174
Laporan Kinerja 2017 1

Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1352014/...Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.id

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1352014/...Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.id

Laporan Kinerja 2017 1

Page 2: Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1352014/...Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.id

Kementerian Keuangan2

Page 3: Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1352014/...Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.id

Laporan Kinerja 2017 3

Page 4: Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1352014/...Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.id

Kementerian Keuangan4

Page 5: Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1352014/...Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.id

Laporan Kinerja 2017 i

K A T A

P E N G A N T A R

36/KMK.01/2014 tentang Cetak Biru Program Transformasi Kelembagaan Kementerian Keuangan Tahun 2014-2025.

Akhir kata, kami harapkan segenap pemangku kepentingan Sekretariat Jenderal dapat mengambil manfaat sebesar-besarnya atas dokumen Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal tahun 2017 ini selain sebagai salah satu sarana mewujudkan akuntabilitas kinerja instansi dan usaha untuk knowledge transfer kepada pegawai/masyarakat juga memberi gambaran apa saja yang telah dicapai oleh Sekretariat Jenderal, Kementerian Keuangan; sesuai dengan amanat dari Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah, dan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, serta Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 Tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja, dan Reviu Atas Pelaporan Kinerja.

Jakarta, Februari 2018Sekretaris Jenderal

Hadiyanto

Tahun 2017 adalah tahun yang penuh dengan tantangan dan dinamika. Sebagaimana tahun-tahun sebelumnya, Sekretariat Jenderal sebagai unit yang telah mengakarkan spirit “PRiME” (Professional, Responsive, innovative, Modern dan Enthusiastic) ke dalam jiwa seluruh pegawai menyonsong tantangan dan perubahan tersebut dengan penuh gairah.

Semangat yang terus dinyalakan berkobar sepanjang tahun 2017 tercermin dari capaian kinerja yang disusun dalam laporan kinerja dan penghargaan yang diraih oleh Sekretariat Jenderal dalam rangka mendukung visi dan misi Kementerian Keuangan.

Sepanjang tahun 2017, terdapat beberapa amanat penting yang dijalankan oleh Sekretariat Jenderal salah satunya adalah menjalankan Inisiaif Strategis Reformasi Birokrasi Transformasi Kelembagaan yang tertuang dalam Keputusan Menteri Keuangan Nomor 974/KMK.01/2016 tentang Implementasi Inisiatif Strategis Program Reformasi Birokrasi dan Transformasi Kelembagaan Kementerian Keuangan, sebagai lanjutan implementasi Inisiatif Strategis Kementerian Keuangan atas KMK Nomor

Page 6: Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1352014/...Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.id

Kementerian Keuanganii

D A F T A R

I S I

Kata Pengantar i

Daftar Isi iii

Daftar Gambar vi

Daftar Tabel vii

Ringkasan Eksekutif viii

Pendahuluan 1

A. Tugas dan Fungsi 2

B. Sumber Daya Manusia 6

C. Mandat dan Peran Strategis 8

D. Isu-isu/Peristiwa Utama (Strategic Issues) 9

1. Penataan Organisasi 9

2. Inisiatif Strategis Reformasi Birokrasi Transformasi Kelembagaan 10

3. Implementasi Platform as a Service (PaaS) dalam rangka mewujudkan Integrasi TIK 11

4. Gugatan Arbitrase Internasional IMFA 12

5. Persiapan Annual Meeting IMF-World Bank Group Tahun 2018 12

6. Dana Pendidikan LPDP 13

E. Sistematika Laporan Kinerja 13

Page 7: Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1352014/...Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.id

Laporan Kinerja 2017 iii

Perencanaan Kinerja 15

A. Rencana Strategis Setjen 2015-2019 16

1. Tujuan 17

2. Sasaran Strategis 17

3. Program 18

4. Kegiatan 18

B. Rencana Kerja 2017 19

1. Evaluasi Renstra Setjen 2015-2019 19

2. Keselarasan Renstra 2015 – 2019 dengan Renja 2017 20

3. Refinement Kontrak Kinerja Sekretariat Tahun 2017 23

4. Penerjemahan IKK pada Renja ke dalam IKU pada Kontrak Kinerja 2017 24

5. Penyelarasan Renstra – Renja – Kontrak Kinerja tahun 2017 26

C. Penetapan Perjanjian Kinerja 27

1. Peta Strategi 27

2. Indikator Kinerja Utama 29

3. Inisiatif Strategis 31

D. Pengukuran Kinerja 32

1. Kualitas IKU 34

2. Polarisasi IKU 35

Page 8: Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1352014/...Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.id

Kementerian Keuanganiv

3. Pengukuran Penyerapan Anggaran 36

E. Monitoring dan Evaluasi Kinerja Organisasi 37

Akuntabilitas Kinerja 40

Realisasi Agenda Prioritas 41

Capaian Kinerja Organisasi 49

Analisis Kinerja 52

Tata Kelola yang Baik 52

Kepuasan Pengguna Layanan yang Tinggi 62

Pengelolaan Keuangan Negara yang Kredibel dan Akuntabel 67

RBTK yang Efektif, Efisien, dan Kredibel 72

Sistem Manajemen Informasi yang Andal 74

Pengelolaan SDM Berbasis Merit 78

Layanan Korporat yang Andal 82

Pelaksanaan tugas khusus yang optimal 88

SDM yang Kompetitif 101

Organisasi yang Fit for Purpose 103

Otomasi Layanan Koorporat (e-PRIME) 112

Pengelolaan Anggaran yang Optimal 115

Realisasi Anggaran 118

Inisiatif Strategis 119

Evaluasi Kinerja 2017 120

Reviu Pengelolaan Kinerja Sekretariat Jenderal 2017 120

Reviu Kualitas Kontrak Kinerja (K3) Pegawai 120

Tindak Lanjut AKIP Setjen 2016 121

Penelaahan Renja 2017 122

Inovasi dalam pengelolaan Kinerja 123

Refinement Kontrak Kinerja tahun 2018 124

Page 9: Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1352014/...Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.id

Laporan Kinerja 2017 v

Kinerja Lain-lain 127

Kinerja Lain-lain 128

Kemenkeu Mengajar 2, Lanjutan Inisiaif dalam Rayakan Hari Oeang 128

Gerakan Efisiensi 129

Pembangunan Zona Integritas Wilayah Bebas dari Korupsi 133

Penghargaan/Achievement Tahun 2017 134

Penutup 137

Lampiran 140

Matriks Kinerja dalam Renstra 2015-2019 141

Matriks Renstra - Renja – Kontrak Kinerja tahun 2017 142

Perjanjian Kinerja 2017 143

Formulir Pengukuran Kinerja 152

Perbandingan Opini atas Laporan Keuangan K/L/D/I 155

Page 10: Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1352014/...Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.id

Kementerian Keuanganvi

tahun ke tahun tidak dapat diperbandingkan secara langsung, mengingat beberapa Indikator Kinerja Utama selalu dilakukan perbaikan dari segi kualitas dan target, sementara Sasaran Strategis dan arah serta tantangan yang dihadapi pada tiap tahun selalu berbeda.

Secara umum diuraikan bahwa di tahun 2017 telah ditetapkan sebanyak 12 Sasaran Strategis pada Kontrak Kinerja Sekretariat Jenderal dengan jumlah total IKU yang mengukur SS tersebut sebanyak 21 IKU. Sebagaimana digambarkan pada grafik di atas NKO tahun 2017 sebesar 112.58 atau naik sebesar 0.06 poin dari tahun 2016.

Pada tahun 2017 kembali diperoleh status Wajar Tanpa Pengecualian atas Opini BPK pada Laporan Keuangan BA.015 (Kementerian Keuangan), diraihnya status Pengelola PNBP Terbaik di tahun 2016 yang diberikan pada tahun 2017. Di bidang Teknologi Informasi Komunikasi (TIK), Pusintek kembali dapat mempertahankan 3 Sertifikasi Standardisasi Internasional di bidang ITSM, SMKI, dan Manajemen Mutu. Diraih 12 penghargaan bidang kehumasan, BKN Award sebagai Pengelola Kepegawaian Terbaik, Penghargaan dari MenPAN-RB atas prestasi membangun unit kerja pelayanan percontohan secara sistematis menuju WBK/WBBM, Penghargaan BMN Award dan segudang lainnya pengakuan atas kinerja Sekretariat Jenderal di tahun 2017.

Hal ini menunjukkan bahwa ditengah adanya gerakan efisiensi yang digaungkan oleh Kementerian Keuangan melalui program

Kinerja Organisasi Sekretariat disusun dan digambarkan dalam sebuah peta strategi yang mengilustrasikan pencapaian visi, misi dan sasaran-sasaran yang ingin dicapai dalam setiap tahun berjalan diselaraskan dengan Rencana Strategis Sekretariat Jenderal 2015-2019 dan Rencana Kerja tahun yang telah ditetapkan.

Sasaran strategis (SS) digambarkan dibagi ke dalam empat perspective berdasarkan prinsip manajemen/pengelolaan kinerja berbasis Balanced Scorecard (BSC) yaitu stakeholder, customer, internal process dan learning and growth. Sasaran-sasaran strategis inilah yang kemudian pada setiap tahun dilakukan monitoring dan evaluasi untuk kemudian dirumuskan ukuran dengan kriteria SMART-C (Measureable, Agreeable, Realistic, Time-bounded dan Continously Improved) yang dapat menggambarkan keberhasilan atau kegagalan kinerja organisasi.

Sesuai dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 467/KMK.01/2014 tentang Pengelolaan Kinerja di Lingkungan Kementerian Keuangan, maka pada setiap periode tiga bulan (triwulan) keseluruhan capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) sebagai ukuran SS suatu organisasi dengan memperhitungkan bobot IKU dan bobot perspektif dapat dihitung ke dalam Nilai Kinerja Organisasi (NKO), dimana nilai ≥ 100 memiliki arti bahwa satus kinerja organisasi telah memenuhi ekspektasi yang diharapkan. Grafik di bawah menggambarkan Nilai Kinerja Sekretariat Jenderal dari tahun 2013 hingga 2017, meski NKO memiliki kecenderungan naik, namun nilai kinerja dari

R I N G K A S A N

E K S E K U T I F

Page 11: Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1352014/...Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.id

Laporan Kinerja 2017 vii

penguatan budaya yang telah dicanangkan oleh pimpinan melalui Instruksi Menteri Keuangan Nomor IMK-346/IMK.01/2017 dan Instruksi Sekretariat Jenderal Nomor 186/SJ/2017 tentang Gerakan Efisiensi Sekretariat Jenderal, secara keseluruhan Sekretariat Jenderal tetap mengedepankan kinerja yang prima sebagai salah satu bentuk komitmen terhadap nilai-nilai kementerian keuangan.

Selain itu sebagai salah satu bentuk evaluasi organisasi, di tahun 2017 dilakukan perubahan struktur organisasi di Semester I dengan dialihkannya Pusat Investasi Pemerintah (PIP) sebagai unit organisasi non eselon di bidang pembiayaan usaha mikro, kecil, dan menengah yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri Keuangan melalui Direktur Jenderal Perbendaharaan sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 91/PMK.01/2017 tentang Organisasi dan Tata Kerja Pusat Investasi Pemerintah.

Selanjutnya, Sekretariat Jenderal diamahkan mengelola unit baru, yakni Sekretariat Komite Stabilitas Sistem Keuangan (Set-KSSK) sebagai organisasi noneselon yang bertanggung jawab kepada Menteri Keuangan selaku Koordinator Komite Stabilitas Sistem Keuangan sesuai dengan PMK Nomor 92/PMK.01/2017 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Komite Stabilitas Sistem Keuangan yang direncanakan akan mulai beroperasi di tahun 2018.

Masih banyak agenda-agenda perbaikan yang perlu mendapatkan perhatian dari Sekretariat Jenderal di tahun 2018 terutama dengan diberlakukannya Peraturan Menteri Keuangan Nomor 212/PMK.01/2017 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 234/PMK.01/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Keuangan, dimana implementasi ketentuan ini menjadi tantangan tersendiri yang diharapkan mampu menjadi akselerator kinerja dan pelayanan yang lebih baik.

Nilai Kinerja Organisasi

2013

105,29

2014

103,55

2015

108,07

2016

112,522017

112,58

Page 12: Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1352014/...Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.id

Kementerian Keuanganviii

Page 13: Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1352014/...Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.id

Laporan Kinerja 2017 1

Page 14: Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1352014/...Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.id

Kementerian Keuangan2

T U G A S

D A N F U N G S I

VISI

“Menjadi penggerak utama penyempurnaan berkelanjutan menuju terwujudnya visi Kementerian Keuangan”

MISI

1. Menyediakan saran-saran strategis yang berwawasan ke depan;

2. Menjadi penggerak kesempurnaan dalam budaya kinerja;

3. Menyediakan sumber daya manusia yang terbaik di kelasnya;

4. Membangun sistem informasi manajemen yang terintegrasi sempurna;

5. Menyediakan layanan sentra korporat yang efisien.

Sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 234/PMK.01/2015 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Keuangan, Sekretariat Jenderal mempunyai tugas menyelenggarakan koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan, dan pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unsur organisasi di lingkungan Kementerian Keuangan.

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Sekretariat Jenderal menyelenggarakan fungsi:a. pengoordinasian kegiatan Kementerian

Keuangan;b. pengoordinasian dan penyusunan rencana,

program, dan anggaran Kementerian Keuangan;

c. pembinaan dan pemberian dukungan administrasi yang meliputi ketatausahaan, kepegawaian, keuangan, kerumahtanggaan, kerja sama, hubungan masyarakat, arsip, dan dokumentasi Kementerian Keuangan;

d. pembinaan dan penataan organisasi dan tata laksana;

e. koordinasi dan penyusunan peraturan perundangundangan serta pelaksanaan advokasi hukum;

f. penyelenggaraan pengelolaan barang milik/kekayaan negara dan layanan pengadaan barang/ jasa; dan

g. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri Keuangan.

Untuk mewujudkan pelaksanaan tugas dan fungsinya, Sekretariat Jenderal memiliki semangat

Page 15: Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1352014/...Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.id

Laporan Kinerja 2017 3

budaya “PRiME” - Profesional, Responsif, Inovatif, Modern, dan Enthusiastic. Semangat unggul (spirit) Sekretariat Jenderal sebagai PRiME ini ditetapkan dengan Keputusan Sekretaris Jenderal Nomor KEP-66.1/SJ/2016 yang merupakan turunan dari nilai-nilai serta program budaya Kementerian Keuangan. Berikut adalah makna dari semangat tersebut:

Professional. Menjadi ahli di bidangnya dengan keunikan masing-masing pribadi, kerja tuntas dan akurat penuh tanggung jawab dan komitmen, asah kemampuan dan pengetahuan, serta manajemen waktu dan bekerja dengan hati.

Responsive. Memberikan layanan tepat waktu dan transparan, Inisiatif menggali kebutuhan layanan. Cekatan dalam menyelesaikan masalah, serta proaktif untuk meningkatkan kualitas layanan.

Innovative. Menciptakan terobosan baru, berpendapat positif dan bernilai tambah, berpartisipasi aktif serta mengenali perubahan kebutuhan pemangku kepentingan.

Modern. Menggunakan metode dan alat terkini agar meningkatkan kualitas kerja. Cepat dan tanggap dalam penguasaa teknologi terkini yang bermanfaat untuk memberikan layanan kepada pemangku kepentingan.

Enthusiastic. Antusiasme dan semangat kerja yang tinggi, penuh tanggung jawab, serta inisiatif menggali kebutuhan layanan.

Dalam rangka melaksanakan tugas dan fungsi yang luas dan kompleks tersebut, Sekretaris Jenderal di dukung oleh 8 (delapan) Unit Eselon II yang memiliki tugas dan fungsi yang berbeda-beda dan spesifik sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 234/PMK.01/2015 sebagai berikut:

1. Biro Perencanaan dan Keuangan; mempunyai tugas mengoordinasikan dan melaksanakan penyusunan rencana strategis atau jangka menengah, rencana kerja tahunan atau jangka pendek, mengolah, menelaah, dan mengoordinasikan perumusan kebijakan yang berhubungan dengan kegiatan Kementerian Keuangan, pengelolaan dan analisis kinerja dan risiko Kementerian Keuangan, penyusunan anggaran Kementerian Keuangan, pengelolaan dan pembinaan perbendaharaan Kementerian Keuangan, serta melaksanakan sistem akuntansi dan menyusun laporan keuangan Kementerian Keuangan;

2. Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan; mempunyai tugas mengoordinasikan dan melaksanakan pembinaan dan penataan organisasi, tata laksana, dan jabatan fungsional pada semua satuan organisasi di lingkungan Kementerian Keuangan;

3. Biro Hukum; mempunyai tugas mengoordinasikan dan melaksanakan perumusan peraturan perundang-undangan dan memberikan pertimbangan hukum dalam rangka penyelesaian masalah hukum

Page 16: Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1352014/...Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.id

Kementerian Keuangan4

Gambar 1. Struktur Organisasi Sekretariat Jenderal sesuai PMK 234/2015

Page 17: Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1352014/...Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.id

Laporan Kinerja 2017 5

yang berkaitan dengan tugas Kementerian Keuangan;

4. Biro Bantuan Hukum; mempunyai tugas mengoordinasikan dan melaksanakan penelaahaan kasus hukum, memberikan bantuan hukum, pendapat hukum, pertimbangan hukum yang berkaitan dengan tugas Kementerian, eks Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN), Bank Dalam Likuidasi (BDL), hak uji materiil dan sengketa kepegawaian, serta sengketa internasional, arbitrase, pemulihan aset negara, dan menganalisa peraturan perundang-undangan terkait tugas Kementerian Keuangan;

5. Biro Sumber Daya Manusia; mempunyai tugas untuk mengoordinasikan dan melaksanakan dan mengoordinasikan penyiapan pembinaan dan pengelolaan sumber daya manusia di lingkungan Kementerian Keuangan, sesuai dengan peraturan perundang-undangan;

6. Biro Komunikasi dan Layanan Informasi; mempunyai tugas mengoordinasikan dan melaksanakan pembinaan dan manajemen kehumasan di lingkungan Kementerian sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

7. Biro Perlengkapan; mempunyai tugas mengoordinasikan dan melaksanakan pembinaan administrasi dan pengelolaan perlengkapan/kekayaan Kementerian Keuangan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

8. Biro Umum; mempunyai tugas melaksanakan dan mengoordinasikan pelaksanaan ketatausahaan tingkat Kementerian Keuangan dan pemberian pelayanan pelaksanaan tugas kantor pusat Kementerian Keuangan,

serta melaksanakan dan mengoordinasikan pembinaan dan pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unit di lingkungan Sekretariat Jenderal.

Sekretaris Jenderal selain membawahi biro-biro juga membawahi unit pusat-pusat yang bertanggung jawab kepada Menteri melalui Sekretaris Jenderal, adalah sebagai beriktu:

1. Pusat Sistem Informasi dan Teknologi Keuangan; yang bertugas untuk melaksanakan pengkoordinasian penyusunan rencana strategis, kebijakan, dan standarisasi teknologi informasi dan komunikasi, pengembangan sistem informasi dan teknologi keuangan, pengelolaan operasional layanan teknologi informasi dan komunikasi, dan pengelolaan Jabatan Fungsional Pranata Komputer.

Sekretariat Jenderal juga terdapat 2 (dua) Unit Pelaksana Teknis yang bertanggung jawab kepada Pusintek, yakni:1.1. Kantor Pengelolaan Teknologi

Informasi dan Komunikasi dan Barang Miliki Negara; yang bertugas untuk melaksanakan pengelolaan teknologi informasi dan komunikasi dan barang milik negara.

1.2. Kantor Pengelolaan Pemulihan Data; yang bertugas untuk melaksanakan pengelolaan Disaster Recovery Center (DRC) Kementerian Keuangan.

2. Pusat Pembinaan Profesi Keuangan; yang bertugas untuk penyiapan rumusan kebijakan, pembinaan, pengembangan dan pengawasan atas profesi keuangan yaitu Akuntan, Akuntan Publik, Teknisi Akuntansi, Penilai, Penilai Publik, dan Aktuaris.

Page 18: Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1352014/...Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.id

Kementerian Keuangan6

3. Pusat Analisis dan Harmonisasi Kebijakan; yang bertugas untuk melaksanakan analisis, harmonisasi dan sinergi kebijakan atas pelaksanaan program dan kegiatan Menteri Keuangan, pengelolaan program dan kegiatan Menteri Keuangan, dan pengelolaan indikator kinerja utama Kementerian.

4. Pusat Layanan Pengadaan Secara Elektronik; yang bertugas untuk menyiapkan rumusan kebijakan di bidang pengadaan barang/jasa pemerintah secara elektronik, pembinaan dan pengawasan pelaksanaan pengadaan secara elektronik Kementerian Keuangan, pengelolaan sistem Layanan Pengadaan Secara Elektronik serta memberikan pelayanan pengadaan secara elektronik Kementerian/Lembaga.

Selain itu, Sekretariat Jenderal juga mengkoordinasikan organisasi yang diamanatkan oleh Peraturan Perundang-undangan, antara lain:

1. Sekretariat Pengadilan Pajak; merupakan amanat UU Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak, yang bertugas memberikan dukungan kepada Pengadilan Pajak dalam rangka mewujudkan administrasi peradilan pajak yang tertib, efektif, dan efisien dengan memberikan pelayanan administrasi sengketa pajak secara cepat, murah, dan sederhana;

2. Sekretariat Komite Pengawas Perpajakan; merupakan amanat UU Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum Perpajakan (KUP) untuk mendukung dan meningkatkan efektivitas pelaksanaan tugas Komite Pengawas Perpajakan;

3. Pusat Investasi Pemerintah (PIP); merupakan amanat Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2008 tentang Investasi Pemerintah, yang mempunyai tugas untuk melaksanakan kewenangan operasional dalam pengelolaan investasi Pemerintah Pusat sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan, dan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

Meskipun kemudian pada pertengahan tahun tepatnya sejak tanggal diundangkannya (5 Juli 2017) PMK Nomor 91/PMK.01/2017 unit kerja ini menjadi tanggungjawab Direktorat jenderal Perbendaharaan;

4. Lembaga Pengelola Dana Pendidikan; merupakan amanat Undang-Undang APBN Tahun 2010 s.d. 2013 dan dalam Perpres 28 Tahun 2015, LPDP merupakan unit khusus Kementerian Keuangan yang bertanggung jawab langsung kepada Menteri Keuangan.

Page 19: Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1352014/...Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.id

Laporan Kinerja 2017 7

(halaman ini sengaja dikosongkan)

Page 20: Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1352014/...Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.id

Kementerian Keuangan8

S U M B E R D A Y A

M A N U S I A

Salah satu aset yang utama dalam rangka mewujudkan visi dan misi adalah kompetensi yang tinggi dari Sumber Daya Manusia yang dimiliki. Komitmen Sekretariat Jenderal adalah melakukan peningkatan kompetensi pegawai, dimana pada tahun 2017 ditunjukkan dengan penetapan Indikator Kinerja Utama

Jumlah Pegawai Sekretariat Jenderal hingga akhir tahun 2017 adalah sebanyak 2706 pegawai, dengan proporsi pria adalah sebanyak 1869 orang, dan wanita sebanyak 837 orang. Berdasarkan tingkat pendidikan, proporsi terbanyak adalah lulusan S1, yaitu 1076 orang atau sebesar 39,76% dan kemudian lulusan D3, yaitu sebanyak 649 orang atau sebesar 23,98%.

Gambar 2. Demografi Pegawai per Unit Eselon II

Set-PP368 orang

Setkomwasjak44 orang

P-LPSE104 orang

LPDP30 orang

Pushaka78 orang

Cankeu151 orang

PPPK118 orang

Organta88 orang

Pusintek380 orang

Hukum119 orang

Umum283 orang

Bankum90 orang

SDM597 orang

KLI141 orang

Perlengkapan108 orang

Total Pegawai

2706 orang(termasuk SesJen, Tenaga Pengkaji, dan pegawai pelaksana di bawahnya)Pria: 1869 | Wanita: 837

Page 21: Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1352014/...Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.id

Laporan Kinerja 2017 9

Di bawah ini detail demografi pegawai di Sekretariat Jenderal Kementerian Keuangan berdasarkan Unit Eselon II, Golongan/Jabatan, Usia, dan Tingkat Pendidikan yang menggambarkan keragaman dan kompetensi dan kapabilitas sumber daya manusia yang dimiliki oleh Sekretariat Jenderal dalam mengeksekusi strategi yang telah ditetapkan selama tahun 2107.

Gambar 3. Demografi Pegawai Setjen Berdasarkan Golongan/Jabatan

Gol. IV345 orang

Gol. III1498 orang

Gol. I2 orang

Gol. II861 orang

Eselon II.B2 orang

Eselon I.A1 orang

Eselon III.A14 orang

Eselon IV.A340 orang

Non Eselon2231 orang

Page 22: Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1352014/...Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.id

Kementerian Keuangan10

Gambar 4. Demografi Pegawai Setjen Berdasarkan Usia

30-34755 orang

40-44299 orang

35-39247 orang

di atas 601 orang

45-49355 orang

55-59167 orang

50-54195 orang

15-191 orang

20-24127 orang

25-29559 orang

Page 23: Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1352014/...Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.id

Laporan Kinerja 2017 11

Gambar 5. Demografi Pegawai Setjen Berdasarkan Tingkat Pendidikan

S11076 orang

D478 orang

D3649 orang

D21 orang

D194 orang

SMA342 orang

SMP19 orang

SD12 orang

S328 orang

S2407 orang

Page 24: Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1352014/...Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.id

Kementerian Keuangan12

M A N D A T

D A N P E R A N

S T R A T E G I S

Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya di lingkungan Kementerian Keuangan, Sekretariat Jenderal memiliki peran strategis antara lain:

1. Menyiapkan penyusunan rencana program jangka panjang, jangka menengah, jangka pendek dan srategik, mengolah, menelaah dan mengkoordinasikan perumusan program dan kebijakan yang berhubungan dengan kegiatan Kementerian, serta melaksanakan pengelolaan dan pembinaan keuangan Kementerian berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

2. Melaksanakan pembinaan dan penataan organisasi dan tatalaksana pada semua satuan organisasi di lingkungan Kementerian;

3. Mengkoordinasikan dan melaksanakan perumusan peraturan perundang-undangan, serta memberikan bantuan hukum dan pertimbangan hukum yang berkaitan dengan tugas Kementerian;

4. Melaksanakan pengelolaan dan pembinaan kepegawaian di lingkungan Kementerian sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

5. Mengkoordinasikan penyusunan program komunikasi publik, mengkomunikasikan kebijakan fiskal dan hasil pelaksanaannya, melaksanakan edukasi publik mengenai peraturan perundangan di bidang keuangan dan mengelola opini publik dalam rangka mendapatkan dukungan dan partisipasi masyarakat serta menyiapkan penyelenggaraan rapat kerja dan pembahasan rancangan undang-undang bidang keuangan dengan Dewan Perwakilan Rakyat;

6. Melaksanakan pembinaan administrasi dan pengelolaan perlengkapan/kekayaan Kementerian berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku; dan

7. Membina pelaksanaan ketatausahaan Kementerian dan melaksanakan urusan tata usaha, rumah tangga serta pemberian pelayanan yang menunjang pelaksanaan tugas Kantor pusat Kementerian.

Page 25: Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1352014/...Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.id

Laporan Kinerja 2017 13

(halaman ini sengaja dikosongkan)

Page 26: Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1352014/...Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.id

Kementerian Keuangan14

I S U - I S U /

P E R I S T I W A

U T A M A

Dalam perjalanan sepanjang tahun 2017, Sekretariat Jenderal secara umum menghadapi beberapa isu-isu/peristiwa utama, antara lain:

1. Penataan Organisasi Adanya tuntutan perubahan baik eksternal

maupun internal memerlukan penyesuaian. Sebagai organisasi modern, tentu saja Sekretariat Jenderal merespon hal ini dengan melakukan beberapa perubahan mendasar, salah satunya adalah dengan perubahan struktur organisasi pada level unit eselon II. Sepanjang tahun 2017 telah dihasilkan beberapa ketetapan perubahan organisasi, antara lain:

a. Penataan Organisasi dan Tata Kerja Pusat Investasi Pemerintah melalui PMK Nomor 91/PMK.01/2017; dimana di tahun-tahun berikutnya PIP sebagai unit organisasi non eselon di bidang pembiayaan usaha mikro, kecil, dan menengah yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri Keuangan melalui Direktur Jenderal Perbendaharaan;

b. Diamanatkannya unit baru yang secara administrasi berada di bawah Setjen yaitu Sekretariat Komite Stabilitas Sistem Keuangan (Set-KSSK) dengan ditetapkannnya PMK Nomor 92/PMK.01/2017 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Sekretariat Komite Stabilitas Sistem Keuangan;

c. Ditetapkannnya Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 234/PMK.01/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Keuangan melalui PMK Nomor 212/PMK.01/2017; dimana di dalam struktur organisasi Sekretriat Jenderal memfokuskan ulang tugas dan fungsi Biro Bantuan Hukum sekaligus merubah nomenklaturnya menjadi Biro Advokasi, selanjutnya Biro Perlengkapan dan Pusat Layanan Pengadaan Secara Elektronik (PLPSE) menjadi satu dan berubah nomenklatur menjadi Biro Manajemen Barang Milik Negara dan Pengadaan.

2. Inisiatif Strategis Reformasi Birokrasi Transformasi Kelembagaana. Penguatan Budaya Organisasi Inisiatif Penguatan Budaya Kementerian

Keuangan merupakan inisiatif strategis yang menjiwai dan mendorong implementasi Inisiatif Strategis Program Reformasi Birokrasi dan Transformasi Kelembagaan Kementerian Keuangan dan pelaksanaan tugas Kementerian Keuangan lainnya

Tiga (3) outcomes utama atas pelaksanaan IS ini adalah mengoptimalkan pendapatan negara, mewujudkan pengelolaan keuangan negara yang akuntabel, dan belanja negara yang efektif dan efisien.

Sepanjang tahun 2017 rangkaian kegiatan termasuk gerakan efisiensi sebagai quickwin yaitu dengan ditetapkannya Instruksi

Page 27: Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1352014/...Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.id

Laporan Kinerja 2017 15

Menteri Keuangan Nomor 346/IMK.01/2017 tentang Gerakan Efisiensi sebagai Bagian Implementasi Penguatan Budaya Kementerian Keuangan dan di Sekretariat Jenderal melalui Instruksi Sekretariat Jenderal Nomor INS-186/SJ/2017 tentang Gerakan Efisiensi sebagai Implementasi Penguatan Budaya Kementerian Keuangan di lingkungan Sekretariat Jenderal.

b. Leaders Factory Leaders Factory adalah program pengelolaan

SDM untuk menghasilkan pegawai yang memiliki kompetensi dan keahlian, khususnya dalam bidang Pengelolaan Keuangan Negara yang difokuskan mengisi kebutuhan jabatan atau posisi di dalam dan/atau luar lingkungan Kementerian Keuangan dalam rangka mendukung pengelolaan keuangan pemerintah yang baik.

c. Enterprise Arsitektur Enterprise Architecture (EA) adalah

sebuah gambaran atau blueprint untuk mengorganisasi semua proses bisnis enterprise, informasi yang dibutuhkan dan teknologi-teknolgi pendukung. Dalam EA terdiri dari definisi keadaan sekarang (As-Is), Visi status masa depan (“To-Be”) tentang bisnis seperti halnya teknologi.

Penyiapan perangkat EA dilakukan dengan cara menyusun kajian kebutuhan, proof of concept kandidat perangkat potensial

(Orbus, SoftwareAG, Mega), dan pengadaan perangkat EA. Setelah melalui rangkaian tahapan tersebut, perangkat EA yang terpilih adalah Orbus iServer.

Ke depan diharapkan adanya manfaat antara lain:1) menangkap fakta tentang misi, fungsi,

dan landasan bisnis dalam bentuk yang dipahami untuk mendukung perencanaan dan pengambilan keputusan yang baik;

2) memperbaiki komunikasi di antara pengelola Teknologi Informasi (TI) dan unit pengelola organisasi/tata laksana (proses bisnis) menggunakan notasi yang sama;

3) Fokus pada penggunaan strategi dari teknologi untuk pengelolaan informasi organisasi yang baik dan meningkatkan konsistensi, akurasi, tepat waktu, integritas, kualitas, ketersedian, akses, dan berbagi informasi pengelolaan TI;

4) penyediaan mekanisme berbagi layanan di seluruh bagian organisasi;

5) mempercepat integrasi sistem yang eksis, migrasi, dan yang baru;

6) Memastikan pemenuhan hukum dan regulasi.

3. Implementasi Platform as a Service (PaaS) dalam rangka mewujudkan Integrasi TIK

Salah satu upaya Sekretaris Jenderal c.q. Pusintek dalam rangka penyempurnaan integrasi pengelolaan TIK Kemenkeu dalam

Page 28: Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1352014/...Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.id

Kementerian Keuangan16

tatanan integrasi infrastruktur secara menyeluruh adalah dengan menginisiasi layanan komputasi awan (cloud computing) yaitu dengan menyediakan platform yang memungkinkan unit eselon I di lingkungan Kementerian Keuangan untuk mengembangkan, menjalankan, dan mengelola aplikasi tanpa kompleksitas membangun dan memelihara infrastruktur yang biasanya terkait dengan pengembangan dan peluncuran aplikasi.

Kondisi pengelolaan perangkat TIK saat ini banyak yang berbentuk colocation (hanya penempatan perangkat pada DC-DRC Kemenkeu), dengan teknologi dan platform yang beragam; sehingga dengan adanya diharapkan ke depan:

a. Perencanaan kebutuhan infrastruktur TIK lebih efisien antara lain biaya pengadaan, biaya pemeliharaan (listrik, EOS, lisensi dll), aspek pengelolaan (SDM), aspek waktu, dan kemudahan dalam pengendalian dan pemantauan anggaran infrastruktur TIK karena dijalankan secara terpusat;

b. Unit Eselon I dapat lebih cepat dalam menerapkan proses bisnis berbasis TIK, tanpa perlu menyiapkan infrastruktur TIK, dimana penyediaan infrastruktur TIK sepenuhnya oleh Pusintek;

c. Unit Eselon I fokus pada pengelolaan aplikasi miliknya saja;

d. Mempercepat penanganan gangguan TIK dengan BCP yang komprehensif dan DRP terpadu;

e. Terwujudnya standarisasi sistem TIK Kemenkeu;

f. Kemudahan dalam pengelolaan infrastruktur TIK dan keamanan informasi;

g. Kemudahan dalam meningkatkan kapasitas infrastruktur TIK

Inisiasi ini tidak dapat diwujudkan dalam waktu yang singkat, pembangunan dan pengembangannya akan dilanjutkan tidak hanya di tahun 2017 saja, namun akan berlanjut hingga beberapa tahun ke depan.

4. Gugatan Arbitrase Internasional IMFA Gugatan Arbitrase Internasional oleh

perusahaan tambang dari India yang bernama India Metals and Ferro Alloys Limited (IMFA) di Permanent Court of Arbitration (PCA) kepada Pemerintah Indonesia dimana kasusnya sudah berlangsung sejak 2015 lalu, sepanjang tahun 2017 Kementerian Keuangan c.q. Biro Bantuan Hukum masih diamanatkan untuk menangani kasus tersebut.

5. Persiapan Annual Meeting IMF-World Bank Group Tahun 2018Rangkaian pertemuan IMF-World Bank (IMF-WB) dilaksanakan secara rutin setiap tahun di Washington D.C, Amerika Serikat. Sesuai dengan resolusi Dewan Gubernur International Monetary Fund (IMF) dan World Bank (WB) tanggal 28 Agustus 2015, Indonesia ditetapkan sebagai tuan rumah penyelenggaraan Rangkaian Pertemuan Tahunan IMF-WB Tahun 2018 yang akan dilaksanakan di Nusa Dua, Bali.

Hal tersebut tertuang pada Nota Kesepahaman nomor MoU-5.1/MK.010/2016 dan nomor 18/3A/NK/GBI/2016 tentang Persiapan Penyelenggaraan Rangkaian Pertemuan Tahunan International Monetary Fund – World Bank Tahun 2018 antara Menteri Keuangan (Menkeu) dan Gubernur Bank Indonesia (BI), yang ditandatangani pada tanggal 14 April 2016.

Adapun harapan manfaat yang diperoleh dari pelaksanaan kegiatan adalah adanya dukungan dari IMF-World Bank dan mitra asing

Page 29: Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1352014/...Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.id

Laporan Kinerja 2017 17

yang berpartisipasi pada Pertemuan Tahunan IMF-World Bank Group yang merupakan mitra portofolio terdiversifikasi potensial Indonesia untuk pembangunan infrastruktur dan pembangunan sumber daya manusia melalui kebijakan bantuan pendidikan dan kesehatan. Hal ini akan sejalan dengan tema pembangungan nasional jangka menengah tahun 2015 - 2019 yaitu “Pembangunan yang kuat, inklusif, dan berkelanjutan”.

Salah satu fokus dalam rencana pembangunan tersebut adalah menghindari middle income trap dengan cara pertumbuhan ekonomi nasional 6 - 8% per tahun, pendapatan perkapita hingga 2019 menuju USD7.000, dan target tingkat kemiskinan 6 - 8% per tahun. Salah satu arah kebijakan umum pembangunan nasional dimaksud adalah mempercepat pembangunan infrastruktur untuk pertumbuhan dan pemerataan. Pembangunan infrastruktur diarahkan untuk memperkuat konektivitas nasional untuk mencapai keseimbangan pembangunan, mempercepat penyediaan infrastruktur dasar (perumahan, air bersih, sanitas, dan listrik), menjaga ketahanan air, pangan, dan energi untuk mendukung ketahanan nasional, dan mengembangkan sistem transportasi massal

perkotaan yang kesemuanya dilaksanakan secara terintegrasi dan peran kerja sama Pemerintah-Swasta.

Di bidang Moneter, diharapkan dengan adanya Pertemuan Tahunan IMF-World Bank Group, Indonesia dapat memanfaatkan momentum tersebut sebagai sarana koordinasi untuk menjaga kestabilan nilai rupiah dengan negara-negara anggota IMF sehingga stabilitas sektor keuangan terjaga dan pada gilirannya melancarkan proses pembangunan yang saat ini sedang fokus pada infrastruktur.

6. Dana Pendidikan LPDPDana Pengembangan Pendidikan Nasional (DPPN) yang dikelola dengan mekanisme pengelolaan dana abadi (endowment fund) yang di kelola oleh Badan Layanan Umum (BLU) LPDP mendapatkan tantangan dalam pencapaian targetnya di tahun 2017, dimana terdapat kebijakan antara lain dari Bank Indonesia untuk menurunkan Suku Bunga sehingga berimbas kepada pendapatan LPDP dan adanya amanat kepada LPDP untuk melakukan penempatan dana di obligasi pemerintah (SUN dan SBSN) dengan yield yang lebih kecil dibanding saat ditempatkan pada deposito.

Page 30: Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1352014/...Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.id

Kementerian Keuangan18

S I S T E M A T I K A

L A P O R A N

K I N E R J A

Sistematika penyajian Laporan Kinerja Setjen Tahun 2016 adalah sebagai berikut:

1. Pendahuluan Pada bab ini disajikan penjelasan umum

organisasi, dengan penekanan kepada aspek strategis organisasi serta permasalahan utama (strategic issued) yang sedang dihadapi organisasi.

2. Perencanaan Kinerja Pada bab ini diuraikan ringkasan/ikhtisar

perjanjian kinerja tahun yang bersangkutan.

3. Akuntabilitas KinerjaA. Realisasi Agenda Prioritas

Pada Sub bab ini di uraikan khusus kegiatan atas agenda prioritas Sekretariat Jenderal Kementerian Keuangan yang tertuang pada Inisiatif Strategis Reformasi Birokrasi Transformasi Kelembagaan (IS RBTK) yang menjadi tanggungjawab Sekretarariat Jenderal Kementerian Keuangan dan yang menjadi prioritas Setjen di tahun 2017.

B. Capaian Kinerja Organisasi Pada sub bab ini secara ringkas diuraikan

capaian kinerja organisasi.

C. Analisis Kinerja Pada sub bab ini disajikan capaian

kinerja organisasi untuk setiap sasaran strategis Organisasi sesuai dengan pengukuran kinerja organisasi dalam

Keputusan Menteri Keuangan Nomor 467/KMK.01/2014.

D. Realisasi Anggaran Pada sub bab ini diuraikan realisasi

anggaran yang digunakan dan yang telah digunakan untuk mewujudkan kinerja organisasi sesuai dengan dokumen Perjanjian Kinerja.

E. Inisiatif Strategis Pada sub bab ini diuraikan realisasi Insiatif

Strategis Setjen sesuai dengan dokumen Perjanjian Kinerja.

F. Evaluasi Kinerja 2017 Pada sub bab ini diuraikan mengenai

evaluasi atas audit Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemeritah atas Kinerja Sekretariat Jenderal dan proses refinement Kontrak Kinerja 2018.

4. Kinerja Lainnya, menjelaskan kinerja yang dicapai oleh Sekretariat Jenderal dan penghargaan-penghargaan sepanjang tahun 2017

5. Penutup Pada bab ini diuraikan simpulan umum atas

capaian kinerja organisasi serta langkah di masa mendatang yang akan dilakukan organisasi untuk meningkatkan kinerjanya.

6. Lampiran

Page 31: Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1352014/...Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.id

Laporan Kinerja 2017 19

(halaman ini sengaja dikosongkan)

Page 32: Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1352014/...Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.id

Kementerian Keuangan20

Page 33: Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1352014/...Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.id

Laporan Kinerja 2017 21

Page 34: Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1352014/...Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.id

Kementerian Keuangan22

R E N C A N A

S T R A T E G I S

S E T J E N

2 0 1 5 - 2 0 1 9

Penyusunan Perjanjian Kinerja di tahun 2017 dimulai dari melakukan reviu ulang dokumen-dokumen terkait dengan perencanaan, termasuk di dalamnya dokumen Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Keuangan tahun 2015 – 2019 dan Renstra Setjen 2015 – 2019.

