37
LAPORAN HASIL PENELITIAN PASCASARJANA UNIVERSITAS LAMPUNG Aktivitas Antikanker Ekstrak Etanol Sargassum Dan Padina Serta Taurin Pada Kultur Sel Hela Melalui Ekspresi Gen P53 TIM PENELITI Endang Linirin Widiastuti, Ph.D. (0011066105) DR. Nuning Nurcahyani, MSc. (0013076505) FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS LAMPUNG OKTOBER - 2021

LAPORAN HASIL PENELITIAN PASCASARJANA UNIVERSITAS …

  • Upload
    others

  • View
    10

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: LAPORAN HASIL PENELITIAN PASCASARJANA UNIVERSITAS …

LAPORAN HASIL

PENELITIAN PASCASARJANA

UNIVERSITAS LAMPUNG

Aktivitas Antikanker Ekstrak Etanol Sargassum Dan Padina

Serta Taurin Pada Kultur Sel Hela Melalui Ekspresi Gen P53

TIM PENELITI

Endang Linirin Widiastuti, Ph.D. (0011066105)

DR. Nuning Nurcahyani, MSc. (0013076505)

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS LAMPUNG

OKTOBER - 2021

Page 2: LAPORAN HASIL PENELITIAN PASCASARJANA UNIVERSITAS …
Page 3: LAPORAN HASIL PENELITIAN PASCASARJANA UNIVERSITAS …

IDENTITAS DAN URAIAN UMUM

PENELITIAN PASCASARJANA UNIVERSITAS LAMPUNG

1. Judul Penelitian : AKTIVITAS ANTIKANKER EKSTRAK ETANOL

SARGASSUM DAN PADINA SERTA TAURIN PADA

KULTUR SEL HeLa MELALUI EKSPRESI GEN P53

2. Tim Peneliti

No Nama Jabatan Bidang Keahlian Instansi Alokasi

Waktu

(jam/minggu

1 Endang Linirin

Widiastuti

Ketua Integrated/Fisiologi

Hewan

Universitas

Lampung

15

2 Nuning

Nurcahyani

Anggota Zoologi Universitas

Lampung

10

3. Objek Penelitian (jenis material yang akan diteliti dan segi penelitian):

Aktivitas antikanker dari ekstrak metanol makroalgae seperti Sargassum sp dan Gracillaria

sp serta Padina sp terhadap mencit yang diinduksi karsinogenik benzo(α)piren telah

dilakukan dan menunjukkan adanya perbaikkan jaringan hepar serta jaringan darah yang

merupakan jaringan awal terekspose senyawa carsinogenik tersebut setelah diinduksi.

Namun demikian, mekanisme selular dari kemampuan sebagai antikanker tersebut belum

dapat dijelaskan. Untuk itu perlu dilakukan kajian ekstrak berbagai makroalgae tersebut,

seperti Sargassum sp dan Padina sp serta taurine secara in-vitro terhadap jaringan kanker,

seperti jaringan kanker servic HeLa yang umum terjadi pada wanita. Secara umum, kajian

ini bertujuan untuk pengembangan pengobatan antikanker yang tidak memiliki efek

samping dari berbagai potensi biota pesisir, seperti makroalgae yang banyak terdapat di

perairan Teluk Lampung. Pelitian sebelumnya pada beberapa tumbuhan mangrove serta

taurin, telah menunjukkan adanya aktivitas antikanker yang diperlihatkan dengan

antiproliferasi serta sitotoksis dari kultur sel kanker (HeLa) secara in vitro. Dari penelitian

tersebut, terlihat bahwa pemberian ekstrak methanol biji dan daun api-api (Avecinnea

marina) mengekspresikan/mengaktifkan gen p53 dalam melakukan antiproliferasi pada

sel/jaringan HeLa secara in vitro tersebut. Seperti yang telah disampaikan sebelumnya,

Sargassum sp serta Padina sp yang banyak terdapat di pesisir pantai Lampung, mampu

untuk memperbaiki jaringan hepar secara in vivo pada mencit (Mus musculus). Apakah

mekanisme perbaikkan ini juga dilakukan dengan cara mengaktifkan gen p53, maka perlu

dilakukan penelitian secara in vitro kembali dari ekstrak etanol Sargassum sp dan Padina

sp dengan taurine kembali sebagai pembanding. Penentuan mekanisme kematian sel

kanker secara selular dan spesifik yaitu dengan penentuan ekspresi protein 53 (gen p53)

sebagai tumor surpressor gen, unsur utama penjaga stabilitas genome, yang bertanggung

jawab terhadap antiproliferasi atau sitotoksis suatu sel maka dapat dikatakan bahwa ekstrak

makroalage tersebut memiliki potensi sebagai bahan antikanker alami. Dengan penentuan

ekspresi p53 ini akan lebih mampu menyelaskan secara terintegrasi peran ekstrak

makroalgae Sargassum sp dan Padina sp dengan pembanding senyawa organik taurine

sebagai senyawa antikanker secara selular dan molecular, yaitu disamping dilihat dari sisi

fungsi sitotoksis dan antiproliferasi pada jaringan kanker dengan contoh pada sel sel HeLa

secara in vitro. Manfaat lain dari penelitian ini adalah sisi pengembangan biologi sel dan

fisiologis sel, yaitu peran berbagai senyawa yang dihasilkan dari ekstraksi ethanol berbagai

Page 4: LAPORAN HASIL PENELITIAN PASCASARJANA UNIVERSITAS …

makroalgae yang banyak dijumpai di eksosistem pesisir/pantai, khususnya di Lampung.

Dari sisi pengkayaan fungsi berbagai tanaman/tumbuhan, penelitian ini mengeksplorasi

berbagai tumbuhan obat yang berasal dari ekosistem pesisir, utamanya daerah pasang surut

pantai yang menjadi habitat Sargassum sp dan Padina sp. Dari penelitian ini juga dapat

terungkap manfaat lain dari makroalgae yang sering dijumpai di perairan pantai, yang

salama ini tidak pernah diindahkan oleh masyarakat.

4. Masa Pelaksanaan

Mulai : bulan: April tahun: 2021

Berakhir : bulan: November tahun: 2021

5. Usulan Biaya : Rp. 40.000.000 (empat puluh juta rupiah)

6. Lokasi Penelitian (lab/studio/lapangan):

a. Laboratorium Biomolekuler – FMIPA Universitas Lampung

b. Laboratorium Genetika Molekuler FK – Universitas Pajajaran

7. Instansi lain yang terlibat (jika ada, dan uraikan apa kontribusinya)

-

8. Temuan yang ditargetkan lulusan S-2

Lulusan S2 yang tergabung dalam penelitian ini diharapkan mampu mengembangkan

keahliannya dalam melakukan ekstraksi dari bahan alam (Sargassum sp dan Padina sp,

makroalgae yang banyak dijumpai di pantai) yang selanjutnya mampu mengujikan hasil

ekstraksi tersebut. Pada akhirnya lulusan pun mampu mempublikasikan hasil kajian

mereka baik pada level nasional dan internasional serta mampu didorong untuk

menghasilkan suatu temuan yang dapat dipatenkan.

9. Kontribusi mendasar pada suatu bidang ilmu

Dalam bidang fisiologi hewan/biologi sel/fitofarmaka akan diperoleh peran ekstrak ethanol

makroalgae, Sargassum sp dan Padina sp serta taurine dalam pengaturan stabilitas sel

secara seluler dan molekuler yang terkait dengan sifat keabnormalan sel/jaringan, seperti

sifat jaringan kanker yang dimiliki oleh sel-sel HeLa. Di samping itu menjadi sumber

informasi serta eksplorasi dalam pengembangan fitofarmaka dari ekosistem pesisir

sehingga mampu menjadi bagian dari konservasi sumberdaya alam pesisir.

10. Jurnal ilmiah yang menjadi sasaran untuk setiap penerima Hibah Penelitian

Pascasarjana (Nasional/Internasional)

Ada 4 target jurnal (satu atau dua diantaranya) yang akan ditempuh untuk mempublikan

hasil penelitian ini, serta 1 prosiding international (AIP) yang sedang proses untuk terbit

dan terindeks scopus, seperti yang tercantum dalam tabel berikut.

No Jurnal Jenis Tahun publikasi

1 Biomedical and

Pharmacology Journal

International terindeks scopus 2021

2 Advance Medicine International terindeks scopus 2021

3 Jurnal Tumbuhan Obat

Indonesia

Terakreditasi B/SINTA 2 2021

4 AIP Proceeding International – Scopus indexes 2021*

*Sudah disubmit, masih dalam proses publikasi

Page 5: LAPORAN HASIL PENELITIAN PASCASARJANA UNIVERSITAS …

RINGKASAN

Uji antikanker eskstrak ethanol Sargassum sp dan Padina sp telah dilakukan pada kultur

sel HeLa dengan melihat viabilitas sel, antiproliferasi serta doubling timenya dengan

menggunakan metode MTT. Hasil kajian tersebut menunjukkan sifat antikanker dari

kedua ekstrak makroalgae tersebut pada culture sel HeLa yaitu dengan nilai IC50 < 625

ppm serta 6 ppm untuk doxorubicin. Doxorubicin adalah obat sintetik yang umum dipakai

sebagai antikanker dan pada penelitian ini digunakan sebagai pembanding aktivitas

antikanker. Pada penelitian ini, kedua ekstrak makroalgae (Sargassum sp dan Padina sp)

tersebut dilakukan dengan menginkubasi sel HeLa yang memiliki kepadatan 1 x 104

sel/100µL pada konsentrasi berseri dari 2500; 1250; 625 µg/mL selama 24, 48, dan 72 jam

(waktu inkubasi).

Hasil penelitian ekstrak ethanol makroalgae, Sargassum sp dan Padina sp serta senyawa

organic taurine terhadap uji antikanker secara in vitro pada kultur sel HeLa menunjukkan

adanya efek antikanker yang ditunjukkan dengan menurunnya viabiltas sel (%) serta

meningkatnya nilai antiproliferasi dan sitotoksik. Selain itu secara molekuler, pemberian

ekstrak ethanol kedua makroalgae tersebut juga menunjukkan adanya aktivitas ekspresi

protein penanda aktivitas antikanker, yaitu p53. Dengan menggunakan primer p53,

forward primer 5'-AAGCAGTCACAGCACATGACGGAG-3' dan reverse primer 5'-

GAGTCTTCCAGT GAGATGATGGT-3' eskpresi gen p53 dapat terlihat dengan

menggunakan RT PCR. Untuk ekspresi gen p53 ini dilakukan pada kultur sel HeLa yang

diberi ekstrak ethanol kedua makroalgae serta taurine pada konsentarsi terendah dan

etrtinggi, yaitu pada konsentrasi 625 ppm serta 2500 ppm. Namun pada kultur sel HeLa

dengan pemberian ekstrak konsentrasi yang terendah ekspresi gen p53 jauh lebih tinggi

dibandingkan pada pemberian ekstrak dengan konsentrasi tinggi 2500 ppm.

Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa, di samping taurine kedua ekstrak

ethanol makroalgae ini, Sargassum sp dan Padina sp mampu menjadi agen antikanker

untuk sel-sel HeLa.

Page 6: LAPORAN HASIL PENELITIAN PASCASARJANA UNIVERSITAS …

BAB 1. PENDAHULUAN

Sumberdaya alam Indonesia merupakan sumberdaya alam yang tertinggi kedua setelah

Brazil, yaitu dilihaat dari keanekaragaman hayatinya, termasuk keanekaragaman hayati di

wilayah pesisir. Namun demikian, keanekaragaman hayati pesisir dan pantainya Indonesia

merupakan negara yang tertinggi, dengan keberadaan pulau-pulau kecil serta luasnya

lautan yang dimilikinya. Panjang pantai Indonesia sekitar 95.181 km dan panjang pantai

Provinsi Lampung mencapai sekitar 200 km dengan berbagai ekosistem pesisirnya yang

dapat dikatakan sebagai ekosistem ekstrem, seperti terumbu karang, lamun, dan mangrove.

Ekosistem lamun lebih tepat dikatakan sebagai ekosistem lebih ekstrem dengan kondisi

salinitas yang yang tinggi, hingga mencapai 34 ppt, yang diikuti dengan pancaran matahari

khususnya pada saat surut. Namun demikian, berbagai jenis biota dapat tumbuh dengan

baik serta mengandung berbagai senyawa fenolik, di antaranya adalah berbagai makroalgae

serta berbagai tumbuhan lamun, seperti kelompok spermatohyta (Enhalus sp, Hallophyla

sp, dan lainnya). Baik makroalgae serta spematophyta tersebut mengandung berbagai

senyawa yang berpotensi tidak saja sebagai antimicrobial dan antiinflamasi namun juga

memiliki antioksidan (Kannan et al., 2010, 2013; Dewi et al., 2012; Yuvaraj et al., 2012;

Firdaus et al, 2013; Singh et al, 2013; Sulistiyani et al, 2015). Untuk itu perlu dilakukan

studi lanjut terkait pemanfaatan ekstrak berbagai makroalgae yang sering dijumpai,

diantaranya adalah Sargassum sp dan Padina sp yang banyak terdapat di wilayah pesisir

Lampung khususnya diandingkan dengan taurine sebagai bahan antikanker dan

antioksidan pada kultur sel kanker yaitu sel HeLa.

Eksplorasi senyawa antikanker dari berbagai biota laut telah banyak dilakukan. Seperti

yang telah kami lakukan sebelumnya dengan menggunakan Gracilaria dan Sargassum

yang diberikan pada mencit jantan (Mus musculus) yang telah diinduksi benzo(α)piren.

Hasil kajian tersebut menunjukkan adanya perbaikan jaringan baik pada jaringan darah

maupun organ (Widiastuti dan Khairani, 2018; Hervidea et al, 2018). Kajian ini juga

menguji taurine sebagai senyawa organic yang memiliki peran sebagai antioksidan dan

antikanker. Dalam upaya eksplorasi tanaman obat, makroalgae yang banyak dijumpai di

wilayah pesisir ini menjadi target studi kami, sebagai bahan anti kanker. Hal ini terkait

dengan kemampuannya dapat bertahan pada kondisi ekosistem yang ekstrem baik dari

pengaruh salinitas maupun panas dari pancaran sinar matahari. Untuk itu kami bermaksud

mengujinya pada kultur jaringan kanker, yaitu kultur sel HeLa.

Page 7: LAPORAN HASIL PENELITIAN PASCASARJANA UNIVERSITAS …

Sargassum sp termasuk kedalam kelompok makroalage (rumput laut) coklat yang tumbuh

di sekitr terumbu karang dan beberapa jenis rumput laut coklat lainnya seperti Padina, dan

Turbinaria (Wouthuyzen et al, 2016). Rumput laut coklat ini memiliki kandungan

karbohidrat 54,3-73,8%, protein 0,3-5,9%, vitamin (vitamin B1, B2, B6, B16, C dan

niasin), kandungan mineral di antaranya kalsium, sodium, magnesium, potassium, yodium,

besi, serta mengandung senyawa fenolik, pigmen alami, polisakarida sulfat, serat dan

komponen bioaktif lainnya yang telah diteliti (Erniati et al, 2016). Jenis rumput laut yang

telah diteliti di China mengenai mekanisme aktivitas antitumor dari Rumput laut

Sargassum fusiforme (Yu-Bin et al, 2004). Peneliti Ly-BM et al (2005) menyatakan bahwa

penelitian yang dilakukan di Vietnam dengan menggunakan ekstrak Sargassum poycytum,

Sargassum oligocystum, Sargasum mcclurei, Sargassum swertzii dan Sargassum

dargaprum telah menunjukkan aktivitas antikanker fucoidan, yang mana senyawa sulfat

yang terkandung di dalamnya memainkan peran penting untuk aktivitas antikanker. Untuk

ini kami ingin mengetahui secara selular peran dari ekstrak Sargassum terhadap sel-sel

kanker HeLa.

Padina sp juga merupakan rumput laut yang memiliki pigmen fukosantin, yaitu yang

menjadi faktor utama penentu warna coklat pada rumput laut. Pigmen ini merupakan salah

satu pigmen yang dominan dari golongan karotenoid. Fukosantin memiliki ikatan allenic

adanya gugus fungsi epoksi, hidroksi, dan karbonil yang menjadi ciri utamanya.

Fukosantin sangat berpotensi untuk dikembangkan menjadi alternative pengobatan kanker

karena mengandung senyawa antikanker, antioksidan antiobesitas, dan antidiabetes (Lin et

al, 2016). Padina sp juga sangat banyak dikunpai di ekosistem lamun. Untuk hal ini pula,

kami bertujuan untuk mengetahui secara selular peran dari ekstrak Padina sp terhadap sel-

sel kanker HeLa.

Penggunaan taurine dalam penelitian ini masih kami lakukan untuk

membandingan peran ekstrak makroalgae tersebut yang diduga mampu sebagai

antikanker. Taurine sebagai senyawa organic osmolit ataupun sebagai senyawa bioaktif

yang berperan dalam menjaga tonisitas/stabilitas sel. Taurine juga telah diketahui mampu

meningkatkan pertumbuhan serta sintasan, bahkan meningkatan kematangan gonad, pada

beberapa hewan uji, seperti pada ikan-ikan baik ikan di perairan laut atau pun ikan

perairan tawar (Widiastuti et al., 2011, 2013, 2019). Bahkan di jaringan jantung atau pun

Page 8: LAPORAN HASIL PENELITIAN PASCASARJANA UNIVERSITAS …

retina, taurine dijumpai dalam konsentrasi yang tinggi namun dijumpai dengan jumlah

yang sedikit pada otak, ginjal, intestine, dan otot rangka (Birdshall,1998). Taurine sendiri

adalah senyawa turunan asam amino yang memiliki unsur sulfur dan dapat disintesis oleh

kantung empedu pada mamalia dewasa. Oleh karena itu, taurine banyak dikonsumsi oleh

para vegetarian, khususnya untuk memenuhi kebutuhan akan asam amino yang

mengandung unsur sulfur, seperti taurine di antaranya. Taurine juga diketahui banyak

memberikan manfaat pada balita yang membutuhkan nutrisi yang baik untuk

perkembangan otaknya.

Beberapa kajian/penelitian telah berkembang berkaitan dengan pemanfaatan taurine,

diantaranya adalah penggunaan taurine yang dimanfaatkan sebagai suplemen yang mampu

membantu mengatasi jaringan yang mengalami karsinogenesis baik di manusia ataupun di

hewan uji (Zhang e tal, 2008, 2014; Kim and Kim, 2013; Ibraheem et al, 2011; Zhao et al,

2009; Venkatachalam et al, 2013). Taurine juga dimanfaatkan sebagai suplemen yang

mampu mengatasi berbagai penyakit yang berkaitan dengan system saraf pusat (CNS),

sepertiAlzheimer’s, Parkinson’s, epilepsy, juga kerusakan pada sel-sel neuron retina

(DeLaPuerta et al, 2010; Moloney, et al, 2010, Yu et al, 2007).

Di Indonesia sendiri, pemanfaatan taurine masih sebatas dalam suplemen untuk anak-

anak yang sedang mengalami pertumbuhan, missal dalam susu formula atau juga untuk

minuman berenergi (tonic drink), atau yang baru baru ini muncul adalah sebagai bahan

tambahan untuk shampo. Sedangkan pemanfaatan taurine sebagai senyawa antikanker

belum diketahui/belum banyak dikaji. Untuk mengatasi kanker umumnya dilakukan

kemoterapi ataupun penggunaan obat- obat kimia yang memiliki efek samping cukup

tinggi, namun demikian, pengembangan/penggunaan obat-obat tradisional yang berasal

dari tumbuhan (herbal) atau fitofarmakologi telah mulai dilirik dalam beberapa decade

terakhir. Pengobatan kanker menggunakan tanaman obat yang didalamnya terkandung

senyawa flavonoid serta diyakini memiliki kemampuan menangkap radikal bebas yang

dapat menyebabkan kanker, telah lama dilakukan dan merupakan pengobatan alternatif

tanpa efek samping. Senyawa flavonoid sendiri merupakan senyawa golongan fenol yang

pada umumnya banyak terdapat pada tumbuhan berpembuluh.

Dengan beragamnya klaim yang menyatakan tingginya peran taurine dalam tubuh manusia

serta hewan vertebrata lainnya, maka perlu dieksplorasi secara luas pemberian taurine

Page 9: LAPORAN HASIL PENELITIAN PASCASARJANA UNIVERSITAS …

pada makanan terhadap jaringan tubuh hewan, khususnya yang mengalami karsinogensis

ataupun yang terekspose oksidan tinggi penyebab kanker. Mampukah taurine

mencegah atau memperbaiki terjadinya karsinogensis di jaringan tubuh atau mampukah

taurine berfungsi sebagai antioksidan serta seberapa besar kemampuan taurine

berfungsi sebagai antikanker dan perannya sebagai antioksidan, serta bagaimana taurine

beraksi dalam mengatasi karsinogesis ataupun oksidan tersebut dalam tubuh hewan.

Walau dapat dibuat oleh empedu mamalia, taurine juga banyak didapat dari berbagai

sumber biota laut, seperti kerrang-kerangan dan lainnya. Taurine sintetik sebenarnya bias

didapat dari asam isetionik (2- hydroxyethanesulfonic acid), yaitu dari hasil reaksi etilen

oksida dengan sodium bisulfida cair. Disamping dihasilkan oleh berbagai metazoa, baru-

baru ini telah diketahui pula bahwa taurine dapat disintesis oleh beberapa jenis mikroalga

baik di perairan laut ataupun tawar (Tevatia et al, 2015). Penelitian tersebut juga

menyatakan bahwa semakin tinggi cekaman osmotic dapat meningkatkan produksi taurine

dalam sel. Indonesia cukup kaya dengan sumber biota lautnya, dengan demikian sudah

selayaknya Indonesia memiliki kemampuan untuk memenuhi kebutuhan akan taurine.

