19
Laporan “Kegiatan Lomba Penjor di Pura Segara”, Kenjeran, Surabaya Pada hari Minggu, Tanggal 12 Oktober 2008 1 Disusun oleh Ni Putu Yunita Anjaswari Sekolah Agama Saraswati 1, Kelas VII B LAPORAN KEGIATAN LOMBA PENJOR DI PURA SEGARA- KENJERAN, SURABAYA MINGGU, 12 OKTOBER 2008 Oleh : Ni Putu Yunita Anjaswari Sekolah Agama Saraswati 1 Surabaya Kelas VII

Laporan Kegiatan Lomba Penjor 2008, oleh Ni Putu Yunita Anjaswari. Sekolah Saraswati 1 Kenjeran

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Laporan Kegiatan Lomba Penjor 2008, oleh Ni Putu Yunita Anjaswari. Sekolah Saraswati 1 Kenjeran

Laporan “Kegiatan Lomba Penjor di Pura Segara”, Kenjeran, SurabayaPada hari Minggu, Tanggal 12 Oktober 2008

1Disusun oleh Ni Putu Yunita AnjaswariSekolah Agama Saraswati 1, Kelas VII B

LAPORANKEGIATAN LOMBA PENJOR

DI PURA SEGARA- KENJERAN, SURABAYAMINGGU, 12 OKTOBER 2008

Oleh :Ni Putu Yunita Anjaswari

Sekolah Agama Saraswati 1 SurabayaKelas VII

Page 2: Laporan Kegiatan Lomba Penjor 2008, oleh Ni Putu Yunita Anjaswari. Sekolah Saraswati 1 Kenjeran

Laporan “Kegiatan Lomba Penjor di Pura Segara”, Kenjeran, SurabayaPada hari Minggu, Tanggal 12 Oktober 2008

2Disusun oleh Ni Putu Yunita AnjaswariSekolah Agama Saraswati 1, Kelas VII B

KATA PENGANTAR

Om Swastyastu,

Puji syukur saya panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Waca (Tuhan Yang

Maha Esa) atas segala rahmat-Nya, sehingga laporan tentang “Kegiatan Lomba

Penjor di Pura Segara- Kenjeran, Surabaya” ini dapat saya selesaikan.

Pada kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Made Sweca, selaku Kepala Sekolah Agama Saraswati 1, Kenjeran

Surabaya

2. Para guru Sekolah Agama Saraswati 1, Kenjeran Surabaya, yang telah banyak

memberikan pengarahan.

3. Bapak-bapak / Ibu-ibu Panitia, seksi Lomba Penjor Di Pura Segara- Kenjeran,

Surabaya yang telah banyak memberikan penjelasan tentang kegiatan lomba.

4. Orang Tua kami, yang telah mendukung sepenuhnya sejak pengamatan sampai

penyusunan laporan ini hingga selesai.

5. Rekan-rekan siswa Saraswati 1 yang telah bekerjasama dalam pengamatan

sampai dengan penyusunan laporan ini.

Saya menyadari bahwa laporan ini masih banyak kekurangan, baik isi maupun

susunannya, oleh karena itu saya mengharapkan masukan-masukan dari pembaca

demi penyempurnaan laporan ini.

Akhirnya semoga laporan ini ada manfaatnya terutama dalam hal peningkatan

pengetahuan dan pemahaman tentang “Penjor” dalam kaitannya dengan tatwa, susila

dan upacara.

Om Santhi, Santhi, Santhi, Om

niipu tuy unit hnésÙ ri

Page 3: Laporan Kegiatan Lomba Penjor 2008, oleh Ni Putu Yunita Anjaswari. Sekolah Saraswati 1 Kenjeran

Laporan “Kegiatan Lomba Penjor di Pura Segara”, Kenjeran, SurabayaPada hari Minggu, Tanggal 12 Oktober 2008

3Disusun oleh Ni Putu Yunita AnjaswariSekolah Agama Saraswati 1, Kelas VII B

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................... i

DAFTAR ISI ........................................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 1

Pengertian Penjor ............................................................................................. 1

