19
LAPORAN KASUS PSORIASIS VULGARIS Pembimbing: dr. Sofwan S. Rahman, Sp.KK disusun oleh: Stevani Novita (2009.061.138) KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KATOLIK INDONESIA ATMA JAYA - JAKARTA 1

LAPORAN KASUS kulkel

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Kulit Kelamin

Citation preview

LAPORAN KASUSPSORIASIS VULGARIS

Pembimbing:dr. Sofwan S. Rahman, Sp.KK

disusun oleh:Stevani Novita (2009.061.138)

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMINFAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KATOLIK INDONESIA ATMA JAYA - JAKARTARSUD R. SYAMSUDIN, SH SUKABUMIPERIODE 19 SEPTEMBER 2011 22 OKTOBER 2011BAB IILUSTRASI KASUS

I. IDENTIFIKASI PASIEN Nama:Nn. E Jenis Kelamin:Perempuan Umur:20 tahun Alamat:Salagombong, Baros, Sukabumi Suku:Sunda Agama:Islam Pekerjaan:Mahasiswi

II. ANAMNESISDiperoleh secara autoanamnesis pada tanggal 21 September 2011, pukul 09.50 WIB.A. Keluhan UtamaTerdapat bercak-bercak kemerahan bersisik kasar di siku, lutut, dan tungkai bawah yang tidak menghilang sejak 1 tahun yang lalu.

B. Keluhan TambahanGatal.

C. Riwayat Perjalanan PenyakitPasien datang ke Poliklinik Kulit dan Kelamin RSUD Syamsudin, SH dengan keluhan adanya bercak-bercak kemerahan bersisik kasar di siku, lutut, lengan, tungkai dan punggung yang tidak menghilang sejak 1 tahun yang lalu.Awalnya bercak kemerahan bersisik kasar tersebut muncul di siku berupa bercak kemerahan kecil seukuran kacang hijau, berbatas tegas yang kemudian bertambah luas dan bersisik kasar berlapis-lapis. Bercak tersebut terasa sedikit gatal sehingga pasien menggaruknya. Rasa gatal tersebut tidak sampai mengganggu aktivitas pasien. Seiring dengan berjalannya waktu sisik yang timbul di atas bercak kemerahan tersebut semakin menebal. Bercak kemerahan bersisik kasar berbatas tegas yang serupa muncul di lutut dan tungkai bawah juga diawali dengan bercak kemerahan kecil bersisik berukuran seperti kacang hijau yang kemudian menebal. Pasien mengatakan bercak-bercak tersebut bertambah gatal terutama setelah makan ikan. Pasien mengatakan bahwa ia alergi ikan sejak kecil. Pasien menyangkal adanya riwayat asma dan hidung sering berair sejak kecil.Pasien sudah pernah berobat sebelumnya ke puskesmas dan praktek dokter, kemudian diberi obat minum dan obat oles berupa salep namun bercak kemerahan bersisik tersebut tidak mengalami perbaikan, malah timbul di tempat lain juga.

D. Riwayat Penyakit DahuluPasien belum pernah mengalami seperti ini sebelumnya.Riwayat alergi ikan sejak kecil (+)Riwayat penyakit asma sejak kecil disangkalRiwayat penyakit kulit lainnya disangkal.Riwayat penyakit sistemik disangkal.

E. Riwayat Penyakit KeluargaRiwayat penyakit serupa disangkal.Riwayat alergi disangkalRiwayat penyakit asma disangkal

III. PEMERIKSAANA. Status Generalis Keadaan Umum:Baik Kesadaran:Kompos mentis Tekanan Darah:tidak diperiksa Laju Nadi:72 kali per menit, teratur, kuat, penuh Laju Napas:20 kali per menit Suhu:afebris

B. Status Dermatologis1. Regio / Letak lesi : di siku Efloresensi Primer : plak eritem, papul eritem Sekunder : skuama kasar berlapis-lapis, likenifikasi Sifat UKK Ukuran : plakat, papul eritem berukuran lentikular, dengan skuama kasar di permukaan atasnya Susunan / bentuk : tidak teratur Penyebaran dan lokalisasi : sirkumskrip, konfluens, diskret Pembesaran KGB : tidak ada

Lesi di siku

2. Regio / Letak lesi : di lutut Efloresensi Primer : plak eritem, papul eritem Sekunder : skuama kasar berlapis-lapis, likenifikasi

Sifat UKK Ukuran : plakat dan lentikular dengan skuama kasar di permukaan atasnya Susunan / bentuk : teratur, bulat Penyebaran dan lokalisasi : sirkumskrip, diskret Pembesaran KGB : tidak ada

Lesi di lutut

3. Regio / Letak lesi : di daerah mata kaki Efloresensi Primer : papul eritem, nodul eritem Sekunder : skuama kasar berlapis-lapis Sifat UKK Ukuran : lentikular hingga numular Susunan / bentuk : bulat, teratur Penyebaran dan lokalisasi : sirkumskrip, diskret Pembesaran KGB : tidak ada

Lesi di daerah mata kaki

4. Regio / Letak lesi : di punggung Efloresensi Primer : papul eritem Sekunder : skuama Sifat UKK Ukuran : miliar hingga lentikular Susunan / bentuk : teratur Penyebaran dan lokalisasi : sirkumskrip, diskret Pembesaran KGB : tidak ada

Lesi di punggung

5. Regio / Letak lesi : di lengan Efloresensi Primer : papul eritem Sekunder : skuama Sifat UKK Ukuran : miliar hingga lentikular Susunan / bentuk : teratur, bulat Penyebaran dan lokalisasi : sirkumskrip, diskret Pembesaran KGB : tidak ada

Lesi di lengan

Lesi di lengan

C. Pemeriksaan Penunjang Fenomena tetesan lilin : (+) Fenomena Auspitz : (+) White dermographism : (-)

D. Pemeriksaan Anjuran Pemeriksaan histopatologik untuk memastikan diagnosis. Pemeriksaan eosinophil darah tepi untuk menyingkirkan diagnosis dermatitis atopi.

IV. RESUMEPasien perempuan usia 20 tahun datang ke Poliklinik Kulit dan Kelamin RSUD Syamsudin, SH dengan keluhan adanya papul eritem dan plak eritem sirkumskrip dengan skuama kasar di atasnya di regio ekstremitas bagian ektensor yakni siku, lutut, lengan serta tungkai dan regio punggung, yang tidak menghilang sejak 1 tahun yang lalu. Mula-mula berupa papul eritem berskuama berukuran lentikular di siku dan terasa sedikit gatal sehingga digaruk. Kemudian papul eritem berskuama tersebut meluas dan menebal hingga berukuran plakat dan berlapis-lapis. Selain di siku, ruam kulit tersebut juga terdapat di ekstremitas bagian ektensor dan punggung. Ruam kulit bertambah gatal setelah makan ikan. Riwayat pengobatan sebelumnya ke puskesmas dan praktek dokter dengan obat minum dan obat oles (salep). Riwayat alergi ikan sejak kecil (+). Riwayat asma dan rhinitis alergi disangkal. Riwayat alergi dan penyakit serupa dalam keluarga disangkal.Pada pemeriksaan generalis tidak didapatkan kelainan. Pada pemeriksaan dermatologis ditemukan lesi kulit dengan gambaran papul hingga plak eritem berskuama kasar berlapis-lapis berukuran miliar hingga plakat, dengan likenifikasi dan berbatas tegas. Lesi pada daerah ekstremitas bagian ekstensor siku, lutut, lengan dan tungkai serta daerah punggung. Pemeriksaan penunjang fenomena tetesan lilin (+), fenomena Auspitz (+), white dermographism (-).

V. DIAGNOSIS Diagnosis banding Psoriasis vulgaris Dermatitis atopik Neurodermatitis sirkumskripta

Diagnosis kerja Psoriasis vulgaris

VI. PENATALAKSANAAN Tatalaksana umum : Hindari stress Edukasi pasien untuk menghindari menggaruk bercak tersebut Edukasi pasien untuk menjaga kebersihan kulit agar tidak terjadi infeksi sekunder. Edukasi pasien mengenai penyakitnya . Kontrol kembali jika tidak ada perbaikan.

Tatalaksana khusus : Sistemik : CTM tab 3x1 per oral Topikal : Clobetasol proprionate 0.05% ointment

VII. PROGNOSIS Quo ad vitam:bonam Quo ad functionam:bonam Quo ad sanationam:malam

BAB IIANALISIS KASUS

Diagnosis kerja : Psoriasis VulgarisPasien ini wanita usia 20 tahun, sesuai dengan onset usia munculnya psoriasis yakni usia dewasa muda 15-30 tahun. Penyakit psoriasis vulgaris ini merupakan penyakit yang kronik residif, sesuai dengan penyakit pasien yang sudah dialami sejak 1 tahun yang lalu. Lesi yang ditemukan pada pasien ini juga sesuai dengan gambaran penyakit psoriasis yakni, bercak-bercak eritema yang meninggi (plak) dengan skuama kasar di atasnya berlapis-lapis dan berbatas tegas, dengan lesi awal berupa papul eritem berskuama, berbatas tegas dengan ukuran lentikular hingga numular. Tempat timbulnya lesi yakni di daerah ekstremitas bagian ekstensor terutama siku dan lutut, juga lengan dan tungkai, serta punggung, sesuai dengan tempat predileksi munculnya lesi penyakit psoriasis. Diagnosis psoriasis ini juga didukung dengan pemeriksaan penunjang yang khas, berupa fenomena tetesan lilin yang positif, berupa skuama yang berubah warna menjadi putih pada goresan seperti lilin yang digores karena berubahnya indeks bias. Serta fenomena Auspitz yang positif, berupa perdarahan yang berbintik-bintik yang timbul akibat dilakukan pengerokan perlahan. Selain itu, pada penyakit psoriasis ini dapat juga ditemukan fenomena Kbner yang timbul 7-14 hari setelah trauma misalnya garukan. Namun fenomena Kbner ini dapat juga ditemukan pada penyakit lain seperti liken planus dan veruka plana juvenilis. Pada pemeriksaan histopatologik akan ditemukan gambaran khas berupa parakeratosis dan akantosis, serta pada stratum spinosum terdapat kelompok leukosit yang disebut abses Munro. Selain itu, terdapat papilomatosis dan vasodilatasi di subepidermis.Oleh karena penyebab pasti belum jelas, maka diberikan pengobatan simptomatik sambil berusaha mencari/mengeliminasi faktor pencetus seperti stres psikis, infeksi fokal, trauma, gangguan metabolik, alkohol dan merokok. Pemberian obat-obat sistemik seperti kortikosteroid hanya diberikan pada psoriasis eritroderma, artritis psoriasis dan psoriasis pustulosa, sedangkan metotreksat diberikan pada psoriasis yang resisten dengan obat lain. Selain pengobatan simptomatik juga dapat diberikan pengobatan topikal berupa kortikosteroid topikal, calcipotriol, antralin, preparat ter dan PUVA. Kortikosteroid topikal umumnya digunakan sebagai first-line therapy dalam pengobatan psoriasis ringan hingga sedang. Kortikosteroid topikal potensi tinggi untuk lesi yang berada di batang tubuh dan ekstremitas seperti Betametasone valerate, Fluorocinolone acetonide, Betamethasone proprionate dan Clobetasol proprionate. Seperti pada pasien ini diberikan pengobatan simptomatik berupa CTM (antipruritik) untuk menghilangkan rasa gatal dan kortikosteroid topikal potensi tinggi yang dipilih adalah Clobetasol proprionate sebagai antipsoriasisnya.

Diagnosis banding : Dermatitis AtopikPenyakit ini juga merupakan penyakit kronik dan residif, yang umumnya sering terjadi selama masa bayi dan anak-anak. Jarang terjadi pertama kali pada usia remaja dan dewasa. Biasanya ditemukan adanya riwayat atopi pada keluarga atau penderita seperti, dermatitis atopik, rinitis alergi dan atau asma bronkial. Pada pasien ini tidak didapatkan riwayat atopi yang jelas, hanya terdapat riwayat alergi ikan saja. Pada pemeriksaan penunjang juga didapatkan white dermographism (-) yang kurang mendukung ke arah dermatitis atopik. Tempat predileksi lesi dermatitis atopik biasanya di daerah lipatan (fleksural). Berbeda dengan lesi yang ditemukan pada pasien ini yakni sebagian besar ditemukan di bagian ekstensor, seperti siku dan lutut. Gejala utama penyakit dermatitis atopik adalah pruritus yang timbul sepanjang hari yang mengakibatkan penderita menggaruk (siklus gatal-garuk) sehingga timbul bermacam-macam ruam kulit berupa plak papular-eritematosa dan berskuama atau plak likenifikasi yang gatal, yang dapat menyerupai lesi yang ditemukan pada psoriasis. Namun pada pasien ini keluhan pruritus tidak begitu dominan dan hebat.

Diagnosis banding : Neurodermatitis SirkumskriptaPenyakit ini juga berlangsung kronik. Biasanya ditemukan pada usia dewasa ke atas (> 20 tahun) dengan puncak insiden pada rentang usia 30 50 tahun. Penderita akan mengeluh gatal sekali sehingga mengganggu tidur malam hari dan mengganggu aktivitas. Bila rasa gatal muncul sulit menahan diri untuk tidak menggaruk. Biasanya sampai timbul luka, baru rasa gatal hilang sementara karena digantikan dengan rasa nyeri. Lesi yang muncul dikarenakan garukan atau gosokan yang berulang-ulang. Awalnya berupa plak eritematosa, sedikit edematosa kemudian edema dan eritema menghilang dan bagian tengah berskuama dan menebal, serta terdapat likenifikasi dan ekskoriasi dengan hiperpigmentasi di sekitarnya. Letak lesi biasa ditemukan di skalp, tengkuk, leher, lengan bagian ekstensor, pubis, vulva, skrotum, perianal, paha bagian medial, lutut, tungkai bawah. Pada pasien ini rasa gatal yang timbul tidak begitu dominan dan lesi yang ditemukan berupa plak eritem dengan skuama berlapis-lapis dan likenifikasi tanpa adanya ekskoriasi dan hiperpigmentasi, sehingga kurang sesuai dengan gejala dan gambaran penderita neurodermatitis sirkumskripta.

DAFTAR PUSTAKA Djuanda A, Hamzah M, Aisah S, Editor. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi 5. Cetakan 2. Jakarta: Balai Penerbit FKUI, 2007. Wolff K, Johnson RA, Suurmond D. Fitzpatricks Color Atlas & Synopsis of Clinical Dermatology. 5th Ed. New York: McGraw-Hill, 2007. Wolff K, Goldsmith LA, Katz SI, Gilchrest BA. Et al. Fitzpatricks Dermatology in General Medicine. 7th Ed. New York: McGraw-Hill, 2008 [CDA-ACD] Canadian Dermatology Association-Association Canadienne de Dermatologie. Canadian Guidelines for the Management of Plaque Psoriasis. Ontario: Canadian Dermatology Association; 2009.

15