41
LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN DI KELURAHAN MUKTISARI KECAMATAN LANGENSARI KOTA BANJAR APRIL 2010 Disusun untuk memnuhi tugas Mata kuliah Kuliah Kerja Lapangan Pada program S1 Jurusan Sastra Indoensia Oleh: Kelompok Muktisari PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS PADJAJARAN JATINANGOR 2010 KELOMPOK

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN DI KELURAHAN …blogs.unpad.ac.id/kklsastraindonesiaunpad/files/2010/12/KKL... · Disusun untuk memnuhi tugas Mata kuliah Kuliah Kerja Lapangan Pada

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN DI KELURAHAN …blogs.unpad.ac.id/kklsastraindonesiaunpad/files/2010/12/KKL... · Disusun untuk memnuhi tugas Mata kuliah Kuliah Kerja Lapangan Pada

LAPORAN

KULIAH KERJA LAPANGAN

DI KELURAHAN MUKTISARI KECAMATAN LANGENSARI

KOTA BANJAR

APRIL 2010

Disusun untuk memnuhi tugas

Mata kuliah Kuliah Kerja Lapangan

Pada program S1 Jurusan Sastra Indoensia

Oleh:

Kelompok Muktisari

PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA

FAKULTAS SASTRA

UNIVERSITAS PADJAJARAN

JATINANGOR

2010

KELOMPOK

Page 2: LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN DI KELURAHAN …blogs.unpad.ac.id/kklsastraindonesiaunpad/files/2010/12/KKL... · Disusun untuk memnuhi tugas Mata kuliah Kuliah Kerja Lapangan Pada

MUKTISARI

Pembimbing : Eni Karlieni, M.Hum dan Yetti Setianingsih, Dra

Ketua : Barkah Hanafi 180210070036

Anggota:

1. Arief Maulana 180110070004

2. Hari Fauzi 180110070029

3. Ajeng Widuri 180110070031

4. Femmi Tri Widani 180110070005

5. Dwi Mira Mulyaningsih 180110070044

6. Fadilla Ramadhona 180110070040

7. Chemi J.H 180110070022

8. Ai Mibiawati 180110090054

9. Lutfi Murdiansyah 180110090007

10. Vicky Yuni Angraini 180110090016

11. Asep Muhammad Bintang 180110090036

12. Azie Wijaya 180110090020

13. Fadhil Maulana Karim 180110090027

14. Cita Belantara Putri 180110090039

15. R. Achmad Aria Agung W. 180110090043

16. Adul Pajar Cahya I. 180110090049

Page 3: LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN DI KELURAHAN …blogs.unpad.ac.id/kklsastraindonesiaunpad/files/2010/12/KKL... · Disusun untuk memnuhi tugas Mata kuliah Kuliah Kerja Lapangan Pada

LEMBAR PENGESAHAN

JUDUL : LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN DI KELURAHAN

MUKTISARI KECAMATAN LANGENSARI KOTA BANJAR

APRIL 2010

PENYUSUN : KELOMPOK MUKTISARI

Jatinangor, Juni 2010

Mengesahkan :

Pembimbing 1

Eni Karlieni, M.Hum

NIP. 131656205

Pembimbing 2

Yetty Setianingsih, Dra

NIP. 131122439

Mengetahui,

Ketua Program Studi Sastra Indonesia

Fakultas Sastra

Universitas Padjadjaran

Tatang Suparman, M. Hum

NIP. 132206488

Page 4: LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN DI KELURAHAN …blogs.unpad.ac.id/kklsastraindonesiaunpad/files/2010/12/KKL... · Disusun untuk memnuhi tugas Mata kuliah Kuliah Kerja Lapangan Pada

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahiim,

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas kehendak-

Nyalah laporan kegiatan Kuliah Kerja Lapangan ini dapat terselesaikan. Tak lupa

shalawat serta salam tercurah limpahkan kepada junjungan Nabi Besar Muhamad

SAW.

Laporan ini merupakan hasil kerja dan wujud dari penerapan pelaksanaan

disiplin ilmu yang kami dapatkan di Program Studi Sastra Indonesia Fakultas Sastra

Unpad. Adapun fokus penelitian yang kami lakukan adalah segala sesuatu yang

berkaitan dengan masalah bahasa,sastra (foklor), dan budaya di Kelurahan Muktisari

Kecamatan Langensari Kota Banjar.

Dalam menyusun laporan ini kami membutuhkan waktu dan perhatian

khusus, berkali-kali kami termenung, bingung, tak tahu apa yang mesti kami perbuat

dengan data yang minim. Tetapi kami sungguh beruntung masih memiliki teman-

teman serta pihak-pihak yang selalu dengan sukarela membantu kami.

Pertama-tama kami persembahkan ucapan terima kasih kepada pembimbing

kami dalam menyusun laporan ini, yaitu Ibu Eni Karlieni, M.Hum dan Ibu Yetti

setianingsih, Dra yang selalu dengan ikhlas menuntun, membimbing dan mengawasi

kami dari mulai pencarian data hingga selesainya laporan ini.

Terima kasih pula kami sampaikan kepada Bapak Camat Langensari, Ketua

Jurusan Sastra Indonesia, serta Bapak Lurah Muktisari selaku orang tua kedua kami

di Desa Muktisari dapat kami sebutkan satu persatu.

Akhir kata, semoga laporan ini dapat bermanfaat untuk pengembangan dan

pelestarian khazanah kebudayaan Sunda.

Alhamdulillahirabbil’alamin.

Jatinangor, Mei 2010

Penyusun

Page 5: LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN DI KELURAHAN …blogs.unpad.ac.id/kklsastraindonesiaunpad/files/2010/12/KKL... · Disusun untuk memnuhi tugas Mata kuliah Kuliah Kerja Lapangan Pada

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Secara sepintas, mungkin sukar dimengerti mengapa di Negara yang

mendambakan kemoderan, masih terdapat kelompok masyarakat yang masih

berpegang pada unsur-unsur budaya lama yang diwariskan secara turun-temurun dari

nenek moyang mereka. Barangkali hal tersebut menunjukkan bahwa kebudayaan

memainkan peranan penting dalam kehidupan manusia (Yudistira K. Garna, 1987).

Kuliah Kerja Lapangan merupakan salah satu cara untuk menggali akar

budaya daerah terutama pada masyarakat di daerah Desa Muktisari kecamatan

Langensari. Potensi budaya yang ada di Desa Muktisari tersebut nampak setelah

proses pengumpulan dan pengkajian data yang diperoleh. Ragam data yang diteliti

dan dikaji tersebut meliputi bidang bahasa, budaya dan foklor.

1.2 Identifikasi Masalah

Sesuai dengan program Jurusan Sastra Indonesia program Studi Bahasa

Indonesia, kegiatan Kuliah Kerja Lapangan ini diproyeksikan untuk mengumpulkan

dan mengkaji secara ilmiah data tentang:

1. Konsep bahasa dan dialek bahasa

2. Konsep sastra (folklor)

3. Konsep seni dan budaya

Seluruh data di atas yang terdapat di Desa Muktisari, Kecamatan Langensari

Kota Banjar, Provinsi Jawa Barat, tentunya akan menambah khazanah wawasan

budaya daerah .Karena semakin lengkap data yang terhimpun, akan semakin jelas

transparansi jati diri budaya daerah sebagai salah satu akar budaya nasional.

1.3 Kerangka Teori

Kebudayaan dapat diartikan sebagai keseluruhan kelakuan dan hasil kelakuan

manusia yang teratur oleh tata kelakuan yang luas. Didapatkannya dengan cara

belajar dan kesemuanya tersusun dalam kehidupan masyarakat (Koentjaraningrat,

Page 6: LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN DI KELURAHAN …blogs.unpad.ac.id/kklsastraindonesiaunpad/files/2010/12/KKL... · Disusun untuk memnuhi tugas Mata kuliah Kuliah Kerja Lapangan Pada

1965 dalam Suhandi 1993:7). Definisi ini menunjukan bahwa kehidupan masyarakat

membutuhkan keteraturan interaksi antar individu agar terjalin hubungan baik

dengan menggunakan piranti kebudayaan.

Sebagaimana menurut Samsuri (1978:5), bahasa adalah dasar dari

kebudayaan, disamping bahasa itu sendiri adalah sebagai kebudayaan masyarakat.

Dengan demikain bahasa merupakan salah satu konvensi berbahasa yang oleh Bloom

Field (1933:29) disimpulkan bahwa sekelompok orang yang menggunakan sistem

tanda-tanda ujaran yang sama disebut satu masyarakat bahasa (dalam Alwasilah,

1985:43).

Sastra adalah bahasa atau tulisan, namun pada kenyataan sastra mempunyai

nilai-nilai yang dalam fungsinya terdapat bahasa. Sastra adalah institusi sosial yang

memakai medium bahasa. Teknik-teknik sastra tradisional seperti simbolisme dan

mantra bersifat sosial karena merupakan konvensi dan norma kehidupan (Warren &

Wellek, 1989:109).

Dari pernyataan ini secara transparan tampak jelas bahwa sastra tidak dapat

dipisahkan dari kehidupan masyarakat.

1.4 Tujuan

1. Menetapkan ruang lingkup gejala-gejala kebahasaan dengan jalan

mengelompokan dan memaparkan cirri-ciri dialek.

2. Mencari dan menemukan hubungan yang terjalin di antara dialek atau bahasa

dengan batas-batas alam yang sering menampilkan masalah-masalah yang

rumit dan saling bertentangan.

3. Mengetahui masalah yang timbul dari hubungan antara dialek dan batas-batas

alam.

