34
BAB I PENDAHULUAN A. Tujuan Praktikum Setelah melakukan pengamatan terhadap tumbuhan, mahasiswa diharapkan dapat: 1. Mendeskripsikan hasil pengamatannya tentang berbagai variasi pada tumbuhan 2. Membuat dendrogram berdasarkan Indeks Kesamaan Sorensen 3. Menentukan sejauh mana persamaan dan perbedaan pada individu-individu yang diamati. 4. Menyimpulkan dan mengkomunikasikan hasil pengamatannya. B. Latar Belakang Karena adanya variasi organisme dari spesies yang sama atau disebut juga keanekaragaman spesies, maka tidak akan pernah ada dua individu yang sama persis. Hal ini diantaranya dapat disebabkan oleh lingkungan atau faktor eksternal seperti cahaya matahari, kelembaban, suhu, makanan, curah hujan, dan faktor-faktor lainnya bersama- sama faktor menurun yang diwariskan dari kedua induknya sangat berpengaruh terhadap fenotip suatu individu. Dengan demikian maka fenotip suatu individu merupakan hasil interaksi antara genotip dengan lingkungan. Baik hewan maupun tumbuhan juga memiliki variasi yang tampak antara 1

Lap Keanekaragaman Tumbuhan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Lap Keanekaragaman Tumbuhan

BAB I

PENDAHULUAN

A. Tujuan Praktikum

Setelah melakukan pengamatan terhadap tumbuhan, mahasiswa

diharapkan dapat:

1. Mendeskripsikan hasil pengamatannya tentang berbagai variasi

pada tumbuhan

2. Membuat dendrogram berdasarkan Indeks Kesamaan Sorensen

3. Menentukan sejauh mana persamaan dan perbedaan pada

individu-individu yang diamati.

4. Menyimpulkan dan mengkomunikasikan hasil pengamatannya.

B. Latar Belakang

Karena adanya variasi organisme dari spesies yang sama atau

disebut juga keanekaragaman spesies, maka tidak akan pernah ada

dua individu yang sama persis. Hal ini diantaranya dapat disebabkan

oleh lingkungan atau faktor eksternal seperti cahaya matahari,

kelembaban, suhu, makanan, curah hujan, dan faktor-faktor lainnya

bersama-sama faktor menurun yang diwariskan dari kedua induknya

sangat berpengaruh terhadap fenotip suatu individu. Dengan

demikian maka fenotip suatu individu merupakan hasil interaksi

antara genotip dengan lingkungan. Baik hewan maupun tumbuhan

juga memiliki variasi yang tampak antara lain dalam bentuk, ukuran

tubuh, warna dan ciri khas lainnya.

Euphorbia milii memiliki sifat genetik yang tidak stabil karena

memiliki beberapa kromosom pengendali sifat. Dari induk yang sama

akan dihasilkan banyak varietas keturunan baru. Pemurnian varietas

perlu dilakukan untuk mendapatkan sifat yang relatif stabil, baik dari

segi morfologi, produktivitas, maupun resistensi terhadap hama dan

penyakitnya.

1

Page 2: Lap Keanekaragaman Tumbuhan

Maka dari itu kami selaku mahasiswa pendidikan biologi yang

mengontrak mata kuliah genetika ingin mempelajari

keanekaragaman dalam species dengan cara melakukan praktikum

pengamatan keanekaragaman tumbuhan.

C.Landasan Teori

1.Gen, Genotip, dan Fenotip

Gen adalah satuan informasi genetik yang terdiri atas suatu

urutan nukleotida spesifik dalam DNA (Campbell, 2003). Gen tersebut

akan diwariskan dari setiap induk pada ketunannya. Kandungan

genetik suatu individu disebut sebagai genotip, sedangkan ciri fisik

dan fisiologis pada suatu organisme disebut fenotip. Ekspresi fenotip

ditentukan oleh genotip. Setiap individu memiliki kandungan genetik

yang berbeda meskipun tampilan fenotipnya hampir sama.

2.Keanekaragaman Genetik

Keanekaragaman genetik adalah suatu tingkatan biodiversitas

yang merujuk pada jumlah total karakteristik genetik dalam genetika

keseluruhan spesies. Dalam pengertian lain, keanekaragaman genetik

merupakan variasi genetik di dalam setiap spesies yang mencakup

aspek biokimia, struktur, dan sifat organisme yang diturunkan secara

fisik dari induknya dan dibentuk dari DNA (Chandramaya, 2007)

Keragaman gen dapat disebabkan karena adanya perkawinan

antara dua individu makhluk hidup sejenis merupakan salah satu

penyebabnya. Keturunan dari hasil perkawinan memiliki susunan

perangkat gen yang berasal dari kedua induk/orang tuanya.

Kombinasi susunan perangkat gen dari dua induk tersebut akan

menyebabkan keanekaragaman individu dalam satu spesies berupa

varietas-varietas (varitas) yang terjadi secara alami atau secara

buatan.

Keanekaragaman yang terjadi secara alami adalah akibat

adaptasi atau penyesuaian diri setiap individu dengan lingkungan.

2

Page 3: Lap Keanekaragaman Tumbuhan

Faktor lingkungan juga turut mempengaruhi sifat yang tampak

(fenotip) suatu individu di samping ditentukan oleh faktor genetiknya

(genotip). (Yudi, 2008).

