Upload
farizhilman
View
263
Download
1
Embed Size (px)
DESCRIPTION
sirosis
Citation preview
LAPORAN KASUS & REFRESHING SIROSIS HEPATIS
FARIZ HILMAN
2010730037
Pembimbing :Prof. DR. Dr. Iskandar Zulkarnain, Sp. PD-KPTI
IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. D
Usia : 53 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : pegawai swasta
Alamat : gg. Tongkang Rt.15/01, jakpus
Tanggal MRS : 02-10-2014
No. Rekam Medik : 00840143
Dokter yang merawat : dr. Ihsanil Husna, Sp. PD
ANAMNESIS KU : muntah darahan 3 kali beberapa jam SMRS
KT : perut dirasa semakain membesar, tapak tangan dan kaki terlihat kekuningan seusai muntah hitam, pusing.
RPS :
Laki-laki, 53 th, datang ke RSIJCP dgn keluhan mual muntah sebanyak 3 kali dalam waktu yang hampir bersamaan, beberapa jam (+/- 3 jam) SMRS. Muntah berwarna hitam dan diikutidengan BAB hitam sebelumnya dan biasanya setelah muntah dan BAB hitam pasien mengeluh lemas dan tangannya jadi berwarna kekuningan. seusai muntah pasien sempat tidak sadar selama beberapa saat. Keluarga pasien berucap bahwa muntah hitam pasien sebanyak setengah ember kecil. Pasien mengaku badan lemasdan pandangan berkunang-kunang. Nafsu makan menurun, pusing, dan uluhati terasa perih juga dirasakan pasien.
ANAMNESIS RPD : Pasien mengatakan pernah
mengalami keluhan serupa 2 tahun yang lalu dan dirawat di RS selama 1 minnggu.
RPK : keluarga dengan keluhan serupa asien disangkal
Riw. Alergi : Alergi makanan dan obat-obatan disangkal
ANAMNESIS R. obat-obatan : Pada keluhan ini
pasien belum berobat sebelumnya
Rpsi : Pasien merupakan perokok aktif sejak masa sekolah dan memiliki riwayat konsumsi alkohol yang cukup sering,
namun telah berhenti +/- 9 tahun yang lalu
PEMERIKSAAN FISIK Keadaan umum : Sakit sedang
Kesadaran : Composmentis
Tanda vital
Tekanan Darah : 90/60 mmHg
Suhu : 36,5°C
Nadi : 82x/menit
Pernapasan : 20x/menit
STATUS GENERALIS Kepala Normochepal
Rambut rontok
Mata Konjungtiva anemis (+/+)Sklera ikterik (-/-)Reflek cahaya (+/+)
Hidung Septum deviasi (-/-)Sekret (-/-)Epistaksis (-/-)
Mulut Bibir pucat lidah kotor
Dada Normochest
PARUInspeksi : Simetris ka=ki, skar (-), bekas operasi (-), retraksi (-),
spider nervi (-)Palpasi : Vokal fremitus ka=ki, nyeri tekan (-)Perkusi : Sonor pada semua lapang paru
Batas paru-hepar setinggi ICS 5 midclavicukaris dextra Auskultasi : Vesikuler (+/+), ronchi (-/-), wheezing(-/-)
JANTUNG Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat Palpasi : Ictus cordis tidak terabaPerkusi : Batas kanan jantung linea sternalis
Batas kiri jantung linea midclavikularis dextra Auskultasi : BJ I-II reguler, mur-mur(-), gallop (-)
ABDOMENInspeksi : Cembung, skar (-), bekas operasi (-), spider nervi (-)Auskultasi : Bising usus (+) NPalpasi : Nyeri tekan epigastric (+), splenomegali (+), Hepatomegali +/- 3 jari (+) Shifting dullnes (+)Perkusi : Timpani, redup Atas : edema (-), peteki (-), akral hangat,