1.5 Metodologi

1.5.1 Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode pupuan lapangan

dan metode deskriptif. Metode pupuan lapangan untuk pertamakalinya dipergunakan

oleh Martin Sarmiento pada tahun 1730 di Spanyol (Ayatrohaedi, 1993:34). Dua cara

pengumpulan bahan menurut metode tersebut adalah:

Page 7: LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN DI KELURAHAN …blogs.unpad.ac.id/kklsastraindonesiaunpad/files/2010/12/KKL... · Disusun untuk memnuhi tugas Mata kuliah Kuliah Kerja Lapangan Pada

1. Pencatatan langsung

2. Perekaman atau pencatatan langsung

Metode deskriptif dapat memberikan penyelesaian-penyelesaian dan

gambaran mengenai masalah atau fenomena-fenomena yang jelas.

1.5.2 Metode Kajian

Metode yang digunakan untuk mengkaji penelitian adalah metode deskriptif

praktis. Metode yang menggambarkan dan menguraikan data-data yang telah

dihimpun oleh tim peneliti yang disebut metode deskriptif, kemudian dianalisis guna

memperoleh kesimpulan sehingga data yang dihimpun dapat diperjelas sesuai dengan

pengklasifikasian data. Selain itu dengan metode deskriptif kita dapat mengetahui

mengenai struktur cerita yang didalamnya terdapat satuan-satuan unsur pembentuk

dan aturan susunannya (Yus Rusyana, 1979).

1.6 Sumber Data

Data-data yang diperoleh sebagai bahan untuk pengumpulan data studi

apresiasi didapatkan di Desa Muktisari, Kecamatan Langensari, Kota Banjar,

Provinsi Jawa Barat.

Proses perolehan data-data tersebut melalui kerjasama antara pencari data dan

masyarakat setempat yang dianggap potensial memegang dan memahami seputar

bahasa, sastra (folklor), seni budaya, pemegang naskah dan juga bantuan dari pihak

pemerintah setempat.

Page 8: LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN DI KELURAHAN …blogs.unpad.ac.id/kklsastraindonesiaunpad/files/2010/12/KKL... · Disusun untuk memnuhi tugas Mata kuliah Kuliah Kerja Lapangan Pada

BAB II

DATA KEBAHASAAN

2.1 Bilingualisme dan Diglosia

Istilah bilingualisme (Inggris bilingualism) dalam bahasa indonesia disebut

juga kedwibahasaan. Dari isatilahnya secara harfiah sudah dapat dipahami apa yang

dimaksud dengan bilingualisme itu, yaitu berkenaan dengan dengan penggunaan dua

bahasa atau dua kodes bahasa. Secara sosiolinguistik, secara umum; bilingualism

diartikan sebagai pengunaan dua bahasa oleh seorang penutur dalam pergaulannya

dengan orang lain secara bergantian. (Meckey 1962: Eishman 1975:73)

Ferguson menggunakan istilah diglosia untuk menyatakan keadaan suatu

masayarakat di mana terdapat dua versi dari satu bahasa yang hidup berdampingan

dan masing-masing mempunyai peranan tertentu.

Masyarakat Desa Muktisari memiliki dua atau lebih bahasa yang mereka

kuasai. Sehingga masayarakat desa Muktisari adalah masyarakat bilingualisme serta

bahasa jawa dan sunda yang mereka kuasai tetap hidup dan berkembang. Menurut

Ferguson hal itu dimanakan diglosia. Misalnya salah satu pemupuh pertama yaitu

Bapak Diro Sudiro laki-laki yang berumur 60 tahun ini menguasai setidaknya 3

bahasa yaitu bahasa Indonesia, Sunda dan Jawa. Walaupun beliau keturunan Sunda

ia mampu berbahasa Jawa dengan baik.

Selain itu bilingual mengakibatkan interaksi yang terjalin antara warga

Muktisari sangat beragam bahkan untik. Hal itu terjadi saat kami mendatangai anak-

anak SD N Muktisari 2 yang terletak di belakang Balai Desa Muktisari. Awalnya

kami hanya ingin bermain-main dengan mereka karena data yang didapatkan kami

rasa cukup tetapi saat mendengar mereka berbicara ada yang aneh. Ada seorang anak

laki-laki dan seorang anak perempuan yang sedang bercakap-cakap. Dari jauh

terlihat biasa saja. Tetapi setelah didekati ada yang berbeda. Anak laki-laki berbicara

dengan bahasa jawa dan anak perempuan berbicara dengan bahasa sunda. Sesuatu

yang aneh dan kami lihat pembicaraan mereka berdua baik-baik saja dan tidak ada

kekeliruan.

Page 9: LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN DI KELURAHAN …blogs.unpad.ac.id/kklsastraindonesiaunpad/files/2010/12/KKL... · Disusun untuk memnuhi tugas Mata kuliah Kuliah Kerja Lapangan Pada

2.2 Alih Kode dan Campur Kode

Appel (1976: 79) mendefinisikan alih kodes sebagai “gejala peralihan

pemakaian bahasa karena berubahnya situasi.” Berbeda dengan Appel yang

menyatakan alih kode itu terjadi antar bahasa, maka Hymes (1875:103) menyatakan

alih kode itu bukan hanya terjadi antarbahasa, tetapi dapat juga terjadi antara ragam-

ragam atau gaya-gaya yang terdapat dalam suatu bahasa.

Campur kode (code-mixing) adalah interferes atau penggunaan satuan

bahasa dari satu bahasa ke bahasa lain untuk memperluas gaya bahasa atau ragam

bahasa, termasuk didalamnya pemakaian kata, klausa, idiom, sapaan.

Msayarakat Desa Muktisari cukup unik karena alih kode dan campur kode

karap sekali terjadi. Karena dalam berkomunikasi terjadi persentuhan bahasa jawa

dan sunda. Hal itu dapat kami lihat saat melakukan penelitian. Pada saat

mewawancarai pemupuh I yaitu bapak Diro Sudiro terjadi keunikan yaitu awalnya

kamui mewawan beliau menggunakan bahasa Indonesia.kami menanyakan berbagai

macam pertanyaan sesuai dengan yang ada didaftar tanyaan. Saat beliau mengalami

kesulitan mengenai bahasa jawa kata Geraham tiba-tiba ada staf kelurahan yang

dating. Ia berasal dari Sunda maka terjadi percakapan antara bapak Sudiro dengan

staf 1 dan staf tersebut juga kurang mengetahui. Selanjutnya datang staf ke-2 yang

berasal dari jawa maka bapak sudiro berubah yang tadinya menggunakan bahasa

sunda menjadi bahasa jawa. Setelah mendapatkan jawabannya ia berbicara

menggunakan bahasa Indonesia kembali.

Saat berbicara dengan staf ke-2 bapak Sudiro juga menggukan campur kode

misalnya saat ia mengatakan. “lamun kepala bahasa jawane apa?” kata lamun

merupakan serpihan dari bahasa sunda dan sisanya merupakan bahasa jawa.

Alih kode juga terjadi saat mewawancarai pemupuh kedua yaitu bapak

Harimun. Beliau berusia 55 tahun dan keturunan jawa yang tinggal di Desa

Muktisari. Saat mewawancarai beliau datang bapak Supratman yang usianya lebih

muda yaitu 55 tahun. Untuk menghormati beliau bapak Supratman menggunakan

bahasa Jawa dan bercampur dengan bahasa Indonesia. Ditengah wawancara datang

bapak Eman yang Sunda tulen dan tidak dapat berbicara bahasa sunda maka bapak

Harimun dan bapak Supratman mengubah bahasa mereka menjadi bahasa sunda dan

Page 10: LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN DI KELURAHAN …blogs.unpad.ac.id/kklsastraindonesiaunpad/files/2010/12/KKL... · Disusun untuk memnuhi tugas Mata kuliah Kuliah Kerja Lapangan Pada

bercampur bahasa Indonesia. Jadi kalau diteliti dalam proses tersebut mengalami dua

kali proses alih kode. Alih kode yang pertama disebabkan karena bapak Supratman

menghormati bapak harimun dan alih kode yang kedua disebabkan oleh pengertian

atau tenggang rasa terhadap bapak Eman yang tidak mengerti bahasa Jawa.

2.3 Kosakata Desa

Bahasa yang dipakai masyarakat Desa Muktisari ada 3 bahasa yaitu bahasa

Indonesia, Sunda dan Jawa. Tetapi yang dominan dalam pergaulan mereka

menggunakan bahasa Sunda dan Jawa. Oleh karena itu masyarakat Desa Muktisari

menguasai bahasa Sunda dan Jawa. Berikut ini merupakan beberapa contoh bahasa

yang digunakan oleh masayarakat Desa Muktisari.

