25
1 LAPORAN AKHIR TEKNOLOGI FORMULASI SEDIAAN STERIL PEMBUATAN INJEKSI ASAM FOLAT I. Nama Zat dan Jumlah Ampulyang Akan Dibuat Nama zat aktif : Asam Folat Kekuatan sediaan : 5 mg/ml Jumlah yang dibuat : 5 ampul II. Formula R/ Acidum Folicum 0,5 % Obat suntik dalam ampul 1 ml No.V III. Monografi Zat Aktif dan Zat Tambahan 1. Acidum Folicum Pemerian : Serbuk hablur, kuning atau jinggakekuningan, tidak berbau. (Farmakope IndonesiaIII, hal. 51) Laporan Akhir Teknologi Formulasi Sediaan Steril “Injeksi Asam Folat”

Laporan Asam Folat.docx

Embed Size (px)

DESCRIPTION

teknologi formulasi sediaan steril

Citation preview

LAPORAN AKHIR

TEKNOLOGI FORMULASI SEDIAAN STERILPEMBUATAN INJEKSI ASAM FOLAT

I. Nama Zat dan Jumlah Ampulyang Akan Dibuat

Nama zat aktif

: Asam Folat

Kekuatan sediaan: 5 mg/ml

Jumlah yang dibuat: 5 ampul

II. Formula

R/ Acidum Folicum 0,5 %

Obat suntik dalam ampul 1 ml No.V

III. Monografi Zat Aktif dan Zat Tambahan1. Acidum Folicum

Pemerian : Serbuk hablur, kuning atau jinggakekuningan, tidak berbau. (Farmakope IndonesiaIII, hal. 51) Kelarutan: Sangat sukar larut dalam air, praktis tidak larut dalam etanol (95%) P, mudah larut dalam kloroform, dalam eter P, dalam aseton P dann dalam benzen P, larut dalam asam klorida P, dan dalam asam sulfat P, larutan berwarna kuning sanagt pucat, mudah larut dalam larutan alkali hidroksida encer dan dalam larutan alkali karbonat encer. (Farmakope Indonesia III, hal.51) Titil leleh: 250 (Merck Indeks ed. 13, hal. 4245) Dosis lazim : 15 mg/hari i.m (Farmakope Indonesia III, hal 959) DM

: i.m 15 mg/hari Daftar obat : Obat Keras OTT: Terhadap oksidator, Reduktor, logam berat. Stabilitas : PH 8 - 11 Indikasi: Membantu memelihara kesehatan tubuh dan pertumbuhan janin normal.2. Natrii ChoridumBM : 58,44 Pemerian: Hablur Heksahedral, tidak berwarna atau serbuk hablur putih, tidak berbau rasa asin.(Farmakope Indonesia III, hal 403-404) Kegunaan: Sumber ion klorida dan ion natrium. (Farmakope Indonesia III, hal 403-404) Kelarutan: larut dalam 2,8 bagian air, dalam 2,7 bagian air mendidih dan dalam lebih kurang 10 bagian gliserol P, sukar larut dalam etanol (95%)P.(Farmakope Indonesia III, hal 403-404) Aplikasi dalam Teknologi atau Formulasi Farmaseutikal: Untuk pembuatan larutan isotonik intravena dan preparat sediaan mata dengan konsentrasi kurang dari 0,9 %. (Handbook of Pharmaceutical Excipient, 6nded: 637-639.) Higroskopisitas: Higroskopis diatas 75 % kelembaban relatif (Handbook of Pharmaceutical Excipient, 6nded: 637-639.) Titik leleh: 804 C (Handbook of Pharmaceutical Excipient, 6nded: 637-639.) Densitas : 1,20 g/cm3 untuk larutan cair (Handbook of Pharmaceutical Excipient, 6nd ed: 637-639.) Penyimpanan: Disimpan ditempat tertutp, dingin dan kering (Handbook of Pharmaceutical Excipient, 6nded: 637-639.)3. Dinatrii Edetas

