Click here to load reader
Upload
sri-haryati
View
222
Download
29
Embed Size (px)
Citation preview
LAPORAN PRAKTIKUMKI 5275 PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK
PERCOBAAN 6
HIDROKARBON : SIFAT DAN REAKSI KIMIA
Disusun oleh :SRI HARYATI
(NIM : 90514003)
Tanggal Percobaan:
18 Februari 2015
Tanggal Penyerahan Laporan
:25 Februari
2015Nama Asisten :
LABORATORIUM KIMIA – BSC A
PROGRAM STUDI MAGISTER PENGAJARAN KIMIAFPMIPA ITB
2015
PERCOBAAN 6
HIDROKARBON : SIFAT DAN REAKSI KIMIA
DATA PERCOBAAN :
a) Sifat Fisik
Nama senyawaKelarutan
dalam air
Indeks bias
(dalam air)
Kelarutan
dalam
n-heksana
Indeks bias
(dalam n-
heksana)
n-heksana Tidak larut 1,33 Larut 1,376
Sikloheksana Tidak larut 1,33 Larut 1,405
Sikloheksena Tidak larut 1,33 Larut --
Toluen Tidak larut 1,33 Larut --
Senyawa yang di uji Kelarutan dalam n-heksana
A Larut
B Larut
C Larut
D Larut
b) Reaksi Kimia
1. Reaksi dengan Brom
Warna brom : cokelat kemerahan
Nama SenyawaWarna larutan
(setelah ditambahkan brom)Keterangan
n-heksana Jingga muda
Sikloheksana Jingga kecokelatan
Sikloheksena Warna brom hilang
Toluen Jingga, kemudian memudar dan
akhirnya menjadi bening
Reaksinya lambat
untuk menjadi bening
Reaksi Brom terhadap senyawa tak dikenal (A / B/ C/ D)
Senyawa yang di
uji
Warna larutan
(setelah ditambahkan brom)
Perkiraan nama
senyawa setelah
sampel dibandingkan
A Jingga kecokelatan Sikloheksana
B Jingga kecokelatan Sikloheksana
C Jingga menjadi bening Toluen
D Jingga muda n-heksana
2. Reaksi dengan KMnO4
Nama SenyawaWarna larutan
(setelah ditambahkan KMnO4)Keterangan
n-heksana Ungu + bening 2 fasa
Sikloheksana Ungu + bening 2 fasa
Sikloheksena Terbentuk endapan cokelat
Toluen Ungu + bening 2 fasa
Reaksi KMnO4 terhadap senyawa tak dikenal (A / B/ C/ D)
Senyawa yang di
uji
Warna larutan
(setelah ditambahkan brom)
Perkiraan nama senyawa
setelah sampel
dibandingkan
A Ungu + bening Tak dapat diidentifikasi
B Ungu + bening Tak dapat diidentifikasi
C Ungu + bening Tak dapat diidentifikasi
D Ungu + bening Tak dapat diidentifikasi
3. Reaksi dengan asam sulfat pekat
Nama SenyawaWarna larutan
(setelah ditambahkan Asam sulfat pekat)Keterangan
n-heksana kuning + bening 2 fasa
Sikloheksana Bening 1 fasa
Sikloheksena Hitam 1 fasa
Toluen Ungu + bening 2 fasa
Reaksi asam sulfat pekat terhadap senyawa tak dikenal (A / B/ C/ D)
Senyawa yang di
uji
Warna larutan
(setelah ditambahkan asam sulfat)
Perkiraan nama senyawa
setelah sampel
dibandingkan
A Bening Sikloheksana
B Bening Sikloheksana
C Ungu+bening Toluen
D kuning+bening n-heksana
4. Reaksi Nitrasi terhadap senyawa aromatik
Tabung reaksi ke- Campuran larutan Pengamatan
1
1 mL larutan toluena +
tetes demi tetes (10 tetes)
HNO3
Bening tapi 2 fasa
2
1 mL larutan fenol dalam
etanol + tetes demi tetes
(10 tetes) HNO3
Terbentuk endapan putih
3
1 mL larutan 2-naftol
dalam etanol + tetes demi
tetes (10 tetes) HNO3
Terbentuk endapan
cokelat
PEMBAHASAN :
Senyawa hidrokarbon dapat dikelompokkan sebagai berikut :
Dari segi sifat fisiknya, hidrokarbon merupakan molekul yang kurang polar atau
tidak polar. Hal ini dibuktikan dalam percobaan ini dengan mengamati kelarutan
senyawa hidrokarbon tersebut dalam air dan dalam n-heksana. Senyawa hidrokarbon
yang di uji dalam percobaan adalah n-heksana, sikloheksana, sikloheksena, dan toluen
yang semuanya bening.
