166
PEMERINTAH DAERAH KOTA CIREBON Jalan Siliwangi Nomor 84 Kota Cirebon LAPORAN KINERJA INTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016

LAPORAN KINERJA INTANSI PEMERINTAh Tahun 2016 · Laporan Kinerja Pemerintah Daerah Kota Cirebon Tahun 2016 2 (masukan) dari program akan tetapi lebih ditekankan kepada keluaran, proses,

  • Upload
    others

  • View
    8

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • PEMERINTAH DAERAH KOTA CIREBON Jalan Siliwangi Nomor 84 Kota Cirebon

    LAPORAN KINERJA INTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016

  • Laporan Kinerja Pemerintah Daerah Kota Cirebon Tahun 2016

    i

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur ke hadirat Allah SWT, yang telah

    melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya,

    sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan

    Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Kota

    Cirebon Tahun 2016, sebagaimana

    diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor

    28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan

    Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi,

    Kolusi dan Nepotisme, Peraturan Pemerintah

    Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan

    Keuangan dan Kinerja Pemerintah serta Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014

    tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.

    Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Cirebon ini disusun dalam

    rangka mewujudkan pertanggungjawaban kinerja yang telah dilakukan Pemerintah

    Daerah selama kurun waktu 1 (satu) tahun. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah

    ini, memuat informasi tentang penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan

    kebijakan program dan kegiatan serta pencapaian sasaran dalam mewujudkan

    tujuan, misi dan visi pemerintah Kota Cirebon yaitu: “TERWUJUDNYA KOTA

    CIREBON SEBAGAI KOTA YANG RELIGIUS, AMAN, MAJU DAN

    ASPIRATIF (RAMAH) PADA TAHUN 2018” sesuai yang tertuang dalam

    Peraturan Daerah Kota Cirebon Nomor 7 Tahun 2013 tentang Rencana

    Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Cirebon Tahun 2013-2018

    yang kemudian diubah menjadi Peraturan Daerah Kota Cirebon Nomor 11 Tahun

    2015 tentang Perubahan Peraturan Daerah Kota Cirebon Nomor 7 Tahun 2013

    tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Cirebon

    Tahun 2013-2018.

    Upaya untuk mewujudkan tujuan, visi dan misi tersebut tentulah tidak

    lepas dari kerjasama dan kerja keras berbagai pihak serta bersama-sama

    menghadapi rintangan dan tantangan yang harus dihadapi dalam rangka

  • Laporan Kinerja Pemerintah Daerah Kota Cirebon Tahun 2016

    ii

    meningkatkan kinerja birokrasi Pemerintah Kota Cirebon yang efesien, efektif,

    akuntabel dan transparan serta penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan

    bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme.

    Akhir kata semoga Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Cirebon

    Tahun 2016 ini bermanfaat dan dapat digunakan sebagai masukan bagi pengelolaan

    dan penataan serta peningkatan kinerja dalam peneyelenggaran pemerintahan,

    pembangunan dan pelayanan prima kepada masyarakat. Mudah-mudahan segala

    harapan tersebut mendapat ridho dan petunjuk dari Allah SWT, Aamiin.

    Cirebon, Maret 2017

    WALIKOTA CIREBON,

    Drs. NASRUDIN AZIS, SH.

  • Laporan Kinerja Pemerintah Daerah Kota Cirebon Tahun 2016

    iii

    DAFTAR ISI

    KATA PENGANTAR ............................................................................................. i

    DAFTAR ISI ........................................................................................................ iii

    BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

    A. Latar Belakang ................................................................................................. 1

    B. Maksud dan Tujuan .......................................................................................... 3

    C. Gambaran Umum Kota Cirebon ...................................................................... 3

    D. Inovasi LAKIP Pemerintah Kota Cirebon ..................................................... 27

    BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA ................................ 29

    BAB III AKUNTABILITAS KINERJA ............................................................... 36

    A. Capaian Kinerja Organisasi ........................................................................... 36

    B. Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja ............................................................ 48

    C. Evaluasi dan Analisis Anggaran ..................................................................... 118

    BAB IV PENUTUP ............................................................................................ 160

  • Laporan Kinerja Pemerintah Daerah Kota Cirebon Tahun 2016

    1

    BAB 1

    PENDAHULUAN

    A. LATAR BELAKANG

    erselenggaranya tata kelola pemerintahan (good governance)

    merupakan prasyarat utama untuk dapat mewujudkan aspirasi

    masyarakat dalam mencapai tujuan dan cita-citanya. Dalam

    rangka itu, diperlukan pengembangan dan penerapan sistem pertanggung-jawaban

    yang tepat, jelas dan nyata sehingga penyelenggaraan pemerintahan dapat

    dilakukan secara berdayaguna dan berhasilguna. Perlunya sistem pertanggung-

    jawaban daerah atas segala proses tindakan-tindakan yang dibuat dalam rangka tata

    tertib menuju instrumen akuntabilitas daerah. Inilah bagian terpenting untuk ditata,

    yang pada akhirnya menjadi instrumen tata kelola pemerintahan.

    Perhatian pemerintah yang sungguh-sungguh dalam menanggulangi

    korupsi, kolusi dan nepotisme menjadi harapan masyarakat dalam mewujudkan

    pemerintahan yang bersih dan mampu menyediakan barang dan jasa serta

    pelayanan yang optimal. Kinerja instansi pemerintah akhir-akhir ini menjadi

    sorotan terutama sejak timbulnya iklim yang lebih demokratis dalam pemerintahan.

    Rakyat mulai mempertanyakan akan nilai yang mereka peroleh atas pelayanan yang

    dilakukan oleh instansi pemerintah.

    Selama ini pengukuran keberhasilan maupun kegagalan dari instansi

    pemerintah dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya sulit untuk dilakukan

    secara obyektif. Pengukuran kinerja suatu instansi hanya lebih ditekankan kepada

    kemampuan instansi tersebut dalam menyerap anggaran. Suatu instansi dikatakan

    berhasil melaksanakan tugas pokok dan fungsinya apabila dapat menyerap seratus

    persen anggaran pemerintah, walaupun hasil maupun dampak dari pelaksanaan

    program tersebut masih jauh di bawah standar. Untuk dapat mengetahui tingkat

    keberhasilan suatu instansi pemerintah, maka seluruh aktivitas instansi tersebut

    harus dapat diukur, dan pengukuran tersebut tidak semata-mata kepada input

    T

  • Laporan Kinerja Pemerintah Daerah Kota Cirebon Tahun 2016

    2

    (masukan) dari program akan tetapi lebih ditekankan kepada keluaran, proses,

    manfaat dan dampak.

    Sistem pengukuran kinerja yang merupakan elemen pokok dari laporan

    akuntabilitas instansi pemerintah akan mengubah paradigma pengukuran

    keberhasilan. Melalui pengukuran kinerja, keberhasilan suatu instansi pemerintah

    akan lebih dilihat dari kemampuan instansi tersebut, berdasarkan sumber daya yang

    dikelolanya sesuai dengan rencana yang telah disusun. Sistem akuntabilitas kinerja

    instansi pemerintah merupakan sistem manajemen pemerintahan berfokus pada

    peningkatan akuntabilitas yang berorientasi pada hasil (outcomes oriented). Dalam

    dunia birokrasi, akuntabilitas instansi pemerintah merupakan perwujudan

    kewajiban instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan atau

    kegagalan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi instansi yang bersangkutan.

    Penerapan manajemen pemerintahan berbasis kinerja pada dasarnya

    adalah mengubah paradigma para birokrat dari sistem yang birokratis ke arah sistem

    yang bertujuan untuk lebih mewira-usahakan birokrasi pemerintah, dengan kata

    lain transformasi sektor pemerintahan yang mengubah fokus akuntabilitas dari pada

    hasil (result oriented accountability) terutama berupa outcomes. Salah satu cara

    yang tepat untuk meningkatkan efektivitas pengelolaan manajemen pemerintahan

    adalah dengan melakukan reformasi pengelolaan dan pertanggungjawaban kinerja

    instansi pemerintah.

    Berbagai peraturan perundang-undangan yang saat ini telah mengharuskan

    penerapan manajemen berbasis kinerja, seperti Undang-Undang Nomor 17 Tahun

    2003 tentang Keuangan Negara, Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang

    Perbendaharaan Negara, Undang-Undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem

    Perencanaan Pembangunan Nasional, Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014

    tentang Pemerintahan Daerah, serta berbagai peraturan pelaksanaan lainnya.

    Sementara itu kondisi global serta tuntutan agar suatu instansi pemerintah mampu

    memberikan manfaat nyata bagi masyarakat juga mengharuskan pemerintah

    menerapkan manajemen pemerintahan yang lebih berorientasi pada hasil.

    Sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem

    Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah setiap instansi pemerintah diminta untuk

    menyampaikan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) sebagai perwujudan

  • Laporan Kinerja Pemerintah Daerah Kota Cirebon Tahun 2016

    3

    kewajiban suatu instansi pemerintah untuk mempertanggung-jawabkan

    keberhasilan/kegagalan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi organisasi serta

    pengelolaan sumber daya dan pelaksanaan kebijakan yang dipercayakan dalam

    mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan melalui alat

    pertanggungjawaban secara periodik setiap akhir tahun anggaran berdasarkan suatu

    sistem akuntabilitas yang memadai.

    B. MAKSUD DAN TUJUAN

    aporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) adalah perwujudan

    kewajiban suatu instansi pemerintah untuk mempertanggung-

    jawabkan keberhasilan/kegagalan pelaksanaan misi organisasi

    dalam mencapai tujuan-tujuan dan sasaran-sasaran yang telah ditetapkan melalui

    alat pertanggungjawaban secara periodik. Tujuan sistem akuntabilitas kinerja

    instansi pemerintah adalah untuk mendorong terciptanya akuntabilitas kinerja

    instansi pemerintah sebagai salah satu prasyarat untuk terciptanya tata kelola

    pemerintahanyang baik dan bersih.

    Dengan kata lain LKIP berperan sebagai alat kendali, alat penilai kerja dan

    alat pendorong terwujudnya tata kelola pemerintahan yang baik, dalam perspektif

    yang lebih luas, LKIP berfungsi sebagai media pertanggungjawaban instansi

    pemerintah kepada publik. LKIP diimplementasikan secara “self assesment” oleh

    masing-masing instansi pemerintah. Self assesment maksudnya instansi pemerintah

    membuat perencanaan dan pelaksanaan, serta mengukur/mengevaluasi kinerjanya

    sendiri dan melaporkan kepada instansi yang lebih tinggi.

    C. GAMBARAN UMUM KOTA CIREBON

    1. Kondisi Geografis

    Kota Cirebon terletak di timur Provinsi Jawa Barat dan berada pada

    jalur utama lintas Pantura. Secara geografis Kota Cirebon berada pada posisi

    6,41o Lintang Selatan dan 108,33o Bujur Timur pada Pantai Utara Pulau Jawa

    L

  • Laporan Kinerja Pemerintah Daerah Kota Cirebon Tahun 2016

    4

    Bagian Barat. Bentuk Wilayah Kota Cirebon memanjang dari Barat ke Timur

    sekitar 8 kilometer, dan dari Utara ke Selatan sekitar 11 kilometer dengan

    ketinggian dari permukaan laut 5 meter. Secara Administrasi Kota Cirebon

    dibagi menjadi 5 (lima) kecamatan dan 22 (dua puluh dua) kelurahan dengan

    luas wilayah administratif Kota Cirebon sekitar 37,35 km2 atau sekitar 3.735,82

    hektar dengan batas sebagai berikut :

    - Sebelah Utara : Sungai Kedung Pane

    - Sebelah Barat : Sungai Banjir Kanal/Kabupaten Cirebon

    - Sebelah Selatan : Sungai Kalijaga

    - Sebelah Timur : Laut Jawa

    Kondisi topografi sebagian besar Wilayah Kota Cirebon merupakan

    dataran rendah dengan kondisi landai dan sebagian berbukit di wilayah selatan

    kota. Kondisi wilayah kota yang sebagian besar berupa dataran rendah menjadi

    kendala tersendiri karena kecepatan aliran air hujan yang terbuang ke laut

    menjadi lambat dan sangat berpotensi menimbulkan genangan banjir

    dibeberapa tempat. Mengingat kondisi tersebut maka dibeberapa titik dibangun

    stasiun pompa yang berfungsi mempercepat pembuangan air hujan ke laut.

