuk para pembela ... diarahkan ke warga dalam jarak sekitar 15 meter dan sepuluh orang

  • Upload
    buikien

  • View
    254

  • Download
    6

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: · PDF filesudah lama menjadi tempat rakyat menyadarkan ... Disisi lain , untuk para pembela ... diarahkan ke warga dalam jarak sekitar 15 meter dan sepuluh orang
Page 2: · PDF filesudah lama menjadi tempat rakyat menyadarkan ... Disisi lain , untuk para pembela ... diarahkan ke warga dalam jarak sekitar 15 meter dan sepuluh orang

Berita Kontras No.03/V-VI/20072

KontraKontraKontraKontraKontraSSSSSKontraS (Komisi Untuk Orang Hilang

dan Korban Tindak Kekerasan)

dibentuk untuk menangani persoalan

penculikan beberapa aktivis yang

diduga berhubungan dengan

kegiatan politik yang mereka lakukan.

Dalam perjalanannya KontraS tidak

hanya menangani masalah

penculikan dan penghilangan orang

secara paksa tapi juga diminta oleh

masyarakat korban untuk menangani

berbagai bentuk kekerasan yang

terjadi baik secara vertikal di Aceh dan

Papua maupun secara horizontal

seperti di Maluku, Sambas, Sampit

dan Poso. Selanjutnya, ia

berkembang menjadi organisasi yang

independen dan banyak berpartisipasi

dalam membongkar praktek

kekerasan dan pelanggaran hak asasi

manusia sebagai akibat dari

penyalahgunaan kekuasaan.

KontraS diprakarsai oleh beberapa

organisasi non pemerintah dan satu

organisasi mahasiswa, yakni: AJI,

CPSM, ELSAM, KIPP, PIP-HAM,

LPHAM, YLBHI dan PMII

Badan Pekerja: Usman, Edwin, Sri,

Ndrie, Gian, Abu, Victor, Sinung, Ori, ,

Alam, Haris, Harits, Papang, Helmi,

Chris, Silly, Yati, Nur’ain, Ade, Rintar,

Ati, Guan Lee, Agus, Rohman, Heri,

Daud.

Federasi Kontras: Oslan P dan

Bustami.

Asiyah (Aceh), Diah (Sumatera Utara),

Pieter Ell (Papua).

Edmond LS (Kontras Sulawesi)

Badan Pekerja Kontras dibantu oleh

relawan-relawan yang tersebar

di seluruh Indonesia

Redaksi Berita KontraS menerima

kritik, saran dan tulisan untuk Berita

KontraS

Berita KontraSDiterbitkan oleh: KontraS (Komisi Untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan).Penanggung Jawab: Usman HamidPemimpin Redaksi: Edwin PartogiRedaktur Pelaksana: Hanny Sukmawati.Sidang Redaksi: Haris Azhar, Indria Fernida, Papang Hidayat, Abu Said Pelu, M. Harits, SriSuparyati, Mouvty Makarim.Design layout: BHOR_14

Alamat Redaksi: Jl. Borobudur No. 14 Menteng Jakarta Pusat 10320, Indonesia.Telp: 62-21-3926983, 62-21-3928564 Fax: 62-21-3926821Email: [email protected]. website: www.kontras.org

KontraS berdiri bersama para korban & keluarga korban untuk membela hak asasi manusia danmenentang segala bentuk kekerasan, menerima segala jenis bantuan yang bersifat tidak mengikatdan memiliki konsekuensi dalam bentuk apapun yang akan menghambat, mengganggu danberakibat pada berubahnya substansi dan atau pelaksanaan visi dan misi organisasi. Bantuandapat dikirimkan ke rekening atas nama KontraS di BII Cab. Proklamasi No. Rek. 2-072-267196.Atau dapat dikirim langsung ke alamat redaksi.Untuk informasi lebih lanjut, hubungi Edwin Partogi di 3926983 atau [email protected]

Salam dari Borobudur

Salam redaksi

Kekerasan kembali terjadi, korbannya warga kebanyakan dan pelakunya aparat TNI.Berita seperti ini seakan tak asing kita dengar. Namun, bila kekerasan itu berakhirdengan tercabut empat nyawa warga yang tak bersenjata, yang hanya terbiasamengayuh pacul dilahan subur, atau ibu dan anak yang tengah berdekapan. Tentuperistiwa itu akan menjadi sorotan masyarakat, sebagai tragedi kemanusiaan. TragediAlastlogo, Pasuruan (30/05), kembali menghenyakan kita bahwa aparat kekerasan negaramasih dengan enteng melepas peluru panas pada rakyatnya sendiri yang seharusnyadilindungi.

Konflik antara warga Alastlogo dan pihak aparat TNI AU di Pasuruan ini bukan kalipertama yang memakan korban. Persoalan tanah sengketa menjadi cerita lama yangterulang. Cerita bagaimana aparat merasa berhak atas sejumlah hektar tanah yangsudah lama menjadi tempat rakyat menyadarkan keberlangsungan hidupnya. Ini bukankali pertama, karena di sejumlah wilayah, konflik memperebutkan tanah juga terjadi.Buntutnya, jiwa-jiwa rakyat kecil harus melayang ketika senapan dan kekerasan menjadipilihan yang dilakukan oleh aparat. Tragedi Alastlogo menjadi bahasan utama dalambuletin edisi kali ini.

Sementara itu di sejumlah daerah, kekerasan seakan sebuah cerita yang tak hentiterulang. Di Medan, Tegal, Makassar, aparat melakukan bertindak bak jagoan dalamfilm-film seri Hollywood ketika berhadapan dengan rakyat kecil. Disisi lain, untuk parapembela HAM, jiwa tetap menjadi taruhan yang begitu mahal. Ironisnya setelahkedatangan Hina Jilani, kawan-kawan kita di Papua menerima teror dan intimidasiuntuk apa yang mereka perjuangan. Kekerasan berekpresi juga masih terjadi di sejumlahdaerah. Inilah sebagian berita yang ada di rubrik kabar daerah.

Sembilan tahun reformasi, peringatan hari tanpa penyiksaan, perkembangan terbarudari pemilihan anggota Komnas HAM jadi beberapa bagian dari rubrik rempah-rempah.Dan sejumlah berita lain juga kami tampilkan. Termasuk perkembangan terbaru darikasus jejak sang pejuang, Munir, yang memunculkan sejumlah saksi-saksi baru dalampenyelidikan kepolisian. Kita berharap agar semua ini jadi pertanda baik untukmenuntaskan kasus ini. ***

Page 3: · PDF filesudah lama menjadi tempat rakyat menyadarkan ... Disisi lain , untuk para pembela ... diarahkan ke warga dalam jarak sekitar 15 meter dan sepuluh orang

Berita Kontras No.03/V-VI/2007 3

Tumpah Darah Untuk Tanah

Hari itu 30 Mei 2007, di Desa Alas Tlogo, Kecamatan Lekok,Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur terjadi penembakan olehaparat TNI Angkatan Laut yang mengakibatkan empat orangwarga sipil tewas seketika, dan sekitar delapan orang wargasipil mengalami luka-luka. Selain itu terjadi pula kerusakan fisikpada beberapa bagian bangunan rumah, dan fasilitas umumdesa.Tindakan itu dilakukan oleh 13 anggota TNI AL yang tengahmenjaga lahan yang bersengketa dengan warga. Tindakanrepresif ini menimbulkan penderitaan mental dan psikologispada korban dan keluarga korban, sertawarga desa pada umumnya.

Keempat warga tewas tersebut adalahseorang ibu Mistin (27), yang anaknya(Choirul, 4 tahun) juga menjadi korbanpenembakan, Sutam (45), Dewi Khotijah(20) yang sedang hamil, Rohman (41).Bocah Choirul bin Sutrisno meninggaldi rumah sakit setelah dadanyatertembus peluru laras panjang SSI.Saat terjadi penembakan, ia digendongibunya Mistin, yang berada di rumah.Sang ibu, yang juga tertembak di bagiankiri dadanya, langsung meninggal. Tigakorban lainnya juga tewas secaramengenaskan di kampung halamannyasendiri.

Kelima korban itu jadi tumbal sengketa tanah ratusan hektareantara warga Alas Togo dan TNI Angkatan Laut (AL). Tanahyang dikuasai 256 keluarga itu dipersengketakan sejak 1970-an.Ujungnya, Pengadilan Negeri Bangil memenangkan AL padaMaret lalu. Kendati kalah, warga meminta agar tanah itu tidakdiutik-utik karena mereka sedang meminta banding.

Keinginan warga rupanya tidak dipenuhi. Pusat LatihanTempur TNI AL di Grati, Pasuruan, yang memenangi sengketaitu, mengizinkan PT Rajawali Nusantara menggarap tanahsengketa. Bentrokan pun terjadi ketika warga mendatangi lahanyang digarap oleh perusahaan itu hingga terjadi penembakanoleh pasukan AL yang sedang menjaga itu.

Kejadian itu sendiri terjadi sekitar pukul 09.30 Wib. Sebuahtraktor berada dilokasi, yang dikawal 13 anggota TNI AL yangmenggarap lahan, yang sudah ditanami ketela pohon olehwarga (yang akan diganti dengan tanaman tebu). Anggota TNIAL tersebut terlihat diperlengkapi senjata laras panjang danpistol. Warga yang berjumlah sekitar 50 orang kemudianmendatangi lokasi tersebut dan meminta tanah tersebut tidakdigarap terlebih dahulu sebelum proses hukumnya final.

Pada pukul 12.00, setelah warga semakin banyak mendatangi

Tragedi Berdarah 30 Mei Alas Tlogo, Pasuruan

lokasi, anggota TNI AL tersebut kemudian mengeluarkantembakan peringatan sebanyak dua kali dan setelah itudiarahkan ke warga dalam jarak sekitar 15 meter dan sepuluhorang jadi korban (empat di antaranya meninggal).Yang anehtembakan tersebut justru menyasar korban yang tidak ikutdalam kerumunan massa tersebut. Seorang ibu, Mistin dananaknya, Choirul tertembak di dalam rumahnya setelahberusaha lari menghindar dari halaman rumahnya sendiri.

Versi TNI AL

Pihak TNI AL hingga kini masihmempertahankan versi merekabahwa penembakan terjadi karenaprajurit TNI AL merasa terancam danbermaksud membela diri secaraspontan menghadapi serangan massayang menggunakan senjata tajam.Namun, jelas hal ini menimbulkanpertanyaan. Mengapa pilihannyapeluru tajam, padahal aparat TNI ALsaat itu juga diperlengkapi oleh pelurukaret dan hampa.

“Warga yang menyerang lebih dulu,“ kata Komandan Korps MarinirMayor Jenderal Safzen Noredin.Setelah komandan patroli berhasilmembujuk warga agar bubar, Safzen

menjelaskan, tiba-tiba massa datang lagi dengan membawasenjata tajam. Dari arah massa katanya, muncul aba-abamenyerang. Mereka sempat berhenti ketika senapan seorangmarinir menyalak. Sejenak kemudian, bentrokan pecah.Lemparan batu warga dibalas dengan tembakan. Limamarinir luka-luka.

Safzen mengakui semua anak buahnya dibekali senjata tajamlengkap peluru tajam. Dari 13 anggota pasukan, 10diantaranya memgang senjata tajam. Dan, di lokasi kejadiansendiri ditemukan sedikitnya 33 selongsong peluru yangberserakan.

Sedangkan Panglima TNI, Marsekal Djoko Suyanto hinggakini masih mempertahankan argumen bahwa tidak adatembakan langsung ke arah massa dan korban yangberjatuhan akibat peluru pantulan. Menurutnya bilatembakan langsung diarahkan ke kerumunan massa, makajatuhnya jumlah korban seharusnya jauh lebih besar.Pernyataan serupa juga dikeluarkan oleh pengacara 13marinir tersangka penembakan, Ruhut Sitompul yangmenyatakan kliennya sedang berpatroli, kemudian mendapathadangan dari warga yang membawa senjata tajam dan jugamendapat ancaman ingin dibunuh.

Bekas Tembakan anggota TNI-AL

BERITA UTAMA

(Dok. Tim Investigasi Insiden Pasuruan)

Page 4: · PDF filesudah lama menjadi tempat rakyat menyadarkan ... Disisi lain , untuk para pembela ... diarahkan ke warga dalam jarak sekitar 15 meter dan sepuluh orang

Berita Kontras No.03/V-VI/20074

Setahun terintimidasi

Ternyata penderitaaan yang dialami oleh warga Alas Trogosudah berlangsung lama, dimana hampir setahun wargaterus berada dalam teror dan intimidasi. Dari hasil laporanatas penyidikan yang dilakukan Kontras, LBH Surabaya danLSM lainnya, sebelum berpuncak pada tragedi hujan pelurutajam dari senjata prajurit marinir, sedikitnya ada limaperistiwa intimidasi sepanjang 2006 yang dialami olehwarga, yaitu mulai 29 Maret, 9 April, 6 Juli, 20 Novemberdan 14 Desember.

Sementara pada tahun 2007, tercatat dua kasus teror, yaknipada 10 Januari dan 5 Maret. Semua itu sangat mengelisahkanwarga. Rangkaian kekerasan sejak setahun lalu berupapengambilan paksa alat pertanian, perusakan kebun danbarang (batu bata) oleh tank-tank marinir, pematokan lahan,bahkan sampai pemukulan. Aksi itu sempat mengundangprotes warga dengan memblokir jalan propinsi.

Kemudian empat hari menjelang peristiwa penembakanmaut, pada akhir bulan April, warga Alas Tlogo, mengalamiintimidasi beruntun dan ancaman penembakan saat Marinirmengawal pengerjaan lahan oleh PT Rajawali Nusantara.“Saat itu warga meminta PT. Rajawali Nusantaramenghentikan pengolahan lahan, namun dijawab Marinirbahwa perintah atasan harus terus dilakukan, “ Ujar UsmanHamid.

Sedangkan dari kesaksian warga bernama Musniatu danMunaji, yang berdiri 1,5 meter dari komandan Marinir saatperistiwa penembakan, terungkap marinir hanyamendapatkan ancaman verbal, bukan senjata tajam sepertiyang dituduhkan TNI selama ini. Jumlah warga yangberkumpul di lokasi pun hanya 50-60, bukan 300. Yang lainhanya berdiri di halaman rumah.

Arah penembakan ternyata ditujukan pada beberapa wargayang vokal. Dari awal kejadian, Marinir maju hingga 50-60meter. Mayoritas luka diderita warga juga di belakang tubuhsehingga menegaskan bahwa mereka dikejar, dipukul, danditembaki dari belakang, bukan menyerang Marinir. Usmanmenyimpulkan, Marinir telah menggunakan kekuatanberlebihan. “ Ini dapat dikategorikan pelanggaran HAM berat,“ ujarnya.

Menuntut pertanggungjawaban

Sementara itu, paska terjadinya peristiwa, warga Alas Tlogomenumpahkan kekecewaan, kemarahan dan rasa duka,dengan memblokir jalan propinsi Pantura jurusan Surabaya– Banyuwangi. Warga menutup jalan menuntutpertanggungjawaban TNI-AL atas peristiwa penembakantersebut dan meminta pemerintah Kabupaten Pasuruanmengatasi persoalan ini. Penutupan jalan dilakukan mulaisekitar pukul 11.00-18.00 WIB.

Pada pukul 17.30 WIB, perwakilan warga datang dariPemerintah Kabupaten Pasuruan dengan M. Kholil disertai

pihak aparat kepolisian, membacakan pernyataan resmi BupatiPasuruan yang pada intinya menyatakan, meminta agar PT.Rajawali tidak melakukan penggarapan sebelum sengketa selesaidan meminta agar letnan Budi Santoso untuk bertanggungjawab atas kekerasan tersebut. Saat itu Bupati berjanji akanmemfasilitasi warga berdialog dengan Pangarmatim, BPN,Dephankam, dengan pejabat Pemkab Pasuruan besok hari (31/05).

Sementara jalur hukum juga bakal ditempuh Partai KebangkitanBangsa (PKB). Ketua Dewan Syuro PKB Abdurrahman Wahid,menunjuk Mahfud MD sebagai kuasa hukum untuk menuntutpara pelaku. “Ini negara hukum, bukan rimba belantara.Selesaikan semua masalah secara hukum. Jangan main tembaksendiri. Ini bukan zamannya, “ ujarnya.

Potensial sosiologis

Insiden 30 Mei di Desa Alas Tlogo, Pasuruan, Jawa Timur, jelasmenggambarkan sebuah kerumitan berbagai simpul masalahpotensial sosiologis di Indonesia, yang dalam konteks tempatdan waktu lain mungkin menghasilkan kisah serupa. InsidenAlas Tlogo merupakan hasil dari problem sengketa/konflikagraria yang akut di Indonesia, yang sebagian lahir daridinamika politik militer pasca kolonial, warisan sistem peradilanyang sangat tidak mandiri dan independen di masa lalu, residu/warisan watak militer yang belum profesional, dan tidak adanyapreseden yang meyakinkan bagaimana supremasi hukum bisamenjamah (menghukum) aparat militer secara memadai, yangsecara konseptual dinyatakan sebagai impunitas.

Kasus konflik agraria di Indonesia diperkirakan hingga tahun2007 ini masih tercatat oleh KPA (Konsorsium PembaruanAgraria) 1.753 buah dengan melibatkan 10 juta penduduk,sementara BPN (Badan Pertanahan Nasional) mencatat ada 2.810kasus. Insiden Alas Tlogo sendiri juga berakar dari sengketatanah sejak tahun 1960. Sengketa ini terus juga berlangsung,baik itu lewat proses peradilan maupun lewat proses politik.

Publik sendiri baru menyaksikan kasus sengketa tanah lain yangtidak kalah rumitnya, yaitu kasus sengketa tanah antara wargaMeruya Selatan, Jakarta Barat dengan PT Portanigra. Bahkankasus sengketa tanah ini sudah diputus oleh putusan hukumtertinggi di tingkat Mahkamah Agung. Sayangnya kali ini di AlasTlogo, sengketa tanah tersebut memakan korban jiwa.

Kecaman juga dilontarkan oleh Ketua MPR, Hidayat Nurwahid.Menurutnya, pemerintah seharusnya dapat lebih tegasmengatur penggunaan lahan. Konflik terkait tanah selama initerjadi, seperti di Desa Alas Trogo, yang mengakibatkan empatwarga tewas, antara lain dipicu pemakain lahan yang tidaksesuai rencana. “Jika TNI AL segera memakai tanah di Desa AlasTrogo sesuai peruntukan awal, yaitu untuk pusat pendidikan,insiden ini mungkin tidak akan terjadi, “ kata Nur Wahid.

Kesimpulan itu diambil sebab, menurut Hidayat, awalnya wargaDesa Alas Trogo bersedia menjual tanahnya karena akan dipakaiuntuk Pusat Pendidikan TNI AL. Namun, mereka heran dankecewa saat ternyata dipakai untuk menanam jarak dan

BERITA UTAMA

Page 5: · PDF filesudah lama menjadi tempat rakyat menyadarkan ... Disisi lain , untuk para pembela ... diarahkan ke warga dalam jarak sekitar 15 meter dan sepuluh orang

Berita Kontras No.03/V-VI/2007 5

palawija. Apalagi saat itu tanah disewakan kepada pihak lainuntuk menanam tebu. Padahal, disaat yang sama warga amatmembutuhkan lahan itu untuk hidup. Agar peristiwa serupatak terulang, lanjut Nur Wahid, seharusnya pemerintah,terutama BPN, dapat bertindak lebih tegas, khususnyamengatur penggunaan lahan. Hidayat juga berpendapatpenyelesaian kasus ini tidak cukup hanya dengan permintaanmaaf. “Minta maaf dan menanggung seluruh biaya bagi korbansaja tidak cukup. Masalah ini harus diusut tuntas sesuai denganproses hukum, “ katanya.

Sementara Sekretaris Jenderal Konsorsium Pembaruan AgrariaUsep Setiawan menuturkan, Undang-Undang nomor 5 Tahun1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria sebenarnyamengatur dengan jelas perihal tata cara penggunaan lahan. Pasal10 Ayat 1 UU itu menyatakan, setiap orang dan badan hukumyang memiliki hak atas tanah pertanian pada azasnyadiwajibkan mengerjakan atau mengusahakannya sendiri secaraaktif. Juga disebutkan, mereka yangmendapatkan hak guna usaha atau hakguna bangunan wajib menggunakanlahan itu sesuai rencana semula.

“Dalam konteks ini, tindakan TNI ALmenyewakan lahan pada pihak lainmelanggar Pasal 10 UU PA.Penggunaan lahan itu untuk pertanianjuga harus dipertanyakan karenarencana sebelumnya diapaki untukpusat pendidikan, “ papar Usep.Menurut Usep, BPN seharusnya dapatbertindak tegas sebab disinyalir adapelanggaran dalam pemakaian lahanitu.

Dilakukan dengan sengaja

Dari tragedi diatas terlihat jelas bahwa penembakan olehpasukan Marinir/TNI AL terhadap warga sipil yang melakukanprotes damai dilakukan dengan sengaja untuk menimbulkankematian dan penderitaan bagi warga yang dianggap musuholeh para pelaku. Hal lainnya, komandan Marinir/TNI AL dalamgaris komando sampai ke unit pasukan para pelakupenembakan, patut menduga mengetahui bahwa peristiwatersebut akan terjadi, tetapi tidak mengambil tindakanpencegahan.

Sayangnya, seperti biasa, Panglima TNI dan Panglima ArmadaTimur cenderung menutupi kebenaran dengan berbagai alasan,antara lain alasan pembelaan diri, jatuhnya korban karenapantulan peluru, dan pendudukan warga atas tanah untukmembenarkan tindak pembunuhan tersebut.

Padahal terlihat jelas pihak TNI AL telah melakukan kesalahandalam mengamankan asset tanah-yang diklaim sebagai Negara-yang dikelolanya, dengan mengambil tindakan sendiri, bahkandengan menggunakan kekerasan dan penembakan. Kesalahanlainnya, TNI AL telah melakukan komersialisasi asset Negarakepada perusahaan PT. Kebun Grati Agung (KGA) dan PT

Rajawali Nusantara Indonesia (RNI).Seharusnya,pengamanan asset diserahkan pada pemerintahdaerah dan Polri, apalagi menyangkut tindakan hukum.

Disisi lain, pasukan Marinir juga telah menggunakankekuatan berlebihan (excessive use of force), yang tak sebandingdengan aksi protes warga secara verbal. Aparat marinirmengabaikan pertimbangan moral dan tidakmemperhitungkan dampak yang ditimbulkan dari aksipenembakan, baik yang terarah pada target tertentu maupunyang diarahkan secara acak. Penggunaan kekuatan secaraberlebihan tersebut dapat dikategorikan sebagai pelanggaranberat terhadap hak-hak asasi manusia. Jadi jelas terdapatpelanggaran HAM (arbitrary execution atau extrajudicial execution),yang merupakan pelanggaran atas Pasal 6 Kovenan Hak-HakSipil Politik, yang sudah diratifikasi Pemerintah lewat UUNo. 12 Tahun 2005.

