laporan HPLC KA_dewi.docx

Embed Size (px)

Citation preview

  • 7/23/2019 laporan HPLC KA_dewi.docx

    1/17

    LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALISIS

    Hight Performance Liquid Chromatograph

    !HPLC"

    A#i#ten $ %u &mi

    'o(ongan)Ke(ompo* $ S ) &

    Nama *e(ompo* $

    A(+ertu# Kri#tian Si#,anto !-../01/0.2"

    3,i Augu#nita !-../01/044"

    5ran#i#ca 6unita 3,i 7u(andari !-../01//0."

    Maria Krien#ia !-../01/18."

    LA%ORATORIUM KIMIA ANALISIS

    5AKULTAS 5ARMASI

    UNI9&RSITAS KATOLIK 7I36A MAN3ALA SURA%A6A

    -018

  • 7/23/2019 laporan HPLC KA_dewi.docx

    2/17

    I: 3ASAR T&ORI

    Teknik HPLC merupakan satu teknik kromatografi cair - cair yang dapat digunakan

    baik untuk keperluan pemisahan maupun analisis kuantitatif. Analisis kuantitatif dengan

    teknik HPLC didasarkan kepada pengukuran luas atau area puncak analit dalam

    kromatogram, dibandingkan dengan luas atau area larutan standar (hopkar, !""#$.Prinsip dasar dari HPLC, dan semua metode kromatografi adalah memisahkan setiap

    komponen dalam sampel untuk selan%utnya diidentifikasi (kualitatif$ dan dihitung berapa

    konsentrasi dari masing-masing komponen tersebut (kuantitatif$. Analisa kualitatif bertu%uan

    untuk mengetahui informasi tentang identitas kimia dari analit dalam suatu sampel.

    &edangkan analisa kuantitatif untuk mengetahui %umlah dan konsentrasi analit tersebut

    dalam sampel (hopkar, !""#$.HPLC menggunakan fasa gerak untuk memisahkan komponen dari sebuah campuran

    komponen (analit$. Prinsip ke%a HPLC adalah pemisahan setiap komponen dalam sampel

    berdasarkan kepolarannya. 'ang paling membedakan HPLC dengan kromatografi lainnya

    adalah pada HPLC digunakan tekanan tinggi untuk mendorong fasa gerak. Contoh fasa diam

    yang digunakan (pada kolom$ HPLC %enis fasa terbalik adalah P!), dimana adalah rantai

    alkana C-!) atau C-). &ementara fasa geraknya berupa larutan yang diatur komposisinya

    (gradien elusi$, hal ini bergantung pada kepolaran analit yang akan dipisahkan. Campuran

    analit akan terpisah berdasarkan kepolarannya, dan *aktu retensinya akan berbeda, hal ini

    akan teramati pada spektrum yang puncak-puncaknya terpisah (hopkar, !""#$.

    omponen utama HPLC adalah +

    eseroir pelarut + at pelarut yang dipakai polaritasnya dapat berariasi tergantung

    dari senya*a yang dianalisis, yang perlu diperhatikan adalah bah*a tempat pelarut

    tersebut harus memungkinkan untuk proses menghilangkan gas atau udara yang ada

    dalam pelarut.

    Pompa + digunakan untuk mengalirkan pelarut sebagai fase gerak dengan kecepatan

    dan tekanan yang tetap.

    n%ektor + saat sampel diin%eksikan ke dalam kolom, diharapkan agar pelarut tidak

    mengganggu masuknya keseluruhan sampel ke dalam kolom. n%eksi dapat

    menggunakan syringe.

  • 7/23/2019 laporan HPLC KA_dewi.docx

    3/17

    olom kromatografi + kolom yang dipakai memiliki pan%ang !# / 01 cm dan diameter

    2,1 / 1 mm yang diisi dengan fase stasioner berukuran 1-!# mikrometer dan terbuat

    dari logam atau stainless steel.