    Kota Cirebon yang berada di tepi laut memiliki temperatur udara cukup

    tinggi dengan suhu udara minimum rata–rata 23,59ºC dan maksimum rata-rata

    31,56ºC dan banyaknya curah hujan 1.194,7 mm per tahun dengan hari hujan

    64 hari. Kondisi air tanah pada umumnya dipengaruhi oleh intrusi air laut,

    sehingga kebutuhan air bersih masyarakat untuk keperluan air minum sebagian

    besar dari pasokan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Cirebon yang

    sumber mata airnya berasal dari Kabupaten Kuningan.

    Kondisi tanah di Kota Cirebon adalah tanah jenis regosol yang berasal

    dari endapan lava dan piroklasik (pasir, lempung, tanah liat, breksi lumpur, dan

    kerikil) hasil intrusi Gunung Ciremai.Secara umum jenis tanah yang tersebar

    di Kota Cirebon ini relatif mudah untuk dikembangkan berbagai macam jenis

    vegetasi. Di Kota Cirebon terdapat empat sungai yang tersebar merata di

    seluruh wilayah yaitu Sungai Kedung Pane, Sungai Sukalila (penyatuan dari

    sungai Sicemplung dan Sungai Sijarak), Sungai Kesunean dan Sungai Kalijaga

  • Laporan Kinerja Pemerintah Daerah Kota Cirebon Tahun 2016

    5

    (penyatuan dari Sungai Cikalong, Sungai Cideng dan Sungai Lunyu). Sebagian

    dari sungai tersebut dijadikan batas wilayah dengan Kabupaten Cirebon.

    Kota Cirebon dalam Penataan Ruang Nasional menurut Peraturan

    Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah

    Nasional (RTRWN) adalah sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN) yang

    merupakan salah satu pengembangan kawasan metropolitan dengan sektor

    unggulan perdagangan dan jasa. Disamping itu Kota Cirebon juga merupakan

    kawasan andalan Ciayumajakuning yang terdiri dari Kabupaten Cirebon,

    Kabupaten Indramayu, Kabupaten Majalengka dan Kabupaten Kuningan.

    Dalam Materi Teknis Peraturan Daerah Kota Cirebon Nomor 8 Tahun

    2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Cirebon Tahun

    2011-2031, struktur ruang Kota Cirebon dibagi menjadi 4 Sub Wilayah Kota,

    yaitu:

    (1) Sub Wilayah Kota (SWK) I meliputi sebagian dari Kelurahan Kesenden,

    Kebonbaru, Lemahwungkuk dan Pegambiran, dengan fungsi utama

    pelayanan pelabuhan dan perikanan dan fungsi pendukung, fasilitas

    kesehatan, fasilitas peribadatan, pendidikan, wisata, perdagangan dan jasa,

    industri kecil rumah tangga, Ruang Terbuka Hijau dan perumahan;

    (2) Sub Wilayah Kota (SWK) II meliputi sebagian dari Kelurahan Kesenden,

    Kebonbaru, Pekiringan, Panjunan, Pekalangan, Jagasatru, Pulasaren,

    Kesambi, Drajat, Sunyaragi, Pekalipan, Lemahwungkuk, Kesepuhan,

    Pegambiran dan Kecapi, dengan fungsi utama pelayanan perdagangan dan

    jasa dan fungsi pendukung pemerintahan, fasilitas sosial, perumahan,

    wisata, pendidikan, perkantoran dan ruang terbuka hijau.

    (3) Sub Wilayah Kota (SWK) III meliputi sebagian dari Kelurahan Sunyaragi,

    Karyamulya, Harjamukti, Larangan, Kecapi, dan Pegambiran dengan

    fungsi utama pelayanan perumahan dan fungsi pendukung pemerintahan,

    perdagangan dan jasa, wisata, pergudangan, pemakaman, fasilitas sosial,

    ruang terbuka hijau, fasilitas olah raga dan fasilitas pendidikan.

    (4) Sub Wilayah Kota (SWK) IV meliputi wilayah Kelurahan Argasunya

    dengan fungsi utama pelayanan pertanian campuran dan fungsi pendukung

  • Laporan Kinerja Pemerintah Daerah Kota Cirebon Tahun 2016

    6

    wisata, pemakaman, agrobisnis, fasilitas sosial, ruang terbuka hijau dan

    hankam.

    Gambar 1. 1 Peta Administrasi Kota Cirebon

    2. Kondisi Demografis Daerah

    2.1. Penduduk

    Sesuai Keputusan Walikota Cirebon Nomor:

    470/Kep.106.DISDUKCAPIL/2017 tentang Jumlah Penduduk Kota Cirebon

    Tahun 2016 berdasarkan database kependudukan per kelurahan pada Dinas

    Kependudukan dan Pencatatan Sipil sebagai data dasar kependudukan Kota

    Cirebon, jumlah penduduk Kota Cirebon per tanggal 31 Desember 2016 adalah

  • Laporan Kinerja Pemerintah Daerah Kota Cirebon Tahun 2016

    7

    324.794 jiwa. Jumlah penduduk tersebut terdiri dari 162.862 laki-laki dan

    161.932 perempuan yang menempati wilayah Kota Cirebon seluas 37,358 km2,

    sehingga tingkat kepadatan penduduk di Kota Cirebon adalah sebanyak 8.694

    jiwa/km2.

    Kecamatan Pekalipan merupakan wilayah yang memiliki tingkat

    kepadatan penduduk tertinggi pada Tahun 2016 sebanyak 20.078 jiwa/km2,

    dua kali lipat lebih besar dari kepadatan penduduk Kota Cirebon. Wilayah

    terpadat kedua adalah Kecamatan Kejaksan yaitu sebanyak 12.934 jiwa/km2.

    Kemudian berturut-turut adalah Kecamatan Kesambi 9.241 jiwa/km2,

    Kecamatan Lemahwungkuk 8.795jiwa/km2, dan tingkat kepadatan yang paling

    rendah adalah Kecamatan Harjamukti yaitu sebesar 6.526 jiwa/km2 (lihat tabel

    1.1).

    Tabel 1. 1

    Kepadatan Penduduk Kota Cirebon Berdasarkan Wilayah Kecamatan

    Tahun 2016

    KECAMATAN

    LUAS

    WILAYAH

    (Km2)

    JUMLAH

    KELURAHAN

    JUMLAH

    PENDUDUK

    (jiwa)

    KEPADATAN

    PENDUDUK

    (Km2)

    Harjamukti 17,615 5 114.972 6.526

    Lemahwungkuk 6,507 4 57.233 8.795

    Pekalipan 1,561 4 31.343 20.078

    Kesambi 8,059 5 74.476 9.241

    Kejaksan 3,616 4 46.770 12.934

    Kota Cirebon 37,358 22 324.794 8.694

    Sumber Data: Keputusan Walikota Cirebon Nomor: 470/Kep.106.DISDUKCAPIL/2017 (data

    diolah).

    3. Indeks Pembangunan Manusia

    Perkembangan kondisi sumber daya manusia dapat diukur berdasarkan

    Indeks Pembangunan Manusia (IPM). IPM merupakan indikator komposit

    tunggal yang walaupun tidak dapat mengukur semua dimensi pembangunan

    manusia, tetapi mengukur tiga dimensi pokok pembangunan yang dinilai

    mencerminkan status kemampuan dasar penduduk. Ketiga kemampuan dasar

    itu adalah yang pertama umur panjang dan sehat yang mencerminkan peluang

    untuk hidup, yang kedua berpengetahuan dan berketrampilan, serta yang ketiga

  • Laporan Kinerja Pemerintah Daerah Kota Cirebon Tahun 2016

    8

    akses terhadap sumber daya yang dibutuhkan untuk mencapai standar hidup

    layak. Melalui analisis IPM dapat dilihat gambaran tentang sejauhmana

    pemerintah Kota Cirebon telah mampu meningkatkan taraf kesejahteraan dan

    kualitas penduduknya.

    Melalui Indeks Pembangunan Manusia tergambar pencapaian kualitas

    manusia, yang dilihat melalui tiga indikator pokok. Dari tabel di bawah ini

    tampak pencapaian IPM Kota Cirebon pada tahun 2016 sebesar 73,64. Menurut

    skala international angka tersebut menunjukan bahwa status pembangunan

    manusia di Kota Cirebon termasuk dalam klasifikasi tinggi. Komponen IPM

    Kota Cirebon tahun 2016 adalah angka harapan hidup 71,80 tahun; angka

    harapan lama sekolah 13,09 tahun; rata-rata lama sekolah 9,86 tahun dan

    pengeluaran per kapita disesuaikan Rp10.760.000,00. Pencapaian IPM tahun

    ini bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya, meningkat sebesar 0,30 poin.

    Dari angka IPM sebesar 73,34 persen pada tahun 2015 menjadi angka IPM

    sebesar 73,64 persen pada tahun 2016

    Secara umum perkembangan IPM Kota Cirebon dan komponennya

    dapat dilihat pada tabel berikut ini :

    Tabel 1. 2

    Perkembangan IPM dan Komponennya di Kota Cirebon

    No Indikator Komponen IPM

    2015 2016

    1 Angka Harapan Hidup (AHH) 71,79 71,80

    2 Harapan Lama Sekolah (HLS) 12,94 13,09

    3 Rata-rata Lama Sekolah 9,76 9,86

    4 Pengeluaran Per Kapita disesuaikan (ribu) 10.732 10.760

    ANGKA IPM 73,34 73,64

    Sumber : Buku IPM Kota Cirebon Tahun 2016

    Sedangkan untuk IPM Tahun 2016 disajikan per Kecamatan dengan

    hasil sebagai berikut :

  • Laporan Kinerja Pemerintah Daerah Kota Cirebon Tahun 2016

    9

    Tabel 1. 3

    IPM Kecamatan Se-Kota Cirebon Tahun 2016

    No Kecamatan

    Indeks

    IPM Angka Harapan

    Hidup

    Harapan

    Lama

    Sekolah

    Rata Rata

    Lama

    Sekolah

    Pendidikan PPP

    1 Harjamukti 71,06 12,95 9,53 67,72 10.526 72,53

    2 Lemahwungkuk 70,04 12,77 9,40 66,78 10.376 71,56

    3 Pekalipan 70,41 12,83 9,45 67,12 10.430 71,91

    4 Kesambi 72,68 13,24 9,75 69,28 10.766 74,96

    5 Kejaksan 72,89 13,28 9,78 69,49 10.797 73,96

    Kota Cirebon 71,81 13,09 9,89 69,84 10.760 73,64

    Sumber : Buku IPM Kota Cirebon Tahun 2016

    Rendahnya disparitas pencapaian IPM Kecamatan-Kecamatan di Kota

    Cirebon menunjukkan tingkat pembangunan yang terjadi di masing-masing

    kecamatan relatif tidak jauh berbeda. Hal tersebut ditunjang oleh kondisi

    geografi yang relatif tidak berbeda dan semuanya mudah dijangkau oleh alat

    transportasi yang ada.

    Indeks pendidikan pada tahun 2016 ini, yang tertinggi di Kecamatan

    Kejaksan sebesar 69,49; tertinggi kedua Kecamatan Kesambi sebesar 69,28.

    Selanjutnya Kecamatan Harjamukti sebesar 67,72; Kecamatan Pekalipan

    sebesar 67,12; dan Kecamatan Lemahwungkuk sebesar 66,78. Indeks

    pendidikan ini ditunjang oleh indikator harapan lama sekolah dan indikator

    rata-rata lama sekolah. Indikator harapan lama sekolah memberikan

    konstribusi lebih tinggi pada indeks pendidikan di Kota Cirebon dibandingkan

    dengan indikator rata-rata lama sekolah. Indikatorr Harapan Lama Sekolah di

    kecamatan-kecamatan di Kota Cirebon angkanya telah mencapai 13,09 tahun.

    Indikator Harapan Lama Sekolah (HLS) yang digunakan adalah HLS dari

    penduduk dewasa, yaitu penduduk yang berumur 15 tahun atau lebih;

    sedangkan indikator rata-rata lama sekolah mencapai 9,89 tahun.

    Angka harapan hidup yang tertinggi di Kecamatan Kejaksan yaitu

    72,89 tahun; posisi kedua kecamatan Kesambi 72,68 tahun, sedangkan

    Kecamatan lainnya, Harjamukti 71,06 tahun; Kecamatan Pekalipan 70,41

    tahun dan Kecamatan Lemahwungkuk 70,04 tahun. Ada pun komponen daya

    beli tertinggi adalah Kecamatan Kesambi mencapai 10.766,84; kemudian

  • Laporan Kinerja Pemerintah Daerah Kota Cirebon Tahun 2016

    10

    Kecamatan Harjamukti sebesar 10.526,72; Kecamatan Kejaksan sebesar

    10.797,96; Pekalipan sebesar 10.430,52 dan Lemahwungkuk sebesar

    10.376,51.

    Ulasan tersebut memberikan indikasi bahwa untuk lebih meningkatkan

    pencapaian Indeks Pembangunan Manusia adalah dengan meningkatkan

    kemampuan daya beli masyarakat. Terbatasnya lapangan kerja maupun usaha,

    menyebabkan meningkatnya jumlah pengangguran, pada akhirnya berdampak

    terhadap pengurangan pendapatan rumah tangga sekaligus mengurangi

    kemampuan daya beli masyarakat. Sedangkan menurunnya kemampuan daya

    beli berdampak pada kemampuan masyarakat dalam “membiayai” peningkatan

    kualitas manusia dan rumah tangganya.

    Pencapaian IPM Kecamatan Kesambi, Kecamatan Harjamukti,

    Kecamatan Lemahwungkuk dan Kecamatan Pekalipan menunjukkan

    peningkatan yang sama besar, yaitu 0,30 poin jika dibandingkan dengan tahun

    sebelumnya. Sedangkan Kecamatan Kejaksan mengalami penurunan sebesar

    0,02 poin.

    4. Kondisi Ekonomi

    4.1 Laju Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi

    Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) merupakan indikator ekonomi

    makro yang menggambarkan tingkat pertumbuhan ekonomi. LPE Kota Cirebon

    pada tahun 2015 sebesar 5,80 persen sedangkan pada tahun 2014 sebesar 5,71

    persen. Hal tersebut menunjukan bahwa pertumbuhan ekonomi di Kota Cirebon

    mengalami peningkatan.

    Inflasi merupakan indikator penting pertumbuhan ekonomi yang berisi

    dinamika perkembangan harga barang dan jasa. Inflasi Kota Cirebon pada

    Tahun 2013 sebesar 7,86 sedangkan pada Tahun 2014 sebesar 7,08. Hal ini

    menunjukkan bahwa inflasi di Kota Cirebon mengalami penurunan sebesar 0,8.

    4.2 Produk Domistik Regional Bruto

    Produk Domistik Regional Bruto (PDRB) per kapita merupakan suatu

    indikator yang dihitung dengan cara membagi data PDRB terhadap jumlah

    penduduk pada pertengahan tahun. Hal ini bertujuan untuk memberikan

  • Laporan Kinerja Pemerintah Daerah Kota Cirebon Tahun 2016

    11

    gambaran tentang seberapa besar nilai tambah yang diciptakan/ diterima tiap-

    tiap penduduk sehingga secara tidak langsung akan menggambarkan tingkat

    kesejahteraan penduduk di wilayah bersangkutan. Selanjutnya gambaran

    PDRB di Kota Cirebon dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

    Tabel 1. 4

    PDRB Atas Dasar Harga Konstan Dan PDRB Atas Dasar Harga Berlaku

    Kota Cirebon Tahun 2011 – 2015

    Tahun PDRB Kota Cirebon Atas dasar

    Harga Berlaku (Dalam Jutaan)

    PDRB Kota Cirebon Atas

    dasar Harga Konstan (Dalam

    Jutaan)

    2011 11,178,433.0 10,677,433.0

    2012 12,284,555.7 11,309,383.0

    2013 13,611,965.0 11,863,884.9

    2014* 15,037,603.0 12,541,011.8

    2015** 16,702,165.0 13,268,255.0

    Sumber : PDRB Menurut Lapangan Usaha Kota Cirebon 2011-2015

    Tabel 1. 5

    Perkembangan PDRB Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku

    (Jutaan Rupiah) Tahun 2011 – 2015

    Lapangan Usaha 2011 2012 2013 2014 2015

    Pertanian,

    Kehutanan, dan

    Perikanan

    43,244.0 44,450.3 49,353.1 53,250.1 57,419.4

    Pertambangan

    dan Penggalian 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0

    Industri

    Pengolahan 1,186,161.7 1,278,026.9 1,402.473.9 1,607,993.1 1,762,892.0

    Pengadaan Listrik

    dan Gas 126,376.8 135,526.7 153,960.5 154,548.2 159,840.40

    Pengadaan air,

    Pengelolaan

    Sampah, Limbah

    dan Daur Ulang

    32,167.2 33.203.0 36,102.5 37,731.4 41,407.00

    Kontruksi 1,187,535.5 1,304,522.5 1,418,263.5 1,588,957.2 1,764,717.40

    Perdagangan

    Besar dan /eceran 3,791,937.9 4,173,284.8 4,609,943.4 4,907,718.4 5,325,091.90

    Transportas dan

    Pergudangan 1,213,832.7 1,308,711.9 1,486,152.5 1,680,533.6 1,969,733.90

    Penyedediaan

    Akomodasi dan

    Makan Minum

    530,452.2 597,807.6 681,911.3 769,183.0 858,892.20

    Informasi dan

    Komunikasi 506,180.8 561,860.7 590,644.2 648,536.9 750,511.80

    Jasa Keuangan

    dan Asuransi 1,136,241.6 1,269,282.3 1,492.527.9 1,598,702.7 1,763,073.40

  • Laporan Kinerja Pemerintah Daerah Kota Cirebon Tahun 2016

    12

    Real Estat 105,318.9 115,706.6 126,965.0 137,165.1 149,045.40

    Jasa Perusahaan 94,862.4 102,817.0 114,737.2 128,653.0 142,574.70

    Admininistrasi

    Pemerintah,

    Pertahanan dan

    Jaminan Sosial

    Wajib

    481,383.2 525,297.5 537,021.9 617,009.0 670,852.60

    Jasa Pendidikan 308,333.5 362,939.7 413,074.7 496,433.6 576,333.40

    Jasa Kesehatan

    dan Kegiatan

    Sosial

    196,607.8 219,086.9 239,625.1 296,640.1 353,891.60

    Jasa Lainnya 237,796.9 252,031.5 277,192.2 314,548.4 355,888.60

    Produk Domestik

    Regional Bruto 11,178,433.0 12,284,555.7 13,629,949.0 15,037,603.8 16,702,165.7

    Sumber : PDRB Menurut Lapangan Usaha Kota Cirebon 2011-2015

    Kondisi ekonomi daerah yang diukur berdasarkan nilai PDRB di atas

    menunjukkan bahwa pada tahun 2015 PDRB Kota Cirebon yang dihitung Atas

    Dasar Harga Berlaku mencapai angka Rp.1,664 trilyun atau mengalami

    peningkatan sebesar 11,07 persen dibandingkan tahun sebelumnya sebesar

    Rp.15,04 trilyun. Sedangkan nilai PDRB secara riil dilihat dari PDRB yang

    didasarkan Atas Dasar Harga Konstan pada tahun 2015 mencapai angka

    Rp.13,268 trilyun sementara pada tahun 2014 mencapai angka Rp.12,541

    trilyun. Perbandingan angka di kedua tahun tersebut,menunjukkan bahwa

    PDRB Atas Dasar Harga Konstan tahun 2015 telah tumbuh sebesar 5,80

    persen.

    Selama periode 2011 sampai dengan 2015, PDRB Kota Cirebon yang

    dihitung Atas Dasar Harga Berlaku menunjukan peningkatan setiap tahunnya.

    Nilai PDRB dari tahun 2011 hingga 2015 yaitu sebesar Rp.11,18 trilyun

    (2011), Rp.12,28 trilyun (2012), Rp.13,63 trilyun (2013), Rp.15,04 trilyun

    (2014) dan Rp.16,70 trilyun (2015). Begitupun dengan nilai PDRB yang

    Dihitung Atas Dasar Harga Konstan periode 2011 sampai dengan 2015 juga

    menunjukkan peningkatan setiap tahunnya. Nilai PDRB pada tahun 2011

    sebesar Rp.10,68 trilyunpada tahun 2011, Rp.11,31 trilyun pada tahun 2012,

    Rp.11,86 trilyun pada tahun 2013, Rp.12,54 trilyun pada tahun 2014 dan

    Rp.13,27 trilyun.

    Namun tidak dapat dipungkiri bahwa pertumbuhan ekonomi yang

    terjadi tidak dapat dilihat hanya dari satu dimensi saja. Banyak faktor yang

    mempengaruhi besar kecilnya tingkat pertumbuhan ekonomi suatu daerah.

  • Laporan Kinerja Pemerintah Daerah Kota Cirebon Tahun 2016

    13

    Selain kegiatan pembangunan, faktor cuaca, kebijakan pemerintah dan sosial

    budaya juga ikut menjadi penyumbang besaran pertumbuhan ekonomi.

    Secara umum kegiatan ekonomi dikelompokan menjadi tiga sektor

    yaitu:

    1. Sektor Primer, yaitu sektor yang tidak mengolah bahan mentah atau bahan

    baku melainkan hanya mendayagunakan sumber-sumber alam seperti tanah

    dan deposit didalamnya. Termasuk kelompok ini adalah sektor Pertanian

    dan sektor Pertambangan dan Penggalian.

    2. Sektor Sekunder, yaitu sektor yang mengolah bahan baku, baik yang berasal

    dari sektor primer maupun sektor sekunder menjadi barang lain yang lebih

    tinggi nilainya. Sektor Sekunder mencakup sektor Industri Pengolahan,

    sektor Listrik, Gas, Air Bersih dan sektor Bangunan/Konstruksi.

    3. Sektor Tersier atau dikenal juga sebagai sektor Jasa-jasa,yaitu sektor-sektor

    yang tidak memproduksi dalam bentuk fisik melainkan dalam bentuk jasa.

    Termasuk sektor ini adalah sektor perdagangan, sektor pengangkutan dan

    komunikasi, bank dan lembaga keuangan, sewa rumah, pemerintahan dan

    jasa-jasa.

    Tabel 1. 6

    Peranan PDRB Menurut Lapangan Usaha Tahun 2011–2015 (persen)

    Lapangan Usaha 2011 2012 2013 2014 2015

    I. Primer 0,39 0,36 0,36 0,35 0,34

    1 Pertanian,Kehutanan, dan

    Perikanan 0,39 0,36 0,36 0,35 0,34

    2 Pertambangan dan

    Penggalian 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

    II. Sekunder 22.65 22,39 22,09 22,51 22,33

    3 Industri Pengolahan 10,61 10,40 10,29 10,68 10,55

    4 Pengadaan Listrik, dan Gas 1,13 1,10 1,13 1,03 0,96

    5

    Pengadaan Air,

    Pengelolaan Sampah,

    Limbah, dan Daur Ulang

    0,29 0,27 0,26 0,25 0,25

    6 Kontruksi 10,62 10,62 10,41 10,55 10,57

    III. Tersier 76,96 77,25 77,55 77,14 77,33

    7

    Perdagangan Besar dan

    Eceran; Reparasi Mobil dan

    Sepeda Motor

    33,92 33,97 33,82 32,60 31,88

  • Laporan Kinerja Pemerintah Daerah Kota Cirebon Tahun 2016

    14

    Lapangan Usaha 2011 2012 2013 2014 2015

    8 Transportasi dan

    Pergudangan 10,86 10,65 10,90 11,16 11,79

    9 Penyediaan Akomodasi dan

    Makan Minum 4,75 4,87 5,00 5,11 5,14

    10 Informasi dan Komunikasi 4,53 4,57 4,33 4,43 4,49

    11 Jasa Keuangan dan

    Asuransi 10,16 10,33 10,95 10,62 10,56

    12 Real Estat 0,94 0,94 0,93 0,91 0,89

    13 Jasa Perusahaan 0,85 0,84 0,84 0,85 0,85

    14

    Adiministrasi

    Pemerintahan, Pertahanan

    dan Jaminan Sosial Wajib

    4,31 4,28 3,94 4,10 4,02

    15 Jasa Pendidikan 2,76 2,95 3,03 3,30 3,45

    16 Jasa Kesehatan dan

    Kegiatan Sosial 1,76 1,78 1,76 1,97 2,12

    17 Jasa Lainnya 2,13 2,05 2,03 2,09 2,13

    PDRB 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00

    Sumber : PDRB Menurut Lapangan Usaha Kota Cirebon 2011-2015

    Struktur ekonomi Kota Cirebon termasuk dalam kelompok tersier.

    Kelompok ini terlihat memberikan kontribusi terbesar bagi perekonomian Kota

    Cirebon dibandingkan kelompok sekunder dan primer. Kontribusi kelompok

    tersier pada tahun 2015 sebesar 77,33 persen, kelompok sekunder sebesar

    22,33 persen dan kelompok primer sebesar 0,34 persen.

    5. Tugas Pokok dan Fungsi Perangkat Daerah

    Pemerintah Daerah Kota Cirebon sebagai salah satu daerah otonom,

    dalam melaksanakan tugas urusan pemerintahan yang dilimpahkan

    berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan

    Daerah. Pelaksanaan urusan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah Kota

    Cirebon berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang

    Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah

    Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota yang kemudian di-

    “breakdown”-kan ke dalam Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2008 tentang

    Rincian Urusan Pemerintahan yang Dilaksanakan Pemerintah Kota Cirebon.

    Sebagai tindak lanjut penjabaran rincian urusan, kemudian dibentuk

    satuan kerja perangkat daerah untuk melaksanakan teknis operasional

  • Laporan Kinerja Pemerintah Daerah Kota Cirebon Tahun 2016

    15

    pelaksanaan urusan. Adapun tugas pokok dan fungsi dari masing-masing

    Satuan Kerja Perangkat Daerah di lingkungan Pemerintah Daerah Kota

    Cirebon adalah sebagai berikut:

    1. Sekretariat Daerah, mempunyai tugas pokok dan kewajiban membantu

    Walikota dalam menyusun kebijakan dan mengoordinasikan dinas daerah

    dan lembaga teknis daerah.

    Fungsi:

    a. Penyusunan kebijakan pemerintahan kota;

    b. Pengoordinasian pelaksanaan tugas dinas daerah dan lembaga teknis

    daerah;

    c. Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan pemerintahan kota;

    d. Pembinaan administrasi dan aparatur pemerintahan kota; dan

    e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas

    fungsinya.

    2. Sekretariat DPRD, mempunyai tugas pokok menyelenggarakan

    administrasi kesekretariatan, administrasi keuangan, mendukung

    pelaksanaan tugas dan fungsi DPRD dan menyediakan serta

    mengoordinasikan tenaga ahli yang diperlukan oleh DPRD sesuai dengan

    kemampuan daerah

    Fungsi:

    a. Penyelenggaraan administrasi kesekretariatan DPRD;

    b. Penyelenggaraan administrasi keuangan DPRD;

    c. Penyelenggaraan rapat-rapat DPRD;

    d. Penyediaan dan pengoordinasian tenaga ahli yang diperlukan oleh

    DPRD.

    3. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil, mempunyai tugas pokok

    melaksanakan urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas

    pembantuan bidang kependudukan dan pencatatan sipil.

    Fungsi:

    a. Perumusan kebijakan teknis bidang kependudukan dan pencatatan sipil;

    b. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum bidang

    kependudukan dan pencatatan sipil;

  • Laporan Kinerja Pemerintah Daerah Kota Cirebon Tahun 2016

    16

    c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas bidang kependudukan dan pencatatan

    sipil; dan

    d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan bidang

    tugas dan fungsinya.

    4. Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah, mempunyai tugas

    pokok melaksanakan urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi

    dan tugas pembantuan bidang pendapatan, pengelolaan keuangan dan aset

    daerah.

    Fungsi:

    a. Perumusan kebijakan teknis bidang pendapatan, pengelolaan keuangan dan

    aset daerah;

    b. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum bidang

    pendapatan, pengelolaan keuangan dan aset daerah;

    c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas sesuai dengan lingkup bidang

    pendapatan, pengelolaan keuangan dan aset daerah; dan

    d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh walikota sesuai dengan tugas

    dan fungsinya.

    5. Dinas Kelautan, Perikanan, Peternakan dan Pertanian, mempunyai tugas pokok

    melaksanakan urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas

    pembantuan bidang kelautan dan perikanan, bidang peternakan, bidang

    pertanian dan bidang kehutanan.

    Fungsi:

    a. Perumusan kebijakan teknis bidang kelautan dan perikanan, bidang

    peternakan, bidang pertanian dan bidang kehutanan;

    b. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum bidang

    kelautan dan perikanan, bidang peternakan, bidang pertanian dan bidang

    kehutanan;

    c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas bidang kelautan dan perikanan, bidang

    peternakan, bidang kehutanan; dan

    d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan bidang

    tugas dan fungsinya.

  • Laporan Kinerja Pemerintah Daerah Kota Cirebon Tahun 2016

    17

    6. Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata mempunyai tugas pokok

    melaksanakan urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi daerah

    dan tugas pembantuan bidang pemuda dan olah raga serta bidang kebudayaan

    dan bidang pariwisata.

    Fungsi:

    a. Perumusan kebijakan teknis bidang pemuda dan olah raga serta bidang

    kebudayaan dan bidang pariwisata;

    b. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum bidang

    pemuda dan olahraga serta bidang kebudayaan dan bidang pariwisata;

    c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas bidang pemuda dan olah raga serta

    bidang kebudayaan dan bidang pariwisata; dan

    d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas

    dan fungsinya.

    7. Dinas Perhubungan, Informatika dan Komunikasi, mempunyai tugas pokok

    melaksanakan urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi dan

    tugas pembantuan bidang perhubungan, bidang komunikasi dan informatika.

    Fungsi:

    a. Perumusan kebijakan teknis bidang perhubungan, bidang komunikasi dan

    informatika;

    b. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum bidang

    perhubungan, bidang komunikasi dan informatika;

    c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas bidang perhubungan, bidang komunikasi

    dan informatika; dan

    d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas

    dan fungsinya.

    8. Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan, Energi dan Sumber Daya Mineral,

    mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan pemerintahan daerah

    berdasarkan asas otonomi daerah dan tugas pembantuan bidang pekerjaan

    umum, bidang perumahan, bidang tata ruang dan bidang energi dan sumber

    daya mineral.

    Fungsi:

  • Laporan Kinerja Pemerintah Daerah Kota Cirebon Tahun 2016

    18

    a. Perumusan kebijakan teknis bidang pekerjaan umum, bidang perumahan,

    bidang tata ruang dan bidang energi dan sumber daya mineral;

    b. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum bidang

    pekerjaan umum, bidang perumahan, bidang tata ruang dan bidang energi

    dan sumber daya mineral;

    c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas bidang pekerjaan umum, bidang

    perumahan, bidang tata ruang dan bidang energi dan sumber daya mineral;

    dan

    d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas

    dan fungsinya.

    9. Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi, Usaha Mikro Kecil

    Menengah, mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan pemerintahan

    daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan bidang koperasi, usaha

    mikro kecil menengah dan bidang perindustrian serta bidang perdagangan.

    Fungsi:

    a. Perumusan kebijakan teknis bidang koperasi, usaha mikro kecil menengah

    dan bidang perindustrian serta bidang perdagangan;

    b. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum bidang

    koperasi, usaha mikro kecil menengah dan bidang perindustrian dan bidang

    perdagangan;

    c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas bidang koperasi, usaha mikro kecil

    menengah dan bidang perindustrian serta bidang perdagangan; dan

    d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas

    dan fungsinya.

    10. Dinas Pendidikan, mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan pemerintahan

    daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan bidang pendidikan.

    Fungsi:

    a. Perumusan kebijakan teknis bidang pendidikan;

    b. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum bidang

    pendidikan;

    c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas bidang pendidikan; dan

  • Laporan Kinerja Pemerintah Daerah Kota Cirebon Tahun 2016

    19

    d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh walikota sesuai dengan tugas

    dan fungsinya.

    11. Dinas Kesehatan, mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan pemerintahan

    daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan bidang kesehatan.

    Fungsi:

    a. Perumusan kebijakan teknis bidang kesehatan;

    b. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum bidang

    kesehatan;

    c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas bidang kesehatan; dan

    d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas

    dan fungsinya.

    12. Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi, mempunyai tugas pokok

    melaksanakan urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi daerah

    dan tugas pembantuan bidang sosial, tenaga kerja dan transmigrasi.

    Fungsi:

    a. Perumusan kebijakan teknis bidang sosial, bidang tenaga kerja dan

    transmigrasi;

    b. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum bidang sosial,

    bidang tenaga kerja dan transmigrasi;

    c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas bidang sosial, bidang tenaga kerja dan

    transmigrasi; dan

    d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan bidang

    tugas dan fungsinya.

    13. Dinas Kebersihan dan Pertamanan, mempunyai tugas pokok melaksanakan

    urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi daerah dan tugas

    pembantuan bidang pekerjaan umum sub bidang persampahan.

    Fungsi:

    a. Perumusan kebijakan teknis bidang pekerjaan umum sub bidang

    persampahan;

    b. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum bidang

    pekerjaan umum sub bidang persampahan;

  • Laporan Kinerja Pemerintah Daerah Kota Cirebon Tahun 2016

    20

    c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas bidang pekerjaan umum sub bidang

    persampahan; dan

    d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas

    dan fungsinya.

    14. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, mempunyai tugas pokok

    melaksanakan urusan pemerintahan daerah dalam menyusun dan melaksanakan

    kebijakan daerah bidang perencanaan pembangunan daerah, bidang statistik dan

    bidang penelitian pembangunan daerah.

    Fungsi:

    a. Perumusan kebijakan teknis sesuai dengan lingkup tugas bidang

    perencanaan pembangunan, bidang statistik dan bidang penelitian dan

    pengembangan;

    b. Pengoordinasian penyusunan bidang perencanaan pembangunan, bidang

    statistik, dan bidang penelitian pengembangan;

    c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang perencanaan pembangunan,

    bidang statistik dan bidang penelitian pengembangan; dan

    d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan bidang

    tugasnya.

    15. Inspektorat, mempunyai tugas pokok melaksanakan pengawasan terhadap

    pelaksanaan urusan pemerintahan daerah.

    Fungsi:

    a. Perencanaan program pengawasan;

    b. Perumusan kebijakan dan fasilitasi pengawasan; dan

    c. Pemeriksaan, pengusutan, pengujian dan penilaian tugas pengawasan

    16. Badan Kepegawaian dan Pendidikan Pelatihan, mempunyai tugas pokok

    melaksanakan urusan pemerintahan daerah dalam menyusun dan melaksanakan

    kebijakan daerah bidang manajemen kepegawaian dan pendidikan pelatihan.

    Fungsi:

    a. Perumusan kebijakan teknis sesuai dengan lingkup tugas bidang manajemen

    kepegawaian dan pendidikan pelatihan pegawai;

  • Laporan Kinerja Pemerintah Daerah Kota Cirebon Tahun 2016

    21

    b. Pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah sesuai

    dengan lingkup tugas bidang manajemen kepegawaian dan pendidikan

    pelatihan pegawai;

    c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas sesuai dengan lingkup tugas bidang

    manajemen kepegawaian dan pendidikan pelatihan pegawai; dan

    d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas

    dan fungsinya.

    17. Badan Perpustakaan dan Kearsipan Daerah, mempunyai tugas pokok

    melaksanakan urusan pemerintahan daerah dalam menyusun dan melaksanakan

    kebijakan daerah bidang perpustakaan dan kearsipan daerah.

    Fungsi:

    a. perumusan kebijakan teknis sesuai dengan lingkup tugas bidang

    perpustakaan dan kearsipan daerah;

    b. pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah sesuai

    dengan lingkup tugas bidang perpustakaan dan kearsipan daerah;

    c. pembinaan dan pelaksanaan tugas sesuai dengan lingkup tugas bidang

    perpustakaan dan kearsipan daerah; dan

    d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas

    dan fungsinya.

    18. Badan Pemberdayaan Masyarakat, Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga

    Berencana, mempunyai tugas pokok: melaksanakan urusan pemerintahan

    daerah dalam menyusun dan melaksanakan urusan pemerintahan daerah bidang

    pemberdayaan masyarakat dan kelurahan, bidang pemberdayaan masyarakat

    dan kelurahan, bidang pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak serta

    bidang keluarga berencana dan keluarga sejahtera.

    Fungsi:

    a. perumusan kebijakan teknis sesuai dengan lingkup tugas bidang

    pemberdayaan masyarakat dankelurahan, bidang pemberdayaan perempuan

    dan perlindungan anak serta bidang keluarga berencanadan keluarga

    sejahtera;

    b. pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah sesuai

    dengan lingkup tugasbidang pemberdayaan masyarakat dan

  • Laporan Kinerja Pemerintah Daerah Kota Cirebon Tahun 2016

    22

    kelurahan,bidang pemberdayaan perempuan dan perlindungananak serta

    bidang keluarga berencana dan keluargasejahtera;

    c. pembinaan dan pelaksanaan tugas sesuai dengan lingkup tugas bidang

    pemberdayaan masyarakat dan kelurahan, bidang pemberdayaan

    perempuan dan perlindungan anak serta bidang keluarga berencana dan

    keluarga sejahtera; dan

    d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas

    dan fungsinya.

    19. Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perijinan Terpadu, mempunyai tugas

    pokok melaksanakan urusan pemerintahan daerah dalam penyusunan dan

    pelaksanaan kebijakan daerah bidang penanaman modal serta melaksanakan

    koordinasi dan menyelenggarakan pelayanan administrasi di bidang perijinan

    dan non perijinan secara terpadu dengan prinsip koordinasi, integrasi,

    sinkronisasi, simplifikasi, keamanan dan kepastian.

    Fungsi:

    a. perumusan kebijakan teknis sesuai dengan lingkup tugas bidang penanaman

    modal dan pelayanan perijinan terpadu;

    b. pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah sesuai

    dengan lingkup tugas bidang penanaman modal dan pelayanan perijinan

    terpadu;

    c. pembinaan dan pelaksanaan tugas sesuai dengan lingkup tugasbidang

    penanaman modal dan pelayanan perijinan terpadu;

    d. penyelenggaraan pelayanan administrasi perijinan dan nonperijinan;

    e. pelaksanaan koordinasi proses pelayanan perijinan dan nonperijinan;

    f. pelaksanaan administrasi pelayanan perijinan dan non perijinan;

    g. pemantauan dan evaluasi proses pemberian pelayanan perijinandan non

    perijinan; dan

    h. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengantugas

    dan fungsinya.

    20. Kantor Ketahanan Pangan, mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan

    pemerintahan daerah dalam menyusun dan melaksanakan kebijakan daerah

    bidang ketahanan pangan

  • Laporan Kinerja Pemerintah Daerah Kota Cirebon Tahun 2016

    23

    Fungsi:

    a. Perumusan kebijakan teknis sesuai dengan lingkuptugas bidang ketahanan

    pangan;

    b. Pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah sesuai

    dengan lingkup tugasbidang ketahanan pangan;

    c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas sesuai denganlingkup tugas bidang

    ketahanan pangan; dan

    d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh walikota sesuai dengan tugas

    dan fungsinya.

    21. Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri, mempunyai tugas pokok

    melaksanakan urusan pemerintahan daerah dalam penyusunan dan pelaksanaan

    kebijakan daerah bidang kesatuan bangsa dan politik dalam negeri.

    Fungsi:

    a. perumusan kebijakan teknis sesuai dengan lingkup tugas bidang kesatuan

    bangsa dan politik dalamnegeri;

    b. pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah sesuai

    dengan lingkup tugas bidang kesatuan bangsa dan politik dalam negeri;

    c. pembinaan dan pelaksanaan tugas sesuai dengan lingkup tugas bidang

    kesatuan bangsa dan politik dalam negeri; dan

    d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas

    dan fungsinya.

    22. Kantor Lingkungan Hidup, mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan

    pemerintahan daerah dalam penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah

    bidang lingkungan hidup.

    Fungsi:

    a. perumusan kebijakan teknis sesuai dengan lingkup tugas bidang lingkungan

    hidup;

    b. pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah sesuai

    dengan lingkup tugas bidang lingkungan hidup;

    c. pembinaan dan pelaksanaan tugas sesuai dengan lingkup tugas bidang

    lingkungan hidup; dan

  • Laporan Kinerja Pemerintah Daerah Kota Cirebon Tahun 2016

    24

    d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas

    dan fungsinya.

    23. RSUD Gunung Jati, mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan

    pemerintahan daerah dalam penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah

    bidang pelayanan kesehatan dengan metode atau cara penyembuhan maupun

    pemulihan yang dilaksanakan dengan melakukan pencegahan dan

    melaksanakan upaya rujukan serta menyelenggarakan kegiatan pendidikan

    sesuai dengan fungsi sebagai rumah sakit yang digunakan tempat pendidikan.

    Fungsi:

    a. perumusan kebijakan teknis sesuai dengan lingkup tugas bidang pelayanan,

    pendidikan dan pelatihan serta penelitian dan pengembangan kesehatan;

    b. pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah sesuai

    dengan lingkup tugas bidang pelayanan, pendidikan dan pelatihan serta

    penelitian dan pengembangan kesehatan;

    c. pembinaan dan pelaksanaan tugas sesuai dengan lingkup tugas bidang

    pelayanan, pendidikan dan pelatihan serta penelitian dan pengembangan

    kesehatan; dan

    d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikotasesuai dengan tugas

    dan fungsinya.

    24. Satuan Polisi Pamong Praja, mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan

    pemerintahan daerah dalam pemeliharaan dan penyelenggaraan ketenteraman

    dan ketertiban umum, penegakan peraturan daerah dan peraturan walikota serta

    perlindungan anak.

    Fungsi:

    a. penyusunan program dan pelaksanaan ketenteraman dan ketertiban umum,

    penegakan Peraturan Daerah dan Peraturan Walikota serta perlindungan

    masyarakat;

    b. pelaksanaan kebijakan pemeliharaan dan penyelenggaraan ketenteraman

    dan ketertiban umum daerah;

    c. pelaksanaan kebijakan penegakan Peraturan Daerah dan Peraturan

    Walikota;

    d. pelaksanaan kebijakan perlindungan masyarakat;

  • Laporan Kinerja Pemerintah Daerah Kota Cirebon Tahun 2016

    25

    e. pelaksanaan koordinasi pemeliharaan dan penyelenggaraan ketenteraman

    dan ketertiban umum serta penegakan Peraturan Daerah, Peraturan

    Walikota dengan aparat Kepolisian, Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS)

    dan atau aparatur lainnya serta perlindungan masyarakat; dan

    f. pengawasan terhadap masyarakat agar mematuhi dan menaati Peraturan

    Daerah dan Peraturan Walikota.

    25. Kantor Penanggulangan Bencana dan Pemadaman Kebakaran, mempunyai

    tugas pokok melaksanakan urusan pemerintahan daerah dalam penyusunan dan

    pelaksanaan kebijakan daerah bidang penanggulangan bencana daerah dan

    pemadaman kebakaran.

    Fungsi:

    a. perumusan kebijakan teknis sesuai dengan lingkuptugas bidang

    penanggulangan bencana daerah dan pemadaman kebakaran;

    b. pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah sesuai

    dengan lingkup tugas bidang penanggulangan bencana daerah dan

    pemadaman kebakaran;

    c. pembinaan dan pelaksanaan tugas sesuai denganlingkup tugas bidang

    penanggulangan bencana daerahdan pemadaman kebakaran; dan

    d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas

    dan fungsinya.

    26. Kecamatan mempunyai tugas pokok:

    1. menyelenggarakan tugas umum pemerintahan, yang meliputi:

    a. mengoordinasikan kegiatan pemberdayaan masyarakat;

    b. mengoordinasikan upaya penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban

    umum;

    c. mengoordinasikan penerapan dan penegakan peraturan perundang-

    undangan;

    d. mengoordinasikan pemeliharaan prasarana danfasilitas pelayanan

    umum;

    e. mengoordinasikan penyelenggaraan kegiatan pemerintahan di tingkat

    Kecamatan;

    f. membina penyelenggaraan pemerintahan kelurahan;dan

  • Laporan Kinerja Pemerintah Daerah Kota Cirebon Tahun 2016

    26

    g. melaksanakan pelayanan masyarakat yang menjadi ruang lingkup

    tugasnya dan / atau yang belum dapat dilaksanakan pemerintahan

    kelurahan.

    2. melaksanakan kewenangan pemerintahan yang dilimpahkan oleh Walikota

    untuk menangani sebagian urusan otonomi daerah yang meliputi aspek :

    a. perizinan;

    b. rekomendasi;

    c. koordinasi;

    d. pembinaan;

    e. pengawasan;

    f. fasilitasi;

    g. penetapan;

    h. penyelenggaraan; dan

    i. kewenangan lain yang dilimpahkan.

    Fungsi:

    a. perumusan kebijakan teknis sesuai dengan lingkup tugas bidang tata

    pemerintahan, pemberdayaan masyarakat dan kelurahan, ketenteraman

    dan ketertiban umum, pelayanan umum, perekonomian dan

    pembangunan;

    b. penyelenggaraan bidang tata pemerintahan, pemberdayaan masyarakat

    dan kelurahan, ketenteraman dan ketertiban umum, pelayanan umum,

    perekonomian dan pembangunan;

    c. pembinaan dan pelaksanaan tugas bidang tata pemerintahan,

    pemberdayaan masyarakat dan kelurahan, ketenteraman dan ketertiban

    umum, pelayanan umum, perekonomian dan pembangunan; dan

    d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan

    tugas dan fungsinya.

    27. Kelurahan mempunyai tugas pokok Kelurahan mempunyai tugas pokok

    menyelenggarakan urusan pemerintahan, pembangunan, kemasyarakatan dan

    melaksanakan urusan Pemerintahan yangdilimpahkan oleh Walikota serta

    mempunyai tugas:

    a. pelaksanaan kegiatan pemerintahan kelurahan;

  • Laporan Kinerja Pemerintah Daerah Kota Cirebon Tahun 2016

    27

    b. pemberdayaan masyarakat;

    c. pelayanan masyarakat;

    d. penyelenggaraan ketenteraman dan ketertiban umum;

    e. pemeliharaan prasarana dan fasilitas pelayananumum; dan

    f. pembinaan lembaga kemasyarakatan.