3.Pengaruh Lingkungan Terhadap Fenotip

Tampilan fisik (fenotip) tidak hanya ditentukan oleh gen, namun

dipengaruhi juga oleh lingkungan. Faktor eksternal yang

mempengaruhi organisme diantaranya :

Makanan (nutrisi)

Suhu

Cahaya matahari

Kelembaban

Curah hujan

Adanya pengaruh lingkungan terhadap fenotip ini contohnya,

sebatang pohon, akan mengikuti genotip yang diwarisinya yakni

mempunyai daun dengan ukuran, bentuk, dan warna yang akan

bervariasi tergantung pada seberapa seringnya mereka terkena angin

dan sinar matahari. Pada manusia, nutrisi mempengaruhi tinggi

badan, latihan fisik mengubah bentuk badan, berjemur akan

menggelapkan kulit, dan pengalaman memperbaiki penampilan pada

tes intelegensia. Dengan demikian, fenotip suatu individu merupakan

hasil interaksi antara genotip dengan lingkungannya.

Fenotip tergantung pada lingkungan seperti halnya pada gen.

Sebatang pohon, mengikuti genotip yang diwarisinya, mempunyai

daun dengan ukuran, bentuk, dan warna hijau yang bervariasi,

tergantung seberapa seringnya mereka terkena angin dan sinar

matahari. (Campbell, 2003).

4.Euphorbia milii

Euphorbia berasal dari daerah Madagaskar dan kemudian

menyebar ke seluruh dunia, termasuk ke Indonesia. Nama Euphorbia

berasal dari nama Euphorbus, seorang dokter dari Mauritania, Afrika

3

Page 4: Lap Keanekaragaman Tumbuhan

Utara, yang telah berjasa pada rajanya. Meskipun demikian, beberapa

spesies diakui merupakan tanaman asli daerah lain. Misalnya

Euphorbia characias subsp. Wulfenii dari Portugal, Euphorbia griffithii

dari Himalaya, dan Euphorbia marganita dari Amerika Utara.

(Purwanto, 2006)

Euphorbus yang membawa euphorbia bersosok unik dan

berbunga cantik itu menyebar ke Cina dan Thailand. Penyebaran

tanaman ini tidak lepas dari jasa pedagang pada zaman kerajaan

Sukhothai. Etnis Cina di Thailand meletakkan euphorbia di depan

rumah untuk menghalau roh jahat. Mereka menancapkan dupa serta

mengikat tali merah di bagian pot. Tanaman tersebut dipercaya

membawa keberuntungan, kesuksesan dan kemakmuran. Semakin

besar dan banyak bunga, semakin beruntung dan sukses pula

pemiliknya. (Soedijono dan hartono, 2007)

Sebagaimana halnya tanaman lain, euphorbia juga diberi nama

latin untuk mempermudah komunikasi. Sistem tata nama

berdasarkan Binomial Nomenclature yang dipelopori oleh Carolus

Lineaeus pada tahun 1750-an yang terdiri atas dua kata, yaitu genus

dan spesies. Sistem klasifikasi euphorbia adalah sebagai berikut :

Kerajaa

n

: Plantae

Divisi :

Magnoliophyta

Kelas :

Magnoliopsida

Ordo : Malpighiales

Famili :

Euphorbiaceae

Genus : Euphorbia

Spesies : E. milii

4

Page 5: Lap Keanekaragaman Tumbuhan

a.Morfologi

Secara morfologi, tanaman euphorbia dibagi atas beberapa

bagian yaitu akar, batang, daun, bunga, buah dan biji.

1)Akar

Akar euphorbia, sebagaimana semua tanaman dikotil, adalah

akar tunggang. Akan tetapi, tanaman yang diperbanyak dengan

setek memiliki perakaran serabut. Akar tersebut tumbuh langsung

dari pangkal batang. Akar yang sehat berwarna putih kecoklat-

coklatan, sedangkan akar yang sudah tua berwarna coklat.

(Purwanto, 2006).

2)Batang

Batang euphorbia ada dua macam, yaitu bulat dan bersudut.

Batang ini tumbuh tegak menjulang ke atas, tetapi beberapa

spesies ada yang melengkung. Sebagaimana tanaman kaktus,

euphorbia tidak berkayu. Akan tetapi, dengan semakin

bertambahnya umur tanaman batang akan mengeras. (Purwanto,

2006). Batang euphorbia tidak berkayu, tetapi jika tumbuh

membesar akan mengeras. Bentuk batangnya ada yang bulat, ada

pula yang bersudut. Batang ini ditumbuhi duri, ada yang berduri

tunggal, ganda, dan duri yang berkelompok. (Anonim, 2007).

3)Daun

Bentuk daun euphorbia bervariasi, meskipun tidak terlalu

banyak, ada yang berbentuk bulat telur, lonjong dan jorong.

Masing-masing daun mempunyai ketebalan berbeda-beda. Hampir

semua daun tidak bertangkai tetapi duduk pada batang. Tepi daun

tidak bergerigi. Ujung daun juga bervariasi, ada yang runcing,

tumpul dan ujung terbelah. Susunan daun euphorbia berselang-

5

Page 6: Lap Keanekaragaman Tumbuhan

seling atau saling berhadapan dan duduk pada ruas batang

tanaman. (Purwanto, 2006).