    3etektor + digunakan untuk mendeteksi sampel. 3etektor dibutuhkan untuk

    mempunyai sensitiitas yang tinggi, linear untuk %angka konsentrasi tertentu dan

    dapat mendekati eluen tanpa mempengaruhi resolusi kromatografi (Adnan,!""4$.

    egunaan umum HPLC adalah untuk pemisahan se%umlah senya*a organik, anorganik,

    maupun senya*a biologis, penentuan molekul - molekul netral, ionic, maupun *itter ion, isolasi

    dan pemurnian senya*a, pemisahan senya*a-senya*a yang strukturnya hampir sama, HPLC

    merupakan metode yang tidak destruktif dan dapat digunakan baik untuk analisis kualitatif

    maupun kuantitatif (Adnan,!""4$.

    5at dengan kepolaran berbeda dapat dipisahkan dengan HPLC berdasarkan partisi cair-

    cair. Prinsip HPLC menggunakan prinsip kromatografi adsorbsi dan banyak digunakan dalam

    industi farmasi dan pestisida. HPLC sering digunakan antara lain untuk menetapkan kadar

    senya*a aktif pada obat, produk hasil samping proses sintesis, atau produk - produk degradasi

    dalam sediaan farmasi. eterbatasan metode HPLC ini adalah untuk identifikasi senya*a,

    kecuali %ika HPLC dihubungkan dengan spektrometer massa (6&$. eterbatasan lainnya adalah

    sampel sangat kompleks maka resolusi yang baik sulit diperoleh (Adnan,!""4$.

    Si#tem Pera(atan HPLC

    nstrumentasi HPLC pada dasarnya terdiri atas+ *adah fase gerak, pompa, alat untuk

    memasukkan sampel (tempat in%eksi$, kolom, detektor, *adah penampung buangan fase gerak,

    dan suatu komputer atau integrator atau perekam.

    3iagram skematik sistem kromatografi cair seperti ini +

  • 7/23/2019 laporan HPLC KA_dewi.docx

    4/17

    !. 7adah 8ase gerak dan 8ase gerak

    7adah fase gerak harus bersih dan lembam (inert$. 7adah pelarut kosong ataupun

    labu laboratorium dapat digunakan sebagai *adah fase gerak. 7adah ini biasanya dapat

    menampung fase gerak antara ! sampai 0 liter pelarut. 8ase gerak atau eluen biasanya

    terdiri atas campuran pelarut yang dapat bercampur yang secara keseluruhan berperan

    dalam daya elusi dan resolusi. 3aya elusi dan resolusi ini ditentukan oleh polaritas

    keseluruhan pelarut, polaritas fase diam, dan sifat komponen-komponen sampel. 9ntuk

    fase normal (fase diam lebih polar daripada fase gerak$, kemampuan elusi meningkat

    dengan meningkatnya polaritas pelarut. &ementara untuk fase terbalik (fase diam kurang

    polar daripada fase gerak$, kemampuan elusi menurun dengan meningkatnya polaritas

    pelarut.

    8ase gerak sebelum digunakan harus disaring terlebih dahulu untuk menghindari

    partikel-partikel kecil ini. &elain itu, adanya gas dalam fase gerak %uga harus dihilangkan,

    sebab adanya gas akan berkumpul dengan komponen lain terutama di pompa dan detektor

    sehingga akan mengacaukan analisis. :lusi dapat dilakukan dengan cara isokratik

    (komposisi fase gerak tetap selama elusi$ atau dengan cara bergradien (komposisi fase

    gerak berubah-ubah selama elusi$ yang analog dengan pemrograman suhu pada

    kromatografi gas. :lusi bergradien digunakan untuk meningkatkan resolusi campuran

    yang kompleks terutama %ika sampel mempunyai kisaran polaritas yang luas. 8ase gerak

    yang paling sering digunakan untuk pemisahan dengan fase terbalik adalah campuran

    larutan bufer dengan metanol atau campuran air dengan asetonitril. 9ntuk pemisahan

    dengan fase normal, fase gerak yang paling sering digunakan adalah campuran pelarut-

    pelarut hidrokarbon dengan pelarut yang terklorisasi atau menggunakan pelarut-pelarut

    %enis alkohol. Pemisahan dengan fase normal ini kurang umum dibanding dengan fase

    terbalik.

    0. PompaPompa yang cocok digunakan untuk HPLC adalah pompa yang mempunyai syarat

    sebagaimana syarat *adah pelarut yakni+ pompa harus inert terhadap fase gerak. ;ahan

    yang umum dipakai untuk pompa adalah gelas, ba%a tahan karat, Teflon, dan batu nilam.

    Pompa yang digunakan sebaiknya mampu memberikan tekanan sampai 1### psi dan

  • 7/23/2019 laporan HPLC KA_dewi.docx

    5/17

    mampu mengalirkan fase gerak dengan kecepatan alir < mL=menit. 9ntuk tu%uan

    preparatif, pompa yang digunakan harus mampu mengalirkan fase gerak dengan

    kecepatan 0# mL=menit. Tu%uan penggunaan pompa atau sistem penghantaran fase gerak

    adalah untuk men%amin proses penghantaran fase gerak berlangsung secara tepat,

    reprodusibel, konstan, dan bebas dari gangguan. Ada 0 %enis pompa dalam HPLC yaitu+

    pompa dengan tekanan konstan, dan pompa dengan aliran fase gerak yang konstan. Tipe

    pompa dengan aliran fase gerak yang konstan se%auh ini lebih umum dibandingkan

    dengan tipe pompa dengan tekanan konstan.

  • 7/23/2019 laporan HPLC KA_dewi.docx

    6/17

    onsumsi fase gerak kolom mikrobor hanya )#> atau lebih kecil dibanding

    dengan kolom konensional karena pada kolom mikrobor kecepatan alir fase

    gerak lebih lambat (!# -!## ?l=menit$.

    Adanya aliran fase gerak yang lebih lambat membuat kolom mikrobor lebih ideal

    %ika digabung dengan spektrometer massa.

    &ensitiitas kolom mikrobor ditingkatkan karena solut lebih pekat, karenanya

    %enis kolom ini sangat bermanfaat %ika %umlah sampel terbatas misal sampel klinis.

    6eskipun demikian dalam prakteknya, kolom mikrobor ini tidak setahan kolom

    konensional dan kurang bermanfaat untuk analisis rutin. ebanyakan fase diam

    pada HPLC berupa silika yang dimodifikasi secara kimia*i, silika yang tidak

    dimodifikasi, atau polimer-polimer stiren dan diinil benen. Permukaan silika adalah

    polar dan sedikit asam karena adanya residu gugus silanol (&i-@H$.

    &ilika dapat dimodifikasi secara kimia*i dengan menggunakan reagen-reagen seperti

    klorosilan. eagen-reagen ini akan bereaksi dengan gugus silanol dan menggantinya

    dengan gugus-gugus fungsional yang lain.

    @ktadesil silika (@3& atau C!)$ merupakan fase diam yang paling banyak

    digunakan karena mampu memisahkan senya*a-senya*a dengan kepolaran yang rendah,

    sedang, maupun tinggi. @ktil atau rantai alkil yang lebih pendek lagi lebih sesuai untuk

    solut yang polar. &ilika-silika aminopropil dan sianopropil (nitril$ lebih cocok sebagai

    pengganti silika yang tidak dimodifikasi. &ilika yang tidak dimodifikasi akan

    memberikan *aktu retensi yang berariasi disebabkan karena adanya kandungan air yang

    digunakan.