Page 11: LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN DI KELURAHAN …blogs.unpad.ac.id/kklsastraindonesiaunpad/files/2010/12/KKL... · Disusun untuk memnuhi tugas Mata kuliah Kuliah Kerja Lapangan Pada

Data I

No Glosarioum Diro Sudiro Harimun

Bahasa Sunda Bahasa

Jawa

Bahasa Sunda Bahasa

Jawa

001 Kakek* Aki Simbah/

mbah

kakung

Aki Kaki

002 Nenek* Nini Mbah putri Nini Nini

003 Ayah* Bapak Rama Bapa Bapa

004 Ibu*# Ema Biung Ibu Ibu/simbo

005 Paman tua Uwa pakde Ua Pakde

006 Paman muda Paman Mamang Lilik

007 Bibi tua Bibi Mbok de Bibi Uwa/ bude

008 Bibi muda* Bibi Bule

009a Laki-laki# Lalaki Lanang Pameget Lanang

009b Perempuan Awewe Wadon Istri Wadon

010 Kakak laki-

laki

Lanceuk Kakang Akang Kakang

011 Kakak

perempuan*

Eceu Mbakyu Ceu-ceu/ eceu Yayu

012 Adik laki-laki Adi Ade Ujang Dek

013 Adik

perempuan

Ade Neng/nyai Dek

014 Anak Budak Anak Putra Putra

015 Keponakan

tua

Ipar Ipe Alo Keponakan

016 Keponakan

muda

Alo Keponakan Keponakan

017 Cucu Incu Putu Incu Putu

018 Suami Salaki Bojo Caroge/salaki Suami

Page 12: LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN DI KELURAHAN …blogs.unpad.ac.id/kklsastraindonesiaunpad/files/2010/12/KKL... · Disusun untuk memnuhi tugas Mata kuliah Kuliah Kerja Lapangan Pada

019 Istri# Pamajikan Bojo Istri Bojo

020 Mertua Mitoha Mertua Mitoha Mertua

021 Menantu Minantu Mantu Menantu Menantu

022 Besan Besan Besan Besan Besan

023 Ipar Ipar Ipe Ipar Ipe/grepean

024a Penggilan

untuk anak

lk*

Asep Tole Ujang/asep -

024b Panggilan

untuk anak

pr*

Neng Gendok Neng -

024c Tiri# Budak tere Kewalon Anak tere Anak walon

025a Nama# Ngaran Jenengan Ngaran/ nami Jeneng

026 Pegawai desa Pamong Pamong Pedamel desa Pedamel

desa

027 Pesuruh di

desa*

Pamong Pamong Juru kebon

028 Kepala desa Kuwu Lurah Kuwu Lurah

029 Kepala

kampung*

Kadus Kadus Golongan Golongan

030 Juru tulis Juru tulis Carik Kaur Carik

031 Penghulu Naid Penghulu Naïf Amil

032 Peronda Ronda Randa Ronda Ronda

033a Dukun

beranak

Paraji Dukun bayi Indung berang Dukun bayi

033b Dukun sunat Paraji sunat Dukun

sepit

Tukang khitan Dukun sepit

033c Arisan* Arisan Arisan Arisan Arisan

034 Selamatan

(kenduri)*

Ngariung Kenduren Riungan Kenduri

Page 13: LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN DI KELURAHAN …blogs.unpad.ac.id/kklsastraindonesiaunpad/files/2010/12/KKL... · Disusun untuk memnuhi tugas Mata kuliah Kuliah Kerja Lapangan Pada

035 Kerja bakti Kerja bakti Kridan Keridan Keridan

036 Kepala# Hulu Endas Sirah Sirah

037 Otak# Otak Otak Otak Utek

038a Kening Tarang Batuk Kening Kening

038b Mata# Panon Meripat Panon Meripat

038c Bulu mata Bulu mata Idep Bulu panon Idep

039 Air mata# Cai mata Uluh Cai panon Eluh

040a Hidung Irung Cungur Irung Irung

041 Mulut# Sungut Cangkem Baham Cangkem

042a Air ludah# Ciduh idoh Ciduh Idoh

042b Dahak# Rehak Riak Rehak Riyak

043 Bibir Biwir Bibir Biwir Lambe

044 Gigi Huntu Untu Huntu Untu

045a Geraham Careham Gugusi Baham

046 Lidah Letah Ilat Letah Ilat

047 Telinga Ceuli Kuping Celi Kuping

048a Leher Beuheung Gulu Beheung Gulu

049 Pundak Tak tak Pundak Taktak Pundak

050 Belikat Walikat Welikat Belikat Centongan

051a Jari tangan Ramo Driji Ramo Cericih

tangan

052a Ibu jari Jempol Driji Jempol Jempol

053 Telunjuk Curuk Penunjuk Curuk Teriji

054a Jari tengah Jajngkung Jajangkung

055 Jari manis Jari manis Jari manisa - Jentik

manis

056 Kelingking Cingir Jentik Cingir Jentik

057 Tangan Leungeun Tangan Lengeun

058 Telapak

tangan

Talapak

leungeun

Telapak

Page 14: LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN DI KELURAHAN …blogs.unpad.ac.id/kklsastraindonesiaunpad/files/2010/12/KKL... · Disusun untuk memnuhi tugas Mata kuliah Kuliah Kerja Lapangan Pada

059 Kuku Kuku Kuku Kuku Kuku

060a Kaki Suku Sikil Siku Sikil

060b Paha Pingping Pupu Pingping Pupu

061 Lutut# Tuur Dengkul Tuur Dengkul

062 Betis Bitis Kempol Bitis Kempol

063 Tulang kering Bincurang Gares Gares

064 Mata kaki Mumuncangan Ento-ento Mumuncangan Ento-ento

065a Telapak kaki Talapak suku Telapakan Dampal suku Tealapakan

065b Tulang Tulang Balung Tulang Balung

067 Rambut Buuk Rambut Buuk Rambut

068 Alis Halis Alis Halis Alis

069a Darah# Getih Getih Getih Getih

070 Sumsum# Sumsum Sumsum Sumsum Sumsum

071 Jantung Jantung Jantung Jantung Jantung

072 Hati# Hate Ati Hate Ati

Data II

No Glosarioum

Supratman Eman Sulaeman

Bahasa Sunda Bahasa

Jawa

Bahasa Sunda Bahasa

Jawa

001 Kakek* Aki Bahasa

Jawa

Aki

002 Nenek* Nini Kaki Nini

003 Ayah* Bapa Nini Bapak

004 Ibu*# Ibu Bapa Ema

005 Paman tua Ua Ibu/simbo Uwa

006 Paman muda Mamang Pakde Emang

007 Bibi tua Bibi Lilik Bibi

008 Bibi muda* Uwa/ bude

Page 15: LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN DI KELURAHAN …blogs.unpad.ac.id/kklsastraindonesiaunpad/files/2010/12/KKL... · Disusun untuk memnuhi tugas Mata kuliah Kuliah Kerja Lapangan Pada

009a Laki-laki# Pameget Bule Pameget

009b Perempuan Istri Lanang Awewe

010 Kakak laki-laki Akang Wadon Akang

011 Kakak

perempuan*

Ceu-ceu/ eceu Kakang Teteh

012 Adik laki-laki Ujang Yayu Adi

013 Adik

perempuan

Neng/nyai Dek Nyai

014 Anak Putra Dek Anak

015 Keponakan tua Alo Putra Alo

016 Keponakan

muda

Keponakan Keponakan Alo

017 Cucu Incu Cucu

018 Suami Caroge/salaki Putu Punraka

019 Istri# Istri Suami Neng

020 Mertua Mitoha Bojo Mertua

021 Menantu Menantu Mertua Minantu

022 Besan Besan Menantu Besan

023 Ipar Ipar Besan Akang

024a Penggilan

untuk anak lk*

Ujang/asep Ipe/grepean Ujang

024b Panggilan

untuk anak pr*

Neng - Eneng

024c Tiri# Anak tere - -

025a Nama# Ngaran/ name Anak walon Nami

026 Pegawai desa Pedamel desa Jeneng Aparat

027 Pesuruh di

desa*

Juru kebon Bujang

028 Kepala desa Kuwu Pedamel

desa

Kepala desa

Page 16: LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN DI KELURAHAN …blogs.unpad.ac.id/kklsastraindonesiaunpad/files/2010/12/KKL... · Disusun untuk memnuhi tugas Mata kuliah Kuliah Kerja Lapangan Pada

029 Kepala

kampong*

Golongan Lurah Kepala dusun

030 Juru tulis Kaur Golongan Juru tulis

031 Penghulu Naïf Carik

032 Peronda Ronda Amil Amil

033a Dukun beranak Indung berang Ronda ronda

033b Dukun sunat Tukang khitan Dukun bayi indung

beurang

033c Arisan* Arisan Dukun sepit Bengkong

034 Selamatan

(kenduri)*

Riungan Arisan arisan

035 Kerja bakti Kenduren Kenduri Kenduren

036 Kepala# Keridan Kerigan Kridan

037 Otak# Otak Sirah Sirah

038a Kening Kening Utek Otak

038b Mata# Panon Kening Lieur

038c Bulu mata Bulu panon Meripat Panon

039 Air mata# Cai panon Idep Bulu mata

040a Hidung Irung Eluh Cai panon

041 Mulut# Baham Irung Irung

042a Air ludah# Ciduh Cangkem Mulut/ bahang

042b Dahak# Rehak Idoh Ciduh

043 Bibir Biwir Riyak Reuhak

044 Gigi Huntu Lambe Biwir

045a Geraham Gugusi Untu Huntu

046 Lidah Letah Baham Gugusi

047 Telinga Celi Ilat Letah

048a Leher Beheung Kuping Ceuli

049 Pundak Taktak Gulu Beuheung

050 Belikat Belikat Pundak Pundak

Page 17: LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN DI KELURAHAN …blogs.unpad.ac.id/kklsastraindonesiaunpad/files/2010/12/KKL... · Disusun untuk memnuhi tugas Mata kuliah Kuliah Kerja Lapangan Pada

051a Jari tangan Ramo Centongan Kelek

052a Ibu jari Jempol Cericih

tangan

Ramo

053 Telunjuk Curuk Jempol Jempol

054a Jari tengah Jajangkung Teriji Curuk

055 Jari manis - Jentik manis Jajangkung

056 Kelingking Cingir Jentik Jari manis

057 Tangan Lengeun Cingir

058 Telapak tangan Leungeun

059 Kuku Kuku Kuku Dampal

060a Kaki Siku Sikil Kuku

060b Paha Pingping Pupu Suku

061 Lutut# Tuur Dengkul Pingping

062 Betis Bitis Kempol Tuur

063 Tulang kering Gares Betis

064 Mata kaki Mumuncangan Ento-ento Mumuncangan

065a Telapak kaki Dampal suku Tealapakan Talapak

065b Tulang Tulang Balung Tulang

067 Rambut Buuk Rambut Buuk

068 Alis Halis Alis Alis

069a Darah# Getih Getih Getih

070 Sumsum# Sumsum Sumsum Sumsum

071 Jantung Jantung Jantung Jantung

072 Hati# Hate Ati Hate

Page 18: LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN DI KELURAHAN …blogs.unpad.ac.id/kklsastraindonesiaunpad/files/2010/12/KKL... · Disusun untuk memnuhi tugas Mata kuliah Kuliah Kerja Lapangan Pada