Namun demikian, kebutuhan taurine masih sangat tergantung import dari luar negeri.

Untuk itu perlu dilakukan pula eksplorasi sumber-sumber taurine dari sumberdaya alam

lainnya, khususnya sumberdaya alam laut, di antaranya adalah kedua makroalgae yang

banyak dijumpai di wilayah pesisir serta belum banyak diketahui manfaatnya oleh

masyarakat.

Page 10: LAPORAN HASIL PENELITIAN PASCASARJANA UNIVERSITAS …

BAB 3. METODE PENELITIAN

3.1 Skematik Penelitian:

Skema penelitian yang ingin dicapai dan telah dilakukan adalah sebagai berikut:

Gambar 1. Skema penelitian peran taurine serta ektrak ethanol potensi tambuhan obat

Dengan tercapainya kajian secara in vitro dari taurine serta bahan hasil ekstraksi ethanol

dua makroalgae (Sargassum sp dan Padina sp) maka akan melengkapi peran dari jenis

tumbuhan pesisir (terumbu karang, lamun, dan mangrove tersebut yang banyak dijumpai di

pesisir Lampung sebagai bahan fitofarmaka, khususnya terhadap penyakit degenaratif

kanker yang mulai banyak ditemukan kasusnya.

3.2 Metode Penelitian

Alat dan bahan yang digunakan pada kajian secara in vitro taurine serta ekstraksi ethanol

dua makroalgae, Sargassum sp dan Padina sp, adalah sebagai berikut:

Peralatan gelas, neraca, kompor listrik, blender, elektrik stirrer, corong pisah, corong

Buchner. Selanjutnya untuk uji sitotoksik dan antiproliferasi di antaranya adalah,

incubator CO2, lampu UV, laminar air flow cabinet, tissue culture flask, tabung cronical,

microplate 96 sumuran, haemocytometer, magnetic stirrer, pipetman, yelow dan blue tips,

vortex, mikroskop, Eppendorf tube dan ELISA reader serta RT-PCR.

Draf Buku tentang Taurine dan Publikasi jurnal international (terindeks scopus) dan jurnal nasional terakreditasi SINTA 2/3

UJI in vitro senyawa hasil ekstraksi ethanol makroalgae

(Sargassum sp & Padina sp) sebagai antikanker pada sel

HeLa secara in vitro

Fisiologi antikanker senyawa ekstraksi baik secara in vivo

dan in vitro pada sampel/hewan uji

Uji FITOKIMIA baik secara Kualitatif dan Kuantitatif

Analisis molekuler protein yang bertanggung

jawab terhadap antiproliferasi dan apoptosis

di jaringan kanker

Page 11: LAPORAN HASIL PENELITIAN PASCASARJANA UNIVERSITAS …

Sedang bahan yang diperlukan adalah sebagai berikut:

Media pertumbuhan sel RPMI (Rosewell Park Memorial Institute) 1640 (Sigma),

Penisillin-Streptomisin 1% (Gibco), Fungison o,5% (Gibco), FBS (fetal bovine serum),

trypsin -EDTA 0,25% dalam PBS, NaHCO3 (Sigma) dan HEPES (N-2-

hyfroxyethilpiperazin-N-eethanesolfonic acid) (Sigma), Tripan Blue, larutan DMSO

sebagai pelarut ekstrak, MTT, reagen stopper (natrium dedosil sulfat 10%, dan methanol.

Sel-sel HeLa, Akuades, penisilin-sterptomisin 1% v/v, SDS 10% dalam HCl 0,01 N,

NaHCO3, HEPES, Fungison 0,5 % (v/v) (Gibco), primer p53 (Sigma).

3.2.1 Persiapan Ekstrak Makroalgae (Sargassum sp dan Padina sp)

Bahan uji yang digunakan adalah esktrak ethanol makroalgae (rumput laut) Sargassum sp

dan Padina sp. Kedua makroalgae ini didapatkan dari pesisir Teluk Lampung, Kab.

Lampung Selatan. Pembuatan ekstrak diawali dengan mencuci Sargassum dan Padina

menggunakan air mengalir sampai bersih kemudian dikering-anginkan. Proses pengeringan

kemudian dilanjutkan di dalam oven dengan suhu 30°C selama 2-3 hari. Setelah rumput

laut kering, kemudian dilakukan proses penggilingan hingga menjadi bubuk. Bubuk yang

diperoleh kemudian dimaserasi dalam pelarut etanol dengan perbandingan 1:10 selama 24

jam. Maserat kemudian disaring dengan menggunakan gelas corong dan kertas saring.

Ekstrak ethanol yang didapat kemudian diuapkan menggunakan rotary evaporator pada

suhu 50°C hingga diperoleh ekstrak kental (Nurfitri, 2019).

Gambar 2. Sargassum sp dan Padina sp yang akan digunakan

3.2.2 Pengujian Fitokimia Ekstrak Sargassum sp dan Padina sp

Untuk mengetahui kandungan senyawa yang terdapat di dalam ekstrak ethanol kedua

rumput laut, Sargassum sp dan Padina sp, maka dilakukan uji fitokimia. Dalam penelitian

Page 12: LAPORAN HASIL PENELITIAN PASCASARJANA UNIVERSITAS …

ini menggunakan pelarut ethanol. Ethanol merupakan pelarut yang bersifat universal

sehingga dapat melarutkan analit yang bersifat polar dan nonpolar (Astarina et al, 2013).

Langkah-langkah pengujian fitokimia ekstrak rumput laut tersebut dapat dilihat pada Tabel

1 berikut:

Page 13: LAPORAN HASIL PENELITIAN PASCASARJANA UNIVERSITAS …

Tabel 1. Tabel prosedur pengujian fitokimia (Tasmin et al, 2014)

Jenis uji Perlakuan Indikator

Saponin 0,5 mL sampel + 5 mL akuades, kemudian

dikocok selama 30 detik

Busa

Terpenoid 0,5 mL sampel + 0,5 asam asetat glacial +

0,5 mL H2SO4

Warna sampel berubah

menjadi merah atau

kuning

Tanin 1 mL sampel + 3 tetes larutan FeCl3 Warna larutan menjadi

hitam kebiruan

Alkaloid 0,5 mL sampel + 5 tetes kloroform + 5

tetes pereaksi Mayer (1 g KI dilarutkan

dalam 20 mL akuades dan ditambahkan

0,271 g HgCl2 hingga larut)

Warna larutan putih

kecokelatan

Flavonoid 0,5 mL sampel + 0,5 g serbuk Mg + 5 mL

HCl pekat (ditambahkan tetes demi tetes

Warna larutan merah

atau kuning, terbentuk

busa

3.2.3 Pengujian sitotoksik dan antoproliferasi

Preparasi dan pengujian sitotoksik dan antiproliferasi mengikuti protokol uji dari CCRC

(Cancer Chemoprevention Research Center) farmasi UGM.

a. Pembuatan Media RPMI

Media dibuat dengan melarutkan 10,4 g (untuk 1 Liter) RPMI ditambah 2,0 g

NaHCO3 dan 2,0 g HEPES. Larutan selanjutnya distirer hingga homogen,

kemudian di buffer dengan HCl 1 N sehingga pHnya 7,2-7,4 menggunakan pH

meter. Kemudian larutan tersebut disaring dengan filter polietilen sulfon steril 0,2

µm secara aseptis.

b. Pembuatan PBS (Phosphat Buffered Saline)

Serbuk PBS (Phosphat Buffered Saline) 10 g dilarutkan ke dalam aqua bidestilata

sebanyak 800 ml, diaduk dengan stirer hingga larut sempurna. Larutan dibuat

dalam pH 7,2 kemudian ditambah aqua bidestilata hingga 1 liter. Larutan disimpan

dalam lemari es dengan botol tertutup.

c. Pembuatan FBS (Fetal Bovine Serum) media penumbuh sel

Larutan FBS (Fetal Bovine Serum) 10 % sebanyak 10 ml, fungsion 0,5 ml dan

pensterp (penisilin-streptomisin) 2 ml dicampur dalam wadah steril kemudian

ditambah media RPMI hingga 100 ml, kemudian larutan tersebut dihomogenkan,

selajutnya larutan disaring dengan filter polietilen sulfon steril 0,2 µm secara

aseptis.

d. Preparasi Sel HeLa

Page 14: LAPORAN HASIL PENELITIAN PASCASARJANA UNIVERSITAS …

Sel HeLa diambil dari tangki nitrogen cair dan segera dicairkan pada suhu 37o C,

kemudian ampul disemprot dengan etanol 70%, ampul dibuka dan sel dipindahkan

dalam tabung sentrifuge dalam ruangan laminar air flow dan disentrifugasi dengan

kecepatan 1500 rpm selama 15 menit. Endapan yang terbentuk ditambah dengan

media RPMI 1640-serum. Suspensi sel dimasukan dalam tissue culture flask kecil

dan dilihat dibawah mikroskop. Sel yang hidup nampak bulat, jernih dan bersinar.

Flask yang berisi sel kemudian diinkubasi dalam inkubator suhu 37o C dan dialiri

dengan gas CO2.

e. Pemanenan dan perhitungan sel

Setelah jumlah sel cukup, sel dicuci dengan PBS kemudian sel HeLa yang melekat

pada dinding tissue flask dilepas dengan larutan tripsin 2,5% sebanyak 1 ml, agar

merata ditambah larutan PBS 3 ml, didiamkan selama sekitar 3-5 menit agar tripsin

bekerja dengan baik. Sel dipindahkan ke dalam tabung conical steril dan ditambah

medium PBS sampai volume 10 ml dan disentrifugasi 1500 rpm selama 15 menit.

Kemudian sel dicuci dua kali menggunakan medium yang sama. Sel dihitung

jumlah selnya menggunakan hemocytometer. Suspensi sel ditambah sejumlah

medium sehingga diperoleh konsentrasi sebesar 2 x 104 sel/100 µl.

Jumlah sel dapat dihitung dengan persamaan berikut.

n = jumlah sel dalam 4 bilik

3.2.4. Uji Ekspesi Gen p53 Metode RT-PCR

Pemeriksaan ekspresi gen p53, dilakukan dengan pemeriksaan RT-PCR pada kultur cell

line HeLa yang mendapat perlakuan esktrak rumput laut dan taurin. Terdapat 3 tahapan

akan dilakukan untuk pemeriksaan ini, yaitu desain primer, isolasi RNA, dan penentuan

konsentrasi RNA dengan NanoDrop. Selanjutnya dilihat ekspresinya dengan

menggunakan RT-PCR.

a. Desain Primer

Pada penelitian ini urutan basa primer ekspresi gen p53 berdasar penelitian dari

Nursid (2006) adalah forward primer 5'-AAGCAGTCACAGCACATGACGGAG-

3', reverse primer 5'-GAGTCTTCCAGTGAGATGATGGT-3'.

b. Isolasi RNA

Page 15: LAPORAN HASIL PENELITIAN PASCASARJANA UNIVERSITAS …

Isolasi RNA sampel. Langkah pertama adalah sentrifuge sampel cell culture kec

500 x g selama 1 menit kemudian dibuang supernatant. Ditambahkan 300 μl RNA

Lysis Buffer ke dalam tabung dan campur rata. Kemudian dipindahkan ke dalam

kolom Spin Away Filter (kuning), selanjutnya sentrifuge dan simpan supernatant.