    1. 3etektor HPLC

    3etektor pada HPLC dikelompokkan men%adi 0 golongan yaitu+ detektor

    uniersal (yang mampu mendeteksi at secara umum, tidak bersifat spesifik, dan tidak

    bersifat selektif$ seperti detektor indeks bias dan detektor spektrometri massa dan

    golongan detektor yang spesifik yang hanya akan mendeteksi analit secara spesifik dan

    selektif, seperti detektor 9B-Bis, detektor fluoresensi, dan elektrokimia.

    dealnya, suatu detektor harus mempunyai karakteristik sebagai berikut+

  • 7/23/2019 laporan HPLC KA_dewi.docx

    7/17

    6empunyai respon terhadap solut yang cepat dan reprodusibel.

    6empunyai sensitifitas yang tinggi, yakni mampu mendeteksi solut pada kadar

    yang sangat kecil.

    &tabil dalam pengopersiannya.

    6empunyai sel olume yang kecil sehingga mampu meminimalkan pelebaranpita.

    &ignal yang dihasilkan berbanding lurus dengan konsentrasi solut pada kisaran

    yang luas (kisaran dinamis linier$.

    Tidak peka terhadap perubahan suhu dan kecepatan alir fase gerak.

    ;eberapa detektor yang paling sering digunakan pada HPLC dengan karakteristik

    detektor seperti berikut +

    3etektor &ensitifitas

    (g=ml$

    isaran

    linier

    arakteristik

    Absorbansi Uv-vis

    8otometer filter

    &pektrofotometerspektrometerphoto-

    diode array

    1 !#-!#

    1 !#-!#

    D 0 !#-!#

    !#2

    !#1

    !#1

    &ensitiitas bagus, paling

    sering digunakan, selektifterhadap gugus-gugus dan

    struktur-struktur yang tidak

    %enuh.

    8luoresensi !#-!0 !#2 &ensitifitas sangat bagus,

    selektif, Tidak peka terhadapperubahan suhu dan kecepatan

    alir fase gerak.

    ndeks bias 1 !#

    -4

    !#

    2

    Hampir bersifat uniersal akantetapi sensitiitasnya sedang.

    &angat sensitif terhadap suhu,

    dan tidak dapat digunakanpada elusi bergradien

    Elektrokimia

    onduktimetri

    Amperometri

    !#-)

    !#-!0!#2

    !#1Peka terhadap perubahan suhu

    dan kecepatan alir fase gerak,

    tidak dapat digunakan padaelusi bergradien. Hanya

    mendeteksi solut-solut ionik.

    &ensitifitas sangat bagus,selektif tetapi timbul masalah

    dengan adanya kontaminasi

    elektroda.

    ;&NIS HPLC

  • 7/23/2019 laporan HPLC KA_dewi.docx

    8/17

    Pemisahan dengan HPLC dapat dilakukan dengan fase normal (%ika fase diamnya lebih

    polar dibanding dengan fase geraknya$ atau fase terbalik (%ika fase diamnya kurang non polar

    dibanding dengan fase geraknya$. ;erdasarkan pada kedua pemisahan ini, sering kali HPLC

    dikelompokkan men%adi HPLC fase normal dan HPLC fase terbalik. &elain klasifikasi di atas,

    HPLC %uga dapat dikelompokkan berdasarkan pada sifat fase diam dan atau berdasarkan pada

    mekanisme sorpsi solut, dengan %enis-%enis HPLC sebagai berikut+

    !. romatografi Adsorbsi

    Prinsip kromatografi adsorpsi telah diketahui sebagaimana dalam kromatografi

    kolom dan kromatografi lapis tipis. Pemisahan kromatografi adsorbsi biasanya

    menggunakan fase normal dengan menggunakan fase diam silika gel dan alumina,

    meskipun demikian sekitar "#> kromatografi ini memakai silika sebagai fase diamnya.

    Pada silika dan alumina terdapat gugus hidroksi yang akan berinteraksi dengan solut.

    Eugus silanol pada silika mempunyai reaktifitas yang berbeda, karenanya solut dapat

    terikat secara kuat sehingga dapat menyebabkan puncak yang berekor.