Mitologi Penjor ................................................................................................... 2

Tujuan Pelaksanaan Lomba Penjor ............................................................... 4

BAB II PELAKSANAAN LOMBA PENJOR ...................................................... 4

Susunan Acara Lomba Penjor ...................................................................... 4

Hari, Tanggal dan Tempat Pelaksanaan Lomba ........................................ 5

Peserta Lomba .................................................................................................. 5

Peralatan dan Bahan Pembuatan Penjor .................................................... 5

Proses Pembuatan dan Pemasangan Penjor ............................................ 7

Penilaian ............................................................................................................... 8

Pengumuman dan Hadiah ................................................................................. 9

BAB III PENUTUP ........................................................................................................... 9

Kesimpulan ........................................................................................................... 9

Saran- Saran ..................................................................................................... 10

DAFTAR BACAAN.......................................................................................................... 11

LAMPIRAN-LAMPIRAN GAMBAR .......................................................................... 12

Page 4: Laporan Kegiatan Lomba Penjor 2008, oleh Ni Putu Yunita Anjaswari. Sekolah Saraswati 1 Kenjeran

Laporan “Kegiatan Lomba Penjor di Pura Segara”, Kenjeran, SurabayaPada hari Minggu, Tanggal 12 Oktober 2008

4Disusun oleh Ni Putu Yunita AnjaswariSekolah Agama Saraswati 1, Kelas VII B

BAB I

PENDAHULUAN

1. Pengertian Penjor

Menurut I Gusti Ketut Widana dalam bukunya Lima Cara Beryadnya, secara

filosofis penjor diartikan sebagai lambang perthiwi (bumi) dengan segala hasilnya

yang disebut Sanghyang Anantabhoga. Juga berarti persembahan ke hadapan

Batara Mahadewa yang berstana di Gunung Agung.

"Arti lainnya yang lebih bersifat universal adalah sebagai tanda terima kasih atas

segala waranugraha (anugerah atau karunia)-Nya yang telah dilimpahkan kepada

umat manusia," Karena itu, dari segi ritual apa yang ditampilkan dalam sebuah

penjor adalah berupa hasil-hasil bumi yang terkelompok ke dalam sebutan

palabungkah-palagantung ditambah banten penjor.

Drs. IB Putu Sudarsana, MBA., M.M., dalam bukunya Ajaran Agama Hindu

(Acara Agama) menyebut penjor berasal dari kata peenyor yang diartikan

sebagai pengajum atau pengastawa. Penjor sendiri dimaknai sebagai simbol

pemujaan ke hadapan Sang Hyang Siwa Meneng beserta dengan Ista Dewata-

nya yang distanakan di Pura Besakih.

Aneka sarana dalam penjor pun, memiliki makna tersendiri yaitu :

Kain putih merupakan simbol kekuatan Sang Hyang Iswara.

Bambu sebagai simbol kekuatan Sang Hyang Mahesora.

Jajan sebagai simbol dari kekuatan Sang Hyang Brahma.

Kelapa sebagai simbol kekuatan Sang Hyang Rudra.

Janur sebagai simbol kekuatan Sang Hyang Mahadewa.

Daun-daunan (plawa) sebagai simbol kekuatan Sang Hyang Sangkara.

Palabungkah, palagantung & palawija sebagai simbol kekuatan Sang Hyang

Wisnu.

Tebu sebagai simbol kekuatan Sang Hyang Sambu.

Sanggah Ardha Candra sebagai simbol kekuatan Sang Hyang Siwa.

Page 5: Laporan Kegiatan Lomba Penjor 2008, oleh Ni Putu Yunita Anjaswari. Sekolah Saraswati 1 Kenjeran

Laporan “Kegiatan Lomba Penjor di Pura Segara”, Kenjeran, SurabayaPada hari Minggu, Tanggal 12 Oktober 2008

5Disusun oleh Ni Putu Yunita AnjaswariSekolah Agama Saraswati 1, Kelas VII B

Upakara-nya sebagai simbol kekuatan Sang Hyang Sada Siwa dan Sang

Parama Siwa.

