Upload
andriana
View
224
Download
7
Embed Size (px)
DESCRIPTION
karbohidrat
Citation preview
I. Tanggal : 10 September 2015
II. Tujuan :Untuk mengetahui kadar glukosa yang terdapat
pada sampel dengan menggunakan metode phenol – H2SO4.
III. Prinsip Percobaan : Metode ini disebut juga dengan metode TS (total
sugar) yang digunakan untuk mengukur total gula. Metode ini dapat
mengukur dua molekul gula pereduksi. Gula sederhana, oligosakarida, dan
turunannya dapat dideteksi dengan fenol dalam asam sulfat pekat yang
akan menghasilkan warna jingga kekuningan yang stabil.
IV. Dasar Teori
Karbohidrat adalah penyumbang utama dari komponen yang membentuk
produk pangan baik sebagai komponen alami maupun bahan yang ditambahkan.
Penggunaannya sangat luas dan jumlah penggunaannya cukup besar (Fennema
1996) baik untuk pemanis, pengental, penstabil, gelling agents dan fat replacer
(Christian dan Vaclavik 2003). Karbohidrat dapat dimodifikasi baik secara kimia
dan biokimia dan modifikasi itu digunakan untuk memperbaiki sifat dan
memperluas penggunaannya.
Total karbohidrat yang ada dalam bahan pangan perlu diketahui dengan
alasan: standards of identity (pangan harus memiliki komposisi yang sesuai
dengan regulasi pemerintah); nutritional labelling(menginformasi konsumen
mengenai kadar nutrisi dalam bahan pangan); detection of adulteration (tiap tipe
pangan memiliki 'fingerprint' karbohidrat); food quality (sifat fisikokimia dari
pangan seperti kemanisan, penampakan, stabilitas dan tekstur tergantung tipe dan
stabilitas karbohidrat yang ada); ekonomi (agar lebih dapat menghemat biaya
produksi bahan yang digunakan pada industri) dan food processing(efisiensi dari
proses pangan banyak tergantung pada jenis dan kadar karbohidrat). Dalam
berbagai studi mengenai bahan makanan penting untuk mengetahui persentasi
kadar karbohidrat pada pangan yang diujikan sehingga nilai karbohidrat pada
bahan lain dapat dikonversi menjadi nilai total pangan.
Total karbohidrat atau total karbohidrat menurut Badan Pengawasan Obat
dan Makanan (2005) meliputi gula, pati, serat pangan dan komponen karbohidrat
lain. Pernyataan jumlah total karbohidrat dalam gram penyajian yang dinyatakan
dengan nilai gram terdekat, jika penyajian kurang dari 0,5 gram, jumlah kadarnya
dapat dinyatakan sebagai nol dan jika penyajian lebih dari 0,5 gram dibulatkan ke
kelipatan 1 gram terdekat. Total karbohidrat dapat dinyatakan dengan total
karbohidrat by difference.
Total karbohidrat dalam pengukuran karbohidrat dengan metode langsung
dinyatakan dalam bentuk persen yang setara dengan glukosa. Satuan glukosa
(glucose equivalent) juga dapat diganti dengan larutan gula lain yang dijadikan
sebagai larutan standar.
Metode yang telah dikembangkan untuk analisis karbohidrat sangat
banyak, dan tergantung juga oleh jenis analisis (kuantitatif atau kualitatif) dan tipe
karbohidrat yang dianalisis. Sehingga metode pengukuran karbohidrat sangat
beragam mulai dari metode kromatografi dan elektroforesis (Kromatografi Lapis
Tipis, Kromatografi Likuid Kinerja Tinggi dan Kromatografi Gas); metode kimia
(metode titrasi Lane Eynon, metode gravimetri Munson Walker, metode Luff
Schoorl, metode kolorimetri seperti anthrone sulfat dan fenol sulfat); metode
enzimatis; metode fisik (polarimetri, indeks refraktif, densitas dan infra merah)
serta metode immunoassay.
V. Alat dan Bahan
Alat Bahan Sampel
Gelas kimia H2SO4 Teh manis siap minum
produksi teh botol
sosro “ S-tee “
Dengan komposisi :
Lemak total 0%
Protein 0%
Karbohidrat total 9%
Natrium/sodium 1%
Gelas ukur HCl 3%
Corong Aqua destilata
Pipet volume Phenol
Batang pengaduk Kloroform
Spatula Reagen benedict
Erlenmeyer Reagen seliwanof
Kertas saring Reagen molish
Neraca Analitik
Hot plate/pemanas
Corong pisah
Statif dan klem
VI. Prosedur
# Uji Kualitatif Sampel
sasa = (+)
glukosa,
adanya
cincin ungu
#Pemantauan Sampel
Sampel dorfluks kemudian ditambahkan HCl 3% untuk
proses hidrolisis
sampel hasil hidrolisis, di ECC dengan penambahan
kloroform
hasil ECC, pisahkan antara fase air dan fase kloroform
fase air diuji kualitatif dengan reagen seliwanof untuk
mengetahui adanya fruktosa, dan diuji dengan reagen
benedict untuk mengetahui adanya glukosa
# Analisis Sampel
VII. Data Hasil Pengamatan dan Perhitungan
Volume sampel : 25 mL
Volume hasil hidrolisis : 100 mL
Panjang gelombang : 491 nm
Konsentrasi Absorbansi
700 ppm 0.344
800 ppm 0.397
900 ppm 0.429
1000 ppm 0.440
1100 ppm 0.519
1200 ppm 0.576
fase air yang telah diuji kualitatif
ditambahkan H2SO4 pekat sebanyak 2,5ml
ditambahkan phenol 5%
panaskan hingga terbentuk warna kuning-
jingga
sampel dianalisis dengan spektrofotometer UV-VIS
dengan panjang gelombang 490 nm
600 700 800 900 1000 1100 1200 13000
0.1
0.2
0.3
0.4
0.5
0.6
0.7
f(x) = 0.000439142857142857 x + 0.0336476190476192R² = 0.958240957388194
Grafik Kurva Kalibrasi
AbsorbansiLinear (Absorbansi)
Konsentrasi (ppm)
Abso
rban
si
Perhitungan
a. Larutan Standar
- Pembuatan larutan stok 2000 ppm = 2000 ppm = 2000
1000 ml × 250 ml = 500
mg dalam 250 ml
- Pengenceran 700 ppm = 10 × 700 = V2 × 2000 = 3,5 ml dalam 10 ml
- Pengenceran 800 ppm = 10 × 800 = V2 × 2000 = 4 ml dalam 10 ml
- Pengenceran 900 ppm = 10 × 900= V2 × 2000 = 4,5 ml dalam 10 ml
- Pengenceran 1000 ppm = 10 × 1000= V2 × 2000= 5 ml dalam 10 ml
- Pengenceran 1100 ppm = 10 × 1100= V2 × 2000 = 5,5 ml dalam 10 ml
- Pengenceran 1200 ppm = 10 × 1200= V2 × 2000 = 6 ml dalam 10 ml
1. Perhitungan Kadar Glukosa Sampel S-tee
a. Absorbansi sampel
Sampel No. Absorbansi
1 0,795
2 0,576
3 0,75
b. Persamaan dari Kurva Kalibrasi
y = 0,0004 x + 0,0336
R2 = 0,9582
c. Perhitungan
Sampel 1
0,795 = 0,0004 x + 0,0336
0,795 – 0,0336 = 0,0004 x
0,7614 = 0,0004 x
x = 1903,5 ppm
Sampel 2
0,576 = 0,0004 x + 0,0336
0,576 – 0,0336 = 0,0004 x
0,5424 = 0,0004 x
x = 1356 ppm
Sampel 3
0,75 = 0,0004 x + 0,0336
0,75 – 0,0336 = 0,0004 x
0,7164 = 0,0004 x
x = 1791 ppm
d. Perhitungan Kadar Glukosa
Sampel 1
1903,5 ppm = 1903,51000
= x
100 mL
= 190,35 mg / 0,19035 g
Sampel 2
1356 ppm = 13561000
= x
100 mL
= 135,6 mg / 0,1356 g
Sampel 3
1791 ppm = 17911000
= x
100 mL
= 179,1 mg / 0,1791 g
e. % Kadar Analit
Sampel 1
% kadar analit = 0,19035
25 x 100 % = 0,7614 %
Sampel 2
% kadar analit = 0,1356
25 x 100 % = 0,5424 %
Sampel 3
% kadar analit = 0,1791
25 x 100 % = 0,7164 %
f. % rata- rata Kadar Glukosa dalam S-tee
0,7614+0,5424+0,71643
= 2,0202
3 = 0,6734 %
VIII. Pembahasan
Sampel minuman yang digunakan di uji kualitatif terlebih dahulu
dengan menambahkan pereaksi molisch dan asam sulfat yang berfungsi
untuk mengetahui ada atu tidaknya karbohidrat dalam sampel minuman
yang digunakan. Karbohidrat akan didehidrasi oleh asam sulfat pekat
membentuk senyawa furfural atau turunannya. Furfural dan turunannya
akan berkondensasi dengan alfanaftol (molish) menghasilkan senyawa
kompleks berwarna merah ungu pada bidang batas antara larutan
karbohidrat dan H2SO4 pekat. Terbentuknya merah ungu atau cincin merah
ungu ini menandakan adanya karbohidrat.
Selanjutnya dihidrolisis menggunakan asam klorida 3% untuk
mengubah sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa, pemilihan asam klorida
ini dimaksudkan agar glukosa yang terbentuk tidak teroksidasi. Kemudian
untuk menarik asam bebas dari hasil hidrolisis tersebut di tambahkan
klorofom kemudiaan di ekstrasi cair-cair dan akan terbentuk dua fase
dimana fase atas merupakan fase klorofom dan fase bawah merupakan
fase air (glukosa + fruktosa ) yang nantinya akan di uji.
Hasil ECC tersebut (fase air) dilakukan tes benedict untuk
mengetahui ada atau tidaknya glukosa dan fruktosa. Larutan CuSO4 dalam
suasana alkali akan direduksi oleh gula yang mempunyai gugus aldehid
sehingga CuO atau kupri tereduksi menjadi Cu2O yang berwarna merah
bata (endapan). Hasil positif ini menunjukan positif mengandung glukosa
dan fruktosa.
Sebelum absorbansi sampel dibaca terlebih dahulu melakukan
pembuatan kurva standar dari glukosa standar, dimana larutan glukosa
dengan berbagai konsentrasi ditambahkan asam sulfat pekat dan diamkan
10 menit. Penambahan asam sulfat pekat ini untuk membentuk cin-cin
furfural atau pelepasan molekul air dari suatu senyawa proses ini disebut
juga dengan reaksi dehidrasi. Kemudian ditambahkan phenol 5% yang
berfungsi untuk membentuk warna yang spesifik pada furfural (reaksi
kondensasi) kemudian panaskan sehingga terbentuk warna yang spesifik
(jingga kuning). Sehingga didapat persamaan y = 0.0004x + 0.0336
R² = 0.9582
Hal sama juga dilakukan pada sampel yang akan ditentukan kadar
glukosanya, sampel ditambahkan asam sulfat pekat sehingga terjadi reaksi
dehidarasi yang membentuk cin-cin furfural atau pelepasan molekul air
dari suatu senyawa, kemudian tambahkan phenol 5% untuk membentuk
warna yang spesifik pada furfural. Kemudian ukur absorbansinya pada
panjang gelombang 485 nm dan didapat abs sampel 1 yaitu 0,795 dengan
% kadar glukosa yaitu 0,7614%, abs sampel 2 yaitu 0,576 dengan % kadar
glukosa yaitu 0,5424% dan abs sampel yang ke 3 yaitu 0,75 dengan %
kadar glukosa 0,7164%.
IX. Kesimpulan
Kadar glukosa dari sampel S-tee yang kami teliti adalah %.
X. Daftar Pustaka
Anonim, 2008,
http://commons.wikimedia.org/wiki/Image:Soxhlet_Extractor.jpg
Anonim, 2008, http://whale.wheelock.edu/bwcontaminants/analysis.html
Darmasih, 1997, peternakan.litbang.deptan.go.id/user/ptek97-24.pdf
Anonim. 2006. Mengenal Jenis Biskuit. www.ebookpangan.com Anonim.
2010. Biskuit.
Anonim. 2001. Luff Schoorl. www.wikipedia.org/Luff Schoorl (16 April
2010)
Apriyanto A. 1989. Petunjuk Laboratorium Analisis Pangan. Bogor.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Pendidikan
Tinggi, Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi Institut Pertanian Bogor.
Aulana L. 2005. Pemanfaatan hidrolisis pati sagu untuk produksi asam
laktat oleh Lactobassilus casei FNCC 266. [skripsi]. Bogor : Departemen
Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut
Pertanian Bogor.
Darmasih. 1997. Prinsip Soxhlet.
peternakan.litbang.deptan.go.id/user/ptek97-24.pdf. (diakses pada tanggal
28 Januari 2012).
Harper, V. W Rodwell, P. A Mayes. 1979. Biokimia. Penerbit EGC:
Jakarta.
Hartati NS dan Titik KP. 2003. Analisis Kadar Pati dan Serat. Yogyakarta.
Kanisius
Swantara DIM. 1995. Kromatografi Cair Kerja Tinggi Beberapa Senyawa
Monosakarida dan Dosakarida serta Penerapannya Untuk Analisis Madu
dan bahan Jenis lainnya. [Tesis]. Bandung : Universitas Padjadjaran.
Mahmud, Mien K. 2008. Tabel Komposisi Pangan Indonesia. PT Elex
Media Komputindo.
Robert S, Harni Endakarmas, Evaluasi Gizi pada Pengolahan Bahan
Pangan, ITB Bandung, 1989
Suhardjo, Pangan Gizi dan Pertanian, UI Press, 1990
Suhardjo, Clara M. Kusharto, Prinsip – Prinsip Ilmu Gizi, Yogyakarta,
Kanisius, 1992
Sudarmadji, S., B. Haryono dan Suhardi. 2010. Prosedur Analisa Untuk
Bahan Makanan dan Pertanian. Liberty, Yogyakarta.
Whitaker, M.C. 1915. The Journal of Industrial and Engineering
Chemistry. Easton:Eschenbach Printing Company
Winarno. 1997. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka U