Upload
others
View
4
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah - BBKPM Bandung 2019 i
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah - BBKPM Bandung 2019 i
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, marilah kita bersama-
sama tetap melaksanakan amanah dalam bidang tugas kita masing-masing di bidang
kesehatan paru masyarakat bagi kepentingan Negara, Nusa Bangsa yang kita cintai.
Sesuai dengan amanah Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang
Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme dan
sebagai tindak lanjut dari Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang petunjuk teknis Perjanjian Kinerja,
Pelaporan Kinerja dan tata cara reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, serta
implementasi Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 2416/Menkes/Per/XII/2011 tentang
Petunjuk Pelaksanaan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kerja Kementerian
Kesehatan RI, yang mewajibkan setiap pimpinan satuan kerja untuk
mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas dan fungsi serta pemanfaatan sumber daya
yang dipercayakan kepadanya setiap tahun dalam bentuk Laporan Akuntabilitas Kinerja.
Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat Bandung yang mempunyai tugas
melaksanakan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pelayanan kesehatan, penunjang
kesehatan, promosi kesehatan dan kemitraan serta pengembangan sumber daya di bidang
kesehatan paru masyarakat, dalam rangka memenuhi kewajiban tersebut di atas, kami
telah berusaha menyajikan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)
BBKPM Bandung Tahun Anggaran 2019.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat Bandung ini
merupakan wujud pertanggungjawaban pelaksanaan Perencanaan Strategis, yang berisi
informasi tentang keberhasilan maupun kegagalan pencapaian sasaran yang telah
ditetapkan, termasuk hambatan yang dihadapi dan pemecahan masalahnya.
Akhirnya kami sampaikan terima kasih dan penghargaan kepada semua pihak yang
telah bekerja keras dalam penyusunan laporan ini.
Bandung, Januari 2020
Kepala,
drg. Maya Marinda Montain, M.Kes NIP. 196908041994032009
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah - BBKPM Bandung 2019 ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ……………………………………………………………… i
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………… ii
DAFTAR TABEL …………………………………………………………………… iii
DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………………… v
DAFTAR GRAFIK ……………………………………………………………… vi
IKHTISAR EKSEKUTIF ………………………………………………………… vii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Maksud dan Tujuan .............................................................................. 4
C. Tugas Pokok, Fungsi dan Struktur Organisasi ..................................... 4
D. Kegiatan BBKPM Bandung ................................................................. 7
E. Sistimatika Penulisan ........................................................................... 13
BAB II PERENCANAAN KINERJA
A. Rencana Kerja Tahunan...................................................................... 14
B. Perjanjian Kinerja ................................................................................ 20
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
A. Capaian Kinerja Organisasi .............................................................. 22
B. Realisasi Anggaran ......................................................................... 49
BAB IV PENUTUP ......................................................................................... 52
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Perjanjian Kinerja ........................................................................................ 53
Form Pengukuran Kinerja (PK) ..................................................................... 56
Perbandingan Capaian IKU BBKPM Bandung Tahun 2017 dan 2018 .......... 57
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah - BBKPM Bandung 2019 iii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Sasaran Strategis dan Key Performance Indicator ………………….…… 17
Tabel 2.2 Key Performance Indicator dan Target Tahunan ……………………… 18
Tabel 2.3 Rencana Kerja Tahunan BBKPM Bandung Tahun Anggaran 2019 ……. 19
Tabel 2.4 Perjanjian Kinerja BBKPM Bandung Tahun Anggaran 2019 ………....... 20
Tabel 2.5 Rincian Pagu Anggaran BBKPM Bandung Tahun 2019 ………............... 21
Tabel 3.1 Pengukuran Pencapaian Kinerja BBKPM Bandung 2019 ………………. 22
Tabel 3.2 Capaian Indikator Jumlah Pendapatan ……………………………….… 24
Tabel 3.3 Perbandingan Realisasi Pendapatan Tahun Anggaran 2018 dan 2019 … 24
Tabel 3.4 Jumlah Kunjungan dan Pemeriksaan di BBKPM Bandung 2019 ……….. 24
Tabel 3.5 Capaian Indikator Persentase Kepuasan Pasien
Pelayanan Kesehatan Paru …………………………………………….. 29
Tabel 3.6 Hasil Survey Kepuasan Pelanggan BBKPM Bandung Tahun 2019 ….…. 29
Tabel 3.7 Capaian Indikator Persentase Kepuasan Lembaga/Institusi ………….…. 30
Tabel 3.8 Capaian Indikator Persentase Kepuasan Peserta Peneliti dan Diklat …... 31
Tabel 3.9 Capaian Indikator Persentase Kepuasan Pegawai BBKPM Bandung …... 31
Tabel 3.10 Capaian Indikator Persentase Penelitian Kesehatan Paru
Terimplementasi ……………………………………….………..…………. 32
Tabel 3.11 Capaian Indikator Persentase terlaksananya pendidikan
dan pelatihan kesehatan paru …………………………………….... 32
Tabel 3.12 Target dan Realisasi Diklat Kesehatan Paru BBKPM Bandung ………... 33
Tabel 3.13 Capaian Indikator Akreditasi Kelembagaan BBKPM Bandung ………... 35
Tabel 3.14 Capaian Indikator Persentase Tindak lanjut hasil temuan
Audit Sistem Manajemen ……………………………………..………... 36
Tabel 3.15 Capaian Indikator Persentase Tindak Lanjut Hasil Temuan
Audit Keuangan …………………………………………...........…….... 36
Tabel 3.16 Capaian Indikator Persentase Layanan Pasien Asma-PPOK ………….... 37
Tabel 3.17 Capaian Indikator Tersusun dan Terimplementasinya Program
Pembinaan Wilayah Kerja BBKPM Bandung di 13 Provinsi …………... 39
Tabel 3.18 Daftar Perjanjian Kerjasama Lembaga BBKPM Bandung ..…………..... 39
Tabel 3.19 Capaian Indikator MoU/Kerjasama Terimplementasi …………….…... 40
Tabel 3.20 Capaian Indikator Persentase Waktu Layanan …………………..…..... 41
Tabel 3.21 Capaian Indikator Persentase Utilisasi Sumber Daya Manusia ……….... 41
Tabel 3.22 Capaian Indikator Persentase Utilisasi Peralatan Layanan
Kesehatan Paru …................................................................................... 41
Tabel 3.23 Capaian Indikator Persentase Pengembangan Sarana dan
Prasarana Gedung Layanan Kesehatan Paru ….................................. 42
Tabel 3.24 Capaian Indikator Persentase Peralatan Utama dan Penunjang
Kesehatan Paru Sesuai Best Practice ……………………………….... 43
Tabel 3.25 Capaian Indikator Kelengkapan Peralatan & Sarana Kesehatan
Paru Untuk Aktivitas Di Luar Gedung ….............................................. 44
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah - BBKPM Bandung 2019 iv
Tabel 3.26 Rekapitulasi Penilaian Kinerja dan Insentif Pegawai ………………….… 44
Tabel 3.27 Capaian Indikator Persentase Penilaian Kinerja dan Insentif Pegawai … 45
Tabel 3.28 SDM BBKPM Bandung Kondisi 31 Desember 2019 …………………....... 45
Tabel 3.29 Capaian Indikator Persentase SDM sesuai dengan kebutuhan ……....... 46
Tabel 3.30 Capaian Indikator Persentase Tersusunnya dan Terimplementasinya
Roadmap Pengembangan Sistem Informasi BBKPM Terintegrasi …….. 47
Tabel 3.31 Capaian Indikator Persentase Terkoneksinya Sistem Informasi
BBKPM Dengan Sistem Rujukan Antar Rumah Sakit ………………… 48
Tabel 3.32 Capaian Indikator Persentase Personil yang Kompeten .......................... 49
Tabel 3.33 Realisasi Anggaran BBKPM Bandung Tahun Anggaran 2019 ………...... 50
Tabel 3.34 Realisasi Anggaran Belanja BBKPM Bandung Tahun 2019
Berdasarkan Output Kegiatan dan Sumber Dana …………….……..... 50
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah - BBKPM Bandung 2019 v
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Struktur Organisasi BBKPM Bandung ………………………..…… 7
Gambar 2.1 Peta Strategi BBKPM Bandung ………………………………..…… 16
Gambar 3.3 Sertifikat ISO 9001:2015 BBKPM Bandung ………………….…… 35
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah - BBKPM Bandung 2019 vi
DAFTAR GRAFIK
Grafik 3.1 Tingkat Kepuasan Pasien BBKPM Bandung Tahun 2019 .…………… 30
Grafik 3.2 Jumlah Kunjungan Klinik ASPOTahun 2019 .………………………..… 37
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah - BBKPM Bandung 2019 vii
IKHTISAR EKSEKUTIF
Laporan Akuntabilitas Kinerja BBKPM Bandung Tahun 2019 secara garis besar berisikan informasi rencana kinerja dan pencapaian kinerja yang telah dicapai selama Tahun Anggaran 2019. Rencana Kinerja Tahunan 2019 merupakan upaya pencapaian kinerja program dan kegiatan yang ingin dicapai selama tahun 2019 yang mengacu pada tugas dan fungsi serta Rencana Strategi Bisnis (RSB) BBKPM Bandung tahun 2014-2019.
Fungsi utama Laporan Akuntabilitas adalah sarana menyampaikan
pertanggungjawaban kinerja pelaksanaan Perencanaan Strategis (Renstra), yang berisi informasi tentang keberhasilan maupun kegagalan pencapaian sasaran yang telah ditetapkan, termasuk hambatan yang dihadapi dan pemecahan masalahnya.
Dari 24 indikator kinerja pada 10 sasaran strategis BBKPM Bandung yang
diperjanjikan oleh Kepala BBKPM Bandung pada dokumen Perjanjian Kinerja Tahun 2019, terdapat 21 indikator kinerja yang tercapai atau melebihi target yaitu :
1. Jumlah Pendapatan tercapai Rp.15.740.232.819,- (104,10%) dari target sebesar Rp.
15.120.000.000,-. 2. Persentase kepuasan pasien pelayanan kesehatan paru tercapai 87,50% dari target
85% 3. Persentase kepuasan lembaga/institusi tercapai 96,25 % dari target 85% 4. Persentase kepuasan peserta peneliti dan diklat tercapai 90,36% dari target 85% 5. Persentase kepuasan pegawai BBKPM Bandung tercapai 87,30% dari target 85% 6. Persentase Penelitian kesehatan paru terimplementasi tercapai 100% dari target
100% 7. Persentase Terlaksananya Pendidikan dan Pelatihan Kesehatan Paru tercapai
136,9% dari target 100% 8. Akreditasi kelembagaan tercapai 100% dari target 100% 9. Persentase tindak lanjut hasil temuan audit keuangan tercapai 100,96% dari target
100% 10. Persentase layanan pasien asma dan PPOK tercapai 100% dari target 100% 11. Tersusun dan terimplementasinya program pembinaan wilayah kerja BBKPM
Bandung di 13 provinsi tercapai 11 provinsi dari target 3 provinsi 12. MOU/kerjasama terimplementasi tercapai 36 dari target 30 MOU/kerjasama 13. Persentase waktu layanan tercapai 89,03% dari target 85% 14. Persentase utilisasi sumber daya manusia tercapai 87,39% dari target 80% 15. Persentase utilisasi peralatan layanan kesehatan paru tercapai 91,75% dari target
75% 16. Persentase pengembangan sarana dan prasarana gedung Layanan kesehatan paru
tercapai 100% dari target 100%. 17. Persentase peralatan utama dan penunjang kesehatan paru sesuai best practice
(kuantitas) tercapai 100% dari target 100% 18. Persentase kelengkapan peralatan & sarana kesehatan paru untuk aktivitas di luar
gedung tercapai 100% dari target 100% 19. Persentase tersusunnya dan terimplementasinya roadmap pengembangan sistem
informasi BBKPM terintegrasi tercapai 100% dari target 100% 20. Persentase terkoneksinya sistem informasi BBKPM dengan sistem rujukan antar
rumah sakit se Bandung Raya (SPGDT) tercapai 100% dari target 100% 21. Persentase personil yang kompeten tercapai 98,37% dari target 97%
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah - BBKPM Bandung 2019 viii
Terdapat 3 indikator kinerja yang tidak mencapai target, yaitu :
1. Persentase tindak lanjut hasil temuan audit sistem manajemen tercapai 96,85% dari target 100%
2. Persentase penilaian kinerja dan insentif pegawai tercapai 97,94% dari target 100% 3. Persentase SDM sesuai dengan kebutuhan tercapai 89,67% dari target 90%
Realisasi Anggaran Belanja BBKPM Bandung Tahun Anggaran 2019 terserap
sebesar Rp. 39.480.049.927,- (94,09%) dari pagu anggaran sebesar Rp.41.958.163.000,-. Terdapat sisa pagu anggaran sebesar Rp. 2.478.113.073,- (5,91%) antara lain: Rp. 1.635.460.874,- (RM) dan Rp. 842.652.199,- (BLU) merupakan hasil efisiensi proses pengadaan baik langsung maupun konsolidasi seperti gas medis, limbah medis dan ATK, juga terdapat 4 unit peralatan kesehatan yang tidak jadi direalisasikan yaitu : 1 unit timbangan berat badan digital dan 3 unit alat ukur badan, sebagai efisiensi dikarenakan fungsi alat tersebut sudah ada pada alkes timbangan berat badan.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah - BBKPM Bandung 2019 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyelenggaraan negara yang bersih dan bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme
harus berpedoman pada azas umum penyelenggaraan negara yang meliputi azas
kepastian hukum, tertib penyelenggaraan negara, kepentingan umum, keterbukaan,
proporsionalitas dan akuntabilitas.
Azas akuntabilitas adalah azas yang menentukan bahwa setiap kegiatan dan hasil
akhir dari kegiatan penyelenggaraan negara harus dapat dipertanggungjawabkan kepada
masyarakat atau rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi negara sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Instruksi Presiden nomor 7 Tahun 1999 mewajibkan setiap Instansi Pemerintah
sebagai unsur penyelenggara pemerintahan termasuk Unit Pelaksana Teknis yang
merupakan satuan kerja mandiri wajib mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas
pokok dan fungsinya serta kewenangan pengelolaan sumber daya dan kebijaksanaan yang
dipercayakan kepadanya berdasarkan perencanaan strategi yang dirumuskan
sebelumnya.
Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat (BBKPM) Bandung merupakan Unit
Pelaksana Teknis Kementerian Kesehatan. BBKPM Bandung didirikan pada bulan
November tahun 1952, dengan nama Balai Penjelidikan dan Pemberantasan Penjakit
Paru-Paru (BP5) dengan tujuan sebagai pusat pemberantasan penyakit tuberculosis (TB).
Pada tahun 1974, BP5 berubah menjadi BP4 (Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru) dan
mengacu pada Keputusan Menteri Kesehatan RI No.144/Menkes/SK/IV/1978 tentang
Susunan Organisasi dan Tata Kerja Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru yang di
dalamnya mengatur tugas pokok, fungsi, klasifikasi dan Susunan Organisasi BP4.
Sehingga tugas pokok dan fungsi BP4 tidak hanya mengobati tuberkulosis tetapi juga
penyakit paru-paru lainnya. Kemudian merujuk pada Kepmenpan
No.62/KEP/M.PAN/7/2003 tentang Pedoman Organisasi Unit Pelaksana Teknis di
Lingkungan Departemen dan Lembaga Pemerintah Non Departemen, yang ditindaklanjuti
dengan Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor: 1352/MENKES/PER/IX/2005 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis di Bidang Kesehatan Paru Masyarakat,
menetapkan BP4 Bandung sebagai Balai Kesehatan Paru Masyarakat (BKPM) eselon 3b.
Pada tahun 2007 melalui Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor: 532/MENKES/PER/IV/2007 BKPM Bandung selanjutnya ditetapkan menjadi Balai
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah - BBKPM Bandung 2019 2
Besar Kesehatan Paru Masyarakat (BBKPM) eselon 2b, dengan tugas pokok
melaksanakan perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pelayanan kesehatan, penunjang
kesehatan, promosi kesehatan dan kemitraan serta pengembangan sumber daya di bidang
kesehatan masyarakat. Di dalam surat keputusan tersebut juga dinyatakan bahwa wilayah
kerja BBKPM Bandung meliputi 13 Provinsi yaitu seluruh Provinsi di Pulau Sumatera,
Provinsi Jawa Barat, Provinsi Banten dan Provinsi DKI Jakarta.
Kemudian pada tanggal 22 November 2011 melalui Peraturan Menteri Kesehatan
RI Nomor 2354/Menkes/Per/XI/2011 tentang Perubahan Permenkes Nomor
532/Menkes/Per/IV/2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Kesehatan Paru
Masyarakat (BBKPM), kedudukan BBKPM Bandung berada di bawah dan
bertanggungjawab kepada Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan.
BBKPM Bandung resmi menjadi Instansi Pemerintah di bawah Kementerian
Kesehatan yang menjalankan Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (PK-BLU)
melalui surat Kementerian Keuangan Nomor 58/MK.05/2011 tentang Penetapan Balai
Besar Kesehatan Paru Masyarakat Bandung Pada Kementerian Kesehatan RI sebagai
Instansi Pemerintah yang menerapkan Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum
pada tanggal 28 Februari 2011.
Seiring dengan perubahan struktur organisasi di lingkungan Kementerian
Kesehatan, terbit Peraturan Presiden Nomor 35 Tahun 2015 tentang Kementerian
Kesehatan dan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 64 Tahun 2015 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan, dalam peraturan tersebut Direktorat Jenderal Bina
Upaya Kesehatan berubah nama menjadi Direktorat Pelayanan Kesehatan, dengan
perubahan tersebut maka BBKPM Bandung saat ini berada di bawah koordinasi dan
bertanggung jawab kepada Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan.
Gedung utama BBKPM Bandung berlokasi di Jl. Cibadak No. 214 Kota Bandung,
BBKPM Bandung juga memiliki 2 (dua) Unit Pelayanan Fungsional (UPF) yang berada di
Cianjur dan Garut, yang melayani kesehatan paru masyarakat di kedua wilayah tersebut,
namun tetap berada dalam satu satuan kerja BBKPM Bandung.
Dalam menjalankan tugas pokok BBKPM Bandung jelas memiliki karakteristik
berbeda dengan Rumah Sakit ataupun layanan kesehatan lain, selain secara spesialistik
menangani penyakit paru sebagai layanan dan rujukan juga memiliki program
pemberdayaan kesehatan paru masyarakat, untuk itu diperlukan sumberdaya yang cukup
untuk mencapai Visi Misi yang telah di tetapkan. penjabaran visi dan misi dituangkan dalam
Rencana Strategis 5 tahunan disesuaikan dengan Rencana Strategis Kementerian
Kesehatan RI. Dari rencana strategis tersebut akan dijabarkan lagi dalam rencana kegiatan
tahunan yang merupakan tahapan-tahapan menuju pencapaian visi BBKPM Bandung.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah - BBKPM Bandung 2019 3
Dalam Rencana Strategis terdapat Sasaran Strategis yang berisi target-target yang
ditetapkan dan menjadi acuan kegiatan tahunan. Untuk mencapai target-terget tersebut
harus didukung oleh sumber daya yang cukup mencakup Sumber Daya Manusia (SDM),
Sarana dan prasarana serta pendanaan yang cukup.
SDM yang cukup dalam jumlah dan mutu akan menunjang keberhasilan kegiatan
dengan capaian jumlah dan mutu yang optimal. Sarana dan prasarana yang representatif
dibutuhkan untuk memfasilitasi kegiatan terlaksana tepat waktu dan tepat sasaran.
Pendanaan yang cukup adalah untuk memenuhi kebutuhan operasional kegiatan sehingga
output kegiatan sesuai dengan target dengan harapan, berhasil guna dan dapat dirasakan
dampaknya bagi masyarakat dan terhadap capaian pembangunan kesehatan.
Dalam pelaksanaan kegiatan tahunan seluruh komponen kegiatan mulai dari input,
proses dan output dituangkan dalam Rencana Kinerja Tahunan (RKT) yang bersumber dari
Rencana Strategis BBKPM lima tahunan disesuaikan dengan Anggaran Definitif yang
disahkan dalam DIPA/RKAKL 2019. Didalam pelaksanaannya, realisasi disesuaikan
dengan Rencana Pelaksanaan Kegiatan yang telah diatur dalam TOR. Realisasi kegiatan
tahunan akan dievaluasi setiap akhir tahun untuk mengetahui capaian kegiatan dan
anggaran terhadap target yang telah ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja Tahun 2019.
Hasil evaluasi kinerja didasarkan pada Sistem Akuntabilitas Kinerja (SAKIP) dan
dilaporkan dalam bentuk Laporan Akuntabilitas Kinerja (LAK) Balai Besar Kesehatan Paru
Masyarakat Bandung.
Adapun Dasar Hukum penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja ini adalah :
1) TAP MPR No. XI/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas
dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme;
2) UU No. 28 Th 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari
Korupsi, Kolusi dan Nepotisme;
3) Inpres No. 7 Th 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah;
4) Inpres No. 5 Th 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi;
5) PermenPAN dan RB No. 29 tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan
Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah;
6) Permenkes RI No. 2416/MENKES/PER/XII/2011 tentang Petunjuk Pelaksanaan
Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Kementerian Kesehatan;
7) PermenPAN dan RB Nomor 53 Tahun 2014 Tentang Petunjuk Teknis Perjanjian
Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi
Pemerintah.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah - BBKPM Bandung 2019 4
B. Maksud dan Tujuan
Dalam upaya mendorong terwujudnya pemerintahan yang baik (good governance),
pemerintah telah menetapkan Undang-undang Nomor 28 tahun 1999 tentang
penyelenggaraan negara yang bersih dan bebas korupsi, kolusi dan nepotisme yang
meliputi asas kepastian hukum, asas tertib penyelenggaraan negara, asas kepentingan
umum, asas keterbukaan, asas proporsionalitas, asas profesionalitas dan asas
akuntabilitas. Menurut penjelasan Undang-undang tersebut, asas akuntabilitas adalah asas
yang menentukan bahwa setiap kegiatan dan hasil akhir dari kegiatan harus dapat
dipertanggungjawabkan kepada masyarakat. Pertanggungjawaban dimaksud berupa
laporan yang disampaikan kepada atasan masing-masing, lembaga-lembaga pengawasan
dan penilai akuntabilitas, dan akhirnya disampaikan kepada Presiden selaku Kepala
Pemerintahan.
Tujuan disusunnya LAKIP adalah:
1) Untuk melihat gambaran mengenai tingkat keberhasilan dan kegagalan pencapaian
sasaran ataupun tujuan BBKPM Bandung sebagai instansi pemerintah sebagai
penjabaran dari visi, misi dan strategi yang mengindikasikan tingkat pelaksanaan
kegiatan-kegiatan sesuai dengan program dan kebijakan yang ditetapkan
2) Sebagai dasar penyusunan perencanaan kegiatan pada tahun berikutnya untuk
mencapai tujuan BBKPM Bandung
C. Tugas Pokok, Fungsi dan Struktur Organsasi
Sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor:
532/Menkes/Per/IV/2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Kesehatan Paru
Masyarakat Bandung sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 2354/Menkes/Per/XI/2011, Balai Besar Kesehatan Paru
Masyarakat Bandung mempunyai tugas pokok, fungsi dan struktur organisasi sebagai
berikut:
1. Tugas Pokok :
Melaksanakan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pelayanan kesehatan,
penunjang kesehatan, promosi kesehatan, dan kemitraan serta pengembangan sumber
daya di bidang kesehatan paru masyarakat.
2. Fungsi :
1) Perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pelayanan kesehatan rujukan paru
spesialistik dan atau subspesialistik yang berorientasi kesehatan masyarakat.
2) Perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pemberdayaan masyarakat dalam bidang
kesehatan paru.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah - BBKPM Bandung 2019 5
3) Perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi kemitraan dan pengembangan sumber
daya di bidang kesehatan paru masyarakat.
4) Perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pendidikan dan pelatihan teknis di bidang
kesehatan paru.
5) Perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi penelitian dan pengembangan kesehatan
paru.
6) Pelaksanaan urusan tata usaha.
Susunan Organisasi BBKPM Bandung terdiri atas :
a. Bidang Pelayanan dan Penunjang Kesehatan
Bidang Pelayanan dan Penunjang Kesehatan mempunyai tugas pokok
:melaksanakan perencanaan dan evaluasi di bidang pemeriksaan, pengobatan
danpelayanan rehabilitasi kesehatan paru spesialistik dan subspesialistik yang
berorientasi masyarakat serta rujukan dengan sarana pelayanan kesehatan. Dalam
melaksanakan tugas pokoknya, Bidang Pelayanan dan Penunjang Kesehatan
menyelenggarakan fungsi :
- Penyusunan perencanaan dan evaluasi pemeriksaan dan pengobatan
kesehatan paru masyarakat;
- Penyusunan perencanaan dan evaluasi pelayanan rehabilitasi kesehatan
parumasyarakat;
- Penyusunan perencanaan dan evaluasi pelayanan rujukan;
- Penyusunan perencanaan dan evaluasi kegiatan penunjang kesehatan;
- Penyusunan perencanaan pelaksanaan dan evaluasi kegiatan pemeliharaan dan
pengembangan sarana kesehatan;
Bidang Pelayanan dan penunjang Kesehatan terdiri dari :
a. Seksi Pelayanan Kesehatan
Seksi Pelayanan Kesehatan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan
penyusunan perencanaan dan evaluasi pemeriksaan dan pengobatan kesehatan
paru masyarakat, pelayanan rehabilitasi kesehatan paru masyarakat, serta
pelayanan rujukan.
b. Seksi Penunjang Kesehatan
Seksi Penunjang Kesehatan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan
penyusunan perencanaan dan evaluasi kegiatan penunjang kesehatan, serta
pelaksanaan kegiatan pemeliharaan dan pengembangan sarana kesehatan.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah - BBKPM Bandung 2019 6
b. Bidang Promosi Kesehatan dan Pengembangan Sumber Daya.
Bidang Promosi Kesehatan dan Pengembangan Sumber Daya mempunyai
tugas pokok : melaksanakan perencanaan dan evaluasi penyuluhan kesehatan
dankonseling pemberdayaan masyarakat, kerjasama, serta pengembangan sumber
dayadi bidang kesehatan paru masyarakat. Dalam melaksanakan tugas pokoknya,
Bidang Promosi Kesehatan dan Pengembangan Sumber Daya menyelenggarakan
fungsi :
- Penyusunan perencanaan dan evaluasi kegiatan penyuluhan kesehatan dan
konseling;
- Penyusunan perencanaan dan evaluasi kegiatan pemberdayaan masyarakat;
- Penyusunan perencanaan dan evaluasi kerjasama;
- Penyusunan perencanaan dan evaluasi kegiatan pengembangan sumber daya.
Bidang Promosi Kesehatan dan Pengembangan Sumber Daya terdiri atas :
a. Seksi Promosi Kesehatan
Seksi Promosi Kesehatan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan
penyusunan perencanaan dan evaluasi kegiatan penyuluhan kesehatan dan
konseling, pemberdayaan masyarakat dan kerjasama.
b. Seksi Pengembangan Sumber Daya
Seksi Pengembangan Sumber Daya mempunyai tugas melakukan penyiapan
bahan pengembangan sumber daya meliputi pendidikan, pelatihan, penelitian dan
pengembangan di bidang kesehatan paru masyarakat.
c. Bagian Tata Usaha
Bagian Tata Usaha mempunyai tugas melaksanakan penyusunan program,
pengelolaan informasi, evaluasi dan laporan, urusan tata usaha, keuangan,
kepegawaian, rumah tangga, perlengkapan.
Dalam melaksanakan tugasnya, Bagian Tata Usaha menyelenggarakan fungsi :
- Pelaksanaan penyusunan rencana program dan anggaran, penyajian informasi,
evaluasi dan laporan;
- Pelaksanaan urusan kepegawaian, tata usaha, perlengkapan dan rumah tangga
serta hubungan masyarakat;
- Pelaksanaan urusan keuangan.
Bagian Tata Usaha terdiri dari :
1. Subbagian Umum
Subbagian Umum mempunyai tugas melakukan penyusunan rencana program
dan anggaran, penyajian informasi, evaluasi dan laporan, urusan kepegawaian,
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah - BBKPM Bandung 2019 7
tata usaha, perlengkapan dan rumah tangga.
2. Subbagian Keuangan
Subbagian keuangan mempunyai tugas melakukan urusan verifikasi,
perbendaharaan dan akuntansi.
3. Struktur Organisasi :
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor:
532/Menkes/Per/IV/2007 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 2354/Menkes/Per/XI/2011, Struktur Organisasi BBKPM
Bandung sebagai berikut :
Gambar 1.1 Struktur Organisasi BBKPM Bandung
D. Kegiatan BBKPM Bandung
Dalam mendukung tugas pokok dan fungsinya, maka BBKPM Bandung mempunyai
kegiatan sebagai berikut:
1. Kegiatan Pelayanan dan Penunjang Kesehatan
a) Pelayanan Kesehatan
(1) Instalasi Rawat Jalan (Poliklinik) terdiri atas :
a. Klinik Spesialis Paru
b. Klinik Umum
c. Klinik Tuberkulosis (DOTS)
d. Klinik Non Tuberkulosis (Non-TB)
e. Klinik Asma-PPOK
f. Klinik Anak
g. Klinik TB-MDR
h. Klinik PDP
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah - BBKPM Bandung 2019 8
i. Inhalasi Center
j. Medical Check Up (MCU+Kebugaran dan Fungsi Paru)
Poliklinik ini memberikan layanan rawat jalan selama 5 hari kerja dalam seminggu
dari hari senin- jumat mulai jam 07.30-15.30 WIB.
(2) Instalasi Gawat Darurat
Melayani pasien kegawat-daruratan dengan waktu layanan 24 jam setiap hari
(3) Instalasi Rawat Inap
Melayani pasien rawat inap dengan kapasitas 12 tempat tidur (Kelas I, II, III).
(4) Instalasi Intervensi dan Bedah Paru
Melayani tindakan spesialistik paru seperti : FNAB, Punksi Pleura, Brochoscopy
b) Penunjang Kesehatan
(1) Instalasi Radiologi
Kegiatan yang dilakukan pada instalasi ini, antara lain :
- Foto thoraks / Rontgen
- Ultrasonografi (USG)
(2) Instalasi Laboratorium
Kegiatan pemeriksaan yang dilakukan antara lain :
- Hematologi: pemeriksaan hitung jenis, laju endap darah, eosinofile, morfologi
darah tepi, darah rutin lengkap, trombosit.
- Kimia Darah : pemeriksaan glukosa, kolesterol total, trigliserida, kolesterol HDL,
kolesterol LDL
- Faal Hati : pemeriksaan billirubin, SGOT, SGPT
- Faal Ginjal : pemeriksaan ureum, kreatinin, asam urat
- Bakteriologi : pemeriksaan mikroskopis BTA, biakan BTA, uji resistensi OAT
- Patologi Anatomi : pemeriksaan FNAB, sitologi
- Elektrolit : pemeriksaan natrium, kalium, klorida
- Pemeriksaan urine rutin
- Pemeriksaan tes anti HIV
- Pemeriksaan Tes Cepat Molekuler (TCM)
(3) Instalasi Rehabilitasi Medik
Kegiatan pada instalasi ini yaitu :
- Konsultasi dokter Spesialis Rehabilitasi Medik
- Edukasi tentang penyakit dan edukasi untuk home program
- Pemeriksaan fungsi paru, daya tahan jantung paru dan fungsi gerak (spirometri,
peak flow meter, bronkodilator test, EKG, Treadmill test,
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah - BBKPM Bandung 2019 9
Ergospiro/Cardiopulmonary exercise test, six minutes walking test, lingkup gerak
sendi, kekuatan otot dll)
- Fisioterapi dengan modalitas sumber fisis meliputi micro wave
diathermi/MWD,ultrasound diathermi/USD, infra red, TENS.
- Fisioterapi Respirasi (Chest Physical Therapy) meliputi Postural drainage, latihan
pernapasan, nebulizer.
- Program latihan muskuloskeletal (manual dan En dynamic exercise), kebugaran
jantung paru (latihan daya tahan dengan menggunakan treadmill dan sepeda
statis) dan latihan-latihan untuk mengembalikan fungsi gerak lainnya.
(4) Instalasi Rekam Medik
Kegiatan instalasi rekam medik antara lain :
- Assembling (penerimaan dokumen Rekam Medik)
- Pencatatan medik
- Coding (pemberian koding untuk penegakan diagnosis)
- Filling (penyimpanan RM)
- Pelaporan
- Komputerisasi pelayanan rekam medik
(5) Instalasi Farmasi
Kegiatan instalasi farmasi yaitu :
- Perencanaan obat
- Pengadaan obat
- Penyimpanan obat
- Pendistribusian obat
- Pelayanan obat pada pasien (obat jadi dan obat racik)
- Konsultasi obat
- Pencatatan dan pelaporan obat
(6) Instalasi Gizi
Kegiatan instalasi gizi antara lain :
- Konsultasi Gizi
- Pengelolaan Pantry
- Bahan Makanan Pasien
2. Kegiatan Promosi Kesehatan dan Pengembangan SDM
a) Kegiatan Promosi Kesehatan
Kegiatan Promosi Kesehatan Paru Masyarakat
(1) Kegiatan Dalam Gedung :
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah - BBKPM Bandung 2019 10
- Layanan Penyuluhan Internal
- Senam Asma
- Pelayanan Konseling Berhenti Merokok
- Pelayanan Konseling dan Tes HIV (KT-HIV)
(2) Kegiatan Luar Gedung :
- Sosialisasi Advokasi Kesehatan Paru
- Penyuluhan Luar Gedung
- Penyebaran Informasi Kesehatan Paru (talkshow radio, pembuatan feature
radio, penayangan iklan televisi, pembuatan banner/spanduk)
- Mengikuti Pameran
- Peringatan Hari Besar Bidang Kesehatan
- Focus Group Giscussion (FGD)
- Paru Komunitas (kunjungan rumah, penyuluhan, pelatihan kader, sosialiasi-
advokasi, Desa/Kelurahan Siaga TBC)
b) Kegiatan Pengembangan Sumber Daya
Kegiatan Pengembangan Sumber Daya Kesehatan sesuai dengan fungsi BBKPM
Bandung untuk perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pendidikan dan pelatihan
teknis di bidang kesehatan paru adalah :
a. Pendidikan dan pelatihan kesehatan paru
- Peningkatan kompetensi dan sertifikasi
- On the Job Training / In House Training
- Transformasi Budaya Kerja
- Tugas belajar / Izin belajar
- Simposium Forum Ilmiah Respirasi
- Bimbingan Teknis
- Workshop/Seminar Ilmiah Kesehatan Paru
- Magang/Praktek Kerja
- Pembinaan Wilayah Kerja 13 Provinsi
b. Penelitian dan pengembangan
c) Kegiatan Kemitraan
Kegiatan kemitraan antara lain:
(1) Kemitraan dalam pelayanan/rujukan kesehatan paru:
Rumah Sakit Paru, Rumah Sakit Umum/Swasta, Puskesmas, Balai Laboratorium
Kesehatan, Dokter praktek swasta, Lembaga Asuransi Kesehatan, Perhimpunan
Pemberantasan Tuberkulosis Indonesia (PPTI), Organisasi Profesi, dan lain-lain.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah - BBKPM Bandung 2019 11
(2) Kemitraan dalam program kesehatan paru
Program penanggulangan TB (DOTS): Dinas Kesehatan Propinsi/ Kabupaten/
Kota, Rumah Sakit, BKPM, Puskesmas, Pelayanan Kesehatan Swasta.
(3) Kemitraan dalam upaya promosi kesehatan paru:
Pusat Promosi Kesehatan, Dinas Kesehatan Propinsi/Kabupaten/Kota, Instansi
Pendidikan, Organisasi profesi, Organisasi masyarakat, LSM, Yayasan Asma
Indonesia, Media Cetak dan Elektonik, dan lain – lain.
(4) Kemitraan dan kerjasama dalam Diklat dan penelitian kesehatan paru:
Institusi Pendidikan, Badan Diklat dan Badan Litbangkes, dan lain-lain.
3. Kegiatan Ketatausahaan
a) Sub Bagian Keuangan
(1) Perbendaharaan
a. Bendahara Penerimaan kegiatannya meliputi:
- Memungut PNBP setiap hari dari pasien yang mendapat pelayanan kesehatan di
BBKPM Bandung dan memberikan bukti pungutan berupa kuitansi, menerima
anggaran dari sumber pendapatan negara bukan pajak lainnya
- Membukukan PNBP sesuai dengan ketentuan yang berlaku berdasarkan bukti-
bukti pungutan dan bukti-bukti penyetoran
- Menyetorkan seluruh uang PNBP ke Bank persepsi/ Giro Pos yang ditunjuk oleh
Menkeu.
- Membuat Laporan realisasi PNBP setiap bulan.
- Membuat Laporan Pertanggungjawaban Bendahara setiap bulan
b. Bendahara Pengeluaran Kegiatannya meliputi:
- Mengadministrasikan kuitansi tagihan yang diterima (meneliti kelengkapan
tagihan, menguji kebenaran perhitungan tagihan, menguji ketersediaan dana,
serta membayar tagihan)
- Memungut pajak dari pihak ketiga, dan menyetorkan ke kas negara
- Membuat usulan permintaan UP/TUP/GUP
- Menerima dan membukukan SP2D-UP (uang persediaan), SP2D-TUP
(tambahan uang persediaan), SP2D-GUP (Ganti uang persediaan), SP2D-GU
nihil (Ganti uang nihil), SP2D-LS (langsung), SP2D Gaji, SP2D lembur dari KPPN
- Menerima dan membukukan SP2B BLU dari KPPN.
