Lapkas Nur Enny Yulianty

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Neurologi

Citation preview

VERTIGO PERIFER

CASE REPORT PEMBIMBING:dr. Ignatius Letsoin, Sp.S, Msi, Med, FINS Oleh:Nur Enny Yulianty, S.Ked0090840020Identitas PasienIDENTITASNama: Ny. S.W.Usia: 30 tahunAlamat: KloofkampPekerjaan: PNS Biro Tata Pemerintahan Sekda Provinsi PapuaStatus: MenikahAgama: Kristen ProtestanSuku: BiakDirawat di: Ruang Saraf RSUD Dok IIMasuk: 22 Juni 2015 pukul 08.45 WIT

Daftar MasalahNoMasalah AktifTanggal1Epilepsi primer22 Juni 20152General Tonik-Klonik Seizure 122 Juni 2015Pasien datang ke IGD RSUD Dok II 22 Juni 2015, 08.45 WIT Keluhan UtamaKepala pusing berputarRPS : Pusing berputar sejak 16 jam SMRS, dirasakan pasien saat berjalan merasa pusing berputar, telinga berdenging kemudian pasien terjatuh lalu muntah, pasien merasakan lingkungan sekitarnya berputar, terlihat ganda, sehingga pasien lebih suka berbaring dan menutup mata.

Kronologis :Px sedang tidur lalu terbangun dan merasakan kaki kanan kram. Dari ket.suami, px berteriak, tubuh px kaku dan tersentak-sentak, px dalam keadaan tidak sadar, mata tertutup dan menggigit lidah. Kejang 1x berlangsung 1 menit. Setelah serangan, px sadar perlahan-lahan dan pasien dibawa ke IGD RSUD Dok 2. Tubuh pasien lemas dan pasien tertidur. Pasien drop out OAE selama 6 bulan.RPSKU: Kejang umum tonik-klonikLokasi:Seluruh tubuhOnset:3 jam SMRSKualitas:kejang umum tonik-klonik 1 menitKuantitas:Activity Daily of Living (ADL) independent Gejala penyerta setelah kejang: sakit kepala, lemas, luka pada lidah dan pipi bagian dalam. Ma/Mi (+), BAB/BAK lancarRPDRiwayat KejangRiwayat Minum OAE tidak teraturRPKRiw.Kejang tante

Pasien datang ke IGD RSUD Dok II 22 Juni 2015, 08.45 WIT Keluhan UtamaKepala pusing berputarRPS : Pusing berputar sejak 16 jam SMRS, dirasakan pasien saat berjalan merasa pusing berputar, telinga berdenging kemudian pasien terjatuh lalu muntah, pasien merasakan lingkungan sekitarnya berputar, terlihat ganda, sehingga pasien lebih suka berbaring dan menutup mata.

Pemeriksaan Penunjang:EEG (12 Januari 2010)Kesan: Epileptiform di otak kanan terutama oksipitalHb 12.7/HCT 38.3/WBC 12,0/PLT 256/GDS 128/DDR (-)

Kondisi umum : tampak sakit sedangKes.: compos mentisTanda Vital :TD : 90/70 mmHg N: 100 x/menitRR : 20 x/menitSB: 36,5 O c

Status NeurologiRefleks Fisiologis (+)Refleks Patologis (-)DiagnosaDx Klinis:General Tonic-Clonic SeizureDx Topis:Lobus Oksipital Dextra Dx Etiologis:Epilepsi Idiopatik/Primer

DefinisiEpilepsi: terjadinya pelepasan aktivitas energi yang berlebihan dan mendadak dalam otak yang ditandai dengan terdapat 2 bangkitan tanpa provokasi atau 2 bangkitan refleks dengan jarak waktu antar bangkitan pertama dan kedua lebih dari 24 jam.