    Fungsi:

    a. perumusan kebijakan teknis sesuai dengan lingkup tugas bidang

    pemerintahan, pelayanan umum, kesejahteraan rakyat dan kemasyarakatan,

    perekonomian dan pembangunan;

    b. penyelenggaraan bidang pemerintahan, pelayanan umum, kesejahteraan

    rakyat dan kemasyarakatan, perekonomian dan pembangunan;

    c. pembinaan dan pelaksanaan tugas bidang pemerintahan, pelayanan umum,

    kesejahteraan rakyat dan kemasyarakatan, perekonomian dan

    pembangunan; dan

    d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas

    dan fungsinya.

    D. INOVASI LAKIP PEMERINTAH KOTA CIREBON

    1. Peraturan Walikota Cirebon Nomor 15 Tahun 2016 tentang Pedoman

    Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah di Lingkungan

    Pemerintah Kota Cirebon;

    2. Peraturan Walikota Cirebon Nomor 16 Tahun 2016 tentang Penyusunan

    Rencana Kerja Tahunan, Penetapan Kinerja, Pelaporan Kinerja, Tata Cara

    Riviue Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah di Lingkungan

    Pemerintah Kota Cirebon

    3. Peraturan Walikota Cirebon Nomor 17 Tahun 2016 tentang Petunjuk

    Pelaksana Evaluasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah di

    Lingkungan Pemerintah Kota Cirebon.

    4. e-LAKIP

  • Laporan Kinerja Pemerintah Daerah Kota Cirebon Tahun 2016

    28

  • Laporan Kinerja Pemerintah Daerah Kota Cirebon Tahun 2016

    29

    BAB II

    PERENCANAAN DAN

    PERJANJIAN KINERJA

    Pelaksanaan urusan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah Kota

    Cirebon dilaksanakan dengan memperhatikan perencanaan strategis sebagaimana

    yang tertuang di dalam Peraturan Daerah Kota Cirebon Nomor 7 Tahun 2013

    tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Cirebon

    Tahun 2013-2018 yang kemudian diubah menjadi Peraturan Daerah Kota Cirebon

    Nomor 11 Tahun 2015 tentang Perubahan Peraturan Daerah Kota Cirebon Nomor

    7 Tahun 2013 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

    Kota Cirebon Tahun 2013-2018 serta Peraturan Walikota Cirebon Nomor 5 Tahun

    2014 tentang Penetapan Indikator Kinerja Utama (IKU) Pemerintah Kota Cirebon

    Tahun 2014-2018.

    Adapun Perjanjian Kinerja Pemerintah Kota Cirebon adalah sebagaimana

    tabel di bawah ini:

    Tabel 2. 1

    Perjanjian Kinerja Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2016

    No. SASARAN

    STRATEGIS

    INDIKATOR KINERJA TARGET

    1.1.1 Meningkatkan

    implementasi nilai

    keimanan dan

    ketakwaan pada aparatur

    pemerintahan

    Rasio SKPD yang

    melaksanakan kegiatan

    keagamaan secara rutin tiap

    bulan dibagi seluruh SKPD

    100%

    75%

    1.2.1 Meningkatnya kualitas

    sarana dan prasarana

    keagamaan

    Rasio sarana dan prasarana

    peribadatan yang

    memperoleh bandang

    dibandingkan dengan

    jumlah sarana dan prasarana

    peribadatan

    85%

    1.2.2 Terwujudnya prestasi

    kota Cirebon dalam

    bidang keagamaan

    Prestasi lomba keagamaan 6

    besar tingkat provinsi

    Peringkat 7

    tingkat

    provinsi

  • Laporan Kinerja Pemerintah Daerah Kota Cirebon Tahun 2016

    30

    No. SASARAN

    STRATEGIS

    INDIKATOR KINERJA TARGET

    1.2.3 Terwujudnya suasana kerukunan hidup antar

    umat beragama yang

    harmonis dan saling

    menghargai terhadap

    ajaran agamanya

    masing-masing

    Tidak ada kasus konflik yang bernuansa agama

    0 kasus

    2.1.1 Terwujudnya aparatur

    daerah yang memiliki

    integritas dan

    profesional

    Rasio SDM yang memenuhi

    standar kompetensi jabatan

    75%

    Menurunnya kasus

    pelanggaran disiplin PNS

    sebanyak 20% per tahun

    4 kasus/1000

    PNS

    2.1.2 Terwujudnya tertib

    administrasi keuangan

    SKPD

    Opini penilaian BPK

    terhadap keuangan dan aset

    daerah menuju WTP di 2018

    WTP

    2.1.3 Terwujudnya tertib

    administrasi

    perencanaan SKPD

    Meningkatnya kesesuaian

    APBD dengan dokumen

    perencanaan 100%

    100%

    2.1.4 Terwujudnya tertib

    administrasi kearsipan

    daerah

    Meningkatnya jumlah

    SKPD yang tertib

    administrasi kearsipan

    14/70

    Meningkatnya arsip vital

    dan arsip statis dari 530

    arsip menjadi 1.060 arsip

    110 berkas

    2.1.5 Terwujudnya pelayanan

    prima dalam perijinan

    Indeks kepuasan

    masyarakat dalam

    pelayanan perijinan 95%

    83 poin

    2.1.6 Meningkatnya

    pertumbuhan nilai

    investasi

    Meningkatnya nilai

    investasi di kota Cirebon

    PMA (325

    M)

    PMDN

    (510M)

    2.1.7 Terwujudnya pelayanan

    administrasi

    kependudukan

    Indeks kepuasan

    masyarakat dalam

    pelayanan administrasi

    kependudukan 90%

    85 poin

    2.2.2 Terwujudnya sarana dan

    prasarana organisasi

    perangkat daerah yang

    representatif

    Jumlah bangunan gedung

    pemerintahan dalam kondisi

    baik

    78%

    2.3.1 Terwujudnya hubungan

    pemerintahan dan

    masyarakat yang

    harmonis

    Meningkatnya indeks

    kepuasan masyarakat

    terhadap kinerja

    pemerintahan

    78 poin

  • Laporan Kinerja Pemerintah Daerah Kota Cirebon Tahun 2016

    31

    No. SASARAN

    STRATEGIS

    INDIKATOR KINERJA TARGET

    2.3.3 Tercapainya kesepakatan penetapan

    batas daerah dengan

    kabupaten cirebon

    Seluruh titik koordinat pilar batas utama (PBU)

    disepakati 100%

    2.2.1 Terwujudnya kesesuaian

    struktur dan tata laksana

    SKPD

    jumlah SKPD yang disusun

    kebijakan peta jabatan,

    standar kompetensi,

    ketatalaksanaan 100% di

    2018

    90%

    2.3.1 Terwujudnya hubungan

    pemerintah dan

    masyarakat yang

    harmonis

    Meningkatnya indeks

    kepuasan masyarakat

    terhadap kinerja pemerintah

    sebesar 95%

    85 poin

    2.3.2 Tercapainya

    kesepakatan penetapan

    batas daerah dengan

    kabupaten Cirebon

    Seluruh titik koordinat Pilar

    Batas Utama (PBU)

    disepakati 100%

    0 titik

    2.4.1 Terwujudnya penataan

    sistem manajemen dan

    proses kinerja di

    lingkungan pemerintah

    kota dengan

    mengoptimalisasi

    pemanfaatan teknologi

    informasi

    Terwujudnya peraturan

    tentang E-Government

    100%

    92% (1

    peraturan e-

    government)

    Terpenuhinya infrastruktur

    teknologi informasi dan

    komunikasi sebagai

    penunjang pelaksanaan

    kinerja aparatur 100%

    42 sistem

    yang

    terbangun

    3.1.1 Terwujudnya persatuan

    dan kesatuan dalam ke-

    Bhineka Tunggal Ika-an

    Menurunnya kejadian

    kriminalitas ras dan agama 0

    kasus

    0 kasus

    3.2.1 Terwujudnya

    masyarakat yang sadar

    hukum

    Menurunnya rasio angka

    kriminalitas dibanding

    jumlah penduduk

    20%

    Menurunnya jumlah lokasi

    rawan ketertiban umum

    15% setiap tahun dari 45

    titik

    30 titik

    3.4.1 Terwujudnya RW K-3 Proporsi RW yang

    memenuhi kategori K-3

    sebanyak 50%

    30%

  • Laporan Kinerja Pemerintah Daerah Kota Cirebon Tahun 2016

    32

    No. SASARAN

    STRATEGIS

    INDIKATOR KINERJA TARGET

    3.5.1 Menurunnya titik rawan kemacetan dan

    kecelakaan

    Menurunnya jumlah titik rawan kemacetan dan

    kecelakaan

    8 titik rawan kemacetan

    dan 4 titik

    rawan

    kecelakaan

    3.6.1 Tertatanya sektor

    informal

    Rasio jumlah PKL yang

    menempati lokasi di luar

    ketentuan/ dibagi jumlah

    PKL seluruhnya

    52%

    3.7.1 Meningkatnya daya

    tanggap terhadap

    bencana

    Tingkat waktu tanggap

    kejadian dan waktu tanggap

    darurat bencana

    Tingkat

    waktu

    kejadian

    bencana 10

    menit dan

    waktu

    tanggap

    darurat

    bencana 7

    hari

    4.1.1 Terbukanya kesempatan

    yang luas bagi

    masyarakat untuk

    mengenyam pendidikan

    Meningkatnya lama harapan

    sekolah pada usia maksimal

    18 tahun

    16tahun

    Rata-rata lama sekolah (13

    tahun)

    12 tahun

    4.2.1. Meningkatnya indeks

    kesehatan masyarakat

    BOR (%) 81,44

    LOS (hari) 4,35

    TOI (hari) 1,16

    BTO (kali) 39,32

    NDR (kematian 48

    jam/1000)

    23,75‰

    GDR (kematian kasar/1000) 54,67‰

    Survei kepuasan

    pasien/pelanggan

    80%

    KK ber-PHBS (%) 65%

    Angka kematian ibu 3 orang

    Gizi buruk

  • Laporan Kinerja Pemerintah Daerah Kota Cirebon Tahun 2016

    33

    No. SASARAN

    STRATEGIS

    INDIKATOR KINERJA TARGET

    4.3.1. Terwujudnya prestasi olah raga di tingkat

    provinsi

    Meraih posisi 10 besar tingkat provinsi di tahun

    2018

    4.4.1. Meningkatnya jumlah

    pusaka budaya yang

    dilestarikan

    Rasio keaktifan kelompok

    seni budaya 50% di tahun

    2018 dari 30% di tahun

    2012

    40%

    Jumlah pusaka budaya yang

    ditetapkan 80 jenis (72

    bangunan cagar budaya di

    tahun 2012)

    76 jenis

    4.5.1. Meningkatnya indeks

    daya beli masyarakat

    Indeks daya beli masyarakat 63,94

    Meningkatnya kunjungan

    wisatawan lokal dan

    mancanegara 25% tahun

    2018

    409.367

    orang

    4.6.1. Menurunnya jumlah KK

    miskin

    Rasio KK miskin

    dibandingkan dengan KK

    kota

    27,09%

    4.7.1. Menurunnya kasus

    kekerasan terhadap

    perempuan dan anak

    Menurunnya kasus 59 kasus

    4.8.1. Tercapainya

    peningkatan penanganan

    masalah kesejahteraan

    sosial (PMKS)

    Jumlah peningkatan

    penanganan PMKS 5% pada

    tahun 2018

    1% (737

    orang)

    4.9.1. Terpenuhinya

    kesetaraan gender

    Rasio gender di atas 30%

    perempuan

    36%

    5.1.1. Meningkatnya proporsi

    pembiayaan

    pembangunan yang

    berasal dari musrenbang

    kecamatan

    Persentase kenaikan nilai

    musrenbang kecamatan

    yang diakomodir dalam

    APBD sebanyak 5% sampai

    akhir tahun 2018

    (kumulatif)

    3,6%

    5.1.2. Meningkatnya nilai

    swadaya masyarakat

    dalam stimulan/ bantuan

    RW

    Prosentase swadaya

    masyarakat sebesar 10%

    terhadap jumlah bantuan

    RW

    7,2%

    6.1.1. Meningkatnya luasan

    dan kualitas ruang

    terbuka hijau publik dan

    privat serta areal

    Luas ruang terbuka hijau

    publik menuju 10% pada

    akhir tahun 2018

    9,48%

  • Laporan Kinerja Pemerintah Daerah Kota Cirebon Tahun 2016

    34

    No. SASARAN

    STRATEGIS

    INDIKATOR KINERJA TARGET

    6.1.2. Terjaganya kelestarian fungsi lingkungan hidup

    Meningkatnya kualitas dan akses informasi SDA dan

    LH (rata-rata outcome)

    86,5%

    Air sungai (lokasi)

    meningkatnya pelayanan

    konservasi SDA (rata-rata

    outcome)

    60%

    Meningkatnya peran serta

    masyarakat dalam

    pengelolaan lingkungan

    hidup (rata-rata outcome)

    59,20%

    6.1.3. Meningkatnya

    pengelolaan sampah dan

    sumber sampah secara

    terpadu dan berwawasan

    lingkungan serta

    peningkatan kapasitas

    TPA

    Cakupan wilayah layanan

    kebersihan dan

    pengangkatan persampahan

    sebanyak 80%

    76%

    6.2.1. Tersedianya kualitas

    jaringan jalan dan

    jembatan yang

    mendukung akselerasi

    pergerakan masyarakat

    Proporsi jalan dalam kondisi

    baik 100%

    98,74%

    Proporsi jumlah jembatan

    kondisi baik 100%

    96%

    6.2.2.

