13
LAPORAN PENDAHULUAN HIPERTENSI Stase Keperawatan Gawat Darurat Hendra Permana 12 NS 277002

LAPORAN PENDAHULUAN Hipertensi

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: LAPORAN PENDAHULUAN Hipertensi

LAPORAN PENDAHULUAN

HIPERTENSI

Stase Keperawatan Gawat Darurat

Hendra Permana

12 NS 277002

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS

STIKes MUHAMMADIYAH CIAMIS

2012

Page 2: LAPORAN PENDAHULUAN Hipertensi

A. PENGERTIAN

Tekanan darah adalah tekanan di dalam pembuluh arteri ketika darah

dipompa oleh jantung ke seluruh anggota tubuh.

Tekanan darah dapat dilihat dengan mengambil dua ukuran dan biasanya ditunjukkan

dengan angka seperti berikut : 120 /80 mmHg. Angka 120 menunjukkan tekanan pada

pembuluh arteri ketika jantung berkontraksi. Disebut dengan tekanan sistolik. Angka

80 menunjukkan tekanan ketika jantung sedang berelaksasi. Disebut dengan tekanan

diastolik.(www. Fortune Star Indonesia/Health/Info Penyakit/Hipertensi (Tekanan

Darah Tinggi).htm)

Hipertensi adalah sebagai tekanan persisten dimana tekanan sistoliknya diatas

140 mmHg dan tekanan diastolik diatas 90 mmHg. Pada manula, hipertensi

didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan tekanan diastolik 90 mmHg.

(KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH EDISI 8 VOL. 2)

Hipertensi adalah tekanan darah tinggi yang bersifat abnormal dengan

tekanan sistolik yang lebih dari 140 mmHg atau diastolik lebih dasri 90 mmHg.

(mansjoer, 1999)

Klasifikasi hipertensi

*. Berdasarkan tipenya:

a. hipertensi sistolik: tekanan sistolik >140 mmHg

b. hipertensi diastolik: tekanan diastolik > 90 mmHg

dibedakan menjadi:

a) ringan : TD diastolik 90-104 mmHg

b) sedang: TD diastolik 105-114 mmHg

c) berat : TD diastolik >115mmHg

*. Berdasarkan derajat keparahannya:

a. HT maligna : peningkatan TD ekstrim disertai dengan papil edema

b. HT benigna : HT tanpa komplikasi yang berlangsung lama.

B. ETIOLOGI

Hipertensi dapat diklasifikasikan menjadi 2 jenis yaitu:

1. Hipertensi primer atau esensial (95 % kasus hipertensi) yang penyebabnya

tidak diketahui

Page 3: LAPORAN PENDAHULUAN Hipertensi

2. Hipertensi sekunder (5 % kasus hipertensi) yang dapat disebabkan oleh

penyakit ginjal, penyakit endokrin, penyakit jantung, gangguan anak ginjal,

dll.

Faktor-faktor resiko yang dapat menimbulkan terjadinya Hipertensi adalah:

1. Keturunan

2. Usia

3. Berat Badan

4. Konsumsi Garam

5. Ras

6. Pola makan dan gaya hidup

7. Aktivitas olahraga

C. PATOFISIOLOGI (brunner & suddarth, 2002)

1. Hipertensi primer

merangsang

Dirangsang o/

emosi

Pelepasan norepineprin

Vasokontriksi pemb. Darah

Pelepasan norepineprin

System saraf simpatis

Vasokontriksi pemb. Darah

Pelepasan norepineprin

Merangsang kelenjar adrenal

Penurunan darah ke ginjal

Angiotensinogen II

Angiotensinogen I

Pelepasan renin

Merangsang aldosteron pada korteks adrenal

Page 4: LAPORAN PENDAHULUAN Hipertensi

2. Hipertensi pada manula (brunner & suddarth, 2002)

D. PEMERIKSAAN PENUNJANG (brunner & suddarth, 2002)

1. urinalisa

2. darah lengkap

3. kimia darah

4. Na+

5. Kreatinin

6. Gula darah puasa

7. Kolesterol total

8. EKG

Penurunan curah jantung & peningkatan tahanan periver

Aorta dan arteri besar bekurang kemampuannya dalam akomodasi vol. Darah yang dipompa o/ jantung

Perubahan structural pemb. Darah

Peningkatan vol. intra vaskuler

TD MENINGKAT

TD MENINGKAT

Page 5: LAPORAN PENDAHULUAN Hipertensi

E. PENATALAKSANAAN MEDIS (brunner & suddarth, 2002)

Pada HT primer ditujukan langsung u/ menurunkan TD, pada HT skunder ditujukan

pada penyebabnya.