- Membuat laporan pertanggungjawaban bendahara secara bulanan
- Menyetorkan sisa dana UP pada akhir tahun anggaran
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah - BBKPM Bandung 2019 12
c. Pejabat Pengelolaan Administrasi Belanja Pegawai (PPABP)
- Membuat perhitungan Gaji Induk Bulanan
- Membuat Rapel Perhitungan Kekurangan Gaji
- Membuat Perhitungan Uang Lembur
- Membuat perhitungan Uang Makan PNS
- Membuat Rapel perhitungan Uang Makan PNS
- Membuat rincian gaji pegawai (sesuai permintaan pegawai)
- Melaporkan pajak bulanan gaji pegawai beserta lampirannya
- Membuat SPT Pajak Tahunan setiap pegawai
- Membuat Surat Keterangan Penghentian Pembayaran (SKPP) jika ada pegawai
pindah/pensiun.
(2) Verifikasi dan Akuntansi
- Memverifikasi entry data SAIBA
- Melakukan rekonsiliasi data SAIBAdengan KPPN
- Mengirim laporan bulanan SAIBA ke Koordinator Wilayah Jabar dan Eselon 1
DitjenPelayanan Kesehatan melalui email
- Memverifikasi data Persediaan dan SIMAK BMN untuk keperluan penyusunan
laporan keuangan semesteran/tahunan
- Membuat laporan keuangan semesteran
- Membuat laporan keuangan tahunan
b) Sub Bagian Umum
a. Urusan Kepegawaian
b. Urusan Perlengkapan (BMN dan Logistik)
c. Urusan Umum dan Kerumahtanggaan
d. Urusan Perencanaan, Pencatatan dan Laporan
e. Urusan Kehumasan
f. Urusan Kearsipan
c) Instalasi Pemeliharaan Sarana Prasarana dan Kesehatan Lingkungan
- Pemeliharaan Alat Kesehatan dan Sarana Prasarana Gedung
- Pengelolaan Kesehatan Lingkungan dan Keselamatan Kerja
- Pengendalian Vektor
- Limbah medis dan non medis
- Kualitas air dan udara
- Pengelolaan IPAL
- Pengelolaan TPS
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah - BBKPM Bandung 2019 13
D. Sistematika Penulisan
1. BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berisi mengenai alasan penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja, termasuk
manfaatnya. Pada bagian ini juga diuraikan mengenai dasar hukum penyusunan
Laporan Akuntabilitas Kinerja BBKPM Bandung
B. Maksud dan Tujuan
Berisi mengenai maksud dan tujuan penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja BBKPM
Bandung
C. Tugas Pokok dan Fungsi
Berisi uraian singkat mengenai tugas pokok dan fungsi BBKPM
D. Kegiatan BBKPM Bandung
Berisi kegiatan yang dilakukan dari setiap bagian dan bidang yang ada.
E. Sistematika Penulisan
Berisi uraian singkat mengenai sistematika Penulisan dalam Laporan Akuntabilitas
Kinerja BBKPM Bandung.
2. BAB II PERENCANAAN KINERJA
Dalam bab ini diuraikan gambaran singkat sasaran strategis dan sasaran
program/kegiatan yang ingin dicapai selama kurun waktu 5 (lima) tahun dan sasaran
pada tahun yang bersangkutan serta perjanjian kinerja tahun yang bersangkutan.
A. Rencana Kerja Tahunan
B. Perjanjian Kinerja
3. BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
A. Capaian Kinerja Organisasi
Dalam sub bab ini disajikan capaian kinerja organisasi untuk setiap pernyataan kinerja
sasaran strategis Organisasi sesuai dengan hasil pengukuran kinerja organisasi.
B. Realisasi Anggaran
Pada sub bab ini diuraikan realisasi anggaran yang digunakan dan yang telah digunakan
untuk mewujudkan kinerja organisasi sesuai dengan dokumen Perjanjian Kinerja
4. BAB IV PENUTUP
Pada bab ini diuraikan simpulan umum atas capaian kinerja organisasi serta langkah di
masa mendatang yang akan dilakukan organisasi untuk meningkatkan kinerjanya.
5. LAMPIRAN – LAMPIRAN:
- Pernyataan Perjanjian Kinerja dan Indikator Perjanjian Kinerja
- Form Pengukuran Kinerja (PK)
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah - BBKPM Bandung 2019 14
BAB II
PERENCANAAN KINERJA
A. Rencana Kerja Tahunan
Rencana Kerja Tahunan merupakan pedoman atau arah yang pasti untuk mencapai
tujuan dari program dan kegiatan yang diadakan di Balai Besar Kesehatan Paru
Masyarakat Bandung. Pendekatan yang digunakan dalam menentukan Rencana Kerja
Tahunan bersumber dari Rencana Strategis Bisnis Tahun 2014-2019.
Visi BBKPM Bandung
“Menjadi Pusat Unggulan Kesehatan Paru Masyarakat
di Tingkat Nasional Tahun 2019”
Misi BBKPM Bandung
Untuk mewujudkan visi BBKPM Bandung tersebut dirumuskan misi yang
merupakan langkah-langkah dalam pencapaian visi, yaitu:
1. Meningkatkan pelayanan kesehatan paru masyarakat yang bermutu, terjangkau,
merata dan setara
2. Meningkatkan kesehatan paru masyarakat melalui pemberdayaan masyarakat.
Pemberdayaan masyarakat dalam kaitan misi ini, dilakukan melalui kerja sama
institusi/ kelembagaan.
3. Melaksanakan dan mendukung kegiatan pendidikan, pelatihan dan penelitian
kesehatan paru.
Adapun ruang lingkup penelitian di lingkungan BBKPM meliputi penelitian medis, sosial
dan menajemen/organisasi.
Tata nilai yang dipilih untuk mengawal penerapan misi dan visi BBKPM periode
tahun 2014 - 2019 adalah “RAPI”:
Responsif, Amanah, Profesional, Inovatif
Untuk mencapai visi dan misi, BBKPM Bandung menetapkan 10 (sepuluh) sasaran
strategis dengan keluaran yang diharapkan adalah :
1. Terwujudnya optimalisasi pendapatan dari Pelayanan Kesehatan Paru
Indikator :
a) Jumlah Pendapatan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah - BBKPM Bandung 2019 15
2. Terwujudnya Kepuasan Stakeholder
Indikator :
a) Persentase kepuasan pasien pelayanan kesehatan paru
b) Persentase kepuasan lembaga/institusi
c) Persentase kepuasan peserta peneliti dan diklat
d) Persentase kepuasan pegawai BBKPM Bandung
3. Terwujudnya kualitas dan kuantitas penelitian dan diklat kesehatan paru
Indikator :
a) Persentase Penelitian kesehatan paru terimplementasi
b) Persentase Terlaksananya Pendidikan dan Pelatihan Kesehatan Paru
4. Terwujudnya Pelayanan Prima Kesehatan Paru Masyarakat dengan Unggulan Asma-
PPOK
Indikator :
a) Akreditasi Kelembagaan
b) Persentase Tindak lanjut hasil temuan Audit Sistem Manajemen
c) Persentase Tindak lanjut hasil temuan Audit Keuangan
d) Persentase Layanan pasien Asma dan PPOK
5. Terwujudnya kerjasama lintas sektor & lintas program kesehatan paru masyarakat
Indikator :
a) Persentase tersusun dan terimplementasinya program pembinaan wilayah kerja
BBKPM Bandung di 13 provinsi
b) MOU/kerjasama terimplementasi
6. Terwujudnya Efisiensi Pelayanan Kesehatan Paru BBKPM Bandung
Indikator :
a) Persentase Waktu layanan
b) Persentase Utilisasi sumber daya manusia
c) Persentase Utilisasi peralatan layanan kesehatan paru
7. Terpenuhinya sarana dan prasarana yang sesuai dengan kebutuhan baik kualitas
maupun kuantitas dalam pelayanan kesehatan paru masyarakat
Indikator :
a) Persentase pengembangan sarana gedung Layanan kesehatan paru
b) Persentase peralatan utama dan penunjang kesehatan paru sesuai best practice
c) Persentase kelengkapan peralatan & sarana kesehatan paru untuk aktivitas di luar
gedung
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah - BBKPM Bandung 2019 16
8. Terwujudnya manajemen SDM excellent
Indikator :
a) Persentase Penilaian Kinerja dan Insentif Pegawai
b) Persentase SDM sesuai dengan kebutuhan
9. Terwujudnya system informasi Kesehatan yang terpadu dan berdaya guna di BBKPM
Bandung
Indikator :
a) Persentase Tersusunnya dan terimplementasinya roadmap pengembangan
Sistem Informasi BBKPM terintegrasi
b) Persentase Terkoneksinya Sistem Informasi BBKPM dengan sistem rujukan antar
Rumah Sakit se-Bandung Raya (SPGDT)
10. Terwujudnya Budaya Berkinerja
Indikator :
a) Persentase Personil yang kompeten
Berikut kami sajikan peta strategi BBKPM Bandung dalam mencapai Visi dan Misi :
Gambar 2.1 Peta Strategi BBKPM Bandung
Berikut kami sajikan juga perspektif, sasaran strategis dan indikator serta bobot dari
indikator tersebut.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah - BBKPM Bandung 2019 17
Tabel 2.1 Sasaran Strategis dan Key Performance Indicator
PERSPEKTIF SASARAN STRATEGIS KEY PERFOMANCE INDICATOR BOBOT
FINANCIAL F1
Terwujudnya optimalisasi pendapatan dari Pelayanan Kesehatan Paru
1 Jumlah pendapatan (Rp) 7%
STAKEHOLDER C1 Terwujudnya Kepuasan Stakeholder
2 % kepuasan pasien pelayanan kesehatan paru
7%
3 % kepuasan lembaga/institusi 5%
4 % kepuasan peserta peneliti dan diklat
2%
5 % kepuasan pegawai BBKPM Bandung
4%
INTERNAL BUSINESS PROCESS
BP1
Terwujudnya kualitas dan kuantitas penelitian dan diklat kesehatan paru
6 % Penelitian kesehatan paru terimplementasi
1%
7 % Terlaksananya Pendidikan dan Pelatihan Kesehatan Paru
3%
BP2
Terwujudnya Pelayanan Prima Kesehatan Paru
Masyarakat dengan Unggulan Asma-PPOK
8 Akreditasi Kelembagaan BBKPM
7%
9 % Tindak lanjut hasil temuan Audit Sistem Manajemen
4%
10 % Tindak lanjut hasil temuan Audit Keuangan
4%
11 % Layanan pasien Asma dan PPOK
6%
BP3
Terwujudnya kerjasama lintas sector & lintas
program kesehatan paru masyarakat
12
% tersusun dan terimplementasinya program pembinaan wilayah kerja BBKPM Bandung di 13 provinsi
3%
13 MOU/kerjasama terimplementasi
2%
BP4
Terwujudnya Efisiensi Pelayanan Kesehatan Paru BBKPM Bandung
14 % Waktu layanan 5%
15 % Utilisasi sumber daya manusia
6%
16 % Utilisasi peralatan layanan kesehatan paru
6%
LEARNING & GROWTH
LG1
Terpenuhinya sarana dan prasarana yang sesuai dengan kebutuhan baik
kualitas maupun kuantitas dalam
pelayanan kesehatan paru masyarakat
17 % pengembangan sarana gedung Layanan kesehatan paru
4%
18 % peralatan utama dan penunjang kesehatan paru sesuai best practice
5%
19 % kelengkapan peralatan & sarana kesehatan paru untuk aktivitas di luar gedung
3%
LG2 Terwujudnya manajemen
SDM excellent
20 % Penilaian Kinerja dan Insentif Pegawai
4%
21 % SDM sesuai dengan kebutuhan
3%
LG3
Terwujudnya system informasi Kesehatan
yang terpadu dan berdaya guna di BBKPM
Bandung
22
% Tersusunnya dan terimplementasinya roadmap pengembangan Sistem Informasi BBKPM terintegrasi
3%
23
% Terkoneksinya Sistem Informasi BBKPM dengan sistem rujukan antar rumah sakit se Bandung Raya (SPGDT)
2%
LG4 Terwujudnya Budaya Berkinerja
24 % Personil yang kompeten 4%
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah - BBKPM Bandung 2019 18
Tabel 2.2 Key Performance Indicator dan Target Tahunan
KEY PERFOMANCE INDIKATOR BOBOT Baseline TARGET
2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
1 Jumlah pendapatan (Rp) 7% 4.3M 5.3M 6.3M 8.5M 9.3M 12.6M 15.1M
2 Persentase kepuasan pasien pelayanan kesehatan paru
7% 60% 63% 65% 70% 85% 85% 85%
3 Persentase kepuasan lembaga/institusi
5% 50% 55% 60% 65% 85% 85% 85%
4 Persentase kepuasan peserta peneliti dan diklat
2% 30% 40% 45% 50% 85% 86% 85%
5 Persentase kepuasan pegawai BBKPM Bandung
4% 60% 70% 75% 78% 80% 83% 85%
6 % Penelitian kesehatan paru terimplementasi
1% 38% 38% 45% 50% 70% 85% 100%
7 % Terlaksananya Pendidikan dan Pelatihan Kesehatan Paru
3% 42% 42% 45% 50% 60% 85% 100%
8 Akreditasi Kelembagaan BBKPM
7% 2 4 60% 70% 80% 85% 90%
9 % Tindak lanjut hasil temuan Audit Sistem Manajemen
4% 70% 75% 80% 90% 100% 100% 100%
10 % Tindak lanjut hasil temuan Audit Keuangan
4% 25% 40% 75% 95% 100% 100% 100%
11 % Layanan pasien Asma dan PPOK
6% 60% 65% 70% 95% 97% 99% 100%
12
Tersusun dan terimplementasinya program pembinaan wilayah kerja BBKPM Bandung di 13 provinsi
3% 0 2 2 3 4 3 3
13 MOU/kerjasama terimplementasi
2% 3 2 3 15 20 25 60
14 % Waktu layanan 5% 50% 60% 65% 70% 75% 80% 85%
15 % Utilisasi sumber daya manusia
6% 60% 70% 80% 65% 70% 75% 80%
16 % Utilisasi peralatan layanan kesehatan paru
6% 30% 35% 45% 55% 60% 70% 75%
17 % pengembangan sarana gedung Layanan kesehatan paru
4% 30% 60% 70% 80% 90% 95% 100%
18 % peralatan utama dan penunjang kesehatan paru sesuai best practice
5% 30% 45% 60% 100% 100% 100% 100%
19 % kelengkapan peralatan & sarana kesehatan paru untuk aktivitas di luar gedung
3% 30% 45% 80% 100% 100% 100% 100%
20 % Penilaian Kinerja dan Insentif Pegawai
4% 50% 55% 60% 70% 80% 90% 100%
21 % SDM sesuai dengan kebutuhan
3% 60% 62% 65% 70% 75% 80% 90%
22
% Tersusunnya dan terimplementasinya roadmap pengembangan Sistem Informasi BBKPM terintegrasi
3% 60% 65% 70% 78% 85% 92% 100%
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah - BBKPM Bandung 2019 19
KEY PERFOMANCE INDIKATOR BOBOT Baseline TARGET
2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
23
% Terkoneksinya Sistem Informasi BBKPM dengan sistem rujukan antar rumah sakit se Bandung Raya (SPGDT)
2% 10% 40% 50% 60% 70% 80% 100%
24 %Personil yang kompeten 4% 60% 62% 65% 70% 95% 96% 97%
Rencana strategis dijabarkan dalam Rencana Kinerja Tahunan berupa tahapan
rencana capaian kinerja dalam satu tahun, yang disusun dalam bentuk dokumen yang
menjadi dasar bagi BBKPM Bandung untuk merencanakan program dan/atau kegiatan dan
anggaran serta melaksanakannya pada tahun yang bersangkutan. Rencana Kerja Tahunan
BBKPM Bandung Tahun 2019 dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 2.3 Rencana Kerja Tahunan BBKPM Bandung Tahun Anggaran 2019
NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA (KPI) TARGET
Jml Sat
I Financial Perspective
A Terwujudnya optimalisasi pendapatan dari Pelayanan Kesehatan Paru
1 Jumlah pendapatan (Rp) 15,12 M
II Stakeholder
A Terwujudnya Kepuasan Stakeholder
2 Index kepuasan pasien pelayanan kesehatan paru
85 %
3 Index kepuasan lembaga/institusi 85 %
4 Index kepuasan peserta peneliti dan diklat 85 %
5 Index kepuasan pegawai BBKPM Bandung 85 %
III Internal Bussines Perspective
A Terwujudnya kualitas dan kuantitas penelitian dan diklat kesehatan paru
6 % Penelitian kesehatan paru terimplementasi 100 %
7 % Terlaksananya Pendidikan dan Pelatihan Kesehatan Paru
100 %
B
Terwujudnya Pelayanan Prima Kesehatan Paru Masyarakatdengan Unggulan Asma-PPOK
8 Akreditasi Kelembagaan BBKPM 100 %
9 % Tindak lanjut hasil temuan Audit Sistem Manajemen
100 %
10 % Tindak lanjut hasil temuan Audit Keuangan 100 %
11 % Layanan pasien Asma dan PPOK 100 %
C
Terwujudnya kerjasama lintas sektor dan lintas program dibidang kesehatan paru masyarakat
12 % tersusun dan terimplementasinya program pembinaan wilayah kerja BBKPM Bandung di 13 provinsi
3 Propinsi
13 MOU/kerjasama terimplementasi 30 Instansi
D Terwujudnya Efisiensi Pelayanan Kesehatan Paru BBKPM Bandung
14 % Waktu layanan 85 %
15 % Utilisasi sumber daya manusia 80 %
16 % Utilisasi peralatan layanan kesehatan paru 75 %
IV Learn & Growth Perspective
A
Terpenuhinya sarana dan prasarana yang sesuai dengan kebutuhan baik kualitas maupun kuantitas dalam pelayanan kesehatan paru masyarakat
17 % pengembangan sarana dan prasarana gedung Layanan kesehatan paru
100 %
18 % peralatan utama dan penunjang kesehatan paru sesuai best practice (kuantitas)
100 %
19 % kelengkapan peralatan & sarana kesehatan paru untuk aktivitas di luar gedung
100 %
B Terwujudnya manajemen SDM excellent
20 % Penilaian Kinerja dan Insentif Pegawai 100 %
21 % SDM sesuai dengan kebutuhan 90 %
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah - BBKPM Bandung 2019 20
NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA (KPI) TARGET
Jml Sat
C
Terwujudnya system informasi Kesehatan yang terpadu dan berdaya guna di BBKPM Bandung
22 % Tersusunnya dan terimplementasinya roadmap pengembangan Sistem Informasi BBKPM terintegrasi
100 %
23 % Terkoneksinya Sistem Informasi BBKPM dengan sistem rujukan antar rumah sakit se Bandung Raya (SPGDT)
100 %
D Terwujudnya Budaya Berkinerja 24 %Personil yang kompeten 97 %
B. Perjanjian Kinerja
Perjanjian kinerja merupakan amanat dari Peraturan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014
Tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Perjanjian kinerja adalah lembar/dokumen yang
berisikan penugasan dari pimpinan instansi yang lebih tinggi kepada pimpinan instansi yang
lebih rendah untuk melaksanakan program/kegiatan yang disertai dengan indikator kinerja.
Melalui perjanjian kinerja, maka akan terwujud komitmen penerima amanah dan
kesepakatan antara penerima dan pemberi amanah atas kinerja terukur berdasarkan
tugas, fungsi dan wewenang serta sumber daya yang tersedia.
Sebagai wujud nyata komitmen antara penerima dan pemberi amanah untuk
meningkatkan integritas, akuntabilitas, transparansi, dan kinerja Aparatur serta sebagai
dasar penilaian keberhasilan/kegagalan pencapaian tujuan dan sasaran organisasi,
BBKPM Bandung telah menyusun Perjanjian Kinerja berisi ikatan tertulis antara Kepala
BBKPM dengan Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan selaku atasan langsungnya.
Perjanjian Kinerja ini mengacu pada Rencana Strategis Bisnis BBKPM Bandung 2014-
2019.
Tabel 2.4 Perjanjian Kinerja BBKPM Bandung Tahun Anggaran 2019
NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA (KPI) TARGET
Jml Sat
I Financial Perspective
A Terwujudnya optimalisasi pendapatan dari Pelayanan Kesehatan Paru
1 Jumlah pendapatan (Rp) 15,12 M
II Stakeholder
A Terwujudnya Kepuasan Stakeholder
2 Index kepuasan pasien pelayanan kesehatan paru
85 %
3 Index kepuasan lembaga/institusi 85 %
4 Index kepuasan peserta peneliti dan diklat 85 %
5 Index kepuasan pegawai BBKPM Bandung 85 %
III Internal Bussines Perspective
A Terwujudnya kualitas dan kuantitas penelitian dan diklat kesehatan paru
6 % Penelitian kesehatan paru terimplementasi 100 %
7 % Terlaksananya Pendidikan dan Pelatihan Kesehatan Paru
100 %
B Terwujudnya Pelayanan Prima Kesehatan Paru Masyarakatdengan Unggulan Asma-PPOK
8 Akreditasi Kelembagaan BBKPM 100 %
9 % Tindak lanjut hasil temuan Audit Sistem Manajemen
100 %
10 % Tindak lanjut hasil temuan Audit Keuangan 100 %
11 % Layanan pasien Asma dan PPOK 100 %
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah - BBKPM Bandung 2019 21
NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA (KPI) TARGET
Jml Sat
C Terwujudnya kerjasama lintas sektor dan lintas program dibidang kesehatan paru masyarakat
12 % tersusun dan terimplementasinya program pembinaan wilayah kerja BBKPM Bandung di 13 provinsi
3 Propinsi
13 MOU/kerjasama terimplementasi 30 Instansi
D Terwujudnya Efisiensi Pelayanan Kesehatan Paru BBKPM Bandung
14 % Waktu layanan 85 %
15 % Utilisasi sumber daya manusia 80 %
16 % Utilisasi peralatan layanan kesehatan paru 75 %
IV Learn & Growth Perspective
A
Terpenuhinya sarana dan prasarana yang sesuai dengan kebutuhan baik kualitas maupun kuantitas dalam pelayanan kesehatan paru masyarakat
17 % pengembangan sarana dan prasarana gedung Layanan kesehatan paru
100 %
18 % peralatan utama dan penunjang kesehatan paru sesuai best practice (kuantitas)
100 %
19 % kelengkapan peralatan & sarana kesehatan paru untuk aktivitas di luar gedung
100 %
B Terwujudnya manajemen SDM excellent
20 % Penilaian Kinerja dan Insentif Pegawai 100 %
21 % SDM sesuai dengan kebutuhan 90 %
C Terwujudnya system informasi Kesehatan yang terpadu dan berdaya guna di BBKPM Bandung
22 % Tersusunnya dan terimplementasinya roadmap pengembangan Sistem Informasi BBKPM terintegrasi
100 %
23 % Terkoneksinya Sistem Informasi BBKPM dengan sistem rujukan antar rumah sakit se Bandung Raya (SPGDT)
100 %
D Terwujudnya Budaya Berkinerja 24 %Personil yang kompeten 97 %
Perjanjian Kinerja 2019 yang disusun dengan alokasi anggaran yang di terima
BBKPM Bandung sebesar Rp 36.121.246.000,- sesuai dengan Nomor DIPA: SP-DIPA-
024.04.2.415381/2019 tanggal 5 Desember 2018 yang terdiri dari Rupiah Murni dari APBN
sebesar Rp. 21.001.246.000,- dan PNBP/BLU sebesar Rp. 15.120.000.000,-.
Pada tanggal 9 Oktober 2019 terdapat revisi penambahan belanja pegawai sebesar
Rp. 1.813.447.000,- sehingga total DIPA menjadi Rp. 37.934.693.000,-. Kemudian pada 31
Oktober 2019 terdapat revisi APBN-P dengan penambahan sebesar Rp. 4.023.470.000,-
sehingga total DIPA menjadi Rp. 41.958.163.000,-.
Tabel 2.5 Rincian Pagu Anggaran BBKPM Bandung Tahun 2019
No Uraian Pagu 2019 Awal Pagu 2019 Revisi Akhir
APBN (Rupiah Murni)
1 Belanja Pegawai 7.028.870.000 8.842.317.000
2 Belanja Barang 12.111.915.000 16.180.319.000
3 Belanja Modal 1.860.461.000 1.815.527.000
Jumlah APBN 21.001.246.000 26.838.163.000
BLU
1 Belanja Barang 13.568.279.000 13.612.368.000
2 Belanja Modal 1.551.721.000 1.507.632.000
Jumlah BLU 15.120.000.000 15.120.000.000
TOTAL (APBN+BLU) 36.121.246.000 41.958.163.000
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah - BBKPM Bandung 2019 22
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
A. Capaian Kinerja Organisasi
Penetapan Kinerja yang dilakukan pada awal tahun harus dapat direalisasikan
dalam satu tahun anggaran. Realisasi kegiatan dan keuangan dilaksanakan sesuai dengan
rencana kegiatan tahunan yang berisi jadwal dan tahapan-tahapan kegiatan yang
tercantum Kerangka Acuan/TOR Kegiatan yang disusun pada tahun sebelumnya.
Tabel 3.1 Pengukuran Pencapaian Kinerja BBKPM Bandung 2019
NO SASARAN
STRATEGIS INDIKATOR KINERJA (KPI)
Bo-bot
TARGET REALISASI SKOR
Jml Sat Jml Sat
I Financial Perspective
A
Terwujudnya optimalisasi pendapatan dari Pelayanan Kesehatan Paru
1 Jumlah pendapatan (Rp) 7% 15,12 M 15,74 M 7,29
II Stakeholder
A Terwujudnya Kepuasan Stakeholder
2 % kepuasan pasien pelayanan kesehatan paru
7% 85 % 87,50 % 7,21
3 % kepuasan lembaga/institusi
5% 85 % 96,25 % 5,66
4 % kepuasan peserta peneliti dan diklat
2% 85 % 90,36 % 2,13
5 % kepuasan pegawai BBKPM Bandung
4% 85 % 87,30 % 4,11
III Internal Bussines Perspective
A
Terwujudnya kualitas dan kuantitas penelitian dan diklat kesehatan paru
6 % Penelitian kesehatan paru terimplementasi
1% 100 % 100 % 1,00
7 % Terlaksananya Pendidikan dan Pelatihan Kesehatan Paru
3% 100 % 136,90 % 4,11
B
Terwujudnya Pelayanan Prima Kesehatan Paru Masyarakat dengan Unggulan Asma-PPOK
8 Akreditasi Kelembagaan BBKPM
7% 100 % 100,00 % 7,00
9 % Tindak lanjut hasil temuan Audit Sistem Manajemen
4% 100 % 96,85 % 3,87
10 % Tindak lanjut hasil temuan Audit Keuangan
4% 100 % 100,96 % 4,04
11 % Layanan pasien Asma dan PPOK
6% 100 % 100,00 % 6,00
C
Terwujudnya kerjasama lintas sektor dan lintas program dibidang kesehatan paru masyarakat
12
% tersusun dan terimplementasinya program pembinaan wilayah kerja BBKPM Bandung di 13 provinsi
3% 3 Propinsi
11 propinsi
11,00
13 MOU/kerjasama terimplementasi
2% 30 36 2,40
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah - BBKPM Bandung 2019 23
NO SASARAN
STRATEGIS INDIKATOR KINERJA (KPI)
Bo-bot
TARGET REALISASI SKOR
Jml Sat Jml Sat
D Terwujudnya Efisiensi Pelayanan Kesehatan Paru BBKPM Bandung
14 % Waktu layanan 5% 85 % 89,03 % 5,24
15 % Utilisasi sumber daya manusia
6% 80 % 87,39 % 6,55
16 % Utilisasi peralatan layanan kesehatan paru
6% 75 % 91,75 % 7,34
IV Learn & Growth Perspective
A
Terpenuhinya sarana dan prasarana yang sesuai dengan kebutuhan baik kualitas maupun kuantitas dalam pelayanan kesehatan paru masyarakat
17 % pengembangan sarana dan prasarana gedung Layanan kesehatan paru
4% 100 % 100,00 % 4,00
18
% peralatan utama dan penunjang kesehatan paru sesuai best practice (kuantitas)
5% 100 % 100,00 % 5,00
19
% kelengkapan peralatan & sarana kesehatan paru untuk aktivitas di luar gedung
3% 100 % 100,00 % 3,00
B Terwujudnya manajemen SDM excellent
20 % Penilaian Kinerja dan Insentif Pegawai
4% 100 % 97,94 % 3,92
21 % SDM sesuai dengan kebutuhan
3% 90 % 89,67 % 2,99
C
Terwujudnya system informasi Kesehatan yang terpadu dan berdaya guna di BBKPM Bandung
22
% Tersusunnya dan terimplementasinya roadmap pengembangan Sistem Informasi BBKPM terintegrasi
3% 100 % 100,00 % 3,00
23
% Terkoneksinya Sistem Informasi BBKPM dengan sistem rujukan antar rumah sakit se Bandung Raya (SPGDT)
2% 100 % 100,00 % 2,00
D Terwujudnya Budaya Berkinerja
24 %Personil yang kompeten 4% 97 % 98,37 % 4,06
Jumlah 100 112,90
Uraian kinerja dari masing-masing sasaran strategis indikator dan capaiannya adalah
sebagai berikut:
1. Terwujudnya optimalisasi pendapatan dari Pelayanan Kesehatan Paru
Untuk mencapai sasaran ini, BBKPM Bandung menetapkan indikator:
a. Jumlah Pendapatan
Jumlah pendapatan adalah seluruh pendapatan yang diperoleh sebagai
imbalan atas barang/jasa yang diserahkan kepada masyarakat termasuk pendapatan
yang berasal dari hibah, hasil kerjasama dengan pihak lain, sewa, jasa lembaga
keuangan dan lain-lain pendapatan yang tidak berhubungan dengan pelayanan BLU,
tidak termasuk pendapatan yang berasal dari APBN.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah - BBKPM Bandung 2019 24
Tabel 3.2 Capaian Indikator Jumlah Pendapatan
INDIKATOR KINERJA
2015 2016 2017 2018 2019
T R T R T R T R T R
Jumlah pendapatan (Rp)
6,4 M 6,5 M 8,52 M 8,13 M 9,38 M 9,54 M 12,6M 9,08 M 15,1 M 15,74 M
Realisasi Pendapatan Operasional diluar Pendapatan APBN berdasarkan
Laporan Realisasi Anggaran untuk periode yang berakhir pada 31 Desember 2019
adalah sebesar Rp.15.740.232.819,- (104,10%) dari target sebesar Rp.
15.120.000.000,-. Adapun pendapatan tersebut terdiri atas Pendapatan Jasa Layanan
Umum sebesar Rp.15.695.049.022,- Pendapatan BLU Lainnya Rp. 45.183.797,-.
Tabel 3.3 Perbandingan Realisasi Pendapatan Tahun Anggaran 2018 dan 2019
URAIAN 2019 2018 Kenaikan
(Penurunan) %
Penerimaan Negara Bukan Pajak 15.740.232.819 9.081.034.296 73,33
Pendapatan PNBP Lainnya - 5.380.193 0,00
Pendapatan Badan Layanan Umum 15.740.232.819 9.075.654.103 73,43 Pendapatan Jasa Layanan Umum 15.695.049.022 8.810.244.861 78,15
Pendapatan Hasil Kerjasama BLU 0 0 0,00
Pendapatan BLU Lainnya 45.183.797 265.409.242 -82,98
JUMLAH 15.740.232.819 9.081.034.296 73,33
Peningkatan jumlah pendapatan ini berbading lurus dengan peningkatan
jumlah kunjungan pasien yang berpengaruh terhadap jumlah pemeriksaan pendukung
layanan lainnya.
Tabel 3.4 Jumlah Kunjungan dan Pemeriksaan di BBKPM Bandung 2019
INSTALASI TAHUN TW 1 TW 2 SMT 1 TW 3 TW 4 TAHUNAN
KUNJUNGAN RAWAT JALAN
2017 13,941 12,803 26,744 15,178 15,241 57,163
2018 13,226 12,120 25,346 12,866 14,383 52,595
2019 15,416 14,847 30,263 16,735 16,065 63,063
KENAIKAN 2,190 2,727 4,917 3,869 1,682 10,468
KENAIKAN (%) 16.56% 22.50% 19.40% 30.07% 11.69% 19.90%
KUNJUNGAN RAWAT INAP
2017 80 51 131 71 108 310
2018 59 36 95 64 68 227
2019 135 134 269 144 101 514
KENAIKAN 76 98 174 80 33 287
KENAIKAN (%) 128.81% 272.22% 183.16% 125.00% 48.53% 126.43%
KUNJUNGAN IGD
2017 202 243 445 296 303 1,044
2018 260 291 551 167 301 1,019
2019 394 344 738 372 391 1,501
KENAIKAN 134 53 187 205 90 482
KENAIKAN (%) 51.54% 18.21% 33.94% 122.75% 29.90% 47.30%
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah - BBKPM Bandung 2019 25
INSTALASI TAHUN TW 1 TW 2 SMT 1 TW 3 TW 4 TAHUNAN
PEMERIKSAAN LAB
2017 16,740 13,723 30,463 17,829 17,822 66,114
2018 15,683 14,010 29,693 14,914 16,445 61,052
2019 18,911 17,829 36,740 20,679 17,941 75,360
KENAIKAN 3,228 3,819 7,047 5,765 1,496 14,308
KENAIKAN (%) 20.58% 27.26% 23.73% 38.65% 9.10% 23.44%
PEMERIKSAAN RADIOLOGI
2017 3,349 2,453 5,802 2,582 3,853 12,237
2018 3,525 3,189 6,714 3,120 3,795 13,629
2019 4,476 4,164 8,640 4,416 4,397 17,453
KENAIKAN 951 975 1,926 1,296 602 3,824
KENAIKAN (%) 26.98% 30.57% 28.69% 41.54% 15.86% 28.06%
KUNJUNGAN REHABMEDIK
2017 621 723 1,344 784 749 2,877
2018 882 716 1,598 715 750 3,063
2019 978 861 1,839 757 1,193 3,789
KENAIKAN 96 145 241 42 443 726
KENAIKAN (%) 10.88% 20.25% 15.08% 5.87% 59.07% 23.70%
KUNJUNGAN FARMASI
2017 9,698 9,571 19,269 11,130 11,870 42,269
2018 10,463 9,576 20,039 9,392 11,244 40,675
2019 11,538 11,570 23,108 12,965 12,307 48,380
KENAIKAN 1,075 1,994 3,069 3,573 1,063 7,705
KENAIKAN (%) 10.27% 20.82% 15.32% 38.04% 9.45% 18.94%
Peningkatan kunjungan terbesar terjadi di Instalasi Rawat Inap, walaupun
secara jumlah masih sedikit, namun peningkatan dari tahun-tahun sebelumnya cukup
besar. Dengan perbaikan dan penambahan sarana pada Instalasi Rawat Inap ini dapat
memberikan dampak pada layanan masyarakat dan pendapatan BBKPM Bandung
pada tahun mendatang. Upaya peningkatan layanan di Instalasi Rehabilitasi Medik
harus melalui mediasi kepada pihak BPJS karena saat ini BPJS masih membatasi
kunjungan pasien kronik, sedangkan pengunjung instalasi Rehabilitasi Medik terbesar
adalah pasien kronik dengan kasus Asma dan PPOK. Layanan Rehabilitasi Medik
masih terbatas di BBKPM Bandung karena UPF Garut dan Cianjur harus melalui
kredensialing oleh pihak BPJS. Saat ini sudah dipersiapkan untuk kredensialing BPJS
terkait layanan Rehabilitasi Medik di UPF Garut dan Cianjur. Pengembangan
Rehabilitasi Medik di Garut harus selaras dengan pengembangan sarana dan
prasarana. Saat ini kegiatan pengembangan menunggu relokasi gedung ke tempat
yang lebih aman untuk layanan.
Peluang peningkatan layanan Instalasi Farmasi melalui klaim obat kronik. Saat
ini klaim obat kronik baru dilaksanakan di BBKPM Bandung yang sudah berjalan,
sementara UPF Garut dan UPF Cianjur sedang dalam proses kredensialing.
Adapun rencana tindak lanjut untuk meningkatkan jumlah pendapatan pada
tahun mendatang dilakukan dengan strategi:
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah - BBKPM Bandung 2019 26
(1) Evaluasi capaian kinerja tiap-tiap unit layanan.
1) Evaluasi rasio ketersediaan sumber daya (SDM, sarpras, anggaran) terhadap
jumlah kunjungan dan ABK Tahun 2019.
2) Merumuskan dan menetapkan kembali target kinerja tahun 2020 yang harus
dicapai oleh masing-masing unit layanan berdasarkan hasil evaluasi tahun 2019.
3) Mengkoordinasikan pemenuhan sumber daya yang difokuskan untuk upaya
peningkatan capaian kinerja masing-masing unit layanan.
(2) Pengembangan layanan.