Data III

No Glosarioum Yani Mulyani Siska, Harti, dan

Maryanti

Bahasa

Sunda

Bahasa Jawa Bahasa

Sunda

Bahasa

Jawa

001 Kakek* Aki/bapak

kolot

Kaki Akung

002 Nenek* Enne/nenek/

nini

Si mbok/uti Uti,mba

h

003 Ayah* Bapak Bapake Ayah,ba

pa

004 Ibu*# Mamah/emm

i/mimih

Mamah/emmi

005 Paman tua Uwah Pakde Uwa

006 Paman muda Mang Lilik Mamang

007 Bibi tua Wak istri Bude Uwa

008 Bibi muda* Bibi Buk lilik Bibi

009a Laki-laki# Pamenggeut Cah lanang Lalaki

009b Perempuan Istri Wedon Awewe

010 Kakak laki-laki Aa,aang Aang/kakang/

mas

Aang

011 Kakak

perempuan*

Teteh Yayuk Teteh Yayu

012 Adik laki-laki Manggil

nama/ayi

Adek

013 Adik perempuan Manggil

nama/ayi

Adek

014 Anak Manggil Manggil

Page 19: LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN DI KELURAHAN …blogs.unpad.ac.id/kklsastraindonesiaunpad/files/2010/12/KKL... · Disusun untuk memnuhi tugas Mata kuliah Kuliah Kerja Lapangan Pada

nama nama

015 Keponakan tua Adek/aak Kakange

016 Keponakan muda Adek/aak Kakage

017 Cucu Manggil

nama

Manggil

nama

018 Suami Aak/bapak Mas Salaki

019 Istri# Teteh/mama

h

bapak Bojo

020 Mertua Mitoha Mamawe Mitoha

021 Menantu Minantu Mantu Minantu

022 Besan Manggil

nama

besanan Besan Besan

023 Ipar Adi

beuteung

Ipar Aa/teteh

024a Penggilan untuk

anak lk*

Ujang,ncep Lek/mas Adek

024b Panggilan untuk

anak pr*

Neng Ndo Neng

024c Tiri# Tere Kawalon/wal

on

025a Nama# Nami Jenong

026 Pegawai desa Tergantung

jabatan

027 Pesuruh di desa* Pesuruh -

028 Kepala desa Pa kuhu/bu

kuhu

-

029 Kepala kampong* Pagolongan Golongan

030 Juru tulis Pak ulis Carik

031 Penghulu Amil/naib Amil

032 Peronda Tukang Tukang

Page 20: LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN DI KELURAHAN …blogs.unpad.ac.id/kklsastraindonesiaunpad/files/2010/12/KKL... · Disusun untuk memnuhi tugas Mata kuliah Kuliah Kerja Lapangan Pada

siskamling siskamling

033a Dukun beranak Paraji/indun

g beurang

Dukun bayi

033b Dukun sunat Mantri

(orang

puskesmas)

Bengkok

033c Arisan* Arisan/rutina

n

Arisan

034 Selamatan

(kenduri)*

Hajat Hajatan

035 Kerja bakti Kridun Kridan

036 Kepala# Sirah Endose

037 Otak# Utek Polo

038a Kening Tarang

(babatok)

Batoke Tarang/taar

038b Mata# Panon Mata Panon

038c Bulu mata Bulu panon Bulu mata Halis

039 Air mata# Cai panon - Cai panon

040a Hidung Irung

(pangambun

g)

Cumur Irung Irung

041 Mulut# Biwir congor Lambai

042a Air ludah# Ciduh Ludah Ciduh

042b Dahak# Rehak Riak Rehak

043 Bibir Biwir/wawos Cungur

044 Gigi Gigi Gigi Huntu

045a Geraham Tulang

rahang

-

046 Lidah Letah Lidah Letah

047 Telinga Cepil Cepil

Page 21: LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN DI KELURAHAN …blogs.unpad.ac.id/kklsastraindonesiaunpad/files/2010/12/KKL... · Disusun untuk memnuhi tugas Mata kuliah Kuliah Kerja Lapangan Pada

048a Leher Beuheung Gulu Beher/beheu

ng

049 Pundak Taktak Pundak

050 Belikat Punduk Cecentong

051a Jari tangan Ramo Tangan Panangan

052a Ibu jari Jempol Jempol

053 Telunjuk Curuk Telunjuk

054a Jari tengah Jajangkung Jari tengah

055 Jari manis Jari manis -

056 Kelingking Cinggir Kalingking Jentik

057 Tangan Palengan Tangan

058 Telapak tangan Telapah

tangan

Tangan

059 Kuku Kuku Kuku

060a Kaki Sampean Kaki Suku

/sampean

060b Paha Pingping Paha Pingping

061 Lutut# Tuur Dengkul Tuur

062 Betis Bitis Betis

063 Tulang kering Bitis -

064 Mata kaki Mumuncang

an

Kaki

065a Telapak kaki Dampal Dampal

065b Tulang Tulang Balung Balung

067 Rambut Buuk Rambut

068 Alis Halis Alis

069a Darah# Getih Didih/darah Getih

070 Sumsum# Sum-sum -

071 Jantung Jantung Jantung

072 Hati# Hate Ati Ati

Page 22: LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN DI KELURAHAN …blogs.unpad.ac.id/kklsastraindonesiaunpad/files/2010/12/KKL... · Disusun untuk memnuhi tugas Mata kuliah Kuliah Kerja Lapangan Pada

2.4 Perbandingan Data

Dari ke-3 data di atas terlihat bahwa hamper setiap informan mempunyai 2

bahasa yaitu jawa dan sunda. Selain itu setiap bahasa mempengaruhi masing-masing

penggunya. Bahasa pertama yang dikuasai seseorang akan mempengaruhi bahasa

keduanya. Begitu juga sebaliknya. Hal itu terjadi pada informan ke-2 yaitu Bapak

Harimun ketika di rumah ia menggunakan bahasa Jawa, saat berinteraksi dengan

mayarakat ia menggunkan bahasa Sunda dan Jawa. Di tempat kerja ia juga

menggunkana bahasa sunda dan jawa. Sedangkan bahasa yang ia kuasai adalah

bahasa jawa. Sehingga bahasa jawa banyak mempengaruhi bahasa sunda yang ia

kuasai. Miasalnya kata hidung dalam bahasa sunda adalah “Irung” dan bahsa jawa

“cungur” tetapi hidung menurut Bahak Harimun tetap “irung” baik dalam bahasa

sunda maupun jawa. Selain kata hidung pada kata kerja bakti dan kepala Bapak

harimun juga mengatakan kata yang sama “kridan dan sirah”.

Tetapi hal itu tidak berlaku untuk bapak Sudiro (Cipto). Beliau sama halnya

dengan Bapak Harimun menguasai dua bahasa tetapi pengaruh yang timbul terhadap

bahasa pertama mempengaruhi bahasa kedua tidak tampak dalam kosa kata tetapi

pada pengucapakan kata “t” dan “d” misalnya saat beliau mengucapkan kata “ento-

ento dan kridan” dalam bahasa jawa huruf “t” pada kata “ento-ento” dibaca “th”

layaknya orang bali.

Page 23: LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN DI KELURAHAN …blogs.unpad.ac.id/kklsastraindonesiaunpad/files/2010/12/KKL... · Disusun untuk memnuhi tugas Mata kuliah Kuliah Kerja Lapangan Pada

BAB III

DATA SASTRA (FOLKLOR)

3.1 Upacara Sakral: Ruwatan Hajat Bumi/Suraan

Desa Muktisari kecamatan Langensari setiap tahunnya masih rutin

mengadakan upacara Ruwatan Hajat Bumi. Hal ini didasarkan atas pengalaman para

petani yang mengalami kerusakan hasil panen padi yang ditanamnya. Setelah dibuat

upacara Ruwatan ini, maka hasil panen membaik. Oleh sebab itu, tujuan

dilaksanakannya upacara hajat bumi ini adalah untuk menolak bala saat memulai

kegiatan menanam padi. Nama Suraan diambil dari waktu pelaksanaan Hajat Bumi

yang dilakukan pada bulan Muharam yang dalam kebudayaan Sunda disebut bulan

Sura, dan dalam adat jawa disebut bulan Suro.

Segala bentuk pelaksanaan upacara ini difasilitasi oleh pemerintah kelurahan

Muktisari bergotong royong dengan warga setempat. Karena hampir seluruh warga

yang berkumpul, maka dipasanglah blandongan (tenda beratap seng), serta panggung

untuk Dalang Kasepuhan dan acara hiburan. Makanan dibawa dari warga setempat

yang menyumbang dan dimakan bersama-sama pula di kantor kelurahan tersebut.

Upacara ruwatan ini dipimpin oleh Dalang Kasepuhan. Dalang Kasepuhan ini

adalah dalang khusus yang hanya memimpin upacara penolak bala ini, ia tidak

bermain untuk acara hiburan. Dalang Kasepuhan ini biasanya diwariskan

berdasarkan keturunan. Tapi yang memimpin tetap dalang yang sudah berusia di atas

45 tahun.

Prosesi acara ini dimulai dengan memakai salah satu tokoh wayang Batara

Kala yang sifatnya merusak. Kemudian sesaji disiapkan, sesaji itu antara lain adalah

alat-alat pertanian, padi, buah-buahan, sayur-sayuran dan air mantra. Air mantra ini

diambil dari tujuh sumur yang ada di daerah Muktisari. Kemudian ditempatkan pada

wadah sebuah dandang yang terbuat dari tembaga. Wadah ini adalah salah satu

syarat, jadi tidak bisa digantikan. Air tersebut kemudian dibacakan mantra dan di

bawa ke aliran irigasi. Kemudian air tersebut dituangkan sedikit di tempat aliran air

irigasi agar tercampur dengan aliran irigasi pada area persawahan setempat.

Kemudian sisanya disimpan dan bias dipakai berkali-kali oleh para petani.

Page 24: LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN DI KELURAHAN …blogs.unpad.ac.id/kklsastraindonesiaunpad/files/2010/12/KKL... · Disusun untuk memnuhi tugas Mata kuliah Kuliah Kerja Lapangan Pada

Walaupun Kelurahan Muktisari masih berada di wilayah Jawa Barat, namun

upacara ini sebagian besar memakai bahasa Jawa sebab upacara ini berasal dari

kebudayaan keraton yang dibawa dari penduduk pendatang dari Jawa Tengah.

Upacara ini boleh didatangi oleh segala usia dan jenis kelamin. Jadi terbuka

untuk umum. Acara ruwatan ini memakan waktu paling lama dari acara pukul 09.00

sampai pukul 16.00. Pada malam harinya kemudian diadakan acara hiburan berupa

wayang kulit. Yang memimpin bukan Dalang Ksepuhan, melainkan dalang yang

khusus untuk acara hiburan. Acara wayang kulit ini pun memakai bahasa Jawa.

Cerita yang dibawakan biasanya yang berhubungan dengan padi dan pertanian. Lama

kelamaan, para pemuka agama setempat mengusulkan agar setelah acara ruwatan ini

diadakan acara pengajian. Oleh karena itu kini setiap tahunya setelah acara ruwatan

ini diselang pertunjukan wayang kulit dan pengajian.

Meskipun setiap tahunnya pada petani rutin mengadakan upacara ini, namun

dalam bekera mengolah sawah para petani juga sudah menggunakan alat-alat

pertanian yang modern untuk memudahkan. Jadi sifat ketradisionalan dan modern

dapat seimbang.

3.2 Ritual Menjelang Kelahiran Bayi

Menurut narasumber yang kami wawancarai, proses kelahiran sama halnya

seperti proses kelahiran biasanya. Tetapi, tidak menutup kemungkinan adanya sedikit

perbedaan. Karena daerah yang kami teliti termasuk perbatasan Jawa Tengah dan

Jawa Barat, tepatnya kota Banjar, kecamatan Langensari, kelurahan Muktisari.

Kecamatan Langensari memakai 3 bahasa, yaitu bahasa Sunda, Jawa, dan Indonesia.

Dalam proses kelahiran, seorang perempuan yang sedang mengandung masih

wajar merasakan ngidam, dan tidak ada ritual-ritual khusus yang dilakukan. Dari usia

kandungan satu bulan sampai tiga bulan tidak ada upacara-upacara yang dilakukan.

Pada usia kandungan 4 bulan, barulah ada satu ritual yang dilakukan. Ritual

itu dinamakan dengan „Hajat 4 Bulan‟. Berupa syukuran berbentuk „yasinan‟, tapi,

sebelum yasinan ada pengajian dulu. Yang menarik disini, hajatan dilangsungkan

pada tanggal 4, 14, 24. Tetapi, biasanya dilakukan pada tanggal akhir bulan.

Page 25: LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN DI KELURAHAN …blogs.unpad.ac.id/kklsastraindonesiaunpad/files/2010/12/KKL... · Disusun untuk memnuhi tugas Mata kuliah Kuliah Kerja Lapangan Pada

Setelah usia kandungan menginjak 7 bulan, dilakukan hajatan yang sama

seperti pada saat usia kandungan 4 bulan. Bedanya, pada bulan ke 7, syukuran dan

pengajian itu dilakukan pada tanggal 7, 17, dan 27. Biasanya hajatan itu dilakukan

pada tanggal 17, dan tanggal 27 mengadakan upacara yang disebut „nujuh bulanan‟.

Acara ini proses memandikan perempuan yang hamil. Dengan air dari gentong yang

berisi bunga-bunga. Orang yang memandikannya adalah pihak keluarga. Biasanya

tersedia kendi dengan ukiran bahasa Arab, yang didalamnya terdapat uang recehan

dan akan dipecahkan oleh si suami.

Setelah melahirkan, pihak keluarga mengadakan Akeqah, dan pemberian

nama. Semua itu dilakukan setelah 36 hari dari lahir, atau biasa disebut 1 selapan.

Tidak ada penambahan upacara-upacara setelah itu. Syarat akeqah sama, 2 ekor

domba / sapi untuk bayi perempuan, dan 1 ekor untuk bayi laki-laki.

3.3 Ritual yang Dilakukan Jika Terjadi Kematian

Dalam hal kematian, para penduduk kelurahan Muktisari tidak melakukan

ritual-ritual tertentu yang mungkin dianggap menyimpang.

Apabila ada seorang penduduk yang sedang menanti ajalnya, para penduduk

lain hanya bisa mendoakannya saja. Dengan cara datang ke rumah orang yang

sakarotul maut itu.

Sesudah orang itu meninggal, jenazahnya langsung dimandikan. Tapi,

penduduk yang memandikannya khusus, penduduk kelurahan Muktisari

menyebutnya dengan nama „Amil‟. Jadi, tidak sembarangan orang yang boleh

memandikan jenazah, selain Amil. ( tidak ada alasan tertentu mengenai itu,

pembicara menyebutnya sebagai pewarisan saja ).

Setelah dimandikan, jenazah dikafani. Ada paradigma khusus mengenai

mengafani jenazah pada penduduk Muktisari. Pembicara menyebutnya bahwa itu

merupakan sebuah symbol pertanggung jawaban. Artinya, si janazah hatus dalam

keadaan bersih dan suci. Untuk itu, ada sedikit hal yang berbeda. Ucapan akan

kebenaran mengenai urusan si jenazah semasa hidupnya dipertanggung jawabkan

sebelum jenazah dikafani. Menurut pembicara, itu menimbulkan bahwa setidaknya

Page 26: LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN DI KELURAHAN …blogs.unpad.ac.id/kklsastraindonesiaunpad/files/2010/12/KKL... · Disusun untuk memnuhi tugas Mata kuliah Kuliah Kerja Lapangan Pada

jenazah itu sudah sedikit suci karena urusan semasa dia hidup sudah dipertanggung

jawabkan ( setidaknya ada pihak yang mewakilkan ).

Setelah dikafani, jenazah langsung dikuburkan. Setelah proses penguburan,

barulah pertanggun jawaban tentang utang piutang diucapkan. Setelah itu, pada

malam harinya diadakan prosesi tahlilan pertama yang biasa diucapkan oleh

penduduk Muktisari dengan „sadugna‟. Setelah itu, tujuh malam membacakan yasin.

Terus tahlilin lagi saat menginjak kurun waktu dari kematian 40 hari. Dari 7 hari ke

40 hari setiap malam jumat diadakan tahlilan khusus ( tidak ada alasan tertentu ).

Setelah itu, „nytus ( 100 ) hari‟, „mendak sakali ( 1 tahun )‟, dan „nguis nguisi ( 1000

hari )‟. Tidak ada alasan tertentu mengapa dinamakan seperti itu.

Setelah itu, ada ritual yang disebut „Ngijing‟ ( makam dibuat permanen ).

Setelah dibuat permanen ada hajatan atau syukuran ngijing ( bagi yang mampu ).

3.4 Kesenian Daerah

1. Kuda Lumping

2. Di kecamatan Langensari khususnya kelurahan Muktisari, terdapat sebuah

kesenian yang mungkin kita juga sudah lazim mendengarnya. Ya, kesenian

itu dinamakan „kesenian kuda lumping‟. Kuda lumping biasa disebut juga

Joko Turangga Jaya.

Di kelurahan Muktisari, jenis kesenian ini sudah tidak dimainkan lagi sampai

tahun 2006. Setelah tahun 2006, para penduduk mulai memainkan kembali

jenis kesebian ini. Di daerah Muktisari, pendiri dari kesenian ini adalah

Santa.

Peralatan yang yang digunakan untuk mengiringi kesenian ini antara lain.

Gamelan, terompet, kuda lumping / kepang, kostum seperti baju wayang.

Kesenian ini dimainkan kurang lebih oleh 14 orang, dan yang menjadi

penabuh 15 orang. Jenis kesenian ini bisa dimainkan oleh semua jenis

kalangan, baik dari segi umur maupun kasta.

Terlebih dahulu diadakan ritual-ritual. Yang pertama adalah ritual mendem.

Ritual mendem adalah ritual pengambilan roh. Dimana pengambilan roh ini

diambil oleh Panimbul ( orang yang memanggil roh ). Roh ini disebut Indang.

Page 27: LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN DI KELURAHAN …blogs.unpad.ac.id/kklsastraindonesiaunpad/files/2010/12/KKL... · Disusun untuk memnuhi tugas Mata kuliah Kuliah Kerja Lapangan Pada

Alasan kenapa ritual ini dilakukan adalah karena ini sudah menjadi ciri khas

dan sudah tradisi. Kesenian ini diatur oleh Panimbul. Hanya Panimbul yang

bisa menentukan jenis roh apakah yaang nantinya akan masuk ke dalam raga

seorang pemain kuda lumping.

3. Pongdut (Jaipong dangdut)

Pondut adalah kesenian campuran antara jaipong dan dangdut yang memakai

alat musik kendang. Pemain pongdut yang terkenal adalah Bapak Eli Suherli.