Ditambahkan 600 μl etanol (95-100%) ke dalam supernatant dan campur rata.

Pindahkan campuran ke dalam kolom IICR Zymo Spin TM1 (hijau) dalam tube

koleksi dan sentrifuge dibuang flowthrough.

Treatmen DNase I (dalam kolom), kolom dicuci dengan 400 μl RNA Wash Buffer

dan dicentrifuge kemudian dibuang flowthrough.

Dalam tabung bebas RNase, ditambahkan 5 μl DNase I (1 U / μl), 75 μl DNA

Digestion Buffer dan dicampur secara inversi. Selanjutnya ditambahkan campuran

tersebut langsung ke matriks kolom.

Diinkubasi kolom pada suhu kamar (20-30ºC) selama 15 menit.

Langkah selanjutnya ditambahkan 400 μl RNA Prep Buffer ke kolom dan

dicentrifuge. Kemudian dibuang flowthrough dan diitambahkan 700 μl RNA Wash

Buffer ke kolom dan sentrifugasi. Selanjutnya 400 μl RNA Wash Buffer dan

sentrifugasi kolom selama 2 menit untuk memastikan penghapusan total buffer

pencuci. Dipindahkan kolom dengan hati-hati ke dalam tabung RNase free baru,

ditambahkan 50 μl DNase / RNase-Free Water langsung ke matriks kolom dan

sentrifuge ke elusi RNA, RNA yang dielusi disimpan pada ≤-70ºC.

c. Pengukuran Konsentrasi RNA Menggunakan NanoDrop

Konsentrasi RNA yang didapat, selanjutnya diukur menggunakan alat NanoDrop

2000 Spectrophotometer dari Thermo Scientific.

d. Pengukuran Ekspresi Gen p53 Menggunakan RT-PCR

Pengukuran konsentrasi gen p53 pada penelitian ini menggunakan program Light

Cycler® software yang mengacu pada kuantifikasi rumus Livak yang sudah

diautomatisasi sehingga didapat nilai konsentrasi ekspresi gen p53 dalam ukuran

picogram. Sebagai kontrol internal (housekeeping gene) adalah GADPH adalah

sampel yang merupakan kontrol.

3.2.4 Rancangan Percobaan dan Analisis Data

Rancangan percobaan untuk uji in vitro ini adalah rancangan acak lengkap dengan factorial

(4x6) yang terdiri dari 6 series konsentrasi dari 4 jenis bahan uji (yaitu daun dan biji

Page 16: LAPORAN HASIL PENELITIAN PASCASARJANA UNIVERSITAS …

Avicennia, taurine serta control) untuk uji sitotoksik. Sedangkan untuk uji antiproliferasi

menggunakan factorial 3 x 4 (tiga konsentrasi dari 4 bahan uji, seperti yang telah

disebutkan).

Data (IC50 dan jumlah sel) yang diperoleh selanjutnya dianalisi ragam (ANOVA) pada taraf

5 %, dan jika ada perbedaan antar perlakuan maka diuji lanjut dengan beda nyata terkecil

pada taraf 5%. Analisis statistic dilakukan dengan menggunakan program IBM-SPSS versi

25.

Sedangkan untuk ekspresi gen p53 dilakukan secara deskriptif dari program Light Cycler®

software yang mengacu pada kuantifikasi rumus Livak yang sudah diautomatisasi.

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil uji fitokimia Sargassum dan Padina

Hasil uji fitokimia dari Sargassum sp dan Padina sp yang diekstraksi dengan menggunakan

pelarut ethanol adalah sebagai berikut.

Tabel 2. Hasil uji Fitokimia Padina sp. dan Sargassum sp.

Uji fitokimia Padina sp Sargassum sp

Saponin + +

Terpenoid + +

Tanin + +

Alkaloid + +

Flavonoid + +

Keterangan: (+) = Mengandung senyawa uji

Dari hasil ekstraksi ethanol, kedua makroalgae tersebut mengandung seluruh senyawa uji,

yaitu saponin, terpenoid, tannin, alkaloid, serta flavonoid. Ke-lima senyawa uji ini diduga

memiliki peran dalam menghentikan perkembangan sel kanker secara in vitro, yaitu sel-sel

HeLa.

4.2 Hasil uji sitotoksik pada sel-sel HeLa

Hasil uji sitotoksik terhadap kultur sel HeLa selain menggunakan ekstrak Sargassum sp

dan Padina sp juga menggunakan taurine (asam organic osmolit) dan dapat dilihat sebagai

berikut.

Page 17: LAPORAN HASIL PENELITIAN PASCASARJANA UNIVERSITAS …

100 100,3

30,1 21,89

88,03 84,25 81,64 71,85

0

20

40

60

80

100

120

Kontrol Sel Kontrol

obat 1

Kontrol

obat 5

Kontrol

obat 10

625 1250 1875 2500

Via

bil

itas

Sel

%

Konsentrasi (ppm)

100 100,3

30,1 21,89

16,28

0,69 0,5 0,02 0

20

40

60

80

100

120

Kontrol Sel Kontrol

Obat 1

Kontrol

Obat 5

Kontrol

Obat 10

625 1250 1875 2500

Via

bil

itas

Sel

%

Konsentrasi (ppm)

Gambar 3. Uji sitotoksik taurine terhadap sel-sel HeLa dengan pembanding obat doxo

Dari hasil uji tersebut terlihat bahwa taurine mampu untuk menurunkan viabilitas sel-sel

HeLa sebesar 12 – 22% pada konsentrasi yang berbeda. Penggunaan taurine untuk

menurunkan viabilitas ini masih jauh jika dibandingkan dengan senyawa kimia

doxorubicin yang umum dipakai sebagai obat anticancer.

Selanjutnya pemberian ekstrak ethanol Padina sp serta Sargassum sp terhadap sel-sel

HeLa juga dapat dilihat pada gambar-gambar sebagai berikut.

Gambar 4. Pemberian ekstrak etanol Padina sp pada kultur sel HeLa

Viabilitas sel-sel HeLa mampu diturunkan oleh ekstrak Padina bahkan ada konsentrasi

yang terendah, yaitu pada 625 ppm. Kemampuan ini bahkan di bawah dari penggunaan

doxorubicin dengan konsentrasi 10 ppm.

Page 18: LAPORAN HASIL PENELITIAN PASCASARJANA UNIVERSITAS …

100 100,3

30,1 21,89

45,04

2,14 1,39 1,14 0

20

40

60

80

100

120

Kontrol Sel Kontrol

Obat 1

Kontrol

obat 5

Kontrol

Obat 10

625 1250 1875 2500

Via

bil

itas

Sel

%

Konsentrasi (ppm)

Gambar 5. Pemberian ekstrak etanol Sargassum sp pada kultur sel HeLa

Selanjutnya pada pemberian esktrak ethanol Sargassum sp, juga menunjukkan penurunan

terhadap viabilitas sel-sel HeLa, walau tidak setinggi pada ekstrak ethanol Padina sp.

Semakin tinggi pemberian ekstrak kedua makroalgae tersebut semakin tinggi pula

kemampuan untuk menurunkan vabilitas sel-sel HeLa.

Untuk memperlihatkan uji sitotoksik dari kedua ekstrak makroalgae tersebut dapat dilihat

pada Tabel 3 berikut.

Page 19: LAPORAN HASIL PENELITIAN PASCASARJANA UNIVERSITAS …

Tabel 3. Aktivitas sitotoksik esktrak etanol makroalgae terhadap sel HeLa (dalam IC50)

Senyawa Uji Konsentrasi (ppm) Viabilitas Sel (%) IC50 (ppm)

Padina

625 16,28

< 625

1250 0,69

1875 0,50

2500 0,02

Sargassum

625 45,04

< 625 1250 2,14

1875 1,39

2500 1,14

Taurin

625 88,03

1521 1250 84,25

1875 81,64

2500 71,85

Doxorubicin1

1 100,03

6 5 30,10

10 21,89

1Doxorubicin sebagai control positif antikanker

Jika dilihat dari IC50 dalam ppm dari ekstrak etanol kefdua makroalgae tersebut terlihat

bahwa Sargassum sp memiliki aktivitas sitotoksik yang paling tinggi, yaitu sebesar 487

ppm sudah mampu untuk membunuh sel-sel HeLa.

Selanjutnya untuk melihat antiproliferasi yang ditimbulkan oleh penggunaan ekstrak

ethanol kedua makroalgae tersebut dapat dilihat pada Tabel 4 sebagai berikut. Uji

antiproliferasi ini dilakukan pada 3 fase waktu inkubasi yang berbeda, yaitu 24, 48, dan 72

jam.

4.3 Antiproliferasi dan doubling time kultur sel HeLa terhadap ekstrak makroalgae

dan taurine

Selain uji antoproliferasi, ekstrak kedua makroalgae ini pada sel-sel HeLa kemampuan sel-

sel HeLa untuk memperbanyak diri (doubling time) juga ditentukan dan dapat dilihat pada

Tabel 4 dan 5 sebagai berikut.

Page 20: LAPORAN HASIL PENELITIAN PASCASARJANA UNIVERSITAS …

Tabel 4. Antiproliferasi ekstrak ethanol makroalgae dan taurine terhadap sel-sel HeLa

Senyawa

Uji

Konsentrasi

(ppm)

Jumlah Sel Hidup (x 1000 Sel)

24 Jam 48 Jam 72 Jam

Padina sp.

625 3,256±0,271a

3,085±0,399a 0.175±0,024

a

1250 0,137±0,006b 0,366±0,061

b 1,392±2,183

a

1875 0,100±0,306b 0,183±0,182

b 0,091±0,108

a

2500 0,003±0,346b 0.279±0,905

b 0,050±0,103

a

Sargassum

sp.

625 9,009±0,053a 1,955±0,028

a 0,350±0,330

a

1250 0,429±0,026b 0,211±0,029

b 0,134±0,044

b

1875 0,278±0,025c 0,137±0,009

c 0,091±0,014

b

2500 0,228±0,042c 0,141±0,014

c 0,074±0,021

b

Taurin

625 17,605±0,261a 6,272±0,369

a 7,805±0,316

a

1250 16,849±0,286ab

6,253±0,409a 7,221±0,235

a

1875 16,329±0,157b 5,496±0,285

a 6,275±0,204

b

2500 14,370±0,673c 4,017±0,327

b 4,696±0,378

c

Doxorubicin

1 20,001±0,565a 7,014±0,273

a 0,759±0,112

a

5 6,021±0,231b 0,942±0,054

a 0,191±0,053

a

10 4,379±1,160b 0,634±0,057

a 0,078±0,011

a

Keterangan :

a, b dan c : superscript untuk perbedaan rataan jumlah sel hidup pada kolom yang sama

Untuk analisis antiproliferasi ini, kontrol sel tidak dimasukkan dalam table, sehubungan

dengan jumlah sel yang hidup akan terus bertambah tanpa adanya penghentian proliferasi.