1. nonfarmakologik : menurunkan BB, diet modifikasi, hindari stress, berhenti

merokok, olah raga.

2. Farmakologis : diuretik (tiazid, furosemide)

Vasodilatator (hidralazine)

Adrenergik inhibitor ogents (propanol, timonol)

Aceinhibitor (captopril)

Calsium antagonis (nifidipine, diltiazen)

F. ASUHAN KEPERAWATAN (Doenges, ME. 1999)

1. Pengkajian

*. Anamnesis

-. Nyeri

-. Pola aktivitas

-. Eliminasi

-. pernapasan

*. Pengkajian fisik

a. aktivitas/ istirahat

gejala: lemah, letih, napas pendek, gaya hidup monoton

tanda: -. frekwensi jantung meningkat

-. perubahan irama jantung

-. takipnea

b. sirkulasi

gejala: riwayat HT, arterosklerosis, penyakit jantung koroner/katub,

penyakit cerebrovaskuler

tanda: -. kenaikan TD

-. distensi vena jugularis, taki kardia

-. ekstermitas: perubahan warna kulit, kulit pucat, sianosis,

diforesis

c. eliminasi

gejala: gangguan ginjal saat ini/ yang lalu (spt infeksi

obstruksi) atau riwayat ginjal masa lalu

Page 6: LAPORAN PENDAHULUAN Hipertensi

d. nutrisi dan cairan

gejala: -. makanan yang disukai (tinggi garam, lemak,

olesterol, gula-gula yang berwarna hitam, tinggi kalori)

-. Mual & muntah

-. Perubahan BB (meningkat / turun)

-. Riwayat gangguan deuretik

Tanda: -. BB normal / obesitas

-. Adanya edema, distensi vena jugularis

-. Glukosria (hampir 10 % pasien HT adalah

diabetik)

e. neurosensori

gejala: -. Keluhan/ pening pusing

-. Sakit kepala suboksipitalis (saat bangun dan menghilang

secara spontan setelah beberapa jam)

-. Kelemahan pada satu sisi tubuh

-. Gangguan pengelihtan (diplopia, pengelihatan kabur)

-. Epitaksis

Tanda: -. Status mental, perubahan keterjagaan, orientasi, pola atau

isis bicara, proses pikir, memori (ingatan),

-. Respon motorik : penurunan kekuatan gengaman tangan

atau reflek tendon dalam,

-. Perubahan retinal optik : perubahan sklerorik

(edema/papil edema, eksudat dan hemoragik),

f. nyeri

gejala: -. angina (penyakit arteri koroner atau terlibatan jantung)

-. Nyeri hilang timbul pada tungkai

-. Sakit kepala oksipital

-. Nyeri abdomen

g. pernapasan

gejala: -. Dispnea yang berkaitan dengan aktivitas/ kerja

-. Tachipnea, ortopnea, dispnea nokturnal

-. Batuk dengan/ tanpa sputum

-. Riwayat merokok

Tanda: -. Distress respirasi/ penggunaan otot aksesori pernapasan

Page 7: LAPORAN PENDAHULUAN Hipertensi

-. Bunyi napas tambahan

-. sianosis

h. keamanan

gejala: -. gagguan koordinasi atau cara bejalan

-. Hipotensi postural

i. penyuluhan

gejala: -. Faktor-faktor resiko keluarga: HT, areteri sklerosisi, penyakit

jantung, DM, penyakit cerebrovaskuler, penyakit ginjal

-. Penggunaan obat hormonal, penggunaan obat-obatan, dan

alkohol.