Pongdut biasanya diadakan untuk hiburan pada acara syukuran, pernikahan,

dan hari besar. Namun para penonton pongdut ini seringkali sulit

dikendalikan. Oleh karena itu pongdut sempat dilarang, sekarang sudah

diperbolehkan kembali namun tidak boleh dilakukan pada malam hari.

4. Pencak Silat

5. Wayang Kulit

6. Wayang Golek

7. Hadroh

8. Paduan Suara

9. Orkes Melayu

4.5 Sastra Lisan

Sastra lisan yang ada di daerah ini adalah cerita tentang tokoh Mbah Kyai

Sanusi dan Mbah Madjalikin. Kedua tokoh yang diceritakan ini berperan

membangun desa Muktisari. Mbah Kyai Sanusi berperan membangun Masjid dan

Mbah Madjalikin membangun Jalan. Makam kedua tokoh ini ada di Muktisari.

Kebiasaan penduduk setempat, apabila hendak ziarah ke makam wali songo, maka

sebelumnya harus berziarah ke makam kedua tokoh tersebut.

Page 28: LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN DI KELURAHAN …blogs.unpad.ac.id/kklsastraindonesiaunpad/files/2010/12/KKL... · Disusun untuk memnuhi tugas Mata kuliah Kuliah Kerja Lapangan Pada

BAB IV

DATA KEBUDAYAAN

4.1 Keadaan Sosial Budaya di Kelurahan Muktisari

Kelurahan Muktisari merupakan salah satu kelurahan dari induk kecamatan

Langensari, kota Banjar. Adapun kecamatan Langensari sendiri merupakan salah

satu kecamatan di Jawa Barat yang langsung berbatasan dengan Jawa Tengah

sehingga terjadi akulturasi bahasa dan budaya di dalamnya. Oleh karena itulah,

sebuah penelitian dilakukan untuk mengetahui bagaimana keadaan sosial budaya

masyarakat di daerah transisi tersebut.

4.2 Data Statistik Kelurahan Muktisari

Berikut ini akan ditampilkan data statistik mengenai kelurahan Muktisari.

Data ini dimabil langsung dari lapangan dalam bentuk daftar tanya.

a. Keterangan tentang Titik Pengamatan

Nama Desa : Muktisari

Kecamatan : Langensari

Kabupaten : Ciamis

Provinsi : Jawa Barat

b. Situasi Kebahasaan

Sebelah timur desa berbahasa : Ds. Waringinsari, Sunda-Jawa

Sebelah barat desa berbahasa : Ds. Langensari, Sunda-Jawa

Sebelah utara desa berbahasa : Ds. Langensari, Sunda-Jawa

Sebelah selatan desa berbahasa: Kec. Lakbok, Sunda-Jawa

c. Situasi Geografis

Letak : perkotaan

Morfologi : dataran

d. Penduduk

Pria: 3205 jiwa (49%)

Wanita : 3292 jiwa (51%)

Jumlah : 6497 jiwa

Page 29: LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN DI KELURAHAN …blogs.unpad.ac.id/kklsastraindonesiaunpad/files/2010/12/KKL... · Disusun untuk memnuhi tugas Mata kuliah Kuliah Kerja Lapangan Pada

Di bawah 20 tahun: 2589 jiwa (39,5%)

Antara 20-40 tahun: 1857 jiwa (29%)

Di atas 40 tahun : 2051 jiwa (31,5%)

Mayoritas etnik : etnik Jawa 3378 jiwa (52%)

Minoritas etnik : etnik Batak 5 jiwa (1%)

e. Mata Pencarian

Dalam data yang telah ditemukan, jumlah data untuk bertani dan buruh

merupakan jumlah akumulatif. Begitu juga untuk data Pegawai negeri dan

Pegawai Swasta.

Bertani dan Buruh: 558

Nelayan : -

Peg. Negeri &Swasta: 265

Berdagang : 301

f. Pendidikan

SD : 1821 orang

SMP : 1085 orang

SMA : 631 orang

Perguruan Tinggi: 163 orang

Untuk lulusan Madrasah Ibtidaiyah, Tsanawiyah, dan Aliyah, menurut

informan yang ada rata-rata lembaga tersebut bukan secara resmi menjadi

lembaga pendidikan. Lembaga tersebut masih berupa pengajaran-pengajaran

yang dilakukan di masjid.

g. Agama

Islam : 6462 orang

Kristen (Katolik-Protestan): 35 orang

Hindu : -

Buddha : -

h. Hubungan ke Luar

Lancar. Sering sekali diadakan pertemuan dengan desa lain satu minggu

sekali.

i. Prasaran Hubungan

Page 30: LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN DI KELURAHAN …blogs.unpad.ac.id/kklsastraindonesiaunpad/files/2010/12/KKL... · Disusun untuk memnuhi tugas Mata kuliah Kuliah Kerja Lapangan Pada

Sepeda, angkot, kuda, sepeda motor, ojek. Yang paling mendominasi adalah

sepeda. Mobil dan sepeda motor belum mendominasi. Begitu juga dengan

angkot, di Muktisari sendiri ada satu trayek jurusan yang melewati jalan

Muktisari, yakni trayek 01 Langensari-Banjarsari

j. Usia Desa

Desa Muktisari sudah ada antara 50-100 tahun yang lalu (sejarah terlampir di

subbab berikutnya).

k. Sejarah Desa

Untuk mengetahui sejarah Desa Muktisari, kami mewawancarai beberapa

orang informan yang masing-masing telah menjadi seseorang yang

“dituakan” dan telah lama tinggal di Desa Muktisari tersebut. Adapun

informan-informan tersebut yang paling menguasai dengan pasti mengenai

sejarah Desa Muktisari Bapak Citro atau Bpk. Diro Sudiro. Informan ini telah

sejak kecil tinggal di desa Muktisari sehingga kejelasan tentang sejarah ini

tidak dapat diragukan lagi.

4.3 Hasil data berdasarkan wawancara dengan Bapak Diro Sudiro

Desa Muktisari sudah ada sejak zaman Penjajahan Jepang. Pada waktu itu

nama desa itu bernama desa Pataruman. Pada tahun 1970, desa Pataruman kemudian

dipecah menjadi dua desa, yakni:

a. Desa Mulyasari

b. Desa Langensari

Sejak zaman Jepang, desa tersebut sangat luas wilayahnya hingga ke Banjar.

Namun ketika desa tersebut dipecah menjadi dua desa, batas desa itu sendiri dibatasi

oleh Sungai Citanduy sebagai batas antara Provinsi Jawa Barat dan Provinsi Jawa

Tengah.

Desa Langensari pun dibagi lagi menjadi lima desa yang menjadikan desa

Langensari menjadi desa induk yang membawahi lima desa. Lima desa itu

diantaranya:

Page 31: LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN DI KELURAHAN …blogs.unpad.ac.id/kklsastraindonesiaunpad/files/2010/12/KKL... · Disusun untuk memnuhi tugas Mata kuliah Kuliah Kerja Lapangan Pada

a. desa Rejasari

b. desa Kujang

c. desa Bojongkantong

d. desa Wainginsari. Dan

e. desa Langensari.

Pada tahun 1984 desa Langensari, hasil pencahan dari desa induk Langensari,

dipecah lagi menjadi dua desa, yakni desa Langensari dan desa Muktisari. Penggagas

nama “Muktisari” pada waktu itu ialah Alm. Bpk. Wagino (mantan Kepdes), Bpk.

Yusuf Sidik, Bpk. H. Karna Suyana, dan Bpk. Sudar. Tercetuslah desa tersebut

bernama desa Muktisari yang merupakan gabungan dari dua kata, yakni Mukti dan

Sari. Mukti sendiri diambil dari bahasa Jawa yang artinya sejahtera, sedangkan kata

Sari diambil dari nama desa induk, Langensari agar memiliki satu kesamaan dengan

desa induknya. Sejak saat itulah, nama Muktisari ditetapkan sebagai nama desa

tersebut.

Pada waktu itu sempat terjadi perdebatan antara dua kelompok yang

mengatasnamakan dengan nama “Kelompok Jumat dan Kelompok Senin” mengenai

batas-batas desa Muktisari dengan desa Langensari. Kelompok Jumat menginginkan

bahwa daerah pasar masuk ke daerah induk, yakni Langensari. Pendapat kelompok

Jumat ini ditentang oleh kelompok Senin yang mengungkapkan bahwa batas antara

desa Muktisari dengan Langensari dipisahkan oleh rel kereta. Hasil dari perdebatan

itu yakni menetapkan bahwa batas antara desa Muktisari dengan desa induk

Langensari dipisahkan oleh rel kereta.

Tahun 1986, desa Muktisari dibagi menjadi dua dusun. Hanya terjadi

ketidakefektifan ketika pembagian Muktisari menjadi dua dusun. Akhirnya

disepakati kembali bahwa desa Muktisari dibagi lagi menjadi tiga dusun, yakni

dusun Langen yang terletak di sebelah timur Muktisari, dusun Babakan yang terletak

di sebelah tengah, dan dusun Sidamukti yang terletak di sebelah barat.

Pada bulan Januari tahun 2008, dimana otonomi daerah mulai merambah ke

setiap wilayah pedesaan, maka desa Muktisari kemudian berganti status dari desa

menjadi kelurahan, yakni kelurahan Muktisari dan desa induk Langensari berubah

status menjadi kecamatan Langensari yang membawahi enam kelurahan. Maka

Page 32: LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN DI KELURAHAN …blogs.unpad.ac.id/kklsastraindonesiaunpad/files/2010/12/KKL... · Disusun untuk memnuhi tugas Mata kuliah Kuliah Kerja Lapangan Pada

sampai sekarang, setelah adanya otonomi-otonomi daerah dan pemekaran wilayah,

maka keluarahan Muktisari saat ini memiliki tiga dusun dan memiliki 31 Rukun

Tetangga dan 6 Rukun Warga.