Dari table 4 tersebut terlihat bahwa semakin lama inkubasi kultur sel HeLa terhadap bahan

uji semakin berkurang junlah sel-sel HeLa yang didapat pada kultur. Demikian pula

dengan konsentrasi bahan uji, semakin ditinggikan konsentrasi dari masing-masing bahan

uji maka semakin berkurang junlah sel-sel HeLa yang didapat pada masing-masing kultur.

4.4 Ekspresi gen p53 pada kultur sel HeLa dari berbagai bahan uji

Selanjutnya, untuk mengetahui seberapa besar kemampuan masing-masing bahan uji

tersebut terhadap kemampuan sel-sel HeLa untuk kembali melakukan proliferasinya maka

penghitungan doubling time dilakukan (Tabel 5).

Page 21: LAPORAN HASIL PENELITIAN PASCASARJANA UNIVERSITAS …

Tabel 5. Doubling Time ekstrak ethanol makroalgae terhadap sel-sel HeLa

Senyawa Uji Konsentrasi

(ppm)

Persamaan Garis

waktu inkubasi dan

log jumlah sel

Nilai Slope Nilai Doubling

Time (jam)

Padina sp.

625 -0,635x + 4,3515 -0,635 Tidak ada

1250 0,5028x + 1,6094 0,5028 596

1875 -0,021x + 2,1171 -0,021 Tidak ada

2500 0,5878x + 0,3813 0,5878 718

Sargassum

sp

625 0,7054x + 4,674 0,7054 10

1250 -0,2528x + 2,8665 -0,2528 Tidak ada

1875 -0,2419x + 2,6647 -0,2419 Tidak ada

2500 -0,2426x + 2,6117 -0,2426 Tidak ada

Taurin

625 25954x + -92695 25954 357

1250 25151x + -89501 25151 356

1875 23390x + -82250 23390 352

2500 19153x + -65299 19153 341

Doxorubicin

1 12442x + -36475 12442 293

5 3958,9x + -9539,5 3958,9 241

10 2428,7x + -5049,4 2428,7 208

Kontrol Sel 0 -0.005x+4,3311 -0.005 Tidak ada

Untuk melihat mekanisme kematian pada sel-sel HeLa akibat pemberian ekstrak ethanol

Sargassum sp serta Padina sp, analisis ekspresi p53 dilakukan dan hasil dapat dilihat pada

gambar berikut.

No. Color Name Type Ct

Page 22: LAPORAN HASIL PENELITIAN PASCASARJANA UNIVERSITAS …

Gambar 6. Hasil RT-PCR terhadap ekspresi p53 dari setiap perlakuan

Dari gambar tersebut dapat diketahui ekspresi p53 dari masing-masing bahan uji terhadap

kultur sel HeLa serta dapat lilihat pada table berikut. Untuk ekspresi gen p53 ini dilakukan

pada dua konsentrasi dari masing-masing bahan uji, yaitu konsentrasi terendah (625 ppm)

serta konsentrasi tertinggi (2500 ppm). Pada uji mekanisme kerja bahan uji terhadap sel-sel

HeLa melalui ekspresi gen p53 ini tidak dilakukan untuk obat anticancer, doxorubicin.

1

GADPH Kontrol Positive Control

25.75

2

GADPH S 625 Positive Control

26.25

3

GADPH S 625 Positive Control

26.25

4

GADPH P 625 Positive Control

27.98

5

GADPH P 625 Positive Control

28.15

6

GADPH S 12500 Positive Control

31.40

7

GADPH S 12500 Positive Control

31.47

8

GADPH T 12500 Positive Control

25.48

9

GADPH T 12500 Positive Control

25.83

19

P53 Kontrol Unknown 28.06

20

P53 S 625 Unknown 34.53

21

P53 S 625 Unknown 32.28

22

P53 P 625 Unknown

23

P53 P 625 Unknown

24

P53 S 12500 Unknown 36.86

25

P53 S 12500 Unknown

26

P53 T 12500 Unknown 27.60

27

P53 T 12500 Unknown 28.20

Page 23: LAPORAN HASIL PENELITIAN PASCASARJANA UNIVERSITAS …

Tabel 6. Ekspresi gen p53 pada setiap perlakuan yang diberikan pada sel-sel HeLa

Perlakuan/Pemberian

senyawa

Konsentrasi

(ppm)

Ekspresi p53

Ya Tidak

Kontrol - √

Padina sp 625 √

2500 √

Sargassum sp 625 √

2500 √

Taurine 625 √

2500 √

Dari tabel tersebut terlihat bahwa untuk semua bahan uji menunjukkan adanya aktivitas

gen atau adanya eskpresi gen p53.

4.5 Pembahasan

Dari hasil fitokimia terhadap ekstraksi ethanol, terlihat bahwa kedua makroalgae tersebut

mengandung seluruh senyawa uji, yaitu saponin, terpenoid, tannin, alkaloid, serta

flavonoid. Kelima senyawa ini masing-masing memiliki sifat biaktif, diantaranya memiliki

kemampuan sebagai antioksidan.

Saponin merupakan senyawa dalam bentuk glikosida dari sapogenin yang bersifat polar

karena memiliki gugus hidroksil yang berikatan dengan gula sederhana yang bersifat polar.

Saponin banyak terkandung dalam tanaman dan banyak digunakan dalam pengobatan

tradisional. Umumnya pada tanaman, saponin tersebar merata dalam bagian-bagiannya

seperti akar, batang, umbi, daun, bijian dan buah. Namun demikian, untuk makroalage

semua bagian dari struktur tumbuhan tersebut tidak, tapi kemampuan matabolisme

memiliki kesamaan. Saat dikocok pada uji saponin terbentuk buih, hal ini menunjukkan

adanya glikosida yang terhidrolisis dalam air menjadi glukosa dan senyawa lainnya

(Marliana et al., 2005). Saponin memiliki peranan penting sebagai antimikrobia, antijamur

(Kayce et al., 2014), antitumor (Li et al., 2014), serta memiliki aktivitas sitotoksik atau

antikanker, efek hipokolesteromia terlebih memiliki efek anti obesitas (Marrelli et al,

2016). Saponin juga terbukti memiliki pengaruh yang kuat dalam menginduksi agregasi

platetel darah sehingga punya peran dalam hemostatis (Kang et al., 2014).

Page 24: LAPORAN HASIL PENELITIAN PASCASARJANA UNIVERSITAS …

Tanin juga merupakan senyawa yang mengandung gugus hidrokfil fenolik polar yang larut

dalam methanol dan ethanol (Romadanu, 2014). Senyawa tanin terbagi atas 2 kelompok

yaitu tanin terkondesasi dan tannin terhidrolisis. Tanin dalam bentuk terkondensasi

memiliki efek toksik yang lebih rendah dibandingkan dengan tanin terhidrolisis

(Beauchemin et al., 2008). Pada skrining fitokimia, tanin terlihat dengan adanya

perubahan warna setelah penambahan FeCl3. Senyawa ini dapat bereaksi dengan salah satu

gugus hidroksil pada senyawa tanin. Tanin yang terkondensasi ditunjukkan dengan adanya

warna hijau kehitaman yang terbentuk setelah penambahan FeCl3 (Astarina et al., 2013).

Tanin merupakan makromolekul golongan polifenol, mampu berfungsi sebagai

antioksidan. Tanin juga mampu menstabilkan fraksi lipid dan keaktifannya dalam

penghambatan lipoksigenase (Zeuthen dan Sorensen, 2003). Disamping itu, tannin juga

memiliki beberapa peran dalam dinia kesehatan yaitu sebagai astringen, antidiare,

antibakteri, dan antioksidan (Mukhriani et al., 2014).

Alkaloid umumnya dihasilkan sebagai senyawa metabolit sekunder yang terdapat dalam

tanaman dan memiliki fungsi utama pada tumbuhan sebagai pertahanan kimia terhadap

predator. Pada umumnya alkaloid hanya larut dalam pelarut anorganik di antaranya

kloroform, etil asetat, aseton, benzena, alkohol, etanol, dan metanol. Alkaloid memiliki

aktivitas biologis pada manusia, salah satunya yaitu mempengaruhi sistem saraf terutama

sebagai neurotransmitter, di antaranya sebagai prekusor asetilkoli, epinefrin, dopamine,

asam gamma dan serotonin (Thawabteh et al., 2019). D i s a m p i n g i t u ,

k e l o m p o k s e n y a w a i n i m e m i l i k i efek fisiologis yang kuat, sehingga

selektifitas senyawa alkaloid sangat bermanfaat dalam hal pengobatan. Di bidang

kesehatan alkaloid digunakan sebagai antihipertensi, antidiabetes , antitumor, antimalaria,

analgesi, percepatan hormon, efek hipotensi, dan aktivitas mikroba (Heinrich et al, 2021).

Walau pelarut non-polar (n-heksana) dikenal efektif menarik alkaloid, namun alkaloid juga

masih dapat larut dalam pelarut semi polar dengan etil asetat dan pelarut polar seperti

dengan metanol (Romadanu et al., (2014).

Flavonoid adalah senyawa yang juga memiliki komponen bioaktif kaarena flavonoid

merupakan bagian dari metabolit sekunder polifenol. Dengan adanya glikosida flavonoid

yang bersifat polar karena mengandung sejumlah gugus hidroksil dan gula, memudahkan

senyawa ini larut dalam metanol. Glikosida ini juga menyebabkan flavonoid mudah larut

dalam air (Rahakbauw dan Theophilus, 2016; Astarina et al., 2013). Bioaktif yang dimiliki

flavonoid di antaranya adalah sebagai anti-virus, anti-inflamasi (Wang et al, 2018),

Page 25: LAPORAN HASIL PENELITIAN PASCASARJANA UNIVERSITAS …

kardioprotektif, antidiabetes, anti kanker, serta sebagai senyawa anti penuaan dan

antioksidan (Munhoz et al., 2014). Flavonoid juga berperan sebagai antioksidan, sehingga

sangat baik untuk pencegahan kanker. Flavonoid juga baik untuk melindungi struktur sel,

memiliki hubungan sinergis dengan anti-inflamasi, vitamin C, pencegah keropos tulang dan

sebagai antibiotik (Romadanu et al., 2014).

Dalam kemampuannya untuk menurunkan aktivitas dari kultur sel kanker cervic, sel-sel

HeLa, ekstrak makroalgae serta taurine memiliki efek toksisitas terhadap kultur sel

tersebut. Taurine sebagai sanyawa organic memiliki kemampu untuk menurunkan

viabilitas sel-sel HeLa, yaitu sebesar 12 – 22% pada konsentrasi yang berbeda. Semakin

meningkat konsentrasi taurine yang diberikan pada media tersebut semakin menurun

viabilitas dari sel-sel HeLa tersebut. Penurunan ini memang tidak sedrastis dari penurunan

viabilitas yang ditunjukkan oleh doxorubicin. Jika dilihat dari ekspresi gen p53 terlihat

bahwa kultur sel HeLa yang diberi taurine juag menunjukkan adanya ekspresi p53 tersebut.

Dengan demikian dapat diduga bahwa mekanisme taurine dalam menurunkan viabilitas sel-

sel HeLa yaitu dengan mengaktivekan gen p53. Sel-sel tumor yang tidak mengekspresikan

gen p53 yang bertanggungjawab terhadap apoptosis. Gen p53 adalah gen yang merespon

terhadap kerusakan DNA yang diinduksi oleh kemoterapiteka dan radiasi. Penghambatan

apoptosis merupakan hal yang paling penting dalam perkembangan tumor ganas. Hal ini

terlihat dari adanya induksi gen p53 pada kanker kulit sebagai respon dari stress sel.

Induksi gen ini dapat menghambat ekspansi dan proliferasi sel (Liu et al, 2019). Gen p53

berperan dalam merespon stress seluler akibat adanya paparan karsinogen yang mana

respon tersebut untuk menghambat terjadinya perkembangbiakan sel abnormal. Gen p53

selain berfungsi mengatur proliferasi sel, juga mengatur apoptosis, menghambat

angiogenesis, dan mengatur perbaikan DNA.

Ekstrak ethanol makroalgae Padina sp dan Sargassum sp juag demikian, menunjukkan

adanya penurunan viabilitas sel-sel HeLa. Penurunan ini bahkan terjadi pada konsentarsi

yang terendah dalam penelitian ini, yaitu pada 625 ppm. Seperti halnya taurine, penurunan

viabilitas juga ditunjukkan dengan adanya aktivitas ekspresi gen p53. Hal tersebut diduga

kandungan senyawa bioaktif metabolit sekunder pada ekstrak ethanol kedua makroalgae

tersebut memiliki kemampuan dalam merusak sel HeLa dan berpotensi sebagai antikanker.

Rendahnya hasil persentase viabilitas sel dapat dimungkinkan kurangnya nutrisi setelah

pemberian ekstrak kedua makroalgae tersebut, sehingga sel mudah rusak dan mengalami

kematian (Suyadi, 2003). Kemampuan ekstrak ethanol kedua makroalgae tersebut bersifat

Page 26: LAPORAN HASIL PENELITIAN PASCASARJANA UNIVERSITAS …

toksik dibuktikan dengan hasil persentase viabilitas sel HeLa yang memiliki nilai setara

dengan control yang diberi Doxorubicin. Doxorubicin merupakan senyawa golongan

antrasiklin serta umum digunakan untuk terapi berbagai macam jenis kanker seperti kanker

payudara, leukemia akut, kanker tulang dan ovarium (Childs et al., 2002).

Penurunan viabiltas kedua ekstrak etanol makroalage tersebut gterhadap kultur sel-sel

HeLa menunjukkan hubungan yang linear, semakin tingga konsentrasi esktrak diberikan

pada media kultur semakin menurun viabilitas dari sel-sel HeLa dalam kultur tersebut.

Kemampuan ini diduga karena adanya kandungan flavonoid dan alkoloid pada ekstrak

tersebut sehingga mampu menekan pertumbuhan sel HeLa. Budiani et al. (2007)

menyatakan bahwa kandungan senyawa alkoloid mampu mengikat protein penyusun

mikrotubulus sehingga dapat menghambat proliferasi dan menyebabkan kerusakan sel.

Pada senyawa flavonoid dapat menstimulasi aktivitas menginduksi apoptosis dan

mengambat siklus sel sesuai dengan mekanisme kerja flavonoid dalam mencegah bahkan

mengobati kanker yang telah terungkap adalah inaktivasi karsinogen, antiproliferatif,

penghambatan siklus sel, induksi apoptosis, diferensiasi, dan inhibisi angiogenesis

(Thippeswamy dan Salimath, 2006). Selain itu, flavonoid memiliki aktivitas yang kuat

dibandingkan dengan vitamin C dan senyawa lainnya. Nurwulan et al. (2020)

menunjukkan bahwa aktivitas antioksidan berpengaruh terhadap persentase viabilitas sel

HeLa.

Uji sitotoksik pada ekstrak ethanol kedua makroalgae tersebut ditunjukkan dengan adanya

efek toksik. Hasil dari perhitungan regresi menunjukkan nilai IC50 untuk ekstrak

Sargassum sp s e r t a ekstrak Padina sp < 625 µg/ml, sedangkan untuk taurin 1521 µg/ml

dan Doxorubicin 6 µg/ml. Apabila dibandingkan dengan nilai IC50 pada Doxorubicin,

nilai IC50 ketiga senyawa uji lebih besar. Namun, apabila dibandingkan dengan standar

nilai IC50 oleh Lisdawati (2002) maka ekstrak ethanol kedua makroalgae ini tergolong ke

dalam senyawa dengan sitotoksik potensial (IC50<1000 µg/ml). Menurut Tussanti and

Johan (2014), senyawa uji yang memiliki aktivitas sitotoksik yang potensial dapat

digunakan sebagai agen antikanker.

Flavonoid atau senyawa polifenol lain, dapat menimbulkan kematian sel dalam uji

sitotoksik melalui berbagai mekanisme, salah satunya dengan menghambat pembentukan

enzim nitric oxide synthase (NOS) pada sel kanker. Penghambatan pembentukan enzim

nitric oxide synthase (NOS) ini akan memacu terjadinya apoptosis melalui jalur gen p53.

Gen p53 merupakan protein represor tumor yang penting dalam apoptosis (Liu et al, 2019).

Page 27: LAPORAN HASIL PENELITIAN PASCASARJANA UNIVERSITAS …

Didukung oleh Ren et al., (2003) yang menyatakan flavonoid akan meningkatkan supresor

gen p53 yang akan memacu apoptosis, dan tanin akan meningkatkan p21 yang

menyebabkan penghentian siklus sel yang akan berdampak pada perubahan permeabilitas

membran sel HeLa (Sahid et al., 2013)

Dalam kerjanya, flavonoid selain menghambat pembentukan enzim nitric oxide synthase,

juga mampu menghambat ekspresi protein p53 mutan dengan penghambatan pada translasi

mRNA gen p53. Penghambatan ini menyebabkan sel tertahan di fase G2-M dari siklus

selnya. Check point pada fase G2-M sel terjadi dan akhirnya akan mengalami apoptosis

apabila terdapat kerusakan DNA (Cuddihy and O’Connell, 2003).

Pada keadaan normal, produksi protein p53 akan meningat saat kerusakan DNA terjadi

yang akhirnya peningkatan protein p53 ini kemudian akan mengaktifkan protein p21.

Protein p21 selanjutnya berfungsi menghambat aktivitas cyclin-cyclin dependent kinase

(CDK). Penghambatan ini akan menyebabkan pRb tidak terfosforilasi dan E2F tidak aktif.

Jika E2F tidak aktif, gen tidak mampu mentranskripsikan DNA nya. Sel akan berhenti di

G1 dan mengalami perbaikan. Jika perbaikan ini gagal, sel selanjutnya akan diinduksi untuk

apoptosis. Protein p53 dapat mengaktifkan p21 yang merupakan inhibitor dari cyclin dan

menyebabkan siklus berhenti untuk memberi kesempatan repair. Bila kerusakan DNA

tidak bisa diperbaiki maka gen p53 akan menghentikan aktifasinya dan selanjutnya akan

menginduksi apoptosis (He et al, 2005).

Page 28: LAPORAN HASIL PENELITIAN PASCASARJANA UNIVERSITAS …

BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil yang didapat pada penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa ekstrak ethanol

makroalgae Padina sp dan Sargassum sp mampu untuk mematikan sel-sel HeLa yang

merupakan sel cancer cervic. Mekanisme kerja dari antikanker yang dimiliki oleh

ekstrak makroalgae ini adalah melalui aktivitas produksi protein 53 (p53) yang

diketahui berperan sebagai tumor repressor. Walau pada konsentrasi ter-rendah pada

penelitian ini yaitu 625 ppm, kedua ekstrak makroalgae tersebut sudah mampu

menurunkan viabilitas dari sel-sel HeLa pada kulturnya, dengan demikian dapat juga

disimpulkan bahwa keduanya berpotensi sebagai bahan antikanker.

5.2 Saran

Untuk langkah selanjutnya dalam mengeksplorasi lebih jauh peran dari kedua makroalgae

ini sebagai bahan antikanker adalah mengkarakterisasi serta memurnikan senyawa-

senyawa metabolit sekunder yang dimiliki oleh keduanya untuk bahan antikanker. Di

samping itu, eksplorasi lebih lanjut secara seluler dapat ditingkatkan dengan melihat

aktivitas dari gen p21 yang bertanggungjawab dalam apoptosis sel.

Page 29: LAPORAN HASIL PENELITIAN PASCASARJANA UNIVERSITAS …

DAFTARPUSTAKA

Abdeen, S.H., M. E. EL-Houseini, M. EL-Sherbiny, R. Tabashy, A. Salah. 2013. Ex vivo

assessment of theprotective effect of curcumin and taurine against human

hepatocarcinogenesis. TheJournalof Basic&Applied Zoology (2013) 66,

180–187.

Alberts, B., Bray,D.,Lewis, J., Roberts, K.,Watson, J.D.1994. MolecularBiology

Of The Cell, Thirded

,1255,1269,1270,1282,1283, Garland Publ Inc, NY and London. Astarina, N. W. G., Astuti, K. W., dan Warditiani, N. K. 2013. Skrining Fitokimia Ekstrak

Metanol Rimpang Bangle (Zingiber purpureumRoxb.). Jurnal Farmasi Udayana.

2(4):1-7.

Awada, A., M. Mano, A. Hendlisz and M., Piccart. 2004.New anticanceragents and

therapeutic strategies in development for solid cancer: A clinicalperspective. Espert.

Rec. Anticancer.Ther. 4(1):53-60

Beauchemin, K.A. and McGinn. 2006. Methan emission from beef cattle; Effect of

fumaric acid, essential oil and canola oil. J. Anim. Sci. 84: 1489- 1496.

Birdshall, T.C. 1998. Therapeutic applicationsof taurine. Altern Med Rev.3:128–36.

Budiani DR, Setiawan Y, Wijono WY, Pesi RN. Pengaruh ekstrak batang Sarang Semut

(Myrmecodia pendans, Merr & Perry.) terhadap ekspresi protein p53 mutan galur sel

kanker payudara T47D. Banjarmasin: PIT, IAPI; 2007

Childs, A. C., Phaneuf, S. L., Dirks, A. J., Phillips, T., and Leeuwenburgh. 2002.

Doxorubicin Treatment In Vivo Causes Cytochrome C Release and Cardiomyocyte

Apoptosis, as well as Increased Mitochondrial Efficiency, Superoxide Dismutase

Activity, and Bcl-2:Bax Ratio. Cancer Research. 62:4592-4598.

Cotton. 2007. Kimia AnorganikDasar. UI-press: Jakarta.

Cuddihy, A. R and O’Connell, M. J. 2003. Cell Cycle Responses to DNA Damage in G2. Int

Rev Cytol. 222:99-140.

