Upload
fikril-fahmi-muif
View
606
Download
63
Embed Size (px)
DESCRIPTION
praktik gis with qgis
Citation preview
0
LAPORAN KEGIATAN PRAKTIKUM
SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG)
FIKRIL FAHMI
A156130041
ILMU PERENCANAAN WILAYAH
Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan
Fakultas Pertanian
Institut Pertanian Bogor
1
PENGENALAN QGIS
QGIS (sebelumnya dikenal dengan Quantum GIS) merupakan salah satu aplikasi (software) lintas
platform yang berbasis opensource untuk mengolah data Sistem Informasi Geografi (SIG) yang meliputi
kemampuan untuk melihat, mengedit, dan menganalisis data spasial. QGIS dibangun dalam sistem
bahasa komputerisasi C++, dan membuat ekstensi menggunakan library Qt (Wikipedia, 2013). QGIS
yang merupakan aplikasi lintas platform opensource, menggabungkan kemampuan-kemampuan
software opensource spasial lainnya, antara lain GEOS, SQLite, GDAL, GRASS GISS, PostGIS,
PostgreSQL, SEXTANTE, SAGA GIS sehingga memperkaya proses analisis di dalam membangun
sistem informasi geografis. QGIS dapat berjalan pada beberapa sistem operasi seperti Mac OS X, Linux,
Unix, dan Microsoft Windows. QGIS dikelola oleh kelompok aktif pengembang relawan yang secara
teratur memberikan pembaharuan. Saat ini QGIS telah diterjemahkan ke dalam 48 bahasa dan digunakan
secara internasional didalam lingkungan akademik ataupun profesional.
MEMULAI QGIS
Dalam pelatihan / praktikum SIG, penulis menggunakan QGIS versi terbaru yakni QGIS v2.0
Dufour.
Gambar 1. QGIS v2.0 Dufour
Sebelum memulai menggunakan QGIS ada beberapa pengaturan konfigurasi global yang harus
diatur sebagaimana dijelaskan berikut.
Konfigurasi QGIS
Untuk melakukan konfigurasi QGIS masuk ke menu Setting > Option maka akan muncul jendela
sebagaimana gambar 3 berikut.
Gambar 2. Tampilan Jendela Option
2
Setting konfigurasi dibagi menjadi beberapa bagian yakni General, System, Data Sources, Rendering,
Canvas & Legend, Map Tools, Digitizing, GDAL, CRS, Locale, Network. Adapun pengaturan yang harus
diubah sebagaimana terdapat pada tabel 1 berikut.
Tabel 1. Konfigurasi global sistem QGIS
Sumber: Aji Putra Perdana, 2011
Pengenalan Jendela Kerja QGIS
Sebelum memulai latihan ada baiknya jika mengenal dan mengetahui tampilan QGIS dan
fungsi-fungsi dasar toolbar yang ada pada QGIS. Berikut tampilan jendela kerja QGIS.
Gambar 3. Tampilan Jendela QGIS
Pengaturan Setting Nilai Keterangan
Number of features to draw befor
updating the display1000
Diisi nilai 100 agar progress penggambaran peta
kelihatan, terutama untuk data berukuran besar
Make line appear less jagged at the
expense of some drawing performanceaktifkan
Aktifkan opsi ini agar gambar peta kita lebih
halus. Nonaktifkan jika terasa memperlambat
kinerja komputer
Map Tools Mouse Wheel ActionZoom to
mouse cursor
Hal ini dilakukan agar pada saat proses
pembesaran (zoom in/out ) menggunakan
mouse scroller, tampilan peta tidak bergeser
Digitizing Default snap modeto vertex and
segment
Hal ini dilakukan agar dapat melakukan
snapping terhadap segmen, selain terhadap
node
Default snapping tolerance 5 pixel
Pilih pixel agar proses snapping tidak
terpengaruh level pembesaran. Sesuaikan
angka pixel dengan preferensi masing-masing.
Angka 5 cukup memadai berdasarkan
pengalaman
Show marker only for selected features aktifkan
Hal ini dilakukan agar tidak semua node diberi
penanda, yang akan membuat tampilan peta
teralalu padat
Marker style
Semi
transparang
circle
Setting marker style dapat disesuaikan dengan
selera masing-masing
Rendering
1
2
3
4
5
6
7
3
1. Menu Bar, menyediakan akses ke berbagai fitur QGIS menggunakan standar menu hirarkis.
Fitur-fitur tersusun dalam list beserta ikon yang sesuai seperti yang muncul pada toolbar serta
cara pintas dengan menggunakan keyboard.
