Upload
others
View
8
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PEMERINTAH DAERAH KOTA CIREBON Jalan Siliwangi Nomor 84 Kota Cirebon
LAPORAN KINERJA INTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016
Laporan Kinerja Pemerintah Daerah Kota Cirebon Tahun 2016
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya,
sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan
Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Kota
Cirebon Tahun 2016, sebagaimana
diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor
28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan
Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi,
Kolusi dan Nepotisme, Peraturan Pemerintah
Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan
Keuangan dan Kinerja Pemerintah serta Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014
tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Cirebon ini disusun dalam
rangka mewujudkan pertanggungjawaban kinerja yang telah dilakukan Pemerintah
Daerah selama kurun waktu 1 (satu) tahun. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
ini, memuat informasi tentang penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan
kebijakan program dan kegiatan serta pencapaian sasaran dalam mewujudkan
tujuan, misi dan visi pemerintah Kota Cirebon yaitu: “TERWUJUDNYA KOTA
CIREBON SEBAGAI KOTA YANG RELIGIUS, AMAN, MAJU DAN
ASPIRATIF (RAMAH) PADA TAHUN 2018” sesuai yang tertuang dalam
Peraturan Daerah Kota Cirebon Nomor 7 Tahun 2013 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Cirebon Tahun 2013-2018
yang kemudian diubah menjadi Peraturan Daerah Kota Cirebon Nomor 11 Tahun
2015 tentang Perubahan Peraturan Daerah Kota Cirebon Nomor 7 Tahun 2013
tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Cirebon
Tahun 2013-2018.
Upaya untuk mewujudkan tujuan, visi dan misi tersebut tentulah tidak
lepas dari kerjasama dan kerja keras berbagai pihak serta bersama-sama
menghadapi rintangan dan tantangan yang harus dihadapi dalam rangka
Laporan Kinerja Pemerintah Daerah Kota Cirebon Tahun 2016
ii
meningkatkan kinerja birokrasi Pemerintah Kota Cirebon yang efesien, efektif,
akuntabel dan transparan serta penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan
bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme.
Akhir kata semoga Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Cirebon
Tahun 2016 ini bermanfaat dan dapat digunakan sebagai masukan bagi pengelolaan
dan penataan serta peningkatan kinerja dalam peneyelenggaran pemerintahan,
pembangunan dan pelayanan prima kepada masyarakat. Mudah-mudahan segala
harapan tersebut mendapat ridho dan petunjuk dari Allah SWT, Aamiin.
Cirebon, Maret 2017
WALIKOTA CIREBON,
Drs. NASRUDIN AZIS, SH.
Laporan Kinerja Pemerintah Daerah Kota Cirebon Tahun 2016
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................. i
DAFTAR ISI ........................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................................. 1
B. Maksud dan Tujuan .......................................................................................... 3
C. Gambaran Umum Kota Cirebon ...................................................................... 3
D. Inovasi LAKIP Pemerintah Kota Cirebon ..................................................... 27
BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA ................................ 29
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA ............................................................... 36
A. Capaian Kinerja Organisasi ........................................................................... 36
B. Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja ............................................................ 48
C. Evaluasi dan Analisis Anggaran ..................................................................... 118
BAB IV PENUTUP ............................................................................................ 160
Laporan Kinerja Pemerintah Daerah Kota Cirebon Tahun 2016
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
erselenggaranya tata kelola pemerintahan (good governance)
merupakan prasyarat utama untuk dapat mewujudkan aspirasi
masyarakat dalam mencapai tujuan dan cita-citanya. Dalam
rangka itu, diperlukan pengembangan dan penerapan sistem pertanggung-jawaban
yang tepat, jelas dan nyata sehingga penyelenggaraan pemerintahan dapat
dilakukan secara berdayaguna dan berhasilguna. Perlunya sistem pertanggung-
jawaban daerah atas segala proses tindakan-tindakan yang dibuat dalam rangka tata
tertib menuju instrumen akuntabilitas daerah. Inilah bagian terpenting untuk ditata,
yang pada akhirnya menjadi instrumen tata kelola pemerintahan.
Perhatian pemerintah yang sungguh-sungguh dalam menanggulangi
korupsi, kolusi dan nepotisme menjadi harapan masyarakat dalam mewujudkan
pemerintahan yang bersih dan mampu menyediakan barang dan jasa serta
pelayanan yang optimal. Kinerja instansi pemerintah akhir-akhir ini menjadi
sorotan terutama sejak timbulnya iklim yang lebih demokratis dalam pemerintahan.
Rakyat mulai mempertanyakan akan nilai yang mereka peroleh atas pelayanan yang
dilakukan oleh instansi pemerintah.
Selama ini pengukuran keberhasilan maupun kegagalan dari instansi
pemerintah dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya sulit untuk dilakukan
secara obyektif. Pengukuran kinerja suatu instansi hanya lebih ditekankan kepada
kemampuan instansi tersebut dalam menyerap anggaran. Suatu instansi dikatakan
berhasil melaksanakan tugas pokok dan fungsinya apabila dapat menyerap seratus
persen anggaran pemerintah, walaupun hasil maupun dampak dari pelaksanaan
program tersebut masih jauh di bawah standar. Untuk dapat mengetahui tingkat
keberhasilan suatu instansi pemerintah, maka seluruh aktivitas instansi tersebut
harus dapat diukur, dan pengukuran tersebut tidak semata-mata kepada input
T
Laporan Kinerja Pemerintah Daerah Kota Cirebon Tahun 2016
2
(masukan) dari program akan tetapi lebih ditekankan kepada keluaran, proses,
manfaat dan dampak.
Sistem pengukuran kinerja yang merupakan elemen pokok dari laporan
akuntabilitas instansi pemerintah akan mengubah paradigma pengukuran
keberhasilan. Melalui pengukuran kinerja, keberhasilan suatu instansi pemerintah
akan lebih dilihat dari kemampuan instansi tersebut, berdasarkan sumber daya yang
dikelolanya sesuai dengan rencana yang telah disusun. Sistem akuntabilitas kinerja
instansi pemerintah merupakan sistem manajemen pemerintahan berfokus pada
peningkatan akuntabilitas yang berorientasi pada hasil (outcomes oriented). Dalam
dunia birokrasi, akuntabilitas instansi pemerintah merupakan perwujudan
kewajiban instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan atau
kegagalan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi instansi yang bersangkutan.
Penerapan manajemen pemerintahan berbasis kinerja pada dasarnya
adalah mengubah paradigma para birokrat dari sistem yang birokratis ke arah sistem
yang bertujuan untuk lebih mewira-usahakan birokrasi pemerintah, dengan kata
lain transformasi sektor pemerintahan yang mengubah fokus akuntabilitas dari pada
hasil (result oriented accountability) terutama berupa outcomes. Salah satu cara
yang tepat untuk meningkatkan efektivitas pengelolaan manajemen pemerintahan
adalah dengan melakukan reformasi pengelolaan dan pertanggungjawaban kinerja
instansi pemerintah.
Berbagai peraturan perundang-undangan yang saat ini telah mengharuskan
penerapan manajemen berbasis kinerja, seperti Undang-Undang Nomor 17 Tahun
2003 tentang Keuangan Negara, Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara, Undang-Undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional, Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah, serta berbagai peraturan pelaksanaan lainnya.
Sementara itu kondisi global serta tuntutan agar suatu instansi pemerintah mampu
memberikan manfaat nyata bagi masyarakat juga mengharuskan pemerintah
menerapkan manajemen pemerintahan yang lebih berorientasi pada hasil.
Sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah setiap instansi pemerintah diminta untuk
menyampaikan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) sebagai perwujudan
Laporan Kinerja Pemerintah Daerah Kota Cirebon Tahun 2016
3
kewajiban suatu instansi pemerintah untuk mempertanggung-jawabkan
keberhasilan/kegagalan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi organisasi serta
pengelolaan sumber daya dan pelaksanaan kebijakan yang dipercayakan dalam
mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan melalui alat
pertanggungjawaban secara periodik setiap akhir tahun anggaran berdasarkan suatu
sistem akuntabilitas yang memadai.
B. MAKSUD DAN TUJUAN
aporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) adalah perwujudan
kewajiban suatu instansi pemerintah untuk mempertanggung-
jawabkan keberhasilan/kegagalan pelaksanaan misi organisasi
dalam mencapai tujuan-tujuan dan sasaran-sasaran yang telah ditetapkan melalui
alat pertanggungjawaban secara periodik. Tujuan sistem akuntabilitas kinerja
instansi pemerintah adalah untuk mendorong terciptanya akuntabilitas kinerja
instansi pemerintah sebagai salah satu prasyarat untuk terciptanya tata kelola
pemerintahanyang baik dan bersih.
Dengan kata lain LKIP berperan sebagai alat kendali, alat penilai kerja dan
alat pendorong terwujudnya tata kelola pemerintahan yang baik, dalam perspektif
yang lebih luas, LKIP berfungsi sebagai media pertanggungjawaban instansi
pemerintah kepada publik. LKIP diimplementasikan secara “self assesment” oleh
masing-masing instansi pemerintah. Self assesment maksudnya instansi pemerintah
membuat perencanaan dan pelaksanaan, serta mengukur/mengevaluasi kinerjanya
sendiri dan melaporkan kepada instansi yang lebih tinggi.
C. GAMBARAN UMUM KOTA CIREBON
1. Kondisi Geografis
Kota Cirebon terletak di timur Provinsi Jawa Barat dan berada pada
jalur utama lintas Pantura. Secara geografis Kota Cirebon berada pada posisi
6,41o Lintang Selatan dan 108,33o Bujur Timur pada Pantai Utara Pulau Jawa
L
Laporan Kinerja Pemerintah Daerah Kota Cirebon Tahun 2016
4
Bagian Barat. Bentuk Wilayah Kota Cirebon memanjang dari Barat ke Timur
sekitar 8 kilometer, dan dari Utara ke Selatan sekitar 11 kilometer dengan
ketinggian dari permukaan laut 5 meter. Secara Administrasi Kota Cirebon
dibagi menjadi 5 (lima) kecamatan dan 22 (dua puluh dua) kelurahan dengan
luas wilayah administratif Kota Cirebon sekitar 37,35 km2 atau sekitar 3.735,82
hektar dengan batas sebagai berikut :
- Sebelah Utara : Sungai Kedung Pane
- Sebelah Barat : Sungai Banjir Kanal/Kabupaten Cirebon
- Sebelah Selatan : Sungai Kalijaga
- Sebelah Timur : Laut Jawa
Kondisi topografi sebagian besar Wilayah Kota Cirebon merupakan
dataran rendah dengan kondisi landai dan sebagian berbukit di wilayah selatan
kota. Kondisi wilayah kota yang sebagian besar berupa dataran rendah menjadi
kendala tersendiri karena kecepatan aliran air hujan yang terbuang ke laut
menjadi lambat dan sangat berpotensi menimbulkan genangan banjir
dibeberapa tempat. Mengingat kondisi tersebut maka dibeberapa titik dibangun
stasiun pompa yang berfungsi mempercepat pembuangan air hujan ke laut.