C10H14N2Na2O8BM: 336.2 untuk anhidratC10H18N2Na2O10BM :372.2untuk dihidrat Pemerian: serbuk berwarna putih, tidak berbau rasa sedikit asam.(Farmakope Indonesia IV, hal.329) Kegunaan: zat pengkhelat atau pengkompleks. Kelarutan: lrut dalam air (Farmakope Indonesia IV, hal.329) Aplikasi dalam Teknologi atau Formulasi Farmaseutikal:

Digunakan sebagai zat pengkhelat (pengkompleks) di banyak sediaan farmasi, termasuk pencuci mulut, preparat sediaan mata, dan preparat sediaan topikal dengan konsentrasi antara 0,005 dan 0,1 w/v.(Handbook of Pharmaceutical Excipient, 6nd ed: 242-244.) Titik leleh: pada suhu 252C mengalami dekomposisi(Handbook of Pharmaceutical Excipient, 6nded: 242-244.) Penyimpanan: penyimpanan yang baik dan tertutup, dingin dan tempat kering (Handbook of Pharmaceutical Excipient, 6nded: 242-244.)4. Natrii HydroxydumBM : 40,00 Pemerian: bentuk batang, butiran, masa hablur, atau keping, kering, keras rapuh, dan menunjukan susunan hablur, putih, mudah meleleh basah. Sangat alkalis dan korosif. Segera menyerap karbondioksida. (Farmakope Indonesia III, hal. 412) Kegunaan: zat pembasa dan zat penyangga (buffer agent). Kelarutan: sangat mudah larut dalam air dan dalam etanol (Farmakope Indonesia III, hal. 412) Aplikasi dalam Teknologi atau Formulasi Farmaseutikal:

Dapat digunakan sebagai zat untuk direaksikan dengan asam lemah menjadi garam.(Handbook of Pharmaceutical Excipient, 6nded: 648-649.) Titik leleh: 318C (Handbook of Pharmaceutical Excipient, 6nded: 648-649.) Penyimpanan: penyimpanan ditempat kedap udara dan bukan logam ditempat yang dingin dan kering.(Handbook of Pharmaceutical Excipient, 6nded: 648-649.)5. Aqua Pro Injecctionum (a.p.i) Pemerian: cairan, jernih, tidak berwarna, tidak berbau Kegunaan: air untuk injeksi Aplikasi dalam Teknologi atau Formulasi Farmaseutikal:

Dapat digunakan sebagai air untuk sediaan injeksi.

Penyimpanan: dalam wadah dosis tunggal, botol kaca atau plastik, tidak lebih besar dari 1 liter.( Farmakope Indonesia IV, hal. 112)

IV.Perhitungan dan Penimbangan Formula: Acidum folicum 0,5 %

Natrii Chloridum 0,8283 %Dinatrii Edetas 0,05 %

NaoH 0,1 N ad larut

Aqua pro injection

Perhitungan Tonisitas :

ZatTbC

Natrium folat 0,0690,526

Dinatrii edetas0,1320,05

C asam folat diperoleh dari perhitungan :

C = x C as.folat

C = X 0,5 = 0,526 %

Tonisitas :

W = W= = 0,8283 %

Untuk membuat larutan isotonis ditambahkan NaCl 0,8283 % ( gr/100ml)

Tonisitas sebenarnya :

0.9% - 0,8283 % = 0,0717 %

Penimbangan

Bahan Satuan dasarVolume produksi

1ml7 ampul / 15 ml

Acidum folicum5mg75 mg

NaCl8,283 mg124,245 mg

Dinatrii EdetasO,5 mg7,5 mg

Perhitungan volume ampul(n+2)C+ 6 ml =

( 7 + 2 ) 1,1 + 6ml= 15,9mlPerhitungan NaoH yang diperlukan :

C19H19N706 + 2 NaOH > 2 Na.C19H19N706 + H20

NaoH bereaksi = x 0,05 mol= 0,025 mol setara 0,05 M setara 0,25 ml = 5 tetes.V.Alat dan Prosedur Pengolahan AlatSterilisasiWaktu

Beaker GelasOven 170o C30

Corong & Kertas SaringOtoklaf 115-116o C30

AmpulOven 170o C30

Kaca ArlojiApi Langsung20

Spatel LogamApi Langsung20

Batang PengadukApi Langsung20

No.Pengolahan

1Di Didihkan 25 ml aqua pro injeksi (a.p.i) dalam beaker gelas selama 10 menit.