Hasil pengamatan dari percobaan, didapatkan bahwa semua senyawa hidrokarbon
yang di uji tidak larut dalam air tetapi larut dalam n-heksana. Untuk pengujian
selanjutnya yaitu menentukan indeks biasnya dengan menggunakan alat refraktometer,
dari hasil pengukurannya ternyata indeks bias semua senyawa dalam air nilainya 1,33
kemudian indeks bias senyawa dalm n-heksana yang dapat diukur hanyalah n-heksana
(indeks bias 1,376) dan sikloheksana ( indeks bias 1,405). Karena larutannya lebih keruh
atau partikel yang terlarut lebih besar ukurannya, maka senyawa sikloheksena dan toluen
tidak terbaca indeks biasnya oleh refraktometer. Hasil percobaan kelarutan ini
menunjukkan sifat non polar dari senyawa hidrokarbon yang di uji, jadi tidak larut ketika
dicampurkan dengan air dan karena n-heksana merupakan pelarut non-polar maka
senyawa hidrokarbon tersebut larut dalam n-heksana.
Dengan menggunakan cara pengujian yang sama dengan keempat sampel senyawa
hidrokarbon di atas, maka diketahui dari data percobaan bahwa sampel A, B, C, D yang
merupakan senyawa hidrokarbon dan tidak diketahui nama zatnya ternyata semuanya
larut dalam n-heksana. Ini berarti bahwa semua sampel zat yang tidak diketahui tersebut
merupakan senyawa hidrokarbon non polar.
Pada percobaan kedua bertujuan untuk mengetahui sifat kimia senyawa hidrokarbon.
Percobaan pertama adalah reaksi dengan brom. Pengamatan reaksi yang di uji brom
yaitu mengamati reaksi halogenasi hidrokarbon dari perubahan warnanya. Hasil
percobaannya terlihat bahwa hanya sikloheksena yang bereaksi cepat terhadap brom
diantara senyawa lainnya. Indikator terjadinya reaksi adalah hilangnya warna bromin
setelah ditambahkan pada sikloheksena.
Reaksi brom yang terjadi pada sikloheksena berlangsung cepat tanpa katalis.
Reaksinya merupakan reaksi adisi elektrofilik. Reaksinya sebagai berikut :
Mekanisme untuk reaksi antara sikloheksena dan bromida adalah sebagai berikut :
Bromida sebagai elektrofil terpolarisasi oleh ikatan pi yang mendekat pada
sikloheksen
Versi sederhana dari mekanisme tersebut:
Versi alternatif dari mekanisme tersebut:
Pada tingkat pertama dari reaksi, salah satu atom bromida tertarik ke kedua atom karbon
dengan muatan positif pada atom bromida. Terbentuklah ion bromonium.
Ion bromonium lalu diserang dari belakang oleh ion bromida yang telah terbentuk pada
reaksi sebelumnya.
Reaksi brom selanjutnya yaitu pada toluen yang merubah warna brom menjadi pudar
dan akhirnya bening, tetapi memerlukan waktu (± 2 menit). Toluen merupakan salah satu
senyawa aromatik, oleh karena itu toluen bereaksi dengan brom melalui reaksi substitusi.
Pada percobaan yang telah dilakukan, reaksi substitusi ini ( brom terhadap toluen ) lebih
lambat daripada reaksi adisi brom terhadap sikloheksena. Reaksinya dapat digambarkan
sebagai berikut :
Pada senyawa lainnya yang diuji yaitu n-heksana dan sikloheksana, brom tidak
bereaksi, karena dua zat tersebut termasuk alkana yang tidak mempunyai ikatan rangkap.
Reaksi brom dengan alkana dapat menjalani reaksi substitusi, namun membutuhkan
panas atau sinar ultraviolet.
Percobaan reaksi brom selanjutnya yaitu terhadap zat yang tak dikenal. Pada zat A,
B dan D menghasilkan warna jingga kecokelatan atau hampir sama dengan warna brom
yang dicampurkan dalam air, namun warna jingga pada D lebih muda. Setelah
dibandingkan dengan sampel sebelumnya ternyata warna A dan B setelah diteteskan
brom sama dengan sikloheksana dan tidak bereaksi. Ini berarti bahwa sampel A dan B
adalah sikloheksana. Sedangkan sampel D menyerupai campuran brom dengan n-
heksana, sehingga diperkirakan bahwa sampel D adalah n-heksana.
Reaksi Brom pada zat C menghasilkan warna jingga kemudian menjadi bening, hal
ini sama dengan reaksi pada toluen, sehingga dapat dipastikan bahwa zat C adalah toluen.
Percobaan kedua untuk mengetahui reaksi kimia senyawa hidrokarbon yaitu
menggunakan Kalium Permanganat (KMnO4). Pada percobaan, dilakukan dengan cara
menambahkan 10 tetes KMnO4 1% pada 10 tetes senyawa yang diuji. Pada sikloheksena,
larutan campurannya dengan KMnO4 menjadi terbentuk endapan cokelat. Hal ini terjadi
karena warna ungu kalium permanganat (biloks Mn +7, ungu) direduksi menjadi endapan
cokelat mangan dioksida (biloks Mn +4, cokelat). Pada saat sikloheksena dioksidasi oleh
KMnO4, reaksi ini menghasilkan diol geminal. Reaksinya sebagai berikut :
Larutan pereaksi KMnO4 pada n-heksana, sikloheksana dan toluen menghasilkan
warna ungu dan bening yang terpisah dalam dua fasa. Hal ini menunjukkan bahwa n-
heksana, sikloheksana yang termasuk alkana bersifat jenuh dan toluen yang termasuk
senyawa aromatis tidak dapat bereaksi dengan larutan kalium permanganat encer
( larutan yang digunakan KMnO4 1% ). Terbentuknya dua fasa dikarenakan kalium
permanganat larut dalam air, tetapi air ataupun kalium permanganat tidak larut dalam
hidrokarbon.
Reaksi KMnO4 selanjutnya yaitu terhadap sampel zat yang tak dikenal. Dari hasil
percobaan ternyata semua sampel menghasilkan warna ungu dan bening, sehingga
praktikan tidak dapat mengidentifikasi nama-nama sampel dengan reaksi ini. Namun
yang dapat dipastikan adalah bahwa sampel-sampel tersebut termasuk alkana atau
senyawa aromatis.
Percobaan ketiga untuk mengetahui reaksi kimia senyawa hidrokarbon yaitu
menggunakan asam sulfat pekat. Dari hasil percobaan didapatkan data bahwa n-heksana
setelah direaksikan dengan asam sulfat pekat menjadi berwarna kuning dan bening ( 2
fasa). Hal ini disebabkan karena n-heksana bersifat jenuh, sehingga mempunyai sifat
sukar bereaksi dibandingkan dengan senyawa organik lain yang memiliki gugus
fungsional sekalipun direaksikan dengan asam sulfat. Terdiri dari 2 fase larutan terjadi
karena n-heksana bersifat non polar dan asam sulfat bersifat polar sehingga tidak dapat
bercampur secara homogen, selain itu massa jenis n-heksana lebih rendah daripada asam
sulfat, maka larutan n-heksana di bagian atas dan asam sulfat di bawahnya.