1) Pengembangan Rawat Jalan
a. Pengembangan Pelayanan pasien TBC di Poli DOTS
Meningkatkan pengelolaan pasien TBC mangkir dengan dukungan IT dan
melengkapi kebutuhan tata kelola mangkir serta kunjungan rumah seperti
dengan membuat buku saku pasien TBC mangkir, SMS gateway untuk
reminder pasien TBC sebelum mangkir dan pelatihan bagi petugas yang
melakukan kunjungan rumah. Melakukan penyuluhan berkala dan terjadwal
bagi pasien TBC untuk menghindari kasus mangkir. Meningkatkan koordinasi
dengan Dinas Kesehatan dan Puskesmas terkait. Bekerjasama dengan
bidang PPSD serta berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan dan Puskesmas
melalui seminar tentang pasien TBC bagi fasilitas kesehatan dan klinik swasta
sekitar BBKPM Bandung.
b. Pengembangan Pelayanan pengelolaan pasien TBC Resisten Obat
Pengembangan ruang layanan TB RO dengan memperbaiki tata letak, alur
dan rencana penyediaan toilet serta ruang dahak khusus bagi penderita TB
RO. Melaksanakan kegiatan pertemuan jejaring eksternal dengan PPK 1,
dinas kesehatan, dan pihak BPJS terkait rujukan berjenjang dan sistem zonasi
agar pasien TB RO dapat langsung dirujuk ke BBKPM Bandung tanpa melalui
PPK 2 setempat. Dan mempersiapkan pelaksanaan pemeriksaan baseline
bagi pasien suspek TB RO untuk penegakan diagnosis di BBKPM Bandung.
Serta menjalin kerjasama dengan Yayasan Terjang, Dinas Kesehatan dan
Puskesmas untuk penanggulangan kasus TB RO seperti melakukan
kunjungan rumah ke pasien TBC yang mangkir.
c. Rencana perekrutan Dokter Spesialis Penyakit Dalam untuk melengkapi
layanan di BBKPM Bandung.
d. Pengembangan Pelayanan pasien Asma-PPOK
Pemeriksaan Arus Puncak Ekspirasi (APE) dengan alat Flowmeter rutin
sebelum senam asma, pemeriksaan Arus Puncak Ekspirasi (APE) dengan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah - BBKPM Bandung 2019 27
alat Flowmeter pada pasien yang kontrol, pemeriksaan spirometri rutin pada
pasien Asma-PPOK setiap 6 bulan, serta penambahan layanan inhalasi
center.
e. Pengembangan pelayanan kesehatan paru kerja
Pengembangan pelayanan pemeriksaan kesehatan (Medical Check Up/
MCU) kepada masyarakat, pegawai, anak sekolah dll, pelayanan
pemeriksaan kesehatan ini dapat dilakukan di dalam Gedung BBKPM
Bandung ataupun di luar Gedung BBKPM Bandung. Pelayanan yang
diberikan akan dilakukan melalui kerjasama dengan instansi/perusahaan
seperti Pabrik, Perbankan dan lainnya. Menyediakan mobil operasional
khusus untuk pemeriksaan kesehatan ke lapangan.
f. Pengembangan pelayanan kesehatan paru kerja
Pengembangan pelayanan kesehatan paru kerja merupakan pengembangan
dari layanan MCU di perusahaan. Layanan dilakukan dengan membuka alur
khusus untuk pegawai/karyawan pabrik/perusahaan yang hasil
pemeriksaannya menunjukkan kelainan dari hasil MCU yang telah dilakukan.
g. Pengembangan layanan klinik berhenti merokok
Merupakan kelanjutan alur dari klinik Asma-PPOK dimana layanan berhenti
merokok ini merupakan layanan yang harus diberikan pada pasien asma dan
PPOK yang berkunjung ke BBKPM Bandung.
h. Pengembangan layanan klinik Sabtu
Merupakan pengembangan layanan klinik sabtu yang telah ada saat ini dan
direncanakan merupakan klinik eksekutif yang dilayani oleh Dokter Spesialis.
2) Pengembangan Rawat Inap
a. Memisahkan ruang rawat inap infeksi dan non infeksi, serta ruang rawat anak.
b. Penyediaan dokter spesialis yang dapat meningkatkan pelayanan dan
pengklaiman BPJS yaitu: Dokter Spesialis Anak, Dokter Spesialis Penyakit
Dalam dan Dokter Anestesi melalui mekanisme Perjanjian antara BBKPM
Bandung dengan RSUP dr. Hasan Sadikin Bandung.
3) Pengembangan Intervensi Bedah Paru
Pemanfaatan alat Bronchoscopy untuk menegakkan diagnosis suatu penyakit
dilakukan oleh dokter Spesialis Paru.
(3) Penataan alur dan ruang layanan.
1) Memetakan letak ruang-ruang layanan sesuai dengan kebutuhan alur pasien,
pemisahan zona infeksi / non infeksi, dan standar layanan (Clinical Pathway).
2) Menata ulang letak ruang-ruang layanan sesuai analisa kebutuhan.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah - BBKPM Bandung 2019 28
3) Menata / memperbaiki ruangan dalam unit-unit layanan sesuai standar masing-
masing ruang layanan (Rawat Inap, Poli TB, Poli MDR, Ruang Pendaftaran, Ruang
Laboratorium, dll).
(4) Pengembangan layanan kerjasama BPJS di UPF Garut dan Cianjur.
1) Mempersiapkan pemenuhan dukungan sumber daya untuk penambahan layanan
obat kronis dan layanan rehabilitasi medik di UPF Garut dan Cianjur.
2) Mengajukan permintaan penambahan layanan kerjasama ke BPJS Tasikmalaya
untuk UPF Garut dan BPJS Sukabumi untuk UPF Cianjur terkait layanan obat
kronis dan rehabilitasi medik.
(5) Pengembangan pemanfaatan gedung eks BKKBN di UPF Cianjur.
1) Memetakan kebutuhan pengembangan ruang-ruang layanan sesuai rencana
pengembangan layanan di Cianjur (Poli MDR, Poli DOTS, Ruang Diklat, IGD,
Ruang Penyuluhan, dll)
2) Menyusun rencana pemenuhan sumber daya (sarpras, SDM, anggaran) untuk
mendukung pengembangan layanan di Cianjur.
(6) Pengembangan jejaring eksternal layanan kesehatan paru
1) Meningkatkan frekuensi pertemuan jejaring eksternal dengan FKTP dan FKTRL
Pemerintah
2) Memperluas jejaring eksternal dengan FKTP dan FKTRL dari TNI, POLRI, Lapas,
Swasta, dll.
(7) .Pengembangan Kegiatan PPSD :
1) Peningkatan jumlah peserta didik untuk magang dan praktek kerja instansi
pendidikan kesehatan di BBKPM Bandung
2) Peningkatan mutu, partisipasi peserta dan frekuensi Forum Ilmiah Kesehatan Paru
(FIR) atau Seminar Ilmiah Kesehatan
3) Peningkatan kerjasama kegiatan kesehatan paru terintegrasi dengan 13 provinsi
wilayah binaan.
(8) Optimalisai pemanfaatan asset :
1) Pendayagunaan asset (sarana prasarana) yang telah ada untuk meningkatkan
pendapatan.
2) Pengembangan asset (sarana prasarana) untuk peningkatan pendapatan
(9) Reviu dan usulan penetapan tarif layanan baru.
2. Terwujudnya Kepuasan Stakeholder
Untuk mencapai sasaran ini, BBKPM Bandung menetapkan indikator :
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah - BBKPM Bandung 2019 29
a. Persentase Kepuasan Pasien Pelayanan Kesehatan Paru
Persentase kepuasan pasien pelayanan kesehatan paru adalah Tingkat
kepuasan pasien yang dilayani di BBKPM Bandung, sesuai dengan Permenpan RB
No. 14 Tahun 2017. Sebagai instansi yang memberikan pelayanan langsung kepada
masyarakat, kepuasan pasien dan seluruh stakeholders merupakan hal yang sangat
penting. Kepuasan ini merupakan cerminan dari tingkat kepercayaan masyarakat
terhadap pelayanan yang diberikan oleh BBKPM Bandung. Tujuan kegiatan ini adalah
untuk mengetahui apakah pelayanan yang diberikan oleh BBKPM Bandung
memuaskan atau tidak. Hasilnya kemudian diolah dan dianalisa sehingga dapat dilihat
Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM).
Tabel 3.5 Capaian Indikator Persentase Kepuasan Pasien Pelayanan
Kesehatan Paru
INDIKATOR KINERJA
2015 2016 2017 2018 2019
T R T R T R T R T R
% kepuasan pasien pelayanan kesehatan paru
65% 78,75% 81% 85,24% 85% 85,08 85% 85,04% 85% 87,50%
Survey kepuasan pasien tahun 2019 menggunakan kuesioner dengan jumlah
sampel responden sebanyak 622 orang . Secara umum masyarakat merasakan puas
terhadap pelayanan di BBKPM Bandung. Hal ini terlihat dari Indeks Kepuasan Pasien
yang diperoleh yaitu dengan nilai Kepuasan pelanggan sebesar 87,50 %. Unsur
pelayanan yang dianggap paling memuaskan oleh responden adalah Instalasi Rawat
Inap, Klinik PDP, Klinik Umum, Rehab Medik dan Konseling Gizi (Nilai kepuasan
masyarakat 100) dan yang pencapaiannya belum mencapai target diantara yang
lainnya adalah di Klinik Asma-PPOK (61,3), IBP (66,7), Klinik DOTS (77,8),
laboratorium (78,7), Farmasi (79,8) Klinik Spesialis Paru (84,6).
Tabel 3.6 Hasil Survey Kepuasan Pelanggan BBKPM Bandung Tahun 2019
No Indikator % Puas % Tidak Puas
1 Kepuasan Persyaratan 78.0 22.0
2 Sistem Mekanisme Prosedur 90.0 10.0
3 Waktu Pelayanan 66.1 33.9
4 Kewajaran Biaya Pelayanan 83.6 16.4
5 Produk Spesifikasi Jenis 85.7 14.3
6 Kompetensi Petugas 98.4 1.6
7 Perilaku Petugas 93.9 6.1
8 Penanganan Pengaduan 86.5 13.5
9 Sarana dan Prasarana 89.4 10.6
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah - BBKPM Bandung 2019 30
Grafik 3.1 Tingkat Kepuasan Pasien BBKPM Bandung Tahun 2019
b. Persentase Kepuasan Lembaga/Institusi
Persentase kepuasan lembaga/institusi adalah Status kepuasan lembaga/
institusi atas kerjasama pelayanan dengan BBKPM.
Pengambilan data kuesioner kepuasan lembaga institusi dilakukan pada saat
setelah selesai pelaksanaan kegiatan yang melibatkan institusi/lembaga, seperti
setelah dilakukan bimbingan teknis, bina wilayah dan lain-lain.
Tabel 3.7 Capaian Indikator Persentase Kepuasan Lembaga/Institusi
INDIKATOR KINERJA
2015 2016 2017 2018 2019
T R T R T R T R T R
% kepuasan lembaga/ institusi
60% 87,75% 88% 94,08% 85% 93,4% 85% 92,28% 85% 96,25%
Capaian indeks kepuasan lembaga/intitusi untuk tahun 2019 ini adalah 96,25%
meningkat dibanding capaian tahun 2016 dan 2017. Peningkatan kualitas pelayanan
dan sarana prasarana serta komitmen budaya kerja, juga berdampak pada Indeks
kepuasan lembaga/institusi.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah - BBKPM Bandung 2019 31
c. Persentase Kepuasan Peserta Peneliti dan Diklat
Persentase kepuasan peserta peneliti dan diklat adalah status kepuasan
peserta penelitian dan diklat di BBKPM Bandung. Survey kepuasan dilakukan pada
peserta diklat dan peneliti atas pelayanan diklat dan penelitian di BBKPM Bandung.
Tabel 3.8 Capaian Indikator Persentase Kepuasan Peneliti dan Diklat
INDIKATOR KINERJA
2015 2016 2017 2018 2019
T R T R T R T R T R
% kepuasan peserta peneliti dan diklat
45% 79,11% 92% 89,38% 85% 88,12% 85% 87,94% 85% 90,36%
d. Persentase Kepuasan Pegawai BBKPM Bandung
Pada Perpektif stakeholder BBKPM Bandung untuk tahun 2019 menetapkan
target indikator persen kepuasan pegawai BBKPM Bandung adalah 85%. Pengukuran
kepuasan pegawai dilakukan dengan menggunakan kuesioner dengan jumlah
responden sebanyak 150 pegawai, terhadap 8 variabel yaitu jenis pekerjaan, rasa
aman, lingkungan kerja, pengembangan karir, supervise, hubungan dengan pihak
manajemen, pendidikan dan pelatihan, kompensasi dan manfaat. Hasil perhitungan
kepuasan kerja pegawai BBKPM Bandung tahun 2019 ini adalah pada angka 87,3%
sudah melebihi target 2019 yaitu 85%. Adapun nilai kepuasan tertinggi pada variabel
lingkungan kerja (90%) dan yang terendah pada variabel supervisi (19,3%).
Tabel 3.9 Capaian Indikator Persentase Kepuasan Pegawai BBKPM Bandung
INDIKATOR KINERJA
2015 2016 2017 2018 2019
T R T R T R T R T R
% kepuasan pegawai BBKPM Bandung
75% 75% 79% 81% 80% 61,11% 83% 84,9% 85% 87,30%
3. Terwujudnya Kualitas dan Kuantitas Penelitian Dan Diklat Kesehatan Paru
Untuk mencapai sasaran ini, BBKPM Bandung menetapkan indikator :
a. Persentase Penelitian Kesehatan Paru Terimplementasi
Persentase Penelitian kesehatan paru terimplementasi adalah melaksanakan
penelitian sesuai RKAKL pada tahun berjalan dan implementasi rekomendasi hasil
penelitian tahun sebelumnya. Penelitian internal dilaksanakan pada tahun 2019
sebanyak 2 penelitian dengan judul: (1) “Analisis pengaruh regulasi terhadap
kelangsungan pengobatan TBC Komorbid di BBKPM Bandung Tahun 2019”, dan (2)
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah - BBKPM Bandung 2019 32
“Analisis 10 diagnosis penyakit terbanyak dan biaya pelayanan peserta JKN di BBKPM
Bandung tahun 2019”.
Disamping melakukan penelitian internal, BBKPM Bandung juga menerima
Penelitian dari Luar yang biasanya banyak dilakukan oleh mahasiswa dari lembaga
pendidikan kesehatan maupun non kesehatan, adapun jumlah penelitian pihak
eksternal selama Semester tahun 2019 yaitu 22 penelitian: Tingkat D-3 sebanyak 8
orang, Tingkat S1 sebanyak 11 orang, Program NERS 1 orang, S2 sebanyak 1 orang,
dan S3/Institusi sebanyak 1 orang.
Tabel 3.10 Capaian Indikator Persentase Penelitian Kesehatan Paru Terimplementasi
INDIKATOR KINERJA
2015 2016 2017 2018 2019
T R T R T R T R T R
% Penelitian kesehatan paru terimplementasi
45% 46,67% 50% 100% 55% 100% 85% 100% 100% 100%
b. Persentase Terlaksananya Pendidikan dan Pelatihan Kesehatan Paru
Persentase terlaksananya pendidikan dan pelatihan kesehatan paru adalah
Pendidikan dan pelatihan kesehatan paru yang dilaksanakan untuk meningkatkan
kapasitas SDM Internal dan Eksternal yang terlaksana pada tahun berjalan. Pendidikan
dan pelatihan yang dimaksud dalam perhitungan adalah:
- Internal : On the Job Training, Workshop, Simposium Forum Ilmiah Respirasi, Diklat
Fungsional, dan diklat lainnya
- Eksternal : Bimbingan Teknis, Workshop, Simposium Forum Ilmiah Respirasi,
Sosialisasi-Advokasi dan Diklat lainnya
Tabel 3.11 Capaian Indikator Persentase Terlaksananya Pendidikan dan
Pelatihan Kesehatan Paru
INDIKATOR KINERJA
2015 2016 2017 2018 2019
T R T R T R T R T R
% Terlaksananya Pendidikan dan Pelatihan Kesehatan Paru
45% 47,62% 50% 124% 60% 116,44% 85% 112,21% 100% 136,90%
Pelaksanaan Pendidikan dan Pelatihan Kesehatan Paru di BBKPM Bandung
terdiri dari kegiatan sebagaimana diuraikan pada tabel berikut:
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah - BBKPM Bandung 2019 33
Tabel 3.12 Target dan Realisasi Diklat Kesehatan Paru BBKPM Bandung
Diklat Kesehatan Paru Satuan Target 2019
Realisasi 2019
Audiensi Wilayah Binaan kegiatan 3 11
Bimbingan Teknis Tenaga Kesehatan kegiatan 4 4
Simposium Forum Ilmiah Respirasi kegiatan 1 1
Workshop/Seminar Ilmiah Kesehatan Paru kegiatan 1 1
On The Job / In House Training Kesehatan Paru kegiatan 4 11
Peningkatan Kapasitas SDM kegiatan 1 (40) 1(140)
Program Komunitas Sehat Paru kegiatan 10 14
Sosialisasi dan Advokasi Kesehatan Paru kegiatan 1 2
Penyuluhan Luar gedung kegiatan 17 10
Pada tahun 2019 Audiensi Wilayah Binaan yang sudah dilaksanakan adalah
sebanyak 11 kali yaitu audiensi ke Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat, Walikota
Padang dan Rumah Sakit Paru Sumatera Barat, kemudian ke Dinas Kesehatan
Provinsi Bangka Belitung, Banten, Jawa Barat, Kepulauan Riau, Lampung, Bengkulu,
Aceh, Jambi, Sumatera Utara dan Sumatera Selatan.
Untuk kegiatan Bimbingan Teknis Tenaga Kesehatan yang direncanakan pada
tahun ini adalah ke 4 Dinas Kesehatan Provinsi telah dilaksanakan sesuai target yaitu
ke Provinsi Sumatera Barat, Kepulauan Riau, Lampung dan Bengkulu.
Untuk kegiatan Simposium Forum Ilmiah Respirasi dan Workshop/Seminar
Ilmiah Kesehatan Paru, pada tahun ini telah dilaksanakan yaitu Forum Ilmiah Respirasi
dengan Tema Radiologi “Peranan Radiodiagnostik dalam Penanganan
Kegawatdaruratan Respirasi” dengan tempat di Hotel Palace Cianjur pada tanggal 1
Desember 2019 dan Seminar Kedokteran: “Environmentally Induced Lung Disease”
bertempat di BBKPM Bandung diselenggarakan pada tanggal 15 Desember 2019.
