Upload
citra-octha
View
135
Download
14
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Variasi Kontinyu Praktikum Kimia Dasar
Citation preview
VARIASI KONTINYU
Muhamad Chandra
093020035
Ihfan Praistama
Dasar percobaan ini adalah
metode JOB atau metode Variasi
Kontinyu. Dalam Ppercobaan ini
dilakukan sederet pengamatan yang
kwantitas molar totalnya sama, tetapi
masing-masing kwantitas pereaksinya
berubah-ubah (bervariasi). Salah satu
sifat fisika tertentu di pilih untuk
diperiksa seperti : massa, volume, suhu
atau daya serap. Oleh karena itu,
kwantitas pereaksi berlainan, perubahan
harga sifat fisika dari sistem ini dapat
digunakan untuk meramalkan
stiokhiometri sistem. Bila digambarkan
grafik aluran sifat fisika yang diamati
(diukur) terdapat kwantitas pereaksinya,
maka akan diperoleh suatu titik
maksimum atau minimum yang sesuai
dengan titik stiokhiometri sistem. Yaitu
yang menyatakan perbandingan
pereaksi-pereaksi dalam senyawa.
Tujuan percobaan ini adalah
untuk menentukan konsentrasi dengan
volumetrik dan dapat juga membuat
larutan beku. Selain itu, kita dapat juga
memilih indikator yang baik. Disamping
itu juga kita dapat menghitung
Normalitas, Molaritas dan persen.
Prinsip percobaan kali ini adalah
menggunakan prinsip percobaan
berdasarkan penerapan :
1. Hukum Boyle
“Digunakan pada suatu gas diukur
pada tekanan dan temperatur tertentu.”
2. Metode JOB
“Sederet pengamatan yang kuantitas
molarnya sama dengan tetap, masing-
masing kualitasnya berubah-ubah.”
3. Hukum Dalton
“ Apabila dua unsur membentuk dua
senyawa atau lebih untuk massa salah
satu massa yang sama banyak kedua
dalam senyawa itu merupakan bilangan
yang mudah dan bulat.”
Dalam variasi kontinyu
menguraikan tentang hukum-hukum
dalam reaksi kimia yaitu : Hukum
kekekalan massa (Lavoiser), hukum
perbandingan tetap (Proust), hukum
perbandingan setara, hukum
perbandingan timbal balik (Richter),
hukum kelipatan perbandingan, hukum
Gay Lussac dan hukum Avogadro.
1. Hukum Kekekalan Massa (Lavosier)
“Pada setiap reaksi kimia, massa zat-
zat yang bereaksi adalah sama dengan
massa produk reaksi “. Hukum ini dapat
diungkapkan secara lain, yaitu “Materi
tidak dapat diciptakan dan tidak dapat
dimusnahkan” (Underwood, A.L, 1996).
2. Hukum Perbandngan Tetap (Proust)
“Pada setiap reaksi dengan sejumlah
zat lain selau teta atau suatu senyawa
murni selalu terdiri atas unsur-unsur
yang sama tergabung dalam
perbandingan tertentu”
(Lianawati, Lucia dan Ketut Lasmi,
2002),
3. Hukum Perbandingan Setara
“Bila suatu unsur bergabung dengan
unsur lain, maka perbandingan kedua
unsur tersebut adalah sebagai
perbandingan massa eqiuvalennya atau
kelipatan sederhana”
(Tim Penyusun, 2007).
4. Hukum Perbandingan Timbal Balik
(Richter)
“Jika dua unsur A dan B masing-
masing saling bereaksi dengan unsur C
yang massanya sama membentuk AC
dan BC, maka perbandingan massa A
dan massa B dalam membentuk AB
adalah sama dengan perbandingan
massa A dan B ketika membentuk AC
dan BC atau kelipatan dari
perbandingan” (Underwood, A.L, 1996).
5. Hukum Kelipatan Perbandingan
“Bila dua unsur dapat membentuk
lebih dari satu senyawa, maka
perbandingan massa dari unsur yang
satu yang bersenyawa dengan sejumlah
unsur lain, merupakan bilangan yang
midah dan bulat” (Tim Penyusun, 2007).
6. Hukum Gay-Lussac
“Pada kondisi temperatur dan
tekanan yang sama, perbandingan
volume gas-gas hasil reaksi merupakan
bilangan bulat”
(Lianawati, Lucia dan Ketut Lasmi,
2002).
7. Hukum Avogadro
“Pada temperatur yang sama dari semua
gas mengandung jumlah molekul yang
sama” (Tim Penyusun, 2007).
Percobaan variasi kontinyu
ini menggunakan bahan-bahan
seperti: NaOH 2M dan CuSO4 1M.
Alat-alat yang dipakai dalam
percobaan ini adalah sebagai berikut:
ge;as kimia, termometer, gelas ukur,
botol semprot dan labu erlenmeyer.
NaOH 2 M dan CuSO4 1 M
1. Sebanyak 50 ml NaOH dimasukkan
ke dalam gelas kimia, lalu diukur
suhunya sebagai suhu mula-mula
(TM). Setelah tiu pada gelas kimia
lain, dimasukkan 10 ml larutan
CuSO4 dan suhunya diukur sebagai
suhu mula-mula (TM). Kedua larutan
itu kemudian dicampurkan, dan
suhu campurannya diukur kembali
sebagai suhu akhir (TA). Hasil
pengamatan dicatat dalam bentuk
tabel.
2. Percobaan seperti nomor satu
dilakukan kembali, tetapi volume
larutan NaOH diganti menjadi 40 ml
dan volume larutan CuSO4 diganti
menjadi 20 ml. Hasil pengamatan
dicatat kembali.
3. Percobaan seperti nomor satu
dilakukan kembali dengan volume
NaOH sebanyak 30 ml dan volume
CuSO4 sebanyak 30 ml . hasil
pengamatan dicatat.
4. Percobaan nomor satu kembali
dilakukan dengan volume NaOH
sebanyak 20 ml dan volume CuSO4
sebanyak 40 ml. Hasil pengamatan
dicatat kembali.
5. Percobaan nomor satu kembali
dilakukan dengan volume NaOH
sebanyak 10 ml dan volume CuSO4
sebanyak 50 ml. Hasil pengamatan
dicatat kembali.
ml NaOH 1 M
ml CuSO4 1 M
TM
(0C)TA
(0C)∆T (0C)
mmolNaOH
mmolCuSO4
50(TM =230C)
10(TM=220C)
26 29 3 100 10 0,1
40(TM=280C)
20(TM =280C)
26 28,5 2,5 80 20 0,25
30(TM=270C)
30(TM=28,50C)
26 28 2 60 30 0,5
20(TM=270C)
40(TM=28,50C)
26 27 1 40 40 1
10(TM=270C)
50(TM=28,50C)
26 26,5 0,5 20 50 2,5
Tabel Hasil Pengamatan Variasi Kontinyu
Variasi Kontinyu dilakukan
sederet pengamatan yang kwantitas
molar totalnya sama dan ada salah satu
sifat fisika tertentu yang dipilih untuk
diperiksa seperti : massa, volume, suhu
dan daya serap. Sealin itu juga terdapat
stiokhiometri.
Diharapkan praktikan harus
benar-benar memahami dan juga teliti
karena dalam variasu kontinyu ada
beberapa perhitungan dan juga hukum-
hukum reaksi kimia.
DAFTAR PUSTAKA
Lianawati, Lucia dan Ketut
Lasmi, (2002), Bimbingan
Pemantapan Kimia, Yrama Widya.
Bandung.
Tim Penyusun, (2007),
Penuntun Praktikum Kimia Dasar,
Universitas Pasundan. Bandung.
Underwood, A.L, (1996),
Analisis Kimia Kuantitatif. Erlangga.
Jakarta.
LAMPIRAN
Gambar 1. Grafik Variasi Kontinyu
Rumus-rumus Variasi Kontinyu :
TM = T NaOH + T CuSO4
2
TA = T (NaOH + CuSO4)
∆T = TA – TM
Keterangan :
TM = Suhu mula-mula
TA = Suhu akhir
∆T = Perbedaan suhu