    Tersedianya sistem

    jaringan drainase yang

    tertata dengan baik

    dalam mendukung upaya

    pengendalian banjir, dan

    dampak perubahan iklim

    Berkurangnya titik rawan

    genangan banjir 18 titik

    menjadi 10 titik

    14 titik

    6.2.3.

    Tersedianya sistem

    pengelolaan jaringan air

    limbah domestik secara

    optimal

    Cakupan pelayanan air

    limbah domestik

    96%

    Jumlah jamban dan

    septitank 76,45% (65.766

    rumah tangga)

    71,87%

    6.2.4. Tersedianya sistem

    pengelolaan air minum

    Cakupan pelayanan air

    minum sebanyak 80%

    76%

    6.3.1. Terlaksananya

    pengendalian

    pemanfaatan ruang kota

    yang konsisten

    Tingkat pelanggaran tata

    ruang menurun 0 kasus

    14 kasus

  • Laporan Kinerja Pemerintah Daerah Kota Cirebon Tahun 2016

    35

    No. SASARAN

    STRATEGIS

    INDIKATOR KINERJA TARGET

    6.4.1. Meningkatnya kualitas lingkungan perumahan

    Berkurangnya kawasan lingkungan permukiman

    kumuh menjadi 0,46%

    70,09 Ha (1,84%)

    6.4.2. Menurunnya jumlah

    rumah tidak layak huni

    Menurunnya jumlah rumah

    tidak layak huni

    17.136rumah

    6.4.3. Tersedianya sistem

    transportasi perkotaan

    yang terpadu dan

    memadai untuk

    melayani pergerakan

    orang dan barang

    Cakupan wilayah pelayanan

    angkutan umum

    86%

  • Laporan Kinerja Pemerintah Daerah Kota Cirebon Tahun 2016

    36

    BAB III

    AKUNTABILITAS KINERJA

    A. CAPAIAN KINERJA ORGANISASI

    engukuran kinerja digunakan untuk menilai keberhasilan dan

    kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program, sasaran

    yang telah ditetapkan dalam rangka mewujudkan visi dan misi pemerintah kota

    cirebon. setiap akhir tahun setiap instansi melakukan pengukuran pencapaian target

    kinerja yang ditetapkan dalam dokumen perjanjian kinerja. Hasil dari pengukuran

    kinerja tersebut dituangkan dalam Laporan Kinerja Pemerintah Kota Cirebon.

    Pengukuran kinerja dalam Laporan Kinerja Pemerintah Kota Cirebon tahun

    2016 didasarkan kepada pengukuran dan evaluasi pelaksanaan atas perjanjian

    kinerja pemerintah kota cirebon tahun 2016 yang telah ditetapkan sebelumnya dan

    merupakan implementasi dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah

    (RPJMD) Kota Cirebon 2013-2018 yang kemudian diubah dengan Peraturan

    Daerah Kota Cirebon nomor 11 Tahun 2015 tentang Perubahan Atas Peraturan

    Daerah Kota Cirebon Nomor 7 Tahun 2013 tentang Rencana Pembangunan Jangka

    Menengah Daerah (RPJMD) Kota Cirebon Tahun 2013-2018.

    Guna mempermudah interpretasi atas pencapaian indikator kinerja sasaran

    Pemerintah Daerah Kota Cirebon tersebut digunakan skala nilai peringkat

    kinerjayang mengacu pada formulir Tabel VII-C dalam Peraturan Menteri

    DalamNegeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan

    PemerintahNomor 8 Tahun 2008 Tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan,

    Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah sebagai

    berikut:

    P

  • Laporan Kinerja Pemerintah Daerah Kota Cirebon Tahun 2016

    37

    Tabel 3. 1 Tabel Skala Nilai Peringkat Kinerja

    No. Interval Nilai Realisasi Kinerja Kriteria Penilaian Realisasi Kinerja

    1. 91≥ Sangat tinggi

    2. 76 ≤ 90 Tinggi

    3. 66 ≤ 75 Sedang

    4. 51 ≤ 65 Rendah

    5. ≤ 50 Sangat rendah

    Ringkasan pengukuran kinerja pemerintah kota cirebon tahun 2016 selengkapnya

    dapat dilihat pada tabel 3.2 sebagai berikut:

  • Laporan Kinerja Pemerintah Daerah Kota Cirebon Tahun 2016

    38

    Tabel 3. 2 Pengukuran Capaian Kinerja berdasarkan Perjanjian Kinerja Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2016

    No. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI %

    CAPAIAN

    Misi ke-1 “Mewujudkan aparatur pemerintahan dan masyarakat Kota Cirebon yang religius

    1.1.1 Meningkatkan implementasi nilai keimanan

    dan ketakwaan pada aparatur pemerintahan

    Rasio SKPD yang

    melaksanakan kegiatan

    keagamaan secara rutin tiap

    bulan dibagi seluruh SKPD

    100%

    75% 28% 37,33%

    1.2.1 Meningkatnya kualitas sarana dan prasarana

    keagamaan

    Rasio tempat ibadah yang

    memperoleh bantuan sarana

    dan prasarana dibandingkan

    dengan tempat ibadah yang

    mengusulkan batuan sarana dan

    prasarana

    85% 58,33% 68,62%

    1.2.2. Terwujudnya prestasi kota cirebon dalam

    bidang keagamaan

    Prestasi lomba keagamaan 6

    bisa tingkat provinsi

    Peringkat 7

    tingkat

    provinsi

    Peringkat 19 0

    1.2.3. Terciptanya suasana kerukunan hidup antar

    umat beragama yang harmonis dan saling

    menghargai terhadap ajaran agamanya

    masing-masing

    Tidak adanya kasus konflik

    yang bernuansa keagamaan

    0 kasus 0 kasus 100%

    Misi ke-2 “Meningkatkan integritas dan profesionalisme aparatur serta merevitalisasi kelembagaan yang efektif dan efisien menuju tata

    pemerintahan yang baik, amanah, bersih dan bebas dari KKN

  • Laporan Kinerja Pemerintah Daerah Kota Cirebon Tahun 2016

    39

    No. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI %

    CAPAIAN

    2.1.1. Terwujudnya aparatur daerah yang memiliki

    integritas dan profesional

    Rasio SDM yang memenuhi

    standar kompetensi jabatan

    75% 74% 98,67%

    Menurunnya kasus pelanggaran disiplin PNS sebanyak 20% per

    tahun

    4 kasus/1000 PNS

    4 kasus/1000 PNS

    100%

    2.1.2. Terwujudnya tertib administrasi keuangan daerah SKPD

    Opini penilaian BPK terhadap keuangan dan aset daerah

    menuju WTP di 2018

    WTP WDP 0

    2.1.3. Terwujudnya tertib administrasi perencanaan

    SKPD

    Meningkatnya kesesuaian

    APBD dengan dokumen

    perencanaan 100%

    100% 100% 100%

    2.1.4. Terwujudnya tertib administrasi kearsipan

    daerah

    Meningkatnya jumlah SKPD

    yang tertib administrasi

    kearsipan

    14/70 42/70 33%

    Meningkatnya arsip vital dan

    arsip statis dari 530 arsip

    menjadi 1060 arsip

    110 berkas 114 berkas 103,64%

    2.1.5. Terwujudnya pelayanan prima dalam perijinan Indeks kepuasan masyarakat

    dalam perijinan 90%

    85 poin 71,4 poin 86,02%

    2.1.6. Meningkatnya pertumbuhan nilai investasi Meningkatnya nilai investasi di

    kota cirebon

    PMA (325

    M)

    PMDN (510

    M)

    PMDN

    (1.357.254.21

    4.039)

    PMA: 0

    PMDN:266%

  • Laporan Kinerja Pemerintah Daerah Kota Cirebon Tahun 2016

    40

    No. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI %

    CAPAIAN

    2.1.7. Terwujudnya pelayanan administrasi

    kependudukan

    Indeks kepuasan masyarakat

    dalam pelayanan administrasi

    kependudukan

    85 poin 71,4 poin 84%

    2.2.2. Terwujudnya sarana dan prasaran organisasi

    perangkat daerah yang representatif

    Jumlah bangunan gedung

    pemerintahan dalam kondisi

    baik

    78% 100% 128,21%

    2.3.1. Terwujudnya hubungan pemerintahan dan

    masyarakat yang harmonis

    Meningkatnya indeks kepuasan

    masyarakat terhadap kinerja

    pemerintahan

    78 poin n/a

    2.3.2. Tercapainya kesepakatan penetapan batas

    daerah dengan kabupaten cirebon

    Seluruh titik koordinat pilar

    batas utama (PBU) disepakati

    100%

    0 titik 0 titik 100%

    2.4.1. Terwujudnya penataan sistem manajemen dan

    proses kinerja di lingkungan pemerintah kota

    dengan mengoptimasikan pemanfaatan

    teknologi informasi

    Tersedianya peraturan tentang

    e-government 100%

    92% (1

    peraturan e-

    government)

    n/a

    Terpenuhinya infrastruktur

    teknologi dan komunikasi

    sebagai penunjang pelaksanaan

    kinerja aparatur 100%

    42 sistem

    yang

    terbangun

    28 sistem

    yang

    terbangun

    66,67%

    Misi ke-3 “Meningkatkan kualitas keamanan dan ketertiban umum”