Kota Cirebon yang berada di tepi laut memiliki temperatur udara cukup
tinggi dengan suhu udara minimum rata–rata 23,59ºC dan maksimum rata-rata
31,56ºC dan banyaknya curah hujan 1.194,7 mm per tahun dengan hari hujan
64 hari. Kondisi air tanah pada umumnya dipengaruhi oleh intrusi air laut,
sehingga kebutuhan air bersih masyarakat untuk keperluan air minum sebagian
besar dari pasokan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Cirebon yang
sumber mata airnya berasal dari Kabupaten Kuningan.
Kondisi tanah di Kota Cirebon adalah tanah jenis regosol yang berasal
dari endapan lava dan piroklasik (pasir, lempung, tanah liat, breksi lumpur, dan
kerikil) hasil intrusi Gunung Ciremai.Secara umum jenis tanah yang tersebar
di Kota Cirebon ini relatif mudah untuk dikembangkan berbagai macam jenis
vegetasi. Di Kota Cirebon terdapat empat sungai yang tersebar merata di
seluruh wilayah yaitu Sungai Kedung Pane, Sungai Sukalila (penyatuan dari
sungai Sicemplung dan Sungai Sijarak), Sungai Kesunean dan Sungai Kalijaga
Laporan Kinerja Pemerintah Daerah Kota Cirebon Tahun 2016
5
(penyatuan dari Sungai Cikalong, Sungai Cideng dan Sungai Lunyu). Sebagian
dari sungai tersebut dijadikan batas wilayah dengan Kabupaten Cirebon.
Kota Cirebon dalam Penataan Ruang Nasional menurut Peraturan
Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Nasional (RTRWN) adalah sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN) yang
merupakan salah satu pengembangan kawasan metropolitan dengan sektor
unggulan perdagangan dan jasa. Disamping itu Kota Cirebon juga merupakan
kawasan andalan Ciayumajakuning yang terdiri dari Kabupaten Cirebon,
Kabupaten Indramayu, Kabupaten Majalengka dan Kabupaten Kuningan.
Dalam Materi Teknis Peraturan Daerah Kota Cirebon Nomor 8 Tahun
2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Cirebon Tahun
2011-2031, struktur ruang Kota Cirebon dibagi menjadi 4 Sub Wilayah Kota,
yaitu:
(1) Sub Wilayah Kota (SWK) I meliputi sebagian dari Kelurahan Kesenden,
Kebonbaru, Lemahwungkuk dan Pegambiran, dengan fungsi utama
pelayanan pelabuhan dan perikanan dan fungsi pendukung, fasilitas
kesehatan, fasilitas peribadatan, pendidikan, wisata, perdagangan dan jasa,
industri kecil rumah tangga, Ruang Terbuka Hijau dan perumahan;
(2) Sub Wilayah Kota (SWK) II meliputi sebagian dari Kelurahan Kesenden,
Kebonbaru, Pekiringan, Panjunan, Pekalangan, Jagasatru, Pulasaren,
Kesambi, Drajat, Sunyaragi, Pekalipan, Lemahwungkuk, Kesepuhan,
Pegambiran dan Kecapi, dengan fungsi utama pelayanan perdagangan dan
jasa dan fungsi pendukung pemerintahan, fasilitas sosial, perumahan,
wisata, pendidikan, perkantoran dan ruang terbuka hijau.
(3) Sub Wilayah Kota (SWK) III meliputi sebagian dari Kelurahan Sunyaragi,
Karyamulya, Harjamukti, Larangan, Kecapi, dan Pegambiran dengan
fungsi utama pelayanan perumahan dan fungsi pendukung pemerintahan,
perdagangan dan jasa, wisata, pergudangan, pemakaman, fasilitas sosial,
ruang terbuka hijau, fasilitas olah raga dan fasilitas pendidikan.
(4) Sub Wilayah Kota (SWK) IV meliputi wilayah Kelurahan Argasunya
dengan fungsi utama pelayanan pertanian campuran dan fungsi pendukung
Laporan Kinerja Pemerintah Daerah Kota Cirebon Tahun 2016
6
wisata, pemakaman, agrobisnis, fasilitas sosial, ruang terbuka hijau dan
hankam.
Gambar 1. 1 Peta Administrasi Kota Cirebon
2. Kondisi Demografis Daerah
2.1. Penduduk
Sesuai Keputusan Walikota Cirebon Nomor:
470/Kep.106.DISDUKCAPIL/2017 tentang Jumlah Penduduk Kota Cirebon
Tahun 2016 berdasarkan database kependudukan per kelurahan pada Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil sebagai data dasar kependudukan Kota
Cirebon, jumlah penduduk Kota Cirebon per tanggal 31 Desember 2016 adalah
Laporan Kinerja Pemerintah Daerah Kota Cirebon Tahun 2016
7
324.794 jiwa. Jumlah penduduk tersebut terdiri dari 162.862 laki-laki dan
161.932 perempuan yang menempati wilayah Kota Cirebon seluas 37,358 km2,
sehingga tingkat kepadatan penduduk di Kota Cirebon adalah sebanyak 8.694
jiwa/km2.
Kecamatan Pekalipan merupakan wilayah yang memiliki tingkat
kepadatan penduduk tertinggi pada Tahun 2016 sebanyak 20.078 jiwa/km2,
dua kali lipat lebih besar dari kepadatan penduduk Kota Cirebon. Wilayah
terpadat kedua adalah Kecamatan Kejaksan yaitu sebanyak 12.934 jiwa/km2.
Kemudian berturut-turut adalah Kecamatan Kesambi 9.241 jiwa/km2,
Kecamatan Lemahwungkuk 8.795jiwa/km2, dan tingkat kepadatan yang paling
rendah adalah Kecamatan Harjamukti yaitu sebesar 6.526 jiwa/km2 (lihat tabel
1.1).
Tabel 1. 1
Kepadatan Penduduk Kota Cirebon Berdasarkan Wilayah Kecamatan
Tahun 2016
KECAMATAN
LUAS
WILAYAH
(Km2)
JUMLAH
KELURAHAN
JUMLAH
PENDUDUK
(jiwa)
KEPADATAN
PENDUDUK
(Km2)
Harjamukti 17,615 5 114.972 6.526
Lemahwungkuk 6,507 4 57.233 8.795
Pekalipan 1,561 4 31.343 20.078
Kesambi 8,059 5 74.476 9.241
Kejaksan 3,616 4 46.770 12.934
Kota Cirebon 37,358 22 324.794 8.694
Sumber Data: Keputusan Walikota Cirebon Nomor: 470/Kep.106.DISDUKCAPIL/2017 (data
diolah).
3. Indeks Pembangunan Manusia
Perkembangan kondisi sumber daya manusia dapat diukur berdasarkan
Indeks Pembangunan Manusia (IPM). IPM merupakan indikator komposit
tunggal yang walaupun tidak dapat mengukur semua dimensi pembangunan
manusia, tetapi mengukur tiga dimensi pokok pembangunan yang dinilai
mencerminkan status kemampuan dasar penduduk. Ketiga kemampuan dasar
itu adalah yang pertama umur panjang dan sehat yang mencerminkan peluang
untuk hidup, yang kedua berpengetahuan dan berketrampilan, serta yang ketiga
Laporan Kinerja Pemerintah Daerah Kota Cirebon Tahun 2016
8
akses terhadap sumber daya yang dibutuhkan untuk mencapai standar hidup
layak. Melalui analisis IPM dapat dilihat gambaran tentang sejauhmana
pemerintah Kota Cirebon telah mampu meningkatkan taraf kesejahteraan dan
kualitas penduduknya.
Melalui Indeks Pembangunan Manusia tergambar pencapaian kualitas
manusia, yang dilihat melalui tiga indikator pokok. Dari tabel di bawah ini
tampak pencapaian IPM Kota Cirebon pada tahun 2016 sebesar 73,64. Menurut
skala international angka tersebut menunjukan bahwa status pembangunan
manusia di Kota Cirebon termasuk dalam klasifikasi tinggi. Komponen IPM
Kota Cirebon tahun 2016 adalah angka harapan hidup 71,80 tahun; angka
harapan lama sekolah 13,09 tahun; rata-rata lama sekolah 9,86 tahun dan
pengeluaran per kapita disesuaikan Rp10.760.000,00. Pencapaian IPM tahun
ini bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya, meningkat sebesar 0,30 poin.
Dari angka IPM sebesar 73,34 persen pada tahun 2015 menjadi angka IPM
sebesar 73,64 persen pada tahun 2016
Secara umum perkembangan IPM Kota Cirebon dan komponennya
dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 1. 2
Perkembangan IPM dan Komponennya di Kota Cirebon
No Indikator Komponen IPM
2015 2016
1 Angka Harapan Hidup (AHH) 71,79 71,80
2 Harapan Lama Sekolah (HLS) 12,94 13,09
3 Rata-rata Lama Sekolah 9,76 9,86
4 Pengeluaran Per Kapita disesuaikan (ribu) 10.732 10.760
ANGKA IPM 73,34 73,64
Sumber : Buku IPM Kota Cirebon Tahun 2016
Sedangkan untuk IPM Tahun 2016 disajikan per Kecamatan dengan
hasil sebagai berikut :
Laporan Kinerja Pemerintah Daerah Kota Cirebon Tahun 2016
9
Tabel 1. 3
IPM Kecamatan Se-Kota Cirebon Tahun 2016
No Kecamatan
Indeks
IPM Angka Harapan
Hidup
Harapan
Lama
Sekolah
Rata Rata
Lama
Sekolah
Pendidikan PPP
1 Harjamukti 71,06 12,95 9,53 67,72 10.526 72,53
2 Lemahwungkuk 70,04 12,77 9,40 66,78 10.376 71,56
3 Pekalipan 70,41 12,83 9,45 67,12 10.430 71,91
4 Kesambi 72,68 13,24 9,75 69,28 10.766 74,96
5 Kejaksan 72,89 13,28 9,78 69,49 10.797 73,96
Kota Cirebon 71,81 13,09 9,89 69,84 10.760 73,64
Sumber : Buku IPM Kota Cirebon Tahun 2016
Rendahnya disparitas pencapaian IPM Kecamatan-Kecamatan di Kota
Cirebon menunjukkan tingkat pembangunan yang terjadi di masing-masing
kecamatan relatif tidak jauh berbeda. Hal tersebut ditunjang oleh kondisi
geografi yang relatif tidak berbeda dan semuanya mudah dijangkau oleh alat
transportasi yang ada.
Indeks pendidikan pada tahun 2016 ini, yang tertinggi di Kecamatan
Kejaksan sebesar 69,49; tertinggi kedua Kecamatan Kesambi sebesar 69,28.
Selanjutnya Kecamatan Harjamukti sebesar 67,72; Kecamatan Pekalipan
sebesar 67,12; dan Kecamatan Lemahwungkuk sebesar 66,78. Indeks
pendidikan ini ditunjang oleh indikator harapan lama sekolah dan indikator
rata-rata lama sekolah. Indikator harapan lama sekolah memberikan
konstribusi lebih tinggi pada indeks pendidikan di Kota Cirebon dibandingkan
dengan indikator rata-rata lama sekolah. Indikatorr Harapan Lama Sekolah di
kecamatan-kecamatan di Kota Cirebon angkanya telah mencapai 13,09 tahun.
Indikator Harapan Lama Sekolah (HLS) yang digunakan adalah HLS dari
penduduk dewasa, yaitu penduduk yang berumur 15 tahun atau lebih;
sedangkan indikator rata-rata lama sekolah mencapai 9,89 tahun.
Angka harapan hidup yang tertinggi di Kecamatan Kejaksan yaitu
72,89 tahun; posisi kedua kecamatan Kesambi 72,68 tahun, sedangkan
Kecamatan lainnya, Harjamukti 71,06 tahun; Kecamatan Pekalipan 70,41
tahun dan Kecamatan Lemahwungkuk 70,04 tahun. Ada pun komponen daya
beli tertinggi adalah Kecamatan Kesambi mencapai 10.766,84; kemudian
Laporan Kinerja Pemerintah Daerah Kota Cirebon Tahun 2016
10
Kecamatan Harjamukti sebesar 10.526,72; Kecamatan Kejaksan sebesar
10.797,96; Pekalipan sebesar 10.430,52 dan Lemahwungkuk sebesar
10.376,51.
Ulasan tersebut memberikan indikasi bahwa untuk lebih meningkatkan
pencapaian Indeks Pembangunan Manusia adalah dengan meningkatkan
kemampuan daya beli masyarakat. Terbatasnya lapangan kerja maupun usaha,
menyebabkan meningkatnya jumlah pengangguran, pada akhirnya berdampak
terhadap pengurangan pendapatan rumah tangga sekaligus mengurangi
kemampuan daya beli masyarakat. Sedangkan menurunnya kemampuan daya
beli berdampak pada kemampuan masyarakat dalam “membiayai” peningkatan
kualitas manusia dan rumah tangganya.
Pencapaian IPM Kecamatan Kesambi, Kecamatan Harjamukti,
Kecamatan Lemahwungkuk dan Kecamatan Pekalipan menunjukkan
peningkatan yang sama besar, yaitu 0,30 poin jika dibandingkan dengan tahun
sebelumnya. Sedangkan Kecamatan Kejaksan mengalami penurunan sebesar
0,02 poin.
4. Kondisi Ekonomi
4.1 Laju Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi
Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) merupakan indikator ekonomi
makro yang menggambarkan tingkat pertumbuhan ekonomi. LPE Kota Cirebon
pada tahun 2015 sebesar 5,80 persen sedangkan pada tahun 2014 sebesar 5,71
persen. Hal tersebut menunjukan bahwa pertumbuhan ekonomi di Kota Cirebon
mengalami peningkatan.
Inflasi merupakan indikator penting pertumbuhan ekonomi yang berisi
dinamika perkembangan harga barang dan jasa. Inflasi Kota Cirebon pada
Tahun 2013 sebesar 7,86 sedangkan pada Tahun 2014 sebesar 7,08. Hal ini
menunjukkan bahwa inflasi di Kota Cirebon mengalami penurunan sebesar 0,8.
4.2 Produk Domistik Regional Bruto
Produk Domistik Regional Bruto (PDRB) per kapita merupakan suatu
indikator yang dihitung dengan cara membagi data PDRB terhadap jumlah
penduduk pada pertengahan tahun. Hal ini bertujuan untuk memberikan
Laporan Kinerja Pemerintah Daerah Kota Cirebon Tahun 2016
11
gambaran tentang seberapa besar nilai tambah yang diciptakan/ diterima tiap-
tiap penduduk sehingga secara tidak langsung akan menggambarkan tingkat
kesejahteraan penduduk di wilayah bersangkutan. Selanjutnya gambaran
PDRB di Kota Cirebon dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 1. 4
PDRB Atas Dasar Harga Konstan Dan PDRB Atas Dasar Harga Berlaku
Kota Cirebon Tahun 2011 – 2015
Tahun PDRB Kota Cirebon Atas dasar
Harga Berlaku (Dalam Jutaan)
PDRB Kota Cirebon Atas
dasar Harga Konstan (Dalam
Jutaan)
2011 11,178,433.0 10,677,433.0
2012 12,284,555.7 11,309,383.0
2013 13,611,965.0 11,863,884.9
2014* 15,037,603.0 12,541,011.8
2015** 16,702,165.0 13,268,255.0
Sumber : PDRB Menurut Lapangan Usaha Kota Cirebon 2011-2015
Tabel 1. 5
Perkembangan PDRB Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku
(Jutaan Rupiah) Tahun 2011 – 2015
Lapangan Usaha 2011 2012 2013 2014 2015
Pertanian,
Kehutanan, dan
Perikanan
43,244.0 44,450.3 49,353.1 53,250.1 57,419.4
Pertambangan
dan Penggalian 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0
Industri
Pengolahan 1,186,161.7 1,278,026.9 1,402.473.9 1,607,993.1 1,762,892.0
Pengadaan Listrik
dan Gas 126,376.8 135,526.7 153,960.5 154,548.2 159,840.40
Pengadaan air,
Pengelolaan
Sampah, Limbah
dan Daur Ulang
32,167.2 33.203.0 36,102.5 37,731.4 41,407.00
Kontruksi 1,187,535.5 1,304,522.5 1,418,263.5 1,588,957.2 1,764,717.40
Perdagangan
Besar dan /eceran 3,791,937.9 4,173,284.8 4,609,943.4 4,907,718.4 5,325,091.90
Transportas dan
Pergudangan 1,213,832.7 1,308,711.9 1,486,152.5 1,680,533.6 1,969,733.90
Penyedediaan
Akomodasi dan
Makan Minum
530,452.2 597,807.6 681,911.3 769,183.0 858,892.20
Informasi dan
Komunikasi 506,180.8 561,860.7 590,644.2 648,536.9 750,511.80
Jasa Keuangan
dan Asuransi 1,136,241.6 1,269,282.3 1,492.527.9 1,598,702.7 1,763,073.40
Laporan Kinerja Pemerintah Daerah Kota Cirebon Tahun 2016
12
Real Estat 105,318.9 115,706.6 126,965.0 137,165.1 149,045.40
Jasa Perusahaan 94,862.4 102,817.0 114,737.2 128,653.0 142,574.70
Admininistrasi
Pemerintah,
Pertahanan dan
Jaminan Sosial
Wajib
481,383.2 525,297.5 537,021.9 617,009.0 670,852.60
Jasa Pendidikan 308,333.5 362,939.7 413,074.7 496,433.6 576,333.40
Jasa Kesehatan
dan Kegiatan
Sosial
196,607.8 219,086.9 239,625.1 296,640.1 353,891.60
Jasa Lainnya 237,796.9 252,031.5 277,192.2 314,548.4 355,888.60
Produk Domestik
Regional Bruto 11,178,433.0 12,284,555.7 13,629,949.0 15,037,603.8 16,702,165.7
Sumber : PDRB Menurut Lapangan Usaha Kota Cirebon 2011-2015
Kondisi ekonomi daerah yang diukur berdasarkan nilai PDRB di atas
menunjukkan bahwa pada tahun 2015 PDRB Kota Cirebon yang dihitung Atas
Dasar Harga Berlaku mencapai angka Rp.1,664 trilyun atau mengalami
peningkatan sebesar 11,07 persen dibandingkan tahun sebelumnya sebesar
Rp.15,04 trilyun. Sedangkan nilai PDRB secara riil dilihat dari PDRB yang
didasarkan Atas Dasar Harga Konstan pada tahun 2015 mencapai angka
Rp.13,268 trilyun sementara pada tahun 2014 mencapai angka Rp.12,541
trilyun. Perbandingan angka di kedua tahun tersebut,menunjukkan bahwa
PDRB Atas Dasar Harga Konstan tahun 2015 telah tumbuh sebesar 5,80
persen.
Selama periode 2011 sampai dengan 2015, PDRB Kota Cirebon yang
dihitung Atas Dasar Harga Berlaku menunjukan peningkatan setiap tahunnya.
Nilai PDRB dari tahun 2011 hingga 2015 yaitu sebesar Rp.11,18 trilyun
(2011), Rp.12,28 trilyun (2012), Rp.13,63 trilyun (2013), Rp.15,04 trilyun
(2014) dan Rp.16,70 trilyun (2015). Begitupun dengan nilai PDRB yang
Dihitung Atas Dasar Harga Konstan periode 2011 sampai dengan 2015 juga
menunjukkan peningkatan setiap tahunnya. Nilai PDRB pada tahun 2011
sebesar Rp.10,68 trilyunpada tahun 2011, Rp.11,31 trilyun pada tahun 2012,
Rp.11,86 trilyun pada tahun 2013, Rp.12,54 trilyun pada tahun 2014 dan
Rp.13,27 trilyun.
Namun tidak dapat dipungkiri bahwa pertumbuhan ekonomi yang
terjadi tidak dapat dilihat hanya dari satu dimensi saja. Banyak faktor yang
mempengaruhi besar kecilnya tingkat pertumbuhan ekonomi suatu daerah.
Laporan Kinerja Pemerintah Daerah Kota Cirebon Tahun 2016
13
Selain kegiatan pembangunan, faktor cuaca, kebijakan pemerintah dan sosial
budaya juga ikut menjadi penyumbang besaran pertumbuhan ekonomi.
Secara umum kegiatan ekonomi dikelompokan menjadi tiga sektor
yaitu:
1. Sektor Primer, yaitu sektor yang tidak mengolah bahan mentah atau bahan
baku melainkan hanya mendayagunakan sumber-sumber alam seperti tanah
dan deposit didalamnya. Termasuk kelompok ini adalah sektor Pertanian
dan sektor Pertambangan dan Penggalian.
2. Sektor Sekunder, yaitu sektor yang mengolah bahan baku, baik yang berasal
dari sektor primer maupun sektor sekunder menjadi barang lain yang lebih
tinggi nilainya. Sektor Sekunder mencakup sektor Industri Pengolahan,
sektor Listrik, Gas, Air Bersih dan sektor Bangunan/Konstruksi.
3. Sektor Tersier atau dikenal juga sebagai sektor Jasa-jasa,yaitu sektor-sektor
yang tidak memproduksi dalam bentuk fisik melainkan dalam bentuk jasa.
Termasuk sektor ini adalah sektor perdagangan, sektor pengangkutan dan
komunikasi, bank dan lembaga keuangan, sewa rumah, pemerintahan dan
jasa-jasa.
Tabel 1. 6
Peranan PDRB Menurut Lapangan Usaha Tahun 2011–2015 (persen)
Lapangan Usaha 2011 2012 2013 2014 2015
I. Primer 0,39 0,36 0,36 0,35 0,34
1 Pertanian,Kehutanan, dan
Perikanan 0,39 0,36 0,36 0,35 0,34
2 Pertambangan dan
Penggalian 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
II. Sekunder 22.65 22,39 22,09 22,51 22,33
3 Industri Pengolahan 10,61 10,40 10,29 10,68 10,55
4 Pengadaan Listrik, dan Gas 1,13 1,10 1,13 1,03 0,96
5
Pengadaan Air,
Pengelolaan Sampah,
Limbah, dan Daur Ulang
0,29 0,27 0,26 0,25 0,25
6 Kontruksi 10,62 10,62 10,41 10,55 10,57
III. Tersier 76,96 77,25 77,55 77,14 77,33
7
Perdagangan Besar dan
Eceran; Reparasi Mobil dan
Sepeda Motor
33,92 33,97 33,82 32,60 31,88
Laporan Kinerja Pemerintah Daerah Kota Cirebon Tahun 2016
14
Lapangan Usaha 2011 2012 2013 2014 2015
8 Transportasi dan
Pergudangan 10,86 10,65 10,90 11,16 11,79
9 Penyediaan Akomodasi dan
Makan Minum 4,75 4,87 5,00 5,11 5,14
10 Informasi dan Komunikasi 4,53 4,57 4,33 4,43 4,49
11 Jasa Keuangan dan
Asuransi 10,16 10,33 10,95 10,62 10,56
12 Real Estat 0,94 0,94 0,93 0,91 0,89
13 Jasa Perusahaan 0,85 0,84 0,84 0,85 0,85
14
Adiministrasi
Pemerintahan, Pertahanan
dan Jaminan Sosial Wajib
4,31 4,28 3,94 4,10 4,02
15 Jasa Pendidikan 2,76 2,95 3,03 3,30 3,45
16 Jasa Kesehatan dan
Kegiatan Sosial 1,76 1,78 1,76 1,97 2,12
17 Jasa Lainnya 2,13 2,05 2,03 2,09 2,13
PDRB 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Sumber : PDRB Menurut Lapangan Usaha Kota Cirebon 2011-2015
Struktur ekonomi Kota Cirebon termasuk dalam kelompok tersier.
Kelompok ini terlihat memberikan kontribusi terbesar bagi perekonomian Kota
Cirebon dibandingkan kelompok sekunder dan primer. Kontribusi kelompok
tersier pada tahun 2015 sebesar 77,33 persen, kelompok sekunder sebesar
22,33 persen dan kelompok primer sebesar 0,34 persen.
5. Tugas Pokok dan Fungsi Perangkat Daerah
Pemerintah Daerah Kota Cirebon sebagai salah satu daerah otonom,
dalam melaksanakan tugas urusan pemerintahan yang dilimpahkan
berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah. Pelaksanaan urusan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah Kota
Cirebon berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang
Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah
Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota yang kemudian di-
“breakdown”-kan ke dalam Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2008 tentang
Rincian Urusan Pemerintahan yang Dilaksanakan Pemerintah Kota Cirebon.
Sebagai tindak lanjut penjabaran rincian urusan, kemudian dibentuk
satuan kerja perangkat daerah untuk melaksanakan teknis operasional
Laporan Kinerja Pemerintah Daerah Kota Cirebon Tahun 2016
15
pelaksanaan urusan. Adapun tugas pokok dan fungsi dari masing-masing
Satuan Kerja Perangkat Daerah di lingkungan Pemerintah Daerah Kota
Cirebon adalah sebagai berikut:
1. Sekretariat Daerah, mempunyai tugas pokok dan kewajiban membantu
Walikota dalam menyusun kebijakan dan mengoordinasikan dinas daerah
dan lembaga teknis daerah.
Fungsi:
a. Penyusunan kebijakan pemerintahan kota;
b. Pengoordinasian pelaksanaan tugas dinas daerah dan lembaga teknis
daerah;
c. Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan pemerintahan kota;
d. Pembinaan administrasi dan aparatur pemerintahan kota; dan
e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas
fungsinya.
2. Sekretariat DPRD, mempunyai tugas pokok menyelenggarakan
administrasi kesekretariatan, administrasi keuangan, mendukung
pelaksanaan tugas dan fungsi DPRD dan menyediakan serta
mengoordinasikan tenaga ahli yang diperlukan oleh DPRD sesuai dengan
kemampuan daerah
Fungsi:
a. Penyelenggaraan administrasi kesekretariatan DPRD;
b. Penyelenggaraan administrasi keuangan DPRD;
c. Penyelenggaraan rapat-rapat DPRD;
d. Penyediaan dan pengoordinasian tenaga ahli yang diperlukan oleh
DPRD.
3. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil, mempunyai tugas pokok
melaksanakan urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas
pembantuan bidang kependudukan dan pencatatan sipil.
Fungsi:
a. Perumusan kebijakan teknis bidang kependudukan dan pencatatan sipil;
b. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum bidang
kependudukan dan pencatatan sipil;
Laporan Kinerja Pemerintah Daerah Kota Cirebon Tahun 2016
16
c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas bidang kependudukan dan pencatatan
sipil; dan
d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan bidang
tugas dan fungsinya.
4. Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah, mempunyai tugas
pokok melaksanakan urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi
dan tugas pembantuan bidang pendapatan, pengelolaan keuangan dan aset
daerah.
Fungsi:
a. Perumusan kebijakan teknis bidang pendapatan, pengelolaan keuangan dan
aset daerah;
b. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum bidang
pendapatan, pengelolaan keuangan dan aset daerah;
c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas sesuai dengan lingkup bidang
pendapatan, pengelolaan keuangan dan aset daerah; dan
d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh walikota sesuai dengan tugas
dan fungsinya.
5. Dinas Kelautan, Perikanan, Peternakan dan Pertanian, mempunyai tugas pokok
melaksanakan urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas
pembantuan bidang kelautan dan perikanan, bidang peternakan, bidang
pertanian dan bidang kehutanan.
Fungsi:
a. Perumusan kebijakan teknis bidang kelautan dan perikanan, bidang
peternakan, bidang pertanian dan bidang kehutanan;
b. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum bidang
kelautan dan perikanan, bidang peternakan, bidang pertanian dan bidang
kehutanan;
c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas bidang kelautan dan perikanan, bidang
peternakan, bidang kehutanan; dan
d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan bidang
tugas dan fungsinya.
Laporan Kinerja Pemerintah Daerah Kota Cirebon Tahun 2016
17
6. Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata mempunyai tugas pokok
melaksanakan urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi daerah
dan tugas pembantuan bidang pemuda dan olah raga serta bidang kebudayaan
dan bidang pariwisata.
Fungsi:
a. Perumusan kebijakan teknis bidang pemuda dan olah raga serta bidang
kebudayaan dan bidang pariwisata;
b. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum bidang
pemuda dan olahraga serta bidang kebudayaan dan bidang pariwisata;
c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas bidang pemuda dan olah raga serta
bidang kebudayaan dan bidang pariwisata; dan
d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas
dan fungsinya.
7. Dinas Perhubungan, Informatika dan Komunikasi, mempunyai tugas pokok
melaksanakan urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi dan
tugas pembantuan bidang perhubungan, bidang komunikasi dan informatika.
Fungsi:
a. Perumusan kebijakan teknis bidang perhubungan, bidang komunikasi dan
informatika;
b. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum bidang
perhubungan, bidang komunikasi dan informatika;
c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas bidang perhubungan, bidang komunikasi
dan informatika; dan
d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas
dan fungsinya.
8. Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan, Energi dan Sumber Daya Mineral,
mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan pemerintahan daerah
berdasarkan asas otonomi daerah dan tugas pembantuan bidang pekerjaan
umum, bidang perumahan, bidang tata ruang dan bidang energi dan sumber
daya mineral.
Fungsi:
Laporan Kinerja Pemerintah Daerah Kota Cirebon Tahun 2016
18
a. Perumusan kebijakan teknis bidang pekerjaan umum, bidang perumahan,
bidang tata ruang dan bidang energi dan sumber daya mineral;
b. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum bidang
pekerjaan umum, bidang perumahan, bidang tata ruang dan bidang energi
dan sumber daya mineral;
c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas bidang pekerjaan umum, bidang
perumahan, bidang tata ruang dan bidang energi dan sumber daya mineral;
dan
d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas
dan fungsinya.
9. Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi, Usaha Mikro Kecil
Menengah, mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan pemerintahan
daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan bidang koperasi, usaha
mikro kecil menengah dan bidang perindustrian serta bidang perdagangan.
Fungsi:
a. Perumusan kebijakan teknis bidang koperasi, usaha mikro kecil menengah
dan bidang perindustrian serta bidang perdagangan;
b. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum bidang
koperasi, usaha mikro kecil menengah dan bidang perindustrian dan bidang
perdagangan;
c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas bidang koperasi, usaha mikro kecil
menengah dan bidang perindustrian serta bidang perdagangan; dan
d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas
dan fungsinya.
10. Dinas Pendidikan, mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan pemerintahan
daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan bidang pendidikan.
Fungsi:
a. Perumusan kebijakan teknis bidang pendidikan;
b. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum bidang
pendidikan;
c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas bidang pendidikan; dan
Laporan Kinerja Pemerintah Daerah Kota Cirebon Tahun 2016
19
d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh walikota sesuai dengan tugas
dan fungsinya.
11. Dinas Kesehatan, mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan pemerintahan
daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan bidang kesehatan.
Fungsi:
a. Perumusan kebijakan teknis bidang kesehatan;
b. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum bidang
kesehatan;
c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas bidang kesehatan; dan
d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas
dan fungsinya.
12. Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi, mempunyai tugas pokok
melaksanakan urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi daerah
dan tugas pembantuan bidang sosial, tenaga kerja dan transmigrasi.
Fungsi:
a. Perumusan kebijakan teknis bidang sosial, bidang tenaga kerja dan
transmigrasi;
b. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum bidang sosial,
bidang tenaga kerja dan transmigrasi;
c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas bidang sosial, bidang tenaga kerja dan
transmigrasi; dan
d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan bidang
tugas dan fungsinya.
13. Dinas Kebersihan dan Pertamanan, mempunyai tugas pokok melaksanakan
urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi daerah dan tugas
pembantuan bidang pekerjaan umum sub bidang persampahan.
Fungsi:
a. Perumusan kebijakan teknis bidang pekerjaan umum sub bidang
persampahan;
b. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum bidang
pekerjaan umum sub bidang persampahan;
Laporan Kinerja Pemerintah Daerah Kota Cirebon Tahun 2016
20
c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas bidang pekerjaan umum sub bidang
persampahan; dan
d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas
dan fungsinya.
14. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, mempunyai tugas pokok
melaksanakan urusan pemerintahan daerah dalam menyusun dan melaksanakan
kebijakan daerah bidang perencanaan pembangunan daerah, bidang statistik dan
bidang penelitian pembangunan daerah.
Fungsi:
a. Perumusan kebijakan teknis sesuai dengan lingkup tugas bidang
perencanaan pembangunan, bidang statistik dan bidang penelitian dan
pengembangan;
b. Pengoordinasian penyusunan bidang perencanaan pembangunan, bidang
statistik, dan bidang penelitian pengembangan;
c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang perencanaan pembangunan,
bidang statistik dan bidang penelitian pengembangan; dan
d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan bidang
tugasnya.
15. Inspektorat, mempunyai tugas pokok melaksanakan pengawasan terhadap
pelaksanaan urusan pemerintahan daerah.
Fungsi:
a. Perencanaan program pengawasan;
b. Perumusan kebijakan dan fasilitasi pengawasan; dan
c. Pemeriksaan, pengusutan, pengujian dan penilaian tugas pengawasan
16. Badan Kepegawaian dan Pendidikan Pelatihan, mempunyai tugas pokok
melaksanakan urusan pemerintahan daerah dalam menyusun dan melaksanakan
kebijakan daerah bidang manajemen kepegawaian dan pendidikan pelatihan.
Fungsi:
a. Perumusan kebijakan teknis sesuai dengan lingkup tugas bidang manajemen
kepegawaian dan pendidikan pelatihan pegawai;
Laporan Kinerja Pemerintah Daerah Kota Cirebon Tahun 2016
21
b. Pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah sesuai
dengan lingkup tugas bidang manajemen kepegawaian dan pendidikan
pelatihan pegawai;
c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas sesuai dengan lingkup tugas bidang
manajemen kepegawaian dan pendidikan pelatihan pegawai; dan
d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas
dan fungsinya.
17. Badan Perpustakaan dan Kearsipan Daerah, mempunyai tugas pokok
melaksanakan urusan pemerintahan daerah dalam menyusun dan melaksanakan
kebijakan daerah bidang perpustakaan dan kearsipan daerah.
Fungsi:
a. perumusan kebijakan teknis sesuai dengan lingkup tugas bidang
perpustakaan dan kearsipan daerah;
b. pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah sesuai
dengan lingkup tugas bidang perpustakaan dan kearsipan daerah;
c. pembinaan dan pelaksanaan tugas sesuai dengan lingkup tugas bidang
perpustakaan dan kearsipan daerah; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas
dan fungsinya.
18. Badan Pemberdayaan Masyarakat, Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga
Berencana, mempunyai tugas pokok: melaksanakan urusan pemerintahan
daerah dalam menyusun dan melaksanakan urusan pemerintahan daerah bidang
pemberdayaan masyarakat dan kelurahan, bidang pemberdayaan masyarakat
dan kelurahan, bidang pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak serta
bidang keluarga berencana dan keluarga sejahtera.
Fungsi:
a. perumusan kebijakan teknis sesuai dengan lingkup tugas bidang
pemberdayaan masyarakat dankelurahan, bidang pemberdayaan perempuan
dan perlindungan anak serta bidang keluarga berencanadan keluarga
sejahtera;
b. pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah sesuai
dengan lingkup tugasbidang pemberdayaan masyarakat dan
Laporan Kinerja Pemerintah Daerah Kota Cirebon Tahun 2016
22
kelurahan,bidang pemberdayaan perempuan dan perlindungananak serta
bidang keluarga berencana dan keluargasejahtera;
c. pembinaan dan pelaksanaan tugas sesuai dengan lingkup tugas bidang
pemberdayaan masyarakat dan kelurahan, bidang pemberdayaan
perempuan dan perlindungan anak serta bidang keluarga berencana dan
keluarga sejahtera; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas
dan fungsinya.
19. Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perijinan Terpadu, mempunyai tugas
pokok melaksanakan urusan pemerintahan daerah dalam penyusunan dan
pelaksanaan kebijakan daerah bidang penanaman modal serta melaksanakan
koordinasi dan menyelenggarakan pelayanan administrasi di bidang perijinan
dan non perijinan secara terpadu dengan prinsip koordinasi, integrasi,
sinkronisasi, simplifikasi, keamanan dan kepastian.
Fungsi:
a. perumusan kebijakan teknis sesuai dengan lingkup tugas bidang penanaman
modal dan pelayanan perijinan terpadu;
b. pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah sesuai
dengan lingkup tugas bidang penanaman modal dan pelayanan perijinan
terpadu;
c. pembinaan dan pelaksanaan tugas sesuai dengan lingkup tugasbidang
penanaman modal dan pelayanan perijinan terpadu;
d. penyelenggaraan pelayanan administrasi perijinan dan nonperijinan;
e. pelaksanaan koordinasi proses pelayanan perijinan dan nonperijinan;
f. pelaksanaan administrasi pelayanan perijinan dan non perijinan;
g. pemantauan dan evaluasi proses pemberian pelayanan perijinandan non
perijinan; dan
h. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengantugas
dan fungsinya.
20. Kantor Ketahanan Pangan, mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan
pemerintahan daerah dalam menyusun dan melaksanakan kebijakan daerah
bidang ketahanan pangan
Laporan Kinerja Pemerintah Daerah Kota Cirebon Tahun 2016
23
Fungsi:
a. Perumusan kebijakan teknis sesuai dengan lingkuptugas bidang ketahanan
pangan;
b. Pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah sesuai
dengan lingkup tugasbidang ketahanan pangan;
c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas sesuai denganlingkup tugas bidang
ketahanan pangan; dan
d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh walikota sesuai dengan tugas
dan fungsinya.
21. Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri, mempunyai tugas pokok
melaksanakan urusan pemerintahan daerah dalam penyusunan dan pelaksanaan
kebijakan daerah bidang kesatuan bangsa dan politik dalam negeri.
Fungsi:
a. perumusan kebijakan teknis sesuai dengan lingkup tugas bidang kesatuan
bangsa dan politik dalamnegeri;
b. pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah sesuai
dengan lingkup tugas bidang kesatuan bangsa dan politik dalam negeri;
c. pembinaan dan pelaksanaan tugas sesuai dengan lingkup tugas bidang
kesatuan bangsa dan politik dalam negeri; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas
dan fungsinya.
22. Kantor Lingkungan Hidup, mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan
pemerintahan daerah dalam penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah
bidang lingkungan hidup.
Fungsi:
a. perumusan kebijakan teknis sesuai dengan lingkup tugas bidang lingkungan
hidup;
b. pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah sesuai
dengan lingkup tugas bidang lingkungan hidup;
c. pembinaan dan pelaksanaan tugas sesuai dengan lingkup tugas bidang
lingkungan hidup; dan
Laporan Kinerja Pemerintah Daerah Kota Cirebon Tahun 2016
24
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas
dan fungsinya.
23. RSUD Gunung Jati, mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan
pemerintahan daerah dalam penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah
bidang pelayanan kesehatan dengan metode atau cara penyembuhan maupun
pemulihan yang dilaksanakan dengan melakukan pencegahan dan
melaksanakan upaya rujukan serta menyelenggarakan kegiatan pendidikan
sesuai dengan fungsi sebagai rumah sakit yang digunakan tempat pendidikan.
Fungsi:
a. perumusan kebijakan teknis sesuai dengan lingkup tugas bidang pelayanan,
pendidikan dan pelatihan serta penelitian dan pengembangan kesehatan;
b. pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah sesuai
dengan lingkup tugas bidang pelayanan, pendidikan dan pelatihan serta
penelitian dan pengembangan kesehatan;
c. pembinaan dan pelaksanaan tugas sesuai dengan lingkup tugas bidang
pelayanan, pendidikan dan pelatihan serta penelitian dan pengembangan
kesehatan; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikotasesuai dengan tugas
dan fungsinya.
24. Satuan Polisi Pamong Praja, mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan
pemerintahan daerah dalam pemeliharaan dan penyelenggaraan ketenteraman
dan ketertiban umum, penegakan peraturan daerah dan peraturan walikota serta
perlindungan anak.
Fungsi:
a. penyusunan program dan pelaksanaan ketenteraman dan ketertiban umum,
penegakan Peraturan Daerah dan Peraturan Walikota serta perlindungan
masyarakat;
b. pelaksanaan kebijakan pemeliharaan dan penyelenggaraan ketenteraman
dan ketertiban umum daerah;
c. pelaksanaan kebijakan penegakan Peraturan Daerah dan Peraturan
Walikota;
d. pelaksanaan kebijakan perlindungan masyarakat;
Laporan Kinerja Pemerintah Daerah Kota Cirebon Tahun 2016
25
e. pelaksanaan koordinasi pemeliharaan dan penyelenggaraan ketenteraman
dan ketertiban umum serta penegakan Peraturan Daerah, Peraturan
Walikota dengan aparat Kepolisian, Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS)
dan atau aparatur lainnya serta perlindungan masyarakat; dan
f. pengawasan terhadap masyarakat agar mematuhi dan menaati Peraturan
Daerah dan Peraturan Walikota.
25. Kantor Penanggulangan Bencana dan Pemadaman Kebakaran, mempunyai
tugas pokok melaksanakan urusan pemerintahan daerah dalam penyusunan dan
pelaksanaan kebijakan daerah bidang penanggulangan bencana daerah dan
pemadaman kebakaran.
Fungsi:
a. perumusan kebijakan teknis sesuai dengan lingkuptugas bidang
penanggulangan bencana daerah dan pemadaman kebakaran;
b. pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah sesuai
dengan lingkup tugas bidang penanggulangan bencana daerah dan
pemadaman kebakaran;
c. pembinaan dan pelaksanaan tugas sesuai denganlingkup tugas bidang
penanggulangan bencana daerahdan pemadaman kebakaran; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas
dan fungsinya.
26. Kecamatan mempunyai tugas pokok:
1. menyelenggarakan tugas umum pemerintahan, yang meliputi:
a. mengoordinasikan kegiatan pemberdayaan masyarakat;
b. mengoordinasikan upaya penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban
umum;
c. mengoordinasikan penerapan dan penegakan peraturan perundang-
undangan;
d. mengoordinasikan pemeliharaan prasarana danfasilitas pelayanan
umum;
e. mengoordinasikan penyelenggaraan kegiatan pemerintahan di tingkat
Kecamatan;
f. membina penyelenggaraan pemerintahan kelurahan;dan
Laporan Kinerja Pemerintah Daerah Kota Cirebon Tahun 2016
26
g. melaksanakan pelayanan masyarakat yang menjadi ruang lingkup
tugasnya dan / atau yang belum dapat dilaksanakan pemerintahan
kelurahan.
2. melaksanakan kewenangan pemerintahan yang dilimpahkan oleh Walikota
untuk menangani sebagian urusan otonomi daerah yang meliputi aspek :
a. perizinan;
b. rekomendasi;
c. koordinasi;
d. pembinaan;
e. pengawasan;
f. fasilitasi;
g. penetapan;
h. penyelenggaraan; dan
i. kewenangan lain yang dilimpahkan.
Fungsi:
a. perumusan kebijakan teknis sesuai dengan lingkup tugas bidang tata
pemerintahan, pemberdayaan masyarakat dan kelurahan, ketenteraman
dan ketertiban umum, pelayanan umum, perekonomian dan
pembangunan;
b. penyelenggaraan bidang tata pemerintahan, pemberdayaan masyarakat
dan kelurahan, ketenteraman dan ketertiban umum, pelayanan umum,
perekonomian dan pembangunan;
c. pembinaan dan pelaksanaan tugas bidang tata pemerintahan,
pemberdayaan masyarakat dan kelurahan, ketenteraman dan ketertiban
umum, pelayanan umum, perekonomian dan pembangunan; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
27. Kelurahan mempunyai tugas pokok Kelurahan mempunyai tugas pokok
menyelenggarakan urusan pemerintahan, pembangunan, kemasyarakatan dan
melaksanakan urusan Pemerintahan yangdilimpahkan oleh Walikota serta
mempunyai tugas:
a. pelaksanaan kegiatan pemerintahan kelurahan;
Laporan Kinerja Pemerintah Daerah Kota Cirebon Tahun 2016
27
b. pemberdayaan masyarakat;
c. pelayanan masyarakat;
d. penyelenggaraan ketenteraman dan ketertiban umum;
e. pemeliharaan prasarana dan fasilitas pelayananumum; dan
f. pembinaan lembaga kemasyarakatan.
Fungsi:
a. perumusan kebijakan teknis sesuai dengan lingkup tugas bidang
pemerintahan, pelayanan umum, kesejahteraan rakyat dan kemasyarakatan,
perekonomian dan pembangunan;
b. penyelenggaraan bidang pemerintahan, pelayanan umum, kesejahteraan
rakyat dan kemasyarakatan, perekonomian dan pembangunan;
c. pembinaan dan pelaksanaan tugas bidang pemerintahan, pelayanan umum,
kesejahteraan rakyat dan kemasyarakatan, perekonomian dan
pembangunan; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas
dan fungsinya.
D. INOVASI LAKIP PEMERINTAH KOTA CIREBON
1. Peraturan Walikota Cirebon Nomor 15 Tahun 2016 tentang Pedoman
Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah di Lingkungan
Pemerintah Kota Cirebon;
2. Peraturan Walikota Cirebon Nomor 16 Tahun 2016 tentang Penyusunan
Rencana Kerja Tahunan, Penetapan Kinerja, Pelaporan Kinerja, Tata Cara
Riviue Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah di Lingkungan
Pemerintah Kota Cirebon
3. Peraturan Walikota Cirebon Nomor 17 Tahun 2016 tentang Petunjuk
Pelaksana Evaluasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah di
Lingkungan Pemerintah Kota Cirebon.
4. e-LAKIP
Laporan Kinerja Pemerintah Daerah Kota Cirebon Tahun 2016
28
Laporan Kinerja Pemerintah Daerah Kota Cirebon Tahun 2016
29
BAB II
PERENCANAAN DAN
PERJANJIAN KINERJA
Pelaksanaan urusan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah Kota
Cirebon dilaksanakan dengan memperhatikan perencanaan strategis sebagaimana
yang tertuang di dalam Peraturan Daerah Kota Cirebon Nomor 7 Tahun 2013
tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Cirebon
Tahun 2013-2018 yang kemudian diubah menjadi Peraturan Daerah Kota Cirebon
Nomor 11 Tahun 2015 tentang Perubahan Peraturan Daerah Kota Cirebon Nomor
7 Tahun 2013 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Kota Cirebon Tahun 2013-2018 serta Peraturan Walikota Cirebon Nomor 5 Tahun
2014 tentang Penetapan Indikator Kinerja Utama (IKU) Pemerintah Kota Cirebon
Tahun 2014-2018.
Adapun Perjanjian Kinerja Pemerintah Kota Cirebon adalah sebagaimana
tabel di bawah ini:
Tabel 2. 1
Perjanjian Kinerja Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2016
No. SASARAN
STRATEGIS
INDIKATOR KINERJA TARGET
1.1.1 Meningkatkan
implementasi nilai
keimanan dan
ketakwaan pada aparatur
pemerintahan
Rasio SKPD yang
melaksanakan kegiatan
keagamaan secara rutin tiap
bulan dibagi seluruh SKPD
100%
75%
1.2.1 Meningkatnya kualitas
sarana dan prasarana
keagamaan
Rasio sarana dan prasarana
peribadatan yang
memperoleh bandang
dibandingkan dengan
jumlah sarana dan prasarana
peribadatan
85%
1.2.2 Terwujudnya prestasi
kota Cirebon dalam
bidang keagamaan
Prestasi lomba keagamaan 6
besar tingkat provinsi
Peringkat 7
tingkat
provinsi
Laporan Kinerja Pemerintah Daerah Kota Cirebon Tahun 2016
30
No. SASARAN
STRATEGIS
INDIKATOR KINERJA TARGET
1.2.3 Terwujudnya suasana kerukunan hidup antar
umat beragama yang
harmonis dan saling
menghargai terhadap
ajaran agamanya
masing-masing
Tidak ada kasus konflik yang bernuansa agama
0 kasus
2.1.1 Terwujudnya aparatur
daerah yang memiliki
integritas dan
profesional
Rasio SDM yang memenuhi
standar kompetensi jabatan
75%
Menurunnya kasus
pelanggaran disiplin PNS
sebanyak 20% per tahun
4 kasus/1000
PNS
2.1.2 Terwujudnya tertib
administrasi keuangan
SKPD
Opini penilaian BPK
terhadap keuangan dan aset
daerah menuju WTP di 2018
WTP
2.1.3 Terwujudnya tertib
administrasi
perencanaan SKPD
Meningkatnya kesesuaian
APBD dengan dokumen
perencanaan 100%
100%
2.1.4 Terwujudnya tertib
administrasi kearsipan
daerah
Meningkatnya jumlah
SKPD yang tertib
administrasi kearsipan
14/70
Meningkatnya arsip vital
dan arsip statis dari 530
arsip menjadi 1.060 arsip
110 berkas
2.1.5 Terwujudnya pelayanan
prima dalam perijinan
Indeks kepuasan
masyarakat dalam
pelayanan perijinan 95%
83 poin
2.1.6 Meningkatnya
pertumbuhan nilai
investasi
Meningkatnya nilai
investasi di kota Cirebon
PMA (325
M)
PMDN
(510M)
2.1.7 Terwujudnya pelayanan
administrasi
kependudukan
Indeks kepuasan
masyarakat dalam
pelayanan administrasi
kependudukan 90%
85 poin
2.2.2 Terwujudnya sarana dan
prasarana organisasi
perangkat daerah yang
representatif
Jumlah bangunan gedung
pemerintahan dalam kondisi
baik
78%
2.3.1 Terwujudnya hubungan
pemerintahan dan
masyarakat yang
harmonis
Meningkatnya indeks
kepuasan masyarakat
terhadap kinerja
pemerintahan
78 poin
Laporan Kinerja Pemerintah Daerah Kota Cirebon Tahun 2016
31
No. SASARAN
STRATEGIS
INDIKATOR KINERJA TARGET
2.3.3 Tercapainya kesepakatan penetapan
batas daerah dengan
kabupaten cirebon
Seluruh titik koordinat pilar batas utama (PBU)
disepakati 100%
2.2.1 Terwujudnya kesesuaian
struktur dan tata laksana
SKPD
jumlah SKPD yang disusun
kebijakan peta jabatan,
standar kompetensi,
ketatalaksanaan 100% di
2018
90%
2.3.1 Terwujudnya hubungan
pemerintah dan
masyarakat yang
harmonis
Meningkatnya indeks
kepuasan masyarakat
terhadap kinerja pemerintah
sebesar 95%
85 poin
2.3.2 Tercapainya
kesepakatan penetapan
batas daerah dengan
kabupaten Cirebon
Seluruh titik koordinat Pilar
Batas Utama (PBU)
disepakati 100%
0 titik
2.4.1 Terwujudnya penataan
sistem manajemen dan
proses kinerja di
lingkungan pemerintah
kota dengan
mengoptimalisasi
pemanfaatan teknologi
informasi
Terwujudnya peraturan
tentang E-Government
100%
92% (1
peraturan e-
government)
Terpenuhinya infrastruktur
teknologi informasi dan
komunikasi sebagai
penunjang pelaksanaan
kinerja aparatur 100%
42 sistem
yang
terbangun
3.1.1 Terwujudnya persatuan
dan kesatuan dalam ke-
Bhineka Tunggal Ika-an
Menurunnya kejadian
kriminalitas ras dan agama 0
kasus
0 kasus
3.2.1 Terwujudnya
masyarakat yang sadar
hukum
Menurunnya rasio angka
kriminalitas dibanding
jumlah penduduk
20%
Menurunnya jumlah lokasi
rawan ketertiban umum
15% setiap tahun dari 45
titik
30 titik
3.4.1 Terwujudnya RW K-3 Proporsi RW yang
memenuhi kategori K-3
sebanyak 50%
30%
Laporan Kinerja Pemerintah Daerah Kota Cirebon Tahun 2016
32
No. SASARAN
STRATEGIS
INDIKATOR KINERJA TARGET
3.5.1 Menurunnya titik rawan kemacetan dan
kecelakaan
Menurunnya jumlah titik rawan kemacetan dan
kecelakaan
8 titik rawan kemacetan
dan 4 titik
rawan
kecelakaan
3.6.1 Tertatanya sektor
informal
Rasio jumlah PKL yang
menempati lokasi di luar
ketentuan/ dibagi jumlah
PKL seluruhnya
52%
3.7.1 Meningkatnya daya
tanggap terhadap
bencana
Tingkat waktu tanggap
kejadian dan waktu tanggap
darurat bencana
Tingkat
waktu
kejadian
bencana 10
menit dan
waktu
tanggap
darurat
bencana 7
hari
4.1.1 Terbukanya kesempatan
yang luas bagi
masyarakat untuk
mengenyam pendidikan
Meningkatnya lama harapan
sekolah pada usia maksimal
18 tahun
16tahun
Rata-rata lama sekolah (13
tahun)
12 tahun
4.2.1. Meningkatnya indeks
kesehatan masyarakat
BOR (%) 81,44
LOS (hari) 4,35
TOI (hari) 1,16
BTO (kali) 39,32
NDR (kematian 48
jam/1000)
23,75‰
GDR (kematian kasar/1000) 54,67‰
Survei kepuasan
pasien/pelanggan
80%
KK ber-PHBS (%) 65%
Angka kematian ibu 3 orang
Gizi buruk
Laporan Kinerja Pemerintah Daerah Kota Cirebon Tahun 2016
33
No. SASARAN
STRATEGIS
INDIKATOR KINERJA TARGET
4.3.1. Terwujudnya prestasi olah raga di tingkat
provinsi
Meraih posisi 10 besar tingkat provinsi di tahun
2018
4.4.1. Meningkatnya jumlah
pusaka budaya yang
dilestarikan
Rasio keaktifan kelompok
seni budaya 50% di tahun
2018 dari 30% di tahun
2012
40%
Jumlah pusaka budaya yang
ditetapkan 80 jenis (72
bangunan cagar budaya di
tahun 2012)
76 jenis
4.5.1. Meningkatnya indeks
daya beli masyarakat
Indeks daya beli masyarakat 63,94
Meningkatnya kunjungan
wisatawan lokal dan
mancanegara 25% tahun
2018
409.367
orang
4.6.1. Menurunnya jumlah KK
miskin
Rasio KK miskin
dibandingkan dengan KK
kota
27,09%
4.7.1. Menurunnya kasus
kekerasan terhadap
perempuan dan anak
Menurunnya kasus 59 kasus
4.8.1. Tercapainya
peningkatan penanganan
masalah kesejahteraan
sosial (PMKS)
Jumlah peningkatan
penanganan PMKS 5% pada
tahun 2018
1% (737
orang)
4.9.1. Terpenuhinya
kesetaraan gender
Rasio gender di atas 30%
perempuan
36%
5.1.1. Meningkatnya proporsi
pembiayaan
pembangunan yang
berasal dari musrenbang
kecamatan
Persentase kenaikan nilai
musrenbang kecamatan
yang diakomodir dalam
APBD sebanyak 5% sampai
akhir tahun 2018
(kumulatif)
3,6%
5.1.2. Meningkatnya nilai
swadaya masyarakat
dalam stimulan/ bantuan
RW
Prosentase swadaya
masyarakat sebesar 10%
terhadap jumlah bantuan
RW
7,2%
6.1.1. Meningkatnya luasan
dan kualitas ruang
terbuka hijau publik dan
privat serta areal
Luas ruang terbuka hijau
publik menuju 10% pada
akhir tahun 2018
9,48%
Laporan Kinerja Pemerintah Daerah Kota Cirebon Tahun 2016
34
No. SASARAN
STRATEGIS
INDIKATOR KINERJA TARGET
6.1.2. Terjaganya kelestarian fungsi lingkungan hidup
Meningkatnya kualitas dan akses informasi SDA dan
LH (rata-rata outcome)
86,5%
Air sungai (lokasi)
meningkatnya pelayanan
konservasi SDA (rata-rata
outcome)
60%
Meningkatnya peran serta
masyarakat dalam
pengelolaan lingkungan
hidup (rata-rata outcome)
59,20%
6.1.3. Meningkatnya
pengelolaan sampah dan
sumber sampah secara
terpadu dan berwawasan
lingkungan serta
peningkatan kapasitas
TPA
Cakupan wilayah layanan
kebersihan dan
pengangkatan persampahan
sebanyak 80%
76%
6.2.1. Tersedianya kualitas
jaringan jalan dan
jembatan yang
mendukung akselerasi
pergerakan masyarakat
Proporsi jalan dalam kondisi
baik 100%
98,74%
Proporsi jumlah jembatan
kondisi baik 100%
96%
6.2.2.
Tersedianya sistem
jaringan drainase yang
tertata dengan baik
dalam mendukung upaya
pengendalian banjir, dan
dampak perubahan iklim
Berkurangnya titik rawan
genangan banjir 18 titik
menjadi 10 titik
14 titik
6.2.3.
Tersedianya sistem
pengelolaan jaringan air
limbah domestik secara
optimal
Cakupan pelayanan air
limbah domestik
96%
Jumlah jamban dan
septitank 76,45% (65.766
rumah tangga)
71,87%
6.2.4. Tersedianya sistem
pengelolaan air minum
Cakupan pelayanan air
minum sebanyak 80%
76%
6.3.1. Terlaksananya
pengendalian
pemanfaatan ruang kota
yang konsisten
Tingkat pelanggaran tata
ruang menurun 0 kasus
14 kasus
Laporan Kinerja Pemerintah Daerah Kota Cirebon Tahun 2016
35
No. SASARAN
STRATEGIS
INDIKATOR KINERJA TARGET
6.4.1. Meningkatnya kualitas lingkungan perumahan
Berkurangnya kawasan lingkungan permukiman
kumuh menjadi 0,46%
70,09 Ha (1,84%)
6.4.2. Menurunnya jumlah
rumah tidak layak huni
Menurunnya jumlah rumah
tidak layak huni
17.136rumah
6.4.3. Tersedianya sistem
transportasi perkotaan
yang terpadu dan
memadai untuk
melayani pergerakan
orang dan barang
Cakupan wilayah pelayanan
angkutan umum
86%
Laporan Kinerja Pemerintah Daerah Kota Cirebon Tahun 2016
36
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
A. CAPAIAN KINERJA ORGANISASI
engukuran kinerja digunakan untuk menilai keberhasilan dan
kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program, sasaran
yang telah ditetapkan dalam rangka mewujudkan visi dan misi pemerintah kota
cirebon. setiap akhir tahun setiap instansi melakukan pengukuran pencapaian target
kinerja yang ditetapkan dalam dokumen perjanjian kinerja. Hasil dari pengukuran
kinerja tersebut dituangkan dalam Laporan Kinerja Pemerintah Kota Cirebon.
Pengukuran kinerja dalam Laporan Kinerja Pemerintah Kota Cirebon tahun
2016 didasarkan kepada pengukuran dan evaluasi pelaksanaan atas perjanjian
kinerja pemerintah kota cirebon tahun 2016 yang telah ditetapkan sebelumnya dan
merupakan implementasi dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) Kota Cirebon 2013-2018 yang kemudian diubah dengan Peraturan
Daerah Kota Cirebon nomor 11 Tahun 2015 tentang Perubahan Atas Peraturan
Daerah Kota Cirebon Nomor 7 Tahun 2013 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD) Kota Cirebon Tahun 2013-2018.
Guna mempermudah interpretasi atas pencapaian indikator kinerja sasaran
Pemerintah Daerah Kota Cirebon tersebut digunakan skala nilai peringkat
kinerjayang mengacu pada formulir Tabel VII-C dalam Peraturan Menteri
DalamNegeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan
PemerintahNomor 8 Tahun 2008 Tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan,
Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah sebagai
berikut:
P
Laporan Kinerja Pemerintah Daerah Kota Cirebon Tahun 2016
37
Tabel 3. 1 Tabel Skala Nilai Peringkat Kinerja
No. Interval Nilai Realisasi Kinerja Kriteria Penilaian Realisasi Kinerja
1. 91≥ Sangat tinggi
2. 76 ≤ 90 Tinggi
3. 66 ≤ 75 Sedang
4. 51 ≤ 65 Rendah
5. ≤ 50 Sangat rendah
Ringkasan pengukuran kinerja pemerintah kota cirebon tahun 2016 selengkapnya
dapat dilihat pada tabel 3.2 sebagai berikut:
Laporan Kinerja Pemerintah Daerah Kota Cirebon Tahun 2016
38
Tabel 3. 2 Pengukuran Capaian Kinerja berdasarkan Perjanjian Kinerja Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2016
No. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI %
CAPAIAN
Misi ke-1 “Mewujudkan aparatur pemerintahan dan masyarakat Kota Cirebon yang religius
1.1.1 Meningkatkan implementasi nilai keimanan
dan ketakwaan pada aparatur pemerintahan
Rasio SKPD yang
melaksanakan kegiatan
keagamaan secara rutin tiap
bulan dibagi seluruh SKPD
100%
75% 28% 37,33%
1.2.1 Meningkatnya kualitas sarana dan prasarana
keagamaan
Rasio tempat ibadah yang
memperoleh bantuan sarana
dan prasarana dibandingkan
dengan tempat ibadah yang
mengusulkan batuan sarana dan
prasarana
85% 58,33% 68,62%
1.2.2. Terwujudnya prestasi kota cirebon dalam
bidang keagamaan
Prestasi lomba keagamaan 6
bisa tingkat provinsi
Peringkat 7
tingkat
provinsi
Peringkat 19 0
1.2.3. Terciptanya suasana kerukunan hidup antar
umat beragama yang harmonis dan saling
menghargai terhadap ajaran agamanya
masing-masing
Tidak adanya kasus konflik
yang bernuansa keagamaan
0 kasus 0 kasus 100%
Misi ke-2 “Meningkatkan integritas dan profesionalisme aparatur serta merevitalisasi kelembagaan yang efektif dan efisien menuju tata
pemerintahan yang baik, amanah, bersih dan bebas dari KKN
Laporan Kinerja Pemerintah Daerah Kota Cirebon Tahun 2016
39
No. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI %
CAPAIAN
2.1.1. Terwujudnya aparatur daerah yang memiliki
integritas dan profesional
Rasio SDM yang memenuhi
standar kompetensi jabatan
75% 74% 98,67%
Menurunnya kasus pelanggaran disiplin PNS sebanyak 20% per
tahun
4 kasus/1000 PNS
4 kasus/1000 PNS
100%
2.1.2. Terwujudnya tertib administrasi keuangan daerah SKPD
Opini penilaian BPK terhadap keuangan dan aset daerah
menuju WTP di 2018
WTP WDP 0
2.1.3. Terwujudnya tertib administrasi perencanaan
SKPD
Meningkatnya kesesuaian
APBD dengan dokumen
perencanaan 100%
100% 100% 100%
2.1.4. Terwujudnya tertib administrasi kearsipan
daerah
Meningkatnya jumlah SKPD
yang tertib administrasi
kearsipan
14/70 42/70 33%
Meningkatnya arsip vital dan
arsip statis dari 530 arsip
menjadi 1060 arsip
110 berkas 114 berkas 103,64%
2.1.5. Terwujudnya pelayanan prima dalam perijinan Indeks kepuasan masyarakat
dalam perijinan 90%
85 poin 71,4 poin 86,02%
2.1.6. Meningkatnya pertumbuhan nilai investasi Meningkatnya nilai investasi di
kota cirebon
PMA (325
M)
PMDN (510
M)
PMDN
(1.357.254.21
4.039)
PMA: 0
PMDN:266%
Laporan Kinerja Pemerintah Daerah Kota Cirebon Tahun 2016
40
No. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI %
CAPAIAN
2.1.7. Terwujudnya pelayanan administrasi
kependudukan
Indeks kepuasan masyarakat
dalam pelayanan administrasi
kependudukan
85 poin 71,4 poin 84%
2.2.2. Terwujudnya sarana dan prasaran organisasi
perangkat daerah yang representatif
Jumlah bangunan gedung
pemerintahan dalam kondisi
baik
78% 100% 128,21%
2.3.1. Terwujudnya hubungan pemerintahan dan
masyarakat yang harmonis
Meningkatnya indeks kepuasan
masyarakat terhadap kinerja
pemerintahan
78 poin n/a
2.3.2. Tercapainya kesepakatan penetapan batas
daerah dengan kabupaten cirebon
Seluruh titik koordinat pilar
batas utama (PBU) disepakati
100%
0 titik 0 titik 100%
2.4.1. Terwujudnya penataan sistem manajemen dan
proses kinerja di lingkungan pemerintah kota
dengan mengoptimasikan pemanfaatan
teknologi informasi
Tersedianya peraturan tentang
e-government 100%
92% (1
peraturan e-
government)
n/a
Terpenuhinya infrastruktur
teknologi dan komunikasi
sebagai penunjang pelaksanaan
kinerja aparatur 100%
42 sistem
yang
terbangun
28 sistem
yang
terbangun
66,67%
Misi ke-3 “Meningkatkan kualitas keamanan dan ketertiban umum”
3.1.1. Terwujudnya persatuan dan kesatuan dalam
ke-bhineka tunggal ika-an
Menurunnya kejadian
kriminalitas karena ras dan
agama 0 kasus
0 kasus 0 kasus 100%
Laporan Kinerja Pemerintah Daerah Kota Cirebon Tahun 2016
41
No. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI %
CAPAIAN
3.2.1. Terwujudnya masyarakat yang sadar hukum Menurunnya rasio angka
kriminalitas dibanding jumlah
penduduk
20% n/a
Menurunnya jumlah lokasi
rawan ketertiban umum 15%
setiap tahun dari 45 titik
30 titik n/a
3.4.1. Terwujudnya RW K-3 Proporsi RW yang memenuhi
kategori K-3 sebanyak 50%
30% n/a
3.5.1. Menurunnya titik rawan kemacetan dan
kecelakaan
Menurunnya jumlah titik
rawan kemacetan dan daerah
rawan kecelakaan
8 titik rawan
kemacetan
dan 4 titik
rawan
kecelakaan
3.6.1. Tertatanya sektor informal
Rasio jumlah PKL yang
menempati lokasi di luar
ketentuan dibagi/jumlah PKL
seluruhnya 40%
52% 33,91% 65,21%
Laporan Kinerja Pemerintah Daerah Kota Cirebon Tahun 2016
42
No. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI %
CAPAIAN
3.7.1. Meningkatnya daya tanggap terhadap bencana Tingkat waktu tanggap
kejadian bencana dan waktu
tanggap darurat bencana
Tingkat
waktu
tanggap
kejadian
bencana 10
menit dan
waktu
tanggap
darurat
bencana 7
hari
Tingkat
waktu
tanggap
kejadian
bencana 10
menit dan
waktu
tanggap
darurat
bencana 7
hari
100%
Misi ke-4 “Meningkatkan kualitas sumber daya kota cirebon dalam bidang pendidikan, kesehatan dan ekonomi
untuk kesejahteraan masyarakat”
4.1.1. Terbukanya kesempatan yang luas bagi
masyarakat untuk mengenyam pendidikan
Meningkatnya lama harapan
sekolah pada usia maksimal 18
tahun
16 tahun Data dari
BPS
Data dari
BPS
Rata-rata lama sekolah 12 tahun Data dari
BPS
Data dari
BPS
4.2.1. Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat BOR (%) 81,44 70,66 86,76%
LOS (hari) 4,35 4,42 101,61%
TOI (hari) 1,16 1,82 156,89%
BTO (hari) 39,32 58,89 149,77%
Laporan Kinerja Pemerintah Daerah Kota Cirebon Tahun 2016
43
No. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI %
CAPAIAN
NDR (kematian 48 jam/1000) 23,75‰ 52 218,95%
GDR (kematian kasar/1000) 54,67‰ 70 128,04%
Survei kepuasan
pasien/pelanggan
80% - -
KK ber-PHBS (%) 65% 64,97% 99,95%
Angka kematian ibu 3 orang 1 orang
Gizi buruk
Laporan Kinerja Pemerintah Daerah Kota Cirebon Tahun 2016
44
No. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI %
CAPAIAN
Jumlah pusaka budaya yang
ditetapkan 80 jenis (72
bangunan cagar budaya di
tahun 2012)
76 jenis 76 jenis 100%
4.5.1. Meningkatnya indeks daya beli masyarakat Indeks daya beli masyarakat 63,94 Data dari
BPS
Data dari
BPS
Meningkatnya kunjungan
wisatawan lokal dan
mancanegara 25% tahun 2018
409.367
orang
831.152
orang
203,03%
4.6.1. Menurunnya jumlah KK miskin Rasio KK miskin dibandingkan
dengan KK kota
27,09% Data dari
BPS
Data dari
BPS
4.7.1. Menurunnya kasus kekerasan terhadap
perempuan dan anak
Menurunnya kasus 59 n/a
4.8.1. Tercapainya peningkatan penanganan
masalah kesejahteraan sosial (PMKS)
Jumlah peningkatan
penanganan PMKS 5% pada
tahun 2018
1% (737
orang)
123 orang 16,69%
4.9.1. Terpenuhinya kesetaraan gender
Rasio gender di atas 30%
perempuan
36% 0 0
Misi ke-5 “Meningkatnya peran serta masyarakat dalam pembangunan”
5.1.1. Meningkatnya proporsi pembiayaan
pembangunan yang berasal dari musrenbang
kecamatan
Persentase kenaikan nilai
musrenbang yang diakomodir
dalam APBD sebanyak 5%
3,6% n/a n/a
Laporan Kinerja Pemerintah Daerah Kota Cirebon Tahun 2016
45
No. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI %
CAPAIAN
sampai akhir tahun 2018
(kumulatif)
5.1.2. Meningkatnya nilai swadaya masyarakat
dalam stimulan/ bantuan RW
Persentase swadaya
masyarakat sebesar 10%
terhadap jumlah bantuan RW
7,2% n/a n/a
Misi ke-6 “Meningkatkan kualitas keseimbangan dan pelestarian lingkungan hidup”
6.1.1. Meningkatnya luasan dan kualitas ruang
terbuka hijau publik dan privat serta areal
Meningkatnya luas ruang
terbuka hijau publik menuju
12%
9,48% n/a n/a
6.1.2. Terjaganya kelestarian fungsi lingkungan
hidup
Meningkatnya kualitas dan
akses informasi SDA dan LH
(rata-rata outcome)
86,50% 79,5 91,91%
Air sungai (lokasi)
meningkatnya pelayanan
konservasi SDA (rata-rata
outcome)
60% 60% 100%
Meningkatnya peran serta
masyarakat dalam pengelolaan
lingkungan hidup (rata-rata
outcome)
59,2% 58,2% 98,31%
Prosentase ketaatan pelaku
usaha terhadap baku mutu
lingkungan % (jumlah pelaku
76,50% 76,36% 99,82%
Laporan Kinerja Pemerintah Daerah Kota Cirebon Tahun 2016
46
No. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI %
CAPAIAN
usaha yang taat terhadap baku
mutu lingkungan dibagi jumlah
pelaku usaha yang dipantau di
kali 100%)
6.1.3. Meningkatnya pengelolaan sampah dan
sumber sampah secara terpadu dan
berwawasan lingkungan serta peningkatan
kapasitas TPA
Cakupan wilayah layanan
kebersihan dan pengangkatan
persampahan sebanyak 80%
76% n/a
6.2.1. Tersedianya kualitas jaringan jalan dan
jembatan yang mendukung akselerasi
pergerakan masyarakat
Proporsi jalan dalam kondisi
baik 100%
98,74% 89,44% 90,58%
Proporsi jumlah jembatan
kondisi baik 100%
96% 92,52% 96,38%
6.2.2. Tersedianya sistem jaringan drainase yang
tertata dengan baik dalam mendukung upaya
pengendalian banjir dan dampak perubahan
iklim
Berkurangnya titik rawan
genangan banjir dari 18 titik
menjadi 10 titik
14 titik 2 titik 14,29%
6.2.3. Tersedianya sistem pengelolaan jaringan air
limbah domestik secara optimal
Cakupan pelayanan air limbah
domestik
96% 100% 104,17%
Jumlah jamban dan septiktank
76,45% (65.766 rumah tangga)
71,87% 87,73 122,07%
6.2.4. Tersedianya sistem pengelolaan air minum Cakupan pelayanan air minum
perpipaan
76% 0 0
Laporan Kinerja Pemerintah Daerah Kota Cirebon Tahun 2016
47
No. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI %
CAPAIAN
6.3.1. Terlaksananya pengendalian pemanfaatan
ruang kota yang konsisten
Tingkat pelanggaran tata ruang
menurun 0 kasus
14 kasus 10 kasus
6.4.1. Meningkatnya kualitas lingkungan perumahan Berkurangnya kawasan
lingkungan permukiman
kumuh menjadi 0,46%
70,09 Ha
(1,84%)
59,6 Ha 85,03%
6.4.2. Menurunnya jumlah rumah tidak layak huni Menurunnya jumlah rumah
tidak layak huni
17.576 rumah 15.565 rumah 90,83%
6.4.3 Tersedianya sistem transportasi perkotaan
yang terpadu dan memadai untuk melayani
pergerakan orang dan barang
Cakupan wilayah pelayanan
angkutan umum
86% 80% 93,02%
Laporan Kinerja Pemerintah Daerah Kota Cirebon Tahun 2016
48
B. EVALUASI DAN ANALISIS CAPAIAN KINERJA
Adapun evaluasi dan analisis tingkat capaian kinerja berdasarkan sasaran
yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Daerah Kota Cirebon sebagaimana tertuang
dalam perjanjian kinerja Pemerintah Daerah Kota Cirebon tahun 2016 adalah
sebagai berikut:
Pencapaian misi ke-1 dapat diketahui dengan pencapaian sasaran dan indikator
sebagai berikut:
Pencapaian sasaran strategis ke-1, dilaksanakan dengan strategi
pelaksanaan kegiatan keagamaan, pengawasan perilaku, sanksi dan pelibatan
masyarakat dalam peningkatan kualitas akhlak dan moral aparatur, dengan arah
kebijakan mewajibkan instansi pemerintah untuk melaksanakan kegiatan
keagamaan, menyusun pedoman pemberian sanksi, operasi rutin PNS di tempat-
tempat hiburan dan membuka kotak pengaduan masyarakat terhadap perilaku PNS.
Untuk mengukur sasaran strategis ke-1 terdapat 1 indikator sasaran.
Sebagaimana tersaji pada tabel 3.3. berikut di bawah ini.
Tabel 3. 3 Target dan Realisasi Sasaran ke-1
INDIKATOR KINERJA SATUAN
TAHUN 2016 CAPAIAN
INDIKATOR
SASARAN TARGET REALISASI
Rasio SKPD yang
melaksanakan kegiatan
keagamaan secara rutin tiap
bulan dibagi seluruh SKPD
100%
% 75 28
37,33%
(sangat
rendah)
Sumber: LKIP Badan Kepegawaian dan Diklat Kota Cirebon Tahun 2016
Misi ke-1:Mewujudkan aparatur pemerintahan dan masyarakat kota Cirebon
yang religius
Sasaran Strategis ke-1 Meningkatkan Implementasi Nilai Keimanan Dan Ketakwaan Pada
Aparatur Pemerintahan
Laporan Kinerja Pemerintah Daerah Kota Cirebon Tahun 2016
49
Berdasarkan tabel tersebut di atas pada sasaran ke-1 ini capaian indikator
sasaran tersebut sangat rendah (37,33%). Berdasarkan hasil laporan kinerja badan
kepegawaian, pendidikan dan pelatihan kota cirebon tahun 2016, belum
semuaSKPD yang ada di pemerintah daerah kota cirebon melaksanakan pengajian
rutin bulanan.
Dalam rangka mendukung pencapaian indikator sasaran ini, Pemerintah
Daerah Kota Cirebon telah merencanakan program dan kegiatan sebagai berikut:
Program: Peningkatan kualitas religius aparatur, dengan kegiatan:
a. Pembinaan rohani aparatur pemerintahan dan masyarakat kota cirebon.
(sekretariat Daerah).
b. Trainning ESQ. (Badan Kepegawaian dan Pendidikan Pelatihan).
c. Belajar baca, tulis dan terjemahan Al-Quran. (Kecamatan Pekalipan).
d. Pembinaan rohani aparatur (Kecamatan Harjamukti).
Pencapaian sasaran strategis ke-2, dilaksanakan dengan strategi
peningkatan pemberian bantuan kepada sarana peribadatan melalui hibah dan
bantuan sosial serta kegiatan keagamaan, dengan arah kebijakan meningkatkan
pemahaman pengurus masjid atau RW terhadap mekanisme hibah dan bantuan
sosial serta pelibatan pengurus masjid dalam kegiatan perayaan hari-hari besar
keagamaan. Untuk mengukur sasaran strategis ke-2 terdapat 1 indikator sasaran.
Sebagaimana tersaji pada tabel 3.4. berikut di bawah ini
Tabel 3.4 Target dan Realisasi Sasa