2Disuspensikan asam folat dalam sebagian a.p.i (no.1)

3Ditambahkan larutan NaOH 0,1 N ke dalam suspensi no.2 sampai larut.

4Dilarutkan NaCl dalam sebagian aqua pro injeksi (no.1)

5Kedua campuran tersebut dicampurkan (no.3 dan no.4 )

6Ditambahkan larutan Dinatrii Edetas sebanyak 15 tetes.

7Larutan ditambahkan a.p.i ad 15 ml

8Larutan disaring dan filtrat pertama dibuang.

9Larutan kemudian diisikan kedalam 5 ampul @1,1 ml, pengisian dilakukan didaerah LAF ( laminar Air Flow )

10Ampul disemprot dengan uap air dialiri gas inert lalu ditutup

11Disterilisasi dalam otoklaf 115-116o C selama 15 menit.

VI.EvaluasiNOJenis evaluasi Penilaian

1.Penampilan fisik

2.Jumlah sediaan5 ampul

3.Kejernihanjernih

4.BrosurTerlampir

5.KemasanTerlampir

6.Kebocoran ampul2 ampul

7.EtiketTerlampir

8.Keseragaman volumeSeragam

VI.Pembahasan

Pada percobaan kali ini dilakukan pembuatan sediaan parenteral volume kecil yaitu injeksi asam folat dalam ampul 1 ml sebanyak 5 ampul.Asam folat mempunyai khasiat sebagai hematopoetikum. Asam folat merupakan prekursor inaktif dari beberapa koenzim yang berfungsi pada transfer unit karbon tunggal. Beberapa reaksi penting yang menggunakan unit karbon tunggal adalah sintesis purin, sintesis nukleotida pirimidin, dan interkonversi beberapa asam amino. Reaksi- reaksi penting tersebut merupakan kunci utama sintesis DNA dan mitosis sel (pembelahan sel). Biasanya sediaan ini diberikan pada ibu hamil sebagai suplemen makanan.Asam folat sendiri merupakan senyawa yang berbentuk serbuk coklat kekuningan, larut dalam basa lemah, alkali hidroksida, alkali karbonat dengan pH 8-11 dan tidak tercampurkan dengan oksidator, reduktor dan logam berat.

Pada pembuatan sediaaan ini yang digunakan adalah bentuk garam dari asam folat yaitu natrium folat karena asam folat sendiri tidak larut dalam air sedangkan sediaan injeksi harus menggunakan pembawa air maka yang digunakan adalah bentuk garamnya.Proses pengerjaannya dimulai dengan sterilisasi alat-alat yang diperlukan dalam proses pembuatan sediaan ini. Alat-alat yang digunakan harus benar-benar steril untuk bisa menunjang sterilitas sediaan. Proses sterilisasi alat menggunakan sterilasi panas kering dan sterilisasi panas uap. Sterilisasi panas kering atau menggunakan oven digunakan untuk alat-alat seperti beaker gelas dan ampul pada suhu 1700C selama 30 menit sedangkan corong dan kertas saring disterilkan dengan cara panas uap atau menggunakan otoklaf pada suhu 1150C selama 30 menit dan untuk alat-alat lainnya seperti kaca arloji spatel logam, batang pengaduk disterilkan dengan api langsung selama 20 menit.

Cara sterilisasi yang digunakan berbeda-beda tergantung pada keoptimalan sterilitas yang dihasilkan dan tergantung pada kondisi alat-alat yang disterilkan, seperti alat-alat yang mempunyai skala biasanya disterilkan dengan menggunakan oven supaya tidak terjadi pemuaian. Contohnya kertas karena apabila disterilkan dengan cara uap panas makan kertas tersebut menjadi rusak karena akan menyerap uap selama proses sterilisasi. Ataupun disterilkan dengan api langsung maka yang ada malah kertas akan kebakar jadi proses sterilisasi alat tergantung pada sifat material yang akan disterilkan.

Sterilisasi alat-alat ini bertujuan untuk menghilangkan/membunuh berbagai mikroba yang dapat menganggu sediaan.Karena syarat sediaan injeksi sendiri harus mutlak steril karena langsung dimasukkan ke dalam tubuh dan reaksinya cepat jadi harus dihindari adanya penggangu apada sediaan. Apabila terdapat mikroba ataupun partilulat asing pada sediaan injeksi dapat berakibat fatal dan juga harus bebas pirogen, karena dikhawatirkan pirogen yang merupakan zat endotoksin dapat masuk kedalam darah akan terjadi reaksi negatif pada tubuh, seperti reaksi demam. Pada saat sterilisasi alat-alat, mikroba yang terdapat pada alat akan menggumpal dengan adanya energi panas. Pada percobaan ini kami mendapatkan dispensasi jadi kami tidak melakukan sterilisasi terhadap alat.Proses pengolahan sediaan injeksi ini yaitu, sebanyak 25 ml aqua pro injeksi dalam beaker gelas dididihkan selama 10 menit. Hal ini bertujuan untuk menghilangkan oksigen dari aqua karena oksigen bersifat sebagai oksidator sedangkan asam folat sendiri tidak tercampurkan dengan oksidator maupun reduktor.Pembawa yang digunakan untuk sediaan injeksi harus menggunakan Aqua Pro Injeksi bebas O2.Setelah dididihkan, didinginkan. Kemudian asam folat disuspensikan pada sebagian aqua pro injeksi dan ditambahkan natrium hidroklorida 0,1 N kedalam suspensi asam folat sebanyak 4 ml. Pengerjaannya dilakukan secara aseptis yaitu bekerja di dekat api untuk menghindari adanya kontaminan dari udara.

Penambahan natrium hidroklorida ini berfungsi untuk mengubah asam folat menjadi bentuk garamnya atau sering disebut proses penggaraman. Pada saat dicampurkan asam folat terlarut dengan sempurna dan pada saat itulah garam natrium folat terbentuk.Warna larutannya sendiri berwarna kuning jernih.Pada saat yang bersamaan natrium klorida dilarutkan dengan sebagian aqua pro injeksi yang telah dididihkan sebelumnya.Larutan ini berfungsi ini sebagai pengisotonis.Sediaan injeksi diusahakan harus isotonis supaya pada saat diinjeksikan tidak terasa sakit.Dan kalaupun tidak bisa isotonis, isohidris dan hipertonis masih bisa diterima.Prosedur selanjutnya, kedua larutan dicampurkan secara homogen dan ditambahkan 15 tetes natrium edetat.

Alasan penambahan Na2EDTA dalam formula ini karean rekasinya kebanyakan dengan ion logam divalent dan trivalent membentuk larutan penghelat logam. Na2EDTA sebagai penghelat akan mengikat ion logam yang mampu mengkatalisis reaksi oksidasi. Metode yang dapat mencegah atau mengindari oksidasi dapat dilakukan penambahan pengikat logam berat seperti Na2EDTA, dengan penambahan antioksidan seperti BHA, BHT.Selanjutnya, dilakukan pengcekan pH larutan dengan mengunakan kertas universal dan pHnya 8 jadi telah memenuhi rentang pH sediaan yang seharusnya dan tidak perlu ditambahkan basa ataupun asam.Obat injeksi ini harus dibuat dalam keadaan isotonis, maka pH sediaan harus sesuai dengan pH darah. Perhitungan isotonis yang digunakan oleh kami yaitu rumus white vincent, berdasarkan formula standar dihasilkan sediaan yang hipotonis maka perlu dilakukan penambahan NaCl yang digunakan agar tetap dalam keadaan isotonis.Setelah dilakukan pengecekan pH, kemudian di add samapai 15 ml.

Penyaringan dilakukan sebanyak dua kali yaitu dengan menggunakan kertas saring terlebih dahulu, penyaringan dengan menggunakan kertas saring bertujuan untuk menyaring partikel-pertikel yang berukuran besar sehingga pada saat disaring dengan bakteri filter tidak akan terjadi penyumbatan. Setelah disaring dengan kertas saring selanjutnya disaring dengan menggunakan bakteri filter berukuran 0.5 m. Penyaringan dilakukan di ruang laminar air flow.Penyaringan ini berfungsi untuk menyaring partikel-partikel yang tidak bisa tersaring oleh kertas saring dan juga untuk menyaring mikroba yang mungkin terdapat pada larutan yang terbawa dari udara ataupun dari alat-alat yang digunakan.

Sembari menyaring dilakukan juga proses pengisian pada ampul yang telah dibersihkan dan dilakukan di ruang laminar air flow.Di dalam rungan ini arah udaranya satu arah yaitu udara bergerak secara vertikal. Dengan gerakan udara secara vertikal dari atas ke bawah maka partikel akan bergerak ke bawah dan ini akan mengurangi adanya kontaminasi yang mungkin masih ada dalam udara.

Ampul yang telah diisi sediaan kemudian dilas. Dan setelah dilas sebagian ampul tidak tertutup dengan sempurna karena alat pengelas yang digunakan terlalu panas sehingga mulut ampul meleleh dengan cepat dan tentu saja hal ini akan berpengaruh pada uji kebocoran. Ampul yang telah dilas kemudian disterilkan dengan menggunakan sterilisasi cara A yaitu dengan menggunakan uap basah ataupun yang dikenal dengan otoklaf. Metode ini dipilih karena asam folat tahan terhadap pemanasan.Pada saat dilakukan sterilisasi, sterilisasi ini juga bertujuan untuk uji kebocoran. Jadi kalau mulut ampul tidak tertutup dengan baik maka pada saat disterilkan sediaan akan memuai karena posisi ampul dalam keadaan terbalik. Pada percobaan ini, sediaan kami tidak ada yang bocor dan semua tetap dalam keadaan baik dan volumenya tetap sama. Pada etiket dicantumkan penandaan untuk injeksi intramuscular dan dicantumkanjuga kandungan sediaan injeksi asam folat dan expire date juga.VII.Kesimpulan

1. Ampul yang dihasilkan yang telah memenuhi uji kebocoran yaitu sebanyak 3 ampul.2. Sterilisasi sediaan injeksi asam folat dilakukan sterilisasi akhir karena zat yang digunakan dalam sediaan injeksi asam folat ini tahan panas.Logo

Logo untuk tablet asam folat ini bertanda khusus Obat Keras berupa lingkaran merah tepi hitam dengan huruf K ditengah, karena asam folat termasuk ke dalam obat keras jika dibuat dalam sediaan injeksi.

Hasil produksi:

Ampul yang dikemas = 3 ampul

Kemasan:

Kemasarn primer

= Ampul

Kemasan sekunder= Dus kertas

No. Reg

= DKL 0505039744A1 D : sediaan tersebut menggunakan nama dagang

K : golongan obat Keras

L : jenis obat jadi lokal (dalam negeri)

05 : periode pendaftaran obat jadi

050 : no. urut pabrik di Indonesia

397 : no.urut obat jadi

44 : bentuk sediaan obat jadi

A : kekuatan obat jadi yang pertama disetujui

1 : kemasan pertama

No. Batch

= K 1503-011503 : bulan dan tahun pembuatan (Mar 2015)

01 : no.urut

Label

No. Regristrasi obat :DKL 0505039744A1 No Batch = K 1503-01Merupakan kode yang dapat memberikan penjelasan mengenai riwayat produksi yang diproses pada kondisi dan waktu yang sama, dapat disertai atau berupa waktu produksi.Komposisi zat Berkhasiat :

tiapampul mengandung asam folat 5 mgVolume Sediaan : 5 mlPenyimpanan :Terlindung dari cahaya, simpan pada suhu dibawah 30oCExp. Date

Waktu yang tertera pada kemasan yang menunjukkan batas waktu diperbolehkan obat tersebut digunakan, karena diharapkan memenuhi spesifikasi yang diterapkan.