CRT < 2 detik
Bawah : edema (-), peteki (-), akral hangat, CRT < 2 detik
PEMERIKSAAN PENUNJANG PEMERIKSA
AN 02/10/2014 03/10/20
1404/10/2014 05/10/2
014
HbLeukosit TrombositHtEritrosit
MCVMCHMCHC
Creatinin
Uric Acid
SGOT (AST)SGPT (ALT)GDSKaliumNatriumChlorida
Kolinesterasi
3,4 g/dl (L)17.020/mm³
(H)209.000/
mm³13% (L)10^6/µL
87 fL24 pg (L)
27 g/dL (L)
1,4 mg/dl (H)
3.0 mg/dl23 U/L13 U/L
183 mg/dl2.6 mEq (L)135 mEq/L96 mEq/L
5,1 g/dl (L)
2766 U/L
7,3 g/dl (L) 9,0g/dl (L)
RESUME Tn.D 53 tahun datang kerumah sakit islam dengan keluhan muntah darahan 3 kali beberapa jam SMRS, perut dirasa semakain membesar, tapak tangan dan kaki terlihat kekuningan seusai muntah dan BAB hitam, serta pasien merasa sangat lemas dan pusing. Menurut keluarga Pasien jumlah muntah hitam yang di keluarkan pasien sekitar setengah ember kecil, serta pasien terlihat kuninng setelah muntah dan BAB hitam. Pasien juga sempat tidak sadar setelahh muntah.Pemeriksaan Fisik
TD: 90/60 mmHg
Konjungtiva anemis (+) dan Sklera ikterik (-)
Bibir pucat , lidah kotor, dan pucat pada ekstremitas atas dan ekstremitas bawah.
Abdomen : NT Epigastric (+), Splenomegali (+),, hepatomegali (+) Shifting dullnes (+)
Pemeriksaan Penunjang
Terjadi penurunan jumlah: Hemoglobin(3,4), Hematokrit(13%), Kalium (2,6)
DAFTAR MASALAH
• Asites
• ikterik
• hipokalemia
• Anemia
ASITES Anamnesa : keluhan lemas dirasakan sudah 1 bulan, namun os baru
datang kerumah sakit saat keluhan semakin parah dan sukar BAB. sejak 1 hari SMRS disertai mual, pusing, nafsu makan berkurang.
Pemfis : sklera ikterik, abdomen : sifting dullnes
d/ acites ec sirosis hepatis Dd/ sindrom nefrotik, gagal ginjal, hepatitis kronik Pem.Penunjang : cek albumin, urin lengkap, SGOT/PT,HAV, USG terapi: Non Medikamentosa
Tirah baring Diet protein 1gr/KgBB
Medikamentosa HP Pro Spironolacton (50-100mg/hari), jika tdk ada perubahan 3-4 hari
dapat dikombinasikan dengan furosemide belum ada perbaikan dengan pengobatan konservatif bisa
dilakukan parasintesis
IKTERIK
Anamnesa: Menurut keluarga Os merasa kedua matanya terlihat kuning, BAB berwarna kehitaman, Buang air kecil pekat seperti teh.
Pemfis : sklera ikterik, d/ ikterik ec viral infection susp. sirosis hepatis Dd/ hepatitis virus akut dan kronik, obstruksi bilier Pem.Penunjang : bilirubin direk/indirek,SGOT/PT,HAV terapi: Non Medikamentosa
Tirah baring Diet protein 1gr/KgBB
Medikamentosa Pengobatan suportif Roboransia
HIPOKALEMIA Pemeriksaan Laboratorium : kalium 2,6 mEq d/ Hipokalemia Pem.Penunjang : Cek Elektrolit terapi: Non Medikamentosa
Tirah baring RL+kcl
Medikamentosa Pengobatan simptomatik Roboransia
ANEMIA
Anamnesa : keluhan lemas dirasakan sudah 1 bulan, namun os baru datang kerumah sakit saat keluhan semakin parah, pusing.
