Upload
rifki-muhammad-iqbal
View
173
Download
1
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Tugas Laporan Kuliah
Citation preview
LAPORAN PRAKTIKUM BIOSISTEMATIK HEWAN
Kelas Reptilia
NAMA : Rifki Muhammad Iqbal
NIM : 1211702067
KELAS : III B
KELOMPOK : 2
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2012
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hewan pertama yang benar-benar merupakan hewan daratan adalah reptilian. Mereka
berkembang dari amphibian dalam zaman karbon. Dengan datangnya zaman permulaan,
mereka lebih mampu mengatasi keadaan baru daripada amphibian. Kelebihan utama reptilia
yang paling awal terhadap amphibian adalah perkembangan telur yang bercangkang dan
berisi kuning telur. (Kimball, 1999).
Kelas reptilia suatu kelompok yang beraneka ragam dengan banyak garis keturunan
yang sudah punah, saat ini diwakili oleh sekitar 7000 spesies, sebagian besar kadal, ular,
penyu atau kura-kura dan buaya ini adalah pengelompokan tradisional dan didasarkan pada
kemiripan semua tetrapoda tersebut. Reptilian memiliki beberapa adaptasi untuk kehidupan
didarat yang umunya tidak ditemukan pada amphibian. Sisik yang mengandung protein
keratin membuat kulit reptilia kedap air, sehingga membantu mencegah dehidrasi di udara
kering. Dan masih banyak lagi cirri-ciri khusus dari kelas reptilia. (Campbell, 1999).
B. Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah mengenal karakter-karakter morfologi dari kelas
reptil.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kelas reptilia dibagi dalam sub klas berdasarkan atas anatomi tengkoraknya.
Berdasarkan ada tidaknya fosa temporalis dan posisinya di kenal 5 tipe tengkorak yaitu
anapsip yaitu tipe tengkorak anapsid (Ordo chelonian), Euripsida tipe tengkorak euripsid,
lhthyopterigea tipe tengkoraknya parapsid (semua punah), acrosaura tipe tengkorak diapsid
(Ordocrocodila), sinapsida tipe tengkorak diapsid, lepidosauria tipe tengkorak diapsid (Ordo
squamata) dan (Rhyncochepalia). (Kimball, 1999).
Reptilia merupakan sekelompok vertebrata yang menyeseuaikan diri ditempat yang
kering di tanah. Penandukan atau cornificatio kulit dan squama atau carpace untuk menjaga
banyak hilangnya cairan dari tubuh pada tempat yang kering atau panas. Nama kelas ini
diambil dari model cara hewan berjalan (Latin : reptum = melata atau merayap) dan studi
tentang reptilian di sebut Herpetology (jelata atau merayap) dan studi tentang reptilian di
sebut Herpetology (Yunani :creptes = reptil). (Jasin, 2002).
Reptilia memiliki ciri khusus, yaitu tubuhnya dibungkus oleh kulit yang menanduk
(tidak licin) biasanya dengan sisik atau bercarapace; beberapa ada yang memiliki kelenjar
permukaan kulit. Mempunyai dua pasang anggota, yang masing-masing 5 jari dengan kuku-
kuku yang cocok untuk lari, mencengkram dan naik pohon. Pada yang masih hidup di air
kakinya mempunyai bentuk dayung, dan pada ular bahkan tidak memilikinya. Skeletonnya
mengalami penulangan secara sempurna; tempurung kepala mempunyai satu condylus
occipitalis. Jantung tidak sempurna, terdiri atas 4 ruangan, dua auricular dan sebuah
ventericulus (pada crocodalia menjadi dua tapi masih berlubang yang disebut foramen
panizzae). Terdapat oval biconvex dan dengan nukleus. Pernapasannya selalu dengan paru-
paru; pada penyu bernapas juga dengan kloaka, memiliki 12 nevri cranialis, fertilisasi terjadi
di dalam tubuh, biasanya mempunyai alat kopulasi ; telur besar dengan banyak yolk,
berselaput kulit lunak atau becangkok tipis. Telur biasanya diletakkan di suatu tempat
dibiarkan menetas sendiri, tapi pada beberapa hewan misalnya kadal dan ular dierami oleh
sang betina. (Jasin, 2002).
Secara eksternal, dalam hubungannya dengan skeleton, penyu berspesialisasi tinggi,
namun secara internal berpola sederhana seperti nenek moyang mamalia. Tubuh terlindungi
di antara karapaks dan plastron. Plastron itu terbagi-bagi transversal sehingga memudahkan
bergerak, sedang karapaks kurang memungkinkan pergerakan. Panjang tubuh kurang lebih 1
m, dengan berat kurang lebih 200 kg, kepala dengan leher, ekor dan kaki semuanya
menonjolke luar di antara karapaks dan plastron. Dua lubang hidung di dekat ujung anterior
kepala. Mata lateral, dengan kelopak mata atas dan bawah, mempunyai membrane niktitans.
Tidak ada telinga luar. Membran timpani tertutup dengan selapis kulit. Pinggiran mulut
terbentuk dari rahang berzat-bertanduk, tidak ada gigi. Kaki dengan 5 jari, yang dilengkapi
dengan cakar. Lubang kloaka ventral pada dasar ekor. (Mukayat, 1989).
Tiga ordo reptilia hidup yang terbesar dan paling beraneka ragam
adalah Chelonia (kura-kura), Squama (kadal dan ular), dan Crocodila (buaya dan alligator).
Kura-kura berkembang selama zaman mezoikum dan hanya sedikit berbah sejak saat itu.
Cangkangnya yang umumnya keras suatu adaptasi yang melindungi dirinya dari predator.
Kadal adalah reptilian yang paling banyak jumlahnya dan beraneka ragam yang hidu saat ini.
Sebagian besar di antaranya berukuran relatf kecil. Mungkin mereka mampu bertahan hidup
melewati bencana. Ular sebenarnya adalah keturunan kadal yang memakai gaya hidup
bersarang dalam lubang. Saat ini, sebagian besar hidup di atas permukaan tanah. Buaya dan
alligator merupakan sebagian dari reptilia hidup yang paling besar. Mereka menghabiskan
sebagian hidupnya dalam air, dan menghirup udara melalui lubang hidungnya yang membuka
ke atas. (Campbell, 1999).
BAB III
METODE PRAKTIKUM
A. Alat dan Bahan
Alat Bahan
Kaliper Pinset Spesimen Ular
Baki Sarung Tangan
(Gloves)
Alkohol 70 %
Penggaris
Jarum jara
Kaca Pembesar /Lup
B. Prosedur Kerja
Spesimen Ular
Diamati bagian kepala, sisik,
Hasil Pengamatan dan Gambar
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
No Bagian yang di
amati
Gambar Keterangan
1 Bentuk dan jenis
gigi
Solenoglyph
2 Bentuk pupil Pupil vertical
3 Bentuk rahang
bawah/ dagu
Simetrical chin
4 Bentuk subcaudatal ( bawah ) undivided
subcaudal
5 Bentuk dan
komposisi sisik
kepala
6 Posisi nostril Nostril di bagian sisi tubuh
B. Pembahasan
Reptilia merupakan kelompok hewan darat pertama yang sepanjang hidupnya
bernafas dengan paru-paru. Ciri umum kelas ini yang membedakan dengan kelas yang lain
adalah seluruh tubuhnya tertutup oleh kulit kering atau sisik. Kulit ini menutupi seluruh
permukaan tubuhnya dan pada beberapa anggota ordo atau sub ordo tertentu mengalami
pergantian kulit . Pergantian kulit secara total terjadi pada anggota sub-ordo ophidia dan pada
anggota sub-ordo lacertilia pergantian kulit terjadi secara sebagian. Sedangkan pada ordo
chelonia dan crocodilia sisiknya hampir tidak pernah mengalami pergantian atau
pengelupasan. Kulit pada reptil memiliki sedikit sekali kelenjar kulit (Jasin, 1992).
Persamaan dan Perbedaan Ular dengan Kadal
Ular adalah reptil yang tak berkaki dan bertubuh panjang. Ular memiliki sisik seperti
kadal dan sama-sama digolongkan ke dalam reptil bersisik (Squamata).
Persamaannya kadal dengan reptile lain, misalnya dengan ular, Ular adalah reptil yang tak
berkaki dan bertubuh panjang. Ular memiliki sisik seperti kadal dan sama-sama digolongkan
ke dalam reptil bersisik (Squamata).
Perbedaannya adalah kadal pada umumnya berkaki, memiliki lubang telinga, dan kelopak
mata yang dapat dibuka tutup. Akan tetapi untuk kasus-kasus kadal tak berkaki (misalnya
Ophisaurus spp.) perbedaan ini menjadi kabur dan tidak dapat dijadikan pegangan. Ular tidak
memiliki daun telinga dan gendang telinga, tidak mempunya keistimewaan ada ketajaman
indera mata maupun telinga. Matanya selalu terbuka dan dilapisi selaput tipis sehingga
mudah melihat gerakan disekelilingnya, sayangnya ia tidak dapat memfokuskan
pandangnnya. Ular baru dapat melihat dengan jelas dalam jarak dekat. Indera yang menjadi
andalan ular adalah sisik pada perutnya, yang dapat menangkap getaran langkah manusia atau
binatang lainnya. Lubang yang terdapat antara mata dan mulut ular dapat berfungsi sebagai
thermosensorik (sensor panas) - organ ini biasa disebut ceruk atau organ Jacobson. Ular juga
dapat mengetahui perubahan suhu karena kedatangan mahluk lainnya,
Ular ini memiliki ciri-ciri fisik sebagai berikut : kepalanya berbentuk oval, panjang
tubuh dewasa mencapai ukuran sekitar 80 – 160 cm, warna kulitnya loreng hitam putih cerah
dengan ukuran yang tidak seragam melingkar membentuk cincin, badan berpenampang bulat,
bagian bawah putih polos, kelihatan mencolok di malam hari. Selain memiliki ciri fisik yang
khas, ular ini juga memiliki kebiasaan diantaranya : Nocturnal (aktif pada malam hari), tidak
agresif di siang hari, cenderung menghindar jika diganggu atau menyembunyikan kepalanya
di bawah badannya dengan melingkar, sensitif dengan cahaya dan akan berusaha mendekati.
Ular ini memiliki racun yang menyerang sistem syaraf atau biasa kita sebut dengan
Neurotoxin. Racun ini memiliki efek yang dapat menyebabkan sakit kepala, pusing, mual,
muntah, sakit pada perut, pendarahan, dan pingsan. Selain itu jika racun menyerang sistem
syaraf maka akan mengakibatkan kelumpuhan atau bahkan sampai menyebabkan kematian.
Keuntungan dan Kerugian Ular Bagi Manusia
Keuntungan ular bagi kehidupan manusia :
1) Konon, dagingnya dapat di konsumsi untuk membangkitkan stamina meski tidak
halal, empedu, darah dan daging beberapa jenis ular dianggap sebagai obat berkhasiat
tinggi, sebagai pembangkit stamina untuk suami istri terutama di Tiongkok dan
daerah Timur lainnya.
2) Sementara itu kulit beberapa jenis ular memiliki nilai yang tinggi sebagai bahan
perhiasan, sepatu, dompet, sabuk dan tas. Seperti halnya biawak, kulit ular (terutama
ular sanca, ular karung, dan ular anakonda) yang diperdagangkan di seluruh dunia
mencapai ratusan ribu hingga jutaan helai kulit mentah pertahun.
3) Ular kobra yang amat berbisa dan ular sanca pembelit kerap digunakan dalam
pertunjukan-pertunjukan keberanian.
4) Serta menyeimbangkan kerusakan habitat dan lingkungan hidupnya. Ular-ular yang
berperan dalam mengontrol populasi tikus di sawah dan kebun selain itu ular sangat
berperan dalam rantai makanan.
Kerugian ular bagi kehidupan manusia :
Ular ini dapat menyebabkan kematian akibat gigitannya yang mengandung bias yang
beracun, banyak kematian yang terjadi akibat gigitan dan lilitan ular terhadap manusia.
BAB V
KESIMPULAN
Setelah dilakukan pengamatan pada reptil (ular weling) maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa:
- Jenis dan bentuk gigi pada ular weling ini yaitu opistoglyph dan solenoglyph
- Bentuk pupilnya adalah pupil vertical
- Bentuk rahang bawah/ dagunya yaitu variasi dagu (kiri-atas )- (bawah) Simetrical
chin
- Bentuk subcaudal (sisik ekornya) yaitu bawah undivided subcaudal
- Sedangkan posisi nostrilnya kiri nostril dibagian sisi tubuh.
DAFTAR PUSTAKA
Campbell.Neil A.1999. Biologi edisi kelima jilid 2. Erlangga : Jakarta.
Jasin, M. 1992. Zoologi Vertebrata Untuk Perguruan Tinggi. Sinar Jaya. : Surabaya
Kimball, J,W. 1992. Biologi edisi kelima jilid 3. Erlangga : Jakarta.
Mukayat, Djarubito. 1989.Zoologi Dasar. Erlangga : Jakarta.