Untuk kegiatan On The Job / In House Training (IHT) Kesehatan Paru telah
dilaksanakan 11 kegiatan terdiri dari; IHT TB DOTS sebanyak 2 kali pada 26 dan 29
Maret 2019, IHT Penyusunan Rencana Anggaran dan Spesifikasi Pemeliharaan
Gedung pada 21 s.d 22 Maret 2019, serta IHT Teknik Penulisan Artikel/Berita pada 06
Maret 2019, kemudian dilanjutkan dengan kegiatan IHT Customer Services pada
tanggal 17 Juli 2019, IHT Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (8-9 Agustus 2019),
IHT Kewirausahaan (30 Agustus 2019), IHT K3 RS di Bandung dan IHT Mitigasi
Bencana di Bandung (20 dan 22 November) dan IHT Mitigasi Bencana di UPF Garut
dan Cianjur (26, 27 November 2019). Untuk seluruh kegiatan tersebut melibatkan
sejumlah 383 orang pegawai.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah - BBKPM Bandung 2019 34
Untuk kegiatan Peningkatan Kapasitas Sumber Daya telah mengikut-sertakan
sejumlah 140 orang pegawai dengan jumlah kegiatan sebanyak 105 kali dalam
setahun. Kegiatan tersebut melibatkan 270 orang peserta. Kegiatan peningkatan
kapasitas sumber daya diselenggarakan oleh lembaga/organisasi lain, baik yang
dibiayai oleh DIPA BBKPM dan atau Sponsorship dan atau dibiayai oleh
penyelenggara kegiatan. Adapun bentuk kegiatan Peningkatan Kapasitas Sumber
Daya diantaranya; TOT (Training of Trainer), Psikotest dan MMPI (Tes Minnesota
Multiphasic Personality Inventory), Focus Grup Discussion, Research Seminar Series,
Workshop, Entry Meeting, Sosialisasi Advokasi, Pelatihan Kepemimpinan, Pelatihan
Teknis, Pertemuan Ilmiah, dll.
Program Kesehatan Paru Komunitas mengalami perubahan fokus kegiatan
kepada pengembangan Desa/Kelurahan Siaga Tuberkulosis di 3 daerah, yaitu Kota
Bandung, Kabupaten Garut dan Kabupaten Cianjur. Perubahan ini dilaksanakan pada
Triwulan III dan IV T.A 2019. Dalam perubahan fokus tersebut, diperlukan penyesuaian
bentuk dan jumlah kegiatan menjadi Assessment, Focused Group Disscussion dan
Pelatihan Kader. Sehingga dengan kegiatan Program Komunitas Sehat Paru yang
telah terlaksana pada Triwulan I, maka jumlah kegiatan menjadi 14.
Menimbang bahwa sasaran utama Sosialisasi dan Advokasi kegiatan
pengendalian Tuberkulosis secara Nasional pada tahun 2019 ditetapkan kepada
lingkungan tempat tinggal anggota TNI, Lembaga Pemasyarakatan dan Pesantren-
pesantren, maka sasaran sosialisasi dan advokasi BBKPM Bandung pun dilakukan
penyesuaian untuk dapat menjangkau sasaran utama nasional yang dimaksud.
Dengan keterbatasan sumber daya yang dimiliki dan seiring dengan terjadinya
penyesuaian fokus kegiatan pengembangan Desa/Kelurahan Siaga Tuberkulosis dan
sasaran Sosialisasi dan Advokasi Kesehatan Paru, maka target jumlah pelaksanaan
kegiatan Penyuluhan Luar Gedung menjadi tidak tercapai.
4. Terwujudnya Pelayanan Prima Kesehatan Paru Masyarakat dengan Unggulan
Asma-PPOK
Untuk mencapai sasaran ini, BBKPM Bandung menetapkan indikator :
a. Akreditasi Kelembagaan BBKPM
Akreditasi merupakan sebuah proses penilaian dan penetapan kelayakan
fasilitas pelayanan kesehatan berdasarkan standar pelayanan yang telah ditetapkan
oleh lembaga independen akreditasi Kementerian Kesehatan. Akreditasi wajib bagi
semua fasyankes seperti rumah sakit baik rumah sakit publik/pemerintah maupun
rumah sakit privat/swasta/BUMN, Balai, Puskesmas dll, karena ini untuk menjamin
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah - BBKPM Bandung 2019 35
meningkatkan mutu pelayanan secara berkesinambungan juga merupakan syarat
utama kontrak kerja sama dengan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)
Kesehatan.
Sampai saat ini belum ada pedoman akreditasi untuk Balai, oleh sebab itu
BBKPM Bandung menetapkan sistem manajemen mutu ISO sesuai dengan standar
internasional yang akan menjamin kredibilitas kegiatan pelayanan di BBKPM
Bandung. Artinya, segala kegiatan yang dilakukan telah memiliki standar terbaik yang
pada akhirnya menghasilkan nilai positif dalam hal kepuasan konsumen.
Dengan telah terbitnya sertifikat ISO 9001:2015, yang dikeluarkan oleh IRQA
(Indonesia Registered Quality Assurance) dan lisensi dari KAN (Komite Akreditasi
Nasional) pada tanggal 11 Desember 2018 dengan nomor 2018-1-0013 maka
Tercapainya Sertifikasi Manajemen Mutu ISO 9001:2015 di BBKPM Bandung,
sehingga nilai untuk indikator ini 100%.
Tabel 3.13 Capaian Indikator Akreditasi Kelembagaan BBKPM Bandung
INDIKATOR KINERJA
2015 2016 2017 2018 2019
T R T R T R T R T R
Akreditasi Kelembagaan BBKPM
60% 50% 70% 60% 80% 70% 100% 100% 100% 100%
Gambar 3.1 Sertifikat ISO 9001:2015 BBKPM Bandung
b. Persentase Tindak lanjut hasil temuan Audit Sistem Manajemen
Persentase Tindak lanjut hasil temuan Audit Sistem Manajemen adalah
pelaksanaan tindak lanjut hasil temuan pemeriksaan sistem manajemen dan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah - BBKPM Bandung 2019 36
Implementasi Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) Dan Wilayah Birokrasi Bersih
Melayani (WBBM). Adapun cara perhitungan inidkator ini adalah jumlah laporan tindak
lanjut hasil temuan pemeriksaan sistem manajemen yang dilaksanakan dan laporan
Implementasi Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) Dan Wilayah Birokrasi Bersih
Melayani (WBBM) yang dilaksanakan dibagi dengan jumlah kegiatan tindak lanjut hasil
temuan pemeriksaan sistem manajemen dan rencana kegiatan Implementasi Wilayah
Bebas dari Korupsi (WBK) Dan Wilayah Birokrasi Bersih Melayani (WBBM) yang
direncanakan dalam PKPT SPI yang telah disahkan oleh Kepala BBKPM Bandung.
Adapun capaian indikator tindak lanjut hasil temuan sistem manajemen untuk tahun
2019 ini tercapai 96,85%.
Tabel 3.14 Capaian Indikator Persentase Tindak lanjut hasil temuan Audit Sistem
Manajemen
INDIKATOR KINERJA
2015 2016 2017 2018 2019
T R T R T R T R T R
% Tindak lanjut hasil temuan Audit Sistem Manajemen
80% 80% 85% 94,44% 100% 103,51% 100% 97,92% 100% 96,85%
c. Persentase Tindak Lanjut Hasil Temuan Audit Keuangan
Persentase Tindak lanjut hasil temuan Audit Keuangan adalah pelaksanaan
tindak lanjut hasil temuan pemeriksaan keuangan. Adapun cara perhitungan indikator
ini adalah jumlah laporan pelaksanaan tindak lanjut hasil temuan pemeriksaan
keuangan yang dilaksanakan dibagi Jumlah laporan pelaksanaan tindak lanjut hasil
temuan pemeriksaan keuangan yang direncanakan dalam PKPT SPI yang telah
disahkan oleh Kepala BBKPM Bandung.
Adapun capaian indikator persentase tindak lanjut hasil temuan audit keuangan
untuk tahun 2019 ini adalah 100,96%.
Tabel 3.15 Capaian Indikator Persentase Tindak Lanjut Hasil Temuan Audit
Keuangan
INDIKATOR KINERJA
2015 2016 2017 2018 2019
T R T R T R T R T R
% Tindak lanjut hasil temuan Audit Keuangan
75% 75% 80% 80% 100% 100% 100% 107,14% 100% 100,96%
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah - BBKPM Bandung 2019 37
d. Persentase Layanan Pasien Asma-PPOK
Persentase layanan pasien Asma-PPOK adalah Persentase pasien asma dan
PPOK yang diperiksa oleh dokter dan mendapat terapi di BBKPM Bandung dan
persentase Upaya Kesehatan Masyarakat untuk Asma-PPOK yang dilaksanakan pada
tahun berjalan. Adapun formula perhitungannya adalah jumlah pasien asma dan PPOK
yang diperiksa oleh dokter dan mendapat terapi dan jumlah upaya kesehatan
masyarakat untuk Asma-PPOK dibagi jumlah seluruh pasien asma dan PPOK yang
datang untuk memeriksakan diri ke BBKPM Bandung dan jumlah seluruh upaya
kesehatan masyarakat untuk asma-PPOK yang direncanakan dikali 100%.
Adapun capaian indikator persentase layanan pasien Asma-PPOK tahun 2019
adalah 100%, karena seluruh pasien Asma-PPOK tahun 2019 sebanyak 7.612 pasien
yang datang ke Klinik Asma-PPOK BBKPM Bandung ditangani sesuai SOP yang
berlaku dan mendapatkan terapi.
Tabel 3.16 Capaian Indikator Persentase Layanan Pasien Asma-PPOK
INDIKATOR KINERJA
2015 2016 2017 2018 2019
T R T R T R T R T R
% Layanan pasien Asma dan PPOK
70% 100% 95% 100% 97% 100% 99% 100% 100% 100%
Grafik 3.2 Jumlah Kunjungan Klinik ASPO Tahun 2019
5. Terwujudnya Kerjasama Lintas Sektor dan Lintas Program di bidang Kesehatan
Paru Masyarakat
Untuk mencapai sasaran strategis ini, BBKPM Bandung menetapkan
indikator:
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah - BBKPM Bandung 2019 38
a. Tersusun Dan Terimplementasinya Program Pembinaan Wilayah Kerja BBKPM
Bandung di 13 Provinsi
Tersusun dan terimplementasinya program pembinaan wilayah kerja BBKPM
Bandung di 13 provinsi adalah jumlah provinsi yang telah dilakukan program
pembinaan wilayah yang dilaksanakan secara bertahap di 13 provinsi, berupa
audiensi, diseminasi informasi, bimbingan teknis maupun bentuk lainnya.
Kegiatan bina wilayah dan bimbingan teknis secara tidak langsung dapat
dimanfaatkan sebagai promosi ke wilayah kerja tentang pelayanan yang tersedia di
BBKPM Bandung sebagai fasilitas kesesehatan (Faskes) rujukan paru strata 2,
BBKPM Bandung juga memiliki tenaga-tenaga yang kompeten di bidangnya yang
dapat menjadi narasumber untuk diseminasi informasi masalah kesehatan paru di
wilayah kerja.Bimbingan teknis merupakan indikator kinerja operasional pelayanan dan
indikator kinerja mutu pelayanan dan manfaat bagi masyarakat yang harus memiliki
nilai. Disamping itu bimbingan teknis merupakan tupoksi utama BBKPM yang
menangani kesehatan paru masyarakat. Dengan kegiatan bimbingan teknis ini
diharapkan sumber daya manusia di pelayanan kesehatan seperti puskesmas, klinik
semakin semakin meningkat pengetahuan dan ketrampilannya sehingga berdampak
kepada pencegahan/preventif terjadinya kasus penyakit paru di masyarakat.
Kegiatan pembinaan wilayah kerja tahun 2019 dilakukan pada 11 provinsi
binaan yaitu : Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat, Dinas Kesehatan Provinsi
Sumatera Utara, Dinas Kesehatan Provinsi Aceh, Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu,
Dinas Kesehatan Provinsi Bangka Belitung, Dinas Kesehatan Provinsi Lampung, Dinas
Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau, Dinas Kesehatan Provinsi Jambi, Dinas
Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan, Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, Dinas
Kesehatan Provinsi Banten. Kegiatan bimbingan teknis hanya dilakukan pada 4
provinsi yaitu : Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat, Dinas Kesehatan Provinsi
Lampung, Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau dan Dinas Kesehatan Provinsi
Bengkulu.
Tindaklanjut hasil audiensi adalah dilakukan MoU dalam Bidang Kesehatan
Paru untuk meningkatkan CDR (Case Detection Rate), Pengobatan Tuberkulosis dan
TB-RO, kerjasama diharapkan dapat dilaksanakan dalam waktu 3 tahun mencakup:
1) Pelatihan Wasor
2) Peningkatan Kapasitas SDM di lingkungan Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera
Barat
3) Magang/PKL mahasiswa institusi kesehatan di wilayah kerjanya ke BBKPM
Bandung
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah - BBKPM Bandung 2019 39
4) Study Banding Kesehatan Paru
5) Bimbingan Teknis Kesehatan Paru
6) Seminar Regional / Forum Ilmiah/Workshop Kesehatan Paru
7) Webinar Kesehatan Paru
8) Pengembangan Desa Siaga TB.
Tabel 3.17 Capaian Indikator Tersusun dan Terimplementasinya Program
Pembinaan Wilayah Kerja BBKPM Bandung di 13 Provinsi
INDIKATOR KINERJA 2015 2016 2017 2018 2019
T R T R T R T R T R
% tersusun dan terimplementasinya program pembinaan wilayah kerja BBKPM Bandung di 13 provinsi
2 2 3 2 4 4 4 7 3 11
b. MOU/kerjasama terimplementasi
MoU/kerjasama terimplementasi adalah banyaknya jumlah MOU/ Kerja sama
terimplementasi yang dilakukan oleh BBKPM bandung dengan Instansi lain dalam
rangka mewujudkan sasaran kerjasama lintas sektor di bidang kesehatan paru, adapun
yang dihitung dalam indikator ini adalah MoU/kerjasama baru maupun perpanjangan
MoU/kerjasama, untuk perpanjangan MoU/kerjasama pada Bidang Promosi dan
Pengembangan Sumber Daya dilaksanakan pada Tahun 2019.
Adapun jumlah realisasi MoU/kerjasama terimplementasi tahun 2019 adalah 36
perjanjian kerjasama terimplementasi, antara lain:
Tabel 3.18 Daftar Perjanjian Kerjasama Lembaga BBKPM Bandung
No Lembaga/Instansi Bidang Kerjasama
1. Balai Laboratorium Kesehatan Provinsi Jawa Barat
Pelayanan Rujukan Pemeriksaan Laboratorium
2. BPJS Kesehatan KCU Bandung Pelayanan Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan Bagi Peserta Program JKN
3. BPJS Kesehatan Cabang Sukabumi Pelayanan Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan Bagi Peserta Program JKN
4. BPJS Kesehatan Cabang Tasikmalaya Pelayanan Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan Bagi Peserta Program JKN
5. Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung Barat Pelayanan Kesehatan Jamkesda (Kartu Cermat)
6. Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Barat / Global Fund
Pelayanan Kesehatan TB-MDR
7. RSKIA Kota Bandung Pelayanan Penunjang Kesehatan
8. Klinik Utama ELIM Pelayanan Penunjang Kesehatan
9. Klinik Utama MEDISSINA Pelayanan Penunjang Kesehatan
10. Laboratorium Klinik Pramita Pelayanan Penunjang Kesehatan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah - BBKPM Bandung 2019 40
No Lembaga/Instansi Bidang Kerjasama
11. Klinik Graha Medika Cianjur Pelayanan Kesehatan radiologi
12. Perkumpulan Female Plus Pendukung Kegiatan
13. Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat Program Kesehatan Paru Terintegrasi
14. Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara Program Kesehatan Paru Terintegrasi
15. Dinas Kesehatan Provinsi Aceh Program Kesehatan Paru Terintegrasi
16. Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu Program Kesehatan Paru Terintegrasi
17. Dinas Kesehatan Provinsi Bangka Belitung Program Kesehatan Paru Terintegrasi
18. Dinas Kesehatan Provinsi Lampung Program Kesehatan Paru Terintegrasi
19. Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau Program Kesehatan Paru Terintegrasi
20. Universitas Siliwangi Tasikmalaya PKL/Magang/Praktek Kerja Industri
21. STIK Immanuel Bandung PKL/Magang/Praktek Kerja Industri
22. AKPER Pemkab Cianjur PKL/Magang/Praktek Kerja Industri
23. SMK Bhakti Medika Cianjur PKL/Magang/Praktek Kerja Industri
24. SMK Bhakti Kencana Garut PKL/Magang/Praktek Kerja Industri
25. Poltekes Bandung PKL/Magang/Praktek Kerja Industri
26. SMK Farmasi Bumi Siliwangi Bandung PKL/Magang/Praktek Kerja Industri
27. Akademi Fisioterapi RS Dustira Cimahi PKL/Magang/Praktek Kerja Industri
28. Sekolah Tinggi Farmasi Indonesia Bandung PKL/Magang/Praktek Kerja Industri
29. SMK YBKP3 Garut PKL/Magang/Praktek Kerja Industri
30. Poltekes Jakarta III PKL/Magang/Praktek Kerja Industri
31. Universitas Aisyiyah Yogyakarta PKL/Magang/Praktek Kerja Industri
32. STIKes Karya Husada Garut PKL/Magang/Praktek Kerja Industri
33. STIKes YPSDMI Garut PKL/Magang/Praktek Kerja Industri
34. Secure Parking Lahan parkir
35. Bank Mandiri Cabang Surapati Bandung Layanan Transaksi Perbankan
36. Koperasi Sehat Sejahtera Kantin
Tabel 3.19 Capaian Indikator MoU/Kerjasama Terimplementasi
INDIKATOR KINERJA 2015 2016 2017 2018 2019
T R T R T R T R T R
MOU/kerjasama terimplementasi
3 4 15 20 20 20 25 27 30 36
Realisasi MoU/kerjasama terimplementasi setiap tahunnya meningkat seiring
dengan peningkatan jejaring kerjasama baik di bidang pelayanan kesehatan maupun
pengembangan sumber daya dan promosi kesehatan, dengan peningkatan kerjasama
ini dapat berdampak pada peningkatan kinerja tugas pokok dan fungsi BBKPM
Bandung.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah - BBKPM Bandung 2019 41
6. Terwujudnya Efisiensi Pelayanan Kesehatan Paru BBKPM Bandung
Untuk mencapai sasaran strategis ini, menetapkan indikator:
a. Persentase Waktu Layanan
Persentase waktu layanan adalah waktu efektif penggunaan jam kerja
dibanding dengan waktu pelayanan sehingga bisa meningkatkan pelayanan-
pelayanan baru lainnya. Persentase waktu layanan BBKPM Bandung pada tahun 2019
ini tercapai 89,03% dari target sebesar 85%.
Tabel 3.20 Capaian Indikator Persentase Waktu Layanan
INDIKATOR KINERJA
2015 2016 2017 2018 2019
T R T R T R T R T R
% Waktu layanan
65% 65% 85% 92,67% 65% 75,67% 70% 72,67% 85% 89,03%
b. Persentase Utilisasi Sumber Daya Manusia
Persentase Utilisasi sumber daya manusia adalah perbandingan antara rasio
riil jumlah pasien rata rata sehari dibanding dengan jumlah medis dan paramedis
(dokter dan perawat) di layanan rawat jalan dengan rasio ideal jumlah pasien rata rata
sehari dibanding jumlah tenaga medis dan paramedis.
Tabel 3.21 Capaian Indikator Persentase Utilisasi Sumber Daya Manusia
INDIKATOR KINERJA
2015 2016 2017 2018 2019
T R T R T R T R T R
% Utilisasi sumber daya manusia
80% 85,75% 85% 93,75% 70% 75,46% 75% 71,63% 80% 87,39%
c. Persentase Utilisasi Peralatan Layanan Kesehatan Paru
Persentase Utilisasi peralatan layanan kesehatan paru adalah Perbandingan
antara jumlah penggunaan alat pada setiap instalasi dibanding dengan kapasitas
penggunaan alat instalasi. Adapun alat yang dihitung adalah: Bronkoskopi, Biosafety
Cabinet, Rontgen, Microwave Diathermy.
Tabel 3.22 Capaian Indikator Persentase Utilisasi Peralatan Layanan Kesehatan Paru
INDIKATOR KINERJA
2015 2016 2017 2018 2019
T R T R T R T R T R
% Utilisasi peralatan layanan kesehatan paru
45% 88,70% 93% 107% 60% 75,94% 70% 87,29% 75% 91,75%
Tahun 2019 ini indikator persentase utilisasi peralatan layanan kesehatan paru
tercapai sebesar 91,75%. Terjadi peningkatan dibanding tahun lalu, seiring dengan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah - BBKPM Bandung 2019 42
jumlah pertumbuhan/peningkatan pemeriksaan di instalasi radiologi, dan peningkatan
pemakaian MWD pada instalasi rehabilitasi medik sehingga berpengaruh terhadap
peningkatan indikator persentase utilisasi peralatan layanan kesehatan paru ini.
7. Terpenuhinya Sarana dan Prasarana yang Sesuai dengan Kebutuhan Baik
Kualitas Maupun Kuantitas Dalam Pelayanan Kesehatan Paru Masyarakat
Untuk mencapai sasaran strategis ini, BBKPM Bandung menetapkan
indikator:
a. Persentase Pengembangan Sarana Dan Prasarana Gedung Layanan Kesehatan
Paru
Pengembangan Sarana Prasarana gedung ini adalah terpenuhinya kebutuhan sarana
prasarana gedung untuk mendukung program pelayanan kesehatan paru sesuai
dengan kebutuhan di BBKPM Bandung. Pengukuran dilakukan dengan
membandingkan jumlah sarana prasarana gedung yang terpenuhi atau tersedia dibagi
jumlah sarana prasarana gedung yang diperlukan dikali 100%.
Tabel 3.23 Capaian Indikator Persentase Pengembangan Sarana Dan Prasarana Gedung Layanan Kesehatan Paru
INDIKATOR KINERJA
2015 2016 2017 2018 2019
T R T R T R T R T R
% pengembangan sarana dan prasarana gedung Layanan kesehatan paru
70% 70% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
Capaian pengembangan sarana prasarana gedung ini dilihat dari telah
terselesaikannya rencana pembangunan gedung BBKPM Bandung mulai dari gedung
A pada Tahun 2013, Gedung B tahap I Tahun 2015, Gedung B tahap II Tahun 2016,
serta penyelesaian Rumah Genset dan Gardu Induk (Power House) Tahun 2017.
Sarana utama BBKPM Bandung yang terletak di Jalan Cibadak No. 214
Bandung adalah bangunan seluas 6.713 m2 yang berdiri diatas tanah seluas 3.330 m2.
Adapun kondisi per 1 Januari 2019, BBKPM Bandung memiliki Bangunan Utama:
(1) Gedung A yang terdiri dari :
- Lantai 1: Instalasi Gawat Darurat (IGD) 24 Jam dan Instalasi Radiologi
- Lantai 2: Instalasi Laboratorium
- Lantai 3: Instalasi Rawat Inap
- Lantai 4: Instalasi Pemeliharaan Sarana dan Kesehatan Lingkungan
(2) Gedung B terdiri dari :
- Lantai Basement: Instalasi Gizi/Pantry, Laundry, Gudang, Parkir,
Pemulasaraan Jenazah, Workshop IPSKL, IPAL, Ruang Satpam/CCTV
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah - BBKPM Bandung 2019 43
- Lantai 1: Instalasi Rawat Jalan (Poliklinik), Instalasi Rekam Medis
(Pendaftaran), Humas dan Kasir, Rumah Genset, Gardu Induk (Power House)
- Lantai 2: Instalasi Farmasi, Instalasi Rawat Jalan (Poliklinik & Konseling),
Ruang Dokter, Instalasi Rehabilitasi Medik, Kantin/Koperasi.
- Lantai 3: Instalasi Rawat Inap, Instalasi Bedah Paru, Ruang Diklat, Ruang
Rapat, Ruang ULP, SPI/UPG, Ruang Akreditasi, Ruang YAI serta Ruang
Medical Check Up (MCU).
- Lantai 4: Ruang Pimpinan dan Tata Usaha serta Auditorium.
Sedangkan sarana BBKPM Bandung di Garut memiliki bangunan seluas 220
m2 yang berdiri diatas tanah seluas 1.704 m2, menempati kantor milik Pemerintah
Daerah Kabupaten Garut di Jalan Rumah Sakit dr. Slamet No. 13 dengan status
kepemilikan tanah Hak Guna Pakai sesuai dengan surat persetujuan pemakaian
gedung dari Kepala Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Barat Nomor 503/5629/UM
tanggal 25 Agustus 1993.
Di Cianjur memiliki bangunan seluas 1.262 m2 yang berdiri diatas tanah seluas
2.450 m2, menempati tanah milik Kementerian Kesehatan terletak di Jalan Siliwangi
No. 15 Cianjur, dengan luasa tanah 2.450 m2 dengan luas bangunan 1.262 m2 terdiri
dari 662 m2 bangunan milik sendiri ditambah bangunan Hibah eks-BPPKP
Kabupaten Cianjur seluas 600 m2 dengan SK Hibah dan Naskah Perjanjian Hibah
Daerah (NPHD) serta Berita Acara Serah Terima Hibah Nomor
KN.02.07/I/4684/2017. Kondisi gedung hibah tersebut masih perlu perbaikan dan
penataan, dan rencananya akan dimanfaatkan untuk pengembangan layanan
kesehatan paru di UPF Cianjur.
b. Persentase Peralatan Utama Dan Penunjang Kesehatan Paru Sesuai Best
Practice
Persentase peralatan utama dan penunjang kesehatan paru sesuai best
practice adalah kelengkapan kebutuhan peralatan utama dan penunjang kesehatan
paru sesuai standar BBKPM.
Tabel 3.24 Capaian Indikator Persentase Peralatan Utama Dan Penunjang Kesehatan Paru Sesuai Best Practice
INDIKATOR KINERJA
2015 2016 2017 2018 2019
T R T R T R T R T R
% peralatan utama dan penunjang kesehatan paru sesuai best practice (kuantitas)
60% 66% 100% 93,50% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah - BBKPM Bandung 2019 44
Persentase kelengkapan peralatan utama dan penunjang kesehatan paru
sesuai best practice tercapai 100%. Saat ini Pelayanan Kesehatan BBKPM Bandung
berada pada Strata II, berstatus sebagai Klinik Utama, sehingga untuk sarana
kelengkapan peralatan yang mengacu kepada RS Paru Kelas B yang terdiri dari 31
alat kesehatan telah dimiliki.
c. Persentase Kelengkapan Peralatan & Sarana Kesehatan Paru Untuk Aktivitas Di
Luar Gedung
Persentase kelengkapan peralatan & sarana kesehatan paru untuk aktivitas di
luar gedung adalah pemenuhan kelengkapan sarana dan prasarana kesehatan paru
untuk aktivitas luar gedung.
Tabel 3.25 Capaian Indikator Kelengkapan Peralatan & Sarana Kesehatan Paru Untuk Aktivitas Di Luar Gedung
INDIKATOR KINERJA
2015 2016 2017 2018 2019
T R T R T R T R T R
% kelengkapan peralatan & sarana kesehatan paru untuk aktivitas di luar gedung
80% 80% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
Capaian indikator kelengkapan peralatan dan sarana kesehatan paru untuk
aktivitas di luar gedung Tahun 2019 adalah 100%, yaitu dengan telah terpenuhinya
kebutuhan alat Spirometri, Pulse Oximeter, Peak Flow Meter.
8. Terpenuhinya Manajemen SDM Excellent
Untuk mencapai sasaran strategis ini, menetapkan indikator:
a. Persentase Penilaian Kinerja dan Insentif Pegawai
Penilaian kinerja dan insentif pegawai adalah hasil penilaian kinerja seluruh
pegawai terhadap performance indikator. Adapun capaian tahun 2019 ini sebesar
97,94%, penilaian kinerja dan insentif pegawai dilakukan untuk pegawai yang berstatus
PNS Aktif dan pegawai BLU yang dilakukan setiap bulan sebagai dasar perhitungan
remunerasi dengan mengacu pada pedoman penilaian kinerja yang telah disusun.
Tabel 3.26 Rekapitulasi Penilaian Kinerja dan Insentif Pegawai
BULAN JUMLAH
PEGAWAI AKTIF TARGET KINERJA
HASIL KINERJA
RATA-RATA CAPAIAN KINERJA
a b c = b x 100 d e
JAN 128 12.800,00 12.900,00 100,78
FEB 130 13.000,00 12.537,60 96,44
MAR 130 13.000,00 12.617,65 97,06
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah - BBKPM Bandung 2019 45
BULAN JUMLAH
PEGAWAI AKTIF TARGET KINERJA
HASIL KINERJA
RATA-RATA CAPAIAN KINERJA
APR 130 13.000,00 12.385,61 95,27
MEI 129 12.900,00 12.346,34 95,71
JUN 125 12.500,00 11.978,04 95,82
JUL 125 12.500,00 12.439,94 99,52
AGU 124 12.400,00 12.373,89 99,79
SEP 124 12.400,00 12.276,22 99,00
OKT 121 12.100,00 12.156,12 100,46
NOV 123 12.300,00 12.037,23 97,86
DES 123 12.300,00 12.037,23 97,86
TAHUN 2019 151.200,00 148.085,87 97,94
Tabel 3.27 Capaian Indikator Persentase Penilaian Kinerja dan Insentif Pegawai
INDIKATOR KINERJA
2015 2016 2017 2018 2019
T R T R T R T R T R
% Penilaian Kinerja dan Insentif Pegawai
60% 60% 70% 94% 80% 93,74% 90% 94,85% 100% 97,94%
Adapun total SDM BBKPM Bandung per tanggal 31 Desember 2019 sebanyak
191 pegawai terdiri dari 123 pegawai berstatus PNS, 66 pegawai Non-PNS serta 2
pegawai dengan perjanjian kerjasama (MOU). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
tabel berikut:
Tabel 3.28 SDM BBKPM Bandung Kondisi 31 Desember 2019
Kelompok Ketenagaan PNS Non PNS MoU Jumlah
Tenaga Gizi 4 4
Tenaga Kefarmasian 5 7 12
Tenaga Keperawatan 31 5 36
Tenaga Kesehatan Lingkungan 3 3
Tenaga Kesehatan Masyarakat 4 2 6
Tenaga Keteknisian Medis 4 6 10
Tenaga Keterapian Fisik 2 2
Tenaga Medis 22 4 2 28
Tenaga Non Kesehatan 4 30 34
Tenaga Non Kesehatan-Tata Usaha 16 10 26
Tenaga Struktural/Manajemen 9 0 9
Tenaga Teknik Biomedika 19 2 21
Grand Total 123 66 2 191
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah - BBKPM Bandung 2019 46
b. Persentase SDM Sesuai dengan Kebutuhan
Persentase SDM sesuai dengan kebutuhan adalah perbandingan antara jumlah
SDM tersedia dengan kebutuhan SDM sesuai Analisis Beban Kerja. Hasil perhitungan
analisis beban kerja yang dilakukan pada tahun 2019 jumlah SDM yang dibutuhkan
BBKPM Bandung adalah 213 orang dan saat ini jumlah SDM yang tersedia baik PNS
ataupun non PNS sebanyak 191 orang, sehingga capaian indikatornya adalah 89,67%.
Tabel 3.29 Capaian Indikator Persentase SDM Sesuai Dengan Kebutuhan
INDIKATOR KINERJA
2015 2016 2017 2018 2019
T R T R T R T R T R
% SDM sesuai dengan kebutuhan
65% 65% 70% 70% 75% 75,58 80% 73,36% 90% 89,67%
9. Terwujudnya Sistem Informasi Kesehatan Yang Terpadu dan Berdaya Guna Di
BBKPM Bandung
a. Persentase Tersusunnya dan Terimplementasinya Roadmap Pengembangan
Sistem Informasi BBKPM Terintegrasi
Persentase Tersusunnya dan terimplementasinya roadmap pengembangan
Sistem Informasi BBKPM terintegrasi yaitu tercapainya Level IT yang terintegrasi
adalah penerapan IT di RS sesuai tingkatan atau klasifikasi kemapanan sistem
informasi terintegrasi yang dijelaskan sbb :
70% : Infrastruktur dan platform sudah terpasang. Sistem informasi bisa
dipergunakan untuk module pendaftaran sampai module billing system
78% : Infrastuktur dan platform sistem informasi sudah bisa terhubung dengan
module instalasi farmasi dan module gudang obat
85% : Infrastruktur dan platform sistem informasi sudah bisa mendukung
module data anamnesa by system informasi. Kantor cabang sudah bisa
menggunakan SIM RS yang sama dengan BBKPM Bandung
92% : Infrastruktur dan platform sistem informasi sudah terkoneksi dengan
semua module bagian pelayanan dan module penunjangan di BBKPM
Bandung
100% : Infrastruktur dan platform sistem informasi sudah bisa terintegrasi dengan
semua kantor cabang
Angka tersebut dihitung dari jumlah modul IT yang direncanakan.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah - BBKPM Bandung 2019 47
Tabel 3.30 Capaian Indikator Persentase Tersusunnya Dan Terimplementasinya Roadmap Pengembangan Sistem Informasi BBKPM Terintegrasi
INDIKATOR KINERJA
2015 2016 2017 2018 2019
T R T R T R T R T R
% Tersusunnya dan terimplementasinya roadmap pengembangan Sistem Informasi BBKPM terintegrasi
70% 70% 70% 70% 85% 85% 92% 92% 100% 100%
Pada tahun 2019 Infrastruktur dan platform sistem informasi BBKPM Bandung
sudah bisa terintegrasi dengan semua kantor cabang baik UPF Garut maupun UPF
Cianjur, dimana Sistem informasi ini bisa dipergunakan untuk module pendaftaran
sampai module billing system, module instalasi farmasi dan module gudang obat, serta
module data anamnesa by sytem informasi. Kantor cabang sudah bisa menggunakan
SIM RS yang sama dengan BBKPM Bandung, semua module pelayanan dan module
penunjang sudah terkoneksi dengan BBKPM Bandung. Saat ini Tim IT sedang
meningkatkan kualitas SIM RS dengan penambahan beberapa module sehingga
capaian untuk indikator ini adalah 100%.
Dalam upaya peningkatan pelayanan kesehatan BBKPM Bandung dengan
BPJS, tim IT BBKPM Bandung sedang proses bridging dengan Vclaim BPJS Kota
Bandung. Secara keseluruhan, saat ini data yang ada di SIM Balai sudah terkoneksi
dengan data server BPJS. Sehingga diharapkan dapat menekan kejadian kesalahan
input akibat human error dalam pelayanan pasien BPJS di BBKPM Bandung. Modul
masih belum dapat diselesaikan secara sempurna karena masih terdapat proses
modifikasi modul yang belum selesai yaitu pelayanan pasien kecelakaan lalu lintas.
b. Persentase Terkoneksinya Sistem Informasi BBKPM Dengan Sistem Rujukan
Antar Rumah Sakit Se Bandung Raya (SPGDT)
Persentase Terkoneksinya Sistem Informasi BBKPM dengan sistem rujukan
antar rumah sakit se Bandung Raya (SPGDT) adalah terintegrasinya sistem informasi
BBKPM Bandung dengan RS Rujukan Se-Bandung Raya berdasarkan klasifikasi
berikut:
50 % : BBKPM Bandung sudah terhubung dengan SPGDT via telepon
60 % : BBKPM Bandung sudah mulai menerapkan rujukan pasien ke daftar RS
Rujukan Kota Bandung via telepon
70% : BBKPM Bandung sudah menyiapkan sistem informasi ketersediaan bed
kosong di rawat inap dan IGD berbasis web atau android
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah - BBKPM Bandung 2019 48
80% : BBKPM Bandung sudah bisa menghubungkan sistem informasi
ketersediaan bed kosong dengan RS Rujukan Lain
100% : BBKPM Bandung sudah bisa terkoneksi dengan SIRS Online di website
Palayanan Kesehatan Kemenkes RI dan Sistem SPGDT RS Rujukan Se-
Bandung Raya
Tabel 3.31 Capaian Indikator Persentase Terkoneksinya Sistem Informasi
BBKPM Dengan Sistem Rujukan Antar Rumah Sakit Se Bandung Raya (SPGDT)
INDIKATOR KINERJA
2015 2016 2017 2018 2019
T R T R T R T R T R
% Terkoneksinya Sistem Informasi BBKPM dengan sistem rujukan antar rumah sakit se Bandung Raya (SPGDT)
50% 50% 70% 60% 70% 70% 80% 80% 100% 100%
Dengan klasifikasi BBKPM Bandung sudah terhubung dengan SPGDT via
telepon, BBKPM Bandung sudah mulai menerapkan rujukan pasien ke daftar RS
Rujukan Kota Bandung via telepon, BBKPM Bandung sudah menyiapkan sistem
informasi ketersediaan bed kosong di rawat inap dan IGD berbasis web atau android,
BBKPM Bandung sudah bisa menghubungkan sistem informasi ketersediaan bed
kosong dengan RS Rujukan Lain, dan BBKPM Bandung sudah bisa terkoneksi dengan
SIRS Online di website Palayanan Kesehatan Kemenkes RI dan Sistem SPGDT RS
Rujukan Se-Bandung Raya.
Sampai saat ini BBKPM Bandung tidak terdaftar di data base UPT Pusat
Pelayanan Keselamatan Terpadu (PSC) 119 Kota Bandung sebagai fasyankes yang
melayani kegawat daruratan, walaupun sejak Oktober 2015 telah melakukan kegiatan
IGD 24 jam. Hal ini disebabkan karena surat permohonan yang dikirimkan oleh BBKPM
ke Dinas Kesehatan Kota Bandung sebagai fasyankes yang melayani kegawat
daruratan dan permohonan untuk dapat terkoneksi kepada sistem SPGDT sampai saat
ini belum ada tanggapannya.
Mengacu kepada hal tersebut maka agar layanan BBKPM bisa tersambung
dengan fasyankes lainnya saat ini telah terkoneksi dengan aplikasi Kemenkes yaitu
SISRUTE (Sistem Rujukan Terintegrasi) yaitu pelayanan kesehatan yang mengatur
pelimpahan tugas dan tanggung jawab pelayanan kesehatan secara timbal balik baik
vertikal maupun horizontal, dimana seluruh proses rujukan dilakukan secara
terintegrasi, dan telah di berikan passwordnya.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah - BBKPM Bandung 2019 49
Dengan demikian maka capaian indikator ini adalah 100% karena Sistem
Informasi BBKPM telah terkoneksi dengan sistem rujukan antar rumah sakit secara
Nasional.
10. Terwujudnya Budaya Berkinerja
Untuk mencapai sasaran strategis ini, BBKPM Bandung menetapkan
indikator:
a. Persentase Personil yang Kompeten
Persentase Personil yang kompeten yaitu perbandingan antara jumlah pegawai
yang telah memiliki kompetensi sesuai dengan jabatan yang diemban di banding
dengan seluruh pegawai BBKPM Bandung yang ada. Kompetensi didasarkan pada
latar belakang pendidikan/pelatihan/sertifikasi. Adapun pegawai yang diperhitungan
pada indikator ini adalah pegawai dengan status PNS.
Tabel 3.32 Capaian Indikator Persentase Personil yang Kompeten
INDIKATOR KINERJA
2015 2016 2017 2018 2019
T R T R T R T R T R
%Personil yang kompeten
65% 65% 70% 96% 95% 96,92% 96% 97,7% 97% 98,37%
Menurut data Kepegawaian jumlah SDM PNS BBKPM posisi tanggal 31
Desember 2019 adalah 123 orang. Dari jumlah itu masih ada 2 orang pegawai jabatan
perawat dengan pendidikan Sekolah Perawat Kesehatan (SPK), sehingga hasil
perhitungan total jumlah pegawai dengan kompetensi sesuai dibagi dengan total
seluruh Pegawai BBKPM Bandung dan dikalikan dengan 100% untuk pegawai
berstatus PNS adalah 121/123 x 100% = 98,37%.
B. Realisasi Anggaran
Realisasi Anggaran Belanja BBKPM Bandung Tahun Anggaran 2019 terserap
sebesar Rp. 39.480.049.927,- (94,09%) dari pagu anggaran sebesar Rp.41.958.163.000,-.
Terdapat sisa pagu anggaran sebesar Rp. 2.478.113.073,- (5,91%) antara lain: Rp.
1.635.460.874,- (RM) dan Rp. 842.652.199,- (BLU) merupakan hasil efisiensi proses
pengadaan baik langsung maupun konsolidasi seperti gas medis, limbah medis dan ATK.
Juga terdapat 4 unit peralatan kesehatan yang tidak jadi direalisasikan yaitu : 1 unit
timbangan berat badan digital dan 3 unit alat ukur badan, sebagai efisiensi dikarenakan
fungsi alat tersebut sudah ada pada alkes timbangan berat badan. Berikut kami sajikan
tabel realisasi anggaran belanja BBKPM Bandung Tahun Anggaran 2019.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah - BBKPM Bandung 2019 50
Tabel 3.33 Realisasi Anggaran BBKPM Bandung Tahun Anggaran 2019
No Uraian Pagu Awal 2019 Pagu Revisi Akhir 2019
Realisasi % Sisa
Anggaran %
APBN (Rupiah Murni)
1 Belanja Pegawai 7,028,870,000 8,842,317,000 8,700,500,459 98.40% 141,816,541 1.60%
2 Belanja Barang 12,111,915,000 16,180,319,000 14,691,252,602 90.80% 1,489,066,398 9.20%
3 Belanja Modal 1,860,461,000 1,815,527,000 1,810,949,065 99.75% 4,577,935 0.25%
Jumlah APBN 21,001,246,000 26,838,163,000 25,202,702,126 93.91% 1,635,460,874 6.09%
BLU
1 Belanja Barang 13,568,279,000 13,612,368,000 13,205,218,446 97.01% 407,149,554 2.99%
2 Belanja Modal 1,551,721,000 1,507,632,000 1,072,129,355 71.11% 435,502,645 28.89%
Jumlah BLU 15,120,000,000 15,120,000,000 14,277,347,801 94.43% 842,652,199 5.57%
TOTAL (APBN+BLU) 36,121,246,000 41,958,163,000 39,480,049,927 94.09% 2,478,113,073 5.91%
Tabel 3.34 Realisasi Anggaran Belanja BBKPM Bandung Tahun 2018 Berdasarkan Output Kegiatan
Kode MAK Output Anggaran Volume Keluaran
Pagu Realiasi % Pagu Realisasi Satuan
2.094.508 Alat Kesehatan 1.526.196.000 1.422.495.741 93,21% 75 71 Unit
2.094.509 Layanan operasional UPT BLU
13.873.064.000 13.492.530.869 97,26% 1 1 Layanan
2.094.512 Obat-Obatan dan Bahan Medis Habis Pakai
7.890.681.000 7.631.293.848 96,71% 1 1 Paket
2.094.951 Layanan Internal dan Prasarana
1.831.417.000 1.493.523.729 81,55% 1 1 Layanan
2.094.994 Layanan Perkantoran
16.836.805.000 15.440.205.740 91,71% 1 1 Layanan
TOTAL 41.958.163.000 39.480.049.927 94,09%
Dari pagu anggaran yang tersedia masih terdapat sisa pagu anggaran sebesar
Rp.2.478.113.073,- (5,91%) antara lain: Rp. 1.635.460.874,- dari sumber Rupiah Murni
dan Rp. 842.652.199,- bersumber dana BLU. Anggaran sisa tersebut merupakan hasil
efisiensi proses pengadaan baik langsung maupun konsolidasi seperti gas medis, limbah
medis dan ATK. Berikut penjelasan realisasi belanja berdasarkan output :
1. Alat Kesehatan
Sisa anggaran alat kesehatan sebesar Rp. 103.700.259,- terdiri dari sumber RM
sebesar Rp. 2.916.428,- merupakan efisiensi dari harga pembelian, dan sumber BLR
sebesar Rp. 100.783.831,- merupakan efisiensi dan 4 unit peralatan kesehatan yang
tidak jadi direalisasikan yaitu : 1 unit timbangan berat badan digital dan 3 unit alat ukur
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah - BBKPM Bandung 2019 51
badan, sebagai efisiensi dikarenakan fungsi alat tersebut sudah ada pada alkes
timbangan berat badan. Pengadaan alat kesehatan secara total output terealiasi 71
unit, dari total yang dianggarkan sebanyak 75 unit.
2. Layanan Operasional UPT BLU
Sisa anggaran output kegiatan layanan operasional BLU sebesar Rp. 380.533.133,-
dimana sumber dana dari Rupiah Murni (RM) sebesar Rp. 211.996.298,- berasal dari
kegiatan tupoksi. Sedangkan sisa yang bersumber dari dana BLU sebesar
Rp.168.536.833,- berasal dari belanja barang Rp. 134.742.724,- dan Remunerasi
Rp.33.794.108,-.
3. Obat-Obatan dan Bahan Medis Habis Pakai
Obat-obatan dan Bahan Medik Habis Pakai terdapat sisa Rp. 259.387.152,- dana
bersumber Rupiah Murni (RM) sebesar Rp. 20.774.431,- dan sisa dana bersumber
BLU sebesar Rp. 238.612.721,-merupakan hasil efisiensi pengadaan.
4. Layanan Sarana dan Prasarana Internal
Sisa anggaran layanan sarana dan prasarana internal sebesar Rp. 337.893.271,-.
5. Layanan Perkantoran
Terdapat anggaran tersisa sebesar Rp. 1.396.599.260,- antara lain dari : Belanja
Pegawai sebesar Rp. 141.816.541,-; Belanja barang Rp. 1.254.782.719,-.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah - BBKPM Bandung 2019 52
BAB IV
PENUTUP
Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja bertujuan untuk mengevaluasi kinerja
disebuah institusi sebagai perwujudan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok dan
fungsi serta pengelolaan sumber daya dan pelaksanaan kebijakan dan program yang
dipercayakan kepada instansi tersebut agar dapat melaksanakan evaluasi dari kinerja yang
telah berjalan apakah telah sesuai yang diharapkan, serta mengkomunikasikan pencapaian
tujuan dan sasaran strategik organisasi kepada stakeholders. Dalam proses pelaksanaan
berbagai program dan kegiatan tersebut tentu didapatkan kendala baik dari segi dana,
SDM maupun sistem dan dukungan institusi vertikal, sehingga dibutuhkan perencanaan
yang matang yang mempertimbangkan berbagai segmen yang dapat mempengaruhi
terhadap biaya dan jenis kegiatan yang akan dilaksanakan.
Kinerja kegiatan BBKPM Bandung untuk tahun 2019 ini jika dibanding dengan tahun
2018 mengalami peningkatan, dengan peningkatan jumlah kunjungan berimbas pada
peningkatan jumlah pemeriksaan penunjang lainnya dan bermuara pada peningkatan
pendapatan. Realisasi Pendapatan Operasional diluar Pendapatan APBN berdasarkan
Laporan Realisasi Anggaran untuk periode yang berakhir pada 31 Desember 2019 adalah
sebesar Rp.15.740.232.819,- (104,10%) dari target sebesar Rp. 15.120.000.000,-. Adapun
pendapatan tersebut terdiri atas Pendapatan Jasa Layanan Umum sebesar
Rp.15.695.049.022,- Pendapatan BLU Lainnya Rp. 45.183.797,-.
Adapun capaian skor Indikator Perjanjian Kinerja BBKPM Bandung tahun 2019
adalah 112,90%. Dimana dari 24 indikator tercapai/melampaui target sebanyak 20 indikator
dan 3 indikator tidak tercapai. Pada umumnya kinerja pelaksanaan kegiatan yang
mendukung program-program yang ada sebagian besar telah mencapai target yang telah
ditetapkan begitupun dengan realisasi anggaran belanja yang terealisasi
Rp.39.480.049.927,- (94,09%) dari pagu anggaran sebesar Rp.41.958.163.000,-.
Keberhasilan kinerja yang telah dicapai pada tahun 2019 diharapkan dapat menjadi
parameter agar kegiatan-kegiatan di masa mendatang dapat dilaksanakan secara efektif
dan efisien. Sedangkan hal-hal yang menghambat tercapainya target dan rencana
pelaksanaan kegiatan diharapkan dapat ditemukan solusi serta alternatif penyelesaiannya
dengan mengedepankan profesionalisme di lingkungan Balai Besar Kesehatan Paru
Masyarakat Bandung sebagai salah satu nilai “RAPI” yang dimiliki BBKPM Bandung.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah - BBKPM Bandung 2019 53
Lampiran 1. Perjanjian Kinerja
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah - BBKPM Bandung 2019 54
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah - BBKPM Bandung 2019 55
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah - BBKPM Bandung 2019 56
Lampiran 2. Form Pengukuran Kinerja(PK) BBKPM Bandung 2019
NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA (KPI) Bo-bot
TARGET REALISASI
SKOR Ket.
Jml Sat Jml Sat
I Financial Perspective
A Terwujudnya optimalisasi pendapatan dari Pelayanan Kesehatan Paru
1 Jumlah pendapatan (Rp) 7% 15,12 M 15,74 M 7,29 Tercapai
II Stakeholder
A Terwujudnya Kepuasan Stakeholder
2 % kepuasan pasien pelayanan kesehatan paru
7% 85 % 87,50 % 7,21 Tercapai
3 % kepuasan lembaga/institusi 5% 85 % 96,25 % 5,66 Tercapai
4 % kepuasan peserta peneliti dan diklat
2% 85 % 90,36 % 2,13 Tercapai
5 % kepuasan pegawai BBKPM Bandung
4% 85 % 87,30 % 4,11 Tercapai
III Internal Bussines Perspective
A
Terwujudnya kualitas dan
kuantitas penelitian dan diklat kesehatan paru
6 % Penelitian kesehatan paru terimplementasi
1% 100 % 100 % 1,00 Tercapai
7 % Terlaksananya Pendidikan dan
Pelatihan Kesehatan Paru 3% 100 % 136,90 % 4,11 Tercapai
B Terwujudnya Pelayanan Prima Kesehatan Paru Masyarakat dengan Unggulan Asma-PPOK
8 Akreditasi Kelembagaan BBKPM 7% 100 % 100,00 % 7,00 Tercapai
9 % Tindak lanjut hasil temuan
Audit Sistem Manajemen 4% 100 % 96,85 % 3,87
Tidak
Tercapai
10 % Tindak lanjut hasil temuan Audit Keuangan
4% 100 % 100,96 % 4,04 Tercapai
11 % Layanan pasien Asma dan PPOK
6% 100 % 100,00 % 6,00 Tercapai
C
Terwujudnya kerjasama lintas sektor dan lintas program
dibidang kesehatan paru masyarakat
12
% tersusun dan terimplementasinya program pembinaan wilayah kerja BBKPM Bandung di 13 provinsi
3% 3 Propinsi
11 propinsi
11,00 Tercapai
13 MOU/kerjasama terimplementasi 2% 30 36 2,40 Tercapai
D Terwujudnya Efisiensi Pelayanan Kesehatan Paru BBKPM Bandung
14 % Waktu layanan 5% 85 % 89,03 % 5,24 Tercapai
15 % Utilisasi sumber daya manusia 6% 80 % 87,39 % 6,55 Tercapai
16 % Utilisasi peralatan layanan kesehatan paru
6% 75 % 91,75 % 7,34 Tercapai
IV Learn & Growth Perspective
A
Terpenuhinya sarana dan prasarana yang sesuai dengan kebutuhan baik kualitas maupun kuantitas dalam pelayanan kesehatan paru masyarakat
17 % pengembangan sarana dan prasarana gedung Layanan kesehatan paru
4% 100 % 100,00 % 4,00 Tercapai
18 % peralatan utama dan penunjang kesehatan paru sesuai best practice (kuantitas)
5% 100 % 100,00 % 5,00 Tercapai
19 % kelengkapan peralatan & sarana kesehatan paru untuk aktivitas di luar gedung
3% 100 % 100,00 % 3,00 Tercapai
B Terwujudnya manajemen SDM
excellent
20 % Penilaian Kinerja dan Insentif Pegawai
4% 100 % 97,94 % 3,92 Tercapai
21 % SDM sesuai dengan kebutuhan
3% 90 % 89,67 % 2,99 Tidak
Tercapai
C
Terwujudnya system informasi Kesehatan yang terpadu dan berdaya guna di BBKPM Bandung
22
% Tersusunnya dan terimplementasinya roadmap pengembangan Sistem Informasi BBKPM terintegrasi
3% 100 % 100,00 % 3,00 Tidak
Tercapai
23
% Terkoneksinya Sistem Informasi BBKPM dengan sistem rujukan antar rumah sakit se Bandung Raya (SPGDT)
2% 100 % 100,00 % 2,00 Tercapai
D Terwujudnya Budaya Berkinerja
24 %Personil yang kompeten 4% 97 % 98,37 % 4,06 Tercapai
Jumlah 100 112,90
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah - BBKPM Bandung 2019 57
Lampiran 3. Perbandingan Capaian IKU BBKPM Bandung Tahun 2018 dan 2019
NO INDIKATOR Bobot TAHUN 2018 TAHUN 2019
TARGET HAPER SKOR TARGET HAPER SKOR
FINANCIAL
1) Jumlah pendapatan (Rp) 7% 12.600.000.000 8.399.322.892 4,67% 15.120.000.000 15.740.232.819 7,29%
STAKEHOLDER
2) % kepuasan pasien pelayanan kesehatan paru
7% 85% 85,04% 7,00% 85% 87,50% 7,21%
3) % kepuasan lembaga/institusi
5% 85% 92,28% 5,43% 85% 96,25% 5,66%
4) % kepuasan peserta peneliti dan diklat
2% 85% 87,94% 2,07% 85% 90,36% 2,13%
5) % kepuasan pegawai BBKPM Bandung
4% 80% 84,9% 4,09% 85% 87,30% 4,11%
INTERNAL BUSINESS PROCESS
6) % Penelitian kesehatan paru terimplementasi
1% 85% 100% 1,18% 100% 100% 1,00%
7)
% Terlaksananya Pendidikan dan Pelatihan Kesehatan Paru
3% 80% 112,21% 3,96% 100% 136,90% 4,11%
8) Akreditasi Kelembagaan BBKPM
7% 100% 100,00% 7,00% 100% 100% 7%
9) % Tindak lanjut hasil temuan Audit Sistem Manajemen
4% 100% 97,92% 3,92% 100% 96,85% 3,87%
10) % Tindak lanjut hasil temuan Audit Keuangan
4% 100% 107,14% 4,29% 100% 100,96% 4,04%
11) % Layanan pasien Asma dan PPOK
6% 99% 100,00% 6,06% 100% 100% 6%
12)
% tersusun dan terimplementasinya program pembinaan wilayah kerja BBKPM
Bandung di 13 provinsi
3% 4 7 5,25% 3 11 11%
13) MOU/kerjasama terimplementasi
2% 25 27 2,16% 30 36 2,4%
14) % Waktu layanan 5% 70% 72,67% 5,19% 85% 89,03% 5,24%
15) % Utilisasi sumber daya manusia
6% 75% 71,63% 5,73% 80% 87,39% 6,55%
16) % Utilisasi peralatan layanan kesehatan paru
6% 70% 88,29% 7,57% 75% 91,75% 7,34%
LEARNING & GROWTH
17) % pengembangan sarana gedung Layanan kesehatan paru
4% 100% 100,00% 4,00% 100% 100% 4%
18) % peralatan utama dan penunjang kesehatan paru sesuai best practice
5% 100% 100,00% 5,00% 100% 100% 5%
19)
% kelengkapan peralatan & sarana kesehatan paru untuk aktivitas di luar gedung
3% 100% 100,00% 3,00% 100% 100% 3%
20) % Penilaian Kinerja dan Insentif Pegawai
4% 90% 94,85% 4,22% 100% 97,94% 3,92%
21) % SDM sesuai dengan kebutuhan
3% 80% 73,36% 2,75% 90% 89,67% 2,99%
22)
% Tersusunnya dan
terimplementasinya roadmap pengembangan Sistem Informasi BBKPM terintegrasi
3% 92% 92,00% 3,00% 100% 100% 3%
23)
% Terkoneksinya Sistem Informasi BBKPM dengan sistem rujukan antar rumah sakit se Bandung Raya (SPGDT)
2% 80% 80,00% 2,00% 100% 100% 2%
24) % Personil yang kompeten
4% 96% 97,66% 4,08% 97% 98,37% 4,06%
JUMLAH 100% 103,51% 112,90%