Pemeriksaan Laboratorium : HB 3,4
d/ anemia
Pemeriksaan penunjang : Cek darah rutin terapi: Non Medikamentosa
Tirah baring Infus
Medikamentosa Pengobatan simptomatik Transfusi PRC
FOLLOW UP
FOLLOW UP
02-10-2014 03-10-2014 04-10-2014
S/ Kepala pusing, lemas,
Nyeri pada perut
Lemas, nyeri perut, nafsumakan
menurun
Lemas, nyeri perut
O/ Ku: sakit sedang
Ks : Compos Mentis
TD : 90/70 mmHg
N : 82 x/menit
S : 36.8 ºc
Mata : ca+/+, si+/+
Tht : d.b.n
Thorax :
C: bj I-II reg m -, g –
Abd : cembung, ascites, H/L sulit
dinilai
Ext : akral hangat, edema -/-
Ku: sakit sedang
Ks : Compos Mentis
TD : 90/60 mmHg
N : 84 x/menit
S : 36.5 ºc
Mata : ca+/+, si+/+
Tht : d.b.n
Thorax :
C: bj I-II reg m -, g –
Abd : cembung, ascites, H/L sulit
dinilai
Ext : akral hangat, edema -/-
Ku: sakit sedang
Ks : Compos Mentis
TD : 100/80 mmHg
N : 80 x/menit
S : 36.2 ºc
Mata : ca+/+, si-/-
Tht : d.b.n
Thorax :
C: bj I-II reg m -, g –
Abd : cembung, ascites, H/L
sulit dinilai
Ext : akral hangat, edema -/-
A/ Cirrhosis Hepatis Cirrhosis Hepatis Cirrhosis Hepatis
P/ Injeksi:
IVFD Ringer Laktat 8 jam/kolf
Omeprazol 40mg 2x1
Transamin 250mg 3x1
Vitamin K 10mg 3x1
Cefotaxim 500mg 3x1
Oral:
Inpepsa 3x1
Terapi lanjutkan Terapi lanjutkan
05-10-2014 06-10-2014 07-10-2014
S/ Mual, badan lemas, perut
masih sedikit nyeri
Mual, badan lemas, batuk Mual, badan lemas
O/ Ku: sakit sedang
Ks : Compos Mentis
TD : 100/80 mmHg
N : 78 x/menit
S : 36,4 ºc
Mata : ca+/+, si-/-
Tht : d.b.n
Thorax :
C: bj I-II reg m -, g –
Abd : cembung, ascites, H/L
sulit dinilai
Ext : akral hangat, edema -/-
Ku: sakit sedang
Ks : Compos Mentis
TD : 110/80 mmHg
N : 80 x/menit
S : 36,7ºc
Mata : ca-/-, si-/-
Tht : d.b.n
Thorax :
C: bj I-II reg m -, g –
Abd : cembung, ascites, H/L
sulit dinilai
Ext : akral hangat, edema -/-
Ku: sakit sedang
Ks : Compos Mentis
TD : 120/70 mmHg
N : 84 x/menit
S : 36,5ºc
Mata : ca-/-, si-/-
Tht : d.b.n
Thorax :
C: bj I-II reg m -, g –
Abd : cembung, ascites,
H/L sulit dinilai
Ext : akral hangat, edema
-/-
A/ Cirrhosis Hepatis
Cirrhosis Hepatis
Cirrhosis Hepatis
P/ Terapi lanjutkan Terapi lanjutkan Terapi lanjutkan
TINJAUAN PUSTAKAREFRESHING SIROSIS HATI
HEPAR Kelenjar terbesar Organ paling besar, intraperitonium Melekat pada diafragma, pada pars afixa hepatis pada
hipokondrium kanan dan epigastrium
PROSEKSI :
DIAPHRAGMA THORACIS MEMP. 2 CUPULA KANAN DAN KIRI
, DIMANA YG KANAN LEBIH TINGGI .