Agaknya persoalan tidak hanya berhentisampai disini. Keinginan warga untukmencari keadilan bisa jadi akan terjanggaldengan prosedur yang ada, yaknimenyangkut tata prosedur hukum. Dimanaseluruh proses penegakan hukum ataskasus Alas Tlogo ini, ditangani lewatmekanisme Peradilan Militer, yang selamaini dikenal tertutup dan tidak bisa bersifatmandiri atau independen. Hal ini patutdisayangkan, karena proses reformasisistem Peradilan Militer Indonesia masihsedang berjalan alot di tingkatanparlemen. Lagi-lagi insiden Alas Tlogo,menunjukkan penundaan reformasi sektormiliter (peradilan militer) berakibat mahal.Kekhawatiran ini jelas masuk akalmengingat sejak awal hingga saat inipihak TNI masih bersikukuhmempertahankan versi peristiwanya

sendiri.

Polisi ikut penyidikan

Ketua Pansus DPR tentang RUU Peradilan Militer AndreasPareira mengemukakan, polisi harus dipastikan ikut dalampenyelidikan dan penyidikan kasus penembakan warga AlasTrogo. Hal itu untuk menjamin proses penyelidikan danpenyidikan yang adil. Menurutnya, RUU Peradilan Militermemang masih dalam proses perumusan. Jadi, prinsip bahwatindakan pidana sipil oleh militer harus diadili di peradilansipil belum bisa dilaksanakan.

Namun, tambah anggota F-PDIP itu, prinsip proses hukumyang adil terhadap warga sipil harus tetap dipertahankan.Caranya dengan melibatkan unsur sipil, yakni kepolisian,dalam proses hukumnya. “Untuk menjamin adanya prosesperadilan yang fair terhadap kasus penembakan warga sipiloleh militer ini, polisi harus dilibatkan dalam penyelidikandan penyidikan. Itu cara yang paling mungkin dilakukan, “tandas Andreas. Sedang untuk bentuk keterlibatan polisi,

“Polisi harus dipastikan ikutdalam penyelidikan dan

penyidikan kasus penembakanwarga Alas Trogo. Hal itu untukmenjamin proses penyelidikandan penyidikan yang adil” ujar

Ketua Pansus DPR tentangRUU Peradilan Militer Andreas

Pareira.

BERITA UTAMA

Page 6: · PDF filesudah lama menjadi tempat rakyat menyadarkan ... Disisi lain , untuk para pembela ... diarahkan ke warga dalam jarak sekitar 15 meter dan sepuluh orang

Berita Kontras No.03/V-VI/20076

Andreas mengatakan soal olah TKP, visum, uji balistik, danuji forensik, kemampuan polisi lebih baik daripada aparathukum lainnya.Sedangkan menurut Hakim Garuda Nusantara Ketua KomnasHAM, dirinya mengkhawatirkan penerapan impunitas dalamperadilan militer. “ Dalam UU TNI tertuang prinsippengadilan militer, yakni anggota yang melakukan tindakpidana umum di luar tugas kemiliteran seperti perang dapatdisidangkan di pengadilan umum. Apabila pimpinan TNImau mereformasi, kasus ini bisa dibawa ke pengadilan sipildan disidik polisi sipil yang lebih netral, “ ujarnya.

Sementara itu Komisi I DPR mengeluarkan lima kesimpulan,sekaligus rekomendasi, terkait insiden penembakan empatwarga hingga tewas oleh prajurit Marinir TNI Angkatan Lautdi Desa Alas Trogo.

Kelima hal itu, antara lain, kesimpulan penembakan sebagaibentuk pelanggaran hukumdan harus diproses secaratransparan, penilaianpenembakan melanggarfungsi dan peran pertahananTNI sesuai UU, serta desakanagar TNI segera memutusseluruh kontrak kerja samadengan pihak swasta.

Kelima kesimpulan tadidihasilkan dalam rapat kerjaKomisi I dengan Panglima TNIMarsekal Djoko Suyanto yangdidampingi ketiga kepala stafangkatan dan seluruh jajaranMarkas Besar TNI, (13/06).

“Tindakan prajurit Marinirmenembak warga desa AlasTrogo yang menewaskanempat orang adalah sesuatuyang tidak dapat diterima.Pelaku harus dihukum apa pun alasannya. Prajurit ituseharusnya tahu kalau mereka tidak sedang menghadapiseparatis bersenjata atau serangan negara lain, “ ujarSutradara Ginting dari F-PDIP.

Yuddy Chrisnandi dari F-PG mempertanyakan komitmenPanglima TNI yang menjanjikan proses hukum kasus itu akandilakukan secara transparan. Transparansi jangan hanyadiartikan sebats proses persidangan yang dapat ditontonmelalui liputan media massa.

Sementara dari hasil penelusuran lapangan yang dilakukan,Komnas HAM menyimpulkan telah terjadi pelanggaran HAMpada persitiwa penembakan warga di Alas Trogo ini. “Ini

bisa masuk pada kategori pembunuhan berencana, “ kata AbdulHakim Garuda Nusantara. Menurutnya, penembakan yangdilakukan oleh marinir bukan rangka bela diri. “Karenamasyarakat tidak melakukan penyerangan, “ ujarnya. Paraanggota marinir yang menenbaki warga ini ternyata jugadilengkapi peluru karet dan hampa.

“Salah seorang prajurit, Budi Santoso, mengaku setiap berpatroli(ke daerah), mereka (Marinir) membawa tiga jenis peluru. Peluruhampa, peluru karet, dan peluru tidak tajam. Agak aneh, situasipanas, kok pimpinannya ngasih ijin bawa peluru, “ kata Garuda.Ia menyayangkan penggunaan peluru tajam oleh anggotamarinir saat mereka menghadapi warga. Padahal, merekadibekali juga dengan peluru karet, bahkan peluru hampa.

“Kalau peluru hampa kan tidak mematikan sehingga jatuhnyajatuhnya korban sebenarnya bisa dihindari. Masalahnya yangdigunakan peluru tajam sehingga mematikan. Kita masih

menelusuri kenapa yang digunakanjustru peluru tajam tersebut,bukan yang lainnya, “ jelas Garuda.

Menyerahkan tanah

Dari tragedi berdarah ini, Kontrasberharap Panglima TNImenyerahkan kasus ini kePengadilan di lingkungan peradilanumum, termasuk pengadilan HAM,sebagai terobosan momentumuntuk mendorong reformasi TNI.Tuntutan serupa juga diungkapkanoleh mantan Presiden, Gus Dur,yang meminta ke-13 prajuritmarinir, yang kini ditahan diMarkas Polisi Militer TNI AL diSurabaya, diadili di PengadilanNegeri Pasuruan.

Sementara itu, Presiden dan KepalaBPN dapat menyerahkan tanah

sengketa tersebut kepada warga 11 desa yang terletak di 3Kecamatan Lekok (9 desa), Nguling (1 desa), Grati (1 desa),Kabupaten Pasuruan. Pemerintah harus membuat kajian dankebijakan yang pro rakyat terkait dengan sengketa tanah antarawarga dan TNI yang banyak terjadi di berbagai daerah.

Kontras juga mengusulkan agar Presiden dan Kepala BPNmenyediakan Tanah bagi tempat latihan tempur TNI AL diPasuruan, ke lokasi di luar Pulau Jawa dan yang jauh dariwilayah penduduk. Lokasi yang berdekatan dengan pemukimanwarga sipil amat berpotensi bagi terjadinya kekerasan militerterhadap warga sipil. Dalam kasus Pasuruan, kekerasan aparatmiliter terhadap warga sipil bukan pertama kalinya terjadi disekitar lokasi tempat latihan militer, melainkan terjadi secaraberulang. ***

Suasana penguburan korban Pasuruan

BERITA UTAMA

(Dok. Tim Investigasi Insiden Pasuruan)

Page 7: · PDF filesudah lama menjadi tempat rakyat menyadarkan ... Disisi lain , untuk para pembela ... diarahkan ke warga dalam jarak sekitar 15 meter dan sepuluh orang

Berita Kontras No.03/V-VI/2007 7

Rencana Panglima TNI Marsekal Djoko Suyanto untukmelakukan uji balistik atas senjata-senjata anggota marinir

dalam penembakan warga Desa Alas Tlogo, Kecamatan Lekok,Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur (30/05) jadi sebuah hal yangbaik. Rencana ini adalah perubahan sikap TNI yang positif.Bahkan merupakan langkah yang tepat bila dibandingkandengan sikap awal petinggi TNI yang cenderung berat sebelah.

Namun hendaknya, uji balistik tersebut dilakukan secaratransparan, ilmiah dan bebas dari intervensi politik, demiterungkapnya kebenaran materiil. Kebenaran materiil inisetidaknya dapat menguak dua hal, menyangkutmengidentifikasi senjata dari selongsong atau proyektil yangditemukan di tubuh korban dan TKP. Serta, mengetahui arahtembakan yang menyebabkan korban tewas dan luka-luka.Apakah benar karena tembakan pantulan atau ada yanglangsung ditujukan pada target tertentu.

Uji Balistik juga hendaknya dilakukan dengan mencakup ujibalistik luar dan akhir. Uji Balistik juga harus dilanjutkandengan pengujian senjata dan penggunaan senjata oleh pelakudi tempat kejadian perkara (TKP). Pengujian atas senjata apiharus dengan senjata yang digunakan saat peristiwa. Pengujiantersebut juga harus melibatkan warga, saksi dan korban sertaahli balistik, ahli forensik dan institusi independen sepertiKomnas HAM.

Uji Balistik harus Ilmiah, Bebas Intervensi Politik

Tidak dilakukan di lokasi peristiwa

Sementara, uji penembakan yang digelar Korps Marinir diBhumi Marinir Cilandak. Patut kiranya disesalkan.Tindakan tersebut tidak bisa menggantikan kebutuhanadanya uji balistik yang independen. Sebab tidak dilakukandi lokasi peristiwa (locus delictie) dengan mengunakan jenissenjata dan amunisi yang ditembakkan saat kejadian, 30Mei 2007.

Pengujian tembak oleh Korps Marinir tersebut tidakmemenuhi ketentuan dasar pengujian penggunaan senjataapi. Untuk kasus Pasuruan, kondisi lapangan seharusnyadiatur identik dengan tempat kejadian karena hal inimenyangkut pengujian apakah ini peluru langsung ataupantulan.

Uji balistik harus diikuti dengan sebuah proses olah Tempatkejadian perkara (TKP) serta rekonstruksi yangmenghadirkan saksi peristiwa, serta 13 tersangka pelakupenembakan. Hal ini untuk menentukan posisi pelaku yangmenembak korban sehingga dicapai temuan obyektiftentang peluru memantul (ricochet) atau tembakan langsungyang diarahkan ke korban.

BERITA UTAMA

Segenap Redaksi Buletin KontraSMengucapkan:

Selamat Idul Fitri1 Syawal 1428 H

Mohon Maaf Lahir dan Batin

Page 8: · PDF filesudah lama menjadi tempat rakyat menyadarkan ... Disisi lain , untuk para pembela ... diarahkan ke warga dalam jarak sekitar 15 meter dan sepuluh orang

Berita Kontras No.03/V-VI/20078

Saksi Jamaatun (48 tahun/Tani).

Pagi hari sebelum terjadi penembakan, Jamaatun sempatmelihat anaknya yang bernama Dewi Khotijah (25 tahun)

sedang memarut singkong, dan sedang mengobrol denganbeberapa anggota Marinir di teras samping Musholla di depanrumahnya. Jamaatun sempat mendengar pembicaraantersebut. Anggota Marinir menanyakan “Apa yang sedangdikerjakan? Korban menjelaskan, “Mau membuat rengginang.”

Jamaatun kemudian menggendong cucunya yang merupakananak dari korban tewas Dewi Chotijah, lalu mengajakcucunya untuk jalan-jalan ke arah timur jalan. Di depanlanggar/mushalla yang berada di depan rumah H. Soleh, saksimendengar suara tembakan dan melihat ada korban jatuh.

Jaamatun menitipkan anaknya. Saksi melihat ada mayat (dibawah pohon) di sana ada yang meninggal. Jaamatun jugamelihat ada seorang wartawan yang lari, mau ditembak olehaparat Marinir. Jaamatun kemudian lari pakai sepeda motorke arah timur. Wartawan itu lalu ikut Jaamatun pakai sepedamotor.

Setelah itu Jamaatun melihat ada pak Wandi intel Kodim.Jamaatun minta tolong sama pak Wandi. Terus pak Wandimenghubungi seseorang pake HP. Setelah itu terus datanglahsemua. Jamaatun pulang ke rumah dan melihat di dapur DewiChotijah tergeletak dan telah meninggal.

Saksi Munaji (30 tahun/Tani)

Pada saat insiden terjadi, Munaji sedang duduk di bawahpohon Mengkudu, bersama Syaiful dan Samad,

menyaksikan garapan sambil ngobrol dengan seorangtentara, yang Munaji tidak ketahui namanya. Munaji melihatada tentara berjumlah sekitar 12 orang di sekitar musholladan terlihat berbaris mengamankan pengoperasian buldoser.

Munaji melihat warga berjumlah sekitar 30 orang dijalantidak jauh dari musholla. Munaji mendengar ada seorangwarga yang berteriak, “Pak, jangan perang dengan saya, perangkamu di Timur – Timur.” Munaji tidak tahu siapa yang bicara.Aparat Marinir terlihat marah, lalu salah seorang diantaranya berteriak “Nah itu, baju putih itu siapa namanya, wahsuruh sini saja, tak tembak itu.

Tak lama kemudian, Munaji mendengar tembakan, ‘dor dor’ke atas. Munaji menerangkan, setelah terdengar suaratembakan, warga berteriak lagi, “Wah jangan musuhi saya, pak,Timor - Timur itu.” Munaji lalu mendengar suara tembakanberuntun ‘dor, dor, dor, dor’. Munaji melihat seorang wargabernama Sutam tertembak di kepala dan langsung jatuhseketika itu, lalu Marinir bergerak maju, warga lari semua,

Mereka Jadi Saksi Tragedi Alas Tlogo:“Sudah ini perintah dari atasan dan dari Bupati, yang macam-macam suruh tembak!”

dikejar dan tertembak lagi dua orang, Rohman dan Erwanto.

Munaji masih di tempat semula, dalam posisi duduk sambilditodong senjata, saksi melihat aparat Marinir maju mengejarwarga dan menembak, termasuk ke arah rumah warga bernamaJamaatun. Begitu terdengar tembakan, saksi melihat Chotijahlari ke pintu dapur, terus ada tentara menutup pintu, lalu keluarsambil menangis.

Munaji pindah tempat ke seberang, Munaji melihat terus, Munajipura-pura mau kencing ke belakang rumah Saupir. Munajimelihat di belakang Nasum minta ampun, tapi tentara tetapmenembak, Munaji balik lagi ke tempat sebelum kencing, tentarateriak ke Munaji, “Balik, kalau ndak balik, saya tembak kamu”.Kemudian, ada tentara yang meniup peluit, “Mundur semua”,tentara mundur dan berjejer lagi, ada yang bilang “kehabisanpeluru pak”.

Munaji dibawa bersama dua orang teman Saksi (Syaiful danSamat), dibawa ke arah barat sambil Munaji terus ditodong pakaisenjata. Munaji disuruh bawa karpet, karpet ini punya tentarayang dibuat untuk duduk – duduk. Dalam perjalanan tentaraada yang bilang, “Ada banyak korban, saya menyesal korban banyak”.Terus Munaji melihat ada tentara yang naik sepeda motor lewat,meninggalkan tentara yang lain. Terus tentara yang lain berteriak“jancok” kepada orang yang mengendarai motor. Menurut saksi,umpatan ini ditujukan pada yang meninggalkan lokasi dengansepeda motor. Saat itu Munaji masih membawa karpet menujuarah barat sekitar 250 meter. Munaji memanggul karpet sendiri.Setelah dekat dengan mobil, tentara buru-buru naik mobil, terustentara bilang “Cepat kamu lari, tak tembak kamu nanti”. Munaji larike utara, terus pulang.

Saksi Ari alias Pak Misni (59 tahun/Tani).

Misni berada di lokasi, duduk dibawah pohon beringin, jarakantara Misni dan Marinir sekitar 15 meter. Misni melihat

sejumlah aparat Marinir yang berada di lokasi peristiwaberjumlah 13 orang dengan senjata laras panjang.

Sehari sebelum peristiwa (Selasa, 29/05), Misni mengetahui adaseorang Marinir yang belakangan diketahui oleh Misni adalahkomandan regu mengancam dengan teriakan kepada warga“Bahwa siapa saja yang mencoba menghalang-halangi pembajak tanahakan ditembak mati, “ sambil berteriak anggota Marinir tadimenujukan surat didalam amplop dan menyatakan bahwa dia“Marinir” telah mendapat perintah tugas dari bupati.

Sekitar pukul 10.00 Wib, Misni melihat dari jarak sekitar 15 meterMarinir menembak kearah warga dalam posisi datar. Misnimenyaksikan sekitar 35 warga yang umumnya perempuanberkumpul dibawah pohon beringin, sekitar 25 meter darikonsentrasi Marinir. Misni mendengar perintah komandan regu

TUTUR

Page 9: · PDF filesudah lama menjadi tempat rakyat menyadarkan ... Disisi lain , untuk para pembela ... diarahkan ke warga dalam jarak sekitar 15 meter dan sepuluh orang

Berita Kontras No.03/V-VI/2007 9

(Budi Santoso) kepada prajurit Marinir untuk kokang senjata,tidak lama kemudian Misni menyaksikan rentetan tembakandiarahkan kearah warga yang berkumpul di bawah pohonberingin. Saat rentetan tembakan dari arah Marinir, warga yangtadinya berkumpul dibawah pohon beringin laritungganglanggang mencari tempat yang aman, umunya wargaberlari kearah rumah-rumah warga disekitar lokasipenembakan.

Misni menyaksikan korban dikejar dan ditembak dari jaraksekitar 35 meter diarah timur, korban terjatuh setelah tertembakdi bagian belakang tembus kebagian dada. Korban seorang ibu,Mistin yang saat itu mengendong anaknya Choirul Agungterjatuh dan peluru menembus dada korban Choirul. KorbanMistin tewas sedangkan anaknya Choirul langsung dilarikanoleh warga kerumah sakit.

Saksi Samat (49 tahun),laki-laki (Tani)

Samat berada dilokasipersisnya di hadapan

didepan Marinir. Posisi Samatberada di bawah pohonmengkudu. Samat melihat jamdelapan pagi pembajakan disumber Anyer. Saat itu Marinirsudah ada disitu. Setelah jamsembilan pindah ke Alas Tlogo.

Samat mendengar adapengumuman di musholla danmasjid yang ada pengerassuara, mengajak warga untukberkumpul. Samat melihataparat Marinir menyebar kebeberapa titik yang letaknyatidak jauh dari posisi dirinya.Samat melihat ada sejumlahwarga berkumpul dan diantaranya mengatakan “Jangan dibajak,pak, itu lahan sengketa”. Aparat Marinir tak menghiraukanperkataan warga. Samat melihat ada seorang warga yangmengantarkan sepucuk surat (dari pengadilan Tinggi Surabaya)yang isinya mengenai proses hukum di tingkat banding. Namunsurat tersebut tidak dibaca oleh aparat Marinir.

Samat mendengar ada aparat Marinir berkata “Mana yang ngantarsurat tadi itu? Sudah tembak saja.”. Samat mendengar seorang wargaberkata “Tembak apa, pak? Paling itu tidak ada pelurunya. Paling pelurukaret.” Kemudian saksi mendengar ada warga yang mengocehlagi tapi tidak begitu jelas apa yang diocehkan itu. Saksimendengar dari suara dari Marinir yang mengatakan “Sudahyang ngoceh ditembak saja”. Samat melihat anggota Marinir yanglain tetap diam saja. Samat mendengar warga mengoceh ,kemudian Samat mendengar Marinir tersebut berkata : “Pasangpeluru tajam.” Samat melihat dan mendengar pemasangan peluru“trek-trek-trek-trek”. Setelah itu Samat mendengar perintah dariMarinir “Sudah tembak” , dan terdengar rentetan suara “tret-tet-tet-tet-tet.”

Samat mengatakan dengan tegas bahwa tidak ada tembakanperingatan sebelumnya. Samat yang saat itu duduk didekatkaki Marinir berdiri dan mengangkat kedua belah tangansambil berkata “Pak-Pak-Pak jangan emosi, seberapa kekuatanwarga itu pak” Samat mengatakan, setelah berkata seperti itu,Marinir berkata : “Melawan kamu !”. Kepala Saksi langsungdipukul dengan menggunakan tangan. Samat mengatakanmengalami penyiksaan yang dilakukan oleh lima oranganggota Marinir, ditendang dengan menggunakan sepatu lars,dipukul dengan menggunakan popor senjata pada rahangsebelah kiri.

Saksi Atini (31 tahun/Tani/Ibu Rumah Tangga).

Atini mengatakan sebelumdan saat ketika kejadian terjadi, penembakan berdiri di

depan di halaman rumah,berdiri bersama ibu yang lainsambil memomong anak danberbincang diantara mereka.Atini mendengar ada suaratembakan dari Marinir, dandirinya sangat terkejut dantakut.

Atini mengatakan ibu-ibuyang ada di halaman tersebutlangsung membubarkan diridan lari ketakutanmendengarkan suaratembakan tersebut. Atinisempat mendengar ucapandari anggota Marinir : “Sudahini perintah dari atasan dan dariBupati, yang macam-macam suruhtembak”! Atini mengaku hinggasaat ini dirinya mengalamirasa takut sampai badanmerasa meriang jika

mengingat tentara yang menembaki warga secara langsungdan membabi buta.

Saksi Saupir (35 tahun/Tani)

Saupir berada di depan halaman rumah pada saat kejadianyang tidak jauh dari lokasi TKP. Saupir mendengar warga

yang protes. Saupir melihat sejumlah warga lain. Dirinyajuga melihat korban Sutam datang membawa sepeda,kemudian Sutam berdiri di depan teras rumah warga Saipir.

Pada saat itu Saupir melihat Sutam sedang mengenakancaping (topi petani), duduk sambil melinting rokok. Tiba-tibaSaupir mendengar suara tembakan dan Saupir seketika itujuga langsung lari ke belakang rumah. Dalam upaya melarikandiri tersebut, Saupir melihat seorang warga bernama Nasumtertembak di depan Saupir. Tapi Saupir terus berusahamenghindar dari lokasi kejadian sampai situasi kembalitenang dan kemudian akhirnya pulang ke rumahnya.

TUTUR

Akibat luka tembak oleh TNI-AL di Pasuruan

(Dok. Tim Investigasi Insiden Pasuruan)

Page 10: · PDF filesudah lama menjadi tempat rakyat menyadarkan ... Disisi lain , untuk para pembela ... diarahkan ke warga dalam jarak sekitar 15 meter dan sepuluh orang

Berita Kontras No.03/V-VI/200710

Saksi Misnatun (36 tahun/Tani)

Sebelum kejadian, korban ada di lokasi menyaksikanpembajakan tanah. Rumah korban berada persis di depan

tempat tentara ngumpul. Misnatun berada dalam jarak posisiyang cukup dekat dan mendengarkan pembicaraan Marinir.Misnatun mendengar suara warga yang datang dari arahtimur mengatakan : “Pak kalau mau bertempur jangan disini, diTimor-Timur sana !”. Misnatun mendengar ada Marinir yangberkata “Nah itu perlu dicatat, nanti ditembak mati, baju apa itu!”.Misnatun mendengar Marinir berkata “Mana Kepala desa kalian,kalau datang bunuh duluan, nanti seret ke barak”. Saksi tidakmendengar adanya suara tembakan peringatan. Misnatunmendengar rentetan suara tembakan. Misnatun melihatsembilan orang tentara yangmenggunakan senjata laraspanjang semuanya melakukanpenembakan. Misnatun mengenalsalah satu anggota Marinirtersebut bernama Agus.

Misnatun melihat saksi korbanSamat dipukuli denganmenggunakan popor senjatasetelah Samat mengatakan “Pakjangan emosi pak!” Misnatunberjalan pelan-pelan sambilmengangkat tangan dan kemudianlari kearah utara sampai kuburan.

Saksi Muchtar, (Tani).

Muchtar mengatakan bahwasatu hari sebelum kejadian

tersebut, yaitu pada hari Selasa/29/05, Ia melihat ada traktor yangmembajak di lokasi garapan, dansaat itu sudah ada tentara disana. Muchtar melihat ada wargayang mendatangi lokasi tersebut. Muchtar mendengar adaseorang anggota TNI AL yang bertanya “Ada apa ini kok banyakorang.” Lalu ada warga yang menjawab, “nggak apa-apa pak,dia itu masih ada tanaman di lahan (yang digarap perusahaan) ini.”

Muchtar mendengar pimpinan tentara yang bernama Budimengatakan : “Siapapun yang menghalangi saya membajak tanah

ini, saya tembak di tempat karena saya mendapat komando pusat dari jakartadan dari Bupati Pasuruan. Kalau kalian tidak percaya, ini bukti suratnya.”Saat itu Budi menunjukkan sebuah amplop surat , tapi tidakdibuka. Budi melanjutkan lagi, “Kalau kata komandan hitam ya, hitam,kalau merah ya merah. Kalau memang tidak percaya, lihat itu pelurunya”,“Tunjukkan pelurunya, ini peluru asli”. Rabu tanggal 30/05, dirinyabermaksud ke tempat pembajakan. Sebelum sampai ketempattersebut lebih kurang 30 meter , ia melihat dan mendengar terjadisebuah penembakan disitu. Muchtar lari memutar arahmenjauhi sumber tembakan tersebut.

Saksi Solihin (38/Tani).

Solihin mendengar daribeberapa orang warga,

termasuk juga Muchtar, bahwasebelum peristiwa kekerasanpada tanggal 30 Mei, pada hariSelasa/29 Mei, sejumlah wargatelah meminta agar aparatpenggarapan lahan dihentikan.Solihin menerangkan bahwaaparat Marinir meminta “Jikamau dihentikan panggil tokoh-tokohdulu, nanti tak tembak.”

Solihin melihat penembakandari jarak jauh, karena datang kelokasi tempat kejadian perkara(TKP). Di tengah terjadinyaperistiwa kekerasan danpenembakan. Solihin merasaenggan untuk masuk dan beradadi lokasi TKP karena ia merasamasih menjadi TO (TargetOperasi) bersama Sutam yangjuga menjadi TO. Solihin

menerangkan bahwa dirinya menjadi TO karena selama inidinilai cukup keras dalam masalah tanah yang ingin dikuasaioleh aparat dan perusahaan Rajawali. Dirinya pernahmengalami intimidasi dari aparat, di mana warungnya pernahdirobohkan oleh aparat dengan menggunakan tali yang ditarikdengan tank militer. ***

TUTUR

Rekontruksi peristiwa Alastlogo Pasuruan

“Negara pihak pada kovenan ini berjanji untuk menjamin hak yang sama laki-laki danperempuan untuk menikmati semua hak-hak ekonomi, sosial dan budaya yang tercantumdalam konvenan ini”

“Negara pihak dalam konvenan ini mengakui hak setiap orang atas jaminan sosial, termasukasuransi sosial”

(Pasal 3: Kovenan Hak Ekonomi, Sosial dan Budaya)

(Pasal 9: Kovenan Hak Ekonomi, Sosial dan Budaya)

(Dok. Tim Investigasi Insiden Pasuruan)

Page 11: · PDF filesudah lama menjadi tempat rakyat menyadarkan ... Disisi lain , untuk para pembela ... diarahkan ke warga dalam jarak sekitar 15 meter dan sepuluh orang

Berita Kontras No.03/V-VI/2007 11

Kita perlu memahami logika sistemik penyebab insiden AlasTlogo, Pasuruan, Jatim, kemudian mencari cara

penyelesaian yang tepat. Penyelesaian yang tepat punya maknastrategis bagi korban dan kepentingan umum, khususnya dalamkonteks penataan reforma agraria.

Setidaknya ada tigamasalah fundamentalyang terefleksikan dariinsiden Alas Tlogo pada 30Mei lalu. Pertama,terjadinya sebuah tindakkekerasan dan disertaipenembakan terhadapwarga sipil di Desa AlasTlogo, Kecamatan Lekok,Kabupaten Pasuruan,Jatim. Akibat insiden itu,empat warga sipil tewasseketika dan delapan lagimengalami luka-luka.Selain itu peristiwa inijuga menimbulkanpenderitaan mental danpsikologis pada korbanluka dan keluarga korban,serta warga desa padaumumnya.

Kedua, insiden Alas Tlogoberakar dari sengketatanah antara warga danTNI-AL sejak 1960. Sengketa ini berlangsung lewat prosesperadilan maupun lewat proses politik. Ketika itu KKO memintawarga Alas Tlogo menyerahkan lahan kepada KKO, denganalasan akan dijadikan landasan pesawat terbang.

Pada masa Orde Baru, setidaknya hingga 1984, lahan tersebutdikelola Puskopal, ditanami pohon jarak dan palawija. Tahun1984, keluar SK KSAL Nomor Skep/675/1984 tanggal 28 Maret1984 yang menunjuk Puskopal, dalam hal ini Yayasan SosialBhumyamca (Yasbhum), sebagai pengelola.

Namun Desa Alas Tlogo hanya satu dari sekitar 11 desa yangmemiliki sengketa dengan TNI-AL. Lebih jauh lagi, wilayahPasuruan hanya satu di antara banyak persoalan sengketa tanah

Usman HamidKoordinator Badan Pekerja Kontras

di Indonesia. Badan Pertanahan Nasional (BPN) mencatat2.810 kasus konflik agraria.

Ketiga, ada kesan kuat TNI-AL selalu menyatakan wargasebagai pihak yang melanggar hukum dalam sengketa keduabelah pihak. Meski proses hukum sementara memihak kepada

TNI-AL, banyak pihakmasih mempersoalkanmanajemen pertanahanTNI-AL.

TNI-AL kemudianmelakukan komersialisasiaset dengan memberikansertifikat hak pakai (hinggatahun 2018) seluas 2.600 ha(73% lahan) kepada PTKebon Grati Agung yangmerupakan anakperusahaan PT RajawaliNusantara. Komersialisasiini salah dilihat dari aspeklegal formal. UU Nomor 5Tahun 1960 (Pasal 10)tentang Peraturan DasarPokok-Pokok Agraria danPasal 76 UU Nomor 34/2004 tentang TentaraNasional Indonesia, yangmengharuskan negaramenghentikan bisnismiliter. Presiden perlu

segera mengeluarkan peraturan presiden (perpres) untukmengakhiri bisnis-bisnis militer di mana pun.

Jadi, pemerintah ditantang memberi jawaban atas masalahfundamental itu. Menyerahkan masalah tanah ke pengadilanbukan langkah tepat. Karena itu, jika pengadilanmemenangkan warga, TNI-AL tetap perlu diberi tanah sebagaiarea latihan tempur. Begitu pula jika warga kalah dipengadilan, negara tetap wajib menyediakan tanah untukrakyat, khususnya petani miskin di Alas Tlogo.

Soal kekerasan militer, sebaiknya tak lagi menggunakanpengadilan militer. Kita ingin lebih objektif agar kita dapatmemenuhi amanat reformasi.***

OPINI

Meneropong Alas Tlogo

Korban wafat peristiwa Pasuruan 30 Mei 2007(Dok. Tim Investigasi Insiden Pasuruan)

Page 12: · PDF filesudah lama menjadi tempat rakyat menyadarkan ... Disisi lain , untuk para pembela ... diarahkan ke warga dalam jarak sekitar 15 meter dan sepuluh orang

Berita Kontras No.03/V-VI/200712

Pada awal Mei, tim penyidik kepolisian masih menyelidikiIndra Setiawan, mantan Direktur Garuda Indonesia yangmulai ditahan di Mabes Polri sejak April lalu. Dari beberaparangkaian penyidikan yang telah dilakukan, tim penyidikmengalami kesulitan membuka satu dari dari handset teleponseluler milik Indra Setiawan.

“Sofware-nya tidak kompatibel,” ujar Heru Susanto, salah satupengacara Indra Setiawan, setelah mendampingi Indra diBadan Reserse Kriminal Markas Besar Kepolisian RI (1/05).Sedangkan satu handset yang dapat dibuka adalah teleponseluler merek Nokia tipe 9300i. Dari handset ini, penyidikberhasil membuka data yang dimiliki Indra dari November2006 hingga sekarang. Namun penyidik tidak menemukansesuatu yang mencurigakan. Sementara handset teleponseluler lainnya tidak bisa dibuka.

Heru juga menjelaskan, selain handset, penyidik menyita 19disket milik Indra. Dari jumlah itu, penyidik baru bisamembuka satu disket. “Isinya materi simposium di London,”ujarnya.

Namun, juru bicara Mabes Polri, Inspektur Jenderal SisnoAdiwinoto, membantah tudingan pengacara Indra itu.Menurutnya, penyidikan kasus kematian Munir tidakterpaku pada satu barang bukti. Polisi terus mengembangkanpenyidikan itu dengan mengumpulkan alat bukti yang akandibawa ke pengadilan. “Penyidikan tidak selesai pada duatersangka itu (Rohainil Aini dan Indra Setiawan). Penyidikmempunyai alat bukti lain,” ujarnya. Sisno mempersilakanpihak pengacara menyampaikan pendapatnya. Penyidik,kata dia, tidak akan terpengaruh dengan pernyataan mereka.

Pertanyaan tentang BIN

Lebih lanjut pengacara tersangka Indra Setiawan danRochainil Aini mengatakan bahwa tim penyidik membukatelepon Indra Setiawan setelah dia mengaku tidak pernahberkomunikasi dengan orang dari BIN. “Seperti pertanyaanyang lalu, pertanyaan pada keduanya sama saja. Yakni,apakah mengenal orang-orang dari BIN. Dan dijawab yangsama pula, kenal dengan orang BIN karena sebagai dirutBUMN, tentu sering bertemu dalam acara-acara. Namun,tidak pernah berkomunikasi,” ujar Heru. Menurutnya, dalamproses itu juga ditanyakan kembali hubungan antara Kepala

Saksi Kunci Ongen, Komitmen Jaksa Agung Barudan Kedatangan Hina Jilani

Penyelidikan kepolisian kian berkembang. Meski masih mengumpulkan bukti-bukti untukmembawa Indra Setiawan ke pengadilan, polisi juga tengah memeriksa Ongen Latuihamalo sebagai

salah satu saksi kunci. Sementara Jaksa Agung yang baru menegaskan komitmennya untukmemperkuat bukti-bukti baru dalam pengajuan Peninjauan Kembali. Di sisi lain, Hina Jilani,

Utusan Khusus PBB untuk Pembela HAM mengingatkan bahwa kasus Munir merupakan ujian bagipemerintah untuk melindungi pembela HAM di Indonesia

BIN Hendropriyono dengan mantan deputi V BIN MucdhiPR.”Jawabannya juga sama. Sebatas kenal, tapi tidakberkomunikasi, “ kata Heru.

Terkait dengan proses hukum yang tengah dilakukan, kriminologUniversitas Indonesia Adrianus Meliala menilai kalau adaanggota intelijen tertangkap polisi, berarti ia gagal. Sebab,intelijen adalah sebuah aktivitas di luar hukum. Ia bekerja hanyadan untuk kepentingan politik negara.

Namun, kata Andrianus, kegagalan sebuah operasi intelijen tidakdilakukan dalam kerangka pertanggungjawaban hukum, tapipertanggungjawaban politik. Menurutnya, cara berpikir yangmengaitkan kematian Munir dengan operasi intelijen merupakancara berpikir post hoc facto. “Kita bisa menduga tapi sulitmenunjuk siapa,” kata Andrianus.

Relasi antara kekuasaan politik dan operasi intelijen, terwujuddalam relasi antara presiden dan kepala BIN. Operasi intelijen,juga bisa memakai pihak lain di luar intelijen untuk melancarkantujuan. Karena itu, menurut Andrianus, pengungkapan kasusMunir oleh polisi akan sangat sulit jika harus menyentuh sebuahskema operasi intelijen. “Polisi harus mengusut unsur barangsiapanya, bukan ke intelijennya. Kalaupun polisi masuk keintelijen, paling yang terungkap sebatas keterlibatan IndraSetiawan,” ungkap Andrianus.

Polisi menurutnya, juga harus bisa mengonstrusikan sebuahbangunan pidana dengan mengungkap sejumlah fakta antaralain rekaman telepon antara Pollycarpus BP dan Mucdhi.

Putusan Garuda jadi pertimbangan

Di sisi lain, putusan PN Jakarta Pusat yang mengabulkansebagian gugatan perdata Suciwati terhadap PT GarudaIndonesia (03/05), ternyata juga akan menjadi bahanpertimbangan dan evaluasi penyidikan kasus Munir.

“Apapun yang terkait dengan kasus Munir akan didalami olehpenyidik, termasuk evaluasi dan masukan dari hakim, menjadibahan pertimbangan,” ujar Inspektur Jenderal Sisno Adiwinoto.Sisno mengatakan putusan yang menyatakan Garuda telah lalaimenjadi bahan pertimbangan penyelidikan kasus ini. Iamenegaskan seluruh hal yang terkait dengan kasus terbunuhnyaMunir akan diperiksa penyidik. Adapun, hal-hal yang bisa

JEJAK SANG PEJUANG

JEJAK SANG PENJUANG

Page 13: · PDF filesudah lama menjadi tempat rakyat menyadarkan ... Disisi lain , untuk para pembela ... diarahkan ke warga dalam jarak sekitar 15 meter dan sepuluh orang

Berita Kontras No.03/V-VI/2007 13

memperkuat hasil penyelidikan, telah dievaluasi kepolisian agarhasilnya tidak keliru.

Sementara itu, usai memimpin rapat koordinasi Kapolda se-Jawa-Bali di Jakarta, Kapolri Jenderal Sutanto, sudahmenyatakan melakukan langkah-langkah penyidikan. Sutantomenegaskan, siapapun yang mengarah pada tersangka kasusMunir, pasti akan diperlakukan sama. Ditanya bagaimana jikatersangka baru mengarah pada petinggi di lingkungan BIN,Sutanto kembali menegaskan, “Siapa pun, si A atau si B pastiakan kami usut.”

Nota Kesepakatan Polri dan PT Telkom

Untuk mendukung kinerja penyidikan, Polri melakukanpenandatanganan Nota Kesepahamandengan PT Telkom (3/5). Wakil Kepala PolriKomisaris Jenderal Makbul Padmanagaramengatakan bahwa kemampuan teknologiyang dimiliki Telkom sangat dibutuhkanPolri dalam kinerjanya. “Kita butuhdukungan telekomunikasi yang baik karenajaringan Telkom saat ini tergelar sampai kepelosok-pelosok, hingga mencapaitingkatan polsek,” ujar Makbul.

Untuk penyadapan dalam rangkapenyidikan, Telkom siap membantu selamatidak bertentangan dengan aturan hukum.“Selama itu memang secara undang-undangdiizinkan, diperbolehkan, ya kita mengikutiundang-undang,” ujar Direktur PT TelkomRinaldi Firmansyah. Saat ditanya soal kemungkinan Telkommembantu Polri dalam kasus pembunuhan Munir terkaitdugaan hubungan telepon antara Pollycarpus dengan mantanKepala Deputi V BIN Mucdhi PR, Rinaldi hanya menjawab, “Sayaperlu cek dulu ya. Kalau semuanya direkam, itu akan berapabanyak,” ujarnya.

Komitmen Jaksa Agung baru

Setelah dilakukan reshuflle kabinet oleh Presiden SBY (7/05),dalam acara serah terima jabatan Jaksa Agung, Abdul RahmanSaleh meminta Hendarman Supandji, Jaksa Agung yang baruagar tidak melupakan kasus Munir, selain kasus BLBI dan kasusSoeharto. “Jangan lupakan kasus Munir, tokoh penegak HAMyang diracun di maskapai penerbangan nasional. Skandal itupaling memalukan penegak hukum nasional. Saya mendesak PakSutanto (Kapolri) mencari novum dan pembunuh harusbertanggungjawab, “demikian ditegaskan oleh Abdul RahmanSaleh saat itu.

Hendarman Supandji menyambut positif. Ia meminta MabesPolri untuk melengkapi alat bukti petunjuk yang memungkinkandapat memperkuat bukti baru (novum). Ini dilaksanakansebelum kejaksaan agung mendaftarkan peninjauan kembali(PK) atas bebasnya Pollycarpus dalam kasus kematian Munir.“Permintaan itu diajukan JAM Pidum (pidana umum),” katanya.

Menurutnya, kejaksaan harus menyiapkan novum denganalat bukti yang benar-benar kuat. Sebab, jika tidak yakindengan novum, upaya PK dapat kandas di tengah jalan.“Kejaksaan kan hanya punya kesempatan PK satu kali. Nah,kalau gagal habis kita,” tegas Hendarman tanpa memperjelaspersiapan novum. Yang jelas, upaya tersebut diilustrasikanseperti membangun fondasi bangunan yang tahanmenghadapi terpaan angin ribut.

Hendarman menambahkan, kejaksaan terus memantapkanpersiapan pengajuan PK. Diantaranya, mengadakanpertemuan untuk memaparkan bahan-bahan pengajuan PKpada Senin (14/05). “Kami masih mempelajari bahan-bahantersebut,” jelasnya. Hal senada diungkapkan oleh JAM PidumAbdul Hakim Ritonga, yang menegaskan bahwa kejaksaan

dan Polri tengah menyatukan pendapat,antara lain untuk menentukan alasan apayang akan digunakan dalam pengajuan PK.

Pada akhirnya, empat hari setelahpenyataan diatas, terungkap bahwaKejaksaan Agung akan menganut conditiosine qua non dalam pembuktian secaratuntas kasus ini. Hal ini ditegaskan olehJaksa Agung Hendarman Supandji (14/05).“Opsi conditio qua non merupakan opsi yangpaling bagus dari tiga opsi yang ada,” kataHendarman. Meski demikian, ia tidakmenyebutkan dua model yang lainnya.“Satu model yang dipilih itu adalahgabungan bentuk A dan B. Rencananya, kitaakan menambahkan model yang gabungan

itu dengan keterangan saksi-saksi,” katanya.

Conditio Sine Qua non : Setiap Fakta atau peristiwa merupakan suatuhal yang tidak dapat ditiadakan, tanpa meniadakan kerugian itu sendiri,sehingga dengan demikian dapat dikatakan bahwa tanpa termaksud,kerugian itu tidak akan terjadi.

Hendarman mengakui bahasa conditio sine qua non sangatteknis, sehingga kalau diungkapkan, anggota masyarakatbelum tentu mengetahuinya. Ia menjelaskan, opsi itupembuktian adanya satu peristiwa pembunuhan, dimanapembunuhan itu ada. “Mulai dari 41 kali telekomunikasitelepon, kemudian adanya hubungan antara terdakwasampai posisi pembunuhan semua kita perinci, kemudian adasaksi yang menemukan adanya pertemuan di Changi,Singapura. Itu kita dalami, kemudian ada saksi sebelumperistiwa itu menjadi sebab terjadinya suatu tindakanpidana,” tegas Hendarman.

Terkait dugaan adanya konspirasi atas terbunuhnya Munir,ia mengutarakan, bukan dalam arti komplotan, tapi yangharus dibuktikan dulu adalah bahwa pembunuhan itu ada,seseorang yang melakukan, kemudian dalam pengembanganselanjutnya itu tidak sendirian.” Itu harus dirumuskansemuanya. Kita berdiskusi terus dengan polisi untuk fokuspada conditio sine qua non itu,” katanya.

“Setiap Fakta atauperistiwa merupakan suatuhal yang tidak dapatditiadakan, dengan tanpameniadakan kerugian itusendiri, sehingga dengandemikian dapat dikatakanbahwa tanpa termaksud,kerugian itu tidak akanterjadi.”

JEJAK SANG PEJUANG

JEJAK SANG PENJUANG

Page 14: · PDF filesudah lama menjadi tempat rakyat menyadarkan ... Disisi lain , untuk para pembela ... diarahkan ke warga dalam jarak sekitar 15 meter dan sepuluh orang

Berita Kontras No.03/V-VI/200714

Jaksa Agung, mengharapkan akhir Mei ini Polri telahmemeriksa para saksi itu. “Saya sudah meminta JAM Pidsumsegera berkoordinasi dengan Bareskrim Mabes Polri gunamendapatkan beberapa saksi baru,” kata Hendarman. Sedangpada (14/05) secara tertutup, Jaksa Agung melakukan eksposkasus Munir di lingkungan Kejasung. Ekspos yang dilakukanHendarman adalah penjelasan konsep conditio sine qua non.

Ongen saksi kunci

Mabes Polri mengatakan bahwa Ongen Latuihamalo sebagaisaksi kunci dalam kasus terbunuhnya Munir. Karena ituOrgen mendapatkan perlindungan khusus dari pihakkepolisian. “Terjadinya pembunuhan adalah di Changi(bandara di Singapura). Sehingga, adabeberapa saksi termasuk Ongen, yangmerupakan saksi yang betul-betul nantinyadapat membuka terjadinya peristiwaterhadap Munir,” papar Kepala BidangReserse dan Kriminal (Kabareskrim) MabesPolri, Komjen Pol Bambang Hendarso Dahuri.

Penetapan saksi penting ini, termuat dalamalat bukti baru (novum) dalam peristiwaterbunuhnya Munir. Dikatakannya, novumitu didapat dari hasil laboratorium di Seattle,Amerika Serikat, pemeriksaan saksi ahli, danpara saksi lainnya. Dalam hasil laboratoriumdisebutkan, arsen yang masuk ke dalam tubuh korban adalahjenis AS+3 dan AS+5.

Sedangkan, keterangan ahli toksikologi forensikmenyimpulkan, intake arsen ke dalam tubuh korban, terjadiantara 8-9 jam sebelum kematian. Padahal, korban Munirdiperkirakan meninggal dunia tiga jam sebelum pesawatmendarat di Bandara Schippol, Amsterdam, Belanda.Sedangkan, waktu tempuh penerbangan Singapura-Belanda12 jam. “Dari keterangan ahli kedokteran forensik,berdasarkan hasil visum et repertum laboratorium, dapatdisimpulkan bahwa terjadinya intake arsen diduga pada saatkorban berada di Bandara Changi, Singapura.”

Karena itulah, para saksi yang tampak bersama dengan Munirpada saat almarhum transit di Singapura, dalamperjalanannya ke Belanda, memegang kunci dalam menguakperistiwa tersebut. Saat itu, selain Pollycarpus, Ongen jugadisebutkan terlihat di dekat Munir di Changi.

Sementara itu, dalam konferensi pers yang diadakannya,Ongen yang didampingi pengacara Ozhak Emanuel Sihotang,menegaskan, ia tak mengenal Pollycarpus. Ia jugamengatakan tak pernah berinterkasi fisik atau berkomunikasidengan Munir. Ongen merasa hanyalah orang sedang beradadi tempat yang salah menjelang kematian Munir.

“Saya memang seperti berada di tempat yang salah. Tetapi,itu saya tabah. Saya mencoba lebih dekat dengan Tuhan,”katanya. Ongen memutuskan muncul terbuka setelah iabeberapa kali memberi keterangan pada kepolisian sejak 2

April lalu. Setelah itu, ia yang berprofesi sebagai penyanyisempat pentas ke Belanda dan kembali lagi ke Indonesia pada 20April 2007. Dua penyidik polisi mengajak Ongen untuk menjalaniprarekonstruksi di Bandara Changi, Singapura, tanpadidampingi penasehat hukumnya.

Namun, saat itu mereka hanya berjalan-jalan dan melihat-lihatsituasi bandara sebab lokasi Coffe Bean, yang disebut-sebutmerupakan persinggahan Munir, telah berpindah lokasi. Ongenmengaku menyaksikan Munir dengan seseorang di Coffe Beanitu. Tetapi, ia mengaku tidak pernah berinteraksi dengan Munirsaat itu. Keberadaannya di Changi dalam rangka kepergiannyake Belanda.

Terkait dengan hal itu, Kepala Bidang PeneranganUmum (Kabidpenum) Divisi Humas Mabes PolriKombes Pol Bambang Kuncoro, membenarkan hasilpemeriksaan beberapa kali terhadp Ongen olehMabes Polri. Pemeriksaan itu menunjukkan adanyaperkembangan yang signifikan bagi Polri danKejaksaan, terutama untuk kepentingan gunamemperkuat novum, “ ujar Bambang. “KeteranganOngen menguatkan novum dalam rangka PKmelawan Pollycarpus yang telah dinyatakan bebasoleh pengadilan karena dalam kasus tersebut hanyadidakwa memalsukan surat keterangannya. Adahitam di atas putih. Dia (Ongen), kita ambilketerangannya guna memperkuat novum, “ ujar

Bambang. Tapi, ia menambahkan, polisi belum menetapkantersangka baru selain Indra Setiawan dan Rohainil Aini.

Lengkapi Bahan PK

Hingga minggu pertama bulan Juni, bahan-bahan yang dimilikiKejaksaan Agung masih belum cukup bukti sebagai bukti baruuntuk mengajukan PK atas keputusan Mahkamah Agung dalamperkara pembunuhan Munir. “Masih dibutuhkan lagiketerangan dari sejumlah saksi untuk melengkapi bahan-bahanyang dinilai masih tercerai-berai, menjadi satu kesatuan, “ kataJaksa muda Tindak Pidana Umum Abdul Hakim Ritongamengenai bahan-bahan yang saat ini dimiliki Kejaksaan agungdalam upaya mengajukan PK (9/05).

“Dari pertama, keterangan sudah ada, tapi ini belum nyambung.Butuh kesaksian. Enggak tahu (saksinya) siapa menurut polisiyang pas. Kami hanya menilai sudah cukup alasan atau tidak,”katanya. Hari Kamis (7/06), polisi menyerahkan tambahan buktibaru berupa kesaksian Ongen yang sudah tertuang dalam beritaacara pemeriksaan. Hingga saat ini, menurut Ritonga, jaksa tetapyakin Pollycarpus terlibat dalam pembunuhan Munir. “Namunhakim tidak yakin,” katanya.

Sedangkan, polisi kembali (8/05) meminta keterangan dariPollycarpus sebagai saksi. Polly diperiksa sebagai saksi untuktersangka mantan Indra Setiawan. Kadiv Humas Polri Irjen SisnoAdiwinoto mengatakan, tidak tertutup kemungkinan penyidikpolisi mengonfrontasikan hasil pemeriksaan terhadap Ongen

JEJAK SANG PEJUANG

“Berdasarkan hasilvisum et repertumlaboratorium, dapatdisimpulkan bahwaterjadinya intake arsendiduga pada saatkorban berada diBandara Changi,S i n g a p u r a . ”keterangan ahlikedokteran forensik.

JEJAK SANG PENJUANG

Page 15: · PDF filesudah lama menjadi tempat rakyat menyadarkan ... Disisi lain , untuk para pembela ... diarahkan ke warga dalam jarak sekitar 15 meter dan sepuluh orang

Berita Kontras No.03/V-VI/2007 15

dengan keterangan dari Pollycarpus atau siapa pun yangterkait dengan perkara Munir.

Sementara itu, Jaksa Agung Hendarman Supadji mengatakankepolisian menemukan lebih dari 10 motif pembunuhanMunir. “Itu terungkap dalam rapat antara kejaksaan dankepolisian,” ujar Hendarman. Penyebab kematian Munir yangtewas dalam perjalanan menuju Amsterdam, Belanda (07/09/2004), katanya, dipastikan karena diracun. “Tapi tidak adaorang yang melihat siapa yang memasukkan racun ke tubuhMunir,” ujar Hendarman (8/05).

Hendarman enggan menjelaskan berbagai motif tersebut.Yang jelas, katanya, motif itu sedang didalami oleh penyidikMabes Polri. “Ini untuk lebih menyakinkan apa penyebabnya(Munir dibunuh),” katanya. Hendarman, menambahkan,bukti baru untuk peninjauan kembali kasus Munir sudah ada,berupa kesaksian. Meskipun saksi tidak secara nyata melihatproses peracunan. “Rentetan sebab-sebab kematian Munirsemakin jelas dan terang,” katanya.

Kapolri Jenderal Sutanto pernah mengungkapkan sejumlahmotif ini. Di antaranya, kasus ini terkait dengan pemilihanpresiden tahap kedua pada September 2004 dan karenabanyaknya kalangan yang tak suka terhadap perjuanganMunir membela HAM. Isteri Munir, Suciwati,mengungkapkan motif lain, yaitu perihal kebocoran danaoperasi darurat militer Aceh senilai Rp 2 triliun,keberangkatan Munir ke Belanda yang dianggap dapatmempersulit pengadaan kapal korvet oleh TNI AngkatanLaut, serta pemalsuan uang oleh BIN yang hendak dibongkarMunir.

Kedatangan Hina Jilani

Di sela-sela proses hukum yang tengah berlangsung, utusankhusus Sekjen PBB untuk Pembela HAM, Hina Jilanimengunjungi Indonesia (5/05-13/05). Ia datang untukmemantau perkembangan penghormatan HAM pembelaHAM di Indonesia, termasuk penuntasan kasus pembunuhanaktivis HAM Munir.

Saat bertemu dengan Ketua Mahkamah Konstitusi (KY), HinaJilani, meminta pemerintah pemerintah Indonesiamemerhatikan perlindungan para pembela HAM.Perlindungan terhadap keselamatan semua pembela HAMadalah sesuatu yang sangat penting. Ia juga menjelaskan,meski ia membawa wacana HAM, ia memfokuskan padaperlindungan keselamatan aktivis pembela HAM, termasukbagaimana mereka bekerja. Aktivis pembela HAM itu bisawartawan, pengacara, dan pengiat LSM.

Hina Jilani juga akan memberikan waktu khusus untukbertemu dengan KASUM. “Dia ingin mengetahui seluk belukpenuntasan kasus Munir. Apa yang sesungguhnya terjadi,lalu (mengapa) sekarang belum selesai,” ujar Usman Hamid.Menurutnya, pertemuan dengan Hina Jilani akan dilakukantertutup. Dia juga mengakui bahwa salah satu alasankedatangan utusan khusus Sekjend PBB itu terkait dengan

lambannya penuntasan kasus Munir. Sebelumnya, Hina Jilanitelah mengirimkan surat resmi kepada pemerintah Indonesiauntuk mempertanyakan tindak lanjut kasus ini. Namunpemerintah Indonesia tidak memberikan tanggapan.

KASUM bertemu Hina Jilani

Pada Sabtu (9/06) Hina Jilani mengadakan pertemuan tertutupdengan Suciwati dan KASUM di kantor sekretariat KASUM. Padapertemuan yang dimulai pada pukul 18.00, Hina Jilani ditemanioleh stafnya, Guillaume, sementara KASUM diwakili Suciwati,Asmara Nababan, Usman Hamid, Choirul Anam, RusdiMarpaung, Indria Fernida dan Indra L.

Seusai pertemuan sekitar pukul 18.40 WIB, Hina yang memakaipakaian khas Pakistan dengan warna dominan hitam kepadawartawan hanya mengatakan, “Saya bermaksud mendapatkandata-data untuk melengkapi laporan saya tentang kasus Munir.Hal lain akan saya jelaskan kepada pres pada 12 Juni,” ujar Hina.Sedangkan Suciwati mengaku, pasca pertemuan itu ia memilikiharapan tinggi agar pemerintah lebih serius menangani kasusMunir. “Serius bisa sampai bisa ketemu motifnya. Pertemuanitu akan semakin menguatkan dukungan internasional terhadappenuntasan kasus ini,” ujarnya.

Ketua KASUM, Asmara Nababan menyatakan, kedatangan Jilanimemperkuat fakta bahwa dunia internasional memberiperhatian khusus pada kasus Munir. Karena itulah, komitmenpemerintah menuntaskan kasus Munir harus jelas bila dikaitkandengan posisi Indonesia yang telah meratifikasi sejumlahkonvenan HAM serta menjadi anggota Dewan HAM PBB.

Karenanya, Asmara yakin kedatangan Hina Jilani akanmembantu kasus Munir. Dia mencontohkan tekananinternasional dalam penyelesaian kasus pembantaian SantaCruz 1991. Tekanan itu membuat Indonesia mengubah sikapnyaterhadap HAM hingga membentuk Komnas HAM. “Itu karenatekanan internasional. Kasus Munir dengan Santa Cruz beda.Tapi tekanannya juga bisa lebih keras. Karena internasional akanmempertanyakan posisi kita sebagai anggota Dewan HAM PBB.”

Sedangkan Usman Hamid menambahkan, dalam pertemuan itupihaknya menginformasikan penilaian terhadap penyidikankepolisian yang dianggap menunjukkan kemajuan. Namun iajuga mengungkapkan kendala yang muncul dalam proses ini.Hambatan itu, antara lain kecilnya akses informasi Suciwatiterhadap hasil penyelidikan Polri. Dan rencana peninjauankembali yang diajukan Kejaksaan Agung. Menurut Usman,hambatan terhadap akses itu sudah dialami Suciwati sejakMunir meninggal. “Sehingga kita menekankan setelah kunjunganHina Jilani, ada akses yang lebih baik yang dimiliki Suciwati,”ujar Usman. Hambatan lain, adalah tertutupnya penyelidikankasus itu saat proses membongkar hubungan telepon MucdhiPR dengan Pollycarpus.

Dalam siaran persnya (12/06), Hina Jilani menjelaskan soalkepedulian internasional terhadap kasus terbunuhnya Munir.Ia mengatakan, “Kasus itu secara pribadi merupakan kasusistimewa. Saya sudah menyampaikan pemikiran dan

JEJAK SANG PEJUANG

JEJAK SANG PENJUANG

Page 16: · PDF filesudah lama menjadi tempat rakyat menyadarkan ... Disisi lain , untuk para pembela ... diarahkan ke warga dalam jarak sekitar 15 meter dan sepuluh orang

Berita Kontras No.03/V-VI/200716

pandangan saya kepada pemerintah Indonesia. Sayaberharap selama rangkaian masa tugas bisa mengemukakanpersoalan ini kepada pejabat yang saya temui dan bisamendapatkan masukan-masukan dari mereka.”

Dukungan masyarakat Kanada

Tak henti mencari keadilan, selama seminggu pada bulan Mei,Suciwati bertandang ke Kanada. Dia diundang olehInternasional Centre for Human Rights and Democratic Development(ICHRDD). Organisasi nonpartispan itu dibentuk ParlemenKanada pada tahun 1988. Tujuannya adalah mempromosikandan mendukung penegakan HAM di seluruh dunia. Selainunsur pemerintah, Suciwati juga bertemu dengan media.

Rights & Democracy berserta anggota-anggota koalisiorganisasi HAM Kanada yang bekerja untuk isu Indonesiabersama KASUM meminta perhatian khusus pemerintahterhadap kasus Munir. Lebih lanjut organisasi-organisasi inimendorong Pemerintah Kanada membuat sebuahpernyataan publik untuk mendukung diumumkannya hasillaporan tim pencari fakta dan menguatkan investigasi polisi,serta memastikan bahwa isu tersebut dimasukan dalampertemuan dialog bilateral tentang HAM dengan Indonesiadi Vancouver.

“Diskusi apapun tentang hak asasi manusia di Indonesiamenunjukkan fakta bahwa impunity terus meningkat untukkejahatan seperti pembunuhan suami saya. Kasuspembunuhan Munir yang belum terselesaikan hanya satudari sekian kasus yang ada di Indonesia, dan keadilan yangdidapatkan untuk kasus Munir akan membuka pintukeadilan bagi seluruh kasus di negeri ini”, kata Suciwati.

Sedangkan kepala Asia ICHRDD, Mika Levesque menambahkan,kasus kematian Munir menunjukkan bahwa masalah utama diIndonesia saat ini adalah nihilnya kontrol sipil terhadap militeryang masih menikmati kekebalan atas hukum. Disinilahorganisasi kami yang mempromosikan demokrasi ke seluruhdunia menaruh ke pedulian. Kasus Munir adalah test case,”tambahnya.

Hal senada juga diungkapkan oleh Jean-Louis Roy, PresidenRights & Democracy. Menurutnya, kasus pembunuhan Muniryang belum terselesaikan menunjukkan bahwa walaupun telahada reformasi politik tapi militer tetap jauh dari jangkauanhukum di Indonesia. “Tanpa kontrol masyarakat sipil terhadapmiliter, budaya impunity akan tetap ada dan terus melemahkanpenerapan demokrasi di Indonesia,” tegas Jean.

Putusan tak penuhi harapan

Gugatan Suciwati terhadap PT Garuda Indonesia dan pihakterkait lainnya, sebagian telah dikabulkan oleh majelis hakim.Dalam petikan putusan oleh majelis hakim Pengadilan NegeriJakarta Pusat yang dipimpin oleh Andriyani Nurdin dengananggota Sutiyono dan Kusriyanto, Kamis, (3/5), PantunMatondang, pilot pesawat Garuda Indonesia dengan nomorpenerbangan GA 974, yang ditumpangi oleh Munir dalampenerbangan Jakarta-Amsterdam, dan PT Garuda Indonesiadinyatakan terbukti lalai menjaga keamanan dan keselamatansalah satu penumpangnya.

Pantun dan PT Garuda Indonesia diperintahkan membayarganti rugi kepada Suciwati sebesar Rp 664,209 juta secaratanggung renteng. Pantun (tergugat IX) terbukti melakukan

Gugatan Suciwati kepada Garuda :Ajukan Banding untuk Dorong Profesionalisme Penerbangan Sipil

perbuatan melawan hukum, yaitu melanggar kaidah kepatutan,ketelitian, dan kehati-hatian yang seharusnya dipegang pilot.Pantun mengetahui keadaan Munir, tetapi tidak segeraberkonsultasi dengan petugas darat (ground of-ficer) untukmeminta izin pendaratan pesawat. Pilot dinilai melanggar haksubyektif Munir.

Majelis juga berpendapat, Pantun melakukan tindakan yangbertentangan dengan kewajiban hukumnya yang ditentukanBasic Operator Manual (BOM) dan Pasal 23 Undang-Undang (UU)Nomor 15 Tahun 1992 tentang penerbangan juncto Pasal 40Peraturan pemerintah (PP) Nomor 3 Tahun 2001. Ketentuan itumengatur bahwa kapten pesawat udara berhak menentukan danmengambil tindakan demi keselamatan penerbangan sertabertanggung jawab atas keamanan dan keselamatanpenumpang. Dalam BOM 5.2.1. disebutkan, jika penumpang

Ongen Memberikan kesaksian di depan PN Jakarta Pusat

Dok.Kontras

JEJAK SANG PENJUANG

Page 17: · PDF filesudah lama menjadi tempat rakyat menyadarkan ... Disisi lain , untuk para pembela ... diarahkan ke warga dalam jarak sekitar 15 meter dan sepuluh orang

Berita Kontras No.03/V-VI/2007 17

mengalami sakit serius di pesawat, pilot in command harusberkonsultasi dengan dokter untuk menentukan perlu atau tidakmeneruskan penerbangan atau mendarat. Bila ragu-ragu, iaharus minta saran medis dari darat.

Pantun bekerja di PT Garuda Indonesia. Karena itu, majelis hakimmenyatakan perusahaan itu, selaku tergugat I, otomatis jugamelakukan perbuatan melawan hukum. Pantun dan PT GarudaIndonesia diperintahkan membayar ganti rugi materiil danimateriil sebebsar Rp 664,209 juta. Nilaiini lebih kecil dari ganti rugi yangdituntut Suciwati, yakni Rp 14,329miliar.

Besaran ganti rugi itu dihitungberdasarkan ganti gaji Munir selamatiga bulan Rp 21,390 juta, uangpendidikan untuk anak Munir hinggajenjang sarjana Rp 557 juta, uangkesehatan Rp 35,7 juta, uangpemakaman Rp 3 juta, serta uangpengganti biaya yang dikeluarkanuntuk pendidikan Munir sebesar Rp 6juta.

Sedangkan terhadap tergugat lain, yaitumantan Direktur Utama PT GarudaIndonesia (tergugat II), Vice PresidentCorporate Ramelgia Anwar (tergugatIII), Flight Operator Support Officer Rohainil Aini (tergugat IV),Pollycarpus BP (tergugat V), dan awak GA 974 lain, majelis hakimmenyatakan mereka tidak terbukti melakukan perbuatanmelawan hukum.

Menanggapi putusan itu, kedua belah pihak menyatakanbanding. Pengacara PT Garuda Indonesia, Uki Indra, mengatakanpertimbangan hakim tentang kelalaian pilot tak meminta sarandari petugas medis di darat dinilainya tidak tepat. SementaraSuciwati menyatakan menilai putusan tersebut masih jauh dariharapan keadilan dan tujuan gugatan itu sendiri.

Alasan pengajuan banding

Alasan pengajuan Suciwati untuk mengajukan bandingdidasarkan karena dua permintaan penting yang diajukan tidakdikabulkan oleh majelis hakim. Pertama, permintaan untukmelakukan Audit Independent. Padahal, permintaan inimerupakan tujuan dari gugatan, yaitu mendorong agar Garudasebagai perusahaan BUMN yang menyediakan layanan jasapenerbangan sipil agar professional. Tidak dicampuri olehkepentingan lain dalam pengelolaan perusahaan tersebut,

terutama campur tangan pihak tertentu untuk kepentinganyang bukan penerbangan sipil. Dengan tidak dikabulkannyapermintaan atas audit Indepentden ini maka spirit gugatanini menjadi tiada.

Yang kedua, tidak ada permintaan maaf atas kesalahan dimedia publik. Dalam putusan tersebut memang pihakGaruda dinyatakan bersalah. Namun kesalahan tersebuttidak dibarengi dengan permintaan maaf atas perbuatannya

yang telah merugikan Suciwati dankeluarga. Harusnya Majelis Hakim jugamengabulkan permintaan maaf Garudayang dimuat dalam media publik. Halini disebabkan karena pelayananGaruda selalu berhubungan denganwilayah publik. Permintaan maaf yangdilakukan di hadapan publik, akanmendorong Garuda lebih baik danbertanggung jawab atas semua kegiatanyang telah dan akan dilakukan.

Kuasa hukum Suciwati menilai bahwakontruksi fakta putusan putusan PNJakarta Pusat yang mengabulkansebagian permintaan dalam gugatandan menyatakan Garuda bersalahhanya dilandasi oleh kelalaian Garudadalam penanganan orang sakit.Padahal beberapa fakta yang memang

terjadi dan diakui kejadian tersebut ada dan merupakanperbuatan melawan hukum. Namun tidak dimasukkansebagai kontruksi putusan. Fakta tersebut misalkan sajakeberadaan kru dengan surat resmi yang cacat hukum danpemindahan tempat duduk yang ilegal. Bagi Suciwati, fakta ini dapat menjadi titik masukpengungkapan kebenaran pembunuhan Munir dari aspekyang lebih luas. Begitu pula penting bagi penerbangan sipil,terutama Garuda yang menjadikan fakta tersebut sebagaipengalaman yang tidak boleh terjadi lagi. Dua alasan inilahyang menjadi bagian alasan mengajukan banding terhadapputusan PN Jakarta Pusat.

Gugatan PT Garuda Indonesia ini tenyata juga dilakukan olehYayasan lembaga Konsumen Indonesia (YLKI). YLKI menilaiawak pesawat Garuda lalai memberikan pertolongan,sehingga aktivis HAM Munir tewas di atas pesawat.Pengurus harian YLKI, Sudaryatmo menyatakan bahwa“materi gugatannya hampir sama dengan gugatan Suciwatiterdahulu. Tapi, kini YLKI mengajukan berdasarkan hak legalstandingnya.”

Munir, mendapatkan penghargaan Poncke Princen Human Rights Prize 2007. Penghargaan itu didasarkan pada kerja-kerjanyasebagai aktivis HAM dan dikategorikan sebagai Human Rights Lifetime Achievement. Selain Munir, panitia Penghargaan PonckePrincen Human Rights Prize juga menetapkan dosen Institut Pemerintahan Dalam Negeri Inu Kencana, sebagai Human RightsPromotor and Educator dan program pemberitaan Liputan 6 SCTV sebagai Human Rights Campaigner sebagai penerima anugerahitu.

Kuasa hukum Suciwati menilaibahwa kontruksi fakta putusan PNJakarta Pusat yang mengabulkan

sebagian permintaan dalam gugatandan menyatakan Garuda bersalah

hanya dilandasi oleh kelalaianGaruda dalam penanganan orang

sakit. Padahal beberapa fakta yangmemang terjadi dan diakui kejadian

tersebut ada dan merupakanperbuatan melawan hukum. Namuntidak dimasukkan sebagai kontruksiputusan. Fakta tersebut misalkan sajakeberadaan kru dengan surat resmiyang cacat hukum dan pemindahan

tempat duduk yang ilegal

Penghargaan HAM Princen

JEJAK SANG PENJUANG

Page 18: · PDF filesudah lama menjadi tempat rakyat menyadarkan ... Disisi lain , untuk para pembela ... diarahkan ke warga dalam jarak sekitar 15 meter dan sepuluh orang

Berita Kontras No.03/V-VI/200718

Peristiwa pembubaran paksa terhadap forum sipil kembaliterjadi di Solo, 21 Juni 2007. Dengan alasan mendapatkanancaman dari LUIS (Laskar Umat Islam Surakarta), aparatPolses Colomadu Karanganyar dan Polres Karanganyar, JawaTengah membubarkan seminar yang digelar LPH YAPHI danInsan Emas di Rumah Makan Taman Sari, Solo.