De laPuerta, C., F, J. Arrieta, J. A. Balsa, J. I Botella-Carretero,I. Zamarrón, C.Vázquez.

2010. Taurine and glucose metabolism: Areview.Nutr. Hosp.2010,25, 910–919. Dewi, C.S.U, D. Soedharma, M. Kawaroe. 2012. KOMPONEN FITOKIMIA DAN

TOKSISITAS SENYAWA BIOAKTIF DARI LAMUN ENHALUS ACOROIDES

DAN THALASSIA HEMPRICHII DARI PULAU PRAMUKA, DKI JAKARTA.

Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelautan. Vol. 3. No. 1 November 2012: 23-28

Erniati, Zakaria F,R, Prangdimurti E, Adawiyah. 2016. Seaweed Potential: Bioctive

Compounds Studies And Its Utilization As A Functional Food Product. Aquatic

Sciences Journal. 3(1): 12-17

Etuk, E.U. 2010. Animal modelsfor studyingdiabetesmellitus. Agric. Biol. J.N.

Am., 2010, 1(2):130-134.

Firdaus, M., A.W. Prihanto, R. Nurdiani. 2013. Antioxidant and cytotoxic activity of

Acanthus ilicifolius flower. Asian Pac J Trop Biomed. 2013 Jan; 3(1): 17–21.

doi: 10.1016/S2221-1691(13)60017-9. PMCID: PMC3609388

Gayathri G.A, G.Mahalingam, R. Nathiya. 2015. Quantitative Phytochemical Analysis, In

vitro Reducing Power and Anti-oxidant Activity of Methanol Leaf Extract of

Acanthus ilicifolius. International Journal of Pharmacognosy and Phytochemical

Research Volume 7(1): 181-186

Gotama, I. B. I., Sugiarto, S., Nurhadi, M., Widiyastuti, Y. Wahyono, S., Prapti, I.

J. Inventaris Tanaman ObatIndonesia. Jilid V. Jakarta, Departemen Kes.

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, 1999:147-148.

Guyton dan Hall. 1996. Fisiologi Manusia dan Mekanisme Penyakit. Edis i9. Penerbit

Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Page 30: LAPORAN HASIL PENELITIAN PASCASARJANA UNIVERSITAS …

He, G., Z. H. Siddik, Z. Huang, R. Wang, J. Koomen, R. Kobayashi, A. R. Khokhar, J.

Kuang. 2005. Induction of p21 by p53 following DNA damage inhibits both Cdk4 and

Cdk2 activities. Oncogene21;24(18):2929-43. doi: 10.1038/sj.onc.1208474.

Heinrich M, Mah J, Amirkia V. 2021. Alkaloids Used as Medicines: Structural

Phytochemistry Meets Biodiversity-An Update and Forward Look. Molecules.

2021;26(7):1836.

Hervidea R, Widiastuti EL, Nurcahyani E, Sutyarso S, Susanto GN. Efek Ekstrak Metanol

Makroalga Cokelat (Sargassum sp.), Merah (Gracillaria sp.) dan Taurin Terhadap

Gambaran Histopatologi Hepar Mencit Jantan (Mus musculus) yang Diinduksi

Benzo(α)Piren. Jurnal Biologi Indonesia. 2018;14(1): 123-131

IbraheemM. A., E.L. Agouza1 and Dalia E. E.L. Nashar. 2011. Serum Taurine asa

Marker of Endometrial Cancer. TheOpen Women’sHealth Journal. 5:1-6.

Jong, C.J., Azuma, J., Schaffer, S. 2012. Mechanism underlying the antioxidant activity of

taurine: prevention of mitochondrial oxidant production. Amino Acid, 42:2223-2232.

Jung, U.J., M-KLee, KS Jeong, MS Choi. 2004. TheHypoglycemic Effectsof Hesperidin

and NaringinArePartlyMediated byHepaticGlucose-Regulating Enzymesin

C57BL/KsJ-db/db Mice. J. Nutr. vol. 134pp. 10 2499-2503. Jung, U.J., M-KLee, YBPark, MA. Kang, MS. Choi. 2006. Effectof citrus flavonoidson

lipid metabolism and glucose-regulatingenzyme mRNAlevelsin type-2 diabetic

mice.IntJBiochemCellBiol.2006;38(7):1134-45.

Kang, L., Wua, K., Yu, H., Pang, X., Liu, J., Han, L., Zhang, J., Zhao, Y., Xiong, C., Song,

X., Liu, C., Cong, Y., and Ma, B. 2014. Steroidal Saponins from Tribulus terrestris.

Phytochemistry. 107:182-189.

Kannan, R. R. R, R. Arumugam, P. Anantharaman. 2010.In vitro antioxidant activities of

ethanol extract from Enhalus acoroides (L.F.)Royle. Asian Pacific Journal of Tropical

Medicine (2010): 898-901

Kayce, P., Sarikahya, N. B., and S. Kirmizigul. 2014. Two Novel Saponins from

Cephalaria davisiana (Dipsacaceae). Phytochemistry Letters. 10:324- 329.

Kim,T.,AK.Kim. 2013. Taurineenhancesanticanceractivityofcisplastininhuman

cervicalcancer cell. Adv. Exp. Med.Biol. 776:189-198.

King, R. J. B. 2000. CancerBiology. 2nd

ed. Pearson Education Limited.London.

Li, H., Wen, J.R. , Li, Q. L., Hui, F. W., Xiao, H. Y. Wei, F. Z., Xia, L. Z., Fu, S.

W., dan Le, H. Y. 2019. Impact of Taurine on the Proliferation and Apoptosis of

Human Cervical Carcinoma Cells and its Mechanism. Chinese Medical Journal.

Vol. 132 (8). 948-956.

Lin, J., Huang, L., Yu, J., Xiang, S., Wang, J., Zhang, Z., Yan, X., Cui, W., He, S., & Wang,

Q. 2016. Fucoxanthin, A Marine Carotenoid, Reverses Scopolamine-Induced

Cognitive Impairments In Mice And Inhibits Acetylcholinesterase In Vitro. Mar

Drugs, 14(67) , 1 - 17.

Linus Pauling Institute. Oregon State University. Micronutrient Information Center.

lpi.oregonstate.edu/infocenter/diaksestanggal30April2014.

Lisdawati, V. 2002. Senyawa Lignan dari Fraksi Etil Acetat Daging Buah

Mahkota Dewa [Phaleria macrocarpa (Scheff.) Boerl.]. Thesis. Universitas

Indonesia. Jakarta.

Liu, J , C. Zhang, W. Hu, and Z. Feng. 2019. Tumor suppressor p53 and metabolism.

Journal of Molecular Cell Biology (2019), 11(4), 284–292

LY B, M., Buu-NQ, Nhut,N,D., Thint,P,D, Thi, T, Van,T. 2005. Studies On Fucoidan And

Its Production From Vietnamese Brown Sea Weeds. A J Sci Tech Dev 2005; 22: 371-

380.

Marliana, S. D., Suryanti, Venty, dan Suyono, 2005. Skrining Fitokimia dan Analisis

Kromatografi Lapis Tipis Komponen Kimia Buah Labu Siam (Sechium edule jacq.

Swartz) dalam Ekstrak Etanol. Universitas Sebelas Maret. Surakarta.

Page 31: LAPORAN HASIL PENELITIAN PASCASARJANA UNIVERSITAS …

Marcinik, A.J. J. Brzeszczynska, K. Gwozdzinski, A. Jeiger. 2009. Antioxidant capacity

and physical exercise. Biology of Sport. 26(3):197-213.

Maretnowati, N., A. Widyawaruyanti, M.H Santosa. 2005. Uji toksisitas akut dan

subakut ekstrak etanol dan ekstrak air kulit batang Artocarpus champeden

spreng dengan parameter histopatologi hati mencit. Majalah Farmasi

Airlangga; 5(3):91-5.

Marrelli,M., F. Conforti, F. Araniti and G. A. Statti. 2016. Effects of Saponins on Lipid

Metabolism: A Review of Potential Health Benefits in the Treatment of Obesity,

Molecule 2016, 21, 1404: 20 pp.

Moloney, M.A., R.G. Casey, D.H. O' Donnell, P. Fitzgerald, C. Thompson,D.J.

Bouchier-Hayes. 2010. Two weekstaurinesupplementation reverses

endothelialdysfunction inyoungmale type1diabetics.Diab. Vasc. Dis. Res.

2010, 7, 300–310. Mukhriani, Faridha, Y. N., dan Mumang. 2014. Penetapan Kadar Tanin Total Ekstrak

Biji Jintan Hitam (Nigella sativa) secara Spektrofotometri Uv- Vis. Jurnal Farmasi

Uinam. 2(4).

Munhoz, V.M., R. Longhini, J. R.P. Souzab, J. A.C. Zequic , E.V.S. Leite Mellod, G. C.

Lopesa, J. C.P. Melloa. 2014. Extraction of flavonoids from Tagetes patula: process

optimization and screening for biological activity. Rev Bras Farmacogn 24(2014): 576-

583

Murray, R.W. 1996. Biokimia Kedokteran Harper, Edisi 24, Penerbit Buku Kedokteran

EGC, Jakarta.

Nurani, L.H. 2011. UJI SITOTOKSISITAS, ANTIPROLIFERATIF, DAN

PENGARUHNYATERHADAP EKSPRESI P53 DAN BCl2 DARI FRAKSI

ETANOL INFUSA DAUN TEH (Camellia sinensis (L.) O.K.) TERHADAP SEL

HeLa. Majalah Obat Tradisional. 16(1):14-21

Nurwulan, Afrida, P., Sri, K. 2020. Aktivtas Antioksidan Ekstrak Buah api-api (Avicennia

marina) dan aplikasinya pada susu. J.P.tecnology 1(2) 57

Puspita, E.V., E.L. Widiastuti, G.N. Susanto. 2016. EFEK SENYAWA TAURIN PADA

HATI MENCIT (Mus musculus) JANTAN YANG DIBERI PAPARAN HERBISIDA

GLIFOSAT. J. Natural B. Vol.3 No.3.

Rahakbauw, I. D. dan Theopilus, W. 2016. Analisis Senyawa Flavonoid Daun Lamun

Enhalus acoroides di Perairan Pantai Desa Waai Kabupaten Maluku

Tengah.Biiopendi :Jurnal Biologi, Pendidikan dan Terapan 3(1).

Ren, W., Z. Qiao, H. Wang, L. Zhu., L. Zhang. 2003. Flavonoids: Promising Anticancer

Agents. Medicinal Research Reviews 23(4):519-34.

Rhardhian, M. R. R., dan D. Utami. 2018. Uji Sitotoksik dan Antiproliferasi Ekstrak Eter

Daun Binahong (Andredera cordifolia (Tenore) Steen.) terhadap Sel HeLa. Media

Farmasi Indonesia 13(1) :1284 – 1292

Romadanu, Siti, H. R., dan Shanti, D. L. 2014. Pengujian Aktivitas Antioksidan Ekstrak

Bunga Lotus (Nelumbo nucifera). FishTech. 3(1).

Roysommuti, S., J. Azuma, K. Takahashi, and S. Schaffer. 2003. TAURINE

CYTOPROTECTION: FROM CELL TO SYSTEM. THAIJOURNALOF

PHYSIOLOGICALSCIENCES.Vol. 16:17-27. Sahid, A., Pandiangan, D., Siahaan, P., dan R, M.J. 2013. Uji Sitoksisitas Ekstrak Metanol

Daun Sisik Naga (Drymoglossum piloselloides Presl.) terhadap Sel Leukimia P388.

Jurnal MIPA Unsrat Online. 2(2):94-99.

Singh, D. and V. Aeri. 2013. Phytochemical and pharmacological potential of Acanthus

ilicifolius.J Pharm Bioallied Sci. 5(1): 17–20. doi: 10.4103/0975-7406.106557

PMCID: PMC3612333

Page 32: LAPORAN HASIL PENELITIAN PASCASARJANA UNIVERSITAS …

Singh, V., Vyas, D., Pandey, R., Sheikh, IA. 2015. Pleurotus ostreatus produces antioxidant

and anti arthritis activity in wistar albino rats. World Journal of Pharmacy and

Pharmaceutical Science,4(05): 1230-1246.

Srivastava, S., P. Singh,G.Mishra,K.K.Jha,R.L.Khosa.2011. Costusspeciosus

(Keukand): A review. Der PharmaciaSinica, 2011, 2 (1):118-128

Sulistiyania, H. Wahjono, O.K. Radjasac, A. Sabdono, M.M. Khoerid, E. Karyanae. 2015.

Antimycobacterial Activities from Seagrass Enhalus sp. AssociatedBacteria Against

Multi Drug Resistance Tuberculosis (MDR TB) Bacteria. Procedia Environmental

Sciences 23: 253 – 259

Suyadi, W.Saar and L. Schueler. 2003. Production of Idential Embryos by Nuclear

Transfer In Rabbit for Studying Imprinting Mechanism .Pro DAABMBF. Berlin.

Germany.

Tabassum, H., Rehman, H., Banerjee, B.D., Raisuddin, S., Parvez, S. 2006. Attenuation

oftamoxifen induced hepatotoxicity by taurine in mice. Clinica Chimica Acta,

370:129-136. Tasci, I., Mas, N., Mas, M.R., Tuncen, M., Comert, B. 2008. Ultrastructural changes in

hepatocytes after taurine treatment in CCl4 induced liver injury. World J Gastroenterol, 14(31): 4897-4902.

Tastesen, H.S., A.H. Keenan, L. Madsen, K. Kristiansen, B. Liaset. 2014. Scallop protein

with endogenous gigh taurine and glycine content prevents high-fat, high-sucrose-

induced obesity and improves lasma lipid profile in male C%&BL/6J mice. Amino

Acids 46: 1659-1671.

Tasmin. N., Erwin, I. W. Kusuma. 2014. Identifikasi Dan Uji Toksisitas Senyawa Flavonoid

Fraksi Kloroform Dari Daun Terap (Artocarpus odoratissimus blanco). Volume 12

(1) : 45-52

Tevatia, R., J. Allen, D. Rudrappa, D. White, T. E. Clemente, H. Cerutti, Y. Demirel,P.

Blum. 2015. The taurinebiosyntheticpathwayof microalgae. AlgalResearch

9:21-26.

Thawabteh, A, S. Juma, M. Bader, D. Karaman, L. Scrano, S. A. Bufo and R. Karaman.

2019. The Biological Activity of Natural Alkaloids against Herbivores, Cancerous

Cells and Pathogens. Toxins (Basel). 2019 Nov; 11(11): 656.

Thippeswamy G and Salimath BP. Cricia aromatic extract indices apoptosis and inhibits

angiogenesis in ehrlich ascites tumour cells in vivo. My Science. 2006

Tjindarbumi, D., dan Mangunkusumo, R., 2002, Cancer in Indonesia, Presentand

Future, Jpn. Clin. Oncol. Penebar Swadaya. Jakarta.

Valko, M. D. Leibfritz, J. Moncol, M.T. Cronin, M. Mazur, J. Telser. 2007. Free radical and

antioxidant in normal physiological functions and human disease. The International

Journal of Biochemistry and Cell Biology. 39(2007):44-48.

Venkstachalam, S., P. Kuppusamy, B. Kuppusamy, S. Dhanapal. 2014. Thepotencyof

essentialnutrient taurineon boostingthe antioxidantstatusand chemopreventive effect againstbenzo(a)pirene induced experimental lung cancer.

Biomedicine&PreventiveNutrition. Vol. 4. Issue2.pp 251-255.

Wang, G.G., Li, W., Lu, X.H., Zhao, X., Xu, L. 2013. Taurine attenuates oxidative stress

and alleviates cardiac failure in type I diabetic rats. Croat Med J, 54: 171-179.

Wang TY, Li Q, Bi KS. Bioactive flavonoids in medicinal plants: Structure, activity and

biological fate. Asian J Pharm Sci. 2018 Jan;13(1):12-23. doi: 10.1016/j.ajps. 2017.

08.004. Epub 2017 Aug 15. PMID: 32104374; PMCID: PMC7032191.

Weizman, J.B. and Yanif, M. 1999. Rebuilding the Road to Cancer, Nature. The

Journalof NutritionalBiochemistry.

Widiastuti, E.L., N. Nukmal, M. Kanedi, S. Saputra. 2011. Taurine Effects on Growth and

Gonad Maturation in Cobia (Rachycentron canadum). Proceeding Advances in

Biological Sciences. International Conference on Biological Science Faculty of

Biology Universitas Gadjah Mada 2011 (ICBS BIO-UGM 2011). Pp 315-320.

Page 33: LAPORAN HASIL PENELITIAN PASCASARJANA UNIVERSITAS …

Widiastuti, E. L., N. Nurcahyani, M. Kanedi. 2013. Early Study: The Effectof Taurine on

Growth of Gourami (Osprhonemusgoramy) and Tilapia (Oreochromis niloticus)

Juveniles. Proceeding International Conferenceon BiologicalScience IV.UGM.

Widiastuti, E.L. dan R. L. Husyanti. 2016. Potential Use of Taurine as Antidibetic on Male

Mice Induced by Alloxan. Prosiding SEMIRATA BKS PT 2016 - UNSRI.

Widiastuti, E.L. & I. Khairani. 2018. taurine and macroalgae (Sargassum sp. and Gracilaria

sp.) extraction on numbers of blood cells and protein profile of mice induced by

benzo(α)piren. Series: Journal of Physics: Conf. Series 1116 (2018) 052073

Wijayakusuma, H. 2008. Ramuan HerbalLengkap taklukan Penyakit. Swadaya. 323pp.

Wouthuyzen S, Herandarudewi S, Komatsu T. 2016. Stock assessment of brown seaweeds

(Phaeophyceae) along the Bitung-Bentena Coast, North Sulawesi Province, Indonesia

for alginate product using satelite remite sensing. Procedia Evironmental Science. 33:

553-561.

XUEMei-lan, ZHANG Hua-rong1, JIANGChang-qing2, ZHANG Xiu-zhen. (Abstract).

2008. STUDY ONTHEANTICANCERACTIONOFTAURINE ON7,12-

DIMETHYLBENZ(a) ANTHRACENE(DMBA)INDUCED BREAST-CANCER

INRATS.ActaNutrimentaSinica. 2008-01.

Yao,L.H., Y.M. Jiang, J. Shi,F.A.Tomás-Barberán,N. Datta, R. Singanusong,S.S.

Chen. 2004. Flavonoidsin food and their health benefits. PlantFoodsHum

Nutr. 59(3):113-22. (Abstract). Yildrim, Z., Kilic, N. 2011. Effect of taurine and age on cerebellum antioxidant status and

oxidative stress. International Journal of Gerontology, 5: 166-170.

Yu-Bin J, Shi-Yong G, XIU-JUAN Z.2004. Influence Of Sargassum Fusiforme

Polysaccharide On Apoptosis Of Tumor Cells. China J Materia Med 2004; 29: 245-

247.

Yu, X., Ka Chen, Na Wei, Q. Zhang, J. LiuandM.Mi. 2007. Dietarytaurinereduces

retinaldamageproduced byphotochemicalstressvia antioxidant and anti-

apoptoticmechanismsin Sprague–Dawleyrats. British J. Nutrition. 98:711-719.

Yuvaraj, N., P. Kanmani, R. Satishkumar, A. Paari, V. Pattukumar, V. Arul (2012) Seagrass

as a potential source of natural antioxidant and anti-inflammatory agents,

Pharmaceutical Biology, 50:4, 458-467, DOI: 10.3109/13880209.2011.611948

Zainuri, M., Wanandi, S. I. 2012. Aktifitas spesifik manganese superoxide dismutase

(MnSOD) dan katalase pada hati tikus yang diinduksi hipoksia sistemik: hubungannya

dengan kerusakan oksidatif. Media Litbang Kesehatan, 22(2):87-92.

Zeuthen, P. and Bogh, S. L. 2003. Food Preservation. Woodhead Publishing Limited

and CRC Press LLC. Fulda. Germany.

Zhang, Z., Liu, D., Yi, B., Liao, Z., Tang, L., Yin, D., He, M. 2014. Taurine suplementation

reduces oxidative stress and protects the liver in an iron overload murine model.

Molecular Medicine Reports, 10: 2255-2262. Zhang, X., C. Bi, Y. Fani, Q. Cui, D. Chen, Y. Xiao, andQ. P. Dou. 2008. Induction of

tumor cell apoptosisbytaurineSchiff base coppercomplex isassociated the with

inhibition of proteasomalactivityIntJMolMed. 22(5):677–682. Zhao, N., L Wang, Hong-Yuan Mou, M. Liang, and W. Yue. 2009. Synergism and

attenuationeffectsof taurineon cyclophosphamide. ChineseJ. of Cancer 28:3,

204-208.

Page 34: LAPORAN HASIL PENELITIAN PASCASARJANA UNIVERSITAS …

34

Lampiran 1. Surat keterangan mahasiswa S2

Page 35: LAPORAN HASIL PENELITIAN PASCASARJANA UNIVERSITAS …

35

Page 36: LAPORAN HASIL PENELITIAN PASCASARJANA UNIVERSITAS …

36

LAMPIRAN 2. DOKUMENTASI PENELITIAN

Gambar 7. Sel-sel HeLa dalam kultur Kontrol

Gambar 8. Sel-sel HeLa dalam kultur yang diberi ekstrak Padina sp

Gambar 9. Sel-sel HeLa dalam kultur yang dibersi ekstrak Sargassum sp

Page 37: LAPORAN HASIL PENELITIAN PASCASARJANA UNIVERSITAS …

37

Gambar 10. Sel-sel HeLa dalam kultur yang diberi taurine

Gambar 11. Plate MTT setelah inkubasi, saat diberi MTT kit (A) serta stop reaksi (B)

24 jam inkubasi

48 jam inkubasi

72 jam inubasi

A B