Menurut buku Himpunan Keputusan Seminar Kesatuan Tafsir Terhadap Aspek-

aspek Agama Hindu (I-XIV) yang disahkan oleh Parisada Hindu Dharma Pusat,

penjor merupakan simbol gunung yang memberikan keselamatan dan

kesejahteraan seperti Gunung Agung. Tujuan pemasangan penjor sebagai wujud

rasa bhakti dan terima kasih ke hadapan Ida Sang Hyang Widhi.

Menurut Bhagawan Dwija dalam bukunya berjudul “Pedoman Perayaan Galungan

dan Kuningan”, Penjor dimaknai sebagai ucapan terima kasih kepada Bhatara

Maha Meru yang telah memberikan pengetahuan dan kemakmuran kepada umat

manusia.

Makna simbol-simbol pada penjor menurut beliau adalah sebagai berikut :

- Sebatang bambu adalah simbol keteguhan hati untuk berbakti kepada Ida

Sang Hyang Widhi

- Bakang-bakang sebagai simbol Atharwa Wedha

- Tamyang sebagai simbol Sama Wedha

- Sampyan sebagai simbol Yayur Wedha

- Lamak sebagai simbol Reg Wedha

- Pala gantung, pala bungkah dan kain putih kuning segaia simbol kemakmuran

dan kecukupan, sandang, pangan dan papan

- Ubag-abig sebagai simbol kekuatan Dharma.

2. Mitologi Penjor

Dalam lontar “Jayakasunu” disebutkan bahwa penjor itu melambangkan Gunung

Agung. Di dalam lontar Basuki Stawa disebutkan bahwa gunung (giri) adalah naga

raja, yang tidak lain adalah Naga Basuki. Dalam mitologi, dasar Gunung Agung

dikenal sebagai linggih Sang Hyang Naga Basuki. Dari kata Basuki inilah timbul

nama Besakih.

Page 6: Laporan Kegiatan Lomba Penjor 2008, oleh Ni Putu Yunita Anjaswari. Sekolah Saraswati 1 Kenjeran

Laporan “Kegiatan Lomba Penjor di Pura Segara”, Kenjeran, SurabayaPada hari Minggu, Tanggal 12 Oktober 2008

6Disusun oleh Ni Putu Yunita AnjaswariSekolah Agama Saraswati 1, Kelas VII B

Dikatakan bahwa ekor naga itu ada di puncaknya gunung dan kepalanya terletak

di laut. Dari ekornya inilah Sang Hyang Naga Basuki memberikan penghidupan

kepada manusia.

Sementara dalam lontar “Samudra Stawa” disebutkan bahwa lautan adalah Naga

Raja. Demikian pula dalam Ananta Bhoga Stawa, dimana beliau dikatakan memikul

alam kita ini. Sang Hyang Ananta Bhoga yang tidak lain adalah lapisan kulit bumi,

merupakan tempat terdapatnya bhoga (sandang, pangan, papan) yang tidak

habis-habisnya. Dalam mitologi yang ada di masyarakat, dikenal pula bahwa

Bedawang Nala dililit oleh naga, dan apabila Bedawang Nala ini sampai bergerak

dan naga yang melilitnya terlena, maka terjadilah gempa.

Dalam lontar “Siwagama”, disebutkan bahwa Sang Hyang Trimurti, dalam usaha

beliau membantu manusia, agar tanah, air dan udara ini memberi kesejahteraan,

maka Bhatara Brahma masuk ke bumi menjadi Ananta Bhoga, Bhatara Wisnu

terjun ke air menjadi Naga Basuki dan Bhatara Siwa terbang ke udara menjadi

Naga Taksaka. Sebab itulah Naga Taksaka selalu dilukiskan memakai sayap.

Naga Basuki, dalam Basuki Stawa dilukiskan bahwa ekornya berada di puncaak

gunung dan kepalanya di laut, yang merupakan simbol bahwa gunung adalah waduk

penyimpanan air yang kemudian menjadi sungai dan akhirnya bermuara di laut.