Tulang daun menonojol, terutama tulang pada bagian tengah

keras. Warna bervariasi mulai dari hijau muda hingga tua. Secara

umum, daun euphorbia tunggal berbentuk pipih, bergelombang

atau melengkung. Munculnya euphorbia impor semakin banyak

dengan variasi tanaman yang beragam, termasuk ciri dari daunnya,

beberapa variasi bentuk daun sebagai berikut :

a) Bentuk daun ada empat macam, yaitu simetri yang ditandai

dengan lancip, oval dengan ujung daun lancip mengecil, lurus

dengan ujung daun agak membulat dan bentuk hati dengan

ujung daun terbelah menjadi dua bulatan.

b) Pangkal daun ada tiga macam, yaitu pangkal melebar, lanset,

dan lancip mengecil. (Hapsari dan Budiana, 2007).

4)Bunga

Bunga euphorbia muncul membentuk dompolan-dompolan,

setiap dompol terdiri atas 4-32 kuntum. Ada empat bagian utama

bunga, yaitu mahkota bunga semu, benang sari, putik dan bakal

buah. Mahkota bunga yang berwarna-warni yang kita kenal sebagai

bunga sebetulnya adalah brachtea (seludang) bunga yang sudah

mengalami modifikasi sehingga menyerupai mahkota. Oleh karena

itu, sering kali bunga euphorbia disebut bermahkota semu.

(Purwanto, 2006).

Umumnya tanaman ini memiliki bunga sejati yang sempurna

dengan organ seksual jantan dan betina yang lengkap. Namun, ada

juga yang memilki bunga yang tidak sempurna yang tidak memiliki

organ seksual dan bersifat steril, sehingga tidak dapat digunakan

untuk perbanyakan generatif. Beberapa kultivar memiliki bunga

yang keseluruhannya merupakan bunga yang tidak sempurna. Ada

pula tanaman yang sebagian bunganya merupakan bunga

sempurna dan beberapa kondisi tumbuh bunga yang tidak

sempurna. (Anonim, 2009).

6

Page 7: Lap Keanekaragaman Tumbuhan

5)Buah

Tanaman ini termasuk mudah berbuah. Buah muncul karena

adanya pembuahan atau bersatunya benang sari dan putik.

Penyerbukan dapat terjadi secara alami dengan bantuan serangga

atau manusia. Buah muncul setelah 3-6 hari dari penyerbukan.

(Hapsari dan Budiana, 2007).

Buah berbentuk seperti kapsul dan tersusun membentuk

dompolan yang terdiri atas 3-4 buah. Buah ini terletak di ujung

tangkai bunga. Buah muda berwarna hijau dan apabila sudah tua

buah akan berwarna coklat. Buah tua harus segera dipetik,

sebelum pecah dengan sendirinya. Pemetikan buah dilakukan pada

pagi hari, karena pada siang hari biji yang sudah kering akan

terpelanting bila terkena sinar matahari. (Purwanto, 2006).

6)Biji

Biji euphorbia terdapat di dalam buah. Biji yang berwarna coklat

tua ini berbentuk bulat, dengan diameter antara 0,3-0,5 cm. Biji

akan terbentuk setelah 3-6 hari sejak penyerbukan dan dapat

segera disemaikan setelah dipetik. (Purwanto, 2006).

b. Anatomi

Tanaman dari suku (family) Euphorbiaceae memiliki batang

berduri (thorns). Jaringan xylem-nya mengeluarkan eksu-dat putih

disebut dengan getah susu (milky sap).

Struktur batang diawali dengan bagian epidermis (lapisan kulit

luar). Kemudian, disusul dengan penampang korteks (cortex). Setelah

itu terdapat floem (phloem) lalu xylem, yang di antara keduanya

terdapat pembuluh kambium (vascular cambium). Di bagi-an dalam

terdapat bagian inti (pith).

c.Syarat Tumbuh

Euphorbia sangat menyukai sinaran panas matahari secara

langsung. Jika diletakkan di bawah naungan, euphorbia hanya akan

7

Page 8: Lap Keanekaragaman Tumbuhan

semarak dengan daun tidak dengan bunga sedangkan jika diletakkan

di bawah matahari langsung maka dapat membantu euphorbia

tersebut untuk menghasilkan bunga. (Anonim, 2008).

Euphorbia termasuk tanaman yang memiliki toleransi tinggi

terhadap suhu udara. Tanaman ini dapat tumbuh di dataran rendah

yang bersuhu hangat pada siang hari hingga dataran tinggi dengan

suhu relatif rendah. Batas suhu yang dapat diterima euphorbia adalah

21-27° C. kisaran suhu di Indonesia, terutama di dataran rendah

cocok bagi pertumbuhan euphorbia. Bahkan, kebanyakan euphorbia

yang tumbuh di dataran rendah (di bawah 600 m dpl) lebih bagus

pertumbuhannya dibandingkan dengan yang tumbuh di dataran

tinggi. (Purwanto, 2006).

d.Jenis-jenis Euphorbia

Tanaman hias euphorbia dapat dibedakan menjadi beberapa

macam berdasarkan bentuk dan warna daun, yaitu antara lain :

1)Good Bless You

Mahkota bunga berbentuk hati, saling menumpuk, warna merah

menyala dengan garis hijau pada ujung mahkota dan benang sari

kuning kemerahan. Jumlah kuntum agak banyak, sekitar 8 kuntum

dalam satu dompolan.

2)Color Burst

Mahkota bunga berbentuk hati, saling menumpuk dan

menyilang, warna krem semburat merah, benang sari berwarna

hijau. Dalam satu dompolan terdapat sekitar 8 kuntum.

3)Silver Throne

Mahkota bunga berbentuk hati, saling menumpuk dan

menyilang, warna putih, benang sari kuning. Ada sekitar 8 kuntum

dalam satu dompolan.

4)Ace of Heart

8

Page 9: Lap Keanekaragaman Tumbuhan

Mahkota bunga berbentuk hati, saling menumpuk, warna putih

bercorak merah muda, benang sari merah. Jumlah dalam satu

dompolan sangat banyak, dapat menjadi 32 kuntum.

5)Golden Eagle

Mahkota bunga berbentuk hati, saling menumpuk, warna putih

kekuningan, benang sari kuning. Dalam satu dompolan terdapat 8

kuntum.

6)Chiang Mai

Mahkota bunga melengkung, saling menumpuk dan menyilang

warna merah muda dengan benang sari kemerahan. Jumlah

kuntum dalam satu dompolan sekitar 8 kuntum.

7)Angel Face

Mahkota bunga berbentuk hati, saling menumpuk dan

menyilang, warna putih di tengah bergradasi kemerahan pada

ujung mahkota, benang sari kuning kemerahan. Jumlah kuntum

dalam satu dompolan sekitar 8 kuntum.

8)Breathles

Mahkota bunga berbentuk hati, saling menumpuk dan

menyilang, warna putih dengan garis tepi merah, benang sari

kuning. Dalam satu dompolan terdapat sekitar 8 kuntum bunga.

9)First Kiss

Mahkota bunga berbentuk melengkung, saling menumpuk dan

menyilang, warna merah menyala, benang sari merah. Jumlah

kuntum agak banyak, sekitar 8 kuntum dalam satu dompolan.

j. Moon Like

Mahkota bunga berbentuk hati, saling menumpuk dan

menyilang, warna putih bercorak merah muda, benang sari kuning

kehijauan. Jumlah kuntum sedikit, sekitar 4 kuntum dalam satu

dompolan.

k. Faboulus Splash

Mahkota bunga berbentuk melengkung, saling menumpuk dan

menyilang, warna putih kekuningan dengan corak hijau pada ujung

9

Page 10: Lap Keanekaragaman Tumbuhan

mahkota, benang sari kuning. Jumlah bunga sekitar 8 kuntum

dalam satu dompolan.

l. Forever Green

Mahkota bunga berbentuk melengkung, saling menumpuk,

warna hijau muda. Dalam satu dompolan terdapat sekitar 8 kuntum

bunga.

(Hapsari dan Budiana, 2007).

5. Indeks Kesamaan

Untuk membandingkan antara individu dalam spesies yang sama

atau spesies yang berbeda dapat dilakukan analisis kesamaan dan

keberagaman menggunakan indeks kesamaan. Penggunaaan indeks

kesamaan tersebut kami pergunakan dalam mengidentifikasi tingkat

kekerabatan pada tumbuhan bunga pukul empat. Berbagai indeks

kesamaan dapat digunakan. Salah satunya misalnya dengan

menggunakan Indeks Kesamaan dari Sorensen. Dengan

menggunakan Indeks Kesamaan kita dapat menentukan sejauh mana

persamaan dan perbedaan berbagai jenis bunga pukul empat yang

diamati.

a. Indeks Kesamaan Sorensen

Dengan metode ini dapat ditentukan berapa banyak kesamaan

atau perbedaan antara komunitas yang satu dengan komunitas yang

lainnya. “ Index of similiry” atau rumus indeks kesamaan:

S Indeks Keanekaragaman = 100 %- Indeks

Kesamaan

Nilai S berkisar antara 0 % - 100%. Nilai S mendekati 100%

menunjukkan individu atau bahan yang diamati tingkat kesamaannya

atau kemiripannya semakin tinggi, sedangkan nilai indeks kesamaan

mendekati 0% menunjukkan tingkat kesamaannya semakin rendah.

10

Page 11: Lap Keanekaragaman Tumbuhan

Dengan:

S= Indeks Kesamaan

A= jumlah karakter yang di spesies A atau individu A

B= Jumlah karakter yang di spesies B atau Individu B

C = Jumlah karakter yang ada di A dan juga ada di B

BAB II

METODE KERJA

A. Bahan

5 spesies bunga Euphorbia milii

B. Cara Kerja

11

5 tumbuhan Euphorbia milii yang

memiliki karakter berbeda-beda

disiapkan

Variasi sifat karakter dari

Euphorbia milii diamati

Hasil pengamatan

ditulis sebuah tabel

Indeks Kesamaan Sorensen dihitung

Dendogram berdasarkan hasil indeks kesamaan tersebut dibuat

Page 12: Lap Keanekaragaman Tumbuhan

BAB III

HASIL PENGAMATAN

A. Foto Hasil Pengamatan

Gambar 1. Spesies 1 Gambar 2. Spesies 2 Gambar 3. Spesies 3

Gambar 4. Spesies 4 Gambar 5. Spesies 5 Gambar 6. Spesies 6

12

Page 13: Lap Keanekaragaman Tumbuhan

B.Tabel Pengamatan Species

Tabel 1. Hasil Pengamatan Keanekaragaman Tumbuhan

Euphorbia milii

NoSifat yang Diamati

(Karakter)

Variasi sifat (Dalam spesies yang sama)

Individu/varietas/kultivar/strain

1 2 3 4 5 6

1. Warna dominan

braktea merah0 0 0 1 0 0

2.Warna dominan

braktea putih1 0 0 0 0 0

3.