    3.1.1. Terwujudnya persatuan dan kesatuan dalam

    ke-bhineka tunggal ika-an

    Menurunnya kejadian

    kriminalitas karena ras dan

    agama 0 kasus

    0 kasus 0 kasus 100%

  • Laporan Kinerja Pemerintah Daerah Kota Cirebon Tahun 2016

    41

    No. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI %

    CAPAIAN

    3.2.1. Terwujudnya masyarakat yang sadar hukum Menurunnya rasio angka

    kriminalitas dibanding jumlah

    penduduk

    20% n/a

    Menurunnya jumlah lokasi

    rawan ketertiban umum 15%

    setiap tahun dari 45 titik

    30 titik n/a

    3.4.1. Terwujudnya RW K-3 Proporsi RW yang memenuhi

    kategori K-3 sebanyak 50%

    30% n/a

    3.5.1. Menurunnya titik rawan kemacetan dan

    kecelakaan

    Menurunnya jumlah titik

    rawan kemacetan dan daerah

    rawan kecelakaan

    8 titik rawan

    kemacetan

    dan 4 titik

    rawan

    kecelakaan

    3.6.1. Tertatanya sektor informal

    Rasio jumlah PKL yang

    menempati lokasi di luar

    ketentuan dibagi/jumlah PKL

    seluruhnya 40%

    52% 33,91% 65,21%

  • Laporan Kinerja Pemerintah Daerah Kota Cirebon Tahun 2016

    42

    No. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI %

    CAPAIAN

    3.7.1. Meningkatnya daya tanggap terhadap bencana Tingkat waktu tanggap

    kejadian bencana dan waktu

    tanggap darurat bencana

    Tingkat

    waktu

    tanggap

    kejadian

    bencana 10

    menit dan

    waktu

    tanggap

    darurat

    bencana 7

    hari

    Tingkat

    waktu

    tanggap

    kejadian

    bencana 10

    menit dan

    waktu

    tanggap

    darurat

    bencana 7

    hari

    100%

    Misi ke-4 “Meningkatkan kualitas sumber daya kota cirebon dalam bidang pendidikan, kesehatan dan ekonomi

    untuk kesejahteraan masyarakat”

    4.1.1. Terbukanya kesempatan yang luas bagi

    masyarakat untuk mengenyam pendidikan

    Meningkatnya lama harapan

    sekolah pada usia maksimal 18

    tahun

    16 tahun Data dari

    BPS

    Data dari

    BPS

    Rata-rata lama sekolah 12 tahun Data dari

    BPS

    Data dari

    BPS

    4.2.1. Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat BOR (%) 81,44 70,66 86,76%

    LOS (hari) 4,35 4,42 101,61%

    TOI (hari) 1,16 1,82 156,89%

    BTO (hari) 39,32 58,89 149,77%

  • Laporan Kinerja Pemerintah Daerah Kota Cirebon Tahun 2016

    43

    No. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI %

    CAPAIAN

    NDR (kematian 48 jam/1000) 23,75‰ 52 218,95%

    GDR (kematian kasar/1000) 54,67‰ 70 128,04%

    Survei kepuasan

    pasien/pelanggan

    80% - -

    KK ber-PHBS (%) 65% 64,97% 99,95%

    Angka kematian ibu 3 orang 1 orang

    Gizi buruk

  • Laporan Kinerja Pemerintah Daerah Kota Cirebon Tahun 2016

    44

    No. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI %

    CAPAIAN

    Jumlah pusaka budaya yang

    ditetapkan 80 jenis (72

    bangunan cagar budaya di

    tahun 2012)

    76 jenis 76 jenis 100%

    4.5.1. Meningkatnya indeks daya beli masyarakat Indeks daya beli masyarakat 63,94 Data dari

    BPS

    Data dari

    BPS

    Meningkatnya kunjungan

    wisatawan lokal dan

    mancanegara 25% tahun 2018

    409.367

    orang

    831.152

    orang

    203,03%

    4.6.1. Menurunnya jumlah KK miskin Rasio KK miskin dibandingkan

    dengan KK kota

    27,09% Data dari

    BPS

    Data dari

    BPS

    4.7.1. Menurunnya kasus kekerasan terhadap

    perempuan dan anak

    Menurunnya kasus 59 n/a

    4.8.1. Tercapainya peningkatan penanganan

    masalah kesejahteraan sosial (PMKS)

    Jumlah peningkatan

    penanganan PMKS 5% pada

    tahun 2018

    1% (737

    orang)

    123 orang 16,69%

    4.9.1. Terpenuhinya kesetaraan gender

    Rasio gender di atas 30%

    perempuan

    36% 0 0

    Misi ke-5 “Meningkatnya peran serta masyarakat dalam pembangunan”

    5.1.1. Meningkatnya proporsi pembiayaan

    pembangunan yang berasal dari musrenbang

    kecamatan

    Persentase kenaikan nilai

    musrenbang yang diakomodir

    dalam APBD sebanyak 5%

    3,6% n/a n/a

  • Laporan Kinerja Pemerintah Daerah Kota Cirebon Tahun 2016

    45

    No. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI %

    CAPAIAN

    sampai akhir tahun 2018

    (kumulatif)

    5.1.2. Meningkatnya nilai swadaya masyarakat

    dalam stimulan/ bantuan RW

    Persentase swadaya

    masyarakat sebesar 10%

    terhadap jumlah bantuan RW

    7,2% n/a n/a

    Misi ke-6 “Meningkatkan kualitas keseimbangan dan pelestarian lingkungan hidup”

    6.1.1. Meningkatnya luasan dan kualitas ruang

    terbuka hijau publik dan privat serta areal

    Meningkatnya luas ruang

    terbuka hijau publik menuju

    12%

    9,48% n/a n/a

    6.1.2. Terjaganya kelestarian fungsi lingkungan

    hidup

    Meningkatnya kualitas dan

    akses informasi SDA dan LH

    (rata-rata outcome)

    86,50% 79,5 91,91%

    Air sungai (lokasi)

    meningkatnya pelayanan

    konservasi SDA (rata-rata

    outcome)

    60% 60% 100%

    Meningkatnya peran serta

    masyarakat dalam pengelolaan

    lingkungan hidup (rata-rata

    outcome)

    59,2% 58,2% 98,31%

    Prosentase ketaatan pelaku

    usaha terhadap baku mutu

    lingkungan % (jumlah pelaku

    76,50% 76,36% 99,82%

  • Laporan Kinerja Pemerintah Daerah Kota Cirebon Tahun 2016

    46

    No. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI %

    CAPAIAN

    usaha yang taat terhadap baku

    mutu lingkungan dibagi jumlah

    pelaku usaha yang dipantau di

    kali 100%)

    6.1.3. Meningkatnya pengelolaan sampah dan

    sumber sampah secara terpadu dan

    berwawasan lingkungan serta peningkatan

    kapasitas TPA

    Cakupan wilayah layanan

    kebersihan dan pengangkatan

    persampahan sebanyak 80%

    76% n/a

    6.2.1. Tersedianya kualitas jaringan jalan dan

    jembatan yang mendukung akselerasi

    pergerakan masyarakat

    Proporsi jalan dalam kondisi

    baik 100%

    98,74% 89,44% 90,58%

    Proporsi jumlah jembatan

    kondisi baik 100%

    96% 92,52% 96,38%

    6.2.2. Tersedianya sistem jaringan drainase yang

    tertata dengan baik dalam mendukung upaya

    pengendalian banjir dan dampak perubahan

    iklim

    Berkurangnya titik rawan

    genangan banjir dari 18 titik

    menjadi 10 titik

    14 titik 2 titik 14,29%

    6.2.3. Tersedianya sistem pengelolaan jaringan air

    limbah domestik secara optimal

    Cakupan pelayanan air limbah

    domestik

    96% 100% 104,17%

    Jumlah jamban dan septiktank

    76,45% (65.766 rumah tangga)

    71,87% 87,73 122,07%

    6.2.4. Tersedianya sistem pengelolaan air minum Cakupan pelayanan air minum

    perpipaan

    76% 0 0

  • Laporan Kinerja Pemerintah Daerah Kota Cirebon Tahun 2016

    47

    No. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI %

    CAPAIAN

    6.3.1. Terlaksananya pengendalian pemanfaatan

    ruang kota yang konsisten

    Tingkat pelanggaran tata ruang

    menurun 0 kasus

    14 kasus 10 kasus

    6.4.1. Meningkatnya kualitas lingkungan perumahan Berkurangnya kawasan

    lingkungan permukiman

    kumuh menjadi 0,46%

    70,09 Ha

    (1,84%)

    59,6 Ha 85,03%

    6.4.2. Menurunnya jumlah rumah tidak layak huni Menurunnya jumlah rumah

    tidak layak huni

    17.576 rumah 15.565 rumah 90,83%

    6.4.3 Tersedianya sistem transportasi perkotaan

    yang terpadu dan memadai untuk melayani

    pergerakan orang dan barang

    Cakupan wilayah pelayanan

    angkutan umum

    86% 80% 93,02%

  • Laporan Kinerja Pemerintah Daerah Kota Cirebon Tahun 2016

    48

    B. EVALUASI DAN ANALISIS CAPAIAN KINERJA

    Adapun evaluasi dan analisis tingkat capaian kinerja berdasarkan sasaran

    yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Daerah Kota Cirebon sebagaimana tertuang

    dalam perjanjian kinerja Pemerintah Daerah Kota Cirebon tahun 2016 adalah

    sebagai berikut:

    Pencapaian misi ke-1 dapat diketahui dengan pencapaian sasaran dan indikator

    sebagai berikut:

    Pencapaian sasaran strategis ke-1, dilaksanakan dengan strategi

    pelaksanaan kegiatan keagamaan, pengawasan perilaku, sanksi dan pelibatan

    masyarakat dalam peningkatan kualitas akhlak dan moral aparatur, dengan arah

    kebijakan mewajibkan instansi pemerintah untuk melaksanakan kegiatan

    keagamaan, menyusun pedoman pemberian sanksi, operasi rutin PNS di tempat-

    tempat hiburan dan membuka kotak pengaduan masyarakat terhadap perilaku PNS.

    Untuk mengukur sasaran strategis ke-1 terdapat 1 indikator sasaran.

    Sebagaimana tersaji pada tabel 3.3. berikut di bawah ini.

    Tabel 3. 3 Target dan Realisasi Sasaran ke-1

    INDIKATOR KINERJA SATUAN

    TAHUN 2016 CAPAIAN

    INDIKATOR

    SASARAN TARGET REALISASI

    Rasio SKPD yang

    melaksanakan kegiatan

    keagamaan secara rutin tiap

    bulan dibagi seluruh SKPD

    100%

    % 75 28

    37,33%

    (sangat

    rendah)

    Sumber: LKIP Badan Kepegawaian dan Diklat Kota Cirebon Tahun 2016

    Misi ke-1:Mewujudkan aparatur pemerintahan dan masyarakat kota Cirebon

    yang religius

    Sasaran Strategis ke-1 Meningkatkan Implementasi Nilai Keimanan Dan Ketakwaan Pada

    Aparatur Pemerintahan

  • Laporan Kinerja Pemerintah Daerah Kota Cirebon Tahun 2016

    49

    Berdasarkan tabel tersebut di atas pada sasaran ke-1 ini capaian indikator

    sasaran tersebut sangat rendah (37,33%). Berdasarkan hasil laporan kinerja badan

    kepegawaian, pendidikan dan pelatihan kota cirebon tahun 2016, belum

    semuaSKPD yang ada di pemerintah daerah kota cirebon melaksanakan pengajian

    rutin bulanan.

    Dalam rangka mendukung pencapaian indikator sasaran ini, Pemerintah

    Daerah Kota Cirebon telah merencanakan program dan kegiatan sebagai berikut:

    Program: Peningkatan kualitas religius aparatur, dengan kegiatan:

    a. Pembinaan rohani aparatur pemerintahan dan masyarakat kota cirebon.

    (sekretariat Daerah).

    b. Trainning ESQ. (Badan Kepegawaian dan Pendidikan Pelatihan).

    c. Belajar baca, tulis dan terjemahan Al-Quran. (Kecamatan Pekalipan).

    d. Pembinaan rohani aparatur (Kecamatan Harjamukti).

    Pencapaian sasaran strategis ke-2, dilaksanakan dengan strategi

    peningkatan pemberian bantuan kepada sarana peribadatan melalui hibah dan

    bantuan sosial serta kegiatan keagamaan, dengan arah kebijakan meningkatkan

    pemahaman pengurus masjid atau RW terhadap mekanisme hibah dan bantuan

    sosial serta pelibatan pengurus masjid dalam kegiatan perayaan hari-hari besar

    keagamaan. Untuk mengukur sasaran strategis ke-2 terdapat 1 indikator sasaran.

    Sebagaimana tersaji pada tabel 3.4. berikut di bawah ini

    Tabel 3.4 Target dan Realisasi Sasa