Acara bertajuk “Memperkuat Ketahanan Masyarakat SipilTanpa Kekerasan” tersebut sedianya dimaksudkan untukmembangun ruang komunikasi dandialog masyarakat agar tidak melakukankekerasan dalam menyelesaikanmasalah. Seminar ini juga berangkatdari maraknya berbagai peristiwapelarangan membangun tempatberibadah dan kekerasan di Solo, yangantara lain terjadi di Gereja PenyebaranInjil Rajawali (sejak 1995-2007), GerejaJemaat Kristen Indonesia “KristusGembala” (3 Juni 2007) dan Kapel St.Antonius Gombang (September 2005-2007), maupun aktifitas beribadah dirumah Buntoro, Surakarta (29 Juni 2007).Para pelaku pembubaran (pelakukekerasan) mengatasnamakan kelompokagama tertentu.

Saat itu Kapolsek ColomanduKaranganyar Jateng Kridho Baskara meminta agar kegiatanseminar dibatalkan dan melarang pemilik rumah makanTaman Sari untuk mengeluarkan makanan kecil (snack),sambil marah serta menggebrak meja. Karena ketakutanpemilik rumah makan tersebut menelepon panitia acara yangsegera datang sesaat kemudian. Tak lama setelah itu anggotaPolres Karanganyar Jateng kembali. Setelah terjadi dialogantara panitia acara seminar dengan pihak kepolisian,akhirnya disepakati bahwa pelaksanaan kegiatan seminarboleh dilaksanakan hanya sampai pukul 11.30 Wib.

Baru saja acara berlangsung, tiba-tiba datang satu mobilkijang dan satu truk berisi anggota kepolisian lengkap denganpentungan, siap siaga di sekitar tempat berlangsungnyaacara. Mereka meminta acara dibubarkan. Karena situasitegang, akhirnya panitia acara terpaksa menghentikan acaradan mempersilahkan peserta pulang. Pihak PolresKaranganyar membubarkan acara tersebut dengan alasanada permintaan dari kelompok yang menamakan diri LUIS.

Sehari sebelumnya, pada pukul 23.30 Wib panitia mendapatteror via telepon dari LUIS. LUIS meminta acara seminar

Lindungi Kebebasan Sipil !Intimidasi dan tindak kekerasan hingga kini masih saja dilakukan oleh sekelompok

orang pada kelompok lainnya. Sementara aparat keamanan tak mengambil tindakanhukum untuk menindaknya, bahkan ikut melakukan intimidasi untuk membubarkan

kebebasan sipil tersebut. Padahal dengan jelas negara menjamin tiap warga negaranyauntuk bebas berekspresi dan mengeluarkan pendapat.

dibatalkan. Secara khusus, LUIS menolak kehadiran DawanRahardjo selaku salah satu pembicara karena dianggap telahmenyebarkan ajaran-ajaran pluralisme yangmencampuradukan agama.

Peristiwa serupa juga terjadi di Tasikmalaya. Pelarangan,intimidasi dan kekerasan terhadap jamaah Ahmadyah kembali

terjadi sejak 19 hingga 26 Juni 2007 olehkelompok tertentu yang mengatasnamakanGERAK (Gerakan Etika Rakyat Anti Korupsi),Taliban dan FPI.

Melanggar Hukum

Pemasungan berekpresi ini jelas merupakanpelanggaran atas kemerdekaan seseorangyang telah dijamin oleh negara. Negara wajibmenjamin hak-hak warganegara untuk bebasmenjalankan haknya untuk berkumpul,mengeluarkan pendapat serta menjalankanagama dan keyakinannya berdasarkankonstitusi RI. Apalagi kebebasan beragamadan berkeyakinan merupakan salah satu hakasasi manusia yang tidak bisa dikurangi,dibatasi dan dilanggar dalam bentuk apapun

(non derogable rights).

Maka sudah sepantasnya Polri berani menindak para pelakuyang melakukan aksi-aksi yang sepihak melanggar hukum, danbukan justru membiarkan aksi-aksi kekerasan terusberlangsung. Jika Polri tidak mengambil tindakan hukumterhadap pelaku, maka tak heran jika timbul persepsi dimasyarakat tentang adanya sikap disriminasi aparat kepolisianterhadap kelompok-kelompok minoritas dalam menjalankankeyakinannya.

Seyogyanya Polri memberikan perhatian yang serius atas halini. Kapolri harus segera menginstruksikan jajarannya untukmelindungi warga yang bermaksud menjalankan hak-hakdasarnya sekaligus mencegah kembali terjadinya aksi kekerasanmasyarakat. Di sisi lain Pemerintah harus memberikandukungan yang penuh terhadap setiap inisiatif masyarakat yanghendak membangun ruang komunikasi dan dialog demimencegah aksi-aksi sepihak yang justru menimbulkan keresahandan memicu ketegangan hubungan antar masyarakat.***

“Seyogyanya Polrimemberikan perhatianyang serius atas hal ini.

Kapolri harus segeramenginstruksikanjajarannya untuk

melindungi warga yangbermaksud menjalankan

hak-hak dasarnyasekaligus mencegah

kembali terjadinya aksikekerasan masyarakat.”

KABAR DARI DAERAH

Page 19: · PDF filesudah lama menjadi tempat rakyat menyadarkan ... Disisi lain , untuk para pembela ... diarahkan ke warga dalam jarak sekitar 15 meter dan sepuluh orang

Berita Kontras No.03/V-VI/2007 19

Kekerasan dibalas dengan kekerasan, begitulah yang dialamiwarga desa Alue Dua, Aceh. Pada kali pertama terjadi keributanantara warga dan anggota TNI yang mengakibatkan pemukulanterhadap anggota TNI tersebut (21/3) aksi pemukilan tersebutdibalas oleh aparat TNI beberapa hari kemudian (24/3).

Bak operasi khusus yang hendak menangkap seorang pelakukejahatan besar, sekitar pukul 06.30 WIB sejumlah aparat polisidan TNI (8/05), melakukan penggeledahan terhadap rumahRamli (68), warga dusun Drien Kemuneng, Seumirah, Kec. Nisamyang diduga sebagai pelaku pemukulan terhadap anggota TNIdi desa Alue Dua. Berdasarkan pengakuan dari pihak keluarga,Ramli Hamid ditangkap tanpa surat perintah penangkapan dansampai saat ini masih ditahan di Polres Lhokseumawe. Padahalsebelumnya korban tidak pernahmenerima surat pemanggilan dan jugatidak terdapat namanya dalam list DPO(daftar pencarian orang).

Padahal, jauh-jauh sebelumnya, KontraSpernah menyatakan agar TNI tidak terlalujauh masuk dalam urusan penegakanhukum, baik tugas-tugas penyelidikan danpenyidikan yang notabenenya merupakanwewenang penuh kepolisian. Adalahsangat tidak bijak apabila TNI masih terusmemburu pelaku pemukulan terhadapanggota TNI di desa Alue Dua, padahalpihak TNI sendiri sudah menyatakanbahwa kasus ini telah diserahkan kepadapolisi untuk mengusutnya.

Kompetensi kepolisian

Jika benar seperti yang dikatakan olehDanrem 011/LW, Kolonel Inf MuhammadErwin Syahfitri bahwa keterlibatan TNI dalam proses hukumkasus Alue Dua telah dikoordinasikan dengan PolresLhokseumawe karena penyelesaian kasus ini kurang berjalan(Serambi, 7/5/07). Seharusnya proses hukum terhadap kasusAlue Dua secara hukum merupakan kompetensi kepolisian. Jikaternyata ada faktor ketidakmampuan polisi dalam mengananikasus ini sehingga membutuhkan bantuan TNI, maka perihaltersebut harus dideklarasikan atau dijelaskan oleh pihakkepolisian atau atas permintaan otoritas pemerintahan sipil.Tentunya, dengan menyebutkan argumentasi yang tepat perihalkesulitan yang dialami oleh kepolisian tersebut.

Menjadi tidak tepat jika TNI mendesak atau mengintervensi polisidalam proses hukum terhadap kasus Alue Dua. Karena diketahui,

Buntut Bentrokan, TNI Tangkap Warga di Alue Dua, Acehkasus ini juga melibatkan TNI, maka sudah seharusnya polisimenunjukkan sikap profesional dan independen dalammengungkap kasus ini.

Sebelumnya, saat peristiwa pemukulan atas empat anggotaTNI itu belum terjadi, keberadaan pasukan TNI di SD AlueDua patut dipertanyakan. Apabila menyangkut denganpengamanan seperti yang disampaikan Dandim Aceh Utara,Letkol Inf Yogi Gunawan (Rakyat Aceh, 23/3). Karena, haltersebut bertentangan dengan UU TNI No. 34/2004 pasal 5, 6dan 7 tentang peran, fungsi dan tugas TNI. Apalagi kondisiAceh sudah damai. Maka tugas kepolisian-lah untuk menjagakeamanan dan ketertiban masyarakat, TNI hanya terlibat jikadiminta bantuannya.

Upaya hukum untuk menyelesaikankasus tindak kekerasan terhadap ke-empat anggota TNI tetap harusditegakkan, lagi-lagi ini harus dilakukanoleh polisi bukan tentara. Polisi harusmengusut tuntas kasus ini untukkepentingan hukum dan tidakdiskriminatif. Tidak seperti pengusutankasus-kasus sebelumnya, kasus PayaBakong misalnya, dimana penyelidikanpolisi menjadi mentok bila kasustersebut dilakukan oleh aparat negara.

Untuk sebuah penegakan hukum yangtidak diskriminatif maka polisi harusbertindak lebih profesional dantransparan serta berlaku adil denganmemberikan perlakuan yang samakepada setiap warga negara di hadapanhukum. Karenanya, Kapolda segeradapat menjelaskan kepada publik di Aceh

mengenai pelibatan TNI dalam proses penegakan hukumkasus Alue Dua sekaligus menjelaskan peran perbantuan apayang diminta oleh pihak kepolisian kepada TNI dalammembantu penanganan kasus tersebut.

Kapolda hendaknya dapat pula bekerja layaknya polisiprofesional dengan tetap mengedepankan independensi dankemandirian sebagaimana yang diatur dalam perundang-undangan. Selain itu, TNI seharusnya menerima danmenyerahkan sepenuhnya proses hukum kasus Alue Duakepada pihak kepolisian sekaligus menjelaskan kepada publikAceh bentuk koordinasi seperti apa yang telah merekalakukan dengan pihak kepolisian dalam menindaklanjutikasus tersebut.***

Upaya hukum untukmenyelesaikan kasus tindak

kekerasan terhadap ke-empatanggota TNI tetap harus

ditegakkan, lagi-lagi ini harusdilakukan oleh polisi bukan

tentara. Polisi harus mengusuttuntas kasus ini untuk

kepentingan hukum dan tidakdiskriminatif. Tidak seperti

pengusutan kasus-kasussebelumnya, kasus Paya Bakongmisalnya, dimana penyelidikan

polisi menjadi mentok bila kasustersebut dilakukan oleh aparat

negara.

“ Tidak ada pengecualian apapun, apakah dalam keadaan perang atau ancaman perang, situasi politik dalamnegeri yang tidak stabil atau situasi darurat lainnya, yang dapat diterima sebagai alasan pembenar tindakanpenghilangan secara paksa “.

(Pasal 1 (2) Konvensi Internasional tentang perlindungan semua orang dari tindakan penghilangan secara paksa)

KABAR DARI DAERAH

Page 20: · PDF filesudah lama menjadi tempat rakyat menyadarkan ... Disisi lain , untuk para pembela ... diarahkan ke warga dalam jarak sekitar 15 meter dan sepuluh orang

Berita Kontras No.03/V-VI/200720

Konflik dualisme kepemimpinanrektorat antara Sahriani Siregar danHelmi Nasution yang telahberlangsung sejak tahun lalu,akhirnya berujung pada tindakkekerasan antar dua kelompokbertikai dengan pengerahan massa(10/05). Peristiwa serangan subuhsekitar pukul 05.00 Wib itu, dilakukanoleh kelompok Sahriani terhadapkelompok Helmi yang menguasai

kampus Universitas Islam Sumatera Utara (UISU). Keduanyamengklaim berhak atas kepemimpinan di perguruan tinggiyang terletak di Jalan Sisingamangaraja, Medan, itu.

Mereka saling menyerang dengan batu serta mengacung-acungkan senjata tajam. Kurang-lebih 400 orang dari kubuSahrani menguasai kampus. Massa merazia mahasiswa,anggota satuan pengamanan, dan pengawai kampus yangmendukung Helmi. Mereka juga menggeledah sejumlahruangan. Aksi ini mengakibatkan jatuhnya puluhan korbanluka. Bahkan, sejumlah mahasiswa lainnya hingga kini belumdiketahui nasibnya.

Sekitar pukul 08.00 Wib, aparat kepolisian datang, yangdisusul sejumlah warga yang ikut membantu meleraibentrokan. Tak lama kemudian anggota DPRD SumateraUtara, diantaranya Abdul Hakim Siagian dan NurdinAhmad, tiba. Namun, kedatangan sejumlah pihak ini takberhasil menyelesaikan dualisme kepemimpinan YayasanUISU. Di tengah negosisasi, massa pendukung Sahriani danHelmi kian membeludak. Suasana kampus pun memanas lagi.Sekitar pukul 12.30 Wib bentrokan yang kedua pecah.

Perang batu berlangsung sekitar setengah jam. Satu unitmobil ambulans inventaris kampus rusak dan tiga unitsepesa motor hangus dibakar. Atap gedung dan jendela kacakampus berantakan. Masjid As-sholihin di lingkungankampus juga tak luput dari sasaran perusakan.

Kekerasan yang terjadi akibat dualisme kepemimpinan inibukanlah yang pertama. Pada 25 April lalu, sejumlahmashasiswa UISU yang melakukan aksi damaimempertanyakan kejelasan tentang kepengurusan rektoratjuga mengalami tindak kekerasan. Tindak kekerasan itudilakukan oleh satpam dan pengawai kampus terhadap limamahasiswa peserta aksi. Tindakan penganiayaan yangdilakukan pihak kampus itu telah dilaporkan oleh paramahasiswa ke Mapoltabes Medan (26/04), namun hingga saatini belum ada tindakan yang jelas terhadap para pelaku.

Dualisme kepemimpinan di kampus ini, menurut dia, sudahbeberapa kali memicu keributan di antara dua kelompok yangbertikai. Kubu Sahriani merasa paling berhak memimpinyayasan karena ditunjuk oleh Direktorat Pendidikan TinggiDepartemen Pendidikan Nasional. Adapun Helmi Nasutionmerasa lebih berhak memimpin UISU karena mendapatamanat melalui pemilihan anggota yayasan.

Bentrokan Dua Kubu di Kampus UISU Medan

Diproses secara hukum

Anggota Komisi II DPR, Arbab Paproeka, meminta kemelut yangdi terjadi UISU diproses secara hukum. “Dari data dan faktayang saya pelajari menunjukkan apa yang terjadi di UISUmerupakan rekayasa yang sistematis. Siapapun yangmendesainnya harus dibongkar tuntas. Ada indikasiketerlibatan oknum di Kepolisian daerah Sumatera Utara dibalik kekisruhan UISU, “ katanya, Rabu (23/05). Karena itu, iameminta kepada pihak yang berwenang, terutama Kapolri,untuk mengungkap rekayasa sistematis yang didugamelibatkan oknum pensiunan dan aparat.

Arbab mengatakan semestinya tugas polisi adalahmenciptakan rasa aman dan kepastian hukum di masyarakat.Tapi, yang terjadi justru membiarkan sebaliknya; aparat justrumembiarkan terjadinya kekisruhan. Seharusnya polisi bisamengantisipasi bentrok fisik di kampus UISU. “Medan itu bukansebuah desa terpencil yang susah dijangkau aparat kepolisian.Apalagi, sebelum memasuki kampus, pihak yayasan UISU yangsah sudah melayangkan permohonan tertulis kepadaKapoldassu, “ tegas Arbab, wakil rakyat yang berasal dariFraksi Partai Amanat Nasional.

Sementara itu, dari informasi yang berhasil dikumpulkanKontras Medan di lapangan, memang terlihat adanya sesuatuyang janggal, khususnya berkenaan dengan profesionalismekepolisian dalam menjaga keamanan masyarakat. Sejumlahpertanyaan-pun mengemuka. Antara lain, apakah benar polisimempunyai hubungan bisnis (conflik of interest) dengan PT.Wirasebagai outsourcing jasa pengamanan yang digunakan olehkelompok Helmi Nasution?

Hal janggal lainnya, Pihak Sahriani mengklaim bahwa sebelummelakukan serangan subuh itu, mereka telah memberitahukankepada pihak Polda. Polsek Medan Kota pun telahmempersiapkan diri dengan melakukan apel (sekitar pukul04.15). Namun, baru pada pukul 06.30 polisi baru bergerak kelokasi peristiwa. Padahal jarak Polsek dengan tempat perkarahanya 200 meter.

Dari bentrokan ini, kita berharap agar Kapolri dapat bertindakprofesional dan menjalankan mandatnya untuk memeliharakeamanan dan ketertiban masyarakat, dengan melindungikeselamatan jiwa, harta benda dan masyarakat dari gangguanketertiban. Disamping itu, polisi harus mengembalikan kampusdalam suasana normal, dengan memberikan jaminankeamanan bagi berlangsungnya perkuliahan secara normal,serta meniadakan keberadaan para preman/jasa pengamananyang digunakan oleh pihak yang bertikai. Ketiadaan jaminanakan tindakan polisi ini akan selalu membuahkan tindakanmain hakim sendiri menjadi kian subur di masyarakat.

Yang terpenting lainnya, aparat kepolisian segera bisamelakukan penyelidikan secara menyeluruh, termasukmemberikan jaminan peradilan yang fair (fair trial) terhadappihak-pihak yang dianggap bertanggungjawab.***

KABAR DARI DAERAH

Page 21: · PDF filesudah lama menjadi tempat rakyat menyadarkan ... Disisi lain , untuk para pembela ... diarahkan ke warga dalam jarak sekitar 15 meter dan sepuluh orang

Berita Kontras No.03/V-VI/2007 21

Di Medan, Sumatera Utara, polisi dengan dalih menangkap perampokmalah berulah selayak yang ditargetkan. Dua orang korban aksi polisitersebut merenggang nyawa, sementara harta benda yang merekamiliki diambil paksa polisi. Pihak keluarga korban yangmempermasalahkan hal ini malah dikriminalkan.

Peristiwa terjadi pada 11 April sekitar pukul 03.00 Wib dini hari. Sekitar30 orang anggota Poltabes Medan dipimpin Kasat Reskrim dan KanitJahtanras mendatangi rumah Hj. Supiah (kakak kandung Suherman).Karena mereka mencari Suherman, Hj Supiah mengatakanSuherman tidak berada di rumahnya. Hj Supiah lalu meminta aparatlangsung mencari ke rumah Suherman yang hanya berjarak 400meter dari rumah Hj Supiah. Mendengar jawaban tersebut, ke-30anggota Poltabes Medan ini malah menggeledah rumah Hj Supiahsembari menodongkan senjata kepada Hj Supiah. Setelah itu, merekamengambi dua unit Handphone dan satu pesawat telepon rumahtanpa menunjukkan penggeledahan, surat penyitaan dan tidakmemberikan berita acara penyitaan.

Dengan menodongkan senjata api ke suami Hj. Supiah, merekamemaksa menunjukkan rumah Suherman. Setibanya di sana, oknum-aparat polisi ini langsung menangkap Suherman (yang saat itu tidakmelawan), tanpa menunjukkan surat penangkapan. Tangan dan kakiSuherman diborgol dan dibawa ke dalam mobil. Setelah menangkapdan membawa Suherman, aparat juga menangkap isteri Suherman,dua orang anak Suherman (berumur 7,5 tahun dan 4 tahun), duaorang keponakan Suherman berikut seorang pembantu Suhermandan seorang tetangga Suherman yang kebetulan berada di rumahSuherman.

Harta benda Suherman yang seluruhnya berjumlah sekitar 2,7 miliar(berupa uang tunai, emas berlian, dan 3 sertitifat tanah) juga dirampasoleh para aparat. Semua ini dilakukan tanpa menunjukkan suratpenangkapan, surat penyitaan dan surat penggeledahan. Perbuatanini juga jelas bertentangan dengan prosedur hukum. Di hari yangsama kejadian serupa dialami juga oleh Marsudi Triwijaya.

Tewas dengan luka tembak

Tak lama setelah penangkapan kedua orang ini, siang harinya,keluarga mendapat kabar kalau kedua orang tersebut telahmeninggal dunia. Diketahui akhirnya, kedua orang ini tewas denganluka tembakan di dada dan luka penganiayaan di tubuh.

Keluarga almarhum Suherman & Keluarga almarhum Marsudimenuntut Polri agar menghukum anggota Poltabes Medan yangmelakukan tindak pidana pembunuhan yang juga telah melakukantindak pidana perampokan harta benda senilai sekitar 2,7 miliar (berupauang tunai, emas berlian, dan 3 sertitifat tanah). Namun, tuntutan ini malahdisikapi Polri secara tidak konsisten dengan mengingkari paradigmabarunya. Polri lebih cenderung melindungi Poltabes Medan yangnota bene anggotanya ketimbang berpihak kepada keluarga korban.

Pengaduan yang disampaikan ke Dit Reskrim Polda Sumut (16/04)dan (20/04) serta pengaduan di Divisi Propam Mabes Polri (26/04),hingga kini tetap tidak ada tindak lanjutnya. Selama kurun waktu duabulan ini para pelaku dibiarkan bebas. Bebas untuk mengulangiperbuatannya, menghilangkan barang bukti serta mengintimidasidan mengkriminalisasi keluarga korban yang menuntut keadilan.

Polisi Medan: Sulit Bedakan Penjahat dan PolisiMerasa tidak diawasi dan diberi kesempatan untuk mengulangiperbuatannya, para pelaku yang diantaranya Pejabat di PoltabesMedan kembali menyalahgunakan kewenangannya untukmengintimidasi dan mengkriminalisasi keluarga korban.Penyalahgunaan wewenang pertama dilakukan oleh PoltabesMedan. Keluarga korban dituduh telah memfitnah PoltabesMedan dan akan ditahan di Poltabes Medan karena telahmenuntut pembunuhan dan perampokan yang dilakukan jajaranPoltabes Medan.