    0. romatografi fase terikatebanyakan fase diam kromatografi ini adalah silika yang dimodifikasi secara

    kimia*i atau fase terikat. &e%auh ini yang digunakan untuk memodifikasi silika adalah

    hidrokarbon-hidrokarbon non-polar seperti dengan oktadesilsilana, oktasilana, atau

    dengan fenil. 8ase diam yang paling populer digunakan adalah oktadesilsilan (@3& atau

    C!)$ dan kebanyakan pemisahannya adalah fase terbalik. &ebagai fase gerak adalah

    campuran metanol atau asetonitril dengan air atau dengan larutan bufer. 9ntuk solut yang

    bersifat asam lemah atau basa lemah, peranan pH sangat krusial karena kalau pH fase

    gerak tidak diatur maka solut akan mengalami ionisasi atau protonasi. Terbentuknya

    spesies yang terionisasi ini menyebabkan ikatannya dengan fase diam men%adi lebih

    lemah dibanding %ika solut dalam bentuk spesies yang tidak terionisasi karenanya spesies

    yang mengalami ionisasi akan terelusi lebih cepat.

  • 7/23/2019 laporan HPLC KA_dewi.docx

    9/17

    alkohol dan %uga pelarut organik. romatografi penukar ion dengan fase gerak air, retensi

    puncak dipengaruhi oleh kadar garam total atau kekuatan ionik serta oleh pH fase gerak.

    enaikan kadar garam dalam fase gerak menurunkan retensi solut. Hal ini disebabkan

    oleh penurunan kemampuan ion sampel bersaing dengan ion fase gerak untuk gugus

    penukar ion pada resin.

    2. romatografi Pasangan ion

    romatografi pasangan ion %uga dapat digunakan untuk pemisahan sampel-

    sampel ionik dan mengatasi masalah-masalah yang melekat pada metode penukaran ion.

    &ampel ionik ditutup dengan ion yang mempunyai muatan yang berla*anan.

    1. romatografi :ksklusi 9kuranromatografi ini disebut %uga dengan kromatografi permiasi gel dan dapat

    digunakan untuk memisahkan atau menganalisis senya*a dengan berat molekul D 0###

    dalton. 8ase diam yang digunakan dapat berupa silika atau polimer yang bersifat porussehingga solut dapat mele*ati porus (le*at diantara partikel$, atau berdifusi le*at fase

    diam. 6olekul solut yang mempunyai ;6 yang %auh lebih besar, akan terelusi terlebih

    dahulu, kemudian molekul-molekul yang ukuran medium, dan terakhir adalah molekul

    yang %auh lebih kecil. Hal ini disebabkan solut dengan ;6 yang besar tidak mele*ati

    porus, akan tetapi le*at diantara partikel fase diam. 3engan demikian, dalam pemisahan

    dengan eksklusi ukuran ini tidak ter%adi interaksi kimia antara solut dan fase diam seperti

    tipe kromatografi yang lain.

    F. romatografi Afinitas

    3alam kasus ini, pemisahan ter%adi karena interaksi-interaksi biokimia*i yang

    sangat spesifik. 8ase diam mengandung gugus-gugus molekul yang hanya dapat

    menyerap sampel %ika ada kondisi-kondisi yang terkait dengan muatan dan sterik tertentu

    pada sampel yang sesuai (sebagaimana dalam interaksi antara antigen dan antibodi$.

    romatografi %enis ini dapat digunakan untuk mengisolasi protein (enim$ dari campuran

    yang sangat kompleks (iai, !""1$.

    3&RI9ATISASI PA3A HPLC

    3eriatisasi melibatkan suatu reaksi kimia antara suatu analit dengan suatu reagen untuk

    mengubah sifat fisika-kimia suatu analit. Tu%uan utama penggunaan deriatisasi pada HPLC

    adalah untuk+

  • 7/23/2019 laporan HPLC KA_dewi.docx

    10/17

    !. 6eningkatkan deteksi

    0. 6erubah struktur molekul atau polaritas analit sehingga akan menghasilkan puncak

    kromatografi yang lebih baik

    $ produk hasil deriatisasi harus stabil selama proses deriatisasi dan deteksi

    serta sisa pereaksi untuk deriatisasi harus tidak menganggu pemisahan kromatografi (iai,

    !""1$.

    SI5AT %AHAN

    !. Paracetamol = Asetaminofen

    o C1?

    o Pemerian

    &erbuk hablur, putih, tidak berbau + rasa sedikit pahit

    o elarutan

    Larut dalam air mendidih dan dalam Ga@H !G mudah larut dalam etanol

    0. ofeinum

    o C14

    o Pemerian

    &erbuk putih atau bentuk %arum mengkilat putih, biasanya menggumpal tidak

    berbau rasa pahit. Larutan bersifat netral terhadap kertas lakmus. ;entuk hidratnya

    mekar di udara.

  • 7/23/2019 laporan HPLC KA_dewi.docx

    11/17

    o elarutan

    Agar sukar larut dalam air, dalam etanol, mudah larut dalam kloroform, sukar dalam

    eter.

    . 8ase gerak 6etanol + Air

    11 + 21. 8ase gerak 6etanol + Air

    21 + 11

    II: ALAT %AHAN

    Alat ;ahan

    HPLC Paracetamol

    Labu ukur 01 mL, 1 6l Coffein

    Bekker glass 6ethanol for HPLC

    ;otol timbang 6ethanol for pa

    Geraca analitik

    Pipet olum

    III: CARA K&R;A

    Pembuatan paracetamol

  • 7/23/2019 laporan HPLC KA_dewi.docx

    12/17

    Pembuatan campuran paracetamol dan coffein

    Pipet paracetamol !01 l

    ke dalam labu ukur 1 ml J coffein !01 l

    ad kan

    dengan methanol hingga tanda.

    !. Pembuatan fase gerak;uat cammpuran methanol + air (21+11$

    &aring dengan membrane filter

    3egassing selama !1 menit

    0. Pembuatan larutan u%iKLarutan standar paracetamol dalam methanol konsentrasi

  • 7/23/2019 laporan HPLC KA_dewi.docx

    13/17

    B. HASIL P&N'AMATAN

    Pembuatan fase gerak dan larutan yang dipakai dalam praktikum tidak dilakukan

    praktikan karena bahan tersebut telah tersedia di laboratorium.

    Hasil pengamatan pada perbandingan pelarut methanol + Air (21 + 11$

    Tr A 0,40 cm 7a #,11 cm

    Tr ; 2,## cm 7b #,2 cm

    Tr 2,##-0,40 !,0) cm 7aJ7b #,"1

    s

    2.(Tr )

    Wa+Wb

    2X1,28

    0,95

    2,56

    0,95

    0,F

    Hasil pengamatan pada perbandingan pelarut methanol + Air (F1 +

  • 7/23/2019 laporan HPLC KA_dewi.docx

    14/17

    fasa diam dengan fasa geraknya. Teknik HPLC ini dapat digunakan untuk analisis kuantitatif

    dan kualitatif. Analisis kuantitatif dapat dilihat dari pengukuran luas puncak=area dari analit

    pada kromatogram yang dibandingkan dengan luas area standar dengan menggunakan kura

    kalibrasi, pada percobaan kali ini digunakan dua deret larutan standar. Analisis kualitatif

    dapat dilihat dari *aktu retensinya yang dibandingkan dengan standar.

    Penggunaan %enis kromatografi fasa terbalik (reerse phase$ ini karena sampel yang

    akan kita pisahkan bersifat polar, oleh karena itu dalam %enis kromatografi ini fasa gerak

    yang digunakan memiliki sifat yang polar yaitu campuran antara air + methanol dengan

    perbandingan 21+11 dan fasa diamnya bersifat nonpolar biasanya fasa diam yang memiliki

    rantai alkil ) (C-)$ atau !) (C-!)$ dan dalam praktikum ini digunakan adalah oktadesilan

    (@3&$ .

    3alam melakukan analisis perlu diperhatikan setiap tahapnya agar kesalahan yang

    ter%adi men%adi seminimal mungkin. &ampel u%i harus disaring dahulu dengan membran

    PT8: agar tidak ter%adi penyumbatan dalam kolom dan menghilangkan udara atau gas dari

    pelarutnya. arena %ika sampel masih ada gas yang terlarut dapat menyebabkan gangguan

    pada sistem pengatur gradient dari eluennya.

    3i dalam kolom HPLC komponen-komponen dipisahkan berdasarkan perbedaan

    kekuatan interaksi solut terhadap fasa diamnya. &olut yang berinteraksi kurang kuat maka

    akan keluar lebih lambat dari kolom daripada solut yang lebih kuat interaksinya. Prinsipnya

    %uga dapat dikatakan sama dengan proses LT yakni like dissolve like, dimana senya*a

    yang lebih polar akan keluar lebih dahulu keluar kolom karena mengikuti fase gerak yang

    bersifat polar %uga. omponen tersebut selan%utnya keluar dari kolom dengan kecepatan

    yang berbeda dan apabila puncak keluar saling berdekatan sehingga sulit untuk dibedakan

    mana puncak parasetamol dan coffein maka fase gerak harus dibuat lebih polar.

    Pengin%ekan pertama adalah campuran parasetamol-coffein dengan fase gerak air +

    methanol (21+11$. ead out dari hasil analisis dengan HPLC adalah suatu kromatogram.

    romatogram adalah grafik yang menghubungkan antara intensitas komponen yang diba*a

    oleh fasa gerak terhadap *aktu retensi. ;anyaknya puncak menun%ukkan %umlah komponen,

    sedangkan luas peak menyatakan konsentrasi. 3ari hasil pengin%ekan pertama terlihat dua

    peak yang muncul pada kromatogram dan diantara dua puncak tersebut terlihat %uga ada

    puncak kecil yang nampak. 3ari hasil ini belum dipastikan secara %elas peak yang keluar

  • 7/23/2019 laporan HPLC KA_dewi.docx

    15/17

    lebih dahulu merupakan peak dari paracetamol atau coffein. @leh karena itu, praktikan

    melakukan pengin%ekan larutan standar paracetamol ke dalam kolom dengan kondisi fase

    gerak yang sama. 3ari hasil kromatogram terlihat bah*apeakyang muncul memiliki *aktu

    retensi 0,4). 7aktu retensi tersebut merupakan %angka *aktu yang terukur saat sampel

    mele*ati kolom HPLC. Hasil tersebut memiliki kesamaan dengan kromatogram pertama

    pada peak pertama. Hal ini menun%ukan bah*a peak yang yang muncul pertama pada

    pengin%ekan campuran pertama adalah paracetamol. 3ari hasil tersebut %uga menun%ukan

    bah*a memang benar paracetamol lebih polar dari coffein. Pada hasil kromatogram %uga

    terlihat peak kecil yang sama seperti peak yang muncul di antara kedua peak pada

    kromatogram campuran pertama tadi. 3ata tersebut menun%ukan bah*a peakkecil tersebut

    hanya merupakan pengotor dan pengotor tersebut berasal dari sampel paracetamol. &etelah

    pengin%ekan larutan standar parasetamol, praktikan tidak melakukan pengin%ekan larutan

    standar coffein karena hanya terdapat dua peak pada kromatogram campuran dan sudah

    dapat disimpulkan bah*apeakyang muncul terakhir adalah coffein.

    3ari data kromtogram sampel didapatkan puncak dari kafein lebih kecil dari pada

    puncak paracetamol karena kadar dari kafein dalam sampel lebih sedikit. 3ari data

    kromatogram tersebut %uga menun%ukan bah*a pemisahan antara paracetamol dan coffein

    terlihat sempit. Hal tersebut dapat terlihat %elas dari gambar yang ditun%ukan dan dari rasio

    *aktu retensi yang sempit. @leh karena itu, praktikan mengubah fase gerak men%adi lebih

    polar yakni air+ methanol (11+21$. &etelah sampel diukur, didapat kromatogram dari sampel.

    3ari data kromatogram terlihat bah*a gambar pemisahan terlihat %elas dengan perbedaan

    *aktu retensi kedua senya*a tersebut adalah !,0). 3an puncaknya semakin bergeser ke

    kanan. 3ari kromatogram tersebut diperoleh harga s yakni 0,F. 3ibandingkan dengan

    kromatogram campuran pertama didapat perbedaan *aktu retensi kedua senya*a adalah

    #,)0 dan harga s adalah !,)0.

    Pada dua fase gerak yang berbeda ini terlihat spektrum parasetamol dan coffein yang

    berbeda, dapat terlihat mana pemisahan yang lebih baik antara campuran air + methanol

    (21+11$ dan air + methanol (11+21$. Pan%ang gelombang yang digunakan adalah pan%ang

    gelombang terpilih, bukan pan%ang gelombang maksimum. Pada praktikum ini pan%ang

    gelombang yan g digunakan adalah 0F# nm. Pan%ang gelombang maksimum adalah pan%ang

    gelombang tertinggi dari parasetamol maupun coffein, tetapi bila digunakan pan%ang

  • 7/23/2019 laporan HPLC KA_dewi.docx

    16/17

    gelombang tersebut ada kemungkinan spektrum salah satu (parasetamol atau coffein$ tidak

    nampak. &ehingga digunakan pan%ang gelombang terpilih, pan%ang gelobang ini tidak harus

    maksimalnya dari pan%ang gelombang sampel. Pan%ang gelombang dipilih supaya kedua

    sampel spektrumnya dapat teramati. s yang baik adalah M!,1. s yang didapat pada

    percobaan sudah sesuai dengan harga s yang baik sehingga pemisahan dapat dikatakan

    baik.

    7aktu keluarnya spectrum pada campuran air + methanol (21+11$ adalah parasetamol

    pada menit ->->coffein pada menit />0 &edangkan pada air + methanol (11+21$ parasetamol

    keluar pada menit ke ->8>coffein keluar pada menit />.:Pemisahan lebih baik ter%adi pada

    campuran air + methanol (11+21$ karena kura tidak berhimpitan, pada campuran air +

    methanol (21+11$ kura berhimpitan. 9ntuk mendapatkan pemisahan yang baik adalah

    dengan meningkatkan kepolaran fase gerak dimana dalam praktikum ini yang ditambahkan

    olume fase geraknya adalah air. .

    9I: K&SIMPULAN

    Pada percobaan menggunakan instrument HPLC didapatkan puncak parasetamol

    lebih besar dibandingkan dengan coffein. Pemisahan paracetamol dan coffein yang paling

    bagus adalah pada perbandingan konsentrasi methanol + air (11+21$ dengan harga s 0,F.

    9ntuk mendapatkan pemisahan yang baik maka diubah kondisi fase gerak ke arah polar

    apabila pemisahan terlalu sempit (s kecil$.

    9II: 3A5TAR PUSTAKA

    Adnan, 6. !""4. Teknik Kromatografi untuk Analisis Bahan Makanan. Andi @ffset+

    'ogyakarta.

    hopkar, &.6., !""#.Konsep Dasar Kimia Analitik. 9niersitas ndonesia + Nakarta.

    iai, H. !""1.Asas Pemeriksaan Kimia. Penerbit 9 + Nakarta.

  • 7/23/2019 laporan HPLC KA_dewi.docx

    17/17

    9III: Lampiran: