31
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ikan merupakan hewan aquatik yang memiliki keanekaragaman jenis yang paling banyak dimuka bumi, dari berbagai kriteria masing-masing ikan tersebut, mempunyai fungsi dan manfaat dalam kehidupannya. Dilihaat dari manfaatnya ikan yang paling diminati masyarakat adalah ikan hias, salah satunya jenis ikannya adalah ikan cupang (Betta splendes). Mulanya ikan tersebut hanya digandrungi oleh para pecinta ikan hias dengan melihat sisi morfogi ikan tersebut, dimana ikan cupang mempunyai ciri khas yaitu ukuran tubuh yang ramping, kecil dan mempunyai garis warna yang menarik bagian-bagian sirip tertentu. Ikan cupang mempunyai bentuk dan karakter yang unik sehingga cenderung lebih bersikap agrseif dalam mempertahankan wilayah kekuasaannya. Dikalangan penggemar, ikan cupang terbagi menjadi 3 kategori yaitu: cupang hias, cupang adu, dan cupang liar. Dari ketiga kategori tersebut yang bisa membedakannya yaitu dilihat dari segi morfologi dan perilaku agonistik yang dilakukan ikan saat melakukan pertahanan diri demi mendapatkan wilayah kekuasaanya. Maka dari itu penggemar pun lebih beranjak mencari ikan cupang yang lebih bersifat agresif selain warna dan bentuk tubuh

Laporan ikan guppy.docx

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Laporan ikan guppy.docx

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ikan merupakan hewan aquatik yang memiliki keanekaragaman jenis yang

paling banyak dimuka bumi, dari berbagai kriteria masing-masing ikan tersebut,

mempunyai fungsi dan manfaat dalam kehidupannya. Dilihaat dari manfaatnya

ikan yang paling diminati masyarakat adalah ikan hias, salah satunya jenis

ikannya adalah ikan cupang (Betta splendes). Mulanya ikan tersebut hanya

digandrungi oleh para pecinta ikan hias dengan melihat sisi morfogi ikan

tersebut, dimana ikan cupang mempunyai ciri khas yaitu ukuran tubuh yang

ramping, kecil dan mempunyai garis warna yang menarik bagian-bagian sirip

tertentu.

Ikan cupang mempunyai bentuk dan karakter yang unik sehingga

cenderung lebih bersikap agrseif dalam mempertahankan wilayah kekuasaannya.

Dikalangan penggemar, ikan cupang terbagi menjadi 3 kategori yaitu: cupang

hias, cupang adu, dan cupang liar. Dari ketiga kategori tersebut yang bisa

membedakannya yaitu dilihat dari segi morfologi dan perilaku agonistik yang

dilakukan ikan saat melakukan pertahanan diri demi mendapatkan wilayah

kekuasaanya. Maka dari itu penggemar pun lebih beranjak mencari ikan cupang

yang lebih bersifat agresif selain warna dan bentuk tubuh yang indah,

penggemar ikan cupang adu tidak hanya kalangan dewasa, saat ini anak-anakpun

lebih menyukai cupang adu sebagai koleksi mainannya dengan asumsi bahwa

ikan tersebut mempunyai kemampuan yang hebat dalam arena pertarungan.

Menindak lanjuti hal tersebut perlu dilakukan uji coba perilaku ikan cupang adu

untuk melihat tingkat keagresifan ikan dengan indikator perilaku agonistik

1.2 Tujuan

Mengamati perilaku agonistik diantara ikan cupang jantan

1.3 Hipotesis

Ikan cupang jantan yang bersirip lebat lebih bersifat agresif dan

mendominasi dalam berperilaku agonistik dalam pertarungan

Page 2: Laporan ikan guppy.docx

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Ikan hias merupakan satu komoditas ekonomi non migas yang potensial,

permintaan yang semakin meningkat baik di dalam maupun luar negeri. Hal ini

mendorong perkembangan budidaya ikan hias di Indonesia. Salah satunya adalah

ikan Betta splendens. Regan atau yang lebih dikenal dengan nama ikan cupang.

Ikan jantan sangat agresif dan memiliki kebiasaan saling menyerang apabila

ditempatkan dalam satu wadah (Ostrow, 1989).

Ikan Betta splendens merupakan ikan yang memiliki banyak bentuk

(Polimorphisme), seperti ekor bertipe mahkota crown tail, ekor penuh full tail dan

bertipe slayer, dengan sirip panjang dan berwarna-warni. Keindahan bentuk sirip

dan warna sangat menentukan nilai estetika dan nilai komersial ikan hias Betta

splendens. Ikan hias Betta splendens disebut juga ikan laga fighting fish atau ikan

cupang. Ikan jantan memiliki warna mencolok, sirip panjang dan ukuran tubuh

lebih kecil dibanding betinanya (Susanto & Lingga 1997). Ikan Betta splendens

jantan memiliki nilai komersial tinggi sehingga sangat disukai dan diburu oleh

pecinta ikan hias. Salah satu kendala budidayanya adalah untuk mendapatkan ikan

jantan cenderung lebih sukar, karena jumlah benih jantan yang diperoleh setiap

pemijahan sangat rendah dan kualitasnya tidak sesuai dengan yang diinginkan.

Habitat ikan ini di perairan tawar seperti, danau dan rawa, tetapi saat ini

sudah banyak dibudidayakan. Perkembangbiakan Betta splendens bersifat

bubblenester, yaitu membuat sarang busa sebelum berprjah dan telur-telur

dimasukkan ke dalamnya (Linke, 1994)

Ikan cupang adu (Betta spendens) merupakan anggota dari

famili Anabantidae. Anabantidae merupakan satu-satunya famili

yang mencakup seluruh ikan berlabirin. Betta splendens

memiliki tubuh yang lonjong dengan bagian depan sedikit

membulat dan memipih pada bagian belakang. Mulutnya dapat

disembulkan dengan lubang mulut terletak serong pada bagian

depan kepala. Badan dan kepala bersisik kasar. Ikan betina

berwarna kusam, tetapi ikan jantan mempunyai warna metalik

Page 3: Laporan ikan guppy.docx

yang mengkilat. Ikan cupang jantan maupun betina memiliki

sisik gurat sisi berjumlah 29-33 keping (Djuhanda, 1981).

Cupang (Betta sp.) awalnya merupakan cupang hasil

persilangan genetik antara spesies cupang alam yang berbeda-

beda yang berasal dari perairan disekitar asia tenggara,

sebagian besar diantaranya berasal dari Thailand, Malaysia,

Indonesia dan Vietnam. Cupang juga dapat ditemukan diperairan

Brunei, Filipina, Myanmar, Laos, Kamboja dan sekitarnya namun

tidak sebanyak 4 negara yang telah disebutkan diatas.

Cupang adu (Betta Splendens) merupakan ikan asli Asia

Tenggara yang kini menjadi andalan ekspor Indonesia. Cupang

merupakan jenis ikan yang agresif, senang memamerkan ekor,

dan keberaniannya. Di kalangan penggemar, ikan cupang

umumnya terbagi atas tiga golongan, yaitu cupang hias, cupang

aduan, dan cupang liar. Cupang mampu hidup di rawa-rawa,

persawahan, dan air dangkal. Hidupnya berkoloni yang

umumnya memiliki pH 6,5 – 7,2 dan suhu air 24○C - 30○C (M,

Herb et al, 2003).

Ciri-ciri khas yang dimiliki oleh ikan cupang hias jantan

adalah selain warnanya yang indah, siripnya pun panjang dan

menyerupai sisir serit, sehingga sering disebut cupang serit.

Sedangkan ikan betina warnanya tidak menarik (kusam) dan

bentuk siripnya lebih pendek dari ikan jantan. Secara garis

besar cupang jantan memiliki banyak perbedaan dengan

cupang betina. Warna jantan lebih tegas cemerlang dan indah.

sementara betina memiliki warna yang lebih pudar. Lalu tubuh

betina dewasa lebih bulat dan dibagian perut terlihat lebih

besar dan berwarna transparan kekuning-kuningan. sementara

tubuh jantan lebih ramping dan panjang. Dan sifat cupang

jantan lebih berani dan agressif, sementara betina akan

memperlihatkan garis-garis vertikal disepanjang tubuh bila

melihat jantan.

Page 4: Laporan ikan guppy.docx

Betta splendens jantan agresif menggigit saat beriteraksi

dengan lawan sesama jantan. Jika dihadapan betina, interaksi

jantan kurang agresif (yaitu kurang menggigit) dan memakan

waktu lebih lama untuk berperilaku agresif. Hal ini menunjukkan

bahwa cupang jantan secara visual membedakan antara lawan

betina dengan lawan jantan (Matos et al, 2002).

Perilaku agonistik adalah perilaku agresif yang pada

dasarnya dilakukan untuk dapat lulus hidup (survival). Perilaku

agonistik ini pada umumnya merupakan ritual, memperlihatkan

kekuatan, dan keindahan (dapat berupa suara, tubuh dan lain-

lain). Sering kali terjadi pula perkelahian yang tidak mematikan,

walaupun pada beberapa spesies perkelahian dapat terjadi

hingga terjadi kematian. Baik secara instinktif maupun perilaku

terlatih, B. splendens memiliki karakteristik respons agresiv.

Dalam suhu air kira-kira antara 24o-29oC, ikan cupang secara

normal merupakan ikan yang berperikau sangat aktif. Beberapa

perilaku agonistic cupang yang diketahui antara lain :

1. Approach (Ap) : mendekat, berenang cepat kemudian

berhenti di dekat bayangannya / ikan lain

2. Bite : menggigit lawan

3. Chase (Ch) : mengejar lawan yang melarikan diri

4. Frontal threat (FT) : mengancam dari depan dengan

membuka operculum, dagu direndahkan dan melebarkan sirip

dada saat berhadapan dengan lawan

5. Side Threat (ST) : mengancam dari pinggir dengan membuka

operculum, dagu direndahkan kea rah lawan dan semua sirip

dikembangkan

6. Mouth to mouth contact (MC) : Kontak mulut ke mulut yaitu

dua individu akan saling mendorong, menarik, dan

mencengkram dengan mulut

7. Flight (Fl) : melarikan diri

8. Tail flagging (TF) : mengibaskan ekor

Page 5: Laporan ikan guppy.docx

9. Circle (Cl) : bergerak memutar arah setelah mendekati lawan

10. Explore (Ex) : menjelajah area tanpa arah yang jelas (James,

2009).

BAB III

METODELOGI

3.1 Alat dan Bahan

Alat BahanAquarium (45x25x25 cm³) berisi air

Air secukupnyaCermin

Botol-botol kecil

Ikan Cupang adu (Betta splendens)Stop watch

Tipp-ex

3.1.1 Alat :

1. Aquarium berisi air berukuran 45x25x25 cm3

2. Cermin sebagai kompartemen pemisah.

3. Botol – botol kecil untuk menyiapkan tiap individu ikan

cupang.

Page 6: Laporan ikan guppy.docx

4. Stop watch untuk menghitung waktu ikan cupang melakukan

perilaku agonistik.

5. Alat penanda untuk menandakan mana ikan cupang yang adu

dengan cupang yang non adu.

3.1.2 Bahan:

Ikan cupang jantan (Betta splendens) berjumlah 4 ekor untuk

masing–masing kelompok, 2 individu ikan cupang adu bersirip

lebat dan 2 individu cupang adu.bersirip normal.

3.2 Cara kerja

3.2.1 Pengamatan Morfologi

Pengamatan morfologi dilakukan untuk tiap individu ikan

cupang jantan meliputi : perbedaan fisik, antara lain warna

tubuh, bentuk sirip (dada, punggung, perut, dubur, ekor) dan ciri

khas lainnya (mulut, operculum, gurat sisi, bentuk tubuh) tiap

individu.

3.2.2 Persiapan dan tagging

Aquarium yang telah berisi air ± ¾ bagian dibagi menjadi

dua bagian oleh sebuah cermin pemisah sebagai kompartemen

(a) dan kompartemen (b), dan tiap kompartemen diisi oleh

seekor ikan cupang yang telah diidentifikasi ciri-cirinya Beri

penamaan untuk tiap individu ikan cupang adu adu (a) dan (b),

ikan cupang adu (c) dan (d).

3.2.3 Pengamatan I

Pada salah satu kompartemen yang berisi cermin, amati

perilaku individu ikan cupang (a) dan catat semua perilaku yang

tampak saat individu ikan (a) tersebut melihat bayangannya

sendiri di dalam cermin. Pengamatan dilakukan dalam waktu 3

menit catat waku latensinya dan ulangi pengamatan untuk

individu ikan (b). Ulangi pengamatan pada individu (c) dan (d).

3.2.3 Pengamatan II

Page 7: Laporan ikan guppy.docx

Setelah pengamatan I selesai, angkat kompartemen

cermin pemisah dari aquarium. Saat cermin diangkat dan tidak

ada lagi pembatas diantara kedua individu, lakukan pengamatan

pada individu (a) dan (b) saat mereka memulai perkelahian

selama 3 menit sampai didapatkan individu ikan cupang yang

memenangkan perkelahian dan yang kalah dalam perkelahian.

Ulangi pengamatan pada individu (c) dan (d).

3.2.4 Pengamatan III

Setelah didapatkan ikan cupang pemenang dan ikan

cupang yang kalah dari pengamatan II, pisahkan dan

pertarungkan kembali cupang pemenang dari dari pengamatan II

dengan cupang pemenang dari pengamatan II, dan begitu juga

untuk cupang yang kalah. Lakukan pengamatan saat pekelahian

berlangsung selama 3 menit. Lihat individu yang menjadi

superordinat dan subordinat.

BAB IV

HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Pengamatan Morfologi

Pada hasil pengamatan cupang, bentuk dan warna sirip

cupang bervariasi. Berdasarkan hasil pengamatan, morfologi

ikan cupang hias bentuk siripnya lebih unik dan berwarna lebih

menarik bila dibandingkan dengan ikan cupang adu. Menurut

Djuhanda (1981), perbedaan antara ikan cupang jantan dengan

Page 8: Laporan ikan guppy.docx

ikan cupang betina adalah terletak pada keanekaragaman warna

sirip. Dalam hal ini, ikan cupang jantan memiliki warna tubuh

yang lebih bervariasi

Literatur (Maulana, 2007) Hasil Pengamatan

Gambar 1: Morfologi Ikan Cupang

Warna tubuh pada ikan cupang adu lebih kusam dari warna

tubuh ikan cupang hias. Selain itu, sirip pada cupang adu

cenderung lebih rapat dan pendek, sedangkan sirip pada ikan

hias tidak rapat serta tidak berbentuk kipas seperti ikan adu

(ikan hias ekornya bercabang dan panjang). Selain memiliki

sirip pendek, cupang adu juga memiliki sifat bertarung yang

baik dan memiliki sifat pantang menyerah. Hingga umumnya

bila cupang adu dipertandingan bisa mencapai lebih dari 3 jam

pertarungan. Lain halnya dengan cupang hias ataupun cupang

alam yang tidak akan bertahan melebihi dari 2 jam saja bila

dipertandingkan (Djuhanda, 1981).

Taksonomi ikan cupang adu (Betta spendens) adalah sebagai

berikut :

Kerajaan : Animalia

Filum : Chordata

Kelas : Actinopterygii

Ordo : Perciformes

ekor

sirip punggungsirip dada

sirip analsirip perut

Page 9: Laporan ikan guppy.docx

Famili : Osphronemidae

Genus : Osphronemus

Spesies : Betta Sp.

Dari hasil pengamatan morfologi masing-masing ikan cupang yang

dipertarungkan, setiap individu memiliki karakteristik yang berbeda-beda

berikut adalah ciri dari masing-masing ikan cupang tersebut:

Ikan Cupang A Karakteristik

Ukuran tubuh lebih besar warna tubuh

biru toska terang, dengan bentuk sirip

jabrik dengan warna sirip biru dan

pada beberapa bagian sirip terdapat

garis berwarna merah, sirip perut sirip

dada dan sirip ekor nampak seperti

menyatu. Kepala lancip dengan mata

bulat. Dan bagian operkulim terlihat

garis berwarna biru.

Ikan Cupang B

Ukuran tubuh lebih kecil warna tubuh

lebih gelap, meskipun ad sedikit garis-

garis warna merah namun tidak

mendominasi. Bagian sirip terlihat

jelas tidak nampak menyatu pada

bagian ujung sirip terdapat garis

berwarna merah. Kepala lebih runcing

dan mata bulat kecil. Bagian

operkulum nampak tersembunyi.

Ikan Cupang C

Bentuk tubuh lebih kecil dengan warna

tubuh lebih gelap, bagian-bagian sirip

telihat dengan jelas dengan waran

merah dan gurat biru dan corak hitam,

Page 10: Laporan ikan guppy.docx

bentuk sirip tidak jabrik. Kepala lebih

runcing dengan mata bulat kecil.

Bagian operkulum terlihat garis

berwarna biru.

Ikan Cupang D

Bentuk tubuh lebih besar dengan

warna biru toska dan ada sedikit garis

hitam dibagian tengah tubuh. Bentuk

sirip melebar dengan warna biru toska

kemerahan dan pada bagian sirip ekor

telihat ada garis warna kuning

keemasan, kepala lebih lancip dengan

mata bulat. Belahan operkulum terlihat

dengan jelas dan terdapat garis

keemasan.

4.2 Pengamatan MIS (Mirror Image Simulation)

Untuk mengetahui diterima atau tidaknya hipotesis nol (H0)

yang menyatakan bahwa cupang A, B, C, dan D memiliki

perilaku agonistik yang sama, maka dilakukan uji anova.

Adapun hasil uji tersebut adalah sebagai berikut

Page 11: Laporan ikan guppy.docx

Tabel 1. Tabel Signifikasi MIS (Mirror Image Simulation)

Tests of Between-Subjects Effects

Dependent Variable:frekuensi

Source

Type III Sum of

Squares Df Mean Square F Sig.

Corrected Model 3055.333a 39 78.342 4.481 .000

Intercept 3000.000 1 3000.000 171.592 .000

Individu 340.467 3 113.489 6.491 .001

perilaku 1785.667 9 198.407 11.348 .000

Individu * perilaku 929.200 27 34.415 1.968 .011

Error 1398.667 80 17.483

Total 7454.000 120

Corrected Total 4454.000 119

a. R Squared = ,686 (Adjusted R Squared = ,533)

Berdasarkan uji ANOVA pada perngamatan MIS (mirror image

simulation) dapat diketahui nilai p individu dan perilaku adalah 0.001 dan 0.000.

Berdasarkan hasil tersebut, maka dapat dikatakan nilai p berbeda nyata dan tolak

hipotesis nol (H0) . Dikatakan berbeda nyata karena nilai p atau significant berada

dibawah 0,05 (p < 0.05). Oleh sebab itu, perlu dilakukan uji lanjut dengan uji

Duncan dan uji Tuckey untuk mengetahui perilaku yang menonjol dari ikan

cupang yang diujikan,

Page 12: Laporan ikan guppy.docx

Berdasarkan grafik diatas terlihat perilaku agonistik pada saat melakukan

miror image simulation (MIS) selama 3 menit, ikan A lebih banyak melakukan

perilaku side threat dan lebih kurang melakukan perilaku (bite) menggigit, hal ini

menandakan bahwa ikan tersebut cenderung lebih bersifat aggerisf tetapi tidak

berani mengambil tindakan untuk terus menyerang. Untuk ikan ke 2 (B)

cenderung lebih banyak melakukan perilaku Mengkibaskan ekor (Tail Flagging)

kemudian paling sedikit melakukan perilaku menggit lawan (bite) maka dari itu

ikan tersebut cenderung lebih kurang agresif dalam melakukan perlawanan. Ikan

ke 3 lebih banyak melakukan aktifitas mendekat approach (Ap) dan sedikit

melakukan aktifitas menggigit lawan bite (Bt), maka dari itu ikan tersebut

cenderung kurang aggresif dibandingkan ke tiga ikan sebelumnya, yang terakhir

ikan ke 4 (D) lebih banyak melakukan perilaku mouth to mouth (MC) dan jarang

melakukan perilaku menggigit lawan bite (Bt), dari perilaku tersebut dapat terlihat

ikan tersebut cenderung lebih aggresif dibandingkan ke tiga ikan sebelumnya.

Gambar 2. Grafik Signifikasi MIS

(Mirror Image Simulation)

Page 13: Laporan ikan guppy.docx

Dari uraian diatas maka dapat diambil kesimpulan, jika dilihat dari berbagai

macam perilaku agonistik masing-masing ikan memiliki karakteristik dan cara

penyerangan yang berbeda-beda, secara tidak langsung tingkat keagresifan tiap

ikan jelas berbeda, jika dilihat dari cara penyerangan musuh.

Berdasarkan grafik tersebut, dapat dilihat bahwa perilaku agonistk ikan

cupang paling banyak (paling sering muncul) yaitu mengibaskan ekor, Frontal

threat, Side Trheat, Explore, Circle, Mouth to mouth, Approuch, Flight, bite dan

paling sedikit melakukan chase. Dari hasil pengamatan secara keseluruhan

diketahui bahwa cupang lebih banyak atau lebih sering melakukan perkelahian

antara cupang yang satu dengan cupang lainnya. Menurut Djuanda (1981), cupang

adu memiliki sifat bertarung yang baik dan memiliki sifat pantang menyerah

4.3 Perkelahian Sesungguhnya (A Vs B)

Tabel 2. Tabel Signifikasi Perkelahian A vs B

Tests of Between-Subjects Effects

Dependent Variable:Frekuensi

Source

Type III Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Corrected Model 1066.183a 19 56.115 19.350 .000

Intercept 498.817 1 498.817 172.006 .000

Individu 132.017 1 132.017 45.523 .000

Prilaku 445.017 9 49.446 17.050 .000

Individu * Prilaku 489.150 9 54.350 18.741 .000

Error 116.000 40 2.900

Total 1681.000 60

Corrected Total 1182.183 59

a. R Squared = ,902 (Adjusted R Squared = ,855)

Berdasarkan uji ANOVA pada perngamatan perkelahian ikan

sesungguhnya A VS B dapat diketahui nilai p individu dan perilaku adalah 0.000

dan 0.000. Berdasarkan hasil tersebut, maka dapat dikatakan nilai p berbeda nyata

dan tolak hipotesis nol (H0) . Dikatakan berbeda nyata karena nilai p atau

significant berada dibawah 0,05 (p < 0.05). Oleh sebab itu, perlu dilakukan uji

lanjut dengan uji Duncan dan uji Tuckey untuk mengetahui perilaku yang

menonjol dari ikan cupang yang diujikan,

Page 14: Laporan ikan guppy.docx

Berdasarkan grafik tersebut dapat dikatakan bahwa perilaku ikan cupang A

lebih banyak melakukan pendekatan terhadap musuh Approach (Ap) dengan rata-

rata gerakan 13,5 paling sedikit melakukan gerakan Frontal threat (FT) dan mouth

to mouth (MC), sedangkan cupang B lebih banyak melakukan perilaku melarikan

diri dari lawan (Fl) yaitu 14 dan tidak pernah melakukan perilaku Approach, bite,

chase, frontal threat, side threat, dan mouth to mouth., serta paling sedikit

melakukan mengibaskan ekor , circle dan explore.

Berdasarkan pengamatan, dapat diketahui ikan cupang yang dominan

adalah ikan cupang A. Karena cupang tersebut lebih banyak menyerang, dan

melekukan gerakan lainnya. Dengan kata lain cupang A lebih agresif dibanding

cupang B, sehingga cupang A merupakan cupang dominan.

Gambar 3. Grafik Perkelahian Ikan A VS B

Page 15: Laporan ikan guppy.docx

4.4 Perkelahian sesungguhnya (C Vs D)

Tabel 3. Tabel Signifikasi Perkelahian C vs D

Tests of Between-Subjects Effects

Dependent Variable:Frekuensi

Source

Type III Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Corrected Model 598.983a 19 31.525 6.478 .000

Intercept 421.350 1 421.350 86.579 .000

Individu 20.417 1 20.417 4.195 .047

Prilaku 284.150 9 31.572 6.487 .000

Individu * Prilaku 294.417 9 32.713 6.722 .000

Error 194.667 40 4.867

Total 1215.000 60

Corrected Total 793.650 59

a. R Squared = ,755 (Adjusted R Squared = ,638)

Berdasarkan uji ANOVA pada perngamatan perkelahian ikan

sesungguhnya C VS D dapat diketahui nilai p individu dan perilaku adalah 0.47

dan 0.000. Berdasarkan hasil tersebut, maka dapat dikatakan nilai p untuk perilaku

adalah berbeda nyata dan tolak hipotesis nol (H0) . Dikatakan berbeda nyata karena

nilai p atau significant berada dibawah 0,05 (p < 0.05). Oleh sebab itu, perlu

dilakukan uji lanjut dengan uji Duncan dan uji Tuckey untuk mengetahui perilaku

yang menonjol dari ikan cupang yang diujikan, Sedangkan untuk nilai p individu

adalah 0,47 lebih besar dari 0,05. karena nilai p atau significant berada diatas 0,05

(p >0.05). Oleh sebab itu, tidak perlu dilakukan uji lanjut. Karena tidak terdapat

perbedaan yang nyata

Page 16: Laporan ikan guppy.docx

4.5 Perilaku Ikan menang VS menang (A vs D )

Dari grafik ini diketahui bahwa perilaku paling banyak pada ikan cupang

C adalah melakukan pelarian diri dari musuh (Fl), approch, tail flagging, circle,

dan explore. Tidak pernah melakukan bite, chase, frontal threat, dan side threat.

sedangkan ikan cupang D lebih banyak melakukan perilaku approch, frontal

threat, pengibasan ekor, dan tidak pernah melakukan mouth to mouth dan flight.

Dari hasil pengamatan tersebut terlihat bahwa ikan cupang D merupakan cupang

dominan, karena lebih banyak menyerang dibandingkan ikan cupang C. Dan ikan

cupang D cenderung lebih agressif.

Gambar 4. Grafik Perkelahian Ikan C VS D

Page 17: Laporan ikan guppy.docx

Tabel 4. Tabel Signifikasi Perilaku Ikan menang VS menang (A vs D )

Tests of Between-Subjects Effects

Dependent Variable:frekuensi

Source

Type III Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Corrected Model 1578.317a 19 83.069 6.744 .000

Intercept 968.017 1 968.017 78.594 .000

individu 25.350 1 25.350 2.058 .159

perilaku 837.483 9 93.054 7.555 .000

individu * perilaku 715.483 9 79.498 6.455 .000

Error 492.667 40 12.317

Total 3039.000 60

Corrected Total 2070.983 59

a. R Squared = .762 (Adjusted R Squared = .649)

Berdasarkan uji ANOVA pada perngamatan perkelahian ikan menang vs

menang A VS D dapat diketahui nilai p individu dan perilaku adalah 0,159 dan

0.000. Berdasarkan hasil tersebut, maka dapat dikatakan nilai p untuk perilaku

adalah berbeda nyata dan tolak hipotesis nol (H0) . Dikatakan berbeda nyata karena

nilai p atau significant berada dibawah 0,05 (p < 0.05). Oleh sebab itu, perlu

dilakukan uji lanjut dengan uji Duncan dan uji Tuckey untuk mengetahui perilaku

yang menonjol dari ikan cupang yang diujikan, Sedangkan untuk nilai p individu

adalah 0,159 lebih besar dari 0,05. karena nilai p atau significant berada diatas

0,05 (p >0.05). Oleh sebab itu, tidak perlu dilakukan uji lanjut. Karena tidak

terdapat perbedaan yang nyata.

Page 18: Laporan ikan guppy.docx

Berdasarkan pengamatan sebelumnya, diperoleh cupang pemenang atau

dominan yaitu cupang A dan cupang D. Pada grafik ini menunjukan cupang A

lebih banyak menyerang dengan cara mendekat (Ap), mengejar (Ch), menyerang

dari samping (ST) dari depan (FT). Sedangkan ikan cupang D lebih banyak

melarikan diri (Fl), tidak pernah melakukan bite, chase, frontal threat, side threat

dan mouth to mouth. Dari grafik tersebut dapat diketahui bahwa cupang D sama

sekali tidak melakukan penyerangan, bahkan lebih banyak melarikan diri.

Sehingga dapat diketahui cupang A sebagai cupang dominan dalam perkelahian

ini.

Gambar 5. Grafik Perkelahian Ikan Menang VS Menang A VS D

Page 19: Laporan ikan guppy.docx

4.6 Perilaku Ikan kalah VS kalah (B vs C)

Tabel 5. Tabel Signifikasi Perilaku Ikan Kalah VS Kalah (B vs C )

Dependent Variable:frekuensi

Source

Type III Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Corrected Model 101.933a 19 5.365 2.316 0.013

Intercept 29.400 1 29.400 12.691 0.001

individu 0.067 1 0.067 0.029 .866

perilaku 83.600 9 9.289 4.010 .001

individu * perilaku 18.267 9 2.030 .876 .554

Error 92.667 40 2.317

Total 224.000 60

Corrected Total 194.600 59

a. R Squared = .524 (Adjusted R Squared = .298)

Berdasarkan uji ANOVA pada perngamatan perkelahian ikan kalah vs kalah b VS

C dapat diketahui nilai p individu dan perilaku adalah 0,866 dan 0.001.

Berdasarkan hasil tersebut, maka dapat dikatakan nilai p untuk perilaku adalah

berbeda nyata dan tolak hipotesis nol (H0) . Dikatakan berbeda nyata karena nilai p

atau significant berada dibawah 0,05 (p < 0.05). Oleh sebab itu, perlu dilakukan

uji lanjut dengan uji Duncan dan uji Tuckey untuk mengetahui perilaku yang

menonjol dari ikan cupang yang diujikan, Sedangkan untuk nilai p individu adalah

0,86 lebih besar dari 0,05. karena nilai p atau significant berada diatas 0,05 (p

>0.05). Oleh sebab itu, tidak perlu dilakukan uji lanjut. Karena tidak terdapat

perbedaan yang nyata

Page 20: Laporan ikan guppy.docx

Grafik ini menunjukan bahwa ikan cupang B banyak melakukan perilaku

agonistik Approach, flight (Fl), tail flaging (TF). Tidak pernah melakukan Frontal

threat (FT), side threat (ST), mouth to mouth (MC) dan explore. Sedangkan ikan

C lebih banyak melarikan diri meskipun ikan tersebut pernah melakukan

approach. Hal tersebut bisa terjadi karena ikan ikan B dan C memiliki ukuran

tubuh lebih kecil, sehingga ikan tersebut terlihat kurang agresif dibanding ikan

yang memiliki tubuh yang lebih besar dan ukuran sirip yang lebih lebat.

Berdasarkan analisis diatas maka dapat dikatakan bahwa terdapat

hubungan antara jenis ikan cupang yang dipertarungkan dalam arena perkelahian

jika dilihat dari segi morfologi ikan tersebut. Dari pengamatan II terlihat saat ikan

cupang A VS B dengan asumsi ikan A lebih bertubuh besar dan bersirip lebat

dibandingkan ikan B, terbukti ikan A memenangkan pertarungan dengan tingkat

agresifitas yang cukup tinggi dibanding ikan B, ikan A lebih banyak menyerang

dibandingkan ikan B, begitu pula pada pertarungan ikan C dan D dengan asumsi

Individu

Gambar 6. Grafik Perkelahian Ikan Kalah VS kalah B VS C

Page 21: Laporan ikan guppy.docx

ikan D lebih besar dan bersirip lebat, dan ternyata ikan D lah yang memenangkan

pertarungan.

BAB V

KESIMPULAN

Perilaku Tail flagging merupakan perilaku agonistik yang paling

banyak dilakukan oleh semua jenis ikan cupang. Ikan cupang

adu bersifat menyerang, lebih agresif dari ikan cupang hias. Ikan

cupang superordinat adalah ikan cupang A dan individu

subordinat adalah ikan cupang C. Ikan cupang yang berbulu

lebat dan berukuran tubuh lebih besar mendominasi dalam

berprilaku agonistik dan cenderung lebih banyak menyerang.

DAFTAR PUSTAKA

Campbell, N. A.. 2003. Biologi. Jakarta: Erlangga.

Djuhanda, T. 1981. Dunia Ikan. Bandung: Armico.

James, Raja . 2009. Temporal Costs of Feeding and Predation

Rates in Betta splendens (Regan) in Relation to Body

Weight. Journal Feed Type and Sex. 20, 716.

Linke, H . 1994. Eksplorasi Ikan Cupang di Kalirnantan. Trubus. No.297 Agustus. hal. 86-89.

M, Herb, Brodie., Suzanne, A, Biron., Michael, R, Kidd. 2003.

Courtship By Subordinatemale Siamese Fighting Fish, Betta

Splendens:Their Response To Eavesdroppingand Naïve

Females, 140, 71-78.

Mansur, Cavalcante, Dos, Santos., Gouveia, Júnior, A. 2012. Effects of

mercury chloride (HgCl2) on Betta splendens aggressive

display, 15, 442-50.

Page 22: Laporan ikan guppy.docx

Matos, R.J., McGregor, P.K. 2002. The effect of the sex of an

audience on male-male displays of Siamese fighting fish (Betta

splendens), 139, 1211-1222.

Ostrow, M.E. 1989. Betta's.T. F..H Pub. Inc. Canada. Ii. 91

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI PERILAKU

“PREFERENSI SUHU IKAN GUPPY (Poecillia sp) ”

Ditujukan Untuk mata kuliah

Praktikum Biologi Prilaku

Kelompok 4A

Cecep Fahmi H 1210702009

Dosen : Ucu Juliati M.si

Asisten : Rahmat Firmanto

Tanggal Praktikum : 27 Februari 2013

Tanggal Pengumpulan : 06 Maret 2013

Page 23: Laporan ikan guppy.docx

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS SAINS DAN TEKHNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG

2012-2013