Keluarga korban menuntut harta yang dirampok agardikembalikan dan aparat pelakunya dihukum. Namun,Kapoltabes Medan mengatakan bahwa harta benda senilai 2,7miliar yang telah dirampok anggotanya tersebut berasal darihasil kejahatan. Selanjutnya Kapoltabes Medan memerintahkanpenyidikan asal-usul/sumber harta tersebut denganmenggunakan Undang-undang No.25 tahun 2003 tentangPencucian Uang. Hal ini seperti sengaja dilakukan agar dapatmenahan dan menghukum isteri korban yang tidak ikhlasdengan pembunuhan suaminya dan perampokan yang dilakukanPoltabes Medan.

Tak berhenti sampai disini, Poltabes Medan juga menangkapdan menahan kakak kandung Suherman yang selama ini sangatgigih menuntut keadilan adiknya. Supiah (kakak kandungSuherman) ditangkap tanggal 21 Juni 2007 dan hingga kini masihditahan.

Melihat kebrutalan dan penyalahgunaan kewenangan PoltabesMedan yang dibiarkan oleh Kapolda Sumut, Juliana (isterialmarhum Suherman) & Rusmini (isteri almarhum Marsudi)merasa terancam keselamatan dan keamanannya bila tetapberada di wilayah kekuasaan Poltabes Medan. Keduanyaterpaksa mengungsi dari Sumatera Utara dan memintaperlindungan hukum kepada Komisi Nasional Hak Asasi Manusiadan Kapolri.

Dari semua rangkaian kejadian sewenang-wenang diatas,Kontras, YLBHI, dan LBH Medan, menghimbau Kapolri dapatmemberikan tindakan tegas kepada oknum Medan yang terlibatdalam pembunuhan dan perampokan Suherman dan MarsudiTriwijaya, serta melimpahkannya ke proses persidangan untukdihukum.

Kapolri harus memberikan perlindungan kepada keluarga korbandari upaya intimidasi dan kriminalisasi yang dilakukan olehPoltabes medan. Mengupayakan pengembalian harta bendaSuherman dan Marsudi yang telah dirampok oleh oknumPoltabes Medan. Yang terpenting pula, menjatuhkan tindakantegas pada Kapoltabes Medan karena telah melindungi oknumPoltabes Medan yang terlibat pembunuhan Suherman danMarsudi.

Tak ada kata lain. Kasus kekerasan ini adalah kasus pelanggaranhak asasi manusia yang paling fundamental yaitu hak untukhidup. Kontras juga berharap Komnas HAM bisa segeramelakukan pemantauan dan penyelidikan langsung ke Medan.Hukum harus ditegakkan. Karena bukan zamannya lagi,seseorang termasuk aparat berhak dan mempunyai kekebalanmelakukan perbuatan yang jelas melanggar hukum di negeriini.***

KABAR DARI DAERAH

Page 22: · PDF filesudah lama menjadi tempat rakyat menyadarkan ... Disisi lain , untuk para pembela ... diarahkan ke warga dalam jarak sekitar 15 meter dan sepuluh orang

Berita Kontras No.03/V-VI/200722

Cerita kekerasan di bulan Juni jadi awal dari dari begitubanyak cerita kekerasan lainnya. Pembunuhan terhadap Cacibin Tibu (40 th), warga Dusun Pakkeng, Desa MamampangKecamatan Tombolo Pao, diduga kuat dilakukan oleh anggotaKepolisian Sektor Tombolo Pao. Korban “sengaja dihabisi”dengan tuduhan melakukan tindakan kriminal.

Korban awalnya ditangkap Selasa (26/06), sekitar pukul 11.00WITA, oleh aparat kepolisian ketika hendak menuju ke KotaMakasar. Pada saat itu mobil yang ditumpanginya dihentikanoleh Kapolsek AKB Abidin WSC. Dari keterangan sopir angkotyang sedang makan di rumah makan Bonto Aji, korbandibawa oleh polisi (tidak diketahui korban dibawa kemana).Penangkapan tersebut tidak diinformasikan pada keluarga.

Sedang kabar meninggalnya korban diketahui dari KepalaRukun Kampung (RK). dari keterangan Kapolsek (lewattelepon yang dilakukan oleh keponakan korban), dikatakanbahwa Caci ditangkap dan ditembak karena berusahamelawan dan melarikan diri.

Malam harinya, sekitar pukul 20.00 WITA, Jenasah korbantiba di rumah orang tuanya dengan diantar menggunakanmobil ambulance Puskesmas Tamaona. Di dalam mobil initerdapat pula tiga orang perawat. Entah mengapa, jenazahkorban juga diiringi satu mobil kijang pribadi yangdigunakan aparat Polsek Tombolo Pao, berjumlah sekitarlima orang, turut pula kepala dusun (tiga orang aparattersebut membawa senjata laras panjang).

Korban diserahkan pada pihak keluarga. Dari tubuh korbanterlihat bahwa korban mengalami luka tembak sebanyaklima kali (dua di bagian dada sebelah kanan tembus, satu dibagian perut sebelah kanan, satu di paha sebelah kanantembus, dan satu di betis sebelah kanan). Pipi sebelah kiribengkak (memar) warna biru. Selain itu tangan dan kakikorban remuk. Pihak keluarga menguburkan korban padapukul 12.20 malam. penguburan ini dilakukan ataspermintaan kepala dusun, yang meminta korban dikubursecara cepat dengan alasan takut membusuk akibat lukatembak.

Esok harinya, Kepala Desa Mamampang membawa dua pucuksurat ke rumah orang tua korban dan meminta merekamenandatangani surat-surat tersebut. Surat pertamamenyangkut bukti bahwa jenasah korban sudah diterimapihak keluarga, surat kedua menyangkut penolakan autopsi

Kekerasan Aparat Masih Terjadi Di Berbagai DaerahKekerasan. Entah mengapa menjadi tontonan yang kerap, bahkan terlalu sering kitalihat. Ironisnya, segala bentuk kekerasan itu jadi “santapan rutin” bagi para penegakdan pengayom masyarakat. Mereka yang mengingkrarkan diri dan profesinya padahukum dan kebenaran, malah menjadi para pelaku kekerasan itu sendiri. Cerita dari

kekerasan di berbagai daerah jadi potret bagaimana “janji” untu membela hukum dankebenaran telah dinodai oleh mereka sendiri.

oleh orang tua korban. Berada ‘dalam tekanan” kedua suratditandatangani oleh meraka. Dua harinya setelah peristiwa (28/06), datang lagi, dua orangpolisi ditemani salah seorang membawa surat pernyataan untukditandatangani oleh orang tua korban, berisikan pernyataanbahwa, orang tua korban tidak merasa keberatan atasmeninggalnya korban dan menganggap korban meninggalakibat sudah ajal, dan juga karena kelalaian sendiri melarikandiri. Dalam surat tersebut, dinyaakan pula bahwa selaku orangtua tidak putus-putusnya menasihati untuk tidak berbuat salah,namun korban tidak menghiraukan hingga saya (korban)menganggap bahwa sudah sepantasnya meninggal dengan jalanseperti itu. Jumlah surat satu lembar rangkap lima, namun surat tidakditandatangani oleh orang tua korban. Saat itu, keluarga korbanyang ingin melihat isinya meminta satu rangkap surat tersebut.Satu lembar surat tersebut akhirnya diberikan kepada keluargakorban. Namun, sekitar pukul 01.30 dini hari, Kepala Desa datangkembali meminta surat yang diberikan, dengan alasan akanmencari tahu pembuat surat itu (mengatasnamakan KapolsekTombolo Pao). Kepala Desa berjanji akan mengembalikannyasetelah mengetahui pembuat surat. Esok harinya, keponakankorban menghubungi Kepala Desa (telpon) meminta surat yangtelah diambil. Namun kepala desa mengatakan, surat telah basahdan hancur lantaran ia malam itu terjatuh dengan motornyasaat menuju kantor Polsek Tombolo Pao. Pasca peristiwa tersebut, aparat polsek dan kepala desamenggalang dukungan dari masyarakat agar menandatanganisurat yang mengucapkan terima kasih kepada polisi karenasudah menangkap korban (Caci), serta menyukuri tewasnya Cacikarena yang bersangkutan dianggap pelaku tindak kriminal/kejahatan. Tindakan tak terhormat dan tak prikemanusiaan ini jelas adalahtindak pidana dan pelanggaran HAM. Semestinya aparatkepolisian bertindak profesional dan transparan dalammenegakkan hukum, termasuk menindak pihak-pihak yangdianggap bersalah dengan menerapkan azas praduga takbersalah serta menghormati HAM. Semestinya pula aparatmenghindari penggunaan kekerasan dalam upaya menggalibukti keterangan dan informasi dari siapapun, termasuk kepadapelaku kriminal.

KABAR DARI DAERAH

Page 23: · PDF filesudah lama menjadi tempat rakyat menyadarkan ... Disisi lain , untuk para pembela ... diarahkan ke warga dalam jarak sekitar 15 meter dan sepuluh orang

Berita Kontras No.03/V-VI/2007 23

Di Tegal

Aksi “main hakim dan sok jagoan” para aparat juga dialamioleh Kurniawan (23), seorang tukang becak juga mengalamitindakan penyiksaan di Mapolresta Tegal (3/05). Peristiwadimulai saat Kurniawan yang sedang melintas di jalan Brantasdengan menggunkan sepeda melihat seorang perempuan yangmenggunakan sepeda di jalan Brantas. Lantaran menyakiniperempuan itu adalah pacarnya yang bernama Dewi(belakangan diketahui perempuan itu bernama DewiAstuti/30thn). Korban menghampiri dan mencolek badannya. Namun,ketika perempuan tersebut memalingkan muka, korban kagetkarena perempuan itu ternyata bukan pacarnya. Ia berbalik arahtapi ditarik oleh perempuan tersebut. Buntutnya, sepeda yangdigunakan korban jatuh dan badannya jatuh pula menimpaperempuan ini.

Seketika perempuan ini berteriak hingga memancing perhatianwarga. Sekitar sepuluh orang datang langsung memukul danmengeroyok Kurniawan. Bersamaan dengan itu, patroli polisisedang melintas, maka Kurniawan dan perempuan ini dibawake Mapolresta Tegal.

Disinilah korban mulai mengalami tindak kekerasan. Dirinyadituduh melakukan pencabulan terhadap Dwi Astuti. Penyidikpolisi lalu memaksa korban mengakui perbuatan ini denganmenyuruh korban menaruh jari kakinya di bawah kaki meja,kemudian mereka menduduki meja tersebut. Para oknum aparatini juga menendang dada korban dengan menggunakan sepatu.Sayang, korban tak bisa mengenali para pelaku karena paraaparat ini menggunakan kaos.

Aparat kepolisian menuduh korban telah melanggar pasal 289jo 281 KUHP dan menahan korban. Keluarga korban baru dapatmenjenguk korban (7/05). Saat menjenguk, juga dibatasi hanyatiga kali dalam seminggu. Pada (22/05), keluarga korbanmenerima surat penahanan dari Kapolresta Tegal dan suratperpanjangan penahanan dari Kejaksaan Negeri Tegal. Hal inikian membuat keluarga kian cemas, karena korban pasti kembalimengalami sejumlah tindakan penyiksaan jika ia dipindahkanke LP.

Di Medan

Tindak kekerasan berupa penculikan, penganiayaan berat danpembunuhan juga terjadi di Medan. Korban, Ibrahim (37),sebelum dirinya dibunuh mengalami penganiayaan yangmenyebabkan hidung pecah dan berdarah, kepala bagianbelakang robek berdarah, tangan kanan patah, seluruh tubuhlebam akibat pukulan yang diduga dilakukan menggunakanrantai. Diduga pelaku pembunuhan dan tindak kekerasanberjumlah sekitar delapan orang, dari Paskah TNI AU LanudPolonia Medan, antara lain Serka Sulistiyo, Pratu Gutoyo,Hartono, Hadi dan kawan-kawan.

Peristiwa kekerasan ini bermula (27/03) sekitar pukul 16.00 Wib.Ibrahim dijemput teman kerjanya, Buyung Waroka. Darikesaksian Buyung, bahwa beberapa meter setelah keluar rumahternyata sudah ada dua orang anggota Paska TNI AU Lanud

Polonia Medan yang menunggu Ibrahim yaitu Pratu Gutoyodan Hadi.

Beberapa jam kemudian, sekitar pukul 20.00 Wib, keluargamenerima kabar dari warga sekitar kalau Ibrahim dipukulioleh Serka Sulistiyo di Cafe Erna. Keluarga pun segera menujuCafe Erna, tapi tidak menjumpai Ibrahim disana. Mereka lalumenuju klinik Bidan Syam di Jalan Bridjen Katamso Kp. BaruMedan. Sebelumnya keluarga menerima telepon dari korbanyang meminta uang untuk biaya pengobatan. Korbanmeminta uang diserahkan pada Hartono yang akan datangke rumah.

Atas saran Hartono, keluarga membawa korban ke RS. AuriAbdul Muluk di jalan Ir. Juanda Medan. Ketika selesai berobatdan akan pulang, tiba-tiba di depan rumah sakit korbandibawa secara paksa oleh enam orang anggota Paska TNI AUdengan menggunakan mobil patroli (28/03 sektar pukul 01.00Wib). Mereka juga mengancam keluarga korban yangmenghalangi penangkapan paksa ini.

Esok paginya keluarga melapor ke POM TNI AD, POM TNIUA Lanud Medan, Markas Paskas TNI AU Medan. Petugassempat tidak melayani dengan baik. Saat melapor keduakalinya barulah petugas membuatkan laporan tertulisnamun laporan tersebut tidak diberikan pada keluargakorban.

Setelah 17 hari dinyatakan hilang, pada (14/04) keluargakorban mendapat informasi berupa foto-foto hasil outopsidari anggota Polres Aceh Tamiang dan seorang kerabatkeluarga korban, bahwa Ibrahim telah tewas dan mayatnyadtemukan di wilayah Aceh Tamiang. Diperkirakan korbantewas beberapa saat sejak ia diculik. Hal ini dibuktikan dariberita beberapa harian terbitan Medan (31/03), yangmemberitakan adanya penemuan mayat “Mr X” di AcehTamiang. Dari semua bukti yang ada jelas terlihat bahwakorban telah dianiaya dan dibunuh secara keji oleh paraoknum yang menculiknya.

Di Simalungun

Sementara itu, kinerja buruk dan perbuatan sewenang-wenang para oknum polisi juga dapat dicermati di ResortSimalungun, Sumatera Utara. Para aparat pengayommasyarakat ini malah kerap kali melakukan kekerasan danpembiaran terhadap kasus-kasus yang mengancam hak-hakasasi manusia. Pem-backing-an terhadap pemodal, tidakberjalannya role of law jadi indikasi kuat dugaan gagalnyaPolres Simalungun melakukan tugas utamanya yaitumemberikan perlindungan, pengayoman, dan pelayananterhadap masyarakat. Perbuatan ini jelas telahmemburamkan citra polisi yang tengah berupaya mengubahparadigmanya menjadi “community police”.

Tercatat enam kasus pelanggaran HAM yang terjadi diSimalungun. Mulai dari pemerkosaan, penangkapan tanpaprosedur, dan penganiayaan yang dilakukan oleh anggotaPolres Simalungun yang hingga kni tak jelas penyelesaiannya.

KABAR DARI DAERAH

Page 24: · PDF filesudah lama menjadi tempat rakyat menyadarkan ... Disisi lain , untuk para pembela ... diarahkan ke warga dalam jarak sekitar 15 meter dan sepuluh orang

Berita Kontras No.03/V-VI/200724

Tak ada ada akses dan transparansi pada masyarakat luasatas kasus-kasus yang mereka tangani ini.

Sedang sampai pertengahan tahun 2007 ini telah tercatat duakasus yang massif yaitu kasus pemukulan terhadap petaniyang mempertahankan haknya dan penahanan 17 petani diMariah Hombang yang dilakukan tanpa prosedur hukum.Aparat yang diyakini juga bersama para preman bayaranmelakukan intimidasi dan kekerasan.

Keberpihakan Polres Simalungun terhadap pemodal kembalidipraktekkan saat buruh harian lepas PTPN IV DolokSinumbah berunjuk rasa menuntut hak mereka yang belumterpenuhi. Kapolres Simalungun, Alex Mandalikamembubarkan aksi buruh harian lepas PTPN IV DolokSinumbah di depan kantor PTPN IV dengan alasan massaaksi tidak mengantongi Surat Tanda Terima Pemberitahuan(STTP). Padahal para buruh telah mengirim suratpemberitahuan aksi. Tindakan ini jelas mencerminkanrepresifitas negara dengan mengekang kebebasan berekspresiyang dijamin oleh UUD 1945 serta pembungkaman terhadapdemokrasi.

Abu Dujana

Sementara itu, penanganan terhadap aksi-aksi terorisme diIndonesia menjadi catatan kelam tersendiri bagi aparatkepolisian. Lihat saja, bagaimana maraknya protes darisejumlah pihak terhadap upaya Polri menangkap paratersangka terorisme itu. Yang terakhir adalah kasuspenangkapan dan penembakan terhadap Abu Dujana. Dariketerangan sang anak, Sidiq Abdullah (8 thn), Dujanaditembak dalam keadaan menyerah tanpa perlawanan.Ironisnya, peristiwa ini juga terjadi dan dilakukan dihadapan sang anak yang masih kecil.

Sedangkan pernyataan Kapolri yang meminta agarpenembakan Abu Dujana dimaklumi, justru membenarkanadanya kesalahan. Jelas, hal ini patut di pertanggungjawabansecara hukum.Patut dihargai upaya Polri khususnya Datesemen 88 AntiTeror Mabes Polri untuk menangkap para pelaku kejahatan

terorisme di Indonesia. Segala upaya memberantas aksi-aksipeledakan bom atau aksi kekerasan lainnya yang menimbulkanbanyak korban jiwa tak bersalah, ketakutan serta rasa tidakaman kalangan masyarakat luas wajib kita dukung. Terlebih,upaya mengakhiri kejahatan terorisme merupakan upaya untukmelindungi dan menegakkan hak-hak asasi manusia.

Namun, segala upaya yang dilakukan oleh negara dan setiaplembaga penegak hukum tetap harus memperhatikan kaidah-kaidah yang berlaku dalam hukum nasional maupuninternasional. Undang-undang nasional maupun konvensi PBBmembolehkan aparat penegak hukum untuk menggunakankekuatan, termasuk dengan senjata api. Namun penggunaankekuatan itu tidak boleh digunakan secara eksesif (berlebihan).

Penegak hukum boleh menembak jika keadaan jiwa ataukeselamatan orang lain terancam. Alasan Polri bahwakemungkinan nyawa aparat atau keselamatan orang lainterancam jelas masuk akal. Namun pertanyaannya, apakahancaman itu bersifat nyata (imminent) atau masih potensial ?Penggunaan kekuatan hanya boleh jika ancaman itu bersifatnyata. Penegak hukum tidak boleh menembak pelaku kejahatanyang dalam keadaan tidak melawan.

Dan, bila Kapolri mengabaikan kritik, maka sikap Kapolri samasaja membiarkan terjadinya penyalahgunaan senjata api dalamtugas. Sikap ini kurang tepat dan bijaksana. Ini bukan kalipertama Densus 88 dikritik. Gaya penangkapan Densus 88 yanglebih mirip aksi penculikan juga sempat diprotes kerasmasyarakat Poso. Apapun kesalahan para pelaku kriminal, termasuk terorisme,harus dihadapi dengan proses hukum yang benar agar dapatdipertanggungjawabkan pada di muka peradilan. Penangkapansecara brutal malah dapat menjadi stimulus bagi gerakanterorisme untuk melancarkan aksi balas dendam yang akanberakibat fatal bagi masyarakat umum. Densus 88 sebagai timkhusus anti teror yang didukung oleh Amerika Serikat danAustralia, harus tampil memberi contoh terbaik penghormatanHAM dalam upaya penegakan hukum. ***

“Setiap orang yang dirampas kemerdekaannya wajin diperlakukan secara manusiawidan dengan menghormati martabat yang melekat pada diri manusia tersebut”.

(Pasal 10 (1) Kovenan Hak Sipil dan Politik)

“Siapapun yang ditangkap harus diberitahu, pada saat penangkapan, alasan-alasanpenangkapannya, dan harus segera diberitahu mengenai tuduhan yang dikenakanpadanya”.

(Pasal 9 (2) Kovenan Hak Sipil dan Politik)

KABAR DARI DAERAH

Page 25: · PDF filesudah lama menjadi tempat rakyat menyadarkan ... Disisi lain , untuk para pembela ... diarahkan ke warga dalam jarak sekitar 15 meter dan sepuluh orang

Berita Kontras No.03/V-VI/2007 25

Sembilan tahunpula negarabelum mampum e n u n t a s k a ndan membawapara pelakup e l a n g g a r a nberat HAM untukdiadili. Sembilantahun tragediTrisakti danSemanggi I dan IIserta tragedi Mei1998, jadi saksib a g a i m a n a

negara telah lalai memberikan keadilan dan kebenaran bagiwarganya. Pemerintahan SBY-JK maupun wakil rakyat yangberkursi di gedung DPR, juga tidak pernah pula bersungguh-sungguh dalam penyelesaian hukum kasus- kasus pelanggaranHAM.

Kita mungkin tak akan bisa melupakan peristiwa berdarahtragedi Trisakti 12 Mei 1998 yang menewaskan empatmahasiswa kusuma bangsa muda, Elang Mulya Lesmana,Hafidhin Royan, Hendriawan Sie dan Heri Hertanto, yang telahmenjadi pemicu lengsernya Soeharto dari Presiden (21/ Mei/1998). Nyawa merekalah yang kemudian melapangkan jalanbagi demokrasi yang ada sekarang ini. Mungkin, tanpapengorbanan para perintis perubahan, kita tetap dibekap juntamiliter, dipasung birokrasi dan digerus oligarki.

Namun fakta perjalanan penuntasan kasus pelanggaran HAMmenunjukkan bahwa pemerintah dan DPR seakan hendakmelupakan sejarah reformasi. Sikap itu pemerintah SBYditunjukkan melalui Jaksa Agung Abdul Rahman Saleh, yangmenolak menindaklanjuti laporan Komnas HAM atas KasusTrisakti, Semanggi I dan II, tragedi Mei 1998. Sedangkan BadanMusyawarah DPR menolak usulan Komisi III DPR agar pimpinanDPR meminta Presiden SBY segera membentuk pengadilan HAMadhoc untuk kasus ini (13/03/07).

Fakta ini jelas merisaukan keluarga korban pelanggaran HAM.Untuk kasus Trisakti yang jelas-jelas turut mengantarkanjabatan yang dipangku Presiden dan anggota DPR saat ini sajamereka abai, apalagi kasus-kasus lain, seperti kasus pelanggaranHAM 1965, Tanjung Priok, Talangsari/Lampung, Tragedi Mei1998, Penculikan Aktivis 1997-1998 dan Peristiwa 1965.