Itulah beberapa mitologi dari penjor yang dihias sedemikian rupa, merupakan

simbol naga. Sanggah yang ditempatkan pada bambu penjor memakai pelepah

kelapa adalah simbol leher dan kepala Naga Taksaka. Gembrong yang dibuat dari

janur atau ambu menggambarkan rambut naga. Sampyan penjor dengan

porosannya, yang berbentuk melengkung, adalah ekor Naga Basuki (simbol

gunung). Sementara hiasan penjor yang terdiri dari gantung-gantungan pala

bungkah, pala gantung, kain dan sebagainya, adalah simbol bulu Naga Ananta

Bhoga sebagai tempat tumbuhnya sandang dan pangan.

Fungsi penjor ini adalah sebagai ucapan terima kasih ke hadapan Ida Sang Hyang

Widhi Wasa yang telah mengutus Sang Hyang Tri Murti untuk menolong umat

manusia dari kelaparan dan bencana.

Page 7: Laporan Kegiatan Lomba Penjor 2008, oleh Ni Putu Yunita Anjaswari. Sekolah Saraswati 1 Kenjeran

Laporan “Kegiatan Lomba Penjor di Pura Segara”, Kenjeran, SurabayaPada hari Minggu, Tanggal 12 Oktober 2008

7Disusun oleh Ni Putu Yunita AnjaswariSekolah Agama Saraswati 1, Kelas VII B

Penjor upacara dengan tanda-tanda lengkap seperti di atas tidak boleh digunakan

kecuali untuk upacara. Sedangkan pepenjoran (penjor hiasan) hendaknya jangan

memakai gantung-gantungan hasil bumi, sanggah, dan sampyan penjor yang berisi

porosan.

3. Tujuan dilaksanakannya Lomba Penjor

Memeriahkan Upacara Piodalan di Pura Segara Kenjeran yang jatuh pada

hari Purnama, sasih Kapat Tahun Icaka 1930, sebagai perwujudan rasa

bhakti dan terima kasih ke hadapan Hyang Widhi Wasa dalam prabawa-

NYA sebagai Hyang Giripati.

Melestarikan budaya dan ajang kreatifitas bagi umat hindu di Surabaya dan

sekitarnya, meningkatkan kesadaran hidup bermasyarakat, beragama dan

beryadnya, menuju keharmonisan Bhuwana agung dan Bhuwana alit

Meningkatkan pengetahuan, pemahaman dan ketrampilan tentang tata cara

pembuatan penjor bagi para peserta lomba dan para siswa Saraswati 1

Kenjeran yang diberi tugas untuk membuat laporan tentang “Kegiatan Lomba

Penjor di Pura Segara- Kenjeran, Surabaya”.

BAB II

PELAKSANAAN LOMBA PENJOR

1. Susunan Acara

a. Daftar Ulang

b. Pengundian No. Urut Peserta

c. Sambutan Ketua Panitia Prof. I Ketut Priya Utama

d. Pelaksanaan Lomba Penjor

e. Pemasangan Penjor

f. Penilaian Oleh Juri

g. Pengumuman Pemenang Lomba

Page 8: Laporan Kegiatan Lomba Penjor 2008, oleh Ni Putu Yunita Anjaswari. Sekolah Saraswati 1 Kenjeran

Laporan “Kegiatan Lomba Penjor di Pura Segara”, Kenjeran, SurabayaPada hari Minggu, Tanggal 12 Oktober 2008

8Disusun oleh Ni Putu Yunita AnjaswariSekolah Agama Saraswati 1, Kelas VII B

2. Hari, Tanggal dan Tempat Pelaksanaan Lomba

Lomba Penjor dilaksanakan pada :

Hari : Minggu

Tanggal : 12 Oktober 2008

Pukul : 11.30 – 18.00

Tempat : Pura Segara Kenjeran, Surabaya

3. Peserta Lomba

Lompa penjor diikuti oleh 17 team, yaitu :

a. Asrama Tirta Gangga j. Lamongan

b. Youth Vikas k. ITS

c. Sektor Sidotopo l UNAIR

d. Sektor Rungkut m. STESIA

e. Sektor Karang Pilang n. UWK

f. Tirta Empul o. UBAYA

g. Karang Taruna Tambak Sari p. Swastika Yuwana

h. Laban q. Shangham Cendikya

i. Bongso, Gresik

4. Peralatan dan Bahan Pembuatan Penjor

A. Peralatan yang diperlukan untuk membuat penjor adalah :

a. Parang/gergaji, digunakan untuk memotong bambu.