TITIK TERTINGGI DI LINEA MEDIANA CLAVICULA KANAN PD
SELA IGA 4, KIRI SELA IGA KE 5
Evelyn C. Pearce. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta,2000. hlm 201-205
TEPI BAWAH :
NORMALNYA TIDAK MELIWATI
ARCUS COSTARUM
PD INSPIRASI DALAM TERABA,
NAFAS BIASA TIDAK TERABA
HEPAR : TERDIRI DARI 2 LOBUSBENTUK SEPERTI PIRAMID 4 SISI
Evelyn C. Pearce. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta,2000. hlm 201-205
SEMUA PERDARAHAN BALIK DARI PERUT KECUALI GINJAL DAN SUPRARENALIS BERGABUNG KE V. PORTAE DAN MASUK KE HEPAR
FUNGSI HEPAR :
1. Mempertahankan kadar gula darah dengan jalan membentuk dan menyimpan glikogen
2. Tempat sintetis dan oksidasi lemak
3. Vitamin A, C dan D disimpan di hati
4. Hati berfungsi juga sebagai pembentuk darah terutama pada masa neonatus dan juga sebagai cadangan penyimpanan zat besi
5. Metabolisme karbohidrat, lemak dan protein
6. Menyaring darah atau proteksi terhadap benda asing dan bakteri
7. Ureum dibuat dihati dan merupakan deaminasi protein
8. Pembentukan sekresi empedu
DEFINISI
Sirosis hati adalah suatu keadaan patologis yang menggambarkan stadium akhir fibrosis hepatic yang berlangsung progresif yang ditandai dengan distorsi dari arsitektur hepar dan pembentukan nodulus regeneratif. Gambaran ini terjadi akibat nekrosis hepatoseluler. Jaringan retikulin kolaps disertai deposit jaringan ikat, distorsi jaringan vaskular, dan regenerasi nodularis parenkim hati.
(Buku ajar Ilmu Penyakit Dalam jilid 1 FKUI, Jakarta)
EPIDEMIOLOGI
Penderita sirosis hati lebih banyak dijumpai pada laki-laki jika dibandingkan dengan wanita sekitar 1,6:1, dengan umur rata-rata terbanyak antara golongan umur 30-59 tahun, dengan puncaknya sekitar umur 40-49 tahun.
Insidensi Di Amerika diperkirakan 360/100.000 penduduk. Penyebabnya sebagian besar akibat penyakit hati alkoholik maupun infeksi virus kronik.
ETIOLOGI
KLASIFIKASI
1. Etiologi
a) Etiologi yang diketahui penyebabnya
b) Etiologi yang tanpa diketahui penyebabnya
2. Morfologi
a) Mikronodular
b) Makronodular
c) Campuran
3. Fungsional
a) Kompensasi baik ( laten, sirosis dini )
b) Dekompensasi (aktif, disertai kegagalan hati dan hipertensi portal)
Hepatic FibrosisHepatic Fibrosis
CirrhosisCirrhosis Liver CancerLiver Cancer
Healthy LiverHealthy Liver
Portal systemic collaterals
Portal systemic collaterals
Distorted sinusoidal
architectureleads to
increased resistance
Distorted sinusoidal
architectureleads to
increased resistance
Portal vein
Portal vein
Cirrhotic Liver
SplenomegalySplenomegaly
ARCHITECTURAL LIVER DISRUPTION IS THE MAIN MECHANISM THAT LEADS TO AN INCREASED INTRAHEPATIC RESISTANCE
PATOMEKANISME
1. Sirosis laennec
Penyalahgunaan konsumsi alkohol kronik
↓
Akumulasi lemak di dalam sel2 hati
↓
Pembentukan jaringan parut
↓
fibrosis hepatik
↓
sirosis hati laennec
2. Sirosis Postnekrotik
Hepatitis virus
↓
Nekrosis pd jaringan hati
↓
nodul-nodul degeneratif
↓
sirosis hati postnekrotik
3. Sirosis biliaris
obstruksi biliaris posthepatik
↓
stasis empedu
↓
penumpukan empedu dlm hati
↓
pembentukan fibrosa
↓
sirosis hati biliaris
MANIFESTASI KLINIS
Gejala dini adalah samar dan non spesifik, berupa : Kelelahan anoreksia dispepsia Flatulen perubahan kebiasaan defekasi (konstipasi atau diare) BB sedikit berkurang. Nausea dan muntah, khususnya pagi hari. Nyeri tumpul atau perasaan berat pada epigastrium. Pada kebanyakan kasus, hati keras dan mudah teraba tanpa
memandang apakah hati membesar
(Patofisiologi, Sylvia A Price)
Manifestasi utama dan lanjut dari sirosis :1. manifestasi gagal hepatoselular ikterus,
edema perifer, kecenderungan perdarahan, eritema palmaris, fetor hepatikum, dan enselofati hepatik.
2. Manifestasi hipertensi portal splenomegali, varises esofagus dan lambung, serta manifestasi sirkulasi kolateral lain.
Asites dapat dianggap sebagai manifestasi gagal hepatoselular dan hipertensi portal.
(Patofisiologi, Sylvia A Price)
ANAMNESISKeluhan dari sirosis hati dapat berupa : Merasa kemampuan jasmani menurun Nausea, nafsu makan menurun dan diikuti dengan
penurunan berat badan Mata berwarna kuning dan buang air kecil berwarna
gelap Pembesaran perut dan kaki bengkak Perdarahan saluran cerna bagian atas Pada keadaan lanjut dapat dijumpai pasien tidak
sadarkan diri (Hepatic Enchephalopathy) Perasaan gatal yang hebat
PEMERIKSAAN FISIK
PEMERIKSAAN PENUNJANGLaboratorium :
- SGPT, fosfat alkali, dan bilirubin ↑
- Albumin ↓
- Gamma globulin ↑
Biopsi hati
Endoskopi u/ melihat varises esofagus
USG abdomen
Pemeriksaan Radiologis Barium meal dpt melihat varises esofagus u/ konfirmasi adanya hipertensi portal
USG rutin digunakan u/ menilai sudut hati, permukaan hati, ukuran, homogenitas dan irregular, dan adanya pe↑ ekogenitas parenkim hati. Juga biasa digunakan u/ melihat asites, splenomegali, trombosis vena porta dan pelebaran vena porta, serta skrining adanya Ca hati pada pasien sirosis.
(Buku ajar Ilmu Penyakit Dalam jilid 1 FKUI, Jakarta)
KOMPLIKASI
1. Perdarahan Gastrointestinal (Meliputi Hematemesis Melena et causa Varices Esofagus)
2. Ensefalopati Hepatik
3. Ascites
4. Peritonitis bakterial spontan
5. Sindrom Hepatorenal
PENGOBATAN
Terapi ditujukan mengurangi progresi penyakit, menghindarkan bahan2 yang bisa menambah kerusakan hati, pencegahan dan penanganan komplikasi. Bilamana tidak ada koma hepatik diberikan diet protein 1g/KgBB dan kalori sebanyak 2000-3000 kkal/hari.
u/ pasien sirosis yg masih kompensata ditujukan u/ mengurangi progresi kerusakan hati, dengan pemberian asetaminofen, kolkisin, dan obat herbal bisa menghambat kolagenik.
Pada penyakit hati non-alkoholik me↓ BB akan mencegah terjadinya sirosis.
Pada Hep.B interferon alfa dan lamivudin merupakan terapi utama. Lamivudin diberikan 100 mg secara oral setiap hari selama 1 tahun. Interferon alfa diberikan secara suntikan subkutan 3 MIU, 3x seminggu selama 4-6 minggu.
Pada Hep.C kronik kombinasi interferon dengan ribavirin merupakan terapi standar. interferon alfa diberikan secara suntikan subkutan dgn dosis 5 MIU 3x seminggu dan dikombinasi ribavirin 800-1000 mg/hari selama 6 bulan.