Warna dominan

braktea merah

muda

0 1 1 0 0 0

4.Warna dominan

braktea kuning0 0 0 0 1 1

5.Memiliki corak pada

braktea1 1 0 0 0 1

6.

Warna motif

braktea merah

muda

1 1 0 0 0 1

7. Tepi braktea

berwarna merah

1 1 1 0 0 0

13

Page 14: Lap Keanekaragaman Tumbuhan

muda

8.Tepi braktea

berwarna merah0 0 0 1 0 0

9.Tepi braktea

berwarna kuning0 0 0 0 1 1

10

.

Braktea berukuran

besar1 1 1 1 0 0

11

.

Braktea berukuran

sedang0 0 0 0 0 1

12

.

Braktea berukuran

kecil0 0 0 0 1 0

13

.

Ujung braktea

berlobus1 0 0 1 0 0

14

.

Susunan braktea

berhadapan(tidak

saling menutupi)

1 0 0 0 0 0

15

.

Corolla berwarna

merah0 0 0 1 0 0

16

.

Corolla berwarna

oranye0 1 1 0 0 0

17

.

Corolla berwarna

kuning1 0 0 0 1 0

18

.

Corolla berwarna

coklat0 0 0 0 0 1

19

.Jumlah corolla 6 1 0 0 1 0 1

20

.Jumlah corolla 5 0 1 1 0 1 0

21

.

Jumlah ruang

ovarium 41 0 1 0 0 0

22

.

Jumlah ruang

ovarium 50 1 0 1 0 1

14

Page 15: Lap Keanekaragaman Tumbuhan

23

.

Jumlah ruang

ovarium 10 0 0 0 1 0

24

.

Penampakan

ovarium

menggembung

berlekuk

1 1 1 1 0 1

25

.

Penampakan

ovarium

menggembung

tidak berlekuk

0 0 0 0 1 0

26

.

Ukuran pediculus

panjang1 0 1 0 1 1

27

.

Ukuran pediculus

pendek0 1 0 1 0 0

28

.Bentuk daun oval 1 1 1 1 1 0

29

.Bentuk daun lanset 0 0 0 0 0 1

30

.

Ibu tulang daun

timbul0 0 0 0 1 1

31

.

Ibu tulang daun

tidak timbul1 1 1 1 0 0

32

.

Tipe ujung daun

emarginatus1 0 0 0 0 0

33

.

Tipe ujung daun

rotundatus0 1 0 1 0 0

34

.

Tipe ujung daun

acutus0 0 1 0 0 0

35

.

Tipe ujung daun

mucronulatus0 0 0 0 1 0

36

.

Tipe ujung daun

acuminatus0 0 0 0 0 1

15

Page 16: Lap Keanekaragaman Tumbuhan

37

.

Warna tepi daun

hijau1 0 1 1 1 1

38

.

Warna tepi daun

coklat0 1 0 0 0 0

39

.

Tekstur batang

kasar1 1 0 1 1 1

40

.

Tekstur batang

halus0 0 1 0 0 0

41

.

Warna batang

coklat1 0 1 0 0 0

42

.

Warna batang abu-

abu0 1 0 1 1 1

Jumlah Karakter 18 16 14 15 14 16

C. Penghitungan Indeks Kesamaan

1. Menjumlahkan karakter yang sama dan menghitung indeks

kesamaan

Tabel 2. Hasil Perhitungan Indeks Kesamaan Antar Individu

Species

(individu)

Karakter

sama

Jumlah

karakter

Indeks

kesamaan

1 - 2 8 34 47,05

1 - 3 9 32 56,25

1 - 4 8 33 48,48

1 - 5 5 32 31,25

1 - 6 7 34 41,17

2 - 3 8 30 53,33

2 - 4 9 31 58,06

2 - 5 4 30 26,67

2 - 6 6 32 37,5

3 - 4 5 29 34,48

3 - 5 4 28 28,57

16

Page 17: Lap Keanekaragaman Tumbuhan

3 - 6 3 30 20

4 - 5 4 29 27,58

4 - 6 6 31 38,70

5 - 6 7 30 46,67

Keterangan :

Individu 1 :warna braktea putih bertepi pink

Individu 2 :warna braktea pink bercorak

Individu 3 :warna braktea merah muda bertepi agak

hijau

Individu 4 :warna braktea merah

Individu 5 :warna braktea kuning

Individu 6 :warna braktea oranye tepi agak pink

Indeks kesamaan (S )= 2∗C (karakter sama )A+B ( jumlah karakter )

2. Matriks dari data indeks kesamaan

Matriks 1

Sp1 Sp2 Sp3 Sp4 Sp5 Sp6

Sp1 * 47,05 56,25 48,48 31,25 41,17

Sp2 * 53,33 58,06 26,67 37,5

Sp3 * 34,48 28,57 20

Sp4 * 27,58 38,70

Sp5 * 46,67

Sp6 *

Yang terbesar (Sp2,Sp 4) Indeks = 58,06

Matriks 2

17

Page 18: Lap Keanekaragaman Tumbuhan

(Sp2,S

p4)

Sp1 Sp3 Sp5 Sp6

(Sp2,S

p4)

* 47,76 43,90 27,12 38,1

Sp1 * 56,25 31,25 41,17

Sp3 * 28,57 20

Sp5 * 46,67

Sp6 *

Indeks {(2,4) ( 1)}/ 2 = {(2 vs 1) + (1 vs 4)}/ 2

= (47,05+48,48)/2

= 47,76

Indeks {(2, 4) (3)}/ 2 = {(2 vs 3) + (3 vs 4)}/ 2

= (53,33+34,48)/2

= 43,90

Indeks {(2, 4) (5)}/ 2 = {(2 vs 5) + (4 vs 5)}/ 2

= (26,67+27,58)/2

= 27,12

Indeks {(2, 4) (6)}/ 2 = {(2 vs 6) + (4 vs 6)}/ 2

= (37,5+38,70)/2

= 38,1

Yang terbesar (Sp1,Sp 3) Indeks = 56,25

Matriks 3

(Sp2,S

p4)

(Sp1,Sp

3)

Sp5 Sp6

(Sp2,S

p4)

* 45,84 27,12 38,1

18

Page 19: Lap Keanekaragaman Tumbuhan

(Sp1,S

p3)

* 29,91 30,58

Sp4 * 46,67

SP5 *

Indeks {(2,4) (1,3)}/4 = {(1 vs 2) + (2 vs 3)}+ {(1 vs 4) +

(3,4)}/ 4

= (47,05+53,33+48,48+34,48)/4

= 45,84

Indeks {(1,3) (5)}/2 = {(1 vs 5) + (3 vs 5) }/ 2

= (31,25+28,57)/2

= 29,91

Indeks {(1,3) (6)}/2 = {(1 vs 6) + (3 vs 6)}/2

=(41,17+20)/2

= 30,58

Yang terbesar (Sp5,Sp6) Indeks = 46,67

Matriks 4

(Sp2,S

p4)

(Sp1,Sp

3)

(Sp5,Sp

6)

(Sp2,S

p4)

* 45,84 32,61

(Sp1,S

p3)

* 30,25

(Sp5,S

p6)

*

Indeks {(2,4)(5,6)}/4 = {(2 vs 5)+(2 vs 6)+(4 vs 5)+(4 vs

6)}/4

={(26,67+37,5+27,58+38,70)}/4

= 32,61

19

Page 20: Lap Keanekaragaman Tumbuhan

Indeks {(1,3)(5,6)}/ 3 = {(1 vs 5) + ( 1 vs 6 ) + (3 vs 5) + (3 vs

6) }/4

= (31,25+41,17+28,57+20)/4

= 30,25

Yang terbesar (Sp2,Sp4,Sp1,Sp3) Indeks = 45,84

Matriks 5

(Sp2,Sp4,Sp1,

Sp3)

(Sp5,S

p6)

(Sp2,Sp4,Sp1,

Sp3)

* 31,43

(Sp5,Sp6) *

Indeks {(2,4,1,3) (5,6)}/8 = {(2 vs 5) + (2 vs 6) + (4 vs 5) + (4

vs 6) + (1 vs 5)+(1 vs 6)+(3 vs 5)+(3 vs

6)}/ 8

= (26,67+37,5+27,58+38,70+31,25+41,17+28,57+20)

8= 31,43

(Sp2,Sp4,Sp1,Sp3,Sp5,Sp6) Indeks = 31,43

3. Dendogram berdasarkan urutan pengelompokannya

(Sp2,Sp 4) = 58,06

(Sp1,Sp 3) = 56,25

(Sp5,Sp6) = 46,67

(Sp2,Sp4,Sp1,Sp3) = 45,84

(Sp2,Sp4,Sp1,Sp3,Sp5,Sp6) = 28,15

2 4 1 3 5 6

100

90

20

Page 21: Lap Keanekaragaman Tumbuhan

80

70

60

50

40

30

20

10

0

BAB IV

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil pengamatan terhadap enam varian

tumbuhan Euphorbia milii ditemukan beberapa persamaan dan

perbedaan pada morfologi masing-masing tumbuhan. Persamaannya

antara lain batang berduri, memiliki braktea pada bunga, pertulangan

daun brachidodromous, bentuk daun oval, habitus herba, jumlah

braktea dua, duduk daun tersebar.

21

58,06

56,25

45,84

31,43

46,67

Page 22: Lap Keanekaragaman Tumbuhan

Perbedaan di antara keenam varian Euphorbia milii tersebut

adalah pada warna dominan braktea, corak braktea, warna motif

braktea, ukuran braktea, ujung braktea, susunan braktea, warna

corolla, jumlah corolla, jumlah ruang ovarium, penampakan ovarium,

ukuran pediculus, bentuk daun, penampakan ibu tulang daun, tipe

ujung daun, warna tepi daun, tekstur batang, dan warna batang.

Untuk membandingkan antar individu dalam spesies Euphorbia

milii ini dilakukan dengan analisis kesamaan dan keberagaman

menggunakan Indeks Kesamaan dari Sorensen. Dengan

menggunakan Indeks Kesamaan ini dapat ditentukan sejauh mana

persamaan dan perbedaan pada keenam varian Euphorbia milii.

Dari hasil perhitungan didapatkan pengelompokan Indeks

Kesamaan seperti di bawah ini :

(Sp2,Sp4) = 58,06 %

(Sp1,Sp3) = 56,25 %

(Sp5,Sp6) = 46,67 %

(Sp2,Sp4,Sp1,Sp3) = 45,84 %

(Sp2,Sp4,Sp1,Sp3,Sp5,Sp6) = 28,15 %

Dari data di atas dapat ditafsirkan bahwa individu/ tumbuhan

Euphorbia varian ke-2 dan ke-4 memiliki indeks kesamaan paling

tinggi di antara kelompok yang lainnya yaitu sebesar 58,06 %. Hal ini

berarti individu ke-2 dan ke-4 paling banyak memiliki persamaan atau

memiliki kemiripan yang tinggi. Sedangkan indeks kesamaan tertinggi

kedua ditempati oleh kelompok individu ke-1 dan ke-3. Indeks

kesamaannya sebesar 56,25 %. Hal ini berarti individu ke-1 memiliki

kemiripan atau persamaan dengan individu ke-3 sebesar 56,25 %.

Selanjutnya kelompok individu (5,6) memiliki indeks sebesar 46,67%.

Hal ini berarti bahwa individu ke-5 memiliki banyak kesamaan dengan

individu ke-6 sebesar 46,67%. Kelompok selanjutnya adalah (2,4,1,3)

memiliki indeks kesamaan sebesar 45,84%. Terakhir adalah kelompok

22

Page 23: Lap Keanekaragaman Tumbuhan

semua individu yang diamati memiliki indeks kesamaan sebanyak

28,15 %.

Dari gambar dendogram yang telah dibuat berdasarkan

perhitungan Indeks Kesamaan dari keenam varian Euphorbia milii

dapat dilihat bahwa individu ke-2 paling banyak persamaannya

dengan individu ke-4, individu ke 1 paling banyak persamaannya

dengan individu ke-3. Diantara individu ke-2, ke-4, ke-1, dan ke-3 pun

terdapat persamaan. Sedangkan individu ke-5 paling banyak

persamaannya dengan individu ke-6.

Berikut ini paparkan deskripsi tingkat kesamaan yang didapat

berdasarkan nilai indeks kesamaan :

Individu 2 dan 4 memiliki tingkat kesamaan yang paling tinggi

dibandingkan dengan spesies-spesies lainnya. Hal ini terlihat

dari Indeks kesamaan yang paling tinggi yaitu 58,06 %. Hal ini

dikarenakan kedua spesies ini memiliki 9 karakter yang sama

yakni diantaranya ukuran braktea besar, jumlah ruang ovarium

5, penampakan ovarium menggembung berlekuk, pediculus

berukuran pendek, bentuk daun oval, ibu tulang daun tidak

timbul, tipe ujung daun rotundatus, tekstur batang kasar, dan

warna batang abu.

Individu 1 dan 3 memiliki tingkat kesamaan yang tinggi . Selain

dari nilai indeks kesamaan yang tinggi (56,25 %), spesies-

spesies ini memiliki 9 karakter yang sama yaitu tepi braktea

berwarna merah muda, ukuran braktea besar, jumlah ruang

ovarium 4, penampakan ovarium menggembung berlekuk,

pediculus panjang, bentuk daun oval, ibu tulang daun tidak

timbul, dan tepi daun berwarna hijau.

Individu 5 dan 6 memiliki tingkat kesamaan yang cukup

(46,67%). Hal ini dilihat dari 7 karakter sifat yang sama yakni

warna dominan braktea kuning, tepi braktea berwarna kuning,

pediculus panjang, ibu tulang daun timbul, warna tepi daun

hijau, tekstur batang kasar, dan warna batang abu-abu.

23

Page 24: Lap Keanekaragaman Tumbuhan

Individu 1,3,2, dan 4 memiliki kekerabatan yang cukup dekat

karena terdapat kesamaan dalam hal penampakan ovarium

menggembung tidak berlekuk, bentuk daun oval, dan ibu tulang

daun tidak timbul.

Individu 5 dan 6 memiliki kekerabatan yang cukup jauh dengan

individu lainnya (1,2,3,4) karena perbedaan dalam

penampakan ovarium, bentuk daun, dan ibu tulang daun.

Pertanyaan

1. Adakah variasi sifat dari objek yang saudara amati?

Jawab : Ada

Variasi sifat dari Euphorbia milii yang kami amati adalah pada

warna dominan braktea, corak braktea, warna motif braktea, ukuran

braktea, ujung braktea, susunan braktea, warna corolla, jumlah

corolla, jumlah ruang ovarium, penampakan ovarium, ukuran

pediculus, bentuk daun, penampakan ibu tulang daun, tipe ujung

daun, warna tepi daun, tekstur batang, dan warna batang.