b. Pisau Kecil/Cutter, digunakan untuk memotong/mengiris/membuat

ringgitan janur dan memotong tali yang diperlukan.

c. Gunting, digunakan untuk membuat hiasan penjor/lamak.

d. Stapler dan staples, digunakan untuk merangkai janur

e. Linggis/Bambu runcing, digunakan untuk membuat lobang pada tanah

tempat menancapkan penjor.

Page 9: Laporan Kegiatan Lomba Penjor 2008, oleh Ni Putu Yunita Anjaswari. Sekolah Saraswati 1 Kenjeran

Laporan “Kegiatan Lomba Penjor di Pura Segara”, Kenjeran, SurabayaPada hari Minggu, Tanggal 12 Oktober 2008

9Disusun oleh Ni Putu Yunita AnjaswariSekolah Agama Saraswati 1, Kelas VII B

B. Bahan yang diperlukan untuk membuat penjor terdiri dari bahan utama dan

bahan pelengkap.

- Bahan Utama, yaitu :

a. Batang bambu selonjor/utuh yang ujung atasnya melengkung, untuk

batang penjor.

b. Batang bambu pendek ( + 4 meter), untuk membuat tiang dan klatkat

sanggah cerucuk.

c. Tali, untuk ikat-mengikat.

d. Janur dan/atau ambu (daun aren muda), untuk canang, sampyan,

tamiang, porosan, gembrong dan bakang-bakang.

e. Bunga/Kembang, untuk canang, isi sampyan dan hiasan penjor

f. Pala bungkah, pala gantung dan palawija seperti : kelapa, buah-

buahan, padi, jagung, ubi, keladi, dll, untuk gantung-gantungan.

g. Daun pelawa dan/atau daun andongan, digunakan untuk hiasan pada

bagian bawah penjor.

h. Pelepah pinang/pelepah palm/daun ilalang/daun kelapa/daun aren,

untuk penutup/atap sanggah cerucuk

i. Daun aren/daun lontar, untuk membuat Lamak.

j. Porosan dan uang kepeng, untuk kelengkapan penjor.

k. Jajanan kering/ jajanan bungkus, untuk gantung-gantungan.

l. Kain Putih, untuk dipasang pada bagian atas / lengkungan bambu.

- Bahan Pelengkap, untuk memperindah penjor, antara lain :

Kertas timah, pita, untuk tulisan dan hiasan.

Bunga kertas/plastik, untuk hiasan.

Batang pisang, untuk tempat menancapkan/merangkai bunga, buah-

buahan hiasan.

Lem, selotape, spidol warna, dll.

Page 10: Laporan Kegiatan Lomba Penjor 2008, oleh Ni Putu Yunita Anjaswari. Sekolah Saraswati 1 Kenjeran

Laporan “Kegiatan Lomba Penjor di Pura Segara”, Kenjeran, SurabayaPada hari Minggu, Tanggal 12 Oktober 2008

10Disusun oleh Ni Putu Yunita AnjaswariSekolah Agama Saraswati 1, Kelas VII B

7. Proses Pembuatan dan Pemasangan Penjor

- Pertama-tama bambu dibersihkan dengan menggunakan parang/pisau besar

untuk menghilangkan ranting-ranting atau kotoran pada bambu dan bila perlu

dilap dengan serabut kelapa untuk menghilangkan merang yang menempel

pada batang bambu tersebut.

- Untuk mendapatkan ukuran yang ideal, pangkal bambu dapat dipotong

disesuaikan dengan besarnya batang bambu atau ketentuan dari panitia.

Teknik memotong yang baik adalah :

potongan dekat dengan ruas, agar pangkal bambu tidak mudah pecah

ujung potongan adalah menyerupai “” (huruf V terbalik), tujuannya agar

setelah dipasang, penjor tidak mudah berputar oleh tiupan angin.

- Batang bambu yang sudah bersih, bagian atasnya diangkat dan diletakkan

pada tiang penyanggga agar lebih mudah dalam proses penghiasannya,

selanjutnya dililit dengan janur / daun aren, dimulai kira-kira 3 meter dari

pangkal sampai keujung lengkungan.

- Pada waktu bersaman anggota team (wanita) lainnya dapat memulai

membuat/mempersiapkan reringgitan, sampyan, canang & porosan, lamak,

gelung-gelung dan aneka hiasan lainnya.

- Pada bambu yang sudah dililit, dapat dilanjutkan dengan pemasangan

gembrong, daun andongan/plawa, bakang-bakang dari janur/daun lontar,

gantung-gantungan berupa pala bungkah, pala gantung, palawija, rangkaian

bunga dan rangkaian buah serta kain putih.

- Sementara itu anggota team (pria) lainnya dapat membuat “Sanggah

Cerucuk” dengan tiang dari bambu, di atasnya diisi klatkat (anyaman batang

bambu) berbentuk piramida dengan bagian muka berbentuk segitiga, diisi

atap yang dapat dibuat dari daun kelapa/daun ilalang/daun pisang/ pelepah

daun pinang serta pada bagian bawahnya diisi daun/rangkaian janur untuk

alas menaruh canang raka.

Page 11: Laporan Kegiatan Lomba Penjor 2008, oleh Ni Putu Yunita Anjaswari. Sekolah Saraswati 1 Kenjeran

Laporan “Kegiatan Lomba Penjor di Pura Segara”, Kenjeran, SurabayaPada hari Minggu, Tanggal 12 Oktober 2008

11Disusun oleh Ni Putu Yunita AnjaswariSekolah Agama Saraswati 1, Kelas VII B

Tinggi sanggah cerucuk sebelum dipasang disesuaikan kira-kira setinggi

orang dewasa ditambah dengan ujung pangkal yang ditanam (+ 2 Meter).

- Menjelang selesai pembuatan penjor, satu atau dua orang anggota team

harus menyediakan lobang tempat penjor akan ditancapkan. Tempat

penancapan penjor ditetapkan oleh Panitia Lomba sesuai dengan nomor

undian peserta.

- Sampyan yang telah diisi kembang dan porosan selanjutnya dipasang pada

ujung penjor menjelang penjor ditancapkan. Pada penghubung dengan ujung

penjor diisi kain berbingkai dan berisi tulisan þ (OM Kara, ngadeg), sebagai

simbol Ida Sanghyang Widhi Waca. Penjor dipasang/ditancapkan dengan

posisi ujung lengkungan menghadap ke jalan.

- Selesai menancapkan penjor dilanjutkan dengan penancapan Sanggah

Cerucuk dengan muka menghadap kejalan dan dilanjutkan dengan

pemasangan lamak pada bagian depan sanggah cerucuk.

8. Penilaian

A. Team Penilai

Team penilai terdiri dari 1 orang Ketua dan 4 orang Anggota, yaitu :

1. Ketut Dunia : Ketua Team

2. I Made Sudirman : Anggota Team

3. IDKR Ardiyana : Anggota Team

4. IDK Bhayangkara : Anggota Team

5. I Ketut Swastika : Anggota Team

B Aspek Penilaian :

a. Kelengkapan Alat dan Bahan

b. Kekompakan Team dan Ketepatan Waktu

c. Kreatifitas dan Kebersihan

d. Kerapihan, Keserasian dan Keindahan.

Page 12: Laporan Kegiatan Lomba Penjor 2008, oleh Ni Putu Yunita Anjaswari. Sekolah Saraswati 1 Kenjeran

Laporan “Kegiatan Lomba Penjor di Pura Segara”, Kenjeran, SurabayaPada hari Minggu, Tanggal 12 Oktober 2008

12Disusun oleh Ni Putu Yunita AnjaswariSekolah Agama Saraswati 1, Kelas VII B

C. Pelaksanaan Penilaian.

Penilaian dilaksanakan mulai dari persiapan alat dan bahan sampai

pemasangan penjor dan sanggah cerucuk.

Skor penilaian untuk masing-masing aspek adalah menggunakan skala 100

(0 s/d 100). Peserta yang mendapatkan skor tertinggi adalah dinyatakan

sebagai Juara atau Pemenang Lomba.

9. Pengumuman dan Hadiah

Pengumuman pemenang lomba penjor dilaksanakan pada hari yang sama setelah

penskoran dan penjumlahan skor melalui diskusi antara team penilai.

Dari hasil dari penilaian, panitia (seksi lomba penjor) menetapkan juara-juara

atau pemenang lomba sebagai berikut :

Juara I dengan skor 1839 : Team Karang Taruna Tambak Sari

Juara II dengan skor 1837 : Team Karang Taruna Sukolilo

Juara III dengan skor 1830 : Team Karang Taruna Bongso Wetan

Juara Harapan I dengan skor 1824 : Team Karang Taruna Karang Pilang

Juara Harapan II dengan skor 1822 : Team Laban

Juara Harapan III dengan skor 1811 : Team Taruna Banjar Surabaya

Hadiah yang disediakan oleh panitia untuk para pemenang lomba adalah berupa

uang tunai, piala/trophy dan tanda penghargaan. Penyerahan hadiah kepada

para pemenang dilaksanakan pada hari Selasa, tanggal 14 Oktober 2008,

bertepatan dengan hari piodalan dan pentas tari.

BAB III

P E N U T U P

1. Kesimpulan

Semangat umat Hindu di Surabaya dan sekitarnya untuk mengikuti lomba

penjor masih cukup tinggi walaupun ada sedikit penurunan jumlah peserta bila

dibandingkan dengan tahun 2007.

Page 13: Laporan Kegiatan Lomba Penjor 2008, oleh Ni Putu Yunita Anjaswari. Sekolah Saraswati 1 Kenjeran

Laporan “Kegiatan Lomba Penjor di Pura Segara”, Kenjeran, SurabayaPada hari Minggu, Tanggal 12 Oktober 2008

13Disusun oleh Ni Putu Yunita AnjaswariSekolah Agama Saraswati 1, Kelas VII B

Kesiapan, ketrampilan dan kerjasama team para peserta lomba sudah

semakin meningkat. Hal ini terbukti hanya dalam waktu + 5 jam, penjor sudah

selesai dipasang/ditancapkan pada tempat yang telah ditentukan

2. Saran- Saran

Kepada panitia, saya menyarankan agar :

- Mengadakan sosialisasi secara maksimal tentang rencana kegiatan lomba

melalui media yang ada, memberikan informasi yang lebih menarik, guna

menarik minat umat Hindu yang ada di Surabaya dan sekitarnya untuk

mengikuti lomba penjor.

- Memberikan informasi yang lebih jelas kepada para calon peserta tentang

segala hal yang berkaitan dengan rencana kegiatan lomba, termasuk

ketentuan-ketentuan yang akan ditetapkan dalam kegiatan lomba, agar

para calon peserta dapat lebih mempersiapkan diri untuk mengikuti lomba.

- Menempelkan informasi tertulis pada papan informasi atau tempat-tempat

yang strategis di lingkungan pura tentang segala hal yang dianggap perlu

yang berkaitan dengan perlombaan seperti : nama-nama seksi perlombaan,

nama-nama juri, aspek-aspek penilaian, ketentuan penilaian, nama team

yang mendaftar untuk mengikuti perlombaan dan lain-lain, agar para siswa

Saraswati 1 yang diberi tugas oleh guru untuk membuat laporan

mendapatkan informasi yang lebih jelas dan lengkap tanpa harus

mengganggu panitia lomba yang sedang bertugas dan dapat lebih

berkonsentrasi mengadakan pengamatan tentang tata cara pembuatan

penjor.

Kepada guru pemberi tugas, saya menyarankan agar memberikan penjelasan

sebelumnya tentang pokok-pokok atau garis besar isi laporan yang akan

disusun oleh siswa demi keseragaman dan kebenaran susunan laporan yang

akan dibuat.

Page 14: Laporan Kegiatan Lomba Penjor 2008, oleh Ni Putu Yunita Anjaswari. Sekolah Saraswati 1 Kenjeran

Laporan “Kegiatan Lomba Penjor di Pura Segara”, Kenjeran, SurabayaPada hari Minggu, Tanggal 12 Oktober 2008

14Disusun oleh Ni Putu Yunita AnjaswariSekolah Agama Saraswati 1, Kelas VII B

Daftar Bacaan

Buku “Lima Cara Beryadnya”, disusun oleh I Gusti Ketut Widana.

Buku “Ajaran Agama Hindu”, disusun oleh Drs. IB Putu Sudarsana, MBA., M.M.

Himpunan Keputusan Seminar Kesatuan Tafsir Terhadap Aspek-aspek Agama

Hindu (I-XIV).

Buku “Pedoman Perayaan Galungan dan Kuningan”, ditulis oleh Bhagawan Dwija.

Website : http://www.babadbali.com

Website: http://baliguide.biz

Website : http://pojok-bali.blogspot.com

Website : http://www.parisada.org

Website : http://baliblide.blogspot.com

Website : http://stitidharma.org

Page 15: Laporan Kegiatan Lomba Penjor 2008, oleh Ni Putu Yunita Anjaswari. Sekolah Saraswati 1 Kenjeran

Laporan “Kegiatan Lomba Penjor di Pura Segara”, Kenjeran, SurabayaPada hari Minggu, Tanggal 12 Oktober 2008

15Disusun oleh Ni Putu Yunita AnjaswariSekolah Agama Saraswati 1, Kelas VII B

Peserta Lomba, memulai pembuatan Penjor

Peserta Lomba, memulai pembuatan Penjor

Page 16: Laporan Kegiatan Lomba Penjor 2008, oleh Ni Putu Yunita Anjaswari. Sekolah Saraswati 1 Kenjeran

Laporan “Kegiatan Lomba Penjor di Pura Segara”, Kenjeran, SurabayaPada hari Minggu, Tanggal 12 Oktober 2008

16Disusun oleh Ni Putu Yunita AnjaswariSekolah Agama Saraswati 1, Kelas VII B

Panitia Lomba

Pemasangan gantung-gantungan palawija (padi, jagung dll.)

Page 17: Laporan Kegiatan Lomba Penjor 2008, oleh Ni Putu Yunita Anjaswari. Sekolah Saraswati 1 Kenjeran

Laporan “Kegiatan Lomba Penjor di Pura Segara”, Kenjeran, SurabayaPada hari Minggu, Tanggal 12 Oktober 2008

17Disusun oleh Ni Putu Yunita AnjaswariSekolah Agama Saraswati 1, Kelas VII B

Lamak Lamak

Sampyan Sampyan

Page 18: Laporan Kegiatan Lomba Penjor 2008, oleh Ni Putu Yunita Anjaswari. Sekolah Saraswati 1 Kenjeran

Laporan “Kegiatan Lomba Penjor di Pura Segara”, Kenjeran, SurabayaPada hari Minggu, Tanggal 12 Oktober 2008

18Disusun oleh Ni Putu Yunita AnjaswariSekolah Agama Saraswati 1, Kelas VII B

Sanggah Cerucuk Sanggah Cerucuk

Rangkaian Buah pada penjor Bakang-bakang

Page 19: Laporan Kegiatan Lomba Penjor 2008, oleh Ni Putu Yunita Anjaswari. Sekolah Saraswati 1 Kenjeran

Laporan “Kegiatan Lomba Penjor di Pura Segara”, Kenjeran, SurabayaPada hari Minggu, Tanggal 12 Oktober 2008

19Disusun oleh Ni Putu Yunita AnjaswariSekolah Agama Saraswati 1, Kelas VII B

Memasang/menancapkan Penjor

Penjor Terpasang Penjor Terpasang