Sembilan Tahun Reformasi

“Jalan Masih Belum Berakhir”

Amanat reformasi

Pemerintahan di bawah SBY-JK tak bisa dipungkiri memangtak menunjukkan “hati” dan keseriuasan atas semuaperistiwa ini. Hati nurani mereka seolah telah hilang di bawahtampuk kekuasaan yang mereka miliki kini. Sementaraperombakan kabinet terbatas yang baru saja dilakukanPresiden, juga belum menampakkan kesungguhanmenjalankan amanat reformasi, terutama penegakan hukumdan HAM. Terbukti kentalnya politik kekuasaan dalamperombakan tersebut, yang ditandai tarik-menarik antarparpol untuk menduduki kursi menteri. Sehingga jelas bahwasumber masalah adalah pengkhianatan komitmen reformasidengan menelantarkan korban atas nama kepentingankekuasaan.

Sembilan Hari Peringatan Trisakti dan Mei 1998

Sementara dalam rangka memperingati sembilan tahunreformasi, serangkaian acara digelar oleh korban, keluargakorban yang didampingi oleh KontraS. Selama hampirsembilan hari pula acara ini dilakukan. Dimulai pada (6/05)diskusi korban dengan para pemuda dan masyarakat dalamrangka menuntut negaramenuntaskan kasus Mei.Serangkaian aksi jugadigelar (11/05) ke DPR. Aksitersebut dilakukan untukmenuntut para DewanPerwakilan Rakyat (DPR)mempertanggungjawabanpenolakan enam fraksimembawa kasus TSS keparipurna. Aksi inimeminta DPR untuk segeram e n g e l u a r k a nrekomendasi pembentukanpengadilan HAM adhocuntuk kasus Mei dan TSS. Acara dilanjutkan dengan“Malam refleksipenuntasan kasuspelanggaran HAM” (12/05),dimana Usman Hamid,Romo Sandiyawan, IbuSumarsih menyampaikan bentuk perenungan bersama atas

Sembilan tahun sudah reformasi bergulir, sejak rejim orde baru Soeharto ditumbangkan olehgerakan pemuda dan mahasiswa, yang didukung oleh masyarakat (21 Mei 1998). Meski

tampuk kepemimpinan dan kekuasan bangsa terus berganti, namun reformasi tetap belummenghasilkan perubahan yang berarti bagi kehidupan dan keadilan bagi masyarakat.

Kasus-kasus pelanggaran HAM terus diabaikan lewat berbagai mekanisme formal. Namunperjuangan korban untuk terus mengajak masyarakat ‘mengingat’ tak pernah berhenti.

Tabur bunga untuk kasus TSS

aksi tabur bunga untukkorban tragedi Mei 1998

REMPAH-REMPAH

Dok.Kontras

Dok.Kontras

Page 26: · PDF filesudah lama menjadi tempat rakyat menyadarkan ... Disisi lain , untuk para pembela ... diarahkan ke warga dalam jarak sekitar 15 meter dan sepuluh orang

Berita Kontras No.03/V-VI/200726

tragedi ini. Acara juga dilanjutkan dengan pemuntaran filmdan paduan suara dari PMKRI. Keesokan harinya, bertepatandengan peristiwa Mei 1998 (13/05) diadakan tabur bunga diMall Klender, tabur bunga di depan istana Merdeka dandilanjutkan dengan longmarch dari Istana menuju HotelIndonesia.

Sedang (14/05), diadakan audiensi ke Kejaksaan Agung.Audiensi ini diterima Kapuspenkum, Dirjen HAM (ZainuddinArief ), dan para staf-staf Kejaksaan Agung. Terjadiperdebatan tentang penafsiran pasal 43 UU 26/2000. Kontrasdan keluarga korban menolak argumentasi bahwa tidakseharusnya Jaksa Agung menunggu pencabutan rekomendasiDPR, karena DPR bukan lembaga yudikatif. DPR hanyamerekomendasikan pengadilan HAM adhoc, bukanmenunjukkan ada tidaknya pelanggaran HAM berat. Padaakhirnya, Dirjen HAM dan Kapuspenku Kejagungmenjanjikan akan mencari jalan keluar perihal perbedaanpendapat tersebut.

Setelah audiensi acara dilanjutkan dengan ziarah ke PondokRangon. Puncak acara digelar (15/05) digelar di tempat tinggalsebagian korban Mei 1998, Klender, Jakarta Timur, lewat acaraPanggung Solidaritas “Bersama Mengikat Solidaritas untukPenuntasan Kasus Mei.” Turut hadir dalam acara itu, anggotaKomisi III DPR RI Nursyahbani Katjasungkana, artis Rike DiahPitaloka, Suciwati, Sri Suparyati dan Mugiyanto. Acara berisirenungan, musikalisasi puisi, paduan suara dan pemutaran filmMei (Memecah Kebisuan).

Telah terlalu banyak pengabaian-pengabaian yang dilakukankhususnya oleh Presiden dan DPR. Namun, kita tak akan diamakan semua pengabaian ini. Apapun kendala yang ada,perjuangan belum berakhir. Kita percaya meski telangberlangsung selama sembilan tahun, namun semangat untukmemperjuangkan kebenaran dan keadilan untuk korban dankeluarga korban tak akan berakhir sebelum para pelakunyamenerima hukuman setimpal dengan apa yang telahdilakukannya. Termasuk perjuangan untuk melawanketidakadilan dan pelanggaran berat HAM lainnya ***

Ran

gkai

an k

egia

tan

mem

eper

inga

ti tr

aged

i Tri

sakt

i

Doc.Kontras

REMPAH-REMPAH

Page 27: · PDF filesudah lama menjadi tempat rakyat menyadarkan ... Disisi lain , untuk para pembela ... diarahkan ke warga dalam jarak sekitar 15 meter dan sepuluh orang

Berita Kontras No.03/V-VI/2007 27

Akhirnya pemerintah Indonesia mengundang Wakil KhususSekjen PBB untuk Perlindungan Pembela HAM, Hina Jilani untukmencari, menerima, meneliti, dan menjawab informasiperlindungan bagi pembela HAM. Hina Jilani juga mengunjungiPapua (8/6) dan Aceh (9/6) untuk bertemu dengan aparatpemerintah setempat serta mendengar langsung kesaksian parapembela HAM yang mengalami intimidasi dan kekerasan saatmenjalankan kerja-kerja kemanusiaan.

Di Jakarta, secara khusus Hina Jilani bertemu dengan KomiteSolidaritas Aksi untuk Munir untuk mendapatkan informasitentang perkembangan kasus ini. Sementara di Aceh, Hina Jilanimenitikberatkan pada ketiadaan pencegahan sertapenghukuman terhadap kasus-kasus kekerasan kepada pembelaHAM pada saat darurat militer berlangsung.

Saat bertemu dengan jajaran Muspida di Papua, Hina Jilanilangsung mengkonfirmasikan kasus-kasus kekerasan terhadappara pembela HAM di Papua. Aparat Muspida di Papua,termasuk pihak kepolisian dan militer menjamin tidak adanyakebijakan untuk menyerang para pembela HAM dan bahkanberjanji untuk melindungi mereka.

Ironisnya, pada hari yang sama kekerasan dan intimidasi justruditerima oleh Frederika Korain dan Pdt. Perinus Kogoya dariSKP Jayapura. Mobil mereka ditabrak oleh mobil yangdikendarai dua aparat yang mengaku sebagai Komandan IntelKodam XVII Trikora dalam perjalanan dari bandara Sentanimenuju Jayapura.

Intimidasi juga diterima oleh Albert Rumbekwam Ketua KomnasPerwakilan di Papua, setelah bertemu dengan Hina Jilani diPapua. Albert menerima ancaman pembunuhan melalui teleponserta dibuntuti oleh orang-orang tak dikenal. Kantor KomnasHAM juga dikepung sementara rumahnya terus diawasi olehorang-orang tersebut. Walaupun telah melaporkan kepada pihakkepolisian, namun intimidasi tersebut terus berlangsung sejak11 Juni.

Hal serupa juga diterima oleh Yan Christian Warinussy DirekturEksekutif LP3BH Manokwari, yang terus dimata-mataiaktifitasnya, baik ketika berada di rumah maupun ketika beradadi kantor. Peristiwa terjadi setelah pertemuannya dengan HinaJilani, masing-masing pada (9/06) pukul 20.00 wib dan pukul23.00 wib (11, 16, 18, Juni ).

Ancaman dan teror terhadap para pembela HAM juga diterimaoleh dua orang staf LBH Medan Oktober Siahaan (Okto) dan

Teror, paska kedatangan Hina JilaniBaru pertengahan Juni lalu, pemerintah Indonesia menerima kunjungan Wakil Khusus

Sekjen PBB untuk Perlindungan Pembela HAM Hina Jilani (5-12 Juni) sertamenegaskan komitmennya untuk memberikan perlindungan bagi para pembela HAM.

Namun pasca kepulangan Hina Jilani, masih terjadi beberapa peristiwa kekerasanterhadap pembela HAM di berbagai daerah.

Ahmad Irwandi, di Pengadilan Negeri Pancur Batu –Sumatera Utara (5/06). Pada saat melakukan pembelaanterhadap kliennya, mereka diancam dengan menggunakansenjata api oleh enam orang aparat TNI AD dari BatalyonKavaleri (Yon Kav) 6 Kodam I/Bukit Barisan yang dipimpinoleh Lettu Bina Satria Sembiring dan diancam akan ditikamjika LBH meneruskan pembelaan terhadap klien mereka.

Sementara Lembaga Pengabdian Hukum (LPH) YAPHI danInteraksi Solidaritas antar elemen Masyarakat (Insan Mas)Solo mengalami intimidasi dan tindak kekerasan berupaancaman dan pembubaran acara seminar nasional olehKapolsek Colomadu Karanganyar dan Kasat Intelkam PolresKaranganyar, pada (21/06) di Rumah Makan Taman Sari, Solo.Seminar Nasional dengan tema “Memperkuat MasyarakatSipil Tanpa Kekerasan” dibubarkan dengan alasan ataspermintaan kelompok Laskar Umat Islam Surakarta (LUIS).

Di Jakarta, Jhonson Panjaitan dan kawan-kawan yangtergabung dalam Solidaritas Masyarakat untuk Karyawan(SEMARAK) RCTI, mengalami tindak kekerasan berupapemukulan, dan perusakan barang dari aparat keamananSecurity Group Artha (SGA) pada (22/07) di depan gedungBEJ, ketika mereka melakukan unjuk rasa berkaitan denganlaunching penjualan saham PT. MNC ke publik. TujuanJhonson dkk melakukan unjuk rasa untuk melindungimasyarakat calon investor dari kebohongan yang dilakukanPT. MNC dalam prosperktusnya di harian Seputar Indonesia.

KontraS melaporkan peristiwa kekerasan tersebut ke KomnasHAM dan aparat kepolisian untuk mendapatkan perhatianyang khusus. Namun, baik Komnas HAM maupun aparatkepolisian tidak memberikan respon yang cukup untukmendorong berjalannya proses hukum terhadap para pelaku.

Makin marak

Dari beberapa kejadian kekerasan dan teror yang diterimaoleh para pembela HAM diatas, terlihat jelas bahwa sampaisaat ini cara-cara kekerasan masih diberlakukan untukmembungkam kebebasan masyarakat sipil dan jaminan hak-hak sipil masyarakat. Praktek-praktek intimidasi dankekerasan makin marak dan dipertontonkan secaragamblang, baik secara fisik atau psikis. Ironisnya, tak satupundari para pelaku kekerasan tersebut yang diadili secaratransparan, sementara para korban pun tidak mendapatkanperbaikan kondisi secara layak. Kondisi ini yang membuatkekerasan terus berulang. Kekerasan dan ketiadaan

REMPAH-REMPAH

Page 28: · PDF filesudah lama menjadi tempat rakyat menyadarkan ... Disisi lain , untuk para pembela ... diarahkan ke warga dalam jarak sekitar 15 meter dan sepuluh orang

Berita Kontras No.03/V-VI/200728

penegakan hukum secara terang-terangan merupakanpelanggaran hukum dan konstitusi.

Berkaitan dengan hal tersebut, Hina Jilani juga memberikanc a t a t a n - c a t a t a nkhusus, termasukselama dirinyamengetahui langsungkondisi tersebut diIndonesia. “Sayasangat prihatinmendengar kesaksianadanya intimidasiterhadap parapembela HAM masihterus berlanjut, “katanya di Jakarta,Selasa (12/06).

Jilani mengatakanintimidasi yangterjadi ini dilakukanoleh polisi, militer danbadan keamanan ataubadan intelijen. Selainmengintimidasi, katadia, mereka jugamelecehkan danmembatasi aksespembela HAM kepadapara korban di daerah-daerah dimana terjadi pelanggaranHAM, seperti di Papua Barat.

Ia menyatakan mendapatkan laporan dari pihak yang dapatdipercaya mengenai serangkaian peristiwa yang melibatkanpenahanan sewenang-wenang, penyiksaan dan intimidasiyang menghambat kebebasan pembela HAM untukmenyelidiki kasus pelanggaran HAM. Mereka yang berupayauntuk melindungi lingkungan hidup, hak atas tanah sertasumber-sumber alam juga tak mendapatkan perlindungandari polisi.

“Kondisi pembela HAM di Papua Barat merupakan isu yangakan saya tindak lanjuti, “ ujarnya. Jilani menyatakan, isuini akan ia angkat di Dewan HAM PBB. Ia berharappemerintah Indonesia memberikan perhatian lebih terhadapmasalah yang terjadi di Papua Barat. “Dalam hal ini, saya

memang hanya bisa membujuk dan mendesak pemerintahIndonesia untuk melakukan perubahan, “ katanya.

Dalam pernyataannya setelah melakukan kunjungan di Indonesiasejak 5-12 Juni 2007,Jilani menyatakanpula bahwa iamenaruh perhatiankhusus atas kasusp e m b u n u h a nMunir. Ia prihatindengan munculnyak e k h a w a t i r a nproses pengadilandipengaruhi untukmelindungi pelakupembunuhan. Jilanijuga mengingatkanp e m e r i n t a hIndonesia, bahwakasus Munirmenggambarkansituasi HAM secaraumum. Inimerupakan ujianbagi pemerintahuntuk melindungipembela Hak AsasiManusia di negeri

ini.

KontraS sendiri berharap, pihak Komnas HAM sebagai lembagayang kompeten dalam hal ini, memberikan perhatian seriusterhadap maraknya tindakan kekerasan, termasuk yangditujukan kepada pembela HAM. Perhatian serius tersebut harusdiupayakan berdasarkan kewenangan yang dimilikinya,termasuk mendorong kebijakan yang dapat mencegah terjadinyatindak kekerasan terhadap pembela HAM maupun penyelidikanatas kekerasan yang menimpa mereka.

Karena segala bentuk tindak kekerasan aparat terhadap paraPembela HAM ini, jelas-jelas telah melanggar hukum pidananasional dan Deklarasi Pembela HAM. Hal ini sangat merugikan,tidak hanya terhadap para Pembela HAM dan kerja-kerjanyamelakukan promosi dan proteksi terhadap HAM, tetapi juga telahmencoreng muka Pemerintah Indonesia yang telah berupayamenunjukkan komitmennya dalam menghormati HAM danmelindungi para Pembela HAM.***

Pertemuan Hina Jilani dengan KASUM

Dok.KASUM

“Setiap orang mempunyai hak, secara sendiri sendiri maupun bersama-sama, untukmemajukan dan memperjuangkan perlindungan dan pemenuhan hak asasi manusiadan kebebasan dasar di tingkat nasional dan internasional”.

(Pasal 1 , Deklarasi hak dan kewajiban individu, kelompok dan badan-badan masyarakat untuk pemajuan dan perlindunganhak asasi manusia dan kebebasan dasar yang diakui secara universal)

REMPAH-REMPAH

Page 29: · PDF filesudah lama menjadi tempat rakyat menyadarkan ... Disisi lain , untuk para pembela ... diarahkan ke warga dalam jarak sekitar 15 meter dan sepuluh orang

Berita Kontras No.03/V-VI/2007 29

Saat itu orang nomor satu di DKI Jakarta ini sedang berada diAustralia. Tiba-tiba dua orang polisi federal Australia, sersanSteve Thomas dan detektif senior Constable Scrzvens, menerobosmasuk ke kamar hotel tempat Sutiyoso menginap, Selasa (29/05)di Hotel Shangri-la, Sydney. Mereka meminta Sutiyosomenandatangani surat undangan untuk datang ke PangadilanSydney guna memberikan keterangan kasus Balibo. Merasadiperlakukan tidak sopan, sang gubernur marah besar. Dirinyamenolak menandatangani surat tersebut. Bahkan, Sutiyosolangsung bergegas pulang dan kembali ke Jakarta.

Insiden Sutiyoso ini langsung mendapat “simpatik” dariberbagai pejabat tinggi di Indonesia serta sejumlah demonstrasiyang digelar untuk memprotes aparat Australia terhadapSutiyoso saat berada di Australia. Pada akhirnya PerdanaMenteri Negara Bagian New South Wales (NSW) meminta maafdan Sutiyoso pun “memaafkan”. Namun insiden inimembuktikan berlakunya universalitas HAM, dimanakewenangan mengadili pihak-pihak yang diduga melakukanpelanggaran HAM melewati jurisdiksi batas negara.

Kasus pembunuhan jurnalis Australia di Balibo terjadi di TimorLeste pada tahun 1975, yang diduga melibatkan beberapaanggota Kopassus (dulu Kopashanda). Kasus ini adalah sebuahproses pencarian keadilan oleh keluarga korban di Timor Lestesejak lebih dari 30 tahun yang lalu.

Harus diadili

Prinsip Internasional Hukum HAM menyatakan bahwakejahatan berat HAM harus diadili dan setiap negara wajibmengambil langkah konkret untuk mewujudkan hal tersebut.Hal ini juga dipertegas Resolusi PBB 3074 yang disetujui pada 3Des 1973 oleh Majelis Umum PBB, tentang “Principles ofinternational cooperation in the detection, arrest, extradition and punishmentof persons quilty of war crimes and crimes against humanity”.

Dalam konteks ini, apa yang dilakukan Kepolisian Australiauntuk kepentingan proses pengadilan Kasus Balibo merupakanimplementasi dari berbagai prinsip hukum HAM internasionaldan resolusi PBB di atas. Dan seharusnya pemerintah Indonesiayang menjadi bagian dari anggota PBB dan komunitasinternasional juga mengambil langkah efektif untuk menjaminterselenggaranya proses pengadilan tersebut, bukan menjadikanproses hukum ini menjadi masalah politik.

Insiden Sutiyoso di Australia,

‘Mengejar’ Pelaku Pelanggar HAM

Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso merasa dipermalukan, ketika polisi federal Australiamemintanya memberikan keterangan di pengadilan untuk kasus Balibo. Respon keras munculdari Indonesia. Mulai statement pejabat negara yang merasa dilecehkan, hingga demonstrasikelompok-kelompok konservatif atas nama nasionalisme. Sikap berlebihan di tengah upaya

bersama di tingkat internasional untuk mengadili para pelaku pelanggar HAM.

Koordinator Human Right working Group Refendi Djamin,mengatakan,” Pemerintah Negara Bagian New South Walessudah meminta maaf, tetapi tidak berarti perkara selesai.Pengadilan belum mencabut permintaan bersaksi kepadaSutiyoso.” Pengadilan New South Wales, kata Rafendi, masihmungkin mengirimkan surat permohonan ke Sutiyoso untukbersaksi atas kasus terbunuhnya lima wartawan ini. Jikasurat tidak ditanggapi, mereka dapat minta bantuan polisiinternasional untuk mendatangkan Sutiyoso.

Peristiwa yang menimpa Sutiyoso ini bukanlah kasuspertama. Sebelumnya, Jend Wiranto pernah dicekal olehpemerintah AS karena terlibat pelanggaran HAM di TimorLeste, 1999. Sementara Letjen Johny Lumintang, mantanWAKASAD semasa referendum 1999, digugat perdata olehkeluarga korban Timor Leste di pengadilan kota Washington,Amerika Serikat. Nasib serupa diterima Sintong Panjaitan,yang digugat di pengadilan kota Boston, Amerika Serikatkarena dituduh bertanggung jawab atas pembunuhan dimakam Santa Cruz, Dili, pada 12 November 1991.

Tak ada alasan

Disisi lain, pemerintah semestinya mengambil langkahkooperatif dan menjamin kesediaan dan kerjasama siapapununtuk mengikuti proses pengadilan. Tak ada alasan bagiPemerintah Indonesia untuk menggunakan pendekatandiplomatik dan menuntut jaminan kekebalan hukum atasseorang warga negara yang diminta menjadi saksi peristiwakejahatan internasional.

Sebagaimana diatur tegas dalam pembukaan UUD 45,Indonesia menyatakan diri sebagai negara yang berperanaktif dalam usaha perdamaian dunia. Dalam konteks ini, salahsatu usaha perdamaian tersebut adalah melaksanakan semuainstrumen hukum HAM internasional serta memerangisemua tindak kejahatan HAM berat yang terjadi di mukabumi. Sebagai anggota Dewan HAM dan sebagai bagian darikomunitas Internasional yang tunduk dan terikat dalamberbagai instrumen hukum HAM internasional, Indonesiawajib menunjukan implementasi berbagai prinsip hukumHAM internasional dalam kasus tersebut.

Sikap yang ditunjukkan dengan memberi proteksi berlebihanterhadap Sutiyoso maupun Yunus Yosfiah atau para tertuduhlain, merupakan sikap yang bertentangan dengan prinsip no

REMPAH-REMPAH

Page 30: · PDF filesudah lama menjadi tempat rakyat menyadarkan ... Disisi lain , untuk para pembela ... diarahkan ke warga dalam jarak sekitar 15 meter dan sepuluh orang

Berita Kontras No.03/V-VI/200730

save heaven yang menentang impunitas terhadap kejahatanberat internasional.

Sementara itu, pemberian jaminan immunity terhadapsiapapun yang terlibat kejahatan itu menyalahi prinsipinternasional. Immunity memang masih diakui hukuminternasional namun dibatasi terhadap Kepala Negara yangmasih menjalankan fungsi pemerintahan.

Perkembangan ini sesuai dengan kemajuan Hukum HAMinternasional. Apalagi dalam konteks kejahatan yangdianggap sebagai pelanggaran HAM berat, sepertipenyiksaan, pembunuhan, penghilangan paksa. Kejahatan-kejahatan seperti ini yang dilakukan oleh siapa saja pasti

akan di hukum. Jika pelakunya masih menjadi Kepala Negaramaka setelah masa jabatannya berakhir dia akan tetap di adilidan ini menjadi kewajiban seluruh Negara di dunia. Hal ini jugadipertegas dalam doktrin hukum internasional dengan istilah“Hostis Humanis Generis”, musuh seluruh umat manusia.

Dalam konteks ini, siapapun yang diduga terlibat, tidak berhakmendapatkan immunity. Sebagai negara yang memilikikonstitusi yang berisi pernyataan keikutsertaannya dalamperdamian dunia seharusnya langkah yang diambil dalam kasusSutiyoso cukup dengan memberikan bantuan hukum denganmenyediakan pengacara untuk Sutiyoso maupun para pelakuyang lain. Sekaligus membuktikan komitmennya sebagai Negaraberadab dan tunduk pada kesepakatan PBB.***

Pada akhirnya, setelah terus “ditekan” hingga menjadibahan perbincangan di hampir tiap lapisan masyarakat,Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengumumkanperombakan kabinet di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (7/05) pukul 15.00 Wib. Empat menteri dan satu pejabatsetingkat menteri dicopot serta dua menteri dirotasi.Menurut Presiden, pencopotan menteri dan kabinetbukanlah suatu musibah.

Empat menteri yang dicopot dari kabinet Indonesia bersatudalam perombakan kabinet kedua adalah Menteri SekretarisNegara Yusril Ilza Mahendra, Menteri Hukum dan HAMHamid Awaluddin, Menteri Negara BUMN Sugiarto, danMenteri Negara Percepatan Pembangunan DaerahTertinggal Saifullah Yusuf, serta Jaksa Agung Abdul RahmanSaleh.

Dari empat menteri yang dicopot tersebut, dua menteriyakni Menteri Hukum dan HAM dipegang oleh AndiMattalata, sedangkan Jaksa Agung dipercayakan padaHendarman Supandji.

Sementara saat serah terima jabatan dari Jaksa AgungAbdul Rahman Saleh, Jaksa Agung Hendarman Supandjimenyatakan akan melanjutkan pembaruan kejaksaanmelalui pembenahan internal. Ia juga akan bekerjasamadengan instansi penegak hukum lainnya agar lebih efisiandan efektif. Dalam kesempatan tersebut, mantan JaksaAgung Abdul Rahman Saleh meminta Hendraman agartidak melupakan kasus Munir, kasus BLBI dan kasusSoeharto.

Sedangkan Menteri Hukum & HAM baru, Andi Mattalataberjanji akan menghilangkan korupsi di departemennya. Iamenegaskan Depkum & HAM sebagai lembaga yangmengurusi hukum harus memberi teladan yang baik bagidepartemen lainnya.

Menyisakan pekerjaan rumah

Pada akhirnya, dengan terpilihnya Jaksa Agung dan MenteriHukum dan HAM yang baru, kita berharap akan ada banyakperubahan. Khusus untuk Jaksa Agung baru, Hendarman

Reshuffle Harus Bisa Perbaiki Penegakan Hukum & HAMSupandji, dituntut agar dirinya pro aktif dalam menyelesaikankasus-kasus pelanggaran HAM berat masa lalu. Hal ini adalahsebuah parameter utama, apakah pejabat Jaksa Agung hasilreshuffle membawa perubahan dibanding sebelumnya.

Hal tersebut dikarenakan lantaran dua setengah tahunperjalanan Kabinet Indonesia Bersatu Pemerintahan SBY-JK,kinerja Jaksa Agung menyisakan pekerjaan rumah yang selamaini diendapkan. Diantaranya, Jaksa Agung belum menyidikkasus-kasus pelanggaran HAM berat. Padahal ini adalah janjiSBY saat kampanye Pilpres 2004 lalu, yaitu komitmenmenyelesaikan kasus korupsi dan pelanggaran HAM berat.

Kasus pelanggaran HAM berat yang harus segera disidikadalah tragedi Trisakti Semanggi I dan II, tragedi Mei 1998 sertakasus Wasior dan Wamena. Jaksa Agung baru ada baiknyamerubah sikap akhir tahun lalu yang menolak menindaklanjutikasus penculikan aktivis 1997/1998. Sikap yang akhirnyadigunakan DPR untuk mempolitisasi kasus-kasus pelanggaranHAM berat dalam lembaga rakyat. Baik Jaksa Agung maupunDPR abai terhadap pemenuhan keadilan bagi korban dankeluarganya. Begitu pula dengan kasus pembunuhan aktivisHAM Munir, Jaksa Agung sebaiknya membuat terobosan.

Sementara, Menteri Hukum dan HAM yang baru, AndiMattalatta, sebaiknya segera mereview semua produkrancangan perundang-undangan yang bertentangan denganHAM. Review ini digunakan sebagai patokan kebijakan yangdibuat sendiri oleh Pemerintah yaitu, Keputusan Presidententang RAN HAM 2003-2008. RUU-RUU itu antara lain RUURahasia Negara, RUU Peradilan Militer, RUU Intelijen, RUUKUHP hingga Perda-perda yang bertentangan dengankonstitusi.

Yang paling penting adalah, Jaksa Agung dan Menhukhamyang baru, harus dapat membebaskan diri dari kepentinganpolitik. Keduanya harus menegaskan komitmennya terhadaphukum dan HAM. Agar hasil reshuffle tak sia-sia, keduanyaharus mengambil langkah-langkah hukum yang progresif.Terobosan hukum, pertemuan antar lembaga negara, termasukMahkamah Agung dan para ahli hukum internasional menjadihal yang penting untuk segera dilakukan.***

REMPAH-REMPAH

Page 31: · PDF filesudah lama menjadi tempat rakyat menyadarkan ... Disisi lain , untuk para pembela ... diarahkan ke warga dalam jarak sekitar 15 meter dan sepuluh orang

Berita Kontras No.03/V-VI/2007 31

Korban Penculikan Belum Kembali, Tim Mawar Sudah BebasNegara kembali menunjukkan ketidaktegasan danketidakjelasan sikap politiknya dalam kasus-kasus pelangaranHAM berat yang terjadi sepanjang 1997-1999. Pernyataan JaksaAgung Hendarman Supanji yang akan menggunakanmekanisme penyelesaian tindak pidana biasa untukpenyelesaian kasus TSS, Mei dan Penculikan Aktivis, telahmenyakiti perasaan korban dan keluarga korban yang telahmenanti keadilan selama bertahun-tahun. Pernyataan ini jugajelas mendelegitimasi kerja instansi hukum lainnya, yaknipenyelidikan Komnas HAM yang menyatakan adanya dugaantindakan pelanggaran berat HAM untuk kasus-kasus tersebut.Sementara itu, KontraS mendapat informasi yang cukupmengejutkan, yang mengungkapkan beberapa orang terdakwa(Kopassus) pelaku penculikan aktifis yang dikenal sebagai TimMawar, mereka justrumendapatkan promosidan menempatijabatan yang strategisdalam lingkungan TNI.Mereka adalah;

1. Letkol FausaniSyahrial Multhazar,Dandim 0719 Jepara.2. Letkol Untung BudiHarto, Dandim 1504Ambon.3. Letkol DadangHendra Yuda, Dandim0801 Pacitan.4. Letkol Djaka BudiUtara, DanYon 115Macan Leuser.

Sebelumnya PutusanTingkat I MahkamahMiliter menjatuhkanpidana dan pemecatanpada lima dari 11terdakwa tim mawarKopassus TNI AD tersebut. Enam lainnya hanya dikenai sanksipenjara. Selanjutnya, pada tingkat banding, 10 anggotaterdakwa tersebut hanya mendapat hukuman pidana.Sedangkan yang dijatuhi sanksi tambahan berupa pemecatanhanya dikenakan terhadap komandan tim, Mayor Inf BambangKristiono.

Dari penjelasan Panglima TNI melalui media, dinyatakan bahwakarier militer anggota Tim Mawar sempat terhambat beberapatahun. “Akan tetapi, itu sudah dihitung dalam perjalanan kariermereka. Memang ada persyaratan tertentu yang harus dipenuhisehingga mereka bisa diperlakukan sama dengan yang lainnya,“ ungkap Djoko tanpa merinci persyaratannya. “Jadi, merekabisa saja aktif lagi. Dihukum, kan, bukan berarti lalu...(takditeruskan). Kecuali, jika mereka memang dipecat.” (Kompas, 16Mei 2007).

KontraS dan keluarga korban (22/05/2007), sebelumnyamenanyakan perkembangan kasus ini kepada MahkamahAgung melalui Juru Bicara Mahkamah Agung, Djoko Sarwoko.Namun, pihak Mahkamah Agung justru menyatakan tidakmengetahui putusan peradilan militer tersebut. Ketertutupanseluruh proses ini membuat kontrol publik terhambat.

Paska pertemuan (22/05/2007), Ketua Mahkamah Agung, BagirManan menyampaikan dalam siaran persnya bahwa kasuspenculikan sembilan aktivis pro demokrasi yang dilakukanTim Mawar itu, hanya sampai ditingkat banding yakniMahkamah Militer Agung dan tidak sampai kasasi di tingkatMA.

Malah dapatpromosi

Dari awal, kita dapatmenebak bahwapenerapan hukumpidana biasa termasukpidana militer hanyauntuk membatasipelaku sebatas pelakudi lapangan. Selain itu,akses publik terhadapperadilan militer,sejauh ini dapatdikatakan tertutupbahkan ditutup-tutupi. Pemberianjabatan strategisdalam lingkungan TNI kepada empat orangterdakwa di atas,mempertegas soalketertutupan itu.Apalagi sejak 1999keluarga korban yang

mencoba untuk mendapatkan informasi perkembangan kasuslewat surat maupun permohonan pertemuan tidak pernahdirespon.

Di sisi lain, hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh DewanKehormatan Perwira (salah anggotanya, Letjen SusiloBambang Yudhoyono-Kassospol ABRI, ketika itu) padaAgustus 1998 hanya menghukum Letjen Probowo denganpengakhiran masa tugas, sementara Mayjen Muchdi PR danKolonel Inf Chairawan K. Nusyirwan hanya mendapat sanksipembebasan tugas dari jabatan. Panglima Kodam Jaya ketikaitu Syafrie Syamsudin yang juga diakui keterlibatannya olehPrabowo tidak tersentuh. Letjen Syafrie Syamsudin justrumendapatkan jabatan sebagai Sekjen Dephan, Muchdi PRsebagai Deputi V BIN dan Brigjen Chairawan, sebagai mantan

Persidangan Tim Mawar Kopassus untuk kasus penculikan

Dok.Kontras

REMPAH-REMPAH

Page 32: · PDF filesudah lama menjadi tempat rakyat menyadarkan ... Disisi lain , untuk para pembela ... diarahkan ke warga dalam jarak sekitar 15 meter dan sepuluh orang

Berita Kontras No.03/V-VI/200732

Bila ditelaah lebih dalam laporan hasil penyelidikan KPP HAM untuk kasus penculikan aktivis 1997/1998,maka terdapat beberapa penekanan terpenting pada adanya perbedaan kelompok korban yaitu kelompokkorban yang telah kembali dan kelompok korban yang belum diketahui nasib dan keberadaannya. Terhadap13 orang korban yang hingga sekarang belum kembali harus dipandang berbeda dengan para korban yangtelah kembali. Status para korban yang belum kembali adalah bahwa “mereka masih hilang hingga sekarang,belum diketahui dimana nasib dan keberadaannya. “

Dalam kondisi seperti ini, statue of limitation (batas kadaluarsa) tidak berlaku, mengingat nasib dan keberadaankorban belum diketahui. Sehingga terhadap 13 orang korban tersebut, status kasusnya masih berlangsunghingga sekarang atau biasa disebut sebagai kejahatan berkelanjutan (continuing crime). Sebuah analisisinstrumen intemasional tentang “Orang Hilang”, Nunca Mas, dalam Human Rights Quarterly, vol. 19, 1997dalam Amsterdam Law Clinic menyebutkan bahwa: “ Praktek penghilangan orang secara paksa khususnya bagibeberapa korban yang belum kembali, dan tidak diketahui keberadaan dan nasibnya sejak kasus penghilangan paksa tersebutberhenti, maka kondisi seperti itu, menyebabkan kasus penghilangan paksa tidak mengenal batasan waktu (statue of limitation)mengingat tidak diketahuinya penahanan, keberadaan dan nasib para korban. Karena hal ini merupakan bagian yang cukuppenting dari kejahatan itu sendiri. “

Begitu pun penjelasan dalam Deklarasi Perlindungan terhadap Penghilangan Orang Secara Paksa - dimanaIndonesia juga terikat secara moral sebagai anggota PBB dan sebagai anggota dewan HAM PBB untukmelakukan penyelidikan sepanjang nasib korban penghilangan orang secara paksa belum diklarifikasi.

Pendapat Jaksa Agung Hendarman Supandji, yang akan menyelesaikan kasus Trisakti, Semanggi I dan II,Peristiwa Mei 1998 dan Penculikan & Penghilangan aktivis 1997-1998, dalam kerangka pidana biasa,merupakan pencederaan perjuangan keluarga korban-yang telah berjuang sekian lama mencari keadilandan kebenaran.

Selain itu, penyelesaian dengan pidana biasa tidak akan berbeda jauh kualitas penghukumannya denganproses pengadilan Tim Mawar melalui mahkamah militer, yang gagal membongkar kebijakan, rantai komandokejahatan penghilangan orang serta gagal mengungkap ke 13 orang yang masih tidak diketahui nasib dankeberadaannya. Kegagalan negara menuntaskan kasus pelanggaran berat HAM, seperti penculikan danpenghilangan orang secara paksa 1997-1998, seakan memberi jalan bagi para pelaku untuk menikmatiimpunity bahkan memperoleh promosi. Akhirnya keadilan masih berupa nyanyian sunyi. ***

Jaksa Agung Harus Merujuk Pada Pengadilan HAM

Korem Lilawangsa dan sekarang menjabatKaposwil NAD BIN.

Terlepas dari apapun sanksi yang diputusoleh pengadilan, masih aktifnya para pelakubahkan memperoleh jabatan strategis inimenunjukkan bahwa kejahatan serius yangmereka lakukan hanya dipandang sebagaipelanggaran ringan oleh TNI. Semestinyaada ukuran yang jelas untuk promosi ataukenaikan jabatan strategis TNI, termasuktidak terlibat dalam tindak pidana apalagipelanggaran HAM berat.

Pemberian jabatan strategis bagi para pelakutindak pelanggaran HAM berat ini justrumencoreng reformasi TNI. Situasi ini menunjukkan ketiadaanefek jera yang turut menyumbang peran dalam terjadinyakasus pelanggaran HAM lainnya, misalnya pada kasus Munir

yang diduga kuat melibatkan Muchdi PRdiantara pelakunya. Bila tiadapenghukuman yang maksimal bagi parapelaku kejahatan itu, maka sesungguhnyamasyarakat luas dalam ancaman hidupbersama diantara para penjahatkemanusiaan.

Oleh karenanya, KontraS bersama korbandan keluarga korban kembali mendesakJaksa Agung segera membentuk timpenyidik untuk melakukan penyidikankasus kasus pelanggaran berat HAM.Sedangkan kenaikan pangkat danpengangkatan anggota Tim Mawar sebagaiperwira dan pejabat strategis di

lingkungan TNI, KontraS meminta DPR untuk memanggilPanglima TNI mengklarifikasi promosi terhadap mereka itu.***

‘Terlepas dari apapunsanksi yang diputus

oleh pengadilan, masihaktifnya para pelakubahkan memperolehjabatan strategis ini

menunjukkan bahwakejahatan serius yangmereka lakukan hanya

dipandang sebagaipelanggaran ringan oleh

TNI”

REMPAH-REMPAH

Page 33: · PDF filesudah lama menjadi tempat rakyat menyadarkan ... Disisi lain , untuk para pembela ... diarahkan ke warga dalam jarak sekitar 15 meter dan sepuluh orang

Berita Kontras No.03/V-VI/2007 33

No Nama Putusan Tingkat I Semuanya mengajukan Banding

Putusan Tingkat II INKRACHT

1. Mayor Inf Bambang Kristiono (Komandan Tim Mawar)

Dipidana 1 tahun 10 bulan penjara dan dipecat dari dinas ABRI cq TNI AD

Dipidana 1 tahun 10 bulan penjara dan dipecat dari dinas ABRI cq TNI AD

2. Kapten Inf Fausani Syahrial Multhazar (Wakil Komandan Tim Mawar)

1 tahun 8 bulan penjara dan dipecat dari dinas ABRI cq TNI AD

Dipidana 3 tahun penjara dan tidak dipecat dari dinas TNI AD

3. Kapten Inf Nugroho Sulistiyo Budi

1 tahun 8 bulan penjara dan dipecat dari dinas ABRI cq TNI AD

Dipidana 2 tahun 10 bulan penjara dan tidak dipecat dari dinas TNI AD

4. Kapten Inf Yuius Selvanus

1 tahun 8 bulan penjara dan dipecat dari dinas ABRI cq TNI AD

Dipidana 2 tahun 6 bulan penjara dan tidak dipecat dari dinas TNI AD

5. Kapten Inf Untung Budi Harto

1 tahun 8 bulan penjara dan dipecat dari dinas ABRI cq TNI AD

Dipidana 2 tahun 6 bulan penjara dan tidak dipecat dari dari dinas TNI AD

6. Kapten Dadang Hendra Yuda

1 tahun 4 bulan 1 tahun 4 bulan

7. Kapten Inf Djaka Budi Utama

1 tahun 4 bulan 1 tahun 4 bulan

8. Kapten Inf Fauka Noor Farid

1 tahun 4 bulan 1 tahun 4 bulan

9. Serka Sunaryo 1 tahun 1 tahun 10. Serka Sigit Sugiarto 1 tahun 1 tahun 11. Sertu Sukadi 1 tahun 1 tahun

Tabel Hasil PengadilanTim Mawar

“Praktek penghilangan secara paksa yang dilakukan secara meluas atau sistematis adalahkejahatan terhadap kemanusiaan seperti dimaksud dalam hukum internasional yang berlakudan harus memperoleh konsekwensi seperti yang berlaku di bawah hukum internasional”

(Pasal 5 Konvensi Internasional Tentang Perlindungan Terhadap Semua Orangdari Tindakan Penghilangan Paksa)

REMPAH-REMPAH

Page 34: · PDF filesudah lama menjadi tempat rakyat menyadarkan ... Disisi lain , untuk para pembela ... diarahkan ke warga dalam jarak sekitar 15 meter dan sepuluh orang

Berita Kontras No.03/V-VI/200734

Dendang-dendang kebringasanGubahan komponis-komponis sadis

Iringi kematian tak wajar berjuta anak banga

Dendang-dendang kebringasanTorehkan sejarah hitam pekat

Bangsa ranah dan santun jadi bar-barRekayasa gestok enam lima

DidendangkanDalam pengingkaran bait-bait supermar

Bau busuk mayat-mayat terbantaiLebih merangsang gairah sang komponis

Ada dendang khusus di Serambi Mekah AcehDisana juga banyak darah membasahi bumi

Di Papua ujung timur tanah pertiwiAda Theis dibunuh

Di pinggiran utara Kota MetropolitanDi Tanjung PriukJamaah dibantai

Mengikuti alunan dengan-dendang klasik

Juga korban berjatuhan di TalangsariAda rekayasa kerusuhan Mei Sembilan Delapan

Penjarahan perampokanPenganiayaan pembunuhan dan perkosaan

Mengisi kalimat-kalimat bait laguDendang-dendang lewat moncong bedil

Digelar di Trisakti dan SemanggiDisana putera terbaik bangsaku mengerang sakit dan gugur

Kata orang Republik-ku negara hukumEh, Petrus sang eksekutor melanglang nusantara

Mengikuti dendang lagu menyebar maut

Aktivis pro demokrasi diculik dan hilang tak berbekasAda wartawan Udin yang juga merenggang nyawa

Dihabisi karena tekadnya mengungkap kakaen

Srikandi Marsinah pahlawan kaum pekerjaDengan tabah dan gagah berpacu dengan mautAkhirnya tewas oleh konspirasi yang misterius

Dendang-dendang kebringasandengan aksara-aksara bait yang bedaada tangan-tangan berdarah dingin

hadir di pesta saling bantai bermotif saraAmbon Maluku tidak lagi manise

Dan damai rukun jadi langkah di bumi PosoDendang kebringasan

Masihkah hilang hati nuranimu?

Dendang-Dendang Kebringasan(Josef B.Kalengkongan)

REMPAH-REMPAH

Page 35: · PDF filesudah lama menjadi tempat rakyat menyadarkan ... Disisi lain , untuk para pembela ... diarahkan ke warga dalam jarak sekitar 15 meter dan sepuluh orang

Berita Kontras No.03/V-VI/2007 35

Pada peringatan Week of the Disappeared atau sepekan antipenghilangan paksa pada tahun ini, Asean Federation AgainstInvoluntary Disappearances (AFAD) memusatkan peringatannyadi Philipina. Bentuk kegiatan yang dilakukan yaitu penanamanpohon oleh masing-masing anggota AFAD di Manila danpelatihan dokumentasi di Provinsi Ilocos Norte, Philipina.

Kegiatan ini diikuti oleh Anggota AFAD yang berasal dariKashmir, Nepal, India, Srilangka, Thailand, Philipina danIndonesia. Peserta dari Indonesia diwakili oleh dua orang yaitu,Edwin Partogi (KontraS) dan Agnes T. Gurning (IKOHI). Padakegiatan penanaman pohon yang dilakukan pada 30 Mei di tuguBantayog ng Mga Bayani (semacam tugu proklamasi di Jakarta,namun tugu ini ditujukan sebagai penghormatan terhadapperjuangan menumbangkan rejim Marcos), kegiatan ini dihadirioleh sejumlah duta-duta besar seperti Perancis, Nepal, Belanda,dan lainnya. Selain itu juga dihadiri oleh keluarga korban oranghilang di Philipina dan pers setempat.

Pada kesempatan ini turut memberikan sambutan yaitu DutaBesar Perancis, diplomat yang pernah ditugaskan di Indonesiapada era 70-an ini memprihatinkan masih terjadinya praktekpenghilangan paksa dan meminta agar negara-negara anggotaPBB yang khususnya (negara-negara anggota AFAD, red.)dimana praktek itu masih berlangsung, untuk meratifikasi

Peringatan Week Of The Disappeared Di Filipina

konvensi anti penghilangan paksa yang diterbitkan oleh PBB.Dalam kesempatan itu juga dipertunjukan teaterikal yangmenggambarkan fenomena orang hilang.

Dalam kegiatan penanaman pohon, semua anggota AFADmenanam tunas pohon yang telah disiapkan dengan namanegara atau wilayah masing-masing didepannya.Penanaman pohon ini dimaksudkan sebagai bentuk harapanyang terus dipupuk untuk tumbuh dan berbuah bagiperlindungan dari tidakan penghilangan paksa maupunpemulihan hak-hak korban.

Usai acara Tree Planting, penanaman pohon, para anggotaAFAD beserta undangan dari 5 perwakilan NGO Philipina,mengikuti kegiatan Seminar-Workshop tentang PencarianFakta dan Dokumentasi dengan tema “Reclaming StolenLives.” Pelatihan ini dilaksanakan selama 5 hari di FortIlocandia Resort, di propinsi Ilocos Norte, Philipina.

Peringatan pekan orang hilang dilaksanakan oleh AFAD inisangat bermanfaat bagi forum tukar pengalaman danpeningkatan kapasitas antar anggota. Pertemuan semacamini menghadirkan spirit baru bagi perjuangan melawanpenghilangan paksa.

KABAR DARI SEBERANG

Dok.Kontras

KABAR DARI SEBERANG

Aksi teaterikal oleh peserta Week of Disappeared

Dok.Kontras

Ketua AFAD Aileen Bacalso saat memberi sambutan

Page 36: · PDF filesudah lama menjadi tempat rakyat menyadarkan ... Disisi lain , untuk para pembela ... diarahkan ke warga dalam jarak sekitar 15 meter dan sepuluh orang