2. Diagnosa keperawatan (Doenges, ME. 1999)

a. Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung b/d peningkatan after

load, vasokontriksi

b. intoleren aktivitas b/d kelemahan fisik, ketidak seimbangan antara suplai

dan kebutuhan O2

c. nyeri (akut), sakit kepala b/d peningkatan vaskuler cerebral

d. koping individu tidak efektif b/d metode koping tidak efektif

e. kurang pengetahuan mengenai kondisi b/d informasi yang tidak ade kuat

3. Intrvensi dan rasional

a. resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung b/d peningkatan after

load, vasokontriksi

Intervensi rasional

1.1 pantau TTV terutama TD

1.2 auskultasi tonus jantung & bunyi

napas

1.3 amati warna kulit, kelembaban,

suhu, dan masa pengisian kapiler

1.4 catat edema

1.5 berikan lingkungan yang tenang

1.1 untuk mengklasifikasikan HT

1.2 S4 : adanya hipertropi atrium

S3 : hipertrovi ventrikel

Krakles: mengidikasikan kongesti

paru terhadap terjadinya kongesti

jantung

1.3 menandakan vasokontriks dan

dekompensasi jantung

1.4 emng identifikasi gagal jantung,

kerusakan ginjal atau vaskuler

1.5 menurunkan rangsangan simpatis,

Page 8: LAPORAN PENDAHULUAN Hipertensi

1.6 anjurkan teknik relaksasi

1.7 berikan obat sesuai indikasi

1.8 pembatasan cairan dan diit Na+

sesuai indikasi

meningkatkan relaksasi

1.6 menurunkan stress dan membuat

efek tenang sehingga menurunkan

TD

1.7 menurunkan nyeri dan TD

1.8 nenangani retensi cairan sehingga

menuunkan TD

b. intoleren aktivitas b/d kelemahan fisik, ketidak seimbangan antara suplai

dan kebutuhan O2

intervensi rasional

2.1 kaji kemampuan klien untuk

melakukan tugas normal, catat laporan

kelelahan, keletihan, dan kesulitan

2.2 kaji kekuatan otot

2.3 awasi TTV selama aktivitas

2.4 berikan lingkungan tenang

2.1 mempengaruhi pilihan

intervensi/bantuan

2.2 indikator pemberian bantuan

kebutuhan

2.3 manivestasi kardiopulmonal dari

upaya jantung dan paru untuk

membawa jumlah O2 adekuat ke

jaringan

2.4 meningkatkan istirahat

c. nyeri (akut), sakit kepala b/d peningkatan vaskuler cerebral

intervensi rasional

3.1 mempertahankan tirah baring

selama fase akut

3.2 hilangkan/ minimalkan aktivitas

vasokontriksi (batuk, mngejan,

membungkuk)

3.3 berikan obat sesuai indikasi

3.1 menimalkan stimulus dan

menigkatkan relaksasi

3.2 aktivitas vasokontriksi

menyebabkan sakit kepala.

3.3 mengurangi nyeri dan head tension

d. koping individu tidak efektif b/d metode koping tidak efektif

intervensi rasional

Page 9: LAPORAN PENDAHULUAN Hipertensi

4.1 kaji kefekifan koping

4.2 bantu klien untuk mengidentifikasi

stressor spesifik dan strategi untuk

mengatasinya

4.3 beri dorongan emosional/ tujuan

hidup.

4.1 mengetahui mekanisme adaptif

untuk mengubahpola hidup seseorang

4.2pengenalan terhadap stressor ada;ah

langkah pertama dalam mengubah

respon seseorang terhadap stressor

4.3 memperbaiki keterampilan koping

DAFTAR PUSTAKA

Page 10: LAPORAN PENDAHULUAN Hipertensi

Doenges, ME., Moorhouse, MF., Geissler AC.,(1999),RENCANA ASUHAN

KEPERAWATAN EDISI 3,Ahli Bahasa: I Made Kariasa, S.Kp.; Ni Made Sumarwati, S.Kp.,

Jakarta: EGC Penerbit Buku Kedokteran;

Mansjoer, A., Triyanti, K., Savitri, R. Wardhani, WI., Setiowulan, W.,(1999),KAPITA

SELEKTA KEDOKTERAN EDISI TIGA JILID SATU, Jakarta:FKUI;

Prof.dr. Tjokronegoro,A., Ph.D., dr.Utama,H.,(1996),BUKU AJAR ILMU PENYAKIT

DALAM JILID I EDISI 3, Jakarta: FKUI