Penjelasan Produk

SINONIM

Folic AcidINDIKASI

Anemia megaloblastik dan makroskotik akibat defisiensi asam

SIFAT FISIKOKIMIA

asam folat berwujud serbuk kristal berwarna kuning sampai orange coklat, tidak berbau. Praktis tidak larut dalam air dan sebagian besar pelarut organik (alkohol, aseton, chloroform, dan ether).

SUB KELAS TERAPI

AntianemiaSTABILITAS PENYIMPANAN

Jangan digunakan bersama oksidator dan reduktor atau ion logam.

KONTRA INDIKASI

Hipersensiifitas terhadap asam folat dan komponen lain dalam formulasi

EFEK SAMPING

Reaksi alergi, bronkospasme, wajah memerah, gatal, erupsi sementara

INTERAKSI OBAT

Pada keadaan defisiensi folat, terapi dengan asam folat mungkin meningkatkan metabolisme fenitoin, menyebabkan penurunan konsentrasi serum fenitoin.Penggunaan bersamaan kloramfenikol dan asam folat pada pasien defisiensi folat dapat menyebabkan antagonisme terhadap respon hematopoitik terhadap asam folat.Untuk itu, respon hematologi terhadap asam folat pada pasien yang menggunakan asam folat dan kloramfenikol harus dimonitor secara baik.

PENGARUH KEHAMILAN

Folic acid di konsumsi wanita sampai usia kehamilan 12 minggu. Maka akan membantu perkembangan system syaraf dan untuk mencegah kelainan kongenital.

PENGARUH MENYUSUI

dieksresi melalui asi tapi tidak bermakna secara klinisPERINGATAN

Pemberian asam folat harus disertai perhatian pada pasien dengan anemia yang tidak didiagnosa karena asam folat dapat menyebabkan diagnosa yang tidak jelas dari anemia pernikius dengan cara meningkatkan manifestasi respon hematologi terhadap penyakit ini, yang menyebabkan komplikasi neurologis meningkat.

INFORMASI PASIEN

Masa kehamilan kebutuhan asam folat lebih tinggi sehingga konsumsi asam folat ditingkatkan untuk menurunkan risiko bayi

MEKANISME AKSI

asam folat diperlukan untuk pembentukan koenzim dlm proses sistem metabolisme terutama sintesis purin dan pirimidin, sintesis nukleoprotein dan pemeliharaan eritropoesis, menstimulasi produksi sel darah putih dan platelet pada anemia defesiensi folat. As folat meningkatkan eliminasi asam format, metabolik toksik metanol.

Daftar Pustaka

Anonim. 1979. Farmakope Indonesia Edisi 3. Departemen kesehatan Republik Indonesia. Jakarta Anonim. 1995. Farmakope Indonesia Edisi 4. Departemen kesehatan Republik Indonesia. Jakarta

Merck and CO., INC. 2001. The Merck Index 13th edition. Pan American Copyright Convention. USA Wade, Ainley and Weller, Paul J. 1994. Pharmaceutical Excipients. 6th edition. The Pharmacuetical Press. London.Distribusi Pengerjaan Laporan

Formula, monografi zat aktif dan zat tambahan serta daftar pustaka : Mia Kusmiati Marseli ( A 0122 092) & Anita Anggraeni ( A 0122 100 ) Penimbangan dan perhitungan Prosedur pengerjaan, data pengamatan : Andri Zaenudin ( A 0122 104 ) Pembahasan dan Kesimpulan : Anita Anggraeni ( A 0122 100 ) Kemasan, etiket, brosur : Mia Kusmiati Marseli (A 0122 092)Laporan Akhir Teknologi Formulasi Sediaan Steril

Injeksi Asam Folat