PENGOBATAN SIROSIS DEKOMPENSATA
Asites : tirah baring dan diawali diet rendah garam, konsumsi garam sebanyak 5,2 gram atau 90 mmol/hari. Diet rendah garam dikombinasi dgn obat2an diuretik. Awalnya dgn pemberian spironolakton dgn dosis 100-200 mg sekali sehari. Respons diuretik dapat dimonitor dengan penurunan BB 0,5 kg/hari, tanpa adanya edema kaki. Bilamana pemberian spironolakton tdk adekuat bisa dikombinasi dengan furosemid dgn dosis 20-40 mg/hari. Maximal dosis u/ furosemid 160 mg/hari. Parasintesis dilakukan bila asites sangat besar. Pengeluaran asites bisa hingga 4-6 liter dan dilindungi dengan pemberian albumin.
Enselopati hepatik : laktulosa membantu pasien u/ mengeluarkan amonia. Neomisin bisa digunakan u/ mengurangi bakteri usus penghasil amonia, diet protein dikurangi sampai 0,5 gr/kgBB per hari, terutama diberikan yang kaya asam amino rantai cabang.
Varises esofagus : sebelum berdarah dan sesudah berdarah bisa diberikan obat penyekat beta (propanolol). Waktu perdarahan akut, dapat diberikan preparat somatostatin atau oktreotid, diteruskan dengan tindakan skleroterapi atau ligasi endoskopi.
Peritonitis bakterial spontan : diberikan antibiotika spt sefotaksim intravena, amoksilin, atau aminoglikosida.
Sindrom hepatorenal ; mengatasi perubahan sirkulasi darah di hati, mengatur keseimbangan garam dan air.
Transplantasi hati ; terapi definitif pada pasien sirosis dekompensata. Namun sebelum dilakukan transplantasi ada beberapa kriteria yang harus dipenuhi resipien dahulu.
PROGNOSIS
Prognosis sirosis hati sangat bervariasi dipengaruhi oleh sejumlah faktor, meliputi etiologi, beratnya kerusakan hati, komplikasi, dan penyait lain yang menyertai. Klasifikasi Child Pugh, juga dapat digunakan untuk menilai prognosis pasien sirosis yang akan menjalani operasi.
TABEL I. KLASIFIKASI CHILD PUGH
Derajat kerusakan A B C
Bilirubin (mg/dl) < 2 2-3,0 > 3
Albumin (g/dl) > 3,5 3-3,5 < 3
Asites - Terkontrol Sulit dikontrol
enselofati - St I/II Stad III/IV
nutrisi Baik Sedang Jelek
Klasifikasi Child A = sirosis hati ringanKlasifikasi Child B = sirosis hati sedangKlasifikasi Child C = sirosis hati berat
MEKANISME SIROSIS HEPATIS HEMATEMESIS DAN MELENA
Sirosis hepatis
↓
Tek.darah ke vena porta ↑
↓
Hipertensi porta
↓
Back flow aliran darah
↓
Bendungan varises esofagus
↓
Rupture pembuluh darah esofagus
hematemesis melena
PATOFISIOLOGIS
Ada 2 faktor yang mempengaruhi terbentuknya asites pada pendertita sirosis hepatis, yaitu :
Tekanan koloid plasma Pada keadaan normal, albumin dibentuk di hati. Bilamana hati terganggu fungsinya pembentukan albumin terganggu kadarnya↓ tekanan koloid osmotik ↓. Kadar albumin < 3 gr % tanda kritis untuk timbulnya asites.
Tekanan Vena PortaBila terjadi perdarahan akibat pecahnya varises esophagus kadar plasma protein↓ tekanan koloid osmotik ↓ asites. Jika kadar plasma protein kembali normal asitesnya akan menghilang walaupun hipertensi portal tetap ada.
Hipertensi portal ↓ volume intravaskular perfusi ginjal ↓ ↑ aktivitas plasma rennin aldosteron ↑. Aldosteron berperan dalam mengatur keseimbangan elektrolit terutama Na+. Dengan peningkatan aldostreron resistensi Na+ retensi cairan.
TERIM
A KASIH