Upload
letuong
View
230
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
LAPORAN KINERJA
DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR
TAHUN 2014
DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR
Jl. Ahmad Yani 118 Surabaya 60231 Website : www.dinkes.jatimprov.go.id
Email : [email protected] Telp./Fax :(031) 8299056
SURABAYA, 2015
PEN GAN TAR
L ap or a nKi n er j aDi n a sK eseh at a nPr ovi n s iJaw aTt mu rT ahu n2 01 4
di bua tsek ali gu ss eb ag a ip er wu ju d a np e r tan gung j aw ab a na ta ski n er ja
p en c ap ai a nvi s id a nmi s iy an gdt emb a nDt n a sK eseh a ta nPr ovi n s iJaw aTi m ur
p ad aT ahu nA n g g ar an201 4 .L ap or a nKi n er j adi su su nse su a id eng a nk e t en tu an
d al amt n s tr uk s jPr e si d e nN om o r2 9T ahu n201 4t en t an gSi st en nA kun t abiti tas
Ki n er j aI n st an s iP em eri nt a h(SAK t P )d a nP er atur a nM ent er iP en d ay agun aan
A p ar a tu rN eg ar ad a nR ef or r n a s iBtr ok r a s iN om o r5 3T ahu n2 01 4t en tang
P etun ju kT ek ni sP eny u sun a nP er j an ji a nKi n er j a ,P el ap or a nKi n er j aD a nR eviu
A ta sL ap or a nKt n er j a.
S ec ar aek st er n ai ,L ap or a nKi n er j am er up ak a nal a tk en d al i ,al a tp enit ai
ki n er j asec ar ak u an ti t ati fd ans eb ag aiwu ju dtr an sp ar an sip el ak san aa ntu g a sd an
f un g s iDi n a sK eseh a ta nPr ovt n siJaw aTi mu rd a tamr an gk am enu j uter wu ju dnya
goo dgov ern anc e .S ed an gk ansec ar ai n t ern al ,L apor a nKi n er jam er up ak a nsaf ah
sa t ual a tev af u a s iun tu km em ac up enj n gk a t a nki n er j aseti a pu ni ty an gad adi
Di n a sK es eh at anPro vi n si Jaw aTi mu r.
K am iuc apk ant eri m ak a st hk ep ad aTi mS AKJ Py an gt el a hm eny et e sai k an
p enyu sun a nL apor a nKi n er j a .K am im eny ad ar id at a mp eny u sun a nL ap or an
K i n er j ai n im asi hb any a kk ek ur an g a nd a nk el em ah an ,un tu ki tu sar a np er b at k an
d ar ib er b ag aipi h ak t erk ai tsan g a tk am ih ar apk an.
Sur ab ay a ,2 7F ebru ar i2 01 5 ^ ^^
K ep al aDi n a sK esehat sff /
P em bi n a U tam a M ady a@ -"NI P. 1 95 6070 3 1 8 331 ^1 001
* * * **
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014
ii
DAFTAR ISI
Halaman
PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
IKHTISAR EKSEKUTIF iii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. LATAR BELAKANG 1
B. MAKSUD DAN TUJUAN 2
C. GAMBARAN UMUM 2
D. DASAR HUKUM 4
E. SISTEMATIKA 4
BAB II PERENCANAAN KINERJA 6
A.RENCANA STRATEGIS : VISI, MISI, TUJUAN,
SASARAN, KEBIJAKAN DAN PROGRAM
6
B. PENETAPAN KINERJA (PK) DAN INDIKATOR KINERJA
UTAMA(IKU)
17
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 21
A. PENGUKURAN KINERJA
B. CAPAIAN KINERJA ORGANISASI
C. REALISASI ANGGARAN
21
22
91
BAB IV PENUTUP 93
KESIMPULAN 96
LAMPIRAN-LAMPIRAN :
A. MATRIKS RENCANA STRATEGIS TAHUN 2009 – 2014
B. INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)
C. PENETAPAN KINERJA (PK) TAHUN 2014 ESELON II
D. PENGUKURAN PENETAPAN KINERJA TAHUN 2014
ESELON II, III DAN IV
E. REALISASI ANGGARAN TAHUN 2014
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014 iii
IKHTISAR EKSEKUTIF
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur sebagai salah satu Satuan Kerja
Perangkat Daerah (SKPD) penanggungjawab teknis pembangunan kesehatan di
Provinsi Jawa Timur, menyelenggarakan kegiatan pemerintahan, pembangunan,
dan kemasyarakatan dengan mengarah pada tujuan yang telah ditetapkan pada
Rencana Strategis (Renstra) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur tahun 2009 –
2014. Untuk mewujudkan tujuan yang ingin dicapai, Dinas Kesehatan Provinsi
menjabarkan tujuan ini ke dalam 9 (sembilan) sasaran, dimana untuk
mewujudkan sasaran telah ditetapkan program operasional dan kegiatan pokok.
Untuk mengukur pencapaian sasaran Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur,
telah ditetapkan indikator pencapaian keberhasilan sasaran sejumlah 40 (empat
puluh) indikator. Diantara indikator yang ada pada tahun 2014 dirumuskan
Indikator Kinerja Utama (IKU), untuk pengukuran 9 (sembilan) sasaran tersebut.
Hasil pengukuran 9 (sembilan) sasaran tersebut adalah sebagai berikut :
1. Meningkatnya kualitas air bersih, sanitasi dasar, higiene sanitasi makanan
minuman serta kualitas kesehatan lingkungan mendapat nilai sangat baik.
2. Meningkatnya pengetahuan dan kesadaran untuk berperilaku hidup bersih
dan sehat (PHBS) serta pemberdayaan masyarakat melalui UKBM ke arah
kemandirian mendapat nilai sangat baik.
3. Meningkatnya akses dan mutu pelayanan kesehatan ibu, bayi, anak,
remaja,lanjut usia, kesehatan reproduksi, kesehatan dasar di Puskesmas dan
jaringannya, balai kesehatan serta pelayanan kesehatan penunjang
mendapat nilai baik.
4. Meningkatnya jangkauan dan kualitas pelayanan kesehatan dengan
kemampuan pelayanan kesehatan gawat darurat yang bisa diakses
masyarakat dan prasarana kesehatan di rumah sakit, rumah sakit khusus,
dan balai kesehatan mendapat nilai sangat baik.
5. Meningkatnya perbaikan gizi masyarakat mendapat nilai baik.
6. Meningkatnya pengelolaan obat, perbekalan kesehatan dan makanan
mendapat nilai baik.
7. Berkembangnya kebijakan dan regulasi bidang kesehatan, sistem informasi
kesehatan dan hukum kesehatan serta pembiayaan kesehatan mendapat
nilai baik.
8. Menurunnya angka kesakitan dan kematian penyakit menular, tidak menular
dan penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi serta
pengamatan penyakit dalam rangka sistem kewaspadaan dini dan
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014 iv
penanggulangan KLB/wabah, ancaman epidemi serta bencana mendapat
nilai baik.
9. Meningkatnya jumlah, jenis, mutu dan penyebaran tenaga kesehatan sesuai
standar mendapat nilai baik.
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur tahun 2014
merupakan laporan capaian kinerja (performance result) selama tahun 2014
yang mengacu pada Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur.
Sesuai dengan Rencana Kinerja Tahunan (RKT) 2014, selama periode
tahun tersebut Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur melaksanakan 9
program ditambah program Pelayanan Administrasi Perkantoran, Program
Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur serta Program Peningkatan
Kapasitas Kelembagaan Pemerintah Daerah. Dari 12 program dijabarkan dalam
72 kegiatan untuk mencapai 9 sasaran strategis dengan sejumlah indikator
sasaran sebagaimana disebutkan di atas.
Capaian kinerja selama tahun 2014 menunjukkan bahwa Dinas
Kesehatan Provinsi Jawa Timur berhasil memenuhi hampir seluruh sasaran
strategis yang ditargetkan (lihat Tabel Laporan Realisasi Pelaksanaan
penetapan Kinerja tahun 2014 dan uraian pada Bab III Akuntabilitas Kinerja).
Seluruh rangkaian program dan kegiatan pada tahun 2014 pada dasarnya dalam
rangka mencapai tujuan pembangunan kesehatan di Provinsi Jawa Timur, yaitu
:
1. Untuk mewujudkan misi ”Menggerakkan pembangunan berwawasan
kesehatan“, maka ditetapkan tujuan: Mewujudkan mutu lingkungan yang
lebih sehat, pengembangan sistem kesehatan lingkungan kewilayahan, serta
menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan.
2. Untuk mewujudkan misi ”Mendorong terwujudnya kemandirian masyarakat
untuk hidup sehat”, maka ditetapkan tujuan: Memberdayakan individu,
keluarga dan masyarakat agar mampu menumbuhkan Perilaku Hidup Bersih
dan Sehat (PHBS) serta mengembangkan Upaya Kesehatan Berbasis
Masyarakat (UKBM).
3. Untuk mewujudkan misi ”Mewujudkan, memelihara dan meningkatkan
pelayanan kesehatan yang bermutu, merata, dan terjangkau”, maka
ditetapkan tujuan:
a. Meningkatkan akses, pemerataan dan kualitas pelayanan kesehatan
melalui Rumah Sakit, Balai Kesehatan, Puskesmas dan jaringannya.
b. Meningkatkan kesadaran gizi keluarga dalam upaya meningkatkan
status gizi masyarakat.
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014 v
c. Menjamin ketersediaan, pemerataan, pemanfaatan, mutu,
keterjangkauan obat dan perbekalan kesehatan serta pembinaan mutu
makanan.
d. Mengembangkan kebijakan, sistem pembiayaan dan manajemen
pembangunan kesehatan.
4. Untuk mewujudkan misi ”Meningkatkan upaya pengendalian penyakit dan
penanggulangan masalah kesehatan”, maka ditetapkan tujuan: Mencegah,
menurunkan dan mengendalikan penyakit menular dan tidak menular serta
masalah kesehatan lainnya.
5. Untuk mewujudkan misi ”Meningkatkan dan mendayagunakan sumberdaya
kesehatan”, maka ditetapkan tujuan: Meningkatkan jumlah, jenis, mutu dan
penyebaran tenaga kesehatan sesuai standar.
Secara umum kendala dan hambatan yang dihadapi pada tahun 2014
adalah faktor dukungan anggaran dan koordinasi lintas sektor serta kebijakan
dukungan anggaran pada tingkat Kabupaten/Kota. Untuk itu perlu advokasi ke
berbagai pihak dan meningkatkan koordinasi lintas sektor sehingga pelaksanaan
pembangunan kesehatan lebih efektif dan tepat sasaran.
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Ketetapan MPR RI Nomor XI/MPR/1998 tentang Penyelenggara Negara yang
Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme merupakan pernyataan kehendak
rakyat untuk mewujudkan perubahan di segala bidang Pembangunan Nasional
sesuai dengan iklim reformasi yang menyentuh seluruh aspek kehidupan berbangsa
dan bernegara. Sebagai tindak lanjut dari Tap MPR tersebut adalah Undang-Undang
Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan bebas
Korupsi, Kolusi dan Nepotisme. Dalam pasal 3 Undang-Undang tersebut dinyatakan
bahwa azas-azas umum penyelenggaraan Negara meliputi asas kepastian hukum,
asas tertib penyelenggaraan Negara, asas kepentingan umum, asas keterbukaan,
asas proporsionalitas, asas profesionalitas dan asas akuntabilitas.
Mengenai asas akuntabilitas, Undang-Undang tersebut menyebutkan bahwa
asas akuntabilitas adalah asas yang menentukan bahwa setiap kegiatan dan hasil
akhir dari kegiatan penyelenggaraan Negara harus dapat dipertanggungjawabkan
kepada masyarakat atau rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi Negara
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Tahun 2014 merupakan laporan
pertanggungjawaban pelaksanaan tugas Kepala Dinas Kesehatan Provinsi selama
tahun 2014 kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah. Laporan Akuntabilitas ini
disusun dalam rangka pelaksanaan Tap MPR Nomor : XI/MPR/1998 dan Undang-
Undang Nomor 28 Tahun 1999 tersebut di atas.
Penyusunan Laporan Kinerja mengacu pada Instruksi Presiden Nomor 29 Tahun
2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP). Instansi
sebagai unsur penyelenggara pemerintahan Negara mulai eselon II wajib
memberikan laporan Akuntabilitas Kinerjanya.
Adapun secara teknis penyusunannya berpedoman pada Peraturan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014
tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja Dan
Reviu Atas Laporan Kinerja.
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014 2
B. MAKSUD DAN TUJUAN
Penyusunan Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur ini
dimaksudkan sebagai wujud pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok dan
fungsi selama tahun 2014. Adapun tujuannya adalah :
a. Memberikan informasi mengenai Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi selama tahun
anggaran 2014.
b. Sebagai bahan evaluasi kinerja serta masukan dalam perencanaan program di
Dinas Kesehatan Provinsi untuk kemudian diharapkan adanya perbaikan kinerja
Dinas Kesehatan Provinsi yang lebih baik di masa mendatang.
c. Menjadikan Dinas Kesehatan Provinsi yang akuntabel sehingga dapat bekerja
secara efisien, efektif dan representative, serta dapat mengakomodir aspirasi
masyarakat dan lingkungan.
d. Terpeliharanya kepercayaan masyarakat kepada pemerintah khususnya Dinas
Kesehatan Provinsi.
C. GAMBARAN UMUM
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur dalam Perda Nomor 9 Tahun 2008
tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi Jawa Timur dipimpin oleh
Kepala Dinas yang dibantu oleh 1 (satu) Sekretaris dan 4 (empat ) Kepala Bidang
terdiri :
1. Bidang Bina Pelayanan Kesehatan
2. Bidang Pengendalian Penyakit dan Masalah Kesehatan
3. Bidang Pengembangan Sumber Daya Kesehatan
4. Bidang Pengembangan dan Pemberdayaan Kesehatan Masyarakat
Setiap Kepala Bidang membawahi 3 (tiga) Kepala Seksi sesuai bidangnya.
Sedangkan Sekretaris dibantu 3 (tiga) Kepala Sub Bagian yaitu Sub Bagian
Penyusunan Program, Sub Bagian Keuangan dan Sub Bagian Tata Usaha.
Dinas Kesehatan Provinsi juga mempunyai Unit Pelaksana Teknis (UPT) yang
bertanggungjawab terhadap pelayanan kesehatan untuk penyakit khusus,
pengembangan pengobatan tradisional, pelatihan petugas kesehatan dan pendidikan
tertentu. UPT tersebut yaitu :
1. Rumah Sakit Kusta Kediri
2. Rumah Sakit Kusta Sumberglagah Mojokerto
3. Rumah Sakit Paru Dungus Madiun
4. Rumah Sakit Paru Jember
5. Rumah Sakit Paru Batu
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014 3
6. Balai Kesehatan Mata Masyarakat Surabaya
7. Balai Pemberantasan dan Pencegahan Penyakit Paru Madiun
8. Balai Pemberantasan dan Pencegahan Penyakit Paru Pamekasan
9. Balai Pemberantasan dan Pencegahan Penyakit Paru Surabaya
10. UPT Materia Medika Batu
11. UPT Akademi Gizi Surabaya
12. UPT Akademi Keperawatan Madiun
13. UPT Pelatihan Kesehatan Masyarakat Murnajati Lawang
Sedangkan Tugas Pokok dan Fungsinya terdiri dari beberapa hal yaitu :
Dalam Perda tersebut Dinas Kesehatan mempunyai tugas melaksanakan urusan
pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan di bidang
kesehatan dan menyelenggarakan fungsi :
(a) perumusan kebijakan teknis di bidang kesehatan;
(b) penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang
kesehatan;
(c) pembinaan dan pelaksanaan tugas sesuai dengan lingkup tugasnya; dan
(d) pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh gubernur.
Untuk melaksanakan tugas dan fungsi tersebut Dinas Kesehatan Provinsi
Jawa Timur mempunyai struktur organisasi yang terdiri dari :
Kepala Dinas
Sekretaris
Bidang Pelayanan Kesehatan
Bidang Pengendalian Penyakit dan Masalah Kesehatan
Bidang Pengembangan Sumber Daya Kesehatan
Bidang Pengembangan dan Pemberdayaan Kesehatan Masyarakat
Kelompok Jabatan Fungsional
Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD).
Penyusunan Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur Tahun
2014 didasarkan pada tugas pokok dan fungsinya yang terdiri dari program-progam
kesehatan seperti tercantum dalam Dokumen Perencanaan Anggaran (DPA) tahun
2014 yang meliputi 9 program, 55 kegiatan ditambah dengan 3 program rutin, 17
kegiatan rutin penunjang, sehingga total ada 12 program dan 72 kegiatan yang
dilaksanakan oleh Sekretariat dan Bidang, yaitu :
1. Sekretariat = 21 kegiatan
2. Bidang Pelayanan Kesehatan = 12 kegiatan
3. Bidang PPMK = 17 kegiatan
4. Bidang PSDK = 15 kegiatan
5. Bidang PPKM = 7 kegiatan
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014 4
D. DASAR HUKUM
Sebagai Dasar Hukum penyusunan Laporan Kinerja adalah :
1. Pasal 4 ayat (i) Undang-Undang Dasar 1945.
2. Ketetapan Majelis Pernusyawaratan Rakyat Republik Indonesia Nomor
XI/MPR/1998 Tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas
Korupsi, Kolusi dan Nepotisme.
3. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 Tentang Penyelenggaraan Negara
yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme.
4. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1999 Tentang
Lembaga Administrasi Negara.
5. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 1999 Tentang
Pengangkatan Ketua Lembaga Administrasi Negara.
6. Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 1998 Tentang
Penyelenggaraan Pendayagunaan Aparatur Negara.
7. Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang
Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP).
8. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi No. 29 tahun 2010.
9. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan
Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja Dan Reviu Atas Laporan Kinerja
E. SISTEMATIKA
Sistematika penulisan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah didasarkan atas
ketentuan yang termuat dalam Surat Keputusan Kepala Lembaga Administrasi
Negara Nomor : 239/IX/6/8/2003 tanggal 25 Maret 2003 dan Peraturan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014
tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja Dan
Reviu Atas Laporan Kinerja dengan susunan sebagai berikut :
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014 5
IKHTISAR EKSEKUTIF
BAB I : PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. MAKSUD DAN TUJUAN
C. GAMBARAN UMUM
D. DASAR HUKUM
E. SISTEMATIKA
BAB II : PERENCANAAN KINERJA
A. RENCANA STRATEGIS : VISI, MISI, TUJUAN. SASARAN,
KEBIJAKAN DAN PROGRAM
B. PENETAPAN KINERJA (PK) DAN INDIKATOR KINERJA
UTAMA (IKU)
BAB III : AKUNTABILITAS KINERJA
A. PENGUKURAN KINERJA
B. CAPAIAN KINERJA ORGANISASI
C. REALISASAI ANGGARAN
BAB IV : PENUTUP
KESIMPULAN
LAMPIRAN – LAMPIRAN :
A. MATRIKS RENCANA STRATEGIS TAHUN 2009 – 2014
B. INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)
C. PENETAPAN KINERJA TAHUN 2014
D. PENGUKURAN PENETAPAN KINERJA TAHUN 2014 ESELON II, III DAN IV
E. REALISASI ANGGARAN TAHUN 2014
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014 6
BBAABB IIII
PPEERREENNCCAANNAAAANN KKIINNEERRJJAA
A. RENCANA STRATEGIS : VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, KEBIJAKAN DAN
PROGRAM
Rencana Strategis atau yang disebut dengan Renstra merupakan suatu
proses perencanaan yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai selama kurun
waktu tertentu berisi visi, misi, tujuan, sasaran, dan strategi yang dilaksanakan
melalui kebijakan dan program Kepala Daerah.
Penyusunan Renstra Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur tahun 2009-2014
disusun berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Provinsi Jawa Timur dan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang
Penyelenggaraan Negara Yang Bersih dan bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 3851) serta Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun
2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi pemerintah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4614 ).
Renstra Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur Tahun 2009–2014 dibuat
berdasar pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun
2009 – 2014 yang ditetapkan dengan Peraturan Gubernur Jawa Timur tanggal 20 Mei
2009 nomor 38 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah (RPJMD) Provinsi Jawa Timur Tahun 2009 – 2014.
Renstra Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur merupakan perencanaan
jangka panjang dan bersifat global yang perlu dijabarkan dalam perencanaan yang
lebih mikro, operasional, dan berjangka pendek dalam satu tahunan berupa Rencana
Kerja Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur.
1. V I S I
Dinas Kesehatan Provinsi Jatim sebagai salah satu dari penyelenggara
pembangunan kesehatan mempunyai visi: ”Masyarakat Jawa Timur Mandiri untuk
Hidup Sehat”. Masyarakat yang mandiri untuk hidup sehat adalah suatu kondisi
dimana masyarakat Jawa Timur menyadari, mau, dan mampu untuk mengenali,
mencegah dan mengatasi permasalahan kesehatan yang dihadapi, sehingga dapat
bebas dari gangguan kesehatan, baik yang disebabkan karena penyakit termasuk
gangguan kesehatan akibat bencana, maupun lingkungan dan perilaku yang tidak
mendukung untuk hidup sehat.
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014 7
2. M I S I
Misi adalah sesuatu yang harus diemban atau dilaksanakan yang merupakan
penjabaran dari visi yang telah ditetapkan.
Berdasarkan Visi Dinas Kesehatan Provinsi, maka misi pembangunan
kesehatan di Jawa Timur adalah :
1. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan
2. Mendorong terwujudnya kemandirian masyarakat untuk hidup sehat
3. Mewujudkan, memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang
bermutu, merata, dan terjangkau
4. Meningkatkan upaya pengendalian penyakit dan penanggulangan masalah
kesehatan
5. Meningkatkan dan mendayagunakan sumberdaya kesehatan
3. TUJUAN
Tujuan adalah sesuatu yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu
1 (satu) sampai dengan 5 (lima) tahun. Tujuan ditetapkan dengan mengacu kepada
pernyataan visi dan misi serta didasarkan pada isu-isu dan analisis strategis.
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur dalam mewujudkan misinya
menetapkan tujuan sebagai berikut :
1) Untuk mewujudkan misi ”Menggerakkan pembangunan berwawasan
kesehatan“, maka ditetapkan tujuan: Terwujudnya mutu lingkungan yang lebih
sehat, pengembangan sistem kesehatan lingkungan kewilayahan, serta
menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan; dengan indikator tujuan
yaitu : Jumlah masyarakat yang dapat mengakses Lingkungan yang sehat
dan bermutu sesuai dengan standar
2) Untuk mewujudkan misi ”Mendorong terwujudnya kemandirian masyarakat
untuk hidup sehat”, maka ditetapkan tujuan: Keberdayaan individu, keluarga
dan masyarakat agar mampu menumbuhkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS) serta mengembangkan Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat
(UKBM); dengan indikator tujuan yaitu : Persentase Rumah Tangga ber
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
3) Untuk mewujudkan misi ”Mewujudkan, memelihara dan meningkatkan
pelayanan kesehatan yang bermutu, merata, dan terjangkau”, maka ditetapkan
tujuan:
a. Meningkatnya akses, pemerataan dan kualitas pelayanan kesehatan
melalui Rumah Sakit, Balai Kesehatan, Puskesmas dan jaringannya.
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014 8
Dengan indikator tujuan yaitu:
1. Rasio Puskesmas per 100.000 penduduk
2. Angka Kematian Bayi per 1000 Kelahiran Hidup
3. Angka Kematian Ibu per 100.000 Kelahiran Hidup
b. Meningkatnya kesadaran gizi keluarga dalam upaya meningkatkan status
gizi masyarakat. Dengan indikator tujuan yaitu :
Persentase penurunan angka Presentase Kurang Gizi pada balita
c. Terjaminnya ketersediaan, pemerataan, pemanfaatan, mutu,
keterjangkauan obat dan perbekalan kesehatan serta pembinaan mutu
makanan. Dengan indikator tujuan yaitu :
Persentase Obat sesuai kebutuhan tersedia
d. Berkembangnya kebijakan, sistem pembiayaan dan manajemen
pembangunan kesehatan, dengan indikator tujuan yaitu :
Persentase Penduduk yang telah terjamin pemeliharaan kesehatan
dengan Sistem Jaminan Kesehatan
4) Untuk mewujudkan misi ”Meningkatkan upaya pengendalian penyakit dan
penanggulangan masalah kesehatan”, maka ditetapkan tujuan: Terwujudnya
Pencegahan, penurunan dan pengendalian penyakit menular dan tidak menular
serta masalah kesehatan lainnya; dengan indikator tujuan yaitu :
a.Persentase ODHA yang mendapat ART
b. Angka Keberhasilan Pengobatan TB
c.Persentase Capaian UCI Desa
5) Untuk mewujudkan misi ”Meningkatkan dan mendayagunakan sumberdaya
kesehatan”, maka ditetapkan tujuan: Meningkatnya jumlah, jenis, mutu dan
penyebaran tenaga kesehatan sesuai standar. Untuk mencapai tujuan tersebut,
maka ditetapkan indikator yaitu :
a. Rasio Dokter per 100.000 penduduk
b. Rasio Tenaga Medis per 100.000 penduduk
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014 9
Tabel : 2.1 Matriks Hubungan antara Misi dan Tujuan
MISI
TUJUAN
INDIKATOR 1. Menggerakkan
pembangunan berwawasan kesehatan
2. Mendorong terwujudnya kemandirian masyarakat untuk hidup sehat
3. Mewujudkan, memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata, dan ter-jangkau
4. Meningkatkan
upaya pengendalian penyakit dan penanggulangan masalah Kes.
5. Meningkatkan
dan mendaya-gunakan sumberdaya kesehatan
I
Terwujudnya mutu lingkungan yang lebih sehat, berkembangnya sistem kesehatan lingkungan kewilayahan, serta menggerakkan pembangunan
berwawasan kes.
1
Jumlah masyarakat yang dapat mengakses Ling-kungan yang sehat dan bermutu sesuai dengan standar
II Keberdayaan individu, keluarga dan masyarakat agar mampu menumbuhkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) serta berkembangnya Upaya Kesehatan Berbasis
Masyarakat (UKBM).
1
Persentase Rumah Tangga ber Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
III
IV
V
VI
Meningkatnya akses, pemerataan dan kualitas pelayanan kesehatan melalui Rumah Sakit, Balai Kesehatan, Puskesmas dan jaringannya. Meningkatnya kesadaran gizi keluarga dalam upaya meningkatkan status gizi masyarakat. Terjaminnya ketersediaan, pemerataan, pemanfaatan, mutu, keterjangkauan obat dan perbekalan kes serta pembinaan mutu makanan. Berkembangnya kebijakan, sistem pembiayaan dan manajemen pembangunan kesehatan.
1
2
3
4
5
6
Rasio Puskesmas per 100.000 penduduk Angka Kematian Bayi per 1000 Kelahiran Hidup Angka Kematian Ibu per 100.000 Kelahiran Hidup Persentase Penurunan Angka Prevalensi Kurang Gizi pada balita Persentase Obat sesuai kebutuhan yang tersedia Persentase penduduk yang telah terjamin pemeliharaan kesehatan dengan sistem Jaminan Kesehatan
VII Terwujudnya pencegahan, penurunan dan pe-ngendalian penyakit me-nular dan tidak menular serta masalah kesehatan lainnya.
1
2
3
Persentase ODHA yang mendapat ART Angka Keberhasilan Pengo- batan TB Persentase Capaian UCI Desa
VIII
Meningkatnya jumlah, je-nis, mutu dan penyebaran tenaga kesehatan sesuai standar.
1
2
Ratio Dokter per 100.000 penduduk Ratio Tenaga Medis per 100.000 penduduk
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014 10
4. S A S A R A N
Sasaran merupakan penjabaran dari tujuan organisasi dan menggambarkan
hal-hal yang ingin dicapai melalui tindakan-tindakan yang akan dilakukan secara
operasional. Rumusan sasaran yang ditetapkan diharapkan dapat memberikan fokus
pada penyusunan program operasional dan kegiatan pokok organisasi yang bersifat
spesifik, terinci, dapat diukur dan dapat dicapai.
Berdasarkan makna penetapan sasaran tersebut maka sampai dengan akhir
tahun 2014, Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur menetapkan sasaran dengan
rincian sebagai berikut :
1. Untuk mewujudkan tujuan ” Terwujudnya mutu lingkungan yang lebih sehat,
berkembangnya sistem kesehatan lingkungan kewilayahan, serta menggerakkan
pembangunan berwawasan kesehatan” maka ditetapkan sasaran: Meningkatnya
kualitas air bersih, sanitasi dasar, higiene sanitasi makanan minuman serta
kualitas kesehatan lingkungan, dengan indikator keberhasilan pencapaian
sasaran :
a. Persentase Akses Sanitasi Dasar yang memenuhi standar
b. Persentase Akses Terhadap Kualitas Air Bersih yang memenuhi standar
2. Untuk mewujudkan tujuan ”Keberdayaan individu, keluarga, dan masyarakat agar
mampu menumbuhkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) serta
berkembangnya Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM)”, maka
ditetapkan sasaran: Meningkatnya pengetahuan dan kesadaran untuk berperilaku
hidup bersih dan sehat (PHBS) serta pemberdayaan masyarakat melalui UKBM
ke arah kemandirian, dengan indikator keberhasilan pencapaian sasaran :
a. Persentase RT ber Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
b. Persentase Posyandu berstrata PURI (Purnama Mandiri)
c. Persentase Desa Siaga Aktif
3. Untuk mewujudkan tujuan ”Meningkatnya akses, pemerataan dan kualitas
pelayanan kesehatan melalui Rumah Sakit, Balai Kesehatan, Puskesmas dan
jaringannya”, maka ditetapkan sasaran:
3.1 Meningkatnya akses dan mutu pelayanan kesehatan ibu, bayi, anak,
remaja,lanjut usia, kesehatan reproduksi, kesehatan dasar di Puskesmas
dan jaringannya, balai kesehatan serta pelayanan kesehatan penunjang
dengan indikator keberhasilan pencapaian sasaran :
a. Angka Kematian Bayi per 1000 Kelahiran Hidup
b. Angka Kematian Ibu per 100.000 Kelahiran Hidup
c. Persentase cakupan Kunjungan Neonatal (KN) Lengkap (%)
d. Persentase cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan
(Linakes)
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014 11
e. Persentase Cakupan Kunjungan Bayi (%)
f. Persentase Cakupan Kunjungan Ibu Hamil (K4) (%)
g. Persentase capaian peserta KB Aktif
h. Persentase Puskesmas yang ada menjadi Puskesmas Rawat Inap
Standar
i. Persentase Puskesmas Rawat Inap yang ada menjadiPuskesmas Rawat
Inap PLUS
j. Persentase Puskesmas PONED sesuai standar
k. Persentase Pustu yang menjadi Pustu Layani Gawat Darurat dan
observasi
l. Persentase Polindes yang berkembang menjadi Ponkesdes
sesuai standar
3.2) Meningkatnya jangkauan dan kualitas pelayanan kesehatan dengan
kemampuan pelayanan kesehatan gawat darurat yang bisa diakses
masyarakat dan prasarana kesehatan di rumah sakit, rumah sakit khusus,
dan balai kesehatan dengan indikator keberhasilan pencapaian sasaran:
a. Persentase Rumah Sakit Pemerintah menyelenggarakan Pelayanan
Obstetri Neonatal Emergency Komprehensif (PONEK) sesuai standar
b. Persentase Rumah Sakit yang Terakreditasi 5 pelayanan dasar
4. Untuk mewujudkan tujuan “Meningkatnya kesadaran gizi keluarga dalam upaya
meningkatkan status gizi masyarakat”, maka ditetapkan sasaran: Meningkatnya
perbaikan gizi masyarakat, dengan indikator keberhasilan pencapaian sasaran:
a. Persentase Balita Dipantau pertumbuhannya
b. Persentase Balita dengan Gizi Buruk
c. Persentase Balita dengan Gizi Kurang
5. Untuk mewujudkan tujuan ”Terjaminnya ketersediaan, pemerataan, pemanfaatan,
mutu, keterjangkauan obat dan perbekalan kesehatan serta pembinaan mutu
makanan”, maka ditetapkan sasaran:
Meningkatnya pengelolaan obat, perbekalan kesehatan dan makanan,
dengan indikator keberhasilan pencapaian sasaran:
a. Persentase Obat sesuai kebutuhan tersedia
b. Persentase Ketersediaan obat dan alat kesehatan untuk penanggulangan
bencana dan KLB
c. Persentase sarana pelayanan kesehatan (sarkes) yang menerapkan layanan
kefarmasian sesuai standar
6. Untuk mewujudkan tujuan “Berkembangnya kebijakan, sistem pembiayaan dan
manajemen pembangunan kesehatan”, maka ditetapkan sasaran:
Dikembangkannya kebijakan dan regulasi bidang kesehatan, sistem informasi
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014 12
kesehatan dan hukum kesehatan serta pembiayaan kesehatan, dengan indikator
keberhasilan sasaran:
a. Persentase penduduk miskin Jatim yang berobat gratis melalui Jamkesda
(Jaminan Kesehatan Daerah)
b. Persentase penduduk yang telah terjamin pemeliharaan kesehatan dengan
sistem Jaminan Kesehatan
c. Persentase pengelolaan Sistem Informasi Kesehatan sesuai dng standar
7. Untuk mewujudkan tujuan ”Terwujudnya Pencegahan, penurunan dan
pengendalian penyakit menular dan tidak menular serta masalah kesehatan
lainnya”, maka ditetapkan sasaran: Menurunnya angka kesakitan dan kematian
penyakit menular, tidak menular dan penyakit-penyakit yang dapat dicegah
dengan imunisasi serta pengamatan penyakit dalam rangka sistem kewaspadaan
dini dan penanggulangan KLB/wabah, ancaman epidemi serta bencana, dengan
indikator keberhasilan pencapaian sasaran:
a. Angka Kesakitan DBD per 100.000 penduduk
b. Persentase korban bencana skala provinsi yang tertangani sesuai standar
c. Angka keberhasilan Pengobatan Penyakit TB
d. Persentase tata laksana penderita Diare sesuai standar
e. Persentase Capaian UCI desa
f. Persentase penderita Kusta telah menyelesaikan pengobatan sesuai standar
g. Persentase ODHA yang mendapatkan ART
h. Angka Capaian API ( Annual Parracite Index) Penyakit Malaria
8. Untuk mewujudkan tujuan meningkatnya jumlah, jenis, mutu dan penyebaran
tenaga kesehatan sesuai standar, maka ditetapkan sasaran: Meningkatnya
jumlah, jenis, mutu dan penyebaran tenaga kesehatan sesuai standar, dengan
indikator keberhasilan sasaran:
a. Persentase Bidan PTT mendapatkan Sertifikasi
b. Persentase Ponkesdes memiliki Tenaga Perawat
c. Persentase Desa/Kelurahan mempunyai Bidan di Desa
d. Persentase Tenaga Kesehatan yang Lulus Uji Kompetensi berizin
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014 13
Tabel : 2.2 Matriks Hubungan antara Tujuan dan Sasaran
TUJUAN
SASARAN Uraian Indikator Uraian Indikator
I
Terwujudnya mutu lingkungan yang lebih sehat, berkembangnya sistem kesehatan lingkungan kewilayahan, serta menggerakkan pembangunan
berwawasan kes.
Jumlah masyarakat yang dapat meng-akses Lingkungan yang sehat dan bermutu sesuai de-ngan standar
1
Meningkatnya kualitas air bersih, sanitasi dasar, higiene sanitasi makanan minuman serta kualitas kesehatan lingkungan,
Persentase Akses Sanitasi Dasar yang memenuhi standar
Persentase Akses Terhadap Kualitas Air Bersih yang memenuhi standar
II
Keberdayaan individu, keluarga dan masyarakat agar mampu menumbuhkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) serta berkembangnya Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat
(UKBM).
Persentase Rumah Tangga ber Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
2
Meningkatnya pengetahuan dan kesadaran untuk berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) serta keberdayaan masyarakat melalui UKBM ke arah kemandirian,
Persentase RT ber Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
Persentase Posyandu berstrata PURI (Purnama Mandiri)
Persentase Desa Siaga Aktif
III
Meningkatnya akses, pemerataan dan kualitas pelayanan kesehatan melalui Rumah Sakit, Balai Kesehatan, Puskesmas dan jaringannya.
Rasio Puskesmas per 100.000 penduduk Angka Kematian Bayi per 1000 Kelahiran Hidup Angka Kematian Ibu per 100.000 Kelahiran Hidup
3
Meningkatnya akses dan mutu pelayanan kesehatan ibu, bayi, anak, remaja,lanjut usia, kesehatan reproduksi, kesehatan dasar di Puskesmas dan jaringannya, balai kesehatan serta pelayanan kesehatan penunjang
a. Angka Kematian Bayi per 1000 Kelahiran Hidup b. Angka Kematian Ibu per 100.000 Kelahiran Hidup c. Persentase cakupan Kunjungan Neonatal (KN) Lengkap (%) d. Persentase cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan (Linakes) e. Persentase Cakupan Kunjungan Bayi (%) f. Persentase Cakupan Kunjungan Ibu Hamil (K4) (%) g. Persentase capaian peserta KB Aktif
h. Persentase Puskesmas yang ada menjadi Puskesmas Rawat Inap Standar i. Persentase Puskesmas Rawat Inap yang ada Menjadi Puskesmas Rawat Inap PLUS j. Persentase Puskesmas PONED sesuai standar k. Persentase Pustu yang menjadi Pustu Layani Gawat Darurat dan observasi
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014 14
l. Persentase Polindes yang berkembang menjadi Ponkesdes sesuai standar
4
Meningkatnya jangkauan dan kualitas pelayanan kesehatan dengan kemampuan pelayanan kesehatan gawat darurat yang bisa diakses masyarakat dan prasarana kesehatan di rumah sakit, rumah sakit khusus, dan balai kesehatan
a. Persentase Rumah Sakit Pemerintah menyelenggarakan Pelayanan Obstetri Neonatal Emergency Komprehensif (PONEK) Sesuai standar b. Persentase Rumah Sakit yang Terakreditasi 5 pelayanan dasar
IV
Meningkatnya kesadaran gizi keluarga dalam upaya meningkatkan status gizi masyarakat.
Persentase Penu-runan Prevalensi Kurang Gizi pada Balita
5
Meningkatnya perbaikan gizi masyarakat
Persentase Balita Dipantau pertumbuhannya
Persentase Balita dengan Gizi Buruk
Persentase Balita dengan Gizi Kurang
V
Terjaminnya ketersediaan, pemerataan, pemanfaatan, mutu, keterjangkauan obat dan perbekalan kesehatan serta pembinaan mutu makanan. .
Persentase Obat sesuai kebutuhan yang tersedia
6
Meningkatnya pengelolaan obat, perbekalan kesehatan dan makanan,
Persentase Obat sesuai kebutuhan tersedia Persentase Ketersediaan obat dan alat kesehatan untuk penanggulangan bencana dan KLB
Persentase sarana pelayanan kesehatan (sarkes) yang menerap-kan layanan kefarmasian sesuai standar
VI Berkembangnya kebijakan, sistem pembiayaan dan manajemen pembangunan kesehatan.
Persentase penduduk yang telah terjamin pemeliharaan kesehatan dengan sistem Jaminan Kesehatan
7
Dikembangkannya kebijakan dan regulasi bidang kesehatan, sistem informasi kesehatan dan hukum kesehatan serta pembiayaan kesehatan
Persentase penduduk miskin Jatim yang berobat gratis melalui Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda)
Persentase penduduk yang telah terjamin pemeliharaan kesehatan dengan sistem Jaminan Kesehatan
Persentase pengelolaan Sistem Informasi Kesehatan sesuai dng standar
VII
Terwujudnya Pencegahan, penurunan dan pengendalian
Persentase ODHA yang mendapat ART
8
Menurunnya angka kesakitan dan kematian penyakit menular,
a. Angka Kesakitan DBD per 100.000 penduduk b. Persentase korban bencana skala provinsi
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014 15
penyakit menular dan tidak menular serta masalah kesehatan lainnya.
Angka Keberhasilan Pengobatan TB . Persentase Capaian UCI Desa
tidak menular dan penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi serta pengamatan penyakit dalam rangka sistem kewaspadaan dini dan penanggulangan KLB/wabah, ancaman epidemi serta bencana,
yang tertangani sesuai standar c. Angka keberhasilan Pengobatan Penyakit TB d. Persentase tata laksana penderita Diare sesuai standar e. Persentase Capaian UCI desa f. Persentase penderita Kusta telah Menyelesaikan pengobatan sesuai standar g. Persentase ODHA yang mendapatkan ARV h. Angka Capaian API ( Annual Parracite Index) Penyakit Malaria
VIII Meningkatkan jumlah, jenis, mutu dan pe-nyebaran tenaga kesehatan sesuai standar.
Ratio Dokter per 100.000 penduduk Ratio Tenaga Medis per 100.000 pendu- duk
9
Meningkatnya jumlah, jenis, mutu dan penyebaran tenaga kesehatan
sesuai standar,
Persentase Bidan PTT mendapatkan Sertifikasi
Persentase Ponkesdes memiliki Tenaga Perawat
Persentase Desa/Kelurahan mempunyai Bidan di Desa
Persentase Tenaga Kesehatan yang Lulus Uji Kompetensi berizin
5. STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
Kebijakan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur dalam mewujudkan tujuan
dan sasaran yang akan dicapai sampai dengan akhir tahun 2014 dirumuskan sebagai
berikut :
1) Dalam rangka mewujudkan misi “Menggerakkan pembangunan berwawasan
kesehatan”, maka ditetapkan kebijakan :
a. Pemantapan Pembangunan berwawasan kesehatan
b. Peningkatan lingkungan sehat
2) Dalam rangka mewujudkan misi “Mendorong terwujudnya kemandirian
masyarakat untuk hidup sehat”, maka ditetapkan kebijakan :
Pengembangan Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM)
3) Dalam rangka mewujudkan misi ”Mewujudkan, memelihara dan meningkatkan
pelayanan kesehatan yang bermutu, merata, dan terjangkau”, maka ditetapkan
kebijakan :
a. Percepatan penurunan kematian ibu dan anak.
b. Peningkatan akses dan kualitas pelayanan kesehatan terutama bagi
masyarakat miskin, daerah tertinggal, terpencil, perbatasan dan kepulauan .
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014 16
c. Penanganan masalah gizi kurang dan gizi buruk pada bayi, anak balita,ibu
hamil dan menyusui
d. Pemenuhan ketersediaan dan pengendalian obat, perbekalan kesehatan dan
makanan.
e. Peningkatan pembiayaan kesehatan dan pengembangan kebijakan dan
manajemen kesehatan.
4) Dalam rangka mewujudkan misi ”Meningkatkan upaya pengendalian penyakit
dan penanggulangan masalah kesehatan”, maka ditetapkan kebijakan :
a. Peningkatan pencegahan, surveilans, deteksi dini penyakit menular, penyakit
tidak menular, penyakit potensial KLB/wabah dan ancaman epidemi yang
dikuti dengan pengobatan sesuai standar
b. Penanggulangan masalah kesehatan lainnya
c. Penanggulangan masalah kesehatan akibat bencana.
5) Dalam rangka mewujudkan misi ”Meningkatkan dan mendayagunakan
sumberdaya kesehatan”, maka ditetapkan kebijakan :
a. Penyediaan tenaga kesehatan di rumah sakit, balai kesehatan, puskesmas
dan jaringannya serta
b. Mendayagunakan tenaga kesehatan yang kompeten sesuai kebutuhan
6. PROGRAM
Sedangkan program yang ditetapkan pada tahun 2014 sebagai berikut :
1. Program Pengembangan Lingkungan Sehat
2. Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan
3. Program Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM)
4. Program Upaya Kesehatan Perorangan (UKP)
5. Program Perbaikan Gizi Masyarakat
6. Program Obat dan Perbekalan Kesehatan
7. Program Kebijakan dan Manajemen Pembangunan Kesehatan
8. Program Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit
9. Program Pemberdayaan Sumberdaya Kesehatan
Selain 9 program utama tersebut ditambahkan 3 program pendukung/rutin,
yaitu :
1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
3. Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Pemerintah Daerah
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014 17
B. PENETAPAN KINERJA (PK) DAN INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)
Setiap sasaran (ada 9 sasaran pada Renstra) telah ditetapkan sejumlah
indikator dan untuk memudahkannya disusunlah Indikator Kinerja Utama (IKU) dan
beberapa indikator untuk program prioritas/Icon Gubernur bidang kesehatan sejumlah
40 indikator. Rumusan tersebut tertuang dalam Penetapan Kinerja (PK) tahun 2014.
Penetapan Kinerja (PK) Tahun 2014, berdasarkan Dokumen Perencanaan Anggaran
(DPA) tahun 2014 mendapatkan anggaran sebesar Rp 87.304.9933.000,- dalam
rangka mencapai 9 sasaran strategis, dengan 12 program, 72 kegiatan dan ratusan
rincian sub kegiatan (terlampir).
Penetapan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur Tahun 2014
dijadikan acuan untuk mengukur Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur
Tahun 2014 dan melaporkannnya dalam Laporan Kinerja. Untuk mengetahui
indikator kinerja dan rencana tingkat capaian (target) dapat dilihat pada tabel dibawah
ini.
Tabel : 2.3 Penetapan Kinerja Tahun 2014 Dinas Kesehatan Provinsi Jatim
TUJUAN
SASARAN
TARGET
Uraian Indikator Uraian Indikator
1
Terwujudnya mutu lingkungan yang lebih sehat, berkembangnya sistem kesehatan lingkungan kewilayahan, serta menggerakkan pembangunan berwawasan kes.
Jumlah masya-rakat yangdapat mengakses Lingkungan yang sehat dan bermutu sesuai dengan standar
1
Meningkatnya kualitas air bersih, sanitasi dasar, higiene sanitasi makanan minuman serta kualitas kesehatan lingkungan,
Persentase Akses Sanitasi Dasar yang memenuhi standar
70
Persentase Akses Terhadap Kualitas Air Bersih yang memenuhi standar
75
II
Keberdayaan individu, keluarga dan masyarakat agar mampu menumbuhkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) serta berkembangnya Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM).