Renstra Kementerian Keuangan yang disusun dengan menyesuaikan kepada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJM Nasional) dan bersifat indikatif, sedangkan Rencana Strategis Sekretariat Jenderal adalah penjabaran Rencana Strategis Kementerian Keuangan yang menjadi tanggungjawab Sekretariat Jenderal, dimana dokumen ini memuat perencanaan jangka menengah (5 tahun) termasuk visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, program, dan kegiatan pembangunan sesuai dengan tugas dan fungsi Sekretariat Jenderal.

Sekretariat Jenderal melaksanakan pembinaan dan perencanaan di bidang kepegawaian, keuangan, perlengkapan, organisasi dan tatalaksana, hukum, hubungan antar lembaga dan masyarakat, dan administrasi serta koordinasi terhadap pelaksanaan kerja unit organisasi di lingkungan Kementerian Keuangan. Rentra Sekretariat Jenderal kemudian ditetapkan dalam Keputusan Sekretariat Jenderal Nomor KEP-169.1/SJ/2015 tentang Rencana Strategis (Renstra) Sekretariat Jenderal Tahun 2015-2019.

Dokumen Renstra tersebut menjadi pedoman bagi Sekretariat Jenderal dalam mewujudkan visi Sekretariat Jenderal, yaitu “Menjadi Penggerak

Utama Penyempurnaan Berkelanjutan Menuju Terwujudnya Visi Kementerian Keuangan” selama 5 tahun ke depan serta menjadi pedoman bagi Sekretariat Jenderal dalam menyusun Rencana Kerja (Renja) tahunan.

Sebagaimana terdapat pada bab sebelumnya, visi Sekretariat Jenderal adalah:

“Menjadi Penggerak Utama Penyempurnaan Berkelanjutan Menuju Terwujudnya Visi Kementerian Keuangan”

Frase “Menjadi Penggerak Utama” mengandung pengertian bahwa Sekretariat Jenderal dalam peran dan fungsinya harus mampu mengelola dan sekaligus pembina sumber daya di lingkungan Kementerian Keuangan sehingga benar-benar mampu mengikuti dan menopang dinamika Kementerian Keuangan. Sumber daya yang dikelola Sekretariat Jenderal meliputi antara lain: sumber daya keuangan, sumber daya manusia, sumber daya organisasi dan sumber daya teknologi dan informasi.

Frase “Penyempurnaan Berkelanjutan” mengandung pengertian bahwa suatu proses yang dinamis dimana organisasi dan segenap elemen di dalamnya harus senantiasa melakukan proses perbaikan dalam menunju kesempurnaan. Dalam posisi ini, Sekretariat Jenderal memegang

Page 35: Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1352014/...Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.id

Laporan Kinerja 2017 23

peran sebagai penggerak utama dalam proses penyempurnaan yang berkelanjutan sehingga Kementerian Keuangan mampu mewujudkan visinya.

1. Tujuan Pengelolaan sumber daya yang baik sesuai

dengan prinsip-prinsip tata kelola yang baik di lingkungan Kementerian Keuangan diharapkan mampu mewadahi sekaligus mefasilitasi seluruh program kerja Kementerian Keuangan dalam rangka mencapai tujuan.

Pengelolaan sumber daya yang baik sesuai dengan prinsip-prinsip tata kelola yang baik di lingkungan Kementerian Keuangan diharapkan mampu mewadahi sekaligus mefasilitasi seluruh program kerja Kementerian Keuangan dalam rangka mencapai tujuan.

Penyempurnaan berkelanjutan di bidang pengelolaan sumber daya merupakan keharusan sebagai implementasi dari transformasi kelembagaan Kementerian Keuangan tahun 2015-2019. Untuk mecapai visi Sekretariat Jenderal 2015-2019 telah ditetapkan tujuan-tujuan yang akan dicapai sebagai berikut:

1. Kualitas pengelolaan keuangan yang terus meningkat sehingga mampu mendukung pelaksanaan program Kementerian Keuangan;

2. Kesinambungan reformasi birokrasi, perbaikan governance, dan pengutan kelembagaan;

3. Sistem teknologi dan informasi di lingkungan Kementerian Keuangan yang terintegrasi;

4. Kualitas sumber daya manusia Kementerian Keuangan yang meningkat sehingga menjadi yang terbaik di kelasnya;

5. Kualitas layanan korporasi yang tinggi sehingga mampu memberikan kepuasan yang tinggi bagi pemangku kepentingan internal dan eksternal Kementerian Keuangan;

6. Kinerja tugas-tugas khusus yang tinggi.

2. Sasaran Strategis Dalam rangka memudahkan pengukuran

pencapaian tujuan-tujuan Sekretariat Jenderal yang telah ditetapkan, perlu dirinci dalam beberapa sasaran strategis. Terdapat 6 sasaran strategis dalam internal process perspective yang merupakan kondisi yang ingin dicapai oleh Sekretariat Jenderal pada tahun 2019, yaitu:

1. Sasaran strategis yang ingin dicapai dalam tujuan meningkatkan kualitas pengelolaan keuangan adalah pengelolaan keuangan yang kredibel dan akuntabel;

2. Sasaran strategis yang ingin dicapai dalam tujuan kesinambungan reformasi birokrasi, perbaikan governance, dan penguatan kelembagaan adalah transformasi kelembagaan yang efektif;

3. Sasaran strategis yang ingin dicapai dalam tujuan sistem teknologi dan informasi yang terintegrasi adalah sistem informasi keuangan yang terintegrasi;

4. Sasaran strategis yang ingin dicapai dalam

Page 36: Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1352014/...Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.id

Kementerian Keuangan24

tujuan kualitas sumber daya manusia Kementerian Keuangan yang meningkat adalah penguatan pengelolaan sumber daya manusia berbasis merit;

5. Sasaran strategis yang ingin dicapai dalam tujuan kualitas layanan korporasi yang tinggi adalah layanan korporat yang andal

6. Sasaran strategis yang ingin dicapai dalam tujuan kinerja tugas-tugas khusus yang tinggi adalah pelaksanaan tugas khusus yang optimal.

3. Program Dalam rangka mewujudkan visi dan misi

Sekretariat Jenderal serta mendukung tercapainya kebijakan, visi dan misi Kementerian Keuangan, 6 tujuan dan 6 sasaran strategisnya, maka disusun program: “Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Kementerian Keuangan”

Adapun untuk mengetahui tingkat keberhasilan pencapaiannya, setiap sasaran strategis dan kegiatan diukur dengan menggunakan Indikator Kinerja Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Kegiatan.

4. Kegiatan Untuk mecapai sasaran strategis yang telah

ditetapkan tersebut, Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Kementerian Keuangan diturunkan dalam beberapa Kegiatan, yaitu:

1. Koordinasi Penyusunan Rencana Kerja, Pembinaan dan Pengelolaan Anggaran;

2. Pembinaan dan Penataan Organisasi, Tata Laksana, dan Jabatan Fungsional;

3. Pembinaan dan Koordinasi Perumusan Peraturan Perundang-undangan;

4. Pembinaan dan Koordinasi Pemberian Bantuan Hukum;

5. Pembinaan dan Koordinasi Pengelolaan SDM;

6. Membangun Kepercayaan dan Meningkatkan Dukungan Publik Terhadap Kebijakan di Bidang Keuangan Negara;

7. Pembinaan Administrasi dan Pengelolaan Perlengkapan;

8. Pembinaan Administrasi dan Dukungan Pelayanan Pelaksanaan Tugas Kantor Pusat Kementerian Keuangan;

9. Koordinasi dan Pengembangan Sistem Informasi dan Teknologi Keuangan;

10. Pembinaan dan Pengawasan Profesi Keuangan;

11. Koordinasi dan Harmoni Pelaksanaan Kebijakan Menteri Keuangan;

12. Pengelolaan Investasi Pemerintah;13. Penyelesaian Sengketa Pajak;14. Pembinaan Teknis dan Layanan Pengadaan

Secara Elektronik;15. Dukungan Manajemen dan Dukungan

Teknis Pelaksanaan Tugas Komite Pengawas Perpajakan;

16. Pengelolaan Dana Pengembangan Pendidikan Nasional (DPPN);

17. Dukungan Pelayanan dan Pelaksanaan Tugas Kantor-Kantor Vertikal di Daerah yang Berkantor di GKN.

Page 37: Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1352014/...Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.id

Laporan Kinerja 2017 25

(halaman ini sengaja dikosongkan)

Page 38: Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1352014/...Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.id

Kementerian Keuangan26

R E N C A N A

K E R J A 2 0 1 7

Dokumen Rencana kerja (Renja) adalah dokumen resmi perencanaan tahunan yang ditetapkan dengan mereviu rencana strategis (5 tahunan), rencana kerja tahun sebelumnya dan arahan pimpinan/kebijakan yang ditetapkan pada tahun sebelumnya.

Dokumen Renja kemudian tidak hanya menjadi panduan dari organisasi tahun berjalan dalam mencapai sasaran 5 tahunan (renstra), namun dapat merevisi renstra itu sendiri dikarenakan kebutuhan atas perubahan yang tidak dapat dielakkan baik dari internal atau ekstrenal organisasi. Dokumen Renja selanjutnya disusun ke dalam Penganggaran Berbasis Kinerja (PBK) yang penerapannya di Kementerian Keuangan dituangkan ke dalam format Anggaran dan Informasi Kinerja (ADIK).

1. Evaluasi Renstra Setjen 2015-2019 Evaluasi Rencana Strategis Sekretariat Jenderal

2015-2019 merupakan salah satu tahapan yang dilakukan secara paralel dengan penyusunan rencana kerja sepanjang tahun 2017. Beberapa Sasaran Program (Outcome)/Sasaran Kegiatan (Output)/Indikator yang telah ditetapkan dalam KEP-169.1/SJ/2015 tentang Rencana Strategis (Renstra) Sekretariat Jenderal Tahun 2015-2019, yang sudah tidak relevan terutama karena adanya perubahan organisasi seperti misalnya:

a. Penataan Organisasi dan Tata Kerja Pusat Investasi Pemerintah melalui PMK Nomor 91/PMK.01/2017; dimana di tahun-tahun berikutnya PIP sebagai unit organisasi

non eselon di bidang pembiayaan usaha mikro, kecil, dan menengah yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri Keuangan melalui Direktur JenderalPerbendaharaan;

b. Diamanatkannya Sekretariat Khusus yang secara administrasi berada di bawah Setjen yaitu Sekretariat Komite Stabilitas Sistem Keuangan (Set-KSSK) dengan ditetapkannnya PMK Nomor 92/PMK.01/2017 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Sekretariat Komite Stabilitas Sistem Keuangan;

c. Ditetapkannnya Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 234/PMK.01/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Keuangan melalui PMK Nomor 212/PMK.01/2017; dimana di dalam struktur organisasi Sekretriat Jenderal memfokuskan ulang tugas dan fungsi Biro Bantuan Hukum sekaligus merubah nomenklaturnya menjadi Biro Advokasi, selanjutnya Biro Perlengkapan dan Pusat Layanan Pengadaan Secara Elektronik (PLPSE) menjadi satu dan berubah nomenklatur menjadi Biro Manajemen Barang Milik Negara dan Pengadaan.

Menjadi bahasan dalam reviu renstra Sekretariat Jenderal. Selanjutnya hal-hal yang dianggap lebih strategis atau prioritas dalam mengukur keberhasilan pencapaian Sasaran Program/sasaran Kegiatan di susun

Page 39: Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1352014/...Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.id

Laporan Kinerja 2017 27

dan diajukan kepada pimpinan untuk dapat ditetapkan dalam rencana kerja (Renja) Sekretariat Jenderal tahun berjalan.

Kegiatan reviu atas rencana strategis diawali dari reviu Rencana Strategis Sekretariat Jenderal yang naik dan menjadi tanggungjawab Setjen di tingkat Kementerian Keuangan yang tertuang dalam KMK Nomor 466/KMK.01/2015 tentang Rencana Strategis Kementerian Keuangan tahun 2015-2019. Berikut adalah pembahasan-pembahasan evaluasi renstra Setjen 2015-2019 yang dilaksanakan sepanjang tahun 2017:

a. Rapat dengan Biro Perencanaan dan Keuangan 25 Juli 2017 hal Review Implementasi Strategi Renstra Kementerian Keuangan 2015-2019;

b. UND-250/SJ.1/2017 tanggal 7 Agustus 2017 hal Undangan Rapat Persiapan Reviu Implementasi Strategi Renstra Kementerian Keuangan tahun 2015-2019, dilaksanakan pada hari Selasa 8 Agustus 2017;

c. Pelaksanaan Trilateral Meeting Satker Pusat Investasi Pemerintah (PIP) TA 2018 UND-270/SJ.1/2017 tanggal 23 Agustus 2017, dilaksanakan pada hari Kamis 24 Agustus 2017;

d. UND-234/SJ.8/2017 tanggal 15 Agustus 2017 hal Reviu Renstra Kemenkeu 2015-2019 dan Perencanaan Kegiatan Prioritas Kemenkeu tahun 2019; dilaksanakan pada hari Jumat, 25 Agustus 2017, di Ruang Rapat Mezzanine II;

e. UND-260/SJ.8/2017 tanggal 31 Agustus 2017 hal One-on-One Meeting Pembahasan Matriks Reviu Renstra Setjen 2015-2019, ; dilaksanakan pada hari Senin 4 September 2017;

f. Pelaksanaan Focus Group Discussion Reviu Implementasi Strategi Renstra Kementerian Keuangan tahun 2015-2019; UND-266/SJ.1/2017 tanggal 21 Agustus 2017, dilaksanakan pada hari Jumat, 8 September 2017;

g. ND-1013.1/SJ.8/2017 tanggal 8 September 2017 hal Penyampaian Matriks Reviu Renstra Kemenkeu 2015-2019 (UIC: Setjen) kepada Biro Perencanaan dan Keuangan;

h. UND-359/SJ.8/2017 tanggal 8 Desember 2017 hal Pembahasan Rencana Kegiatan Strategis Sekretaris Jenderal tahun 2019, dilaksanakan pada hari Jumat 15 Desember 2017.

2. Keselarasan Renstra 2015 – 2019 dengan Renja 2017

Penyusunan rencana kerja (Renja) dan Pagu Indikatif tahun Y disusun pada awal tahun Y-1 (dimulai sekitar bulan Februari–Maret setahun sebelumnya) dengan memperhatikan penyerapan anggaran pada tahun Y-2 dan alokasi anggaran yang diberikan pada tahun Y-1.

Proses penyusunan Rencana Kerja Sekretariat Jenderal tahun 2017 termasuk berbeda dari tahun-tahun sebelumnya hal ini karena adanya implementasi penerapan Arsitektur

Page 40: Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1352014/...Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.id

Kementerian Keuangan28

dan Informasi Kinerja (ADIK) yang dilakukan pertama kali pada tahun 2016 dalam rangka penyusunan renja tahun 2017, selanjutnya penerapan ADIK dilakukan secara piloting pada

Gambar 6. Ilustrasi Penataan ADIK

Arsitektur RKA-KLBerbasis pada Hasil (outcome)

Outcome

Output

Aktivitas

Input

Target

Target

Indikator

Indikator

Arsitektur RKA-KLBerdasarkan Struktur Organisasi

Level Eselon I

Level Eselon II

Program

Kegiatan

Output

Komponen

IKU Program

Outcome

IKK

Indikator Target 2017

Alokasi (dalam juta

rupiah)

1

Indeks Kesehatan Organisasi Kementerian Keuangan

77

19.463.292,12

Presentasi Pejabat yang memenuhi Standar Kompetensi Jabatan

85%

3Indeks Opini BPK atas Laporan Keuangan BA 015

4 (WTP)

4Indeks Kepuasan Pengguna Layanan (Penyedia Data)

4,02 (skala 5)

beberapa kegiatan saja atau menggunakan arsitektur yang sama dengan RKA-K/L (existing) yang telah disusun pada tahun 2016.

2.1. Indikator Kinerja dalam Renstra 2015-2019

Kode: 015.01.01 (Sekretariat Jenderal) Program/Kegiatan: Program Dukungan

Manajemen Dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Kementerian Keuangan

Sasaran Program (Outcome) /Sasaran Kegiatan (Output): Terwujudnya tata kelola yang baik dan kualitas layanan dan dukungan yang tinggi pada semua Eselon I di Kementerian Keuangan

2.2. Renja 2017 Program: Program Dukungan

Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Kementerian Keuangan

Page 41: Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1352014/...Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.id

Laporan Kinerja 2017 29

Kode Sasaran Program Indikator Kinerja Program (IKP) Target 2017Alokasi 2017 (dalam juta

rupiah)

01 Tata Kelola Kementerian Keuangan yang Baik

Rata-rata Indeks Tata Kelola Kementerian Keuangan 100

16.945.770,7Indeks Kepuasan Pengguna Layanan Sekretariat Jenderal 4,06

Indeks Opini BPK Atas LK BA 015 4 (WTP)

Sasaran Program (Outcome) dan Indikator Kinerja Program (IKP):

*) data sesuai PAGU Indikatif Form-2

Output Program Indikator Output Target 2017

01 Layanan Koorporat yang Berkualitas

Persentase Opini Positif Pemberitaan Kemenkeu Pada Media 85%

Waktu Rata-Rata Penyelesaian RPMK/RKMK 7 hari

Persentase Putusan Perkara Perdata Yang Berkekuatan Hukum Tetap dan Hak Uji Materil Yang Dimenangkan 85%

Tingkat Penyelesaian Pengembangan Jabatan Fungsional 75%

Rasio Utilisasi Aset Kemenkeu Terhadap Total Aset Tetap 18%

Indeks Penerapan Sistem Merit 3 (skala 5)

Tingkat Downtime TIK 1%

02Implementasi Tugas Khusus (Special Mission) yang Optimal

Indeks Pelaksanaan Tugas Khusus 95 (skala 100)

Output:

Kode KegiatanIndikasi

Pendanaan 2017 (juta)

Prakiraan Kebutuhan (juta)

2018 2019 2020

1625 Pembinaan dan Koordinasi Pemberian Bantuan Hukum 9.605,2 11.629,9 12.327,7 12.994,1

1626

Membangun Kepercayaan dan Meningkatkan Dukungan Publik Terhadap Kebijakan di Bidang Keuangan Negara

51.185,5 52.721,0 54.302,7 55.931,8

1627Pembinaan dan Koordinasi Perumusan Peraturan Perundang-Undangan

7.004,5 7.705,0 8.475,5 9.323,0

1628Pembinaan dan Penataan Organisasi, Tata Laksana dan Jabatan Fungsional

13.820,2 13.820,2 15.202,2 16.722,5

Kegiatan:

Page 42: Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1352014/...Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.id

Kementerian Keuangan30

Kode KegiatanIndikasi

Pendanaan 2017 (juta)

Prakiraan Kebutuhan (juta)

2018 2019 2020

1629Koordinasi Penyusunan Rencana Kerja, Pembinaan dan Pengelolaan Anggaran

96.745,2 104.934,2 115.427,6 126.970,4

1630 Pembinaan Administrasi dan Pengelolaan Perlengkapan 18.399,4 20.492,9 22.069,6 23.852,5

1631 Pembinaan dan Koordinasi Pengelolaan SDM 41.180,5 45.298,5 49.828,4 54.811,2

1632

Pembinaan Administrasi dan Dukungan Pelayanan Pelaksanaan Tugas Kantor Pusat Kementerian

14.377.023,5 14.236.009,7 14.436.309,8 14.644.675,1

1633Koordinasi dan Harmonisasi Pelaksanaan Kebijakan Menteri Keuangan

13.658,9 12.958,5 13.463,9 13.989,0

1634Koordinasi dan Pengembangan Sistem Informasi dan Teknologi Keuangan

562.177,0 562.777,4 619.055,1 680.960,6

1635 Pengelolaan Investasi Pemerintah - - - -

1636 Pembinaan Teknis dan Layanan Pengadaan Secara Elektronik 26.786,5 25.179,5 25.536,2 26.639,1

1637 Pembinaan dan Pengawasan Profesi Keuangan 29.849,4 31.122,4 32.362,7 33.843,0

1638

Dukungan Pelayanan Pelaksanaan Tugas Kantor-Kantor Vertikal di Daerah yang Berkantor di GKN

208.391,7 210.829,6 213.363,3 215.996,4

1639 Penyelesaian Sengketa Pajak 90.289,1 89.711,4 94.189,4 99.706,8

5170

Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Pelaksanaan Tugas Komite Pengawas Perpajakan

9.646,5 10.534,8 11.498,3 12.668,2

5171Pengelolaan Dana Pengembangan Pendidikan Nasional

1.390.007,6 3.806.890,0 4.284.434,8 5.043.526,9

*) data sesuai PAGU Indikatif Form-2

Page 43: Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1352014/...Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.id

Laporan Kinerja 2017 31

3. RefinementKontrakKinerjaSekretariatTahun 2017

Proses Refinement Kontrak Kinerja dilakukan dengan terlebih dahulu menelaah kembali Renja tahun 2017 yang telah sebelumnya di susun pada tahun 2016, dan Kontrak Kinerja tahun sebelumnya. Rewording IKU dan target yang kemudian akan ditetapkan dilakukan reviu bersama dengan para SubManajer Kinerja Organisasi (SMKO) unit eselon II di lingkungan Sekretariat Jenderal untuk kemudian di rumuskan Indikator Kinerja Utama yang sesuai dengan prioritas sasaran strategis Sekretariat Jenderal di tahun 2017 yang mendukung pencapaian Sasaran Strategis Kementerian Keuangan.

Dokumen lain yang kemudian dijadikan sebagai acuan refinement Kontrak Kinerja selain Renstra Kemenkeu 2015-2019, Renstra Setjen 2015-2019, KMK Nomor 36/KMK.01/2014 tentang Cetak Biru Program Transformasi Kelembagaan Kementerian Keuangan Tahun 2014-2025, Hasil Rapat Pimpinan dalam Leaders Offsite Meeting, dan Arahan pimpinan lainnya.

Proses penyusunan Kontrak Kinerja Sekretariat Jenderal dilakukan melalui mekanisme bottom-up (menjaring masukan dari masing-masing unit eselon II) dan top-down (berasal dari arahan-arahan langsung strategis dari Menteri Keuangan atau Sekretaris Jenderal terhadap arah organisasi Sekretariat Jenderal di tahun 2017).

Sepanjang tahun 2016 dan awal 2017 telah dilakukan beberapa kali pembahasan intensif refinement Kontrak Kinerja Sekretariat Jenderal tahun 2017 bersama SMKO dan pembahasan dalam rapat pimpinan refinement Sekretaris Jenderal dengan pimpinan unit eselon II dan

beberapa kali koordinasi korespondensi sebagai berikut:

a. One-on-one meeting dengan SMKO masing-masing unit eselon II melalui agenda Refinement Kontrak Kinerja Unit Eselon II Setjen, bertempat di Ruang Rapat DPK, Gedung Djuanda I lantai M pada hari Selasa tanggal 1 November 2016;

b. ND-96/TF/2016 tanggal 15 Desember 2016 hal Usulan Aplikasi Sebagai Bahan Rapat IKU terkait IKU e-Corporate Services tahun 2017;

c. S-612/SJ.1/2016 tanggal 15 Desember 2016 hal hasil Rapat Refinement Peta Strategi dan IKU Kemenkeu-Wide tahun 2017;

d. Rapat pimpinan membahas refinement Kontrak Kinerja Sekretariat Jenderal tahun 2017 pada tanggal 23 Desember 2016 bertempat di ruang rapat Sekretaris Jenderal Lantai 4 Djuanda I Kemenkeu;

e. Rapat pimpinan terbatas dengan mengundang beberapa pimpinan eselon II untuk membahas lanjutan isu strategis serta refinement atas kontrak Kinerja Setjen pada tanggal 29 Desember 2016;

f. UND-5/SJ.8/2017 tanggal 9 Januari 2017 hal Rapat Persiapan Refinement Kemenkeu-Two Setjen 2016;

g. Penyelarasan IKU Mandatory dan Inventarisasi IKU Kemenkeu-Three dan Kemenkeu-Four, UND-21/SJ.8/2017 tanggal 20 Januari 2017;

h. Himbauan pelaksanaan Refienenent Kontrak Kinerja di lingkungan Sekretariat Jenderal melalai Nota Dinas Nomor ND-68.1/SJ.8/2017 tanggal 23 Januari 2017 hal Pelaksanaan Refinement Kontrak Kinerja tahun 2017 dan Penilaian Kualitas Kontrak Kinerja tahun 2016.

Page 44: Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1352014/...Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.id

Kementerian Keuangan32

4. Penerjemahan IKK pada Renja ke dalam IKU pada Kontrak Kinerja 2017

Berikut adalah matriks penyesuaian Indikator Kinerja Program (IKP)/Indikator Output dalam Renja 2017 dengan Kontrak Kinerja tahun 2017:

Renja 2017 Kontrak Kinerja 2017

Indikator Kinerja Program (IKP)/Indikator Output Target Indikator Kinerja Utama (IKU) Target

Rata-rata Indeks Tata Kelola Kementerian Keuangan 100 1b-N. Rata-rata Indeks Tata Kelola Kementerian

Keuangan 100

Indeks Kepuasan Pengguna Layanan Sekretariat Jenderal

4,06 (skala 5)

2a-CP. Indeks Kepuasan Pengguna Layanan Sekretariat Jenderal 4.16 (skala 5)

Indeks Opini BPK atas LK BA 015 4 (WTP) 1a-CP. Indeks Opini BPK Atas LK BA 015 4 (WTP)

Persentase Opini Positif Pemberitaan Kemenkeu Pada Media

85%

2a-N. Persentase Opini Negatif Pemberitaan Kementerian Keuangan pada Media 10%

a. IKU ada di UE 2 Biro KLI, rewording Indikator Output Renja 2017 menitikberatkan pada upaya mengurangi opini Negatif.

b. Setjen tahun 2017 fokus pada penyelesaian rekomendasi strategi komunikasi.

Waktu Rata-Rata Penyelesaian RPMK/RKMK 7 hari

7c-N. Indeks Ketepatan Waktu Penyelesaian RPMK/RKMK

75 (skala 100)

Rewording Indikator Output Renja 2017, dengan target 75 setara dengan target penyelesaian 7 hari

Persentase Putusan Perkara Perdata Yang Berkekuatan Hukum Tetap dan Hak Uji Materil Yang Dimenangkan

85%7b-N. Persentase Putusan Perkara Perdata Yang

Berkekuatan Hukum Tetap dan Hak Uji Materil UU Yang Dimenangkan

90%

Tingkat Penyelesaian Pengembangan Jabatan Fungsional

75%

6b-N. Persentase Implementasi Penggunaan Jabatan Fungsional 100%

Setjen memfokuskan implementasi Jabfung yang telah disetujui oleh KemenPAN-RB dengan membangun perangkat penggunaan Jabfung

Rasio Utilisasi Aset Kemenkeu Terhadap Total Aset Tetap 18%

3a-N. Utilisasi Aset Kementerian Keuangan 60%

a. IKU ada di UE 2 Biro Perlengkapan, rewording Indikator Output Renja 2017 yaitu utilisasi aset kemenkeu terhadap sisa aset tetap yang belum di utilisasi

b. Setjen tahun 2017 fokus pada ketepatan waktu penyusunan RK-BMN Kemenkeu

Tabel 1. Matriks Renja–Kontrak Kinerja 2017

Page 45: Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1352014/...Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.id

Laporan Kinerja 2017 33

Tabel 2. Matriks Renstra– Renja–Kontrak Kinerja 2017

Indikator Renstra Target Indikator Renja Target

1. Indeks Kesehatan Organisasi Kementerian Keuangan * 77 - -

Catatan: Indeks Kesehatan Organisasi Kementerian Keuangan disesuaikan dengan lingkup tanggungjawabnya, sehingga Setjen yang mengkoordinasikan penyelesaian survei kesehatan organisasi seluruh unit eselon I dan untuk level kesehatan Kementerian Keuangan hanya sebagai penyedia data.

Indeks Kesehatan Sekretariat Jenderal menjadi IKU dalam Kontrak Kinerja yaitu pada IKU 10b-N, yaitu “Indeks Tata Kelola Organisasi Sekretariat Jenderal”, dimana salah satu target capaiannya adalah survei internal atas kesehatan organisasi Setjen.

2. Presentasi Pejabat yang memenuhi Standar Kompetensi Jabatan 85% - -

Catatan: Presentasi Pejabat yang memenuhi Standar Kompetensi Jabatan pada renstra tidak dirinci dengan detail form 2 Renja, namun terdapat pada Form 3 Renja ADIK, dimana juga kemudian dituangkan ke dalam Kontrak Kinerja tahun 2017 yaitu pada IKU 9a-CP “Persentase Pejabat Sekretariat Jenderal yang Telah Memenuhi Standar Kompetensi Jabatan” dengan target sebesar 90%

3. Indeks Opini BPK atas Laporan Keuangan BA 015 4 (WTP) Indeks Opini BPK atas Laporan Keuangan

BA 015 4 (WTP)

4. Indeks Kepuasan Pengguna Layanan (Penyedia Data)

4,02 (skala 5)

Indeks Kepuasan Pengguna Layanan Sekretariat Jenderal 4,06

Rata-rata Indeks Tata Kelola Kementerian Keuangan 100

5. Penyelarasan Renstra – Renja – Kontrak Kinerja tahun 2017

Keselarasan Rencana Strategis, Rencana Kerja dan Kontrak Kinerja tahun 2017 ditampilkan dalam bentuk matriks sebagai berikut:

Renja 2017 Kontrak Kinerja 2017

Indikator Kinerja Program (IKP)/Indikator Output Target Indikator Kinerja Utama (IKU) Target

Indeks Penerapan Sistem Merit

3(skala 5)

a. Indikator Output Renja 2017 ini tidak digunakan sebagai indikator pengukuran keberhasilan output “Layanan Koorporat yang Berkualitas”.

b. Setjen tahun 2017 fokus pada Penerapan Sistem Manajemen Talenta Kementerian Keuangan (IKU 6a-N target: 100%) guna memperkuat dan mengakselerasi penerapan Sistem Merit di Kemenkeu dengan mewujudkan succession planning yang objektif, terencana, terbuka, tepat waktu, dan akuntabel.

Tingkat Downtime TIK 1% 5a-CP. Persentase downtime sistem TIK Sekretariat Jenderal 0.95%

Indeks Pelaksanaan Tugas Khusus

95(skala 100) 8a-N. Indeks Pelaksanaan Tugas Khusus 95

(skala 100)

Page 46: Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1352014/...Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.id

Kementerian Keuangan34

P E N E T A P A N

P E R J A N J I A N

K I N E R J A

Sesuai dengan Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 467/KMK.01/2014 sebagaimana telah mengalami perubahan sebanyak 5 kali sejak 2009 tentang Pengelolaan Kinerja di Lingkungan Kementerian Keuangan, bahwa Peta Strategi disusun sebagai suatu dashboard pemetaan Sasaran Strategis (SS) Organisasi dalam suatu kerangka hubungan sebab akibat yang menggambarkan keseluruhan perjalanan strategi organisasi dalam mewujudkan visi dan misi.

Pembahasan Sasaran Strategis di lakukan dalam rapat pimpinan refinement Kontrak Kinerja yang dilakukan beberapa kali di tahun 2016 hingga awal Januari 2017. Dalam rapat tersebut di hasilkan fokus peta strategi Sekretariat Jenderal tahun 2017 adalah dengan disepakatinya sebanyak 12 Sasaran Strategis dengan sebanyak 3 (tiga) Sasaran Strategis mengalami perubahan, yaitu:

a. Sasaran Strategis 3 Semula: Pengelolaan Keuangan yang

Kredibel & Akuntabel; Menjadi: Pengelolaan Keuangan Negara

yang Kredibel & Akuntabel Makna SS berubah menjadi lebih luas,

dimana pengelolaan keuangan negara termasuk dalam hal asset yang dimiliki, dalam hal ini terdapat IKU pengelolaan aset negara oleh Biro Perlengkapan di dalamnya

1. Peta Strategi

b. Sasaran Strategis 4 Semula: Transformasi Kelembagaan yang

Efektif; Menjadi: RB-TK yang Efektif, Efisien dan

Kredibel Sasaran Strategis diubah menjadi lebih

fokus kepada efisiensi dan kredibilitas dari pelaksanaan/implementasi Inisiatif Strategis Reformasi Birokrasi–Transformasi Kelembagaan, sejalan dengan Penguatan Budaya Kementerian Keuangan yang menjiwai dan mendorong implementasi Inisiatif Strategis Program Reformasi Birokrasi dan Transformasi Kelembagaan Kementerian Keuangan dan pelaksanaan tugas Kementerian Keuangan lainnya.

c. Sasaran Strategis 11 Semula: E-Corporate Services Menjadi: Otomasi Layanan Korporat

(e-PRIME) Perubahan Sasaran Strategis ini sejalan

dengan program pengembangan aplikasi e-Prime yang telah di mulai menjadi fokus pada pengembangan Teknologi Informasi di tahun 2016 yang lalu.

Berikut adalah perubahan peta strategi di tahun 2016 ke tahun 2017:

Page 47: Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1352014/...Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.id

Laporan Kinerja 2017 35

Gambar 7. Peta Strategi Tahun 2016

Gambar 8. Peta Strategi Tahun 2017

Page 48: Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1352014/...Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.id

Kementerian Keuangan36

Selanjutnya untuk mengukur keberhasilan pencapaian Sasaran Strategis atau Kinerja Organisasi, maka sesuai dengan KMK 467/KMK.01/2014 tentang Pengelolaan Kinerja di Lingkungan Kementerian Keuangan ditetapkanlah Indikator Kinerja Utama (IKU).

Jumlah keseluruhan IKU pada tahun 2017 sebanyak 21 IKU atau naik dari jumlah IKU pada tahun 2016 yang berjumlah sebanyak 19 IKU. Dari tahun ke tahun proses refinement atas Kontrak Kinerja Sekretariat Jenderal dilakukan dalam upaya peningkatan berkelanjutan, dengan mereviu kembali fokus ke depan, mempertajam kualitas IKU dan target dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.

Stakeholders Perspective

Tahun 2016 Tahun 2017

SS IKU SS IKU

Tata Kelola yang Baik 1a.CP Indeks Opini BPK atas LK BA 015

Tata Kelola yang Baik 1a.CP Indeks Opini BPK atas LK BA 015

1b.N Rata-rata Indeks Tata Kelola Kemenkeu

1b.N Rata-rata Indeks Tata Kelola Kemenkeu

Customers Perspective

Tahun 2016 Tahun 2017

SS IKU SS IKU

Kepuasan Pengguna Layanan yang Tinggi

2a.N Indeks Kepuasan Pengguna Layanan Sekretariat Jenderal

Kepuasan Pengguna Layanan yang Tinggi

2a.CP Indeks Kepuasan Pengguna Layanan Sekretariat Jenderal

2. Indikator Kinerja Utama

Page 49: Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1352014/...Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.id

Laporan Kinerja 2017 37

Internal Process Perspective

Tahun 2016 Tahun 2017

SS IKU SS IKU

Pengelolaan Keuangan yang Kredibel dan Akuntabel

3a.N Persentase tahapan Implementasi Penganggaran Berbasis Kinerja tahun 2016

Pengelolaan keuangan negara yang kredibel dan akuntabel

3a.N Persentase tahapan implementasi penganggaran berbasis kinerja tahun 2017

3b.N Persentase tahapan Penyelesaian Kebijakan Akuntansi Berbasis Akrual BA 015 tahun 2016

3b.N Persentase penyelesaian publikasi spending review tingkat satker Kementerian Keuangan tahun 2017

3c.N Rasio Utilisasi Aset Kemenkeu terhadap Total Aset Tetap

3c.N Persentase ketepatan waktu penyusunan RK-BMN Kementerian Keuangan

Transformasi Kelembagaan yang Efektif

4a.N Persentase Tahapan Penyelesaian Restrukturisasi Kemenkeu Sesuai Blueprint TK Tahun 2016

RBTK yang efektif, efisiendankredibel

4a.CP Persentase implementasi inisiatif RBTK Sekretariat Jenderal

Sistem Manajemen Informasi yang Andal

5a.CP Tingkat downtime sistem TIK

Sistem Manajemen Informasi yang Andal

5a.CP Persentase downtime sistem TIK Sekretariat Jenderal

5b.CP Indeks implementasi IT Service Management tahap I

Pengelolaan SDM Berbasis Merit

6a.N Indeks Penerapan Sistem Merit

Pengelolaan SDM Berbasis Merit

6a.N Persentase penerapan sistem manajemen talenta Kementerian Keuangan

6b.CP Tingkat Penyelesaian Pengembangan Jabatan Fungsional

6b.CP Persentase implementasi penggunaan jabatan fungsional

Layanan Korporat Yang Andal

7a.N Persentase Opini Negatif Pemberitaan Kemenkeu pada Media

Layanan Korporat Yang Andal

7a.N Persentase rekomendasi strategi komunikasi yang ditindaklanjuti

7b.N Persentase Putusan Perkara Perdata yang Berkekuatan Hukum Tetap dan Hak Uji Materiil UU yang Dimenangkan

7b.N Persentase putusan perkara perdata yang berkekuatan hukum tetap dan hak uji materiil UU yang dimenangkan

7c.N Waktu Rata-Rata Penyelesaian RPMK/RKMK

7c.N Indeks ketepatan waktu penyelesaian RPMK/RKMK

Pelaksanaan Tugas Khusus yang Optimal

8a.N Indeks Pelaksanaan Tugas Khusus

Pelaksanaan Tugas Khusus yang Optimal

8a.N Indeks pelaksanaan tugas khusus

Page 50: Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1352014/...Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.id

Kementerian Keuangan38

Learning and Growth Perspective

Tahun 2016 Tahun 2017

SS IKU SS IKU

SDM yang Kompetitif 9a.CP Persentase Pejabat Setjen Yang Telah Memenuhi Standar Kompetensi Jabatan

SDM yang Kompetitif 9a.CP Persentase pejabat Sekretariat Jenderal yang telah memenuhi Standar Kompetensi Jabatan

Organisasi yang Fit for Purpose

10a.N Persentase implementasi inisiatif Transformasi Kelembagaan Sekretariat Jenderal

Organisasi yang Fit for Purpose

10a.N Persentase implementasi penataan organisasi di lingkungan Sekretariat Jenderal

10b.N Indeks tata kelola organisasi Sekretariat Jenderal

E-Corporate Services 11a.N Tingkat Penyelesaian e-Corporate Services tahap II

Otomasi layanan korporat (e-PRIME)

11a.N Tingkat pengembangan aplikasi e- PRIME tahap III

Pelaksanaan Anggaran yang Optimal

12a.CP Persentase kualitas pelaksanaan anggaran

Pengelolaan anggaran yang optimal

12a.CP Persentase kualitas pelaksanaan anggaran

12b.CP Persentase rekomendasi BPK atas LKPP dan LK BUN yang telah ditindaklanjuti

12b.CP Persentase rekomendasi BPK atas LKPP dan LKBUN yang telah ditindaklanjuti

No. Indikator Kinerja Utama

Inisiatif Strategis Output/ Outcome Periode Pelaksanaan

(1) (2) (3) (4) (5)

1 Persentase tahapan Implementasi Penganggaran Berbasis Kinerja

Diklat ADIK Tingkat Pemahaman Februari- April

FGD Standarisasi Output Layanan Kesekretariatan

Konsep Standarisasi Output

Juli- November

FGD Penyusunan Panduan Teknis MONEV

Konsep Panduan Teknis Junkis

Februari – Agustus

3. Inisiatif Strategis

Inisiatif Strategis Setjen tahun 2016

Page 51: Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1352014/...Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.id

Laporan Kinerja 2017 39

No. Indikator Kinerja Utama

Inisiatif Strategis Output/ Outcome Periode Pelaksanaan

(1) (2) (3) (4) (5)

1 Rata-rata indeks tata kelola Kementerian Keuangan

Penyelarasan indikator penilaian Kantor Pelayanan Percontohan dan Kantor Wilayah terbaik dengan WBK WBBM

KMK Januari - Desember

2 Persentase tahapan penyelesaian kebijakan Akuntansi Berbasis Akrual BA 015 tahun 2016

Review program layanan LPDP

Kajian/konsep baru program layanan LPDP (investasi, beasiswa, dan riset)

Januari - Juni

3 Persentase downtime sistem TIK

Penyelesaian IT Catalogue Kementerian Keuangan

Surat Sekretaris Jenderal kepada LKPP untuk pengajuan e-Catalogue

Januari - Desember

Inisiatif Strategis Setjen tahun 2017

2 Persentase tahapan penyelesaian kebijakan Akuntansi Berbasis Akrual BA 015 tahun 2016

FGD Penyusunan Juknis Akuntansi Bendahara, Akuntansi Kas, dan Akuntansi Khusus.

Konsep Panduan Teknis Junkis.