4.4 Keadaan Sosial dan Budaya di Muktisari

Seperti yang telah kita ketahui, letak geografis kelurahan Muktisari terletak di

antara provinsi Jawa Barat dan Jawa Tengah. Hal itu mengakibatkan adanya

akulturasi budaya di daerah tersebut. Pencampuran tersebut menjadikan daerah

Muktisari termasuk daerah transisi.

Di kelurahan Muktisari itu sendiri, sangat jelas terlihat bagaimana

pencampuran kedua budaya itu dalam kehidupan masyarakatnya. Dimulai dari

bahasa yang digunakan sampai upacara-upacara adat. Hanya tidak ada sesuatu yang

khas yang menjadikan kelurahan Muktisari berbeda dengan kelurahan lain di

Langensari. Semuanya sama.

Keadaan sosial masyarakat Muktisari rata-rata merupakan keturunan dari

Jawa dan Sunda. Seringkali terdapat satu orang yang ternyata ibu atau ayahnya

berasal dari Jawa ataupun sebaliknya. Rata-rata mereka menikah beda suku, yakni

suku Sunda dengan suku Jawa. Meskipun di desa ini yang mendominasi adalah suku

Jawa, namun kebudayaan yang sering dipakai cenderung menggunakan budaya

Sunda. Kita tengok ke belakang bagaimana dulu orang Sunda masuk ke daerah ini.

Muktisari pada dulunya dihuni oleh orang Jawa karena memang daerah ini

berbatasan langsung dengan provinsi Jawa Tengah. Seiring dengan berjalannya

waktu, orang-orang Sunda mulai berdatangan ke Muktisari dan menyebabkan

penduduk Jawa ada yang sebagian pindah ke wilayah yang lebih menjorok ke Jawa

Tengah. Maka jadilah penduduk Muktisari ini ada yang orang Sunda ada juga yang

orang Jawa.

Rata-rata orang Muktisari bilingual. Mereka mampu berbahasa Jawa dan

mampu juga berbahasa Sunda. Hal ini dikarenakan karena garis keturunan dari orang

tuanya pun menggunakan bahasa ibu yang berbeda. Kami temui di lapangan, ada

masyarakat yang sedang mengobrol menggunakan bahasa Sunda, lalu muncul

seseorang menyapa mereka dengan menggunakan bahasa Jawa, maka secara

Page 33: LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN DI KELURAHAN …blogs.unpad.ac.id/kklsastraindonesiaunpad/files/2010/12/KKL... · Disusun untuk memnuhi tugas Mata kuliah Kuliah Kerja Lapangan Pada

automatis kedua orang yang sedang mengobrol itu menggunakan bahasa Jawa. Hal

ini biasa disebut dengan alih kode. Namun, tidak semua orang Muktisari bilingual.

Jika suatu orang yang ternyata garis keturunannya berasal dari suku Jawa kedua

orangtuanya, maka ia pun fasih menggunakan bahasa Jawa dalam kesehariannya.

Tetapi karena budaya Muktisari itu bilingual, mau tidak mau ia pun harus dituntut

untuk bisa berbahasa Sunda.

Bapak Wahyudin Ngarif, salah seorang informan yang kami wawancarai

perihal keadaan di desa Muktisari ini termasuk salah satu penduduk yang lebih fasih

menggunakan bahasa Jawa. Namun ia pun tidak menampik bahwa ia juga mengerti

sedikit dan bisa mengucapkan bahasa Sunda hanya masih belum lancar. Hal ini

dikarenakan karena kedua orangtuanya orang Jawa. Ia mengaku lebih fasih

menggunakan bahasa Jawa, dan bahasanya Sundanya cenderung kurang bagus.

Kami sempat mewawancarai beliau yang berprofesi sebagai seorang petugas

Kesmas di kelurahan Muktisari yang juga merangkap sebagai Amil Kematian. Dari

wawancara dengan beliau, kami mendapat informasi bahwa masyarakat Muktisari

selalu menggunakan dua budaya. Dan kebudayaan Sunda selalu lebih banyak

dipakai. Contohnya, jika ada pernikahan antara orang Jawa dengan orang Sunda,

adatnya selalu menggunakan adat Sunda. Tetapi tidak berarti adat Jawa ditinggalkan,

adat Jawa pun seringkali dipakai, hanya yang lebih sering dipakai ialah adat Sunda.

Begitu pun dalam hal kematian, upacara yang digunakan adalah pencampuran

antara adat Sunda dengan adat Jawa. Menurut kesaksian beliau, ketika proses

penguburan selesai selalu melakukan penaburan bunga ditambah dengan jangung

kering dan kedelai kering. Menurutnya, ikut ditaburinya jagung dan kedelai kering

ialah sebagai simbol bahwa segala sesuatu akan mengering dan kembali ke asalnya

(mati dan masuk ke alam kubur) namun selalu akan bermunculan tunas-tunas baru

untu meneruskan si jagung dan kedelai yang telah kering tersebut. Dan ada juga

prosesi membelah kelapa muda, sari kelapanya dituankan di atas pusara bersama-

sama dengan gula merah. Selalu terjadi pencampuran budaya antara budaya Sunda

dengan budaya Jawa di Muktisari namun hal itu tidak menimbulkan kesenjangan

sosial di kelurahan Muktisari. Masyarakatnya, meskipun merupakan mayarakat

transisi, tetap menjaga keharmonisan dalam berinteraksi dengan sekitarnya.

Page 34: LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN DI KELURAHAN …blogs.unpad.ac.id/kklsastraindonesiaunpad/files/2010/12/KKL... · Disusun untuk memnuhi tugas Mata kuliah Kuliah Kerja Lapangan Pada

Ciri khas yang tampak pada masyarakat Muktisari menurutnya ialah pada

pemakian budaya pada setiap upacara. Orang-orang Jawa ketika mengadakan

upacara menggunakan adat Sunda, dan orang-orang Sunda pun cenderung

menggunakan adat Sunda dan adat Jawa.

Secara geografis, kelurahan Muktisari sudah mengalami perkembangan yang

signifikan dibanding dengan kelurahan lain di Langensari. Hal ini kami dapatkan

ketika kami membandingkan keadaan desa dengan kelompok lain yang tenyata jauh

lebih berkembang kelurahan Muktisari. Secara singkat, keluarahan Muktisari sudah

berangsur-angsur menjadi kota. Setelah masuknya listrik pada tahun 1987, perlahan-

lahan Muktisari memasuki kemodernan. Kini, telah masuk pula jaringan internet

sehingga di Muktisari banyak terdapat warnet. Untuk aparatur desa pun kini serba

komputer. Di Muktisari pun telah ada servis komputer dan studio band. Jalan

protokol telah diaspal yang memang menjadi jalan alternatif menuju Banjar dan

Pangandaran. Di batas keluarahan Muktisari dan Langensari yang dibatasi oleh rel

kereta api, sedang dibangun sebuah fly over yang beton-beton penyangganya telah

dipancang. Menurut salah seorang informan, pembangunan fly over tersebut

merupakan perwujudan dari keinginan masyarakat Langensari agar transportasi

menjadi lebih aman saat melintasi rel kereta yang tidak berpalang.

Di Muktisari juga sudah ada laundry dan beberapa kantin sate. Hanya

menurut pemiliknya, usaha kantin seperti itu di Muktisari kurang mendapat respon

Dario masyarakatnya sehingga kantin itu pun cenderung sepi. Waralaba seperti

Indomaret pun telah ada di depan pasar induk.

Untuk kegiatan perdagangan, ada pasar induk Langensari yang letaknya di

kelurahan Muktisari. Pasar inilah dulu yang menjadikan perdebata mengenai batas-

batas desa seperti yang telah dijelaskan di atas. Hanya keberadaan pasar induk ini

tidak setiap hari buka. Pasar induk ini hanya buka pada hari senin, rabu, dan sabtu.

Menurut pak Citro, nantinya pasar ini akan buka setiap hari.

Meskipun sudah menjadi berkembang, namun masyarakatnya masih

bersahaja. Hal ini terlihat dari sebagian besar masyarakat Muktisari masih

menggunakan sepeda sebagai alat transportasi. Tua, muda, laki-laki, perempuan,

anak sekolah pun kebanyakan menggunakan sepeda. Yang menggunakan sepeda

Page 35: LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN DI KELURAHAN …blogs.unpad.ac.id/kklsastraindonesiaunpad/files/2010/12/KKL... · Disusun untuk memnuhi tugas Mata kuliah Kuliah Kerja Lapangan Pada

motor hanyalah tukang ojek, pegawai kelurahan dan guru-guru. Sekolah yang telah

didirikan di Muktisari te;ah ada dua, yakni SMP PGRI I Muktisari dengan SD N

Muktisari 2. Ketika kami berkunjung ke lapangan, para anak sekolah di sana sudah

mulai mengenal internet dan tidak lagi ketinggalan zaman. Uniknya, meskipun

teknologi telah brekembang di sini, anak-anak masih banyak yang melakukan

permainan-permainan tradisional ketika mengisi waktu senggangnya.

Kebudayaan dan kesenian tradisional di Muktisari hampir sama dengan

daerah lainnya. Tidak ada legenda atau donegn apapun yang menjadi ciri khas

Muktisari. Di Muktisari ini sendiri berdiri perkumpulan pencak silat “Sangga buana”

pada tahun 1992 yang didirikan oleh bapak Kastaman yang sempat menjadi informan

kami juga. Lalu perkumpulan kesenian kuda lumping “Joko Turonggo Jaya” yang

pemain-p[emainnya rata-rata orang Sunda. Dalam dua perkumpulan ini dikenal ada

istilah “mendem” yakni dalam bahasa Sunda berarti teu eling atau tidak sadar, yakni

para pemainnya ketika mementaskan permainannya selalu hilang kendali dan hilang

kesadaran.