EpidemiologiDitemukan pada semua umur. Insidensi median epilepsi di dunia 50,4 per 100.000/tahun. di negara-negara Asia, laki-laki sedikit daripada wanita. puncak insidensi epilepsi tertinggi pada usia dewasa muda

EtiologiIdiopatik : tidak terdapat lesi struktural di otak atau defisit neurologis. Kriptogenik : dianggap simtomatis tetapi penyebabnya belum diketahui. Termasuk di sini adalah sindrom West, sindrom Lennox-Gastaut, dan epilepsi mioklonik.Simtomatis : bangkitan epilepsi disebabkan oleh kelainan/lesi struktural pada otak

Klasifikasi (ILAE 1981)Epilepsi ParsialParsial sederhanaParsial kompleksEpilepsi UmumAbsence Seizure (Lena/Petit Mal)Tonic SeizureClonic SeizureTonic Clonic SeizureMyoclonic SeizureAtonic SeizureKejang Epileptik Yang Tidak Tergolongkan

Faktor PencetusKurang TidurStress EmosionalInfeksiObat-obat tertentuAlkoholPerubahan hormonalTerlalu lelahFotosensitif

DiagnosisAnamnesisGejala dan tanda sebelum, selama, dan pasca bangkitanPola/bentuk bangkitanDurasiFrekuensiFaktor pencetusUsia saat bangkitan pertamaRiwayat selama dalam kandungan sampai perkembangan anakRiwayat terapi epilepsiRiwayat penyakit epilepsi dalam keluargaRiwayat trauma kepala, stroke, dll

DiagnosisPemeriksaan fisikPemeriksaan neurologis: tanda defisit neurologisTodds paresis Gangguan kesadaran pascaiktal Afasia pascaiktal Pemeriksaan Penunjang EEG

PenangananPemilihan OAE didasarkan atas jenis bangkitan epilepsiMedika Mentosa:Obat untuk General Tonic-Clonic Seizure adalah Phenytoin, Phenobarbital, Clonazepam, AcetazolamidePembahasanBagaimana Cara Diagnosis Epilepsi?Anamnesis : keluhan utama pasien adalah kejang dengan pola bangkitan kaku dan tersentak-sentak yang secara medis neurologis dikatakan general tonik-klonik seizureMenurut literatur, general tonic-clonic seizure ditandai dengan penderita jatuh disertai teriakan, diikuti dengan kekakuan tubuh, muncul gerakan kejang tonic-clonic (gerakan kaku yang disertai relaksasi). Saat serangan pasien tidak sadar dan menggigit lidah. Pasca serangan, pasien sadar perlahan-lahan dan merasakan tubuhnya terasa lemas dan mengantuk.PembahasanBagaimana Cara Diagnosis Epilepsi?Sebelum kejang, pasien mengalami aura yaitu kram di kaki sebelah kanan, sesuai dengan literatur pada kejang dapat didahului dengan adanya aura.ditemukan gejala sisa akibat general tonic-clonic seizure. Hal ini sesuai dengan literature gejala sisa setelah serangan general tonic-clonic seizure yaitu mengantuk dan luka pada lidah dan mukosa pipi akibat tergigit.PembahasanApa faktor pemicu Epilepsi?StressKelelahan karena aktivitasDrop out OAE selama 6 bulan.

PembahasanBagaimana tatalaksana pada General Tonic-Clonic Seizure?OAE yang diberikan adalah phenytoin + phenobarbital. Hal ini sesuai dengan literature pemberian obat pada general tonic-clonic seizure. Selain itu diberikan asam folat dan vit B6. Asam folat diberikan karena pada pemberian phenytoin, kadar asam folat dalam tubuh menurun. Pemberian vit B6 untuk mengurangi terjadinya kejang karena vit B6 berperan pada neurotransmitter inhibitor. PembahasanBagaimana Prognosis pada Epilepsi?- Prognosis ad vitam: Ad Bonam- Prognosis ad functionam : Ad Bonam - Prognosis ad sanationam : Ad bonam

KesimpulanPenegakan diagnosis epilepsi perlu dilakukan secara tepat dan cepat guna mencegah terjadinya kejang berulang dan untuk menentukan jenis pengobatan yang diberikan.

TERIMA KASIH

Patofisiologi