April -September

3 Persentase downtime sistem TIK

Pembangunan Sistem Layanan Data Kemenkeu Tahap 2

Sistem Layanan Data Kemenkeu Tahap 2

Januari – Desember

Fungsionalitas DC/DRC untuk aplikasi Kritikal

Fungsionalitas DC/DRC Januari – Desember

4 Indeks penerapan Sistem Merit

Penyelesaian kebijakan tentang Manajemen Talenta

PMK mengenai Manajemen Talenta

Januari – Februari

Penyusunan tata cara pelaksanaan Manajemen Talenta

Ketentuan mengenai Mekanisme forum pimpinan dan Mentoring

Maret – April

Sosialisasi Kebijakan tentang Manajemen Talenta

Terselenggaranya sosialisasi tentang Manajemen Talenta

Mei - Juni

Page 52: Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1352014/...Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.id

Kementerian Keuangan40

P E N G U K U R A N

K I N E R J A

Pengukuran capaian indikator kinerja berpedoman kepada Keputusan Menteri Keuangan Nomor 467 /KMK.01/2014 tentang Pengelolaan Kinerja di Lingkungan Kementerian Keuangan. Capaian kinerja organisasi dikenal dengan istilah Nilai Kinerja Organisasi (NKO). Proses perhitungan NKO untuk unit yang memiliki peta strategi dapat digambarkan dalam tahapan sebagai berikut:

Indikator Kinerja diharapkan lebih kecil dari target.Contoh: rasio beban utang terhadap rata-rata outstanding utang;

IKU Stabilize: Nilai aktual/realisasi/pencapaian Indikator Kinerja diharapkan berada dalam suatu rentang target tertentu.Contoh: Rasio jam pelatihan pegawai terhadap jam kerja.

Capaian IKU ditetapkan berdasarkan ketentuan sebagai berikut:

Metode pengukuran pencapaian indikator kinerja yang digunakan, dibagi berdasarkan ekspektasi arah nilai aktual dari IKU dibandingkan relatif terhadap nilai target. Berdasarkan pembagian tersebut, IKU Kementerian Keuangan dikelompokkan menjadi 3 (tiga) jenis, yaitu:

IKU Maximize: Nilai aktual/realisasi/pencapaian Indikator Kinerja diharapkan lebih tinggi dari target.Contoh: Jumlah pendapatan negara.

IKU Minimize: Nilai aktual/realisasi/pencapaian

Gambar 9. Proses Perhitungan NKO Unit yang Memiliki Peta Strategi

Page 53: Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1352014/...Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.id

Laporan Kinerja 2017 41

1. angka maksimum indeks capaian setiap IKU ditetapkan sebesar 120%;

2. angka minimum indeks capaian setiap IKU ditetapkan sebesar 0

3. indeks capaian IKU dikonversikan menjadi maximize semua agar sebanding dengan yang lainnya;

4. status capaian IKU yang ditunjukkan dengan warna merah/kuning/hijau, ditentukan oleh Indeks Capaian IKU;

5. IKU yang ditetapkan diupayakan realisasi pencapaiannya memungkinkan melebihi target.

Rumus yang digunakan untuk menghitung persentase pencapaian target adalah sebagai berikut:

a. IKU Maximize

b. IKU Minimize

c. IKU StabilizeCa = Capaian AwalCa = Realisasi/Target x 100%C = Capaian1. Apabila Realisasi> Target, maka C = 100 –

(Ca-100), Ca Maksimum adalah 200%;2. Apabila Realisasi < Target, maka C = Ca

I = Indeks capaianIn = Indeks capaian dibawahnyaIn+1 = Indeks capaian diatasnyaCn = Capaian dibawahnyaCn+1 = Capaian diatasnya

Hasil perhitungan rumus stabilize, bila capaiannya melampaui target, akan menghasilkan nilai maksimal 120%. Karena IKU stabilize mengharapkan capaian dalam rentang tertentu di sekitar target, maka capaian yang dianggap paling baik adalah capaian yang tepat sesuai dengan target. Misalnya IKU rasio jam pelatihan pegawai terhadap jam kerja. Rasio jam pelatihan pegawai terhadap jam kerja yang ideal adalah 3%. Semakin sedikit pegawai yang mengikuti pelatihan, berarti kurangnya kesempatan bagi para pegawai untuk mengembangkan diri. Sebaliknya, rasio yang semakin besar menunjukkan ketidakefektifan bekerja. Oleh karena itu, capaian yang diharapkan adalah mendekati ideal 3%. Jika realisasi capaian tepat 3%, rumus stabilize akan menghasilkan nilai 120%.

Page 54: Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1352014/...Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.id

Kementerian Keuangan42

1) Validitas IKU Validitas IKU ditentukan berdasarkan level kedekatan (representasi) pengukuran IKU terhadap pencapaian SS. Pembagian level validitas IKU adalah sebagai berikut: a. Exact : IKU yang mengukur

secara langsung keberhasilan pencapaian SS. Pencapaian IKU (metode pengukurannya) telah merepresentasikan pencapaian SS secara keseluruhan dan umumnya mengukur output atau outcome pada suatu unit.

b. Proxy : IKU yang mengukur secara tidak langsung keberhasilan pencapaian SS. Pencapaian IKU (metode pengukurannya) hanya merepresentasikan sebagian pencapaian SS dan umumnya IKU hanya mengukur proses yang dilakukan oleh suatu unit.

c. Activity : IKU yang pada umumnya mengukur input dari kegiatan

pada suatu unit yang masih jauh keterkaitannya dengan keberhasilan pencapaian SS.

2) Kendali IKU Tingkat kendali atas IKU ditentukan berdasarkan kemampuan suatu unit/pegawai dalam mengontrol/mengelola pencapaian target IKU: a. High: Pencapaian target IKU dipengaruhi

secara dominan oleh pemilik IKU. b. Moderate: Pencapaian target IKU

dipengaruhi secara berimbang oleh pemilik IKU dan pihak selain pemilik IKU.

c. Low: Pencapaian target dipengaruhi secara dominan oleh pihak selain pemilik IKU.

1. Kualitas IKU

Page 55: Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1352014/...Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.id

Laporan Kinerja 2017 43

PolarisasiStatus

Maximize Minimize Stabilize

x < 80% x > 120% x < 80% atau x > 120% Merah

80% ≤ x < 100% 100% < x ≤ 120% 80% ≤ x < 90% atau 120% ≥ x > 110% Kuning

x ≥ 100% x ≤ 100% 90% ≤ x ≤ 110% Hijau

Nilai Kinerja Organisasi Kriteria

x < 80% Merah

80% ≤ x < 100% Kuning

x ≥ 100% Hijau

Kriteria Nilai Kinerja Organisasi

Nilai Kinerja Organisasi maksimal 120

• menunjukkan ekspektasi arah nilai aktual dari IKU dibandingkan relatif terhadap nilai target

• Polarisasi data digunakan untuk menentukan status capaian IKU yang secara umum menggunakan perhitungan sebagai berikut:a. Maximize: Nilai aktual/realisasi/

pencapaian Indikator Kinerja diharapkan lebih tinggi dari target

2. Polarisasi IKU

Contoh: Jumlah penerimaan pajakb. Minimize: Nilai aktual/realisasi/

pencapaian Indikator Kinerja diharapkan lebih kecil dari target

Contoh: Persentase WP yang komplain.c. Stabilize: Nilai aktual/realisasi/

pencapaian Indikator Kinerja diharapkan berada dalam suatu rentang target tertentu

Contoh: Jumlah idle cash

Page 56: Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1352014/...Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.id

Kementerian Keuangan44

Unsur Penghitungan Bobot SE-32/2015 Unsur Penghitungan Bobot SE-35/2017

1. Penyerapan anggaran 11,86% 1. Penyerapan anggaran atas pagu neto 10%

2. Capaian Output 53,18% 2. Capaian Keluaran Riil 39%

3. Efisiensi 34,96% 3. Efisiensi 51%

Tabel 3. Bobot Penghitungan Unsur Evaluasi SAKIP

Dalam rangka meningkatkan kualitas pelaksanaan anggaran di lingkungan Kementerian Keuangan dan menindaklanjuti Instruksi Presiden Nomor 4 tahun 2017 tentang Efisiensi Belanja Barang Kementerian/Lembaga dalam Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara tahun Anggaran 2017 dan Instruksi Menteri Keuangan Nomor 346/IMK.01/2017 tentang Gerakan Efisiensi sebagai Bahan Implementasi Penguatan Budaya Kementerian Keuangan, maka ditetapkan tata cara penghitungan Indikator Kinerja Utama (IKU) Persentase Pelaksanaan Anggaran di lingkungan Kementerian Keuangan ke dalam suatu ketetapan.

Ketetapan yang berlaku ini kemudaian menggantikan Surat Edaran Menteri Keuangan yang telah ada sebelumnya Nomor 32/MK.1/2015 tentang Tata Cara Pengukuran Indikator Kinerja Utama Penyerapan Anggaran dan Pencapaian Output Belanja di Lingkungan Kementerian Keuangan.

Surat Edaran Menteri Keuangan Nomor 35/MK.1/2017 tentang Tata Cara Penghitungan Indikator Kinerja Utama Persentase Kualitas

3. Pengukuran Penyerapan Anggaran

Pelaksanaan Anggaran di Lingkungan Kementerian Keuangan mulai diberlakukan untuk menghitung capaian pelaksanaan anggaran terhitung di triwulan IV tahun 2017. Berikut adalah perbedaan bobot pada masing-masing unsur penghitungan IKU:

Mengingat amanat sebagaimana di atas adalah pada unsur efisiensi, maka bobot tertinggi atas kualitas pelaksanaan anggaran sebagaimana di atur pada SE-35/2017 adalah pada unsur penghitungan efisiensi. Penyerapan anggaran juga diatur adalah anggaran atas pagu neto yang sebelumnya tidak di atur pada Se-32/2015 sebelumnya.

Realisasi penyerapan anggaran atas pagu neto kemudian didefinisikan sebagai realisasi anggaran atas belanja barang dan belanja modal terhadap anggaran sebagaimana tercantum dalam RKA-K/L dan DIPA, tidak termasuk self- blocking, hasil efisiensi, dan dana khusus (dana lainnya yang penggunaannya bersifat khusus misalnya anggaran yang bersifat kontinjensi yang pengeluarannya secara penuh ditentukan oleh pihak di luar organisasi/satker).

Page 57: Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1352014/...Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.id

Laporan Kinerja 2017 45

(halaman ini sengaja dikosongkan)

Page 58: Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1352014/...Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.id

Kementerian Keuangan46

M O N I T O R I N G

D A N E V A L U A S I

K I N E R J A

O R G A N I S A S I

Monitoring dan evaluasi atas kinerja dilakukan secara periodik, sesuai dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 590/KMK.01/2016 tentang Pedoman Dialog Kinerja di Lingkungan Kementerian Keuangan yaitu dalam triwulanan; dimana dalam KMK tersebut pelaksanaan monitoring dan evaluasi kinerja pimpinan pemilik peta yang selama ini dikenal dengan sebutan Rapat Pimpinan Kinerja (Rapimja) berubah menjadi Dialog Kinerja Organisasi (DKO).

Dengan diaturnya pelaksanaan DKO bagi pemilik peta artinya pelaksanaan forum komunikasi formal antara atasan dengan bawahan tidak hanya di

laksanakan antara level eselon I dan eselon II saja, namun lebih luas bahwa para pemilik peta (eselon II dan eselon III di daerah) harus secara formal mengkomunikasikan kinerjanya dengan bawahan. Selanjutnya pejabat yang bukan pemilik peta dalam melaksanakan monitoring dan evaluasi kinerja bawahan menggunakan mekanisme coaching yang selanjutnya dikenal sebagai Dialog Kinerja Individu (DKI).

Periode pelaksanaan Dialog Kinerja Organisasi tidak jauh berbeda dengan Rapimja sebelumnya, yaitu diatur dalam KMK Nomor 590/KMK.01/2016 sebagai berikut:

Page 59: Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1352014/...Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.id

Laporan Kinerja 2017 47

Alokasi waktu minimal pelaksanaan DKO disesuaikan dengan cakupan fokus tema yang akan dibahas dengan proporsi sebagai berikut:1. Membahas isu strategis (60%);2. Mendiskusikan implikasi (30%); dan3. Membahas kinerja lampau (10%).

Dengan adanya KMK ini berarti bahwa pelaksanaan monitoring dan evaluasi kinerja organisasi tidak lagi membahas operasional kinerja yang telah di lakukan, namun lebih kepada pemebahasan strategis yang bertujuan fokus pada pandangan tujuan yang lebih luas dan risiko pencapaian sasaran strategis. Fokus kepada analisa dan proyeksi masa depan.

Diluar pelaksanaan Dialog Kinerja yang ditetapkan dalam KMK tersebut, Pengelola Kinerja Organisasi Setjen juga berupaya memonitoring pencapaian kinerja melalui rapat kinerja yang diselenggarakan setiap tengah triwulan, dimana waktu ini dipandang lebih dapat meng-capture apa yang telah dilakukan oleh unit eselon II setelah Dialog Kinerja Organisasi diselenggarakan. Beberapa kali dalam pembahasan tersebut tidak jarang melihat urgensi dari permasalahan kinerja yang muncul akan ditindaklanjuti dengan rapat pimpinan antara Sekretaris Jenderal dengan unit eselon II terkait.

Penyelenggaraan Dialog Kinerja Organisasi sepanjang tahun 2017 telah dilaksanakan 4 (empat) kali, sedang pelaksanaan Dialog Kinerja Organisasi atas capaian tahunan (triwulan IV)

tahun 2017 dilakukan di tahun 2018 dengan rincian pelaksanaan sebagai berikut:

a) Dialog Kinerja Q4 tahun Y-1, yaitu pelaksanaan Dialog Kinerja Organisasi membahas isu strategis dan capaian kinerja tahun 2016. Diselenggarakan pada tanggal 13 Januari 2017 dengan nilai kinerja organisasi tahun 2016 sebesar 112,52;

b) Dialog Kinerja Q1 tahun Y, yaitu pelaksanaan Dialog Kinerja Organisasi membahas isu strategis dan capaian kinerja di triwulan 1 (Q1) tahun 2017. Diselenggarakan pada tanggal 10 Meil 2017 dengan nilai kinerja organisasi di Q1 tahun 2017 sebesar 116.86;

c) Dialog Kinerja Q2 tahun Y, yaitu pelaksanaan Dialog Kinerja Organisasi membahas isu strategis dan capaian kinerja di triwulan 2 (Q2) tahun 2017. Diselenggarakan pada tanggal 14 Juli 2017 dengan nilai kinerja organisasi di Q2 tahun 2017 sebesar 113.28;

d) Dialog Kinerja Q3 tahun Y, yaitu pelaksanaan Dialog Kinerja Organisasi membahas isu strategis dan capaian kinerja di triwulan 3 (Q3) tahun 2017. Diselenggarakan pada tanggal 24 Oktober 2017 dengan nilai kinerja organisasi di Q3 tahun 2017 sebesar 108.50;

e) Dialog Kinerja Organisasi atas capaian tahun 2017 diselenggarakan pada tanggal 5 Januari 2018 bersamaan dengan pembahasan refinement Kontrak Kinerja Sekretariat Jenderal; nilai kinerja organisasi Sekretariat Jenderal di tahun 2017 sebesar 112.58.

Page 60: Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1352014/...Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.id

Kementerian Keuangan48

Page 61: Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1352014/...Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.id

Laporan Kinerja 2017 49

Page 62: Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1352014/...Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.id

Kementerian Keuangan50

R E A L I S A S I

A G E N D A

P R I O R I T A S

a. PelaksanaanGerakanEfisiensisebagaiquickwin Program Penguatan Budaya1) Penetapan IMK 346/IMK.01/2017 IMK ditujukan untuk seluruh Pejabat/

Pegawai dari level Wakil Menteri, pejabat eselon I, sampai dengan pelaksana. IMK secara garis besar terdiri dari 2 bagian yaitu:a) Efisiensi Pelaksanaan Tugas yang

mencakup pemanfaatan jam kerja secara efektif sesuai dengan prinsip work-life-balance, percepatan pelaksanaan tugas seperti percepatan proses pengurusan surat masuk dan keluar, dan pengelolaan rapat pembahasan kebijakan yang efektif.

b) Efisiensi Anggaran yang mencakup efisiensi pada perjalanan dinas, konsinyering, rapat dalam kantor, pembatasan pemberian kudapan dan makan siang rapat, pembatasan honorarium tim dan narasumber, efisiensi penggunaan ATK, air, telpon, listrik, dan internet sesuai prinsip go-green, dan efisiensi pengadaan barang/jasa.

2) Hasil gerakan efisiensi yang diidentifikasi oleh Biro Perencanaan dan Keuangan dan dipresentasikan dalam Leaders Offsite Meeting (LOM) adalah sebesar RP.345,88 Milyar.

b. SosialisasiGerakanEfisiensidanProgramPenguatan Budaya Kemenkeu secara keseluruhan

Sebagai bagian dari program change management telah dilakukan sosialisasi untuk mendapatkan dukungan dan engagement pimpinan dan seluruh pegawai Kemenkeu dalam implementasi Gerakan efisiensi dan program penguatan Budaya. Sosialisasi dilakukan melalui berbagai media (tatap muka, video, vlog, dll) dan pada beberapa kesempatan (Duta Transformasi, Unit Eselon II Setjen, UKI Unit Eselon I).

c. Penunjukkan Konsultan Pengadaan Konsultan ditujukan agar proses

diagnostik dan perumusan program budaya menjadi lebih independen, komprehensif, dan sesuai dengan best practice. Pemilihan konsultan didasarkan pada proses pengadaan secara terbuka yang dilakukan oleh Unit Layanan Pengadaan dan diikuti oleh beberapa calon konsultan. Berdasarkan seleksi yang dilakukan oleh Panitia Pengadaan, ditetapkan Jakarta Consulting Group ( JCG) sebagai pemenang. JCG merupakan konsultan yang bergerak di bidang strategic management diantaranya business tranformation, corporate culture, organization development and behavior, human capital, dan quality management.

1. Penguatan Budaya Kementerian Keuangan

Page 63: Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1352014/...Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.id

Laporan Kinerja 2017 51

d. Pelaksanaan Diagostik Budaya1) Metode diagnostik yang dilaksanakan

meliputi:a) Desk Review aturan Nilai-nilai, Kode

Etik dan aturan terkait;b) Wawancara Menteri Keuangan, Wakil

Menteri Keuangan serta Pimpinan Unit Eselon I dan Staf Ahli OBTI, untuk melihat persepsi pimpinan terhadap implementasi nilai-nilai Kemenkeu dan aspirasi penguatan di masa yang akan datang;

c) Workshop/FGD (bersama Biro terkait, para Change Leader (Eselon II, para change agent, para Duta Transformasi, PMO, dan Unit Kepatuhan Internal) Kemenkeu untuk melihat upaya-upaya yang selama ini dilakukan untuk menginternalisasi Budaya dan identifikasi perbaikan yang perlu dilakukan;

d) Observasi di tiga kota (Bandung, Makassar, Jayapura) untuk melihat secara langsung penerapan nilai-nilai di Kementerian Keuangan.

e) Survey online kepada pegawai Kementerian Keuangan (97% populasi Kemenkeu), untuk mengukur persepsi pegawai terhadap implementasi budaya.

2) Diagnostik dilaksanakan selama tiga bulan mulai tanggal 7 Agustus – 2 November 2017;

3) Pelaksanaan diagnostik ditujukan untuk mencapai tiga output yaitu: Culture

Assessment, Rekomendasi Desain Penguatan Budaya, dan Pengukuran Indeks Budaya serta Indeks Efisiensi Birokrasi;

4) Hasil Diagnostik: Sosialisasi Nilai-nilai Kementerian

Keuangan sudah berhasil dengan baik. Secara keseluruhan Indeks Budaya adalah 7.7 (skala 10) dan Indeks Efisiensi adalah 6,4, namun masih terdapat hal-hal yang perlu mendapat perhatian diantaranya perngertian nilai-nilai yang masih multiinterpretasi, metode internalisasi, alignment visi/misi/strategi dan budaya. Kondisi ini tidak dapat diperbandingkan antar unit Eselon I mengingat terdapat perbedaan standar/ persepsi dalam memandang budaya/gerakan efisiensi. Selanjutnya Hasil Diagnostik tersebut telah dipaparkan kepada Menteri Keuangan dan menjadi salah satu bahasan dalam Leaders Offsite Meeting (LOM) yang dilaksanakan di Magelang.

e. Perumusan Desain Program Budaya: Konsultan merekomendasikan program

internalisasi nilai-nilai Kemenkeu untuk menutup gap dan diimplementasikan dalam perilaku sehari-hari. Desain Program Budaya tersebut telah dipresentasikan dihadapan Menteri Keuangan dan menjadi salah satu bahasan dalam Leaders Offsite Meeting (LOM) yang dilaksanakan di Magelang. Desain Program Budaya

Page 64: Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1352014/...Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.id

Kementerian Keuangan52

Optimalisasi peran Sumber Daya Manusia Kementerian Keuangan sebagai Talent/Leaders dalam bidang Keuangan Negara yang siap ditempatkan di internal maupun eksternal Kementerian Keuangana. Penyusunan grand design Leaders Factory

(LF);

tersebut akan menjadi bagian dari rencana penguatan dan re-branding budaya Kementerian Keuangan yang dituangkan dalam blueprint Program Budaya Kementerian Keuangan yang menurut rencana akan ditetapkan pada tahun 2018.

f. Perumusan Indeks Budaya dan Indeks Efisiensi:

Konsultan menyampaikan 3 usulan Indeks efisiensi birokrasi, yaitu: bersifat (i) persepsi (metode survei pegawai kemenkeu), (ii) bersifat persepsi dan nyata (menggunakan pengukuran efisiensi dari formulasi IKU kualitas pelaksanaan anggaran), serta (iii) bersifat komprehensif (Model Malcolm

Gambar 3. Kerangka Alur Leaders Factory

2. Leaders Factory

Baldrige). Alternatif usuan pengukuran indeks budaya dan indeks efisiensi birokrasi masih akan dikalibrasi dan akan ditetapkan pada tahun 2018.

Page 65: Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1352014/...Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.id

Laporan Kinerja 2017 53

b. Persiapan Infrastruktur LF meliputi :1) Talent Management PMK nomor 161/PMK.01/2017 tentang

Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 60/PMK.01/2016 Tentang Manajemen Talenta Kementerian Keuangan.

2) Reward Management Perpres nomor 111 tahun 2017

tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 156 tahun 2014 Tentang Tunjangan Kinerja Pegawai di Lingkungan Kementerian Keuangan.

3) Leadership Framework Konsep tentang Leadership Framework.

c. Peraturan Leaders Factory Draft Rancangan Peraturan Kementerian

Keuangan mengenai Leaders Factory di lingkungan Kementerian Keuangan.

d. Mutasi Leader pada Unit Eselon I di lingkungan Kementerian KeuanganEselon II : 6 OrangEselon III : 6 OrangEselon IV : 2 Orang

e. Secondment1) Internal

DJP ke DJBC : 12 OrangDJBC ke DJP : 6 OrangDJP ke BKF : 5 OrangDJBC ke BKF : 3 Orang

2) Eksternal Kemenkeu ke BI : 8 Orang (DJPB, DJA,

BKF) BI ke Kemenkeu : 2 Orang (untuk di unit,

DJPPR, BKF, DJA, DJPK)3) SE-9/MK.01/2017 tentang program

Secondment Kementerian Keuangan.4) Nota Kesepahaman antara Kementerian

Keuangan Republik Indonesia, Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan, dan Lembaga Penjamin Simpanan tentang Kerjasama Program Pengembangan

Kompetensi Pegawai.f. Pegawai dipekerjakan dan penugasan

khusus :1) Pegawai dipekerjakan

No. Instansi Jumlah Pegawai

1 Kemenpora 14 orang

2 Kemeneg BUMN 2 orang

3 Kantor Staf Kepresidenan 2 orang

4 KPK 1 orang

5 Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil

1 orang

6 Kemenko Perekonomian 4 orang

7 Kemkoinfo 1 orang

8 PPATK 5 orang

9 BNN 1 orang

10 BAPPENAS 1 orang

11 Pemprov Kalimantan Utara 1 orang

12 BP KPBPB BATAM 1 orang

13 DPD 1 orang

14 Pemda Panukal Adab Lematang Ilir 1 orang

2) Penugasan khusus pada World bank, ADB, AIDB, WCO dan GIH masing-masing 1 orang

g. Jabatan fungsional1) Pengangkatan 19 Jabatan fungsional

AKPD.2) Petunjuk teknis pelaksanaan Jabatan

fungsional Analis Anggaran.3) Petunjuk teknis pelaksanaan Jabatan

fungsional Penilai Pemerintah.4) Penyampaian Naskah Akademik dan

rancangan Peraturan Presiden tentang tunjangan Jabatan Fungsional Analis Anggaran dan Penilai Pemerintah.

Page 66: Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1352014/...Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.id

Kementerian Keuangan54

h. Penempatan lulusan Program Diploma PKN-STAN1) Penempatan lulusan PKN-STAN

sejumlah 398 orang dengan perincian sebagai berikut:

Kegiatan pembangunan EA Kemenkeu pada tahun 2017 menitikberatkan pada persiapan yang perlu dilakukan Kemenkeu untuk membangun EA secara efektif. Kegiatan persiapan tersebut secara garis besar antara lain:a. Menyiapkan tata kelola EA Pada tahun 2017, disusun KMK yang

berisi anggota tim pengarah, dan tim implementasi EA serta peran dan tanggung jawabnya. Dalam KMK tersebut disampaikan juga tahapan-tahapan yang ada pada iterasi EA dan roadmap implementasi EA sampai dengan tahun 2018. Penyusunan KMK ini dikoordinasikan oleh CTO dengan melibatkan Pusintek dan Biro Organta.

b. Menyiapkan sumber daya manusia pengelola EA

EA akan dikelola secara berkesinambungan oleh setiap unit eselon I di lingkungan Kemenkeu. Oleh sebab itu, kedepannya di setiap unit eselon I akan ada tim EA. Agar tim tersebut dapat menjalankan tugasnya dengan baik, perlu adanya kegiatan awareness, skill dan kompetensi EA yang dalam bentuk training EA. Training EA telah dilakukan pada tanggal 20 sampai dengan 24 November untuk tim Pusintek, Biro Organta dan CTO. Kemudian training EA pada tanggal 27 November 2017 sampai dengan 4 Desember 2017 untuk tim unit eselon I. Materi training EA tersebut antara lain ArchiMate 3.0, BPMN 2.0, dan penggunaan perangkat EA.

c. Pembelajaran dari organisasi yang telah memiliki serta menjalankan EA

No. Instansi Jumlah Pegawai

1. Kementerian PAN-RB 23 orang

2. Badan Pemeriksa Keuangan 35 orang

3. Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan

218 orang

4. Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian

44 orang

5. Kementerian Perhubungan 44 orang

6. Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman

7 orang

7. Badan Ekonomi Kreatif 7 orang

8. Kementerian PPN/Bappenas 5 orang

9. Kementerian Pertahanan 5 orang

10. Badan Narkotika Nasional 10 orang

TOTAL 398 orang

2) Penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara Kementerian Keuangan dengan K/L/D/I.

3. Kegiatan EA Kemenkeu 2017

Page 67: Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1352014/...Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.id

Laporan Kinerja 2017 55

Pembelajaran dilakukan dengan metode benchmark ke beberapa organisasi yaitu Bank Indonesia (Mei 2017), PT. Astra Honda Motor (April 2017), Pemerintah Malaysia ( Juli 2017) dan Pemerintah Australia (November 2017). Beberapa pembelajaran yang dapat dipetik antara lain: pembangunan EA harus melibatkan tim proses bisnis dan TIK, EA dibangun untuk mendukung pencapaian outcome organisasi yang lebih efektif dan efisien, dan sebagainya.

d. Menyiapkan perangkat EA Penyiapan perangkat EA dilakukan dengan

cara menyusun kajian kebutuhan, proof of concept kandidat perangkat potensial (Orbus, SoftwareAG, Mega), dan pengadaan perangkat EA. Setelah melalui rangkaian tahapan tersebut, saat ini perangkat EA yang terpilih adalah Orbus iServer.

e. Konversi dan Migrasi Artefak Proses Bisnis Telah dilaksanakan konversi dan integrasi

terhadap 1.023 diagram proses bisnis ke dalam single repository pada tools EA, yaitu Orbus iServer. Selanjutnya, diagram dimaksud akan digunakan sebagai bahan pembangunan Business Architecture yang merupakan salah satu domain dari Enterprise Architecture.

a. Pokok permasalahan yang diajukan oleh IMFA dalam Gugatannya adalah :1) Tumpang tindih Izin Usaha

Pertambangan (IUP) PT SRI di Kabupaten Barito Timur, Kalimantan Tengah dengan 7 (tujuh) perusahaan lain di Kabupaten Barito Selatan dan Kabupaten Tabalong, sehingga mengakibatkan PT SRI tidak bisa melakukan eksplorasi.

2) Pemerintah RI dianggap telah melanggar prinsip fair and equitable treatment dan telah melakukan tindakan ekspropriasi atas investasi IMFA di Indonesia. Nilai kompensasi yang diminta oleh IMFA adalah sebesar USD 581,11 juta.

b. Tim Penanganan Gugatan Arbitrase Internasional yang diajukan oleh IMFA kepada Pemerintah RI pada tahun 2017 telah melakukan kegiatan-kegiatan sebagai berikut:1) Menyusun Statement of Defense

a) Melakukan konsultasi dan koordinasi dengan Kementerian/Lembaga anggota Tim Penanganan serta konsultan hukum Pemerintah RI dalam rangka pencarian dokumen, data, dan informasi

b) Biro Bantuan Hukum Sekretariat Jenderal juga memberikan masukan kepada Kejaksaan Agung terkait materi yang akan disampaikan dalam Statement of Defense.

c) Statement of Defense telah disampaikan kepada Tribunal pada tanggal 17 April 2017

2) Menghadiri Procedural Hearinga) Biro Bantuan Hukum Sekretariat

4. Perkembangan Penanganan Perkara Arbitrase Indian Metals & Ferro Alloys (IMFA)

Page 68: Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1352014/...Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.id

Kementerian Keuangan56

Jenderal bersama-sama dengan Kejaksaan Agung dan perwakilan Kementerian/Lembaga terkait menghadiri procedural hearing pada tanggal 11 Mei 2017.

b) Dalam procedural hearing tersebut Pemerintah RI telah berhasil mengusulkan perubahan jadwal persidangan arbitrase melalui ditetapkannya Procedural Order Nomor 3 yang merupakan salah satu strategi penanganan gugatan arbitrase bagi Pemerintah RI.

3) Menyusun tanggapan atas Statement of Replya) IMFA telah menyampaikan Statement

of Reply pada tanggal 7 November 2017

b) Guna menanggapi Statement of Reply dimaksud, Biro Bantuan Hukum bersama dengan Kejaksaan Agung serta Kementerian/Lembaga terkait melakukan koordinasi untuk menunjuk Ahli yang akan mendukung Pemerintah RI dalam penyusunan Rejoinder (duplik).

c) Selain itu, ahli yang ditunjuk juga menyusun Expert Report yang akan diserahkan kepada Tribunal pada tanggal 2 Maret 2018 guna mendukung dalil Pemerintah RI yang telah disampaikan dalam Statement of Defense

d) Biro Bantuan Hukum Seketariat Jenderal bersama Kejaksaan Agung telah memberikan masukan kepada Konsultan Hukum Pemerintah RI terkait materi yang akan disampaikan dalam Rejoinder (duplik).

Tahapan rangkaian persiapan berdasarkan waktu pelaksanaan per tahun, dapat di ilustrasikan sebagai berikut:a. Pada Tahun 2016, berupa rangkaian

kegiatan yang terdiri dari kegiatan:1) Pada tanggal 3 s.d. 9 Otober

2016, dilaksanakan observasi penyelenggaraan pada pertemuan tahunan IMF-WB Tahun 2016 di Kantor Pusat IMF-WB Washington, USA;

2) Pada tanggal 10 dan 11 Oktober 2016, dilaksanakan koordinasi teknis kebutuhan penyelenggaraan pertemuan tahunan IMF-WB Tahun 2018 bersama Tim IMF-WB;

3) Penyusunan dokumen perencanaan kebutuhan oleh IPT.

b. Pada Tahun 2017, berupa rangkaian kegiatan yang terdiri dari kegiatan:1) Pada bulan April dan Oktober 2017,

dilaksanakan pertemuan tahunan IMF-WB Tahun 2017 di Kantor Pusat IMF-WB Washington, USA;

2) Pada bulan Oktober 2017, konfirmasi kebutuhan penyelenggaraan pertemuan tahunan IMF-WB Tahun 2018 bersama Tim IMF-WB dan IPT;

3) Pada bulan November 2017, melaksanakan pengadaan penyedia layanan penyelenggaraan pertemuan tahunan IMF-WB Tahun 2018.

c. Pada Tahun 2018, berupa rangkaian kegiatan yang terdiri dari kegiatan:1) Pelaksanaan penyiapan sarana dan

prasarana;2) Pelaksanaan kegiatan pertemuan

tahunan IMF-WB Tahun 2018.

5. Annual Meeting IMF-World Bank Group Tahun 2018

Page 69: Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1352014/...Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.id

Laporan Kinerja 2017 57

Kegiatan penyelenggaraan Pertemuan Tahunan IMF-World Bank tahun 2018 dilaksanakan pada tahun anggaran 2017 dengan rincian sebagai berikut:a. Negara tuan rumah membentuk satuan

tugas dan panitia nasional yang berasal dari Kementerian Keuangan dan Bank Indonesia (Maret 2017)

b. Negara tuan rumah memeriksa dan menyetujui contoh kantor-kantor sementara, termasuk pemasangan kedap suara, pencahayaan, pemasangan karpet, penyejuk udara dan sebagainya (Mei-Juni 2017)

c. Negara tuan rumah memberikan persetujuan atas jenis furniture dan perlengkapan kantor yang perlu disediakan (Mei-Juni 2017)

d. Negara tuan rumah menjalin kesepakatan dengan Meeting Team Secretariat (MTS) atas penyedian katering untuk pertemuan (Mei-Juni 2017)

e. Negara tuan rumah menyediakan MTS dengan mengusulkan biaya untuk kantor dan perlengkapan para delegasi dan/observer (Mei-Juni 2017)

f. Negara tuan rumah, berkonsultasi dengan MTS, menyiapkan permintaan proposal (RFP) untuk penyedia jasa audiovisual dan penyedia program seminar (POS) (panggung, produksi) (Agustus 2017)

g. Negara tuan rumah memastikan booth yang berhubungan dengan Pertemuan Tahunan di Washington pada Oktober 2017 dan menyediakan informasi promosi dan lokal (Agustus 2017)

h. MTS dan Negara tuan rumah menyetujui pemilihan perwakilan panitia lokal dan memberi penjelasan singkat untuk hal-hal yang diperlukan (Agustus 2017)

i. MTS menyediakan rincian pekerjaan yang dibutuhkan bagi staf lokal untuk pertemuan (Agustus 2017)

j. Negara penyelenggara menyediakan MTS dengan proposal dari calon penyedia jasa untuk penyediaan peralatan cetak dan operator, jasa pencetakan, dan toko kertas baik di tempat maupun di luar tempat (Agustus 2017)

k. Negara tuan rumah dan MTS menentukan ijin bea cukai, inspeksi, dan prosedur kedatangan untuk pengiriman laut dan udara, dan penyedia jasa pengiriman yang ditunjuk oleh negara untuk memfasilitasi ijin dari bea cukai untuk barang-barang, mengirimkan barang-barang ke lokasi pertemuan (Agustus 2017)

l. Memulai dan menyelesaikan visa dan prosedur-prosedur masuk untuk para peserta (Agustus 2017)

m. Negara tuan rumah mengirimkan ke MTS (Washington) jenis komputer personal dan melengkapi printer untuk pertemuan, untuk MTS untuk dicoba dan mengembangkan gambar kantor (Agustus 2017)

n. Staff Negara tuan rumah, pendamping MTS, dan penyedia jasa audiovisual mengamati Pertemuan Tahunan di Washington (Oktober 2017)

o. Selama tahun 2018 akan dilakukan finalisasi main event antara lain konfirmasi dari masing-masing delegasi terkait akomodasi, jumlah peserta, finalisasi venue, transportasi, VIP, protokoler, meeting site, security, airport handling, dan hal-hal lainnya.

Page 70: Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1352014/...Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.id

Kementerian Keuangan58

C A P A I A N

K I N E R J A

O R G A N I S A S I

Sebagiamana dalam bab sebelumnya, pencapaian kinerja Sekretariat Jenderal secara organisasi diukur dengan pendekatan konsep Balance Scrorecard (BSC) yang pelaksanaannya di Kementerian Keuangan diatur dalam Keputusan Menteri Keuangan Nomor 467/KMK.01/2014 tentang Pengelolaan Kinerja di Lingkungan Kementerian Keuangan.

Sebagaimana Perjanjian Kinerja/Kontrak Kinerja Sekretaris Jenderal tahun 2017 Nomor 1/KK/2017 tanggal 22 Januari 2017, Menteri Keuangan telah menetapkan 12 Sasaran Strategis dan 21 Indikator

Perspektif Bobot Nilai

Stakeholder 25% 120

Customer 15% 104.81

Internal Process 30% 111.90

Learning & Growth 30% 110.97

Nilai Kinerja Organisasi 112.58

Nilai Kinerja Organisasi Berdasarkan Perspektif Nilai Kinerja Organisasi

2013

2014

2015

2016

2017

105,29

103,55

108,07

112,52

112,58

Kinerja Utama (IKU) untuk Sekretariat Jenderal, diantara 21 IKU tersebut, terdapat 8 (delapan) IKU merupakan cascade dan menjadi bagian dari Sasaran Strategis Kementerian Keuangan (Kemenkeu-Wide) tahun 2017 - kode IKU CP (Cascading Peta).

Dari seluruh IKU Sekretariat Jenderal (sebanyak 21 IKU), 20 IKU berstatus “Hijau” dan 1 IKU berstatus Kuning dengan indeks capaian Nilai Kinerja Organiasi sebesar 112.58. Berikut Ikhtisar Capaian Nilai Kinerja Organisasi dari tahun 2012 hingga 2017:

Page 71: Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1352014/...Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.id

Laporan Kinerja 2017 59

Tabel 3. Capaian IKU Sekretariat Jenderal Tahun 2017

No Nama IKU Tahun 2017

Target Realisasi Indeks Capaian

Stakeholder (25%)

SS 1 Tata Kelola yang Baik

1a-CP Indeks Opini BPK atas LK BA 015 4.00 4.00 120.00

1b-N Rata-Rata Indeks Tata Kelola Kementerian Keuangan

100.00 100.00 120.00

NSS Nilai SS 1 120.00

Customer (15%)

SS 2 Kepuasan Pengguna Layanan yang Tinggi

2a-CP Indeks Kepuasan Pengguna Layanan Sekretariat Jenderal

4.16 4.36 104.81

NSS Nilai SS 2 104.81

Internal Process (30%)

SS 3 Pengelolaan Keuangan Negara yang Kredibel dan Akuntabel

3a-N Persentase Tahapan Implementasi Penganggaran Berbasis Kinerja Tahun 2017

100% 100% 100.00

3b-NPersentase Penyelesaian Publikasi Spending Review tingkat satker Kementerian Keuangan Tahun 2017

100% 100%100.00

3c-N Persentase Ketepatan Waktu Penyusunan RK-BMN Kementerian Keuangan

100% 110.82% 110.82

NSS Nilai SS 3 103.61

Penjelasan rinci atas capaian dari 21 (dua puluh satu) IKU tersebut dijelaskan melalui tabel dibawah ini:

Page 72: Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1352014/...Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.id

Kementerian Keuangan60

No Nama IKU Tahun 2017

Target Realisasi Indeks Capaian

SS4RB-TKyangEfektif,EfisiendanKredibel

4a-CP Persentase Implementasi Inisiatif RBTK Sekretariat Jenderal

90% 100% 111.11

NSS Nilai SS 4 111.11

SS 5 Sistem Manajemen Informasi yang Andal

5a-CP Persentase Downtime Sistem TIK Sekretariat Jenderal

0.95% 0.0300% 120.00

5b-CP Indeks Implementasi IT Service Management Tahap I

100 120 120.00

NSS Nilai SS 5 120.00

SS 6 Penguatan Pengelolaan SDM Berbasis Merit

6a-N Persentase Penerapan Sistem Manajemen Talenta Kementerian Keuangan

100% 115.00% 115.00

6b-N Persentase Implementasi Penggunaan Jabatan Fungsional

100% 113.33% 113.33

NSS Nilai SS 6 114.27

SS 7 Layanan Korporat yang Andal

7a-N Persentase Rekomendasi Strategi Komunikasi yang Ditindaklanjuti

55% 94% 120.00

7b-NPersentase Putusan Perkara Perdata yang Berkekuatan Hukum Tetap dan Hak Uji Materiil UU yang Dimenangkan

90% 100%111.11

7c-N Indeks Ketepatan Waktu Penyelesaian RPMK/RKMK

75 96.66 120.00

NSS Nilai SS 7 117.14

SS 8 Pelaksanaan Tugas Khusus yang Optimal

8a-N Indeks Pelaksanaan Tugas Khusus 95.00 100.00 105.26

NSS Nilai SS 8 105.26

Learning And Growth (30%)

SS 9 SDM yang Kompetitif

9a-CP Persentase Pejabat Sekretariat Jenderal yang Telah Memenuhi Standar Kompetensi Jabatan

90% 93.83% 104.26

NSS Nilai SS 9 104.26

SS 10 Organisasi yang Fit for Purpose

10a-N Persentase Implementasi Penataan Organisasi Sekretariat Jenderal

100% 95% 95.00

Page 73: Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1352014/...Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.id

Laporan Kinerja 2017 61

No Nama IKU Tahun 2017

Target Realisasi Indeks Capaian

10b-N Indeks Tata Kelola Organisasi Sekretariat Jenderal

74.00 81.01 109.47

NSS Nilai SS 10 102.24

SS 11 E-Corporate Services

11a-N Tingkat Pengembangan Aplikasi e-PRiME Tahap III

100% 129.03% 120.00

NSS Nilai SS 11 120.00

SS 12 Pelaksanaan Anggaran yang Optimal

12a-CP Persentase Kualitas Pelaksanaan Anggaran 95% 109.88% 115.66

12b-CP Persentase Rekomendasi BPK atas LKPP dan LK BUN yang Telah Ditindaklanjuti

75% 100.00% 120.00

NSS Nilai SS 12 117.40

NKO 112.58

Keterangan:CP – IKU Cascading Peta

Page 74: Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1352014/...Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.id

Kementerian Keuangan62

A N A L I S I S

K I N E R J A

Monitoring dan evaluasi kinerja dilakukan secara berkala pada setiap tengah triwulan bersama Sub Manajer Kinerja Organisasi (SMKO) yang merupakan manajer kinerja unit eselon II dan sesuai dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 590/KMK.01/2016 tentang Pedoman Dialog Kinerja Individu di Lingkungan Kementerian Keuangan melalui pelaksanaan Dialog Kinerja Organisasi (Rapimja) Setjen dilaksanakan secara periodik triwulan.

Capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) Setjen dan IKU organisasi tingkat eselon II yang perlu

mendapatkan perhatian selanjutnya didorong untuk tercapai baik melalui Nota Dinas kepada Sekretaris Jenderal untuk menjadi perhatian dan apabila diperlukan diadakan rapat pimpinan terbatas (Rapimtas) untuk membahas hal tersebut secara lebih khusus dengan Sekretaris Jenderal.

Secara umum detail masing-masing IKU beserta tujuan pengukuran IKU, penjelasan dan tindakan yang telah dilakukan dijelaskan sebagai berikut:

Kode Indikator Kinerja Target Realisasi Kinerja

1a-CP Indeks opini BPK atas LK BA 015 4 (WTP) 4 (WTP) 120

1b-N Rata-rata indeks tata kelola Kementerian Keuangan 100 100 120

a. Unit yang berpredikat WBK- WBBM 9 21

b. Nilai LAKIN 83.35 83.79

c. Award di bidang Komunikasi dan Layanan Informasi 3 12

d. Jumlah Sertifikasi Standarisasi Internasional Bidang IT 3 3

SS 1 Tata Kelola yang Baik

Page 75: Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1352014/...Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.id

Laporan Kinerja 2017 63

Tata kelola yang dimaksud merupakan tata kelola kementerian yang mencakup proses manajemen mulai dari perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, pengawasan dan reviu atas tugas utama Kementerian Keuangan. Peran Sekretariat Jenderal sebagai supporting unit memang tidak secara langsung dapat mempengaruhi terciptanya layanan Kementerian Keuangan yang prima, namun Sekretariat Jenderal diharapkan mampu membuat mekanisme dan kebijakan yang mengarah pada terciptanya layanan Kementrerian Keuangan yang ideal dan didambakan oleh masyarakat.

Kementerian Keuangan memiliki tugas untuk menyelenggarakan urusan di bidang keuangan dan kekayaan negara dalam pemerintahan serta membantu Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan negara. Untuk itu Kementerian Keuangan menjalankan 6 fungsi sebagai:1. perumusan, penetapan, dan pelaksanaan

kebijakan di bidang keuangan dan kekayaan negara;

2. pengelolaan Barang Milik/Kekayaan Negara yang menjadi tanggung jawab Kementerian Keuangan;

3. pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan Kementerian Keuangan;

4. pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi atas pelaksanaan urusan Kementerian Keuangan di daerah;

5. pelaksanaan kegiatan teknis yang berskala nasional; dan

6. pelaksanaan kegiatan teknis dari pusat sampai ke daerah.

Dalam upaya membantu terciptanya fungsi tersebut secara baik, Sekretariat Jenderal terus melakukan perbaikan-perbaikan dari segi organisasi, sumber daya manusia dan teknologi informasi. Melalui perbaikan tersebut, Sekretariat Jenderal berusaha menciptakan organisasi Kementerian Keuangan yang sehat dan berkinerja tinggi. Dengan adanya kondisi ini, diharapkan tata kelola di Kementerian Keuangan akan menjadi lebih baik.

Page 76: Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1352014/...Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.id

Kementerian Keuangan64

Laporan keuangan bertujuan menyediakan informasi mengenai sumber, alokasi dan penggunaan daya keuangan negara serta posisi keuangan pemerintah. Dengan mengetahui Opini Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), dapat diketahui tingkat transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara sehingga dapat dijadikan pedoman bagi para pengguna untuk kepentingan ekonomi, sosial, maupun politik. Indikator Kinerja Utama (IKU) Indeks Opini BPK atas LK Kementerian Keuangan BA 015 bertujuan menjamin akuntabilitas dan transparansi pertanggungjawaban keuangan negara.

Pada tahun 2017, IKU tersebut mengukur kualitas LK Kementerian Keuangan BA 015 Audited Tahun 2016. Indeks pengukuran IKU menggunakan skala 1 sampai dengan 4 yang mewakili jenis opini BPK sebagai berikut:

Target IKU tahun 2017 sama dengan tahun 2016 yaitu indeks 4 yang mencerminkan Opini BPK Wajar Tanpa Pengecualian (WTP). Polarisasi data ditetapkan menggunakan maximize, dimana semakin sedikit temuan maka indeksnya semakin tinggi sehingga diharapkan laporan keuangan yang dibuat semakin akuntabel dan transparan. Indeks opini BPK atas LK Kementerian Keuangan dilaporkan pada Triwulan II tahun 2017 dengan jenis konsolidasi periode menggunakan take last known value (realisasi yang digunakan adalah angka periode terakhir).

Realisasi tahun 2017 adalah sebesar 4,00 yang mencerminkan opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP).

BPK memberikan opini WTP (Wajar Tanpa Pengecualian) atas LK Kementerian Keuangan BA

Indeks Keterangan

1,00 Tidak Wajar (TW/Adverse)

2,00 Tidak Memberikan Pendapat (TMP/Disclaimer)

3,00 Wajar Dengan Pengecualian (WDP) dengan 4 permasalahan (temuan) atau lebih

3,25 Wajar Dengan Pengecualian (WDP) dengan 3 permasalahan (temuan)

3,50 Wajar Dengan Pengecualian (WDP) dengan 2 permasalahan (temuan)

3,75 Wajar Dengan Pengecualian (WDP) dengan 1 permasalahan (temuan)

3,90 Wajar Tanpa Pengecualian Dengan Paragraf Penjelasan (WTP DPP)

4,00 Wajar Tanpa Pengecualian (WTP)

1a-CP Indeks Opini BPK atas LK BA 015

Page 77: Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1352014/...Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.id

Laporan Kinerja 2017 65

015 Tahun 2016. BPK berpendapat LK Kementerian Keuangan Tahun 2016 telah menyajikan secara wajar untuk seluruh aspek yang material sesuai dengan Standar Akuntansi Pemeritahan (SAP), demikian juga dengan sistem pengendalian intern telah memadai, kepatuhan atas peraturan perundang-undangan serta kecukupan pengungkapan atas penyajian laporan keuangan.

Kementerian Keuangan bersama 74 (tujuh puluh empat) Kementerian/Lembaga lainnya berhasil meraih WTP. Adapun rincian perbandingan capaian indeks opini BPK atas LK Kementerian Keuangan dengan Kementerian/Lembaga lain (lihat pada lampiran)

Beberapa tindakan yang telah dilaksanakan dalam rangka pemeriksaan BPK atas LK Kementerian Keuangan baik formal dan informal, seperti:1. Pelaksanaan inventarisasi saldo Piutang

Perpajakan sebagai bentuk komitmen Menteri Keuangan kepada Badan Pemeriksa Keuangan;

2. Bekerjasama dan bersinergi dengan pihak-pihak di internal Kementerian Keuangan untuk membangun aplikasi Monitoring dan Rekonsiliasi Penerimaan Perpajakan pada MPN G-II;

3. Pembinaan dan pelatihan-pelatihan kepada pihak-pihak yang terkait dalam pengelolaan keuangan dan pengadaan barang jasa;

4. Penyusunan petunjuk teknis pelaporan keuangan sebagai pedoman bagi para penyusun laporan keuangan seluruh entitas akuntansi dan entitas pelaporan di lingkungan Kementerian Keuangan;

5. Menindaklanjuti temuan dan rekomendasi BPK atas Laporan Keuangan Kementerian Keuangan BA 015 baik tahun 2017 maupun tahun-tahun sebelumnya yang menurut BPK belum tuntas/belum sesuai rekomendasi.

Selama 6 (enam) tahun berturut-turut sejak tahun 2011, LK Kementerian Keuangan BA 015 telah berhasil mendapatkan opini Wajar Tanpa Pengecualian. Namun demikian, keberhasilan tersebut bukanlah didapat dengan mudah. Adapun tantangan-tantangan yang dihadapi dalam pencapaian IKU antara lain:1. Sumber daya manusia yang silih berganti,

cepat dan dinamis dengan transfer knowlege yang kurang memadai, mengharuskan Kementerian Keuangan untuk melaksanakan diklat-diklat dalam bentuk workshop maupun bimbingan teknis kepada pihak-pihak terkait dalam pengelolaan keuangan, tidak hanya kepada operator penyusun laporan keuangan namun termasuk juga memberikan pembinaan kepada pejabat pengadaan barang dan jasa di lingkungan Kementerian Keuangan.

2. Sistem informasi yang terus menerus mengalami transformasi, mulai dari Aplikasi SAKPA menjadi Aplikasi SAIBA dan nantinya akan berganti menjadi Aplikasi SAKTI, memotivasi Kementerian Keuangan untuk dapat menyesuaikan diri dalam waktu yang cepat.

3. Standar akuntansi pemerintahan dari basis Cash Towards Accrual (PP No. 24 Tahun 2005) menjadi Full Accrual Basis (PP No. 71 Tahun 2010) beserta dengan aturan turunannya yaitu Buletin Teknis dan Kebijakan Akuntansi mengharuskan Kementerian Keuangan untuk melakukan kajian-kajian yang diperlukan untuk dapat menyesuaikan dengan peraturan-peraturan tersebut.

4. Ketersediaan anggaran yang terbatas mengharuskan Kementerian Keuangan berfikir strategis agar penggunaan dana dapat efisien dan efektif untuk menjaga kualitas transparansi dan akuntabilitas LK Kementerian Keuangan yang telah disusun.

5. Memperbaiki, menjaga dan meningkatkan komitmen pimpinan seluruh entitas akuntansi

Page 78: Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1352014/...Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.id

Kementerian Keuangan66

dan entitas pelaporan di lingkungan Kementerian Keuangan atas terselenggaranya dan tersajinya laporan keuangan Kementerian Keuangan yang transaparan dan akuntabel.

Rencana aksi yang akan dilakukan untuk meningkatkan pencapaian IKU tersebut pada tahun 2018 antara lain:1. Menjaga kualitas akurasi penyajian pendapatan

perpajakan dan piutang perpajakan yang disajikan dalam Laporan Keuangan Kementerian Keuangan BA 015.

2. Melakukan pelatihan kepada seluruh pihak yang terkait dalam pengelolaan keuangan di lingkungan Kementerian Keuangan terkait dengan penerapan Aplikasi SAKTI.

3. Mengatur kebijakan-kebijakan akuntansi yang khusus berlaku di lingkungan Kementerian Keuangan dengan tetap berkoordinasi dan konsultasi kepada Direktorat Jenderal Perbendaharaan selaku entitas yang berwenang dalam menetapkan pedoman akuntansi yang berlaku di lingkungan pemerintah pusat.

4. Berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait baik internal maupun eksternal Kementerian Keuangan untuk menyusun aturan dan sistem informasi yang dibutuhkan untuk menjaga dan meningkatkan kualitas data dan informasi yang disajikan dalam laporan keuangan Kementerian Keuangan BA 015.

Page 79: Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1352014/...Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.id

Laporan Kinerja 2017 67

IKU ini bertujuan untuk memberikan gambaran kondisi tata kelola organisasi saat ini sebagai bahan pertimbangan perbaikan manajemen di masa yang akan datang. Tata kelola Kementerian Keuangan adalah pengakuan dari pihak eksternal baik berupa penghargaan maupun opini atas pengelolaan sumber daya di Kementerian Keuangan dengan formula penghitungan adalah sebagai berikut:

Tujuan dari pengukuran IKU ini adalah Untuk mengukur dan mendorong kualitas laporan keuangan Kementerian Keuangan (BA 015) sebagai perwujudan tata kelola keuangan yang baik.

1b-N Rata-Rata Indeks Tata Kelola Kementerian Keuangan

Penjelasan Capaian

Page 80: Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1352014/...Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.id

Kementerian Keuangan68

Penjelasan Rinci Pencapaian

a. Jumlah Unit yang Memenuhi Kriteria Wilayah Bebas Korupsi/Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBK/WBBM)

Sejalan dengan semangat dan visi Kabinet Kerja tahun 2014 - 2019 serta program revolusi mental dalam pemberantasan korupsi, berbagai program terkait dengan peningkatan kualitas aparatur sipil negara yang digariskan oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kementerian PAN dan RB) telah dilaksanakan oleh Kementerian Keuangan. Pelaksanaan program-program tersebut antara lain ditujukan agar keuangan dan kekayaan negara dapat didayagunakan secara optimal untuk kesejahteraan rakyat Indonesia.

Salah satu program penting Kementerian Keuangan dalam melakukan usaha-usaha pencegahan dan pemberantasan korupsi yaitu berupa komitmen Kementerian Keuangan dalam membangun Zona Integritas menuju Wilayah Bebas dari Korupsi/Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBK/WBBM) yang telah dicanangkan sejak tahun 2012 sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 52 Tahun 2014. Program pembangunan unit kerja berpredikat WBK/WBBM di lingkungan Kementerian Keuangan merupakan upaya untuk mewujudkan pengelolaan keuangan dan kekayaan Negara yang bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN).

Jumlah unit kerja berpredikat WBK/WBBM ditentukan berdasarkan hasil penilaian Tim Penilai Internal (TPI) dan Tim Penilai Nasional (TPN). Penetapan unit kerja berpredikat WBK/WBBM dilakukan oleh Menteri Keuangan dengan memperhatikan rekomendasi dari TPN.

Pembangunan WBK merupakan tahap yang harus dilalui untuk menjadi WBBM.

Syarat untuk ditetapkan menjadi berpredikat WBK, unit kerja harus memperoleh nilai total (pengungkit dan hasil) minimal 75 (tujuh puluh lima) dan memiliki nilai komponen hasil “terwujudnya pemerintahan yang bersih dan bebas KKN” minimal 18, dengan nilai sub komponen Survei Persepsi Korupsi minimal 13,5 dan sub komponen Persentasi Tindak Lanjut Hasil Pengawasan (TLHP) minimal 4,5.

Sementara itu, untuk dapat diusulkan menjadi berpredikat WBBM, unit kerja harus memperoleh nilai total (pengungkit dan hasil) minimal 85 (delapan puluh lima) dan memiliki nilai komponen hasil “terwujudnya pemerintahan yang bersih dan bebas KKN” minimal 18, dengan nilai sub komponen Survei Persepsi Korupsi minimal 13,5 dan sub komponen persentasi TLHP minimal 4,5, serta memiliki nilai komponen hasil “Terwujudnya Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik kepada Masyarakat” minimal 16.

Pada tahun 2017, diusulkan 21 (dua puluh satu) unit kerja di lingkungan Kementerian Keuangan untuk mendapatkan predikat WBK/WBBM sebagai berikut: 1. LPDP, Setjen2. PPPK, Setjen3. Dit. Penyusunan APBN, DJA4. KPP Pratama Sumbawa Besar5. KPP Pratama Makassar Utara6. KPP Pratama Jakarta Setiabudi Dua7. KPPBC TMP A Bogor8. KPPBC TMP B Bandar Lampung9. KPPBC TMP C Tembilahan10. KPPBC TMP C Cilacap11. KPPBC TMP C Sorong 12. KPPN Kuningan

Page 81: Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1352014/...Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.id

Laporan Kinerja 2017 69

13. KPPN Kotamobagu14. Kanwil DJPB Provinsi Jawa Barat15. KPPN Padang16. KPPN Yogyakarta17. KPKNL Bukittinggi18. KPKNL Padang19. Direktorat Pembiayaan dan Transfer Non

Dana Perimbangan, DJPK20. Direktorat Surat Utang Negara, DJPPR21. Pusdiklat Keuangan Umum, BPPK

Biro Organta selaku Tim Pembangun Integritas melakukan pembinaan terhadap unit-unit kerja tersebut yang berkoordinasi dengan Inspektorat Jenderal selaku TPI. Setelah melalui proses penilaian oleh TPI, ke-21 unit tersebut berhasil memenuhi syarat untuk mendapatkan predikat WBBM sesuai dengan PermenPAN dan RB Nomor 52 Tahun 2014 sehingga target unit kerja berpredikat WBK/WBBM pada tahun 2017 dapat terealisasi 21 unit kerja dengan presentase nilai capaian 120% (target 9 unit). Keberhasilan pencapaian predikat WBK/WBBM oleh ke-21 unit kerja tersebut tidak lepas karena tingginya komitmen yang ditunjukkan oleh para pimpinan dan staf yang terdapat pada unit kerja tersebut. Namun demikian, dalam perjalanannya terdapat beberapa kendala/hambatan yang dihadapi dalam pembangunan unit ZI menuju WBK yaitu antara lain keterbatasan sumber daya Tim Penilai Internal (Inspektorat Jenderal), unit kerja yang mempunyai tusi law enforcement cenderung mendapatkan nilai komponen hasil yang

rendah, serta unit kerja kurang melakukan sosialisasi/mengampanyekan rencana kerja dan capaian unit kerja kepada stakeholders (intimacy).

Berdasarkan tabel dibawah, terlihat bahwa realisasi selama 2 tahun berturut-turut selalu mencapai target. Pada tahun 2016 dapat terealisasi 7 unit kerja dari target 3 unit kerja atau tercapai 120% dan pada tahun 2017 tercapai 21 unit kerja dari target 9 unit kerja atau tercapai 120% dari target.

b. Nilai Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIN)

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tingkat Kementerian Keuangan merupakan perwujudan pertanggungjawaban atas kinerja pencapaian visi dan misi Kementerian Keuangan pada Tahun Anggaran 2015. Penyusunan Laporan Kinerja mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2016 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah, Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Peraturan Menteri PAN dan RB) Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, serta Rencana Strategis Kementerian Keuangan Tahun 2015-

Tahun Anggaran Target Capaian Indeks

Target Realisasi Capaian Target Realisasi Capaian

3 unit 7 unit 120 9 unit 21 unit 120

Tabel 5. Perbandingan Target Dan Realisasi WBK/WBBM Tahun 2016 s.d. 2017

Page 82: Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1352014/...Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.id

Kementerian Keuangan70

2019 sebagaimana telah ditetapkan dalam Keputusan Menteri Keuangan Nomor 466/KMK.01/2015.

Berdasarkan surat Menteri PAN-RB No.B/571/M.AA.05/2017 tanggal 16 Pebruari 2017 (diterima tanggal 11 April 2017) tentang Hasil Evaluasi atas AKIP Tahun 2015, Kemenkeu memperoleh nilai sebesar 83,79. Nilai ini lebih besar dari target yang ditetapkan pada tahun 2017 sebesar 83.35.

Dari hasil reviu KemenPAN-RB direkomendasikan hal sebagai berikut:1. Menyempurnakan dokumen perencanaan

terutama penyempurnaan indikator kinerja yang menjawab peran dan tanggungjawab kemenkeu dalam pelaksanaan mandat, misal peran terkait pelaksanaan UU Keuangan Negara dalam mewujudkan PBK maupun mengenai fungsi yang terkait pertumbuhan aset atau kekayaan negara;

2. Melakukan integrasi proses penganggaran dengan penentuan target kinerja sehingga lebih menggambarkan pelaksanaan anggaran berbasis kinerja

3. Renstra unit kerja masih perlu disempurnakan, misal Renstra DJKN belum menggambarkan peran strategis DJKN

4. Memperkuat kepatuhan dan ketaatan individu dalam melaporkan capaian kinerja IKU yang telah disepakati dan kontrak kinerja melalui optimalisasi monitoring dan

evaluasi kinerja5. Dokumen terkait akuntabilitas kinerja

diseluruh UE 1 seharusnya dipublikasikan di masing-masing web unit kerja

Tindakan yang telah dilaksanakan, antara lain:1. Penyusunan LAKIN Kementerian Keuangan

Tahun 2016 telah selesai dan disampaikan kepada KemenPAN-RB dan BAPPENAS melalui surat Menteri Keuangan No. S-152/MK.01/2017 tanggal 24 Februari 2017.

2. Telah disampaikan surat Menteri Keuangan nomor S-370/MK.01/2017 tanggal 2 Mei 2017 perihal Tanggapan Atas Hasil Evaluasi AKIP tahun 2016 kepada KemenPAN-RB.

3. Untuk meningkatkan nilai LAKIN Kementerian Keuangan telah dilakukan beberapa inisiatif kegiatan, antara lain: Menyusun Laporan Implementasi Nawacita kemenkeu TA 2016; Menyusun dokumentasi visual implementasi Nawacita Kemenkeu TA 2016; Melakukan Reviu Panduan Monev; Melakukan harmonisasi Evaluasi triwulanan untuk TA 2017; Melaksanakan reviu ADIK, resource forum, joint planning system, planning synergi meeting dalam rangka peningkatan kualitas perencanaan; Menyusun dokumen CBD sebagai salah satu terobosan dalam perencanaan.

Rencana aksi yang akan dilakukan untuk meningkatkan pencapaian IKU tersebut pada tahun 2018 adalah Refinement Kontrak Kinerja

2015 2016 2017

Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi

81 82,93 81 82,93 83,35 83,79

Tabel 6. Target dan Realisasi Nilai Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIN)

Page 83: Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1352014/...Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.id

Laporan Kinerja 2017 71

berdasarkan Kualitas Kontrak Kinerja (K3).

c. Award di bidang Komunikasi dan Layanan Informasi

Pada tahun 2017, Sekretariat Jenderal mengukur jumlah penghargaan/award yang diterima oleh Kementerian Keuangan di bidang komunikasi dan layanan informasi yang dituangkan dalam SubIKU Award di Bidang Komunikasi dan Layanan Informasi. Beberapa bidang pekerjaan yang dapat diikutsertakan dalam ajang penghargaan/award di bidang komunikasi dan/atau layanan informasi antara lain:1. Penerbitan media internal instansi;2. Pengelolaan website;3. Pengelolaan layanan informasi melalui

PPID; dan4. Pameran produk/kebijakan/layanan

instansi pemerintah.

Dengan target 3 Awards, Kementerian Keuangan mendapatkan realisasi 13 Awards dengan rincian sebagai berikut:

• Dalam ajang Indonesia Inhouse Magazine Awards (InMA) 2017 Kemenkeu memenangkan 2 (dua) kategori penghargaan, yaitu:1. Gold Winner – The Best Government

Inhouse Magazine2. Gold Winner – The Best of E-Magazine

• Dalam ajang PR Indonesia Award (PRIA) 2017, Kemenkeu memenangkan 7 kategori penghargaan, yaitu:1. Gold Winner – Program Government PR

Strategi Komunikasi Amnesti Pajak2. Gold Winner – Departemen PR3. Gold Winner – Majalah Media Internal4. Gold Winner – Sosial Media Internal5. Gold Winner – Majalah Cetak Internal

6. Gold Winner – Media Relations7. Platinum Award – Kementerian

• Dalam ajang Anugerah Media Humas (AMH) 2017, Kemenkeu memenangkan 3 (tiga) kategori penghargaan, yaitu:1. Juara I – Media Sosial2. Juara II – Penerbitan Media Internal3. Juara III – Pelayanan melalui Internet

(Website)4. Selain itu, Kemenkeu juga menjadi Juara

Umum dalam AMH 2017

• Kemenkeu menjadi Juara I Keterbukaan Informasi Publik yang diselenggarakan oleh Komisi Informasi Pusat.

d. JumlahSertifikasiStandarisasiInternasional Bidang IT

Penjelasan Capaian:1. Tahun 2017 akan dilaksanakan surveillance

3 Sertifikasi Standardisasi Internasional yaitu Bidang ITSM, SMKI, dan Manajemen Mutu. Sertifikasi dapat dipertahankan apabila temuan hasil audit eksternal (non-conformity) telah ditindak lanjuti selambatnya 7 hari kerja setelah disampaikan oleh auditor.

2. Untuk menunjang kegiatan Sertifikasi Standardisasi Internasional tersebut telah disusun Audit Progam tahun 2017.

3. Telah dilaksanakan Audit Eksternal Surveilance ISO 20000 tanggal 27-29 September 2017 dengan dinyatakan bahwa Pusintek direkomendasikan dapat melanjutkan sertifikasi ISO 20000 tahun 2019.

Tindakan yang telah dilaksanakan:1. Telah dilaksanakan monitoring Temuan

Tindak Lanjut Internal dan Eksternal Audit ISO 20000, 27001, 9001 tanggal 16 Maret

Page 84: Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1352014/...Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.id

Kementerian Keuangan72

20172. Telah dilakukan monitoring Temuan Audit

ISO (Internal dan Eksternal) Tahun 2016 pada 04 Mei 2017

SertifikasiISO20000(ITServiceManagement):1. Telah dilaksanakan Audit Internal ISO

20000 pada 05 - 09 Juni 2017 dengan hasil temuan Observation sebanyak 14 dan Continual Improval sebanyak 27 dan akan ditindaklanjuti Tahun 2018.

2. Telah dilaksanakan Audit Eksternal Surveilance ISO 20000 pada 27 – 29 September 2017 dengan hasil temuan audit: NC minor 2, opportunity of improvement 2 dan akan ditindaklanjuti Tahun 2018.

3. Hasil Surveillance ISO menyatakan bahwa Pusintek masih memperoleh Sertifikat ISO 20000:2011 Tahun 2017

SertifikasiISO27001(InformationSecurityManagement System):1. Telah dilaksanakan Audit Internal ISO 27001

pada 10 – 14 Juli 2017 dengan hasil temuan Non Conformity sebanyak 4, Observation sebanyak 22 dan Continual Improval sebanyak 26 dan akan ditindaklanjuti Tahun

2018.2. Telah dilaksanakan Audit Eksternal

Surveilance ISO 27001 pada 11-13 Oktober dengan hasil temuan: NonConformity 2, Opportunity for Improvement 2 dan akan ditindaklanjuti Tahun 2018.

3. Hasil Surveillance ISO menyatakan bahwa Pusintek masih memperoleh Sertifikat ISO 27001:2013 Tahun 2017.

SertifikasiISO9001(QualityManagementSystem):1. Telah dilaksanakan Audit Internal ISO 9001

pada 24 – 28 Juli 2017 dengan hasil temuan Nonconformity sebanyak 1, Observation sebanyak 16 dan Continual Improval sebanyak 26 dan akan ditindaklanjuti Tahun 2018.

2. Telah dilaksanakan Audit Eksternal Surveilance ISO 9001 pada 23 – 25 Oktober 2017 dengan hasil temuan: NonConformity 1, Opportunity for Improvement 2 dan akan ditindaklanjuti Tahun 2018.

3. Hasil Surveillance ISO menyatakan bahwa Pusintek masih memperoleh Sertifikat ISO 9001:2015 Tahun 2017.

Page 85: Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1352014/...Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.id

Laporan Kinerja 2017 73

Kode Indikator Kinerja Target Realisasi Kinerja

2a-CP Indeks kepuasan pengguna layanan Sekretariat Jenderal 4,16(skala 5) 4,36 104,81

SS 2 Kepuasan Pengguna Layanan yang Tinggi

IKU ini diukur berdasarkan Survei Kepuasan Pengguna Layanan Kementerian Keuangan (SKPL Kemenkeu), yang merupakan bagian dari agenda program Reformasi Birokrasi Kementerian Keuangan. Kementerian Keuangan senantiasa dituntut untuk selalu memperbaiki kualitas pelayanan secara terus menerus (continuous improvement) kepada pengguna layanan maupun pihak-pihak terkait lainnya (stakeholders). Sehingga, guna mengukur sejauh mana kualitas pelayanan yang telah diberikan Kemenkeu kepada masyarakat dan untuk mendapatkan informasi yang obyektif dan komprehensif terhadap kinerja layanan, perlu dilakukan pengukuran tingkat kepuasan pengguna layanan berdasarkan indikator-indikator spesifik yang ditetapkan melalui Survei Kepuasan Pengguna Layanan. Tingkat kepuasan pengguna layanan merupakan sebuah ukuran atas seberapa berkualitas layanan publik yang diberikan Kemenkeu dalam memenuhi harapan para pengguna layanan.

Ruang lingkup SKPL dari 2 (dua) variabel pengukuran yaitu kepentingan dan kepuasan, kemudian diterjemahkan dalam 11 (sebelas) aspek layanan sesuai dengan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik meliputi:

(a) keterbukaan/kemudahan akses informasi, (b) informasi layanan, (c) kesesuaian prosedur dengan ketentuan yang ditetapkan, (d) sikap pegawai, (e) kemampuan dan keterampilan pegawai, (f) lingkungan pendukung, (g) akses terhadap kantor layanan, (h) waktu penyelesaian layanan, (i) pembayaran biaya sesuai aturan/ketentuan yang ditetapkan, (j) pengenaan sanksi/denda atas pelanggaran terhadap ketentuan layanan, dan (k) keamanan lingkungan dan layanan.

Berdasarkan target IKU yang ditetapkan dalam forum Rapat Pimpinan Kinerja Sekretariat Jenderal, Indeks Kepuasan Pengguna Layanan Sekretariat Jenderal tahun 2017 ditetapkan sejumlah 4,16. Adapun realisasi yang diperoleh berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh tim dari Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, untuk tahun 2017 dapat tercapai sebesar 4,39 atau sebesar 105.53% dari target, dengan jumlah responden yang diwawancara sebanyak 731 pengguna layanan. Berikut ini adalah hasil SKPL tahun 2017 yang menunjukkan tingkat kepentingan per aspek layanan dan perbandingan indeks kepuasan per aspek layanan tahun 2017 dengan tahun 2016:

Page 86: Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1352014/...Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.id

Kementerian Keuangan74

No Aspek LayananIndeks Kepentingan Indeks Kepuasan

∆ 2016 2017 2016 2017

1. Keterbukaan/Kemudahan Akses Informasi

4,61 4,65 4,20 4,30 ↑ 0,10

2. Informasi Layanan (Persyaratan, Prosedur, dll.)

4,59 4,60 4,23 4,30 ↑ 0,07

3. Kesesuaian Prosedur dengan Ketentuan

4,68 4,67 4,30 4,32 ↑ 0,02

4. Sikap Pegawai 4,70 4,66 4,39 4,41 ↑ 0,02

5. Kemampuan dan Keterampilan Pegawai

4,71 4,68 4,29 4,33 ↑ 0,04

6. Lingkungan Pendukung 4,62 4,61 4,26 4,29 ↑ 0,03

7. Akses terhadap Layanan 4,65 4,68 4,25 4,39 ↑ 0,14

8. Waktu Penyelesaian Layanan 4,63 4,63 4,15 4,13 ↓ -0,02

9. Pembayaran Biaya Sesuai Ketentuan

4,43 4,92 3,96 4,67 ↑ 0,71

10. Pengenaan Sanksi/Denda Atas Pelanggaran

NA** NA** NA** NA** NA** NA**

11. Keamanan Lingkungan dan Layanan

4,67 4,71 4,37 4,47 ↑ 0,10

Rata-rata Indeks SETJEN 4,62 4,68 4,22 4,36 ↑ 0,14

**NA=not available atau tidak ada

Pada tahun 2017 ini, terdapat total 21 jenis layanan Sekretariat Jenderal yang menjadi obyek SKPL Kemenkeu, yang tersebar dari 11 unit Eselon II di lingkungan Sekretariat Jenderal. Berikut ini adalah rincian indeks kepuasan per jenis layanan dan per unit penyedia layanan tahun 2017:

Page 87: Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1352014/...Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.id

Laporan Kinerja 2017 75

No Unit Eselon II Jenis LayananIndeks

Per Jenis Layanan

Per Unit Penyedia

1. Biro Perencanaan dan Keuangan

Layanan Revisi BA 999 4,214,36

2. Layanan Asistensi Penyusunan Laporan Keuangan 4,51

3. Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan

Penyelesaian SOP di Lingkungan Kementerian Keuangan 4,25 4,25

4.

Biro Hukum

Penelaahan Perumusan Rancangan Peraturan Perundang-Undangan 4,31 4,21

5.

Penerbitan Pendapat Hukum (Legal Opinion) atas:a) Pinjaman/Hibah Luar Negeri Pemerintah,b) Purchase Agreement/ Indenture/ Subsricption Agreement/Certificate of Authorization untuk Penerbitan/Penjualan Surat Utang Negara dalam Valuta Asing di Pasar Perdana Internasional; danc) Certificate Purchase Agreement/Declaration of Trust untuk Penerbitan/Penjualan Surat Berharga Syariah Negara dalam Valuta Asing di Pasar Perdana Internasional.

4,11

6. Biro Bankum Penanganan Perkara Perdata, Tata Usaha Negara dan Uji Materiil 4,42 4,42

7. Biro SDM Proses Penyelesaian Kenaikan Pangkat Pegawai Negeri Sipil Kementerian Keuangan 4,15 4,15

8. Biro Perlengkapan

Penerbitan Persetujuan Penjualan BMN Selain Tanah dan/atau Bangunan Yang Tidak Memiliki Bukti Kepemilikan dengan Nilai Perolehan sampai dengan Rp100.000.000 (seratus juta rupiah) per unit/satuan

4,26 4,26

9.

Biro KLI

Penyelenggaraan Konferensi Pers dan/atau Siaran Pers 4,24

4,2510. Penyusunan Analisis Media Cetak 4,30

11. Penyiapan Komponen Fasilitasi Kunjungan Studi/Studi Banding Akademisi ke Kementerian Keuangan 4,20

12. Biro Umum Layanan Kesehatan 4,18 4,18

13.

Pusintek

Layanan Service Desk 4,55

14. Layanan Koneksi Internet 4,52

15. Layanan Surat elektronik 4,31

16. Layanan Pengguna Perangkat Lunak Berlisensi 4,47

17. Layanan Instalasi Desktop/Notebook 4,52

18. PPPK (Pusat Pembinaan Profesi Keuangan)

Pelayanan Penyelesaian Perizinan Akuntan Publik dan Penilai Publik 4,59 4,59

Tabel 7. Jenis Layanan Objek SKPL Setjen

Page 88: Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1352014/...Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.id

Kementerian Keuangan76

Apabila dibandingkan dengan tahun 2016, capaian IKU Kepuasan Pengguna Layanan Sekretariat Jenderal mengalami peningkatan 0.14 poin. Tren capaian indeks kepuasan pengguna layanan Sekretariat Jenderal sejak tahun 2010 dapat dilihat dalam grafik berikut.

Adapun perbandingan target dan realisasi Indeks Kepuasan Pengguna Layanan Setjen dibandingkan dengan Unit Eselon I lain lingkup Kementerian Keuangan disajikan dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 7. Indeks SKPL di Lingkungan Kemenkeu

No Unit Eselon II Jenis LayananIndeks

Per Jenis Layanan

Per Unit Penyedia

19.

Pusat LPSE

Registrasi dan Verifikasi Dokumen Penyedia Barang/Jasa 4,15

20. Pelayanan Helpdesk 4,17

21. Pelatihan e-Procurement 4,18

INDEKS 4,36 4,36

Page 89: Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1352014/...Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.id

Laporan Kinerja 2017 77

Tahun Anggaran Target Capaian Indeks

2017 4.16

2018 4.17

2019 4.22

Sampai dengan tahun 2019, telah disusun rencana target indeks yang ditargetkan untuk dicapai oleh Sekretariat Jenderal sebagai berikut.

Pengguna layanan Setjen memiliki tingkat harapan yang tinggi terhadap layanan yang diindikasikan oleh tingginya indeks kepentingan (4,68) yang lebih besar daripada indeks kepuasan Setjen (4,36). Sehingga dari beberapa simpulan yang diperoleh dari SKPL Kemenkeu tahun 2016, beberapa rekomendasi yang diformulasikan oleh Tim Peneliti sebagai implikasi manajemen untuk Setjen yang disajikan sebagai berikut:

Isu Utama Rekomendasi

a) Aspek layanan dengan indeks kepuasan terendah (4,13)

b) 3 item terendah terkait waktu yaitu pengguna dapat memantau proses, sistem untuk memonitor tahapan, dan informasi tentang standar waktu

c) Masih belum memuaskan untuk jenis layanan “Penyelesaian SOP di lingkungan Kemenkeu RI” (3,84).

d) Satu-satunya aspek layanan yang menurun indeksnya dari 2016 (-0,02).

e) Aspek layanan dengan gap tertinggi antara harapan dan kepuasan (-0,50).

1. Mengkaji ulang standar waktu untuk setiap kegiatan dalam proses layanan, lalu membakukannya dalam SOP layanan.

2. Menyederhanakan prosedur layanan dan menentukan standar waktu untuk setiap proses

3. Membangun sistem monitoring yang terintegrasi untuk semua jenis layanan yang diberikan Setjen, yang memungkinkan penggunanya dapat memantau progress layanan via gadget atau piranti elektronik lainnya.

4. Memberikan pelatihan bagi pemberi layanan baik terkait aspek kompetensi terkait layanan maupun ketrampilan dan pengelolaan waktu (time management)

5. Memberikan rewards and punishment terhadap pemberi layanan ataupun unit layanan yang mampu memberikan layanan sesuai/tidak sesuai standar waktu.

1. Aspek Layanan: Waktu Penyelesaian Layanan

Page 90: Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1352014/...Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.id

Kementerian Keuangan78

Isu Utama Rekomendasi

a) Masih belum memuaskan untuk jenis layanan “Proses Penyelesaian Kenaikan Pangkat PNS Kemenkeu RI” (3,86).

b) Aspek layanan dengan gap tertinggi kedua antara harapan dan kepuasan (-0,35).

1. Perlu dilakukan sosialisasi lebih intensif dan lebih efektif terkait berbagai informasi layanan khususnya ke-SDM-an sesuai dengan perkembangan teknologi.

2. Membuka berbagai cara dalam memberikan informasi layanan (online dan offline) agar layanan lebih mudah diakses oleh pengguna sesuai karakteristik pengguna yang semakin mobile dan digital minded, maupun pengguna yang masih menggunakan metoda komunikasi konvensional.

3. Pengguna layanan diberikan akses lebih memadai dalam menyampaikan keluhan/complaint, akses terhadap prosedur layanan dan akses terhadap standar waktu layanan. Ketiga hal tersebut secara wajib dimuat dalam Maklumat Layanan (Service Charter) di semua jenis layanan.

4. Human Resources Information System (HRIS) yang terintegrasi dan didasarkan pada merit system di semua tingkatan harus dilaksanakan agar memberikan motivasi kepada pegawai untuk memberikan layanan lebih memuaskan.

2. Aspek Layanan: Keterbukaan/ Kemudahan Akses Informasi

Page 91: Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1352014/...Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.id

Laporan Kinerja 2017 79

Pengelolaan keuangan yang kredibel dan akuntabel merupakan sasaran yang ingin dicapai oleh Sekretariat Jenderal dalam menjalankan fungsi selaku pengelola dan pembina keuangan (termasuk BMN) di lingkungan Kementerian Keuangan. Perencanaan dan Pengelolaaan Keuangan yang optimal dilaksanakan melalui peningkatan kualitas perencanaan, pelaksanaan dan pertanggungjawaban. Pengertian dari

akuntabel adalah pengelolaan keuangan dan kekayaan negara yang mengacu pada praktek terbaik internasional yang berlandaskan asas profesionalitas, proporsionalitas dan keterbukaan. Sedangkan pengertian dari kredibel adalah adalah pengelolaan keuangan yang berkualitas, memiliki kapabilitas, atau kekuatan untuk menimbulkan kepercayaan publik/stakeholder.

Kode Indikator Kinerja Target Realisasi Kinerja

3a-N Persentase tahapan implementasi penganggaran berbasis kinerja tahun 2017

100% 100% 100%

3b-N Persentase penyelesaian publikasi spending review tingkat satker Kementerian Keuangan tahun 2017

100% 100% 100%

3c-N Persentase ketepatan waktu penyusunan RK-BMN Kementerian Keuangan

100% 110,82% 110,82%

SS 3 Pengelolaan Keuangan Negara yang Kredibel dan Akuntabel

Page 92: Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1352014/...Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.id

Kementerian Keuangan80

IKU ini merupakan lanjutan dari IKU yang sama di tahun 2016. Sesuai Roadmap Implementasi PBK di lingkup Kementerian Keuangan yang telah ditetapkan melalui Keputusan Sekretaris Jenderal nomor 370/SJ/2014 di tahun 2016 ada 5 (lima) milestone yang telah dicapai yaitu:1. Penataan ADIK seluruh unit eselon I;2. Reviu atas implementasi ADIK di seluruh unit

eselon I;3. Reviu Output lingkup Kementerian Keuangan;4. Standarisasi struktur output layanan

perkantoran/kesekretariatan;5. Penyusunan panduan teknis monev dalam

konteks PBK;

Adapun untuk tahun 2017, milestone yang sudah dicapai berserta bobot pencapaiannya adalah sebagai berikut:1. Deviasi output dan indikator output yang

terdapat dalam Renja dan RKA-K/L unit Eselon I TA 2018 (bobot 33,3%);

2. Standardisasi struktur biaya kantor vertikal (Kantor Wilayah dan Kantor Pelayanan) mencapai 100% (bobot 33,3%);

3. Tingkat kepatuhan implementasi monitoring dan evaluasi dalam konteks PBK di unit eselon I (bobot 33,3%).

Tujuan dari pengukuran IKU ini adalah untuk meningkatkan kualitas/pemantapan implementasi Penganggaran Berbasis Kinerja sesuai amanat UU No. 17 Tahun 2003 dan PP No. 90 Tahun 2010.

Tindakan yang Telah DilaksanakanPada poin deviasi output dan indikator output yang terdapat dalam Renja dan RKA-K/L unit Eselon I TA 2018 yaitu:1. Telah melaksanakan reviu ADIK, resorce

forum, joint planning system, planning synergi meeting dalam rangka peningkatan kualitas perencanaan.

2. Deviasi Output dan Indikator Output dalam Renja dan RKA-K/L UE I TA 2018 sebesar 5,33% (Target 15%).

Standardisasi struktur biaya kantor vertikal:1. Lokakarya Standar Struktur Biaya Output

Generik untuk Satker Setjen, KPTIK, dan DJBC;2. Workshop Standar Struktur Biaya Output

Generik untuk DJPB, DJKN, dan DJBC;3. Implementasi Standar Struktur Biaya Output

Generik pada ADIK TA 2018 untuk seluruh Biro dan Pusat di lingkup Sekretariat Jenderal;

4. Review ADIK TA 2018 dan Standarisasi Struktur Biaya Seluruh Unit Eselon I.

5. Menyampaikan Surat Edaran Sekretaris Jenderal Nomor SE-30/SJ/2017 tentang Standar Struktur Biaya Output Layanan Perkantoran, Output untuk Layanan Kesekretariatan, dan Output Generik dalam Penyusunan Anggaran TA 2018.

Tingkat kepatuhan implementasi monitoring dan evaluasi dalam konteks PBK di UE I:1. Telah melakukan preview atas panduan

3a-N Persentase tahapan implementasi penganggaran berbasis kinerja tahun 2017

Page 93: Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1352014/...Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.id

Laporan Kinerja 2017 81

monev;2. Telah menyampaikan perlunya checklist;3. Telah membuat review singkat atas panduan

monev;4. Telah menyampaikan panduan monev ke unit

eselon I dan menyampaikan rencana tindak lanjut;

5. Sudah ada balasan dari 11 unit yang menyampaikan jawaban checklist element implementasi monev yang efektif (Self Assessment);

6. Hasil Tahap 1 (Self Assessment) : UE 1 telah melaksanakan kegiatan Monev atas anggaran dan kinerja dengan tingkat tata kelola yang bervariasi. UE 1 menganggap penerapan

Monev PBK di lingkungan masing-masing telah berjalan baik (terdapat 4 UE I memperoleh skor 100%);

7. Hasil Tahap 2 (Verifikasi Dokumen & Wawancara) : Ada 5 unit yang meningkat dan 5 unit yang menurun hasilnya, hanya 1 unit yang hasilnya tetap dengan tahap I.

Laporan Implementasi Panduan Monev telah disusun dan mendapatkan rekomendasi (expected) “saran perbaikan terhadap pelaksanaan monev yang telah dilakukan saat ini di tiap unit eselon 1 dan perbaikan checklist monev dalam buku panduan”

Page 94: Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1352014/...Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.id

Kementerian Keuangan82

3b-N Persentase penyelesaian publikasi spending review tingkat satker Kementerian Keuangan tahun 2017

Sebagai tindak lanjut atas arahan Menteri Keuangan dalam Rapimja 4 November 2016 bahwa “Sekretariat Jenderal agar menyusun reviu atas anggaran BA 015 tahun 2016 yang berfokus pada belanja besar dan strategis, misalnya belanja mana yang dominan, yang paling tidak efisien, maupun belanja yang kacau” maka pada tahun 2017, Sekretariat Jenderal menyusun IKU terkait penyelesaian publikasi Spending Review (SR) tingkat satker Kementerian Keuangan dengan perhitungan capaian sebagai berikut.

Tujuan dari pengukuran IKU ini adalah untuk merumuskan standarisasi kebijakan yang menyeluruh untuk pengeluaran yang dikeluarkan oleh kantor-kantor pelayanan Kemenkeu.

ImplikasiSalah satu hasil dari reviu yang dilakukan adalah “Perlu adanya pendalaman Spending Review khususnya untuk biaya non-operasional satuan kerja yang memberikan layanan kepada masyarakat”.

Tahapan yang ditempuh pada 2017 :a. Spending Review pada satker KPPN;

b. Profil Belanja Kementerian Keuangan BA 015;c. Survei Populasi Spending Review Kantor

Pelayanan;d. Pengolahan Data, FGD, dan peer review/

seminar;e. Penyusunan Rekomendasi Kebijakan Hasil

Survei Spending Review.

Tindakan yang Telah Dilaksanakan1. Telah melaksanakan SR ke beberapa satker

KPPN:a. Telah melakukan validasi kuesioner ke

beberapa Satker KPPN;b. Telah mengupdate kuestioner;c. Sedang melakukan finalisasi draft kuesioner

pada KPP, KPKNL, KPPBC dan BDK;d. Membuat alternatif media penyampaian

kuesioner;e. Telah menyusun dan memfinalisasi

kuesioner online.2. Telah menyusun SR Makro BA 015 Kemenkeu;

a. Telah menyampaikan hasil SR Makro kepada MK;

b. Telah mendapat disposisi MK untuk dijadikan bahan Rapim;

c. Telah menyampaikan Profil Belanja Kemenkeu kepada unit eselon I untuk dapat diadopsi sebagai persiapan pendalaman;

d. Siap menunggu arahan lebih lanjut dari MK.

Page 95: Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1352014/...Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.id

Laporan Kinerja 2017 83

3. Survey Online Spending Review (S-386/SJ.1/2016 tgl 16 Juni 2017 perihal Permintaan Penyampaian Informasi Pengisian Survey Spending Review di Lingkungan Kementerian Keuangan);

4. Pengisian Survey Online sampai dengan saat ini telah diisi oleh 718 satker (DJP 100%, DJBC 100%, DJPB 100%, DJKN 100% dan BPPK 100%);

5. FGD dengan unit DJPB telah dilaksanakan pada

tanggal 29 September 2017;6. FGD dengan unit DJKN, BPPK, DJP, DJBC

telah dilaksanakan di bulan November dan Desember 2017;

7. Publikasi SR telah disampaikan ke Sesjen melalui ND-788/SJ.1/2017 tanggal 20 Desember 2017 dan mendapat catatan untuk dilaporkan juga ke Menteri Keuangan.

Page 96: Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1352014/...Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.id

Kementerian Keuangan84

3c-N Persentase ketepatan waktu penyusunan RK-BMN Kementerian Keuangan

Penyusunan Rencana Kebutuhan Barang Milik Negara (RKBMN) merupakan suatu proses untuk mengakomodir kebutuhan akan BMN di Lingkungan Kementerian Keuangan dengan tetap memperhatikan ketersediaan BMN yang ada, standar barang dan standar kebutuhan yang telah ditentukan serta harus sesuai dengan rencana strategis dan rencana kerja Kementerian Keuangan. Perencanaan kebutuhan BMN disusun dan disampaikan secara berjenjang mulai dari Kuasa Pengguna Barang sampai ke Pengguna Barang. Sebelum dihimpun menjadi RKBMN pengguna barang, seluruh RKBMN yang disampaikan kuasa pengguna barang terlebih dahulu diteliti oleh Pengguna Barang dengan melibatkan aparat pengawasan intern pemerintahan (APIP).

Setelah dilakukan pengesahan, RKBMN pengguna barang diserahkan ke pengelola barang untuk ditelaah dalam forum penelaahan yang hasilnya

akan ditandatangani oleh pengguna barang dan pengelola barang. Hasil penelaahan itulah yang akan dijadikan dasar pengusulan penyediaan anggaran. Selanjutnya, formula perhitungan capaian terdiri dari :a. Kompilasi Eselon I : 25%;b. Penelitian : 35%;c. Reviu : 5%;d. Tindak lanjut hasil reviu : 30%;e. Penyampaian ke DJKN : 15%.

Tujuan dari pengukuran IKU ini adalah untuk memastikan bahwa kebutuhan BMN satker terpenuhi, adanya optimalisasi BMN eksisting, serta tercapainya pengelolaan BMN yang efektif dan efisien.

Capaian Tindakan yang Telah Dilaksanakan1. Kompilasi dari unit eselon I memiliki capaian

sebesar:

Unit Eselon 1 Skor Unit Eselon 1 Skor Unit Eselon 1 Skor

Setjen 90% DJBC 100% DJPK 100%

Itjen 100% DJPB 100% BKF 120%

DJA 120% DJKN 100% BPPK 100%

DJP 100% DJPPR 100%

TOTAL: 102,73

Capaian: 25,68%

Page 97: Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1352014/...Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.id

Laporan Kinerja 2017 85

2. Penelitian memiliki capaian sebesar:

Unit Eselon 1 Skor Unit Eselon 1 Skor Unit Eselon 1 Skor

Setjen 110% DJBC 110% DJPK 120%

Itjen 110% DJPB 100% BKF 120%

DJA 120% DJKN 100% BPPK 120%

DJP 100% DJPPR 120%

Total: 111,82

Capaian: 39,14%

3. Reviu dilakukan pada seluruh unit eselon I pada minggu keempat bulan November 2017 dengan skor 80%, sehingga memiliki capaian sebesar 4%;

4. Tindak lanjut hasil reviu dilakukan pada seluruh unit eselon I pada 6 Desember 2017 melalui undangan Bilateral Meeting dengan nomor UND-215/SJ.7/2017 dengan skor 120%, sehingga memiliki capaian sebesar 36%;

5. Penyampaian ke DJKN disampaikan ke DJKN pada 6 Desember 2017 dengan surat S-2965/SJ/2017 dengan skor 120%, sehingga memiliki capaian sebesar 6%.

Page 98: Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1352014/...Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.id

Kementerian Keuangan86

Kode Indikator Kinerja Target Realisasi Kinerja

4a-CP Persentase implementasi inisiatif RBTK Sekretariat Jenderal 90% 100% 111,11%

a. IS Penguatan Budaya Organisasi Kementerian Keuangan 90% 100% 111,11%

b. IS Leaders Factory 90% 100% 111,11%

SS 4 RBTK yang Efektif, Efisien, dan Kredibel

Transformasi Kelembagaan yang Efektif merupakan sasaran strategis Sekretariat Jenderal mengingat kedudukan Sekretariat Jenderal menempati posisi sentral dalam implementasi transformasi kelembagaan di lingkungan Kementerian Keuangan. Implementasi inisiatif RBTK Sekretariat Jenderal dikatakan efektif apabila seluruh rencana dapat dilaksanakan.

Seiring dengan tantangan, perubahan lingkungan dan kebutuhan pelaksanaan tugas serta sejalan dengan program transformasi kelembagaan Kemenkeu, struktur organisasi Kemenkeu perlu senantiasa beradaptasi agar mampu beroperasi pada tingkat efektivitas dan efisiensi yang tinggi, untuk itu perlu dilakukan restrukturisasi agar struktur organisasi Kemenkeu lebih “fit for purpose” sehingga sesuai dengan kebutuhan lingkungan saat ini.

Tujuan dari pengukuran IKU ini adalah untuk mengukur penyempurnaan model organisasi dan tata kelola serta proses pengambilan keputusan

dalam rangka mencapai struktur organisasi Kemenkeu yang beroperasi pada efisiensi atau efektivitas yang tinggi.

Penjelasan Capaian

Pada tahun 2017, fokus pelaksanaan restrukturisasi Kemenkeu meliputi pelakasanaan inisiatif strategis (IS):1. IS Penguatan Budaya Organisasi

Kementerian Keuangan (CTO) Output utama dari IS ini pada 2017 adalah

ditetapkannya Instruksi Menteri Keuangan nomor 346/IMK.01/2017 dalam rangka

Page 99: Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1352014/...Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.id

Laporan Kinerja 2017 87

mengimplementasikan dan menginternalisasi nilai-nilai Kementerian Keuangan serta mendorong perubahan mind set, pola kerja, dan spirit dalam pelaksaan tugas.

2. IS Leaders Factory (SDM) Komitmen Kementerian Keuangan untuk

berkontribusi dalam mewujudkan SDM Aparatur Sipil Negara yang kompeten dan kompetitif sebagai bentuk perwujudan pada salah satu Pilar Reformasi Birokrasi.

Implikasi:a. Distribusi leaders lingkup internal Kemenkeu

untuk mendukung pengelolaan Kemenkeu yang akuntabel;

b. Distribusi leaders lingkup eksternal Kemenkeu untuk mendukung pengelolaan keuangan negara yang akuntabel.

Rasio kader yang tinggi di Kementerian Keuangan yang tidak sesuai dengan peluang karier di internal Kementerian Keuangan.

Tindakan yang telah dilaksanakan:a. Pelaksanaan culture assessment dalam

rangka penguatan budaya untuk mendorong reformasi birokrasi

b. Telah ditetapkan SE-9/MK.01/2017 tanggal 12 April 2017 Tentang Program Secondment kementerian Keuangan sebagai payung hukum pelaksanaan program Secondment.

c. Secondment sudah dimulai dengan penugasan beberapa pejabat/pegawai dari DJP, DJBC ke BKF selama 3 bulan per tanggal 1 April 2017.

Dengan rincian sbb:1) DJP ke DJBC sebanyak 12 Orang (ST-212/

SJ.5/2017 tanggal 29 Maret 2017)2) DJBC ke DJP sebanyak 6 Orang (ST-212/

SJ.5/2017 tanggal 29 Maret 2017)3) DJP ke BKF sebanyak 8 Orang (ST-204/

SJ.5/2017 tanggal 23 Maret 2017) d. Telah ditetapkannya Nota Kesepahaman

nomor MOU-6/MK.01/2017 pada tanggal 26 April 2017 tentang Kerja Sama Program Pengembangan Kompetensi Pegawai (Kemenkeu, BI, OJK dan LPS).

e. Saat ini sedang disusun Perjanjian Kerja Sama (PKS) antara Kemenkeu dan BI, Kemenkeu dan OJK, Kemenkeu dan LPS.

f. Telah dilakukan monev terhadap pelaksanaan Secondment antara DJP dan DJBC, dan juga akan dilaksanakan monev di unit BKF. Dilaksanakan di Kudus, Jawa Tengah pada tanggal 24 Mei 2017;

g. Telah dilaksanakan FGD IS Leaders Factory Tahap I dengan peserta Pengelola Kepegawaian Instansi user pegawai Kemenkeu dipekerjakan dan alumnus PKN STAN (24 Juli 2017) dan tahap II dengan peserta pegawai Kemenkeu dipekerjakan (1 Agustus 2017);

h. Telah dilaksanakan rapat koordinasi dengan Direktur Harmonisasi peraturan dan Penganggaran DJA, Biro Cankeu, dan Biro Organta pada tanggal 27 Juli 2017 untuk membahas alternatif-alternatif solusi pembayaran selisih pendapatan pegawai Dipekerjakan/Diperbantukan.

Page 100: Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1352014/...Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.id

Kementerian Keuangan88

Kode Indikator Kinerja Target Realisasi Kinerja

5a-CP Persentase downtime sistem TIK Sekretariat Jenderal 0,95% 0,0300% 120

5b-CP Indeks implementasi IT Service Management tahap I 100 120 120

SS 5 Sistem Manajemen Informasi yang Andal

Sistem Informasi Manajemen yang andal akan terwujud dengan adanya pengelolaan layanan TIK yang andal yaitu dengan penyediaan dan pemenuhan layanan TIK, serta penyelesaian gangguan layanan TIK kepada pengguna layanan TIK sesuai ketentuan yang disepakati pada Katalog Layanan TIK, SLA, dan atau Business Impact Analysis (BIA).

mempertimbangkan faktor-faktor sebagai berikut:a) Potensi kerugian finansial;b) Potensi tuntutan hukum; c) Citra Kemenkeu; dan d) Jumlah pengguna yang dirugikan.

Perhitungan downtime layanan tidak termasuk downtime yang direncanakan (Planned Downtime), downtime untuk tujuan pemeliharaan (Preventive Maintenance), dan downtime di luar waktu layanan. Layanan TIK yang di dukung dengan teknologi High Availability, perhitungan downtime menggunakan data yang paling rendah.

Tingkat downtime sistem TIK adalah terhentinya layanan TIK yang memiliki tingkat kritikalitas sangat tinggi milik Unit Eselon I (Non DJP) dikarenakan gangguan pada infrastruktur TIK dan Layanan TIK Setjen yang disebabkan oleh gangguan pada infrastruktur TIK ataupun core system layanan TIK meliputi komponen layanan: Internet, Intranet, Server/Operating System (OS), Aplikasi/Database, dan kelistrikan.

Layanan TIK dengan tingkat kritikalitas sangat tinggi ditentukan berdasarkan dampak terhadap kelangsungan operasional organisasi dan dengan

5a-CP Persentase downtime sistem TIK Sekretariat Jenderal

Page 101: Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1352014/...Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.id

Laporan Kinerja 2017 89

Penentuan waktu ketersediaan layanan TIK disesuaikan dengan karakteristik masing-masing layanan TIK.

Target IKU tingkat downtime untuk tahun 2017 adalah sebesar 0,95%. Target ini lebih menantang dibanding tahun 2016 yang ditetapkan sebesar 1%. Adapun layanan TIK Setjen yang masuk dalam IKU tingkat downtime sistem TIK pada tahun 2017 adalah Portal Kemenkeu dan SPSE. Tingkat downtime TIK yang terjadi pada tahun 2017 adalah sebesar 0,030% dengan rincian capaian sebagai berikut:a. Tingkat downtime triwulan I sebesar 0,0196%b. Tingkat downtime semester I sebesar 0,022%c. Tingkat downtime sampai dengan triwulan III

sebesar 0,019%d. Tingkat downtime sampai dengan triwulan IV

sebesar 0,030%

Adapun perbandingan realisasi IKU tingkat downtime antar Unit Eselon I disajikan sebagai berikut:

Tantangan yang dihadapi dalam pencapaian IKU Tingkat Downtime Sistem TIK Tahun 2017 antara lain:1. Tools downtime yang digunakan pada tahun

2017 dirasa belum cukup andal dalam mengakomodir kebutuhan monitoring downtime sistem TIK di DC dan DRC Kemenkeu.

2. Dalam mengimplementasikan teknologi High Availability (HA) atas komponen kelistrikan, Internet, serta Aplikasi dan Database, belum semua aplikasi siap untuk di deploy dengan menggunakan teknologi HA.

3. Dalam melaksanakan fungsionalitas DC dan DRC Kementerian Keuangan 1:1 secara bertahap, memerlukan kesiapan baik dari aspek infrastruktur maupun sistem TIK itu sendiri.

4. Awareness unit TIK eselon I terhadap pelaksanaan pengujian fungsionalitas yang perlu dilakukan secara berkala.

No Unit Eselon I Downtime %

1 Sekretariat Jenderal 0,030%

2 Direktorat Jenderal Anggaran 0,00077%

3 Direktorat Jenderal Pajak 0,022%

4 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai 0,020%

5 Direktorat Jenderal Perbendaharaan 0,1%

6 Direktorat Jenderal Kekayaan Negara 0,175%

7 Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan 0,005%

8 Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko 0,329%

9 Inspektorat Jenderal 0,210%

10 Badan Kebijakan Fiskal 0,018%

11 Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan 0,00%

Kemenkeu 0,0827%

Tabel 9. Realisasi Tingkat Downtime UE 1

Page 102: Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1352014/...Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.id

Kementerian Keuangan90

5a-CP Indeks implementasi IT service management tahap I

Rencana aksi yang akan dilakukan dalam rangka mengendalikan downtime sistem TIK terutama untuk sistem TIK yang termasuk dalam perhitungan IKU Tingkat Dowtime Sistem TIK antara lain:1. Menyusun kajian tools monitoring downtime,

serta melakukan pencatatan secara manual pada Kertas Kerja Pemantauan harian oleh seluruh unit TIK eselon I.

2. Menyamakan infrastruktur di DC dan DRC, serta mengimplementasikan HA atas komponen intranet dan server.

3. Rencana aksi dalam rangka melaksanakan replikasi 1:1 meliputi:a. Aspek infrastruktur, yaitu dengan

menyiapkan perangkat infrastruktur seperti server dan storage dalam rangka replikasi 1:1.

b. Aspek sistem TIK, yaitu mencakup kegiatan:i. Meng-create sistem TIK di DRC; ii. Melakukan pengujian switch over

termasuk mendefinisikan Business Impact Analysis (BIA) dan menyusun Disaster Recovery Plan (DRP), dengan mengutamakan sistem yang dikelola secara hosting dan mereplikasi sistem TIK yang dikelola secara co-location dan cloud co-location.

4. Menjadikan kegiatan pelaksanaan uji fungsionalitas sistem TIK sebagai Inisiatif Strategis pada Unit TIK Eselon I dalam rangka

implementasi budaya Business Continuity Plan (BCP).

IT Service Management (ITSM) atau Manajemen Layanan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) adalah suatu metode pengelolaan layanan TIK yang secara filosofis terpusat pada perspektif pengguna layanan TIK terhadap proses bisnis organisasi. ITSM bertujuan memastikan layanan TIK dapat dipenuhi sesuai kebutuhan dan kemampuan organisasi.

Implementasi ITSM Tahap I diterjemahkan sebagai ketersediaan Katalog Layanan TIK (ICT Service Catalog) Kementerian Keuangan yang merupakan layanan TIK yang dikelola oleh Unit TIK Pusat dan Unit Eselon I bagi pengguna di Lingkungan Kementerian Keuangan dan penyusunan kajian/konsep kerangka kerja tata kelola ITSM Kementerian Keuangan. Katalog Layanan TIK adalah basis data atau dokumen terstruktur yang berisi informasi mengenai semua layanan TIK yang masih aktif, termasuk layanan yang tersedia untuk penggelaran (deployment). Katalog Layanan TIK Kemenkeu merupakan layanan TIK yang dikelola oleh Unit TIK Pusat dan Unit TIK Eselon I.

Implementasi ITSM Tahap I dilaksanakan melalui kegiatan sebagai berikut:1. Penyusunan Katalog Layanan TIK Unit Eselon I2. Penyusunan Katalog Layanan TIK Kementerian

Page 103: Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1352014/...Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.id

Laporan Kinerja 2017 91

Keuangan3. Penyusunan Kajian/Konsep Kerangka Kerja

Tata Kelola ITSM Kementerian Keuangan

Realisasi IKU Indeks Implementasi IT Service Management Tahap I tahun 2017 sebesar 116,545 dari target yang ditetapkan.

Hal-hal yang telah dilakukan untuk capaian IKU Indeks Implementasi IT Service Management Tahap I adalah sebagai berikut:

1. Melakukan pambahasan bersama dengan Unit Eselon 1 mengenai rencana penyusunan katalog layanan Kemenkeu.

2. Identifikasi layanan TIK dari Unit Eselon I Kementerian Keuangan.

3. Menyusun katalog layanan TIK Unit Eselon I.4. Menyusun katalog layanan TIK Kemenkeu.5. Menyusun rancangan kebijakan tentang

penetapan katalog layanan TIK Kementerian Keuangan.

6. Rapat koordinasi pembahasan rancangan kebijakan bersama dengan perwakilan unit eselon I di lingkungan Kementerian Keuangan.

7. Penetapan katalog layanan TIK Kementerian Keuangan melalui Keputusan Staf Ahli Bidang Organisasi, Birokrasi, dan Teknologi Informasi selaku CIO (Chief Information Officer) nomor 05/SA.8/2017.

8. Melakukan rapat koordinasi dengan unit Eselon I mengenai rencana pengintegrasian ITSM Kementerian Keuangan.

9. Melaksanakan workshop ITSM Terintegrasi dengan mengundang praktisi ITSM sebagai narasumber.

10. Melaksanakan workshop finalisasi Kajian ITSM Terintegrasi Kemenkeu bersama perwakilan unit eselon I.

11. Pengesahan dokumen kajian Kerangka Kerja Tata Kelola ITSM Terintegrasi di Lingkungan Kementerian Keuangan.

Tantangan yang dihadapi dalam pencapaian IKU Indeks Implementasi IT Service Management Tahap I tahun 2017 antara lain:1. Penentuan tingkat layanan yang dituangkan

dalam Katalog Layanan setidaknya perlu diformulasikan bersama dengan unit teknis terkait untuk selanjutnya dapat menjadi komitmen bersama dalam pemenuhan setiap layanan dalam Katalog Layanan;

2. Proses-proses ITSM dalam best practice yang diadopsi di Kementerian Keuangan sejumlah 19 proses menjadi tantangan yang cukup berat untuk diimplementasikan pada seluruh unit TIK eselon I di lingkungan Kementerian Keuangan;

3. Perbedaan levelling pada unit TIK di masing – masing eselon I menyebabkan pelaksanaan integrasi Manajemen Layanan TIK memiliki beban kerja yang berbeda-beda di setiap unit, terutama disebabkan oleh keterbatasan jumlah Sumber Daya Manusia (SDM) TIK;

4. Pengintegrasian standar internasional yang mencakup Sistem Manajemen Mutu (ISO/IEC 9001), Sistem Manajemen Layanan TIK (ISO/IEC 20000), dan Sistem Manajemen Keamanan Informasi (ISO/IEC 27001) belum dapat dilaksanakan secara penuh (fully integrated), karena terdapat perbedaan ruang lingkup. Dimana ruang lingkup untuk Sistem Manajemen Mutu dan Sistem Manajemen Layanan TIK adalah mencakup layanan hosting, surat elektronik, dan internet sedangkan untuk Sistem Manajemen Keamanan Informasi mencakup area Data Center untuk perangkat pendukung dan jaringan.

Rencana aksi yang akan dilakukan dalam rangka implementasi ITSM di Lingkungan Kementerian Keuangan:1. Melakukan pemantauan pemenuhan atas

permintaan layanan dalam Katalog Layanan

Page 104: Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1352014/...Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.id

Kementerian Keuangan92

sesuai dengan waktu yang disepakati;2. Kerangka kerja tata kelola ITSM di Lingkungan

Kementerian Keuangan sebagaimana diatur dalam keputusan-keputusan yang berkaitan dengan manajemen layanan TIK Kementerian Keuangan perlu disesuaikan dan dilakukan simplifikasi dengan mengevaluasi dan memutakhirkan keputusan-keputusan yang berkaitan dengan manajemen layanan TIK;

3. Unit Eselon I di lingkungan Kementerian Keuangan melakukan persiapan penerapan proses ITSM sesuai dengan kondisi di unitnya masing-masing; dan

4. Pengintegrasian standar internasional yang mencakup sistem manajemen mutu, sistem manajemen layanan TIK, dan sistem manajemen keamanan informasi dilakukan secara kombinasi dengan berpedoman pada Publicly Available Specification 99 (PAS99), yaitu dengan menggabungkan dokumen-dokumen wajib yang saling beririsan dan menyediakan dokumen lain yang tidak beririsan serta menggabungkan jadwal pelaksanaan audit ketiga standar sistem manajemen tersebut.

Page 105: Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1352014/...Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.id

Laporan Kinerja 2017 93

Pengelolaan SDM berbasis merit merupakan sasaran strategis yang akan dicapai oleh Sekretaris Jenderal sebagai pengelola dan pembina sumber daya manusia di lingkungan Kementerian Keuangan dilakukan untuk mewujudkan pengelolaan SDM Kementerian Keuangan secara terpadu pada satu siklus pengelolaan SDM berbasis prinsip-prinsip merit sistem.

Sistem Merit adalah kebijakan dan Manajemen ASN yang berdasarkan pada kualifikasi, kompetensi, dan kinerja secara adil dan wajar dengan tanpa membedakan latar belakang politik, ras, warna kulit, agama, asal usul, jenis kelamin, status pernikahan, umur, ataupun kondisi kecacatan.

Implementasi Sistem Merit diwujudkan melalui:- Seleksi dan promosi secara adil, objektif, dan

kompetitif- Menerapkan prinsip fairness- Penggajian, reward and punishment berbasis

Kode Indikator Kinerja Target Realisasi Kinerja

6a-N Persentase penerapan sistem manajemen talenta Kementerian Keuangan

100% 115% 115%

6b-N Persentase implementasi penggunaan jabatan fungsional 100% 113,33% 113,33%

SS 6 Pengelolaan SDM Berbasis Merit

kinerja- Standar integritas dan perilaku untuk

kepentingan publik- Manajemen SDM secara efektif dan efisien- Melindungi pegawai dari intervensi politik dan

dari tindakan semena-mena

Penerapan sistem merit Kemenkeu diukur melalui efektifitas pemanfaatan hasil dari pengelolaan kinerja dan pengukuran kompetensi terhadap pengelolaan SDM, selain itu juga diukur melalui kesesuaian kualifikasi pegawai terhadap kebutuhan organisasi dalam prinsip pengelolaan SDM.

Manajemen Talenta merupakan serangkaian proses pengelolaaan sumber daya manusia terpadu yang dirancang untuk mencari, mengelola, mengembangkan dan mempertahankan pegawai terbaik Kementerian Keuangan yang memiliki kualifikasi,kompetensi, dan kinerja unggul serta dipersiapkan sebagai pemimpi masa depan (future

6a-N Persentase penerapan sistem manajemen talenta Kementerian Keuangan

Page 106: Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1352014/...Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.id

Kementerian Keuangan94

leader) dalam rangka mendukung pancapaian visi, misi, dan strategi jangka panjang organisasi.

Manajemen Talenta dirancang untuk menjawab kebutuhan organisasi dengan menyiapkan Talent untuk mengisi posisi yang setingkat lebih tinggi atau posisi lain yang dianggap strategis oleh Kementerian Keuangan dan diharapkan dapat memberi dampak signifikan terhadap pencapaian visi, misi, dan strategi organisasi. Manajemen Talenta juga mengembangkan Pegawai dengan memberikan kesempatan pengembangan karier dan peningkatan kompetensi.

Hal tersebut diimplementasikan melalui program-program pengembangan secara sistematis dan transparan guna memenuhi kebutuhan pengembangan Talent. Melalui Manajemen Talenta, Kementerian Keuangan dapat mengimplementasikan Sistem Merit yang merupakan kebijakan dalam Manajemen Aparatur Sipil Negara (ASN) yang berdasarkan pada kualifikasi, kompetensi, dan kinerja secara adil dan wajar dengan tanpa membedakan latar belakang politik, ras, warna kulit, agama, asal usul, jenis kelamin, status pernikahan, umur atau kondisi kecacatan sehingga dapat menempatkan dan memastikan bahwa jabatan target setingkat lebih tinggi diduduki oleh Pegawai yang tepat dan pada waktu yang tepat sejalan dengan tata kelola pemerintahan yang baik sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (UU ASN).

Pengukuran penerapan sistem Manajemen Talenta menjadi hal yang penting untuk menjaga

akuntabilitas tata kelola sebuah kebijakan organisasi. Pengukuran tersebut dilakukan dengan menggunakan metode persentase penerapan sistem Manajemen Talenta untuk menilai pelaksanaan, penentuan dan pembinaan Talent untuk menempati jabatan target. IKU ini diukur melalui rangkaian kegiatan sebagai berikut:1. Pendampingan ke unit eselon I dalam

pelaksanaan Manajemen Talenta (25%);2. Pelaksanaan sosialisasi dalam rangka

internalisasi Manajemen Talenta kepada pegawai Kementerian Keuangan (50%);

3. Penyusunan list calon Talent eselon II yang akan mengikuti program pengembangan di tahun 2018 (75%);

4. Penyusunan Panduan Evaluasi Talent (100%);5. Penyusuanan Guide Book Manajemen Talenta

(120%).

Tujuan Tujuan dari pelaksanaan IKU ini adalah untuk memberikan dasar hukum pelaksanaan sistem manajemen talenta dan memberikan panduan pengukuran yang sistematis dalam rangka penataan pengelolaan manajemen SDM yang akuntabel.

Isu UtamaArahan Menteri Keuangan dalam Forum Pimpinan Manajemen Talenta Pusat yaitu:1. Menyusun mekanisme penentuan Talent

dengan lebih melibatkan peran pimpinan unit eselon I.

2. Forum Pimpinan Unit dilaksanakan sebelum Forum Pimpinan untuk mengonfirmasi data primer calon Talent Kementerian Keuangan.

Page 107: Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1352014/...Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.id

Laporan Kinerja 2017 95

Akar MasalahAdanya perbedaan hasil pemetaan pejabat di unit sehingga memerlukan koordinasi yang lebih intensif untuk memberikan konfirmasi calon Talent.

Tindakan yang Telah Dilaksanakan1. Telah dilaksanakan Forum Pimpinan Pusat

Manajemen Talenta I pada tanggal 12 Mei 2017.2. Telah disampaikan hasil Forum Pimpinan dan

pemetaan pejabat eselon III dan II kepada seluruh unit eselon I melalui SR-535/SJ/2017 tanggal 5 Juni 2017.

3. Telah dilakukan pendampingan unit eselon I terkait rekonsiliasi data pemetaan pejabat eselon III dan II kepada DJBC (13 Juni 2017), DJKN (14 Juni 2017), DJPB (15 Juni 2017), DJA (19 Juni 2017), DJPK (19 Juni 2017), DJP (20 Juni 2017), DJPPR (21 Juni 2017), BPPK (21 Juni 2017).

4. Telah dilaksanakan rapat Persiapan Forum Pimpinan Pusat Manajemen Talenta II pada

tanggal 11 Agustus 2017 di DJP.5. Telah dilaksanakan Forum Pimpinan Pusat

Manajemen Talenta II pada tanggal 26 Agustus 2017 di Nusa Dua, Bali.

6. Telah dilakukan konfirmasi data calon Talent eselon III dan eselon II kepada seluruh unit melalui SR-997/SJ/2017 tanggal 17 November 2017.

7. Telah diundangkan PMK 161/2017 tentang Perubahan atas PMK 60/2016 tentang Manajemen Talenta Kementerian Keuangan.

8. Telah dilaksanakan sosialisasi Manajemen Talenta ke 5 daerah, yaitu Medan (27 November 2017), Palembang (28 November 2017), Surabaya (28 November 2017), Makassar (5 Desember 2017), dan Yogyakarta (13 Desember 2017).

9. Buku Panduan Evaluasi Kompetensi Talent telah ditetapkan oleh Kepala Biro SDM.

10. Telah dilaksanakan Pra Forum Pimpinan II pada tanggal 28 Desember 2017.

6b-CP Persentase implementasi penggunaan jabatan fungsional

Page 108: Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1352014/...Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.id

Kementerian Keuangan96

Penggunaan Jabatan Fungsional merupakan kegiatan-kegiatan yang diperlukan dalam rangka penggunaan Jabatan Fungsional yang telah dibentuk oleh K/L lain untuk diimplementasikan di lingkungan Sekretariat Jenderal/Kementerian Keuangan. Penggunaan Jabatan Fungsional di lingkungan Sekretariat Jenderal pada Tahun 2017 meliputi JF Perancang Peraturan Perundang-Undangan, Pranata Humas, dan Arsiparis. IKU ini dilaksanakan oleh 4 unit terkait yaitu:a. Biro Organta sebagai koordinator,b. Biro Hukum sebagai Unit Pembina Internal

(UPI) JF Perancang Perundang-undangan, c. Biro KLI sebagai UPI JF Pranata Humas, dan d. Biro Umum sebagai UPI JF Arsiparis.

Proses implementasi penggunaan jabatan fungsional di atas dilakukan melalui tahapan-tahapan yang dimulai dari benchmarking pelaksanaan penggunaan jabatan fungsional di K/L lain, penentuan jenjang jabatan, penghitungan dan penyampaian kebutuhan jumlah pegawai, dan penyusunan uraian jabatan fungsional. Adapun dalam pencapaian target tersebut terdapat beberapa kendala yang harus dihadapi diantaranya:

a. Belum adanya peraturan yang komprehensif dan terstruktur terkait dengan pengembangan jabatan fungsional yang dikeluarkan oleh Kementerian PANRB dan BKN;

b. Pengembangan jabatan fungsional pada unit-unit belum dijadikan concern dalam mendukung kegiatan penataan organisasi dan pengembangan karir pegawai.

Pada tahun 2017 capaian IKU Persentase Implementasi Penggunaan Jabatan Fungsional mencapai 113,3% dari target. Hal ini terkait dengan telah ditetapkannya uraian jabatan fungsional Perancang Peraturan Perundang-undangan melalui KMK 954/2017. Adapun untuk jabatan fungsional Pranata Humas, telah ditetapkan uraian jabatan fungsional Pranata Humas melalui KMK 943/2017 serta telah diusulkan dan dilakukan uji kompetensi pada tanggal 14 September 2017 terhadap 38 pegawai Biro KLI. Sementara, untuk jabatan fungsional Arsiparis, telah ditetapkan uraian jabatan fungsional Arsiparis melalui KMK 750/2017, serta telah mendapat rekomendasi pengangkatan jabatan fungsional Arsiparis dari ANRI melalui Keputusan Kepala ANRI Nomor 208 Tahun 2017.

Page 109: Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1352014/...Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.id

Laporan Kinerja 2017 97

Memberikan layanan korporat yang andal merupakan salah satu sasaran strategis Sekretariat Jenderal sebagai prime mover dalam pelaksanaan transformasi kelembagaan. Standar layanan yang andal tercermin dari sikap, sistem, proses, dan jangka waktu dalam memberikan pelayanan yang berkualitas kepada pihak internal maupun eksternal, antara lain layanan pemberian dukungan komunikasi, legislasi dan litigasi. Di tahun 2017 terdapat 3 IKU yang di gunakan untuk mengukur SS ini.

Dalam rangka meningkatkan kualitas komunikasi Kementerian Keuangan agar lebih memberi dampak positif dan tepat sasaran maka Sekretariat Jenderal melakukan penyediaan rekomendasi strategi komunikasi yang ditindaklanjuti oleh unit kerja terkait yang diukur dalam IKU ‘Persentase Rekomendasi Strategi

Komunikasi yang Ditindaklanjuti’. Rekomendasi Strategi Komunikasi disusun dalam format action plan komunikasi dengan berdasar pada : 1. permintaan dari unit eselon I, atau 2. adanya isu tertentu (sensitif/negatif) yang perlu

diwaspadai/ditindaklanjuti, atau 3. agenda setting/program kegiatan Kemenkeu.

Sedangkan action plan terdiri dari strategi pesan kunci, strategi saluran/media, dan strategi figur. Perumusan action plan memerlukan koordinasi antara Biro Komunikasi dan Layanan Informasi dengan unit kehumasan Eselon I guna mendapatkan perspektif yang komprehensif terhadap suatu isu.

Kode Indikator Kinerja Target Realisasi Kinerja

7a-N Persentase rekomendasi strategi komunikasi yang ditindaklanjuti 55% 94,44% 120

7b-N Persentase putusan perkara perdata yang berkekuatan hukum tetap dan hak uji materiil UU yang dimenangkan 90% 100% 111,11

7c-N Indeks ketepatan waktu penyelesaian RPMK/RKMK 75 (skala 100) 96,66 120

SS 7 Layanan Korporat yang Andal

7a-N Persentase rekomendasi strategi komunikasi yang ditindaklanjuti

Page 110: Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1352014/...Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.id

Kementerian Keuangan98

Tujuan dari pengukuran IKU ini adalah menyediakan rekomendasi strategi komunikasi sehingga dapat dipergunakan oleh unit kerja di lingkungan Kemenkeu dalam memutuskan kebijakan-kebijakan, baik di bidang kehumasan maupun di level kebijakan teknis.

Tindakan yang Telah DilaksanakanSepanjang tahun 2017, terdapat 36 isu utama yang menjadi prioritas untuk mendapatkan strategi komunikasi. Dari 36 strategi komunikasi tersebut, 34 strategi komunikasi telah dilaksanakan. Rincian strategi komunikasi tersebut, yaitu:

No. Strategi Komunikasi Tindak Lanjut

1 Penyusunan Laporan Kegiatan Komunikasi Publik Tahun 2016 dan Strategi Komunikasi Publik Tahun 2017 Telah dilaksanakan

2 Penyusunan Strategi Komunikasi Kegiatan Stakeholder Gathering 2017. Telah dilaksanakan

3 Penyusunan Strategi Komunikasi Kegiatan Edukasi Publik Tahun 2017 (Permintaan Unit – Bagian MSIEP Biro KLI). Telah dilaksanakan

4 Penyusunan Strategi Komunikasi IMF – WB Annual Meetings Tahun 2018 Telah dilaksanakan

5 Penyusunan Strategi Komunikasi Sinergi “DJP – DJBC” Telah dilaksanakan

6 Penyusunan Strategi Komunikasi Sukuk Ritel Seri-009 Tahun 2017 Telah dilaksanakan

7 Penyusunan Guideline untuk Social Media bagi Influencer dan juga seluruh pegawai Kementerian Keuangan Belum dilaksanakan

8 Penyusunan Srategi Komunikasi Sosialisasi Transfer ke Daerah dan Dana Desa (TKDD) Tahun 2017 Telah dilaksanakan

9 Penyusunan Strategi Komunikasi Kegiatan Forum Ekonom Kementerian Keuangan (FEKK) Tahun 2017 Belum dilaksanakan

10 Penyusunan Strategi Komunikasi Dana Desa Telah dilaksanakan

11 Penyusunan Strategi Komunikasi Peringatan Hari Kartini 2017 tanggal 28 April 2017 Telah dilaksanakan

12 Penyusunan Strategi Komunikasi Spring Meetings 2017 Telah dilaksanakan

13 Penyusunan strategi komunikasi tentang Pekan Pancasila (29 Mei s.d. 4 Juni 2017) Telah dilaksanakan

14 Penyusunan Strategi Komunikasi tentang Voyage to Indonesia (VTI) Telah dilaksanakan

15Penyusunan VLOG Menteri Keuangan saat Kunjungan Kerja tiga Menteri yaitu Menteri Keuangan, Menteri Perhubungan, dan Menteri PUPR di Palembang pada tanggal 24 Mei 2017

Telah Dilaksanakan

16 Penyusunan Pesan Menteri Keuangan Menyambut Bulan Suci Ramadhan 1438 H Telah Dilaksanakan

17 Penyusunan Strategi Komunikasi tentang Efisiensi Birokrasi Telah Dilaksanakan

18 Penyusunan Strategi Komunikasi tentang Hari Oeang 31 Oktober 2017 Telah Dilaksanakan

Tabel 10. Matriks Strakom 2017

Page 111: Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1352014/...Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.id

Laporan Kinerja 2017 99

No. Strategi Komunikasi Tindak Lanjut

19. Penyusunan Strategi Komunikasi tentang High Level Conference, Joint IMF-Indonesia International Taxation in Asia: Issues and The Way Forward. Telah dilaksanakan

20 Penyusunan Strategi Komunikasi tentang Bulan Kemerdekaan Telah dilaksanakan

21Penyusunan Strategi Komunikasi Wawancara Menteri Keuangan dalam acara Talkshow Rosi di Kompas TV pada Kamis, 10 Agustus 2017 dengan topik "Indonesia Darurat Utang? Sri Mulyani Menjawab”

Telah dilaksanakan

22 Penyusunan Strategi Komunikasi Nota Keuangan dan RAPBN Tahun Anggaran 2018 Telah dilaksanakan

23 Penyusunan Strategi Komunikasi tentang Penilaian Kembali Barang Milik Negara Telah dilaksanakan

24 Penyusunan Strategi Komunikasi tentang Festival Literasi Telah dilaksanakan

25 Penyusunan Strategi Komunikasi Rakernas Sinergi Penerimaan Negara dan Workshop AAIPI 2017 Telah dilaksanakan

26

Penyusunan Strategi Komunikasi Forum Badan Koordinasi Hubungan Masyarakat (Bakohumas) tanggal 13 September 2017 dengan tema Peran Humas dalam Membangun Kesadaran Masyarakat untuk Membayar Pajak.

Telah dilaksanakan

27 Penyusunan Strategi Komunikasi Wisuda Politeknik Keuangan Negara STAN 2017 Telah dilaksanakan

28 Penyusunan Strategi Komunikasi Pembiayaan Ultra Mikro (UMI) Telah dilaksanakan

29 Penyusunan Strategi Komunikasi Annual International Forum on Economic Development and Public Policy 2017 Telah dilaksanakan

30 Penyusunan Strategi Komunikasi Penerimaan CPNS Kemenkeu 2017 Telah dilaksanakan

31 Penyusunan Strategi Komunikasi Kemenkeu Muda Telah dilaksanakan

32 Penyusunan Arah Kebijakan Komunikasi 2018. Telah dilaksanakan

33 Penyusunan Strategi Komunikasi Diseminasi Sadar APBN kepada Millenials Telah dilaksanakan

34 Penyusunan Strategi Komunikasi Penyerahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Tahun Anggaran 2018 Telah dilaksanakan

35 Penyusunan Strategi Komunikasi Penyelenggaraan Rapat Koordinasi Kehumasan Kementerian Keuangan di akhir tahun 2017 Telah dilaksanakan

36 Penyusunan Strategi Komunikasi Seminar Internasional “Managing Urbanisation for Sustainable Cities” Telah dilaksanakan

Page 112: Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1352014/...Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.id

Kementerian Keuangan100

Putusan yang dimaksud adalah putusan atas perkara perdata di Pengadilan Negeri, Pengadilan Tinggi dan Mahkamah Agung, serta putusan atas hak uji materiil undang-undang di Mahkamah Konstitusi. Berkekuatan Hukum tetap adalah putusan yang inkracht van gewijsde artinya terhadap keputusan itu tidak lagi terbuka suatu jalan hukum pada hakim lain atau hakim itu juga untuk mengubah keputusan itu.

Kriteria menang adalah tidak adanya kepentingan Kementerian Keuangan yang terganggu dan/atau Kementerian Keuangan tidak dibebankan atas tuntutan hukum oleh penggugat/pemohon berupa ganti rugi. Persentase dihitung dengan membandingkan jumlah putusan inkracht/berkekuatan hukum tetap yang dimenangkan dibandingkan dengan total putusan inkracht/berkekuatan hukum tetap yang diterima selama tahun berjalan.

Pada tahun 2017 terdapat 88 Putusan Perkara Perdata yang Berkekuatan Hukum Tetap/Inkracht, dengan perincian 81 perkara perdata (seluruhnya dimenangkan) dan 7 Putusan Uji Materiil UU (seluruhnya dimenangkan).

7b-N Persentase putusan perkara perdata yang berkekuatan hukum tetap dan hak uji materiil UU yang dimenangkan

Adapun perbandingan target dan realisasi IKU persentase putusan perkara perdata yang berkekuatan hukum tetap/inkracht dan hak uji materiil uu yang dimenangkan dari tahun 2012 hingga tahun 2017 adalah sebagai berikut:

Page 113: Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1352014/...Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.id

Laporan Kinerja 2017 101

Tindakan yang telah dilaksanakan:1. Sudah meminta data/dokumen pendukung

kepada stakeholder tekait perkara yang dijadikan obyek gugatan.

2. Mempelajari peraturan perundang-undangan terkait perkara yang dijadikan obyek gugatan.

Lamanya waktu penelaahan dan perumusan RPMK/RKMK Kebijakan dihitung setelah disposisi Sekretaris Jenderal diterima Kepala Biro Hukum sampai dengan verbal RPMK/RKMK Kebijakan dimaksud ditandatangani oleh Sekretaris Jenderal

Catatan:a. Waktu penghitungan dimulai setelah disposisi

Sekretaris Jenderal diterima Kepala Biro Hukum;

b. Dokumen yang diterima berdasarkan disposisi Sekretaris Jenderal setelah Pukul 13.00 WIB dihitung untuk hari berikutnya;

c. Waktu penghitungan akan berhenti dan kembali ke awal dalam hal:• Dokumen yang harus disertakan pada

saat penyampaian RPMK/RKMK seperti softcopy dan verbal RPMK/RKMK yang ditandatangani pejabat unit eselon I pengusul belum disertakan;

• RPMK/RKMK dikembalikan kepada konseptor untuk direviu dan/atau diparaf kembali oleh pimpinan unit eselon II dan/atau eselon I; dan/atau

• Substansi/rumusan materi dan/atau penyempurnaan legal drafting belum disepakati oleh Biro Hukum.

7c-N Indeks ketepatan waktu penyelesaian RPMK/RKMK

Page 114: Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1352014/...Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.id

Kementerian Keuangan102

d. RKMK Tim dikecualikan dari penyelesaian 7 hari kerja

Pada Tahun 2017, terdapat 240 RPMK dan 387 RKMK Kebijakan yang diselesaikan Biro Hukum dengan waktu rata-rata yang dibutuhkan oleh Biro Hukum dalam menyelesaikan RPMK/RKMK Kebijakan adalah 2,58 hari kerja per RPMK/RKMK Kebijakan.

Tindakan yang telah dilaksanakan:1. Telah ditetapkan Keputusan Menteri Keuangan

Nomor 159/KMK.01/2017 tentang Program Perencanaan Peraturan Menteri Keuangan dan Keputusan Menteri Keuangan yang Bersifat Kebijakan Tahun 2017.

2. Pada tanggal 29 Maret 2017 telah dilaksanakan Rapat Koordinasi Perencanaan PMK/KMK di lingkungan Kementerian Keuangan.

3. Cleansing Program Perencanaan telah ditetapkan pada tanggal 18 Agustus 2017 dalam Keputusan Menteri Keuangan Nomor 821/KM.1/2017 tentang Perubahan Atas Keputusan Menteri Keuangan Nomor 159/KMK.01/2017 tentang Program Perencanaan Peraturan Menteri Keuangan dan Keputusan Menteri Keuangan yang Bersifat Kebijakan Tahun 2017.

Page 115: Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1352014/...Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.id

Laporan Kinerja 2017 103

Kode Indikator Kinerja Target Realisasi Kinerja

8a

Indeks pelaksanaan tugas khusus 95 (skala 100)

100 (skala 100)

75 (skala 100)

a. Indeks Kualitas Profesi Keuangan 3,75 4,13 110,13

b. Persentase Penyelesaian Tindak Lanjut Kebijakan Menteri Keuangan Hasil Rapat Pimpinan 90% 91,61% 101,79

c. Persentase Penyelesaian Business Development Penyaluran Pembiayaan Ultramikro 50% 50% 100,00

d. Persentase penyelesaian Kerangka Putusan Pengadilan Pajak 86% 93,31% 108,50

e. Persentase Penguatan Pengadaan 100% 104,10% 104,10

f. Persentase Penyelesaian Saran/Rekomendasi yang Disetujui oleh Komite Pengawas Perpajakan 93% 93,33% 100,35

g. Persentase pencapaian target layanan pengelolaan Dana Pengembangan Pendidikan Nasional 100% 121.12% 150,46

SS 8 Pelaksanaan Tugas Khusus yang Optimal

Merupakan upaya Sekretariat Jenderal untuk melakukan perbaikan dan peningkatan kinerja dalam melaksanakan penugasan khusus. Tugas khusus yang dilaksanakan Sekretariat Jenderal meliputi penugasan dalam bidang pembinaan akuntan dan penilai, pengelolaan pengadaan secara elektronik, harmonisasi serta analisis kebijakan, pengelolaan kesekretariatan Pengadilan

Pajak dan Komite Pengawas Perpajakan serta pengelolaan dana pendidikan.

Untuk mengukur SS ini terdapat 1 (satu) IKU di tahun 2017, yang kemudian kembali dibagi menjadi beberapa sub IKU dengan capaian sebagai berikut:

8a-N Indeks Pelaksanaan Tugas Khusus

No Indikator Kinerja Utama Q1 Q2 Q3 Q4 Y

8a-N Indeks Pelaksanaan Tugas Khusus

Target (skala 100) - 95 - 95 95

Realisasi - 100 - 100 100

Page 116: Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1352014/...Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.id

Kementerian Keuangan104

Indeks Pelaksanaan Tugas khusus adalah nilai rata-rata dari indeks capaian dari :

Sub IKU UIC Target Q4

s.d.Q4 Capaian Keterangan

Indeks Kualitas Profesi Keuangan

PPPK 3.75 4,13 100 Profesi Keuangan yang disurvei indeks kualitasnya tahun 2017 adalah Akuntan Publik dan Penilai Publik. Survei dilakukan dengan menggunakan skema swakelola. PPPK bekerja sama dengan Peneliti Independen dari Universitas Negeri.

Persentase Penyelesaian Tindak Lanjut Kebijakan Menteri Keuangan Hasil Rapat Pimpinan

Pushaka 90% 91,61% 100 Sampai dengan tanggal 31 Desember 2017, jumlah tindak lanjut kebijakan Menteri Keuangan hasil Rapat Pimpinan yang ada adalah 1.942 tindak lanjut.

Persentase penyelesaian Kerangka Putusan Pengadilan Pajak

SetPP 86% 93.31% 100 Jumlah berkas yang telah dicukupkan tahun sebelumnya dan belum dibuat kerangka adalah 1.513 sengketa. Jumlah berkas yang dicukupkan s.d Q4 tahun 2017 adalah sebesar 13.124 sengketa. Jumlah kerangka putusan yang dihasilkan s.d Q4 tahun 2017 adalah sebesar 13.658 kerangka putusan.

Capaian Kinerja = Kerangka putusan/(berkas cukup Y-1 + berkas cukup Y) x 100%

Persentase Penguatan Pengadaan

PLPSE 100% 104.1% 100 Merupakan IKU untuk mengukur tingkat kematangan program penguatan pengadaan yang dilakukan dalam rangka mensinergikan tusi Pusat LPSE dengan peran kebijakan.

Pengukuran IKU ini bersifat tahunan dan pengukuran IKU meliputi 2 komponen, yaitu: Persentase piloting pengadaan bersama (bobot 50%) dan Persentase layanan e-procurement (bobot 50%).

Capaian IKU per Q4 2017 = 100/100 x50%+ 108,3/100 x50% = 104.1%

Definisi sebagai nilai rata-rata dari indeks capaian dari sub IKU dari 6 unit eselon II di lingkungan Sekretariat Jenderal (skala 100), dengan formula penghitungan sebagai berikut:

Tujuan dari pengukuran IKU ini adalah untuk mendorong peningkatan kualitas pelaksanaan tugas khusus.

Tabel 11. Capaian dari Sub IKU

Page 117: Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1352014/...Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.id

Laporan Kinerja 2017 105

Indeks Pelaksanaan Tugas khusus adalah nilai rata-rata dari indeks capaian dari :

Sub IKU UIC Target Q4

s.d.Q4 Capaian Keterangan

Persentase Penyelesaian Saran/Rekomendasi yang Disetujui oleh Komite Pengawas Perpajakan

SetKomWasJak 93% 93.33% 100 Rencana Saran/Rekomendasi yang disetujui oleh Komite Pengawas Perpajakan pada Tahun 2017 adalah 30 Saran/Rekomendasi. Target IKU sampai dengan Triwulan IV adalah 28 Saran/Rekomendasi yang disetujui oleh Komwasjak (93%).

Realisasi Triwulan IV Tahun 2017 = (28/30)*100% = 93.33%

Persentase pencapaian target layanan pengelolaan Dana Pengembangan Pendidikan Nasional

LPDP 100% 121.31% 100 a.Tingkat Pertumbuhan Dana Pengembangan Pendidikan Nasional, Target di Q4: 8.8%, Realisasi s.d. Q4: 8.7% sehingga capaian sebesar 98.9;b.Persentase Keterlibatan Alumni pada Program Kontribusi Talent (Talent Contribution Program).Target di Q4: 70%, Realisasi s.d. Q4: 98.04% sehingga capaian sebesar 140.05;c.Persentase Luaran Riset yang Layak dikomersialisasikan. Target di Q4: 60%, Realisasi s.d. Q4: 75% sehingga capaian sebesar 125;Sehingga secara keseluruhan s.d. Q4 realisasi adalah sebesar 150,46%

Catatan:Tabel di atas adalah capaian tahunan, dimana dikecualikan adalah unit kerja Pusat Investasi Pemerintah yang di semester 1 telah diamanatkan tidak lagi dibawah administrasi Sekretariat Jenderal.

Penjelasan per Sub-IKU

Sub IKU 1. Indeks Kualitas Profesi Keuangan

Sub IKU ini merupakan IKU baru dengan Pusat Pembinaan Profesi Keuangan (PPPK) Kementerian Keuangan sebagai unit in charge. PPPK mempunyai tugas untuk mengoordinasikan dan melaksanakan penyiapan rumusan kebijakan, pembinaan, pengembangan dan pengawasan dan pelayanan informasi atas profesi keuangan, termasuk Akuntan Publik dan Penilai Publik di Indonesia. Dalam melaksanakan tugasnya, PPPK berada di bawah dan bertanggung jawab

Page 118: Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1352014/...Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.id

Kementerian Keuangan106

kepada Menteri Keuangan melalui Sekretaris Jenderal Kementerian Keuangan. PPPK senantiasa berupaya dalam menjaga profesi keuangan yang profesional dan kompetitif. Hal ini dilakukan dengan cara mengidentifikasi dan menganalisis tingkat kualitas profesi keuangan di Indonesia, unsur layanan apa yang telah baik dan yang masih perlu ditingkatkan, serta kebijakan atau formulasi pembinaan yang masih diperlukan profesi keuangan di Indonesia. PPPK diharapkan terus menjaga standar kualitas profesi keuangan tidak hanya ditinjau dari perspektif organisasi tetapi juga melalui perspektif pemangku kepentingan.

Dalam rangka memudahkan pengukuran pencapaian tujuan yang telah ditetapkan, disusun beberapa sasaran strategis dan target yang ingin dicapai oleh PPPK. Pada tahun 2017, kinerja PPPK secara keseluruhan berhasil dicapai, bahkan sebagiannya melampaui target yang ditetapkan. Dalam pelaksanaannya, PPPK berhasil mencapai target indeks kualitas profesi keuangan yang tinggi. Hal tersebut terlihat dari hasil survei lembaga independen yang menunjukkan hasil bahwa indeks kualitas profesi keuangan di Indonesia sebesar 4,15 untuk profesi akuntan publik dan 4,04 untuk profesi penilai publik (secara agregat tingkat kepuasan pengguna jasa atas profesi keuangan sebesar 4,11) melebihi dari target yang ditentukan sebesar 3,75. Keberhasilan ini diperoleh melalui adanya perencanaan yang baik dan dukungan pelaksanaan kegiatan yang memadai dari semua pihak yang terlibat dalam pencapaian target PPPK, baik secara internal maupun eksternal.

Dalam usaha mencapai target di atas, PPPK menghadapi tantangan utama dalam mempertahankan kualitas profesi keuangan di Indonesia. Penyiapan rumusan kebijakan untuk profesi keuangan, dalam hal ini Akuntan Publik dan Penilai Publik, seyogyanya dilakukan dengan tepat sasaran. Di sisi lain, penting bagi profesi keuangan untuk mengetahui apakah jasa yang mereka berikan telah menjawab kebutuhan pengguna jasa sebagai konsumen.

Akuntan Publik memperoleh izin dari Menteri Keuangan untuk memberikan jasa asuransi dan non asuransi, dan dalam praktiknya berpedoman pada Standar Profesional Auditor berbasis International Standards on Auditing (ISA) 2015. Meski demikian, kepatuhan pada standar tidak serta merta menjamin kepuasan pengguna jasanya. Sama halnya dengan Penilai Publik, profesi ini bernaung di bawah Standar Penilai Publik, Kode Etik Penilai Indonesia (KEPI), dan Standar Penilaian Indonesia (SPI).

Kepuasan pengguna jasa bergantung tidak hanya pada kemampuan profesi keuangan dalam mematuhi standar dan etika profesi masing-masing tetapi juga pada kemampuan mereka dalam menghasilkan kualitas kerja yang baik. Untuk mewujudkan sasaran kualitas profesi keuangan sesuai dengan yang diharapkan, diperlukan koordinasi dan komunikasi intensif dengan berbagai pemangku kepentingan terutama mengenai prosedur pelaksanaan serta menjaga nilai etika bagi setiap profesi keuangan.

Page 119: Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1352014/...Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.id

Laporan Kinerja 2017 107

Sub IKU 2. Persentase penyelesaian tindak lanjut kebijakan Menteri Keuangan hasil rapat pimpinan

Hal tersebut menjadi tantangan bagi PPPK untuk terlebih dahulu memahami gambaran terkini mengenai kualitas pemberian jasa oleh kedua profesi tersebut. Langkah yang telah diambil untuk menghadapi tantangan tersebut di antaranya adalah dengan mekanisme pengawasan dan pembinaan melalui penyusunan kajian dan survei untuk mengidentifikasi dan menganalisis permasalahan yang terjadi di lapangan sehingga menghasilkan kesimpulan yang andal, yang dapat dijadikan dasar untuk merumuskan kebijakan dan pengawasan oleh PPPK dalam rangka meningkatkan kualitas profesi Akuntan Publik dan Penilai Publik.

Di samping itu, dilakukan peningkatan database informasi sebagai referensi utama dan data pembanding untuk memperlancar proses pembinaan dan pengawasan PPPK, penyelenggaraan Pendidikan Profesional Berkelanjutan (PPL) dan sertifikasi, melakukan Focus Group Discussion serta peningkatan kerja sama dengan asosiasi profesi sebagai wadah bergabungnya profesi Akuntan, Akuntan Publik, Penilai Publik, dan Aktuaris serta lembaga independen terkait.

Keberhasilan pencapaian target oleh PPPK pada tahun 2017 menggambarkan bahwa hal tersebut

sejalan dengan arah kebijakan Sekretariat Jenderal 2014-2019 dalam rangka meningkatan kinerja pelaksanaan tugas khusus, yaitu terwujudnya peningkatan kualitas profesi keuangan. Pelaksanaan kegiatan PPPK dalam bentuk tindak lanjut atas pelanggaran oleh Profesi Keuangan terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan telah diharmonisasikan dalam rangka membentuk profesi keuangan yang profesional dan kompetitif. Kegiatan tersebut pada akhirnya berdampak positif dalam meningkatkan indeks kualitas profesi keuangan, yang dihasilkan melalui survei yang dilakukan oleh lembaga independen. Dengan demikian, diharapkan agar hal ini dapat membantu PPPK dalam merumuskan kebijakan untuk profesi terkait, serta memberikan masukan yang membangun bagi semua profesi keuangan.

IKU ini mengukur jumlah tindak lanjut rapat pimpinan yang sudah diselesaikan dibandingkan dengan jumlah tindak lanjut yang harus diselesaikan dalam periode tertentu. Total tindak lanjut hasil Rapat Pimpinan (Rapim) selama tahun 2017 adalah 588 tindak lanjut dan yang di-carry over dari tahun 2013-2016 adalah 248, sehingga total tindak lanjut yang harus ditindaklanjuti sampai dengan 2017 adalah sebanyak 836 tindak lanjut. Dari 836 tindak lanjut tersebut, tindak lanjut yang diselesaikan adalah 666. Yang masih

Page 120: Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1352014/...Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.id

Kementerian Keuangan108

berstatus on-track sebanyak 109 dan 61 berstatus off-track.

Gambar 13. Dashboard DAMS atas Penugasan Pimpinan tahun 2015-2018

Gambar 14. Tren Capaian Penyelesaian Tindak Lanjut Kebijakan Menteri Keuangan

Page 121: Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1352014/...Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.id

Laporan Kinerja 2017 109

Tindakan yang Telah DilaksanakanUntuk mencapai target IKU tersebut, langkah-langkah yang telah dilakukan adalah sebagai berikut:1. Identifikasi dan penyisiran tindak lanjut yang

bersifat administratif yang dapat diselesaikan lebih cepat.

2. Meng-highlight tindak lanjut strategis yang memerlukan frekuensi monitoring lebih sering secara periodik (dwi-mingguan).

3. Melakukan rapat koordinasi khusus dengan unit yang memiliki komposisi tindak lanjut paling banyak yaitu DJP, Setjen, BKF dan DJA.

4. Melakukan fungsi debottlenecking atas permasalahan yang memerlukan koordinasi lintas unit eselon I atau yang memerlukan arahan/keputusan pimpinan.

5. Memperkuat fungsi komunikasi liason officer (LO) Pushaka dengan LO Unit Eselon I.

TantanganBeberapa tantangan baik yang bersifat internal maupun eksternal, meliputi:

1. Kapasitas dan kompetensi pegawai perlu ditingkatkan menyesuaikan ekspekstasi pimpinan yang semakin tinggi. Kompetensi pegawai dalam memahami substansi permasalahan yang dibahas sangatlah penting untuk merumuskan pokok-pokok pembicaraan yang relevan, menyusun key-take away hasil rapat yang do-able dan tindak lanjut hasil rapat yang kongkrit dalam jangka

pendek, menengah dan jangka panjang, serta menentukan unit yang bertanggungjawab menindaklanjuti arahan pimpinan maupun deadline penyelesaian tindak lanjut dimaksud.

Adapun untuk menjawab tantangan tersebut, Pushaka telah mengadakan training peningkatan kompetensi pegawai, baik secara in-house training dengan mengundang narasumber terkait untuk memahami lebih mendalam hot issue yang sedang bergulir di Kementerian Keuangan dan isu yang menjadi fokus atau perhatian pimpinan. Training terkait dengan speech writing, time management dan penyusunan risalah atau verbatim juga menjadi penekanan dalam mengirimkan pegawai untuk diklat di Badan Pendidikan Dan Pelatihan Keuangan (BPPK). Selain itu, Pushaka juga melakukan rapat koordinasi internal yaitu DUEL (delivery unit evaluation) sebagai sarana berbagi pengetahuan dan pengalaman dalam melakukan pendampingan kegiatan dan substansi yang sering dibahas oleh pimpinan.

2. Penyamaan persepsi atas tindak lanjut memerlukan komunikasi yang intens. Tidak jarang, unit eselon I memandang sebuah tindak lanjut telah selesai namun Pushaka menilai belum sesuai dengan maksud dari arahan pimpinan sehingga diperlukan pembahasan mengenai implementasi tindak lanjut tersebut dilapangan.

Page 122: Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1352014/...Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.id

Kementerian Keuangan110

Untuk menjawab tantangan tersebut, selain melakukan komunikasi dengan LO unit eselon I, Pushaka juga telah melakukan crosscheck konsep tindak lanjut yang bersifat peer review (apabila diperlukan) dalam merumuskan suatu tindak lanjut, unit in charge dan deadline.

Dalam Renstra Sekretariat Jenderal, IKU ini dapat dikaitkan dengan arah kebijakan “Penguatan Kinerja Pelaksanaan Tugas Khusus” dimana kondisi yang ingin dicapai adalah Pengembangan dan penyempurnaan sistem pengadministrasian arahan Menteri Keuangan yang berbasis IT melalui Daily Activity Monitoring System (DAMS).

Dalam konteks dimaksud, dengan adanya penyempurnaan aplikasi monitoring atas tindak lanjut arahan pimpinan, diharapkan dari sisi perumusan tindak lanjut dapat diselesaikan lebih cepat sehingga unit mendapatkan notifikasi lebih awal untuk kemudian dapat segera menindaklanjutinya.

Pushaka telah menganggarkan dana sebesar Rp 172,8 juta pada tahun 2017 untuk mendukung pembangunan aplikasi DAMS Next Generation yang juga masuk dalam program otomasi korporat (e-corporate) Sekretariat Jenderal.

Khusus untuk mendukung IKU tersebut, Pushaka juga telah menganggarkan sebesar Rp 321,76

juta untuk melakukan kegiatan yang bersifat koordinatif dengan realisasi anggaran sebesar Rp 243,50 juta pada tahun 2017.

Sub IKU 3. Persentase Penyelesaian Business Development Penyaluran Pembiayaan Ultramikro

Seiring dengan terbitnya Peraturan Menteri Keuangan nomor 91/PMK.01/2017 yang melimpahkan tanggung jawab pembinaan administrasi PIP kepada Ditjen Perbendaharaan, maka IKU ini diukur sampai dengan semester I tahun 2017 (dimana target tahunan telah diselesaikan oleh PIP).

Persentase Penyelesaian Business Development Penyaluran Pembiayaan Utramikro diukur dengan penyelesaian :1. Mekanisme kerjasama pendanaan dengan

Pemda/pihak lainnya;2. Mekanisme penetapan dan penggunaan

Lembaga Penyalur;3. Mekanime penyaluran Pembiayaan;4. Mekanisme penjaminan piutang dengan Fidusia;5. Mekanisme Pelaporan.

Capaian IKU ini sampai dengan 30 Juni 2017 adalah sebesar 25%, yaitu telah selesainya draft Business Development Penyaluran Pembiayaan Ultramikro dan disahkannya SOP Proses Bisnis PIP melalui

Page 123: Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1352014/...Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.id

Laporan Kinerja 2017 111

Keputusan Sekretaris Jenderal telah Nomor KEP- 165/SJ/2017 Tentang Standar Operasional Pembiayaan Ultra Mikro pada PIP.

Sub IKU 4. Persentase penyelesaian Kerangka Putusan Pengadilan Pajak

Sub IKU ini merupakan sub IKU baru yang bertujuan untuk mengetahui tingkat layanan Sekretariat Pengadilan Pajak dalam mendukung penyelesaian administrasi putusan Pengadilan Pajak.

Kerangka Putusan adalah bahan penyusunan Konsep Putusan yang akan digunakan oleh Majelis yang terdiri dari Surat Permohonan Banding/Gugatan, Surat Uraian Banding/Surat Tanggapan, Surat Bantahan, Berita Acara Sidang dan dokumen terkait lainnya yang disusun sesuai dengan format standardisasi putusan. Jumlah Kerangka Putusan Yang Disusun Pada Periode Tahun Berjalan adalah jumlah Kerangka Putusan yang telah disusun pada tahun 2017.

Sengketa Yang Cukup adalah sengketa pajak yang sidang pemeriksaannya telah dinyatakan cukup oleh Majelis. Jumlah Sengketa Yang Cukup adalah banyaknya Sengketa Yang Cukup pada periode tahun berjalan ditambah dengan banyaknya Sengketa Yang Cukup pada periode tahun sebelumnya yang belum dibuat Kerangka Putusannya.

Adapun formula penghitungannya adalah sebagai berikut:

Jumlah berkas yang telah dicukupkan tahun sebelumnya dan belum dibuat kerangka adalah 1.561 sengketa. Jumlah berkas yang dicukupkan s.d Q4 tahun 2017 adalah sebesar 9.356 sengketa.

Jumlah kerangka putusan yang dihasilkan s.d Q4 tahun 2017 adalah sebesar 10.370 kerangka putusan.

Capaian Kinerja = Kerangka putusan/(berkas cukup Y-1 + berkas cukup Y) x 100%

Tindakan yang telah dilaksanakan:1. Telah ditetapkannya Surat Edaran Ketua PP

Nomor SE-002/PP/2015 tentang Kebijakan Penyelesaian Penyelesaian Tunggakan yang ditindaklanjuti dengan Nota Dinas Ketua Pengadilan Pajak kepada Ketua Majelis terkait daftar tunggakan, maupun target waktu penyelesaian.

2. Telah diimplementasikannya KEP-020/PP/2015 tentang Format Putusan Pengadilan Pajak Yang Berkaitan Dengan Banding Pajak Penghasilan Badan.

3. Telah ditetapkannya Keputusan Ketua Pengadilan Pajak Nomor KEP-002/PP/2016 tentang Penyusunan Konsep Putusan Pengadilan Pajak.

4. Telah ditetapkan dan diimplementasikannya Keputusan Ketua Pengadilan Pajak Nomor KEP-013/PP/2016 tentang Format Putusan Pengadilan Pajak Yang Berkaitan Dengan Permohonan Pencabutan Sengketa Pajak

Sub IKU 5. Persentase Penguatan Pengadaan

Dalam rangka melaksanakan pengadaan yang transparan, terpadu, dan akuntabel diperlukan IKU yang mengukur tingkat kematangan program penguatan pengadaan yang dilakukan oleh Pusat LPSE, yaitu meliputi 2 komponen yang terdiri dari :

Page 124: Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1352014/...Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.id

Kementerian Keuangan112

1. Persentase pengadaan bersama (bobot 50%) Tahapan pelaksanaan pengadaan bersama :

a. Identifikasi paket (25%);b. Koordinasi dengan ULP (25%);c. Implementasi 4 paket pengadaan bersama

pada ULP Pusat dan Daerah (50%); Apabila terdapat lebih dari 4 paket

pengadaan bersama maka capaian dihitung dengan capaian 4,25% per paket.

2. Indeks Kualitas Layanan Pengadaan Secara Elektronik (bobot 50%);

Pengukuran melalui 3 layanan utama Pusat LPSE yang terdiri dari:a. Persentase pemberian user id/password

melebihi norma waktu yang ditetapkan; Perhitungan waktu dilakukan ketika data

penyedia sudah lengkap baik hardcopy ataupun softcopy (target: 5%).

Persentase keluhan yang ditindaklanjuti;b. Keluhan yang diukur merupakan keluhan

yang penangananya membutuhkan pihak ketiga (target 100%).

Tingkat pemahaman peserta pelatihan;c. Tingkat pemahaman peserta pelatihan

diukur melalui post tes yang dilakukan peserta pelatihan (target nilai : 80).

pengadaan melalui pengadaan bersama5. Pendampingan dan pembinaan pelaksanaan

pengadaan bersama SPT pada provinsi Jawa Barat, Jawa Timur dan Yogyakarta.

Sub IKU 6. Persentase Penyelesaian Saran/Rekomendasi yang Disetujui oleh Komite Pengawas Perpajakan

Komite Pengawas Perpajakan memiliki tugas melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas Instansi Perpajakan. Dalam rangka pengawasan, Komite Pengawas Perpajakan melaksanakan pengamatan, pengumpulan informasi, penerimaan pengaduan masyarakat dan pengkajian.

Hasil dari kegiatan pengawasan adalah saran dan/atau masukan kepada Menteri Keuangan dalam rangka perbaikan pelaksanaan tugas Instansi Perpajakan. Saran dan/atau masukan yang dimaksud adalah saran/rekomendasi yang disetujui oleh Komite Pengawas Perpajakan baik yang disampaikan ke Menteri Keuangan atau ke Instansi Perpajakan. Rencana usulan saran/rekomendasi yang disampaikan pada tahun 2017 adalah 30 (tiga puluh).

Sub IKU ini merupakan wujud pelaksanaan tugas Komite Pengawas Perpajakan di bidang pengawasan dan pengkajian dalam rangka perbaikan pelaksanaan tugas instansi perpajakan serta perbaikan dan penyempurnaan terhadap prosedur, sistem, ketentuan peraturan perundang-undangan dan kebijakan di bidang perpajakan.

Rencana Saran/Rekomendasi yang disetujui oleh Komite Pengawas Perpajakan pada Tahun

Tindakan yang telah dilaksanakan:1. Telah dilaksanakan pelatihan secara rutin

setiap minggu untuk aplikasi SPSE dan SIMPeL2. Pelaksanaan pelatihan training of trainer3. Pelaksanaan sosialisasi pengadaan bersama ke

daerah4. Pelaksanaan rakornas pengadaan untuk

mendukung upaya-upaya percepatan

Page 125: Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1352014/...Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.id

Laporan Kinerja 2017 113

2017 adalah 28 Saran/Rekomendasi dari 30 Usulan Saran/Rekomendasi yang disampaikan ke Komwasjak (93%). Target IKU sampai dengan Triwulan IV adalah 28 Saran/Rekomendasi yang disetujui oleh Komwasjak (93%). Realisasi sampai dengan Triwulan IV Tahun 2017 adalah sebesar 93,33%.

Adapun perbandingan target dan realisasi dari tahun 2015 sampai dengan tahun 2017 disajikan dalam grafik sebagai berikut:

Dalam rangka penyelesaian Saran/Rekomendasi telah dilakukan antara lain:a. Mentoring oleh Komite Pengawas Perpajakan.b. Pembahasan intensif atas usulan saran/

rekomendasi dengan Komite Pengawas Perpajakan.

c. Koordinasi dengan pihak terkait.d. Pelaksanaan Komunikasi Publik sesuai tema

pengawasan.

Tindakan yang Telah DilaksanakanRealisasi sampai dengan Triwulan IV adalah 28 Saran/Rekomendasi yang telah disetujui Komwasjak dengan rincian sebagai berikut:

a. Bagian Fasilitasi Analisa dan Konsultasi (FAK): 7 Saran/ Rekomendasi terkait Pemajakan Terhadap WP OTT, Outline Rencana Pengawasan Reformasi Pajak, Optimalisasi Penerimaan Pajak e-Commerce, Laporan Pengawasan Pelaksanaan Reformasi Perpajakan, Controlled Foreign Company, Pengelolaan Portal INSW dan Optimalisasi Penerimaan Pajak atas Belanja APBN/APBD.

Gambar 15. Tren Capaian Penyelesaian Saran/Rekomendasi yang Disetujui oleh Komwasjak

Page 126: Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1352014/...Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.id

Kementerian Keuangan114

b. Bagian Fasilitasi Pencegahan dan Monitoring (FPM): 9 Saran/ Rekomendasi terkait Outline Rencana Pengawasan Penguatan Reformasi BC, Laporan Pengawasan Penguatan Reformasi BC, Tarif Bea Masuk MMEA, Pengawasan DJBC terhadap PLB, Laporan ke 2 Pengawasan Pelaksanaan Penguatan Reformasi Kepabeanan dan Cukai, Putusan Pengadilan Pajak dan Putusan PK Mahkamah Agung yang mengakibatkan Proses Bisnis DJBC Tidak Berjalan, Percepatan Restitusi PPN Menuju Penerapan Automatic VAT Refund, Optimalisasi Pemberian Fasilitas Kemudahan Impor Tujuan Ekspor Industri Kecil Menengah, dan Penerapan Single Submission (PIB dan SPT Masa PPN) Untuk Mendukung Penertiban Importir Berisiko Tinggi.

c. Bagian Fasilitasi Pengaduan dan Verifikasi (FPV): 12 Saran/ Rekomendasi terkait penanganan pengaduan dan masukan masyarakat serta inventarisasi masukan.

Sub IKU 7. Persentase pencapaian target layanan pengelolaan Dana Pengembangan Pendidikan Nasional

7.1. Tingkat Pertumbuhan Dana Pengembangan Pendidikan Nasional

Pengelolaan DPPN yang Optimal merupakan salah satu core bisnis LPDP dimana pendapatan dana yang didapat dari pengelolaan DPPN (20,6 T) dapat menjadi sumber dana layanan LPDP.

Pertumbuhan dana didapatkan dari perbandingan antara return (jumlah total pendapatan yang diterima) dibandingkan dengan total DPPN yang dikelola oleh LPDP.

Formula:

Page 127: Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1352014/...Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.id

Laporan Kinerja 2017 115

Pertumbuhan DPPN tidak mencapai target dikarenakan beberapa hal antara lain:1. Kebijakan Bank Indonesia untuk menurunkan

Suku Bunga sehingga berimbas kepada pendapatan LPDP.

2. LPDP diamanatkan untuk melakukan penempatan dana di obligasi pemerintah (SUN dan SBSN) yang memiliki yield lebih kecil dibanding saat ditempatkan pada deposito.

Formula:

Perhitungan:

Kegiatan yang telah dilaksanakan selama tahun 2017 sebagai berikut : a. Mini Riset tindak lanjut WA (dalam koordinasi

dengan 5 Kab/Kota : Kota Bogor, Kab. Bantaeng, Kab. Sumba Barat Daya, Kab, Maluku Tenggara Barat & Garut);

b. Indonesian Changemaker Forum;c. Idea Exhibition;d. Engagement alumni pada program sosial

contribution yang mereka inisiasi sendiri (cth. 1000 sepatu untuk du’afa, beasiswa adik asuh dll);

e. Entrepreneur Clinic Alumni LPDP;f. Mentoring Kepemimpinan bersama Bpk.

Sofyan Jalil di Kementrian Agraria dan Tata Ruang (Kerjasama dengan Mata Garuda);

g. Diskusi Blue Print Indonesia 2045 (Kerjasama dengan Mata Garuda);

h. Seminar Pengelolaan Dana Haji sesuai Syariah (Sektor kajian Alumni Islamic Finance);

i. Mentoring Kepemimpinan bersama Bpk. B.J Habibie di Wisma Habibie;

Tabel 12. Perbandingan Target dan Realisasi Tingkat Pertumbuhan DPPN

7.2. Persentase Keterlibatan Alumni pada Program Kontribusi Talent (Talent Contribution Program)

IKU ini adalah IKU baru di tahun 2017. Persentase Keterlibatan Alumni pada Talent Contribution Program diukur berdasarkan keterlibatan alumni pada program dibandingkan dengan total alumni di tahun 2016. Total alumni tahun 2016 adalah sebanyak 973 alumni.

Page 128: Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1352014/...Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.id

Kementerian Keuangan116

j. Meet D’ Leader Best Talent;k. Gerakan Donasi sarana Pendidikan;l. Menyapa Indonesia.

7.3. Persentase Luaran Riset yang Layak dikomersialisasikan

d. Pengembangan teknologi proses produksi kopi kental rendah kafein untuk meningkatkan nilai tambah dan konsumsi kopi Indonesia;

e. Produksi Pupuk Hayati Provibio-IPB Di Tingkat Petani Dan Uji Provibio Untuk Peningkatan Produksi Varietas Unggul Padi Karya Petani Di Indonesia;

f. Produksi dan Pengembangan Benih Gama Melon Kultivar Hikadi dalam Memperkuat Ketahanan Benih Nasional;

g. Industrialisasi Bahan Prebiotik berbasis Umbi-umbian Lokal untuk Produksi Pangan Fungsional melalui Sinegi UMKM, BUMN, Univesitas dan Pemerintah;

h. Produksi Zat Warna Alami Berwawasan Lingkungan untuk Aplikasi Green Art dan Green Energy;

i. Pengembangan Teknologi Pengolahan Pasir Besi Menjadi Nano Partikel Black Oxide sebagai Bahan Baku Pigmen untuk Toner Printer dan Mesin Fotocopy.

SDM yang Kompetitif adalah SDM yang memiliki kepemimpinan yang tepat, mengetahui apa yang

Indikator Kinerja Utama ini merupakan follow up dari IKU tahun sebelumnya, yaitu Tingkat Kesesuaian Luaran Riset yang Memenuhi Standar Komersialisasi dan/atau Implementasi. Standar Riset yang Layak Dikomersialisasikan antara lain :a. Sudah dipasarkan dalam skala terbatas.b. Ada permintaan dari pasar.

Berikut 9 Luaran Riset yang Layak Dikomersialisasikan :a. Fabrikasi Battery Li-ION Berbasis LifePO4 Nano

Partikel Untuk Aplikasi Mobil Listrik Nasional;b. Pengembangan Produksi Massal Biopestisida

Nematoda Entomopatogen dan Biofertilizer Untuk Meningkatkan Produksi Tanaman Pangan Organik;

c. Komersialisasi Produk Permen Hisap Propolis Sebagai Pangan Fungsional Kesehatan Gigi;

Page 129: Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1352014/...Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.id

Laporan Kinerja 2017 117

akan dilakukan untuk semua informasi yang diterima dan kompetensi yang dibutuhkan untuk keberhasilan organisasi.

IKU ini menghitung persentase Pejabat di lingkungan Kementerian Keuangan yang mempunyai kompetensi sesuai dengan Standar Kompetensi Jabatan (indeks kesesuaian min 72%). Standar Kompetensi Jabatan yang selanjutnya disingkat SKJ adalah daftar nama dan Level Kompetensi yang dipersyaratkan dalam suatu jabatan sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan oleh masing-masing Pejabat Pimpinan Tinggi Madya dan/atau Menteri Keuangan. Dari perbandingan level kompetensi dan SKJ diperoleh nilai Job Person Match.

Pada tahun 2017, IKU ini mengukur persentase Pejabat Eselon II, III, dan IV Kementerian keuangan yang memenuhi Standar Kompetensi Jabatannya. Adapun pejabat yang memenuhi standar kompetensi adalah pejabat yang memiliki nilai JPM Minimal 72%. Job Person Match adalah indeks

kesesuaian antara kompetensi pejabat dengan SKJ JPM dihitung berdasarkan:

Pada tahun 2017, telah dilakukan Assessment Center terhadap 470 pejabat Eselon II,III, dan IV Sekretariat Jenderal. Terdapat 441 pejabat yang memenuhi standar JPM dan masih terdapat 29 pejabat yang belum memenuhi standar JPM. Sehingga capaian IKU ini 441/470= 93,83% dengan Indeks Capaian 104,26%.

Pada tahun 2017, target IKU ditetapkan sebesar 90%. Target ini lebih menantang dibanding target tahun 2015 dan 2016 yang ditetapkan sebesar 89%. Adapun perbandingan target dan realisasi IKU persentase pejabat Sekretariat Jenderal yang telah memenuhi Standar Kompetensi Jabatan selama 4 tahun berturut-turut disajikan dalam grafik sebagai berikut:

Page 130: Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1352014/...Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.id

Kementerian Keuangan118

Beberapa tindakan yang telah dilaksanakan dalam rangka memenuhi target capaian 2017 baik formal dan informal, seperti:1. memetakan nilai JPM pejabat;2. memetakan gap kompetensi yang dimiliki

pejabat;3. menyampaikan gap kompetensi yang dimiliki

pejabat ke BPPK dalam rangka Diklat Berbasis Kompetensi.

Tantangan yang dihadapi dalam pencapaian IKU antara lain:1. Ketidakhadiran pejabat untuk melakukan

Re-Assessment Center mengingat kesibukan pejabat yang bersangkutan.

2. Masih terdapat pengisian jabatan (mutasi atau promosi) dengan nilai JPM pejabat <72% terhadap standar kompetensi jabatannya.

3. Terdapat pejabat yang memiliki hasil Assessment Center tetap atau menjadi dibawah 72% setelah dilakukan Re-Assessment Center.

Rencana aksi yang akan dilakukan untuk meningkatkan pencapaian IKU tersebut pada tahun 2018 antara lain:1. Sosialisasi terkait penggunaan hasil

Assessment Center Kementerian Keuangan dalam proses mutasi dan promosi pegawai dan Individual Development Plan

2. Melaksanakan sesi feedback bagi pejabat dengan hasil AC < 72% dan dilanjutkan dengan Re- Assessment Center

3. Dalam rangka peningkatan mutu Assessment Center, akan dilaksanakan:a. Seleksi pengangkatan dalam Jabatan

Fungsional Assessor Sumber Daya Aparaturb. Launching Aplikasi HRIS- Aplikasi

Assessment Centerc. Stabilisasi jumlah peserta Assessment

Centerd. Training teknik wawancara Assessment

Investigasi

Page 131: Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1352014/...Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.id

Laporan Kinerja 2017 119

Organisasi yang fit for purpose adalah organisasi yang mampu mewadahi dan memfasilitasi kegiatan-kegiatan dalam rangka mencapai tujuan organisasi Sekretariat Jenderal.

Dengan demikian organisasi beserta proses bisnis di dalamnya akan bersifat dinamis dan fleksibel sesuai dengan tuntutan kebutuhan dan dinamika transformasi kelembagaan Kementerin Keuangan.

Realisasi capaian IKU terkait Persentase Persentase Implementasi Penataan Organisasi di Lingkungan Sekretariat Jenderal mencapai target 95%. Persentase Implementasi Penataan Organisasi di Lingkungan Sekretariat Jenderal merupakan penyelesaian penataan organisasi Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan sesuai

amanat KMK nomor 94/KMK.01/2016 jo. PMK 481/KMK.01/2017 tentang Implementasi Inisiatif Strategis Program Reformasi Birokrasi dan Transformasi Kelembagaan Kementerian Keuangan pada arah Kebijakan Transformasi Organisasi Tema Sentral, bahwa akan dilakukan penataan ulang tugas dan fungsi:1. perumusan kebijakan di bidang organisasi dan

sumber daya manusia; dan 2. perumusan dan pelaksanaan layanan

operasional di bidang organisasi dan sumber daya manusia, yang dilaksanakan oleh Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan dan Biro Sumber Daya Manusia.

Penataan organisasi Sekretariat Jenderal ini dilatarbelakangi oleh tuntutan agar Sekretariat

Kode Indikator Kinerja Target Realisasi Kinerja

10a-N Persentase implementasi penataan organisasi di lingkungan Sekretariat Jenderal 100% 95% 95

10b-N

Indeks tata kelola organisasi Sekretariat Jenderal 74 81,01 109,47

a. Survei internal (Indeks Kesehatan Organisasi) 72 84 116,67

b. Nilai pembangunan integritas (Survei oleh KPK dan peers K/L) 60 70 116,67

c. Nilai AKIP oleh KemenPAN-RB 90 89,46 99,40

SS 10 Organisasi yang Fit for Purpose

10a-N Persentase implementasi penataan organisasi di lingkungan Sekretariat Jenderal

Page 132: Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1352014/...Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.id

Kementerian Keuangan120

Jenderal lebih meningkatkan peran sebagai strategik partner bagi pimpinan dan unit eselon I dalam pengelolaan organisasi dan SDM, sehingga perumusan kebijakan di bidang organisasi dan SDM dapat lebih tepat dan komprehensif serta mendukung peningkatan ownership dengan unit eselon I dalam pengelolaan organisasi dan SDM. Selain itu beban layanan teknis operasional yang tinggi menjadikan fungsi penyusunan strategis kurang optimal. Diharapkan kedepan dapat mewujudkan layanan satu atap dalam pemberian dukungan teknis operasional di bidang organisasi dan SDM di lingkungan Kementerian Keuangan.

IKU Persentase Implementasi Penataan Organisasi di Lingkungan Sekretariat Jenderal memiliki tahapan sebagai berikut:1. Pengumpulan data2. Analisis/telaahan3. Pembahasan internal Kemenkeu4. Usulan Menteri Keuangan kepada Menteri

Negara PAN-RB5. Pembahasan dengan Kementerian PAN dan RB6. Persetujuan dan Penetapan Peraturan Menteri

Keuangan Penyelesaian

Penataan organisasi telah diusulkan kepada Kementerian PANRB melalui Surat Menteri Keuangan nomor SR-410/MK.01/2017 tanggal 22 Juni 2017. Selanjutnya telah dilakukan

pembahasan beberapa kali, terakhir pada tanggal 1 November 2017, bahwa penataan organisasi yang diusulkan bukan merupakan best practice yang berlaku pada Kementerian/Lembaga, selanjutnya akan diekskalasi ke tingkat pimpinan. Sehingga target Implementasi penataan organisasi di lingkungan Sekretariat Jenderal tidak tercapai karena belum mendapatkan persetujuan tertulis dari Kementerian PANRB, sehingga belum dapat ditetapkan menjadi Peraturan Menteri Keuangan.

IKU ini bertujuan untuk memberikan gambaran kondisi tata kelola organisasi saat ini sebagai bahan pertimbangan perbaikan manajemen di masa yang akan datang. Tata kelola Kementerian Keuangan adalah pengakuan dari pihak eksternal baik berupa penghargaan maupun opini atas pengelolaan sumber daya di Kementerian Keuangan dengan formula penghitungan adalah sebagai berikut:

Tujuan dari pengukuran IKU ini adalah Untuk mengukur dan mendorong kualitas laporan keuangan Kementerian Keuangan (BA 015) sebagai perwujudan tata kelola keuangan yang baik.

10b-N Indeks tata kelola organisasi Sekretariat Jenderal

Page 133: Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1352014/...Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.id

Laporan Kinerja 2017 121

Penjelasan Rincian Pencapaian

Survei internal (Indeks Kesehatan Organisasi)IKU Indeks Kesehatan Organisasi Sekretariat Jenderal Tahun 2017 diukur berdasarkan hasil survei penilaian kesehatan organisasi Sekretariat Jenderal (MOFIN), yang pelaksanaannya berdasarkan pada Keputusan Menteri Keuangan Nomor 523/KMK.01/2014 tentang Pedoman Penilaian Kesehatan Organisasi Kementerian Keuangan. Survei dilaksanakan pada tanggal 17 s.d. 30 April 2017 melalui pengisian kuesioner secara online terhadap seluruh pegawai di lingkungan Sekretariat Jenderal yang dilaksanakan pada 16 unit eselon II di lingkungan Setjen, yang terdiri dari 8 Biro, 5 Pusat, 2 Sekretariat, dan 1 unit organisasi non eselon (LPDP).

Target Indeks Kesehatan Organisasi Sekretariat Jenderal tahun 2017 ditetapkan sebesar 72 dari skala pengukuran 1 (satu) sampai dengan 100 (seratus). Adapun realisasi yang diperoleh berdasarkan hasil survei MOFIN Sekretariat Jenderal adalah 84, dengan margin of error 0,82%. Nilai 84 menunjukkan bahwa secara rata-rata 84 persen pegawai berpendapat Setjen telah melaksanakan praktik-praktik manajemen yang sesuai untuk mendukung kondisi kesehatan organisasi. Nilai margin of error telah berada di bawah target 5%, menunjukkan bahwa hasil survei MOFIN cukup akurat untuk menggambarkan kondisi kesehatan organisasi Setjen. Dengan demikian, realisasi indeks kesehatan organisasi Sekretariat Jenderal telah melebihi dari target yang ditetapkan.

Jumlah responden survei MOFIN Setjen tahun 2017 adalah 1.873 orang, lebih tinggi daripada target responden yang ditetapkan untuk Setjen sebesar 1.467 orang. Jumlah responden Setjen

pada tahun 2017 mengalami peningkatan dibandingkan pelaksanaan survei MOFIN pada beberapa periode sebelumnya. Pada tahun 2013, jumlah responden survei OHI adalah 901 pegawai. Jumlah responden naik pada tahun 2014 menjadi 1.405 pegawai, kemudian meningkat pada tahun 2015 menjadi 1.612 pegawai. Hasil skor MOFIN Setjen Tahun 2013-2017 seperti terlihat pada

gambar 1 berikut.

Gambar di atas menunjukkan bahwa indeks kesehatan organisasi Setjen secara keseluruhan mengalami peningkatan yang cukup signifikan pada tahun kedua, yaitu dari 58 pada tahun 2013 menjadi 71 pada 2014. Namun demikian, pada tahun berikutnya indeks kesehatan organisasi Setjen mengalami penurunan menjadi 68 pada tahun 2015 dan meningkat kembali menjadi 84 pada tahun 2017.

Jika dibandingkan dengan indeks kesehatan organisasi tahun 2017 level Kementerian, maka realisasi IKU indeks kesehatan organisasi tahun 2017 untuk Setjen berada di atas rata-rata Kementerian sebesar 81. Adapun perbandingan target dan realisasi IKU indeks kesehatan organisasi untuk tahun 2017 untuk seluruh Unit Eselon I lingkup Kementerian Keuangan disajikan pada tabel sebagai berikut:

Page 134: Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1352014/...Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.id

Kementerian Keuangan122

Hal-hal Yang Mendukung Tercapainya Rencana/TargetTercapainya rencana/target Indeks Kesehatan Organisasi Sekretariat Jenderal pada tahun 2017 dapat terjadi karena beberapa hal, antara lain telah dilaksanakannya rekomendasi tindak lanjut survei MOFIN tahun 2015 pada tahun 2016, butir kuesioner yang lebih jelas dan sederhana, serta sosialisasi kesehatan organisasi kepada para pegawai Sekretariat Jenderal. Adapun secara garis besar kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan untuk mendukung tercapainya Indeks Kesehatan Organisasi Sekretariat Jenderal tahun 2017 adalah sebagai berikut:

1. Penyempurnaan aplikasi survei online MOFIN untuk menyesuaikan dengan perubahan metodologi penilaian kesehatan organisasi.

2. Sosialisasi penilaian kesehatan organisasi kepada para pejabat/pegawai di lingkungan Sekretariat Jenderal. Sosialisasi dilakukan dalam 2 (dua) bentuk, yaitu sosialisasi secara formal dan informal. Sosialisasi secara formal dilakukan melalui pertemuan tatap muka

dengan kegiatan workshop dan internalisasi penilaian kesehatan organisasi. Peserta workshop dan internalisasi adalah: a. Pejabat eselon II di lingkungan Setjen dan

perwakilan eselon III dari masing-masing unit eselon II di lingkungan Setjen sebagai peserta workshop penilaian kesehatan organisasi yang diselenggarakan pada tanggal 4 April 2017.

b. Para pelaksana perwakilan Unit Eselon II Setjen sebagai peserta internalisasi yang diselenggarakan pada tanggal 5 April 2017.

c. Para Mofiners di lingkungan Setjen, yang membantu mensosialisasikan survei penilaian kesehatan organisasi di unitnya masing-masing.

Sosialisasi secara informal dilakukan dengan tujuan menyampaikan informasi terkait pelaksanaan survei MOFIN kepada sebanyak mungkin pegawai, dan dilaksanakan melalui:a. Artikel mengenai penilaian kesehatan

organisasi pada web Kemenkeu dengan tautan https://www.kemenkeu.go.id/berita/survei-kesehatan-organisasi-dan-kepemimpinan-untuk-kesempurnaan-

Page 135: Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1352014/...Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.id

Laporan Kinerja 2017 123

organisasi-kemenkeu dan web masing-masing unit eselon I;

b. Artikel di media cetak Kemenkeu, antara lain Buletin Kinerja dan Media Keuangan;

c. Media publikasi cetak lainnya, seperti leaflet, booklet, dan manual book;

d. Video lift & videotron;e. Email blast;f. Infografis; dang. Surat Edaran Menteri Keuangan.

3. Pelaksanaan survei MOFIN secara online pada tanggal 17 s.d. 30 April 2017 kepada seluruh pegawai Sekretariat Jenderal.

4. Pengolahan data hasil survei MOFIN. Skor MOFIN diperoleh untuk level Sekretariat Jenderal hingga unit terkecil setelah dilakukan verifikasi data responden berdasarkan basis data HRIS.

5. Focus Group Discussion (FGD) pendalaman hasil survei MOFIN pada kantor pusat dilakukan pada tangggal 31 Oktober 2017, yang dihadiri oleh Pewakilan pejabat Eselon III, Eselon IV, dan Pelaksana dari Biro Umum, Biro SDM dan Biro Perencanaan dan Keuangan.

6. Exit Meeting dengan seluruh unit Eselon I di Lingkungan Kementerian Keuangan mengenai hasil Penilaian Kesehatan Organisasi Tahun 2017, yang dilaksanakan pada tanggal 13 Desember 2017.

7. Hasil Penilaian Kesehatan Organisasi Kementerian Keuangan Tahun 2017 telah dilaporkan kepada Sekretaris Jenderal dengan ND-844/SJ.2/2017 tanggal 12 Desember 2017 dan kepada Menteri Keuangan dengan ND-1091/SJ/2017 tanggal 14 Desember 2017.

Kendala yang Dihadapi dan Langkah-langkah yang Telah Diambil

1. Tingkat pemahaman yang tidak seragam atas substansi butir-butir kuesioner menyebabkan jawaban responden kurang mencerminkan kondisi kesehatan organisasi yang sebenarnya. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, telah dilaksanakan:a. pada tahun 2016, telah dilakukan

penyempurnaan dan uji coba butir kuesioner kepada para pegawai di kantor pusat maupun beberapa instansi vertikal untuk memastikan butir kuesioner valid dan reliabel; dan

b. pada tahun 2017, telah dilaksanakan sosialisasi kesehatan organisasi kepada seluruh pegawai untuk memberikan pemahaman mengenai indikator-indikator kesehatan organisasi, serta praktik-praktik manajemen yang telah dilaksanakan di Kementerian Keuangan untuk menjaga kondisi masing-masing indikator kesehatan organisasi tersebut.

2. Akses internet yang lambat pada beberapa wilayah kerja serta pada akhir periode pengisian menyebabkan terkendalanya proses pengisian kuesioner oleh responden. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, pada Surat Edaran Nomor SE-6/MK.1/2017 pengisian kuesioner dibagi ke dalam dua kelompok, yaitu:a. pengisian kuesioner oleh pegawai DJP pada

pukul 12:01 s.d. 24:00; danb. pengisian kuesioner oleh pegawai non DJP

pada pukul 24:01 s.d. 12:00.

3. Data responden tidak dapat di-update secara mandiri oleh responden karena kesalahan sistem aplikasi, yang berpotensi menyebabkan segmentasi hasil survei berdasarkan karakteristik responden tidak sesuai dengan

Page 136: Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1352014/...Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.id

Kementerian Keuangan124

kondisi terkini. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, setelah periode survei berakhir, kembali dilakukan konfirmasi ulang terhadap data responden dengan basis data HRIS.

Kaitan Pencapaian Target Tahun 2017 dengan Target/Sasaran dalam Renstra Sekretariat Jenderal 2015-2019

IKU Indeks Kesehatan Organisasi Sekretariat Jenderal Tahun 2017 merupakan pendukung salah satu indikator kinerja pada Renstra Sekretariat Jenderal 2015-2019, yaitu Indeks Kesehatan Organisasi Kementerian Keuangan, IKU dimaksud memiliki tujuan ”Kesinambungan Reformasi Birokrasi, Perbaikan Governance, dan Penguatan Kelembagaan”, dan Sasaran Strategis ”Organisasi yang Fit for Purpose”. Adapun target indikator kinerja dimaksud pada Renstra Sekretariat Jenderal tahun 2017 adalah 77.

Nilai pembangunan integritas (Survei oleh Itjen)

Penilaian Persepsi Integritas dilaksanakan oleh Inspektorat Jenderal bekerja sama dengan Unit Kepatuhan Internal dari seluruh unit eselon I di Lingkungan Kementerian Keuangan. Survei Penilaian lntegritas ini bertujuan antara lain untuk memetakan tingkat integritas unit kerja di Kementerian Keuangan, mengidentifikasi area yang rentan KKN dan membangun program anti KKN yang tepat sasaran, serta mengakomodasi kritik, saran dan masukan pengguna layanan dalam upaya meningkatkan kinerja dan kepercayaan publik terhadap Kementerian Keuangan.

Secara umum metode penilaian terdiri dari beberapa kegiatan sebagai berikut :

1. Survei• Pelaksanaan survei dilakukan secara online

yang ditujukan kepada pegawai internal Kementerian Keuangan dan eksternal yaitu stakeholder atau pengguna layanan Kementerian Keuangan.

• Responden internal ditentukan oleh Unit Kepatuhan Internal Pusat masing-masing. Kriteria pemilihan unit vertikal yang menjadi sampel dilihat berdasarkan: jumlah penerimaan/pengeluaran Negara, frekuensi layanan kepada pengguna eksternal, dan tingkan kerawanan KKN.

• Responden eksternal diambil dari pengguna layanan unit eselon II yang menjadi sampel responden internal baik pusat maupun vertikal.

2. Focus Group Discussion (FGD)• Dilakukan di pusat dan di 6 kota di tiap zona

wilayah. • Kantor yang menjadi peserta FGD Internal

ditentukan oleh Unit Kepatuhan Internal Pusat eselon I masing-masing.

• Dalam setiap sesi pelaksanaan FGD terdiri dari 2 orang moderator yang berasal dari Inspektorat Jenderal, 1 notulis, dan 1 observer yang berasal dari Unit Kepatuhan

Page 137: Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1352014/...Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.id

Laporan Kinerja 2017 125

Internal eselon I masing-masing. Sesi pelaksanaan FGD juga disupervisi oleh KPK.

• Di dalam pelaksanaannya peserta FGD diberikan form kuesioner pendalaman sebagai alat untuk mengukur kembali persepsi integritas yang telah terkonfirmasi melalui FGD.

3. Penilaian Lapangan • Dilaksanakan bersamaan dengan

pelaksanaan FGD.• Kegiatan yang dilakukan antara lain:

interview, pembagian kuesioner kepada pengguna layanan kantor yang dilakukan penilaian, dan permintaan matriks hukuman disiplin (hukdis).

Dari hasil pelaksanaan survei secara daring, Focus Group Discussion (FGD), penilaian lapangan, dan kalibrasi oleh Tim Penilai lntegritas diperoleh lndeks lntegritas Sekretariat Jenderal Tahun 2017 sebesar 81,56.

Nilai AKIP (Audit oleh Itjen)

Evaluasi mandiri atas Implementasi SAKIP Kementerian Keuangan dilakukan oleh Inspektorat Jenderal selaku Aparat Pengawas Intern Pemerintah (APIP dan dilaksanakan sesuai dengan Standar Audit Intern Pemerintah Indonesia yang diterbitkan oleh Asosiasi Auditor Intern Pemerintah Indonesia (AAIPI).

Ruang lingkup evaluasi mandiri atas Implementasi SAKIP Kementerian Keuangan mencakup penilaian

atas lima komponen manajemen kinerja di lingkungan Kementerian Keuangan, yaitu:

a. perencanaan kinerja, meliputi aspek pemenuhan, kualitas, dan pemanfaatan perencanaan strategis serta perencanaan kerja tahunan;

b. pengukuran kinerja, meliputi aspek pemenuhan, kualitas, dan pemanfaatan hasil pengukuran kinerja;

c. pelaporan kinerja, meliputi aspek pemenuhan, penyajian informasi, dan pemanfaatan informasi kinerja dalam Laporan Kinerja;

d. evaluasi internal, meliputi aspek pemenuhan, kualitas, dan pemanfaatan hasil evaluasi internal; serta

e. pencapaian kinerja, meliputi capaian kinerja output, capaian kinerja outcome, serta

f. capaian kinerja lainnya.

Evaluasi atas Implementasi SAKIP tingkat unit Eselon I mencakup penilaian atas komponen sebagai berikut:

Page 138: Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1352014/...Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.id

Kementerian Keuangan126

Dari hasil evaluasi atas Implementasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah pada Sekretariat Jenderal Kementerian Keuangan tahun 2016 diperoleh nilai 89,46 (A = Memuaskan).

Otomasi layanan korporat (e-PRIME) merupakan upaya Sekretariat Jenderal untuk mewujudkan e-government. Melalui layanan yang dikelola secara elektronik, diharapkan pelayanan Sekretariat Jenderal menjadi lebih efisien, akurat dan dapat dimanfaatkan secara real time.

e-PRIME adalah kegiatan konsolidasi dan penyelarasan beberapa layanan pendukung dalam organisasi, yang disediakan dengan dasar pengetahuan khusus sesuai best practices dan dukungan teknologi yang bertujuan untuk peningkatan pelayanan internal dan stakeholder.

Sasaran Strategis Otomasi layanan korporat (e-PRIME) diukur dengan satu Indikator Kinerja Utama yaitu “Tingkat Penyelesaian e-PRIME Tahap III”. E-PRIME merupakan sistem Informasi

Layanan yang menjadi core application Setjen yang dipergunakan oleh seluruh unit di lingkungan Kementerian Keuangan. Sistem tersebut memudahkan akses terhadap layanan Sekretariat Jenderal oleh pengguna secara real time, kapan pun, dan di manapun pengguna berada. E-PRIME juga memungkinkan pelayanan tidak dilakukan secara face-to-face sehingga pelayanan menjadi lebih efisien. Meneruskan kegiatan inisiasi awal sejak tahun 2015 dan proses pengembangan dan implementasi tahun 2016, Sekretariat Jenderal melaksanakan pengembangan dan implementasi e-PRIME kembali di tahun 2017.

Proses penyelesaian e-PRIME sendiri dilakukan melalui beberapa tahapan meliputi:

1) Menyusun dokumen Business Process Re-engineering (BPR);

Pada tahap ini dokumen BPR disusun oleh Unit Eselon II pengusul, kemudian disampaikan dan direviu oleh Biro Organta. BPR yang sudah direviu kemudian disahkan oleh Pimpinan Unit Eselon II pengusul.

Kode Indikator Kinerja Target Realisasi Kinerja

11a-CP Tingkat pengembangan aplikasi e-PRIME Tahap III 100% 129,03% 120

SS 11 Otomasi Layanan Koorporat (e-PRIME)

11a-CP Tingkat Penyelesaian e-PRIME Tahap III

Page 139: Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1352014/...Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.id

Laporan Kinerja 2017 127

2) Menyusun dokumen User Requirement (UR); Pada tahap ini dokumen UR disusun oleh Unit

Eselon II pengusul, kemudian disampaikan dan direviu oleh Pusintek hingga persetujuan UR oleh Unit Eselon II pengusul.

3) Pembangunan aplikasi, User Acceptance Test (UAT) dan Quality Assurance (QA).

Tahap ini dilakukan oleh Pusintek bersama-sama dengan Unit Eselon II pengusul.

Dari hasil identifikasi pengembangan aplikasi e-PRIME, pada tahun 2017 masing-masing eselon II memperoleh porsi pekerjaan yang berbeda-beda; dimana terdapat unit eselon II yang sudah menyampaikan BPR dan UR sehingga tersisa tahapan pembangunan aplikasi, UAT dan QA. Sedangkan yang lain baru mengusulkan pengembangan aplikasi sehingga membutuhkan effort yang lebih besar pada tahapan penyusunan dan reviu atas BPR dan UR hingga UAT aplikasi dijalankan.

Pada tahun 2017, terdapat 18 aplikasi yang diusulkan dengan rincian 14 aplikasi prioritas (ditargetkan selesai pada 2017) dan 4 aplikasi non prioritas. Target penyelesaian atas 14 aplikasi prioritas di tahun 2017 ini dirinci ke dalam tahapan menjadi sebagai berikut:1. sebanyak 12 (dua belas) BPR yang harus

disusun dan di reviu;2. sebanyak 11 (sebelas) UR yang harus disusun

dan di reviu; dan3. sebanyak 14 (empat belas) aplikasi yang

direncanakan dikembangkan hingga pada tahap UAT dan QA.

Dengan formula capaian:

Pada tahun 2017, dari target penyelesaian dokumen BPR sebanyak 12 dokumen terealisasi sebanyak 15 dokumen. Kemudian untuk dokumen UR, dari target penyelesaian sebanyak 11 dokumen terealisasi sebanyak 14 dokumen. Adapun aplikasi prioritas yang sudah masuk tahap pembangunan aplikasi, User Acceptance Test (UAT) dan Quality Assurance (QA) pada tahun 2017 sebanyak 14 aplikasi meliputi:

1. Aplikasi Kemenkeu Library (e-Lib); merupakan aplikasi layanan perpustakaan

kemenkeu yang dibuat untuk pengelolaan koleksi perpustakaan dan pelayanan kepada pengguna.

2. Aplikasi Integrated Budgeting System BA-015; merupakan aplikasi yang digunakan untuk

mengelola dan memonitoring pengajuan anggaran di Kementerian Keuangan, mulai dari proses upload usulan data anggaran oleh masing-masing Satker yang berasal dari aplikasi RKAKL, hingga proses persetujuan di Eselon I dan Biro Perencanaan Keuangan.

3. Aplikasi Sistem Monitoring Perbendaharaan (e-SIMBA);

merupakan sistem yang berfokus pada pelaksanaan anggaran yang terdiri dari

Page 140: Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1352014/...Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.id

Kementerian Keuangan128

Laporan Pertanggungjawaban (LPJ) Bendahara, Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP), Tuntutan Ganti Rugi (TGR), Tunjangan Kinerja (Tukin) dan Pejabat Perbendaharaan.

4. Aplikasi Knowledge Management Organisasi dan Tata Laksana (e-JOBS);

merupakan sistem elektronik jabatan, organisasi dan proses bisnis dalam rangka meningkatkan efektivitas kinerja Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan.

5. Aplikasi Perjadin Dalam Negeri;6. Aplikasi Notifikasi Hak-hak Keuangan Pegawai; merupakan aplikasi yang memfasilitasi

bendahara masing-masing Satker untuk mengupload data keuangan pegawai (Gaji, Tunjangan Kinerja, Honor, dll) dan kemudian mengirim notifikasi nominal yang akan diterima pegawai tersebut pada perangkat mobile.

7. Aplikasi Daily Activity Monitoring System (DAMS) Next Generation;

merupakan aplikasi yang digunakan untuk memonitoring hasil rapat pimpinan.

8. Aplikasi Simbankum; merupakan aplikasi yang ditujukan untuk

memudahkan dalam manajemen penanganan perkara dan pendampingan.

9. Aplikasi e-Licensing Akuntan Publik; merupakan sistem yang dibuat untuk

memberikan kemudahan kepada profesi

akuntansi untuk mendapatkan izin dan melakukan perubahan data yang sebelumnya dilakukan manual menjadi berbasis online.

10. Aplikasi Sistem Informasi PPID; merupakan aplikasi yang dibuat untuk

memudahkan masyarakat dalam menyampaikan permohonan permintaan informasi mengenai Kemenkeu.

11. Aplikasi ULP (SI Manajemen Pengadaan);12. Aplikasi Sistem Informasi Pengelolaan Layanan

TIK (SIPeLanTIK); merupakan aplikasi yang dibangun untuk

mendukung pengelolaan layanan TIK.13. Aplikasi SIMAPAN; merupakan Aplikasi yang mengintegrasikan

Rencana Umum Pengadaan (RUP), SI Manajemen Unit Layanan Pengadaan (STIMULAN), Manajemen Kontrak dan Vendor Management (VMS).

14. Aplikasi Informasi Manajemen Peninjauan Kembali (SIMAPIK);

merupakan sistem berbasis web yang mendukung proses administrasi peninjauan kembali.

Dari 14 aplikasi tersebut, sebanyak 13 aplikasi telah dilakukan hosting (implementasi) sehingga nilai capaian IKU Tingkat Pengembangan Aplikasi e-PRIME untuk tahun 2017 adalah sebesar 120%.

Page 141: Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1352014/...Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.id

Laporan Kinerja 2017 129

Pengelolaan Anggaran yang Optimal merupakan sasaran strategis dari sisi pengelolaan keuangan untuk mendukung seluruh kegiatan Sekretariat Jenderal. Pengelolaan yang optimal adalah pelaksanaan anggaran dengan menerapkan prinsip hemat, efisien, dan tidak mewah serta akuntabel dengan tetap memenuhi output sebagaimana telah direncanakan dalam DIPA. Dana yang tersedia dalam dokumen pelaksanaan anggaran (DIPA), harus dikelola sesuai rencana yang telah ditetapkan dan dapat dipertanggungjawabkan. Di tahun 2017 terdapat 2 IKU yang di gunakan untuk mengukur SS ini.

Perhitungan IKU Persentase Kualitas Pelaksanaan Anggaran untuk tahun 2017 mengacu pada Surat Edaran Menteri Keuangan nomor SE-35/MK.1/2017. Untuk tahun 2017, terdapat 3 (tiga) unsur perhitungan dalam IKU ini meliputi penyerapan anggaran atas pagu neto, pencapaian keluaran riil, dan efisiensi. Sedangkan mulai tahun 2018 selain tiga unsur yang disebutkan sebelumnya, perhitungan IKU dilakukan dengan menambahkan unsur baru yakni konsistensi.

Adapun perhitungan untuk masing-masing unsur dijelaskan sebagai berikut:• Penyerapan anggaran atas pagu neto adalah

realisasi anggaran atas belanja barang dan belanja modal terhadap anggaran sebagaimana tercantum dalam RKA-K/L dan DIPA, tidak termasuk self- blocking, hasil efisiensi, dan dana khusus.

SS 12 Pengelolaan Anggaran yang Optimal

12a-CP Persentase kualitas pelaksanaan anggaran

• Keluaran Riil adalah barang/jasa sebagai hasil akhir setiap/serangkaian kegiatan yang dilaksanakan oleh unit/satker pada satu tahun anggaran dalam rangka mendukung pencapaian sasaran dan tujuan program dan kebijakan.

Page 142: Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1352014/...Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.id

Kementerian Keuangan130

• Efisiensi adalah hasil lebih atau sisa dana belanja barang dan belanja modal

BUN diwajibkan menyampaikan Tindak Lanjut atas rekomendasi terkait. TP BPK tersebut setiap akhir bulan Maret, Juli, dan November.

Pengukuran penyelesaian rekomendasi adalah temuan yang telah selesai ditindaklanjuti terhadap temuan/rekomendasi BPK sebagaimana action plan dengan timeframe yang ditetapkan pemerintah dengan menggunakan dua kriteria, yaitu:a. rekomendasi yang ditindaklanjuti merupakan

rekomendasi yang diusulkan selesai kepada BPK. Status rekomendasi BPK yang diusulkan selesai, ditetapkan pada forum pembahasan bersama DJPB, Itjen, unit eselon I terkait dan Auditor BPK;

b. rekomendasi yang diselesaikan merupakan rekomendasi yang dinyatakan tuntas oleh BPK dan tercantum dalam LHP.

Nilai persentase yang diperoleh pada masing-masing unsur kemudian dikalibrasi terhadap bobot masing-masing sebagai berikut:

Sehingga diperoleh nilai capaian IKU sebesar 109,88%.

Tindak lanjut Pemerintah terhadap Temuan Pemeriksaan (TP) BPK atas LKPP dan LK BUN perlu diselesaikan sebagaimana yang direkomendasikan oleh BPK. Setiap K/L dan Pengguna Anggaran

12b-CP Persentase rekomendasi BPK atas LKPP dan LK BUN yang telah ditindaklanjuti

Page 143: Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1352014/...Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.id

Laporan Kinerja 2017 131

Keterangan a = Jumlah rekomendasi BPK dalam “LHP Tindak

Lanjut dalam Hasil Pemeriksaan LKPP tahun 2016” yang dinyatakan selesai

b = Jumlah outstanding rekomendasi BPK dalam “LHP Tindak Lanjut dalam Hasil Pemeriksaan LKPP tahun 2016”

c = Jumlah rekomendasi BPK dalam LHP LKPP yang diusulkan selesai dalam tahun 2017

d = Jumlah outstanding rekomendasi BPK dalam LHP LKPP 2016

e = Jumlah rekomendasi BPK dalam “LHP Tindak Lanjut dalam Hasil Pemeriksaan BUN tahun 2016” yang dinyatakan selesai

f = Jumlah outstanding rekomendasi BPK dalam “LHP Tindak Lanjut dalam Hasil Pemeriksaan BUN tahun 2016”

g = Jumlah rekomendasi BPK dalam LHP BUN yang diusulkan selesai dalam tahun 2017

h = Jumlah outstanding rekomendasi BPK dalam LHP BUN 2016

*) Dalam LHP tindaklanjut LKPP/LK BUN sudah terangkum rekomendasi tahun-tahun sebelumnya yang belum selesai ditindaklanjuti

Tujuan dari pengukuran IKU ini adalah untuk menjamin akuntabilitas dan transparansi pertanggungjawaban keuangan negara.

Penjelasan capaian:

Terdapat 2 rekomendasi BPK atas LKPP-LKBUN yang menjadi tanggung jawab Sekretariat Jenderal yaitu:1. Segera menetapkan status dana BLU LPDP

sebesar Rp500.000.000.000,00 yang telah disetorkan ke Kas Negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan yang berlaku.

2. Menetapkan mekanisme penggunaan/

peminjaman atas dana surplus BLU LPDP yang telah jelas peruntukannya untuk kebutuhan manajemen Kas Negara.

Tindakan yang telah dilaksanakan:1. Telah diterbitkan Keputusan Menteri Keuangan

Nomor 783/KMK.05/2017 Tentang Penetapan Status Surplus Anggaran Pada Badan Layanan Umum Lembaga Pengelola Dana Pendidikan yang Telah Disetorkan pada Tahun 2016

2. Telah diterbitkan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia nomor 98/PMK.05/2017 tentang Penarikan dan Pengembalian Dana pada Badan Layanan Umum. Pasal 2 PMK ini mengatur kewenangan Menteri Keuangan untuk melakukan penarikan dana yang dikelola BLU dalam rangka optimalisasi kas pemerintah.

Sehingga capaian IKU menjadi:

Page 144: Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1352014/...Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.id

Kementerian Keuangan132

R E A L I S A S I

A N G G A R A N

Capaian realisasi anggaran tahun 2017 telah dijelaskan dalam pengukuran IKU “Kualitas Pelaksanaan Anggaran”, dimana pencapaian realisasi anggaran tahun 2017 diukur berdasarkan 3 komponen utama sesuai dengan Surat Edaran Menteri Keuangan Nomor SE-35/MK.01/2017 sebagaimana dijelaskan pada bab sebelumnya perbedaan penghitungan dengan tahun 2016 yang menggunakan bobot penghitungan menggunakan SE-32/MK.01/2015 sebagai dasar pengukuran IKU.

Unsur penghitungan meliputi: (1) Penyerapan anggaran atas pagu neto, (2) Keluaran Riil, dan (3) Efisiensi. Berdasarkan penghitungan dari keseluruhan bobot unsur tersebut di dapatkan realisasi atas IKU realisasi anggaran adalah

sebesar 109.88% atau capaian sebesar 115.66% dari target yang ditetapkan 95% di akhir tahun 2017 sebagaimana dijelaskan pada capaian IKU “Persentase Kualitas Pelaksanaan Anggaran”.

Realisasi anggaran di tahun 2017 setelah di kurangkan self blocking adalah sebesar 92.94% atas belanja Barang dan Modal (PAGU: Rp3.713.422.097.327,00 dan Realisasi: Rp3.451.126.458.746,00).

Pusat Investasi Pemerintah masih dihitung mengingat pertanggungjawaban anggaran masih di Sekretariat Jenderal hingga semester I tahun 2017.

Page 145: Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1352014/...Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.id

Laporan Kinerja 2017 133

No. Satuan KerjaBelanja Barang dan Modal

Efisiensi(Rp)Pagu Setelah SB Realisasi Persen

1 Sekretariat Jenderal 389,822 312,913 80.27% 48,206

2 Pushaka 5,360 4,398 82.07% 961

3 Pusintek, KPTIK, KPPD

470,469 390,880 83.08% 56,638

4 PIP 10,872 7,319 67.32% 3,553

5 PLPSE 11,521 9,835 85.36% 1,685

6 PPPK 18,868 14,569 77.22% 4,299

7 Set PP 32,730 26,860 82.06% 5,774

8 Setkomwasjak 6,804 6,157 90.49% 367

9 LPDP 2,630,994 2,582,385 98.15% 8,336

10 PSSU GFMRAP 8,854 3,953 44.64% 4,901

11 GKN 127,123 91,852 72.25% 35,271

Jumlah 3,713,422 3,451,126 92.94% 169,994

Tabel 13. Capaian Kualitas Pelaksanaan Anggaran per Satuan Kerja (Setjen)

Page 146: Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1352014/...Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.id

Kementerian Keuangan134

I N I S I A T I F

S T R A T E G I S

Dari 3 (tiga) inisiatif strategis Sekretariat Jenderal telah diselesaikan, dengan penjelasan sebagai berikut:

No. Indikator Kinerja Utama Inisiatif Strategis Output/ Outcome Keterangan

(1) (2) (3) (4) (5)

1 Rata-rata indeks tata kelola Kementerian Keuangan

Penyelarasan indikator penilaian Kantor Pelayanan Percontohan dan Kantor Wilayah terbaik dengan WBK WBBM

KMK KMK 164/KMK.01/2017 tentang Pedoman Penilaian Kantor Pelayanan dan Kantor Wilayah Terbaik di Lingkungan Kementerian Keuangan

2 Indeks pelaksanaan tugas khusus

Review program layanan LPDP

Kajian/konsep baru program layanan LPDP (investasi, beasiswa, dan riset)

Telah dilaksanakan kajian/konsep program-program layanan LPDP yang selanjutnya dilakukan pembahasan lebih lanjut pada Seminar “SDM Indonesia 2030”kerjasama LPDP dan LPEM UI, dengan hasilnya adalah beberapa perubahan prioritas atas layanan LPDP hingga target tahun 2030 ke depan.

3 Indeks pelaksanaan tugas khusus

Penyelesaian IT Catalogue Kementerian Keuangan

Surat Sekretaris Jenderal kepada LKPP untuk pengajuan e-Catalogue

Telah diselesaikan IT Catalogue Kementerian Keuangan sesuai dengan surat pengajuan e-Catalogue oleh Sekretaris Jenderal Kementerian Keuangan

Page 147: Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1352014/...Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.id

Laporan Kinerja 2017 135

(halaman ini sengaja dikosongkan)

Page 148: Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1352014/...Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.id

Kementerian Keuangan136

E V A L U A S I

K I N E R J A 2 0 1 7

1. Reviu Pengelolaan Kinerja Sekretariat Jenderal 2017

Hasil reviu sistem menajemen kinerja (Pengelolaan Kinerja) tahun 2017 yang telah dilakukan oleh Strategic Management Office (SMO) Kementerian Keuangan dilakukan atas 6 aspek penilaian, mulai dari Perencanaan Strategis, Proses Cascading dan Alignment, Perencanaan Kegiatan terkait pencapaian SS/IS, Eksekusi Strategi, Monitoring dan Evaluasi, dan Tindak Lanjut Hasil Monitoring dan Evaluasi.

Hasil Reviu Pengelolan Kinerja Tahun 2017 menunjukkan bahwa Sekretariat Jenderal telah mengelola kinerja dengan predikat sangat baik (nilai 94,40). Komponen yang telah menunjukkan predikat kualitas sangat baik adalah perencanaan strategis (94.06), cascading dan alignment (nilai 96,35), perencanaan kegiatan (nilai 100,00), monitoring dan evaluasi (nilai 96,05), serta tindak lanjut monitoring dan evaluasi (nilai 96,40). Sedangkan komponen yang menunjukkan predikat kualitas baik yaitu terkait pelaksanaan kegiatan (nilai 87,91). Nilai reviu pengelolaan kinerja Sekretariat Jenderal berada di atas nilai Kementerian Keuangan. Hampir semua komponen reviu sudah berada di atas nilai Kementerian, kecuali pada komponen pelaksanaan kegiatan.

2. Reviu Kualitas Kontrak Kinerja (K3) Pegawai

Di tahun 2017 Kementerian Keuangan telah menetapkan Pedoman Penilaian Kinerja berdasarkan Kualitas Kontrak Kinerja (K3) di lingkungan Kementerian Keuangan melalui Keputusan Menteri Keuangan Nomor KMK 291/KMK.01/2017 sebagai refleksi kierja riil dan mendiferensiasi kinerja antar pegawai secara objektif.

KMK 291/KMK.01/2017 adalah revisi dari KMK Nomor 234/KMK.01/2016; dimana KMK sebelumnya belum mampu mendiferensiasi kinerja secara objektif. Hasil reviu terhadap KMK 234/KMK.01/2016 terdapat sebanyak 76% pegawai berada pada status kinerja “sangat baik” sehingga perlu dilakukan perbaikan dari segi kualitas IKU dan kualitas target pencapaian IKU.

3. Tindak Lanjut AKIP Setjen 2016 Nilai Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

(AKIP) Sekretariat Jenderal tahun 2016 mengalami penurunan dari tahun sebelumnya yaitu dari 90,58 menjadi 89,46 sesuai dengan pelaksanaan evaluasi alas akuntabilitas kinerja Sekrelarial Jenderal tahun 2016 oleh Inspektorat Jenderal Inspektur VI sesuai dengan Surat Tugas Inspektur Jenderal Kemenlerian Keuangan nomor ST-435/IJ/2017 tanggal10 April 2017.

Namun demikian, hasil tersebut tidak dapat diperbandingkan secara langsung (apple to

Page 149: Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1352014/...Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.id

Laporan Kinerja 2017 137

apple); mengingat penilaian Laporan Kinerja tahun 2015 menggunakan parameter-parameter penilaian dan bobot sesuai dengan PMK nomor 42 tahun 2012 sedangkan pada tahun 2016 menggunakan parameter penilaian dan bobot yang berbeda sebagaimana dalam

kelentuan KMK nomor 14 tahun 2017. Berikut detail capaian:

Sesuai penilaian dari Inspektorat Jenderal Inspektur VI secara keseluruhan sangat memuaskan dengan detail penjelasan sebagai

No Uraian Capaian Tahun 2015 Capaian Tahun 2016

1 Perencanaan Kinerja 31,83 (bobol 35%) 27,78 (bobol 30%)

2 Pengukuran Kinerja 19,50 (bobot 20%) 27,50 (bobol 30%)

3 Pelaporan Kinerja 15,50 (bobol 20%) 16,11 (bobot 20%)

4 Pencapaian Sasaran/Kinerja 23,7-5 (bobot 25%) 18,07 (bobot 20%)

Total 90,58 89,46

Page 150: Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1352014/...Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.id

Kementerian Keuangan138

berikut: 1. Hasil evalusi atas aspek perencanaan

kinerja memperoleh nilai 27,78 poin dari 30 poin atau telah dipenuhi sebesar 92,59%. Secara keseluruhan, nilai ini menggambarkan aspek perencanaan dalam akuntabilitas kinerja pemerintah di Sekretariat Jenderal sangat memuaskan;

2. Hasil evaluasi atas aspek pengukuran kinerja memperoleh nilai 27,50 poin dari 30 poin atau memenuhi sebesar 91,67%. Hal ini menggambarkan aspek pengukuran kinerja dalam akuntabilitas kinerja pemerintah di Sekretriat Jenderal sangat memuaskan.

3. Hasil evalusi atas aspek pelaporan kinerja memperoleh nilai 16,11 poin dari 20 poin atau memenuhi sebesar 80,54%.Hal ini menggambarkan aspek pelaporan kinerja dalam akuntabilitas kinerja pemerintah di Sekretariat Jenderal memuaskan.

4. Hasil evalusi atas aspek capaian kinerja memperoleh nilai 18,07 poin dari 20 poin atau memenuhi sebesar 90,36%. Hal ini menggambarkan aspek capaian kinerja dalam akuntabilitas kinerja pemerintah di Sekretariat Jenderal sangat memuaskan.

Dari hasil evaluasi atas Implementasi SIstem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah pada Sekretariat Jenderal Kementerian Keuangan tahun 2016 diperoleh nilai 89,46 (A = Memuaskan). Seluruh rekomendasi Inspektorat Jenderal Inspektur VI yang tertuang dalam Berita Acara Pembahasan Evaluasi Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah tahun 2016 atas Kinerja Sekretariat Jenderal telah ditindaklanjuti melalui aplikasi “Team Central”.

Salah satu rekomendasi yang sudah dilaksanakan pada tahun 2017 adalah penyusunan Standard Operasional Procedure (SOP) tentang mekanisme pengumpulan data kinerja unit Sekretariat Jenderal yang ditetapkan melalui Keputusan Sekretaris Jenderal nomor KEP-570/SJ/2017 dengan nomor SOP 106/UM.

4. Penelaahan Renja 2017 Sebagaimana dijelaskan sebelumnya bahwa

proses penyusunan Rencana Kerja tahun Y dilaksanakan setahun sebelumnya (Y-1), proses penyusunan renja ini juga merupakan salah satu kegiatan reviu atas pelaksanaan rencana kerja tahun sebelumnya sekaligus reviu awal atas Kontrak Kinerja tahun-tahun sebelumnya.

Di tahun 2017, telah dilaksanakan proses penyusunan rencana kerja tahun 2018 dengan terlebih dahulu Biro Umum menyampaikan surat kepada unit eselon II di lingkungan Sekretariat Jenderal Nomor S-36/SJ.8/2017 tanggal 26 Januari 2017 hal Persiapan Penyusunan Rencana Kerja (Renja) dan Pagu Indikatif TA 2018.

Penyusunan Renja tahun 2018 ini memperhatikan penyerapan anggaran yang dilakukan di tahun 2016 dan alokasi anggaran yang telah ditetapkan di tahun anggaran 2017. Disesuaikan dengan standarisasi Output kesekretariatan dalam rangka implementasi Arsitektur dan Informasi Kinerja (ADIK) sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 163/PMK.02/2016 tentang Petunjuk Penyusunan dan Penelaahan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga dan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran.

Page 151: Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1352014/...Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.id

Laporan Kinerja 2017 139

Pelaksanaan reviu atas Renja tahun 2018 dilakukan beberapa kali diantaranya adalah sebagai berikut:a. Pelaksanaan Joint Planning Session dalam

penyusunan Renja Tahun 2018 di bulan Desember 2017;

b. Pelaksanaan Resource Forum Kementerian Keuangan, disampaikan melalui S-132/SJ.1/2017 tanggal 3 Maret 2017 hal Penyampaian Hasil Pelaksanaan Resource Forum Penyusunan Rencana Kerja (Renja) Kementerian Keuangan tahun 2018;

c. Pelaksanaan Resource Forum Sekretariat Jenderal melalui undangan rapat resource forum Nomor UND-96/SJ.8/2017 tanggal 17 Maret 2017 hal Resource Forum Sekretariat Jenderal, dilaksanakan pada hari Rabu 22 Maret 2017.

5. Inovasi dalam pengelolaan Kinerja a. Comprehensive Budget Document (CBD)

2018 Dalam rangka mendukung perencanaan

yang lebih baik, sekaligus merupakan reviu atas Biro Perencanaan dan Keuangan melakukan inovasi atas perencanaan, penganggaran dan pengelolaan kinerja atas kegiatan/program yang menjadi prioritas dalam satu dokumen yang komprehensif.

Kegiatan/program prioritas yang di identifikasi dan disusun untuk diusulkan menjadi kegiatan/program prioritas di tahun 2018 di Sekretariat Jenderal dituangkan adalah sebanyak 4 kegiatan/program prioritas yang kemudian di tahun 2018 menjadi kegiatan unggulan Kementerian Keuangan sebagai berikut:a. Implementasi Jabatan Fungsional

(Organta); b. Penguatan Budaya Kemenkeu (CTO);

c. Optimalisasi Kemenkeu Leaders Factory (SDM);

d. Alumni Mengabdi (LPDP).

Ke-empat kegiatan/program tersebut dipilih karena kegiatan/program tersebut memiliki dampak yang tidak hanya dirasakan oleh Sekretariat Jenderal, namun Kementerian Keuangan dan nasional.

b. Stakeholder Expectation Table (SET) Proses refinement Kontrak Kinerja tahun

2018 dimulai dari pembahasan usulan perbaikan pengukuran kontrak kinerja tahun sebelumnya (2017), dimana salah satu hal yang patut menjadi perhatian adalah Alignment diantara tugas dan fungsi yang dilakukan oleh masing-masing unit eselon II.

Di tahun 2017, proses alignment ini dilakukan dengan melakukan pengisian ekspektasi layanan/output yang diberikan oleh unit lain di lingkungan Sekretariat Jenderal ke dalam satu form yang kemudian disebut Lembar Kerja Stakeholder Expectation Table (LK-SET), contoh dan cara pengisian form LK-SET setelah di disosialisasikan dan dimintakan pendapat SMKO pada tanggal 15 Agustus 2017 bertempat di rapat Biro Umum sebagai berikut:

LK-SET kemudian diharapkan menjadi instrumen yang dapat memetakan layanan/output riil dari seluruh unit Eselon II serta ekspektasi dari para stakeholdernya, yang akhirnya dapat digunakan untuk memudahkan proses refinement kontrak kinerja serta horizontal allignment IKU dan target kinerja di masing-masing unit eselon

Page 152: Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1352014/...Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.id

Kementerian Keuangan140

II Setjen.

6. RefinementKontrakKinerjatahun2018 Refinement Kontrak Kinerja tahun 2018 diawali

dengan kegiatan penelaahan kembali Renja tahun 2018 yang sebelumnya telah disusun pada tahun 2017, dan Kontrak Kinerja tahun-tahun sebelumnya. Rumusan IKU beserta target IKU tahun 2018 dilakukan reviu bersama dengan para Sub Manajer Kinerja Organisasi (SMKO) lingkup Sekretariat Jenderal untuk kemudian dirumuskan Indikator Kinerja Utama yang sesuai dengan prioritas sasaran strategis Sekretariat Jenderal di tahun 2018 yang mendukung pencapaian Sasaran Strategis Kementerian Keuangan.

Adapun dokumen lainnya yang menjadi acuan dalam kegiatan refinement Kontrak Kinerja yaitu dokumen Renstra Kemenkeu 2015-2019, Renstra Setjen 2015-2019, KMK Nomor 36/KMK.01/2014 tentang Cetak Biru Program Transformasi Kelembagaan Kementerian Keuangan Tahun 2014-2025, Hasil Rapat Pimpinan dalam Leaders Offsite Meeting, dan Arahan pimpinan lainnya.

Tahapan penyusunan Kontrak Kinerja Sekretaris Jenderal Tahun 2018 dilakukan melalui dua mekanisme yakni:• mekanisme bottom-up dengan cara

menjaring masukan dari masing-masing unit eselon II; dan

• mekanisme top-down melalui forum pimpinan yang ditujukan untuk meminta arahan langsung strategis dari Menteri Keuangan atau Sekretaris Jenderal terhadap arah organisasi Sekretariat Jenderal di tahun 2018.

Sepanjang tahun 2017 dan awal 2018 telah

dilakukan beberapa kali pembahasan intensif penyusunan Kontrak Kinerja Sekretariat Jenderal tahun 2018 yang dilakukan bersama SMKO dan pembahasan dalam rapat pimpinan refinement Sekretaris Jenderal dengan pimpinan unit eselon II dan beberapa kali koordinasi korespondensi sebagai berikut:a. Persiapan Refinement melalui

penyampaian Nota Dinas Kepala Biro Umum nomor ND-1193/SJ.8/2017 hal Persiapan Refinement Kontrak Kinerja Kemenkeu-One Tahun 2018 yang berisi himbauan kepada seluruh Unit Eselon II lingkup Setjen untuk melaksanakan refinement Kontrak Kinerja secara internal dengan mengacu kepada Renstra Setjen 2015-2019, Renja 2018, dan Lembar Kerja Stakeholder Expectation Table (LK-SET).

b. One-on-one meeting refinement Kontrak Kinerja Kemenkeu-Two bersama dengan SMKO masing-masing unit eselon II yang dilaksanakan pada 9-13 November 2017 bertempat di ruang rapat Bagian DPK.

c. Refinement Kontrak Kinerja Kemenkeu-One bersama Manajer Kinerja Organisasi Pusat yang dilaksanakan pada 27 November 2017 bertempat di Ruang Rapat Kepala Biro Perencanaan dan Keuangan.

d. Rapat pleno refinement Kontrak Kinerja Kemenkeu-Wide dan Kemenkeu-One bersama seluruh Manajer Kinerja Organisasi lingkup Kementerian Keuangan pada 4-6 Desember 2017 bertempat di Hotel Mercure, Harmoni, Jakarta.

e. One-on-one meeting lanjutan refinement Kontrak Kinerja Kemenkeu-Two bersama dengan SMKO masing-masing unit eselon II yang dilaksanakan pada 7-8 Desember 2017 bertempat di ruang rapat Bagian DPK.

f. Rapat pleno refinement Kontrak Kinerja Kemenkeu-One dan Kemenkeu-Two

Page 153: Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1352014/...Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.id

Laporan Kinerja 2017 141

bersama seluruh Sub Manajer Kinerja Organisasi lingkup Sekretariat Jenderal 14-15 Desember 2017 bertempat di Ruang Rapat Mezanine II, Gedung Djuanda I.

g. Rapat Pimpinan Kinerja (Rapimja) dengan agenda refinement Kontrak Kinerja Kemenkeu-One dan Kemenkeu-Two yang dipimpin langsung oleh Bapak Sekretaris Jenderal dan dihadiri oleh Para Pejabat Eselon II beserta pejabat/staf pengelola kinerja lingkup Setjen pada 27 Desember 2017 dan 5 Januari 2018 bertempat di Ruang Rapat Sekretaris Jenderal.

h. Penandatanganan kontrak kinerja Pejabat Eselon I lingkup Kementerian Keuangan pada 22 Januari 2018 bertempat di Aula Mezanine Gedung Djuanda I.

i. Penandatanganan kontrak kinerja Pejabat Eselon II lingkup Sekretariat Jenderal pada 26 Januari 2018 bertempat di Aula Mezanine Gedung Djuanda I.

Page 154: Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1352014/...Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.id

Kementerian Keuangan142

Page 155: Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1352014/...Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.id

Laporan Kinerja 2017 143

Page 156: Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1352014/...Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.id

Kementerian Keuangan144

K I N E R J A

L A I N - L A I N

1. Kemenkeu Mengajar 2, Lanjutan Inisiaif dalam Rayakan Hari Oeang

#KEMENKEUMENGAJAR2 adalah lanjutan gerakan mengajar satu hari di sekolah dasar negeri dalam rangka peringatan Hari Oeang setelah terlebih dahulu telah dilaksanakan pada tahun 2016 lalu. Seperti tahun sebelumnya, gerakan ini berangkat dari semangat kesukarelawanan para penggiatnya. Di hari mengajar, para relawan akan memperkenalkan peranan dan profesi yang ada di Kementerian Keuangan, disampaikan melalui metode pengajaran pedagogik.

Kegiatan ini diharapkan dapat mengaktivasi semangat kerelawanan di lingkungan birokrasi, meningkatkan institutional ownership pegawai, dan turut menjalin hubungan positif yang kuat antara institusi dengan masyarakat. Selain memperkenalkan peran dan profesi, relawan juga akan mengajarkan nilai-nilai baik yang

perlu ditanamkan pada generasi muda. Semua ini dilakukan demi mewujudkan kehidupan berbangsa dan bernegara yang lebih maju dan cerdas.

Pada tanggal 23 Oktober 2017, tahun kedua penyelenggaraan, kegiatan ini menginspirasi 38.961 siswa sekolah dasar di lebih dari 50 kota dengan 28 provinsi ini melibatkan 2.776 relawan. Seluruh kegiatan di kelas dengan berbagai variasinya berlangsung dengan penuh antusias. Panitia telah membekali para relawan pengajar dengan pengetahuan pedagogic skills for classroom management. Seluruh trainers merupakan relawan yang berasal dari kalangan profesional di bidang pendidikan anak.

Begitu banyak cerita Kemenkeu Mengajar dikisahkan di media sosial. Panitia pun melihat ini sebagai sebuah nilai tambah dan berencana menerbitkan Buku Cerita Kemenkeu Mengajar

Gambar 22. Program Kemenkeu Mengajar

Page 157: Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1352014/...Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.id

Laporan Kinerja 2017 145

dalam waktu yang tidak terlalu lama. Buku ini nantinya akan digunakan sebagai catatan bagi para relawan di masa yang akan datang, dan memungkinkan juga menginspirasi kementerian/lembaga lain untuk turut melakukan hal serupa.

Berhubung Kemenkeu Mengajar ini diselenggarakan dalam rangka peringatan Hari Oeang, diharapkan penyelenggaraan selanjutnya dapat melibatkan lebih banyak institusi. Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan, dan Lembaga Penjamin Simpanan merupakan institusi pemerintah yang berkaitan dengan uang dan sangat memungkinkan untuk berpartisipasi dalam penyelenggaraan kegiatan serupa.

2. GerakanEfisiensi Pada tahun 2017 telah ditetapkan Instruksi

Menteri Keuangan nomor 346/IMK.01/2017

dalam rangka mengimplementasikan dan menginternalisasi nilai-nilai Kementerian Keuangan serta mendorong perubahan mind set, pola kerja, dan spirit dalam pelaksaan tugas. Upaya-upaya pelaksanaan tugas yang diharapkan diantaranya• Work-life-balance: pemanfaatan jam

kerja secara efektif dan meminimalisir jam lembur dengan memperhatikan penyelesaian pelaksanaan tugas;

• Percepatan penyelesaian pelaksanaan tugas termasuk percepatan disposisi berkas masuk;

• Pengelolaan rapat tepat waktu dan tersandarisasi (durasi, tujuan dan peserta yang kompeten).

Dalam IMK tersebut juga ditetapkan upaya – upaya Efisiensi Birokrasi, diantaranya:• Pembatasan frekuensi dan jumlah peserta

perjalanan dinas;

Gambar 24. Tapping Arahan Menteri Keuangan atas Gerakan Efisiensi Birokrasi

Page 158: Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1352014/...Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.id

Kementerian Keuangan146

• Pembatasan frekuensi dan jumlah peserta RDK dan menginisiasi kemungkinan penghapusan RDK;

• Pembatasan pemberian snacks rapat;• Pembatasan pemberian makan siang dalam

rapat;• Pembatasan pemeberian honorarium

tim kerja dan/atau narasumber bagi pegawai Kemenkeu khususnya yang berkaitan dengan pelaksanaan tusi yang bersangkutan;

• Penggunaan listrik, air, ATK dan internet yang efisien;

• Efisensi pelaksaan pengadaan barang/jasa.

Sebagai bagian dari program change management telah dilakukan sosialisasi untuk mendapatkan dukungan dan engagement pimpinan dan seluruh pegawai Kemenkeu dalam implementasi Gerakan efisiensi dan program penguatan Budaya. Sosialisasi dilakukan melalui berbagai media (antara lain tatap muka, video arahan Menteri Keuangan terkait gerakan efisiensi, vlog pimpinan unit eselon I) dan pada beberapa kesempatan (Duta Transformasi, Unit Eselon II Setjen, UKI Unit Eselon I).

IMK tersebut telah ditindaklanjuti secara bervariasi oleh seluruh Unit Eselon I sesuai dengan karakteristik dan kondisi yang ada di masing-masing unit eselon I. Perbedaan tersebut umumnya terkait dengan kebijakan pembatasan perjalanan dinas, Rapat Dalam Kantor (RDK), honorarium Tim/Narasumber, dan pemberian kudapan/makan siang rapat.

Sekretariat Jenderal mengawali implementasi IMK dengan menyelenggarakan Knowledge Sharing “Efisiensi Finansial di Pertamina” dengan mengundang Vice President IT Solution Corporate Shared Service (CSS) PT Pertamina, Bambang Rudi yang mengetengahkan keberhasilan PT Pertamina dalam mengefisiensikan kegiatan dari hulu ke hilir. Kegiatan ini ikut dihadiri oleh Chief Reporting Officer CTO, Adelina Sirait dan para Duta TK di lingkungan Sekretariat Jenderal.

Page 159: Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1352014/...Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.id

Laporan Kinerja 2017 147

Setjen INS-186/SJ/2017, 7 Juli 2017

• Perjalanan Dinas: Uang harian: 80% SBM, biaya penginapan 30% di Jabodetabek tidak dibayarkan. Perjadin dalam kota di atas 8

jam tanpa uang saku;

• RDK: Uang saku RDK untuk peserta dari Setjen maksimal 50%;

• Honor Tim: Tidak diatur khusus. Praktik: Berpedoman pada PMK SBM yang berlaku;

• Honor Narasumber: Hanya diberikan untuk narasumber dari luar unit penyelenggara kegiatan;

• Kudapan dan Makan Siang: Makan siang diberikan secara selektif mempertimbangkan waktu/dan atau peserta rapat.

Itjen INS-1/IJ/2017, 15 Agustus 2017

• Perjalanan Dinas: Uang harian: 80% SBM, biaya penginapan maks 80% SBM, biaya penginapan 30% di Jabodetabek tidak

dibayarkan. Uang saku perjadin dalam kota di atas 8 jam: 50% SBM;

• RDK: Uang saku RDK untuk peserta dari Itjen maksimal 50%;

• Honor Tim: Pengurangan jumlah tim atau anggota tim. Honor Tim maks 80% SBM;

• Honor Narasumber: Hanya diberikan untuk narasumber dari luar Inspektorat Jenderal;

• Kudapan dan Makan Siang: Kudapan hanya untuk rapat yang melibatkan Inspektorat/ Bagian lain.

DJA INS-1/AG/2017, 19 Juni 2017

• Perjalanan Dinas: Pembatasan frekuensi dan jumlah peserta;

• RDK: Pembatasan frekuensi dan jumlah peserta;

• Honor Tim: Berpedoman pada PMK SBM yang berlaku;

• Honor Narasumber: Pegawai DJA: 50% SBM Pegawai Kemenkeu lainnya: 75% SBM;

• Kudapan dan Makan Siang: Pembatasan pemberian kudapan/makan siang.

DJPB SE-45/PB/2017, 15 Juni 2017

• Perjalanan Dinas: Pembatasan frekuensi dan jumlah peserta;

• RDK: Pembatasan frekuensi dan jumlah peserta;

• Honor Tim: Pembatasan jumlah dan anggota tim;

• Honor Narasumber: Tidak diatur khusus. Praktik : hanya diberi-kan untuk narasumber dari eksternal DJPB;

• Kudapan dan Makan Siang: Makan siang diberikan hanya untuk rapat yang dihadiri pihak eksternal Kemenkeu.

Page 160: Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1352014/...Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.id

Kementerian Keuangan148

DJPK SE-04/PK/2017, 26 Juli 2017

• Perjalanan Dinas: Pelaksanaan monev: 1 orang untuk 1 daerah. Monev dapat dilakukan bekerjasama dengan DJPB;

• RDK: Pengurangan frekuensi dan peserta RDK serta untuk kegiatan mendesak;

• Honor Tim: 2018: honor tim hanya untuk tim perumusan UU, PP dan Perpres;

• Honor Narasumber: 2018: Hanya diberikan untuk narasumber dari luar DJPK;

• Kudapan dan Makan Siang: Pagu snack Maks Rp12.000, Pagu makan siang Maks Rp35.000.

DJBC SE-14/BC/2017, 12 Des 2017

• Perjalanan Dinas: Selektif dalam pelaksanaan kegiatan dan penerbitan surat tugas;

• RDK: Pembatasan frekuensi dan jumlah peserta;

• Honor Tim: Pembentukan tim hanya untuk pelaksanaan tugas di luar tusi unit bersangkutan. Penurunan besaran honor;

• Honor Narasumber: Pengaturan surat tugas, run down acara dan undangan yang memuat narasumber;

• Kudapan dan Makan Siang: Makan siang diberikan hanya untuk rapat yang dihadiri pihak eksternal dan melebihi jam istirahat siang.

DJP S-881/PJ.01/2017, 17 Mei 2017; S-963/PJ.01/2017, 19 Mei 2017.

• Perjalanan Dinas: Pegawai pendamping pejabat hanya diperkenankan untuk pejabat eselon I dan II;

• RDK: Meminimalisir RDK;

• Honor Tim: Mempertegas implementasi PMK SBM (pembatasan honor tim, mengurangi jumlah/ anggota tim);

• Honor Narasumber: Tidak membayar honor narasumber untuk acara yang dilaksanakan sendiri;

• Kudapan dan Makan Siang: Tidak menyediakan makan siang rapat/IHT/ bimtek.

DJPPR INS-1/PR/2017, 18 Juli 2017

• Perjalanan Dinas: Uang harian: 80% SBM. biaya penginapan 30% di Jabodetabek tidak dibayarkan;

• RDK: Uang saku RDK untuk peserta dari DJPPR maksimal 50%;

• Honor Tim: Tidak diatur;

• Honor Narasumber: Hanya diberikan untuk narasumber dari luar unit penyelenggara kegiatan;

• Kudapan dan Makan Siang: Makan siang diberikan secara selektif mempertimbangkan waktu/dan atau peserta rapat.

Page 161: Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1352014/...Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.id

Laporan Kinerja 2017 149

DJKN SE-9/KN/2017, 24 Okt 2017

• Perjalanan Dinas: Pengawasan perjalanan dinas oleh atasan. Pengurangan perjalanan dinas untuk monev;

• RDK: Pembatasan frekuensi dan jumlah peserta;

• Honor Tim: Pembentukan tim hanya untuk pelaksanaan tugas di luar tusi unit bersangkutan;

• Honor Narasumber: Tidak diatur khusus;

• Kudapan dan Makan Siang: Pembatasan makan siang rapat yang dihadiri PNS.

BPPK S-124/PP/2017, 15 Mei 2017

• Perjalanan Dinas: Pembatasan frekuensi dan jumlah peserta;

• RDK: Pembatasan frekuensi dan jumlah peserta;

• Honor Tim: Pembatasan masa kerja dan jumlah anggota tim;

• Honor Narasumber: Pembatasan pemberian honor narasumber bagi PNS Kemenkeu;

• Kudapan dan Makan Siang: Makan siang hanya untuk rapat yang melibatkan non PNS.

BKF SE-2/KF/2017, 28 Nov 2017

• Perjalanan Dinas: Biaya penginapan 30% di Jabodetabek tidak dibayarkan. Pembatasan rombongan perjalanan dinas LN

• RDK: Pembatasan uang saku, frekuensi dan jumlah peserta

• Honor Tim: Pengurangan jumlah dan anggota tim sesuai kebutuhan

• Honor Narasumber: Honor narasumber Kemenkeu: 80% dari SBM dan maks 2 jam. 2018: honor narasumber, moderator dan panitia

dari BKF ditiadakan

• Kudapan dan Makan Siang: Pemberian makan siang/makan pagi (breakfast meeting hanya untuk rapat dengan peserta di luar BKF

Page 162: Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1352014/...Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.id

Kementerian Keuangan150

3. Pembangunan Zona Integritas Wilayah Bebas dari Korupsi

Sejalan dengan semangat dan visi Kabinet Kerja tahun 2014 - 2019 serta program revolusi mental dalam pemberantasan korupsi, berbagai program terkait dengan peningkatan kualitas aparatur sipil negara yang digariskan oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kementerian PAN dan RB) telah dilaksanakan oleh Kementerian Keuangan. Pelaksanaan program-program tersebut antara lain ditujukan agar keuangan dan kekayaan negara dapat didayagunakan secara optimal untuk kesejahteraan rakyat Indonesia.

Salah satu program penting Kementerian Keuangan dalam melakukan usaha-usaha pencegahan dan pemberantasan korupsi yaitu berupa komitmen Kementerian Keuangan dalam membangun Zona Integritas menuju Wilayah Bebas dari Korupsi/Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBK/WBBM) yang telah dicanangkan sejak tahun 2012 sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 52 Tahun 2014. Program pembangunan unit kerja berpredikat WBK/WBBM di lingkungan Kementerian Keuangan merupakan upaya untuk mewujudkan pengelolaan keuangan dan kekayaan Negara yang bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN).

Jumlah unit kerja berpredikat WBK/WBBM ditentukan berdasarkan hasil penilaian Tim Penilai Internal (TPI) dan Tim Penilai Nasional (TPN). Penetapan unit kerja berpredikat WBK/WBBM dilakukan oleh Menteri Keuangan dengan memperhatikan rekomendasi dari TPN. Pembangunan WBK merupakan tahap yang harus dilalui untuk menjadi WBBM.

Syarat untuk ditetapkan menjadi berpredikat WBK, unit kerja harus memperoleh nilai total (pengungkit dan hasil) minimal 75 (tujuh puluh lima) dan memiliki nilai komponen hasil “terwujudnya pemerintahan yang bersih dan bebas KKN” minimal 18, dengan nilai sub komponen Survei Persepsi Korupsi minimal 13,5 dan sub komponen Persentasi Tindak Lanjut Hasil Pengawasan (TLHP) minimal 4,5.

Sementara itu, untuk dapat diusulkan menjadi berpredikat WBBM, unit kerja harus memperoleh nilai total (pengungkit dan hasil) minimal 85 (delapan puluh lima) dan memiliki nilai komponen hasil “terwujudnya pemerintahan yang bersih dan bebas KKN” minimal 18, dengan nilai sub komponen Survei Persepsi Korupsi minimal 13,5 dan sub komponen persentasi TLHP minimal 4,5, serta memiliki nilai komponen hasil “Terwujudnya Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik kepada Masyarakat” minimal 16.

Pada tahun 2017, diusulkan 21 (dua puluh satu) unit kerja di lingkungan Kementerian Keuangan untuk mendapatkan predikat WBK/WBBM sebagai berikut:

Daftar 21 unit yang diusulkan mendapat predikat WBK/WBBM1. LPDP, Setjen2. PPPK, Setjen3. Dit. Penyusunan APBN, DJA4. KPP Pratama Sumbawa Besar5. KPP Pratama Makassar Utara6. KPP Pratama Jakarta Setiabudi Dua7. KPPBC TMP A Bogor8. KPPBC TMP B Bandar Lampung9. KPPBC TMP C Tembilahan10. KPPBC TMP C Cilacap11. KPPBC TMP C Sorong 12. KPPN Kuningan

Page 163: Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1352014/...Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.id

Laporan Kinerja 2017 151

13. KPPN Kotamobagu14. Kanwil DJPB Provinsi Jawa Barat15. KPPN Padang16. KPPN Yogyakarta17. KPKNL Bukittinggi18. KPKNL Padang19. Direktorat Pembiayaan dan Transfer Non

Dana Perimbangan, DJPK20. Direktorat Surat Utang Negara, DJPPR21. Pusdiklat Keuangan Umum, BPPK

Biro Organta selaku Tim Pembangun Integritas melakukan pembinaan terhadap unit-unit kerja tersebut yang berkoordinasi dengan Inspektorat Jenderal selaku TPI. Setelah melalui proses penilaian oleh TPI, ke-21 unit tersebut berhasil memenuhi syarat untuk mendapatkan predikat WBBM sesuai dengan PermenPAN dan RB Nomor 52 Tahun 2014 sehingga target unit kerja berpredikat WBK/WBBM pada tahun 2017 dapat terealisasi 21 unit kerja.

Page 164: Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1352014/...Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.id

Kementerian Keuangan152

P E N G H A R G A A N

T A H U N 2 0 1 7

1. Predikat A atas LAKIN Kementerian Keuangan Tahun TA 2016

2. Opini WTP atas Laporan Keuangan Kemenkeu TA 2016

3. Pengelola PNBP Terbaik Tahun 2016

4. Penghargaan oleh MenPANRB yang diberikan kepada Menteri Keuangan atas prestasinya membangun unit kerja pelayanan percontohan secara sistematis menuju Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih Melayani (WBBM)

5. Penghargaan oleh PPM Manajemen meliputi:

6. penghargaan Komitmen Pengembangan Organisasi Terintegrasi

7. penghargaan Komitmen Penempatan Eksekutif Berbasis Kompetensi dan Profesionalisme

8. Pengelola JDIH Terbaik, diberikan oleh BPHN Sebagai Pusat Jaringan Dokumentasi Dan Informasi Hukum Nasional

9. Seluruh Putusan Perkara Perdata dan Uji Materiil UU dimenangkan, terdiri dari 58 putusan dan 6 uji materiil.

10. Pengembalian PT Aldevco kepada Pemerintah Republik Indonesia.

11. Penyelamatan Aset Negara atas 20% Saham LKBN Antara.

12. BKN Award: Pengelola Kepegawaian Terbaik Tingkat Kementerian Besar

13. Gold Winner kategori Lembaga Pemerintah Pusat, diberikan oleh Serikat Perusahaan Pers (SPS) Indonesia

14. Penghargaan oleh Majalah PR INDONESIA meliputi:a. Pemenang PRIA 2017 Kategori Media

Relation (Kementerian); b. Gold Winner Kategori Program

Government PR Strategi Komunikasi Amnesti Pajak;

c. Gold Winner Kategori Department PR (Kementerian);

d. Gold Winner majalah media internal; e. Gold Winner Media Social Internal; f. Gold Winner majalah cetak internalg. Platinum Award Kategori Kementerian

sebagai juara umum kategori Kementerian

15. Kementerian Terpopuler, diberikan oleh Warta Ekonomi

16. Penghargaan oleh Badan Koordinasi Hubungan Masyarakat (Bakohumas) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) meliputi:a. Juara Umum Anugerah Media Humas

Page 165: Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1352014/...Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.id

Laporan Kinerja 2017 153

(AMH) 2017 b. Juara 1 untuk kategori media sosial, c. Juara 2 untuk kategori penerbitan

internal, d. Juara 3 untuk kategori pelayanan

informasi melalui internet.

17. Peringkat pertama Keterbukaan Informasi Publik kategori Badan Publik Kementerian. Diberikan oleh Komisi Informasi Pusat (KIP)

18. Pembangunan Call Center Kementerian Keuangan 134

19. Penghargaan BMN Awards, kategori :i. Kepatuhan Pelaporan BMN Juara III; ii. Utilisasi BMN (Bagian Pengelolaan BMN

Biro Perlengkapan) Juara Iiii. Continuous Improvement (Peningkatan

Tata Kelola BMN Berkelanjutan)iv. Kinerja Terbaik Pengelolaan BMN

20. Penyelesaian Revaluasi (Penilaian Kembali) BMN Lebih Cepat dari Target yang Ditetapkan (akhir 2017)

21. Unit Pengelola Arsip dengan Akreditasi A, diberikan oleh Arsip Nasional RI (ANRI)

22. Sertifikat ISO meliputi:a. ISO 20000-2011 : Resertifikasi

Internasional untuk Manajemen Layanan TIK

b. ISO 27001-2013 : Resertifikasi Internasional untuk Manajemen

Keamanan Informasic. ISO 9001-2015 : Sertifikasi Internasional

untuk Manajemen Mutu

23. Service Desk Pusintek berhasil meraih penghargaan dari Indonesia Contact Center Association (ICCA), meliputi:a. Gold Medal untuk Kategori Corporate

The Best Operation Corporateb. Gold Medal untuk Kategori The Best

Smart Teamc. Bronze Medal untuk Kategori Individu,

The Best Agent Publik

24. Audit Tool and Linked Archive System (ATLAS) bagi KAP Menengah Kebawah;

25. Assessment Reports on The Observance of Standards & Codes Accounting & Auditing (ROSC A&A) oleh World Bank

26. Pengesahan Assessment Statement Indonesia untuk Pendaftaran ASEAN Chartered Professional Accountant (ASEAN CPA)

27. Pemenuhan Beberapa Ketentuan dalam Asian Pacific Group Mutual Evaluation (APG-ME) & Ketentuan Financial Action Task Force (FATF) bagi Profesi Akuntan

28. Penunjukan Kepala PPPK sebagai Presiden ASEAN Valuers Association (AVA) 2018-2019

Page 166: Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1352014/...Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.id

Kementerian Keuangan154

29. Penyusunan Standar Penilaian Indonesia (SPI) 366: Penilaian untuk Tujuan Lelang

30. Predikat Wilayah Bebas dari Korupsi

31. Pembangunan Aplikasi DAMS Next Generation

32. Pembangunan Dashboard Monitoring Special Misson Vehicle

33. Kepercayaan Kementerian/Lembaga dalam melaksanakan Pengadaan Langsung Secara Elektronik melalui Sistem Informasi Manajemen Pengadaan Langsung (SIMPeL) yang digagas oleh Kementerian Keuangan.

34. Pertukaran Data dengan DJP dan DJBC

35. Informasi status sengketa dan jadwal persidangan pada web Set.PP

36. Standardisasi Format Putusan Pengadilan Pajak berdasarkan jenis sengketa pajak

37. Sampai dengan Q3: 7.739 (80,23%) kerangka putusan diselesaikan dr 8.115 sengketa tahun berjalan dan 1.513 sengketa outstanding.

38. Penyelesaian tunggakan sengketa pajak: sebanyak 3.775 telah diucap dan 2.106 belum diucap.

39. Aplikasi SIKAP – Sistem Informasi Kajian dan Aplikasi Perpajakan – membentuk basis data yang terintegrasi dalam lingkup Sekretariat Komwasjak.

40. Predikat Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK).

41. Implementasi assessment online pada seleksi beasiswa sehingga terdapat efisiensi sebesar Rp2,6 M;

42. SiPENDOB, Sistem Informasi Penerbitan Dokumen Beasiswa.

Page 167: Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1352014/...Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.id

Laporan Kinerja 2017 155

(halaman ini sengaja dikosongkan)

Page 168: Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1352014/...Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.id

Kementerian Keuangan156

Page 169: Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1352014/...Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.id

Laporan Kinerja 2017 157

Page 170: Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1352014/...Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.id

Kementerian Keuangan158

Laporan Kinerja tahun 2017 merupakan salah satu bentuk pertanggungjawaban kinerja yang telah ditetapkan oleh organisasi dan menjadi salah satu bahan evaluasi atas sasaran yang ingin dicapai dalam dokumen perencanaan strategis 2015-2019. Penyusunan laporan kinerja berpedoman kepada Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah, Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.

Tantangan, isu/kegiatan yang strategis sebagaimana tahun-tahun sebelumnya merupakan hal yang perlu mendapatkan perhatian, namun secara keseluruhan Sekretariat Jenderal termasuk mampu melakukan penanganan. Hal ini tercermin dari Nilai Kinerja Organisasi (NKO) Sekretariat Jenderal yang secara keseluruhan dapat dikatakan sesuai dengan ekspektasi (NKO ≥ 100); Nilai Kinerja Organisasi Sekretariat Jenderal yang diraih ditahun 2017 sebesar 112.58.

Sinergi tetap merupakan salah satu hal yang menjadi konsen utama, mengingat Sekretariat Jenderal memiliki tipe organisasi yang berbeda dari unit eselon I lain, dimana setiap unit eselon II menjalankan hampir sebagian besar tugas dan fungsinya yang sangat berbeda satu dengan yang lain (holding type organization). Hal ini tentu saja membutuhkan usaha dalam hal mensinergikan setiap pekerjaan dan mensosialisikan apa yang telah dicapai kepada seluruh pegawai dalam rangka peningkatan engagement (rasa keterlibatan/kepedulian) kepada organisasi.

Salah satu Indikator Kinerja Utama yang berstatus kuning adalah pada penataan organisasi yang targetnya adalah pada penetapan/persetujuan Kementerian PAN-RB dalam hal memfokuskan ulang pengelolaan Sumber Daya Manusia dan Organisasi. Hingga akhir tahun pada saat pelaporan kinerja tahunan kegiatan ini masih belum memperoleh endorsement dari Kementerian PAN-RB, mengingat pola organisasi yang menjadi terobosan

Page 171: Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1352014/...Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.id

Laporan Kinerja 2017 159

Kementerian Keuangan c.q. Sekretariat Jenderal dinilai belum sesuai dengan aturan nasional.

Hal lain di tahun 2017 adalah pada implementasi ISRBTK, dimana Penguatan Budaya Kementerian Keuangan dengan efisiensi birokrasinya, Leader’s Factory sebagai bentuk pengelolaan talent pada SDM dan Enterprise Architecture yang akan menjadi salah satu pilar dalam integrasi proses bisnis-teknologi informasi dalam rangka efektifitas pengembangan aplikasi di lingkungan Kementerian Keuangan menjadi salah satu hal yang mendapatkan perhatian khusus dari pimpinan; bahkan pada beberapa event, Menteri Keuangan terus memberikan arahan dan support agar ketiga Inisiatif Strategis RBTK yang menjadi tanggungjawab Sekretariat Jenderal menjadi prioritas utama.

Tentu saja tahun 2017 bukanlah tahun yang sempurna, masih terdapat banyak ruang perbaikan. Sekretariat Jenderal akan senantiasa melakukan reviu atas pelaksanaan kinerja, memperbaiki target capaian kinerja dan mendorong upaya penyederhanaan proses-proses bisnis dalam rangka memberikan layanan yang prima dalam mendukung visi dan misi Kementerian Keuangan.

Page 172: Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1352014/...Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.id

Kementerian Keuangan160

Page 173: Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1352014/...Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.id

Laporan Kinerja 2017 161

Page 174: Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1352014/...Laporan Kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.id

Kementerian Keuangan162