Persentase Rumah Tangga ber Perilaku Hi-dup Bersih dan Sehat (PHBS)
2
Meningkatnya pengetahuan dan kesadaran untuk berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) serta pemberdayaan masyarakat melalui UKBM ke arah kemandirian,
Persentase RT ber Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
70
Persentase Posyandu berstrata PURI (Purnama Mandiri)
52
Persentase Desa Siaga Aktif
75
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014 18
III
Meningkatnya akses, pemerataan dan kualitas pelayanan kesehatan melalui Rumah Sakit, Balai Kesehatan, Puskesmas dan jaringannya.
a.Rasio Puskesmas per 100.000 pendu- duk b.Angka Kematian Bayi per 1000 Kelahiran Hidup c. Angka Kematian Ibu per 100.000 Kelahiran Hidup
3
Meningkatnya akses dan mutu pelayanan kesehatan ibu, bayi, anak, remaja,lanjut usia, kesehatan reproduksi, kesehatan dasar di Puskesmas dan jaringannya, balai kesehatan serta yankes penunjang
a. Angka Kematian Bayi per 1000 Kelahiran Hidup b. Angka Kematian Ibu per 100.000 Kelahiran Hidup c. Persentase cakupan Kunjungan Neonatal (KN) Lengkap (%)
d. Persentase cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan Linakes) e. Persentase Cakupan Kunjungan Bayi (%) f. Persentase Cakupan Kunjungan Ibu Hamil (K4) (%) g. Persentase capaian peserta KB Aktif
h. Persentase Puskesmas yang ada menjadi Puskesmas Rawat Inap Standar i. Persentase Puskesmas Rawat Inap yang ada Menjadi Puskesmas Rawat Inap PLUS j. Persentase Puskesmas PONED sesuai standar k. Persentase Pustu yang menjadi Pustu Layani Gawat Darurat dan Observasi l. Persentase Polindes yang berkembang menjadi Ponkesdes sesuai standar
29,5
80
95
95
90
94
70
24
24
50
10
78
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014 19
4
Meningkatnya jangkauan dan kualitas pelayanan kesehatan dengan kemampuan pelayanan kesehatan gawat darurat yang bisa diakses masyarakat dan prasarana kesehatan di rumah sakit, rumah sakit khusus, dan balai kesehatan
a. Persentase Rumah Sakit Pemerintah menyelenggarakan Pelayanan Obstetri Neonatal Emergency Komprehensif (PONEK) Sesuai standar b. Persentase Rumah Sakit yang Terakreditasi 5 pelayanan dasar
80
70
IV
Meningkatnya kesadaran gizi keluarga dalam upaya meningkatkan status gizi masyarakat.
Persentase Penurunan Prevalensi Kurang Gizi pa-da Balita
5
Meningkatnya perbaikan gizi masyarakat
Persentase Balita Dipantau pertumbuhannya
85
Persentase Balita dengan Gizi Buruk
2
Persentase Balita dengan Gizi Kurang
14,8
V
Terjaminnya ketersediaan, pemerataan, pemanfaatan, mutu, keterjangkauan obat dan perbekalan kesehatan serta pembinaan mutu makanan. .
Persentase Obat sesuai kebutuhan yang tersedia
6
Meningkatnya pengelolaan obat, perbekalan kesehatan dan makanan,
Persentase Obat Sesuai Kebutuhan tersedia
95
Persentase Ketersediaan obat dan alat kesehatan untuk penanggulangan bencana dan KLB
90
Persentase sarana pelayanan kesehatan (sarkes) yang menerapkan layanan kefarmasian sesuai standar
60
VI
Berkembangnya kebijakan, sistem pem-biayaan dan manajemen pembangunan kesehatan.
Persentase penduduk yang telah terjamin pemeliharaan kesehatan dengan sistem Jaminan Kesehatan
7
Dikembangkannya kebijakan dan regulasi bidang kesehatan, sistem informasi kesehatan dan hukum kesehatan serta pembiayaan kesehatan
Persentase penduduk yang telah terjamin pemeliharaan kes dng sistem Jaminan Kes
70
Persentase pengelolaan Sistem Informasi Kesehatan sesuai dng standar
100
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014 20
VII
Terwujudnya Pencegahan, penurunan dan pengendalian penyakit menular dan tidak menular serta masalah kesehatan lainnya.
a, Persentase ODHA yang Mendapat ART b, Angka Keberhasilan Pengobatan TB c. Persentase Capaian UCI Desa
8
Menurunnya angka kesakitan dan kematian penyakit menular, tidak menular dan penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi serta pengamatan penyakit dalam rangka sistem kewaspadaan dini dan penanggulangan KLB/wabah, ancaman epidemi serta bencana,
a. Angka Kesakitan DBD per 100.000 penduduk b. Persentase korban bencana skala provinsi yang tertangani sesuai standar c. Angka keberhasilan Pengobatan penyakit TB d. Persentase tata laksana penderita Diare sesuai Standar e. Persentase Capaian UCI desa f. Persentase penderita Kusta telah Menyelesaikan pengobatan sesuai standar g. Persentase ODHA yang mendapatkan ART h. Angka Capaian API ( Annual Parracite Index) Penyakit Malaria
51
100
90
100
80
90
80
<1 permil
VIII Meningkatkan jumlah, jenis, mutu dan pe-nyebaran tenaga kesehatan sesuai standar.
a.Ratio Dokter per 100.000 penduduk b.Rasio Tenaga Medis per 100.000 penduduk
9
Meningkatnya jumlah, jenis, mutu dan penyebaran tenaga kesehatan sesuai standar,
Persentase Bidan PTT mendapatkan Sertifikasi
100
Persentase Ponkesdes memiliki Tenaga Perawat
100
Persentase Desa/Kelurahan mempunyai Bidan di Desa
100
Persentase TenagaKesehatan yang Lulus Uji Kom-petensi berizin
100
Ratio Dokter per 100.000 penduduk
40
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014 21
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
Akuntabilitas kinerja dalam format Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi
Jawa Timur tidak terlepas dari Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintahan
(SAKIP), fungsi perencanaan (Planning) yang sudah berjalan mulai dari Rencana
Strategis (renstra) yang mengacu pada RPJMD, RKPD maupun Rencana Kinerja
Tahunan, Rencana Kerja dan Anggaran (RKA), Penetapan Kinerja hingga
pelaksanaan pembangunan kesehatan itu sendiri sebagai fungsi actuating dan
kemudian pertanggungjawaban atas pelaksanaan pembangunan sebagai fungsi
controlling.
Pertanggungjawaban kinerja pelaksanaan pembangunan sifatnya terukur,
terdapat standar pengukuran antara yang diukur dengan piranti pengukurannya.
Didalam prosesnya pengukuran dilakukan pada aspek kegiatan, program dan
sasaran. Pada prinsipnya pengukuran dilakukan untuk melihat/mengevaluasi sejauh
mana kegiatan, program, dan sasaran dilaksanakan sesuai dengan arah yang
diinginkan, dengan berbagai piranti perencanaan yang telah dibuat. Piranti
pengukurannya berupa Pengukuran Kinerja.
A. PENGUKURAN KINERJA
Adapun pengukuran Kinerja dilakukan dengan cara membandingkan target
setiap Indokator Kinerja Sasaran dengan realisasinya. Setelah dilakukan
penghitungan akan diketahui selisih atau celah Kinerja (performance gap).
Selanjutnya berdasarkan selisih Kinerja tersebut dilakukan evaluasi guna
mendapatkan strategi yang tepat untuk peningkatan Kinerja dimasa yang akan
datang (performance improvement).
Dalam memberikan penilaian tingkat capaian Kinerja setiap sasaran,
menggunakan skala pengukuran 4 (empat) katagori sebagai berikut :
TABEL : 3.0. Skala Pengukuran Capaian Sasaran Kinerja Tahun 2014
Terdapat dua jenis skala penilaian pengukuran :
a. Bilamana Indikator Sasaran mempunyai makna progres positif, maka skala yang
digunakan sebagai berikut :
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014 22
Skor Rentang Capaian Kategori Capaian
4 Lebih dari 100 % Sangat baik
3 75 % sampai 100 % Baik
2 55 % sampai 75 % Cukup
1 Kurang dari 55 % Kurang
b. Sebaliknya bilamana Indikator Sasaran mempunyai makna progres negatif, maka
skala yang digunakan sebagai berikut :
Skor Rentang Capaian Kategori Capaian
1 Lebih dari 100 % Kurang
2 75 % sampai 100 % Cukup
3 55 % sampai 75 % Baik
4 Kurang dari 55 % Sangat Baik
Persentase dari hasil bagi antara capaian dengan target yang dimasukkan ke
dalam skala penilaian tersebut menghasilkan besaran Skor Indikator.
Penjumlahan beberapa besaran Skor Indikator dan dibagi dengan jumlah
Indikator dalam satu Sasaran, menghasilkan besaran Skor Sasaran ; seterusnya
penjumlahan beberapa besaran Skor Sasaran dan dibagi dengan jumlah Sasaran
dalam satu Tujuan, menghasilkan besaran Skor Tujuan.
B. CAPAIAN KINERJA ORGANISASI
Pengukuran kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur tahun 2014
menggunakan metode yang diatur dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk
Teknis Penyusunan Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja Dan Reviu Atas Laporan
Kinerja.
Hasil capaian kinerja beserta evaluasi setiap tujuan dan sasaran Dinas
Kesehatan Provinsi Jawa Timur tahun 2014 disajikan sebagai berikut menurut
program :
B.1. Program Lingkungan Sehat
A. Kegiatan Dalam Program Lingkungan Sehat
Dalam rangka mencapai misi “Terwujudnya Mutu Lingkungan Yang Lebih
Sehat , Pengembangan Sistem Kesehatan Lingkungan Kewilayahan serta
Menggerakkan Pembangunan Berwawasan Kesehatan” dan tujuan
“Terwujudnya Mutu Lingkungan Yang Lebih Sehat , Pengembangan Sistem
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014 23
Kesehatan Lingkungan Kewilayahan serta Menggerakkan Pembangunan
Berwawasan Kesehatan” maka dilaksanakan Program Lingkungan Sehat.
Program Lingkungan Sehat didukung oleh 4(empat) kegiatan yaitu (1)
Pengembangaan Sarana SAPL Melalui Participatory, (2) Penyediaan sarana air
bersih dan sanitasi dasar, (3) Penyehatan Lingkungan dan (4) Peningkatan
upaya pengamanan limbah cair dan padat.
B. Sasaran
Program Lingkungan Sehat dengan sasaran “Meningkatnya pengetahuan
dan kesadaran untuk berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) serta
keberdayaan masyarakat melalui Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat
(UKBM) ke arah kemandirian”; indikator sasaran sebagai berikut:
a. Persentase Akses Sanitasi dasar yang memenuhi standar
b. Persentase Akses terhadap kualitas Air Bersih yang memenuhi
C. Anggaran Belanja
Pada tahun anggaran 2014, Program Lingkungan Sehat mendapatkan
alokasi anggaran belanja sebesar Rp. 2.000.000.000,00 dengan realisasi belanja
sebesar Rp 1.823.158.741,00 atau sebesar 91.16 %.
Tabel 3.1. TUJUAN 1 dan SASARAN 1.1.
TUJUAN 1 SASARAN 1.1.
Terwujudnya Mutu Lingkungan yang Lebih Sehat , berkembangnya Sistem Kesehatan Lingkungan Kewilayahan , serta menggerakkan Pembangunan Berwawasan Kesehatan
Meningkatnya Kualitas Air Bersih, serta
Sanitasi Dasar, Higiene Sanitasi Makanan
dan Minuman, serta Kualitas Kesehatan
Lingkungan
Indikator kinerja, target dan reaslisasi dari sasaran ini disajikan dalam
tabel 3.2. sebagai berikut :
TABEL : 3.2. Pengukuran Kinerja Sasaran Meningkatnya Kualitas Air
Bersih, serta Sanitasi Dasar, Higiene Sanitasi Makanan dan
Minuman, serta Kualitas Kesehatan Lingkungan
NO INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET REALISASI (%)
1
Persentase akses sanitasi dasar
yang memenuhi standar
70 % 77,85 % 111,21
2 Persentase akses terhadap
kulaitas air bersih yang
memenuhi standar
75 % 81 % 108,00
Rata-Rata Persentase Capaian Sasaran 109,61
KATEGORI CAPAIAN : SANGAT BAIK
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014 24
Berdasarkan tabel 3.2, Indikator Kinerja Utama Program Penyehatan
Lingkungan adalah persentase akses sanitasi dasar yang memenuhi syarat sanitasi
dan persentase akses terhadap kualitas air bersih yang memenuhi standar. Untuk
Tahun 2014, persentase akses sanitasi dasar yang memenuhi syarat sanitasi
mencapai 77,85% atau sebanyak 8.333.464 Kepala Keluarga (KK) dari target KK
yang ada yaitu 10.704.514 KK. Pencapaian ini melebihi target KK 70% atau targetnya
adalah sebanyak 7.493.159 KK yang mengakses sanitasi dasar yang memenuhi
syarat sanitasi jauh lebih tinggi dibanding targetnya yaitu sebesar 70% = 7.493.159
KK.
Sedangkan indikator persentase akses terhadap kualitas air bersih yang
memenuhi syarat sanitasi untuk Tahun 2014 mencapai 81% atau sebanyak
8.670.655 KK yang mengakses air bersih yang berkualitas dan memenuhi syarat
sanitasi. Hal ini dapat memenuhi target yaitu sebesar 75% atau 8.028.385 KK
menjadi target agar dapat mengakses kualitas air bersih yang memenuhi syarat
sanitasi pada Tahun 2014.
Target dan realiasi kinerja diatas, dicapai dengan pelaksanaan kegiatan :
(1) Pengembangaan Sarana SAPL Melalui Participatory,
(2) Penyediaan sarana air bersih dan sanitasi dasar,
(3) Penyehatan Lingkungan
(4) Peningkatan upaya pengamanan limbah cair dan padat.
Pengembangaan Sarana SAPL Melalui Participatory bertujuan untuk
meningkatkan akses jamban sehat pada masyarakat di Jawa Timur dan menambah
jumlah Desa dan Kecamatan bebas ODF (open defecation free/bebas buang tinja
disembarang tempat); dengan sasaran Desa/Kecamatan yang belum bebas ODF dan
Komunitas masyarakat yg masih belum bebas ODF. Dari 7.753 Desa yang ada di
Jatim, sebanyak 4.410 Desa yang STBM dan 2.106 Desa yang bebas ODF dan dari
661 Kecamatan, ada 64 Kecamatan yang sudah bebas ODF. Pelaksanaan Kegiatan
Pengembangan Sarana SAPL melalui Partisipatori diantaranya melalui peningkatan
akses jamban sehat (STBM Pilar -1),monitoring dan evaluasi peningkatan akses
jamban (STBM pilar-1) dan pemicuan di sekolah.
Kegiatan Penyediaan sarana air bersih dan sanitasi dasar bertujuan secara
umum untuk meningkatkan kualitas air minum yang dikonsumsi oleh masyarakat dan
secara khusus mempunyai tujuan terlaksananya pengawasan sarana air minum
(Inspeksi Sanitasi), terlaksana pengawasan kualitas minum (DAM, PDAM dan Non
PP) dengan uji petik pemeriksaan secara laboratorium untuk parameter mikrobiologi,
terlaksana pertemuan Jejaring sector terkait, Peningkatan Pengetahuan Pengawasan
Kualitas Air Minum dan Pertemuan Pengelolaan Air Minum Rumah Tangga (PAM
RT). Kegiatan Penyediaan sarana air bersih dan sanitasi dasar dengan sasaran
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014 25
akses air minum yang berkualitas, kualitas air minum memenuhi syarat dan
pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan air minum tingkat rumah tangga.
Akses Air Bersih Sehat semakin tahun semakin meningkat dan pada tahun 2014
sudah bisa memenuhi target yaitu sudah 81% atau sebesar 8.670.655 KK.
Pencapaian ini dapat melampaui target yang ditetapkan yaitu sebesar 75% atau
sejumlah 8.028.385 KK.
Kegiatan Penyehatan Lingkungan bertujuan untuk meningkatkan jumlah
Tempat-Tempat Umum (TTU) dan Tempat Pengolahan Makanan (TPM) laik sehat,
meningkatnya jumlah rumah sehat dan meningkatkan jumlah Kabupaten/Kota yang
mengadopsi pendekatan program Kabupaten/Kota Sehat; dengan sasaran TTU Laik
Sehat, TPM Laik Sehat, Rumah memenuhi syarat kesehatan dan Kabupaten/Kota
mengadopsi program Kabupaten/Kota Sehat. Kegiatan penyehatan lingkungan sudah
dapat mencapai target yang ditetapkan dengan realiasi sebesar 77.4% untuk Tempat
pengelolaan makanan sehat mencapai 77,54 % dari 47.795 TPM yang ada di Jawa
Timur. Sedangkan untuk tempat-tempat umum sehat mencapai 75,06 % dari 2.458
TTU yang ada. Kegiatan Penyehatan Lingkungan juga melakukan upaya
peningkatan hygiene sanitasi TTU pada 5 Kabupaten, Food security berbasis
masyarakat dengan dan Industri Rumah Tangga Peningkatan sanitasi perumahan
dengan pendekatan klinik sanitasi pada 7 Kabupaten/Kota, Peningkatan sanitasi
perumahan pada keluarga risiko tinggi penyakit berbasis lingkungan di 10 Kabupaten,
Peningkatan Sanitasi Kota Sehat pada 26 Kabupaten/Kota, Terbinanya 26
Kabupaten/Kota yang mengadopsi Kabupaten/Kota Sehat. Kabupaten/Kota sehat
adalah program unggulan dalam agenda dua tahunan di Bidang Kesehatan.
Kabupaten/Kota sehat mengakomodasi dan mengkoordinasikan berbagai program di
tingkat Kabupaten dan Kota (dengan peran aktif masyarakat), sehingga terjadi
sinkonisasi dan mempunyai daya ungkit besar terhadap kriteria sehat pada segala
sektor dan bidang.
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014 26
Tabel 3.3. Capaian kinerja kegiatan Kabupaten/Kota Sehat Tahun 2012-2014
NO KABUPATEN/
KOTA
TAHUN 2012 TAHUN 2013 TAHUN 2014
JMLH
TATANAN PENGHARGAAN
JMLH
TATANAN
PENGHARGAAN
DARI MENKES
JMLH
TATANAN
PENGHAR
GAAN
1 Kota Probolinggo 6 Gub. Prov Jatim 6 SWASTISABA
WISTARA 6
Gub. Prov
Jatim
2 Kota Pasuruan 4 Gub. Prov Jatim
4 SWASTISABA
WIWERDA 4
Gub. Prov
Jatim
3 Kab. Lumajang 8 Gub. Prov Jatim
8 SWASTISABA
WISTARA 8
Gub. Prov
Jatim
4 Kota Kediri 6 Gub. Prov Jatim
6 SWASTISABA
WISTARA 6
Gub. Prov
Jatim
5 Kota Malang 6 Gub. Prov Jatim
6 SWASTISABA
WISTARA 6
Gub. Prov
Jatim
6 Kab. Ngawi 6 Gub. Prov Jatim
6 SWASTISABA
PADAPA 6
Gub. Prov
Jatim
7 Kab.
Tulungagung 7
Gub. Prov Jatim 7
SWASTISABA
WISTARA 7
Gub. Prov
Jatim
8 Kab. Pacitan 6 Gub. Prov Jatim
6 SWASTISABA
WIWERDA 6
Gub. Prov
Jatim
9 Kab. Lamongan 4 Gub. Prov Jatim
4 SWASTISABA
PADAPA 4
Gub. Prov
Jatim
10 Kab. Sampang 2 Gub. Prov Jatim
2 SWASTISABA
PADAPA 2
Gub. Prov
Jatim
11 Kab. Magetan 5 Gub. Prov Jatim
5 SWASTISABA
WIWERDA 5
Gub. Prov
Jatim
12 Kab. Madiun 2 Gub. Prov Jatim
2
2 Gub. Prov
Jatim
13 Kota Blitar 4 Gub. Prov Jatim
4 SWASTISABA
PADAPA 4
Gub. Prov
Jatim
14 Kota Surabaya 8 Gub. Prov Jatim
SWASTISABA
PADAPA 8
Gub. Prov
Jatim
15 Kab. Malang 2 Gub Jatim SWASTISABA
PADAPA
2 Gub Jatim
16 Kab. Sidoarjo 2 Gub Jatim 2 Gub Jatim
17 Kab. Pamekasan 2 Gub Jatim 2 Gub Jatim
18 Kab. Trenggalek 2 Gub Jatim 2 Gub Jatim
19 Kab. Magetan 7 Gub Jatim
20 Kab. Ponorogo 2 Gub Jatim
21 Kab. Situbondo 3 Gub Jatim
22 Kab. Gresik 2 Gub Jatim
24 Bondowoso 2 Gub Jatim
25 Jombang 2 Gub Jatim
26 Bojonegoro 2 Gub Jatim
Sumber: Data Kegiatan Seksi Penyehatan Lingkungan
Berdasarkan Tabel 3.3. terlihat bahwa pada Tahun 2014 untuk kegiatan
Kabupaten/Kota Sehat sebanyak 26 Kabupaten/Kota (68.4% dari 38 Kabupaten/Kota)
yang mendapatkan penghargaan dari Gubernur Jawa Timur
Sedangkan untuk kegiatan Peningkatan Upaya Pengamanan Limbah Cair dan Padat
bertujuan untuk meningkatkan Kabupaten/Kota melakukan pengelolaan limbah cair dan
padat serta melakukan pengawasan terhadap keracunan pestisida; dengan sasaran
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014 27
Kabupaten/Kota melakukan program pengelolaan limbah cair dan padat dan
Kabupaten/Kota melakukan pengawasan terhadap keracunan pestisida. Peningkatan
Upaya Pengamanan Limbah Cair dan Padat berupaya melakukan Peningkatan pengelolaan
limbah padat (sampah) rumah tangga pada 10 Kabupaten/Kota, Peningkatan Pengetahuan
SDM (petugas laboratorium) tentang Pemantauan pajanan pestisida pada penjamah
pestisida. Pemantauan dampak kualitas lingkungan dan kualitas lingkungan udara pada 10
Kabupaten/Kota.
D. Permasalahan
Permasalahan yang ditemui pada masing-masing kegiatan adalah sebagai
berikut:
1) Pengembangaan Sarana SAPL Melalui Participatory
a) Belum semua Kepala Daerah mengeluarkan Kebijakan tentang STBM.
b) Dukungan anggaran dari Pemkab/Pemkot untuk STBM sangat terbatas.
c) Efektifitas pemicuan belum maksimal.
d) Keterlibatan peran swasta masih rendah khususnya dalam pemasaran sanitasi
2) Penyediaan sarana air bersih dan sanitasi dasar
a) Program Kesehatan Lingkungan, dituntut untuk mendukung pencapain Goals
7 MDGs. tetapi dukungan dana dari Pemerintah Kabupaten/Kota untuk
program Penyehatan Lingkungan sangat kurang , bahkan ada beberapa
Kabupaten dananya tidak ada ( Nol).
b) Kualitas air minum perpipaan (PDAM) masih rendah berdasarkan hasil uji
petik pemeriksaaan air PDAM th 2014 dari 670 sampel yang memenuhi syarat
baru 72 % sesuai dengan Permenkes 492 tahun 2010 yang mensyaratkan
bakteri e-coli = 0, air DAM dari 302 sampel yang memenuhi syarat 77,13 %.
Sedangkan target yang harus dicapai tahun 2015 adalah 90 %
c) Komitmen bahwa semua PDAM Kabupaten/Kota menjadi air minum masih
sulit untuk diwujudkan karena membutuhkan biaya yang sangat besar
sedangkan untuk saat ini hampir seluruh PDAM Kabupaten/Kota baru
menghasilkan produk kualitas sebagai air bersih belum air siap minum
3) Penyehatan Lingkungan
a) Belum semua Kabupaten/Kota mengadopsi program Kabupaten/Kota Sehat
b) Kabupaten/Kota yang telah mengadopsi program Kabupaten/Kota Sehat tidak
semua aktif
c) Penyakit berbasis Lingkungan masih menjadi masalah utama penyakit yang
ada dimasyarakat, dan belum semua Kabupaten/Kota melakukan pendekatan
klinik sanitasi.
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014 28
d) Belum semua TTU memenuhi syarat kesehatan
e) Belum semua TPM memenuhi syarat kesehatan dan masih adanya keracunan
makanan akibat pengelolaan makanan yang tidak hygienis
4) Peningkatan upaya pengamanan limbah cair dan padat.
a) Masih rendahnya kesadaran masyarakat untuk menerapkan praktik Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
b) Masih terbatasnya sarana pengolahan limbah yang layak terutama di lokasi
industri rumah tangga.
c) Masih terbatasnya kapasitas pemerintah Kabupaten/Kota untuk menangani
sektor pengawasan dampak kualitas lingkungan terhadap kesehatan, padahal
pengawasan dampak kualitas lingkungan terhadap kesehatan menjadi
kewenangan pemerintah kabupaten/Kota.
d) Sangat variatifnya kebijakan masing-masing daerah, mengakibatkan beberapa
program Penyehatan Lingkungan seperti Pembinaan dan Pengawasan
Kualitas Limbah Cair dan Padat Sarana Pelayanan Kesehatan tidak masuk
program prioritas sehingga kegiatan ini terabaikan.
F. Upaya Pemecahan Permasalahan
Upaya pemecahan permasalahan yang akan dilaksanakan berdasarkan
kegiatan adalah sebagai berikut:
1) Pengembangaan Sarana SAPl Melalui Participatory
a) Advokasi kebijakan dan anggaran untuk STBM secara berjenjang dan
berkesinambungan.
b) Peningkatan kapasitas fasilitator pemicuan melalui workshop, training,
pendampingan,refresh pemicuan.
c) Membuat rencana kerja yang terintegrasi secara berjenjang.
d) Melibatkan sumber dana lain untuk kegiatan STBM ( CSR, Lembaga Donor,
Project Lainnya).
e) Monitoring dan evaluasi secara berkesinambungan yang melibatkan semua
stakeholder.
2) Penyediaan sarana air bersih dan sanitasi dasar
Proporsi rumah tangga akses berkelanjutan terhadap air minum yang layak upaya
upaya yang dilakukan adalah dengan melakukan :
a) Pembangunan /perbaikan sarana air minum,
b) Pemeriksaan kualitas air minum perpipaan (PDAM) maupun non perpipaan
c) Mendorong Pemerintah Kabupaten/Kota untuk mengaktifkan kembali
Laboratorium kesehatan Daerah,
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014 29
d) Melatih SDM yang berkualitas yang dapat mendukung pelakasanaan
pemeriksaan air.
e) Mendorong penyediaan Water test Kit untuk kemudahan pemeriksaan kualitas
air di Lapangan.
3) Penyehatan Lingkungan
a) Memfasilitasi Kabupaten/Kota untuk terbentuknya/mengadopsi Program
Kabupaten/Kota Sehat. Kegiatan ini merupakan salah satu yang mendukung
mendukung pencapaian Penghargaan yang diterima 26 Kabupaten/Kota dalam
program Kabupaten/Kota Sehat.
b) Sosialisasi Prinsip Hygiene Sanitasi Makanan kepada semua masyarakat
pengelola TPM dengan pemanfaatan CTPS dan PHBS.
4) Peningkatan upaya pengamanan limbah cair dan padat
a) Advokasi, Sosilisasi, dan capacity building peningkatan pengelolaan limbah
limbah padat dan cair serta peningkatan pengawasan pestisida dan
pemantauan kualitas lingkungan dan udara.
b) Peningkatan peran Kabupaten/Kota melaksanakan peningkatan pengelolaan
limbah dan pemantauan kualitas lingkungan.
c) Orientasi manajemen pengawasan dampak kualitas lingkungan kepada Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota dan laboratorium Kesehatan Lingkungan
Kabupaten/Kota.
d) Pemetaan daerah rawan pencemaran dan penyakit berbasis lingkungan oleh
Kabupaten Kota dan Provinsi.
e) Peningkatan kemitraan lintas program dan lintas sektor.
Secara umum sasaran meningkatknya kualitas air bersih, sanitasi dasar, higiene
sanitasi makanan minuman serta kualitas kesehatan lingkungan dan pengendalian
faktor resiko dampak pencemaran lingkungan di masyarakat pada tahun 2014 :
SANGAT BAIK.
B.2. Program Promosi dan Pemberdayaan Masyarakat
A. Kegiatan Dalam Program Promosi dan Pemberdayaan Masyarakat
Dalam rangka mencapai misi “Mendorong Terwujudnya Kemandirian
Masyarakat Untuk Hidup Sehat” dan tujuan “Keberdayaan Individu, Keluarga dan
Masyarakat agar mampu Menumbuhkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS) serta Mengembangkan Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM)”
maka dilaksanakan Program Promosi dan Pemberdayaan Masyarakat.
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014 30
Program Promosi dan Pemberdayaan Masyarakat didukung oleh 3(tiga)
kegiatan yaitu (1) Pengembangan media promosi dan informasi sadar hidup
sehat, (2) Pengembangan UKBM (Upaya Kesehatan Bersumber Masyarakat) dan
(3) Pengembangan posyandu dan Desa Siaga.
Promosi Kesehatan merupakan kegiatan promotif dan preventif
disamping sebagai upaya untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran
masyarakat untuk Berperilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) juga mewujudkan
kemandirian masyarakat dengan memberdayakan dan menggerakkan
masyarakat melalui pengembangan Upaya Kesehatan Bersumberdaya
Masyarakat (UKBM) yaitu utamanya Posyandu, Poskestren dan Saka Bakti
Husada. Sebagai bentuk nyata masyarakat yang mandiri dalam masalah
kesehatannya yaitu terbentuknya Desa/Kelurahan Siaga.
B. Sasaran
Program Promosi dan Pemberdayaan Masyarakat dengan sasaran
“Meningkatnya pengetahuan dan kesadaran untuk berperilaku hidup bersih dan
sehat (PHBS) serta keberdayaan masyarakat melalui Upaya Kesehatan
Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) ke arah kemandirian”; indikator sasaran
sebagai berikut:
1) Persentase Rumah Tangga ber-Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
2) Persentase Posyandu Ber-Strata PURI (Purnama Mandiri)
3) Persentase Desa Siaga Aktif
C. Anggaran Belanja
Pada tahun anggaran 2014, Program Promosi dan Pemberdayaan
Masyarakat mendapatkan alokasi anggaran belanja sebesar Rp.
5.000.000.000,00 dengan realisasi belanja sebesar Rp. 4.130.910.272,00 atau
sebesar 82.62%.
Tabel 3.4. TUJUAN 2 dan SASARAN 2.1.
TUJUAN 2 SASARAN 2.1.
Keberdayaan Individu, Keluarga dan Masyarakat agar mampu Menumbuhkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) serta Berkembangnya Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM)
Meningkatnya Pengetahuan dan
Kesadaran untuk Berperilaku Hidup
Bersih dan Sehat (PHBS) serta
Keberdayaan Masyarakat melalui
UKBM ke arah Kemandirian.
Indikator kinerja, target dan reaslisasi dari sasaran ini disajikan dalam
tabel 3.5. sebagai berikut :
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014 31
TABEL : 3.5. Pengukuran Kinerja Sasaran Meningkatnya
Pengetahuan dan Kesadaran untuk Berperilaku Hidup
Bersih dan Sehat serta Keberdayaan Masyarakat
melalui UKBM ke arah Kemandirian.
NO INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET REALISASI (%)
1 2 3 4 5
1 Persentase RT ber PHBS 70 % 48,1 % 68,71
2 Persentase Posyandu dengan
Strata Purnama Mandiri (PURI)
52 % 66,12 % 127,15
3
Persentase Desa Siaga Aktif 75 % 95,70 % 127,60
Rata-Rata Persentase Capaian Sasaran 107,73
KATEGORI CAPAIAN : SANGAT BAIK
Berdasarkan tabel 3.5. terlihat capaian Indikator Kinerja Utama Program
Promosi Kesehatan untuk Persentase Posyandu Ber-Strata PURI (Purnama
Mandiri) tercapai sebesar 125,60 %, dan untuk indikator Persentase Desa Siaga
Aktif tercapai sebesar 127.6%. Capaian indikator Kinerja Utama tersebut diatas
sudah sangat bagus, dan harus dipertahankan pada periode yang akan datang.
Sedangkan capaian indikator Persentase Rumah Tangga ber-Perilaku Hidup Bersih
dan Sehat (PHBS) adalah sebesar 68,71 %. Presentase Rumah Tangga ber
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)” belum tercapai karena Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat (PHBS) belum menjadi kebiasaan di masyarakat, diantaranya
adalah belum semua masyarakat mematuhi perilaku tidak merokok dalam rumah,
belum semua ibu menyusui memberikan ASI Eksklusif, belum optimalnya jaringan
kemitraan PHBS dengan berbagai pihak serta lemahnya koordinasi lintas sektor dan
lintas program dalam pembinaan PHBS. Dari data tersebut dapat disimpulkan
bahwa perlu peningkatan upaya dalam rangka meningkatkan indikator Persentase
Rumah Tangga ber-Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
D. Permasalahan
Dalam pelaksanaan Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan
Masyarakat ditemukan permasalahan diantaranya sebagai berikut:
1) Pengembangan Rumah Tangga Sehat dan media promosi dan informasi
a) Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) belum menjadi kebiasaan di
masyarakat, seperti perilaku tidak merokok dalam rumah, memberi ASI
Eksklusif.
b) Belum optimalnya jaringan kemitraan PHBS dengan berbagai pihak.
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014 32
c) Masih lemahnya koordinasi lintas sektor dan lintas program dalam
pembinaan PHBS.
d) Keterbatasan tenaga di Seksi Promosi Kesehatan khususnya tenaga
media promosi.
2) Pengembangan Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat(UKBM).
a) Belum optimalnya pembinaan Posyandu secara terpadu oleh Tim
Pokjanal Posyandu, karena sektor-sektor yang tergabung dalam tim
pokjanal Posyandu tersebut belum melaksanakan tugas pembinaan
sesuai dengan tupoksinya masing-masing.
b) Belum adanya pembinaan Poskestren terpadu yang melibatkan
Stakeholder baik pada level Provinsi dan Kab/Kota
c) Terbatasnya anggaran untuk UKBM sehingga Poskestren belum
menjadi prioritas.
d) Komitmen kabupaten/ kota yang untuk membina Poskestren yang telah
terbentuk masih lemah.
e) Saka Bakti Husada sebagai salah satu wahana dalam menyuarakan
program promosi kesehatan belum menjadi prioritas di Kabupaten/Kota
f) Profil Promosi Kesehatan lambat disusun karena collecting data yang
tidak secara serentak dilaksanakan di tingkat Kabupaten/ Kota
begitupun pehamanan DO yang tidak seragam menyebabkan dualisme
dalam collecting data profil Promosi Kesehatan
3) Pengembangan Posyandu dan Desa Siaga
1. Pembinaan Posyandu secara terpadu oleh Tim Pokjanal Posyandu
belum optimal
2. Peran dan fungsi Tim Pokjanal Posyandu dan Tim Pokjanal Desa Siaga
Aktif belum optimal.
3. Pengembangan kualitas Desa Siaga aktif kurang optimal karena kurang
maksimalnya dukungan lintas program dan lintas sektor
4. Kurangnya frekuensi Promosi Desa Siaga Aktif di media massa.
E. Upaya Pemecahan Permasalahan
1) Pengembangan media promosi dan informasi sadar hidup sehat.
a) Peningkatan peran serta Lintas Program, Organisasi Sosial
Kemasyarakatan dan LSM dalam Pengembangan PHBS.
b) Promosi dan Edukasi PHBS melalui Media Massa (Koran, TV dan
Radio) kepada Masyarakat
c) Sosialisasi dan Koordinasi PHBS kepada Kelompok Potensial seperti
SKPD Pemprov, Muslimat, Fatayat, Perwanas dan LSM.
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014 33
d) Pembentukan Desa Percontohan PHBS
e) Melakukan MOU Pembinaan PHBS di Masyarakat dengan ormas/
organisasi profesi : TP PKK, PW Muslimat, PW Fatayat, Aisyiyah,
Nasyiatul Aisyiyah, Kwarda Pramuka, PPKMI dan PMI
f) Koordinasi dengan seksi terkait dilakukan secara rutin untuk
memperoleh bahan yang akan disosialisasikan.
g) Penambahan tenaga promosi kesehatan khususnya tenaga media
promosi.
2) Pengembangan Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat(UKBM).
a) Lomba Poskestren terbaik.
b) Pembentukan Poskestren baru.
c) Meningkatkan koordinasi baik Lintas Program maupun Lintas Sektor
dalam pembinaan program Upaya Kesehatan Bersumberdaya
Masyarakat
d) Kab./ Kota diharapkan melalui Puskesmas dapat membina Poskestren
yang sudah terbentuk (terutama yang tidak aktif).
e) Meningkatkan sosialisasi dan advokasi Saka Bakti Husada yang lebih
intensif.
f) Meningkatkan upaya pembinaan terhadap Pangkalan Satuan Karya
Bakti Husada oleh Pimpinan Saka Bakti Husada dengan memberikan
motivasi dan reward melalui penilaian / seleksi terhadap pangkalan
Saka Bakti Husada Berprestasi secara berkesinambungan.
g) Sosialisasi dan Fasilitasi pengumpulan data terutama Definisi
Operasional Profil pada kesempaatan rapat/ pertemuan maupun saat
turun langsung ke kabupaten./ kota.
3) Pengembangan Posyandu dan Desa Siaga
a) Meningkatkan advokasi dan koordinasi kepada lintas sector terkait
untuk memperjelas tupoksi masing-masing
b) Mempersiapkan pembentukan Sektap Desa/Kelurahan Siaga Aktif di
Tingkat Provinsi
c) Promosi Desa Siaga aktif di media massa lebih ditingkatkan
d) Pengembangan Desa Siaga Aktif Percontohan dengan membina desa
siaga Aktif yang Madya untuk ditingkatkan menjadi Purnama
Secara umum pencapaian target sasaran Meningkatnya Pengetahuan dan
Kesadaran untuk Berperilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) serta Keberdayaan
Masyarakat melalui UKBM ke arah Kemandirian pada tahun 2014 telah tercapai
dengan : SANGAT BAIK.
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014 34
B.3. Program Upaya Kesehatan Masyarakat
A. Kegiatan Dalam Program Upaya Kesehatan Masyarakat
Dalam rangka mencapai misi “Mewujudkan, Memelihara dan
Meningkatkan Pelayanan Kesehatan yang Bermutu, Merata dan Terjangkau” dan
tujuan “Meningkatnya Akses, Pemerataan dan Kualitas Pelayanan Kesehatan
melalui Rumah Sakit , Balai Kesehatan, Puskesmas dan Jaringannya” maka
dilaksanakan Program Upaya Kesehatan Masyarakat.
Program Upaya Kesehatan Masyarakat didukung oleh 9(sembilan)
kegiatan yaitu (1)Pengobatan Gratis, (2)Peningkatan kesehatan anak, remaja
dan usila, (3)Peningkatan mutu dan jangkauan pelayanan kesehatan dasar di
Puskesmas beserta jaringannya, (4)Peningkatan kualitas pelayanan kesehatan
ibu, bayi, balita dan anak pra sekolah, (5)Peningkatan Mutu Pelayanan
Kesehatan Reproduksi dan Keluarga Berencana, (6)Perluasan fungsi pelayanan
Pondok Bersalin Desa (polindes), dari hanya melayani pasien bersalin menjadi
Pondok Kesehatan Desa (Ponkesdes) yang juga melayani kesehatan dasar
dengan menempatkan tenaga paramedis, (7)Peningkatan Pelayanan Kesehatan
Khusus (Indra, Jiwa, Olahraga, Batra dan Kesehatan Kerja), (8)Peningkatan Mutu
Pelayanan dan Jangkauan Kesehatan Penunjang (Laboratorium, Darah,
Radiomedik, Bengkel Alkes) dan (9)Peningkatan Kesehatan Penduduk Miskin,
Daerah Terpencil dan Tertinggal di Puskesmas dan Jaringannya.
B. Sasaran
Program Upaya Kesehatan Masyarakat dengan sasaran “Meningkatnya
akses dan mutu pelayanan kesehatan ibu, bayi, anak, remaja, lanjut usia,
kesehatan reproduksi, serta pelayanan kesehatan dasar di Puskesmas dan
Jaringannya, Balai Kesehatan dan Pelayanan Kesehatan Penunjang”; indikator
sasaran sebagai berikut:
a). Angka Kematian Bayi per 1000 Kelahiran Hidup (KH)
b). Angka Kematian Ibu per 100.000 Kelahiran Hidup (KH)
c). Persentase Kunjungan Neonatal (KN) Lengkap
d). Persentase Pertolongan Persalinan oleh tenaga kesehatan (Linakes)
e). Persentase Kunjungan Bayi
f). Persentase Kunjungan Ibu Hamil (K4)
g). Persentase Puskesmas yg ada menjadi Puskesmas Rawat Inap Standar
h). Persentase Puskesmas Rawat Inap yg ada menjadi Puskesmas Rawat Inap
PLUS
i). Persentase Puskesmas PONED sesuai Standar
j). Persentase Pustu yang menjadi Pustu layani Gawat Darurat dan Observasi
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014 35
k). Persentase Polindes yang berkembang menjadi Ponkesdes sesuai Standar
C. Anggaran Belanja
Pada tahun anggaran 2014, Program Upaya Kesehatan Masyarakat
mendapatkan alokasi anggaran belanja sebesar Rp. 5.693.500.000,00 dengan
realisasi belanja sebesar Rp. 4.665.806.802,00 atau sebesar 81,95%.
Tabel 3.6. TUJUAN 3 dan SASARAN 3.1
TUJUAN 3 SASARAN 3.1
Meningkatnys Akses , Pemerataan dan Kualitas Pelayanan Kesehatan melalui Rumah Sakit, Balai Kesehatan, Puskesmas dan Jaringannya
Meningkatnya akses dan mutu
pelayanan kesehatan ibu, bayi, anak,
remaja,lanjut usia, kesehatan
reproduksi, kesehatan dasar di
Puskesmas dan jaringannya, balai
kesehatan serta pelayanan kesehatan
Indikator kinerja, target dan reaslisasi dari sasaran ini disajikan dalam
Tabel 3.7. sebagai berikut :
TABEL : 3.7. Pengukuran Kinerja Sasaran Meningkatnya akses dan
mutu pelayanan kesehatan ibu, bayi, anak, remaja,lanjut
usia, kesehatan reproduksi, kesehatan dasar di
Puskesmas dan jaringannya, balai kesehatan serta
pelayanan kesehatan.
NO INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET REALISASI (%)
1 2 3 4 5
1 Angka Kematian Bayi per 1000
Kelahiran Hidup
25,95 27,23 92,31
2 Angka Kematian Ibu per
100.000 Kelahiran Hidup
80 93,52 116,90
3 Cakupan Kunjungan Neonatal
(KN) Lengkap
95 % 97,42 % 102,55
4 Cakupan Pertolongan
Persalinan Oleh Tenaga
Kesehatan (Linakes)
95 % 92,45 % 97,32
5 Cakupan Kunjungan Bayi 90 % 95,43 % 106,03
6 Cakupan Kunjungan Ibu Hamil
K4
94 % 88,66 % 94,32
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014 36
7
Persentase Capaian Peserta KB
Aktif
70 % 66,48 % 94,97
Rata-Rata Persentase Capaian Sasaran 100,63
KATEGORI CAPAIAN : SANGAT BAIK
Dari tabel 3.7. diatas terdapat 7(tujuh) indikator kinerja dengan 5(lima)
indikator kinerja tercapai sedangkan 2(dua) indikator kinerja belum mencapai.
Indikator kinerja yang belum mencapai adalah persentase kunjungan ibu hamil K4
dan persentase pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan (linakes ).
Kunjungan ibu hamil K4 merupakan indikator yang terkait dengan kunjungan
ibu hamil K1. Kunjungan K1 yang dilakukan setelah melewati usia kehamilan 3 bulan
akan menyebabkan indikator K4 tidak tercapai. Masyarakat masih mempunyai
budaya tabu untuk memeriksakan kehamilan semenjak awal.
Jumlah proyeksi sasaran program yang berubah – ubah juga merupakan
faktor penghambat pencapaian target indikator kinerja. Perubahan target akan
menyebabkan perencanaan kegiatan dan kerja petugas mengalami perubahan.
Indikator linakes merupakan salah satu indikator yang mengalami dampak dari
perubahan proyeksi sasaran program. Penambahan sasaran program menyebabkan
persentase menurun karena jumlah yang dilayani tetap sedangkan sasaran program
secara perhitungan bertambah.
Disamping indikator kinerja, terdapat beberapa kegiatan dalam Program
Upaya Kesehatan Masyarakat pada Seksi Pelayanan Kesehatan Keluarga adalah
sebagai berikut :
1) Peningkatan Kesehatan Anak Remaja dan Usila.
Kegiatan Peningkatan Peningkatan Kesehatan Anak Remaja dan Usila
bertujuan untuk mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangan anak remaja
sehingga siap melaksanakan fungsi reproduksi dengan optimal; sementara untuk
usila bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan kemandirian hidup lansia. Semua
indikator kegiatan peningkatan kesehatan anak remaja dan usila telah memenuhi
target yang telah ditetapkan.Upaya lanjutan yang perlu dilakukan terkait program ini
adalah perluasan sasaran program dan peningkatan kualitas capaian program
sehingga memberikan dampak yang optimal terhadap peningkatan kesehatan
masyarakat di Provinsi Jawa Timur.
2) Peningkatan Kualitas Pelayanan Kesehatan Ibu, Bayi, Balita dan Anak Pra
Sekolah
Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan ( PN ) merupakan indikator
terpilih untuk menilai kualitas pelayanan kesehatan ibu. Peningkatan cakupan PN
akan menyebabkan menurunnya Angka Kematian Ibu. Kunjungan Neonatal lengkap
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014 37
merupakan indikator terpilih untuk menilai kualitas pelayanan kesehatan anak
khususnya bayi. Risiko terbesar terjadinya kematian bayi adalah pada masa
neonatal. Dengan cakupan cakupan neonatal yang tinggi diharapkan akan diikuti
dengan penurunan Angka Kematian Bayi.
Kualitas Pelayanan kesehatan ibu dan bayi terjadi peningkatan selama periode
tahun 2009 – 2013. Pada tahun 2014 terjadi penurunan capaian indikator program
pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan. Penurunan terjadi salah satunya
adalah karena belum tersedianya data proyeksi sasaran. Ketiadaan data proyeksi
sasaran yang valid menyebabkan pelaksana program kesehatan ibu dan bayi sulit
untuk melakukan pemantauan rutin hasil pelaksanaan program. Tantangan lainnya
adalah masih adanya dukun yang menolong persalinan. Di beberapa daerah jumlah
dukun yang ada lebih besar dari jumlah bidan yang ada di wilayah tersebut.
3) Kegiatan Peningkatan Mutu Pelayanan Kesehatan Reproduksi dan KB
Kegiatan Peningkatan mutu pelayanan kesehatan reproduksi dan KB
dimaksudkan untuk mengoptimalkan fungsi reproduksi pada pasangan usia subur.
Cakupan KB aktif menunjukkan prosentase PUS yang mengikuti program KB. Tata
laksana penanganan KtP/A ditunjukan untuk memberikan perlindungan terhadap
perempuan dan mencegah terjadinya kehamilan yang tidak diinginkan, serta
kesetaraan gender. Konseling PMTCT pada ibu hamil yang ANC bertujuan untuk
mencegah, mendeteksi dan menangani kasus infeksi menular seksual khususnya
HIV/AIDS pada anak yang dikandungnya.
Semua indikator program Peningkatan mutu pelayanan kesehatan reproduksi
dan KB telah memenuhi target yang telah ditetapkan.Indikator yang belum tercapai
adalah cakupan KB aktif. Namun demikian indikator KB aktif jika dibandingkan
dengan Standar Pelayanan Minimal yang ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan
dan target MDG’s sebenarnya telah mencapai target yang ditetapkan. Kemenkes dan
MDG’s menargetkan capaian KB aktif sebesar 65 %, sedangkan provinsi Jawa Timur
telah mencapai KB aktif sebesar 66, 48 %.
Program Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) juga dilaksanakan oleh
Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar. Pelayanan Program UKM pada Seksi Pelayanan
Kesehatan Dasar dengan capaian kinerja sebagai berikut:
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014 38
NO INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI (%)
1 2 3 4 5
1 Persentase Puskesmas yang
ada menjadi Puskesmas
Rawat Inap Standar
24 % 16,3 % 67,92
2 Persentase Puskesmas Rawat
Inap yang ada menjadi
Puskesmas Rawat Inap PLUS
24 % 17,5 % 72,92
3 Persentase Puskesmas
PONED sesuai standar
50 % 48 % 96,00
4 Persentase Pustu yang
menjadi Pustu layani Gawat
Darurat dan Observasi
10 % 8 % 80,00
5 Persentase Polindes yang
berkembang menjadi
Ponkesdes sesuai standar
78 % 55 % 70,51
Rata-Rata Persentase Capaian Sasaran 77,47
KATEGORI PENILAIAN : BAIK
Dari hasil pelaksanaan Program Upaya Kesehatan Masyarakat pada Seksi
Pelayanan Kesehatan Dasar dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Puskesmas Standar adalah program Icon untuk peningkatan pelayanan
Puskesmas yang lebih baik, dengan meningkatkan Puskesmas Rawat Inap menjadi
Puskesmas Rawat Inap yang memenuhi standar, dengan menempatkan dokter umum
sebagai tenaga kontrak dalam rangka peningkatan pelayanan Puskesmas ini
dikembangkan agar pelayanan yang diberikan kepada masyarakat sesuai stándar.
Jumlah Puskesmas standar pada Tahun 2009 = 0; pada Tahun 2010 = 10 dari target
10 puskesmas (tercapai 100%). Pada Tahun 2011 Puskesmas Standar tercapai = 29
puskesmas, dari target 30 puskesmas (terpenuhi 97%). PadaTahun 2012 jumlah
Puskesmas standar = 59 puskesmas dari target 60 puskesmas ( terpenuhi 98%).
Pada Tahun 2013 jumlah Puskesmas standar =84 puskesmas, dari target 90
puskesmas (tercapai 93% dari target yang ditetapkan). Pada Tahun 2014 hanya
terdapat kegiatan evaluasi terhadap Puskesmas standar yang sudah terbentuk.
Keberadaan Puskesmas Standar penting untuk meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat. Pada tahun 2014 Dari target 120 Puskesmas di Jawa Timur, baru
sebanyak 84 (70%) puskesmas yang diassesment dan mendapat predikat sebagai
Puskesmas standar
2. Jumlah Puskesmas Rawat Inap menjadi Puskesmas Plus, pada tahun 2009 = 0%;
pada Tahun 2010 = 8 puskesmas plus dari target 10 puskesmas plus (tercapai 80%).
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014 39
Pada Tahun 2011 tercapai 28 puskesmas plus dari target 30 puskesmas pluas
(tercapain 93%). Pada tahun 2012 tercapai = 43 puskesmas pluas dari target 60
puskesmas pluas (tercapai 72%). Pada Tahun 2013 tercapai = 48 puskesmas plus
dari target 90 puskesmas plus (tercapai 53%). Pada Tahun 2014 dana
pengembangan Puskesmas plus “dipending” Pada tahun 2014 Dari target 120
Puskesmas rawat inap yang ada di Jawa Timur, baru sebanyak 48 (40%) puskesmas
rawat inap yang dikembangkan sebagai Puskesmas Rawat Inap Plus. Puskesmas
Rawat Inap Plus adalah Puskesmas yang mengutamakan pelayanan PONED yang
diberi dokter Sp OG. Dan dokter Sp. A, masing-masing tenaga tersebut memberikan
pelayanan 4 kali dalam sebulan. Tenaga dokter spesialis tersebut ada di RSUD
dengan melakukan kerjasama dengan Dinas Kesehatan kab/kota. Hal ini dilakukan
untuk menurunkan AKI dan AKB.
3. Persentase Puskesmas pembantu yang ada menjadi Puskesmas pembantu layani
Gawat Darurat dan Observasi pada tahun 2009 = 0, Pada Tahun 2010 tercapai 25
pustu dari target sebesar 50 pustu (tercapai 50%).Pada Tahun 2011 tercapai 105
pustu dari target 130 pustu ( tercapai 80%). Pada Tahun 2012 tercapai sebesar 140
pustu dari target 180 pustu (tercapai 78%). Pada tahun 2013 tercapai 175 pustu dari
target 230 pustu ( tercapai 76%). Pada Tahun 2014 tidak ada dana pengembangan
untuk kegiatan mewujudkan Puskesmas pembantu menjadi Puskesmas pembantu
layani Gawat Darurat dan Observasi. Puskesmas Gawat Darurat dan Observasi
didirikan di area jalan raya, agar bisa memberikan penanganan kegawatdaruratan
terhadap kecelakaan di jalan raya. Pada tahun 2014 Dari target 280 Puskesmas yang
berlokasi di jalan raya, baru sebanyak 175 (62%) yang bisa memberikan penanganan
gadar dan observasi.
4. Dalam rangka peningkatam aksessabilitas pelayanan kesehatan kepada
masyarakat dengan pendirian Ponkesdes, yaitu peningkatan fungsi polindes dengan
menambah tenaga perawat. Rekruitmen perawat pada tahun 2010 sebanyak 1610
dari target 1814 yang ditugaskan pada 1610 Ponkesdes (tercapai 89%). Pada Tahun
2011 sebanyak 2316 dari target 2383 (tercapai 97%). Pada Tahun 2012 sebanyak
2828 ( tercapai 76%). Pada Tahun 2013 sebanyak 3213 (tercapai 71,4%). Pada tahun
2014 Ponkesedes sebanyak 3213 (56%). Pada Tahun 2014 Ponkesdes dilakukan
penelitian oleh beberapa institusi pendidikan yang menyatakan bahwa layanan
Ponkesdes sangat memuaskan dan memang dibutuhkan keberadaannya oleh
masyarakat di desa. Ponkesdes penting dalam promosi kesehatan, lingkungan, dan
tindakan prefentif; namun di satu sisi belum ada kebijakan bagaimana nasib perawat
selanjutnya. Oleh sebab itu, besar harapan para perawat yang ada untuk ditingkatkan
kesejahteraannya dengan mengangkatnya sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS).
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014 40
Program Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) juga dilaksanakan oleh Seksi
Kesehatan Rujukan dan Khusus, yaitu kegiatan Pengobatan Gratis dan Peningkatan
Pelayanan Kesehatan Khusus (indra, jiwa, olahraga, batra dan kesehatan kerja).
Untuk kegiatan Pengobatan Gratis menetapkan ukuran keberhasilan yaitu
terlaksananya P3K pada kegiatan momentum hari besar dan Bhakti Sosial HUT
Provinsi, dan sudah memenuhi target yang ditetapkan. Hal ini tidak lepas dukungan
dari lintas sektor yang mendukung pelaksanaan P3K.
Sedangkan kegiatan Peningkatan Pelayanan Kesehatan Khusus (indra, jiwa,
olahraga, batra dan kesehatan kerja) yang merupakan Program UKM yang
dilaksanakan oleh Seksi Kesjuksus, bertujuan untuk meningkatkan akses dan mutu
pelayanan kesehatan ibu, bayi, anak, remaja, pasangan usia subur dan lanjut usia,
serta pelayanan kesehatan dasar dan khusus, bagi masyarakat miskin di puskesmas
dan jaringannya; dengan sasaran program meningkatkan jangkauan dan kualitas
pelayanan kesehatan khusus (indra, jiwa, olahraga, batra dan kesehatan kerja).
Berdasarkan hasil kinerja program khususnya untuk kesehatan indera dan
kesehatan jiwa, didapatkan bahwa pelaksanaan program kesehatan indera tahun
2013 dilaksanakan pada 14 Kabupaten/Kota (36,84%). Hal ini belum memenuhi target
sebesar 40% (15 Kabupaten/Kota). Pada Tahun 2014 sudah mengalami peningkatan
dalam hal pelaksanaan program kesehatan indera yaitu sebesar 17 Kabupaten/Kota
(44,74%) walaupun belum bisa memenuhi target yang ditetapkan yaitu lebih dari 60%
(>24 Kab Kota) yang seharusnya melaksanakan program Kesehatan Indera pada
Tahun 2014.
Sedangkan pelaksanaan program kesehatan jiwa tahun 2014 telah berjalan di
24 Kabupaten/kota. Bila dibandingkan dengan Tahun 2013 terjadi peningkatan yang
cukup signifikan. Mengacu pada target tahun 2014 sebanyak 50% maka pencapaian
di tahun 2014 telah melebihi target.
D. Permasalahan
Permasalahan Program Upaya Kesehatan Masyarakat pada Seksi Kesehatan
Keluarga adalah:
1) Banyaknya petugas yang memasuki masa pensiun. Sementara perekrutan
pegawai baru terkendala dengan adanya moratorium dan ketiadaan formasi
karena komposisi biaya pegawai telah melewati pagu yang diperbolehkan.
2) Kualitas tenaga pengganti yang belum optimal. Banyaknya institusi pendidikan
akan meningkatkan jumlah mahasiswa yang dididik. Namun jumlah mahasiswa
tersebut tidak seimbang dengan jumlah sasaran untuk lahan praktek. Baik lahan
praktek berupa institusi dan lahan praktek berupa jumlah ibu hamil
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014 41
Permasalahan Program Upaya Kesehatan Masyarakat pada Seksi
Kesehatan Dasar Penunjang dalam upaya kegiatan mewujudkan Puskesmas
Standar, Puskesmas Plus, Pustu Gadar dan Ponkesdes adalah :
1) Terlambatnya MOU mengakibatkan honor/gaji dokter terlambat sehingga Dokter,
dokter Sp.OG di beberapa Puskesmas tidak pasti datang, misalnya yang terjadi di
Kabupaten Situbondo.
2) Berpindahnya pasien Puskesmas ke layanan Klinik Swasta misalnya yang terjadi
di Kabupaten Kediri
3) Sosialisasi akreditasi Puskesmas belum merata dan Klasifikasi tingkat
kemampuan pelayanan yang bervariasi misalnya yang terjadi pada Puskesmas di
Blitar
4) Kualitas dan kuantitas SDM, sarana, prasarana tiap Kab/Kota berbeda. Misalnya
Ponkesdes tidak bermasalah dalam hal SDM dan alatnya, tetapi banyak gedung
Ponkesdes dengan status sewa.
Permasalahan Program Upaya Kesehatan Masyarakat pada Seksi Kesehatan
Rujukan dan Khusus untuk program kesehatan indra adalah:
1) Masih terasa adanya ketidakpedulian dari stakeholder sehingga dapat
mempengaruhi besarnya anggaran untuk kegiatan pada program kesehatan
indera di masing- masing Kab/ Kota
2) Masih kurangnya SDM yang dilibatkan dalam kegiatan / program kesehatan
indera
3) Masih kurangnya penegakan Diagnosis khusuanya yang berhubungan dengan
kesehatan indera, apalagi di era JKN ini
Permasalahan Program Upaya Kesehatan Masyarakat pada Seksi Kesehatan
Rujukan dan Khusus untuk Program Kesehatan Jiwa adalah:
1) Pengurusan pasien pasung untuk mendapatkan kartu BPJS mandiri masih
terkendala dan harus di daftarkan bersama keluarganya
2) Pengiriman rujukan evakuasi pasien pasung kategori miskin non BPJS dari
rumah ke RSJ masih terkendala biaya transport
3) Penanganan pasien pasca RSJ masih belum terpantau optimal
4) Belum semua kab/kota memilikiTim Pelaksana Kesehatan Jiwa Masyarakat
sehingga koordinasi LP danLS belum optimal
5) Belum semua kab/kota memiliki komitmen yang sama dalam mendukung
program Jawa Timur bebas pasung
6) Belum semua kab/kota menyediakan obat-obatan program keswa di tingkat
puskesmas
7) Belum semua kab/kota memiliki UPT rehabilitasi sosial untuk transisi perawatan
sebelum pasien dikembalikan ke keluarga
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014 42
8) Rehabilitasi sosial pasien pasung yang sudah pulih belum optimal melalui
kegiatan ekonomi produktif masih kurang
E. Upaya Pemecahan Permasalahan
Upaya Pemecahan Permasalahan Program Upaya Kesehatan Masyarakat
pada Seksi Kesehatan Keluarga adalah :
1) Mencari alternatif penggantian petugas yang telah memasuki masa pensiun
dengan melakukan perekrutan pegawai baru.
2) Peningkatan kualitas lulusan tenaga kesehatan melalui peningkatan standar
lulusan, penataan lahan praktek dan penataan perijinan pendirian dan
operasional institusi pendidikan kesehatan
Upaya pemecahan masalah pada Program Upaya Kesehatan Masyarakat yang
dilaksanakan oleh Seksi Kesehatan Dasar Penunjang adalah sebagai berikut :
1) MOU dipersiapkan dengan baik, sehingga range waktu tepat di bulan Desember
akhir terlaksana, sehingga Januari dana bisa diberikan pada para nakes.
2) Meningkatkan faktor-faktor yang mengakibatkan loyalitas pasien misalnya
dengan meningkatkan kualitas layanan
3) Meningkatkan Klasifikasi Puskesmas Standar Puskesmas RI Plus, Standar, dan
Pustu Gadar dan Observasi menjadi sesuai standar.
4) Sosialisasi Akreditasi Puskesmas kepada seluruh SDM di Puskesmas.
5) Melatih dan menyediakan Sumber Daya Manusia, sarana, prasarana di Puskesmas
yang sesuai dengan standar Puskesmas.
Upaya pemecahan Permasalahan Program UpayaKesehatan Masyarakat pada
Seksi Kesehatan Rujukan dan Khusus untuk program kesehatan indra adalah:
1) Advokasi terkait penganggaran untuk kegiatan Program Kesehatan Khusus
2) Meningkatkan Koordinasi Lintas Program dan Lintas Sektor
3) Pelatihan-pelatihan atau workshop
Upaya pemecahan Permasalahan Program UpayaKesehatan Masyarakat pada
Seksi Kesehatan Rujukan dan Khusus untuk program kesehatan jiwa adalah:
1) Advokasi BPJS kesehatan untuk mendaftarkan pasien pasung agar memiliki
kartu BPJS mandiri
2) Advokasi kab/kota untuk pengurusan nik pasien pasung, meningkatkan dukungan
terhadap program bebas pasung, membentuk dan mengoptimalkan TPKJM,
mendukung pembiayaan pasien pasung kategori miskin non BPJS/PBI,
menyiapkan panti rehabilitasi sosial pasein pasung sebelum dikembalikan ke
keluarga
3) Optimalisasi program rujuk balik pasien schizofrenia
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014 43
4) Kolaborasi lintas sektor mendukung rehabilitasi sosial/kegiatan ekonomi produktif
pasien pasung yang sudah pulih
Sebagaimana diketahui Program Kesehatan Khusus merupakan program
pengembangan selain Program wajib di Puskesmas, sehingga lebih bersifat inovatif
dan unggulan dari beberapa Puskesmas di Kabupaten/Kota yang ingin
mengembangkan, sehingga Program Kesehatan Khusus ini tidak dikembangkan
secara menyeluruh di 38 Kabupaten/Kota .
Secara umum pencapaian target sasaran Akses dan Mutu Pelayanan
Kesehatan Dasar di Puskesmas dan Jaringannya serta Pelayanan Kesehatan
Penunjang pada tahun 2014 telah tercapai dengan BAIK.
B.4. Program Upaya Kesehatan Perorangan
A. Kegiatan Dalam Program Upaya Kesehatan Perorangan
Dalam rangka mencapai misi “Pemerataan dan Kualitas Pelayanan Kesehatan
melalui Rumah Sakit , Balai Kesehatan, Puskesmas dan Jaringannya” dan tujuan
“Meningkatnya Akses, Pemerataan dan Kualitas Pelayanan Kesehatan melalui
Rumah Sakit , Balai Kesehatan, Puskesmas dan Jaringannya” maka dilaksanakan
Program Upaya Kesehatan Perorangan.
Program Upaya Kesehatan Perorangan didukung oleh 3(tiga) kegiatan yaitu
(1) Pelayanan bagi penduduk miskin di Rumah Sakit dan atau rumah sakit Khusus,
serta pengembangan kesehatan rujukan, (2)Peningkatan Kualitas Pelayanan di RS
dan (3) Peningkatan pelayanan kesehatan penunjang dan kegawatdaruratan di RSU
dan RS khusus.
B. Sasaran
Program Upaya Kesehatan Perorangan dengan sasaran “Meningkatkatnya
jangkauan dan kualitas pelayanan kesehatan dengan kemampuan pelayanan
kesehatan gawat darurat yang bisa diakses masyarakat dan prasarana kesehatan di
Rumah Sakit, Rumah Sakit Khusus dan Balai Kesehatan” ;indikator sasaran sebagai
berikut:
1) Persentase Rumah Sakit Pemerintah menyelenggarakan Pelayanan Obstetri
Neonatal Emergency Komprehensif (PONEK) sesuai standar
2) Persentase Rumah Sakit yang terakreditasi 5 pelayanan dasar
B. Anggaran Belanja
Pada tahun anggaran 2014, Program Upaya Kesehatan Perorangan
mendapatkan alokasi anggaran belanja sebesar Rp. 1.700.000.000,00dengan
realisasi belanja sebesar Rp. 1.295.442.803,00 atau sebesar 76,2 %.
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014 44
Tabel 3.8. TUJUAN 3 dan SASARAN 3
TUJUAN 3 SASARAN 3.3.
Meningkatnya Akses , Pemerataan dan Kualitas Pelayanan Kesehatan melalui Rumah Sakit, Balai Kesehatan, Puskesmas dan Jaringannya
Meningkatnya Jangkauan dan Kualitas Pelayanan Kesehatan Gawat Darurat yang Bisa Diakses Masyarakat dan Prasarana Kesehatan di Rumah Sakit, Rumah Sakit Khusus dan Balai Kesehatan
Indikator kinerja, target dan reaslisasi dari sasaran ini disajikan dalam
tabel 3.9. sebagai berikut :
TABEL : 3.9. Pengukuran Kinerja Sasaran Meningkatnya Jangkauan dan Kualitas Pelayanan Kesehatan Gawat Darurat yang Bisa Diakses Masyarakat dan Prasarana Kesehatan di Rumah Sakit, Rumah Sakit Khusus dan Balai Kesehatan .
NO INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI (%)
1 2 3 4 5
1 Persentase Rumah Sakit
Pemerintah
menyelenggarakan Pelayanan
Obstetri Neonatal Emergency
Komprehensif (PONEK)
sesuai standar
80 % 85,19 % 106, 49
2 Persentase Rumah Sakit
Pemerintah yang Terakreditasi
5 Pelayanan Dasar
70 % 90,63 % 129,47
Rata-Rata Persentase Capaian Sasaran 117,98
KATEGORI CAPAIAN : SANGAT BAIK
Pada Program Upaya Kesehatan Perorangan dalam kinerja program
didapatkan upaya – upaya yang dilakukan dalam menghadapi pelaksanaan Sistem
Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dan dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan
kesehatan kepada masyarakat, maka perlu adanya penataan penyelenggaraan
kesehatan yang berjenjang dan berkesinambungan melalui mekanisme system
penataan alur rujukan yang efektif dan efisien. Sehingga diperlukan data dan
informasi terkait pelayanan kesehatan agar penataan penyelenggaraan kesehatan
dapat diselenggarakan secara efektif dan efisien.
Bedasarkan Surat Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur tanggal 30
Januari 2014 nomor: 445/1306/101.4/2014 perihal revisi format laporan tahunan RS,
maka Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur pada tahun 2014 melakukan pengadaan
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014 45
software data dan analisa laporan RS. Software data dan analisa laporan RS
merupakan sebuah system informasi yang bertujuan untuk merekap data laporan
tahunan seluruh RS di Jawa Timur. Data tersebut di unggah dalam system yang
tersimpan dalam database penyimpanan yang dikelompokkan berdasarkan tahun
laporan dokumen tersebut. Selain itu untuk standarisasi Pelayanan medis di RS maka
Sejak tahun 2012 telah tersusun Buku Pedoman Sistem Rujukan berbasis Indikasi
Medis yaitu penyelenggaraan pelayanaan kesehatan yang mengatur pelimpahan
tugas dan tanggung jawab pelayaan kesehatan secara timbal balik, baik vertikal
maupun horizontal yang didasarkan pada kemampuan medis rumah sakit yang dalam
penyusunannya telah melibatkan Rumah Sakit Umum Daerah, Puskesmas, Dinas
Kesehatan dan IDI dan Organisasi Profesi dari masing-masing pelayanan. Pedoman
ini mengacu pada Sistem Kesehatan Nasional mengamanatkan tersedianya
pelayanan kesehatan yang bermutu dan berkualitas yang dilaksanakan dengan
memperhatikan inovasi dan terobosan dalam penyelengaraannya yang
berkesinambungan, terus menerus, terpadu dan paripurna melalui penguatan sistem
rujukan.
Peningkatan mutu pelayanan kesehatan di RS perlu terus ditingkatkan sejalan
dengan tuntutan masyarakat akan pelayanan kesehatan yang lebih baik, cepat dan
yang sesuai standar pelayanan RS.
Berdasarkan ukuran keberhasilan yang sudah ditetapkan yaitu terlaksananya
pembinaan peningkatan mutu pelayanan di Rumah Sakit Pemerintah dengan melihat
pelaksanaan akreditasi di Rumah Sakit Pemerintah. Dalam upaya peningkatan mutu
pelayanan rumah sakit wajib dilakukan akreditasi secara berkala minimal 3 tahun
sekali. Akreditasi RS dilakukan oleh suatu lembaga independen baik dari dalam
maupun luar negeri berdasarkan standar akreditasi yang berlaku dan ditetapkan oleh
Menteri, sesuai yang diamanatkan pada UU RS No 44 Tahun 2009 pasal 40.
Akreditasi RS dilakukan oleh KARS (Komisi Akreditasi Rumah Sakit) yang dulunya
penilaian akreditasi RS menggunakan versi 2007 yang meliputi Akreditasi RS 5
pelayanan, 12 pelayanan dan 16 pelayanan maka pada pertengahan 2012 adalah
batas akhir penilaian akreditasi versi tahun 2007 yang selanjutnya instrumen
akreditasi menggunakan akreditasi yang baru yaitu versi 2012 sesuai Keputusan
Dirjen Bina Upaya Kesehatan Kemenkes RI Nomor : HK.02.04/I/2790/11 tentang
Standar Akreditasi RS.
Dalam rencana strategis Kementerian Kesehatan RI sampai tahun 2014 ada
ketentuan target pencapaian Akreditasi RS (RS Pemerintah,BUMN, TNI/POLRI, dan
Swasta) diharapkan mencapai 90%. Sampai saat ini (akhir tahun 2013) RS di Jawa
Timur yang telah terakreditasi sebanyak 237 RS (66,76%) dari 355 RS yang ada
sehingga masih ada sekitar 118 RS (33,24%) yang belum terakreditasi (versi 2007/
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014 46
lama). Adapun perincian jumlah RS di Jawa Timur yang sudah terakreditasi yaitu
sebagai berikut:
a) RSU Pemerintah : 54 RS → 50 RS terakreditasi (92,59%)
b) RSK Pemerintah : 10 RS → 8 RS terakreditasi (80,00%)
c) RS TNI/Polri : 28 RS → 24 RS terakreditasi (85,71%)
d) RS BUMN : 15 RS → 12 RS terakreditasi (80,00%)
e) RSU Swasta : 152 RS → 110 RS terakreditasi (72,37%)
f) RSK Swasta : 96 RS → 33 RS terakreditasi (34,38%)
Adapun Indikator Renstra pada tahun 2013 adalah 70 %. Indikator Renstra
tersebut yang dimaksud adalah akreditasi yang versi 2007/ lama.Sehingga persentase
pencapaian sasaran masih dibawah target yaitu 66,76%. Sedangkan target indikator
Renstra tahun 2014 yaitu >75%. Berbagai kegiatan terkait peningkatan pencapaian
indikator Renstra untuk akreditasi RS antara lain :
a) Workshop Akreditasi RS bekerjasama dengan KARS pusat dan RS yang sudah
terakreditasi di RSU dan RSK, dengan tujuan agar RS dapat membuat
dokumen sesuai standart dan parameter penilaian akreditasi RS, sasaran
adalah RS Pemerintah yang belum terakreditasi
b) Monitoring dan Evaluasi Akreditasi RS
Pada tahun 2014 tidak ada perubahan rumah sakit pemerintah yang
terakreditasi 5 pelayanan dasar karena adanya perubahan versi akreditasi dari versi
2007 ke versi baru (versi 2012).
Sesuai Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 12 Tahun 2012 tentang Akreditasi
RS dimana disebutkan pada pasal 3 bahwa RS wajib mengikuti akreditasi nasional,
dan pada pasal 4 untuk dalam upaya meningkatkan daya saing, RS dapat mengikuti
akreditasi internasional sesuai kemampuan. Sampai pada akhir tahun 2014 RS di
Jawa Timur yang sudah terakreditasi nasional (versi 2012) baru 10 RS yaitu RS Panti
Nirmala Malang, RS Mata Undaan Surabaya, RSUD dr Soetomo, RSAL dr. Ramelan,
RS Baptis Batu, RS Adi Husada Kapasari, RS Semen Gresik, RS Muhammadiyah
Lamongan dan RS Premier Surabaya, RS Premier merupakan salah satu RS yang
sudah terakreditasi Internasional.
Sedangkan untuk pencapaian target indikator Rumah Sakit Pemerintah
menyelenggarakan Program Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK)
24 jam. 87,03%RS Mampu PONEK 24 jam adalah RS yang mampu menyelenggarakan
pelayanan kegawatdaruratan maternal dan neonatal secara komprehensif dan
terintegrasi 24 jam dalam sehari, 7 hari dalam seminggu, yang dapat terukur malalui
Penilaian Kinerja Manjemen dan Penilaian Kinerja Klinis dan Buku Paket Pelatihan
PONEK Protokol bagi Tenaga Pelaksana . Dari data di Laporan Tahunan RS
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014 47
didapatkan tidak lebih dari 50% RS Pemerintah yang memiliki SK Tim Ponek, terkait
dengan pelaksanaan penyelenggaraan Ponek mengacu pada buku pedoman Ponek
Kemenkes RI tahun 2012.
Angka kematian ibu di RS Pemerintah di Jawa Timur sampai sekarang masih
cukup tinggi. Salah satu faktor penting yang mempengaruhi Angka Kematian Ibu
tinggi yaitu kualitas layanan darurat obstetry dan neonatal pada berbagai tingkat
pelayanan kesehatan, termasuk sarana prasarana dan SDM. Pada tahun 2013 RS
Pemerintah kelas A kasus kematian ibu sebanyak 44 kasus,pada 21 RS Pemerintah
kelas B yang mengisi data laporan (2013) sebanyak 178 kasus, dan pada 6 RS
Pemerintah kelas C yaitu sebanyak 6 kasus dan pada 1 RS Pemerintah kelas D yang
mengisi data laporan sebanyak 2 kasus.
Untuk itu pada tahun 2014 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur
melaksanakan kegiatan Supervisi fasilitatif terpadu yang melibatkan lintas program/
lintas sektor serta pendampingan tim Kabupaten/Kota. Maka tahapan yang dilakukan
yaitu antara lain: mengadakan rapat persiapan, rapat evaluasi , advokasi ke Pemda
setempat tentang upaya penurunan angka kematian ibu dan bayi. Dan pada tahun
2013, angka kematian ibu yang tertinggi yaitu di RS Pemerintah kelas B yaitu
sebanyak 68 %. Hal ini bisa menjadi bahan masukan dari pemegang kebijakan
khususnya terkait dengan penyiapan SDM maupun sarana dan prasarana di masing-
masing RS sebagai tempat rujukan. Seperti di Kab Kediri, angka kematian ibu masih
tergolong tinggi, oleh karena dilakukan Program Penguatan RS sebagai rujukan
pelayanan maternal neonatal dengan cara pelatihan tim PONEK, monev serta fasilitasi
audit medis di RS Kab Kediri. Hasilnya cukup memuaskan terjadi penurunan angka
kematian ibu dari 34 (2013) menjadi 13 (2014). Meskipun begitu perlu dukungan
Asisten Kesra dan Bappeda dalam koordinasi Lintas Sektor dan Lintas Program di
Kab/Kota Kediri. Dan dari pengalaman tersebut diatas diharapkan adanya Sistem
Rujukan upaya penurunan estafet panjang rantai rujukan – Radiomedik, serta adanya
Peran IDI dan Dinkes Kab/Kota terkait Praktik Dr Spesialis dan peran IBI dalam
Kompetensi SDM terkait pelatihan teknis.
E. Upaya Pemecahan Permasalahan
Permasalahan dan Upaya yang dilakukan terkait Program Upaya
Kesehatan Perorangan adalah sebagai berikut:
a) Berdasarkan UU RS No. 44 Tahun 2009 yang dijelaskan dalam Permenkes RI
Nomor 56/MENKES/PER/2014 tentang Perijinan dan Klasifikasi RS disebutkan
bahwa Peran Dinas Kesehatan Provinsi adalah memberikan Rekomendasi
Perijinan dan Penetapan Kelas untuk RS kelas B sedangkan rekomendasi
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014 48
perijinan dan klasifikasi RS kelas C dan D diserahkan ke Dinas Kesehatan Kab/
Kota. Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur akan mengadvokasi kepada
Kementerian Kesehatan RI untuk memprioritaskan penetapan kelas Rumah Sakit
di Jawa Timur mengingat jumlah RS di Jawa Timur termasuk terbanyak di
Indonesia.
b) Dengan standar akreditasi baru yang diberlakukan mulai tahun 2012, maka
rumah sakit harus menata ulang standarnya karena pada standar akreditasi baru
ada 4 (empat) kelompok standar yaitu : Kelompok standar berfokus pada pasien,
Kelompok standar manajemen rumah sakit, Kelompok sasaran keselamatan
pasien, Kelompok sasaran menuju Milineum Development Goals.
c) Sedangkan yang menjadi permasalahan RS Pemerintah belum melaksanakan
PONEK sekaligus masih tingginya Angka Kematian Ibu dan Bayi antara lain
karena keterbatasan SDM Spesialistik khususnya dokter spesialis Obgyn dan
dokter spesialis anak yang full timer . Untuk itu pihak Dinas Kesehatan
hendaknya ikut mengadvokasi kepada Kementerian Kesehatan RI dan
mengusahakan pelaksanaan pemerataan khususnya tenaga spesialis Obgyn dan
spesialis anak ke daerah- daerah Kab/ Kota.
Adapun permasalahan terkait dengan sistem Pelaporan RS yang belum berjalan
optimal antara lain karena belum semua RS mengisi laporan tahunan dengan
format yang diupload dalam software data dan analisa laporan RS Dinkes Provisi
Jawa Timur, sehingga tidak terekapitulasi dalam software, masih diemukannya
data yang tidak sinkron di RS dengan tahun yang sama antara data SIRS online,
Laporan Tahunan RS, Profil kesehatan serta masih belum semua Dinas
Kesehatan Kab/Kota menggunakan data/pelaporan RS sebagai bahan
perencanaan atau evaluasi terkait pelayanan di RS. Untuk itu dirasa perlu update
format data/ pelaporan di masing- masing RS.
Secara umum pencapaian target sasaran meningkatkatnya jangkauan dan
kualitas pelayanan kesehatan dengan kemampuan pelayanan kesehatan gawat
darurat yang bisa diakses masyarakat dan prasarana kesehatan di Rumah Sakit,
Rumah Sakit Khusus dan Balai Kesehatanpada tahun 2014 telah tercapai dengan
BAIK.
B.5. Program Perbaikan Gizi Masyarakat
A. Kegiatan Dalam Program Perbaikan Gizi Masyarakat
Dalam rangka mencapai misi “Mewujudkan, Memelihara dan Meningkatkan
Pelayanan Kesehatan yang Bermutu, Merata dan Terjangkau” dan tujuan
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014 49
“Meningkatnya Kesadaran Gizi Keluarga Dalam Upaya Meningkatkan Status Gizi
Masyarakat” maka dilaksanakan Program Perbaikan Gizi Masyarakat
Program Perbaikan Gizi Masyarakat didukung oleh 3(tiga) kegiatan yaitu (1)
Penanggulangan Kurang Energi Protein (KEP), Anemia Gizi Besi, Gangguan Akibat
Kurang Yodium (GAKY), Kurang Vitamin A dan Kekurangan Zat Gizi Mikro lainnya,
(2) Pemberdayaan masyarakat Untuk pencapaian keluarga sadar gizi dan (3)
Penyelidikan surveillans untuk kewaspadaan pangan dan gizi
B. Sasaran
Program Perbaikan Gizi Masyarakat dengan sasaran “Meningkatnya
Keluarga Sadar Gizi dan Perbaikan Gizi Masyarakat”; indikator sasaran sebagai
berikut:
1) Persentase Balita Dipantau Pertumbuhannya
2) Persentase Balita dengan Gizi Buruk
3) Persentase Balita dengan Gizi Kurang
C. Anggaran Belanja
Pada tahun anggaran 2014, Program Perbaikan Gizi Masyarakat
mendapatkan alokasi anggaran belanja sebesar Rp. 2.200.000.000,00 dengan
realisasi belanja sebesar Rp. 1.926.959.036,00 atau sebesar 87.59%.
Tabel 3.10. TUJUAN 4 dan SASARAN 4
TUJUAN 4 SASARAN 4.1
Meningkatnya Kesadaran Gizi Keluarga Dalam Upaya Meningkatkan Status Gizi Masyarakat
Meningkatnya Perbaikan Gizi
Masyarakat
Indikator kinerja, target dan reaslisasi dari sasaran ini disajikan dalam
Tabel 3.11. sebagai berikut :
TABEL : 3.11. Pengukuran Kinerja Sasaran Meningkatnya Perbaikan Gizi
Masyarakat
NO INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI (%)
1 2 3 4 5
1 Persentase Balita Dipantau
Pertumbuhannya
85 % 74, 3 % 87,41
2 Persentase Balita dengan Gizi Buruk 2 % 2 % 100,00
3
Persentase Balita dengan Gizi Kurang 14,8 % 12,3% 83,11
Rata-Rata Persentase Capaian Sasaran 90,17
KATAGORI CAPAIAN : BAIK
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014 50
Program perbaikan gizi masyarakat bertujuan meningkatkan kesadaran gizi
keluarga dalam upaya meningkatkan status gizi masyarakat terutama pada ibu hamil,
bayi, dan balita serta usia produktif.
Tabel 3.12. Target dan Realisasi Indikator Kinerja Program Perbaikan Gizi Masyarakat 2012-2014
NO INDIKATOR 2012 2013 2014
Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi
1 Persentase balita gizi buruk yang mendapat perawatan
100 100 100 100 100 100
2 Persentase bayi usia 0-6 bulan mendapat ASI Eksklusif
70 66,1 75 70,3 80 72,6
3 Cakupan RT yang mengkonsumsi garam beryodium
80 - 85 86,9 90 86,9
4 Persentase Balita 6-59 bulan mendapat kapsul vitamin A
80 90,3 83 89,7 85 92,2
5 Persentase ibu hamil mendapat Fe 90 tablet 90 71,2 93 81,6 95 74,2
6 Persentase kabupaten/kota yang melaksanakan surveilans gizi
100 100 100 100 100 100
7 Persentase balita ditimbang berat badannya 75 73,7 80 72,0 85 74,3
8 Persentase Penyediaan bufferstock MP-ASI untuk daerah bencana
100 100 100 100 100 100
Sumber : LB3 Gizi Tahun 2014
Pada tabel di atas sampai dengan bulan November 2014 sebanyak 5854 kasus
Balita gizi buruk (L= 2593, P=2855) sudah mendapat perawatan 100 % dan tertangani
semua. Berdasarkan PSG (pemantauan status gizi) tahun 2014 persentase status
balita gizi buruk sebanyak 2% ini lebih rendah dari target RAD-PG tahun 2014
sebesar 2,1%. Sedangkan persentase status Balita gizi kurang sebesar 10,3% bila
dibandingkan dengan target RAD-PG tahun 2014 sebesar 8,4% masih belum
mencapai target dan untuk prevalensi Balita gizi kurang sebesar 12,3%.
Penanggulangan kasus balita gizi buruk dilaksanakan melalui 2 (dua) pendekatan,
yaitu bagi balita gizi buruk yang disertai dengan tanda-tanda komplikasi medis
dilakukan penanganan rawat inap di Puskesmas Perawatan, Theurapeutic Feeding
Centre (TFC) maupun Rumah Sakit. Sedangkan bagi balita gizi buruk tanpa
komplikasi dilakukan melalui rawat jalan dengan pembinaan oleh petugas kesehatan
dan kader Posyandu.
Cakupan bayi usia 0-6 bulan mendapat ASI Eksklusif tahun 2014 sebesar
72,6% dari jumlah bayi diperiksa sebesar 463.872 dan yang mendapat ASI Eksklusif
sebanyak 336.819 bayi, meskipun belum mencapai target nasional sebesar 80 %
tetapi bila dibanding tahun 2013 persentase cakupan meningkat sebanyak 2,3%, hal
ini di dukung dengan semakin meningkatnya pemahaman masyarakat tentang ASI
Eksklusif serta semakin tanggapnya tenaga pelaksana gizi di lapangan. Upaya
terobosan yang dilakukan untuk meningkatkan cakupan ASI eksklusif antara lain
melalui :
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014 51
a) Penyediaan ruang laktasi (di pasar, kantor, mall, RSUD, pabrik dll) dalam
rangka mendukung penyediaan fasilitas menyusui di tempat kerja maupun di
pusat perbelanjaan, dan lain-lain.
b) Pelatihan petugas pengola data kesehatan terkait dengan definisi operasional
ASI eksklusif untuk mendukung pelaporan ASI eksklusif yang benar
c) Pelatihan Konselor Menyusui
d) Peningkatan dukungan keluarga dan masyarakat melalui pembentukan
Kelompok Pendukung Air Susu Ibu (KP-ASI)
e) Sosialisasi Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2012
tentang Pemberian ASI eksklusif.
Upaya penanggulangan Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI)
dilakukan melalui pemanfaatan garam beriodium. Hasil survey rumah tangga yang
mengkonsumsi garam beriodium di Jawa Timur tahun 2014 sebesar 86,9 %, jika
dibandingkan dengan target nasional tahun 2014 sebesar 90 % berarti belum
mencapai target. Upaya peningkatan cakupan rumah tangga yang mengkonsumsi
garam beriodium dilakukan antara lain melalui :
a). Meningkatkan sosialisasi penggunaan garam beryodium kepada masyarakat
melalui berbagai media, baik cetak maupun elektronik
b). Meningkatkan kegiatan pemantauan /moitoring garam beryodium di setiap desa/
kelurahan dan tidak tergantung dana
c). Peningkatan koordinasi dengan petugas lintas program maupun lintas sektor
d). Sosialisasi Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 63 tahun 2010 tentang
Pedoman Penanggulangan GAKI di daerah.
Cakupan Balita 6-59 bulan yang mendapat kapsul vitamin A di Jawa Timur
tahun 2014 adalah sebesar 92,2% dari sasaran Balita 3.013.119, yang mendapatkan
vitamin A sebanyak 2.776.791. Jika dibandingkan dengan capaian tahun 2013 ada
kenaikan sebesar 2,5% dan bila di bandingkan dengan target nasional tahun 2014
sebesar 85% maka hasil cakupan vitamin A jawa timur sudah melebihi target.
Beberapa upaya yang dilakukan untuk meningkatkan cakupan balita yang mendapat
kapsul vitamin A, antara lain melalui :
a) Meningkatkan kegiatan sweeping oleh petugas kesehatan dalam upaya
memaksimalkan cakupan pemberian kapsul vitamin A
b) Pemenuhan kebutuhan kapsul vitamin A
c) Pertemuan koordinasi penanggulangan Kurang Vitamin A bagi petugas lintas
program dan lintas sektor Kabupaten/Kota se Jawa Timur
d) Promosi pemberian kapsul vitamin A melalui pengadaan media/ sarana
penyuluhan, dan lain-lain.
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014 52
Cakupan ibu hamil yang mendapatkan Fe (feros /tambah darah) 90 tablet di
Jawa Timur tahun 2014 adalah sebesar 74,2 % dari jumlah ibu hamil sebanyak
675.789 orang, yang mendapat Fe3 sebesar 501.616 orang. Jika dibandingkan
dengan target nasional tahun 2014 sebesar 95% berarti belum mencapai target, ini
disebabkan antara lain ;
a) Adanya under reporting, sebab cakupan K1 yang mensyaratkan harus sudah
diberi tablet Fe1 dan cakupan K4 yang mensyaratkan harus sudah diberi Fe3.
b) Belum optimalnya koordinasi dengan lintas program terkait, serta belum
terlaporkannya dengan baik cakupan pemberian TTD pada ibu hamil, baik di
BPS (balai pengobatan swasta) /klinik bersalin lainnya.
c) Kurangnya peran lintas sektoral dan lintas program dalam mendukung
program penanggulangan anemia.
d) Tablet tambah darah yang diberikan secara program kurang menarik,
khususnya bagi ibu hamil, sehingga banyak yang tidak mau
mengkonsumsinya.
Upaya peningkatan cakupan ibu hamil yang mendapat 90 tablet tambah darah,
dilakukan antara lain melalui :
a) Peningkatan koordinasi dengan petugas lintas program dan lintas sektor
terkait
b) Peningkatan pemahaman petugas kesehatan terkait tentang definisi
operasional pemberian TTD
c) Promosi TTD (tablet tambah darah) melalui pengadaan sarana media
penyuluhan
Cakupan balita yang ditimbang berat badannya (D/S) di Jawa Timur pada
tahun 2014 adalah sebesar 74,3% dari jumlah Balita sebesar 3.013.119 dan yang
ditimbang sebanyak 2.239.798 Balita. Cakupan tersebut lebih rendah jika
dibandingkan dengan target nasional tahun 2014 sebesar 85 %. Rendahnya
cakupan D/S tersebut antara lain berkaitan dengan ;
a) Orang tua Balita kurang sadar menimbangkan Balitanya ke Posyandu/
pelayanan kesehatan terdekat
b) Data sasaran S (jumlah bayi/ Balita yang ada di wilayah tertentu)
menggunakan data proyeksi yang terlalu tinggi
c) Minimnya dana operasional dan kelengkapan sarana dan prasarana untuk
menggerakkan kegiatan Posyandu
d) Tingkat pengetahuan kader dan kemampuan petugas dalam pemantauan
pertumbuhan dan konseling masih kurang karena banyaknya kader baru
(regenerasi)
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014 53
e) Pembinaan kader yang kurang sehingga perlu diadakan refresing kader/
revitalisasi Posyandu.
Penyediaan bufferstock MP-ASI untuk daerah bencana setiap tahunnya
selalu disediakan untuk antisipasi situasi darurat akibat bencana, KLB Gizi dan situasi
sulit lainnya. Dana bufferstock MP-ASI ini bersumber dari Direktorat Bina Gizi
Kemenkes R.I dan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Timur sehingga cakupan/
capaian kinerjanya pasti 100 %, karena tenaga gizi di wilayah sasaran bencana,
tinggal melaksanakan apabila ada bencana
D. Permasalahan
1) Peran dan kerjasama petugas lintas program dan lintas sektor yang tergabung
dalam Tim Pangan dan Gizi masih rendah, sehingga pembahasan tentang situasi
pangan dan gizi untuk penanganan masalah gizi sering terhambat.
2) Validasi data gizi sering terlambat dari Kab/ Kota ke Provinsi (seksi gizi) sehingga
capaian indikator kinerja gizi berdasarkan data LB3 gizi kurang maksimal.
3) Belum semua tenaga kesehatan baik di Puskesmas maupun Rumah Sakit serta
sarana pelayanan kesehatan yang lain memahami Kode Etik Pemasaran Susu
FormulaPermasalahan bisa dihubungkan dengan pencapaian indikator kinerja
program.
E. Upaya Pemecahan Permasalahan
1) Melakukan pendekatan secara khusus terhadap lintas program dan lintas sektor
untuk memperlancar jalannya kerjasama serta mendorong agar masing-masing
sektor mengadakan kegiatan secara bersama-sama.
2) Meningkatkan upaya perbaikan dalam sistem pencatatan dan pelaporan antara
lain ;
a) Setelah mengevaluasi dan menganalisis data LB3 gizi yang masuk, sesering
mungkin meminta/ menagih data LB3 Gizi dari Kab/ Kota yang belum masuk.
b) Pembinaan petugas pengelola data
c) Pertemuan koordinasi dan validasi data lintas program baik di tingkat Kab/
Kota atau tingkat Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur.
3) Perlunya peraturan yang tegas beserta sangsinya terhadap produsen susu yang
melanggar peraturan
4) Menjalin kerjasama dengan lintas sektor, lintas program, serta organisasi profesi
terkait untuk meningkatkan cakupan ASI eksklusif.
Melakukan pendekatan secara khusus terhadap lintas program dan lintas sektor
untuk memperlancar jalannya kerjasama serta mendorong agar masing-masing
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014 54
sektor mengadakan kegiatan secara bersama-samaHarus relevan dengan
permasalahan yang ada.
Secara umum pencapaian target sasaran Meningkatkan Keluarga Sadar Gizi
dan Perbaikan Gizi Masyarakat pada tahun 2014 telah tercapai dengan BAIK.
B.5. Program Obat dan Perbekalan Kesehatan
A. Kegiatan Dalam Program Obat dan Perbekalan Kesehatan
Dalam rangka mencapai misi “Mewujudkan, Memelihara dan Meningkatkan
Pelayanan Kesehatan yang Bermutu, Merata dan Terjangkau” dan tujuan
“Terjaminnya Ketersediaan, Pemerataan, Pemanfaatan, Mutu, Keterjangkauan Obat
dan Perbekalan Kesehatan serta Pembinaan Mutu Makanan” maka dilaksanakan
Program Obat dan Perbekalan Kesehatan.
Program Obat dan Perbekalan Kesehatan didukung oleh 11(sebelas) kegiatan
yaitu (1)Pengadaan obat dan perbekalan kesehatan, (2)Pengkataan pemerataan obat
dan perbekalan kesehatan, (3)Peningkatan mutu pelayanaan farmasi komunikasi dan
rumah sakit, (4)Peningkatan mutu Penggunaan obat dan perbekalan Kesehatan,
(5)Pengembangan tanaman obat dan peningkatan promosi pemanfaatan obat bahan
alam Indonesia, (6)Pengadaan Bahan Kimia dan Laboratorium, (7)Peningkatan mutu
makanan dan minuman, (8)Peningkatan dan Pengembangan Balai Materia Medika
Batu, (9)Pencegahan Penyalahgunaan Narkotik, Psikotropika Dan Zat Adiktif Lainnya
(Napza), (10)Optimalisasi Instalasi Farmasi Provinsi ( DAK ) dan (11)Pendampingan
Optimalisasi Instalasi Farmasi Provinsi ( DAK ).
B. Sasaran
Program Obat dan Perbekalan Kesehatan dengan sasaran “Meningkatnya
pengelolaan obat, perbekalan kesehatan dan makanan”; indikator sasaran sebagai
berikut:
1) Persentase obat sesuai kebutuhan tersedia di Kabupaten/Kota
2) Persentase Ketersediaan Obat dan Alat Kesehatan untuk Penanggulangan
Bencana dan KLB
3) Persentase Sarana Pelayanan Kesehatan yang menerapkan Pelayanan
Kefarmasian Sesuai Standar
C. Anggaran Belanja
Pada tahun anggaran 2014, Program Obat dan Perbekalan Dinas Kesehatan
Provinsi Jawa Timur mendapatkan alokasi anggaran belanja sebesar Rp.
7.907.640.000,00 dengan realisasi belanja sebesar Rp. 3.178.767.804,00 atau
sebesar 40,20%; hal ini salah satunya disebabkan karena kegiatan Optimalisasi
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014 55
Instalasi Farmasi Provinsi sebesar Rp. 3.932.640.000,00 tidak bisa terealisasi
karena disebabkan gagal tender serta persyaratan dalam penganggaran yang belum
terpenuhi. Berdasarkan hal tersebut, Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur sudah
mengirim telaahan kepada Bappeda Provinsi Jawa Timur.
Tabel 3.12. TUJUAN 5 dan SASARAN 5.1.
TUJUAN 5 SASARAN 5.1
Terjaminnya ketersediaan, pemerataan, mutu, keterjangkauan obat dan perbekalan kesehatan serta pembinaan mutu makanan
Meningkatnya Pengelolaan Obat,
Perbekalan Kesehatan dan Makanan
Indikator kinerja, target dan reaslisasi dari sasaran ini disajikan dalam
Tabel 3.13. sebagai berikut :
TABEL : 3.13. Pengukuran Kinerja Sasaran Meningkatnya Pengelolaan
Obat, Perbekalan Kesehatan dan Makanan
NO INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI (%)
1 2 3 4 5
1 Persentase obat sesuai
kebutuhan tersedia di
kabupaten/kota
95 % 100 % 105,26
2 Persentase Ketersediaan
Obat dan Alat Kesehatan
untuk Penanggulangan
Bencana dan KLB
90 % 92 % 102,22
3
Persentase Sarana Pelayanan
Kesehatan yang menerapkan
Pelayanan Kefarmasian
Sesuai Standar
60 % 35 % 58,33
Rata-Rata Persentase Capaian Sasaran 88,61
KATEGORI CAPAIAN : BAIK
Berdasarkan Tabel 3.13. dari 3(tiga) Indikator Kinerja Utama Program Obat
dan Perbekalan Kesehatan yang belum memenuhi target adalah Pelayanan
Kefarmasian Sesuai Standar. Pada Tahun 2014 target yang ditetapkan sebesar 60 %
dengan capaian 35%. Hal ini antara lain disebabkan oleh hal ini disebabkan karena
kualitas dan kuantitas SDM bidang farmasi, kompetensi tenaga farmasi, dukungan
manajemen, kab kota tidak memiliki data based yang akurat sehingga sampai Tahun
2014 belum bisa memenuhi target.
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014 56
Pada Program Obat dan Perbekalan Kesehatan untuk indikator Persentase
Ketersediaan Obat dan Alat Kesehatan untuk Penanggulangan Bencana dan KLB
terlihat pada tabel 3.14.
Tabel 3.14. Persentase Ketersediaan Obat dan Alat Kesehatan Untuk
Penanggulangan Bencana dan KLB
NO. KAB/KOTA KETERSEDIAAN OBAT (%)
1 Pacitan 173%
2 Ponorogo 86%
3 Trenggalek 174%
4 Tulungagung 142%
5 Kab. Blitar 211%
6 Kab. Kediri 940%
7 Kab. Malang 143%
8 Lumajang 323%
9 Jember 130%
10 Banyuwangi 164%
11 Bondowoso 162%
12 Situbondo 337%
13 Kab. Probolinggo 115%
14 Kab. Pasuruan 144%
15 Sidoarjo 248%
16 Kab. Mojokerto 97%
17 Jombang 146%
18 Nganjuk 266%
19 Kab. Madiun 292%
20 Magetan 92%
21 Ngawi 218%
22 Bojonegoro 106%
23 Tuban 176%
24 Lamongan 110%
25 Gresik 127%
26 Bangkalan 1572%
27 Sampang 108%
28 Pamekasan 196%
29 Sumenep 69%
30 Kota Kediri 225%
31 Kota Blitar 280%
32 Kota Malang 184%
33 Kota Probolinggo 237%
34 Kota Pasuruan 80%
35 Kota Mojokerto 152%
36 Kota Madiun 645%
37 Kota Surabaya 669%
38 Kota Batu 186%
Sumber: Data Program Obat dan Perbekalan Kesehatan tahun 2014
Mutu Pelayanan kefarmasian di sarana pelayanan kesehatan dipengaruhi
antara lain oleh ketersediaan tenaga farmasi di sarana pelayanan kesehatan.
Jumlah dan kualitas tenaga apoteker di Rumah Sakit masih terbatas. Jumlah
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014 57
apoteker di beberapa rumah sakit tidak sesuai dengan rasio terhadap jumlah tempat
tidur (1:30). Hal ini berdampak pada kurang optimalnya pelayanan farmasi klinik,
sehingga perlu dipikirkan untuk menempatkan tenaga apoteker dengan jumlah sesuai
kebutuhan;l sedangkan di Puskesmas hanya tersedia Asisten Apoteker sekitar
80% dari total jumlah Puskesmas yang ada
D. Permasalahan
Permasalahan dalam pelaksanaan Program Obat dan Perbekalan Kesehatan
adalah sebagai berikut:
1) Belum optimalnya komitmen Pemerintah Pemerintah Kabupaten/Kota dalam
mengalokasikan anggaran untuk penyediaan obat dan alkes habis pakai,
dukungan sarana prasarana pengelolaan obat dan vaksin, biaya distribusi obat
dan vaksin,
2) Penempatan penanggung jawab pengelola obat di beberapa daerah tidak sesuai
dengan kompetensi. Adanya mutasi tenaga kefarmasian yang bertugas di
Instalasi Farmasi Kabupaten/Kota dan belum ada pengganti yang sesuai
3) Struktur organisasi pengelola obat dan perbekalan kesehatan Kabupaten/Kota
untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi bidang kefarmasian di era
otonomi daerah bervariasi bentuk dan keberadaannya antara lain: dalam bentuk
Bidang, Seksi atau UPTD dengan tupoksi yang tidak seragam.
4) Perhatian terhadap pengelolaan obat di Puskesmas masih kurang meliputi
penyimpanan yang belum optimal maupun kurangnya SDM.
5) Kurangnya koordinasi antara petugas puskesmas dan instalasi farmasi
kabupaten/kota menyebabkan kekosongan obat di puskesmas tidak terinformasi
ke Instalasi Farmasi Kabupaten/Kota, sehingga puskesmas mengalami
kekosongan obat meskipun dalam waktu yang singkat.
6) Biaya operasional instalasi farmasi. Pengadaan obat dan vaksin masih
mengandalkan dari dana DAK bidang kefarmasian.
7) Kondisi mempengaruhi mutu pelayanan kefarmasian di strata pelayanan
kesehatan tersebut ketersediaan tenaga farmasi di pelayanan kesehatan terbagi
di Rumah Sakit dan Puskesmas. Jumlah dan kualitas tenaga apoteker di
Rumah Sakit masih terbatas, sedangkan di Puskesmas hanya tersedia
Asisten Apoteker sekitar 80% dari total jumlah Puskesmas yang ada
8) Tenaga kesehatan lain belum sepenuhnya mendapat informasi tentang
penggunaan obat rasional, serta kurangnya pemahaman masyarakat tentang
penggunaan obat secara swamedikasi
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014 58
E. Upaya Pemecahan Permasalahan
Upaya pemecahan permasalahan yang diupayakan pada Program Obat dan
Perbekalan Kesehatan adalah sebagai berikut:
1) Advokasi ke Pemerintah Daerah untuk komitmen dan dukungan alokasi anggaran
penyediaan obat dan alkes habis pakai, dukungan sarana prasarana pengelolaan
obat dan vaksin, serta biaya distribusi obat.
2) Meningkatkan kemampuan petugas pengelola obat di Kab/Kota dengan
melakukan pembinaan dan TOT Manajemen Obat secara berkelanjutan yang
diharapkan akan dilanjutkan dengan pelatihan terhadap pengelolaan obat di
Puskesmas.
3) Meningkatkan koordinasi antara pengelola obat di Provinsi, Kab/Kota, Puskesmas,
dan Pengelola Program Kesehatan dengan membentuk tim perencanaan obat
terpadu.
4) Advokasi penambahan jumlah tenaga kefarmasian untuk mendukung
pelaksanaan pelayanan kefarmasian di Puskesmas dan Rumah Sakit.
5) Meningkatkan lokasi pilot project pelayanaan kefarmasian di beberapa
Puskesmas dan Rumah Sakit
6) Meningkatkan sosialisasi pemberdayaan masyarakat dalam penggunaan obat
rasional melalui metode CBIA dengan melibatkan tenaga kesehatan dari lintas
program, kader kesehatan, dan stake holder terkait
Secara umum pencapaian target sasaran meningkatkan pengelolaan obat,
perbekalan kesehatan dan makanan pada tahun 2014 telah tercapai dengan BAIK.
B.7. Program Manajemen dan Kebijakan Pembangunan Kesehatan
A. Kegiatan Dalam Program Manajemen dan Kebijakan Pembangunan Kesehatan
Dalam rangka mencapai misi “Mewujudkan, Memelihara dan Meningkatkan
Pelayanan Kesehatan yang Bermutu, Merata dan Terjangkau” dan tujuan
“Berkembangnya Kebijakan, Sistem Pembiayaan dan Manajemen Pembangunan
Kesehatan” maka dilaksanakan Program Manajemen dan Kebijakan Pembangunan
Kesehatan.
Program Manajemen dan Kebijakan Pembangunan Kesehatan didukung oleh
6(enam) kegiatan yaitu (1) Pengembangan sistem informasi kesehatan, (2)
Pengembangan dan Fasilitasi Program Kesehatan, (3) Pengembangan manajemen
perencanaan dalam bidang kesehatan, (4) Kerjasama program, lintas sektor dan
antar daerah dalam bidang kesehatan, (5) Peningkatan manajemen dan fungsi
kelembagaan UPT dan (6) Pengembangan pembiayaan kesehatan secara pra upaya.
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014 59
B. Sasaran
Program Manajemen dan Kebijakan Pembangunan Kesehatan dengan
sasaran “Mengembangkan kebijakan dan regulasi bidang kesehatan, sistem
informasi kesehatan dan hukum kesehatan serta pembiayaan kesehatan”; indikator
sasaran sebagai berikut:
1) Persentase Penduduk yang Telah Terjamin Pemeliharaan Kesehatan dengan
Sistem Jaminan Kesehatan
2) Persentase pengelolaan Sistem Informasi Kesehatan (SIK) sesuai dengan
standar
C. Anggaran Belanja
Pada tahun anggaran 2014, Program Manajemen dan Kebijakan Pembangunan
Kesehatan mendapatkan alokasi anggaran belanja sebesar Rp. 44.422.876.273,00
dengan realisasi belanja sebesar Rp.40.888.830.260.00 atau sebesar 92.04%
Tabel 3.15. TUJUAN 6 dan SASARAN 6.1.
TUJUAN 6 SASARAN 6.1
Berkembangnya Kebijakan, Sistem Pembiayaan dan Manajemen Pembangunan Kesehatan
Berkembangnya kebijakan dan regulasi
bidang kesehatan, Sistem Informasi
Kesehatan dan Hukum Kesehatan serta
Pembiayaan Kesehatan
Indikator kinerja, target dan reaslisasi dari sasaran ini disajikan dalam
tabel 3.16. sebagai berikut :
TABEL : 3.16. Pengukuran Kinerja Sasaran Berkembangnya kebijakan
dan regulasi bidang kesehatan, Sistem Informasi Kesehatan
dan Hukum Kesehatan serta Pembiayaan Kesehatan
NO INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET REALISASI (%)
1 2 3 4 5
1 Persentase Penduduk yang
Telah Terjamin Pemeliharaan
Kesehatan dengan Sisitem
Jaminan Kesehatan
70 % 50,84 % 72,63
2 Persentase pengelolaan Sistem
Informasi Kesehatan (SIK)
sesuai dengan standar
100 % 100 % 100
Rata-Rata Persentase Capaian Sasaran 86,31
KATEGORI CAPAIAN : BAIK
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014 60
Berdasarkan tabel 3.16. dapat disimpulkan bahwa untuk kegiatan
Pengembangan SIK sudah berhasil memenuhi target sebesar 100 % pada tahun
2014. Indikator “persentase pengelolaan SIK sesuai standar” adalah Sistem
Informasi Kesehatan (SIK) sesuai dengan standar yang telah ditetapkan, yaitu
system pelaporan satu pintu sehingga data yang didapatkan valid.
Manfaatnya terhadap program kesehatan dengan diperolehnya data yang valid
adalah penilaian keberhasilan terhadap pelaksanaan program-program kesehatan
bersifat obyektif dan terukur karena berdasarkan data yang valid serta untuk
membuat perencanaan yang baik sesuai penilaian yang berbasis data valid, sehingga
kebijakan yang diambil pimpinan sesuai dengan kondisi yang dibutuhkan masyarakat.
Secara umum pencapaian target sasaran Mengembangkan kebijakan dan regulasi
bidang kesehatan, sistem informasi kesehatan dan hukum kesehatan serta
pembiayaan kesehatan pada tahun 2014 telah tercapai dengan BAIK.
D. Permasalahan
Permasalahan dalam kegiatan Pengembangan SIK diantaranya adalah
sebagai berikut:
1) SIK masih terfragmentasi (belum terintegrasi) dan dikelola berbagai pihak
sehingga terdapat “pulau-pulau informasi”
2) Legislasi yang ada belum kuat untuk mendukung integrasi SIK
3) Tenaga Pengelola SIK umumnya masih kurang diakui perannya,
pengembangan karir tidak jelas dan belum ada jabatan fungsionalnya
4) Terbatasnya anggaran untuk teknologi informasi dan komunikasi khususnya
untuk pemeliharaan
5) Kualitas data masih bermasalah (tidak: akurat, lengkap, tepat waktu)
6) Penggunaan data/informasi oleh pengambil keputusan dan masyarakat masih
sangat rendah
E. Upaya Pemecahan Permasalahan
Upaya pemecahan masalah yang ditemui dalam kegiatan pengembangan
SIK adalah sebagai berikut:
1) Pengembangan kebijakan dan standar dilaksanakan dalam rangka
mewujudkan SIK yang terintegrasi, yang dapat menyediakan data secara real
time yang mudah diakses dan berfungsi sebagai sistem pendukung
pengambilan keputusan (Decision Support System).
2) Penguatan manajemen SIK pada semua tingkat sistem kesehatan dititik-
beratkan pada ketersediaan standar operasional yang jelas, pengembangan
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014 61
dan penguatan kapasitas SDM,dan pemanfaatan TIK, serta penguatan
advokasi bagi pemenuhan anggaran.
3) Peningkatan penyelenggaraan sistem pengumpulan, pengolahan, analisis,
penyimpanan, diseminasi dan pemanfaatan data/ informasi dalam kerangka
kebijakan SIK terintegrasi, sehingga diperoleh data yang berkualitas, yaitu
akurat, lengkap, tepat waktu .
4) Pengembangan Bank Data Kesehatan harus memenuhi berbagai kebutuhan
dari para pemangku kepentingan dan dapat diakses dengan mudah, serta
memperhatikan prinsip-prinsip kerahasiaan dan etika yang berlaku di bidang
kesehatan dan kedokteran.
5) Pengembangan SDM pengelola data dan informasi kesehatan dilaksanakan
dengan menjalin kerjasama dengan Perguruan Tinggi dan lintas sektor terkait
serta terpadu dengan pengembangan SDM kesehatan lainnya.
Berdasarkan Tabel 3.16. untuk Tahun 2014, persentase penduduk yang telah
terjamin pemeliharaan kesehatan dengan Sistem Jaminan Kesehatan mencapai
50.84% . Hal ini belum memenuhi target, dimana sesuai dengan Renstra Dinas
Kesehatan Provinsi Jawa Timur, pada Tahun 2014 diharapkan 70% penduduk Jawa
Timur telah terjamin pemeliharanaan kesehatannya dengan Sistem Jaminan
Kesehatan
Program Manajemen dan Kebijakan Pembangunan Kesehatan untuk kegiatan
Pengembangan Pembiayaan Kesehatan Pra Upaya lebih dikenal dengan nama
Program Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda). Program Jamkesda dimaksudkan
untuk meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin
dan tidak mampu di luar kuota program Jaminan Kesehatan Masyarakat
(Jamkesmas)/Penerima Bantuan Iuran (PBI) Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
Program Jamkesda bertujuan untuk tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang
optimal secara efektif, efisien dan akuntabel.
Sasaran program Jamkesda pada tahun 2014 berkembang meliputi:
1) Masyarakat miskin yang memiliki kartu Jamkesda yang belum masuk
kepesertaan PBI Program JKN.
2) Penderita/mantan penderita kusta yang mendapatkan rekomendasi direktur RS
Kusta milik Provinsi dan memiliki Kartu Tanda Penduduk (KTP) dari
Kabupaten/Kota yang ada di Provinsi Jawa Timur.
3) Seniman yang ditetapkan oleh Dewan Kesenian Jawa Timur Seniman yang
memiliki kartu Jamkesda dan peserta tambahan yang belum memiliki kartu
Jamkesda tidak termasuk keluarganya, dijamin oleh Provinsi Jawa Timur.
4) Penghuni Panti (milik Provinsi Jawa Timur).
5) Gelandangan dan anak terlantar.
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014 62
6) Penghuni Lapas/Rutan yang mendapatkan pelayanan kesehatan di RS Provinsi
dan UPT Dinkes Provinsi Jawa Timur.
7) Penderita Kasus Khusus seperti : Hemofilia, Thalassemia, Kelainan Kongenital
dan Gagal Ginjal
Jumlah masyarakat miskin dan tidak mampu, yang tercover dalam program
Jamkesda pada tahun 2013 dan 2014 berkurang dari tahun 2012.
Pada Tahun 2013 masyarakat miskin dan tidak mampu yang tercover Jamkesda
sebesar 707.305 jiwa; sedangkan pada Tahun 2014 sebesar 706.249. Hal ini
disebabkan adanya peserta Jamkesda yang masuk ke dalam program
Jamkesmas/JKN. Selain itu untuk Kab. Pacitan pada Tahun 2014mengelola sendiri
peserta Jamkesda Kab. Pacitan dengan mendaftarkannya ke BPJS Kesehatan.
Tabel 3.17. Jumlah Kunjungan dan Kasus Pasien Jamkesda yang Berobat
ke PPK Yang Ditetapkan
Uraian Satuan Realisasi Program Jamkesda
2009 2010 2011 2012 2013 2014
Rawat Jalan Tingkat
Lanjutan Kunjungan - 122.966 131.928 130.056 90.779
59.618
Rawat Inap Tingkat
Lanjutan Kasus - 20.981 23.729 20.486 8.029
5.869
Capaian kinerja program Jamkesda dapat dilihat dari pemanfaatan dana
pelayanan kesehatan untuk masyarakat miskin dan tidak mampu yang tercover
dalam program Jamkesda, baik pelayanan kesehatan untuk rawat jalan maupun
rawat inap. Berdasarkan Tabel ditas, terlihat bahwa kunjungan peserta Jamkesda
dari tahun 2010 – 2011 menunjukkan kecenderungan yang meningkat. Pada 2009,
Jawa Timur baru pada persiapan pelaksanaan Jamkesda, sehingga belum ada
kunjungan dari pasien Jamkesda. Program Jamkesda dilaksanakan oleh seluruh
Kabupaten/Kota dan Provinsi Jawa Timur pada Tahun 2010.
Berdasarkan Tabel 3.17. terdapat penurunan pemanfaatan pelayanan rawat
jalan dan rawat inap pada Tahun 2012 dan Tahun 2013. Hal ini disebabkan oleh
dikeluarkannya Surat Edaran Gubernur Jawa Timur Nomor : 440/14771/031/2012
tanggal 29 Agustus 2012 yang menyatakan bahwa pelayanan kesehatan bagi pasien
pengguna SKTM/SKM/SPM, menjadi tanggung jawab Pemerintah Kabupaten/.
Sehingga yang tercover dalam pembiayaan program Jamkesda, hanyalah pasien
yang memiliki kartu Jamkesda. SE edaran ini efektif berlaku per 1 September 2012.
Pemberlakuan SE Gubernur tersebut berdampak pada penurunan jumlah masyarakat
yang memanfaatkan pelayanan kesehatan program Jamkesda.
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014 63
Pada tahun 2013 juga terjadi penurunan jumlah masyarakat miskin yang
mendapat pelayanan kesehatan program Jamkesda sebesar 30,2% untuk rawat
jalan, dan 60,81% untuk rawat inap. Hal ini dikarenakan jumlah sasaran program
Jamkesda yag menurun sebesar 43,76%.
Setelah berlangsung pelaksanaan program JKN sejak awal tahun 2014,
pemanfaatan pelayanan kesehatan program Jamkesda menurun lagi sebesar
34,33% untuk Rawat Jalan dan 26,9% untuk Rawat Inap.
Tabel 3.18. Perkembangan Kepesertaan Jaminan Kesehatan Penduduk Provinsi Jawa Timur Tahun 2009 – 2014
Sumber : Seksi Pembiayaan Kesehatan Tahun 2014
Berdasarkan Tabel 3.18. apabila dibandingkan dengan target pencapaian sesuai
rencana strategis Tahun 2009 – 2014, maka kepesertaan Jaminan Kesehatan untuk
penduduk Jawa Timur sampai dengan tahun 2014 belum memenuhi target. Pada
Renstra dinyatakan bahwa kepesertaan jaminan kesehatan diharapkan pada tahun
2011 sebesar 50%, Tahun 2012 sebesar 55%, pada Tahun 2013 sebesar 60% dan
pada Tahun 2014 diharapkan minimal 70% penduduk Jawa Timur sudah menjadi
peserta jaminan kesehatan. Sampai dengan Tahun 2014 baru 50,84% dari penduduk
Jawa Timur yang menjadi peserta jaminan kesehatan. Hal ini salah satunya
disebabkan karena tidak diperolehnya data kepesertaan dari asuransi komersial
dalam jumlah yang signifikan.
NO KEPESERTAAN 2009 2010 2011 2012 2013 2014
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Jamkesmas/ PBI 10.710.051 10.710.051 10.710.051 12.586.401 14.001.871 14.001.870
2 Jamkesda 1.257.572 1.257.572 1.257.572 1.257.572 707.305 706.249
3 Askes PNS 2.950.395 2.950.395 3.042.829 2.176.478 2.163.139 1.343.429
4 Jamsostek 539.047 539.047 698.482 822.121 922.369 -
5 TNI/POLRI 60.207 60.207 60.427 62.333 243.389 376.974
6 Asuransi Komersial 1.635.763 1.635.763 1.572.112 2.083.939 2.083.939 -
7 Badan Usaha - - - - - 1.285.828
8 Peserta Mandiri - - - - - 733.509
9 Pejabat Negara/Peg. Pemr Non PNS
- - - - - 4.814
10 Bukan Pekerja - - - - - 822.327
11 Jamkesda Integrasi JKN - - - - - 339.605
Jumlah Total Penduduk 37.236.149 37.432.020 37.476.011 38.026.550 38.318.791 38.581.964
Pddk tercover Jamkes 17.098.163 17.098.163 17.281.046 18.988.844 20.122.012 19.614.606
% Pddk tercover Jamkes 45,92% 45,68% 46,11% 49,94% 52,51% 50,84%
Penduduk belum tercover Jamkes 20.137.986 20.333.857 20.194.965 19.037.706 18.196.779 18.967.358
% Penduduk belum tercover Jamkes 54,08% 54,32% 53,89% 50,06% 47,49% 49,16%
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014 64
Beberapa hal yang menjadi faktor belum tercapainya target tersebut adalah :
1) Kurangnya kesadaran masyarakat akan jaminan kesehatan bagi diri dan
keluarganya.
2) Perusahaan asuransi kesehatan atau badan pengelola jaminan kesehatan
terutama yang bersifat komersial masih belum terbuka dengan data kepesertaan
anggotanya.
3) Sosialisasi program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) belum merata ke seluruh
lapisan masyarakat.
4) Permasalahan dan keluhan pelayanan kesehatan yang dihadapi peserta JKN
membuat sebagian peserta kecewa dan masyarakat yang belum menjadi peserta
BPJS Kesehatan maju mundur untuk mendaftarkan diri sebagai peserta dalam
BPJS Kesehatan.
D.Permasalahan
Permasalahan dalam kegiatan pembiayaan kesehatan pra upaya atau lebih
dikenal dengan program Jamkesda adalah:
1) Masih terdapat masyarakat miskin yang tidak tercover dalam Penerima Bantuan
Iuran (PBI).
2) Kesadaran masyarakat terhadap kepemilikan jaminan kesehatan masih rendah.
3) Sistem rujukan terstruktur dan berjenjang belum berjalan secara optimal.
4) Sistem pengelolaan keuangan daerah sering menjadi kendala dalam pelaksanaan
program, seperti pelaksanaan sharing dana program Jamkesda dimana dana
Jamkesda tidak dapat dipooling tetapi masih ada di Provinsi atau Kabupaten/Kota
masing-masing.
5) Masih banyak Kabupaten/Kota yang tidak mengirim laporan pelaksanaan program
Jamkesda secara rutin, lengkap dan tepat waktu ke Provinsi.
6) Laporan pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) oleh BPJS Kesehatan
tidak berjalan secara rutin, lengkap dan tepat waktu tetapi berdasar permintaan.
7) Adanya keluhan dari peserta JKN terkait pelayanan kesehatan yang dihadapi
peserta JKN membuat sebagian peserta kecewa dan masyarakat yang belum
menjadi peserta BPJS Kesehatan maju mundur untuk mendaftarkan diri sebagai
peserta dalam BPJS Kesehatan.
E.Upaya Pemecahan Permasalahan
Upaya pemecahan permasalahan yang dihadapi adalah:
1) Update data kepesertaan PBI secara berkala oleh instansi yang berwenang.
2) Sosialisasi kepada masyarakat akan pentingnya jaminan kesehatan.
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014 65
3) Pelaksanaan Jamkesda Provinsi berlaku untuk pemegang kartu Jamkesda
dengan perbaikan dan sinkronisasi data kepesertaan Jamkesda dengan
kepesertaan Jamkesmas baru selanjutnya mengintegrasikan Jamkesda ke
dalam Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang dikelola oleh Badan
Pengelola Jaminan Sosial Bidang Kesehatan (BPJS Kesehatan) paling lambat
tahun 2015.
4) Menerapkan regionalisasi sistem rujukan dengan meningkatkan sarana
prasarana dan sumber daya manusia secara merata di seluruh wilayah
provinsi Jawa Timur.
5) Regulasi sistem pengelolaan keuangan program jaminan kesehatan.
6) Meningkatkan kesadaran puskesmas, rumah sakit PPK Jamkesda dan Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota untuk mengirim laporan pelaksanaan program
Jamkesda secara rutin, lengkap dan tepat waktu ke Provinsi.
7) Meningkatkan koordinasi BPJS Kesehatan dan Dinas Kesehatan Provinsi
dalam mengelola laporan pelaksanaan JKN.
8) Meningkatkan komunikasi dan koordinasi antara berbagai pihak yang terlibat
dalam pelaksanaan JKN untuk memperbaiki pelayanan kesehatan kepada
masyarakat utamanya peserta JKN.
Program Manajemen dan Kebijakan Pembangunan Kesehatan juga
dilaksanakan oleh Sub Bagian Penyusunan Program. Salah satu kegiatannya adalah
Pengembangan Manajemen Perencanaan dalam Bidang Kesehatan, dengan
kelompok sasaran pengelola program kesehatan Provinsi / Kabupaten / Kota, stake
holder dan lintas sektor; dengan indikator keluaran tersusunnya Renja 2015, DPA
2014, Identifikasi dan pemecahan permasalahan pembangunan kesehatan di
Kabupaten / Kota dan dengan indikator hasil : 100% dokumen perencanaan dan
anggaran tersusun sesuai standar. Capaian Program yang ditetapkan adalah
mengembangkan kebijakan dan manajemen pembangunan kesehatan guna
mendukung penyelenggaraan pembangunan kesehatan.
Pada Sub Bagian Penyusunan Program juga melaksanakan kegiatan
Kerjasama Program, Lintas Sektor dan Antar Daerah dalam Bidang Kesehatan
sebagai salah satu kegiaan dalam Program Manajemen dan Kebijakan
Pembangunan Kesehatan. kegiatan Kerjasama Program, Lintas Sektor dan Antar
Daerah dalam Bidang Kesehatan dengan kelompok sasaran : pengelola program
kesehatan Provinsi / Kabupaten / Kota dan lintas sektor, dan Indikator Kinerja
Keluaran adalah Fasilitasi penandatanganan PKS program icon bidang kesehatan,
dan dokumen kesepakatan kerjasama bidang kesehatan antarprovinsi anggota MPU
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014 66
dengan hasil 100% kerjasama antar daerah dan luar negeri terdokumentasi. Capaian
Program adalah kesepakatan kerjasama program baik lintas sektor dan antar daerah
guna mendukung penyelenggaraan pembangunan kesehatan.
Secara umum pencapaian target sasaran berkembangnya kebijakan dan
regulasi bidang kesehatan, sistem informasi kesehatan dan hukum kesehatan serta
pembiayaan kesehatan pada tahun 2014 telah tercapai dengan BAIK
B.8. Program Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit
A. Kegiatan Dalam Program Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit
Dalam rangka mencapai misi “Meningkatkan Upaya Pengendalian Penyakit
dan Penanggulangan Masalah Kesehatan” dan tujuan “Terwujudnya pencegahan,
penurunan dan pengendalian penyakit menular dan tidak menular serta masalah
kesehatan lainnya” maka dilaksanakan Program Pencegahan dan Pemberantasan
Penyakit.
Program Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit didukung oleh 13(tiga
belas) kegiatan yaitu (1) Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit serta Tata
Laksana Penderita, (2) Peningkatan Surveillance Epidemologi dan Pengamatan
Penyakit serta Penanggulangan KLB, (3) Pengendalian Penyakit Kusta (4)
Pengendalian Penyakit TBC (Tuberkulosis), (5) Pengendalian Hiv/Aids, (6)
Pengendalian Penyakit Malaria, (7) Pengendalian Penyakit PES, (8) Pencegahan
DBD (Demam Berdarah), (9) Penyelenggaraan dan pemberantasan penyakit menular
dan wabah, (10) Peningkatan Imunisasi, (11) Pemberantasan penyakit menular
langsung (P2ML), (12) Pemberantasan penyakit bersumber binatang (P2B2) dan (13)
Peningkatan pelayanan dan penanggulangan masalah bencana.
B. Sasaran
Program Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit dengan sasaran
“Menurunnya angka kesakitan dan kematian penyakit menular, tidak menular dan
penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi serta pengamatan penyakit
dalam rangka sistem kewaspadaan dini dan penanggulangan KLB/wabah, ancaman
epidemi serta bencana; indikator sasaran sebagai berikut:
1) Angka Kesakitan DBD per 100.000 penduduk
2) Persentase Korban Bencana Skala Provinsi Tertangani Sesuai Standar
3) Angka Keberhasilan Pengobatan TB
4) Persentase Pelaksanaan Program Pemberantasan Diare sesuai standar
5) Persentase Capaian UCI Desa
6) Persentase Penderita Kusta Telah Menyelesaikan Pengobatan Sesuai Standar
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014 67
7) Persentase ODHA yang mendapatkan ART
8) Angka Capaian API (Annual Parasite Index) Malaria permil
C. Anggaran Belanja
Pada tahun anggaran 2014, Program Pencegahan dan Pemberantasan
Penyakit mendapatkan alokasi anggaran belanja sebesar Rp. 7.177.800.000,00
dengan realisasi belanja sebesar Rp 6.355.591.507,00 atau sebesar 88.55%.
Tabel 3.19 TUJUAN 7 dan SASARAN 7.1.
.TUJUAN 7 SASARAN 7.1
Terwujudnya pencegahan, penurunan dan pengendalian penyakit menular dan tidak menular serta masalah kesehatan lainnya
Menurunnya angka kesakitan dan kematian
penyakit menular, tidak menular dan
penyakit2 yg dapat dicegah dengan Imunisasi
serta pengamatan penyakit dalam rangka
Sistem Kewaspadaan Dini dan
Penanggulangan KLB/Wabah, ancaman
epidemi serta bencana
Indikator kinerja, target dan reaslisasi dari sasaran ini disajikan dalam
tabel 3.20.. sebagai berikut :
TABEL : 3.20. Menurunnya angka kesakitan dan kematian penyakit menular,
tidak menular dan penyakit2 yg dapat dicegah dengan
Imunisasi serta pengamatan penyakit dalam rangka Sistem
Kewaspadaan Dini dan Penanggulangan KLB/Wabah,
ancaman epidemi serta bencana
NO INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET REALISASI (%)
1 2 3 4 5
1 Angka Kesakitan DBD (Incidence
Rate) per 100.000 penduduk
51 24,33 47,71
2 Persentase Korban Bencana Skala Provinsi Tertangani Sesuai Standar
100 % 100 % 100
3 Angka Keberhasilan Pengobatan TB 90 % 90 % 100
4 Persentase Pelaksanaan Program Pemberantasan Diare sesuai standar
100 % 24,3 % 91,61
5 Persen capaian UCI Desa 80 % 86,3 % 107,88
6 Persen Penderita Kusta Telah Menyelesaikan Pengobatan Sesuai Standar
90 % 89 % 98,89
7 Presentase ODHA yang mendapat ARV 80 % 72 % 90,00
8 Angka API ( Annual Parasite Index ) Malaria
<1%0 0,03 %0 100,00
Rata-Rata Persentase Capaian Sasaran 83,60
CAPAIAN KINERJA : BAIK
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014 68
Berdasarkan tabel 3.20. diatas dapat dikemukakan indikator- indikator dalam
Program Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit yang meliputi kegiatan sebagai
berikut:
1) Pengendalian Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD)
Kegiatan Pengendalian Penyakit DBD dengan Indikator Kinerja Utama Angka
Kesakitan DBD per 100.000 penduduk. Pada Tahun 2014, dari Angka Kesakitan DBD
per 100.000 yang ditargetkan sebesar 51 dan terealisasi 24.3 angka kesakitan akibat
DBD.
Tujuan program pengendalian penyakit Demam Berdarah Dengue adalah
menurunkan angka kesakitan dan kematian penyakit DBD serta mencegah Kejadian
Luar Biasa. Dengan sasaran kegiatan:
a) Minimal 20 % Kabupaten/Kota dengan angka kesakitan DBD maksimal
51/100.000 penduduk
b) Minimal 20 % Kabupaten/Kota dengan angka kematian DBD maksimal 1%
Trend angka kesakitan dan kematian DBD mulai tahun 2009 sampai dengan
2014, adalah sebagai berikut :
Sumber: Data kegiatan P2 DBD
Grafik 3.1. Insiden Dan CFR DBD Tahun 1968-2014
Dari grafik 3.1 dapat disimpulkan sebagai berikut berdasarkan jumlah kasus
DBD (Insiden) di Jawa Timur mulai tahun 2009 turun dari tahun sebelumnya, namun
masih bersifat berfluktuasi dan cenderung terjadi kenaikan bersamaan dengan
datangnya musim penghujan.Hal ini menunjukkan masih adanya vektor/nyamuk
penular DBD di masyarakat yang belum di dapat di tanggani secara optimal,
meskipun jumlah kasus DBD di Jawa Timur dibawah angka Nasional (51 per
100.000 penduduk).
0,00
10,00
20,00
30,00
40,00
50,00
60,00
70,00
80,00
68 70 72 74 76 78 80 82 84 86 88 90 92 94 96 98 00 02 04 06 08 10 12 14 TAHUN
INSIDEN & CFR DBD PROV. JATIM, TAHUN 1968 s/d 2014
CFR
INS
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014 69
Adapun kabupaten/kota yang mengalami peningkatan jumlah penderita dan
mengalami Kejadian Luar Biasa DBD Tahun 2014 (s/d September), adalah sebagai
berikut:
Tabel 3.21. Jumlah Penderita Demam Berdarah (Jan-Sept) Tahun 2014
No Kab/Kota Jan-Sept Keterangan
2013 2014
1 Probolinggo (M) 58 294 KLB
2 Probolinggo 108 171 Naik
3 Madiun (M) 101 149 Naik
4 Madiun 103 105 Naik
5 Blitar (M) 66 73 Naik
Sumber: Data Kegiatan P2 DBD 2014
Peningkatan kasus DBD di Kabupaten/Kota diatas disebabkan karena terjadi
penyebaran lokasi terjangkit yang menunjukkan adanya penyebaran atau meluasnya
vektor/nyamuk penular DBD. Hal ini dikarenakan kegiatan Pemberantasan Sarang
Nyamuk (PSN) belum dijalankan secara optimal di masyarakat.
Tabel 3.22. Hasil capaian Indikator P2 DBD Tahun 2012-2014
Indikator 2012 2013 2014 (sd Sept)
Target Capaian Target Capaian Target Capaian
Incident Rate
(IR)/100.000
pddk
53 21,70 52 39.07 51 20,58
Case Fatality
Rate (%)
(CFR)
< 1 %
1,44 < 1 % 1,05 < 1 % 1,17
Angkas
Bebas Jentik
(%)
ABJ
95 % 83 95 % 87 95 % 87
Kab/Kota
KLB (%)
5 % 11 (29%) 5 % 16 (42%) 5 % 1 (0,03%)
Sumber: Data Kegiatan P2 DBD 2014
Kinerja program penanggulangan penyakit Demam Berdarah Dengue tahun
2014 mengalami peningkatan, hal ini ditunjukan adanya penurunan kasus DBD
dibandingkan tahun 2013 dan angka Insiden Rate dibawah angka nasional, demikian
juga Kabupaten/Kota yang tercatat mengalami KLBi mengalami penurunan hanya 1
Kota saja. Namun Jawa Timur belum dapat dikatakan Daerah Bebas DBD karena
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014 70
masih banyak vektor/nyamuk penular DBD yang ditunjukan dengan Angka Bebas
Jentik (ABJ) masih belum mencapai 95 %.
2) Peningkatan pelayanan dan penanggulangan masalah bencana
Kejadian bencana umumnya memiliki dampak yang merugikan. Rusaknya
sarana prasarana fisik, permukiman dan fasilitas umum hanyalah sebagian kecil dari
dampak bencana yang dapat langsung terlihat. Dampak lain yang tak kalah
pentingnya adalah permasalahan kesehatan seperti kolapnya fasilitas pelayanan
kesehatan, adanya korban meninggal dan luka, penurunan status gizi masyarakat,
rusaknya sarana air bersih dan lingkungan pemukiman, stress pasca trauma dan
masalah psikososial. Kejadian bencana seringkali diikuti dengan adanya arus
pengungsian penduduk ke lokasi yang aman, yang tentunya akan menimbulkan
permasalahan yang baru dilokasi pengungsian tersebut.
Berdasarkan Tabel diatas dalam kurun waktu 2009-2014 dapat disimpulkan
bahwa pelayanan dan penanggulangan masalah bencana sudah tertangani 100 %
sesuai standart.
3) Pengendalian Penyakit Paru
Kegiatan Pengendalian Penyakit Paru dengan Indikator Kinerja Utama Angka
Keberhasilan Pengobatan TB. Pada Tahun 2014 realisasinya sebesar 84.2%
dengan target yang ditetapkan 90%. Penyakit Tuberkulosis masih menjadi masalah
kesehatan dunia. Indonesia merupakan salah satu negara dengan beban TB yang
cukup besar (selalu dalam kelompok 5 besar). Penderita tersebut menyebar di semua
provinsi, namun dengan prevalensi yang berbeda di beberapa wilayah. Indonesia
bagian timur memiliki prevalensi yang terbesar. Angka insidens TB nasional pada tahun
2014 berdasarkan survei prevalensi pada tahun 2004, adalah 107/100.000 penduduk
(untuk TB Paru BTA positif baru) dan menurut laporan WHO tahun 2013, angka insiden
kasus TB baru BTA positif adalah 185/100.000 penduduk (460.000 kasus) dan angka
prevalensi seluruh kasus TB.
Jawa Timur adalah salah satu provinsi dengan jumlah kasus TB yang besar.
Provinsi ini telah menjalankan strategi Directly Observed treatment Short course
(DOTS) sudah sejak tahun 1995. Semua Puskesmas telah terlatih adalah 297 per
100.000 (730.000 kasus)
Provinsi Jawa sejak tahun 2004, dan program ini dikembangkan ke rumah sakit
dan unit pelayanan kesehatan lainnya. Jumlah kasu TB di Jawa Timur menempati
urutan kedua setelah Jawa Barat. Jumlah kasus baru pada tahun 2013 tidak kurang dari
42 ribu. Kasus anak sekitar 5% dari toal kasus TB yang diobati.
Sasaran dari kegiatan Pengendalian Penyakit TB Paru adalah untuk
meningkatkan keberhasilan pengobatan dengan strategi DOTS disemua Puskesmas
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014 71
dan RS pemerintah dengan melibatkan sektor swasta melalui kegiatan kemitraan
yang disebut dengan Public Private Mix DOTS.
Program pengendalian TB dengan strategi DOTS dimulai pada tahun 2005
dan sampai sekarang telah melibatkan 100% Puskesmas dan 100% RS pemerintah.
Diupayakan untuk melibatkan sektor swasta melalui kegiatan kemitraan yang disebut
dengan Public Private Mix DOTS.
Tabel 3.23. Pencapaian Program P2 TB
Sumber: Data Kegiatan P2 TB Tahun 2009-2014
Data untuk tahun 2014 masih sampai bulan September, karena sistem pelaporan
per tiga bulan. Target CDR adalah minimal 70%, sedang target CNR adalah mengalami
peningkatan jika dibandingkan tahun lalu. Data angka keberhasilan pengobatan tahun
2014 belum bisa dihitung karena proses pengobatan sebagian masih berjalan (analisis
kohort), sedangkan targetnya adalah 85%.
Penurunan capaian CDR (Case Detection Rate) di tahun 2014, karena
diberlakukannya sistem baru dalam pencatatan pelaporan dengan menggunakan si stem
berbasis webb yang diberi nama Sistem Informasi TB Terpadu yang pada tahun 2014
menggunakan versi 2 dengan menyertakan puskesmas dan RS dalam membuat
pelaporan. Karena adanya perubahan yang memerlukan proses penyiapan membuat
data yang terekam berkurang (under record)
3) Pemberantasan Penyakit Diare dan Infeksi Saluran Pernafasan (ISF)
Kegiatan Pemberantasan Penyakit Diare dengan Indikator Kinerja Utama
Persentase Pelaksanaan Program Pemberantasan Diare sesuai standar. Pada
Tahun 2014 targetnya ditentukan sebesar 100% dengan Realisasi 66%.
Pengendalian diare bertujuan untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian
karena diare bersama lintas program dan lintas sektor terkait. Sedangkan tujuan dari
tatalaksana diare adalah mencegah dehidrasi, mengobati dehidrasi, mencegah
No Indikator
Program
Target
Nasional
Pencapaian
2009 2010 2011 2012 2013 2014
1 CDR 70 56 58 65 64 59 34
2 CNR Naik 5% 102 100 110 113 112 67
3 Succes Rate 85 90 90 91 90,1 82,2 84,2
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014 72
gangguan nutrisi dengan memberikan makan selama dan sesudah diare,
memperpendek lamanya diare dan mencegah diare menjadi berat. Prinsip
tatalaksana diare adalah Lintas Diare (Lima Langkah Tuntaskan Diare) yang terdiri
dari oralit osmolaritas rendah, zinc, pemberian ASI/makanan, pemberian antibiotika
hanya atas indikasi dan pemberian nasihat kepada ibu/pengasuh
4) Peningkatan Imunisasi
Pencegahan/perlindungan terhadap penyakit infeksi dihubungkan dengan
suatu kekebalan, yaitu kekebalan aktif dan kekebalan pasif.
Program imunisasi merupakan salah satu tehnologi yang sangat efektif dalam
mencegah PD3I (Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi)yang secara
langsung berhubungan dengan menurunkan angka kematian bayi dan balita.
Keberhasilan program imunisasi tersebut ditentukan dengan membuat strategi
pencapaian, dengan tetap menjaga dan meningkatkan kualitas pelayanan imunisasi.
Berdasarkan Tabel diketahui bahwa untuk tahun 2014 capaian desa/kelurahan
UCI (Universal Child Imunization) realisasinya 85.46 % dan sudah memenuhi target.
5) Pengendalian Penyakit Kusta
Kegiatan Pengendalian Penyakit Kusta dengan Indikator Kinerja Utama (IKU)
Persentase Penderita Kusta Telah Menyelesaikan Pengobatan Sesuai Standar. Pada
Tahun 2014 validasi data kegiatan untuk Pengendalian Penyakit Kusta belum
tersedia, karena validasi data baru akan dilakukan pada akhir Pebruari 2015.
Masalah penyakit kusta sangat kompleks, bukan hanya dari segi medis tetapi
juga masalah sosial dan ekonomi. Untuk itu diperlukan kemitraan lintas program dan
lintas sektor dalam pemberantasan, rehabilitasi medis, rehabilitasi sosial dan ekonomi
serta mendorong penderita kusta yang sudah sembuh menjalani kehidupannya yang
berkualitas dan berkeadilan di dalam masyarakat secara luas. Dengan penemuan
penderita secara dini, pengobatan yang adekuat, pencegahan kecacatan kusta dan
rehabilitasi medis diharapkan dapat mengatasi permasalahan-permasalah yang ada
selama ini.
Pengendalian Penyakit Kusta dengan sasaran menemukan penderita kusta
sedini mungkin, mengobati dengan MDT (multi drug therapy), melakukan
pemeriksaan kontak serumah dan tetangga, melakukan pencegahan kecacatan dan
rehabilitasi medis oleh tenaga baik medis maupun paramedic yang telah
mendapatkan pelatihan baik di tingkat Provinsi maupu Kabupaten/Kota. Selain
indikator tesebut diatas Program Pengendalian Penyakit Kusta juga mempunyai
indikator kinerja yaitu penemuan penderita baru sedini mungkin dan prosentase
keberhasilan pengobatan di tingkat kabupaten/kota.
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014 73
Tabel 3.24 Target dan Realisasi Indikator Kinerja Program Pengendalian
Penyakit Kusta
No Indikator Target 2010 2011 2012 2013
2014*
1 Penderita Terdaftar
5.496 6.157 5.570 4.289 3.913
2 Prev. Rate per 10.000 < 1 1,48 1,63 1,46 1,12 1,05
3 a. Penderita Baru
4.653 5.284 4.807 4.132 3.601
b. C D R per 10.000 < 5 12,50 13,99 12,63 10,78 -
c.
Proporsi Cacat II
(%) 5% 13% 13% 14% 13%
12%
e. Proporsi anak (%) 5% 11% 11% 9% 9% 10%
4 RFT Rate 90% 90,1% 92,4% 89,5% 89,8% -
5
% Kab/Kota mencapai
RFT rate sesuai
standart
Target
Pencapaian
70%
75%
75%
86%
75%
68%
80%
66%
90%
-
Sumber : Data Program P2 Kusta Provinsi Jatim
*) data sampai dengan September 2014.
Berdasarkan Tabel 3.24. diketahui bahwa untuk tahun 2014 penemuan
kasus baru (s/d September) sejumlah 3.601 orang dengan perincian untuk tipe
PB sejumlah 462 orang dan 3.139 orang dengan tipe MB. Dari total penderita
baru tersebut, 358 penderita baru merupakan usia anak (10%), 415 penderita
baru (12%) yang ditemukan dalam kondisi cacat tingkat 2 atau mengalami cacat
yang kelihatan dan ada 431 orang (12%) mengalami cacat tingkat I (cacat yang
tidak kelihatan) yang potensial untuk menjadi cacat tingkat II. Untuk cakupan
pelayanan pengobatan kusta sesuai dengan regimen WHO (MDT) adalah 100%
di Unit Pelayanan Kesehatan (Rumah Sakit yang sudah ada kerjasama dan
Puskesmas). Dari 989 Unit Pelayanan Kesehatan (UPK) yang ada di di Jawa
Timur, 695 UPK saat ini ada penderita kusta-nya.
Rata-rata penemuan penderita baru kusta dalam kurun waktu 5 tahun
terakhir berkisar 4.000 s/d 5.000, penemuan penderita baru kusta mulai
menunjukkan tred penurunan kasus terutama di Kabupaten/Kota endemis. Upaya
yang telah dilakukan untuk penemuan kasus baru adalah dengan pemeriksaan
kontak serumah dan tetangga setiap kali menemukan kasus baru. Upaya yang
lain yang ditujukan untuk mengurangi penemuan kasus baru adalah dengan
kegiatan kemoprofilaksis kusta di Kabupaten Sampang. Selama 3 tahun
pelaksanaan kegiatan ini telah menunjukkan hasil yang cukup significant yaitu
bisa menurunkan kasus baru + 27% (dari 541 kasus baru pada tahun 2011
menjadi 394 kasus baru pada tahun 2013). Untuk lebih mengoptimalkan kegiatan
ini dalam menurunkan kasus baru di Jawa Timur maka kagiatan serupa juga
dilakukan di Kabupaten Sumenep mulai tahun 2015.
5) Pengendalian Penyakit Infeksi Menular Seksual (IMS) dan AIDS
Pengendalian Penyakit Infeksi Menular Seksual (IMS) dan AIDS dengan
Indikator Kinerja Persentase Orang Dengan HIV Aids (ODHA) mendapat ART. Pada
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014 74
Tahun 2014 dari 80% target terealisasi sebesar 72%.Program pengendalian penyakit
Infeksi Menular Sexual dan HIV/AIDS dimaksudkan untuk mengendalikan
penyebaran infeksi HIV dan infeksi menular sexual dan meningkatkan kualitas hidup
Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA). Program Pengendalian penyebaran infeksi HIV,
PMS dan dampak HIV & AIDS dilakukan melalui upaya pencegahan, meningkatkan
kualitas pelayanan serta jangkauan ODHA dan masyarakat
Dalam kurun waktu 2009-2014 dapat disimpulkan bahwa masih ada 2
Kabupaten Kota yaitu Kab. Bangkalan dan Kota Blitar, sehingga dari taget 38
Kab/Kota baru 36 (89%) yang sudah ada layanan. Hal ini dikarenakan di dua kota
tersebut baru mendapatkan pelatihan layanan Konseling dan Testing HIV di Tribulan
IV 2014. Diharapkan tahun 2015 sudah bisa memulai layanan.
6) Pengendalian Penyakit Malaria
Kegiatan Pengendalian Penyakit Malaria dengan Indikator Kinerja Utama
Angka Capaian API (Annual Parasite Index) Malaria permil dengan realisasi 0.03
dari target yang ditentukan sebesar < 1 ‰ (0.01). Malaria masih sudah tidak menjadi
masalah di 34 kabupaten/kota setelah mendapat sertifikasi dari Kementerian
Kesehatan RI pada tanggal 26 April 2014. Akan tetapi kewaspadaan masih perlu
mengingat banyaknya fokus reseptif (daerah dengan vektor malaria) malaria di Jawa
Timur yang mengharuskan adanya sistem kewaspadaan yang tinggi terhadap
penduduk yang datang dari daerah endemis malaria di luar Jawa Timur.
Program Pengendalian Penyakit Malaria target utamanya adalah
menghentikan penularan malaria setempat dalam suatu wilayah gegrafi tertentu dan
bukan berarti tidak ada kasus malaria impor serta tidak adanya vector diwilayah
tersebut. Sehingga tetap dibutuhkan kegiatan kewaspadaan untuk mencegah adanya
penularan kembali.
Hasil surveilans rutin malaria sampai dengan bulan November 2014
menginformasikan terdapat penderita malaria sebanyak 483 penderita, dari jumlah
tersebut terdapat penderita malaria indigenous (tertular setempat sebanyak 75
penderita). Penularan setempat ini terjadi di Pulau Sadulang Besar dan Pulau Saular
Kecamatan Sapeken Wilayah Kabupaten Sumenep. Penularan setempat diduga
berasal dari nelayan yang datang dari daerah endemis malaria di wilayah kepulauan
Kalimantan. Penanganan peningkatan penderita malaria sudah dilakukan sesuai
dengan standart penanganan kejadian peningkatan penularan malaria setempat
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014 75
Tabel 3.25. Capaian Kegiatan Program Malaria Tahun 2009 - 2014
No INDIKATOR 2009 2010 2011 2012 2013 2014
(s/d nov )
1 Jumlah Sediaan Darah diperiksa
(ribuan)
50,4 56,1 23,6 33,02 31,92 23,53
2 ABER 1,1 1.06 0,46 1.8 0,1 0,1
3 SPR 3.3 3,4 2,0
4 Penderita Malaria 1489 947 1222 1,074 1070 483
5 Proporsi Plasmodium falsiparum
(%)
35,1 46,5 50,7 35.7 32,1 37,8
6 Proporsi Kasus Indigenous (%) 30,8 10.67 11,7 0.8 0,1 17,3
7 Proporsi Malaria Import 74.48 85.4 87,4 92.4 99,9 82,7
8 Desa HCI 12 2 2 2 1 1
Sumber: Data kegiatan P2 Malaria 2009-2014
Berdasarkan data tersebut diatas, Jawa Timur sudah memenuhi sebagai
wilayah eliminasi malaria, mengingat API sudah dibawah 1 per seribu penduduk.
Tetapi belum bisa dinyatakan daerah bebas malaria bila dilihat dari kasus Indigenous
masih terdapat kasus indigenous di 3 tahun terakhir. Wilayah Jawa Timur masih
terdapat daerah reseptif yang siap menularkan malaria setempat.
7) Pengendalian Penyakit Pes
Pengendalian Penyakit Pes dengan sasaran tidak adanya kasus kematian karena
Penyakit Pes dengan upaya pengamatan pengendalian Penyakit Pes di 42 dusun yang
tersebar di 4 Kecamatan Kabupaten Pasuruan
Indikator pengendalian penyakit pes selama tahun 2009 sampai dengan 2014
telah dicapai yaitu :
a) Kasus kematian karena Penyakit Pes tidak ada (0 kasus)
b) Wilayah pengamatan pengendalian Penyakit Pes sebanyak 42 dusun
tersebar di Kecamatan Tutur, Kecamatan Tosari, Kecamatan Puspo dan
kecamatan Pasrepan Kabupaten Pasuruan. Wilayah pengamatan
pengendalian Penyakit Pes ini sampai dengan tahun 2014 tidak bertambah /
tidak menyebar
c) Dari hasil penangkapan tikus dan jumlah pinjal pada tikus ,sampai dengan
tahun 2014 didapatkan Indek Pinjal Khusus (IPK)(Xenopsylla cheopis) dan
Indek Pinjal Umum (IPU)(untuk Semua pinjal) di bawah standar Nasional.
d) Rata rata trap sukses dalam upaya penangkapan tikus masih bawah standar
( ≤ 3%). Hal ini dapat terjadi karena : umpan yang tetap (perlu ganti umpan
yang lebih disukai tikus),kurangnya wilayah sebaran perangkap tikus terutama
pada lokasi pemasangan di hutan dan kebun, dan kemungkinan polulasi tikus
yang tidak banyak
e) Capaian hasil tersebut diatas menunjukkan kegiatan pengendalian penyakit
PES sudah memenuhi target/harapan dengan tertangganinya semua kasus
suspek dan tidak ada kasus baru penyakit pes.
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014 76
8) Pengendalian Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan (ISPA)
Pengendalian penyakit ISPA bertujuan untuk menurunkan angka kesakitan
dan kematian karena pneumonia. Sasaran dari program P2 ISPA adalah
pengendalian pneumonia balita, kesiapsiagaan dan respon terhadap pandemi
influenza serta penyakit saluran pernafasan lain yang berpotensi wabah,
pengendalian ISPA umur > 5 tahun, dan faktor risiko ISPA; dengan target program
capaian cakupan penemuan pneumonia balita.
Cakupan penemuan penderita peneumonia balita, belum memenuhi target.
Berdasarkan data tahun terakhir, cakupan penemuan penderita pneumonia balita
hanya mencapai 28,3% dari 100% persen target yang harus dipenuhi.
Sumber :Data kegiatan P2 ISPA
Grafik 3.2 Target dan Cakupan penemuan pneumonia balita (%)
Tahun 2007-2014
9) Penanggulangan Penyakit Flu Burung
Tahun 2014 tidak ada kasus Flu burung di Jawa Timur. Adapun riwayat
sebaran frekwensi kejadian flu burung sejak tahun 2006 sampai dengan 2014
terbanyak di Kota Surabaya sebanyak 6 kali, kejadian flu burung dengan kasus
confirm terbanyak di Kabupaten Tulungagung dengan jumlah kasus sebanyak 3
kasus yang terjadi di tahun 2006,dan peta penyebaran kas mengelompok di jalur
Kota Surabaya, Mojokerto, Kota Malang, Kediri, Tulungagung. Jalur ini menjadi
daerah yang perlu diwaspadai dengan meningkatkan surveilans flu burung pada
manusia dan pada hewan.
Sedangkan jumlah kasus terbanyak selama tahun 2006 sampai dengan 2014
terdapat di Kabupaten Tulungagung pada tahun 2006 dengan kasus flu burung
sebanyak 17 kasus dengan kasus meninggal 2 orang atau Case Fatality Rate (CFR)
27.99
20.15 19.06 20.05 20.37 22.14
31.6228.34
66
76
86
60
70
80
90
100
0.00
20.00
40.00
60.00
80.00
100.00
120.00
2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014
Cakupan Target
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014 77
66,7%. Jumlah Kabupaten terjangkit terbanyak di tahun 2007 sebanyak 17
kabupaten/kota.
Kewaspadaan terhadap penyakit Flu burung adalah potensi
mutasi/percampuran materi gen pada virus penyebab Flu Burung sehingga
menimbulkan subtype baru pada virus tersebut bisa menyebabkan menular dari
manusia ke manusia.
10) Eliminasi Penyakit Kaki Gajah (Filariasis)
Di Jawa Timur kasus kaki gajah/Filariasis Klinis Kronis tercatat sampai
dengan tahun 2014 sejumlah 364 penderita yang tersebar di 33 Kabupaten/Kota
pada 191 kecamatan di 279 desa/kelurahan. Adapun perkembangan penemuan
kasus Kaki Gajah dari tahun ke tahun sebagaimana Tabel 29.sebagai berikut :
Tabel 3.26. Capaian Hasil Kegiatan Penemuan Kasus Filariasis di Jawa
Timur Tahun 2009 sd 2014
No
Capaian hasil kegiatan
2009
2010
2011
2012
2013
2014
1 Kab/Kota melaksanakan program P2 Filariasis (dg kasus)
30 32 32 32 33 33
2 Prosentase Kab/ Kota melaksanakan program P2 Filariasis
80 84 84 84 86 86
3 Rekapitulasi kasus Klinis Limfadema kronis
263 293 319 341 358 364
4 Kasus Klinis Filariasis kronis yang baru ditemukan atau terlaporkan
20 30 26 22 17 6
5 Mikro filaria Rate (MR) dari hasil pemeriksaan darah jari keluarga dan tetangga sekitar)
0% 0% 0% 0% 0% 0%
Sumber: Data kegiatan P2 Filaria 2009-2014
Kinerja program Eliminasi Filariasis di Jawa Timur adalah memberikan
penatalaksanaan berupa pengobatan dan perawatan secara mandiri guna mencegah
kecacatan pada semua kasus Filariasis. Semua kasus Filariasis telah dilaksanakan
penatalaksanaan secara standar
Penderita Filariasis Klinis Kronis terbanyak ditemukan di Kabupaten
Lamongan dengan 56 kasus, Kabupaten Malang dengan 39 kasus kemudian
Kabupaten Ponorogo dengan 32 Kasus dan Kabupaten Trenggalek 25 kasus. Namun
sampai dengan saat ini belum ada penderita yang ditemukan secara laboratoris
positif mikrofilaria (ditemukan anak cacing dalam darah penderita).
Guna menilai tingkat endemisitas atau tingkat penularan penyakit Filariasis di
masyarakat, telah dilaksanakan Survei Endemisitas Filariasis berupa pengambilan
darah jari dari sampel beberapa penduduk dengan ketentuan lokasi pengambilan
sampel sebagai berikut :
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014 78
a) Desa dengan kasus Filariasis
b) Desa yang berbatasan dengan desa Kabupaten/Kota lain yang terdapat kasus
Filariasis
c) Desa dengan kepadatan nyamuk yang tinggi.
Adapun Kegiatan Survei Endemisitas yang telah dilaksanakan di Jawa Timur
sebagai berikut:
Tabel 3.27. Capaian Hasil Kegiatan Survei Endemisitas Tahun 2009 sd 2014
No
Capaian hasil kegiatan
Sd
2009
2010
2011
2012
2013
2014
1 Kabupaten/Kota yang telah
dilaksanaka survey Endemisitas
22 5 0 1 0 9
2 Prosentase Kabupaten/Kota
yang telah melaksanakan Survei
58 71 71 77 77 97
3 Endemisitas
Hasil Survei Endemisitas
0% 0% 0% 0% 0% 0%
Sumber: Data Kegiatan P3PMK, 2014
Sampai dengan tahun 2014, 37 Kabupaten/Kota (97%) telah dilaksanakan
survey Endemisitas dengan pemeriksaan daraah jari sampel/penduduk dengan
mengunakan mikrokopis maupun Rapid Diagnostic Test (RDT), guna memastikan
ada/tidaknya mikro filaria dalam tubuh penduduk atau ada/tidaknya penularan
penyakit Filariasis di masyarakat. Dari hasil kegiatan ini dipergunakan untuk
memutuskan perlu/tidaknya pelaksanaan kegiatan Pemberian Pengobatan Massal
Pencegahan (POMP) penyakit Filariasis di Kabupaten/Kota. Adapun 1 kabupaten
yang belum dilakukan survei endemisitas adalah Kabupaten Sampang.
Dari hasil survei diatas disimpulkan bahwa kegiatan penanggulangan penyakit
Filariasis di Jawa Timur berupa kegiatan penangganan penderita Klinis Kronis berupa
pengobatan secara individu dan perawatan kecacatan secara mandiri
11) Pemberantasan Penyakit Rabies dan Leptospirosi
Penyakit Rabies sampai dengan tahun 2014 tidak ditemukan dan atau
laporan kasus Rabies dari kasus-kasus gigitan hewan penular rabies (Jawa Timur
sampai dengan tahun 2014 Bebas Rabies)
Adapun untuk kasus kasus Leptospirosis perkembangannya mulai tahun 2009
sampai dengan 2014 sebagai berikut:
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014 79
Tabel 3.28. Hasil Pengamatan penyakit Leptospirosis di Prov. Jawa Timur
Tahun 2009 – 2014
Sumber: Data Kegiatan P2 Rabies dan Leptosprirosis
Tahun 2014 kasus Leptospirosis tercatat di Kabupaten Tulungagung di 4 lokasi/
kecamatan. Tingginya angka kematian pada penderita Leptosiprosis pada tahun
2009-2014 disebabkan oleh beberapa hal yaitu:
a) Kasus Leptospirosis sering tidak terdiagnosis karena gejala klinis tidak
spesifik dan sulit dilakukan konfirmasi diagnose tanpa uji laboratorium.
b) Belum semua petugas kesehatan puskesmas dan rumah sakit mengetahui
tatalakasana kasus Leptospirosis.
c) Kuman yang menyerang penderita termasuk serovar ganas.
d) Diagnose sebab kematian pada penderita karena gagal ginjal akut
D.Permasalahan
Permasalah-permasalahn yang ditemui pada pelaksanaan Program Pencegahan
dan Pembernantasa Penyakit ditinjau dari kegiatan yang dilaksanakan adalah sebagai
berikut:
1) Pengendalian Penyakit Demam Berdarah Dengue
a) Obat anti virus dan vaksin belum ada, maka upaya utama yang dilakukan
adalah pengendalian vektor dan deteksi dini DBD
b) Adanya Keterlambatan tatalaksana DBD di Rumah Sakit dikarenakan
rujukan masyarakat ke Rumah Sakit terlambat
c) Partisipasi masy dalam pemberantasan Sarang Nyamuk DBD rendah,
Angka Bebas Jentik < 95%
d) Masyarakat masih minat dengan foging.
e) Kompetensi tenaga penyemprot belum optimal.
f) Uji resitensi terhadap insektisida belum dilakukan secara optimal.
g) Sistem pencatatan dan pelaporan DBD belum optimal.
h) Beberapa Kab/Kota belum komitmen pendanaan dalam pencegahan DBD
2) Pengendalian Penyakit TB
a) Penemuan kasus TB yang masih di bawah target nasional, yaitu masih
mencapai 67 per 100.000 penduduk pada tahun 2014 dengan Case
notification rate turun jika dibandingkan tahun 2013 (20 kabupaten masih
belum melaporkan dan peralihan sistem laporan dari SITT-1 ke SITT-2
yang belum berjalan dengan baik).
No Indikator Hasil Kegiatan
2009 2010 2011 2012 2013 2014
1 Kasus Klinis 32 29 55 79 229 4
2 Meninggal 10 16 12 7 25 1
3 CFR % 31,25% 55,17% 21,81% 8,86% 10,9% 25%
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014 80
b) Hanya 23 kabupaten/kota yang mencapai target keberhasilan pengobatan
minimal 90% (15 kabupaten/kota belum melaporkan secara lengkap dan
valid).
c) Masalah TB HIV masih belum tertangani dengan optimal, khususnya dari
sisi surveilans dan akses layanan untuk tes HIV
d) Masih banyak layanan swasta yang belum mau melaksanakan
pengobatan TB dengan strategi DOTS, sehingga pasien yang ditangani
oleh sektor swasta tidak tercatat dalam sistem surveilans program nasional
e) Kasus kebal obat (TB MDR) yang semakin meluas dan sudah 38
kabupaten/kota yang melaporkan, dengan jumlah kasus TB MDR diobati
sebanyak 642 kasus, terkonsentrasi di 5 kabupaten/kota yang dekat
dengan RS Rujukan/Sub Rujukan TB MDR, dengan angka keberhasilan
pengobatan berkisar antara (60 – 70)%
3) Pemberantasan Penyakit Diare dan ISP
a) Masih banyak Kabupaten/Kota yang cakupan pelayanan diarenya masih
rendah, hal ini disebabkan antara lain rendahnya ketepatan dan
kelengkapan laporan bulanan dari puskesmas (fasyankes lain seperti RS
masing sangat rendah) disebabkan oleh kurangnya pemahaman tentang
pentingnya data untuk pengambilan keputusan dalam perencanaan dan
masih lemahnya umpan baliknya di setiap tingkat;
b) Kurangnya tenaga pengelola program P2 Diare yang terlatih baik di tingkat
provinsi, kabupaten/kota dan puskesmas disebabkan oleh terbatasnya
aggaran pelatihan teknis maupun manajemen baik di pusat, provinsi dan
kabupaten/kota
c) P2 Diare bukan merupakan program prioritas di daerah, sehingga
pendanaan minim bahkan nihil;
d) Petugas Kabupaten/Kota mempunyai tugas rangkap lebih dari dua,
sehingga kesulitan dalam memprioritaskan penanganan program bahkan
sering terjadi pergeseran pengelola P2 Diare di tingkat puskesmas
ataupun Kabupaten/Kota
e) Terbatasnya kegiatan monitoring dan evaluasi, baik berupa pertemuan
koordinasi maupun Supervisi ke layanan, sehingga pelaksanaan program
di tingkat layanan tidak sesuai standar
4) Peningkatan Imunisasi
a) Adanya Keterlambatan pengadaan vaksin dan logistik lainnya sehingga baru
diterima di provinsi di pertengahan tahun yaitu sekitar bulan juni.
b) Kurangnya kerjasama lintas sector dan lintar program tentang sosialisasi dan
mobilisasi masyarakat.
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014 81
c) Kurangnya media penyuluhan yang komunikatif dan informative sehingga
petugas hanya memberikan penyuluhan secara lisan saja.
d) Kerjasama dengan organisasi masyarakat yaitu PKK, Fatayat, Aisiyah,
muslimat, dan lain lain yang belum optimal
e) Kurangnya pemanfaatan Minilokakarya baik internal maupun eksternal untuk
akselerasi cakupan.
5) Pengendalian Penyakit Kusta
a) Penderita baru kusta masih terus ditemukan di masyarakat.
b) Masih ada keterlambatan penemuan kasus baru.
c) Persentase Kabupaten/Kota yang mencapai RFT (Release from Treatment)
Rate/angka kesembuhan untuk tipe MB (Multi Basiler) masih belum optimal.
d) Perhatian dari pemerintah kabupaten/kota masih kurang.
e) Masih adanya stigma di masyarakat dan petugas kesehatan
6) Pengendalian Penyakit HIV dan IMS
a) Kabupaten/kota yang belum mempunyai layanan komprehensif HIV adalah
Kabupaten Bangkalan, Kabupaten Sumenep, Kota Blitar karena pengambil
kebijakan yang ada di Kabupaten/kota tersebut belum berkomitmen dalam
mengembangkan layanan di Rumah Sakit daerahnya
b) Jejaring keterliibatan lintas sektor belum optimal dalam hal dukungan dan
layanan perawatan dan pendampingan
c) Akses layanan tes pemeriksaan HIV di tingkat puskesmas masih terbatas di
beberapa Kabupaten/Kota yaitu di 84 Layanan Konseling dan Testing tingkat
Puskesmas yang tersebar di 25 Kabupaten/kota
d) Masih kuatnya stigma dan diskriminasi terhadap ODHA
7) Pengendalian Penyakit Malaria
a) Surveilans migrasi malaria belum maksimal
b) Banyaknya tempat prerindukan nyamuk (Breeding place vektor) malaria
yang tidak tertangani. (vektor host definitife)
c) Kelambunisasi desa endemis masih dibawah 80%
d) Minimnya tenaga entomologi di daerah reseptif/daearah dengan vektor
malaria dan endemis/daerah dengan kasus penularan setempat.
e) Kurangnya penguatan pada sumber daya manusia yaitu tidak ada pelatihan
pengelola program malaria, petugas laboratorium, petugas entomologi
malaria dan petugas dokter untuk tatalaksana malaria.
f) Keterlambatan diagnosis dan kurangnya pengetahuan tatalaksana
pengobatan malaria pada petugas
g) Masih ada pengobatan malaria diluar ACT/Arthemisinin Combination
Therapy (obat yang disarankan WHO dan Kemenkes)
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014 82
h) Koordinasi lintas sektor masih rendah pada penangan malaria tenaga kerja
musiman
8) Pengendalian Penyakit Rabies Leptospirosis
a) Terbatasnya tenaga dalam pengendalian penyakit zoonosis (penyakit
Rabies dan Leptospirosis)
b) Mobilitas Hewan Penular Rabies seperti anjing, kucing dsb dari
daerah/wilayah yang berisiko penyakit ke daerah bebas sangat tinggi dan
sangat rentan terjadi penularan dengan adanya lalulintas hewan yang tidak
terkontrol
c) Masih kurangnya sosialisasi tatalaksana dan pengendalian penyakit Rabies
dan rabies.
2. Ketersediaan Rapid Diagnosa Test sangat terbatas untuk diagnosa cepat
kasus Leptospirosis
3. Daerah rawan banjir dan adanya penyebaran tikus yang belum dapat
teratasi, hal ini yang merupakan faktor resiko dalam penularan penyakit
Leptospirosis di masyarakat.
9) Pengendalian Penyakit Filariasis
a) Program Penanggulangan Penyakit Filariasis bukan merupakan program
prioritas sehingga program ini tidak terdanai di Kabupaten/Kota ( 87%)
b) Penanganan Rehabilitasi Medis bagi penderita Filariasis baik di tingkat
provinsi maupun di Kabupaten/kota belum dapat dilaksanakan secara optimal
karena tidak tersedianya dana.
c) Petugas puskesmas belum banyak yang mengerti tentang Penatalaksanaan
kasus Filariasis yang standar dan kegiatan sosialisasi Penatalaksanakan
kasus Filariasis bagi petugas puskesmas baru dilaksanakan di 11
Kabupaten/kota (29%).
10) Pengendalian Penyakit Flu Burung
a) Penyakit Flu burung umumnya menyerang unggas, setelah beberapa tahun
tidak ada kasus, kewaspadaan terhadap penyakit flu burung berkurang
dimasyarakat.
b) Surveilans ILI / kasus panas di beberapa daerah sudah mulai berkurang
11) Pengendalian ISPA
a) Kurangnya tenaga pengelola program P2 ISPA yang terlatih baik teknis
maupun manajemen program di tingkat provinsi,kabup aten/kota dan
puskesmas
b) Ketidakpatuhan petugas dalam menerapkan Metode Terpadu Balita Sakit
(MTBS) atau Tatalaksana Standar P2 ISPA yang dianggap terlalu memakan
waktu. Akibatnya banyak kasus pneumoni balita yang lolos
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014 83
c) Terbatasnya anggaran program P2 ISPA baik di Provinsi dan sebagian besar
kabupaten/kota, yang disebabkan kurangnya komitmen para pengambil
kebijakan sehingga P2 ISPA tidak menjadi prioritas.
d) Keterbatasan sarana diantaranya :
- Acute Respiratory Infection timer (ARI timer) /Sound Timer untuk
menghitung nafas sebagai dasar klasifikasi Pneumoni balita. dari deteksi
sehingga cakupannya tidak tercapai.
- Jumlah Oksigen konsentrator di Puskesmas perawatan
e) Kurangnya koordinasi lintas program dan lintas sektor, sehingga P2 ISPA
seolah-olah hanya menjadi beban, akibatnya angka penemuan menjadi rendah
dan kematian bayi dan balita akibat Pneumonia menjadi tinggi
12) Pengendalian Penyakit PES
a) Terbatasnya biaya dan tenaga dalam pengendalian penyakit Pes, untuk
kegiatan surveilans rodent dan manusia
b) Tingginya mobilitas penduduk dari daerah/wilayah yang berisiko penyakit pes
ke daerah bebas, dan tidak adanya pemantauan pergerakan penduduk ini.
c) Kurangnya sosialisasi tatalaksana dan pengendalian Penyakit Pes.
E. Upaua Pemecahan Permasalahan
Upaya pemecahan permasalahan dalam Program Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit ditinja dari kegiataya adalah sebagai berikut:
1) Pengendalian Penyakit Demam Berdarah Dengue
a) Menggerakan dan memberdayakan masyarakat dalam Pencegahan dan
Penanggulangan DBD.
b) Meningkatkan dan mempercepat akses masyarakat terhadap pelayanan
penemuan Kasus melalui Diagnosis dan Tatalaksana Kasus DBD yang
Berkualitas
c) Meningkatkan Sistem Surveilans Epidemiologi Kasus, dan Vektor) DBD.
d) Meningkatkan sumber daya dalam Pengendalian DBD.
e) Monitoring dan evaluasi program DBD
2) Pengendalian Penyakit TB
a) Meningkatkan AKMS (Advokasi, Komunikasi dan Mobilisasi Sosial) untuk
meningkatkan peran serta masyarakat dan pengambil kebijakan dalam
pengendalian TB.
b) Memperkuat jejaring eksternal di 5 regional dan kabupaten kota untuk
menurunkan angka drop out yang pada akhirnya akan meningkatkan angka
keberhasilan pengobatan.
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014 84
c) Penguatan kolaborasi TB-HIV melalui Tim Kolaborasi TB HIV yang melibatkan
Komisi Penanggulangan AIDS Provinsi dan Kabupaten/Kota.
d) Memperkuat Public Private Mix sebagai pendekatan untuk memperkuat
jaringan pelayanan TB (pengembangan di Kabupaten Pasuruan, Kabupaten
Malang, Kabupaten Jember, Kota Blitar dan Kota Malang.
e) Penguatan jejaring layanan untuk TB kebal obat melalui kegiatan
pengendalian terpadu TB kebal obat dengan menambah layanan sub rujukan
di 5 wilayah regional dengan didukung layanan laboratorium yang bermutu.
f) Penguatan sistim pencatatan dan pelaporan kasus TB melalui SITT-1 yang
dilaksanakan oleh kabupaten/kota dan dialihkan ke SITT-2 oleh fasyankes
secara optimal sehingga tersedia data kasus sesuai dengan jumlah yang
diobati dan dievaluasi
3) Pemberantasan Penyakit Diare dan ISP
a) Memberikan umpan balik laporan secara rutin dari provinsi ke
Kabupaten/Kota, dan Kabupaten/Kota ke Puskesmas;
b) Advokasi ke stake holder (pemegang kebijakan) tentang usulan anggaran
kegiatan;
c) Memberikan saran dalam membagi beban tugas pada staf
4) Peningkatan Imunisasi
a) Menguatkan system koordinasi penanggulangan bencana baik secara lintas
sector maupun lintas program
b) Memperbaiki system informasi supaya terjadi keseragaman dalam mekanisme
informasi data bencana selama masa penanggulangan bencana
c) Meningkatkan system kewaspadaan dini dalam penanggulangan bencana
mulai dari tahap pra bencana, saat bencana dan pasca bencana
Memenuhi kebutuhan logistik selama masa penanggulangan bencana
5) Pengendalian Penyakit Kusta
a) Mengintensifkan penemuan penderita baru melalui kegiatan pencarian secara
aktif (pemeriksaan kontak serumah dan tetangga) serta melaksanakan Rapid
Village Survey (RVS) di desa dengan riwayat penderita kusta yang pernah
tercatat lebih dari 3 orang dengan melibatkan peran dari lintas sektor dan
lintas program
b) Menekankan pentingnya penyuluhan saat sebelum pemberian MDT untuk
menghindari terjadinya kasus DO (Drop out) / Default, defaulter tracing jika
ada kasus DO / default,
c) Jika ada kasus dari luar wilayah, maka cross notification kepada petugas
kusta setempat sangat penting untuk pelacakan kasus DO/ default.
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014 85
d) Penyuluhan secara aktif untuk mengurangi stigma kusta di masyarakat
maupun petugas kesehatan. dengan memanfaatkan sumber daya yang ada
(BOK, DAU, APBD I maupun BLN).
e) On the job training bagi petugas yang sudah dilatih untuk mempertahankan
ketrampilan yang sudah ada.
f) Meningkatkan kepedulian para pemegang kebijakan (Bupati/Walikota,
anggota DPRD, Kepala Dinas maupun Kepala Puskesmas) di tingkat
Kabupaten/Kota melalui advokasi yang berkesinambungan.
g) Meningkatkan mutu pelayanan pada penderita kusta dengan melakukan POD
setiap bulan dan case holding
h) Mengembangkan research operasional
6) Pengendalian Penyakit HIV dan IMS
d) Koordinasi penanggulangan penyakit HIV/AIDS dalam wadah Komisi
Penanggulangan AIDS Provinsi Jawa Timur yang bertujuan untuk:
- Meningkatkan komitmen pengambilan kebijakan tingkat provinsi,
Kabupaten dan Kota
- Meningkatkan peran lintas sektor dalam upaya pengendalian HIV
- Meningkatkan upaya edukasi kepada masayarakat
- Sosialisasi dan penjangkauan kepada populasi risiko tinggi
b) Memfasilitasi layanan pendampingan program, pelatihan Sumber Daya
Manusia, pemenuhan buffer logistik reagen IMS dan HIV serta obat Anti-
retroviral (ARV)
c) Upaya peningkatan capaian kinerja melalui:
- Penyuluhan terkait dengan layanan HIV yang tersedia
- Asistensi kunjungan layanan pencegahan penularan melalui harm
reduction, pemeriksaan dan pengobatan IMS Terpadu Berkala di
lokalisasi, pencegahan penularan HIV dari Ibu ke anak dan
kewaspadaan standar
- Pengembangan klinik IMS, Klinik Konseling dan Testing HIV dan RS
rujukan ODHA di kabupaten/kota di Jawa Timur untuk memudahkan
akses layanan kesehatan yang merata di Jawa Timur melalui layanan
tanpa stigma dan diskriminas
7) Pengendalian Penyakit Malaria
a) Revitalisasi Pos Malaria Desa
b) Persiapan eliminasi malaria Provinsi Jawa Timur dan mempertahankan 34
kabupaten/kota yang telah mendapatkan sertifkasi eliminasi malaria
c) Penguatan sistem surveilans malaria
d) Koordinasi lintas sektor penanganan faktor risiko malaria
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014 86
e) Penguatan tenaga Juru Malaria Desa
f) Penguatan deteksi dini dan pengobatan malaria sesuai standart
8) Pengendalian Penyakit Rabies Leptospirosis
a) Memberikan pembinaan dan advokasi ke semua level administrasi
pemerintahan tentang penyakit leptospirosis dan rabies
b) Meningkatkan Koordinasi dengan Dinas yang membidangi peternakan dan
Kesehatan Hewan, serta meningkatkan pengawasan lalulintas hewan di
tempat check point untuk meningkatkan surveilans penyakit rabies
9) Pengendalian Penyakit Filariasis
a) Mengupayakan integrasi program Filariasis dengan program lain misalnya
dengan program Kusta dalam penemuan kasus dan pengobatan penderita,
dengan program Malaria dalam penatalaksanaan laboratorium dan program
Kecacingan untuk upaya pencegahan.
b) Guna mencegah kecacatan yang lebih lanjut, maka digalakkan kegiatan
monitoring kecacatan pada penderita dengan kunjungan rumah yang didanai
dengan dana Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) puskesmas.
c) Adapun kegiatan sosialisasi dan peningkatan kapabilitas kepada tenaga
kesehatan/puskesmas tentang tanda-tanda dini dan penataalaksanaan kasus
Filariasis secara standar akan dilanjutkan di tahun mendatang dan
mengupayakan inisiasi dari Kabupaten/Kota dengan mengabungkan kegiatan
pertemuan evaluasi program yang lain yang ada atau terdanai di
Kabupaten/Kota.
10) Pengendalian Penyakit Flu Burung
a) Menginformasikan atau mengkoordinasi dengan Dinas Peternakan untuk tetap
mewaspadai kasus flu pada unggas dan mengidentifikasi manusia yang
kontak dengan unggas yang sakit atau mati disebabkan oleh Flu Burung diberi
obat oseltamivir dan segera dirujuk ke Rumah Sakit.
b) Memberikan penyuluhan kepada masyarakat tentang penyakit Flu Burung.
c) Pemantauan kontak sampai 10 hari setelah Kejadian Luar Biasa atau apabila
terjadi wabah Flu Burung pada unggas berakhir atau 14 hari setelah kematian
unggas terakhir.
d) Pesan kewaspadaan terhadap masyarakat dan puskesmas/petugas kesehatan
tentang kasus ILI dan atau pneumonia
11) Pengendalian ISPA
a) Meningkatkan koordinasi diantaranya melalui Pertemuan Tatalaksana
Pneumonia bagi pengelola program P2 ISPA Kabupaten Kota
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014 87
b) Asistensi teknis dan Tatalaksana standar program P2 ISPA ke
kabupaten/kota dan Puskesmas
12) Pengendalian Penyakit Pes
a) Penggandaan pedoman Penanggulangan Penyakit Pes.
b) Memberikan pembinaan dan advokasi ke semua level administrasi
pemerintahan, dan sosialisasi ke masyarakat daerah pengamatan.
c) Meningkatkan peran serta masyarakat dan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat
(PHBS).
Secara umum untuk sasaran menurunnya angka kesakitan dan kematian
penyakit menular, tidak menular dan penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan
imunisasi serta pengamatan penyakit dalam rangka sistem kewaspadaan dini dan
penanggulangan KLB/wabah, ancaman epidemi serta bencana tahun 2015 nilai
BAIK.
B.9. Program Sumber Daya Kesehatan
A. Kegiatan Dalam Program Sumber Daya Kesehatan
Dalam rangka mencapai misi “Meningkatkan dan Mendayagunakan Sumber
Daya Kesehatan” dan tujuan “Meningkatnya Jumlah, Jenis , Mutu dan Penyebaran
Tenaga Kesehatan Sesuai Standar” maka dilaksanakan Program Sumber Daya
Kesehatan.
Program Sumber Daya Kesehatan didukung oleh 3(tiga) kegiatan yaitu (1)
Perencanaan kebutuhan tenaga kesehatan di puskesmas dan jaringannya serta
Rumah Sakit, (2) Peningkatan profesionalisme dan pengembangan karir tenaga
kesehatan dan (3) Penempatan, Pengembangan dan Pemenuhan Tenaga Kesehatan
di Tempat Pelayanan (Puskesmas, Rumah Sakit dan Jaringannya)
B. Sasaran
Program Sumber Daya Kesehatan dengan sasaran “Meningkatnya Jumlah,
Jenis, Mutu dan Penyebaran Tenaga Kesehatan Sesuai Standar”; indikator sasaran
sebagai berikut:
1) Persentase Bidan PTT mendapatkan Sertifikat
2) Persentase Ponkesdes memiliki Tenaga Perawat
3) Persentase Desa/Kelurahan mempunyai Bidan di Desa
4) Persentase Tenaga Kesehatan yang Lulus Uji Kompetensi Ber-izin
5) Ratio Dokter per 100.000 penduduk
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014 88
C. Anggaran Belanja
Pada tahun anggaran 2014, Program Sumber Daya Kesehatan mendapatkan alokasi
anggaran belanja sebesar Rp. 2.350.000.000,00 dengan realisasi belanja sebesar Rp
1.941.673.623,00 atau sebesar 82,62%
Tabel 3.29.. TUJUAN 8 dan SASARAN 8.1.
TUJUAN 7 SASARAN 7.1
Meningkatnya Jumlah, jenis, mutu
dan penyebaran tenaga
kesehatan sesuai standar.
Meningkatnya Jumlah, jenis, mutu
dan penyebaran tenaga kesehatan
sesuai standar.
Indikator kinerja, target dan reaslisasi dari sasaran ini disajikan dalam
Tabel 3.29. sebagai berikut :
TABEL : 3.29. Meningkatnya Jumlah, jenis, mutu dan penyebaran
tenaga kesehatan sesuai standar
NO INDIKATOR KINERJA TARGET REALISA
SI (%)
1 2 3 4 5
1
Persentase Bidan PTT
mendapatkan sertifikasi
100 % 100 % 100
2 Persentase Ponkesdes memiliki tenaga Perawat
100 % 100 % 100
3 Persentase Desa/Kelurahan mempunyai Bidan di Desa
100 % 100 % 100
4 Persentase Tenaga Kesehatan yang Lulus Uji Kompetensi ber-izin
100 % 93 % 93
5 Ratio Dokter per 100.000 Penduduk
40 16 40
Rata-Rata Persentase Capaian Sasaran 86,60
KATEGORI CAPAIAN : BAIK
Berdasarkan Tabel 3.29., bahwa dari 5 (lima) Indikator Kinerja Utama Program
Sumber Daya Kesehatan, pada Tahun 2014 3(tiga) indikator sudah berhasul dicapai.
Tiga Indikator tesebut adalah Persentase Bidan PTT mendapatkan Sertifikat ,
Persentase Ponkesdes memiliki Tenaga Perawat , dan Persentase Desa/Kelurahan
mempunyai Bidan di Desa dengan capaian diatas 100%. Sedangkan untuk indikator
Persentase Tenaga Kesehatan yang Lulus Uji Kompetensi Ber-izin, pada Tahun 2014
capaiannya adalah 0% karena kegiatan ini tidak lagi dalan kewenangan Dinas
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014 89
Kesehatan Provinsi Jawa Timur, namun dilakukan oleh Majelis Tenaga Kesehatan
Indonesia (MTKI).
Untuk indikator Ratio Dokter per 100.000 Penduduk, pada Tahun 2014 baru
tercapai 16 dokter per 100.000 penduduk, dimana angka tersebut jauh lebih kecil dari
target seharusnya yaitu 40 dokter per 100.000 penduduk. 10.400.000/pddk x 10.000.
E. Permasalahan
Permasalahan dalam pelaksanaan Program Sumber Daya Kesehatan
diantaranya adalah sebagai berikut:
1) Dasar hukum pengangkatan Perawat Ponkesdes masih belum jelas, serta gaji
perawat Ponkesdes yang dibawah UMR
2) Terdapat 16 (enam belas) RS tipe C yang belum mempunyai standart 4 Spesialis
dasar dan 3 spesialis penunjang
3) Ditribusi/penempatan dokter Interenship belum terdistribusi secara merata ke
Puskesmas yang membutuhkan
4) Terdapat perubahan dalam satuan penganggaran keuangan (DPA)
F. Upaya Pemecahan Permasalahan
Upaya pemecahan permasalahan yang akan dilakukan adalah:
1) Advocacy kepada Kab/kota untuk peningkatan kapasitas SDM di Kab Kota diserta
dukungan anggaran
2) Menguatkan peran Majelis Tenaga Kesehatan Indonesia (MTKI) dan Majelis
Tenaga Kesehatan Provinsi (MTKP) dalam menyaring tenaga kesehatan yang
profesional; dengan melaksanakan uji kompetensi bagi tenaga kesehatan
sebelum terjun melayani masyarakat, agar dapat bekerja lebih professional dan
kompeten
3) Pengiriman peserta PPDS BK yang dari Rumah Sakit klas C yang belum
mempunyai Spesialis 4 dasar dan 3 penunjang
Secara umum untuk sasaran meningkatnya Jumlah, Jenis, Mutu dan
Penyebaran Tenaga Kesehatan Sesuai Standar mendapat nilai BAIK.
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014 90
PPeerrbbaannddiinnaann CCaappaaiiaann KKeeggiiaattaann ddeennggaann NNaassiioonnaall ddaann DDaaeerraahh LLaaiinn
Pembangunan serta berbagai upaya di bidang kesehatan yang telah disebutkan
diatas merupakan bagian yang tak terpisahkan dari pembangunan nasional
Indonesia. Pembangunan ini ditujukan untuk menciptakan bangsa yang maju dan
mandiri serta sejahtera lahir dan batin sesuai yang diamanatkan dalam uraian
Pembukaan Undang-Undang Dasar Tahun 1945 (UUD 1945) demi memajukan
kesejahteraan umum serta mewujudkan suatu keadilan sosial bagi rakyat Indonesia.
Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No.36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan dijelaskan bahwa upaya kesehatan merupakan serangkaian kegiatan
yang terpadu, terintregasi dan berkesinambungan untuk memelihara dan
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat oleh pemerintah dan atau masyarakat.
Upaya kesehatan ini diwujudkan dalam bentuk kegiatan pencegahan penyakit
(preventif), peningkatan kesehatan (promotif), pengobatan penyakit (kuratif), dan
pemulihan kesehatan (rehabilitatif). Upaya-upaya kesehatan bagi masyarakat ini
merupakan perwujudan penyelenggaraan pembangunan di bidang kesehatan.
Dalam aspek global, pembangunan nasional berkomitmen untuk mencapai
tujuan-tujuan pembangunan milenium di tahun 2015 yang tersusun dalam MDGs di
berbagai bidang pembangunan nasional termasuk bidang kesehatan.
Untuk melihat gambaran secara riil dari capaian MDGs bidang Kesehatan di
Provinsi Jawa Timur , maka angka-angka capaian program yang telah dicapai
sebaiknya dibandingkan dengan angka Nasional dan juga dengan Provinsi terbesar
lain di Indonesia. Hal ini dimaksudkan agar Provinsi Jawa Timur dapat
mempertahankan atau meningkatkan capaian yang telah dicapai sebagai dasar untuk
perencanaan program berikutnya. Capaian program sangat berpengaruh terhadap
capaian kinerja yang ingin dicapai. Tabel berikut merupakan gambaran dari capaian
MDGs di Jawa Timur dibandingkan dengan angka Nasional, Provinsi Jawa Tengah
dan Provinsi Jawa Barat.
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014 91
Tabel 3.30. PPeerrbbaannddiinnaann CCaappaaiiaann KKeeggiiaattaann ddeennggaann NNaassiioonnaall ddaann DDaaeerraahh LLaaiinn
GOAL INDIKATOR TARGET 2015 PROV
JATIM
PROV JATENG
PROV JABAR
1 Presentase Gizi Kurang
< 15 % 12,3 % 12,9 % 13,5%
4 AKB < 23/1000 KH 27,23 / 1000 KH
10,41/1000 KH
41,08 / 1000 KH
5 AKI < 102 / 100.000 KH
93,52 / 100.000 KH
118,62/ 100.000
KH
6 Prevalensi pengidap HIV
< 0,5 % 0,24 % < 0,5 % < 0,5 %
6 API < 1 per 1000 penduduk
0,03 per 1000 penduduk
0,06/ 1000 Penduduk
0,57/ 1000
Penduduk
7 Jangkauan akses air bersih (berkualitas)
> 68,87 % 80,60% 78,55% 83,70%
7 Jangkauan akses sanitasi dasar (jamban sehat)
> 62,51 % 77,85 % 76,11 % 74,10%
Dari tabel diatas dapat terlihat bahwa secara umum capaian MDGs (Millenium
Development Globals) di bidang Kesehatan di ke 3 (tiga ) Provinsi dibandingkan
angka Nasional mengalami kemajuan yang cukup significan (bermakna). Jika
dibandingkan antar Provinsi , maka Capaian Program MDGs di ke tiga Provinsi
terbesar di Indonesia ini hampir sama.
C. REALISASI ANGGARAN
Sejak diterapkannya Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang
Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah keduakalinya dengan Undang-
undang Nomor 12 Tahun 2008 dan Undang-undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang
Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah sebagaimana telah
diubah dengan Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004, dijelaskan bahwa hak,
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014 92
wewenang dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri
urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
Untuk mendukung pelaksanaan desentralisasi dan otonomi tersebut, sesuai
Pasal 156 ayat (1) Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 Kepala Daerah sebagai
pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan daerah diberikan wewenang untuk
mengelola keuangan daerah dan mewakili pemerintah daerah dalam kepemilikan
kekayaan daerah yang dipisahkan. Berdasarkan ketentuan tersebut, untuk
menunjang penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan pelayanan kepada
masyarakat, diperlukan adanya sumber daya dan dana yang cukup serta memadai
diantaranya berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) yang
dijabarkan dalam bentuk program dan kegiatan Satuan Kerja Perangkat Daerah
(SKPD) di lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Timur. Untuk laporan realisasi
keuangan tahun 2014 bisa dilihat di bawah ini.
Tabel 3.31. Realisasi Anggaran Tahun 2014
No Uraian Anggaran Setelah
Perubahan
Realisasi
Rp. %
1 Program Pelayanan Administrasi Perkantoran 11,468,920,207 9,618,597,888 83.87
2 Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
4,804,937,320 4,550,619,030 94.71
3 Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Pemerintah Daerah
204,000,000 203,762,640 99.88
4 Program Obat dan Perbekalan Kesehatan 7,907,640,000 3,178,767,804 40.2
5 Program Upaya Kesehatan Masyarakat 5,693,500,000 4,665,806,802 81.95
6 Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
5,000,000,000 4,130,910,272 82.62
7 Program Perbaikan Gizi Masyarakat 2,200,000,000 1,926,959,036 87.59
8 Program Upaya Kesehatan Perorangan 1,700,000,000 1,295,442,803 76.2
9 Program Manajemen dan Kebijakan Pembangunan Kesehatan
44,422,876,273 40,886,390,760 92.04
10 Program Sumber Daya Kesehatan 2,350,000,000 1,941,673,623 82.62
11 Program Lingkungan Sehat 2,000,000,000 1,823,158,741 91.16
12 Program Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit 7,177,800,000 6,355,591,507 88.55
Jumlah 94,929,673,800 80,577,680,906 84,88
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014 93
BAB IV
P E N U T U P
Laporan Kinerja disusun sebagai bentuk pertanggungjawaban Dinas
Kesehatan Provinsi Jawa Timur berkaitan dengan penyelenggaraan pemerintahan
pada tahun 2014 sebagai bahan pengambilan keputusan dalam perencanaan tahun
berikutnya. Dari hasil evaluasi terhadap kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jawa
Timur dapat disimpulkan bahwa sasaran-sasaran pada tiap-tiap tujuan yang
ditetapkan pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
dikategorikan Sangat Baik, karena nilai capaiannya diatas standar penilaian skala
ordinal sebagai komitmen kinerja.
Berdasarkan uraian capaian Kinerja sasaran yang merupakan capaian kinerja
dari pengukuran Indikator Kinerja Utama atau Indikator Kinerja Sasaran dan
RENSTRA Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur tahun 2009-2014, yang
merupakan capaian sasaran pada setiap tujuan dalam mencapai Misi dan Visi , dapat
diuraikan sebagai berikut :
TUJUAN 1 : Terwujudnya mutu lingkungan yang lebih sehat,
berkembangnya sistem kesehatan lingkungan kewilayahan,
serta menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan
mendapat predikat nilai Sangat Baik (rata-rata capaian sebesar
109,61%). Hal ini terbukti dari hasil pengukuran Sasaran yang
diukur melalui 2 (dua) Indikator, capaiannya diatas target .
TUJUAN 2 : Keberdayaan Individu, Keluarga dan Masyarakat agar mampu
Menumbuhkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) serta
Berkembangnya Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat
(UKBM) mendapat predikat nilai Sangat Baik (rata-rata capaian
sebesar 107,73 %). Hal ini terbukti dari hasil pengukuran
sasaran yang diukur melalui 3 (tiga) Indikator, capaiannya 2
(dua) indikator diatas target
TUJUAN 3 : Meningkatnya akses, pemerataan dan kualitas pelayanan
kesehatan melalui Rumah Sakit, Balai Kesehatan, Puskesmas
dan jaringannya mendapatkan nilai Baik (rata-rata capaian
sebesar 97,79 %.) Hal ini terbukti dari hasil pengukuran 2 (dua)
Sasaran yang diukur melalui 14 (empatbelas)
Indikator,capaiannya 5 (lima) indikator diatas target dan terdapat
9 (sembilan) indikator yang dibawah target.
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014 94
TUJUAN 4 : Meningkatnya Kesadaran Gizi Keluarga dalam Upaya
Meningkatkan Status Gizi Masyarakat dijabarkan ke dalam
Sasaran yaitu Meningkatnya Perbaikan Gizi Masyarakat,
mendapat nilai rata-rata 90,17 % dengan capaian kinerja adalah
Baik. Hal ini terbukti dari hasil pengukuran 1 (satu) Sasaran
yang diukur melalui 3 (tiga) Indikator, capaiannya adalah 1
(satu) indicator diatas target.
TUJUAN 5 Terjaminnya Ketersediaan, Pemerataan, Pemanfaatan, Mutu,
Keterjangkauan Obat dan Perbekalan Kesehatan serta
Pembinaan Mutu Makanan yang dijabarkan ke dalam Sasaran
yaitu Meningkatnya Pengelolaan Obat , Perbekalan Kesehatan
dan Makanan mendapat predikat nilai Baik (rata-rata capaian
sebesar 88,61 %). Hal ini terbukti dari hasil pengukuran 1
(satu) Sasaran yang diukur melalui 3 (tiga) Indikator, capaian 2
(dua) indicator diatas target.
TUJUAN 6 Berkembangnya Kebijakan, Sistem Pembiayaan dan
Manajemen Pembangunan Kesehatan dijabarkan ke dalam
Sasaran yaitu Berkembangnya Kebijakan dan regulasi bidang
Kesehatan, Sistem Informasi Kesehatan dan Hukum Kesehatan
serta Pembiayaan Kesehatan predikat nilai Baik (rata-rata
capaian sebesar 86,31 %. Hal ini terbukti dari hasil pengukuran
1 (satu) Sasaran yang diukur melalui 2 (dua) Indikator. Pada
tujuan ini, capaian dari 1 (satu) indikator belum seluruhnya
mencapai target yang diharapakan, terutama terkait dengan
jumlah masyarakat miskin yang bisa tercover oleh
Jamkesda.Hal ini terutama disebabkan.
TUJUAN 7 Terwujudnya pencegahan, penurunan dan pengendalian
Penyakit Menular dan Tidak menular serta Masalah Kesehatan
Lainnya; maka ditetapkan Sasaran sebagai berikut :
Menurunnya Angka Kesakitan dan Kematian Penyakit Menular
dan Tidak Menular dan Penyakit-Penyakit yang dapat dicegah
dengan Imunisasi serta Pengamatan penyakit dalam rangka
Sistem Kewaspadaan Dini dan Penanggulangan KLB/Wabah,
ancaman epidemi serta Bencana. Untuk Tujuan ini nilai capaian
adalah Baik (rata-rata capaian 92,01 %). Hal ini terbukti dari
hasil pengukuran 1 (satu) Sasaran yang diukur melalui 8
(delapan) Indikator, ada 4 (empat) indikator yang diatas target.
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014 95
TUJUAN 8 Meningkatnya Jumlah, jenis, mutu dan penyebaran tenaga
kesehatan sesuai standar maka ditetapkan Sasaran sebagai
berikut : Meningkatnya Jumlah, jenis, mutu dan penyebaran
tenaga kesehatan sesuai standar. Mendapat predikat nilai
capaian Baik (rata-rata capaian sebesar 86,60 %). Hal ini
terbukti dari hasil pengukuran 1 (satu) Sasaran yang diukur
melaluI 5 (lima) Indikator, capaiannya yang diatas target ada 3
indikator diatas target.
Di antara capaian 8 (delapan) Tujuan pembangunan kesehatan pada Dinas
Kesehatan Provinsi Jawa Timur sebanyak 6 (enam) Tujuan masih memperoleh nilai
Baik sehingga perlu ditingkatkan pada tahun-tahun mendatang agar memperoleh
nilai Sangat Baik yaitu :
1. Meningkatnya akses, pemerataan dan kualitas pelayanan kesehatan melalui
Rumah Sakit, Balai Kesehatan, Puskesmas dan jaringannya
2. Terjaminnya Ketersediaan , Pemerataan, Pemanfaatan, Mutu ,
Keterjangkauan Obat dan Perbekalan Kesehatan serta Pembinaan Mutu
Makanan
3. Berkembangnya Kebijakan, Sistem Pembiayaan dan Manajemen
Pembangunan Kesehatan , terutama yang menyangkut indikator Persentase
Penduduk yang memiliki Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (tercover)
Yang menjadi perhatian bagi Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur pada tahun
2014 adalah “Meningkatkan pelayanan kesehatan melalui upaya promotif dan
preventif , terutama dalam rangka menurunkan Angka Kematian Ibu dan Angka
Kematian Bayi serta meningkatkan Umur Harapan Hidup (AHH) melalui
beberapa Program prioritas Gubernur antara lain :
1. Peningkatan kualitas Puskesmas dan Jaringannya di 960 Puskesmas di Jawa
Timur
2. Perluasan fungsi Polindes menjadi Ponkesdes di seluruh Jawa Timur
3. Peningkatan Coverage kepesertaan BPJS melalui Program JKN
4. Peningkatan kualitas rujukan dalam rangka memberikan pelayanan kesehatan
yang optimal di seluruh sarana kesehatan yang ada di Jawa Timur
5. Pembentukan Taman Posyandu , sebagai bagian dari upaya promosi kesehatan
dan meningkatkan pemberdayaan masyarakat.
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014 96
KESIMPULAN
Tahun 2014 merupakan tahun terakhir pelaksanaan RPJMD 2009 – 2014 dan
Renstra Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur. Masih banyak permasalahan yang
belum tertuntaskan dalam pelaksanaan pembangunan di Tahun 2014. Diantaranya
adalah masih tingginya kasus kematian ibu (93,52/100.000 KH), masih tingginya
kasus penyakit menular , masih ditemukannya balita gizi buruk, distribusi tenaga
kesehatan yang belum merata, terutama dokter spesialis, sarana pelayanan
kesehatan dasar dan jumlah maskin dengan alokasi yang mendapat kartu
jamkesmas/jamkesda tidak sama. Tahun 2014 ini kegiatan diprioritaskan untuk
pelaksanaan persiapan menuju universal coverage, penurunan AKI dan AKB,
perbaikan gizi masyarakat, pengendalian penyakit (TB, HIV/AIDs, Malaria dan
Diphteri), Kesehatan Lingkungan, Pendistribusian tenaga kesehatan yang lebih
merata dan program prioritas (icon) bidang kesehatan. Secara umum Dinas
Kesehatan Provinsi Jawa Timur telah dapat melaksanakan tugas pokok dan fungsi
yang dibebankan pada organisasi serta telah dapat pula memenuhi 9 (Sembilan)
sasaran pada 9 Program yang telah ditetapkan dalam rencana strategis. Indikator
keberhasilan ini dapat dilihat dari persentase capaian kinerja rata-rata pada setiap
kegiatan hampir mencapai 100%. Adapun kendala dan hambatan yang masih
dihadapi pada tahun 2014 diantaranya adalah faktor dukungan anggaran dan
koordinasi lintas sektor serta kebijakan dukungan anggaran pada tingkat
Kabupaten/Kota.
Demikian Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur yang
menggambarkan capaian Kinerja tiap-tiap Tujuan dan Sasaran pada tahun 2014
dalam mendukung pencapaian Visi dan Misi Provinsi Jawa Timur pada umumnya dan
Dinas Kesehatan pada khususnya.
Surabaya, 27 Februari 2015
LAMPIRAN
MATRIKS RENCANA STRATEGIS
TAHUN 2009 – 2014
:
:
1 Persentase penduduk yang dapat
mengakses lingkungan yang
sehat dan bermutu sesuai
dengan standar
Jumlah penduduk yg telah memiliki akses
sanitasi dasar (jamban) dan air bersih yg
memenuhi standar dalam satu
wilayah/Jumlah penddk seluruhnya di
wilayah tertentu x 100 %
52 71
2010 2011 2012 2013 2014
3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Persentase Akses Sanitasi Dasar
yang memenuhi standar
Jumlah penduduk yg telah memiliki akses
sanitasi dasar (jamban) yg memenuhi
standar dalam satu wilayah/Jumlah penddk
seluruhnya di wilayah tertentu x 100 %
51,9 62 65 68 69 70
2. Persentase Akses terhadap
kualitas Air Bersih yang
memenuhi standar
Jumlah penduduk di wilayah tertentu yang
memiliki akses thd sarana air minum yg
layak/jumlah seluruh penddk di wilayah
tertentu x 100 %
65 67 70 72 74 75
Menggerakkan Pembangunan Berwawasan Kesehatan
Terwujudnya Mutu Lingkungan Yang Lebih Sehat , Pengembangan Sistem Kesehatan Lingkungan Kewilayahan serta Menggerakkan Pembangunan Berwawasan Kesehatan
No Indikator TujuanKondisi Awal
2009
Sasaran
Cara Mencapai
Ket
Tujuan dan
sasaran
Pemantapan
Pembangunan
Berwawasan
Kesehatan dan
Peningkatan
Lingkungan Sehat
Indikator Rumus Kondisi Awal
2009
Target Tahun
2
Program
DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR
RENCANA STRATEGIS
TAHUN 2009 S/D 2014
MASYARAKAT JAWA TIMUR MANDIRI UNTUK HIDUP SEHAT
RumusTarget Tahun
2014
Program
Pengembangan
Lingkungan Sehat
Strategi Kebijakan
:
:
1 Persentase Rumah Tangga ber
PHBS
Jumlah RT Sehat/Jumlah Rumah Tangga
yang dikaji x 100%
32,9 70
2010 2011 2012 2013 2014
3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Persentase Rumah Tangga ber-
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS)
Jumlah Rumah Tangga Sehat /Jumlah
Rumah Tangga yang Dikaji x 100 %
32,9 50 55 60 65 70
2 Persentase Posyandu Ber-Strata
PURI ( Purnama Mandiri)
Jumlah Posyandu dengan Strata Purnama
Mandiri/Jumlah seluruh Posyandu x100 %
40 43 46 48 50 52
3 Persentase Desa Siaga Aktif Jumlah Desa Siaga Aktif di suatu wilayah
kerja dlm kurun waktu tertentu/Jumlah
Seluruh Desa di suatu wilayah kerja dlm
kurun waktu yang sama x 100 %
50 55 60 65 70 75
Indikator Rumus Kondisi Awal
2009
Target Tahun Strategi Kebijakan
No Indikator TujuanKondisi Awal
2009
Sasaran
Cara Mencapai
Program
2
Ket
Tujuan dan
sasaran
Mendorong Terwujudnya Kemandirian Masyarakat Untuk Hidup Sehat
Keberdayaan Individu, Keluarga dan Masyarakat agar mampu Menumbuhkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) serta Mengembangkan Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM)
Pengembangan Upaya
Kesehatan Berbasis
Masyarakat (UKBM)
RumusTarget Tahun
2014
Program Promosi
Kesehatan dan
Pemberdayaan
Masyarakat
:
:
1 Ratio Puskesmas per 100,000
penduduk
Jumlah seluruh Puskesmas pada kurun
waktu tertentu /100.000 penduduk pada
kurun waktu yang yang sama
2,51 2
2 Angka Kematian Bayi Per 1000
Kelahiran Hidup (KH)
Jumlah seluruh kematian bayi (0-11 bln) di
satu wilayah kerja pada kurun waktu
tertentu/Jumlah kelahiran hidup di wilayah
kerja pada kurun waktu yang sama x 1.000
kelahiran hidup
31,41 29,5
3 Angka Kematian Ibu per 100.000
Kelahiran Hidup (KH)
Jumlah seluruh kematian ibu pada masa
hamil hingga nifas yang berkaitan dgn
kehamilan & persalinan di satu wilayah kerja
pada kurun waktu tertentu/Jumlah kelahiran
hidup di satu wilayah kerja pada kurun waktu
yang sama x 100.000 kelahiran hidup
90,7 80
2010 2011 2012 2013 2014
3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Angka Kematian Bayi Per 1000
Kelahiran Hidup (KH)
Jumlah seluruh kematian bayi (0-11 bln) di
satu wilayah kerja pada kurun waktu
tertentu/Jumlah kelahiran hidup di wilayah
kerja pada kurun waktu yang sama x 1.000
kelahiran hidup
31,41 31,5 31 30,5 30 29,5
2 Angka Kematian Ibu per 100.000
Kelahiran Hidup (KH)
Jumlah seluruh kematian ibu pada masa
hamil hingga nifas yang berkaitan dgn
kehamilan & persalinan di satu wilayah kerja
pada kurun waktu tertentu/Jumlah kelahiran
hidup di satu wilayah kerja pada kurun waktu
yang sama x 100.000 kelahiran hidup
90,7 82 81,5 81 80,5 80
3 Persentase Kunjungan Neonatal
(KN) Lengkap
Jumlah neonatus yang mendapat pelayanan
6-28 jam setelah lahir/ jumlah bayi dalam 1
tahun x 100%
93,85 94 95 95 95 95
4 Persentase Pertolongan
Persalinan oleh tenaga
kesehatan (Linakes)
Jumlah pertolongan persalinan oleh
nakes/jumlah sasaran ibu bersalin dalam 1
tahun x 100 %
92,96 92 93 94 94 95
Indikator TujuanKondisi Awal
2009
Strategi Kebijakan
Ket
Sasaran
Indikator
Meningkatnya Akses, Pemerataan dan Kualitas Pelayanan Kesehatan melalui Rumah Sakit , Balai Kesehatan, Puskesmas dan Jaringannya
No
Rumus Kondisi Awal
2009
Target Tahun
Mewujudkan, Memelihara dan Meningkatkan Pelayanan Kesehatan yang Bermutu, Merata dan Terjangkau
Program
Tujuan dan
sasaran
Cara Mencapai
RumusTarget Tahun
2014
2
Percepatan penurunan
kematian ibu dan
anak.
Program Upaya
Kesehatan
Masyarakat (UKM)
5 Persentase Kunjungan Bayi Jumlah bayi memperoleh pelayanan
kesehatan sesuai standar/ jumlah bayi dalam
1 tahun x 100%
80,52 85 86 87 88 90
6 Persentase Kunjungan Ibu Hamil
(K4)
jumlah kunjungan ibu hamil ke-4/ jumlah
sasaran ibu hamil dalam setahun x 100%
85,9 90 91 92 93 94
7 Persentase capaian Peserta KB
Aktif
Jumlah peserta KB aktif/juml PUS di wilayah
kerja yg sama x 100 %
62,05 68 69 69 70 70
8 Persentase Puskesmas yg ada
menjadi Puskesmas Rawat Inap
Standar
Jumlah Puskesmas yg menjadi rawat inap
standar/jumlah seluruh puskesmas rawat
inap x 100 %
0 3 8 16 24 24
9 Persentase Puskesmas Rawat
Inap yg ada menjadi Puskesmas
Rawat Inap PLUS
Jumlah Puskesmas Ranap menjadi
Puskesmas Ranap PLUS/Jml seluruh
Puskesmas rawat inap x 100 %
0 3 8 16 24 24
10 Persentase Puskesmas PONED
sesuai Standar
Jumlah Puskesmas PONED yg sesuai
dengan standar/Jumlah seluruh Puskesmas
PONED x 100 %
10 20 25 35 40 50
11 Persentase Pustu yang menjadi
Pustu layani Gawat Darurat dan
Observasi
Jumlah Pustu yg layani gadar/jml seluruh
Pustu x 100 %
0 3 6 8 10 10
12 Persentase Polindes yang
berkembang menjadi Ponkesdes
sesuai Standar
Jumlah Ponkesdes sesuai standar/Jumlah
seluruh Polindes x 100 %
0 31 41 64 78 78
1 Persentase Rumah Sakit
Pemerintah menyelenggarakan
Pelayanan Obstetri Neonatal
Emergency Komprehensif
(PONEK) sesuai standar
Jumlah RS PONEK sesuai standar/Jumlah
seluruh RS x 100 %
55 60 65 70 75 80
2 Persentase Rumah Sakit yang
terakreditasi 5 pelayanan dasar
Jumlah RS yang terakreditasi 5 pelayanan
dasar/Jumlah seluruh RS x 100 %
50 55 60 65 70 70
Peningkatan akses
dan kualitas pelayanan
kesehatan terutama
bagi masyarakat
miskin, daerah
tertinggal, terpencil,
perbatasan dan
kepulauan
Program Upaya
Kesehatan
Perorangan (UKP)
Percepatan penurunan
kematian ibu dan
anak.
Program Upaya
Kesehatan
Masyarakat (UKM)
:
:
1 Persentase penurunan
Prevalensi Kurang Gizi pada
Balita
Jumlah Balita Kurang Gizi /Jumlah Balita di
wilayah kerja tertentu x 100 %
17,03 16,8
2010 2011 2012 2013 2014
3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Persentase Balita Dipantau
Pertumbuhannya
Jumlah balita yang ditimbang berat
badannya di wilker ttt/jumlah seluruh balita
yg ada di wilayah kerja ttt x100 %
64,6 5 70 75 80 85
2 Persentase Balita dengan Gizi
Buruk
Jumlah Balita Gizi Buruk/Jumlah Balita x 100
%
4,33 4 3,5 3 2,5 2
3 Persentase Balita dengan Gizi
Kurang
Jumlah Balita Kurang Gizi /Jumlah Balita di
wilayah kerja ttt x 100 %
12,7 15,50 15,30 15,10 15 14,80
Tujuan dan
sasaran
Strategi Kebijakan
Ket
ProgramIndikator Rumus Kondisi Awal
2009
Target Tahun
2
Mewujudkan, Memelihara dan Meningkatkan Pelayanan Kesehatan yang Bermutu, Merata dan Terjangkau
Meningkatnya Kesadaran Gizi Keluarga Dalam Upaya Meningkatkan Status Gizi Masyarakat
RumusTarget Tahun
2014No Indikator Tujuan
Kondisi Awal
2009
Sasaran
Cara Mencapai
Penanganan masalah
gizi kurang dan gizi
buruk pada bayi,
anak balita,ibu hamil
dan menyusui
Program Perbaikan
Gizi Masyarakat
:
:
1 Persentase obat sesuai
kebutuhan tersedia
Jumlah obat yang Tersedia/Jumlah Obat
yang Dibutuhkan x100 %
65 95
2010 2011 2012 2013 2014
3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Persentase obat sesuai
kebutuhan tersedia di
Kabupaten/Kota
Jumlah obat yang Tersedia/Jumlah Obat
yang Dibutuhkan x100 %
65 70 85 90 95 95
2 Persentase Ketersediaan Obat
dan Alat Kesehatan untuk
Penanggulangan Bencana dan
KLB
Jumlah Obat dan Alkes Pakai Habis yang
Tersedia untuk Bencana/Jumlah Obat dan
Alkesyang Dibutuhkan untuk Bencana x 100
%
85 85 87 87 90 90
3 Persentase Sarana Pelayanan
Kesehatan yang menerapkan
Pelayanan Kefarmasian Sesuai
Standar
Jumlah Sarana Pelayanan yang Diawasi
yang Memenuhi Standar/Jumlah Sarana
Pelayanan yang Diawasi x 100 %
30 30 30 40 50 60
Cara Mencapai
Sasaran
Mewujudkan, Memelihara dan Meningkatkan Pelayanan Kesehatan yang Bermutu, Merata dan Terjangkau
Terjaminnya Ketersediaan, Pemerataan ,Pemanfaatan, Mutu, Keterjangkauan Obat dan Perbekalan Kesehatan serta Pembinaan Mutu Makanan
No Indikator TujuanKondisi Awal
2009Rumus
Indikator
Tujuan dan
sasaran Ket
Pemenuhan
Ketersediaan dan
Pengendalian Obat,
Perbekalan Kesehatan
dan Makanan
Program Obat dan
Perbekalan
Kesehatan
Target Tahun
2014
Rumus Kondisi Awal
2009
Target Tahun Strategi Kebijakan
2
Program
:
:
1 Persentase Penduduk yang
Telah Terjamin pemeliharaan
Kesehatan dengan Sistem
Jaminan Kesehatan
Jumlah Penduduk yang memiliki Jaminan
Kesehatan/Jumlah Penduduk x 100 %
30 70
2010 2011 2012 2013 2014
3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Persentase Penduduk yang
Telah Terjamin pemeliharaan
Kesehatan dengan Sisitem
Jaminan Kesehatan
Jumlah Penduduk yang memilili Jaminan
Kesehatan/Jumlah Penduduk x 100 %
30 40 50 55 60 70
2. Persentase pengelolaan Sistem
Informasi Kesehatan (SIK) sesuai
dengan standar
Jumlah Terlaksananya Pengelolaaan SIK di
Kabupaten/Kota/Jumlah Kabupaten/Kota
yang ada x 100 %
100 100 100 100 100 100
Berkembangnya Kebijakan, Sistem Pembiayaan dan Manajemen Pembangunan Kesehatan
Sasaran
No Indikator TujuanKondisi Awal
2009
Ket
Tujuan dan
sasaran
Cara Mencapai
Mewujudkan, Memelihara dan Meningkatkan Pelayanan Kesehatan yang Bermutu, Merata dan Terjangkau
Target Tahun
2014
Kondisi Awal
2009
Target Tahun Strategi Kebijakan
Peningkatan
Pembiayaan
Kesehatan dan
Pengembangan
Kebijakan dan
Manajemen
Kesehatan
Program Kebijakan
dan Manajemen
Pembangunan
Kesehatan
Rumus
Rumus
2
Indikator Program
:
:
1 Persentase ODHA yang
mendapatkan ART
Jumlah ODHA yang telah mendapatkan ART
dibagi Jumlah ODHA yang seharusnya
mendapatkan ART x 100 %
80 80
2 Angka Keberhasilan Pengobatan
TB
Jumlah penderita baru BTA positif yang
hasil pengobatannya sembuh dan
Pengobatan lengkap dibagi Jumlah
penderita baru BTA positif yang diobati x 100
%
90 90
3 Persentase capaian UCI Desa Jumlah desa yang ≥80% bayinya telah
mendapatkan imunisasi dasar lengkap
/Jumlah desa seluruhnya x 100 %
70 80
2010 2011 2012 2013 2014
3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Angka Kesakitan DBD per
100.000 penduduk
Jumlah Kasus DBD dan DSS/Jumlah
penduduk x 100.000
55 55 54 53 52 51
2 Persentase Korban Bencana
Skala Provinsi Tertangani Sesuai
Standar
Jumlah seluruh korban bencana /Jumlah
korban yang ditangani x 100 %
100 100 100 100 100 100
3 Angka Keberhasilan Pengobatan
TB
Jumlah penderita baru BTA positif yang
hasil pengobatannya sembuh dan
Pengobatan lengkap/Jumlah penderita baru
BTA positif yang diobati x 100 %
90 90 90 90 90 90
4 Persentase Pelaksanaan
Program Pemberantasan Diare
sesuai standar
Jumlah penderita Diare yang ditemukan dan
diobati/10 % perkiraan penderita diare
(Angka Kesakitan per 1.000 X Jumlah
penduduk )
90 100 100 100 100 100
5 Persentase Capaian UCI Desa Jumlah desa yang ≥80% bayinya telah
mendapatkan imunisasi dasar lengkap
/Jumlah desa seluruhnya x 100 %
70 70 75 75 80 80
6 Persentase Penderita Kusta
Telah Menyelesaikan
Pengobatan Sesuai Standar
Jumlah Penderita Kusta baru yang RFT dlm
periode waktu tertentu/Jumlah Penderita
Kusta baru yang ditemukan di tahun yang
sama x 100 %
90 90 90 90 90 90
Sasaran
Cara Mencapai
Rumus
Kondisi Awal
2009
2
Meningkatkan Upaya Pengendalian Penyakit dan Penanggulangan Masalah Kesehatan
Peningkatan
pencegahan,
surveilans, deteksi dini
penyakit menular,
penyakit tidak
menular,peny
potensial KLB/wabah
dan ancaman epidemi
yg diikuti dengan
pengobatan sesuai
standar serta
penanggulangan
masalah kesehatan
lainnya dan bencana
Program
Pencegahan dan
Pemberantasan
Penyakit
Terwujudnya pencegahan, penurunan dan pengendalian penyakit menular dan tidak menular serta masalah kesehatan lainnya
No Indikator Tujuan
Ket
Tujuan dan
Kondisi Awal
2009
Target Tahun
Target Tahun
2014
sasaran
Program
Rumus
Indikator Strategi Kebijakan
7 Persentase ODHA yang
mendapatkan ART
Jumlah ODHA yang telah mendapatkan
ART/Jumlah ODHA yang seharusnya
mendapatkan ART x 100 %
80 80 80 80 80 80
8 Angka Capaian API (Annual
Parasite Index) Malaria permil
Jumlah Kasus malaria/Jumlah penduduk
yang beresiko x 100 %
< 1 ‰ < 1 ‰ < 1 ‰ < 1 ‰ < 1 ‰ < 1 ‰
:
:
1 Ratio Dokter per 100.000
penduduk
Jumlah Dokter : 100.000 penduduk 10,61 40
2 Ratio Tenaga Medis per 100.000
penduduk
Jumlah Tenaga Medis : 100.000 penduduk 20 57
2010 2011 2012 2013 2014
3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Persentase Bidan PTT
mendapatkan Sertifikat
Jumlah Bidan yang telah memiliki
sertifikat/jumlah seluruh bidan x 100 %
100 100 100 100 100 100
2 Persentase Ponkesdes memiliki
Tenaga Perawat
Jumlah Ponkesdes yang telah memiliki
Perawat/Jumlah Ponkesdes x 100 %
100 100 100 100 100 100
3 Persentase Desa/Kelurahan
mempunyai Bidan di Desa
Jumlah desa/kelurahan yang mempunyai
Bidan Desa/jumlah seluruh desa x 100 %
100 100 100 100 100 100
4 Persentase Tenaga Kesehatan
yang Lulus Uji Kompetensi Ber-
izin
Jumlah Tenaga Kesehatan yang lulus uji
kompetensi ber_izin/Jumlah seluruh tenaga
kesehatan x 100 %
10 20 40 60 80 100
5 Ratio Dokter per 100.000
penduduk
Jumlah Dokter/100.000 penduduk 10,61 40 40 40 40 40
2
Kondisi Awal
2009
Target Tahun Strategi Kebijakan Program
Cara Mencapai
Kondisi Awal
2009
Meningkatkan dan Mendayagunakan Sumber Daya Kesehatan
Meningkatnya Jumlah, Jenis , Mutu dan Penyebaran Tenaga Kesehatan Sesuai Standar
Peningkatan
pencegahan,
surveilans, deteksi dini
penyakit menular,
penyakit tidak
menular,peny
potensial KLB/wabah
dan ancaman epidemi
yg diikuti dengan
pengobatan sesuai
standar serta
penanggulangan
masalah kesehatan
lainnya dan bencana
Program
Pencegahan dan
Pemberantasan
Penyakit
Ket
Tujuan dan Sasaran
RumusTarget Tahun
2014
Penyediaan Tenaga
Kesehatan di Rumah
Sakit, Balai
Kesehatan,
Puskesmas dan
Jaringannya serta
Mendayagunakan
Tenaga Kesehatan
yang Kompeten sesuai
Kebutuhan
Program
Pemberdayaan
Sumber Daya
Kesehatan
Indikator Tujuan
sasaran
Indikator Rumus
No
INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)
INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)
Instansi : DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR Visi : Mewujudkan Masyarakat Jawa Timur Mandiri untuk Hidup Sehat Misi :
1. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan
2. Mendorong terwujudnya kemandirian masyarakat untuk hidup sehat
3. Mewujudkan, memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu,
merata, dan terjangkau
4. Meningkatkan upaya pengendalian penyakit dan penanggulangan masalah
kesehatan
5. Meningkatkan dan mendayagunakan sumberdaya kesehatan
. Tugas : Melaksanakan urusan pemerintah daerah berdasarkan atas asas otonomi daerah
dan tugas pembantuan di Bidang kesehatan. Fungsi : 1. Perumusan kebijakan tehnis di bidang kesehatan
2. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang kesehatan.
3. Pembinaan dan Pelaksanaan tugas sesuai dengan lingkup tugasnya 4. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Gubernur
SASARAN STRATEGIS
INDIKATOR KINERJA UTAMA
PENJELASAN / FORMULASI PERHITUNGAN
SUMBER DATA
PENANGGUNG JAWAB
1 2 3 4 5
I. Meningkatnya Kualitas Air Bersih, Sanitasi Dasar, Higienen Sanitasi Makanan Minuman serta Kualitas Kesehatan Lingkungan
1.Persentase Akses Sanitasi Dasar yang memenuhi standar
Jumlah penduduk yg telah memiliki akses sanitasi dasar (jamban) yg memenuhi standar dalam satu wilayah -------------------------------------------------------------------- x 100% Jumlah penduduk seluruhnya di wilayah tertentu
Laporan Program
Bidang PPMK (Seksi PL)
2. Persentase Akses terhadap kualitas Air Bersih yang memenuhi standar
Jumlah penduduk di wilayah tertentu yang memiliki akses terhadap sarana air minum yg layak --------------------------------------------------------------------x 100 % Jumlah seluruh penddk di wilayah tertentu
Laporan Program
Bidang PPMK (Seksi PL)
II. Meningkatnya pengetahuan dan kesadaran untuk berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) serta keberdayaan masyarakat melalui Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) ke arah kemandirian
1. Persentase Rumah Tangga ber-Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
Jumlah Rumah Tangga Sehat ------------------------------------------------- x 100 % Jumlah Rumah Tangga yang Dikaji
Laporan Program
Bidang PPKM (Seksi
Promkes)
2. Persentase Posyandu Ber-Strata PURI ( Purnama Mandiri)
Jumlah Posyandu dengan Strata Purnama Mandiri ------------------------------------------------------------------- x 100 % Jumlah seluruh Posyandu
Laporan Program
Bidang PPKM (Seksi
Promkes)
3. Persentase Desa Siaga Aktif
Jumlah Desa Siaga Aktif di suatu wilayah kerja dalam kurun waktu tertentu ------------------------------------------------------------------- x 100 % Jumlah Seluruh Desa di suatu wilayah kerja dalam kurun waktu yang sama
Laporan Program
Bidang PPKM (Seksi
Promkes)
1 2 3 4 5
III. Meningkatnya akses dan mutu pelayanan kesehatan ibu, bayi, anak, remaja, lanjut usia, kesehatan reproduksi, serta pelayanan kesehatan dasar di Puskesmas dan Jaringannya, Balai Kesehatan dan Pelayanan Kesehatan Penunjang
1.Angka Kematian Bayi per 1.000 Kelahiran Hidup (KH)
Jumlah seluruh kematian bayi (0-11 bln) di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu -------------------------------------------------------------- x 1.000 KH Jumlah kelahiran hidup di wilayah kerja pada kurun waktu yang sama
BPS Bidang Yankes (Seksi Kesga)
2.Angka Kematian Ibu per 100.000 Kelahiran Hidup (KH)
Jumlah seluruh kematian ibu pada masa hamil hingga nifas yang berkaitan dgn kehamilan dan persalinan di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu ----------------------------------------------------------- x 100.000 KH Jumlah kelahiran hidup di satu wilayah kerja pada kurun waktu yang sama
BPS Bidang Yankes (Seksi Kesga
)
3. Persentase Kunjungan Neonatal (KN) Lengkap
Jumlah neonatus yang mendapat pelayanan 6-28 jam setelah lahir ---------------------------------------------------------------- x 100 % Jumlah bayi dalam 1 tahun
Laporan Program
Bidang Yankes (Seksi Kesga)
4.Persentase Pertolongan Persalinan oleh tenaga kesehatan (Linakes)
Jumlah pertolongan persalinan oleh nakes --------------------------------------------------------------- x 100 % Jumlah sasaran ibu bersalin dalam 1 tahun
Laporan Program
Bidang Yankes (Seksi Kesga)
5. Persentase Kunjungan Bayi
Jumlah bayi memperoleh pelayanan kesehatan sesuai standar ------------------------------------------------------------------ x 100 % Jumlah bayi dalam 1 tahun
Laporan Program
Bidang Yankes (Seksi Kesga)
6.Persentase Kunjungan Ibu Hamil (K4)
Jumlah kunjungan ibu hamil ke-4 ------------------------------------------------------- x 100 % Jumlah sasaran ibu hamil dalam setahun
Laporan Program
Bidang Yankes (Seksi Kesga)
1 2 3 4 5
7.Persentase capaian Peserta KB Aktif
Jumlah peserta KB aktif -------------------------------------------------------- x100 % Jumlah PUS di wilayah kerja yang sama
Laporan Program
Bidang Yankes (Seksi Kesga)
8.Persentase Puskesmas yg ada menjadi Puskesmas Rawat Inap Standar
Jumlah Puskesmas yg menjadi rawat inap standar ---------------------------------------------------------- x 100 % Jumlah seluruh puskesmas rawat inap
Laporan Program
Bidang Yankes (Seksi
Kesdaspen)
9.Persentase Puskesmas Rawat Inap yg ada menjadi Puskesmas Rawat Inap PLUS
Jumlah Puskesmas Rawat Inap menjadi Puskesmas Rawat Inap PLUS ---------------------------------------------------------------- x 100 % Jumlah seluruh Puskesmas rawat inap
Laporan Program
Bidang Yankes (Seksi
Kesdaspen)
10.Persentase Puskesmas PONED sesuai Standar
Jumlah Puskesmas PONED yang sesuai dengan standar ---------------------------------------------------------------- x 100 % Jumlah seluruh Puskesmas PONED x 100 %
Laporan Program
Bidang Yankes (Seksi
Kesdaspen)
11.Persentase Pustu yang menjadi Pustu melayani Gawat Darurat dan Observasi
Jumlah Pustu yang melayani gawat darurat ---------------------------------------------------------------- x 100 % Jumlah seluruh Pustu
Laporan Program
Bidang Yankes (Seksi
Kesdaspen)
12.Persentase Polindes yang berkembang menjadi Ponkesdes sesuai Standar
Jumlah Ponkesdes sesuai standar ----------------------------------------------------------- x 100 % Jumlah seluruh Polindes
Laporan Program
Bidang Yankes (Seksi
Kesdaspen)
1 2 3 4 5
IV. Meningkatkatnya jangkauan dan kualitas pelayanan kesehatan dengan kemampuan pelayanan kesehatan gawat darurat yang bisa diakses masyarakat dan prasarana kesehatan di Rumah Sakit, Rumah Sakit Khusus dan Balai Kesehatan
1. Persentase Rumah Sakit Pemerintah menyelenggarakan Pelayanan Obstetri Neonatal Emergency Komprehensif (PONEK) sesuai standar
Jumlah RS PONEK sesuai standar --------------------------------------------------- x 100 % Jumlah seluruh RS
Laporan Program
Bidang Yankes (Seksi
Kesjuksus)
2.Persentase Rumah Sakit yang terakreditasi 5 pelayanan dasar
Jumlah RS yang terakreditasi 5 pelayanan dasar ------------------------------------------------------------------ x 100 % Jumlah seluruh RS
Laporan Program
Bidang Yankes (Seksi
Kesjuksus)
V. Meningkatnya Perbaikan Gizi Masyarakat
1.Persentase Balita Dipantau Pertumbuhannya
Jumlah balita yang ditimbang berat badannya di wilayah kerja tertentu ---------------------------------------------------------------- x 100 % Jumlah seluruh balita yang ada di wilayah kerja tertentu
Laporan Program
Bidang PPKM (Seksi Gizi)
2.Persentase Balita dengan Gizi Buruk
Jumlah Balita Gizi Buruk --------------------------------------- x 100 % Jumlah Balita
Laporan Program
Bidang PPKM (Seksi Gizi)
3.Persentase Balita dengan Gizi Kurang
Jumlah Balita Kurang Gizi ---------------------------------------------------------------- x 100 % Jumlah Balita di wilayah kerja tertentu
Laporan Program
Bidang PPKM (Seksi Gizi)
1 2 3 4 5
VI. Meningkatnya pengelolaan obat, perbekalan kesehatan dan makanan
1.Persentase obat sesuai kebutuhan tersedia di Kabupaten/Kota
Jumlah obat yang Tersedia -------------------------------------------------------- x 100 % Jumlah Obat yang Dibutuhkan
Laporan Program
Bidang PSDK (Seksi
Farkalkes)
2. Persentase Ketersediaan Obat dan Alat Kesehatan untuk Penanggulangan Bencana dan KLB
Jumlah Obat dan Alkes Pakai Habis yang Tersedia untuk Bencana ---------------------------------------------------------------- x 100 % Jumlah Obat dan Alkesyang Dibutuhkan untuk Bencana
Laporan Program
Bidang PSDK (Seksi
Farkalkes)
3.Persentase Sarana Pelayanan Kesehatan yang menerapkan Pelayanan Kefarmasian Sesuai Standar
Jumlah Sarana Pelayanan yang Diawasi yang Memenuhi Standar ---------------------------------------------------------------- x 100 % Jumlah Sarana Pelayanan yang Diawasi
Laporan Program
Bidang PSDK (Seksi
Farkalkes)
VII. Berkembangnya kebijakan dan regulasi bidang kesehatan, sistem informasi kesehatan dan hukum kesehatan serta pembiayaan kesehatan
1.Persentase Penduduk yang Telah Terjamin pemeliharaan Kesehatan dengan Sisitem Jaminan Kesehatan
Jumlah Penduduk yang memiliki Jaminan Kesehatan ---------------------------------------------------------------- x 100 % Jumlah Penduduk
Laporan Program
Bidang PSDK (Seksi Biakes)
1 2 3 4 5
2.Persentase pengelolaan Sistem Informasi Kesehatan (SIK) sesuai dengan standar
Jumlah Terlaksananya Pengelolaaan SIK di Kabupaten/Kota ---------------------------------------------------------------- x 100 % Jumlah Kabupaten/Kota yang ada
Laporan Program
Bidang PPKM (Seksi
Informasi dan Litbangkes)
VIII. Menurunnya angka kesakitan dan kematian penyakit menular, tidak menular dan penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi serta pengamatan penyakit dalam rangka sistem kewaspadaan dini dan penanggulangan KLB/wabah, ancaman epidemi serta bencana
1.Angka Kesakitan DBD per 100.000 penduduk
Jumlah Kasus DBD dan DSS --------------------------------------------------- x 100 % Jumlah penduduk x 100.000
Laporan Program
Bidang PPMK (Seksi P2)
2.Persentase Korban Bencana Skala Provinsi Tertangani Sesuai Standar
Jumlah seluruh korban bencana ---------------------------------------------------- x 100 % Jumlah korban yang ditangani
Laporan Program
Bidang PPMK (Seksi
P3PMK)
3.Angka Keberhasilan Pengobatan TB
Jumlah penderita baru BTA positif yang hasil pengobatannya sembuh dan Pengobatan lengkap ------------------------------------------------------------------ x 100 % Jumlah penderita baru BTA positif yang diobati
Laporan Program
Bidang PPMK (Seksi P2)
4.Persentase Pelaksanaan Program Pemberantasan Diare sesuai standar
Jumlah penderita Diare yang ditemukan dan diobati ------------------------------------------------------------------ x 100 % 10 % perkiraan penderita diare (Angka Kesakitan per 1.000 x Jumlah penduduk)
Laporan Program
Bidang PPMK (Seksi P2)
5.Persentase Capaian UCI Desa
Jumlah desa yang ≥80% bayinya telah mendapatkan imunisasi dasar lengkap ---------------------------------------------------------------- x 100 % Jumlah desa seluruhnya
Laporan Program
Bidang PPMK (Seksi
P3PMK)
1 2 3 4 5
6.Persentase Penderita Kusta Telah Menyelesaikan Pengobatan Sesuai Standar
Jumlah Penderita Kusta baru yang RFT dalam periode waktu tertentu ---------------------------------------------------------------- x 100 % Jumlah Penderita Kusta baru yang ditemukan di tahun yang sama
Laporan Program
Bidang PPMK (Seksi P2)
7.Persentase ODHA yang mendapatkan ART
Jumlah ODHA yang telah mendapatkan ART ----------------------------------------------------------------- x 100 % Jumlah ODHA yang seharusnya mendapatkan ART
Laporan Program
Bidang PPMK (Seksi P2)
8.Angka Capaian API (Annual Parasite Index) Malaria per mil
Jumlah Kasus malaria ---------------------------------------------------------------- x 100 % Jumlah penduduk yang beresiko
Laporan Program
Bidang PPMK (Seksi P2)
IX. Meningkatnya Jumlah, Jenis, Mutu dan Penyebaran Tenaga Kesehatan Sesuai Standar
1.Persentase Bidan PTT mendapatkan Sertifikat
Jumlah Bidan yang telah memiliki sertifikat -------------------------------------------------------------- x 100 % Jumlah seluruh bidan
Laporan Program
Bidang PSDK (Seksi
P3SDMKes)
2.Persentase Ponkesdes memiliki Tenaga Perawat
Jumlah Ponkesdes yang telah memiliki Perawat ---------------------------------------------------------------- x 100 % Jumlah Ponkesdes
Bidang PSDK (Seksi
P3SDMKes)
3.Persentase Desa/Kelurahan mempunyai Bidan di Desa
Jumlah desa/kelurahan yang mempunyai Bidan Desa ---------------------------------------------------------------- x 100 % Jumlah seluruh desa
Laporan Program
Bidang PSDK (Seksi
P3SDMKes)
SURABAYA, 13 MEI 2014
1 2 3 4 5
4.Persentase Tenaga Kesehatan yang Lulus Uji Kompetensi Ber-izin
Jumlah Tenaga Kesehatan yang lulus uji kompetensi ber-izin ---------------------------------------------------------------- x 100 % Jumlah seluruh tenaga kesehatan
Laporan Program
Bidang PSDK (Seksi
P3SDMKes)
5.Ratio Dokter per 100.000 penduduk
Jumlah Dokter ---------------------------- 100.000 penduduk
Laporan Program
Bidang PSDK (Seksi
P3SDMKes)
PENETAPAN KINERJA (PK) ESELON
II TAHUN 2014
ANGGARAN
( RUPIAH)
(1) (2) (6)
I Meningkatnya kualitas air 1 Persentase Akses Sanitasi % 69 1 Program Pengembangan Lingkungan Sehat 2.000.000.000
bersih, sanitasi dasar, Dasar yang memenuhi 1 Pengembangaan Sarana Sapl Melalui 700.000.000
higiene sanitasi makanan standar Participatory
minuman serta kualitas 2 Persentase Akses Sanitasi % 74 2 Penyediaan sarana air bersih dan 800.000.000
kesehatan lingkungan Dasar yang memenuhi sanitasi dasar
standar 3 Penyehatan Lingkungan 350.000.000
4 Peningkatan upaya pengamanan 150.000.000
limbah cair dan padat
II Meningkatnya pengetahuan 1 Persentase Rumah Tangga % 65 2 Program Promosi Kesehatan dan 5.000.000.000
dan kesadaran untuk ber-Perilaku Hidup Bersih dan Pemberdayaan Masyarakat
berperilaku hidup bersih Sehat (PHBS) 1 Pengembangan media promosi dan 2.500.000.000
dan sehat (PHBS) serta 2 Persentase Posyandu % 50 informasi sadar hidup sehat
keberdayaan masyarakat Ber-Strata PURI ( Purnama 2 Pengembangan UKBM (Upaya 750.000.000
melalui Upaya Kesehatan Mandiri) Kesehatan Bersumber Masyarakat)
Bersumberdaya Masyarakat 3 Persentase Desa Siaga Aktif % 70 3 Pengembangan posyandu dan Desa 1.750.000.000
(UKBM) ke arah Siaga
kemandirian
III Meningkatnya akses dan 1 Angka Kematian Bayi per 1.000 30 3 Program Upaya Kesehatan Masyarakat 5.693.500.000
mutu pelayanan kesehatan 1.000 kelahiran hidup kelahiran 1 Pengobatan Gratis 300.000.000
ibu, bayi, anak, remaja, hidup 2 Peningkatan mutu dan jangkauan 1.000.000.000
lanjut usia, kesehatan 2 Angka kematian ibu 100.000 80,5 pelayanan kesehatan dasar di
reproduksi, serta pelayanan melahirkan per 100.000 kelahiran Puskesmas beserta jaringannya
kesehatan dasar di kelahiran hidup hidup 3 Perluasan fungsi pelayanan Pondok 250.000.000
Puskesmas dan 3 Persentase Kunjungan % 95 Bersalin Desa (polindes), dari hanya
Jaringannya, Balai Neonatal (KN) Lengkap melayani pasien bersalin menjadi
Kesehatan dan Pelayanan 4 Persentase Pertolongan % 94 Pondok Kesehatan Desa (Ponkesdes)
Kesehatan Penunjang Persalinan oleh tenaga yang juga melayani kesehatan dasar
LAMPIRAN
PENETAPAN KINERJA
DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR
TAHUN 2014
TARGET PROGRAM /KEGIATAN
(5)(3) (4)
NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA
ANGGARAN
( RUPIAH)
(1) (2) (6)
TARGET PROGRAM /KEGIATAN
(5)(3) (4)
NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA
kesehatan (Linakes) dengan menempatkan tenaga
5 Persentase Kunjungan Bayi % 88 paramedis
ANGGARAN
( RUPIAH)
(1) (2) (6)
TARGET PROGRAM /KEGIATAN
(5)(3) (4)
NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA
6 Persentase Kunjungan Ibu % 93 4 Peningkatan Pelayanan Kesehatan 750.000.000
Hamil (K4) Khusus (Indra, Jiwa, Olahraga, Batra
7 Persentase capaian Peserta % 70 dan Kesehatan Kerja)
KB Aktif 5 Peningkatan Mutu Pelayanan dan 300.000.000
8 Persentase Puskesmas yg % 24 Jangkauan Kesehatan Penunjang
ada menjadi Puskesmas (Laboratorium, Darah, Radiomedik,
Rawat Inap Standar Bengkel Alkes)
9 Persentase Puskesmas % 24 6 Peningkatan Kesehatan Penduduk 243.500.000
Rawat Inap yg ada menjadi Miskin, Daerah Terpencil dan
Puskesmas Rawat Inap Tertinggal di Puskesmas dan
PLUS Jaringannya
10 Persentase Puskesmas % 40 7 Peningkatan kesehatan anak, remaja 1.000.000.000
PONED sesuai Standar dan usila
11 Persentase Pustu yang % 10 8 Peningkatan kualitas pelayanan 1.500.000.000
menjadi Pustu layani Gawat kesehatan ibu, bayi, balita dan anak
Darurat dan Observasi pra sekolah
12 Persentase Polindes yang % 78 9 Peningkatan Mutu Pelayanan 350.000.000
berkembang menjadi Kesehatan Reproduksi dan Keluarga
Ponkesdes sesuai Standar Berencana
IV Meningkatkatnya jangkauan 1 Persentase Rumah Sakit % 75 4 Program Upaya Kesehatan Perorangan 1.700.000.000
dan kualitas pelayanan Pemerintah menyelenggarakan 1 Pelayanan bagi penduduk miskin di 550.000.000
kesehatan dengan Pelayanan Obstetri Neonatal Rumah Sakit dan atau rumah sakit
kemampuan pelayanan Emergency Komprehensif Khusus, serta pengembangan
kesehatan gawat darurat (PONEK) sesuai standar kesehatan rujukan
yang bisa diakses 2 Persentase Rumah Sakit yang % 70 2 Peningkatan Kualitas Pelayanan di RS 850.000.000
masyarakat dan prasarana terakreditasi 5 pelayanan 3 Peningkatan pelayanan kesehatan 300.000.000
kesehatan di Rumah Sakit, dasar penunjang dan kegawatdaruratan di
Rumah Sakit Khusus dan RSU dan RS khusus
Balai Kesehatan
ANGGARAN
( RUPIAH)
(1) (2) (6)
TARGET PROGRAM /KEGIATAN
(5)(3) (4)
NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA
V Meningkatnya 1 Persentase Balita Dipantau % 80 5 Program Perbaikan Gizi Masyarakat 2.200.000.000
Sadar Gizi dan Perbaikan Pertumbuhannya 1 Penanggulangan Kurang Energi 900.000.000
Gizi Masyarakat 2 Persentase Balita dengan % 2,5 Protein (KEP), Anemia Gizi Besi,
Gizi Buruk Gangguan Akibat Kurang Yodium
3 Persentase Balita dengan % 15 (GAKY), Kurang Vitamin A dan
Gizi Kurang Kekurangan Zat Gizi Mikro lainnya
2 Pemberdayaan masyarakat Untuk 700.000.000
pencapaian keluarga sadar gizi
3 Penyelidikan surveillans untuk 600.000.000
kewaspadaan pangan dan gizi
VI Meningkatnya pengelolaan 1 Persentase obat sesuai % 95 6 Program Obat dan Perbekalan Kesehatan 7.907.640.000
obat, perbekalan kesehatan kebutuhan tersedia di 1 Pengadaan obat dan perbekalan 998.060.000
dan makanan Kabupaten/Kota kesehatan
2 Persentase Ketersediaan % 90 2 Pengkataan pemerataan obat dan 201.940.000
Obat dan Alat Kesehatan perbekalan kesehatan
untuk Penanggulangan 3 Peningkatan mutu pelayanaan 100.000.000
Bencana dan KLB farmasi komunikasi dan rumah sakit
3 Persentase Sarana Pelayanan
% 50
4 Peningkatan mutu Penggunaan obat 100.000.000
Kesehatan yang menerapkan dan perbekalan Kesehatan
Pelayanan Kefarmasian 5 Pengembangan tanaman obat dan 150.000.000
Sesuai Standar peningkatan promosi pemanfaatan
obat bahan alam Indonesia
6 Pengadaan Bahan Kimia dan 300.000.000
Laboratorium
7 Peningkatan mutu makanan dan 150.000.000
minuman
8 Peningkatan dan Pengembangan 1.275.000.000
Balai Materia Medika Batu
9 Pencegahan Penyalahgunaan 300.000.000
Narkotik, Psikotropika Dan Zat Adiktif
Lainnya (Napza)
10 Optimalisasi Intansi Gedung Farmasi 3.932.640.000
ANGGARAN
( RUPIAH)
(1) (2) (6)
TARGET PROGRAM /KEGIATAN
(5)(3) (4)
NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA
(DAK)
11 Pendampingan Kegiatan DAK 400.000.000
ANGGARAN
( RUPIAH)
(1) (2) (6)
TARGET PROGRAM /KEGIATAN
(5)(3) (4)
NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA
VII Berkembannya kebijakan 1 Persentase Penduduk yang % 60 7 Program Kebijakan dan Manajemen 38.440.600.000
dan regulasi bidang Telah Terjamin pemeliharaan Pembangunan Kesehatan
kesehatan sistem informasi Kesehatan dengan Sisitem 1 Pengembangan sistem informasi 646.000.000
kesehatan dan hukum Jaminan Kesehatan kesehatan
kesehatan serta 2 Persentase pengelolaan % 100 2 Pengembangan dan Fasilitasi 700.000.000
pembiayaan kesehatan Sistem Informasi Kesehatan Program Kesehatan
(SIK) sesuai dengan standar 3 Pengembangan manajemen 950.000.000
perencanaan dalam bidang
kesehatan
4 Kerjasama program, lintas sektor 144.600.000
dan antar daerah dalam bidang
kesehatan
5 Peningkatan manajemen dan fungsi 200.000.000
kelembagaan UPT
6 Pengembangan pembiayaan 35.800.000.000
kesehatan secara pra upaya
VIII Menurunnya angka 1 Angka Kesakitan DBD per % 52 8 Program Pencegahan dan 6.777.800.000
kesakitan dan kematian 100.000 penduduk Pemberantasan Penyakitpenyakit menular, tidak 2 Persentase Korban Bencana % 100 1 Pencegahan dan Pemberantasan 100.000.000
menular dan Skala Provinsi Tertangani Penyakit serta Tata Laksana
penyakit-penyakit yang Sesuai Standar % 90 Penderitadapat dicegah dengan 3 Angka Keberhasilan 2 Peningkatan Surveillance 800.000.000
imunisasi serta pengamatan Pengobatan TB Epidemologi dan Pengamatanpenyakit dalam rangka 4 Persentase Pelaksanaan % 100 Penyakit serta Penanggulangan KLB
sistem kewaspadaan dini Program Pemberantasan Diare 3 Pengendalian Penyakit Kusta 600.000.000
dan penanggulangan sesuai standar 4 Pengendalian Penyakit TBC 750.000.000
KLB/wabah, ancaman 5 Persentase Capaian UCI % 80 (Tuberkulosis)
epidemi serta bencana Desa 5 Pengendalian HIV/Aids 1.000.000.000 6 Persentase Penderita Kusta % 90 6 Pengendalian Penyakit Malaria 800.000.000
Telah Menyelesaikan 7 Pengendalian Penyakit PES 100.000.000
ANGGARAN
( RUPIAH)
(1) (2) (6)
TARGET PROGRAM /KEGIATAN
(5)(3) (4)
NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA
Pengobatan Sesuai Standar 8 Pencegahan DBD (Demam 367.000.000 7 Persentase ODHA yang % 80 Berdarah)
mendapatkan ART 9 Penyelenggaraan dan 100.000.000
8 Angka Capaian API (Annual ‰ < 1 pemberantasan penyakit menular dan
Parasite Index) Malaria permil wabah
10 Peningkatan Imunisasi 800.000.000
11 Pemberantasan penyakit menular 150.000.000
langsung (P2ML)
12 Pemberantasan penyakit bersumber 550.000.000
binatang (P2B2)
13 Peningkatan pelayanan dan 660.800.000
penanggulangan masalah bencana
72.069.540.000
IX Meningkatnya Jumlah, 1 Persentase Bidan PTT % 100 9 Program Sumber Daya Kesehatan 2.350.000.000
Jenis, Mutu dan mendapatkan Sertifikat 1 Perencanaan kebutuhan tenaga 188.721.800
Penyebaran Tenaga 2 Persentase Ponkesdes % 100 kesehatan di puskesmas dan
Kesehatan Sesuai Standar memiliki Tenaga Perawat jaringannya serta Rumah Sakit
3 Persentase Desa/Kelurahan % 100 2 Peningkatan profesionalisme dan 648.885.600
mempunyai Bidan di Desa pengembangan karir tenaga
4 Persentase Tenaga % 80 kesehatan
Kesehatan yang Lulus Uji 3 Penempatan, Pengembangan dan 1.512.392.600
Kompetensi Ber-izin Pemenuhan Tenaga Kesehatan di
5 Ratio Dokter per 100.000 % 40% Tempat Pelayanan (Puskesmas,
penduduk Rumah Sakit dan Jaringnya)
PENGUKURAN
PENETAPAN KINERJA (PK) ESELON
II
TAHUN 2014
2009 2010 2011 2012 2013 2014
1 2 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Persentase Akses Sanitasi
Dasar yang Memenuhi Standar
70 51,07 53,43 56,76 68,8 71,12 77,85 111,21%
2 Persentase Akses terhadap
kualitas Air Bersih yang
memenuhi standar
75 53,92 54,6 62,75 70,5 80,6 81 108,00%
1 Persentase Rumah Tangga
ber-Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat (PHBS)
70 32,87 38,24 36,72 46,11 47,48 48,1 ##
##
##
##
2 Persentase Posyandu Ber-
Strata PURI (Purnama
Mandiri)
52 43,3 50,29 52,68 60,28 62,37 66,12 127,15%
3 Persentase Desa Siaga Aktif 75 59,97 76,34 80,53 89,4 95,5 95,5 127,33%
INDIKATOR KINERJA UTAMA
3 4
TARGET 2014
CAPAIAN
2014
(%)
SASARAN STRATEGISREALISASI
Meningkatnya
pengetahuan dan
kesadaran untuk
berperilaku hidup bersih
dan sehat (PHBS) serta
keberdayaan masyarakat
melalui Upaya Kesehatan
Bersumberdaya
Masyarakat (UKBM) ke
arah kemandirian
PENGUKURAN PENETAPAN KINERJA DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2014
TUJUANNO
1 Meningkatnya kualitas air
bersih, sanitasi dasar,
higiene sanitasi makanan
minuman serta kualitas
kesehatan lingkungan
1
Keberberdayaan
individu, keluarga dan
masyarakat agar
mampu menumbuhkan
Perilaku Hidup Bersih
dan Sehat (PHBS)
serta mengembangkan
Upaya Kesehatan
Berbasis Masyarakat
(UKBM)
2
Terwujudnya mutu
lingkungan yang lebih
sehat, pengembangan
sistem kesehatan
lingkungan
kewilayahan, serta
menggerakkan
pembangunan
berwawasan kesehatan
1
2009 2010 2011 2012 2013 2014
1 2 5 6 7 8 9 10 11 12
INDIKATOR KINERJA UTAMA
3 4
TARGET 2014
CAPAIAN
2014
(%)
SASARAN STRATEGISREALISASI
TUJUANNO
1 Angka Kematian Bayi per
1.000 kelahiran hidup
29,5 31,41 29,99 29,24 25,95 28,31 27,23 92,31%
2 Angka kematian ibu
melahirkan per 100.000
kelahiran hidup
80 90,7 101,4 104,3 97,43 97,39 93,52 116,90%
3 Persentase Kunjungan
Neonatal (KN) Lengkap
95 93,8 94,93 95,82 95,71 97,06 97,42 102,55%
4 Persentase Pertolongan
Persalinan oleh tenaga
kesehatan (Linakes)
95 92,96 95,04 95,95 97,14 92,04 92,45 97,32%
5 Persentase Kunjungan Bayi 90 97,4 89,55 93,06 94,1 94,83 95,43 106,03%
6 Persentase Kunjungan Ibu
Hamil (K4)
94 85,9 88,07 88,25 84,38 87,35 88,66 94,32%
7 Persentase capaian Peserta
KB Aktif
70 70,9 69,25 71,15 71,02 66,02 66,48 94,97%
8 Persentase Puskesmas yang
ada menjadi Puskesmas
Rawat Inap Standar
24 0 3 7,67 15,61 22,22 16,3 67,92%
9 Persentase Puskesmas Rawat
Inap yg ada menjadi
Puskesmas Rawat Inap PLUS
24 0 2,12 7,41 11,38 12,7 17,5 72,92%
10 Persentase Puskesmas
PONED sesuai Standar
50 100 100 100 51 50 48 96,00%
11 Persentase Pustu yang
menjadi Pustu layani Gawat
Darurat dan Observasi
10 0 1,1 4,63 6,17 7,7 8 80,00%
12 Persentase Polindes yang
berkembang menjadi
Ponkesdes sesuai Standar
78 0 27,88 40,1 48,97 55,79 55 70,51%
Meningkatnya akses dan
mutu pelayanan kesehatan
ibu, bayi, anak, remaja,
lanjut usia, kesehatan
reproduksi, serta
pelayanan kesehatan
dasar di Puskesmas dan
Jaringannya, Balai
Kesehatan dan Pelayanan
Kesehatan Penunjang
13 Meningkatnya akses,
pemerataan dan
kualitas pelayanan
kesehatan melalui
Rumah Sakit, Balai
Kesehatan, Puskesmas
dan jaringannya
2009 2010 2011 2012 2013 2014
1 2 5 6 7 8 9 10 11 12
INDIKATOR KINERJA UTAMA
3 4
TARGET 2014
CAPAIAN
2014
(%)
SASARAN STRATEGISREALISASI
TUJUANNO
1 Persentase Rumah Sakit
Pemerintah menyelenggarakan
Pelayanan Obstetri Neonatal
Emergency Komprehensif
(PONEK) sesuai standar
80 36 60 75 80 85 85,19 106,49%
2 Persentase Rumah Sakit
Pemerintah yang terakreditasi
5 pelayanan dasar
70 62 62 90 95 95 90,63 129,47%
1 Persentase Balita Dipantau
Pertumbuhannya
85 71,9 75,3 75,9 73,4 74,7 74,3 87,41%
2 Persentase Balita dengan Gizi
Buruk
2 2,7 2,5 2,4 2,3 2,2 2 100,00%
3 Persentase balita dengan gizi
kurang
14,8 12,7 11,8 12,2 12,6 12,1 12,3 83,11%
1 Persentase obat sesuai
kebutuhan tersedia di
Kabupaten/Kota
95 65 70 87 92 94 100 105,26%
2 Persentase Ketersediaan Obat
dan Alat Kesehatan untuk
Penanggulangan Bencana dan
KLB
90 90 90 87 80 90 92 102,22%
3 Persentase Sarana Pelayanan
Kesehatan yang menerapkan
Pelayanan Kefarmasian
Sesuai Standar
60 40 40 15 30 35 35 58,33%
Meningkatkatnya
jangkauan dan kualitas
pelayanan kesehatan
dengan kemampuan
pelayanan kesehatan
gawat darurat yang bisa
diakses masyarakat dan
prasarana kesehatan di
Rumah Sakit, Rumah Sakit
Khusus dan Balai
Kesehatan
2
Meningkatnya
kesadaran gizi keluarga
dalam upaya
meningkatkan status
gizi masyarakat
4 1 Meningkatnya Perbaikan
Gizi Masyarakat
5 Meningkatnya Pengelolaan
Obat Perbekalan
Kesehatan dan Makanan
Terjaminnya
ketersediaan,
pemerataan,
pemanfaatan, mutu,
keterjangkauan obat
dan perbekalan
kesehatan serta
pembinaan mutu
makanan
1
2009 2010 2011 2012 2013 2014
1 2 5 6 7 8 9 10 11 12
INDIKATOR KINERJA UTAMA
3 4
TARGET 2014
CAPAIAN
2014
(%)
SASARAN STRATEGISREALISASI
TUJUANNO
1 Persentase Penduduk yang
Telah Terjamin Pemeliharaan
Kesehatan dengan Sisitem
Jaminan Kesehatan
70 45,92 45,68 46,11 49,94 52,51 50,84 72,63%
2 Persentase pengelolaan
Sistem Informasi Kesehatan
(SIK) sesuai dengan standar
100 100 100 100 100 100 100 100,00%
1 Angka Kesakitan DBD per
100.000 penduduk
51 50,8 68,53 15,1 21,72 39,5 24,33 47,71%
2 Persentase Korban Bencana
Skala Provinsi Tertangani
Sesuai Standar
100 100 100 100 100 100 100 100,00%
3 Angka Keberhasilan
Pengobatan TB
90 90 90 91 91 90 90 100,00%
4 Persentase Pelaksanaan
Program Pemberantasan Diare
sesuai standar
100 56 65 60 63 94,71 91,61 91,61%
5 Cakupan Desa/Kelurahan
Universal Child Immunization
(UCI)
80 80,01 81,2 54,62 73,06 86,31 86,3 107,88%
6 Persentase Penderita Kusta
Telah Menyelesaikan
Pengobatan Sesuai Standar
90 90,1 90,6 87,4 88,9 88,6 89 98,89%
7 Persentase ODHA mendapat
ART
80 69,7 65,9 67,8 70,7 73,7 72 90,00%
8 Angka Capaian API (Annual
Parasite Index) Malaria permil
< 1 ‰ 0,33 0,18 0,24 0,12 0,03 0.03 ‰ 100,00%
Terwujudnya
pencegahan,
penurunan dan
pengendalian penyakit
menular dan tidak
menular serta masalah
kesehatan lainnya
7 1 Menurunnya angka
kesakitan dan kematian
penyakit menular, tidak
menular dan penyakit-
penyakit yang dapat
dicegah dengan imunisasi
serta pengamatan penyakit
dalam rangka sistem
kewaspadaan dini dan
penanggulangan
KLB/wabah, ancaman
epidemi serta bencana
6 Berkembangnya
kebijakan, sistem
pembiayaan dan
manajemen
pembangunan
kesehatan
1 Berkembangnya kebijakan
dan regulasi bidang
kesehatan, sistem
informasi kesehatan dan
hukum kesehatan serta
pembiayaan kesehatan
2009 2010 2011 2012 2013 2014
1 2 5 6 7 8 9 10 11 12
INDIKATOR KINERJA UTAMA
3 4
TARGET 2014
CAPAIAN
2014
(%)
SASARAN STRATEGISREALISASI
TUJUANNO
1 Persentase Bidan PTT
mendapatkan Sertifikat
100 100 100 100 100 100 100 100,00%
2 Persentase Ponkesdes
memiliki Tenaga Perawat
100 100 100 100 100 100 100 100,00%
3 Persentase Desa/Kelurahan
mempunyai Bidan di Desa
100 100 100 100 100 100 100 100,00%
4 Persentase Tenaga Kesehatan
yang Lulus Uji Kompetensi Ber-
izin
100 80 85,85 100 100 68,97 93 93,00%
5 Ratio Dokter per 100.000
Penduduk
40 10 11 14 15 16 16 40,00%
Meningkatnya Jumlah,
Jenis, Mutu dan
Penyebaran Tenaga
Kesehatan Sesuai Standar
Meningkatnya jumlah,
jenis, mutu dan
penyebaran tenaga
kesehatan sesuai
standar
8 1
PENGUKURAN
PENETAPAN KINERJA (PK) ESELON
III
TAHUN 2014
2009 2010 2011 2012 2013 2014
1 2 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Persentase Rumah Tangga
ber-Perilaku Hidup Bersih
dan Sehat (PHBS)
70 32,87 38,24 36,72 46,11 47,48 48,1 68,71%
2 Persentase Posyandu Ber-
Strata PURI (Purnama
Mandiri)
52 43,3 50,29 52,68 60,28 62,37 66,12 127,15%
3 Persentase Desa Siaga
Aktif
75 59,97 76,34 80,53 89,4 95,5 95,5 127%
1 Persentase Balita Dipantau
Pertumbuhannya
85 71,9 75,3 75,9 73,4 74,7 74,3 87%
2 Persentase Balita dengan
Gizi Buruk
2 2,7 2,5 2,4 2,3 2,2 2 100%
3 Persentase balita dengan
gizi kurang
14,8 12,7 11,8 12,2 12,6 12,1 12,3 83%
3 Berkembangnya
kebijakan, sistem
pembiayaan dan
manajemen
pembangunan
kesehatan
1 Berkembangnya Sistem
Informasi Kesehatan
1 Persentase pengelolaan
Sistem Informasi
Kesehatan (SIK) sesuai
dengan standar
100 100 100 100 100 100 100 100%
PENGUKURAN PENETAPAN KINERJA BIDANG PENGEMBANGAN DAN PEMBERAYAAN KESEHATAN MASYARAKAT (PPKM) TAHUN 2014
INDIKATOR KINERJA
3 4
TARGET
2014
CAPAIAN
2014
(%)
TUJUANNO SASARAN STRATEGISREALISASI
Meningkatnya
kesadaran gizi
keluarga dalam
upaya meningkatkan
status gizi
masyarakat
2 1 Meningkatnya Perbaikan
Gizi Masyarakat
Keberberdayaan
individu, keluarga
dan masyarakat agar
mampu
menumbuhkan
Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat
(PHBS) serta
mengembangkan
Upaya Kesehatan
Berbasis Masyarakat
(UKBM)
1 1 Meningkatnya
pengetahuan dan
kesadaran untuk
berperilaku hidup bersih
dan sehat (PHBS) serta
keberdayaan masyarakat
melalui Upaya Kesehatan
Bersumberdaya
Masyarakat (UKBM) ke
arah kemandirian
2009 2010 2011 2012 2013 2014
1 2 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Persentase Akses Sanitasi
Dasar yang Memenuhi Standar
70 51,07 53,43 56,76 68,8 71,12 77,85 111,21%
2 Persentase Akses terhadap
kualitas Air Bersih yang
memenuhi standar
75 53,92 54,6 62,75 70,5 80,6 81 108,00%
1 Angka Kesakitan DBD per
100.000 penduduk
51 50,8 68,53 15,1 21,72 39,5 24,33 47,71%
2 Persentase Korban Bencana
Skala Provinsi Tertangani
Sesuai Standar
100 100 100 100 100 100 100 100,00%
3 Angka Keberhasilan
Pengobatan TB
90 90 90 91 91 90 90 100,00%
4 Persentase Pelaksanaan
Program Pemberantasan Diare
sesuai standar
100 56 65 60 63 94,71 91,61 91,61%
5 Cakupan Desa/Kelurahan
Universal Child Immunization
(UCI)
80 80,01 81,2 54,62 73,06 86,31 86,3 107,88%
6 Persentase Penderita Kusta
Telah Menyelesaikan
Pengobatan Sesuai Standar
90 90,1 90,6 87,4 88,9 88,6 89 98,89%
7 Persentase ODHA mendapat
ART
80 69,7 65,9 67,8 70,7 73,7 72 90,00%
8 Angka Capaian API (Annual
Parasite Index) Malaria permil
< 1 ‰ 0,33 0,18 0,24 0,12 0,03 0.03 ‰ 100,00%
Terwujudnya
pencegahan,
penurunan dan
pengendalian penyakit
menular dan tidak
menular serta masalah
kesehatan lainnya
2 1 Menurunnya angka
kesakitan dan kematian
penyakit menular, tidak
menular dan penyakit-
penyakit yang dapat
dicegah dengan imunisasi
serta pengamatan penyakit
dalam rangka sistem
kewaspadaan dini dan
penanggulangan
KLB/wabah, ancaman
epidemi serta bencana
Terwujudnya mutu
lingkungan yang lebih
sehat, pengembangan
sistem kesehatan
lingkungan
kewilayahan, serta
menggerakkan
pembangunan
berwawasan kesehatan
PENGUKURAN PENETAPAN KINERJA BIDANG PENGENDALIAN PENYAKIT DAN MASALAH KESEHATAN TAHUN 2014
TUJUANNO
1 Meningkatnya kualitas air
bersih, sanitasi dasar,
higiene sanitasi makanan
minuman serta kualitas
kesehatan lingkungan
1
INDIKATOR KINERJA UTAMA
3 4
TARGET 2014CAPAIAN
2014 (%)SASARAN STRATEGIS
REALISASI
2009 2010 2011 2012 2013 2014
1 2 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Persentase obat sesuai
kebutuhan tersedia di
Kabupaten/Kota
95 65 70 87 92 94 100 105,26%
2 Persentase Ketersediaan Obat
dan Alat Kesehatan untuk
Penanggulangan Bencana dan
KLB
90 90 90 87 80 90 92 102,22%
3 Persentase Sarana Pelayanan
Kesehatan yang menerapkan
Pelayanan Kefarmasian
Sesuai Standar
60 40 40 15 30 35 35 58,33%
2 Berkembangnya
kebijakan, sistem
pembiayaan dan
manajemen
pembangunan
kesehatan
1 Berkembangnya kebijakan
dan regulasi bidang
kesehatan, sistem
informasi kesehatan dan
hukum kesehatan serta
pembiayaan kesehatan
1 Persentase Penduduk yang
Telah Terjamin Pemeliharaan
Kesehatan dengan Sisitem
Jaminan Kesehatan
70 45,92 45,68 46,11 49,94 52,51 50,84 72,63%
1 Persentase Bidan PTT
mendapatkan Sertifikat
100 100 100 100 100 100 100 100,00%
2 Persentase Desa/Kelurahan
mempunyai Bidan di Desa
100 100 100 100 100 100 100 100,00%
3 Persentase Tenaga Kesehatan
yang Lulus Uji Kompetensi Ber-
izin
100 80 85,85 100 100 68,97 93 93,00%
Meningkatnya Pengelolaan
Obat Perbekalan
Kesehatan dan Makanan
Terjaminnya
ketersediaan,
pemerataan,
pemanfaatan, mutu,
keterjangkauan obat
dan perbekalan
kesehatan serta
pembinaan mutu
makanan
1
PENGUKURAN PENETAPAN KINERJA BIDANG PENGEMBANGAN SUMBER DAYA KESEHATAN (PSDK) TAHUN 2014
TUJUANNO
Meningkatnya jumlah,
jenis, mutu dan
penyebaran tenaga
kesehatan sesuai
standar
Meningkatnya Jumlah,
Jenis, Mutu dan
Penyebaran Tenaga
Kesehatan Sesuai Standar
3 1
1
INDIKATOR KINERJA UTAMA
3 4
TARGET
2014
CAPAIAN
2014 (%)SASARAN STRATEGIS
REALISASI
2009 2010 2011 2012 2013 2014
1 2 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Persentase pengelolaan
administrasi keuangan
sesuai dengan Standar
Akuntasi Pemerintah (SAP)
100 100 100 100 100 100 100 100%
2 Persentase dokumen
perencanaan dan
anggaran tersusun sesuai
standar
100 100 100 100 100 100 100 100%
3 Persentase melaksanakan
budaya kerja
100 100 100 100 100 100 100 100%
PENGUKURAN PENETAPAN KINERJA SEKRETARIAT TAHUN 2014
INDIKATOR KINERJA
3 4
TARGET
2014
CAPAIAN
2014
(%)
TUJUANNO SASARAN STRATEGISREALISASI
Berkembangnya
kebijakan dan
regulasi bidang
kesehatan
1 Mengembangkan
kebijakan dan regulasi
bidang kesehatan
1
2009 2010 2011 2012 2013 2014
1 2 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Cakupan Kunjungan
Naonatal ( KN) Lengkap 85 93,8 94,93 95,82 95,71 97,06 97,42 114,6
2 Cakupan pertolongan
persalinan oleh tenaga
kesehatan (linakes)
90 92,96 95,04 95,95 97,14 92,04 92,45 102,7
3. Cakupan Kunjungan bayi 65 97,4 89,5 93,06 94,1 94,83 95,43 146,8
4 Cakupan kunmungan ibu
hamil (K4).70 85,9 88,07 88,25 84,38 87,35 88,66 126,7
5 Persentase capaian
peserta KB Aktif50 62,05 67,93 74,91 73,08 66,02 66,48 133,0
6 Persentase
puskesmasyang menjadi
puskesmas standar24 0 3 7,67 15,61 22,22 16,3 67,9
7 Persentase puskesmas
rawat inap yang menjadi
puskesmas rawat inap
PLUS
24 0 2,12 7,41 11,38 12,7 17,5 72,9
8 Persentase pustu yang
menjadi pustu layani gawat
darurat dan observasi10 0 1,1 4,63 6,17 7,7 8 80,0
9 Persentase polindes yang
berkembang menjadi
ponkesdes78 0 27,8 40,1 48,97 55,79 55 70,5
1 Persentase rumah sakit
yang menyelenggarakan
PONEK 80 36 60 75 80 85 85,19 106%
2 Persentase rumah sakit
yang terakreditasi 5
pelayanan dasar.
70 62 62 90 95 95 90,63 129%
PENGUKURAN PENETAPAN KINERJA BIDANG PELAYANAN KESEHATAN TAHUN 2014
INDIKATOR KINERJA
3 4
TARGET
2014
CAPAIAN
2014
(%)
TUJUANNO SASARAN STRATEGISREALISASI
2 Meningkatnya jangkauan
dan kualitas pelayanan
kesehatan gawat darurat
yang bisa diakses
masyarakat dan
prasarana kesehatan di
rumah sakit, rumah sakit
Meningkatakan
akses, pemerataan
dan kulaitas
pelayanan
kesehatan melalui
rumah sakit, balai
kesehatan,
puskesmas dan
jaringannya.
1 1 Menigkatkan akses dan
mutu pelayanan
kesehatan dasar di
puskesmas dan
jaringannya meliputi
pelayanan kesehatan
ibu, bayi, anak, remaja
dan lansia serta
kesehatan reproduksi.
PENGUKURAN
PENETAPAN KINERJA (PK) ESELON
IV
TAHUN 2014
2009 2010 2011 2012 2013 2014
1 2 5 6 7 8 9 10 11 12
3 Berkembangnya
kebijakan, sistem
pembiayaan dan
manajemen
pembangunan
kesehatan
1 Berkembangnya Sistem
Informasi Kesehatan
1 Jumlah data program yang
di entry melalui aplikasi e
reporting
13 - - - 10 12 13 100%
2 Jumlah PC, jaringan dan
web server yang
terpelihara
1 1 1 1 1 1 1 100%
3 Jumlah dokumen data dan
informasi yang tersedeia
1 1 1 1 1 1 1 100%
4 Jumlah dokumen Profil
Kesehatan Provinsi yang
tersedia
1 1 1 1 1 1 1 100%
5 Jumlah dokumen hasil
evaluasi kinerja yang
tersedia (LAKIP, LPPD,
LKPJ, UKGP3, UKP4)
5 5 5 5 5 5 5 100%
PENGUKURAN PENETAPAN KINERJA SEKSI INFORMASI DAN LITBANGKES TAHUN 2014
INDIKATOR KINERJA
3 4
TARGET
2014
CAPAIAN
2014
(%)
TUJUANNO SASARAN STRATEGISREALISASI
2009 2010 2011 2012 2013 2014
1 2 5 6 7 8 9 10 11 12
4 Meningkatkan kesadaran
gizi keluarga dalam upaya
meningkatkan status gizi
masyarakat terutama pada
ibu hamil, bayi dan Balita,
serta usia produktif
1 Penanggulangan KEP
(Kurang energi protein),
Anemia gizi besi, GAKY
(Gangguan akibat
kekurangan Yodium) , KVA
(Kurang vitamin A) dan
kekurangan zat gizi mikro
Lainnya
1 Persentase Balita gizi
buruk yang mendapat
perawatan
100 100 100 100 100 100 100 100
2 Pemberdayaan masyarakat
untuk pencapaian keluarga
sadar gizi
2 Persentase bayi usia
0-6 bulan mendapat
ASI Eksklusif
80 31,7 67 58 66,1 70,3 72,2 90
3 Penyelidikan surveilans untuk
kewaspadaan pangan dan
gizi
3 Cakupan RT yang
mengkonsumsi
garam beryodium
90 83,7 85,3 - - 86,9 86,9 97
4 Persentase Balita 6-
59 bulan mendapat
kapsul vitamin A
85 88,2 89,25 85,27 90,3 89,7 92,2 108
5 Persentase ibu hamil
mendapat
Fe 90 tablet
95 82,1 80,2 70,2 71,2 81,6 74,2 78
6 Persentase
Kabupaten / Kota
yang melaksanakan
surveilans gizi
100 100 100 100 100 100 100 100
7 Persentase balita
ditimbang berat
badannya
85 71,9 75 74,1 73,4 74,7 74,3 87
8 Persentase
Penyediaan
bufferstock
MP-ASI untuk daerah
bencana
100 100 100 100 100 100 100 100
CAPAIAN
2014 (%)
PENGUKURAN PENETAPAN KINERJA SEKSI GIZI TAHUN 2014
3
TUJUAN SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA
4
TARGET
2014 (%)
REALISASINO
2009 2010 2011 2012 2013 2014
1 2 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Jumlah jenis media yang
digunakan untuk promosi
kesehatan
4 4 4 4 4 4 4 100%
2 Jumlah sumberdaya manusia
pengelola promosi
kesehatan yang meningkat
kapasitasnya (orang)
128 187 116 128 128 128 128 100%
3 Jumlah Pemetaan Data
UKBM (kab./ kota)
38 38 38 38 38 38 38 100%
4 Jumlah pembinaan UKBM
dan promosi kesehatan
(kab./ kota)
38 38 38 38 38 38 38 100%
5 Jumlah Poskestren sesuai
standar
900 - 732 1089 527 542 787 87%
6 Jumlah Saka Bakti Husada
(SBH) membentuk dan
Membina Kwartir Ranting
228 391 282 285 295 242 309 136%
7 Jumlah Posyandu Purnama
Mandiri
24013 - 22934 24041 27683 28701 30534 127%
8Jumlah Taman Posyandu
yang dibina10.000 - - - 5,459 10,927 12.227 122%
9 Jumlah Desa Siaga Aktif 8505 - 5103 6842 7635 8113 8117 95%
PENGUKURAN PENETAPAN KINERJA SEKSI PROMOSI KESEHATAN TAHUN 2014
INDIKATOR KINERJA
3 4
TARGET 2014CAPAIAN
2014 (%)TUJUANNO SASARAN STRATEGIS
REALISASI
Memberdayakan individu,
keluarga, dan masyarakat
agar mampu
menumbuhkan Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS) serta
Mengembangkan Upaya
kesehatan
bersumberdaya
masyarakat (UKBM)
1 1 Meningkatkan
pengetahuan dan
pemberdayaan
masyarakat menuju
kemandirian masyarakat
dalam mewujudkan Desa
Siaga Aktif
2009 2010 2011 2012 2013 2014
1 2 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Jumlah Kab/Kota
yang dibina dalam
upaya peningkatan
Kualitas Air Minum
38 18 20 20 24 31 38 100,00%
2 Jumlah Sarana
Pelayanan
Kesehatan Yang
Dibina
38 5 7 7 8 8 38 100,00%
3 Jumlah Forum Kota
Sehat dan Tim
Pembina Teknis yang
terbentuk di Kab/Kota
38 13 13 18 24 31 38 100,00%
4 Jumlah Desa yang
dilakukan pemicuan
3200 300 450 677 800 787 3200 100,00%
5 Jumlah Tempat
Temat Umum (TTU)
dan Tempat
Pengelolaan
Makanan (TPM) yang
dibina
2500 460 398 433 387 543 2500 100,00%
6 Jumlah Kab/Kota
yang melaksanakan
strategi adaptasi
dampak perubahan
iklim
10 3 4 10 100,00%
1 Terwujudnya mutu
lingkungan yang lebih
sehat, pengembangan
sistem kesehatan
lingkungan kewilayahan,
serta menggerakkan
pembangunan berwawasan
kesehatan
1 Meningkatnya kualitas air
bersih, sanitasi dasar, higiene
sanitasi makanan minuman
serta kualitas kesehatan
lingkungan
PENGUKURAN PENETAPAN KINERJA SEKSI PENYEHATAN LINGKUNGAN TAHUN 2014
INDIKATOR KINERJA TARGET
2014
REALISASI CAPAIAN
2014 (%)
3 4
NO TUJUAN SASARAN STRATEGIS
2009 2010 2011 2012 2013 2014
1 2 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Jumlah kejadian bencana
skala provinsi yang
ditanggulangi
40 - - - - - 40 100%
2 Jumlah kab/kota
melaksanakan program
pengendalian penyakit
tidak menular tertentu
sesuai petunjuk tehnis
38 - - - - - 38 100%
3 Jumlah Desa/kelurahan
mencapai UCI
8500 - - - - - 7336 86%
4 Jumlah KLB skala provinsi
tertanggulangi < 48 jam
228 - - - - - 228 100%
5 Jumlah Kab/kota
melaksanakan
penyelenggaraan
kesehatan haji
38 - - - - - 38 100%
1 Terwujudnya
pencegahan,
penurunan dan
pengendalian
penyakit menular
dan tidak menular
serta masalah
kesehatan lainnya
Menurunnya angka
kesakitan dan kematian
penyakit menular, tidak
menular dan penyakit-
penyakit yang dapat
dicegah dengan
imunisasi serta
pengamatan penyakit
dalam rangka sistem
kewaspadaan dini dan
penanggulangan
KLB/wabah, ancaman
epidemi serta bencana
1
PENGUKURAN PENETAPAN KINERJA SEKSI P3-PMK TAHUN 2014
INDIKATOR KINERJA
3 4
TARGET
2014
CAPAIAN
2014
(%)
TUJUANNO SASARAN STRATEGISREALISASI
2009 2010 2011 2012 2013 2014
1 2 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Terlaksananya penemuan
penderita baru dan
pengobatan kusta di
kab/kota
4600 6040 4653 5284 4807 4132 3873 84%
2 Terlaksananya perencanan
dan evaluasi P2 Kusta di
kab/kota
38 38 38 38 38 38 38 100%
3 meningkatnya fungsi KPD
di Kab/Kota
15 14 16 16 21 23 24 160%
4 Kab/Kota 90% penderita
Kusta telah menyelesaikan
pengobatan sesuai standar
38 27 29 33 27 25 27 71%
5 % ODHA yang menerima
ART
40 55 47 48 48 48 50 125%
6 Tersusunnya perencanaan
P2 TB Tahun 2014
38 38 38 38 38 38 38 100%
7 Tercapainya penemuan
pasin TB BTA positif baru
28462 56 58 65 64 59 34 34%
1 Terwujudnya
pencegahan,
penurunan dan
pengendalian
penyakit menular
dan tidak menular
serta masalah
kesehatan lainnya
1 Menurunnya angka
kesakitan dan kematian
penyakit menular, tidak
menular dan penyakit-
penyakit yang dapat
dicegah dengan
immunisasi serta
pengamatan penyakit
dalam rangka sistem
kewaspadaan dini dan
penanggulangan
KLB/Wabah ancaman
epidemi serta bencana
PENGUKURAN PENETAPAN KINERJA SEKSI PEMBERANTASAN PENYAKIT TAHUN 2014
INDIKATOR KINERJA
3 4
TARGET
2014
CAPAIAN
2014
(%)
TUJUANNO SASARAN STRATEGISREALISASI
2009 2010 2011 2012 2013 2014
1 2 5 6 7 8 9 10 11 12
INDIKATOR KINERJA
3 4
TARGET
2014
CAPAIAN
2014
(%)
TUJUANNO SASARAN STRATEGISREALISASI
8 Tercapainya pengobatan
lengkap pada kasus TB
BTA positif baru
25616 102 100 110 113 112 67 67%
9 tercapainya kesembuhan
pada kasus TB BTA positif
baru
24193 90 90 91 90,1 82,2 - -
10 jumlah penderita malaria
yang ditemukan dan diobati
1500 1489 947 1222 1074 1070 518 35%
11 jumlah desa dengan
malaria indigenous
< 2 1 1 1 1 1 1 100%
12 Jumlah kesakitan DBD 27000 18631 26015 5374 8257 14534 9287 34%
13 jumlah suspek pes
ditemukan
> 4 - - - - - - -
14 jumlah trap sukses <3 - - - - - 2,1 100%
15 jumlah kontak dan suspek
yang diperiksa
300 - - - - - 0 100%
16 jumlah penderita Diare
yang ditangani
828323 891046 1064756 926231 963599 1011453 866284 105%
17 Jumlah penderita
pneumonia yang
ditemukan dan ditangani
309104 61833 77501 75699 83370 98001 101884 33%
18 jumlah penderita Filariasis
yang ditangani
350 263 293 319 341 358 364 104%
19 jumlah lokasi yang
dilakukan spot check
vektor
10 - - - - - 10 100%
1 Terwujudnya
pencegahan,
penurunan dan
pengendalian
penyakit menular
dan tidak menular
serta masalah
kesehatan lainnya
1 Menurunnya angka
kesakitan dan kematian
penyakit menular, tidak
menular dan penyakit-
penyakit yang dapat
dicegah dengan
immunisasi serta
pengamatan penyakit
dalam rangka sistem
kewaspadaan dini dan
penanggulangan
KLB/Wabah ancaman
epidemi serta bencana
2009 2010 2011 2012 2013 2014
1 2 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Jumlag dokumen data
prog. KIA yang tersedia
9 8 8 8 9 9 9 100%
2 Jumlah rapat koordinasi
program KIA dengan lintas
program / lintas sektor
terkait.
9 7 7 8 8 8 9 100%
3 Jumlah rapat evaluasi
program KIA dengan lintas
program / lintas sektor.
8 6 6 7 7 8 8 100%
4 Jumlah kasus yang
dibahas
15 12 13 13 14 14 15 100%
5 Jumlah Dokumen
kesepakatan dalam
pencapaian KB / Kespro.
2 1 1 1 1 2 2 100%
6 Jumlah tenaga kesehatan
yang mampu memberikan
pelayanan KB / Kespro
sesuai standart.
20 15 15 16 18 18 20 100%
7 Jumlah rapat koordinasi
program ARU dan program
lansia
7 5 5 6 6 6 7 100%
8 Jumlah duta kesehatan
remaja sebagai motivator
sebaya
76 - - 70 72 74 76 100%
9 Jumlah laporan hasil
monev program ARU
21 10 12 14 16 18 21 100%
Meningkatkan Akses,
Pemerataan dan
Kualitas Pelayanan
Kesehatan melalui
Rumah Sakit, Balai
Kesehatan,
Puskesmas dan
Jaringannya
1 1 Meningkatkan Akses dan
Mutu Pelayanan
Kesehatan Ibu, Bayi ,
Anak, Remaja dan Lanjut
Usia serta Kesehatan
Reproduksi.
PENGUKURAN PENETAPAN KINERJA SEKSI KESEHATAN KELUARGA TAHUN 2014
INDIKATOR KINERJA
3 4
TARGET
2014
CAPAIAN
2014
(%)
TUJUANNO SASARAN STRATEGISREALISASI
2009 2010 2011 2012 2013 2014
1 2 6 7 8 9 10 11 121 Jumlah RS mampu
menyelenggarakan rujukan
pelayanan maternal neonatal
5 - - - - - 7 140%
2 Jumlah Kabupaten/Kota
membuat regionalisasi sistem
rujukan maternal neonatal
2 - - - - 1 5 250%
2 RS Pemerintah terakreditasi 3 Jumlah RS Pemerintah lulus
akreditasi Nasional (versi 2012) 4 - - - - - 3 75%
3 RS Provinsi memiliki dokter
subspesialis
4 Jumlah koordinasi RS Provinsi
dan RS UPT Dinas Kesehatan
Provinsi Jawa Timur dalam
penyusunan master plan RS
14 5 6 6 6 6 7 50%
4 RS Kab/Kota memiliki jejaring
dengan Puskesmas untuk
penanggulangan masalah
kesehatan masyarakat
5 Jumlah RS melaksanakan
program UKM55 0 53 58 61 61 65 118%
6 Jumlah RS yang melatih
(update) petugasnya dalam
kegawatdaruratan
50 0 53 58 61 61 65 130%
7 Jumlah wilayah (regional)
berkoordinasi dalam
kegawatdaruratan dengan
menggunakan sistem informasi
3 0 0 0 0 0 3 100%
6 Keluhan masyarakat
miskin yang berobat
gratis di Rumah Sakit
Pemerintah
Kabupaten/Kota
tertangani
8 Jumlah RS meningkatkan
kemampuan dalam pelayanan
Maskin30 29 29 29 29 30 30 100%
7 Kabupaten/Kota
melaksanakan program
kesehatan jiwa
9 frekuensi pendampingan
penanganan kasus kesehatan
jiwa di Kab/Kota 20 - - - - - 20 100%
8 Terlaksananya dukungan P3K
terhadap kegiatan Provinsi
10 Jumlah kegiatan P3K pada
Momentum Hari Besar dan
kegiatan Pemprov
250 - - - 53 83 250 100%
PENGUKURAN PENETAPAN KINERJA SEKSI KESEHATAN RUJUKAN DAN KHUSUS TAHUN 2014
INDIKATOR KINERJA
3 4
CAPAIAN
2014
(%)
TUJUANNO SASARAN STRATEGISREALISASITARGET
2014
5
Meningkatnya Akses,
Pemerataan dan
Kualitas Pelayanan
Kesehatan melalui
Rumah Sakit, Balai
Kesehatan,
Puskesmas dan
Jaringannya
1 1 RSUD Kabupaten/Kota
menyelenggarakan Pelayanan
Obstetri Neonatal Emergensi
Komprehensif (PONEK) 24
jam
5 RSUD Kabupaten/Kota
menyelenggarakan Pelayanan
gawat darurat level 1 sesuai
standar
2009 2010 2011 2012 2013 2014
1 2 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Persentase Puskesmas yang
ada menjadi Puskesmas
Rawat Inap Standar
24 0 3 7,67 15,61 22,22 16,3 67,92%
2 Persentase Puskesmas Rawat
Inap yg ada menjadi
Puskesmas Rawat Inap PLUS
24 0 2,12 7,41 11,38 12,7 17,5 72,92%
3 Persentase Puskesmas
PONED sesuai Standar
50 100 100 100 51 50 48 96,00%
4 Persentase Pustu yang
menjadi Pustu layani Gawat
Darurat dan Observasi
10 0 1,1 4,63 6,17 7,7 8 80,00%
5 Persentase Polindes yang
berkembang menjadi
Ponkesdes sesuai Standar
78 0 27,88 40,1 48,97 55,79 55 70,51%
PENGUKURAN PENETAPAN KINERJA SEKSI KESEHATAN DASAR DAN PENUNJANG TAHUN 2014
TUJUANNO
Meningkatnya akses dan
mutu pelayanan kesehatan
ibu, bayi, anak, remaja,
lanjut usia, kesehatan
reproduksi, serta
pelayanan kesehatan
dasar di Puskesmas dan
Jaringannya, Balai
Kesehatan dan Pelayanan
Kesehatan Penunjang
13 Meningkatnya akses,
pemerataan dan
kualitas pelayanan
kesehatan melalui
Rumah Sakit, Balai
Kesehatan, Puskesmas
dan jaringannya
INDIKATOR KINERJA UTAMA
3 4
TARGET 2014
CAPAIAN
2014
(%)
SASARAN STRATEGISREALISASI
2009 2010 2011 2012 2013 2014
1 2 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Terjaminnya
ketersediaan,
pemerataan,
pemanfaatan,
mutu,
keterjangkauan
obat dan
perbekalan
kesehatan serta
pembinaan mutu
makanan
1 Meningkatnya
pengelolaan obat,
perbekalan
kesehatan dan
makanan
1 Tersedia Obat Buffer
Stock Dan Alat
Kesehatan Habis
Pakai Untuk
Pelayanan Kesehatan
Di UPT Dinas
Kesehatan Propinsi.
50 20 20 30 30 35 0 0%
2 Tersedia Obat Dan
Alat Kesehatan Habis
Pakai Untuk
Pelayanan Kesehatan
Di UPT Dinas
Kesehatan Provinsi.
80 85 80 80 90 95 100 125%
3 Tersedia Obat Untuk
Penanggulangan
Bencana Dan KLB
90 90 90 87 80 90 92 102%
4 Obat Sesuai
Kebutuhan Tersedia
Di Semua
Kabupaten/Kota.
95 65 70 87 92 95 123,72 130%
5 Sarana Pelayanan
Kesehatan Yang
Diawasi Menerapkan
Pelayanan
Kefarmasian Sesuai
Standar
60 40 40 15 30 35 35 58%
PENGUKURAN PENETAPAN KINERJA SEKSI KEFARMASIAN DAN PERBEKALAN KESEHATAN TAHUN 2014
INDIKATOR KINERJA
3 4
TARGET
2014
CAPAIAN
2014 (%)TUJUANNO SASARAN STRATEGIS
REALISASI
2009 2010 2011 2012 2013 2014
1 2 5 6 7 8 9 10 11 12
INDIKATOR KINERJA
3 4
TARGET
2014
CAPAIAN
2014 (%)TUJUANNO SASARAN STRATEGIS
REALISASI
6 Kabupaten/Kota
Melaksanakan
Monitoring,
Pembinaan Dan
Pelaporan Secara
Berkala Penggunaan
Obat Secara Rasional
Di Puskesmas
Dengan Menerapkan
Software Monitoring
Penggunaan Obat
Secara Rasional
100 0 40 65 74 74 78,9 79%
7 Sarana Produksi Dan
Distribusi Obat, Alat
Kesehatan (ALKES),
Perbekalan
Kesehatan Rumah
Tangga (PKRT) Dan
Kosmetika
Menerapkan Cara
Produksi Dan
Distribusi Sesuai
Standar.
85 30 40 30 50 60 60 71%
8 Permintaan
Sertifikasi, Sarana
Produksi Dan
Distribusi Obat, Alat
Kesehatan (ALKES),
Perbekalan
Kesehatan Rumah
Tangga (PKRT), Dan
Kosmetika Terlayani
Sesuai Standar
90 50 60 90 100 100 100 111%
2009 2010 2011 2012 2013 2014
1 2 5 6 7 8 9 10 11 12
INDIKATOR KINERJA
3 4
TARGET
2014
CAPAIAN
2014 (%)TUJUANNO SASARAN STRATEGIS
REALISASI
9 Kabupaten/Kota
Menerapkan Sistem
Pelaporan Narkotika-
Psikotropika.
80 40 60 52 70 79 80 100%
10 Sarana Produksi Dan
Distribusi Obat
Tradisional Dan
Kosmetika
Menerapkan Cara
Produksi Dan
Distribusi Sesuai
Standar.
45 15 15 70 100 100 75 167%
11 Permintaan
Sertifikasi, Sarana
Produksi Dan
Distribusi Obat
Tradisional Dan
Kosmetika Terlayani
Sesuai Standar.
60 55 60 100 100 100 100 167%
12 Dari Kebutuhan
Tersedia Buffer
Bahan Kimia Dan
Laboratorium.
40 30 35 40 45 45 45 113%
13 Industri Makanan
Rumah Tangga Yang
Diawasi Tidak
Menggunakan Bahan
Tambahan Yang
Dilarang Untuk
Makanan.
70 55 60 45 60 80 80 114%
2009 2010 2011 2012 2013 2014
1 2 5 6 7 8 9 10 11 12
INDIKATOR KINERJA
3 4
TARGET
2014
CAPAIAN
2014 (%)TUJUANNO SASARAN STRATEGIS
REALISASI
14 Tanaman Obat Asli
Indonesia Di UPT
Materia Medica Batu
Dapat Dimanfaatkan
Untuk Menunjang
Pemeliharaan
Kesehatan.
70 100 100 100 100 100 100 143%
2009 2010 2011 2012 2013 2014
1 2 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Terlaksananya koordinasi
pelaksanaan Jaminan
Kesehatyan (JKN)
38 - - - 38 38 38 100,00%
2 Terlaksananya koordinasi
pembiayaan jaminan
kesehatan daerh (Jamkesda
38 - - - 38 38 38 100,00%
3 Terlaksananya pelaksanaan
sharing dana Jamkesda di
Kab/Kota
38 - - - 38 38 37 97,37%
4 Terlaksananya Perjanjian
Kerjasama dengan Kab/Kota
38 - - - 38 38 37 97,37%
5 Penduduk miskin yang menjadi
peserta jaminan kesehatan
14.709.176 - - - 13.843.973 14.709.176 14.708.130 99,99%
PENGUKURAN PENETAPAN KINERJA SEKSI PEMBIAYAAN KESEHATAN TAHUN 2014
TUJUANNO INDIKATOR KINERJA TARGET
2014
CAPAIAN
2014 (%)SASARAN STRATEGIS
REALISASI
1 Berkembangnya
kebijakan, sistem
pembiayaan dan
manajemen
pembangunan
kesehatan
1 Berkembangnya kebijakan
dan regulasi bidang
kesehatan, sistem
informasi kesehatan dan
hukum kesehatan serta
pembiayaan kesehatan
3 4
2009 2010 2011 2012 2013 2014
1 2 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Meningkatkan
pemerataan Tenaga
Kesehatan dan
Profesiinalisme
1 Meningkatkan
jumlahjenis ,mutu dan
penyebaran Sumber
Daya Kesehatan sesuai
standar
1 50% Kab/Kota
penyelenggarakan
pengelolaan kesehatan
sesuai standar
25% 10% 13,16% 24% 45,28% 65% 100% 100%
2 Penempatan
Pengembangan dan
Pemenuhan Tenaga
Kesehatan di Tempat
Pelayanan
( Puskesmas R S dan
Jaringannya )
1 Meningkatkan jumlah
jenis, mutu dan
penyebaran Sumber
Daya Kesehatan sesuai
standar
2 80% RSU kelas C
mempunyai spesialis
obgyn, anak, iterna
bedah,anestesi ,radiologi
dan patologi klinik
80% 4% 10,53% 10% 25% 35,7% 80% 80%
3 25% Provinsi dan
Kab/Kota
penyelenggarakan
pelatihan di Bidang
Kesehatan sesuai standar
25% 10% 12,82% 10% 48,71% 61,53% 100% 100%
4 100% Tenaga Kesehatan
yang lulus uji kompetensi
berijin
100% 100% 100% 100% 100% 100% 93% 93%
5 10% Puskesmas memiliki
jadual kunjungan dokter
spesialis tertentu dari
Rumah Sakit Kabupaten
/Kota
30% 4% 7% 22% 39% 44% 88% 88%
6 100% terpilihnya tenaga
kesehatan sebagai nakes
teladan ( medis, para
medis, kesmas, dan nutrisi
)
100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
7 60% Tenaga Kesehatan
yang bekerja di Instansi
Pemerintah menduduki
jabatan fungsional
kesehatan
60% 20% 26,75% 24% 26,3% 96,6% 100% 100%
8 100% Bidang di Desa PTT
yang telah mengikuti
pelatihan pra tugas
mendapat setifikat
100% 100% 45,28% 100% 100% 100% 100% 100%
9 5% Ponkesde mempunyai
Perawat
60% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
PENGUKURAN PENETAPAN KINERJA SEKSI P3 SDM KESEHATAN TAHUN 2014
INDIKATOR KINERJA
3 4
TARGET
2014
CAPAIAN
2014
(%)
TUJUANNO SASARAN STRATEGISREALISASI
2009 2010 2011 2012 2013 2014
1 2 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Berkembangnya
kebijakan, sistem
pembiayaan dan
manajemen
pembangunan
kesehatan
1 Mengembangkan
kebijakan dan regulasi
bidang kesehatan, sistem
informasi kesehatan dan
hukum kesehatan serta
pembiayaan kesehatan
1 JumlahTersusunnya tata
hubungan kerja dan
pembahasan SOTK
13 UPT
dan 1
Dinkes
- 3 3 10 12 13 93%
2 Jumlah UPT dan dinkes
yang melaksanakan KBK
8 UPT - 8 8 8 8 8 100%
PENGUKURAN PENETAPAN KINERJA SUB BAGIAN TATA USAHA TAHUN 2014
INDIKATOR KINERJA
3 4
TARGET
2014
CAPAIAN
2014
(%)
TUJUANNO SASARAN STRATEGISREALISASI
2009 2010 2011 2012 2013 2014
1 2 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Jumlah Perjanjian
Kerjasama Keuangan
1 - - - - - 1 100%
2 Jumlah Pelaksanaan BLUD
yang dievalasi
12 12 12 12 12 12 12 100%
3 Jumlah Bantuan Keuangan
yang dievaluasi
38 - - - - 38 38 100%
CAPAIAN
2014
(%)
PENGUKURAN PENETAPAN KINERJA SUB BAGIAN KEUANGAN TAHUN 2014
3 4
REALISASI
1 Berkembangnya
kebijakan, sistem
pembiayaan dan
manajemen
pembangunan
kesehatan
1 Berkembangnya
kebijakan dan regulasi
bidang kesehatan, sistem
informasi kesehatan dan
hukum kesehatan serta
pembiayaan kesehatan
NO TUJUAN SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJATARGET
2014
2009 2010 2011 2012 2013 2014
1 2 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Berkembangnya
kebijakan, sistem
pembiayaan dan
manajemen
pembangunan
kesehatan
1 Berkembangnya
kebijakan dan regulasi
bidang kesehatan, sistem
informasi kesehatan dan
hukum kesehatan serta
pembiayaan kesehatan
1 Persentase standar tentang
pembinaan, pengendalian
dan pengawasan propgram
prioritas kesehatan
tersusun
100 100 100 100 100 - - 100%
2 Persentase perencanaan
dan anggaran tersusun
sesuai standar
100 100 100 100 100 100 100 100%
3 Persentase kerjasama
antar daerah dan luar
negeri terdokumentasi
100 100 100 100 100 100 100 100%
PENGUKURAN PENETAPAN KINERJA SUB BAGIAN PENYUSUNAN PROGRAM TAHUN 2014
NO TUJUAN SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET
2014
REALISASI CAPAIAN
2014
(%)
3 4
REALISASI ANGGARAN TAHUN 2014
Anggaran
SetelahPerubahan Rp. %
3 4 5
1 02 0101 00 000 4 111.729.050,00 136.100.882,00 121,81
1 02 0101 00 000 4 1 111.729.050,00 136.100.882,00 121,81
1 02 0101 00 000 4 1 64.174.750,00 97.848.750,00 152,47
1 02 0101 00 000 4 1 47.554.300,00 38.252.132,00 80,44
111.729.050,00 136.100.882,00 121,81
1 02 0101 00 000 5 121.974.189.800,00 105.983.089.220,00 86,89
1 02 0101 00 000 5 1 27.044.516.000,00 25.405.408.314,00 93,94
1 02 0101 00 000 5 1 27.044.516.000,00 25.405.408.314,00 93,94
1 02 0101 00 000 5 2 94.929.673.800,00 80.577.680.906,00 84,88
1 02 0101 01 11.468.920.207,00 9.618.597.888,00 83,87
1 02 0101 01 001 10.000.000,00 9.900.000,00 99
1 02 0101 01 001 5 2 10.000.000,00 9.900.000,00 99
1 02 0101 01 002 1.236.130.000,00 1.036.280.418,00 83,83
1 02 0101 01 002 5 2 1.236.130.000,00 1.036.280.418,00 83,83
1 02 0101 01 006 754.492.600,00 663.362.210,00 87,92
1 02 0101 01 006 5 2 754.492.600,00 663.362.210,00 87,92
1 02 0101 01 008 634.917.000,00 602.109.500,00 94,83
1 02 0101 01 008 5 2 634.917.000,00 602.109.500,00 94,83
1 02 0101 01 009 152.700.000,00 79.981.312,00 52,38
1 02 0101 01 009 5 2 152.700.000,00 79.981.312,00 52,38
1 02 0101 01 010 139.912.500,00 136.058.600,00 97,25
1 02 0101 01 010 5 2 139.912.500,00 136.058.600,00 97,25
1 02 0101 01 011 146.650.000,00 115.343.750,00 78,65
1 02 0101 01 011 5 2 146.650.000,00 115.343.750,00 78,65
1 02 0101 01 012 56.690.000,00 56.518.000,00 99,7
1 02 0101 01 012 5 2 56.690.000,00 56.518.000,00 99,7
1 02 0101 01 013 1.373.478.800,00 1.230.939.000,00 89,62
1 02 0101 01 013 5 2 6.775.150,00 0 0
1 02 0101 01 013 5 2 1.366.703.650,00 1.230.939.000,00 90,07
1 02 0101 01 015 28.360.000,00 25.479.000,00 89,84
1 02 0101 01 015 5 2 18.360.000,00 15.480.000,00 84,31
1 02 0101 01 015 5 2 10.000.000,00 9.999.000,00 99,99
1 02 0101 01 017 263.950.000,00 214.122.500,00 81,12
1 02 0101 01 017 5 2 263.950.000,00 214.122.500,00 81,12
1 02 0101 01 028 34.955.000,00 32.717.000,00 93,6
1 02 0101 01 028 5 2 34.955.000,00 32.717.000,00 93,62 BELANJA BARANG DAN JASA
Penyediaan makanan dan minuman
2 BELANJA BARANG DAN JASA
Penyediaan Jasa Kantor
Penyediaan bahan bacaan dan perundang undangan
2 BELANJA BARANG DAN JASA
3 BELANJA MODAL
Penyediaan peralatan dan perlengkapan kantor
2 BELANJA BARANG DAN JASA
3 BELANJA MODAL
2 BELANJA BARANG DAN JASA
Penyediaan komponen instalasi listrik penerangan bangunan
kantor
2 BELANJA BARANG DAN JASA
Penyediaan alat tulis kantor
2 BELANJA BARANG DAN JASA
Penyediaan barang cetakan dan penggandaan
2 BELANJA BARANG DAN JASA
Penyediaan jasa perbaikan peralatan kerja
2 BELANJA BARANG DAN JASA
Penyediaan jasa pemeliharaan dan perijinan kendaraan
dinas/operasional
2 BELANJA BARANG DAN JASA
Penyediaan jasa kebersihan kantor
2 BELANJA BARANG DAN JASA
Penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air dan listrik
2 BELANJA BARANG DAN JASA
BELANJA LANGSUNG
Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
Penyediaan jasa surat menyurat
JUMLAH PENDAPATAN DAERAH
BELANJA DAERAH
BELANJA TIDAK LANGSUNG
1 BELANJA PEGAWAI
PENDAPATAN ASLI DAERAH
2 RETRIBUSI DAERAH
4 LAIN-LAIN PENDAPATAN ASLI DAERAH YANG SAH
1 2
PENDAPATAN DAERAH
ORGANISASI : ( 0101 ) Dinas Kesehatan Prov. Jatim
Realisasi
PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR
LAPORAN REALISASI ANGGARAN
TAHUN ANGGARAN 2014
URUSAN PEMERINTAHAN : ( 102 ) Kesehatan
Nomor Urut Uraian
Anggaran
SetelahPerubahan Rp. %
3 4 51 2
Realisasi
Nomor Urut Uraian
1 02 0101 01 099 6.636.684.307,00 5.415.786.598,00 81,6
1 02 0101 01 099 5 2 3.001.715.000,00 2.630.592.000,00 87,64
1 02 0101 01 099 5 2 3.541.969.307,00 2.722.310.098,00 76,86
1 02 0101 01 099 5 2 93.000.000,00 62.884.500,00 67,62
1 02 0101 02 4.804.937.320,00 4.550.619.030,00 94,71
1 02 0101 02 003 3.792.849.500,00 3.578.112.480,00 94,34
1 02 0101 02 003 5 2 127.050.000,00 100.325.000,00 78,96
1 02 0101 02 003 5 2 2.631.985.500,00 2.528.206.480,00 96,06
1 02 0101 02 003 5 2 1.033.814.000,00 949.581.000,00 91,85
1 02 0101 02 021 66.220.000,00 65.315.400,00 98,63
1 02 0101 02 021 5 2 66.220.000,00 65.315.400,00 98,63
1 02 0101 02 022 945.867.820,00 907.191.150,00 95,91
1 02 0101 02 022 5 2 38.707.500,00 26.450.000,00 68,33
1 02 0101 02 022 5 2 828.810.320,00 812.083.172,00 97,98
1 02 0101 02 022 5 2 78.350.000,00 68.657.978,00 87,63
1 02 0101 07 204.000.000,00 203.762.640,00 99,88
1 02 0101 07 098 204.000.000,00 203.762.640,00 99,88
1 02 0101 07 098 5 2 204.000.000,00 203.762.640,00 99,88
1 02 0101 15 7.907.640.000,00 3.178.767.804,00 40,2
1 02 0101 15 001 998.060.000,00 909.288.850,00 91,11
1 02 0101 15 001 5 2 12.850.000,00 5.650.000,00 43,97
1 02 0101 15 001 5 2 985.210.000,00 903.638.850,00 91,72
1 02 0101 15 002 201.940.000,00 178.951.900,00 88,62
1 02 0101 15 002 5 2 12.700.000,00 11.580.000,00 91,18
1 02 0101 15 002 5 2 189.240.000,00 167.371.900,00 88,44
1 02 0101 15 004 100.000.000,00 90.806.580,00 90,81
1 02 0101 15 004 5 2 10.550.000,00 9.200.000,00 87,2
1 02 0101 15 004 5 2 89.450.000,00 81.606.580,00 91,23
1 02 0101 15 005 100.000.000,00 88.378.206,00 88,38
1 02 0101 15 005 5 2 10.150.000,00 8.975.000,00 88,42
1 02 0101 15 005 5 2 89.850.000,00 79.403.206,00 88,37
1 02 0101 15 008 150.000.000,00 139.950.388,00 93,3
1 02 0101 15 008 5 2 9.800.000,00 9.080.000,00 92,65
1 02 0101 15 008 5 2 140.200.000,00 130.870.388,00 93,35
1 02 0101 15 011 300.000.000,00 282.865.000,00 94,29
1 02 0101 15 011 5 2 300.000.000,00 282.865.000,00 94,29
1 02 0101 15 014 150.000.000,00 141.457.300,00 94,3
1 02 0101 15 014 5 2 19.625.000,00 18.930.000,00 96,46
1 02 0101 15 014 5 2 116.375.000,00 108.612.300,00 93,33
1 02 0101 15 014 5 2 14.000.000,00 13.915.000,00 99,39
1 02 0101 15 023 1.275.000.000,00 983.120.542,00 77,11
2 BELANJA BARANG DAN JASA
3 BELANJA MODAL
Peningkatan dan Pengembangan Balai Materia Medika Batu
2 BELANJA BARANG DAN JASA
Peningkatan mutu makanan dan minuman
1 BELANJA PEGAWAI
1 BELANJA PEGAWAI
2 BELANJA BARANG DAN JASA
Pengadaan Bahan Kimia dan Laboratorium
1 BELANJA PEGAWAI
2 BELANJA BARANG DAN JASA
Pengembangan tanaman obat dan peningkatan promosi
pemanfaatan obat bahan alam Indonesia
1 BELANJA PEGAWAI
2 BELANJA BARANG DAN JASA
Peningkatan mutu Penggunaan obat dan perbekalan Kesehatan
1 BELANJA PEGAWAI
2 BELANJA BARANG DAN JASA
Peningkatan mutu pelayanaan farmasi komunikasi dan rumah sakit
1 BELANJA PEGAWAI
2 BELANJA BARANG DAN JASA
Pengkataan pemerataan obat dan perbekalan kesehatan
2 BELANJA BARANG DAN JASA
Program Obat dan Perbekalan Kesehatan
Pengadaan obat dan perbekalan kesehatan
3 BELANJA MODAL
Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Pemerintah Daerah
Penyusunan Database SKPD sebagai Penunjang Pusat Data
Provinsi Jawa Timur
Pemeliharaan rutin/ berkala gedung kantor
1 BELANJA PEGAWAI
2 BELANJA BARANG DAN JASA
3 BELANJA MODAL
Pemeliharaan rutin/ berkala rumah dinas
2 BELANJA BARANG DAN JASA
Pembangunan gedung kantor
1 BELANJA PEGAWAI
2 BELANJA BARANG DAN JASA
2 BELANJA BARANG DAN JASA
3 BELANJA MODAL
Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
Peningkatan Pelayanan Administrasi Perkantoran
1 BELANJA PEGAWAI
Anggaran
SetelahPerubahan Rp. %
3 4 51 2
Realisasi
Nomor Urut Uraian
1 02 0101 15 023 5 2 114.715.000,00 111.395.000,00 97,11
1 02 0101 15 023 5 2 991.950.000,00 737.011.542,00 74,3
1 02 0101 15 023 5 2 168.335.000,00 134.714.000,00 80,03
1 02 0101 15 024 300.000.000,00 292.747.038,00 97,58
1 02 0101 15 024 5 2 17.540.000,00 16.380.000,00 93,39
1 02 0101 15 024 5 2 282.460.000,00 276.367.038,00 97,84
1 02 0101 15 025 3.932.640.000,00 0 0
1 02 0101 15 025 5 2 3.932.640.000,00 0 0
1 02 0101 15 026 400.000.000,00 71.202.000,00 17,8
1 02 0101 15 026 5 2 53.520.000,00 9.775.000,00 18,26
1 02 0101 15 026 5 2 33.869.000,00 2.235.000,00 6,6
1 02 0101 15 026 5 2 312.611.000,00 59.192.000,00 18,93
1 02 0101 16 5.693.500.000,00 4.665.806.802,00 81,95
1 02 0101 16 020 300.000.000,00 231.085.000,00 77,03
1 02 0101 16 020 5 2 249.855.000,00 223.200.000,00 89,33
1 02 0101 16 020 5 2 50.145.000,00 7.885.000,00 15,72
1 02 0101 16 021 1.000.000.000,00 864.705.950,00 86,47
1 02 0101 16 021 5 2 78.430.000,00 57.450.000,00 73,25
1 02 0101 16 021 5 2 921.570.000,00 807.255.950,00 87,6
1 02 0101 16 023 1.000.000.000,00 863.424.420,00 86,34
1 02 0101 16 023 5 2 47.710.000,00 42.460.000,00 89
1 02 0101 16 023 5 2 937.290.000,00 808.468.420,00 86,26
1 02 0101 16 023 5 2 15.000.000,00 12.496.000,00 83,31
1 02 0101 16 037 1.500.000.000,00 1.140.206.850,00 76,01
1 02 0101 16 037 5 2 197.415.000,00 78.060.000,00 39,54
1 02 0101 16 037 5 2 1.302.585.000,00 1.062.146.850,00 81,54
1 02 0101 16 038 350.000.000,00 336.375.190,00 96,11
1 02 0101 16 038 5 2 26.325.000,00 15.175.000,00 57,64
1 02 0101 16 038 5 2 323.675.000,00 321.200.190,00 99,24
1 02 0101 16 044 250.000.000,00 159.139.592,00 63,66
1 02 0101 16 044 5 2 15.280.000,00 9.400.000,00 61,52
1 02 0101 16 044 5 2 234.720.000,00 149.739.592,00 63,79
1 02 0101 16 050 750.000.000,00 569.261.480,00 75,9
1 02 0101 16 050 5 2 57.370.000,00 31.010.000,00 54,05
1 02 0101 16 050 5 2 692.630.000,00 538.251.480,00 77,71
1 02 0101 16 051 300.000.000,00 289.199.320,00 96,4
1 02 0101 16 051 5 2 13.880.000,00 12.640.000,00 91,07
1 02 0101 16 051 5 2 286.120.000,00 276.559.320,00 96,66
1 02 0101 16 052 243.500.000,00 212.409.000,00 87,23
1 BELANJA PEGAWAI
2 BELANJA BARANG DAN JASA
Peningkatan Kesehatan Penduduk Miskin, Daerah Terpencil dan
Tertinggal di Puskesmas dan Jaringannya
1 BELANJA PEGAWAI
2 BELANJA BARANG DAN JASA
Peningkatan Mutu Pelayanan dan Jangkauan Kesehatan
Penunjang (Laboratorium, Darah, Radiomedik, Bengkel Alkes)
1 BELANJA PEGAWAI
2 BELANJA BARANG DAN JASA
Peningkatan Pelayanan Kesehatan Khusus (Indra, Jiwa, Olahraga,
Batra dan Kesehatan Kerja)
1 BELANJA PEGAWAI
2 BELANJA BARANG DAN JASA
Perluasan fungsi pelayanan Pondok Bersalin Desa (polindes), dari
hanya melayani pasien bersalin menjadi Pondok Kesehatan Desa
(Ponkesdes) yang juga melayani kesehatan dasar dengan
menempatkan tenaga paramedis
1 BELANJA PEGAWAI
2 BELANJA BARANG DAN JASA
Peningkatan Mutu Pelayanan Kesehatan Reproduksi dan Keluarga
Berencana
2 BELANJA BARANG DAN JASA
3 BELANJA MODAL
Peningkatan kualitas pelayanan kesehatan ibu, bayi, balita dan
anak pra sekolah
2 BELANJA BARANG DAN JASA
Peningkatan mutu dan jangkauan pelayanan kesehatan dasar di
Puskesmas beserta jaringannya
1 BELANJA PEGAWAI
2 BELANJA BARANG DAN JASA
Peningkatan kesehatan anak, remaja dan usila
1 BELANJA PEGAWAI
Program Upaya Kesehatan Masyarakat
Pengobatan Gratis
1 BELANJA PEGAWAI
1 BELANJA PEGAWAI
2 BELANJA BARANG DAN JASA
3 BELANJA MODAL
Optimalisasi Instalasi Farmasi Provinsi ( DAK )
3 BELANJA MODAL
Pendampingan Optimalisasi Instalasi Farmasi Provinsi ( DAK )
Pencegahan Penyalahgunaan Narkotik, Psikotropika Dan Zat
Adiktif Lainnya (Napza)
1 BELANJA PEGAWAI
2 BELANJA BARANG DAN JASA
1 BELANJA PEGAWAI
2 BELANJA BARANG DAN JASA
3 BELANJA MODAL
Anggaran
SetelahPerubahan Rp. %
3 4 51 2
Realisasi
Nomor Urut Uraian
1 02 0101 16 052 5 2 6.880.000,00 6.400.000,00 93,02
1 02 0101 16 052 5 2 236.620.000,00 206.009.000,00 87,06
1 02 0101 19 5.000.000.000,00 4.130.910.272,00 82,62
1 02 0101 19 001 2.500.000.000,00 2.039.644.210,00 81,59
1 02 0101 19 001 5 2 202.350.000,00 87.150.000,00 43,07
1 02 0101 19 001 5 2 2.174.650.000,00 1.842.747.210,00 84,74
1 02 0101 19 001 5 2 123.000.000,00 109.747.000,00 89,23
1 02 0101 19 013 750.000.000,00 594.823.384,00 79,31
1 02 0101 19 013 5 2 51.725.000,00 40.325.000,00 77,96
1 02 0101 19 013 5 2 698.275.000,00 554.498.384,00 79,41
1 02 0101 19 015 1.750.000.000,00 1.496.442.678,00 85,51
1 02 0101 19 015 5 2 98.795.000,00 80.145.000,00 81,12
1 02 0101 19 015 5 2 1.651.205.000,00 1.416.297.678,00 85,77
1 02 0101 20 2.200.000.000,00 1.926.959.036,00 87,59
1 02 0101 20 003 900.000.000,00 737.005.100,00 81,89
1 02 0101 20 003 5 2 53.900.000,00 26.870.000,00 49,85
1 02 0101 20 003 5 2 820.600.000,00 684.791.100,00 83,45
1 02 0101 20 003 5 2 25.500.000,00 25.344.000,00 99,39
1 02 0101 20 004 700.000.000,00 648.623.036,00 92,66
1 02 0101 20 004 5 2 14.700.000,00 12.900.000,00 87,76
1 02 0101 20 004 5 2 685.300.000,00 635.723.036,00 92,77
1 02 0101 20 011 600.000.000,00 541.330.900,00 90,22
1 02 0101 20 011 5 2 14.725.000,00 10.540.000,00 71,58
1 02 0101 20 011 5 2 585.275.000,00 530.790.900,00 90,69
1 02 0101 33 1.700.000.000,00 1.295.442.803,00 76,2
1 02 0101 33 001 550.000.000,00 438.072.740,00 79,65
1 02 0101 33 001 5 2 43.750.000,00 32.225.000,00 73,66
1 02 0101 33 001 5 2 471.250.000,00 371.507.240,00 78,83
1 02 0101 33 001 5 2 35.000.000,00 34.340.500,00 98,12
1 02 0101 33 008 850.000.000,00 610.936.863,00 71,87
1 02 0101 33 008 5 2 124.405.000,00 79.770.000,00 64,12
1 02 0101 33 008 5 2 725.595.000,00 531.166.863,00 73,2
1 02 0101 33 019 300.000.000,00 246.433.200,00 82,14
1 02 0101 33 019 5 2 42.305.000,00 38.280.000,00 90,49
1 02 0101 33 019 5 2 185.695.000,00 136.873.200,00 73,71
1 02 0101 33 019 5 2 72.000.000,00 71.280.000,00 99
1 02 0101 34 44.422.876.273,00 40.886.390.760,00 92,04
1 02 0101 34 001 646.000.000,00 634.272.360,00 98,18
1 02 0101 34 001 5 2 113.725.000,00 110.625.000,00 97,27
1 02 0101 34 001 5 2 484.275.000,00 476.237.360,00 98,342 BELANJA BARANG DAN JASA
Program Manajemen dan Kebijakan Pembangunan Kesehatan
Pengembangan sistem informasi kesehatan
1 BELANJA PEGAWAI
1 BELANJA PEGAWAI
2 BELANJA BARANG DAN JASA
3 BELANJA MODAL
1 BELANJA PEGAWAI
2 BELANJA BARANG DAN JASA
Peningkatan pelayanan kesehatan penunjang dan
kegawatdaruratan di RSU dan RS khusus
2 BELANJA BARANG DAN JASA
3 BELANJA MODAL
Peningkatan Kualitas Pelayanan di RS
Program Upaya Kesehatan Perorangan
Pelayanan bagi penduduk miskin di Rumah Sakit dan atau rumah
sakit Khusus, serta pengembangan kesehatan rujukan
1 BELANJA PEGAWAI
Penyelidikan surveillans untuk kewaspadaan pangan dan gizi
1 BELANJA PEGAWAI
2 BELANJA BARANG DAN JASA
Pemberdayaan masyarakat Untuk pencapaian keluarga sadar gizi
1 BELANJA PEGAWAI
2 BELANJA BARANG DAN JASA
1 BELANJA PEGAWAI
2 BELANJA BARANG DAN JASA
3 BELANJA MODAL
2 BELANJA BARANG DAN JASA
Program Perbaikan Gizi Masyarakat
Penanggulangan Kurang Energi Protein (KEP), Anemia Gizi Besi,
Gangguan Akibat Kurang Yodium (GAKY), Kurang Vitamin A dan
Kekurangan Zat Gizi Mikro lainnya
2 BELANJA BARANG DAN JASA
Pengembangan posyandu dan Desa Siaga
1 BELANJA PEGAWAI
3 BELANJA MODAL
Pengembangan UKBM (Upaya Kesehatan Bersumber Masyarakat)
1 BELANJA PEGAWAI
Pengembangan media promosi dan informasi sadar hidup sehat
1 BELANJA PEGAWAI
2 BELANJA BARANG DAN JASA
1 BELANJA PEGAWAI
2 BELANJA BARANG DAN JASA
Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
Anggaran
SetelahPerubahan Rp. %
3 4 51 2
Realisasi
Nomor Urut Uraian
1 02 0101 34 001 5 2 48.000.000,00 47.410.000,00 98,77
1 02 0101 34 005 1.397.409.000,00 1.027.081.340,00 73,5
1 02 0101 34 005 5 2 293.625.000,00 176.355.000,00 60,06
1 02 0101 34 005 5 2 1.103.784.000,00 850.726.340,00 77,07
1 02 0101 34 006 982.100.000,00 772.918.715,00 78,7
1 02 0101 34 006 5 2 180.110.000,00 133.598.750,00 74,18
1 02 0101 34 006 5 2 801.990.000,00 639.319.965,00 79,72
1 02 0101 34 007 144.600.000,00 103.385.704,00 71,5
1 02 0101 34 007 5 2 6.600.000,00 5.900.000,00 89,39
1 02 0101 34 007 5 2 138.000.000,00 97.485.704,00 70,64
1 02 0101 34 008 200.000.000,00 194.259.590,00 97,13
1 02 0101 34 008 5 2 40.775.000,00 36.600.000,00 89,76
1 02 0101 34 008 5 2 159.225.000,00 157.659.590,00 99,02
1 02 0101 34 009 41.052.767.273,00 38.154.473.051,00 92,94
1 02 0101 34 009 5 2 90.100.000,00 78.275.000,00 86,88
1 02 0101 34 009 5 2 40.962.667.273,00 38.076.198.051,00 92,95
1 02 0101 36 2.350.000.000,00 1.941.673.623,00 82,62
1 02 0101 36 001 188.721.800,00 155.562.250,00 82,43
1 02 0101 36 001 5 2 8.080.000,00 7.880.000,00 97,52
1 02 0101 36 001 5 2 180.641.800,00 147.682.250,00 81,75
1 02 0101 36 002 648.885.600,00 518.065.641,00 79,84
1 02 0101 36 002 5 2 32.600.000,00 27.315.000,00 83,79
1 02 0101 36 002 5 2 616.285.600,00 490.750.641,00 79,63
1 02 0101 36 013 1.512.392.600,00 1.268.045.732,00 83,84
1 02 0101 36 013 5 2 147.175.000,00 113.225.000,00 76,93
1 02 0101 36 013 5 2 1.365.217.600,00 1.154.820.732,00 84,59
1 02 0101 37 2.000.000.000,00 1.823.158.741,00 91,16
1 02 0101 37 006 700.000.000,00 617.712.455,00 88,24
1 02 0101 37 006 5 2 122.775.000,00 85.840.000,00 69,92
1 02 0101 37 006 5 2 557.225.000,00 512.512.455,00 91,98
1 02 0101 37 006 5 2 20.000.000,00 19.360.000,00 96,8
1 02 0101 37 007 800.000.000,00 709.712.433,00 88,71
1 02 0101 37 007 5 2 82.325.000,00 52.575.000,00 63,86
1 02 0101 37 007 5 2 717.675.000,00 657.137.433,00 91,56
1 02 0101 37 008 350.000.000,00 346.968.235,00 99,13
1 02 0101 37 008 5 2 7.000.000,00 7.000.000,00 100
1 02 0101 37 008 5 2 343.000.000,00 339.968.235,00 99,12
1 02 0101 37 009 150.000.000,00 148.765.618,00 99,18
1 02 0101 37 009 5 2 150.000.000,00 148.765.618,00 99,18
1 02 0101 42 7.177.800.000,00 6.355.591.507,00 88,55
2 BELANJA BARANG DAN JASA
Program Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit
1 BELANJA PEGAWAI
2 BELANJA BARANG DAN JASA
Peningkatan upaya pengamanan limbah cair dan padat
1 BELANJA PEGAWAI
2 BELANJA BARANG DAN JASA
Penyehatan Lingkungan
2 BELANJA BARANG DAN JASA
3 BELANJA MODAL
Penyediaan sarana air bersih dan sanitasi dasar
Program Lingkungan Sehat
Pengembangaan Sarana Sapl Melalui Participatory
1 BELANJA PEGAWAI
Penempatan, Pengembangan dan Pemenuhan Tenaga Kesehatan
di Tempat Pelayanan (Puskesmas, Rumah Sakit dan Jaringnya)
1 BELANJA PEGAWAI
2 BELANJA BARANG DAN JASA
Peningkatan profesionalisme dan pengembangan karir tenaga
kesehatan
1 BELANJA PEGAWAI
2 BELANJA BARANG DAN JASA
Perencanaan kebutuhan tenaga kesehatan di puskesmas dan
jaringannya serta Rumah Sakit
1 BELANJA PEGAWAI
2 BELANJA BARANG DAN JASA
1 BELANJA PEGAWAI
2 BELANJA BARANG DAN JASA
Program Sumber Daya Kesehatan
1 BELANJA PEGAWAI
2 BELANJA BARANG DAN JASA
Pengembangan pembiayaan kesehatan secara pra upaya
1 BELANJA PEGAWAI
2 BELANJA BARANG DAN JASA
Peningkatan manajemen dan fungsi kelembagaan UPT
1 BELANJA PEGAWAI
2 BELANJA BARANG DAN JASA
Kerjasama program, lintas sektor dan antar daerah dalam bidang
kesehatan
1 BELANJA PEGAWAI
2 BELANJA BARANG DAN JASA
Pengembangan manajemen perencanaan dalam bidang kesehatan
3 BELANJA MODAL
Pengembangan dan Fasilitasi Program Kesehatan
Anggaran
SetelahPerubahan Rp. %
3 4 51 2
Realisasi
Nomor Urut Uraian
1 02 0101 42 001 100.000.000,00 96.251.797,00 96,25
1 02 0101 42 001 5 2 10.500.000,00 9.690.000,00 92,29
1 02 0101 42 001 5 2 89.500.000,00 86.561.797,00 96,72
1 02 0101 42 002 800.000.000,00 718.320.241,00 89,79
1 02 0101 42 002 5 2 36.950.000,00 21.375.000,00 57,85
1 02 0101 42 002 5 2 763.050.000,00 696.945.241,00 91,34
1 02 0101 42 003 600.000.000,00 586.638.290,00 97,77
1 02 0101 42 003 5 2 28.700.000,00 26.175.000,00 91,2
1 02 0101 42 003 5 2 564.300.000,00 553.478.290,00 98,08
1 02 0101 42 003 5 2 7.000.000,00 6.985.000,00 99,79
1 02 0101 42 004 750.000.000,00 632.623.443,00 84,35
1 02 0101 42 004 5 2 46.250.000,00 39.285.000,00 84,94
1 02 0101 42 004 5 2 689.250.000,00 578.928.443,00 83,99
1 02 0101 42 004 5 2 14.500.000,00 14.410.000,00 99,38
1 02 0101 42 005 1.000.000.000,00 810.286.196,00 81,03
1 02 0101 42 005 5 2 65.390.000,00 46.960.000,00 71,82
1 02 0101 42 005 5 2 920.110.000,00 748.916.196,00 81,39
1 02 0101 42 005 5 2 14.500.000,00 14.410.000,00 99,38
1 02 0101 42 006 800.000.000,00 662.009.050,00 82,75
1 02 0101 42 006 5 2 184.500.000,00 126.005.000,00 68,3
1 02 0101 42 006 5 2 615.500.000,00 536.004.050,00 87,08
1 02 0101 42 007 100.000.000,00 78.514.260,00 78,51
1 02 0101 42 007 5 2 100.000.000,00 78.514.260,00 78,51
1 02 0101 42 008 367.000.000,00 358.049.366,00 97,56
1 02 0101 42 008 5 2 62.775.000,00 59.590.000,00 94,93
1 02 0101 42 008 5 2 304.225.000,00 298.459.366,00 98,1
1 02 0101 42 009 100.000.000,00 91.670.930,00 91,67
1 02 0101 42 009 5 2 10.500.000,00 6.700.000,00 63,81
1 02 0101 42 009 5 2 89.500.000,00 84.970.930,00 94,94
1 02 0101 42 010 1.200.000.000,00 1.037.797.239,00 86,48
1 02 0101 42 010 5 2 122.400.000,00 116.220.000,00 94,95
1 02 0101 42 010 5 2 886.600.000,00 745.687.239,00 84,11
1 02 0101 42 010 5 2 191.000.000,00 175.890.000,00 92,09
1 02 0101 42 011 150.000.000,00 146.873.808,00 97,92
1 02 0101 42 011 5 2 10.450.000,00 9.250.000,00 88,52
1 02 0101 42 011 5 2 131.050.000,00 129.131.808,00 98,54
1 02 0101 42 011 5 2 8.500.000,00 8.492.000,00 99,91
1 02 0101 42 012 550.000.000,00 527.195.768,00 95,85
1 02 0101 42 012 5 2 24.500.000,00 18.775.000,00 76,63
1 02 0101 42 012 5 2 332.400.000,00 317.158.268,00 95,41
1 02 0101 42 012 5 2 193.100.000,00 191.262.500,00 99,053 BELANJA MODAL
Pemberantasan penyakit bersumber binatang (P2B2)
1 BELANJA PEGAWAI
2 BELANJA BARANG DAN JASA
1 BELANJA PEGAWAI
2 BELANJA BARANG DAN JASA
3 BELANJA MODAL
2 BELANJA BARANG DAN JASA
3 BELANJA MODAL
Pemberantasan penyakit menular langsung (P2ML)
2 BELANJA BARANG DAN JASA
Peningkatan Imunisasi
1 BELANJA PEGAWAI
2 BELANJA BARANG DAN JASA
Penyelenggaraan dan pemberantasan penyakit menular dan wabah
1 BELANJA PEGAWAI
2 BELANJA BARANG DAN JASA
Pencegahan DBD (Demam Berdarah)
1 BELANJA PEGAWAI
1 BELANJA PEGAWAI
2 BELANJA BARANG DAN JASA
Pengendalian Penyakit PES
2 BELANJA BARANG DAN JASA
3 BELANJA MODAL
Pengendalian Penyakit Malaria
3 BELANJA MODAL
Pengendalian Hiv/Aids
1 BELANJA PEGAWAI
Pengendalian Penyakit TBC (Tuberkulosis)
1 BELANJA PEGAWAI
2 BELANJA BARANG DAN JASA
1 BELANJA PEGAWAI
2 BELANJA BARANG DAN JASA
3 BELANJA MODAL
1 BELANJA PEGAWAI
2 BELANJA BARANG DAN JASA
Pengendalian Penyakit Kusta
1 BELANJA PEGAWAI
2 BELANJA BARANG DAN JASA
Peningkatan Surveillance Epidemologi dan Pengamatan Penyakit
serta Penanggulangan KLB
Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit serta Tata Laksana
Penderita
Anggaran
SetelahPerubahan Rp. %
3 4 51 2
Realisasi
Nomor Urut Uraian
1 02 0101 42 013 660.800.000,00 609.361.119,00 92,22
1 02 0101 42 013 5 2 30.800.000,00 20.265.000,00 65,8
1 02 0101 42 013 5 2 238.650.000,00 207.286.119,00 86,86
1 02 0101 42 013 5 2 391.350.000,00 381.810.000,00 97,56
121.974.189.800,00 105.983.089.220,00 86,89
-121.862.460.750,00 -105.847.038.338,00 86,86
-121.862.460.750,00 -105.847.038.338,00 86,86Sisa Lebih (Lebih) Pembiayaan Anggaran (SILPA)
2 BELANJA BARANG DAN JASA
3 BELANJA MODAL
JUMLAH BELANJA DAERAH
SURPLUS / (DEFISIT)
Peningkatan pelayanan dan penanggulangan masalah bencana
1 BELANJA PEGAWAI