2. Toolbar, merupakan fitur-fitur QGIS yang diatur dan dikelompokan sesuai dengan fungsi-fungsi
terkait masing-masing yang ditampilkan dalam bentuk ikon. Adapun toolbar yang sering
digunakan antara lain sebagaimana dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 2. Ikon-ikon beserta fungsi yang sering dipergunakan dalam Toolbar QGIS
Toolbar Ikon Nama Fungsi
File new Membuat jendela project baru
open Membuka/memanggil kembali jendela work spce project
save Menyimpan work space project yang telah dibuat
Save as
Meyimpan work space project yang telah dibuat pada jendela project baru
New print composer Membuat layout peta baru
Composer manager
Mengatur composer / layout peta, seperti membuka template layout, membuat template layout baru, menghapus template layout yang telah ada, mengganti nama file layout,
Map Navigation Pan Map
Untuk memindahkan / menggeser fokus / sorot peta tanpa mengubah skala dari peta
Zoom In Memperbesar gambar peta wilayah yang difokuskan / disorot
Zoom Out Memperkecil gambar peta wilayah yang difokuskan / disorot
Zoom Full
Memperbesar seluruh gambar peta hingga ukuran maksimal dari map canvas
Attribute
Select Feature
Berfungsi untuk menyorot satu atau beberapa fitur dalam map canvas. Terdapat beberapa pilihan tools dalam menyorot fitur antara lain; select single feature, select feature by rectangle, polygon, freehand dan select feature by radius
Deselect Feature from All
Layers
Berfungsi untuk menghapus semua fitur yang telah disorot sebelumnya
Select Feature Using an
Expression
Berfungsi untuk menyorot satu atau beberapa fitur dengan menggunakan ekspresi query, memudahkan memilih fitur ketika jumlah fitur berjumlah sangat banyak
Open Attribute Table Menampilkan data-data atribut spasial yang dimiliki oleh masing-masing fitur
Open Field Calculator
Berfungsi untuk melakukan perhitungan/kalkulasi terhadap nilai berbasis atribut yang misalnya perhitungan luas, keliling, panjang, juga dapat digunakan untuk melakukan fungsi query
Measuring Berfungsi untuk menghitung jarak sebenarnya antara jarak yang ditampilkan pada map canvas berdasarkan pendifinisian ellipsoid
Digitizing Toogle Editing Untuk mengaktifkan / mengnonaktifkan fungsi edit pada layer
Save Layer Edits
Berfungsi untuk menyimpan fitur yang telah dibuat pada layer aktif
4
Toolbar Ikon Nama Fungsi
Add Features
Berfungsi untuk membuat fitur baru baik berupa polygon, line ataupun point sesuai dengan tipe layer yang telah didefinisikan sebelumnya (gambar ikon akan mengikuti tipe layer yang telah didefinisikan)
Move Feature (s)
Berfungsi untuk menggeser sebuah fitur baik berupa polygon, line ataupun point
Node Tools Berfungsi untuk editing node, dengan fungsi-fungsi sebagai
berikut:
Menambah node garis atau polygon dengan cara double click pada segmen yang ingin ditambahkan node
Menghapus sebuat node, dengan cara klik node yang akan dihapus kemudian tekan ‘delete’ pada keyboard
Menggeser sebuah node, dengan cara klik node yang akan digeser, kemudian geser ke posisi yang diinginkan
Proses menghapus dan menggeser node dapat dilakukan terhadap lebih dari satu node dengan cara pilih node, kemudian tekan tombol Ctrl pada keyboard dan pilih node
Delete Selected Berfungsi untuk menghapus fitur-fitur yang terseleksi. Proses
seleksi dapat dilakukan dengan mengklik toolbar select features atau dengan menyorot atribut fitur dalam list yang berada pada attribute table
Cut Features Berfungsi untuk menghapus fitur yang terseleksi dan menyimpannya dalam clipboard, untuk nanti dipindahkan ke layer lain. Toolbar cut feature hanya aktif jika ada fitur yang terseleksi
Copy Features Menyimpan fitur yang terseleksi dan menyimpannya dalam
clipboard tanpa menghapus fitur
Paste Features Berfungsi untuk memindahkan fitur-fitur dalam clipboard ke
dalam layer aktif yang sedang diedit
Advance Digitizing
Undo Berfungsi untuk membatalkan perintah sebelumnya
Redo Berfungsi untuk menjalankan kembali perintah sebelumnya
Simplify Feature Berfungsi untuk menyederhanakan fitur line atau polygon dengan cara mengurangi jumlah node. Bentuk line dan polygon hasil penyederhaan akan terlihat lebih kasar. Keuntungan penyederhanaan objek antara lain dapat dibaca / ditulis dan digambar lebih cepat
Add Ring Berfungsi untuk membuat polygon berbentuk cincin, dengan menambahkan satu polygon lagi di dalam polygon yang sudah ada sebelumnya
Add Part Berfungsi untuk membuat polygon multy part. Polygon multy part terdiri dari dua atau lebih polygon tetapi masih dianggap sebagai satu fitur. Contoh, penggambaran wilayah administratif yang wilayahnya berupa pulau-pulau seperti Kepulauan Seribu
5
Toolbar Ikon Nama Fungsi
Delete Ring Berfungsi untuk membuang polygon dalam dari sebuah polygon
berbentuk cincin dengan cara mengklik salah satu node pada polygon dalam
Delete Part
Berfungsi untuk menghapus sebuah polygon yang menjadi bagian dari polygon multy part
Reshape Features Mengubah bentuk polygon atau line dengan cara mengdigitasi dengan mengawali dari satu node dan diakhiri pada node yang lain
Cut Features Memotong polygon atau line yang terseleksi dengan menggunakan sebuah garis sebagai garis pemotong
Merge Selected Features Menggabungkan beberapa fitur, baik point, line, ataupun polygon menjadi satu buah fitur baru. Beberapa kondisi berlaku ketika melakukan penggabungan :
Jika menggabung beberapa point, hasilnya adalah fitur point multy part
Jika menggabungkan dua fitur line yang ujung-ujungnya bertemu, maka hasilnya adalah satu fitur line single part
Jika menggabungkan dua fitur line yang saling terpisah, hasilnya akan berupa sebuah fitur line multy part
Jika menggabungkan fitur polygon yang saling beririsian atau bersentuhan, maka hasilnya adalah satu fitur polygon single part yang batas-batasnya mengikuti batas-batas terluar kedua polygon
Jika menggabungkan dua fitur polygon yang tidak saling beririsan / bersentuhan, maka hasilnya adalah satu fitur polygon multy part
Manage Layer
Add Vector Layer Untuk menampilkan / memanggil data vektor
Add Raster Layer Untuk menampilkan / memanggil data raster
Add PostGis Layer Untuk menampilkan / memanggil data PostGis
Add SpatiaLite Layer Untuk menampilkan / memanggil data SpatiaLite
Add MSSQL Layer Untuk menampilkan / memanggil data MSSQL
Add Oracle Spatial Layer Untuk menampilkan / memanggil data Oracle Spatial
Add Oracle GeoRaster Layer Untuk menampilkan / memanggil data Oracle GeoRaster
Add SQL Anywhere Layer Untuk menampilkan / memanggil data SQL
Add WMS/WMTS Layer Untuk menampilkan / memanggil data WMS / WMTS
Add WCS Layer Untuk menampilkan / memanggil data WCS
Add WFS Layer Untuk menampilkan / memanggil data WFS
Add Delimited Layer Untuk menampilkan / memanggil data Spreadsheets/excel/CSV
New Shapefile Layer Untuk membuat data SHP baru
Create New GPX Layer Untuk membuat data GPX (GPS eXchange) baru
6
3. Layer Panel, berfungsi sebagai map legend yang memuat seluruh list layer didalam project GIS
yang dilakukan. Checkbox dapat digunakan pada setiap entri legenda untuk menampilkan atau
menyembunyikan layer.
4. Browser Panel, memiliki fungsi seperti ARCCATALOG pada software ARCGIS ESRI.
Browser panel di QGIS memudahkan dalam navigasi database. Browser panel memberikan akses
kepada file vektor yang umum digunakan (misal ESRI shapefile atau MapInfo file maupun raster,
database (PostGIS, Oracle, Spatialite atau spasial MSSQL) dan WMS WFS koneksi. Selain itu,
juga dapat melihat data yang digunakan dalam aplikasi GRASS.
5. Map View, merupakan area yang menampilkan peta. Peta yang ditampilkan dalam jendela
tergantung pada lapisan vektor dan raster yang dimuat. Sorot tampilan peta dapat diatur
sedemikian rupa, baik itu melakukan pergeseran fokus tampilan peta, pembesaran ataupun
pengecilan peta sesuai dengan kebutuhan.
6. Toolbox Panel, memiliki fungsi seperti ARCTOOLBOX pada ARCGIS ESRI. Merupakan
sekumpulan geo-algoritma yang digunakan sebagai modul analisis. Modul analisis geoalgoritma
tidak hanya disediakan oleh QGIS tetapi juga disediakan oleh software spasial lainnya (aplikasi
pihak ketiga) antara lain GRASS, SAGA, OTB (Orfeo Tool Box), yang semakin memperkaya
modul analisis QGIS.
7. Status Bar memperlihatkan antara lain; (a) posisi koordinat peta (baik dalam bentuk meter
ataupun derajat decimal) ketika mouse pointer digerakan didalam map view, (b) skala peta dalam
map view. Tampilan skala akan mengikuti jika dilakukan pembesaran ataupun pengecilan peta.
Selain itu, sejak QGIS 1.8 disediakan opsi pemilihan skala dengan standar skala dari 1:500 –
1:1000.000 yang memudahkan didalam proses digitasi, (c) kode EPSG, menunjukkan sistem
proyeksi (CRS) yang digunakan dalam project yang dilakukan juga terdapat ikon proyeksi yang
digunakan untuk membuka jendela pengaturan proyeksi.
LATIHAN 1
Materi pada latihan pertama ini adalah memasukan data dan membangun data baru. Adapun peta
dasar yang digunakan dalam latihan ini adalah Citra Alos desa disekitar Kawasan Kampus IPB yang
telah tergeoreferensi (.tif). Selain Citra Alos juga digunakan data administrasi desa disekitar kawasan
kampus IPB (.shp). Adapun data baru yang akan dibangun adalah tutupan lahan disekitar kawasan
Kampus IPB.
Memasukan Data
Bahan:
1. Citra Alos Desa Disekitar Kawasan Kampus IPB telah tergeoreferensi (.tif)
2. Wilayah Administrasi Desa Sekitar Kawasan Kampus IPB (.shp)
Proses :
1. Untuk memanggil data raster dapat dilakukan dengan cara menekan ikon , maka akan muncul
jendela Open a GDAL Supported Raster Data Source > pilih file raster > Open maka pada panel
layer akan muncul layer raster dan pada map canvas akan terlihat citra alos yang dipanggil.
7
2. Untuk memanggil data vektor dapat dilakukan dengan menekan ikon > muncul jendela add
vector layer > browser > pilih file shp wilayah administrasi kampus IPB > open
3. Maka akan tampil sebagaimana berikut.
Gambar 4. Data raster dan vektor yang telah dimasukkan dalam project QGIS
4. Pada saat membangun data baru nantinya (tutupan lahan), tampilan layer vektor diatas akan
menyulitkan dalam proses digitasi karena tidak terlihat jenis tutupan lahannya, oleh karena itu
layer vektor biasanya pada ArcGis akan dimodifikasi dibuat menjadi transparan (Holow). Adapun
proses modifikasi vektor layer tersebut dalam quantum gis adalah sebagai berikut:
a. Klik 2 kali layer administrasi kawasan kampus IPB (shp) maka akan muncul jendela
Layer Properties. (lihat gambar 5)
b. Pilih Style. Pada Symbol Layer > klik Simple Fill > pada Fill Style pilih No Brush > pada
Border pilih warna yang diinginkan (warna kuning) > OK dan tampilan vektor pun telah
berubah (lihat gambar 6)
Gambar 5. Pengaturan transparansi fitur dalam
QGIS
Gambar 6. Tampilan vektor yang telah
ditransparansi
Membangun Data Baru
Bahan :
1. Administrasi desa disekitar kawasan kampus IPB (.shp)
2. Citra alos desa disekitar kawasan kampus IPB (.tiff)
8
Tujuan : Membuat data penggunaan lahan di Desa Cibanteng dan Benteng
Proses: Adapun proses yang dilakukan sehingga didapatkannya data penggunaan lahan di Desa
Cibanteng dan Desa Benteng adalah sebagai berikut:
Proses Clip
Proses ini digunakan untuk membuat vektor yang akan menjadi basis wilayah yakni Desa
Cibanteng dan Desa Benteng yang akan digunakan dalam membuat data penggunaan lahan. Pada ArcGis
Esri pembuatan data dapat dilakukan dengan cara memilih fitur Desa Cibanteng dengan Desa Benteng
pada layer administrasi desa di sekitar kawasan kampus kemudian di Export. Adapun proses pembuatan
data tersebut di QGIS adalah sebagai berikut:
a. Memilih fitur Desa Cibanteng dengan Desa Benteng dengan cara klik , arahkan kursor pada
Desa Cibanteng dan Desa Benteng, klik kanan mouse + ‘Ctrl’ pada keyboard sorot kedua fitur
tersebut
b. Menu Bar > Vector > Data Management Tool > Geoprocessing Tool > Clip > muncul jendela
Clip > Pada Input Vector Layer pilih layer administrasi kawasan kampus dan hilangkan tanda (x)
> pada Clip Layer isikan administrasi kawasan kampus tetapi berikan tanda (x) dibawahnya
(untuk lebih jelasnya lihat gambar 7) > Output Shapefile > Browse > muncul jendela Save As,
simpan dengan nama file ‘Adm_Ciba_Ben’ dan tempatkan pada folder yang telah ditentukan >
Save > OK > jendela Clip > Yes .
c. Maka pada Panel Layers muncul layer yang baru saja kita buat, dan gambar fitur sebagaimana
dapat dilihat pada Map Canvas (lihat gambar 8)
Gambar 7 Jendela dialog Clip dan pengaturan
dalam membuat basis data Desa
Cibanteng dan Desa Benteng
Gambar 8 Tampilan Panel Layer dan Map
Canvas setelah proses Clip
Proses Digitasi penggunaan lahan
Adapun tahapan proses dalam proses digitasi dapat dijabarkan sebagai berikut:
a. Nonaktifkan layer administrasi desa sekitar kawasan Kampus IPB dengan cara menghilangkan
tanda (x) pada Panel Layer
b. Buat Shapefile Adm_Ciba_Ben menjadi transparan (langkah telah dijelaskan sebelumnya)
9
c. Buat Shapefile baru, klik > jendela New Vector Layer (lihat gambar 9) > pilih Polygon > klik
Specify CRS > jendela Coordinate Reference System Selector (lihat gambar 10) > kolom Filter
isikan sistem proyeksi (WGS 84 / UTM Zone 48S) > klik WGS 84/UTM Zone 48S > OK >
jendela New Vector Layer > panel New Attribute (fungsi panel ini adalah mendefinisikan data
atribut yang akan dimasukan nantinya) > Name isikan ‘Guna_Lahan’ > Type pilih Text Data >
Width isikan besarnya karakter Text Data yang disesuaikan dengan kebutuhan > klik Add to
Attribute List > OK > jendela Save As, simpan beri nama ‘Land_Use’ > Save
Gambar 9. Tampilan jendela dialog New Vector
Layer
Gambar 10. Tampilan jendela dialog Coordinate
Reference System Selector
d. Memulai digitasi > sorot layer ‘Land_Use’ pada Panel Layer > klik > klik > mulai
digitasi > Setiap selesai membuat Polygon, muncul jendela Attribute-Land_Use (lihat gambar
11), dapat diisi langsung astau dapat diabaikan dan mengisi atribut setelah mengdigitasi selesai,
tetapi disarankan untuk langsung memberikan data atribut setiap selesai mengdigitasi sebuah
Polygon > Save Layer Edits > Non-aktifkan setelah selesai melakukan digitasi
Gambar 11. Tampilan jendela Attributes
Proses Joint Attribute by Location
Setelah digitasi selesai maka didapatkan data tutupan lahan, tetapi data atribut belumlah lengkap
karena tidak ada data persebaran dimana penggunaan lahan tersebut berada. Oleh karena itu, dilakukan
satu tahapan proses lagi yakni proses Joint Attribute by Location. Adapun prosesnya adalah sebagai
berikut:
10
a. Sorot layer Adm_Ciba_Ben > klik > jendela Attribute Table (lihat gambar 12), bahwa banyak
data atribut didalamnya, tetapi tidak semuanya dibutuhkan maka kolom-kolom yang tidak
dibutuhkan bisa didelete > klik > klik > jendela Delete Attributes (lihat gambar 13) >
pilih seluruh atribut yang akan dihapus > OK > data atribut telah berubah menjadi yang
diinginkan (lihat gambar 13)
Gambar 12. Tampilan jendela Attribute Table
dan jendela Delete Attribute
Gambar 13. Data atribut layer Adm_Ciba_Ben
setelah dilakukan modifikasi data
atribut
b. Proses Joint Attribute by Location, Menu Bar > Vector > Data Management Tools > Joint
Attribute by Location > jendela Joint Attribute by Location (lihat gambar 14) > kolom Target
Vector Layer pilih ‘Land_Use’ > Joint Vector Layer pilih ‘Adm_Ciba_Ben’ > Browse > jendela
Save As, beri nama file ‘LandUse_Proj’ > Save > jendela Joint Attribute by Location > OK >
jendela dialog Spatial Joint > Yes
c. Muncul layer baru yakni layer LandUse_Proj maka selesai pembangunan data tutupan lahan.
Untuk melihat data atribut klik dan tampil jendela Open Attribute Table dengan data
penggunaan lahan yang telah di joint dengan atribut kecamatan dan desa (gambar 15).
Gambar 14 Tampilan jendela Joint Attribute by
Location
Gambar 15. Tampilan data atribut setelah proses
Joint Attribute by Location
LATIHAN 2
Adapun materi pada latihan kedua ini adalah Editing dan Konversi Data. Pada latihan sebelumnya
telah membuat penggunaan lahan secara parsial (pengerjaan pembuatan data tutupan lahan dibagi
11
kedalam beberapa kelompok kerja) dan pada latihan kedua ini adalah untuk menggabungkannya menjadi
satu kesatuan data penggunaan lahan di Desa di sekitar kawasan kampus IPB dan melakukan editing
serta konversi data. Adapun kegiatan dalam latihan 2 ini dapat dijabarkan berikut.
Mengedit data Penggunaan Lahan di Desa sekitar Kawasan Kampus IPB
Bahan :
Data penggunaan lahan di desa sekitar kawasan kampus IPB :
LandUse_Proj.shp dan adm.shp (Desa Cibanteng dan Desa Benteng)
LandUse_Proj2.shp dan adm_2.shp (Desa Cihideung Hilir, Desa Sinar Sari, dan Desa
Dramaga)
LandUse_Proj3.shp dan adm_3.shp (Desa Ciampea dan Desa Ranca Bungur)
LandUse_Proj4.shp dan adm_4.shp (Desa Cikarawang dan Desa Situ Gede)
LandUse_Proj5.shp dan adm_5.shp (Desa Babakan dan Desa Balungbang Jaya)
Kenapa perlu diedit?
Jika kembali dicermati data penggunaan lahan yang telah disusun ditemui permasalahan dimana
pada data atribut, penggunaan lahan pada desa A ternyata tercantum sebagai penggunaan lahan di desa
B (permasalahan ini ditemui di semua shp penggunaan lahan LandUse_Project – LandUse_Project5)
untuk lebih jelas lihat gambar 16.
Gambar 16 Masalah yang ditemukan pada data atribut dimana penggunaan lahan di Desa A tidak
tercantum tetapi menjadi bagian dari penggunaan lahan di Desa B
Tujuan : Memperbaiki data sehingga data yang dibuat dapat memberikan gambaran penggunaan lahan
yang sebenarnya di wilayah studi
Proses:
1. Memperbaiki data penggunaan lahan layer LandUse_Project (Desa Cibanteng dan Desa Banteng
i. Membuat Clip Penggunaan lahan, sorot layer Adm_Ciba_Ben pada Panel Layer >
klik > sorot Desa Benteng > Menu Bar > Vector > Clip > jendela dialog Clip > Input
pilih LandUse_Project, dan pada Clip Input Layer pilih ‘Adm_Ciba_Ben’ > Output
Shapefile, Browse > jendela Save As, beri nama ‘Clip1’ > Save > Jendela Clip > OK
ii. Lakukan hal yang sama untuk Desa Cibanteng dan beri nama ‘Clip2’
12
iii. Sorot layer Clip1 pada Panel Layer, klik , maka dapat dilihat bahwa terdapat nama
pada penggunaan lahan di desa Benteng terdapat penggunaan lahan Cibanteng yang
seharusnya ini adalah bagian dari penggunaan lahan di Desa Benteng (lihat gambar 17).
Untuk edit pada jendela Attribute Table klik > klik 2 kali pada row yang akan diganti,
ganti ‘Cibanteng’ dengan ‘Benteng’ > > nonaktifkan
Gambar 17 Polygon penggunaan lahan Desa Benteng yang masuk penggunaan lahan
Cibanteng
iv. Lakukan hal yang sama untuk Desa Cibanteng
v. Proses Merge layer Clip1 dengan Clip2 > Processing Toolbox > kolom Search Processing
Toolbox tulis ‘Merge’ > pilih Merge Shapes Layers > jendela Merge Shapes Layer
(Gambar 18) > Main Layer pilih ‘Clip1’ > Additional Layers, klik tombol dengan tanda
(…) > jendela Multiple Selection, beri silang pada ‘Clip2’ > jendela Merge Shapes Layers,
pada kolom Merged Layer klik tombol (…) > Save to File > muncul jendela Save As, beri
nama Guna_Lahan > Save > Run
Gambar 18 Tampilan jendela dialog Merge Shapes Layers
2. Lakukan hal yang sama untuk LandUse_Project2.shp – LandUse_Project5.shp, berikan nama
masing-masing Guna_Lahan2 – Guna_Lahan5 setelah diedit.
13
Menggabungkan data Penggunaan Lahan
Bahan: Vektor Guna_Lahan.shp – Vektor Guna_Lahan5.shp
Tujuan: Menggabungkan seluruh data penggunaan lahan menjadi satu data yang utuh
Proses :
1. Hal yang harus diperhatikan dalam proses penggabungan adalah data atribut yang dimiliki dari
masing-masing data shp yang ada. Adapun karakteristik data atribut dari masing-masing shp
sebagaimana dapat dilihat pada gambar 19.
Gambar 19. Karakteristik data atribut spasial dari Guna_Lahan.shp – Guna_Lahan5.shp
2. Bahwa terdapat perbedaan jumlah data atribut dan perbedaan pendefinisian ‘penggunaan lahan’
yakni :
Guna_Lahan.shp (5 atribut, ‘Tutupan_la’),
Guna_lahan2.shp (6 atribut, ‘Nama_Unsur),
Guna_Lahan3.shp (6 atribut, ‘TutupanLah’),
Guna_Lahan4.shp (6 atribut, ‘Landuse’),
Guna_Lahan5.shp (6 atribut, ‘TL_05’).
3. Dalam proses penggabungan data, pada QGIS yang terpenting adalah urutan dari atribut spasial
adalah sama, sehingga pada saat digabungkan, data penggunaan lahan (apapun pendefinisiannya
yang digunakan) akan terdapat pada satu kolom, begitupun dengan nama kecamatan dan desa.
Karena data atribut kelima data shp telah berurutan yakni ‘penggunaan lahan’, ‘KECNAME’ dan
‘DESANAME’, sedangkan atribut yang lain dapat kita abaikan dan dapat dihapus dari tabel
atribut. Cara menghapus kolom pada Attribut Table, klik > klik > jendela delete column,
hapus atribut (OBJECTID/ID, LAYER_ID, LAYER) > OK > Save Edit > non-aktifkan
4. Proses Merger > Panel Processing Toolbox > Merge Shapes Layers > jendela Merge Shapes
Layers (gambar 20) > Main Layer pilih ‘Guna_Lahan’ > Additional Layers, klik tombol (…) >
jendela Multiple Selection (Gambar 21), beri tanda silang pada Guna_Lahan2 s/d Guna_Lahan5
14
> jendela Merge Shapes Layers > kolom Merged Layer klik tombol (…) > Save to File > jendela
Save As, beri nama ‘Guna_Lahan_Proj’ > Save > Run
Gambar 20. Jendela dialog Merge Shapes Layers Gambar 21. Jendela dialog Multiple Selection
5. Maka pada Panel Layer akan ada satu layer baru dengan nama Merged Layer (rename layer
dengan nama save file, ‘Guna_Lahan_Proj’), maka telah terbangun data penggunaan lahan di
desa sekitar kawasan kampus IPB.
LATIHAN 3
Kegiatan yang dilakukan pada latihan 3 adalah proses query, dimana proses query adalah
membangun relasi database atribut spasial dengan data pendukung lainnya. Data pendukung lainnya
dapat berbentuk file dbf, access, excel, spreadsheet, csv, txt. Pada latihan ketiga data pendukung yang
digunakan adalah data excel / spreadsheet.
Bahan:
1. Guna_Lahan_Proj.shp (vektor penggunaan lahan di desa sekitar kawasan kampus IPB)
2. Data Demografi.xlsx (lihat Tabel 3)
3. Data Sarana_Prasarana.xlsx (lihat Tabel 4)
Tabel 3 Kondisi Demografi di desa sekitar kawasan kampus IPB
Sumber : data Potensi Desa
DESANAMELuas Area
(Ha)
Jumlah
penduduk
laki-laki
Jumlah
penduduk
perempuan
Total
Penduduk
Jumlah
Keluarga
Persentase
keluarga
pertanian
KK tinggal di
Bantaran
Sungai
Tenaga Medis
KK
Penerima
ASKESKIN
CIHIDEUNG HILIR 168.24 4885 4543 9428 2016 20 0 4 825
CIBANTENG 581.27 7431 6942 14373 2487 5 0 3 132
BENTENG 369.33 5585 5373 10958 2267 6 0 9 124
CIAMPEA 861.6 5159 4960 10119 2507 6 0 6 297
SINAR SARI 204.82 3780 3622 7402 1967 35 30 10 638
DRAMAGA 299.39 6042 5441 11483 2668 15 110 10 735
BABAKAN 448.3 5090 5636 10726 3482 5 80 11 512
CIKARAWANG 660.58 4180 4009 8189 1997 62 0 8 700
RANCA BUNGUR 312.31 4175 3886 8061 2241 40 0 8 1507
BALUNGBANG JAYA 154.17 4943 4512 9455 2518 0 54 5 68
SITU GEDE 104.9 4051 3947 7998 2081 20 6 1 862
15
Tabel 4 Jumlah sarana dan prasarana di desa sekitar kawasan kampus IPB
Sumber : data Pontesi Desa
Tujuan : Membangun database dengan mengintegrasikan data excel kedalam data atribut spasial
Proses:
1. Pada QGIS, data excel/spreadsheet tidak bisa langsung diintegrasikan ke dalam data atribut
spasial. Data yang bisa diintegrasikan adalah data dalam bentuk ‘txt’, ‘csv’, ‘wkt’, dan ‘dat’. Pada
latihan ini data excel dikonversikan ke dalam bentuk csv. Adapun caranya adalah Save As file
excel kedalam bentuk file csv. (lihat gambar 22)
Gambar 22 Jendela dialog Save As Excel
2. Langkah selanjutnya adalah integrasi dengan data atribut spasial > klik > jendela Create a
Layer from a Delimited Text File (lihat gambar 23) > Browse, pilih file csv (demografi.csv) > File
Format pilih csv (comma separated values) > Geometry Definition pilih No Attribute (attribute
only table) > OK. Pada Panel Layer akan muncul tabel demografi.
DESANAME TK sd smpsma/
smk
PTN/
PTSPonpes
madrasah
diniyahPosyandu apotek masjid gereja pura vihara pasar
restoran/
kedaitoko penginapan koperasi
CIHIDEUNG HILIR 2 8 1 1 0 7 1 7 0 25 0 0 0 1 23 25 1 0
CIBANTENG 10 9 1 2 0 2 2 11 1 31 0 0 0 0 44 36 2 0
BENTENG 4 3 3 2 0 2 3 10 0 29 3 0 0 6 41 106 0 2
CIAMPEA 2 7 1 0 0 3 2 10 1 23 2 1 1 0 20 60 0 2
SINAR SARI 4 3 1 0 0 1 3 7 0 26 0 0 0 0 56 21 0 2
DRAMAGA 7 3 1 1 0 3 5 8 1 33 0 0 0 0 9 210 0 4
BABAKAN 2 4 3 4 1 2 4 8 1 27 0 0 0 6 112 42 0 0
CIKARAWANG 3 4 1 0 0 1 3 7 0 29 0 0 0 0 21 6 0 0
RANCA BUNGUR 3 5 1 1 0 2 2 7 0 20 3 0 1 0 19 50 0 0
BALUNGBANG JAYA 2 5 1 0 0 0 0 12 0 17 0 0 0 0 6 30 1 0
SITU GEDE 3 5 2 1 0 0 0 11 0 17 0 0 0 0 16 37 0 0
16
Gambar 23 Jendela dialog Create a Layer from a Delimited Text File
3. Setelah terintegrasi maka langkah selanjutnya adalah melakukan join data dengan atribut spasial
> klik 2 kali layer Guna_Lahan_Proj > jendela Layer Properties (lihat gambar 24) > pilih Joins
> klik tombol (+) > jendela Add Vector Join (lihat gambar 25) > Join layer pilih ‘demografi’ >
Join Field dan Target Field pilih ‘DESANAME’ (‘DESANAME’ merupakan data unik yang
menjadi kunci pengait yang mengintegrasikan data atribut spasial dengan database yang akan
dibuat) > OK > jendela Layer Properties > OK
Gambar 24 Joins Layer Properties Gambar 25 Jendela Add Vector Join
4. Proses query telah selesai dilaksanakan. Untuk melihat hasilnya dapat dilihat pada atribut tabel,
bahwa data demografi telah menjadi satu kesatuan atribut spasial Guna_Lahan_Proj
(lihat Gambar 26)
Sebelum Sesudah
Gambar 26 Atribut spasial sebelum dan sesudah dilakukan proses join dengan data csv
5. Lakukan hal yang sama untuk data sarana dan prasarana
17
LATIHAN 4
Materi pada latihan ke empat adalah Geoprocessing, tujuan yang ingin dicapai adalah mengetahui
jenis penggunaan lahan disekitar jaringan jalan dengan area cakupan 50 meter, 100 meter dan 500 meter
disekitar jalan. Adapun proses Geoprocessing yang dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut adalah
Buffer, Intersect, dan Dissolve.
Generalisasi Data
Sebelum melakukan geoprocessing terlebih dahulu dilakukan generalisasi data, karena diketahui
bahwa pada data atribut ternyata ada redudansi data, dimana terdapat nilai atribut atau kelas yang sama
tetapi dengan penamaan yang berbeda. Adapun prosesnya adalah sebagai berikut:
1. Pengecekan Unique Values yang dimiliki atribut spasial > Menu Bar > Vector > Analysis Tools
> List Unique Values > jendela List Unique Values > Input Layer pilih layer hasil proses merge
(Guna_Lahan_Proj) > Target Field pilih data penggunaan lahan > OK > pada Panel Unique
Values muncul list dari atribut spasial penggunaan lahan (lihat gambar 27)
Catatan:
Adapun list atribut spasial dari penggunaan
lahan berjumlah 25 data yakni Hutan /
Semak Belukar, Kampus IPB, Kawasan
IPB, Pemukiman / Tempat Kegiatan,
Permukiman, Perumahan, RTH, Sawah,
Sawah / Tegalan / Ladang ,Sungai, Sungai /
Sempadan / Tubuh Air, Tegalan, Hutan,
industry, jalan raya, kebun, lahan kosong,
lahan terbuka, pemukiman, pepohonan,
perkantoran, perumahan, sawah, situ,
sungai Gambar 27 Tampilan Jendela List Unique Values
2. Setelah mendapatkan list unique values, ternyata ada beberapa atribut spasial yang sama hanya
pendefinisian yang berbeda. Maka setelah digeneralisasi hanya terdapat 13 atribut spasial yakni
Badan Air, Hutan, Industri, Kawasan Kampus IPB, Lahan Terbuka, Pemukiman, Perkantoran,
Perkebunan, RTH, Sawah, Situ.
3. Langkah selanjutnya adalah mengedit data atribut spasial berdasarkan generalisasi yang telah
dilakukan dengan proses sebagai berikut:
i. memilih fitur yang mau diedit > klik > klik > klik > jendela Select by
Expression > klik Fields And Values > klik 2 kali atribut penggunaan lahan > klik tombol
(=) > klik tombol Load all Values > klik 2 kali pada value ‘pemukiman / tempat kegiatan’
> Select , dan atribut yang akan diedit telah terpilih (untuk lebih jelas pengaturan lihat
gambar 28)
18
ii. Klik > jendela field calculator > pilih update existing field > pilih atribut
‘penggunaan lahan’ > pada Function List pilih string > pilih Replace, dimana fungsi
replace memiliki perintah syntax Replace(‘string’, ‘before’, ‘after’) dimana String adalah
atribut yang akan diganti, Before adalah nama string yang akan diganti, dan After adalah
nama atribut yang diinginkan untuk menggantikan nama sebelumnya > berdasarkan
syntax ketik pada panel expression Replace (‘pemukiman / tempat kegiatan’, ‘pemukiman
/ tempat kegiatan’, ‘Pemukiman’) (lihat gambar 29) > OK
Gambar 28 Tampilan jendela Select By
Atribute
Gambar 29 Pengaturan fungsi Replace
pada jendela Field Calculator
iii. Atribut ‘pemukiman / tempat kegiatan’ telah berganti atribut menjadi ‘Pemukiman’
iv. lakukan hal yang sama untuk setiap atribut sesuaikan dengan generalisasi yang telah
dilakukan
Buffer
Proses buffer biasanya digunakan dalam menentukan wilayah yang boleh atau tidak boleh
dibangun misalnya wilayah aliran sungai, penentuan lokasi wilayah TPA, dll. Sedangkan dalam latihan
ini proses buffer digunakan untuk mengetahui jenis penggunaan lahan disekitar jaringan transportasi /
jalan. Adapun jangkaun area yang ingin diketahui adalah wilayah buffer 50 meter, 100 meter dan 500
meter. Adapun prosesnya adalah sebagai berikut:
1. Menu Bar > Vector > Geoprocessing Tools > Buffer > jendela buffer (lihat gambar 30) > Input
Vector Layer pilih layer jalan > Buffer Distance isikan 50 (untuk wilayah buffer 50 meter) >
aktifkan Dissolve Buffer Result > Ouput Shapefile, Browse > Save As beri nama ‘Buffer_50m’ >
OK maka akan muncul layer baru hasil buffer 50 meter
Gambar 30 Tampilan jendela dialog Buffer
19
2. Lakukan hal yang sama untuk 100 dan 500 meter, berikan nama file ‘Buffer_100m’ untuk 100
meter dan ‘Buffer_500m’ untuk 500 meter.
3. Adapun area buffer dari jalan dengan interval 50, 100, dan 500 meter sebagaimana dapat dilihat
pada gambar 31 berikut
Gambar 31 Hasil buffer dengan rentang 50 m, 100 m, dan 500 m
Sebagaimana telah dikemukakan tujuan dari penggunaan buffer ini adalah mengetahui jenis
penggunaan lahan disekitar jalan dengan rentang area 50 m, 100 m, dan 500 m. tetapi hasil buffer
belumlah cukup untuk mengetahi penggunaan lahan karena baru menggambarkan cakupan area buffer,
untuk itu diperlukan proses lainnya yakni proses intersect.
Intersect
Adapun proses intersect adalah sebagai berikut:
1. Menu Bar > Vector > Geoprocessing Tools > Intersect > jendela Intersect (lihat gambar 32) ,
pada input vector layer pilih layer Guna_Lahan_Proj, pada Intersect layer pilih layer hasil buffer
50 m > simpan file dengan klik browse, beri nama ‘Buff_Int_50m’ > Save > jendela Intersect >
OK
Gambar 32 jendela dialog proses intersect
2. Maka muncul layer baru hasil intersect yang memperlihatkan wilayah penggunaan lahan pada
area buffering 50 m
20
3. Lakukan hal yang sama untuk area buffering 100 dan 500 meter dan beri nama masing-masing
‘Buff_Int_100m’ dan ‘Buff_Int_500m’
4. Adapun hasil intersect sebagaimana dapat dilihat pada gambar 33
Gambar 33 Peta penggunaan lahan setelah mengalami proses buffer dan Intersect
Dissolve
Langkah selanjutnya untuk mengetahui jenis penggunaan lahan dan luas dari masing-masing tipe.
Berdasarkan tabel atribut spasial hasil intersect sebelumnya diketahui secara berturut-turut untuk wilayah
buffer 50m, 100m dan 500 m memiliki jumlah fitur 214, 272, dan 424 fitur penggunaan lahan. Untuk
memudahkan mengetahui penggunaan lahan apa saja maka dilakukan proses Dissolve (penyederhanaan).
Adapun prosesnya adalah sebagai berikut:
1. Menu Bar > Vector > Geoprocessing Tools > Dissolve > jendela Dissolve (gambar 34) > Input
Layer Vector pilih layer hasil (‘Buff_Int_50m) > Dissolve Field, pilih atribut penggunaan lahan
> simpan file dengan menekan tombol Browse, beri nama ‘Buff_Int_Diss_50m’> Save > jendela
Dissolve > OK
Gambar 34 Jendela dialog Dissolve
21
2. Maka penggunaan lahan hasil intersect telah tergeneralisasi (Dissolve)
3. Langkah selanjutnya adalah menghitung luas dari penggunaan lahan disekitar jalan, adapun
caranya sebagai berikut:
o klik > klik > klik > jendela Field Calculator > berikan tanda pada Create A
New Field > berikan identitas atribute tabel yang akan dibuat, Name, Tipe, Dan Width >
pilih Geometry > klik Area > pada panel expression akan ada syntax $area tambahkan
penulisan menjadi $area / 10000 > OK
o Pada tabel atribut akan bertambah satu kolom yang merupakan luasan area dari
penggunaan lahan disekitar jalan
4. Lakukan hal yang sama pada penggunaan lahan sekitar jalan dengan nilai buffering 100 dan 500
meter.
Maka setelah rangkaian proses diatas, adapun penggunaan lahan disekitar jalan dan luasan dari
masing-masing tipe penggunaan lahan dapat dilihat pada tabel 5 berikut.
Tabel 5 tipe penggunaan lahan dan luas area di sekitar jaringan jalan
Tipe penggunaan
lahan Wilayah buffer 50 m Wilayah buffer 100 m Wilayah buffer 500 m
----(Ha)---
Kawasan kampus IPB 2.98 6.81 67.42
Badan Air 2.80 9.18 34.07
Hutan 31.75 63.69 211.16
Pemukiman 266.48 475.74 1333.43
Perkantoran 0 0 1.51
Perkebunan 9.18 17.70 108.23
RTH 9.38 21.36 67.14
Situ 1.23 2.05 6.50
Sungai 1.72 4.95 44.77
Sawah 60.89 146.90 769.22
Industri 0.62 1.40 2.81
Lahan Terbuka 13.20 26.56 101.11
LATIHAN 5
Pada latihan terakhir ini adalah membuat Layout peta. Untuk menampilkan peta yang telah dibuat
dalam bentuk layout yang siap untuk dicetak atau diekspor ke dalam bentuk gambar atau lainnya, QGIS
menyediakan fasilitas Composer yang terbagi menjadi dua menu yakni New Print Composer untuk
membuat tampilan layout baru dan Composer Manager untuk mengatur berbagai komposisi layout yang
telah dibuat sebelumnya (membuat, menghapus, mengganti nama composer).
Sebelum memulai membuat Layout ada baiknya untuk melihat menu-menu pada Toolbar
Composer dalam memudahkan membuat Layout peta. Adapun menu-menu Toolbar sebagaimana dapat
dilihat pada Tabel 6.
22
Tabel 6 Ikon-ikon menu pada Toolbar Composer beserta fungsinya
Icon Purpose Icon Purpose Icon Purpose
Save a Project Zoom In Move Item Content
New Composer Zoom Out Group Items
Duplicate Composer Refresh Ungroup Items
Composer Manager
Add New Map Raise Selected Items
Load from Template Add Image Lower Selected Items
Save As Template
Add New Label Move Selected Items to Top
Add New Legend
Move Selected Items to Bottom
Export as Image
Add Scale Align Selected Items Left
Export as SVG
Add Elips / Rectangle / Triangle
Align Selected Items Center
Export as PDF Add Arrow
Align Selected Items Right
Undo Add Attribute Table Align Selected Items Top
Redo
Add HTML Frame
Align Selected Items Center Vertical
Zoom Full
Select / Move Item Align Selected Items Bottom
Sumber: QGIS www.
Adapun langkah kerjanya adalah sebagai berikut:
1) Klik ikon > muncul jendela Composer Title ? isikan nama file Composer yang dibuat > OK
> muncul jendela Composer dengan nama yang telah diberikan (lihat gambar 35)
Keterangan gambar
1. Menu bar
2. Toolbar
3. Map Canvas
4. Panel Composition, berfungsi untuk
mengatur Page Layout, seperti ukuran
kertas, orientasi kertas dll
5. Item Properties, berfungsi untuk
mengatur property dari item-item yang
ditambahkan pada layout
Gambar 35
Tampilan Jendela Composer untuk membuat
Layout peta yang telah dibuat
23
2) Atur penggunaan kertas pada Tab Panel Composition
3) Buat frame sebagai batas dari sajian layout, klik ikon > klik sekali > tahan dan drag dengan
ukuran yang disesuaikan dengan area gambar > klik ikon send to back untuk membawa frame ke
belakang > klik kiri mousepad untuk mengunci posisi frame. Untuk pengaturan frame lebih lanjut
bisa dilakukan dengan memilih Item Propertis dan melakukan pengaturan property dari frame
yang telah dibuat.
4) Tambahkan layer peta, klik ikon (pastikan layer peta yang mau ditambahkan aktif pada map
canvas QGIS) > tahan dan drag dengan ukuran yang disesuaikan pada lokasi yang dikehendaki >
klik kiri mousepad untuk mengunci posisi peta
5) Atur property item peta pada Item Properties, :
i. Skala peta, sesuaikan dengan besar area map yang telah dibuat, dan pastikan seluruh area
termuat dalam area peta. Pada latihan ini skala diatur pada besar skala 1:50.000
ii. Pemberian grid, aktifkan show grid > grid type , pilih solid > interval X dan Y yang
dipergunakan 4500.000 > offset biarkan 000 > frame style , no frame > line style, isikan
width dengan besar 0.75
iii. Pemberian titik koordinat, aktifkan draw coordinates > Format isikan Decimal > atur letak
koordinat ; left (outside frame, vertical), right (outside frame, vertical), Top (outside
frame, horizontal), Bottom (outside frame, horizontal) > distance to map frame
disesuaikan (untuk latihan ini diatur 2) > coordinate precision isikan 2
6) Tahap selanjutnya ialah memberikan kelengkapan peta sesuai aturan yang berlaku antara lain
judul, arah orientasi, skala, legenda dan keterangan lainnya yang diperlukan dalam informasi
peta. Setiap penambahan item, setelah ditambahkan jangan lupa untuk mengunci posisi item
masing-masing agar tidak bergeser.
7) Untuk pengaturan masing-masing item yang dimasukan berada di tab item dengan propertinya
masing-masing.
8) Selanjutnya simpan sebagai template dengan memilih Save as Template
9) Tahap akhir adalah mengekspor layout peta ke dalam bentuk yang diinginkan.
10) Berikut adalah tampilan layout peta dari Penggunaan lahan di IPB (GAMBAR 36)
24
Gambar 36 Peta Penggunaan Lahan Desa sekitar Kawasan Kampus IPB Bogor, Provinsi Jawa Barat