Pemnetasan wayang pun di Muktisari menjadi beragam. Jika di Jawa Barat

berupa wayang golek, sedang di Jawa Tengah berupa wayang kulit, maka di

Muktisari kedua-duanya sering dipentaskan tergantung orang yang mengadakan

pementasan tersebut keturunan mana.

Ada satu kesenian di Muktisari yang telah punah, yakni kesenian Manoréng.

Manoréng adalah kesenian sandiwara yang berasal dari Jawa. Kepunahan ini

disebabkan karena tidak adanya regenerasi kesenian tersebut. Meskipun terjadi

akulturasi budaya Jwa dengan budaya Sunda, masyarakatnya merupakan penganut

agama Islam yang kuat. Pada malam Jumat selalu diadakan pengajian Yasinan yang

diadakan sehabis maghrib sampai Isya.

Adapun desa Muktisari merupakan daerah gudang pangan, yakni penghasil

gula kelapa, beras, dan pisang yang telah dijual ke setiap daerah baik di Jawa Barat

maupun di Jawa Tengah.

Page 36: LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN DI KELURAHAN …blogs.unpad.ac.id/kklsastraindonesiaunpad/files/2010/12/KKL... · Disusun untuk memnuhi tugas Mata kuliah Kuliah Kerja Lapangan Pada

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Dari uraian-uraian yang telah dikemukakan pada bab-bab sebelumnya, dapat

ditarik kesimpulan bahwa masyarakat Desa Muktisari dilihat dari gaya hidup dan

kebudayaannya merupakan kampung adat yang memang tidak menutup rapat akan

berbagai hal yang datang dari luar. Selain itu masyarakat Desa Munktisari ini masih

memegang kuat akan keyakinan yang telah diwariskan oleh nenek moyangnya yang

diturunkan secara turun temurun. Kekeluargaan, gotong royong, menjadikan

masyarakat setempat hidup rukun dan tentram.

Peranan pemerintah dan berbagai pihak sangat dibutuhkan dalam usaha

pelestaraian budaya yang merupakan aset bernilai tinggi terhadap kelestarian dan

perkembangan kebudayaan.

Hambatan yang kami hadapi selama mengikuti kuliah kerja lapangan ini yaitu

keterbatasan waktu yang diberikan kepada kami untuk memupu data yang kami

butuhkan.

5.2 Saran

Adapun saran kami untuk kegiatan kuliah kerja lapangan ini agar masa yang

akan datang dapat merencanakan waktu yang cukup matang sehingga apa yang kita

harapkan dapat terwujud dengan baik.

Page 37: LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN DI KELURAHAN …blogs.unpad.ac.id/kklsastraindonesiaunpad/files/2010/12/KKL... · Disusun untuk memnuhi tugas Mata kuliah Kuliah Kerja Lapangan Pada

DAFTAR PUSTAKA

Ayatrohaedi. 1978. Dialektologi Suatu Pengantar. Jakarta. Pusat Pembinaan

dan Pengembangan Bahasa.

Chaer, Abdul Chaer dan Leonie Agustina.2004. Sosiolinguistik (Perkenalan

Awal). Jakarta: Rineka Cipta.

Djadjasudarma, T.F dan Idat Abdulwahid. 1994. Gramatika Sunda dan

Tatabasa Sunda. Bandung

Danandjaja, James. 1991. Folklor Indonesia Ilmu Gosip, Dongeng, dll.

Jakarta. PT. Pustaka Utama Grafiti.

Ekadjati, Edi S. 1995. Kebudayaan Sunda. Jakarta. Pustaka Jaya.

Mustafa, H. Hasan. 1985. Adat Istiadat Orang Sunda. (Terjemahan Hj.

Maryati Sastrawidjaja). Bandung.

Sastrawidjaja, Maryati, dkk. 1995. Antologi Puisi Sunda. Lembaga Penelitian

Universitas Padjadjaran. Fakultas Sastra Unpad

Suhamihardja, A. Suhandi. 1993. Pola Hidup Masyarakat Indonesia.

Bandung. Fakultas Sastra Unpad

Wellek & Warren. 1989. Teori Kesusastraan. (Diterjemahkan oleh Melanie

Budianata). Jakarta: Gramedia

Rusyana, Yus. 1981. Carita Rakyat Nusantara. (Himpunan Makalah Tentang

Cerita Rakyat). Bandung. Fakultas Keguruan Sastra dan Seni IKIP Bandung.

Page 38: LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN DI KELURAHAN …blogs.unpad.ac.id/kklsastraindonesiaunpad/files/2010/12/KKL... · Disusun untuk memnuhi tugas Mata kuliah Kuliah Kerja Lapangan Pada

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Keterangan Mengenai Informan

a. Wahyudin Ngarif

Nama : Wahyudin Ngarif

Usia : 32 tahun

Tempat Lahir : Dusun Langenpojok Ds. Muktisari Kec. Langensari

Kota Banjar, Jawa Barat

Pendidikan : Madrasah Aliyah PGII Banjar

Pekerjaan : Staf Kesmas (Kesejahteraan Masyarakat) di kantor

kelurahan Muktisari

Tinggal di desa ini sejak tahun: 1978 (sejak lahir)

Pernah bepergian ke luar desa : jarang (dulu ke Malaysia)

Bahasa yang digunakan

Di rumah : bahasa Jawa,

Di mayarakat : bahasa Sunda, Jawa

Di tempat kerja : bahasa Sunda, Jawa

Di perjalanan : bahasa Sunda, Jawa

Bahasa yang dikuasai : Bahasa Jawa

b. Diro Sudiro (Bpk Citro)

Nama : Diro Sudiro

Usia : 60 tahun

Tempat Lahir : Dusun Langen Ds. Muktisari Kec Langensari Kota

Banjar, Jawa Barat

Pendidikan : SMP

Pekerjaan : Kasi Pemerintahan di kantor kelurahan Muktisari

Tinggal di desa ini sejak tahun: 1941 (sejak kecil)

Pernah bepergian ke luar kota : jarang

Bahasa yang digunakan

Di rumah : Sunda

Page 39: LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN DI KELURAHAN …blogs.unpad.ac.id/kklsastraindonesiaunpad/files/2010/12/KKL... · Disusun untuk memnuhi tugas Mata kuliah Kuliah Kerja Lapangan Pada

Di mayarakat : bahasa Sunda, Jawa

Di tempat kerja : bahasa Sunda, Jawa

Di perjalanan : bahasa Sunda, Jawa

Bahasa yang dikuasai : Bahasa Jawa

c. Kastaman

Nama : Kastaman

Usia : 78 tahun

Tempat Lahir : Dusun Ranjirata Ds. Cimari Kec Cikoneng Kab.

Ciamis, Jawa Barat

Pendidikan : SR

Pekerjaan : Keamanan di kelurahan Muktisari

Tinggal di desa ini sejak tahun: 1952

Pernah bepergian ke luar kota : sering (sebulan sekali ke Bandung)

Bahasa yang digunakan

Di rumah : Sunda

Di mayarakat : bahasa Sunda, Jawa

Di tempat kerja : bahasa Sunda, Jawa

Di perjalanan : bahasa Sunda, Jawa

Bahasa yang dikuasai : Bahasa Jawa

d. Nama: Harimun

Umur: 55 tahun

Jenis kelamin: Lk

Pendidikan: SMP

Pekerjaan: Pegawai desa

Agama: Islam

Kampung: Langenan

Rt/Rw: 02/04

Kelurahan: Muktisari

Kecamatan: Langensari

Kota: Banjar

Bahasa yang dikuasai : Bahasa Jawa

Page 40: LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN DI KELURAHAN …blogs.unpad.ac.id/kklsastraindonesiaunpad/files/2010/12/KKL... · Disusun untuk memnuhi tugas Mata kuliah Kuliah Kerja Lapangan Pada

e. Nama: Supratman

Umur: 50 tahun

Jenis kelamin: Lk

Pendidikan: SMP

Pekerjaan: Pegawai desa

Agama: Islam

Kampung: Babakan

Rt/Rw: 04/08

Kelurahan: Muktisari

Kecamatan: Langensari

Kota: Banjar

Bahasa yang dikuasai : Bahasa Sunda

f. Nama: Eman Sulaiman

Umur: 31 tahun

Jenis kelamin: Lk

Pendidikan: D3 ekonomi

Pekerjaan: Wiraswasta

Agama: Islam

Kampung: Babakan

Rt/Rw: 04/03

Kelurahan: Muktisari

Kecamatan: Langensari

Kota: Banjar

Bahasa yang dikuasai : Bahasa Sunda

g. Nama: Yani Mulyani

Umur: 32 tahun

Jenis kelamin: Pr

Pendidikan: S1 UPI Bandung

Pekerjaan: Guru IPS terpadu SMP N 4 Banjar

Agama: Islam

Page 41: LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN DI KELURAHAN …blogs.unpad.ac.id/kklsastraindonesiaunpad/files/2010/12/KKL... · Disusun untuk memnuhi tugas Mata kuliah Kuliah Kerja Lapangan Pada

Kampunng: Babakan

Rt/Rw: 04/03

Kelurahan: Muktisari

Kecamatan: Langensari

Kota: Banjar

Bahasa yang dikuasai : Bahasa Sunda

h. Nama: Siska, Harti, dan Maryanti

Umur: 15 tahun

Jenis kelamin: Pr

Pendidikan: SMP

Pekerjaan: Pelajar

Agama: Islam

Kampung: Langensari

Kelurahan: Muktisari

Kota: Banjar