2. Adakah persamaan dan perbedaannya?

Jawab : Ada

Individu 2 dan 4 memiliki 9 karakter yang sama yakni

diantaranya ukuran braktea besar, jumlah ruang ovarium 5,

penampakan ovarium menggembung berlekuk, pediculus

berukuran pendek, bentuk daun oval, ibu tulang daun tidak

timbul, tipe ujung daun rotundatus, tekstur batang kasar, dan

warna batang abu.

Individu 1 dan 3 memiliki 9 karakter yang sama yaitu tepi

braktea berwarna merah muda, ukuran braktea besar, jumlah

ruang ovarium 4, penampakan ovarium menggembung

berlekuk, pediculus panjang, bentuk daun oval, ibu tulang daun

tidak timbul, dan tepi daun berwarna hijau.

24

Page 25: Lap Keanekaragaman Tumbuhan

Individu 5 dan 6 memiliki 7 karakter sifat yang sama yakni

warna dominan braktea kuning, tepi braktea berwarna kuning,

pediculus panjang, ibu tulang daun timbul, warna tepi daun

hijau, tekstur batang kasar, dan warna batang abu-abu.

Individu 1,3,2, dan 4 memiliki kesamaan dalam hal

penampakan ovarium menggembung tidak berlekuk, bentuk

daun oval, dan ibu tulang daun tidak timbul.

Individu 5 dan 6 memiliki perbedaan dalam penampakan

ovarium, bentuk daun, dan ibu tulang daun.

3. Variasi sifat apakah yang paling banyak dijumpai pada objek

pengamatan saudara?

Jawab : Variasi yang paling banyak dijumpai pada objek pengamatan

adalah warna braktea, corak braktea, warna corolla, jumlah ruang

ovarium, dan tipe ujung daun.

4. Hitunglah Indeks Kesamaan dari objek yang anda amati! Terlampir

di hasil pengamatan

5. Buatlah dendogram dari hasil perhitungan indeks kesamaan!

Terlampir di hasil pengamatan

7. Buatlah kesimpulan berdasarkan hasil pengamatan saudara!

Terlampir

BAB V

KESIMPULAN

25

Page 26: Lap Keanekaragaman Tumbuhan

Euphorbia milii mempunyai berbagai variasi dari setiap

individunya. Variasi – variasi tersebut lebih mudah diketahui melalui

perbedaan-perbedaan sifat yang mudah diamati, contohnya melalui

warna braktea yang berbeda. Pada pengamatan yang dilakukan,

bukan hanya mengamati warna braktea untuk mengetahui

variasinya, tetapi dari berbagai sifat atau karakter yang terdapat

pada setiap individu tersebut. Variasi sifat yang diamati adalah warna

dominan braktea, corak braktea, warna motif braktea, ukuran

braktea, ujung braktea, susunan braktea, warna corolla, jumlah

corolla, jumlah ruang ovarium, penampakan ovarium, ukuran

pediculus, bentuk daun, penampakan ibu tulang daun, tipe ujung

daun, warna tepi daun, tekstur batang, dan warna batang.

Dari 6 individu yang diamati, didapatkan bahwa individu 2

mempunyai hubungan kekerabatan yang dekat dengan individu 4,

individu 1 dengan individu 3, individu 5 dengan individu 6. Individu

2,4 lebih dekat kekerabatannya dengan individu 1,3. Individu 5 dan 6

agak jauh kekerabatannya dengan individu 1,2,3,4. Jadi dapat

disimpulkan bahwa berbagai sifat/karakter dari setiap individu

menunjukan berbagai varietas yang ada. Namun demikian, masih

terdapat hubungan kekerabatan yang sangat dekat antara individu

yang satu dengan yang lainnya. Karena memang masih terdapat sifat

atau karakter yang sama antara satu dengan yang lainnya.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim.2011. Keanekaragaman Genetik. http://id.wikipedia.org/wiki.

[28 Februari 2011]

26

Page 27: Lap Keanekaragaman Tumbuhan

Campbell,et all. 2003. Biologi Jilid 1. Jakarta : Erlangga.

Damayanti, Chandramaya Siska. 2007. Peranan Studi Genetik dalam

Kegiatan Konservasi.

http://vetopia.wordpress.com/2007/11/02/peranan-studi-genetik-

dalam-kegiatan-konservasi/. [ 28 Februari 2011]

Hapsari, B. dan Budiana, N.S. 2007. Euphorbia Milii. Jakarta :Penebar

Swadaya.

Henuhili, victoria.2003.Commom Text Book (Edisi Revisi) GENETIKA.

Yogyakarta: JICA

Kumala, Istiqlalia Risma.2010. Budidaya Tanaman Hias Euphorbia.

[Tugas Akhir]. Surakarta :Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Purwanto, A. W. 2006. Euphorbia Tampil Prima dan Semarak

Berbunga. Yogyakarta :Kanisius.

Soedijono, B. dan Rudi H. 2007. Agar Euphorbia Tampil Menawan.

Jakarta : Penebar Swadaya.

Yudi. 2008. Keanekaragaman Hayati Tingkat Gen.

http://yudhim.blogspot.com/2008/01/keanekaragaman-hayati-tingkat-

gen.html . [ 28 Februari 2011]

27