Laporan Bimbingan HIPERKES

Embed Size (px)

Citation preview

Laporan Bimbingan

KEPANITERAAN KLINIK MADYA DI UPTD KESELAMATAN KERJA DAN HIPERKES DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI PROVINSI SULAWESI UTARAOleh: Made D. Dwihartami, S.Ked Pangky D.Ana, S.Ked Meiny Tenda, S.Ked Enjuldela M. Rohrohmana, S.Ked Miako Pasinggi, S.Ked Prima Pratama, S.Ked Farida, S.Ked Kadek V. Pradnyahaty, S.Ked Fiona S. Seilatuw, S.Ked (05-111) (99-201) (03-142) (06-164) (06-208) (08-375) (06-174) (06-192) (06-106)

BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT DAN ILMU KEDOKTERAN PENCEGAHAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SAM RATULANGI MANADO 2011

BAB I PENDAHULUANDalam rangka melaksanakan kegiatan Kepaniteraan Klinik Madya (KKM) sarjana kedokteran di bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat dan Ilmu Kedokteran Pencegahan, maka melakukan kunjungan ke Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Keselamatan Kerja dan Higiene Perusahaan, Kesehatan, dan Keselamatan Kerja (Hiperkes) Disnakertrans Propinsi Sulawesi Utara pada tanggal 16 Agustus 2011 untuk mendapatkan materi dan praktikum tentang hiperkes dan keselamatan kerja. Keselamatan Kerja dan Hiperkes adalah suatu istilah yang baku dan lazim dalam lingkungan kerja dan pendidikan khususnya ilmu kedokteran yang berhubungan erat dengan kesehatan dan keselamatan tenaga kerja. Di luar negeri, Keselamatan Kerja dan Hiperkes dikenal dengan nama Occupational Health and Safety (OHS). Tenaga kerja adalah salah satu unsur yang penting dalam bidang industri, pertanian, dan jasa yang harus mendapat perlindungan, pelayanan, dan pemeliharaan kesehatan optimal unt k u mengantisipasi pengaruh buruk yang mungkin terjadi karena pengaruh pekerjaan atau lingkungan kerjanya. Visi balai Keselamatan Kerja dan Hiperkes : Terciptanya kondisi lingkungan kerja yang higienis, aman, nyaman agar tenaga kerja sehat, selamat, produktif dalam hubungan industrial Pancasila yang harmonis. Misi balai Keselamatan Kerja dan Hiperkes: Meningkatkan derajat kesehatan kerja setinggi-tingginya dengan menciptakan lingkungan kerja yang higienis, aman, selamat, dan nyaman melalui penyusunan standar penelitian, bantuan teknis pendidikan dan pelayanan di bidang hiperkes dan keselamatan kerja. Tugas pokok balai Keselamatan Kerja dan Hiperkes: Berdasarkan peraturan gubernur No 85 tahun 2008 tentang tugas dinas tenaga kerja dan transmigrasi propinsi Sulawesi Utara maka tugas pokok UPTD Keselamatan Kerja dan Hiperkes adalah melaksanakan sebagian kegiatan teknis operasional dan teknis penunjang di bidang Keselamatan Kerja dan Hiperkes. Fungsi balai Keselamatan Kerja dan Hiperkes: 1. Penyusunan kebijakan teknis.

2. Pelaksanaan perencanaan, pengkoordinasian, pembinaan, dan pengendalian tugas . 3. Penyelenggaraan kegiatan teknis yang secara langsung berhubungan dengan pelayanan masyarakat serta mendukung pelaksanaan tugas dinas. 4. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh kepala dinas.

Konsep Keselamatan Kerja dan Hiperkes: 1. Identifikasi Pengenalan potensi bahaya yang ada di lingkungan kerja 2. Penilaian Sebagai dasar yang dipakai sesuai dengan keputusan mentri tenaga kerja no.kep 51/Men/1999 adalah nilai ambang batas (NAB) yaitu nilai standar yang dianggap aman untuk tenaga kerja yang meskipun bekerja terus menerus selama 8 jam sehari atau 40 jam seminggu tidak mengalami gangguan kesehatan atau penyakit akibat kerja. 3. Pengendalian Dilakukan untuk mengendalikan faktor-faktor yang mempengaruhi tenaga dan lingkungan kerja, yaitu: Faktor fisika: iklim kerja, kebisingan, getaran, faktor penerangan/ faktor cahaya ,

radiasi ultra violet, dan gelombang mikro. Faktor kimia: gas, debu, uap, dan kabut. Faktor biologi: jamur, virus, bakteri. Faktor fisiologi: penyesuaian alat dengan yang menggunakan (ergonomi) Faktor psikososial: hubungan serasi, harmonis, dan baik antara perusahaan atau

majikan dengan tenaga kerja atau sebaliknya yang dikenal dengan nama HIP (Hubungan Industrial Pancasila). Pengukuran faktor fisika di tempat kerja yang dilakukan di balai Keselamatan Kerja dan Hiperkes di Manado antara lain: Iklim kerja yaitu hasil perpaduan antara suhu (suhu kering, suhu basah, dan suhu alami),

kelembapan, kecepatan gerakan udara, dan panas radiasi dengan pengeluaran suhu dari tenaga kerja sebagai akibat dari pekerjaannya. Iklim kerja terbagi atas iklim kerja panas dan dingin. Indeks suhu basah dan bola (ISSB) diukur dengan termometer bola. Alat ukur lainnya adalah termometer kering. Pada daerah yang beriklim dingin para tenaga kerja sebaiknya memakai alat pelindung diri berupa jaket, penutup kepala, dan sebagainya. Pada daerah beriklim panas ruangan tempat , kerja sebaiknya dilengkapi dengan ventilasi yang cukup besar, kipas angin atau AC. Kebisingan yaitu semua suara yang tidak dikehendaki yang bersumber dari alat-alat proses

produksi atau alat-alat kerja lainnya yang dapat menimbulkan gangguan pendengaran. Alat ukur kebisingan yang dipakai adalah sound level meter dan noise densimeter.

NAB kebisingan yang diperkenankan bagi yang terpajan selama 8 jam per hari adalah 85 dB A Kebisingan dapat dikendalikan dengan menggunakan sekat pada ruangan atau alat pelindung diri berupa penyumbat telinga yang dapat meredam kebisingan 0-20 dBA. Getaran yaitu gerakan yang teratur dari benda atau media dengan arah bolak -balik dari

kedudukan keseimbangannya. NAB getaran yang diperkenankan bagi yang terpajan selama 4-8 jam per hari adalah 4m/s2 , yang terpajan lebih dari 1-2 jam pe hari adalah 8m/ s2 . Pengendalian getaran dapat dipakai sarung tangan kulit. Gelombang elektromagnetik

NAB untuk gelombang elektromagnetik yang diperkenankan bagi yang terpajan selama 8 jam per hari adalah 1 desta. Penerangan, yaitu jumlah berkas cahaya yang jatuh pada permukaan per satuan luas yang

diukur dengan luxmeter. NAB penerangan di tempat kerja ditetapkan sebagai berikut:

300 lux untuk ruangan administrasi/baca-tulis 100 lux untuk kamar mesin 500 lux untuk pekerjaan akuntansi 1000-1500 lux untuk tukang arloji

Penerangan yang baik tergantung pada pengaturan letak alat penerang, kekuatan sumber penerangan, desain ruang kerja, dan pemanfaatan sumber penerangan alami.

BAB II PRAKTIKUM PEMERIKSAANAlat-alat pemeriksaan: 1. Termometer kering dan basah serta teermometer bola. 2. Luxmeter untuk mengukur intensitas pencahayaan ruagan. 3. Noise densimeter dan sound level meter untuk mengukur intensitas bunyi. 4. Vibrationmeter untuk mengukur getaran. 5. Pump dragger untuk mengukur gas tertentu dalam udara. 6. Air check sample untuk mengukur jumlah debu pada manusia. 7. Air gon untuk mengukur jumlah debu dalam ruangan 8. HVS untuk mengukur debu dalam lingkungan. Praktikum : Tanggal pengukuran Lokasi Cuaca Waktu

: 16 Agustus 2011 : Ruang Kepala UPTD : cerah/panas : 09.20 10.10

Iklim kerja Alat : - Termometer kering - Termometer basah - Termometer bola Cara : Baca nilai yang ditunjukkan oleh termometer Hitung ISSB dengan rumus ISSB = (0,7xsuhu alami) + (0,3x suhu bola) Hasil : Suhu kering (30,5C), suhu basah (24,8C), suhu bola (30,5C) ISSB (0,7x24,8C) + (0,3x30,5C)= 17,36C+9,15C= 26,51C

Kelembaban Alat : Cara : Baca nilai yang ditentukan oleh termometer Cari selisih suhu kering dan suhu basah Hitung kelembaban dengan mencocokkan bilai selisih dengan nilai yang sama pada table baku Termometer kering Termometer basah Termometer bola

Hasil : Suhu kering =30,5C Suhu basah = 24,8C SK-SB = 5,7C

Nilai yang sesuai dengan table adalah 87%

Kebisingan Alat Cara : Sound lever meter : Hasil Hidupkan alat Tempatkan alat dalam ruangan Baca nilai pada alat dan hitung nilai rata-ratanya

: 58-60-61 mean = 59 dBA

Penerangan Alat Cara : Luxmeter : Penerangan diukur dengan cara mengatur sumber penerangan, menambah kekuatan sumber penerangan, mengatur desain ruang kerja, dan memanfaatkan sumber penerangan alami. Hasil Hidupkan alat dan tempatkan dalam ruangan. Baca nilai pada alat kemudian hitung rata-ratanya.

: 106-107-108 mean = 107 lux

BAB III PENUTUPKesimpulan Pengukuran lingkungan kerja di ruang kepala UPTD Keselamatan Kerja dan Hiperkes : Iklim kerja Kelembaban Kebisingan Penerangan : 26,51C : 87% : 59 dBA : 107 Lux

Saran Upayakan untuk mengganti alat-alat dalam laboratorium hiperkes yang rusak serta menambah alat-alat baru demi terwujudnya fungsi optimal balai hiperkes.