Pengujian reaksi terhadap sikloheksana juga tidak terjadi reaksi, karena semua
senyawa alifatik dan siklik yang telah jenuh seperti n-heksana dan sikloheksana tidak
mampu lagi mengalami adisi ataupun reaksi lainnya.
Berbeda dengan sikloheksena dan toluen, kedua senyawa ini bereaksi dengan asam
sulfat pekat. Pada percobaan reaksi sikloheksena dengan asam sulfat pekat pada suhu
kamar dihasilkan suatu asam alkil sulfonat dan dihasilkan warna hitam. Asam alkil
sulfonat sangat polar dan larut dalam asam sulfat yang polar dengan sedikit pengadukan.
Sikloheksena yang non polar tidak larut dalam asam sulfat pekat, tetapi larut ketika
bereaksi dengan asam alkil sulfonat yang dihasilkan dari reaksi adisi elektrofilik antara
sikloheksena dan asam sulfat pekat. Mekanisme reaksinya sebagai berikut:
ikatan pi putus dan pasangan elektronnya digunakan untuk membentuk ikatan
dengan atom hidrogen;
elektron-elektron pada ikatan hidrogen-oksigen didorong bergerak menuju atom
oksigen menghasilkan muatan negatif sepenuhnya;
atom karbon paling bawah pada ikatan C=C asal menjadi bermuatan positif karena
elektron yang biasanya dialirkan menuju ikatan pi dialihkan untuk membentuk
ikatan baru.
Pada tahap kedua, pasangan elektron bebas pada oksigen yang bermuatan negatif
tertarik bergerak menuju karbon yang bermuatan positif dan membentuk ikatan.
Pada reaksi toluen dengan asam sulfat pekat dihasilkan larutan 2 fasa yaitu terdapat
warna ungu dan bening. Toluen yang merupakan senyawa aromatis dapat mengalami
reaksi substitusi dengan asam sulfat namun agak lambat pada suhu kamar, dimana atom
hidrogen yang terikat pada cincin aromatik toluen digantikan oleh gugus sulfonat (-
SO3H) dengan posisi orto atau para, karena –CH3 pada toluen adalah pengarah -orto atau
-para.
Reaksi asam sulfat pekat terhadap senyawa tak dikenal (A / B/ C/ D) didapatkan data
bahwa senyawa A dan B tetap bening, sedangkan C menghasilkan warna ungu-bening,
dan D menghasilkan warna kuning-bening. Dengan membandingkan data dari sampel
pembanding, diperkirakan senyawa A dan B adalah sikloheksena, C adalah toluen
sedangkan D adalah n-heksana.
Percobaan keempat untuk mengetahui reaksi kimia senyawa hidrokarbon yaitu
reaksi nitrasi terhadap senyawa aromatik. Reaksi dilakukan setelah senyawa aromatik
dicampurkan dalam pelarut etanol karena pereaksi HNO3 sangat reaktif pada reaksi
nitrasi. Senyawa aromatik yang dinitrasi yaitu toluen dalam etanol (tabung 1), fenol
dalam etanol (tabung 2) dan 2-naftol dalam etanol (tabung 3). Hasil percobaan yang
diperoleh semuanya bereaksi. Karena gugus-gugus pada senyawa aromatik itu adalah
pengarah –orto atau -para maka reaksinya sebagai berikut :
(1) Toluena
(2) Fenol
(3) 2-naftol
KESIMPULAN :
Dari hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa : Senyawa hidrokarbon merupakan senyawa non-polar sehingga tidak larut dalam air
dan larut dalam n-heksena karena kepolarannya. Semua senyawa hidrokarbon alifatik maupun siklik yang jenuh tidak dapat menjalani
reaksi addisi maupun substitusi. Brom dapat bereaksi cepat terhadap alkena dengan indikator hilangnya warna brom Reaksi uji dengan KMnO4 tidak dapat membedakan senyawa alifatik maupun siklik
yang jenuh. Sedangkan pada sikoheksena (senyawa aromatik) menghasilkan endapan cokelat.
Asam sulfat dapat bereaksi dengan sikloheksena melalui reaksi addisi elektrofilik. Sedangkan pada toluena dapat bereaksi melalui reaksi substitusi.
Senyawa aromatik melalui reaksi nitrasi dapat bereaksi yang menghasilkan produk terbanyaknya di posisi substitusi –orto atau -para.
dafpus
http://kelkim82011a.blogspot.com/2012/12/identifikasi-hidrokarbon.html
http://nurul.kimia.upi.edu/arsipkuliah/web2013/1105019/benzena3.html
PERCOBAAN 7
ALKIL HALIDA : REAKSI SUBSTITUSI NUKLEOFILIK
DATA PERCOBAAN :
Pengaruh Struktur Terhadap Kereaktifan Reaksi SN1 dan SN2
a. NaI dalam aseton
NAMA SENYAWA
YANG DI UJI
PENGAMATAN
(setelah ditambahkan 1mL larutan 18% NaI
dalam aseton)
KETERANGAN
1-klorobutana Ada endapan putih setelah dipanaskan Tidak ada
endapan sebelum
dipanaskan
2-klorobutana Ada endapan putih setelah dipanaskan
2-bromobenzol Ada endapan putih setelah dipanaskan
b. Larutan 1% AgNO3 dalam etanol
NAMA SENYAWA
YANG DI UJI
PENGAMATAN
(setelah ditambahkan 1mL larutan 1% AgNO3
dalam etanol)
KETERANGAN
1-klorobutana o Sebelum dipanaskan larutan menjadi keruh
dalam waktu 1 menit; 5 menit kemudian
dipanaskan,
o Terbentuk endapan setelah dipanaskan
selama 5 menit.
2-klorobutana o Sebelum dipanaskan larutan menjadi keruh
dalam waktu 10 detik; 5 menit kemudian
dipanaskan,
o Terbentuk endapan setelah dipanaskan
selama 5 menit.
2-bromobenzol o Sebelum dipanaskan larutannya bening
o Terbentuk endapan setelah dipanaskan
selama 5 menit.
c. Larutan 1% AgNO3 dalam campuran etanol : air (1:1)
NAMA SENYAWA PENGAMATAN KETERANGAN
YANG DI UJI(setelah ditambahkan 1mL larutan 1% AgNO3
dalam etanol : air )
1-klorobutana o Larutannya bening
2-klorobutana o Larutannya bening
o Keruh setelah dipanaskan
2-bromobenzol o Larutannya bening
PEMBAHASAN :
KESIMPULAN :
PERCOBAAN 8 :
ALKOHOL DAN FENOL : SIFAT DAN REAKSI KIMIA
DATA PENGAMATAN :
1. Kelarutan Alkohol dan Fenol
SENYAWA
YANG DI UJI
KELARUTAN
DALAM AIR
KELARUTAN
DALAM n-Heksana
Etanol Larut Tidak Larut
1-propanol Larut Larut
2-propanol Larut Larut
n-butanol Tidak Larut Tidak Larut
Ters-butanol Larut Tidak Larut
Sikloheksanol Tidak Larut Larut
Fenol Tidak Larut Larut
2. Uji Lucas
3. Uji dengan Natrium
4. Reaksi dengan Alkali
5. Keasaman
6. Uji Besi (III) Klorida
7. Reaksi Fenol dengan Air Brom
PEMBAHASAN :
KESIMPULAN :
PERCOBAAN 9 :
DATA PENGAMATAN :
1. UJI ASAM KROMAT
SENYAWA YANG DI UJIPENGAMATAN SETELAH
DITAMBAHKAN ASAM KROMAT
3-pentanon Cokelat kekuningan
Sikloheksanon Cokelat kekuningan (lebih tua)
Aseton Cokelat kekuningan (lebih muda)
Benzaldehid Cokelat kekuningan (lebih muda)
Formaldehid Biru
Uji asam kromat terhadap senyawa yang tak dikenal :
SENYAWA
YANG DI UJI
PENGAMATAN
SETELAH DITAMBAHKAN
ASAM KROMAT
PERKIRAAN
NAMA SENYAWA
I Cokelat kekuningan (lebih muda) Aseton
II Cokelat kekuningan (lebih muda) Benzaldehid
III Cokelat kekuningan (lebih tua) Sikloheksanon
IV Biru Formaldehid
2. UJI TOLLENS
SENYAWA YANG DI UJIPENGAMATAN SETELAH
DITAMBAHKAN REAGEN TOLLENS
3-pentanon Negatif
Sikloheksanon Negatif
Aseton Negatif
Benzaldehid Positif, terbentuk cermin perak
Formaldehid Positif, terbentuk cermin perak
Uji Tollens terhadap senyawa tak dikenal :
SENYAWA
YANG DI UJI
PENGAMATAN
SETELAH DITAMBAHKAN
REAGEN TOLLENS
PERKIRAAN
NAMA SENYAWA
I Negatif Aseton
II Positif, terbentuk cermin perak Benzaldehid
III Negatif Sikloheksanon
IV Positif, terbentuk cermin perak Formaldehid
3. UJI IODOFORM
SENYAWA
YANG DI UJI
PENGAMATAN 1
(5 tetes sampel + 2 mL
air + dioksan)
PENGAMATAN 2
Sampel pengamatan 1+ 2 mL NaOH 6
M, diaduk-dipanaskan 4 menit +
tetesan KI
3-pentanon 2 fasa, lapisan atas keruh kuning
Sikloheksanon Larutan keruh (++) kuning; larutan jernih
Aseton Larutan keruh (+) Endapan kuning; larutan jernih
Benzaldehid Larutan keruh (+++) Bening; ada cincin kuning
Formaldehid Bening Bening
Uji Iodoform terhadap senyawa tak dikenal :
SENYAWA
YANG DI UJI
PENGAMATAN
SETELAH DITAMBAHKAN
REAGEN TOLLENS
PERKIRAAN
NAMA SENYAWA
I Endapan kuning; larutan jernih Aseton
II Bening; ada cincin kuning Benzaldehid
III Kuning; keruh Sikloheksanon
IV bening Formaldehid
4. UJI 2,4 DINITROFENIL HIDRAZIN
SENYAWA YANG DI UJI
PENGAMATAN SETELAH
DITAMBAHKAN 2,4 DINITROFENIL
HIDRAZIN
3-pentanon Oranye
Sikloheksanon Oranye
Aseton Kuning (++)
Benzaldehid Kuning (+)
Formaldehid Kuning terang
Uji 2,4 dinitrofenil hidrazin terhadap senyawa yang tak dikenal :
SENYAWA
YANG DI UJI
PENGAMATAN
SETELAH DITAMBAHKAN
2,4 DINITROFENIL HIDRAZIN
PERKIRAAN
NAMA SENYAWA
I Kuning (++) Aseton
II Kuning (+) Benzaldehid
III Oranye Sikloheksanon
IV Kuning terang Formaldehid
PEMBAHASAN :
Aldehid dan keton mempunyai gugus fungsi karbonil (C=O) yang berikatan rangkap
dua dengan oksigen. Pada percobaan ini, direaksikan beberapa reagen untuk melihat
perbedaaan reaksi pada senyawa yang mempunyai gugus fungsi aldehid dan keton.
Senyawa yang di uji antara lain 3-pentanon, sikloheksanon, aseton, benzaldehid dan
formaldehid.
Percobaan pertama yaitu uji asam kromat.
Percobaan kedua yaitu uji tollens. Sebagai reagen dalam uji tollens ini adalah
AgNO3 9% yang akan mengoksidasi sampel dan membentuk cermin perak akibat ion
Ag+ yang tereduksi menjadi perak sebagai tanda bahwa suatu sampel memiliki gugus
aldehid. Uji positif ditandai dengan terbentuknya cermin perak. Dari hasil percobaan,
didapatkan bahwa yang mengandung gugus aldehid adalah benzaldehid dan formaldehid
karena hasil reaksinya positif membentuk endapan cermin perak. Reaksinya sebagai
berikut :
KESIMPULAN :
Dari percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa :